bab iv cisco packet tracer bab iv cisco packet tracer 4.1 pendahuluan 4.1.1 cisco packet tracer...

16
53 BAB IV CISCO PACKET TRACER 4.1 Pendahuluan 4.1.1 Cisco Packet Tracer Cisco Packet Tracer merupakan sebuah alat pembantu atau bisa disebut simulator untuk alat alat jaringan Cisco. Cisco Packet Tracer biasanya sering digunakan sebagai media pembelajaran dan penelitian, termasuk dalam bidang penelitian simulasi jaringan komputer. Program ini dibuat oleh Cisco System dan program ini gratis untuk fakultas, siswa, dan alumni yang telah berpartisipasi pada Cisco Networking Academy. Pada dasarnya Cisco Packet Tracer ini digunakan sebagai media pembelajaran bagi para pemula untuk merancang, mengkonfigurasi, dan memecahkan masalah mengenai jaringan komputer. Singkatnya Cisco Packet Tracer memberikan kemudahan bagi kita untuk belajar bagaimana merancang, membangun dan mengkonfigurasi sebuah jaringan. Mulai dari jaringaan yang sederhana sampai yang kompleks. Bahkan kita juga bisa mengetahui troubel apa saja yang sering kali terjadi dalam sebuah jaringan hingga kita bisa menganalisa dan memperbaikinya tanpa harus membeli perangkat yang super mahal bagi kalangan mahasiswa yang masih dalam tahap belajar. 4.1.2 Perangkat-Perangkat Jaringan 1. Hub Gambar 4.1 Hub

Upload: dinhnhi

Post on 30-May-2018

375 views

Category:

Documents


16 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV CISCO PACKET TRACER BAB IV CISCO PACKET TRACER 4.1 Pendahuluan 4.1.1 Cisco Packet Tracer Cisco Packet Tracer merupakan sebuah alat pembantu atau bisa disebut simulator untuk

53

BAB IV

CISCO PACKET TRACER

4.1 Pendahuluan

4.1.1 Cisco Packet Tracer

Cisco Packet Tracer merupakan sebuah alat pembantu atau bisa

disebut simulator untuk alat alat jaringan Cisco. Cisco Packet Tracer

biasanya sering digunakan sebagai media pembelajaran dan penelitian,

termasuk dalam bidang penelitian simulasi jaringan komputer. Program

ini dibuat oleh Cisco System dan program ini gratis untuk fakultas,

siswa, dan alumni yang telah berpartisipasi pada Cisco Networking

Academy. Pada dasarnya Cisco Packet Tracer ini digunakan sebagai

media pembelajaran bagi para pemula untuk merancang,

mengkonfigurasi, dan memecahkan masalah mengenai jaringan

komputer. Singkatnya Cisco Packet Tracer memberikan kemudahan

bagi kita untuk belajar bagaimana merancang, membangun dan

mengkonfigurasi sebuah jaringan. Mulai dari jaringaan yang sederhana

sampai yang kompleks. Bahkan kita juga bisa mengetahui troubel apa

saja yang sering kali terjadi dalam sebuah jaringan hingga kita bisa

menganalisa dan memperbaikinya tanpa harus membeli perangkat yang

super mahal bagi kalangan mahasiswa yang masih dalam tahap belajar.

4.1.2 Perangkat-Perangkat Jaringan

1. Hub

Gambar 4.1 Hub

Page 2: BAB IV CISCO PACKET TRACER BAB IV CISCO PACKET TRACER 4.1 Pendahuluan 4.1.1 Cisco Packet Tracer Cisco Packet Tracer merupakan sebuah alat pembantu atau bisa disebut simulator untuk

54

Hub adalah sebuah perangkat yang menyatukan kabel-kabel

network dari tiap-tiap workstation, server atau perangkat lain.

