perang teluk i lengkap

73

Click here to load reader

Upload: qurniawati-annaimeay

Post on 29-Jun-2015

4.865 views

Category:

Documents


46 download

TRANSCRIPT

Page 1: perang teluk I Lengkap

Perang Teluk I

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Perang Teluk Persia I atau Gulf War disebabkan atas Invasi Irak atas Kuwait 2 Agustus 1990 dengan strategi gerak cepat yang langsung menguasai Kuwait. Emir Kuwait Syeikh Jaber Al Ahmed Al Sabah segera meninggalkan negaranya dan Kuwait dijadikan provinsi ke-19 Irak dengan nama Saddamiyat Al-Mitla` pada tanggal 28 Agustus 1990, sekalipun Kuwait membalasnya dengan serangan udara kecil terhadap posisi posisi Irak pada tanggal 3 Agustus 1991 dari pangkalan yang dirahasiakan.

Invasi Irak ke Kuwait disebabkan oleh kemerosotan ekonomi Irak setelah Perang Delapan Tahun dengan Iran dalam perang Iran-Irak. Irak sangat membutuhkan petro dolar sebagai pemasukan ekonominya sementara rendahnya harga petro dolar akibat kelebihan produksi minyak oleh Kuwait serta Uni Emirat Arab yang dianggap Saddam Hussein sebagai perang ekonomi serta perselisihan atas Ladang Minyak Rumeyla sekalipun pada pasca-perang melawan Iran, Kuwait membantu Irak dengan mengirimkan suplai minyak secara gratis. Selain itu, Irak mengangkat masalah perselisihan perbatasan akibat warisan Inggris dalam pembagian kekuasaan setelah jatuhnya pemerintahan Usmaniyah Turki.

Akibat invasi ini, Arab Saudi meminta bantuan Amerika Serikat tanggal 7 Agustus 1990. Sebelumnya Dewan Keamanan PBB menjatuhkan embargo ekonomi pada 6 Agustus 1990.

Amerika Serikat mengirimkan bantuan pasukannya ke Arab Saudi yang disusul negara-negara lain baik negara-negara Arab kecuali Syria, Libya dan Yordania serta Palestina. Kemudian datang pula bantuan militer Eropa khususnya Eropa Barat (Inggris, Perancis dan Jerman Barat), serta beberapa negara di kawasan Asia. Pasukan Amerika Serikat dan Eropa di bawah komando gabungan yang dipimpin Jenderal Norman Schwarzkopf serta Jenderal Collin Powell. Pasukan negara-negara Arab dipimpin oleh Letjen. Khalid bin Sultan.

Misi diplomatik antara James Baker dengan menteri luar negeri Irak Tareq Aziz gagal (9 Januari 1991). Irak menolak permintaan PBB agar Irak menarik pasukannya dari Kuwait 15 Januari 1991. Akhirnya Presiden Amerika Serikat George H. Bush diizinkan menyatakan perang oleh Kongres Amerika Serikat tanggal 12 Januari 1991. Operasi Badai Gurun dimulai tanggal 17 Januari 1991 pukul 03:00 waktu Baghdad yang diawali serangan serangan udara atas Baghdad dan beberapa wilayah Irak lainnya serta operasi di daratan yang mengakibatkan perang darat yang dimulai tanggal 30 Januari 1991.

Irak melakukan serangan balasan dengan memprovokasi Israel dengan menghujani Israel terutama Tel Aviv dan Haifa, Arab Saudi di Dhahran dengan serangan rudal Scud B buatan Sovyet rakitan Irak, serta melakukan perang lingkungan dengan membakar sumur sumur minyak di Kuwait dan menumpahkan minyak ke Teluk Persia. Sempat terjadi tawar-menawar perdamaian antara Uni Sovyet dengan Irak yang dilakukan atas diplomasi Yevgeny Primakov dan Presiden Uni Sovyet Mikhail Gorbachev namun ditolak Presiden Bush pada tanggal 19 Februari 1991. Sementara Sovyet akhirnya tidak melakukan tindakan apa pun di Dewan Keamanan PBB semisal mengambil hak veto. Israel diminta Amerika Serikat untuk tidak mengambil serangan balasan atas Irak untuk menghindari berbaliknya kekuatan militer Negara Negara Arab yang dikhawatirkan akan mengubah jalannya peperangan.

Pada tanggal 27 Februari 1991 pasukan Koalisi berhasil membebaskan Kuwait dan Presiden Bush menyatakan perang selesai.

http://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Teluk_I,8 des 09

Page 2: perang teluk I Lengkap

Perang Iran-Irak

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Perang Iran-Irak juga dikenali sebagai Pertahanan Suci dan Perang Revolusi Iran di Iran, dan Qadisiyyah Saddam ( �ة صّد�ام قادسّي , Qādisiyyat Saddām) di Irak, adalah perang di antara Irak dan Iran yang bermula pada bulan September 1980 dan berakhir pada bulan Agustus 1988. Umumnya, perang ini dikenali sebagai Perang Teluk Persia sehingga Konflik Iraq-Kuwait meletus pada awal 1990-an, dan untuk beberapa waktu dikenali sebagai Perang Teluk Persia Pertama.

Peperangan ini bermula ketika pasukan Irak menerobos perbatasan Iran pada 22 September 1980 akibat masalah perbatasan yang berlarut-larut antara kedua negara dan juga kekhawatiran Saddam Hussein atas perlawanan Syiah yang dibawa oleh imam Khomeini dalam revolusi iran. Walaupun Irak tidak mengeluarkan pernyataan perang, tentaranya gagal dalam misi mereka di Iran dan akhirnya serangan mereka dapat dipukul mundur Iran. Walaupun PBB meminta adanya gencatan senjata, pertempuran tetap berlanjut sampai tanggal 20 Agustus 1988; Pertukaran tawanan terakhir antara kedua negara ini terjadi pada tahun 2003. Perang ini telah merubah wilayah dan situasi poltik global.

Perang ini juga memiliki kemiripan seperti Perang Dunia I. Taktik yang digunakan seperti pertahanan parit, pos-pos pertahanan senapan mesin, serangan dengan bayonet, penggunaan kawat berduri, gelombang serangan manusia serta penggunaan senjata kimia(seperti gas mustard) secara besar-besaran oleh tentara Irak untuk membunuh pasukan Iran dan juga penduduk sipilnya, seperti yang dialami juga oleh warga suku Kurdi di utara Irak. Dalam perang ini dipercaya lebih dari satu juta tentara serta warga sipil irak dan iran tewas, dan lebih banyak lagi korban yang terluka dari kedua belah pihak selama pertempuran berlangsung.

Latar Belakang

Asal Usul Sejarah

Walaupun perang Iran-Irak yang dimulai dari tahun 1980-1988 merupakan perang yang terjadi di wilayah Teluk Persia, akar dari masalah ini sebenarnya dimulai lebih dari berabad-abad silam. Berlarut-larutnya permusuhan yang terjadi antara kerajaan Mesopotamia(terletak di lembah sungai Tigris-Eufrat, yang kini menjadi sebuah negara Irak modern) dengan kerajaan Persia atau negara Iran modern

http://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Iran-Irak

Biografi Saddam Husein

Saddam Husein lahir pada tahun 1937di Tikrit. Kehidupan di Desanya teramat sangat keras, pada masa kecilnya saddam seringkali keluar rumah dengan membekali diri dengan senjata sebagai alat bela diri dikarenakan seringkali terjadi bentrokan antar dengan teman sebayanya. Pada usia 16 Tahun Saddam sudah menjadi ketua geng jalanan. Pada Usia 17 Tahun Saddam membunuh salah seorang saingan pamanya

Page 3: perang teluk I Lengkap

hingga dipenjara 6 bulan. Pada Usia 19 Tahun sudah berkomplot untuk menumbangkan monarki yang berkuasa dan pada usia 21 tahun melakukan percobaan pembunuhan dengan menembak perdana menteri Irak dengan senapan Mesin.

Pada usia 20 tahun ia terjun dalam dunia politik dengan bergabung dalam Partai Baath. Saddam memainkan peran penting dalam kudeta yang dilakukan Partai Baath terhadap Presiden Irak saat itu, Abdul Rahman Arif pada tahun 1968. Kudeta tersebut dipimpin oleh ketua Partai Baath, Hasan Al Bakr, yang setelah kudeta mengangkat diri sebagai presiden. Saddam pun diangkat sebagai wakil Hasan Al Bakr dan menduduki posisi itu selama 15 tahun. Selama itu pula, Saddam melakukan berbagai aksi represif terhadap rakyat Irak. Setelah semakin berkuasa, Sadam pun menyingkirkan Hasan Al Bakr dan merebut posisi sebagai presiden dan pemimpin Partai Baath.

Tak lama setelah Sadam menjadi pemimpin partai Baath, dia melakukan pembersihan besar-besaran dalam tubuh partai. Para penentangnya dibunuh. Para ulama penentang Saddam juga dibunuh atau disiksa dalam penjara. Selama 35 tahun menjadi pemimpin Partai Baath, dia melakukan berbagai pembunuhan massal terhadap rakyat Kurdi di utara Irak dan rakyat Syiah di selatan Irak.

Sebagian sejarawan meyakini, sejak sebelum kudeta tahun 1968, sesungguhnya Saddam sudah menjalin hubungan dengan AS. Menurut mereka, Saddam setelah pembunuhan terhadap Abdul Karim Qasim tahun 1959 melarikan ke Mesir dan di negara ini dia menjalin hubungan dengan agen-agen CIA. Empat tahun kemudian, Saddam pun kembali ke Irak.

Pelayanan penuh Saddam terhadap Gedung Putih mulai terlihat mencolok di hadapan opini umum sejak dia menjadi wakil presiden Hasan Al Bakr. Setelah dia menyingkirkan Hasan Al Bakr yang tak lain sepupunya sendiri, dan meraih tampuk kepresidenan, Saddam semakin meningkatkan kerjasamanya dengan Gedung Putih. Pelayanan terbesar yang dilakukan Saddam terhadap kehendak para penguasa AS adalah invasinya ke Iran pada tahun 1980, segera setelah kemenangan revolusi Islam Iran. Revolusi Islam Iran telah menumbangkan raja boneka Amerika, Shah Pahlevi. AS juga tidak bisa lagi mengeksploitasi kekayaan alam Iran sebagaimana yang telah dilakukannya selama era pemerintahan Pahlevi. Itulah sebabnya AS mendalangi serangan Saddam terhadap Iran.Selain memberikan bantuan politik dan dana, negara-negara Barat itu juga membantu Saddam dalam memproduksi senjata pembunuh massal yang digunakan dalam menyerang Iran.

Menurut data, selama era perang itu, AS dan negara-negara Barat lain, serta negara-negara Arab, telah memberikan bantuan sebesar 120 milyar dollar kepada Saddam. Periode perang delapan tahun Irak-Iran adalah periode keemasan hubungan antara Saddam dan AS. Donald Rumsfeld pada tahun 1983 datang ke Irak untuk berjumpa dengan Saddam dan menjanjikan bantuan keuangan. Robert Fisk wartawan terkemuka dari AS menulis, "Pada zaman ketika Irak membeli gas kimia dari AS, saya dengan mata kepala sendiri melihat bahwa Rumsfeld bersalaman dengan Saddam.

Selama perang delapan tahun Iran-Irak itu, bangsa Iran telah kehilangan nyawa puluhan ribu warganya, mengalami kerugian materil ratusan milyar dollar, dan mengalami ketertinggalan pembangunan selama bertahun-tahun. Selama perang, Saddam juga menggunakan senjata dan bom kimia yang menyebabkan kematian puluhan ribu orang. Hari ini, terdapat sekitar 45.000 orang Iran yang masih hidup dengan menanggung berbagai penyakit akibat terkontaminasi senjata kimia. Setiap tahunnya, pemerintah Iran mengeluarkan dana 37 juta dollar AS untuk merawat para korban senjata kimia itu, namun tiap tahun pula banyak di antara mereka yang akhirnya gugur syahid. Namun, berkat perlindungan Tuhan dan kegigihan bangsa Iran dalam membela tanah air mereka, usaha Saddam dan negara-negara Barat untuk menganeksasi Iran akhirnya menemui kegagalan.

Page 4: perang teluk I Lengkap

Setelah kalah dalam usahanya untuk menguasai Iran, Saddam pun mulai dikhianati oleh sekutunya itu. Atas lampu hijau dari AS, pada tahun 1991 Saddam menyerang Kuwait dengan tujuan menguasai ladang-ladang minyak di negeri itu. Namun, segera setelah serbuan Saddam ke Kuwait, AS malah menggalang pasukan multinasional untuk membela Kuwait. Tentu saja, pasukan Saddam yang memang sudah lemah karena delapan tahun bertempur dengan Iran, dengan mudah bisa dipukul mundur oleh AS dan sekutu-sekutunya. Kelemahan posisi Saddam dimanfaatkan oleh sebagian bangsa Irak untuk memberontak dari diktator yang selama ini sudah menyengsarakan mereka itu. Namun, lagi-lagi, Saddam berkonspirasi dengan AS. Tiba-tiba serangan pasukan AS terhadap Saddam dihentikan sehingga Saddam bisa berkonsentrasi merepresi warganya yang memberontak.Namun tak lama kemudian, AS memimpin gerakan internasional untuk mengembargo Irak. Tentu saja, yang sengsara akibat embargo ini adalah rakyat kecil. Mereka kekurangan makan dan obat-obatan sementara Saddam dan para penguasa tetap hidup sejahtera. Setelah 12 tahun menderita akibat embargo itu, rakyat Irak pada tahun 2003 menghadapi penderitaan baru lagi, yaitu agresi AS ke wilayah mereka dengan alasan untuk menggulingkan Saddam. Setelah Saddam terguling pun, hingga hari ini AS dan Inggris tetap bercokol di negeri itu dan menimpakan penderitaan tak terkira bagi rakyat Irak.

