kesantunan paragraf

51
Mahasiswa diharapkan dapat memiliki pengetahuan tentang kesantunan membuat paragraf yang berprinsip pada kesatuan, kepaduan, dan kelengkapan. KESANTUNAN PARAGRAF 08/06/22 Khusnul Khotimah, Universitas 45 Surabaya

Upload: abril

Post on 14-Jan-2016

260 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

KESANTUNAN PARAGRAF. Mahasiswa diharapkan dapat memiliki pengetahuan tentang kesantunan membuat paragraf yang berprinsip pada kesatuan , kepaduan , dan kelengkapan. Menulis Paragraf. - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: KESANTUNAN PARAGRAF

Mahasiswa diharapkan dapat memiliki pengetahuan tentang kesantunan membuat paragraf yang berprinsip pada kesatuan, kepaduan, dan kelengkapan.

KESANTUNAN PARAGRAF

21/04/23Khusnul Khotimah, Universitas 45 Surabaya

Page 2: KESANTUNAN PARAGRAF

Menulis Paragraf

Paragraf merupakan bagian karangan yang terdiri atas beberapa kalimat yang berkaitan secara utuh dan padu serta membentuk satu kesatuan pikiran.

21/04/23

Page 3: KESANTUNAN PARAGRAF

Unsur Paragraf:Kalimat topik atau kalimat utama;

Kalimat pengembang atau kalimat penjelas;

Kalimat penegas;Kalimat, klausa, frasa, dan penghubung.

21/04/23Khusnul Khotimah, M.Pd @ Universitas 45 Surabaya

Page 4: KESANTUNAN PARAGRAF

Fungsi Utama Paragraf:

Untuk menandai pembukaan atau awal ide/gagasan baru,

Sebagai pengembangan lebih lanjut tentang ide sebelumnya, atau

Sebagai penegasan terhadap gagasan yang diungkapkan terlebih dahulu.

21/04/23Khusnul Khotimah, M.Pd @ Universitas 45 Surabaya

Page 5: KESANTUNAN PARAGRAF

Tahapan dalam Menulis

Tahap PrapenulisanTahap PenulisanTahap Pascapenulisan (Editing dan Revisi)

21/04/23

Tahap Prapenulisan Tahap ini merupakan fase perencanaan atau persiapan menulis. Langkah-langkah: Menentukan topik Mempertimbangkan maksud atau tujuan penulisan memperhatikan sasaran karangan (pembaca) mengumpulkan informasi pendukung mengorganisasi ide dan informasi menjadi kerangka karangan

Page 6: KESANTUNAN PARAGRAF

Tahap PrapenulisanTahap PenulisanTahap Pascapenulisan (Editing dan Revisi)

21/04/23

Tahap Penulisan Tahap ini merupakan fase pengembangan kerangka karangan menjadi karangan yang utuh dengan struktur: Awal karangan yang berfungsi untuk memperke – nalkan dan sekaligus menggiring pembaca terhadap pokok tulisan. Isi karangan yang menyajikan topik atau ide utama karangan, berikut hal-hal yang memper – jelas atau mendukung ide tersebut. Akhir karangan yang berfungsi untuk mengemba – likan pembaca pada ide-ide inti karangan melalui perangkuman atau penekanan ide-ide penting (simpulan dan saran)

Page 7: KESANTUNAN PARAGRAF

Tahap PrapenulisanTahap PenulisanTahap Pascapenulisan (Editing dan Revisi)

21/04/23

Tahap Pascapenulisan Tahap ini merupakan fase penghalusan dan penyempurnaan draft atau buram yang kita hasilkan. Kegiatan ini terdiri atas penyuntingan (editing) dan perbaikan (revisi) yang dapat berlangsung berkali-kali. Langkah-langkah editing dan revisi: membaca keseluruhan karangan; menandai hal-hal yang perlu diperbaiki, atau memberikan catatan bila ada hal-hal yang harus diganti, ditambah, disempurnakan;serta melakukan perbaikan sesuai dengan temuan saat penyuntingan.

