bab iv cisco packet tracer bab iv cisco packet tracer 4.1 pendahuluan 4.1.1 cisco packet tracer...
TRANSCRIPT
53
BAB IV
CISCO PACKET TRACER
4.1 Pendahuluan
4.1.1 Cisco Packet Tracer
Cisco Packet Tracer merupakan sebuah alat pembantu atau bisa
disebut simulator untuk alat alat jaringan Cisco. Cisco Packet Tracer
biasanya sering digunakan sebagai media pembelajaran dan penelitian,
termasuk dalam bidang penelitian simulasi jaringan komputer. Program
ini dibuat oleh Cisco System dan program ini gratis untuk fakultas,
siswa, dan alumni yang telah berpartisipasi pada Cisco Networking
Academy. Pada dasarnya Cisco Packet Tracer ini digunakan sebagai
media pembelajaran bagi para pemula untuk merancang,
mengkonfigurasi, dan memecahkan masalah mengenai jaringan
komputer. Singkatnya Cisco Packet Tracer memberikan kemudahan
bagi kita untuk belajar bagaimana merancang, membangun dan
mengkonfigurasi sebuah jaringan. Mulai dari jaringaan yang sederhana
sampai yang kompleks. Bahkan kita juga bisa mengetahui troubel apa
saja yang sering kali terjadi dalam sebuah jaringan hingga kita bisa
menganalisa dan memperbaikinya tanpa harus membeli perangkat yang
super mahal bagi kalangan mahasiswa yang masih dalam tahap belajar.
4.1.2 Perangkat-Perangkat Jaringan
1. Hub
Gambar 4.1 Hub
54
Hub adalah sebuah perangkat yang menyatukan kabel-kabel
network dari tiap-tiap workstation, server atau perangkat lain.
2. Switch
Gambar 4.2 Switch
Switch atau biasa disebut sebagai “smart hub” merupakan alat
yang digunakan sebagai repeater atau penguat untuk
menghubungkan kabel-kabel UTP dari satu komputer ke komputer
lain.
3. Router
Gambar 4.3 Router
Router adalah sebuah alat jaringan komputer yang mengirimkan
paket data melalui sebuah jaringan atau internet menuju tujuannya,
melalui sebuah proses yang dikenal sebagai routing.
55
4.1.3 Pengklasifikasian Kelas IP
1. IPv4
Alamat IP versi 4 (sering disebut dengan Alamat IPv4) adalah
sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam
protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol IP versi 4.
Panjang totalnya adalah 32-bit, dan secara teoritis dapat
mengalamati hingga 4 miliar host komputer di seluruh dunia.
Alamat IP versi 4 umumnya diekspresikan dalam notasi desimal
bertitik (dotted-decimal notation) yang dibagi ke dalam empat buah
oktet berukuran 8-bit. Dalam beberapa buku referensi, format
bentuknya adalah w.x.y.z. Karena setiap oktet berukuran 8-bit, maka
nilainya berkisar antara 0 hingga 255 (meskipun begitu, terdapat
beberapa pengecualian nilai).
Alamat IP yang dimiliki oleh sebuah host dapat dibagi dengan
menggunakan subnet mask jaringan ke dalam dua buah bagian,
yakni:
a. Network Identifier/NetID atau Network Address (alamat
jaringan) yang digunakan khusus untuk mengidentifikasikan
alamat jaringan di mana host berada. Alamat network identifier
tidak boleh bernilai 0 atau 255.
b. Host Identifier/HostID atau Host address (alamat host) yang
digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat host (dapat
berupa workstation, server atau sistem lainnya yang berbasis
teknologi TCP/IP) di dalam jaringan. Nilai host identifier tidak
boleh bernilai 0 atau 255 dan harus bersifat unik di dalam
network identifier/segmen jaringan di mana ia berada.
56
Tabel 4.1 data mengenai IP
2. Class A
Alamat-alamat kelas A diberikan untuk jaringan skala besar.
Nomor urut bit tertinggi di dalam alamat IP kelas A selalu diset
dengan nilai 0 (nol). Tujuh bit berikutnya—untuk melengkapi oktet
pertama—akan membuat sebuah network identifier. 24 bit sisanya
(atau tiga oktet terakhir) merepresentasikan host identifier. Ini
mengizinkan kelas A memiliki hingga 126 jaringan, dan 16,777,214
host tiap jaringannya. Alamat dengan oktet awal 127 tidak diizinkan,
karena digunakan untuk mekanisme Interprocess Communication
(IPC) di dalam mesin yang bersangkutan.