Berbagai aksi AS ini, baik ketika mendukung Saddam dalam Perang Iran-Irak, membela Kuwait dalam Perang Teluk, lalu kembali mendukung Saddam dalam menghentikan pemberontakan warga Irak, kemudian datang ke Irak untuk menggulingkan Saddam, menunjukkan jatidiri para penguasa AS. Mereka sama sekali tidak memikirkan apapun selain kepentingan mereka sendiri. Dalam Perang Teluk, misalnya, AS berbalik memusuhi Saddam dengan tujuan menekan negara-negara Teluk. Akibat perang Teluk, negara-negara Teluk banyak yang membeli senjata dari AS karena takut diserang Saddam. Kuwait pun dipaksa membiayai peralatan perang yang didatangkan AS. Semua itu menunjukkan bahwa AS sengaja mendorong Saddam menyerang Kuwait demi keuntungan pabrik-pabrik senjata milik AS.

Demi meraih keuntungan pribadi, para penguasa AS menggunakan berbagai macam cara, dan salah satunya, mencari sekutu seperti Saddam Husein. Saddam Husein yang dibutakan oleh hawa nafsu dan ambisinya, tunduk patuh melayani keinginan AS. Kemudian, setelah Saddam dianggap tidak berguna lagi, AS pun berusaha mencari simpati rakyat Irak dengan menggulingkannya. Namun, ketika situasi di Irak menjadi semakin tidak terkontrol oleh AS, AS pun melakukan langkah lain, dengan menuduh Iran di balik segala kekacauan di Irak. Eksekusi Saddam pun dimanfaatkan untuk menekan Iran. Saddam diposisikan sebagai pahlawan Arab dan dengan cara itu, sentimen antar mazhab dan anti Iran dibesar-besarkan. Melalui cara ini, AS berharap bisa terjadi perang saudara di Irak dan AS dengan mudah bisa menguasai negara itu. Namun, tentu saja, rakyat Irak dan opini dunia yang sadar dan waspada, tidak akan termakan propaganda AS ini.

referensi :

- http://indonesian.irib.ir/index.php?option=com_content&task=view&id=121&Itemid=27- http://id.shvoong.com/books/biography/1868550-saddam-husein-jejak-langkah-singa/

http://kolom-biografi.blogspot.com/2009/11/biografi-saddam-husein.html

Page 5: perang teluk I Lengkap

Re: [wanita-muslimah] Seri 572. Pelajaran dari Perang Teluk Jilid Dua

Saya tanggapi sedikit beberapa hal yang tidak betuldalam tulisan ini.

> Dalam perang delapan tahun melawan Iran itu (1980 -> 1988), Iraq babak belur, walaupun dibantu> persenjataan modern oleh Amerika dan Uni Sovyet.

Tidak benar Iraq babak-belur dalam perang melawanIran. Sebaliknya Iranlah yang babak belur. Kota-kotautamanya termasuk Teheran dan kota suci Qom digempursetiap hari oleh rudal-rudal Scud sehingga menyebabkankepanikan dan kegelisahan rakyat di kota-kota itu.Laskar jihad yang terdiri dari anak-anak belasan tahunyang semula begitu berani berlari menjadi umpanmelewati ladang-ladang ranjau yang ditebar Iraqberubah menjadi penakut dan lari tunggang-langgangmeninggalkan front setelah melihat teman-teman merekabergeletakan tewas setelah hujan mortir berhulu-ledakWMD gas sarin dan gas mostar. Ketakutan ini seiringdengan propaganda ulama syi'ah dari radio Iraq bahwamereka yang mati oleh senjata kimia tidak akan masuksurga. Jadi mereka mati konyol, bukannya syahid. (Danpara ABG itu tidak mau mati konyol.) Akhirnya Iranterpaksa menerima uluran tangan untuk berunding dengansyarat-syarat yang menguntungkan Iraq. Jadi tidakbenar Iraq dipihak yang kalah. Dan kalau merekakemudian mengarahkan ratusan tank dan divisi-divisipasukan elit Garda Republiknya untuk menggilas Kuwait,maka itu justru adalah karena mereka merasa kuat danperkasa lengkap dengan persenjataan peluru kendali danWMD (kimia dan biologi) yang sudah terbuktikeampuhannya.

> Amrik - Inggi telah memperlihatkan ambruknya wibawa> militer mereka. Tadinya Amrik - Inggi beranggapan> mampu menggulung rezim Iraq hanya dalam waktu tiga> atau empat hari, tapi kenyataannya anggapan itu> meleset. Dan seandainya tentara Iraq mau bertempur> habis-habisan, maka perang akan terus berlanjut> sampai sekarang, dan bahkan belum tentu Amrik -> Inggi mampu meraih kemenangan militer. Tentara Garda> Republik Iraq tidak mau sungguh-sungguh bertempur> justru di saat mereka harus berbuat demikian.> Perkara misterius ini kelak akan diungkap oleh> sejarah, insya Allah.

Rezim Iraq memang digulung hanya dalam waktu empat

Page 6: perang teluk I Lengkap

hari. Dalam waktu begitu singkat Bagdad berhasildirebut. Divisi-divisi elit Garda Republik yangditarik untuk mempertahankan kota Bagdad hancurbeserta ratusan tank dan panser mereka di gurunKarbala dan pingiran kota Bagdad oleh gempuran udarayang tak henti-hentinya. Anggota pasukan yang masihhidup menanggalkan seragam mereka dan menggantinyadengan pakaian sipil lalu jalan kaki pulang.Menurut para pakar strategi kesalahan pihak koalisi AStampaknya adalah tindakan membubarkan angkatanbersenjata Iraq dengan memberhentikan ke-350 ribuanggotanya tanpa diberi gaji dan pensiun (memenuhidesakan pihak Syi'ah yang dendam atas penindasanpuluhan tahun.) Kemarahan diduga telah menyebabkanmereka, terutama para anggota Garda Republikmelancarkan perang gerilya (mungkin banyak yang atasinisiatif sendiri). Tetapi sekarang PemerintahanPerdana Menteri Iyad Alawi dan Presiden (seremonial)Gazi Yawar sudah berusaha membentuk kembali AB Iraqdengan merekrut kembali para anggota tentara SaddamHussein itu (ditambah para rekrut baru tentunya)dengan pendidikan ulang oleh ribuan instruktur NATOtermasuk instruktur Jerman dan Prancis. AB baru inilahyang dalam waktu dekat akan digunakan melawan teroriswahabi yang berdatangan dari negara-negara Arab(seperti jaringan Abu Musab al-Zarqawi) dan Iran,serta laskar pengikut para mullah militan semacamMuqtada al Sadr. Dan seiring dengan makin kuatnyamereka dan terbentuknya pemerintah sekuler Iraq hasilpemilihan umum, maka pasukan AS dan koalisinyapun akanditarik. Dan orang Iraq dipersilahkan menyelesaikanurusan mereka sendiri asalkan prasarana minyak danproduksi minyak terus dijaga demi kepentingan rakyatIraq sendiri dan kepentingan dunia. Demikian sedikitpelurusan dan pengamatan saya.

--- "H. M. Nur Abdurrahman"<nur-abdurrahman@...> wrote:> BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM>> WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU> [Kolom Tetap Harian Fajar]> 572. Pelajaran dari Perang Teluk Jilid Dua> (Yang Menabur Angin, Menuai Badai)>> Firman Allah: FHL 'ASYTM AN TWLYTM AN TFSDWA FY> ALARDH (S. MhMD, 22), dibaca: fahal 'asaytum in> tawallaytum an tufsidu- fil ardh (s. Muhammad),> artinya: Maka apakah jika kamu berkuasa, kamu akan> membuat kerusakan di muka bumi? (47:22).>> Kita mulai dahulu menyorot Saddam Husain. Jatuhnya

Page 7: perang teluk I Lengkap

> Baghdad setelah terkepung dengan pertempuran yang> tidak berarti, yang berjalan hanya tiga hari adalah> kasus yang sangat misterius. Pada waktu perang Iraq> - Iran kota Khoramsyahr tidak memiliki sarana> militer sama sekali, namun kota itu dapat bertahan> selama 35 hari terhadap gempuran tentara Iraq.> Namun, dalam kasus kota Baghdad, kota ini sudah> jatuh hanya dalam tempo tiga hari walaupun di sana> terdapat lebih dari 120.000 tentara Garda Republik.> Ini jelas misterius.>> Perang Iraq - Iran, apa seluk-beluknya? Apalagi> kalau bukan perkara minyak. Itu penyebab pertama.> Peyebab kedua, saya kutip dari Seri 040, bertanggal> 2 Agusutus 1992:>> "Negara-negara Arab potensial bersatu padu melawan> Israel. Celakanya, yang paling penting bukan> persatuan itu, melainkan siapa yang akan memimpin> persatuan melawan Israel itu. Ada tiga negara Arab> yang potensial, yaitu Mesir, Syria dan Iraq. Setelah> Mesir membina hubungan diplomatik dengan Israel,> Mesir dikucilkan. Maka tinggallah dua negara yang> bersaingan dalam kepemimpinan dunia Arab: Iraq dan> Syria.>> Saddam Husain memerintah dengan partai tunggal,> Partai Ba'ats, yang berhaluan sosialisme kiri.> Ba'ats dari akar kata ba, 'ain, tsa artinya bangkit.> Setelah empat tahun menjadi penguasa tunggal Iraq,> Saddam melihat kesempatan untuk menaikkan pamornya> dalam kalangan bangsa-bangsa Arab. Yaitu tahun 1980> Saddam menyerbu Iran, yang waktu itu Iran sedang> berbenah diri, sesudah Imam Khomeini berhasil> menjatuhkan Syah Iran. Saddam mengira Iran adalah> makanan empuk, karena Iran yang sedang berbenah diri> itu belum sempat memperkuat angkatan perangnya.> Dalam semangat rivalitas kepemimpinan bangsa Arab> inilah, tentunya akan mudah dipahami, mengapa Syria,> yang juga dengan partai tunggal Partai Ba'ats,> memihak Iran dalam perang Iraq - Iran dan berdiri> dipihak pasukan multinasional dalam perang teluk.>> Dalam perang delapan tahun melawan Iran itu (1980 -> 1988), Iraq babak belur, walaupun dibantu> persenjataan modern oleh Amerika dan Uni Sovyet. Uni> Sovyet membantu Iraq karena ideologi yang> seiring. Amerika juga membantu Iraq, karena secara> ideologis Iran adalah lawan Amerika, lagi pula Syah> Iran, yang ditumbangkan oleh Imam Khomeini, adalah> anak mas dan sekali gus pion dari Amerika.>

Page 8: perang teluk I Lengkap

> Karena babak belur itu Iraq tentu saja turun> pamornya. Pada hari Kamis 2 Agustus 1990 Saddam> melancarkan Blitzkrieg atas Kuwait. Betul-betul> Blitzkrieg, karena hanya membutuhkan waktu satu> hari. (Blitz = kilat, Krieg = perang). Alasan yang> nyata Iraq mengapa menyerang Kuwait adalah alasan> ekonomis, mengklaim daerah minyak dalam wilayah> Kuwait. Namun alasan yang tersirat, Iraq berusaha> menaikkan pamornya yang telah turun itu. Penyerangan> atas Kuwait merupakan blunder, kesalahan yang bodoh.> Amerika punya alasan masuk kawasan teluk. Maka> pecahlah perang teluk." Sekian dikutip dari Seri> 040.>> ***>> Sekarang gilirannya terroris Bush-Blair yang kita> sorot. Tindakan invasi ke Iraq sudah membuktikan> bahwa Amrik sendirilah yang merupakan negara> terroris. Jargon terrorisme dilontarkan terroris> american zionism (amzi) secara mengglobal, bahkan> menekan negara-negara lain (termasuk Indonesia)> untuk membuat undang-undang anti terroris. Amrik -> Inggi telah membuktikan bahwa mereka sendiri yang> merupakan poros kejahatan dalam bentuknya yang> paling nyata.>> Ideologi demokrasi dan HAM liberal (DHAML) yang> Amrik marakkan di dunia sekarang kandas akibat> ulahnya menginvasi Iraq. Amrik sudah membuktikan> ketidak mampuan ideologi DHAML membawa sebuah bangsa> kepada suatu keyakinan tentang adanya kebebasan> dalam arti yang sesungguhnya. Yang Amrik telah> buktikan adalah ideologi DHAML adalah ibarat tubuh> yang tak berjiwa, sehingga DHAMl dengan tanpa jiwa> itu, tidaklah mampu mengekang nafsu politik yang> siap menggilas begitu saja, tatkala melihat> kepentingan materi.>> Amrik - Inggi telah memperlihatkan ambruknya wibawa> militer mereka. Tadinya Amrik - Inggi beranggapan> mampu menggulung rezim Iraq hanya dalam waktu tiga> atau empat hari, tapi kenyataannya anggapan itu> meleset. Dan seandainya tentara Iraq mau bertempur> habis-habisan, maka perang akan terus berlanjut> sampai sekarang, dan bahkan belum tentu Amrik -> Inggi mampu meraih kemenangan militer. Tentara Garda> Republik Iraq tidak mau sungguh-sungguh bertempur> justru di saat mereka harus berbuat demikian.> Perkara misterius ini kelak akan diungkap oleh> sejarah, insya Allah.>

