analisa performansi packet scheduler mt & pf pada layanan volte

6
Jurnal Penelitian Informatika 2015 Page 1 Analisa Performansi Packet Scheduling Downlink Max-Throughput & Proportional Fair pada Layanan VoLTE Aaron Panjaitan Teknik Informatika Universitas Widyatama Jalan Cikutra No. 204A Bandung 40125 Indonesia Telp. 62.22.7275855 Fax. 62.22.7274010 http://www.widyatama.ac.id [email protected] ABSTRAK Jaringan LTE merupakan jaringan telekomunikasi berkecepatan tinggi yang menggunakan gelombang radio dalam transmisi data kepada user, jumlah gelombang radio yang dapat digunakan dalam transmisi data bergantung pada jumlah bandwidth yang tersedia. Terbatasnya jumlah bandwidth yang dapat digunakan mengakibatkan dibutuhkannya algoritma penjadwalan yang disebut sebagai packet scheduler. Packet scheduler berfungsi menjadwalkan pengiriman data dengan menggunakan gelombang radio yang ditentukan berdasarkan dari nilai keputusan yang dihasilkan oleh algoritma packet scheduler yang disebut sebagai nilai metric. Pada penelitian ini ada dua jenis algoritma packet scheduler yang akan diuji, yaitu Max-Throughput dan Proportional Fair, keduanya merupakan packet scheduler jenis channel-aware. VoLTE merupakan layanan suara pada jaringan LTE yang dituntut memiliki nilai standar kualitas layanan suara MOS (Mean Opinion Score) lebih besar atau sama dengan 3.5. Penelitian ini bertujuan menguji kinerja packet scheduler Max-Throughput & Proportional Fairdengan membandingkan throughput, packet loss ratio, delay, MOS, fairness, dan spectral efficiency. Penelitian ini terbatas pada eNB, dan cell yang berjumlah 1, variasi jumlah user adalah sebanyak 10, 20, 30 hingga 100, kecepatan pergerakan user adalah 0 km/h, 3 km/h, dan 30 km/h, jenis trafik data yang dilewatkan adalah VoIP dan trafik data Video disertai CBR sebagai pembanding yang berukuran 32 byte dan 2162 byte. Penelitian ini dilakukan dengan mensimulasikan kinerja packet scheduler menggunakan software LTE-Sim release 5 yang didukung dengan bahasa C++. Hasil dari penelitian ini adalah packet scheduler Max-Throughput lebih baik dari packet scheduler Proportional Fair dari perbandingan throughput dan spectral efficiency, sementara packet scheduler Proportional Fair lebih baik dari packet scheduler Max-Throughput dari perbandingan packet loss ratio, delay, dan fairness. Packet scheduler Proportional Fair memenuhi standar kualitas VoLTE, namun packet scheduler Max-Throughputtidak memenuhi standar kualitas VoLTE. Kata kunci : Jaringan LTE, packet scheduler, VoLTE, MOS, channel aware packet scheduler, Max-Throughput, Proportional Fair. PENDAHULUAN Semakin tingginya pertumbuhan pengguna telepon seluler/ smartphone dewasa ini menyebabkan pertumbuhan pengguna layanan data menjadi semakin tinggi, pertumbuhan ini juga harus dibarengi dengan infrastruktur jaringan telekomunikasi yang mampu menangani pelayanan data yang lebih besar. Teknologi jaringan telekomunikasi LTE merupakan penyeimbang terhadap tingginya kebutuhan akan layanan data ini. LTE (Long Term Evolution) merupakan evolusi dari teknologi jaringan telekomunikasi seluler 3G (Third Generation), yang memberikan kualitas layanan data dengan kecepatan maksimum downlink 100 Mbps, uplink 50 Mbps dengan bandwidth lebih besar, yaitu 1.4 MHz-20 MHz. Kecepatan maksimum tersebut hanya dapat diperoleh semua user apabila dilakukan optimasi pada proses pembagian bandwidth/radio resource yang jumlahnya terbatas. Proses pembagian bandwidth ini dilakukan pada bagian E-UTRAN (Evolved UMTS Terrestrial Radio Access Network). E-UTRAN adalah bagian dari jaringan LTE yang berkomunikasi langsung kepada user menggunakan gelombang radio dan mengatur pendistribusian & manajemen radio resource. Terbatasnya jumlah radio resource menyebabkan diperlukannya strategi algoritma dalam mendistribusikan radio resource ke semua user, agar semua user mendapat kualitas layanan data