Page 8: KESANTUNAN PARAGRAF

Persyaratan Paragraf yang Baik:

21/04/23Khusnul Khotimah, M.Pd @ Universitas 45 Surabaya

Page 9: KESANTUNAN PARAGRAF

Konjungsi Konjungsi intrakalimat:

dan, bersama, serta, tetapi, melainkan, atau, ataukah, sebab, karena, lantaran, hasilnya, akibatnya, akibat, demi, untuk, agar, biar, supaya, jika, jikalau, asalkan, kalau, sejak, ketika, sewaktu, saat, selama, sesudah, seusai, begitu, hingga, sungguhpun, meskipun, walaupun, sekalipun, kendatipun, biarpun, tanpa, dengan, bahwa, sehingga, maka, sampai, apabila, dll.

Konjungsi antarkalimat:Kemudian, bahkan, jadi, oleh karena itu, sesudah itu, setelah itu, kecuali, malahan, bahkan, bahwasannya, namun, sebaliknya, akan tetapi, meskipun demikian, sekalipun demikian, dll.

21/04/23Drs. Bahauddin Azmy, M.Pd @ PGSD UNIPA

Page 10: KESANTUNAN PARAGRAF

21/04/23Khusnul Khotimah, M.Pd @ Universitas 45 Surabaya

Pengertian dan Jenis Penalaran

Page 11: KESANTUNAN PARAGRAF

Penalaran (reasoning) adalah suatu proses berpikir dengan menghubung-hubungkan bukti, fakta, petunjuk atau eviden, ataupun sesuatu yang dianggap bahan bukti, menuju pada suatu kesimpulan.

ATAU Penalaran adalah proses berpikir yang

sistematis dan logis untuk memperoleh sebuah kesimpulan (pengetahuan atau pengalaman) dengan bahan berupa fakta, informasi, pengalaman atau pendapat para ahli (atoritas).

21/04/23

Page 12: KESANTUNAN PARAGRAF

21/04/23

Page 13: KESANTUNAN PARAGRAF

Penalaran Induktif

Penalaran Induktif

adalah suatu proses berpikir yang bertolak dari hal-hal

khusus menuju sesuatu yang

umum.

21/04/23

Page 14: KESANTUNAN PARAGRAF

Generalisasi atau PerampatanGeneralisasi atau perampatan adalah proses penalaran

yang bertolak dari sejumlah gejala atau peristiwa yang serupa untuk menarik kesimpulan mengenai semua atau sebagian dari gejala atau peristiwa itu.

Generalisasi dapat diturunkan dari gejala-gejala khusus yang diperoleh melalui pengalaman, observasi, wawancara, atau studi dokumentasi.

Sumbernya bisa berupa dokumen, statistik, kesaksian, pendapat ahli, peristiwa-peristiwa politik, sosial, ekonomi, atau hukum.

Dari berbagai gejala atau peristiwa itu, orang membentuk opini, sikap, penilaian, keyakinan, atau perasaan tertentu.

21/04/23

Page 15: KESANTUNAN PARAGRAF

Rambu-rambu Menguji Hasil Generalisasi

Apakah jumlah gejala atau peristiwa yang dijadikan dasar generalisasi tersebut cukup memadai?

Apakah gejala atau peristiwa yang digunakan sebagai bahan generalisasi merupakan contoh yang baik, yang dapat mewakili keseluruhan atau bagian yang dikenai genelisasi?

Seberapa banyak kekecualian yang tidak sesuai dengan generalisasi yang dilakukan?

Aapakah perumusan generalisasi itu sesuai dengan data-data yang diteliti?

21/04/23

Lanjutan …

Page 16: KESANTUNAN PARAGRAF

Contoh

Para peneliti dari University of Minnesota melakukan kajian untuk mencari formula yang dapat mengurangi resiko kematian akibat penyakit jantung. Mereka meneliti 34.486 wanita pascamenopause. Sebagian dari mereka diminta untuk mengkonsumsi banyak kacang-kacangan, minyak sayuran, dan margarin, yang banyak mengandung vitamin E. Dari studi itu ditemukan orang yang memakan makanan yang banyak mengandung vitamin E, memiliki resiko kematian akibat penyakit jantung yang lebih rendah 50% dibandingkan dengan orang yang sedikit mengkonsumsi makanan seperti itu.

21/04/23

Lanjutan …

Page 17: KESANTUNAN PARAGRAF

Analogi Analogi yang dimaksud di sini adalah analogi

induktif atau analogi logis.Analogi induktif adalah suatu proses penalaran yang

bertolak dari dua peristiwa atau gejala khusus yang satu sama lain memiliki kesamaan untuk menarik kesimpulan.