Page 9: perang teluk I Lengkap

> Kredibilitas media pemberitaan american zionism> (amzi) menjadi runtuh, sudah hancur lebur secara> total di mata dunia. Semua orang di dunia> menyaksikan bahwa administrasi Amrik telah> terang-terangan melakukan sensor berita secara ketat> luar biasa. Bahkan terroris Amrik merudal stasiun TV> Aljazirah di Baghdad, seperti telah dilakukannya> dahulu di Kabul, Afghanistan. Masyarakat dunia> akhirnya tahu, Amzi berbohong dalam melaporkan> jumlah korban rakyat sipil mesin perangnya.>> Terakhir, ibarat bola salju reaksi penolakan rakyat> Iraq makin bertambah besar terhadap keberadaan> pasukan Amrik - Inggi di wilayah mereka. Tanggal> 21/4/2003 sejumlah ulama besar Islam di Baghdad,> menggelar pertemuan di wilayah Azamiyah, di gedung> Jam'iyah, Baghdad. Inti pertemuan itu adalah,> menyatukan umat Islam Iraq antara Sunni dan Syiah,> melupakan perselisihan lama dan menyatakan bersama> eksistensi Islam di Iraq dengan kekuatan perlawanan> menentang keberadaan pasukan Amrik - Inggi. WaLlahu> a'lamu bishshawab.>> *** Makassar, 27 April 2003> [H.Muh.Nur Abdurrahman]>>> [Non-text portions of this message have been> removed]>>

http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/message/52655,11 des 09

Page 10: perang teluk I Lengkap

Syari'at Islam yang bermuatan: aqidah (pokok keimanan), jalannya hukum dan akhlaq, meliputi cakrawala yang luas, yaitu petunjuk untuk mengatur baik kehidupan nafsi-nafsi (individu), maupun  kehidupan kolektif dengan substansi yang  bervariasi seperti  keimanan,  ibadah ritual (spiritualisme),  karakter  perorangan,  akhlaq individu dan kolektif, kebiasaan manusiawi, ibadah non-ritual seperti: hubungan keluarga, kehidupan sosial politik ekonomi, administrasi, teknologi serta pengelolaan lingkungan, hak dan kewajiban warga-negara, dan terakhir yang tak kurang pentingnya yaitu sistem hukum yang teridiri atas komponen-komponen: substansi aturan-aturan perdata-pidana, damai-perang, nasional-internasional, pranata subsistem peradilan dan apresiasi hukum  serta rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat yang berakhlaq. Semua substansi yang disebutkan itu bahasannya ada dalam Serial Wahyu dan Akal - Iman dan Ilmu.   one liner  10/5-2008insya-Allah akan diposting hingga no.800no.terakhir 826  ******************************************************************** BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU[Kolom Tetap Harian Fajar]040. Menegakkan Benang Basah

AlhamduliLlah, rakyat Iraq luput dari bencana. Hampir saja rakyat Iraq menderita lagi. Hasil pemeriksaan team pemeriksa Dewan Keamanan tidak mendapatkan apa-apa yang mencurigakan dalam Gedung Departemen Pertanian Iraq. Lalu kalau memang tidak ada apa-apa dalam gedung itu, buat apa permainan yang berbahaya itu? Untuk apa Saddam Husain membuat sensasi itu?    Melalui pertumpahan darah, Saddam Husain berhasil merebut tampuk kekuasaan di Baghdad. Pada 17 Juli 1968 Saddam Husain bersama Ahmad Hasan Bakir berhasil menyingkirkan Abd. Rahman Arif dengan kudeta berdarah. Setelah Bakir meninggal karena serangan jantung tahun 1976, Saddam Husain menjadi penguasa tunggal Iraq, sampai sekarang. Saddam Husain memerintah dengan partai tunggal, Partai Ba'ats, yang berhaluan sosialisme kiri. Ba'ats dari akar kata ba, 'ain, tsa artinya bangkit.  Setelah empat tahun menjadi penguasa tunggal Iraq, Saddam melihat kesempatan untuk menaikkan pamornya dalam kalangan bangsa-bangsa Arab. Yaitu tahun 1980 Saddam menyerbu Iran, yang waktu itu Iran sedang berbenah diri, sesudah Imam Khomeini berhasil menjatuhkan Syah Iran. Saddam mengira Iran adalah makanan empuk, karena Iran yang sedang berbenah diri itu belum sempat memperkuat angkatan perangnya. Lalu buat apa Saddam mencari popularitas menaikkan pamornya?  Negara-negara Arab potensial bersatu padu melawan Israel. Celakanya, yang paling penting bukan persatuan itu, melainkan siapa yang akan memimpin persatuan melawan Israel itu. Ada tiga negara Arab yang potensial, yaitu Mesir, Syria dan Iraq. Setelah Mesir membina hubungan diplomatik dengan Israel, Mesir dikucilkan. Maka tinggallah dua negara yang bersaingan dalam kepemimpinan dunia Arab: Iraq dan Syria. Dalam semangat rivalitas inilah, tentunya akan mudah dipahami, mengapa Syria, yang juga dengan partai tunggal Partai Ba'ats, memihak Iran dalam perang Iraq-Iran dan berdiri dipihak pasukan multinasional dalam perang teluk.  

Page 11: perang teluk I Lengkap

Dalam perang delapan tahun melawan Iran itu (1980 - 1988), Iraq babak belur, walaupun dibantu persenjataan modern oleh Amerika dan Uni Sovyet. Uni Sovyet membantu Iraq karena ideologi yang seiring. Amerika juga membantu Iraq, karena secara ideologis Iran adalah lawan Amerika, lagi pula Syah Iran, yang ditumbangkan oleh Imam Khomeini, adalah anak mas dan sekali gus pion dari Amerika. Karena babak belur itu Iraq tentu saja turun pamornya. Maka mulailah Saddam Husein menegakkan benang basah yang pertama. Pada hari Kamis 2 Agustus 1990 Saddam melancarkan Blitzkrieg atas Kuwait. Betul-betul Blitzkrieg, karena hanya membutuhkan waktu satu hari. (Blitz = kilat, Krieg = perang). Alasan yang nyata Iraq mengapa menyerang Kuwait adalah alasan ekonomis, mengklaim daerah minyak dalam wilayah Kuwait. Namun alasan yang tersirat, Iraq berusaha menaikkan pamornya yang telah turun itu. Inilah yang dimaksud dengan menegakkan benang basah. Benang kalau sudah terlanjur basah sangat sukar ditegakkan. Rupanya nenek moyang kita pencipta peribahasa itu tajam juga pengamatannya. Penyerangan atas Kuwait merupakan blunder, kesalahan yang bodoh. Alih-alih mau menegakkan benang yang sudah basah, membawa dampak yang sangat serius. Amerika Serikat yang begitu bernafsu menguasai Kawasan Tengah yang kaya minyak itu melihat kesempatan. Selama ini strategi Amerika hanya terbatas menciptakan Amerika Kecil di Kawasan Tengah untuk menanamkan kukunya. (Saya tidak pakai istilah Timur Tengah. karena itu berarti secara metaforis kita memenggal kepala kita sendiri, yaitu kepala kita letakkan di Amerika, kaki kita berpijak di Indonesia. Kawasan Tengah saya ambil dari S. An-Nuwr ayat 35, Laa Syarqiyyatin wa laa gharbiyyatin, tidak di timur tidak di barat). Tentu kita semua sudah tahu siapa Amerika Kecil ini, yaitu Israel. Lalu dengan penyerangan Iraq atas Kuwait itu terbukalah pintu bagi Amerika, untuk terjun dalam lapangan. Melalui formalitas Dewan Keamanan, Amerika mempunyai alasan menjadi pahlawan pembela Kuwait terhadap kezaliman Iraq. Yang juga sekali gus pahlawan pelindung Arab Saudi dari kemungkinan serbuan Iraq. Arab Saudi tentu mau saja, biarlah orang-orang asing itu tewas dalam medan laga untuk melindungi negaranya. Arab Saudi mengeluarkan dana untuk itu? Tidak apa-apa,  itu artinya Raja Fahd ibarat membayar tentera sewaan, katakanlah Legiun Asing yang berperang untuk kerajaannya. Itukan terhormat! Maka pecahlah perang teluk.  Setelah Saddam terdesak dalam perang teluk ia mulai lagi menegakkan benang basah yang kedua. Mengibarkan panji Islam. Memaklumkan perang suci, jihad fie sabieli Llah. Mana mungkin, Saddam yang begitu fanatik dengan Partai Ba'atsnya yang berideologi sosialisme kiri itu, lagi pula menyerang Republik Islam Iran, akan betul-betul secara ikhlas mengibarkan panji Islam. Dalam keadaan tersesak dan terdesak Saddam ingin memanfaatkan emosi keagamaan Ummat Islam sedunia. Hasilnya nihil, benang yang sudah terlanjur basah itu tidak dapat ditegakkan lagi. Maka untuk ketiga kalinya Saddam menegakkan benang basah. Membuat insiden dengan team pemeriksa Dewan Keamanan. Yaitu dengan menghalangi pemeriksaan terhadap Gedung Departemen Pertanian Iraq. Alasannya, itu melanggar kedaulatan Iraq. Kedaulatan apa yang akan dilanggar. Memang kedaulatan Iraq sudah dilanggar sejak Iraq kalah perang, sejak Iraq menandatangani persyaratan gencetan senjata. Semua persyaratan itu melanggar kedaulatan Iraq. Siapa suruh menyulut perang. Baru empat tahun memegang tampuk kekuasaan Iraq, Saddam sudah menyerbu Iran. Baru dua tahun berhenti perang dengan Iran, Saddam menyerbu Kuwait. -- Fahal 'asaytum lin tawallaytum an tufsiduw fi l-ardh? -- Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa, kamu akan membuat kerusakan di muka bumi? (S.Muhammad, 22).  Setelah perang teluk Amerika berhasil masuk secara langsung ke Asia Kecil. Artinya Amerika tidak memerlukan Amerika Kecil lagi. Itulah sebabnya Amerika memprakarsai perundingan damai Arab-Israel. Pamor Amerika dapat naik sebagai pahlawan perdamaian. Walhasil perang teluk  yang

Page 12: perang teluk I Lengkap

disulut oleh Iraq dengan menyerbu Kuwait menguntungkan Amerika, menyengsarakan rakyat Iraq. Kita mengucap syukur, rakyat Iraq luput dari serangan yang sudah dipersiapkan oleh polisi dunia melalui formalitas Dewan Kemanan. Bush tidak jadi memanfaatkan ulah Saddam yang menegakkan benang basah untuk ketiga kalinya itu. Bush tentu saja sangat berambisi untuk mendapatkan alasan agar dapat menyerang Iraq. Dengan menyerang Iraq, Bush akan naik pamornya dalam ajang persaingan untuk menjadi presiden Amerika Serikat dalam masa jabatan kedua kalinya. AlhamduliLlah Bush tidak berhasil memanfaatkan kesempatan menyerang Iraq itu. Sekali lagi kita ucapkan alhamduliLLah, rakyat Iraq luput dari musibah penghancuran untuk kedua kalinya. Sekali lagi alhamduliLlah. WaLlahu a'lamu bishshawab. *** Makassar, 2 Agusutus 1992    [H.Muh.Nur Abdurrahman]http://waii-hmna.blogspot.com/2007/06/040-menegakkan-benang-basah.html

__._,_.___

Mayapada Prana Quotes: "Think Good, Feel Good, Do Good. This is the way to God"- Bhagavan Sri Sathya Sai Baba (Avatar)

"The Ways to God are as numerous as the breaths of humankind"- Sufi Tradition

Mayapada Prana Links:http://article.gmane.org/gmane.culture.religion.healer.mayapada/7644vvv, 11 des 09

Keterlibatan AS dalam   perang

Posted in Sejarah Diplomasi by nurulamerikaserikat on March 30, 2008

POLITIK PARONIA SANG ADIDAYA DI TIMUR TENGAHPasca berakhirnya perang dingin, yang ditandai oleh bubarnya imperium kekuatan blok timur- sosialis; Uni Sovyet dan  runtuhnya tembok Berlin pada tahun 90-an, wajah dunia berubah drastis 180 deajat.Perang ideologis yang selama itu menjadi cerita dan berita rutin yang mewarnai sejarah dunia pasca perang dunia II tampaknya menjelang akhir dengan mulai pudarnya cengkraman sosialisme yang direpresentasikan oleh kekuatan Uni Sovyet dan saat itu pula dua hegemoni global yang berseteru mulai menjadi hegemoni tunggal; kapitalisme barat yang direpresentasikan oleh Amerika serikat. Sebuah ideologi sedang menyerah. Dan ideologi yang satu mulai melakukan hegemonisasi global sebagai sebuah konsekuensi logis,  ideologi yang merasa menjadi pemenang.

Perlombaan senjata yang selalu menjadi babak utama dari dua perseteruan ideologi yang disertai dengan penciptaan pakta pertahanan; NATO vis a vis Pakta Warsawa, yang dalam posisi antagonis nampaknya mulai berakhir. Secara militer blok barat yang lebih di identikan dengan Amerika Serikat mulai pegang kendali. Dan terbukti Pakta Warsawa pun tidak laku dan bubar. Peran Amerika Serikat pasca keruntuhan Uni Sovyet  dalam percaturan dunia mulai menampakan hegemoninya.

Sebagai kekuatan adidaya yang nyaris tanpa tandingan Amerika menjelma menjadi “polisi dunia”

Page 13: perang teluk I Lengkap

yang seakan – akan berhak menentukan vonis berdasarkan nilai-nilai yang dianutnya baik secara langsung maupun tidak langsung. Isu-isu demokratisasi dan isu-isu HAM misalnya telah menjadi komoditi jualan dari langkah Amerika untuk menekan sebuah komunitas atau negara yang dianggap berhadapan diametral- antagonis dengan garis politiknya.

Sehingga atas nama HAM dan  Demokrasi Amerika sering kali melakukan intervensi secara terang-terangan terhadap negara lain. Kasus Panama misalnya adalah bukti tak terbantahkan dari intervensi Amerika sebagai polisi dunia. Selain itu Amerika Serikat sering kali menunjukan pola politik standar gandanya yang selalu menampilkan dua sisi yang bertolak belakang .    

Kasus politik standar ganda Amerika sangat  terasa  dikawasan timur tengah, terutama masalah Palestina versus Israel, dimana Amerika disatu sisi selalu menjadi penggagas dan sponsor perdamaian tapi disatu sisi pula Amerika dengan sengaja selalu membuat buntu jalan perdamaian karena Amerika selalu berposisi sebagai pelindung setia Israel yang sering kali menjadi pelaku pelanggaran jalan perdamaian. Dari kawasan timur tengahlah Amerika menciptakan bibit-bibit permusuhan yang seakan-akan mengakar tajam. Kasus Libya, kasus Iran, kasus Suriah dan kasus Perang Teluk I dalah kasus -kasus besar yang melibatkan Amerika berhadapan diametral vis a vis dengan beberapa negara di timur tengah.