2. Switch

Gambar 4.2 Switch

Switch atau biasa disebut sebagai “smart hub” merupakan alat

yang digunakan sebagai repeater atau penguat untuk

menghubungkan kabel-kabel UTP dari satu komputer ke komputer

lain.

3. Router

Gambar 4.3 Router

Router adalah sebuah alat jaringan komputer yang mengirimkan

paket data melalui sebuah jaringan atau internet menuju tujuannya,

melalui sebuah proses yang dikenal sebagai routing.

Page 3: BAB IV CISCO PACKET TRACER BAB IV CISCO PACKET TRACER 4.1 Pendahuluan 4.1.1 Cisco Packet Tracer Cisco Packet Tracer merupakan sebuah alat pembantu atau bisa disebut simulator untuk

55

4.1.3 Pengklasifikasian Kelas IP

1. IPv4

Alamat IP versi 4 (sering disebut dengan Alamat IPv4) adalah

sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam

protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol IP versi 4.

Panjang totalnya adalah 32-bit, dan secara teoritis dapat

mengalamati hingga 4 miliar host komputer di seluruh dunia.

Alamat IP versi 4 umumnya diekspresikan dalam notasi desimal

bertitik (dotted-decimal notation) yang dibagi ke dalam empat buah

oktet berukuran 8-bit. Dalam beberapa buku referensi, format

bentuknya adalah w.x.y.z. Karena setiap oktet berukuran 8-bit, maka

nilainya berkisar antara 0 hingga 255 (meskipun begitu, terdapat

beberapa pengecualian nilai).

Alamat IP yang dimiliki oleh sebuah host dapat dibagi dengan

menggunakan subnet mask jaringan ke dalam dua buah bagian,

yakni:

a. Network Identifier/NetID atau Network Address (alamat

jaringan) yang digunakan khusus untuk mengidentifikasikan

alamat jaringan di mana host berada. Alamat network identifier

tidak boleh bernilai 0 atau 255.

b. Host Identifier/HostID atau Host address (alamat host) yang

digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat host (dapat

berupa workstation, server atau sistem lainnya yang berbasis

teknologi TCP/IP) di dalam jaringan. Nilai host identifier tidak

boleh bernilai 0 atau 255 dan harus bersifat unik di dalam

network identifier/segmen jaringan di mana ia berada.

Page 4: BAB IV CISCO PACKET TRACER BAB IV CISCO PACKET TRACER 4.1 Pendahuluan 4.1.1 Cisco Packet Tracer Cisco Packet Tracer merupakan sebuah alat pembantu atau bisa disebut simulator untuk

56

Tabel 4.1 data mengenai IP

2. Class A

Alamat-alamat kelas A diberikan untuk jaringan skala besar.

Nomor urut bit tertinggi di dalam alamat IP kelas A selalu diset

dengan nilai 0 (nol). Tujuh bit berikutnya—untuk melengkapi oktet

pertama—akan membuat sebuah network identifier. 24 bit sisanya

(atau tiga oktet terakhir) merepresentasikan host identifier. Ini

mengizinkan kelas A memiliki hingga 126 jaringan, dan 16,777,214

host tiap jaringannya. Alamat dengan oktet awal 127 tidak diizinkan,

karena digunakan untuk mekanisme Interprocess Communication

(IPC) di dalam mesin yang bersangkutan.

3. Class B

Alamat-alamat kelas B dikhususkan untuk jaringan skala

menengah hingga skala besar. Dua bit pertama di dalam oktet

pertama alamat IP kelas B selalu diset ke bilangan biner 10. 14 bit

berikutnya (untuk melengkapi dua oktet pertama), akan membuat

sebuah network identifier. 16 bit sisanya (dua oktet terakhir)

merepresentasikan host identifier. Kelas B dapat memiliki 16,384

network, dan 65,534 host untuk setiap network-nya.

4. Class C

Alamat IP kelas C digunakan untuk jaringan berskala kecil.

