analisis dan implikasi paragraf

9
MAKALAH PARAGRAF II ANALISIS DAN IMPLIKASINYA Untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia Dosen Mata Kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia S!i Mul"ani Disusun oleh : Kelompok IV Kelas RIJ (Reguler) Universitas Indraprasta PGRI Teknik Inormatika

Upload: yusuf-budianto

Post on 04-Oct-2015

59 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

dibaca

TRANSCRIPT

MAKALAH PARAGRAF IIANALISIS DAN IMPLIKASINYA

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa IndonesiaDosen Mata Kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia : Sri Mulyani

Disusun oleh :Kelompok IV

Kelas RIJ (Reguler)

Universitas Indraprasta PGRITeknik Informatika

Kata pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi keguruan.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Jakarta 04 November 2012-

Penyusun

DAFTAR ISI

ANALISIS DAN IMPLIKASI PARAGRAF

Menurut kamus besar bahasa Indonesia analisaatauanalisisadalah kajian yang dilaksanakan terhadap sebuahbahasaguna meneliti struktur bahasa tersebut secara mendalam.

Selain itu, beberapa ahli ada pula yang memberikan pengertian analisis menurut sudut pandang mereka. Seperti pengertian analisis menurut Anne Gregory, menurutnya analisis merupapakan bagian awal dari sebuah tahap perencanaan. A. pengertian dan definisi analisis:Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhanMenurut Anne Gregory analisis adalah langkah pertama dari proses perencanaan.Menurut Dwi Prastowo Darminto & Rifka Julianty analisis merupakan penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri, serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan. Menurut Wiradi, analisis diartikan sebagai sebuah tindakan yang didalamnya termuat beberapa aktivitas seperti penguraian, pembedaan dan pemilahan sesuatu untuk kemudian digolongkan serta dikelompokkan kembali berdasar kriteria tertentu. Selanjutnya, dari proses tersebut dilakukan proses pencarian keterkaitan serta penafsiran makna dari setiap kriteria. Menurut Komaruddin, analisis meurpakan sebuah aktivitas berpikir untuk menguraikan sebuah masalah yang menyeluruh menjadi beberapa bagian. Dengan demikian dapat diketahui ciri-ciri dari setiap komponen tersebut, serta bagaimana hubungan yang ada pada masing-masing komponen beserta fungsinya sehinga bisa membentuk sebuah kesatuan yang memiliki makna baru.

Jadi dari peryataan dia atas untuk membuat suatu paragraf kita harus mengetahui informasi apa yang ingin di sampaikan dari paragraf tersebut, ide pokok atau permasalahan dari paragraf tersebut, cara penggunanan tata bahasa yang baik dan benar, menggunakan ejaan EYD, syarat-syarat paragraf yang baik, dan bagian-bagian yang harus dipenuhi dalamsebuah paragraf.

Struktur dari paragraf tersebut dan paragraf yang akan dibuat harus dapat mempunyai kepaduan antara paragraf yang lain. Kepaduan paragrafdapat terlihat melalui penyusunan kalimat secara logis dan melalui ungkapan-ungkapanpengait antar kalimat. Disini kita di tuntut agar mampu membuat suatu paragraph dengan baik danbenar sesuai dengan kaedahnya. Berikut cara yang baik dan benar dalam membuat paragraf:

Syarat-Syarat ParagrafParagraf yang baik harus memiliki ketentuan, yaitu kesatuan makna (koherensi) dan kepaduan paragraf.

1. Kesatuan Makna (Koherensi)

Sebuah paragraf dikatakan mengandung kesatuan makna jika seluruh kalimat dalam paragraf itu hanya membicarakan satu ide pokok, satu topik, atau satu masalah saja. Jika dalam sebuah paragraf terdapat kalimat yang menyimpang dari masalah yang sedang dibicarakan, berarti dalam paragraf itu terdapat lebih dari satu ide atau masalah.Perhatikan paragraf di bawah ini!

Sekitar 60 hektare tanaman padi di Desa Wates, Kecamatan Undaan, dan di Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus, serta sekitar 100 hektare di Kecamatan Gabus, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, diserang hama keong mas. Agar serangan keong mas tidak meluas, Kepala Bidang Pertanian Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Kudus Budi Santoso dan Kepala Dinas Peternakan dan Pertanian Kabupaten Pati Pujo Winarno, Selasa (18/4), meminta agar petani melakukan antisipasi lebih dini. Pujo Winarno, (di depan) petani di Desa Baleadi, Kecamatan Sukolilo, menyatakan ada sejumlah peternak mau membeli keong mas untuk dijadikan pakan itik.(Kilasan Daerah, Kompas, 19 April 2006, h. 24)Jika paragraf di atas kita cermati, nyatalah bahwa paragraf di atas membicarakan satu topik saja, yaitu serangan keong mas. Kalimat pertama membicarakan serangan keong mas pada tanaman padi di tiga kecamatan dalam dua daerah kabupaten di Jawa Tengah. Kalimat kedua membicarakan langkah pencegahan peluasan serangan hama keong mas. Kalimat ketiga membicarakan adanya peternak yang mau membeli keong mas.

2. Kesatuan Bentuk (Kohesi)

Kesatuan bentuk paragraf atau kohensi terwujud jika aliran kalimat berjalan mulus, lancar, dan logis. Koherensi itu dapat dibentuk dengan cara repetisi, penggunaan kata ganti, penggunaan kata sambung atau frasa penghubung antarkalimat.Perhatikan sekali lagi paragraf di bawah ini!