Dan yang patut dicatat pasca berakhirnya lawan yang setara dari Amerika; Uni Sovyet, adalah peran PBB yang terkesan selalu tidak berdaya bila berhadapan dengan Amerika Serikat. Tentunya hal ini tak lepas dari situasi wajah dunia yang tidak bipolaristik lagi tapi sudah unipolaristik dibawah hegemoni Amerika, disamping itu secara finansial Amerika Serikat adalah donatur terbesar dari badan multilateral tersebut. Oleh karena itu PBB kerapkali selalu melegitimasi tingkah laku “polisionalnya”, mulai dari pemberian beberapa embargo sampai kasus perang teluk I yang sedikit banyaknya Amerika mengambil peran dominan. 

Tentunya kawasan timur tengah bagi Amerika itu sendiri merupakan kawasan strategis baik dilihat dari kaca mata kepentingan ekonomi dimana ada sumber minyak yang melimpah maupun dari kacamata politik dimana ada Israel “si anak emasnya’ Persoalan – persoalan di timur tengah tengah sealu mencatatkan keterlibatan Amerika dengan porsi yang besar oleh karena itu sangat logis bila ada pandangan bahwa proyek besar dari ekspansi ekonomi – politiknya Amerika berada di Timur tengah. Konsekuensi dari keterlibatan Amerika yang terlau besar melahirkan rival-rival baru yang banyak dari rival tersebut pada awalnya adalah kawan politiknya.

Kasus yang paling dicatat adalah kasus Irak yang sekarang menjadi sebuah kasus yang menjadi contoh kongkrit dari tingkah laku Amerika yang pongah dan hegemonik. Kasus Irak mungkin menjadi kasus terbesar dari kisah Amerika sebagai “polisi dunia” dan sekarang kasus ini benar-benar menjadi bibit paling laten dari dari rangkaian kekerasan secara global. Dan pasca  peristiwa 11 September 2001 membawa dampak baru dari mulai munculnya konflik yang lebih cepat terakumulasi dalam konflik fisik; perang !

Terbukti kemudian gemuruh mesin perang menderu. Baghdad pun jatuh setelah hujaman bom bagai hujan deras jatuh mencabik tanah babilonia tersebut. Irak koyak moyak. Darah bersimbah dari rakyat sipil yang tidak berdosa. Luka kemanusian menganga. Saddam pun jatuh. Sang Adidaya masuk dengan pongah sebagai polisi dunia yang merasa mampu menyelesaikan masalah. Tapi apa lacur yang terjadi. Kekerasan malah berkepanjangan, nyaris tanpa ujung. Cerita senjata pemusnah massal, ternyata cuma dongeng fiksi si Tuan Bush dan CIA. Amerika kadung dungu soal Irak. Kini yang tersisa kesombongan bodoh dari Bush, sekaligus pembukti bahwa soal Irak tidak lebih dari soal minyak dan si anak emas Israel. 

Tidak pelak lagi memang, pasca  peristiwa 11 September 2001, arah kebijakan, garis politik dan isu-isu politik luar negeri  Amerika  berubah total. Amerika mulai menerapkan langkah offensif-paranoid terhadap segala sesuatu yang dianggap membahayakan kepentingan nasionalnya.  Kebijakan Amerika serikat terhadap dunia luar menjadi kebijakan yang penuh “paronia”. Dengan kekuatan “hyper poweritasnya”, Amerika seakan-akan berhak menjadi penentu “moral clarity”

Page 14: perang teluk I Lengkap

yang berhak menentukan siapa yang jahat dan siapa yang benar.

Cap teroris menjadi sebuah alat untuk melegitimasi kecurigaan Amerika. Sebuah kecurigaan imbas dari peristiwa 11 September 2001. Afganistan yang diembel-embeli dengan sosok Osama Bin Laden menjadi target pertama  dari pembenaran sebuah kecurigaan yang berlebihan.           

Selain Afganistan tentunya adalah Irak yang sebenarnya bisa dikatakan perseteruan jilid dua tapi dengan nuansa penambah; dunia yang dibayangi isu-isu terorisme. Dan Irak pun menjadi sasaran dari si polisi dunia yang menganggap Irak berpotensi besar menjadi pemicu sebuah perang dan membahayakan perdamaian dunia karena  kepemilikan senjata kimia yang sampai saat ini sepertinya hanya sebuah bualan besar.

Maka tanpa restu PBB dan penolakan global terhadap tindakan sepihak Amerika Serikat, persiapan perang pun digelar besar-besaran dan perang pun pecah; perang Teluk jilid II.- konflik Amerika versus Irak babak kedua.Perang teluk jilid II merupakan cerita konflik dari timur tengah yang tidak terselesaikan pada perang teluk jilid I. hal ini juga banyak dipengaruhi oleh peta dunia yang berubah secara drastis. Bipolarisasi diganti unipolarisasi.

Keruntuhan Uni Sovyet di ganti hegemoni- monolitik Amerika Serikat.Tentunya wajah dunia yang berubah drastis dengan munculnya satu kekuatan besar di tangan satu negara yang menguasai hampir sebagian besar jaringan ; jaringan ekonomi, politik, ideologi, intelejen dan jaringan kekuatan militer berekses serius pada pergerekan global dan pola-pola interaksi internasional. Amerika Serikat muncul dengan kekuasaan adidaya yang nyaris tanpa tandingan, sehingga tingkah laku dalam percaturan global lebih banyak ditentukan oleh keinginan dan selera Amerika itu sendiri. Atau bisa dikatakan Amerika telah menjadi semacam polisi dunia yang berjalan dengan kehendak dan hukum  yang digariskan sendiri.            

Isu-isu internasional lebih banyak merupakan upaya pencitraan dan representasi Amerika itu sendiri. Dan itu tergambarkan dengan jelas dikawasan timur tengah. Kawasan timur tengah selalu mencatatkan campur tangan Amerika yang terlalu dalam, hal ini sepertinya membuktikan asumsi bahwa kawasan itu adalah kawasan strategis bagi kepentingan AS itu sendiri, karena beberapa hal;           Pertama, keberadaan Israel sebagai kongsi politik terdekat AS di timur tengah, oleh karena itu amerika berusaha keras menjaga dan melindungi eksistensi politik Israel sebagai representasi wajah Amerika ditimur tengah. Apapun yang dikerjakan di timur tengah, dipastikan keberadaaan Israel dengan tindak tanduk teroristiknya tidak akan di ganggu gugat. Tentu banyak yang mempengaruhi”kongsi politik” tersebut; lobi kuat , penguasaan sumber ekonomi, sumbangan finansial dan penguasaan jaringan teknologi, informasi dan media sebagian besar dikuasai oleh Yahudi.           Kedua, kawasan timur tengah itu sendiri yang kaya dan sarat dengan sumber daya alam terutama minyak bumi. Dan Amerika Serikat merupakan pengimpor dan pengkonsumsi minyak terbesar didunia. Kawasan minyak tersebut sangat strategis dari kaca mata kepentingan ekonomi, terutama suplai minyak. Akhir-akhir ini dicatat cadangan minyak AS hanya mencapai 22 milyar barel atau sekitar 2% saja dari cadangan minyak dunia. Hal ini menunjukan terus berkurangnya cadangan minyak AS. Sekarang AS merupakan pengimpor minyak terbesar didunia, sekaligus memiliki kekuatan militer terbesar di dunia. Sehingga kedua realitas tersebut saling bertautan dan muara pertautan tersebut bertemu di timur tengah yang kaya minyak.           Ketiga, masalah munculnya militasi dan fundamentalisme yang merebak dikawasan timur tengah yang mengambil posisi berhadapan dengan Amerika. Mulai dari berakhirnya perang Arab- Israel, pasca revolusi iran, kekuatan baru Libya dan kekuasaan diktatorial Saddam Husein di Irak yang anti Amerika.

Fenomena tersebut memaksa Amerika tetap mempertahankan hegemoni dan dominasi yuntuk memproteksi kepentingan amerika itu sendiri dikawasan tersebut. Sebenaranya fenomena fundamentalisme lahir dari kebijakan Amerika sendiri yang diskriminatif, sehingga militansi muncul sebagai buah dari tingkah laku Amerika sendiri .Dari ketiga asumsi tersebut pada akhirnya bertemu dalam dalam satu wilayah politik yaitu ; konflik. Konflik Arab-Israel yang sebagian besar

Page 15: perang teluk I Lengkap

banyak melibatkan Amerika berakhir dalam perang terbuka tahun pertengahan 60-an yang melibatkan kekuatan militer masing – masing negara yang bertikai; Mesir, Libya, Suriah, Yordania, Israel dan lain-lain.

Perang tersebut menandai memburuknya hubungan barat (AS) dengan kalangan negara Arab. Kasus Lockerbie; pemboman pesawat PANAM dan kengganan Libya menyerahkan pelaku yang di indikasikan Amerika melahirkan penyerangan terhadap Istana Presiden Libya, Muamar Khadafi. Dan yang terakhir dan terus berlanjut berlarut-larut adalah kasus Irak di Perang Teluk I dan II.Sebenarnya adan yang menarik  dari konflik Irak versus AS sekarang ini, dibalik  adanya konflik jilid I dan II, tapi dibalik konflik tersebut ada latar belakang kisah yang menarik untuk di cermati. Pertama, tidak di pungkiri Irak pernah menjadi kawan dan sekutu dari AS, terutama pasca revolusi di Iran yang berhasil menumbangkan rezim Shah Iran yang pro Amerika. Perubahan  di Iran tentunya mengkhawatirkan posisi pengaruh AS di kawasan Timur Tengah tersebut, apala dengan  ketika itu AS sedang dalam proyek konfrontasi  perang dingin dengan Uni Sovyet. Berubahnya peta politik memaksa AS mencari patron politik baru yang bisa diajak kerja sama. Maka tidak heran ketika terjadi konflik batas negara antara Irak versus Iran dan berujung pada perang fisik sekitar tahun 1980-an, AS dengan tegas berada di pihak Irak. Maka tahun 1980-an Irak merupakan sekutu barat (AS), banyak bantuan militer yang didapat oleh Irak berasal pihak barat.

Kedua, pasca perang Irak-Iran, Irak mmengalami kehancuran yang begitu besar tapi keberadaan sumber daya minyak  telah menolong kembali kebangkrutan yang disebabkan oleh perang tersebut. Dengan minyak Rezim Saddam Husein berhasil membangun kembali kekuatan militernya. Ada satu hal yang patut dicatat adalah berubahnya orientasi patron politik Irak yang mulai melirik Uni Sovyet. Banyak kemampuan persenjataan didapat dari Uni Sovyet, rudal scuud misalnya merupakan adopsi teknologi dari Uni Sovyet.Tentunya berubahnya sikap politik Saddam Husein sangat mengkhawatirkan AS, apalagi secara ekonomi Irak salah satu penghasil minyak terbesar dunia dan secara politik Irak merupakan negar yang kuat secara militer, sehingga berubahnya orientasi politik Irak sangat mengkhawatirkan kepentingan politik strategis AS apalagi disana  ada Israel yang secara turun temurun merupakan musuh dari negara-negara Arab termasuk Irak.

Ketiga, maka saat Irak menginvasi Kuwait dengan alasan secara geografis-historis Kuwait adalah salah satu propinsinya pada tahun awal 90-an,  AS bereaksi keras. Dengan mandat PBB AS menjadi bagian dominan dari pasukan Multi Nasional. Reaksi AS makin keras saat Irak berusaha melebarkan  wilayah perang dengan menyerang Israel. Tentunya pelebaran wilayah perang tersebut bertujuan menarik simpati negara Arab untuk mendukungnya. Penyerangan kewilayah Israel diharapkan bisa menarik Israel ke kancah perang teluk dan keterlibatan Israel dalam kancah konflik diharapkan negara Arab akan berubah sikap.

Keempat, pasca perang teluk I yang menempatkan Irak sebagai pihak kalah perang menerima konsekuensi kekalahannya yaitu adanya zona larangan terbang, zona militer di wilayah Kurdi  dan embargo ekonomi pada irak. Sebagai catatan Suku Kurdi pasca kekalahan Irak pada Perang Teluk I pernah mencoba melakukan perlawanan fisik tapi dengan cepat dapat diredam oleh rezim Saddam Husein.Tindakan demiliterisasi dan embargo ekonomi diharapkan oleh Amerika bisa megkoersi Irak dan secara militer Irak menjadi lemah. Demiliterisasi persenjataan Irak juga dilakukan lewat perlucutan dan penghancuran senjata yang dianggap pemusnah massal dan punya jangkuan jarak jauh. Selain itu penempatan pasukan AS dan pengiriman  Tim pemantau senjata PBB diharapkan Irak bisa menjalin kerja sama dan tundukm pada keinginan  dunia internasional yang notabene lebih banyak dimotori oleh AS.

Kelima, bibit konflik mulai berbenih kembali saat Rezim Saddam Husein mengusir Tim Pemantau Persenjataan Kimia Irak. Tentunya langkah Irak tersebut tampaknya dilakukan setelah melihat perubahan politik  di AS yaitu terjadinya pergantian presiden dari Bush Senior ke Bill Clinton. Dan

Page 16: perang teluk I Lengkap

pasca peristiwa WTC saat Bush Jr berkuasa di AS konflik itu pecah kembali yang berujung pada invasi AS dengan alasan terorisme dan senjata pemusnah massal yang sampai sekarang masih abu-abu.Pasca  peristiwa 11 September 2001, kebijakan Amerika keluar berubah drastis menjadi sangat offensif. Amerika menentukan sendiri siapa yang dijadikan lawan. Cap terorisme menjadi mudah dilekatkan pada negara yang dianggap bersebrangan dengan Amerika. Tahun 2000-an mencatatkan invasi Afghanistan dan lagi – lagi Irak di Invasi dengan alasan yang nyaris sama teroris dan membahayakan perdamaian dunia.Terutama  kasus Irak yang menarik dicermati dengan alasan kepemilikan senjata pemusha massal AS menerang Irak tanpa mempedulikan keberatan PBB dan dunia internasional. Tentunya ini menarik karena Irak merupakan negara yang sama dalam perang teluk I. maka banyak asumsi bermunculan dari konflik di Timur Tengah pasca peristiwa 11 September 2001, apa sebenarnya yang menjadi motif dari konflik yang tak berkesudahan dan itu melibatkan Amerika serikat secara serius.