3. Class B
Alamat-alamat kelas B dikhususkan untuk jaringan skala
menengah hingga skala besar. Dua bit pertama di dalam oktet
pertama alamat IP kelas B selalu diset ke bilangan biner 10. 14 bit
berikutnya (untuk melengkapi dua oktet pertama), akan membuat
sebuah network identifier. 16 bit sisanya (dua oktet terakhir)
merepresentasikan host identifier. Kelas B dapat memiliki 16,384
network, dan 65,534 host untuk setiap network-nya.
4. Class C
Alamat IP kelas C digunakan untuk jaringan berskala kecil.
Tiga bit pertama di dalam oktet pertama alamat kelas C selalu diset
ke nilai biner 110. 21 bit selanjutnya (untuk melengkapi tiga oktet
pertama) akan membentuk sebuah network identifier. 8 bit sisanya
57
(sebagai oktet terakhir) akan merepresentasikan host identifier. Ini
memungkinkan pembuatan total 2,097,152 buah network, dan 254
host untuk setiap network-nya.
5. Class D
Alamat IP kelas D disediakan hanya untuk alamat-alamat IP
multicast, sehingga berbeda dengan tiga kelas di atas. Empat bit
pertama di dalam IP kelas D selalu diset ke bilangan biner 1110. 28
bit sisanya digunakan sebagai alamat yang dapat digunakan untuk
mengenali host. Untuk lebih jelas mengenal alamat ini, lihat pada
bagian alamat Multicast IPv4.
6. Ipv6
Alamat IP versi 6 (sering disebut sebagai alamat IPv6) adalah
sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam
protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol IP versi 6.
Panjang totalnya adalah 128-bit, dan secara teoritis dapat
mengalamati hingga 2128=3,4 x 1038 host komputer di seluruh
dunia.
4.2 Tujuan
1. Praktikan dapat mengetahui fitur-fitur yang ada di Packet Tracer.
2. Praktikan dapat mengetahui macam-macam perangkat jaringan.
3. Praktikan dapat mengetahui konsep IP.
4. Praktikan dapat membuat simulasi jaringan sederhana pada Packet
Tracer.
5. Praktikan dapat membuat kabel Cross-over untuk jaringan peer to peer.
58
4.3 Langkah Kerja
4.3.1 Simulasi jaringan LAN menggunakan Switch dan Hub
1. Desain Jaringan LAN menggunakan Switch
Pada jaringan yang ingin kita buat menggunakan 1 switch dan 3
PC, jaringan ini dihubungkan dengan menggunakan kabel Tipe
Copper Straight-Through. Pada jaringan switch berfungsi sebagai
penyalur paket data antara komputer yang satu dengan yang lain
secara langsung. Ke 3 komputer menggunakan IP dengan kelas C.
Switch tidak memerlukan IP sendiri untuk menyambungkan antar
PC.
2. Desain Jaringan LAN menggunakan Hub
Pada jaringan LAN yang menggunakan 3 PC dan 1 buah HUB,
jaringan ini dapat saling terkoneksi antara yang satu dengan yang
lain, jaringan ini dihubungkan dengan menggunakan kabel Tipe
Copper Straight-Through. HUB pada jaringan berfungsi sebagai
penyalur paket data antara komputer yang satu dengan yang lain
dengan sifat penyaluran paket data bersifat Broadcast. Jaringan ini
yang ada dalam PC adalah IP kelas C, dengan ditunjukknan
192.168.1.x.
4.3.2 Simulasi 2 jaringan LAN menggunakan 1 Router
1. Desain Jaringan
Pada desain tersebut membutuhkan perangkat 1 router, 2 switch,
dan 4 PC. Pada jaringan tersebut 2 jaringan yang dihubungkan oleh
sebuah router, pada percobaan yang dilakukan, digunakan 1 Switch
menghubungkan 2 PC dan kedua switch dihubungkan oleh router.
Sehingga terbentuk 1 jaringan.