Karena titik tolak penalaran ini adalah kesamaan karakteristik dia antara dua hal, maka kesimpulannya akan menyiratkan “Apa yang berlaku pada satu hal akan berlaku pula untuk hal lainnya.”

Dengan demikian, dasar kesimpulan yang digunakan merupakan ciri pokok atau esensial yang berhubungan erat dari dua hal yang dianalogikan.

21/04/23

Page 18: KESANTUNAN PARAGRAF

Contoh Dr. Maria C. Diamond tertarik untuk meneliti

pengaruh pil kontrasepsi terhadap pertumbuhan cerebral cortex wanita, sebuah bagian otak yang mengatur kecerdasan. Dia menginjeksi sejumlah tikus betina dengan sebuah hormon yang isinya serupa dengan pil. Hasilnya, tikus-tikus itu memperlihatkan pertumbuhan cerebral cortex yang sangat rendah dibandingkan dengan tikus-tikus yang tidak diberi hormon itu. Berdasarkan studi itu, Dr. Diamond, seorang profesor anatomi dari University of California, menyimpulkan bahwa pil kontrasepsi dapat menghambat perkembanan otak penggunanya.

21/04/23

Lanjutan …

Page 19: KESANTUNAN PARAGRAF

Hubungan Kausal (Sebab – Akibat)

Menurut hukum kausalitas semua gejala atau kejadian terjalin dalam rangkaian sebab akibat. Tak ada satu gejala atau kejadian pun yang muncul didunia ini tanpa penyebab.

Penalaran kausalitas terwujud dalam tiga pola: sebab ke akibat, akibat ke sebab, dan akibat ke akibat.

• Karakteristik penalaran kausalitas:Satu atau beberapa gejala (peristiwa) yang timbul dapat

berperan sebagai sebab atau akibat, atau sekaligus sebagai akibat dari gejala sebelumnya dan sebab gejala sesudahnya.

Gejala atau peristiwa yang terjadi dapat dapat ditimbulkan oleh satu sebab atau lebih, dan menghasilkan satu akibat atau lebih.

Hubungan sebab dan akibat dapat bersifat langsung dan taklangsung.

21/04/23

Page 20: KESANTUNAN PARAGRAF

Contoh Ketika seorang ibu melihat awan tebal

menggantung, dia segera memunguti pakaian yang dijemurnya. Tindakannya itu didorong oleh pengalamannya bahwa mendung tebal (sebab) pertanda akan turun hujan (akibat). Hujan (sebab) akan menjadikan pakaian yang dijemurnya basah (akibat).

Pak Saeran menanam berbagai jenis bunga dan pohon di pekarangan rumahnya. Tanaman itu dirawat, disirami, dan dipupuk. Anehnya, tanaman itu bukannya semakin segar, melainkan layu bahkan mati. Tanaman yang mati di cabuti. Ia melihat ternyata akar-akarnya rusak dan dipenuh rayap. Berdasarkan temuan itu, dia menyimpulkan bahwa biang keladi rusaknya tanaman (akibat) adalah rayap (sebab).

21/04/23

Lanjutan …

Page 21: KESANTUNAN PARAGRAF

Penalaran Deduktif

Penalaran deduktif

adalah suatu proses berpikir yang bertolak dari sesuatu yang umum

menuju hal-hal yang khusus.

21/04/23

Page 22: KESANTUNAN PARAGRAF

Silogisme Silogisme adalah suatu pross penalaran yang

menghubungkan dua proposisi (pernyataan)yang berlainan untuk menurunkan sebuah kesimpulan yang merupakan proposisi yang ketiga.

Proposisi merupakan pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya atau dapat ditolak karena kesalahan yang terkandung di dalamnya.

Proposisi terdiri atas premis mayor, premis minor, dan kesimpulan.

21/04/23

Page 23: KESANTUNAN PARAGRAF

Lanjutan …

Premis mayor mengandung term mayor dari silogisme, merupakan generalisasi atau proposisi yang dianggap benar bagi semua unsur atau anggota kelas tertentu.

Premis minor mengandung term minor atau tengah dari silogisme, berisi proposisi yang mengidentifikasi atau menunjuk sebuah kasus atau peristiwa khusus sebagai anggota dari kelas itu.