Tiga bit pertama di dalam oktet pertama alamat kelas C selalu diset

ke nilai biner 110. 21 bit selanjutnya (untuk melengkapi tiga oktet

pertama) akan membentuk sebuah network identifier. 8 bit sisanya

Page 5: BAB IV CISCO PACKET TRACER BAB IV CISCO PACKET TRACER 4.1 Pendahuluan 4.1.1 Cisco Packet Tracer Cisco Packet Tracer merupakan sebuah alat pembantu atau bisa disebut simulator untuk

57

(sebagai oktet terakhir) akan merepresentasikan host identifier. Ini

memungkinkan pembuatan total 2,097,152 buah network, dan 254

host untuk setiap network-nya.

5. Class D

Alamat IP kelas D disediakan hanya untuk alamat-alamat IP

multicast, sehingga berbeda dengan tiga kelas di atas. Empat bit

pertama di dalam IP kelas D selalu diset ke bilangan biner 1110. 28

bit sisanya digunakan sebagai alamat yang dapat digunakan untuk

mengenali host. Untuk lebih jelas mengenal alamat ini, lihat pada

bagian alamat Multicast IPv4.

6. Ipv6

Alamat IP versi 6 (sering disebut sebagai alamat IPv6) adalah

sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam

protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol IP versi 6.

Panjang totalnya adalah 128-bit, dan secara teoritis dapat

mengalamati hingga 2128=3,4 x 1038 host komputer di seluruh

dunia.

4.2 Tujuan

1. Praktikan dapat mengetahui fitur-fitur yang ada di Packet Tracer.

2. Praktikan dapat mengetahui macam-macam perangkat jaringan.

3. Praktikan dapat mengetahui konsep IP.

4. Praktikan dapat membuat simulasi jaringan sederhana pada Packet

Tracer.

5. Praktikan dapat membuat kabel Cross-over untuk jaringan peer to peer.

Page 6: BAB IV CISCO PACKET TRACER BAB IV CISCO PACKET TRACER 4.1 Pendahuluan 4.1.1 Cisco Packet Tracer Cisco Packet Tracer merupakan sebuah alat pembantu atau bisa disebut simulator untuk

58

4.3 Langkah Kerja

4.3.1 Simulasi jaringan LAN menggunakan Switch dan Hub

1. Desain Jaringan LAN menggunakan Switch

Pada jaringan yang ingin kita buat menggunakan 1 switch dan 3

PC, jaringan ini dihubungkan dengan menggunakan kabel Tipe

Copper Straight-Through. Pada jaringan switch berfungsi sebagai

penyalur paket data antara komputer yang satu dengan yang lain

secara langsung. Ke 3 komputer menggunakan IP dengan kelas C.

Switch tidak memerlukan IP sendiri untuk menyambungkan antar

PC.

2. Desain Jaringan LAN menggunakan Hub

Pada jaringan LAN yang menggunakan 3 PC dan 1 buah HUB,

jaringan ini dapat saling terkoneksi antara yang satu dengan yang

lain, jaringan ini dihubungkan dengan menggunakan kabel Tipe

Copper Straight-Through. HUB pada jaringan berfungsi sebagai

penyalur paket data antara komputer yang satu dengan yang lain

dengan sifat penyaluran paket data bersifat Broadcast. Jaringan ini

yang ada dalam PC adalah IP kelas C, dengan ditunjukknan

192.168.1.x.

4.3.2 Simulasi 2 jaringan LAN menggunakan 1 Router

1. Desain Jaringan

Pada desain tersebut membutuhkan perangkat 1 router, 2 switch,

dan 4 PC. Pada jaringan tersebut 2 jaringan yang dihubungkan oleh

sebuah router, pada percobaan yang dilakukan, digunakan 1 Switch

menghubungkan 2 PC dan kedua switch dihubungkan oleh router.

Sehingga terbentuk 1 jaringan.