Upload: aaron-panjaitan

Post on 07-Sep-2015

12 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Optimisasi penggunaan bandwidth pada jaringan 4G/LTE dengan studi kasus Voice over LTE (VoLTE).Membandingkan performansi layanan VoLTE (QoS) dengan menggunakan 2 Packet Scheduler, yaitu Maximum Throughput (MT) & Proportional Fair (PF).

TRANSCRIPT

  • Jurnal Penelitian Informatika 2015 Page 1

    Analisa Performansi Packet Scheduling Downlink

    Max-Throughput & Proportional Fair pada Layanan VoLTE

    Aaron Panjaitan

    Teknik Informatika Universitas Widyatama

    Jalan Cikutra No. 204A Bandung 40125 Indonesia Telp. 62.22.7275855 Fax. 62.22.7274010 http://www.widyatama.ac.id

    [email protected]

    ABSTRAK

    Jaringan LTE merupakan jaringan telekomunikasi berkecepatan tinggi yang

    menggunakan gelombang radio dalam transmisi data kepada user, jumlah gelombang radio yang

    dapat digunakan dalam transmisi data bergantung pada jumlah bandwidth yang tersedia.

    Terbatasnya jumlah bandwidth yang dapat digunakan mengakibatkan dibutuhkannya algoritma

    penjadwalan yang disebut sebagai packet scheduler. Packet scheduler berfungsi menjadwalkan

    pengiriman data dengan menggunakan gelombang radio yang ditentukan berdasarkan dari nilai

    keputusan yang dihasilkan oleh algoritma packet scheduler yang disebut sebagai nilai metric. Pada

    penelitian ini ada dua jenis algoritma packet scheduler yang akan diuji, yaitu Max-Throughput dan

    Proportional Fair, keduanya merupakan packet scheduler jenis channel-aware. VoLTE merupakan

    layanan suara pada jaringan LTE yang dituntut memiliki nilai standar kualitas layanan suara MOS

    (Mean Opinion Score) lebih besar atau sama dengan 3.5. Penelitian ini bertujuan menguji kinerja

    packet scheduler Max-Throughput & Proportional Fairdengan membandingkan throughput, packet

    loss ratio, delay, MOS, fairness, dan spectral efficiency. Penelitian ini terbatas pada eNB, dan cell

    yang berjumlah 1, variasi jumlah user adalah sebanyak 10, 20, 30 hingga 100, kecepatan

    pergerakan user adalah 0 km/h, 3 km/h, dan 30 km/h, jenis trafik data yang dilewatkan adalah

    VoIP dan trafik data Video disertai CBR sebagai pembanding yang berukuran 32 byte dan 2162

    byte. Penelitian ini dilakukan dengan mensimulasikan kinerja packet scheduler menggunakan

    software LTE-Sim release 5 yang didukung dengan bahasa C++. Hasil dari penelitian ini adalah

    packet scheduler Max-Throughput lebih baik dari packet scheduler Proportional Fair dari

    perbandingan throughput dan spectral efficiency, sementara packet scheduler Proportional Fair

    lebih baik dari packet scheduler Max-Throughput dari perbandingan packet loss ratio, delay, dan

    fairness. Packet scheduler Proportional Fair memenuhi standar kualitas VoLTE, namun packet

    scheduler Max-Throughputtidak memenuhi standar kualitas VoLTE.

    Kata kunci : Jaringan LTE, packet scheduler, VoLTE, MOS, channel aware packet

    scheduler, Max-Throughput, Proportional Fair.