Kesimpulan adalah proposisi yang menyatakan bahwa apa yang berlaku bagi seluruh kelas, akan berlaku pula bagi anggota-anggotanya. 21/04/23

Page 24: KESANTUNAN PARAGRAF

• Term adalah suatu kata atau frasa yang menempati fungsi subjek atau prekikat. Term predikat dari kesimpulan adalah term mayor dari seluruh silogismeTerm subjek dari kesimpulan adalah term minor.Term yang muncul pada kedua premis dan tidak muncul dalam kesimpulan adalah term tengah, yang menghubungkan kedua premis.

•Contoh silogisme:Premis mayor : Kebanyakan buruh adalah pekerja

keras.Premis minor : Suhadi adalah buruh.Kesimpulan : Suhadi adalah pekerja keras.

21/04/23

Lanjutan …

Page 25: KESANTUNAN PARAGRAF

• Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan silogisme:

Sebuah silogisme hanya terdiri atas tiga proposisi, yaitu proposisi mayor, proposisi minor, dan kesimpulan.

Jika sebuah silogisme mengandung premis yang positif dan sebuah premis yang negatif (menggunakan kata tidak atau bukan), maka kesimpulannya harus negatif.

Dari dua premis yang negatif tidak dapat ditarik kesimpulan.

Premis mayor yang benar belum tentu menghasilkan kesimpulan yang benar jika proses penyimpulannya salah.

• Silogisme dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu silogisme kategorial, silogisme kondisional, dan silogisme alternatif.

21/04/23

Lanjutan …

Page 26: KESANTUNAN PARAGRAF

Silogisme Kategorial. Contoh :Premis mayor : Semua cendekiawan adalah pemikir.Premis minor : Ahmad adalah cendekiawan.Kesimpulan : Jadi, Ahmad adalah pemikir.

Silogisme Kondisional atau hipotetis (pengandaian). Contoh:Premis mayor : Kalau rupiah mengalami devaluasi harga-harga barang

akan naik.Premis minor : Rupiah mengalami devaluasi.Kesimpulan : Harga-harga baang akan naik.

Silogisme Alternatif. Contoh:Premis mayor : Penyebab kegagalan panen sekarang adalah kekurangan

air atau hama.Premis minor : Penyebab kegagalan panen sekarang bukan hama.Kesimpulan : Sebab itu, kegagalan panen sekarang adalah kekurangan air.

21/04/23

Lanjutan …

Page 27: KESANTUNAN PARAGRAF

Entimem Entimem adalah silogisme yang diungkap secara

taklengkap demi alasan kepraktisan, di mana bagian silogisme yang dianggap telah dipahami dihilangkan.

Contoh: “Pak Jadam adalah rentenir, yang mengisap darah orang yang dilanda kesusahan.”Jika silogisme tersebut dinyatakan secara lengkap adalah sbb.:Premis mayor : Semua rentenir adalah pengisap darah orang yang

dilanda kesusahan.Premis minor : Pak Jadam adalah rentenir.Kesimpulan : Jadi, Pak Jadam adalah pengisap darah orang yang

dilanda kesusahan.

21/04/23

Page 28: KESANTUNAN PARAGRAF

Salah Nalar

Salah nalar (reasoning atau fallacy) adalah

kekeliruan dalam proses berpikir karena keliru menafsirkan atau menarik kesimpulan.

Kekeliruan itu dapat terjadi karena faktor

emosional, kecerobohan,

atau ketidaktahuan.

21/04/23

Generalisasi yang terlalu luasKerancuan analogiKekeliruan kausalitasKesalahan relevansi (karena

kekurangpahaman, pengabaian, atau penyembunyian masalah yang sesungguhnya)

Penyandaran terhadap prestise seeorang

Page 29: KESANTUNAN PARAGRAF

DESKRIPSI (Pemerian)NARASI (Penceritaan atau Pengisahan)EKSPOSISI (Paparan)ARGUMENTASI (Pembahasan atau Pembuktian)PERSUASI

RAGAM WACANA

21/04/23

Page 30: KESANTUNAN PARAGRAF

DESKRIPSI (PEMERIAN)

21/04/23

Deskripsi adalah ragam wacana yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu berdasarkan kesan-kesan dari pengamatan, pengalaman, dan perasaan penulisnya. Sasarannya adalah menciptakan atau memungkinkan terciptanya imajinasi pembaca sehingga dia seolah-olah melihat, mengalami, dan merasakan sendiri apa yang dialami orang penulisnya.

