analisa perang teluk-libre
DESCRIPTION
gulf warTRANSCRIPT
1
ANALISA PERANG TELUK
IRAK VS KUWAIT
Erwin Kurnia N.M. 120130102007
Asymmetric Warfare Study Programe, Faculty of Defense Strategy, Indonesia Defense University, Jakarta, 2014
Jalan Salemba Raya Nomor 14 Jakarta Pusat 10430
Telp/HP.+6281319288874
1. Pendahuluan
Perang Teluk Persia (Gulf War) merupakan perang yang terjadi antara Irak
melawan Kuwait. Perang akibat adanya invasi Irak atas sebuah negara kecil yang
kaya minyak di Timur tengah, Kuwait pada tanggal 2 Agustus 1990. Invasi ini di
tandai dengan penyerangan yang dilakukan dua brigade pasukan khusus Republik
Irak menguasai istana Amir dan Bank Sentral Kuwait. Penyerangan dilakukan
dengan dalil bahwa Presiden Saddam Hussein akan menemukan emas Kuwait di
tempat tersebut. Namun, setelah menguasai kedua tempat tersebut, Saddam
Hussein tidak menemukan emas sebagaimana yang diharapkan. Warga Kuwait
lebih senang melakukan investasi ke luar dari negaranya dibandingkan dengan
berinvestasi di Bank Sentral Kuwait sendiri1,2.
Selain daripada itu, perang dipicu oleh karena terjadinya pelanggaran
kuota minyak yang dilakukan oleh pemerintah Kuwait, Arab, dan Uni Emirat
Arab dalam memproduksi minyak secara melimpah sehingga harga minyak
menjadi turun secara drastis. Akibatnya, Irak yang hanya mengandalkan minyak
mentah sebagai masukan devisa negaranya mengalami kemerosotan yang sangat
1 Cigar, Norman. 1992. “Iraq’s Strategic Mindset and the Gulf War,” Journal of StrategicStudies, hal. 9-11 2 Friedman, Norman. 1991. Desert Victory. Annapolis, Md.: Naval Institute Press, hal. 66, 108-111
2
hebat setelah Inggris menemukan sumur minyak baru di Alaska, Laut Utara, dan
negara bekas jajahan Uni Sovyet. Persaingan harga yang begitu ketat dari hasil
sumur minyak baru tersebut memaksa Irak harus menurunkan minyaknya jauh di
bawah harga yang telah ditetapkan. Hal ini menyebabkan Irak semakin terpuruk,
terlebih lagi pada saat itu, Irak sedang melakukan rehabilitasi pembangunan akibat
perang melawan Iran di tahun 1980-1988. Oleh karena itu, Irak menuduh Kuwait
telah mencuri minyak Irak di Ladang Minyak Rumeyla yang terletak diperbatasan
daerah yang disengketakan. Selain dari pada itu, keinginan kuat Presiden Saddam
Hussein menjadi orang nomor satu di dunia Arab juga merupakan dampak dari
Irak ingin menguasai Kuwait secepatnya. Keinginan kuat ini dilatarbelakangi
karena para penasehat Saddam Hussein percaya bahwa negara Arab tidak
mendukung keberadaan Amerika Serikat atas Israel yang bersifat imperialis di
wilayah Timur Tengah.3 Presiden Saddam Hussen memiliki keyakinan bahwa
Amerika Serikat tidak akan melakukan penyerangan terhadap negaranya sehingga
Irak melakukan percepatan penyerangan ke wilayah Kuwait.
Gambar Peta Negara Iraq
Menurut Tetlock pada tahun 1992 mengemukakan bahwa para peminpin
yang membuat suatu keputusan adalah manusia rasional yang selalu membuat
perubahan terkait dengan kebijakan luar negeri menjadi lebih baik. Presiden
Saddam Hussein telah mengambil keputusan politik yang salah sehubungan
3 Al-Radi, Nuha. 1998. Baghdad Diaries. London: Saqi Books, hal. 51.
3
dengan invasi Irak terhadap Kuwait sehingga menimbulkan dampak buruk
terhadap negara Irak sendiri.
2. Membuka Mata Dunia
Dengan adanya invasi Irak terhadap Kuwait, sudah merupakan pukulan
telak bagi Amerika Serikat dimana tindakan ini telah mengancam kepentingan
nasional Amerika Serikat di wilayah Teluk Persia untuk menjamin minyak terus
mengalir ke negara adikuasa tersebut. Kegiatan Invasi yang dilakukan Irak
terhadap Kuwait telah memaksa pemerintah Arab Saudi meminta bantuan dari
Pemerintah Amerika Serikat pada tanggal 7 Agustus 1990. Setelah misi
diplomatik yang dilakukan antara James Baker dengan Menteri Luar Negeri Irak
Tareq Aziz pada tanggal 9 Januari 1991 mengalami kegagalan. Dimana, Irak
dengan tegas menolak permintaan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) untuk
melakukan penarikan mundur pasukannya dari Kuwait tanggal 15 Januari 1991.
Dengan kata lain, bahwa Presiden Amerika Serikat saat itu George W. Bush
diizinkan mengeluarkan maklumat perang terhadap Irak setelah pada tanggal 12
Januari 1991 mendapat persetujuan dari Kongres Amerika Serikat.
3. Perencanaan Kegiatan
Dalam melakukan manuver serangan ke Irak, pasukan koalisi dipimpin
oleh Jenderal Amerika, Norman Schwarzkopf yang sehari-hari bertugas sebagai
Kepala Pusat Komunikasi atau Cencom Amerika untuk membuat langkah-langkah
dalam pembebasan Kuwait dari pasukan Irak dibawah pimpinan Saddam Hussein.
3.1. Perencanaan Awal
Setelah mendapat persetujuan dari Kongres Amerika dan PBB,
maka Amerika Serikat menyiapkan pasukannya untuk dikirim ke Arab
Saudi dan disusul dengan bantuan dari sekutu-sekutunya seperti Inggris,
Perancis, dan Jerman Barat. Pengiriman pasukan ini, di bawah pimpinan
ATTENTION!
TRIAL LIMITATION - ONLY 3 SELECTED PAGE(S) MAY BE CONVERTED PER CONVERSION.PURCHASING A LICENSE REMOVES THIS LIMITATION. TO DO SO, PLEASE USE THE FOLLOWING LINK:http://www.investintech.com/order_a2e.htm