    PENDAHULUAN Semakin tingginya pertumbuhan pengguna telepon seluler/smartphone dewasa ini

    menyebabkan pertumbuhan pengguna layanan data menjadi semakin tinggi, pertumbuhan ini juga

    harus dibarengi dengan infrastruktur jaringan telekomunikasi yang mampu menangani pelayanan

    data yang lebih besar. Teknologi jaringan telekomunikasi LTE merupakan penyeimbang terhadap

    tingginya kebutuhan akan layanan data ini.

    LTE (Long Term Evolution) merupakan evolusi dari teknologi jaringan telekomunikasi

    seluler 3G (Third Generation), yang memberikan kualitas layanan data dengan kecepatan

    maksimum downlink 100 Mbps, uplink 50 Mbps dengan bandwidth lebih besar, yaitu 1.4 MHz-20

    MHz. Kecepatan maksimum tersebut hanya dapat diperoleh semua user apabila dilakukan

    optimasi pada proses pembagian bandwidth/radio resource yang jumlahnya terbatas. Proses

    pembagian bandwidth ini dilakukan pada bagian E-UTRAN (Evolved UMTS Terrestrial Radio

    Access Network). E-UTRAN adalah bagian dari jaringan LTE yang berkomunikasi langsung

    kepada user menggunakan gelombang radio dan mengatur pendistribusian & manajemen radio

    resource.

    Terbatasnya jumlah radio resource menyebabkan diperlukannya strategi algoritma dalam

    mendistribusikan radio resource ke semua user, agar semua user mendapat kualitas layanan data

  • Jurnal Penelitian Informatika 2015 Page 2

    yang maksimal. Oleh karena itu dibutuhkan algoritma yang dapat membagikan radio resource ke

    semua user dengan tepat, yang disebut sebagai packet scheduler. Algoritma yang digunakan pada

    setiap packet scheduler memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

    Packet scheduler Maximum Throughput adalah jenis packet scheduler yang bertujuan

    memaksimalkan nilai throughput dalam cell, mengutamakan pengalokasian radio resource pada

    user yang memiliki kualitas sinyal CQI (Channel Quality Indicator) terbaik.acket scheduler

    Proportional Fair adalah jenis packet scheduler yang bertujuan memaksimalkan nilai throughput

    dalam cell sekaligus memberikan keadilan fairness dalam pembagian throughput pada semua user.

    Proportional Fair mengutamakan pengalokasian radio resource kepada user dengan nilai prioritas

    tertinggi, nilai prioritas tersebut diperoleh dari penghitungan data rate dan throughput rata-rata

    yang diterima flow pada transmisi sebelumnya. Pengujian packet scheduler ini dilakukan melalui

    simulator LTE-Sim release 5 dengan mengukur nilai throughput, delay, packet loss ratio, MOS,

    fairness, dan spectral efficiency dari layanan suara yang diterima 10 hingga 100 user yang

    bergerak dengan kecepatan bervariasi 0 km/h, 3 km/h, 30 km/h.

    Selain untuk menguji performansi packet scheduler, penelitian ini juga menguji kualitas

    layanan suara pada jaringan LTE. Layanan suara pada jaringan LTE disebut sebagai VoLTE (Voice

    over LTE). VoLTE memiliki kendala dalam implementasi pada jaringan telekomunikasi, karena

    layanan suara pada jaringan LTE menggunakan sistem yang berbeda dibandingkan layanan suara

    pada jaringan pendahulunya 3G, oleh karena itu kualitas performansi VoLTE dituntut harus lebih

    baik atau sama dengan kualitas layanan suara yang dihasilkan 3G. Nilai kualitas MOS (Mean

    Opinion Score) yang ditentukan untuk layanan VoLTE adalah lebih besar atau sama dengan 3.5.

    1. LANDASAN TEORI

    1.1. LTE LTE (Long Term Evolution) adalah teknologi jaringan telekomunikasi berkecepatan tinggi

    dengan standar yang telah diterapkan oleh 3GPP (Third Generation Partnership Project) sebagai

    penerus teknologi jaringan seluler 3G. Menurut Rumney (2008), meskipun belum memenuhi

    seluruh standar teknologi 4G (Fourth Generation), namun LTE dipasarkan dengan nama 4G LTE.