Page 31: KESANTUNAN PARAGRAF

NARASI

21/04/23

Narasi adalah ragam wacana yang menceritakan proses kejadian suatu peristiwa. Sasarannya adalah memberikan gambaran yang sejelas-jelasnya kepada pembaca mengenai fase, langkah, urutan, atau rangkaian terjadinya sesuatu hal.Bentuk karangan ini dapat kita temukan misalnya pada karya prosa atau drama, biogarafi atau autobiografi, laporan peristiwa, serta resep atau cara membuat dan melakukan sesuatu hal.

Page 32: KESANTUNAN PARAGRAF

EKSPOSISI

Eksposisi adalah ragam wacana yang dimaksudkan untuk menerangkan, menyampaikan, atau menguraikan sesuatu hal yang dapat memperluas atau menambah pengetahuan dan pandangan pembacanya.

Sasarannya adalah menginformasikan sesuatu tanpa ada maksud mempengaruhi pikiran, perasaan, dan sikap pembacanya.

Fakta dan ilustrasi yang disampaikan penulis sekedar memperjelas apa yang akan disampaikannya.

21/04/23

Page 33: KESANTUNAN PARAGRAF

ARGUMENTASI

Argumentasi adalah ragam wacana yang dimaksudkan untuk meyakinkan pembaca mengenai kebenaran yang disampaikan oleh penulisnya.

Karena tujunnya meyakinkan pendapat atau pemikiran pembaca, maka penulis akan menyajikan secara logis, kritis, dan sistematis bukti-bukti yang dapat memperkuat keobjektian dan kebenaran yang disampaikannya sehingga dapat menghapuskan konflik dan keraguan pembaca terhadap pendapat penulisnya.

Corak karangan seperti ini adalah hasil penilaian, pembelaan, dan timbangan buku.

21/04/23

Page 34: KESANTUNAN PARAGRAF

PERSUASI

Persuasi adalah ragam wacana yang ditujukan untuk mempengaruhi sikap dan pendapat pembaca mengenai sesuatu hal yang disampaikan penulis.

Berbeda dengan argumentasi yang pendekatannya bersifat rasional dan diarahkan untuk mencapai suatu kebenaran, peersuasi lebih menggunakan pendekatan emosional.

Seperti dalam argumentasi, persuasi juga menggunakan bukti dan fakta. Hanya saja dalam persuasi, hal itu digunakan seperlunya atau kadangkala dimanipulasi untuk menimbulkan kepercayaan pada diri pembaca bahwa apa yang disampaikan si penulis tiu benar.

21/04/23

Page 35: KESANTUNAN PARAGRAF

FIKSIFIKSI NONFIKSINONFIKSI

Fiksi merupakan hasil kegiatan kreatif-imajinatif penulisnya yang berupa karya tulis yang biasanya digolongkan ke dalam tulisan kesastraan. Contoh cerpen, novel, dan naskah drama.

Nonfiksi merupakan hasil kegiatan penulisan yang mengandalkan logika dan pengamatan penulisnya. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa tulisan nonfiksi cenderung bersifat logis dan empiris.Contoh makalah, artikel, dan laporan penelitian.

JENIS WACANA

21/04/23

Page 36: KESANTUNAN PARAGRAF

ALINEA/PARAGRAF

Pengertian Struktur

Persyaratan Jenis

Pengembangan

Alinea atau paragraf adalah satuan bentuk bahasa Alinea atau paragraf adalah satuan bentuk bahasa sebagai bagian dari suatu karangan yang biasanya sebagai bagian dari suatu karangan yang biasanya terdiri atas beberapa kalimat yang berkaitan terdiri atas beberapa kalimat yang berkaitan secara utuh dan padu serta membentuk satu secara utuh dan padu serta membentuk satu kesatuan pikiran.kesatuan pikiran.

Page 37: KESANTUNAN PARAGRAF

IdeKalimat 1

IdeKalimat 3

Ide Kalimat 2

Bagan Alinea/ ParagrafBagan Alinea/ Paragraf

IdeKalimat 1

Ide Kalimat 4

IdeKalimat 3

Ide alinea/paragraf Ide

kalimat 2

Page 38: KESANTUNAN PARAGRAF

Ciri-ciri Kalimat TopikCiri-ciri Kalimat Topik

Mengandung permasalahan yang Mengandung permasalahan yang potensial untuk dirinci dan diuraikan lebih potensial untuk dirinci dan diuraikan lebih lanjut.lanjut.