Dari beberapa perkembangan banyak hal yang bisa membaca arah motif  dari konflik fisik di kawasan trouble spot itu, antara lain; Pertama, motif minyak, seperti diketahui kawasan timur tengah adalah penghasil minyak paling besar didunia. Dan minyak pernah menjadi senjata yang ampuh  yang digunakan Nasser pada perang Arab-Israel, target dan tujuan  yang bermotif penguasaan minyak ini merupakan target prioritas AS di timur tengah. Hal ini mereka lakukan adalah untuk mencari solusi dari ancaman krisis defisit minyak.

Dengan langkah ini AS memprediksikan bahwa dengan melakukan intervensi dan menguasai langsung negara-negara kaya minyak, maka mereka akan selamat dari ancaman krisis tersebut. Dengan menguasai Irak- AS bisa leluasa mengatur harga minyak dunia karena Irak merupakan tiga besar penghasil minyak dunia. Selama ini pengaturan harga minyak masih dikuasai oleh OPEC, bukan oleh satu negara tertentu.           

Disisi lain, bargaining politik AS juga semakin kuat karena semua tahu bahwa minyak merupakan kekuatan yang sangat vital dalam kancah pergumulan politik dunia untuk berebut pengaruh.sebagai mana Afghanistan yang di invasi, motif utamanya bukan semata-mata masalah teriorisme tapi dicurigai bermotif minyak karena keberadaan laut Kazvia yang kaya minyak dan itu berlaku juga bagi Irak.

Kedua, perang terhadap Irak merupakan langkah untuk menjaga eksistensi dan keamanan negara Israel kongsi paling dekat AS. Seperi diketahui Israel merupakan musuh klasik dari kalangan negara Arab, sehingga kehadiran Israel dengan segala tindak tanduknya selalu melahirkan konflik dengan negara-negara arab.Sederhananya Israel adalah masalah paling sensitif di timur tengah, sementara Israel bagi AS sendiri merupakan kekuatan penopang paling utama dari kebesaran AS sebagai negara adidaya lewat penguasaan sumber ekonomi AS. Oleh karena itu keberadaan Irak sebagai sebuah kekuatan yang sangat anti Israel dianggap sebagai ancaman serius terhadap kepentingan AS terutama yang berkaitan dengan Israel.

Ketiga, menghancurkan Irak merupakan target prioritas utama AS agar semua target dan tujuan baik ekonomi dan politik bisa tercapai terutama penataan dalam menata kembali wilyah timur tengah. Irak dianggap test case pertama penataan kawasan timur tengah sehingga bisa dirasakan efek dari penaklukan Irak. Diharapkan penaklukan Irak bisa membuat negara-negara ditimur tengah yang selama ini cenderung membangkang bisa berpikir ulang kalau  berkonfrontasi dengan AS. Selain itu dengan penguasaan Irak merupakan pintru gerbang pemberlakuan pengaruh AS dan bisa berlanjut kenegara alin, atau dalam kata lain nilai-nilai menurut selera AS bisa berlaku di timur tengah. Tentunya hal ini bisa meminimalisir potensi perlawanan.Dan mempersempir ruang gerak dari para penentang AS seperti HAMAS, Ikhwanul Muslimin, Al Qaeda, Iran, Libya dan Suriah dan lain sebagainya. Keempat, motif hegemoni pensuplai kebutuhan senjata dari negara-negara d timur tengah. Selama ini perkembangan regional mengkhawatirkan AS bisa tersingkir dari penguasaaan sebagai penjual senjata terbesar di kawasan timur tengah.

Banyak negara-negara di kawasan timur tengah mengambil alternatif lain, membeli senjata dari

Page 17: perang teluk I Lengkap

Cina, Rusia, dan negara Eropa lainnya. Maka cukup beralasan konflik yang terjadi di timur tengah bermotifkan perdagangan senjata. Dengan diciptakannya negara “boneka” AS bisa aman mendikte negara di timur tengah yang notabene negara petro dollar untuk tetap memanfaatkan jasa industri senjata AS dan tentu jasa keamanan dengan penempatan pasukan AS di kawasan tersebut. Semua itu bisa menjadi jalan yang mulus untuk mengontrol kawasan yang sering kali menjadi tempat munculnya negara dan kelompok pembangkang terhadap kepentingan  AS. http://www.pewarta-kabarindonesia.blogspot.com

http://nurulamerikaserikat.wordpress.com/2008/03/30/keterlibatan-as-dalam-perang/,11 des 09

Page 18: perang teluk I Lengkap

Senin, 26 Oktober 2009

PANGKALAN MILITER AMERIKA DI TIMUR TENGAH

Bukti Nyata Pengkhianatan Para Penguasa ArabTahun 1987 pernah terbit sebuah tulisan yang berjudul “Kesepakatan yang Mengikat Antara Amerika Serikat dan Negara-Negara dalam Dewan Kerjasama Teluk.” Tulisan tersebut dipersiapkan oleh Husain Musa dan diajukan oleh Said Sayf yang kemudian diterbitkan sebuah media di Beirut. D sini, kami sekedar ingin mengingatkan kembali sebagian isi dan penjelasan mengenai kesepakatan tersebut. Sebab, dalam tulisan tersebut terungkap keserakahan Amerika di wilayah Teluk sejak beberapa tahun yang lalu, jauh sebelum Perang Teluk I dan sebelum Peristiwa II September 2001.

Pada bagian yang paling awal, tulisan tersebut mengungkapkan:Kehadiran militer Amerika dalam jumlah banyak di Teluk Arab sejak paruh terakhir tahun 1987, yang dibawa oleh sebuah kapal, dan dengan membawa kapal-kapal penyapu ranjau multinasional Eropa, tidak datang secara tiba-tiba; tidak pula karena perkembangan Perang Irak-Iran, atau karena kebutuhan Kuwait untuk menjaga tangki-tangki minyaknya dan berbagai serangan udara. Akan tetapi, kehadiran militer Amerika itu, di satu sisi dimaksudkan sebagai bentuk pengukuhan hubungan Amerika yang bersifat hegemonik atas negara-negara di kawasan ini, dan di sisi lain sebagai pengukuhan markas imperialis. Kehadiran militer Amerika tersebut juga merupakan implementasi langsung, bukan saja dari sejumlah kesepakatan militer dan keberadaan militer di negara-negara yang ada di kawasan ini, tetapi juga dari sejumlah kesepakatan lain dalam berbagai bentuknya. Kehadiran sejumlah banyak militer imperialis ini didorong oleh sejumlah sebab dan telah menimbulkan berbagai akibat yang buruk.

Sejak Perang Dunia II, muncullah Amerika yang tidak merasa perlu mengikutsertakan Inggris dalam melanjutkan interaksinya dengan Kerajaan Arab Saudi. Sebaliknya, Amerika merasa perlu menghadirkan secara langsung kekuatan militernya setelah berbagai perusahaan minyaknya melemah.Sebàgaimana diketahui, pada tahun tersebut, yakni pada tahun 1987, di kawasan ini, ‘nyanyian’ tentang adanya senjata pemusnah massal dan senjata biologi tidak pernah terdengar; kekhawatiran atas ancaman Saddarn Hussein terhadap tetangga-tetangganya juga tidak pernah muncul, meskipun saat itu Irak berperang melawan Iran selama 8 tahun. Meskipun demikian, Amerika memobilisasi kekuatan militernya ke wilayah kaya minyak itu. Amerika mulai melatih tentara-tentara marinirnya dan mengerahkan pasukan gerak cepatnya sejak tahun 1980 untuk terlibat dalam Perang Padang Pasir. Amerika juga mulai melakukan sejumlah manuver militer di sekitar Mesir atas nama manuver ‘bintang terang’ dan sebagainya.SeLanjutnya, penulis kembali mengingatkan sejumlah kesepakatan yang dibuat Amerika dengan sejumlah negara Teluk, khususnya Arab Saudi sebagai negara yang paling besar di kawasan ini. Penulis menyatakan:Sesungguhnya kesepakatan pertama yang dibuat Amerika dengan Arab Saudi terjadi pada tahun 1933; berkaitan erat dengan perwakilan diplomatik dan konsulat serta perlindungan hukum, perdagangan, dan pelayaran. Kesepakatan kedua dibuat pada tahun 1951 dengan judul, “Kesepakatan Umum ‘Titik Keempat’ (Point Four) yang Khusus Berkenaan dengan Bantuan Teknis Antara Negara Arab Saudi dan Amerika.” Kesepakatan

Page 19: perang teluk I Lengkap

ketiga juga dibuat pada tahun 1951 bagi pembangunan pangkalan militer Amerika yang pertama kalinya di Dhahran. Pada pasal 5 ayat b terdapat pernyataan:Ekspedisi Amerika hanya boleh melintasi wllayah Dhahran saja. Ini adalah merupakan tambahan atas apa yang disebutkan pada ayat a, yang berkaitan dengan masalah pesawat-pesawat militer Amerika dan pasukan-pasukan militer Amerika.Sementara itu, pada pasal ke-6 ayat a disebutkan: Untuk menjamin Iancarnya berbagai aktivitas dan pelayanan teknis secaro baik dan optimal di Bandara Dhahran, utusan Amerika diperkenankan untuk melakukan perbaikan, pengubahan, dan penggantian— semata-mata demi tujuan perbaikan— berbagai perusahaan dan bangunannya. Amerika juga boleh membuat berbagai bangunan dan berbagai kemudahan lainnya di sejumlah landasan terbang dan tempat-tempat pesawat-pesawat terbang; memasang berbagai alat pengintaian udara (radar) dan berbagai alat intelijen tanpa kabel; menyediakan berbagai bantuan penerbangan udaranya yang dipandang penting demi sejumlah tujuan yang dikehendaki dalam kesepakatan ini.Di dalam kesepakatan ini terdapat sejumlah pasal lain dengan syarat-syarat yang siap menjadi ‘bom waktu’.Pada tahun yang sama, yakni tahun 1951, juga dibuat kesepakatan khusus yang bertema, “Program Bantuan Pertahanan Timbal Balik.” Perhatikanlah penggunaan istilah ‘timbal-balik’ pada kesepakatan tersebut. Padahal, berkaitan dengan kesepakatan yang dilakukan Saudi pada tahun 1951 untuk pertahanan ‘timbal balik’ itu, orang yang berakal pasti memahami bahwa kesepakatan tersebut meniscayakan pihak yang kuat mendominasi pihak yang lemah. Pada pasal ke-2 dalam kesepakatan tersebut antara lain terdapat pernyataan: Pemerintah Arab Saudi menyukai untuk mengambil manfaat berupa bantuan produk senjata dari Amerika dan agar Amerika mengirimkan utusan yang terdiri dari pasukan militer laut dan kekuatan udara sesuai dengan bagian-bagian tertentu dari sejumlah program pelatihan serta membuat satu langkah bagi serah-terima senjata-senjata tersebut.Pada pasal ke-4 disebutkan: Pemerintah Amerika Serikat siap untuk—berdasarkan pengajuan permintaan bantuan senjata— mengutus sejumlah orang yang memiliki kemampuan dan kapabilitas dari kalangan tentara darat, laut, dan udara Amerika untuk menyelenggarakan pelatihan penggunaan perangkat militer sebagaimana yang diminta dalam kesepakatan.Pada pasal 5 dinyatakan: Amerika, sejauh mungkin, akan menerima para pelajar Arab Saudi dan kalangan militernya yang dipandang layak untuk belajar dan mengikuti pelatihan di Amerika.Pada tahun yang sama juga dibuat “Kesepakatan Khusus Program Bantuan Pendapatan Alami”, yakni pendapatan dari minyak, gas, dan barang tambang/mineral.Sementara itu, pada tanggal 17 Januari 1951, juga telah dibuat, “Kesepakatan Program Persenjataan Massal” antara Amerika dan Arab Saudi. Kesepakatan tersebut menetapkan bahwa pelaksanaannya disempurnakan melalui utusan kerjasama teknis menteri luar negeri. Pada tahun yang sama, juga ditandatangani, “Kesepakatan Khusus Program Kerjasama Teknis Bidang Pertambangan/Mineral” dan berkaitan dengan pelatihan kerja dan pendidikan.TanggaL 27 Juni 1953 dibuat kesepakatan di seputar utusan pelatih militer Amerika dan tempat penandatangannya di Makkah. Pasal 4 dari butir-butir kesepakatan tersebut berbunyi: Kewajiban-kewajiban Dewan Penasihat meliputi upaya membantu dan memberikan konsultasi kepada Menteri Pertahanan dan Penerbangan Kerajaan Arab Saudi serta bagi kesatuan-kesatuan kekuatan bersenjata Arab Saudi dalam sejumlah perkara tertentu dengan membuat Iangkah-langkah, pengaturan, dasar-dasar administrasi, dan metode pelatihan militer sebagai bentuk implementasi kesepakatan Menteni Pertahanan dan Penerbangan Kerajaan dengan kepala Dewan Penasihat. Pelatihan mencakup pula penggunaan berbagai macam senjata, strategi militer, dan