2. Konfigurasi Router

Mengkonfigurasi router ada dua cara yaitu dengan cara GUI

(Graphic User Interface)dan cara CLI (Command Line Interface),

Page 7: BAB IV CISCO PACKET TRACER BAB IV CISCO PACKET TRACER 4.1 Pendahuluan 4.1.1 Cisco Packet Tracer Cisco Packet Tracer merupakan sebuah alat pembantu atau bisa disebut simulator untuk

59

tapi biasanya menggunakan cara GUI karena lebih mudah dan cepat,

cara mengkonfiguasikan router dengan menggunakan GUI seperti

berikut:

a. Klik kiri pada router0 lalau pilih menu config.

b. Pilih interface lalu pilih sub menu FastEthernet 0/0.

c. Setting IP Address dan subnet mask dengan IP kelas C

192.168.1.1 dan subnet mask 255.255.255.0 dan memberi poin

pada ON.

d. Melakukan hal yang sama pada fastethernet 0/1 dengan IP

192.168.2.1 dan subnet mask 255.255.255.0.

IP pada router akan menjadi default geteway pada tiap PC

sesuai dengan fastethernetnya.

3. Konfigurasi IP host/PC

Setelah selesai melakukan konigurasi pada Router selanjutnya

melakukan konfigurasi pada tiap tiap PC dengan Default gateway

yang telah ditentukan pada router dan sesuai dengan fastethernet 0/0

dan fastethernet 0/1. Seperti contoh konfigurasi pada PC0 sebagai

berikut langkahnya:

a. Klik kiri pada PC0 pilih menu desktop pilih IP Configuration.

b. Lalu mensetting IP Address, Submask, dan Default Gateway.

c. Melakukan konfigurasi dengan cara yang sama pada PC1, PC2,

dan PC3.

4.3.3 Crimping Kabel Cross-over dan Jaringan Peer to Peer

Langkah-langkah dalam membuat kabel cross over adalah sebagai

berikut :

1. Kupas ujung kulit kabel UTP secukupnya menggunakan pemotong

pada Crimp Tool.

2. Buka uliran setiap pasangan kabel dan luruskan.

3. Untuk membuat kabel Cross Over susun kabel pada salah satu ujung

Page 8: BAB IV CISCO PACKET TRACER BAB IV CISCO PACKET TRACER 4.1 Pendahuluan 4.1.1 Cisco Packet Tracer Cisco Packet Tracer merupakan sebuah alat pembantu atau bisa disebut simulator untuk

60

dengan susunan T-568A dan yang lain dengan susunan T-568B.

4. Jepit kabel yang sudah tersusun dengan ibu jari dan telunjuk agar

tetap merata dan terurut, kemudian ratakan ujung kabel dengan

pemotong pada Crimp Tool.

5. Jangan lepaskan jepitan ibu jari dan telunjuk pada kabel agar

susunan tidak bergeser, kemudian masukkan ujung kabel pada

konektor RJ-45 sesuai dengan arah yang benar.

6. Pastikan setiap tembaga pada ujung kabel mencapai ujung konektor

RJ-45.

7. Gunakan Crimp Tool untuk menekan tembaga di ujung konektor

RJ-45 agar kabel terpasang pada konektor dengan sempurna.

4.4 Analisa dan Pembahasan

4.4.1 Simulasi jaringan LAN menggunakan Switch dan Hub

1. Topologi Switch dan HUB

Gambar 4.4 Topologi Switch dan HUB

Pada topologi di atas, nampak 3 PC masing masing terhubung

ke Switch dan ke HUB. Topologi tersebut menggunakan topologi

star. Semua device pada topologi diatas dihubungkan dengan

Copper Straigh-Through.

Setelah semua terhubung, isikan IP pada masing-masing PC

atau End Device sesua IP yang tertera ada gambar diatas. Perlu

diketahui, dalam satu jaringan pada Switch maupun HUB harus

menggukan alamat jarinngan yang sama.