Merupakan kalimat lengkap yang dapat Merupakan kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri.berdiri sendiri.

Mempunyai arti yang cukup jelas tanpa Mempunyai arti yang cukup jelas tanpa harus dihubungkan dengan kalimat lain.harus dihubungkan dengan kalimat lain.

Dapat dibentuk tanpa bantuan kata Dapat dibentuk tanpa bantuan kata sambung dan frasa transisi.sambung dan frasa transisi.

Page 39: KESANTUNAN PARAGRAF

Ciri-ciri Kalimat PenjelasCiri-ciri Kalimat Penjelas

Sering merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri (dari segi arti).

Arti kalimat ini kadangkala baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain dalam satu alinea/paragraf.

Pembentukannya sering memerlukan bantuan kata sambung dan frasa transisi.

Isinya berupa rincian, keterangan, contoh, dan data tambahan lain yang bersifat mendukung kalimat topik.

Page 40: KESANTUNAN PARAGRAF

Alinea/Paragraf Wacana

1) Pembuka

(1) Kalimat topik

2) kalimat topik

(2) Kalimat penjelas A. kalimat penjelas

(3) Kalimat penjelas B. kalimat penjelas

(4) Kalimat penjelas C. kalimat penjelas

3) kalimat topik

(5) Kalimat simpulan/ A. kalimat penjelas

penutup B. Kalimat penjelas

C. kalimat penjelas

4) kalimat topik

A. kalimat penjelas

B. kalimat penjelas

C. kalimat penjelas

5) Simpulan/Penutup

Rangkuman atau Simpulan

Bagan Struktur Alinea/Paragraf

Tujuan PenulisanBADAN

KARANGAN

Page 41: KESANTUNAN PARAGRAF

Persyaratan Persyaratan Alinea/ParagrafAlinea/Paragraf

Kesatuan, menunjukkan pengertian bahwa kalimat-kalimat yang ada dalam satu paragraf mendukung satu tema/pikiran pokok/pikiran utama/gagasan utama (mean idea).

Kepaduan (koherensi), mengacu kepada hubungan yang harmonis (logis dan padu) antarkalimat dalam paragraf.Kepaduan dapat diwujudkan dengan cara repetisi, jasa kata ganti dan kata sambung, serta frasa penghubung.

Page 42: KESANTUNAN PARAGRAF

SENARAI KATA DAN FRASA PENGHUBUNG SEBAGAI PENGAIT ALINEA

Fungsi Menyatakan Hubungan

Contoh Kata dan Frasa

Akibat/hasil

Pertambahan

Perbandingan

Pertentangan

Tempat

Tujuan Waktu

Singkatan

akibatnya, karena itu, maka, oleh sebab itu, dengan demikian, jadi

berikutnya, demikian juga, kemudian, selain itu, lagi pula, lalu, selanjutnya, tambahan lagi

dalam hal yang sama, lain halnya dengan, sebaliknya, lebih dari pada itu, berbeda dengan itu

akan tetapi, bagaimanapun, meskipun begitu, namun, sebaliknya, walaupun demikian

berdekatan dengan itu, di sini, di seberang sana, tak jauh dari sana, di bawah, persis di depan …, di sepanjang …

agar, untuk/guna, untuk maksud itu

baru-baru ini, beberapa saat kemudian, mulai, sebelum, segera, sesudah, sejak, ketika

singkatnya, ringkasnya, akhirnya, sebagai simpulan, pendek kata

Page 43: KESANTUNAN PARAGRAF

Bagan Kesatuan dan Kepaduan Bagan Kesatuan dan Kepaduan Alinea/ParagrafAlinea/Paragraf

ku

kp

kp

kp

kp

ab

a : kesatuan, b : kepaduan, ku : kalimat utama, kp : kalimat penjelas

Page 44: KESANTUNAN PARAGRAF

Pengembangan Alinea/Paragraf

Cara Definisi Cara Proses Cara Urutan Waktu/Kronologis Cara urutan Tempat Cara Contoh Cara Umum-Khusus Cara Pertentangan Cara Perbandingan Cara Analogi Cara Sebab Akibat Cara Klasifikasi