Page 20: perang teluk I Lengkap

logistik. Para anggota Dewan Penasihat dibolehkan—dalam rangka menunaikan berbagai kewajibannya—untuk melakukan infeksi dan penyelidikan militer serta melaksanakan kewajiban-kewajiban lain yang disarankan oleh kepala Dewan Penasihat dan disetujui oleh Menteri Pertahanan dan Penerbangan Kerajaan Saudi.Pada butir ke-5 juga disebutkan: Setiap anggota Dewan Penasihat tidak boleh menyebarluaskan cara apa pun kepada pemerintahan asing atau individu mana pun dan dimana pun tanpa diberi hak untuk melakukan penyelidikan atas topik rahasia atau khusus yang telah ditelaah atau disikapi sesuai dengan kedudukannya sebagai anggota Dewan Penasihat.Sebuah kesepakatan juga telah dibuat berkenaan dengan hak-hak untuk menggunakan Pangkalan Dhahran pada tahun 1957. Pada pasal 1 tercantum pernyataan:Pemerintah Amerika memahami berbagai penjelasan Yang Mulia Penguasa Saudi kepada Presiden Amerika Eisenhower dan mengakui kebutuhan Kerajaan Saudi untuk memperkuat kekuatan persenjataannya demi tujuan-tujuan pertahanan Kerajaan di Bandara Dhahran.Selanjutnya, pada awal bulan Maret tahun 1957 dibuat kesepakatan untuk memperluas Pelabuhan ad-Dimam. Pada tanggal 10-13 November tahun 1958 dibuat kesepakatan seputar Pesawat-pesawat terbang Phantom, yang kemudian dibuat sekali lagi pada tanggal 22 Maret tahun 1963. Pada pasal 2 di antaranya terdapat pernyataan: Tujuan dan penyediaan pesawat-pesawat tersebut adalah demi pertahanan resmi tanah-tanah Kerajaan Saudi melawan musuh sesuai dengan yang disepakati dalam Piagam PBB.TanggaL 24 Mei 1965 dibuat kesepakatan seputar pengembangan militer yang pada masa depan dipimpin oleh para teknisi Amerika.TanggaL 4 April tahun 1972 dibuat kesepakatan seputar hak-hak istimewa (previlege) dan perlindungan bagi para pekerja Amerika.Tanggal 8 Juni 1974 dibuat kesepakatan seputar kerjasasama Amerika-Saudi dalam bidang ekonomi, teknologi, industri, dan suplai bagi Kerajaan sesuai dengan yang dibutuhkan demi tujuan-tujuan pertahanan.Pada tanggal 4 Juni 1980 dibuat kesepakatan mengenai berbagai kemudahan militer antara Amerika dan penguasa Amman yang mana Amerika memiliki hak untuk menggunakan Pangkalan Amman.Tahun 1975 dibuat kesepakatan untuk menyewa Pangkalan al-Jafir di Bahrain. Ini adalah untuk memperbarui kesepakatan yang pernah dibuat tahun 1971.Tanggal 24 Februari 1975, hal-hal yang tidak yang dilanjutkan padatanggal 15 Juni tahun yang sama, dibuat kesepakatan antara Kuwait dan Amerika dengan nama, ‘Kerjasama Timbal Balik demi Pertahanan, Bantuan Peralatan, Pelayanan bagi Keperluan Pertahanan, dan Pembangunan Kantor Kerjasama.”Pada 15-21 Juni 1975 dibuat kesepakatan seputar pembelian senjata dan pelayanan pertahanan antara Amerika dan negara-negara yang tergabung dalam Emirat Arab.Semua kesepakatan di atas dibuat sebelum Perang Teluk I dan sebelum terjadinya Peristiwa 11 September 2001. Sebagaimana diketahui, kesepakatan militer yang terjadi setelah Perang Teluk dan Peristiwa 11 September 2001 antara Amerika dan negara-negara Teluk dianggap sebagai bentuk pertahanan negara-negara Teluk dalam melawan Irak atau dipandang demi menjaga negara-negara tersebut dari serangan para teroris pasca Peledakan 11 September 2001. Jika demikian, atas dasar apa dibuat berbagai kesepakatan militer tersebut jauh sebelum Perang Teluk dan Peristiwa 11 September 2001? Sebab, tidak ada latar belakang atau sebab yang nyata—yang dapat menyesatkan umat Islam—di seputar berbagai kesepakatan tersebut. Oleh karena itulah, mereka berupaya sekuat tenaga agar berbagai kesepakatan tersebut dapat dilangsungkan secara rahasia antara Amerika dan negara-negara tersebut.

Tulisan di atas tidak mencakup seluruh ketamakan Amerika di seputar Teluk dan

Page 21: perang teluk I Lengkap

kesepakatan yang dibuatnya dengan negara-negara Teluk. Akan tetapi, berbagai kesepakatan Amerika dengan negara-negara di wilayah itu serta berbagai pangkaLan militer tersebut merupakan jalan masuk bagi pangkalan-pangkalan berikutnya yang jauh lebih besar dan lebih berbahaya di Saudi, Qatar, dan lain sebagainya.Semua kesepakatan dan pangkalan militer yang dibuat di atas adalah sekadar kenyataan yang tersingkap dan tampak ke permukaan. Sementara itu, hal-hal yang tidak tersingkap dari berbagai persekongkolan dan manuver antara Amerika dan para anteknya di negara-negara Teluk adalah jauh lebih besar dan lebih berbahaya. Oleh karena itu, umat dituntut secara sungguh-sungguh untuk senantiasa terikat dengan agamanya serta menjaga berbagai kepentingannya dalam rangka mencegah bercokolnya terus berbagai pangkalan militer yang bisa menjadi sarana untuk membunuh kaum Muslim di wilayah ini. Umat Islam juga harus bersikap tegas dan keras di hadapan para penguasa antek Amerika tersebut yang telah menyerahkan berbagai wilayah darat, laut, dan udaranya kepada Amerika dan sekutunya hingga mereka menyerahkan tanah-tanah kaum Muslim sejengkal demi sejengkal kepada orang-orang kafir penjajah.Allahlah Penolong orang-orang yang menolong agama-Nya. Allah Swt. berfirman:

Sesungguhnya Allah adalah Mahakuat dan Mahaperkasa. (QS al-Hadid [57]: 25).

http://hakikatwahabi.blogspot.com/2009/10/pangkalan-militer-amerika-di-timur.html,11 des 09

Irak,Utang dan Bisnis

  Page 2 of 2 | Go to page 1 2

 

Pihak Barat Semakin Retak Soal Kontrak Pasca-invasi ke Irak

 

KERETAKAN di antara negara-negara Eropa dan Amerika Serikat kian jelas saja. Sejak muncul rencana AS untuk melakukan serangan ke Irak pertengahan tahun lalu, negara-negara Eropa di luar Inggris dan Spanyol dengan tegas dan terang-terangan menolak rencana AS itu. Perancis dan Jerman yang didukung Rusia dan Cina menolak keras rencana tersebut.

Keretakan ternyata juga berlangsung dalam kancah Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Terlihat ketika Perancis dan Jerman menolak mendukung Turki dalam mempersiapkan diri menghadapi invasi ke Irak. Yang sudah muncul adalah Turki mendukung serangan ke Irak, namun tidak mengizinkan wilayahnya dijadikan basis serangan itu.

Dan, dalam perjalanan dari invasi ke Irak ini, pihak Eropa kini kian terlihat jelas berada berseberangan dengan AS. Trans-Atlantik yang tadinya kompak, padu, dan bahu-membahu kini semakin lebar terpisah. Hanya Inggris dan Spanyol yang masih menjadi "perekat", sekalipun hal ini tampaknya tidak lagi membuat AS melihat Eropa yang ada adalah sebuah Eropa yang utuh sebagaimana sebelumnya.

Sebuah Eropa yang bertautan erat dengan AS sebagaimana ketika bersama-sama menghadapi Nazi Jerman dalam Perang Dunia II. Atau, saat mereka relatif kompak dalam NATO guna menghadapi Pakta Warsawa pimpinan bekas Uni Soviet dalam Perang Dingin yang berakhir di era tahun 1980-an.

Page 22: perang teluk I Lengkap

Melihat sikap Eropa seperti itu, AS pun kian pasang sikap berseberangan. Dan, ini terlihat jelas dalam rencana pembangunan kembali Irak pasca-invasi. AS telah membagi kontrak pembangunan kembali Irak kepada perusahaan-perusahaan dari AS dan Inggris, baik dalam menggarap ladang-ladang minyak Irak maupun dalam pekerjaan restorasi air bersih, jalan, pelabuhan, rumah sakit, dan sekolah.

Tak perlu WTO

Kantor berita AFP pekan lalu melaporkan, Badan Amerika Serikat bagi Pembangunan Internasional (US Agency for International Development/ USAID) telah menghadiahkan (awarded) kepada sejumlah perusahaan dari AS. Hal ini jelas mengundang kecaman dari Uni Eropa (UE) yang menilai kontrak tadi harus disesuaikan dengan tata cara yang diatur dalam Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Berkaitan dengan pemberian hadiah tadi, Komisi Eropa menegaskan bahwa kontrak tadi harus memenuhi prosedur yang diatur WTO. Aturan WTO menyangkut pengadaan barang- barang umum (public procurement) yang mengharuskan negara-negara anggotanya mengadakan tender yang pantas bagi perusahaan-perusahaan untuk mengajukan penawaran. Pengecualian hanya diberikan untuk sejumlah alasan seperti keamanan nasional.

"Kami saat ini sedang mempelajari apakah kontrak-kontrak yang dilakukan AS tadi sesuai atau bertentangan dengan aturan WTO," ujar Arancha Gonzalez, juru bicara (jubir) bagi Komisioner Perdagangan UE Pascal Lamy. "Kami jelas berharap mereka (AS) menghormati ketentuan yang ada, suatu hal yang bakal menjadi perdebatan lainnya dalam WTO," ujarnya.

AS dan UE sejauh ini merupakan dua kubu yang saling "bertarung" dalam perundingan liberalisasi perdagangan dalam WTO. Dalam pembahasan pengurangan atau penghapusan subsidi produk pertanian, AS dan negara-negara pengekspor produk pertanian yang bergabung dalam Cairns Group menghendaki UE menghapus atau mengurangi subsidi pertanian atau subsidi ekspor produk pertanian. Suatu yang hal yang ditampik UE.

Apa jawaban AS soal keinginan UE ini? Hanya buang waktu untuk mempersoalkan cara-cara dalam pemberian kontrak pembangunan kembali Irak. "Ada dasar substansial yang membuat kami memberikan kontrak, dan saya tidak melihat suatu yang berharga membuang waktu mempersoalkan cara-cara ini," ujar Richard Boucher, Jubir Kementerian Luar Negeri AS. "Ada sejumlah pekerjaan yang harus dilakukan segera di Irak, harus memburu waktu dengan pekerjaan ini," ujarnya lagi. Kasarnya, untuk membangun kembali Irak tidak perlu aturan WTO.

Markas besar UE di Brussels, Belgia, terus terang prihatin karena perusahaan-perusahaan yang berada di Eropa tidak disertakan dalam proyek-proyek menarik pembangunan kembali jalan, jembatan, bandara, dan terminal minyak di Irak pasca-invasi. Washington DC jauh sebelum perang bahkan sudah bagi-bagi kontrak pembangunan kembali Irak pasca-invasi.

Menurut AFP, USAID telah menghadiahkan dua kontrak dan kemungkinan akan menawarkan enam kontrak lainnya kepada perusahaan-perusahaan AS. Sebelumnya, harian The Wall Street Journal menulis, pemerintahan Presiden George Walker Bush telah memanggil lima perusahaan minyak AS guna mengajukan tender pembangunan kembali Irak.

Diungkapkan, dua kontrak dari USAID tadi salah satunya adalah membangun kembali satu-satunya pelabuhan samudra (deep water) Irak di Umm Qasr yang kini dikuasai Inggris. Kontrak bernilai 4,8 juta dollar AS ini diberikan kepada Stevedoring Service dari AS. Kontrak lainnya bernilai 7,1 juta dollar AS bagi pendukung personel pasca-invasi diberikan kepada International Resources Group yang berbasis di Washington.

Korps Zeni AD AS juga dilaporkan telah memberikan kontrak pemadaman api di ladang minyak Irak kepada Kellogg, Brown and Root, anak usaha dari Halliburton Group, perusahaan jasa perminyakan dari AS. Kontrak yang diberikan bulan lalu ini jelas tanpa prosedur tender yang semestinya sebagaimana diatur WTO.

Page 23: perang teluk I Lengkap

Seorang pejabat Korps Zeni mengatakan, anak usaha Halliburton Group ini memperoleh kontrak karena telah dilibatkan dalam rencana penanganan ladang minyak di Irak sebagaimana diatur dalam kontrak Pentagon. Menurut Boucher, kontrak ini dikeluarkan mendadak. Halliburton Group diketahui pernah dikelola Dick Cheney, Wakil Presiden AS.

Apabila dilakukan mendadak, karena semuanya harus berjalan segera. Menurut Boucher, jika dilakukan melalui tender, maka secara normal akan berlangsung selama enam bulan baru tuntas. "Ini sebabnya dilakukan cepat dan mendadak," ujar Boucher. Lagi pula, semua prosedur ini dilakukan berdasarkan kontrak pemerintah federal yang sah.

Uang rakyat AS

Lagi pula, pihak lain termasuk UE tak perlu mempersoalkan pemberian kontrak kepada perusahaan AS ini karena berkaitan dengan uang dari para pembayar pajak di AS. "Ini uang para pembayar pajak AS. Saya yakin banyak pemerintah Eropa dan lainnya yang terlibat dalam rekonstruksi. Mereka punya berbagai program yang berbeda dan cara kontrak, dan kadang kontrak tadi diberikan pada perusahaan dari negara mereka. Kasus ini sering terjadi," ujar Boucher.

Pemerintah AS membatasi penawaran proyek ini kepada perusahaan internasional raksasa. Namun, untuk subkontraktor pembangunan kembali Irak ditawarkan kepada perusahaan dari negara mana pun. "Jadi, akan ada proyek yang dibiayai pembayar pajak dari AS, ada proyek yang dibiayai pembayar pajak dari Eropa, dan juga ada proyek yang dibiayai pembayar pajak dari Jepang," ujar Boucher.