Page 9: BAB IV CISCO PACKET TRACER BAB IV CISCO PACKET TRACER 4.1 Pendahuluan 4.1.1 Cisco Packet Tracer Cisco Packet Tracer merupakan sebuah alat pembantu atau bisa disebut simulator untuk

61

2. Perbedaan Switch dan HUB berdasarkan aliran data

Gambar 4.5 Perbedaan Swith dan HUB

Perbedaan aliran data yang terjadi pada jaringan LAN yang

menggunakan HUB dan switch dapat terlihat, pada Jaringan LAN

yang menggunakan HUB ketika data diterima HUB lalu HUB

menstansmisikan data ke setiap PC yang terhubung dalam jaringan

jadi setiap PC akan menerima data yang seharusnya bukan untuk PC

tersebut. Berbeda dengan switch, swtich akan menerima salurkan

data ke PC yang dituju saja, sehingga data terebut tidak direima oleh

PC yang lain. Seperti pada gambar PC A mengirim data ke PC C

maka Switch akan mengirim langsung ke PC C sebaliknya pada PC

D mengirim data ke PC F HUB akan mengirim data kesetiap PC

yang berhubungan dengan HUB tersebut.

Hal ini dapat terjadi karena pada HUB tidak dapat mendeteksi

MAC yang ada pada tiap PC. MAC disini adalah sejenis alamat

logika tertentu yang terdapat pada NIC pada tiap-tiap PC. MAC juga

bagaikan DNA dari masing-masing PC karena tiap PC memiliki

MAC yang berbeda. Lain halnya dengan Switch, karena Swicth

mampu mengenali MAC device yang terhubung dalam jaringannya,

maka Swicth hanya akan mengirim data dari PC pengirim ke PC

tujuan saja.

Page 10: BAB IV CISCO PACKET TRACER BAB IV CISCO PACKET TRACER 4.1 Pendahuluan 4.1.1 Cisco Packet Tracer Cisco Packet Tracer merupakan sebuah alat pembantu atau bisa disebut simulator untuk

62

4.4.2 Simulasi 2 jaringan LAN menggunakan 1 Router

1. Topologi Jaringan

Gambar 4.6 Topologi jaringan dengan Router

Pada topologi diatas, tiap 2 PC terhubung pada satu Switch dan

tiap Switch terhubung ke Router. Untuk dapat menjalankan jaringan

diatas diperlukan setting konfigurasi IP pada Router dan tiap-tiap PC.

Switch tidak memerlukan konfigurasi IP.

2. Setting konfigurasi Router

a. Pada FastEthernet0/0

Gambar 4.7 Konfigurasi FastEthernet0/0

Setting diatas dilakukan untuk mengatur konfigurasi pada

FastEthernet0/0. Dimana settingan tersebut nantinya akan

Page 11: BAB IV CISCO PACKET TRACER BAB IV CISCO PACKET TRACER 4.1 Pendahuluan 4.1.1 Cisco Packet Tracer Cisco Packet Tracer merupakan sebuah alat pembantu atau bisa disebut simulator untuk

63

terhubung ke Switch sebelah kiri. IP Address pada konfigurasi

router tersebut akan menjadi default gateway bagi PC0 dan PC1.

Untuk port status harus diOnkan atau diaktifkan agar jaringan

dapat terhubung.

b. Pada FastEthernet0/1

Gambar 4.8 Konfigurasi FastEthernet0/1

Setting diatas dilakukan untuk mengatur konfigurasi pada

FastEthernet0/1. Dimana settingan tersebut nantinya akan

terhubung ke Switch sebelah kiri. IP Address pada konfigurasi

router tersebut akan menjadi default gateway bagi PC2 dan PC3.

Untuk port status harus diOnkan atau diaktifkan agar jaringan

dapat terhubung.