2. Konfigurasi Router
Mengkonfigurasi router ada dua cara yaitu dengan cara GUI
(Graphic User Interface)dan cara CLI (Command Line Interface),
59
tapi biasanya menggunakan cara GUI karena lebih mudah dan cepat,
cara mengkonfiguasikan router dengan menggunakan GUI seperti
berikut:
a. Klik kiri pada router0 lalau pilih menu config.
b. Pilih interface lalu pilih sub menu FastEthernet 0/0.
c. Setting IP Address dan subnet mask dengan IP kelas C
192.168.1.1 dan subnet mask 255.255.255.0 dan memberi poin
pada ON.
d. Melakukan hal yang sama pada fastethernet 0/1 dengan IP
192.168.2.1 dan subnet mask 255.255.255.0.
IP pada router akan menjadi default geteway pada tiap PC
sesuai dengan fastethernetnya.
3. Konfigurasi IP host/PC
Setelah selesai melakukan konigurasi pada Router selanjutnya
melakukan konfigurasi pada tiap tiap PC dengan Default gateway
yang telah ditentukan pada router dan sesuai dengan fastethernet 0/0
dan fastethernet 0/1. Seperti contoh konfigurasi pada PC0 sebagai
berikut langkahnya:
a. Klik kiri pada PC0 pilih menu desktop pilih IP Configuration.
b. Lalu mensetting IP Address, Submask, dan Default Gateway.
c. Melakukan konfigurasi dengan cara yang sama pada PC1, PC2,
dan PC3.
4.3.3 Crimping Kabel Cross-over dan Jaringan Peer to Peer
Langkah-langkah dalam membuat kabel cross over adalah sebagai
berikut :
1. Kupas ujung kulit kabel UTP secukupnya menggunakan pemotong
pada Crimp Tool.
2. Buka uliran setiap pasangan kabel dan luruskan.
3. Untuk membuat kabel Cross Over susun kabel pada salah satu ujung
60
dengan susunan T-568A dan yang lain dengan susunan T-568B.
4. Jepit kabel yang sudah tersusun dengan ibu jari dan telunjuk agar
tetap merata dan terurut, kemudian ratakan ujung kabel dengan
pemotong pada Crimp Tool.
5. Jangan lepaskan jepitan ibu jari dan telunjuk pada kabel agar
susunan tidak bergeser, kemudian masukkan ujung kabel pada
konektor RJ-45 sesuai dengan arah yang benar.
6. Pastikan setiap tembaga pada ujung kabel mencapai ujung konektor
RJ-45.
7. Gunakan Crimp Tool untuk menekan tembaga di ujung konektor
RJ-45 agar kabel terpasang pada konektor dengan sempurna.
4.4 Analisa dan Pembahasan
4.4.1 Simulasi jaringan LAN menggunakan Switch dan Hub
1. Topologi Switch dan HUB
Gambar 4.4 Topologi Switch dan HUB
Pada topologi di atas, nampak 3 PC masing masing terhubung
ke Switch dan ke HUB. Topologi tersebut menggunakan topologi
star. Semua device pada topologi diatas dihubungkan dengan
Copper Straigh-Through.
Setelah semua terhubung, isikan IP pada masing-masing PC
atau End Device sesua IP yang tertera ada gambar diatas. Perlu
diketahui, dalam satu jaringan pada Switch maupun HUB harus
menggukan alamat jarinngan yang sama.
61
2. Perbedaan Switch dan HUB berdasarkan aliran data
Gambar 4.5 Perbedaan Swith dan HUB
Perbedaan aliran data yang terjadi pada jaringan LAN yang
menggunakan HUB dan switch dapat terlihat, pada Jaringan LAN
yang menggunakan HUB ketika data diterima HUB lalu HUB
menstansmisikan data ke setiap PC yang terhubung dalam jaringan
jadi setiap PC akan menerima data yang seharusnya bukan untuk PC
tersebut. Berbeda dengan switch, swtich akan menerima salurkan
data ke PC yang dituju saja, sehingga data terebut tidak direima oleh
PC yang lain. Seperti pada gambar PC A mengirim data ke PC C
maka Switch akan mengirim langsung ke PC C sebaliknya pada PC
D mengirim data ke PC F HUB akan mengirim data kesetiap PC
yang berhubungan dengan HUB tersebut.