Sampah yang setiap hari kita buang sebenarnya dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu sampah organik, dan sampah anorganik. Sampah organik adalahsampah yang mudah membusuk. Contohnya, sisa makanan dan daun-daunan yang umumnya basah. Sampah anorganik adalah adalah sampah yang sulit atau tidak dapat membusuk. Contohnya, plastik, kaca, kain, karet, dan lain-lainnya.

Pengulangan atau repetisi kata kunci sampah, sampah organik, dan sampah anorganik membuat kalimat-kalimat dalam paragraf itu jalin-menjalin menjadi satu kesatuan paragraf yang padu. Penggunaan kata ganti -nya yang mengacu kepada sampah organik dan sampah anorganik selain menjalin kepaduan juga membuat variasi penggunaan kata untuk menghindarkan kebosanan pembacanya (Bandingkan jika kata ganti -nya dikembalikan ke kata acuannya, yaitu sampah organik dansampah anorganik).

Dalam penggunaan repetisi nama orang hendaknya dibuatkan variasinya dengan kata ganti, frasa, atau idiom yang merujuk ke pengertian yang sama untuk menghilangkan pembacanya. Perhatikan contoh penggunaan repetisi yang variatif dalam paragraf berikut ini!

Salah satu presiden yang unik dan nyentrik di dunia ini adalah Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Beliau dapat terpilih menjadi presiden walaupun mempunyai penglihatan yang tidak sempurna, bahkan dapat dikatakan nyaris buta.Presiden ke-4 Republik Indonesia ini di awal masa jabatannya terlalu sering melakukan kunjungan ke luar negeri sehingga mengundang kritik pedas terutama dari lawan politiknya. Kiai dari Jawa Timur tersebut juga sering mengeluarkan pernyataan yang kontroversial dan inkonsisten. Akibatnya, dia sering diminta untuk mengundurkan diri dari jabatannya. Namun, mantan ketua PBNU itu tetap tetap pada prinsipnya dan tidak bergeming menghadapi semua itu.Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia, (Jakarta: Insan Mulia), h. 154.

Dalam paragraf di atas, Presiden Abdurrahman Wahid digantikan dengan Gus Dur;Presiden ke-4 Republik Indonesia; Kyai dari Jawa Timur; dia; mantan ketua PBNU. Selain penggunaan kata gantinya, dalam paragraf di atas digunakan kata sambungbahkan dan kata kata penghubung antarkalimat akibatnya dan namun.

3. Kelengkapan(completeness)

Paragraf dikatakan lengkap apabila dibangun atas beberapa kalimat penjelas yang cukup untuk menunjang kejelasan kalimat topik. Paragraf dikatakan tidak lengkap apabila hanya dikembangkan dan diperluas dengan pengulangan-pengulangan, atau kurang memiliki kalimat penjelas yang memadai. Dengan demikian, paragraf yang mengandung unsur kelengkapan selalu dibangun atas beberapa kalimat, bukan satu atau dua kalimat. Paragraf yang hanya memiliki satu atau dua kalimat dapat membuat pembaca merasa kesulitan memahami makna detil dalam paragraf.

4. Urutan(orderly)

Urutan ini berhubungan dengan kalimat-kalimat yang membangun paragraf hendaknya memiliki urut-urutan ide secara logis. Syarat ini mirip dengan kepaduan. Hanya saja, untuk urutan, kalimat yang membangun paragraf hendaknya memiliki keruntunan.

Struktur Paragraf

Kalimat-kalimat yang membangun paragraf pada umumnya dapat diklasifikasikan atas dua macam, yaitu:

(1) kalimat topik atau kalimat utama, dan (2) kalimat penjelas atau kalimat pendukung.

Kalimat topik atau kalimat utama, biasanya ditempatkan secara jelas sebagai kalimat awal suatu paragraf. Kalimat utama ini kemudian dikembangkan dengan sejumlahkalimat penjelas sehingga ide atau gagasan yang terkandung kalam kalimat utama itu menjadi semakin jelas.

Ciri kalimat topik adalah:

1. mengandung permasalahan yang potensial untuk dirinci atau diuraikan lebih lanjut2. merupakan kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri3. mempunyai arti yang cukup jelas tanpa harus dihubungkan dengan kalimat lain4. dapat dibentuk tanpa bantuan kata sambung dan frasa transisi.

Ciri kalimat penjelas adalah:

1. (dari segi arti) sering merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri2. arti kalimat kadang-kadang baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain dalam paragraf3. pembentukannya sering memerlukan bantuan kata sambung dan frasa transisi4. isinya berupa rincian, keterangan, contoh, dan data lain yang mendukung kalimat topik

Kalimat-kalimat penjelas atau kalimat-kalimat bawahan itu menjelaskan kalimat topikdengan empat cara, yaitu:

1. Dengan ulangan, yaitu mengulang balik pikiran utama. Pengulangannya biasanya menggunakan kata-kata lain yang bersamaan maknanya (sinonimnya).2. Dengan pembedaan, yaitu dengan menunjukkan maksud yang dikandung oleh pikiran utama dan menyatakan apa yang tidak terkandung oleh pikiran utama.3. Dengan contoh, yaitu dengan memberikan contoh-contoh mengenai apa yang dinyatakan dalam kalimat topik.4. Dengan pembenaran, yaitu dengan menambahkan alasan-alasan untuk mendukung ide pokok. Biasanya kalimat pembenaran itu diawali/disisipi kata karena, sebab.