3. Uji ping untuk membuktikan jaringan tersebut terhubung

Gambar 4.9 Uji ping

Page 12: BAB IV CISCO PACKET TRACER BAB IV CISCO PACKET TRACER 4.1 Pendahuluan 4.1.1 Cisco Packet Tracer Cisco Packet Tracer merupakan sebuah alat pembantu atau bisa disebut simulator untuk

64

Untuk menguji apakah antar PC dalam jaringan tersebut

sudah terhubung, kita dapat menggunakan tes ping. Kita ping

dari PC0 ke PC2 yang berbeda switch. Pada PC0 klik dan pilih

Command Prompt, lalu ketikkan “ping 192.168.2.2”. 192.168.2.2

pada perintah ping diatas menunjukkan IP PC2 yang akan kita

tuju.

Dari hasil ping, dapat diketahui bahwa antar PC pada

jaringan tersebut sudah terhubung dengan munculnya Replay dari

PC2. Replay menunjukkan ada reaksi atau tanggapan dari PC2.

Bytes=32 menunjukkan besar request packet yang dikirimkan.

Time menunjukkan nilai “round trip delay” yang menunjukkan

waktu yang diperlukan paket yang kita kirimkan untuk mencapai

PC yang dituju. TTL menunjukkan nilai “Time-to-Live” yang

digunakan untuk mencegah adanya circular routing pada suatu

jaringan.

4.4.3 Crimping Kabel Cross-over dan Jaringan Peer to Peer

1. Crimping kabel Cross-over

Pada Uji koneksi jaringan peer to peer kelompok kami A2,

berpasangan dengan kelompok A1, untuk membentuk jaringan peer

to peer ini kami menggunakan masing-masing komputer dan sebuah

kabel UTP yang telah di crimping oleh konektor RJ45, setelah

selesai membuat kabel ternyata terkoneksi atau terhubung. Kami

menggunakan Cross Over dengan ketentuan warna sebagai berikut.

Gambar 4.10 Urutan warna kabel

Page 13: BAB IV CISCO PACKET TRACER BAB IV CISCO PACKET TRACER 4.1 Pendahuluan 4.1.1 Cisco Packet Tracer Cisco Packet Tracer merupakan sebuah alat pembantu atau bisa disebut simulator untuk

65

Sesuai kesepakatan kelompok kami A2 menggunakan urutan

dengan pola T-568A dan kelompok A1 dengan pola T-568B. Urutan

warna kabel tersebut tidaklah sembarangan, karena telah ada aturan

pokoknya.

2. Konfigurasi PC untuk Jaringan Peer to Peer

Gambar 4.11 Konfigurasi IP untuk Peer to Peer

Pada saat mengkonfigurasi IP untuk Jaringan Peer to Peer, kami

sepakat menggunakan IP kelas C, dengan Nework 192.168.1. Pada

PC kelompok kami menggunakan IP 192.168.1.2. Dalam satu

jaringan Peer to Peer Network haruslah sama agar dapat terhubung,

namun Host tidak boleh sama.

Page 14: BAB IV CISCO PACKET TRACER BAB IV CISCO PACKET TRACER 4.1 Pendahuluan 4.1.1 Cisco Packet Tracer Cisco Packet Tracer merupakan sebuah alat pembantu atau bisa disebut simulator untuk

66

3. Uji ping jaringan Peer to Peer

Gambar 4.12 Uji ping jaringan Peer to Peer

Peer to Peer adalah adalah suatu teknologi sharing (pemakaian

bersama) resource dan service antara satu komputer dan komputer

yang lain. Pengertian yang lebih tepat mengenai peer to peer (p2p)

adalah sistem terkomputerisasi Client-Server dimana suatu

komputer berfungsi sebagai client sekaligus sebagai server, sehingga

memungkinkan komunikasi dan pertukaran resource antara dua

komputer secara langsung (real time).