Hal ini dapat terjadi karena pada HUB tidak dapat mendeteksi
MAC yang ada pada tiap PC. MAC disini adalah sejenis alamat
logika tertentu yang terdapat pada NIC pada tiap-tiap PC. MAC juga
bagaikan DNA dari masing-masing PC karena tiap PC memiliki
MAC yang berbeda. Lain halnya dengan Switch, karena Swicth
mampu mengenali MAC device yang terhubung dalam jaringannya,
maka Swicth hanya akan mengirim data dari PC pengirim ke PC
tujuan saja.
62
4.4.2 Simulasi 2 jaringan LAN menggunakan 1 Router
1. Topologi Jaringan
Gambar 4.6 Topologi jaringan dengan Router
Pada topologi diatas, tiap 2 PC terhubung pada satu Switch dan
tiap Switch terhubung ke Router. Untuk dapat menjalankan jaringan
diatas diperlukan setting konfigurasi IP pada Router dan tiap-tiap PC.
Switch tidak memerlukan konfigurasi IP.
2. Setting konfigurasi Router
a. Pada FastEthernet0/0
Gambar 4.7 Konfigurasi FastEthernet0/0
Setting diatas dilakukan untuk mengatur konfigurasi pada
FastEthernet0/0. Dimana settingan tersebut nantinya akan
63
terhubung ke Switch sebelah kiri. IP Address pada konfigurasi
router tersebut akan menjadi default gateway bagi PC0 dan PC1.
Untuk port status harus diOnkan atau diaktifkan agar jaringan
dapat terhubung.
b. Pada FastEthernet0/1
Gambar 4.8 Konfigurasi FastEthernet0/1
Setting diatas dilakukan untuk mengatur konfigurasi pada
FastEthernet0/1. Dimana settingan tersebut nantinya akan
terhubung ke Switch sebelah kiri. IP Address pada konfigurasi
router tersebut akan menjadi default gateway bagi PC2 dan PC3.
Untuk port status harus diOnkan atau diaktifkan agar jaringan
dapat terhubung.
3. Uji ping untuk membuktikan jaringan tersebut terhubung
Gambar 4.9 Uji ping
64
Untuk menguji apakah antar PC dalam jaringan tersebut
sudah terhubung, kita dapat menggunakan tes ping. Kita ping
dari PC0 ke PC2 yang berbeda switch. Pada PC0 klik dan pilih
Command Prompt, lalu ketikkan “ping 192.168.2.2”. 192.168.2.2
pada perintah ping diatas menunjukkan IP PC2 yang akan kita
tuju.
Dari hasil ping, dapat diketahui bahwa antar PC pada
jaringan tersebut sudah terhubung dengan munculnya Replay dari
PC2. Replay menunjukkan ada reaksi atau tanggapan dari PC2.
Bytes=32 menunjukkan besar request packet yang dikirimkan.
Time menunjukkan nilai “round trip delay” yang menunjukkan
waktu yang diperlukan paket yang kita kirimkan untuk mencapai
PC yang dituju. TTL menunjukkan nilai “Time-to-Live” yang
digunakan untuk mencegah adanya circular routing pada suatu
jaringan.
4.4.3 Crimping Kabel Cross-over dan Jaringan Peer to Peer
1. Crimping kabel Cross-over
Pada Uji koneksi jaringan peer to peer kelompok kami A2,
berpasangan dengan kelompok A1, untuk membentuk jaringan peer
to peer ini kami menggunakan masing-masing komputer dan sebuah
kabel UTP yang telah di crimping oleh konektor RJ45, setelah
selesai membuat kabel ternyata terkoneksi atau terhubung. Kami
menggunakan Cross Over dengan ketentuan warna sebagai berikut.
Gambar 4.10 Urutan warna kabel
65
Sesuai kesepakatan kelompok kami A2 menggunakan urutan
dengan pola T-568A dan kelompok A1 dengan pola T-568B. Urutan
warna kabel tersebut tidaklah sembarangan, karena telah ada aturan
pokoknya.