    LTE menggunakan gelombang radio dalam mentransmisikan data ke user. Jumlah gelombang

    radio yang dapat digunakan terbatas oleh jumlah bandwidth yang tersedia, oleh karena itu

    dibutuhkan algoritma penjadwalan transmisi data agar bandwidth dapat digunakan dengan optimal

    dan user memperoleh layanan dengan kualitas yang maksimal, algoritma tersebut disebut sebagai

    packet scheduler.

    1.2. VoLTE VoLTE (Voice over LTE) adalah layanan suara yang berjalan pada jaringan LTE. Layanan

    suara berbasis IP atau VoIP (Voice over IP) yang berjalan pada jaringan LTE dapat disebut sebagai

    VoLTE. Menurut Spirent (2012), meskipun berbeda dari segi teknologi, namun secara konseptual

    VoIP yang berjalan pada jaringan LTE dapat disebut sebagai VoLTE. VoLTE memiliki nilai

    standar kualitas MOS (Mean Opinion Score) lebih besar atau sama dengan 3.5

    1.3. Packet Scheduler Menurut Fu et al. (2013), packet scheduler adalah algoritma yang digunakan untuk

    mengalokasikan resource block dalam transmisi data ke user, packet scheduler bertujuan untuk

    meningkatkan efisiensi penggunaan bandwidth, memberikan layanan data kepada user (UE)

    dengan standar QoS (Quality of Service) dan tingkat keadilan fairness yang maksimal, dengan cara

    menentukan proses transmisi data berdasarkan hasil penghitungan algoritma yang disebut sebagai

    nilai metric. Resource block merupakan blok-blok bandwidth yang digunakan dalam transmisi

    data.

    1.3.1 Max-Throughput Maximum Throughput (MT) adalah packet scheduler yang bertujuan memaksimalkan

    throughput dalam cell, dengan cara mengalokasikan resource block kepada UE yang dapat

    menerima througput tertinggi atau dengan kata lain, UE yang memiliki nilai data rate tertinggi

    (Capozzi et al., 2012). Data rate merupakan perkiraan jumlah throughput yang dapat diperoleh

    user, dan cell merupakan area yang dapat dilayani oleh eNB.

  • Jurnal Penelitian Informatika 2015 Page 3

    Dimana m adalah nilai metric, i merupakan aliran paket data (flow), k merupakan resource

    block, d merupakan data rate, dan t merupakan waktu penghitungan metric. Packet scheduler MT

    hanya melayani UE yang memiliki nilai data rate tertinggi, dan dapat mengabaikan UE yang

    memiliki nilai data rate yang relatif buruk.

    1.3.2 Proportional Fair Proportional Fair (PF) adalah packet scheduler yang bertujuan memaksimalkan throughput

    cell sekaligus meningkatkan nilai keadilan fairness. PF menghitung nilai metric berdasarkan

    penghitungan nilai data rate dan nilai throughput rata-rata yang diperoleh dari penghitungan

    metric terakhir oleh flow yang sama (Capozzi et al., 2012).

    Dimana m adalah nilai metric, i merupakan aliran paket data (flow), k merupakan resource

    block, d merupakan data rate, r merupakan nilai data rate yang telah diterima, R merupakan

    throughput rata-rata yang telah diterima, dan t merupakan waktu penghitungan metric. Packet

    scheduler PF lebih mengutamakan pengiriman data kepada UE yang memiliki nilai throughput

    rata-rata terendah.

    2 ANALISIS

    2.1 Analisis Kebutuhan Sistem Pada penelitian ini diperlukan sebuah software yang digunakan untuk menjalankan simulasi

    sistem LTE yang akan digunakan untuk mengetahui kinerja packet scheduler. Software yang

    digunakan adalah LTE-Sim release 5 yang dijalankan pada sistem operasi Ubuntu 14.04.