Hal yang sama juga akan dilakukan para pengusaha dari Irak. "Pokoknya, ada banyak pekerjaan di sana, dan akan ada proyek yang dibiayai oleh uang dari Irak, uang hasil penjualan minyak Irak, uang rakyat Irak," jelas Boucher lagi. Semua pihak harus bekerja sama dan membangun kembali Irak.

Sekalipun ada kesan Boucher ingin mencoba mendinginkan perseteruan negaranya dengan UE, tetapi sangat jelas bahwa proyek pembangunan kembali Irak harus berada di tangan perusahaan AS, Inggris, dan sekutunya. Tidak bagi UE, apalagi bagi perusahaan dari negara-negara yang menolak terlibat dalam serangan militer ke Irak.

Apakah hal ini masuk akal? Dilihat dari sisi dana yang telah dikeluarkan untuk invasi ke Irak, jelas masuk akal. AS dan Inggris mengeluarkan biaya miliaran dollar AS untuk mengirim ratusan ribu personel mili- ternya serta persenjataannya ke Qatar, Kuwait, dan ke wilayah Timur Tengah selama persiapan dan selama serangan ke Irak.

Hitungan yang ada, biaya untuk makanan dan berbagai keperluan personel serta peralatan perang mencapai 16,5 miliar dollar AS per tahun. Presiden Bush diketahui telah meminta tambahan anggaran hingga 80 miliar dollar AS guna pembiayaan invasi ke Irak. Jelas dana besar ini merupakan uang milik rakyat AS. Belum dihitung berapa biaya yang harus dikeluarkan selama masa transisi di Irak yang diperkirakan berlangsung selama enam bulan.

Tinggalkan perdebatan soal prosedur tender, siapa yang harus didahulukan dalam proses pembangunan kembali Irak, suatu hal yang jelas terlihat bahwa konflik di Irak telah menyebabkan negara-negara Barat kian retak. Bahwa AS kini tidak selalu mendapat dukungan dari mitranya di Eropa sebagaimana terlihat selama ini.

Dalam menggalang satu sikap di DK PBB, Perancis berada di pihak lain dari AS. Di NATO, sedikitnya Perancis, Jerman, dan Belgia berada di pihak yang berseberangan. Di WTO, sejauh ini Eropa selalu berada di kubu lain dari AS. Suatu yang membuat upaya liberalisasi perdagangan terutama di sektor pertanian tak pernah mencatat kemajuan berarti hingga sekarang ini. Kini pemberian tender pembangunan kembali Irak menjadi masalah lainnya.

Suatu yang bisa ditangkap dari perkembangan di Irak ini, ke depan dapat saja dunia kembali bergerak ke sejumlah kutub sebagaimana ketika muncul Kutub Barat yang dimotori AS dan Eropa, Kutub Timur yang dipimpin bekas Uni Soviet, dan Kutub Nonblok yang dimotori Gerakan Nonblok

Page 24: perang teluk I Lengkap

(GNB). Terlihat kini, AS dan sekutunya berada di pihak lain di samping Perancis, Rusia, Jerman, dan Cina di kutub lainnya.

Tak heran, mengapa pihak AS tegas mengatakan hanya buang waktu memikirkan prosedur tender pembangunan kembali Irak. Tak heran, mengapa Perancis, Jerman, dan Rusia mengadakan pertemuan tersendiri di St Pettersburg, Rusia, membahas pembangunan kembali Irak yang harus berada di tangan PBB. AS lantas implisit menyatakan tak perlu peran PBB dalam membangun kembali Irak pasca-invasi.

Dunia kini terbilah-bilah berkaitan dengan keputusan serangan militer AS atas Irak guna menjatuhkan pemerintahan Presiden Saddam Hussein. Salah satu bilah tadi boleh jadi kelompok teroris yang bakal kian marak. Nah lu! (Pieter P Gero)

http://www.kompas.com/kompas-cetak/0304/15/ekoint/255978.htm

   

Siapa Merusak Ekonomi Irak?

 

IRAK terlibat Perang Iran- Irak selama periode 1980- 1988. Perang itu juga dilanjutkan dengan invasi ke Irak. Barangkali itu adalah salah satu kesalahan Irak di bawah kepemimpinan Saddam Hussein. Di dalam situasi perang, jelas tidak ada harapan besar untuk pertumbuhan ekonomi. Akan tetapi, dampak negatif pengenaan sanksi ekonomi pada Irak oleh PBB juga tidak kalah dahsyatnya.

Menurut American Academy of Arts & Sciences (AS), sanksi PBB yang diterapkan pada tahun 1991 adalah sanksi terbesar yang pernah diterapkan PBB pada satu negara selama ini. Di bawah sanksi PBB itu, produksi minyak Irak periode 1991-2002 rata-rata 1,4 juta barrel per hari. Jatah produksi minyak Irak diasumsikan 3 juta barrel per hari jika tidak ada sanksi ekonomi.

Dengan demikian, selama periode pengenaan sanksi itu, ada kehilangan penerimaan minyak Irak sebesar 150 miliar dollar AS. Produksi domestik bruto (PDB) Irak pada dekade 1990- an diperkirakan sebesar 25 miliar dollar AS. Itu berarti, sela- ma enam tahun Irak kehilangan pendapatan setara 6 tahun PDB.

Di sisi lain, lewat tekanan AS, Irak juga dipak- sa membayar kompensasi Perang Teluk tahun 1991 kepada Kuwait dan Arab Saudi. Lewat te- kanan AS, aset-aset Irak di luar negeri juga di- bekukan. Lalu, 20 Maret 2003 lalu AS menggempur Irak.

Setelah menggempur Irak secara fisik, pasukan AS membiarkan penjarah menjarah barang-barang di Irak. Pasukan AS membiarkan situasi di Irak, terutama Baghdad, dalam keadaan kacau balau. Pasukan AS membiarkan penjarah menja- rah uang hingga ke Bank Sentral Irak. Pasukan AS, selain merusak berbagai jalan, bangunan, jembatan, gedung-gedung, membiarkan rakyat Irak melakukan semacam tindakan anarki.

LALU AS kini meminta rekannya yang ada di kelompok G-7 untuk membicarakan rekonstruksi Irak. Ketika menyerang Irak, rekannya di ke- lompok G-7 (Kanada, AS, Jepang, Perancis, Inggris, Jerman, dan Italia) tidak didengar. Perancis dan Jerman (ditambah Rusia) menolak invasi ke Irak tetapi AS tetap jalan. Lalu kini, AS mengajak lagi peran serta G-7 untuk rekonstruksi Irak.

Lalu tiba-tiba saja Menteri Keuangan AS John Snow membicarakan soal penjadwalan utang- utang luar negeri Irak. Di Irak, investasi Perancis dan Rusia adalah yang terbesar di sektor industri perminyakan. Kini dengan kehancuran berbagai prasarana di Irak, kemampuan ekonomi Irak juga hancur dan bisnis-bisnis Perancis dan Rusia yang sudah ada di sana sebelumnya, diduga akan terganggu.

Lalu, AS meminta peran negara maju untuk rekonstruksi Irak. Mungkin jika bisa mengeluar- kan unek-unek secara terbuka, kalangan Eropa pasti berkata, "Lu yang ngrusak, lalu lu yang minta rekonstruksi. Enak aje!" Makanya, ketika membahas penjadwalan utang Irak, Rusia, Perancis, dan

Page 25: perang teluk I Lengkap

Jerman seperti bersepakat untuk memberikan perlawanan. Tiga menteri keuangan dan tiga negara itu menepis ajakan John Snow soal pentingnya rekonstruksi Irak.

Selain itu, tiga negara itu juga ingin memas- ti- kan apakah aturan main di Irak didasarkan pada mandat PBB. Selama itu tidak pasti, tiga negara itu dipastikan tidak akan mau mengeluarkan bi- aya dan tenaga, jika yang kemudian diuntungkan adalah kelompok AS saja. (MON)

http://www.kompas.com/kompas-cetak/0304/15/ekoint/256089.htm

   

Beban Besar Irak Mencuat

Utang Luar Negeri Mencapai 383 Miliar Dollar AS

 

INVASI ke Irak ternyata turut pula mencuatkan masalah lain yang tidak kalah pentingnya. Utang luar negeri Irak menggunung, yakni mencapai 383 miliar dollar AS. Itu adalah persoalan lain yang juga sudah mulai harus dibicarakan. Selama ini, informasi soal itu tidak pernah diketahui secara luas.

YANG kita ketahui adalah bahwa Baghdad merupakan kota yang dijuluki dengan Kota 1.001 malam. Ternyata, ada pula 1.001 malam cerita soal utang luar negeri Irak.

Kreditor dan mereka yang punya piutang atas Irak, kemungkinan besar akan kehilangan uang-uangnya. Setidaknya demikianlah perkiraan para analis. Dengan total nilai produksi domestik bruto (PDB) sebesar 25 miliar dollar AS-perkiraan kasar-per tahun, maka tidak akan ada pemerintahan baru di Irak yang akan mampu mengatasi masalah utang seberat dan sebesar itu.

Jika utang Irak saja sudah sebesar 383 miliar dollar AS, sementara PDB Irak hanya senilai 25 miliar dollar AS, itu berarti Irak baru bisa membayar utangnya selama 15,32 tahun (383 dibagi dengan 25). Itu artinya, secara ekstrem, Irak tidak makan selama 15,32 tahun dan semua pendapatan hanya untuk membayari utang sebesar 383 miliar dollar AS itu.

Itu hanyalah perkiraan matematis di atas kertas yang jelas-jelas tidak akan pernah terjadi. Itu juga hanya untuk ilustrasi, menunjukkan betapa besar beban utang Irak. Manalah mungkin itu terjadi?

Karena itu, analis mengatakan, kemungkinan besar para kreditor harus merelakan kehilangan hak-haknya untuk mendapatkan kembali piutang-piutangnya. Karena itu, restrukturisasi utang-utang Irak adalah sesuatu yang urgen untuk dibahas.

Rick Barton adalah seorang direktur Center for Strategic and International Studies (CSIS). CSIS adalah sebuah lembaga think-tank yang bermarkas di Washington DC. Barton khusus bertugas menangani proyek rekonstruksi pasca-invasi di Irak.

Barton merinci utang-utang Irak sebagai berikut;

-- 199 miliar dollar AS untuk kompensasi Perang Teluk. Itu muncul akibat Irak menginvasi Kuwait tahun 1990, yang memunculkan kerusakan-kerusakan dan kemudian harus ditanggung Irak.

Dari jumlah itu, sebesar 172 miliar dollar AS merupakan utang terhadap berbagai perusahaan, pemerintahan, dan lembaga internasional. Sisanya adalah untuk membayari keluarga-keluarga dan perorangan yang dirugikan selama Perang Teluk 1991.

-- 127 miliar dollar AS, yang sebesar 47 miliar dollar AS di antaranya adalah terdiri dari akumulasi bunga-bunga utang luar negeri Irak.

-- 57 miliar dollar AS, yang harus dibayarkan kepada para kontraktor karena tertundanya pelaksanaan proyek karena masalah di Irak, seperti kontraktor di bidang energi, telekomunikasi, dan lainnya. Kebanyakan kompensasi itu adalah untuk perusahaan-perusahaan dari Rusia.

Page 26: perang teluk I Lengkap

"Tampaknya akan terjadi perdebatan atau negosiasi besar untuk menangani utang-utang itu. Begitu Saddam telah pergi, setiap orang akan berjuang untuk menagih uangnya, walau mereka sadar soal kemungkinan hilangnya kesempatan untuk menagih piutang itu," ujar Barton.

"Kesepakatan yang paling dimungkinkan adalah menghapuskan semua tuntutan kompensasi dari mereka yang merasa dirugikan selama Perang Teluk 1991. Itu bisa dilakukan dengan meminta Kuwait dan Arab Saudi untuk berhenti menuntut dan menerima kejatuhan Saddam sebagai kompensasi terbaik," kata Barton.

Tuntutan kompensasi dari para keluarga yang dirugikan selama Perang Teluk 1991, kini sekitar 4 miliar dollar AS per tahun. Pembayaran dana kompensasi untuk para keluarga itu bisa ditunda selama lima tahun sampai ekonomi Irak bisa menghasilkan uang untuk pembayaran kompensasi itu.

"Ini adalah sebuah poin penting di dalam kebijakan AS. Tentu saja karena AS telah mendesak agar tuntutan kompensasi kerugian untuk para keluarga itu harus dibayari," kata Barton.

Akan tetapi , kini niat untuk membuat Irak bertahan adalah prioritas utama.

Utang-jika beban bunganya tidak dihitung-akan berkisar sebesar 80 miliar dollar AS. Dari jumlah itu, sebesar 30 miliar dollar AS adalah utang ke negara-negara Teluk, 17 miliar dollar AS adalah utang ke Kuwait, dan 12 miliar dollar AS adalah utang ke Rusia.

"Muncul semacam fenomena kebangkrutan dan tampaknya piutang-piutang itu kini hanya bernilai lebih kecil dari sen (penny) saja," ujar Barton.

Barton menambahkan, menunda pembayaran kompensasi atas kontrak-kontrak bisnis yang gagal harus diselesaikan lebih dulu.

Michael Mussa-pernah menjadi ekonom senior di Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) dan kini seorang pemikir di Institute for International Economics- mengatakan, utang-utang itu diharapkan sangat perlu untuk diperjelas penyelesaiannya.

"Anda harus menyadari soal pentingnya membentuk pemerintahan baru di Irak yang memiliki kemampuan untuk menegosiasikan utang-utang itu dari sudut pandang Pemerintahan Irak yang baru. Soalnya, utang itu bukanlah sesuatu yang bisa diatasi pemerintahan militer Irak sementara (yang didukung AS) atau juga tidak akan bisa diatasi oleh pemerintahan sementara yang didukung PBB," kata Mussa.