2. Konfigurasi PC untuk Jaringan Peer to Peer
Gambar 4.11 Konfigurasi IP untuk Peer to Peer
Pada saat mengkonfigurasi IP untuk Jaringan Peer to Peer, kami
sepakat menggunakan IP kelas C, dengan Nework 192.168.1. Pada
PC kelompok kami menggunakan IP 192.168.1.2. Dalam satu
jaringan Peer to Peer Network haruslah sama agar dapat terhubung,
namun Host tidak boleh sama.
66
3. Uji ping jaringan Peer to Peer
Gambar 4.12 Uji ping jaringan Peer to Peer
Peer to Peer adalah adalah suatu teknologi sharing (pemakaian
bersama) resource dan service antara satu komputer dan komputer
yang lain. Pengertian yang lebih tepat mengenai peer to peer (p2p)
adalah sistem terkomputerisasi Client-Server dimana suatu
komputer berfungsi sebagai client sekaligus sebagai server, sehingga
memungkinkan komunikasi dan pertukaran resource antara dua
komputer secara langsung (real time).
Untuk melakukan uji ping kita harus membuka Comman Prompt
dengan cara menekan tombol Windows+R lalu ketik cmd dan tekan
enter. Setelah terbuka ketikkan “ping 192.168.1.1”. 192.168.1.1
adalah IP untuk PC yang digunakan oleh kelompok A1.
Dari hasil ping, dapat diketahui bahwa antar PC pada jaringan
tersebut sudah terhubung dengan munculnya Replay dari PC2.
Replay menunjukkan ada reaksi atau tanggapan dari PC2. Bytes=32
menunjukkan besar request packet yang dikirimkan. Time
menunjukkan nilai “round trip delay” yang menunjukkan waktu yang
diperlukan paket yang kita kirimkan untuk mencapai PC yang dituju.
TTL menunjukkan nilai “Time-to-Live” yang digunakan untuk
mencegah adanya circular routing pada suatu jaringan.
67
4.5 Kesimpulan
1. Kita dapat menggunakan Cisco Packet Tracer untuk
mensimulasikan jaringan komputer.
2. IP address (alamat IP) merupakan alamat jaringan logika yang
mengidentifikasikan host tertentu. Sebuah host memerlukan alamat IP
agar dapat berkomunikasi dalam jaringan internet.
3. Jaringan peer to peer merupakan jaringan yang menghubungkan
komputer satu dengan komputer yang kedua, dengan kata lain ini hanya
dua computer saja.
4. Jaringan LAN yang menggunakan HUB, data di salurkan kepada
komputer tujuan broadcast sehingga semua komputer yang berada pada
jaringan HUB akan mendapatkan data tersebut.
5. Pada jaringan HUB tidak memungkinkan antar komputer berkomunikasi
secara duplex(saling mengirim pada waktu yang sama).
6. Jaringan LAN yang menggunakan switch, data disalurkan kepada
komputer tujuan secara langsung.
7. Jaringan switch memungkinkan antar komputer berkomunikasi secara
duplex(saling mengirim pada waktu yang sama).
8. Router merupakan alat yang berfungsi mengirimkan paket data melalui
sebuah jaringan atau internet menuju tujuannya, melalui proses yang
bernama Routing.
9. Kabel straight merupakan kabel yang memiliki cara pemasangan yang
sama antara ujung satu dengan ujung yang lainnya. Fungsi nya yaitu :
a. Menghubungkan antara computer dengan switch
b. Menghubungkan computer dengan LAN pada modem cable/DSL
c. Menghubungkan router dengan LAN pada modem cable/DSL
d. Menghubungkan switch ke router
e. Menghubungkan hub ke router
10. Kabel cross over merupakan kabel yang memiliki susunan berbeda
antara ujung satu dengan ujung lainnya. Fungsinya yaitu :
a. Menghubungkan 2 buah komputer secara langsung
b. Menghubungkan 2 buah switch
68
c. Menghubungkan 2 buah hub
d. Menghubungkan switch dengan hub
e. Menghubungkan komputer dengan router
11. Penyebab tidak terhubungnya computer diantaranya:
a. Kabel UTP tidak terpasang dengan benar;
b. Urutan warna kabel UTP yang salah atau terbalik;
c. Kurang pas ujung kabel UTP dengan lubang RJ45;
d. Salah hadapan dalam memasukkan kabel UTP pada RJ45;
e. Salah pemilhan type kabel cross atau straight dalam penggunaan
penyambungan.