Page 45: KESANTUNAN PARAGRAF

Jenis Alinea/ Paragraf

Menurut posisi kalimat topiknya: alinea/paragraf deduktif,

jika ku pada awal alinea alinea/paragraf induktif,

jika ku pada akhir alinea alinea/paragraf deduktif-induktif,

jika ku pada awal dan akhir alinea alinea/paragraf penuh kalimat topik,

jika ku pada seluruh alinea

Page 46: KESANTUNAN PARAGRAF

Lanjutan …

Menurut sifat isinya:

alinea/paragraf persuasif, jika isi alinea mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi atau mengajak pembaca;

alinea/paragraf argumentatif, jika isi alinea membahas satu masalah dengan bukti-bukti atau alasan yang mendukung;

alinea/paragraf naratif, jikaisi alinea menuturkan peristiwa atau keadaan dalam bentuk cerita;

alinea/paragraf deskriptif, jika isi alinea melukiskan atau menggambarkan sesuatu dengan bahasa;

alinea/paragraf ekspositoris, jika isi alinea memaparkan sesuatu fakta atau kejadian tertentu.

Page 47: KESANTUNAN PARAGRAF

Lanjutan …

Menurut fungsinya dalam karangan: alinea/paragraf pembuka, berfungsi untuk

menghantarkan pokok pembicaraan, menarik minat dan perhatian pembaca, menyiapkan atau menata pikiran pembaca untuk mengetahui isi seluruh karangan;

alinea/paragraf pengembang, berfungsi untuk mengemukakan inti persoalan, memberi ilustrasi atau contoh, menjelaskan hal yang akan diuraikan pada alinea berikutnya, meringkas alinea sebelumnya, dan mempersiapkan dasar atau landasan bagi simpulan;

alinea/paragraf penutup, berisi simpulan bagian atau seluruh karangan, atau pernyataan kembali isi karangan agar lebih jelas.

Page 48: KESANTUNAN PARAGRAF

FIKSI NONFIKSI

Fiksi merupakan hasil kegiatan kreatif-imajinatif penulisnya yang berupa karya tulis yang biasanya digolongkan ke dalam tulisan kesastraan.

Contoh cerpen, novel, dan naskah drama.

Nonfiksi merupakan hasil kegiatan penulisan yang mengandalkan logika dan pengamatan penulisnya. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa tulisan nonfiksi cenderung bersifat logis dan empiris.

Contoh makalah, artikel, dan laporan penelitian.

Kemampuan Lanjut dalam Kegiatan Menulis: Merencanakan Tulisan Fiksi dan Nonfiksi

21/04/23

Page 49: KESANTUNAN PARAGRAF

Merencanakan Tulisan Fiksi Perencanaan penulisan fiksi tidak sama bagi

setiap pengarang: ada yang inspirasi muncul tiba-tiba, ada yang harus mencari inspirasinya dengan cara berkelana, ada yang harus menekuni berbagai bahan di perpustakaan, dll.

Yang paling umum sebuah fiksi direncanakan dengan cara menulis sinopsis cerita terlebih dahulu, kemudian baru dikembangkan dalam bentuk cerita pendek, novel, atau naskah drama.

21/04/23

Page 50: KESANTUNAN PARAGRAF

Merencanakan Tulisan Nonfiksi

Pemilihan topik: menarik dan dikuasai, aktual, didukung bahan yang memadai, dan sesuai dengan ruang lingkup. Perumusan tujuan penulisan: memberi penjelasan, mempengaruhi sikap pembaca, atau menginginkan pembaca melakukan

sesuatu.

21/04/23

Page 51: KESANTUNAN PARAGRAF

Lanjutan …

Penulisan kerangka karangan: mendaftarkan seluruh subtopik dari topik yang telah

dipilih, kemudian memilah-milah, mengelompokkan dan menyusunnya menjadi struktur kerangkan tertentu; atau

penulis langsung menentukan subtopik apa yang perlu ditulis dan langsung mengurutkannya, lalu setiap subtopik diperinci sesuai dengan keperluan penulisan.

Pengumpulan bahan tulisan: berupa teori, data, atau informasi.

Pengembangan kerangka menjadi karangan utuh

21/04/23