    2.2 Perancangan

    2.2.1 Perancangan Model Simulasi Perancangan model simulasi digunakan untuk menentukan proses berjalannya simulasi.

    Perancangan simulasi dimulai dari proses inisialisasi simulasi, yaitu proses instalasi software LTE-

    Sim, selanjutnya proses insialisasi komponen-komponen yang akan digunakan pada simulasi

    seperti eNB, UE, Gateway, aplikasi trafik data, packet scheduler. Selanjutnya proses konfigurasi

    komponen-komponen, diteruskan dengan konfigurasi topologi dan jenis trafik data yang akan

    dilewatkan. Selanjutnya simulasi dijalankan dan diperoleh hasil simulasi dalam bentuk trace file

    yang selanjutnya akan dianalisis sehingga menghasilkan data dalam bentuk graf.

    Gambar 1 Flowchart Perancangan Model Simulasi

  • Jurnal Penelitian Informatika 2015 Page 4

    2.2.2 Perancangan Skenario Simulasi Pada penelitian ini dilakukan simulasi dalam 3 skenario yang dibedakan berdasarkan

    kecepatan pergerakan UE yang bergerak dengan kecepatan 0 km/h, 3 km/h, 30 km/h.

    Parameter Keterangan

    Waktu Simulasi 60 detik

    eNB & Cell 1 Jangkauan Cell 500 m2

    Bandwidth 5 MHz

    RB 25

    Cyclic Prefix Short CP

    Waktu Scheduling 1 ms

    Struktur Frame FDD

    Packet Scheduler Max-Throughput (MT), Proportional Fair (PF)

    Jumlah UE 10 100 UE

    Kecepatan UE 0 km/h, 3 km/h, 30 km/h

    Tipe Mobilitas Random Direction (Piro, 2010)

    Trafik Data VoIP (32 byte) codec G.729 8.4 kbps Video (2162 byte) H264 128 kbps

    Tabel 1. Parameter Skenario Simulasi

    2.3 Parameter Analisis Pada penelitian ini, performa packet scheduler dihitung berdasarkan analisis data

    berdasarkan parameter berikut:

    1. Throughput Throughput adalah jumlah paket data yang sampai ke tujuan per detik.

    Dimana x merupakan nilai throughput, i merupakan user, RX merupakan bit data yang

    diterima, n merupakan total user, dan t lama waktu simulasi.

    2. Packet Loss Ratio Packet Loss Ratio adalah nilai persentasi data yang gagal dikirimkan.

    Dimana i merupakan user, n merupakan total user, RX merupakan jumlah flow yang berhasil

    dikirimkan, TX merupakan jumlah flow yang dikirimkan.

    3. Delay Delay adalah lama waktu yang dibutuhkan dalam proses transmisi data.

    Dimana i merupakan user, n merupakan total user, Rt merupakan waktu flow diterima, Tti

    merupakan waktu flow dikirimkan.

    4. MOS MOS adalah nilai kualitas layanan suara yang diterima user.

    Dimana R merupakan nilai faktor yang mempengaruhi kualitas suara (Olariu et al., 2012), dan

    MOS adalah nilai kualitas layanan suara.

    5. Fairness Fairness adalah nilai keadilan pembagian bandwidth yang diterima user.

    Dimana x merupakan nilai throughput, i merupakan user, n merupakan total user.

  • Jurnal Penelitian Informatika 2015 Page 5

    6. Spectral Efficiency Spectral Efficiency adalah nilai efisiensi penggunaan bandwidth.

    Dimana x merupakan nilai throughput, i merupakan user, n merupakan total user, dan BW

    merupakan jumlah bandwidth.

    3 IMPLEMENTASI Implementasi simulasi dilakukan dengan parameter-parameter skenario yang sudah

    ditentukan, berikut ini adalah hasil implementasi dari scenario 1, 2, dan 3.

    Gambar 2 Tampilan Hasil Simulasi Skenario 1, 2, 3

    4. PENUTUP

    4.1 Kesimpulan Sesuai dengan tujuan tugas akhir ini, yaitu untuk menguji kinerja packet scheduler downlink

    Maximum Throughput & Proportional Fair pada layanan VoLTE, pada dasarnya tujuan telah

    tercapai. Dari hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan beberapa hal,

    sebagai berikut :

    1. LTE-Sim release 5 dapat digunakan untuk mensimulasikan kinerja packet scheduler pada jaringan downlink LTE dengan menggunakan bahasa pemrograman C++ dan dukungan

    software Eclipse Luna release 2.