Untuk melakukan uji ping kita harus membuka Comman Prompt

dengan cara menekan tombol Windows+R lalu ketik cmd dan tekan

enter. Setelah terbuka ketikkan “ping 192.168.1.1”. 192.168.1.1

adalah IP untuk PC yang digunakan oleh kelompok A1.

Dari hasil ping, dapat diketahui bahwa antar PC pada jaringan

tersebut sudah terhubung dengan munculnya Replay dari PC2.

Replay menunjukkan ada reaksi atau tanggapan dari PC2. Bytes=32

menunjukkan besar request packet yang dikirimkan. Time

menunjukkan nilai “round trip delay” yang menunjukkan waktu yang

diperlukan paket yang kita kirimkan untuk mencapai PC yang dituju.

TTL menunjukkan nilai “Time-to-Live” yang digunakan untuk

mencegah adanya circular routing pada suatu jaringan.

Page 15: BAB IV CISCO PACKET TRACER BAB IV CISCO PACKET TRACER 4.1 Pendahuluan 4.1.1 Cisco Packet Tracer Cisco Packet Tracer merupakan sebuah alat pembantu atau bisa disebut simulator untuk

67

4.5 Kesimpulan

1. Kita dapat menggunakan Cisco Packet Tracer untuk

mensimulasikan jaringan komputer.

2. IP address (alamat IP) merupakan alamat jaringan logika yang

mengidentifikasikan host tertentu. Sebuah host memerlukan alamat IP

agar dapat berkomunikasi dalam jaringan internet.

3. Jaringan peer to peer merupakan jaringan yang menghubungkan

komputer satu dengan komputer yang kedua, dengan kata lain ini hanya

dua computer saja.

4. Jaringan LAN yang menggunakan HUB, data di salurkan kepada

komputer tujuan broadcast sehingga semua komputer yang berada pada

jaringan HUB akan mendapatkan data tersebut.

5. Pada jaringan HUB tidak memungkinkan antar komputer berkomunikasi

secara duplex(saling mengirim pada waktu yang sama).

6. Jaringan LAN yang menggunakan switch, data disalurkan kepada

komputer tujuan secara langsung.

7. Jaringan switch memungkinkan antar komputer berkomunikasi secara

duplex(saling mengirim pada waktu yang sama).

8. Router merupakan alat yang berfungsi mengirimkan paket data melalui

sebuah jaringan atau internet menuju tujuannya, melalui proses yang

bernama Routing.

9. Kabel straight merupakan kabel yang memiliki cara pemasangan yang

sama antara ujung satu dengan ujung yang lainnya. Fungsi nya yaitu :

a. Menghubungkan antara computer dengan switch

b. Menghubungkan computer dengan LAN pada modem cable/DSL

c. Menghubungkan router dengan LAN pada modem cable/DSL

d. Menghubungkan switch ke router

e. Menghubungkan hub ke router

10. Kabel cross over merupakan kabel yang memiliki susunan berbeda

antara ujung satu dengan ujung lainnya. Fungsinya yaitu :

a. Menghubungkan 2 buah komputer secara langsung

b. Menghubungkan 2 buah switch

Page 16: BAB IV CISCO PACKET TRACER BAB IV CISCO PACKET TRACER 4.1 Pendahuluan 4.1.1 Cisco Packet Tracer Cisco Packet Tracer merupakan sebuah alat pembantu atau bisa disebut simulator untuk

68

c. Menghubungkan 2 buah hub

d. Menghubungkan switch dengan hub

e. Menghubungkan komputer dengan router

11. Penyebab tidak terhubungnya computer diantaranya:

a. Kabel UTP tidak terpasang dengan benar;

b. Urutan warna kabel UTP yang salah atau terbalik;

c. Kurang pas ujung kabel UTP dengan lubang RJ45;

d. Salah hadapan dalam memasukkan kabel UTP pada RJ45;

e. Salah pemilhan type kabel cross atau straight dalam penggunaan

penyambungan.