    2. Packet scheduler Maximum Throughput memiliki keunggulan sebesar 114% pada parameter throughput dan spectral efficiency.

  • Jurnal Penelitian Informatika 2015 Page 6

    3. Packet Scheduler Proportional Fair memiliki keunggulan sebesar 93% pada parameter fairness, 160% pada parameter packet loss ratio dan 318% pada parameter delay.

    4. Penambahan jumlah UE, jenis trafik data yang dilewatkan pada jaringan dan kecepatan & arah pergerakan UE mempengaruhi nilai throughput, packet loss ratio, delay, MOS,

    fairness dan spectral efficiency dari masing-masing packet scheduler.

    5. Kualitas layanan VoLTE yang dihasilkan packet scheduler Maximum Throughput memenuhi standar ketika user berjumlah 10 hingga 60, namun Proportional Fair

    memenuhi standar nilai MOS >= 3.5 ketika user berjumlah 10 hingga 100.

    4.2 Saran Saran yang diusulkan untuk pengembangan pengujian selanjutnya adalah menguji dan

    menganalisis pengaruh penambahan jumlah UE & cell, serta pengaruh proses handover terhadap

    kinerja packet scheduler Maximum Throughput dan Proportional Fair pada layanan VoLTE dengan

    skenario yang sama pada penelitian ini.

    5. REFERENSI Poikselk a, Miikka., dkk(2012). VOICE OVER LTE VoLTE. Penerbit: John Wiley & Sons, Ltd.

    Rumney, Moray.(2008). IMT-Advanced: 4G Wireless Takes Shape in an Olympic Year.

    [Online]. Tersedia : www.agilent.com/go/journal. 18 April 2015

    Sesia, Stefania., dkk. (2011). LTE From Theory To Practice : Second Edition. Penerbit: John

    Wiley & Sons, Ltd.

    Cox, Cristopher., dkk. (2012). An Introduction to LTE. Penerbit: John Wiley & Sons, Ltd.

    Piro, Giuseppe., dkk(2010). Simulating LTE Cellular Systems: an Open Source Framework.

    Italia : Polictenico di Bari

    Capozzi, Francesco., dkk.(2012). Downlink Packet Scheduling in LTE CellularNetworks:

    Key Design Issues and a Survey. Italia : Polictenico di Bari

    Anehill, Michael., dkk. (2012). Validating voice over LTE end-to-end. USA: Ericsson.

    Fu, Weihong., dkk.(2013). A QoS-Aware Scheduling Algorithm Based on Service Type for

    LTE Downlink. China: Xidian University.

    3GPP, Overview of 3GPP Release 8 V0.3.0. (2013). [Online]. Tersedia :

    http://www.3gpp.org/. 9 Januari 2014

    Chang, Chi-Hao Howard., dkk.(2014). Implementation and Evaluation of a QoS-aware

    Downlink Scheduling Algorithm for LTE Networks . Canada : Simon Fraser University

    Ahson, Syed A., dkk. (2009). 3GPP LTE Radio and Cellular Technology. Penerbit: Taylor &

    Francis Group.

    Olariu, Christian., dkk (2011). VoIP Quality Monitoring in LTE Femtocells. Irlandia :

    Waterford Institute of Technology.

    Jain, Raj (1991). The Art of Computer Systems Performance Analysis. Penerbit: John Wiley

    & Sons, Ltd.

    Faishal, Iman. (2013) Analisis Kinerja TCP pada Jaringan Mobile Ad-Hoc Menggunakan

    Protokol Routing DSR dan AODV. Skripsi, Universitas Widyatama, Bandung.

    Software LTE-Sim release 5 : https://lte-sim.googlecode.com

    Cisco, Understanding Codecs: Complexity, Hardware Support, MOS, and Negotiation

    (2006). [Online]. Tersedia : http://www.cisco.com. 20 Desember 2014

    Spirent, VoLTE vs. VoIP: Whats The Difference? (2012). [Online]. Tersedia : Spirent.com. 2 Februari 2015