Mussa mengatakan, Irak, dengan potensi pendapatan 25 miliar dollar AS per tahun sekalipun, tidak akan bisa memenuhi semua kewajiban-kewajiban itu.

Diperlukan kesepakatan restrukturisasi yang bentuknya sangat bervariasi. "Jadi utang- utang yang muncul untuk membiayai pembelian senjata-senjata yang sudah lewat, kemungkinan tidak akan dihormati, sementara utang-utang untuk jasa-jasa umum, seperti pembangunan rumah sakit-rumah sakit dan sejenisnya, mungkin saja direstrukturisasi dalam bentuk yang berbeda," ujar Mussa

Akan tetapi, Barton menekankan pentingnya penyelesaian cepat atas utang-utang itu, kemungkinan dengan menghapuskan semua utang dan kewajiban-kewajiban Irak. Hal itu bisa dimulai dengan melibatkan unsur IMF dan Bank Dunia.

"Pada tahap pertama, lewat pertemuan Bank Dunia, konferensi para donor, atau apa saja, harus dibahas soal kerelaan untuk kehilangan hak-hak atas piutang-piutang itu," kata Barton.

Solusi terbaik membiarkan Irak dari kewajiban dan utang, kata Barton.

Anda ingin memberikan mereka (pemerintahan baru di Irak) kesempatan paling baik. Harusnya, warga Irak yang ada sekarang ini tidak harus diminta bertanggung jawab atas beban utang sebesar itu," lanjut Barton.

Menteri Keuangan AS John Snow juga sudah mengatakan, dia sangat mengharapkan kelompok G-7 dibantu Bank Dunia dan IMF untuk membahas soal utang Irak itu. "Itu adalah utang yang relatif

Page 27: perang teluk I Lengkap

sangat besar dibandingkan dengan kondisi ekonomi Irak," kata Snow.

"G-7 berada pada posisi unik untuk mengajukan pertanyaan dan menawarkan jawaban dengan pemberian, tenaga-tenaga ahli, ide-ide, dan kepemimpinan," lanjut Snow.(AFP/MON)

http://www.kompas.com/kompas-cetak/0304/15/ekoint/256017.htm

http://www.unisosdem.org/kliping_detail.php?aid=1695&coid=1&caid=53&p=2, 11 des 09

Page 28: perang teluk I Lengkap

Sebuah kajian ilmiah menemukan kaitan kuat antara bahan kimia tertentu dengan gangguan kesehatan, yang biasa disebut “Sindrom Perang Teluk”

Ribuan veteran perang Amerika mengaku menderita gangguan kesehatan kronis akibat Perang Teluk 1 pada tahun 1991.

Ketua tim peneliti yang ditunjuk Kongres Amerika Serikat mengatakan setelah meneliti lebih dari 100 kasus, dia menemukan gangguan kesehatan para veteran perang itu terkait dengan tiga bahan kimia tertentu.

Menurutnya, sekitar sepertiga tentara Amerika yang dikirim ke Teluk  menderita kelelahan, nyeri otot, kehilangan ingatan, dan sesak nafas.

Penelitian baru ini sekaligus menjawab misteri yang muncul sejak berakhirnya Perang Teluk 1.

Penelitian sebelumnya pada tahun 2006 tidak bisa menyimpulkan penyebab tunggal gangguan penyakit yang disebut Sindrom Perang Teluk itu.

Peluang Sembuh

Usai Perang Teluk 1, muncul pertanyaan mengapa banyak tentara yang ditugaskan berperang melawan Iraq, pulang dalam keadaan sakit?

Ribuan tentara melaporkan diri mengalami gangguan kesehatan, dan muncul kecurigaan bahwa gangguan kesehatan itu mungkin disebabkan oleh bahan-bahan kimia.

Jumlah penderita bisa dikatakan tinggi tapi gejala yang muncul juga bervariasi, baik itu kelelahan, nyeri otot dan sendi, gangguan tidur, gatal-gatal, dan sesak nafas.

Kini, para ilmuwan yang ditunjuk Kongres Amerika untuk mengkaji kembali kasus itu, yakin bahwa penyebabnya adalah bahan-bahan kimia, yang disebut inhibitor asetil-kolinisterase.

Seorang veteran Amerika, Julie Mock, yang menderita Sindrom Perang Teluk, mengatakan penemuan ini memberikan harapan dia bisa sembuh kembali.

"Saya kira ini adalah kajian paling mendalam dan sekarang diakui adanya kenyataan bahwa kami menderita gangguan ini karena terkena bahan kimia."

"Penyebab penyakit kami telah diuji, dan sekarang terbuka kesempatan untuk menyembuhkan gangguan kesehatan ini," tambahnya.

Bahan-bahan kimia terdapat pada gas anti syaraf yang diberikan kepada tentara yang bertugas di Teluk.

Bahan kimia juga dipakai dalam pestisida untuk mematikan lalat pasir.

[Sumber: bbc/www.hidayatullah.com]

http://fariedwijdan.multiply.com/journal/item/75/Sindrom_Perang_Teluk_Jangkiti_Para_Veteran_Perang_AS,11 des 09

Page 29: perang teluk I Lengkap

Perang Irak-Iran Meletus Perang Irak -Iran meletus pada tanggal 22 September 1980.Senin, 22 September 2008, 10:45 WIBNenden Novianti

BERITA TERKAIT

Republik Perancis Berdiri

Luna 16 Mendarat di Bulan

Juan Peron Lengser dari Kursi Presiden

Invasi Soviet ke Polandia

Steve Jobs Kembali ke Apple

Perang terbuka akhirnya meletus antara Irak dan Iran, pada tanggal 22 September 1980.Sebelumnya selama tiga minggu telah terjadi pertempuran di perbatasan kedua negara. Irak mengebom pesawat-

pesawat Iran dan pangkalan logistik Iran termasuk Bandara Internasional Tehran.

Meningkatnya ketegangan hubungan kedua negara dimulai, ketika Irak pada tahun 1975 melanggar perjanjian perbatasan dengan Iran, terkait kedaulatan sungai Shatt al-Arab yang mengalir di per-batasan kedua negara.

Sedangkan pejabat Irak mengatakan bahwa Iran menyerang instalasi ekonomi Irak di sungai Shatt al-Arab. Laporan lain mengatakan Iran menembak cadangan minyak Irak di wilayah Basra, selatan Irak, dan membakarnya

Bagian selatan dari sungai Shatt al-Arab membentuk bagian dari perbatasan kedua negara, kemu-dian menuju ke Teluk,  merupakan jalur pasokan utama minyak menuju Barat.

Perang Irak – Iran ini berlangsung selama delapan tahun, dan berakhir dengan gencatan senjata dibawah payung PBB, pada 20 Agustus 1988.

http://metro.vivanews.com/news/read/548-perang_irak_iran_meletus, 13 des 09

Perang Irak-Iran Meletus

22 September 1980

Perang Iran-Irak dimulai pada September 1980 dan berakhir pada Agustus 1998. Diperkirakan lebih dari satu juta orang tewas dalam perang tersebut.

Perang bermula saat Irak menerobos perbatasan Iran pada 22 September 1980 akibat masalah per-batasan kedua negara dan kekhawatiran Saddam Hussein atas perlawanan Syiah yang dibawa Imam Khomeini dalam revolusi Iran. Presiden Irak menyatakan alasan penyerbuan adalah pertikaian wilayah Shatt al-Arab, terusan air yang membentuk batas kedua negara. Akan tetapi, konflik itu be-rakar dari persaingan regional yang sudah berlangsung lama.

Perang Iran-Irak 1980-1988 (AP Photo)

Page 30: perang teluk I Lengkap

Saddam Hussein merasa terancam secara langsung oleh revolusi Islam yang membawa Ayatollah Khomeini ke kursi kekuasaan di Iran setahun sebelumnya. Sang ulama melihat Saddam sebagai tiran Sunni yang menindas mayoritas rakyatnya yang beraliran Syiah, dan tidak menyembunyikan harapannya agar Saddam digulingkan. Bagi Saddam Hussein, tujuan perang itu pencegahan: meng-gulingkan Khomeini sebelum berhasil menggulingkan dirinya. (*)

http://www.vhrmedia.com/vhr-corner/agenda,Perang-Irak-Iran-Meletus-975.html

Page 31: perang teluk I Lengkap

Skenario AS atas Irak

Oleh: Arif Tri Hidayanto

TANDA-TANDA memburuknya situasi Teluk, terutama Bagdad, makin tampak akhir-akhir ini. Eskalasi ketegangan antara AS dan Irak makin meningkat. Di Washington, Jenderal Tommy Franks, komandan Pusat AS yang berpengalaman di Afghanistan dan disiapkan memimpin serangan ke Irak, mengungkapkan be-berapa opsi kepada Presiden Bush dan Dewan Keamanan Nasional AS.

Pentagon mengeluarkan beberapa skenario, termasuk rencana mengirimkan 50.000 - 100.000 pasukan darat. Dengan strategi inside out, yakni pengiriman satu batalyon ke kota Bagdad dan selanjutnya mengirim ke beberapa kota kunci lain. Dari skenario ini diharapkan targetnya berhasil melumpuhkan keku-atan Irak dan menggulingkan Saddam Hussein.

Di luar pembicaraan di Pentagon, Presiden Irak Saddam Hussein menyatakan tidak gentar menghadapi serangan militer AS. Justru Irak telah melakukan pawai bersenjata yang dilakukan oleh "Pasukan Jerusalem" bersamaan dengan peringatan berakhirnya perang Irak-Iran (1980-1988).

Mengapa AS begitu ambisius untuk melumpuhkan militer Irak sekaligus ingin menggulingkan Saddam Hussein? Skenario atau misi apa yang sebenarnya menjadi target AS di negara padang pasir tersebut? Tulisan ini mencoba men-jelaskannya.

Skenario Washington

Misi AS kali ini sebenarnya kelanjutan misi sebelumnya tatkala Bush meren-canakan krisis Teluk 1990. Jika kita tengok ke belakang, sebenarnya Perang Teluk 1991 diawali dari berakhirnya perang Irak-Iran (1980-1988).

AS, bahkan negara-negara Eropa, apalagi rival bebuyutan Irak yakni Israel, san-gat resah. Banyak kekuatan persenjataan tertimbun di Bagdad, baik produk Eropa maupun Uni Soviet. Diperkirakan pula selama rentang waktu perang Irak-Iran berlangsung, Bagdad telah banyak menciptakan senjata biologi dan kimia yang mematikan.

Eropa, terutama Prancis yang semula membantu persenjataan Irak, menjadi gelisah justru ketika perang Irak-Iran usai. Lebih-lebih AS yang jelas atas peran Israel sangat berkepentingan melumpuhkan kekuatan militer Bagdad.

Akhirnya Presiden AS George Bush menyimpulkan Irak harus dilumpuhkan den-gan menjadikan negara kecil kaya minyak Kuwait sebagai bidaknya. Kuwait atas saran AS diminta memompa minyaknya melebihi kuota yang ditetapkan OPEC. Anehnya, kilang minyak yang dipompa besar-besaran tersebut terdapat di wilayah Ramallah yang menjadi persengketaan dengan Irak.

Dari segi pendapatan nasional (GDP) Kuwait, negara yang berpenduduk satu juta lebih itu hanya dengan batasan kuota OPEC telah lebih dari cukup untuk kebutuhan internal negaranya.

Lebih lagi, saat itu Kuwait memiliki 90 miliar dolar cadangan devisa negara, di-tambah ekspor minyak secara wajar saja sudah sangat melimpah dari sisi pen-

Page 32: perang teluk I Lengkap

dapat nasionalnya. Tetapi mengapa Kuwait terus memompa minyaknya melebihi kuota OPEC? Inilah indikasi pertama bahwa AS berada di belakang Kuwait.

Dengan bertambahnya produk minyak di pasaran saat itu, harga minyak dunia turun drastis, dari 22 dolar per barel menjadi 16 dolar per barel, jelas Irak telah menganggap pemicunya pemompaan kilang minyak berlebihan di wilayah Ra-mallah yang dipersengketakan dengan Kuwait.

Skenario berikutnya adalah Kuwait mengundang lawan lama Irak, yakni Menlu Iran Ali Akbar Velayati. Bersamaan dengan itu pula bermunculan berita tentang kedatangan direktur CIA, William Webster yang telah mengunjungi Kuwait lebih dari tiga kali selama lima bulan terakhir sebelum Perang Teluk.

Pada saat Irak berang terhadap kebijakan Kuwait, AS yang biasanya sangat sensitif terhadap masalah kebijakan ekspor minyak ternyata diam saja. Irak lantas mengancam akan melakukan tindakan atas perilaku Kuwait tersebut. Bahkan rencana tersebut telah diketahui AS. Namun AS justru memberikan in-dikasi dengan perantara dubesnya bahwa AS menyerahkan urusan tersebut in-ternal Irak dan Kuwait.

Akhirnya Irak bersimpulan, kebijakan Kuwait tersebut harus dihentikan dengan pengiriman pasukan. Namun ketika AS mendengar berita penyerangan Irak atas sejumlah wilayah di Kuwait, Washington marah.

Skenario berikutnya, Menhan AS Dick Cheney berkunjung ke Riyadh 6 Agustus dengan menunjukkan foto satelitnya bahwa ratusan ribu tentara Irak sedang bergerak ke Saudi.

Tanpa bukti benar atau tidak, atas usulan Cheney, Fahd mengundang tentara AS ke wilayahnya dengan biaya besar. Kemudian dalam pertemuan Liga Arab diskenario untuk penggalangan pasukan multinasional menggempur Irak atas skenario Washington pula.

Skenario berikutnya AS membuat atau mengusulkan resolusi PBB No 665 yang meminta pasukan PBB dikirim ke Teluk dan melaksanakan embargo. DK PBB juga mengeluarkan resolusi No 660 yang mengecam serangan Irak atas Kuwait dan dengan resolusi No 678 PBB memberikan batas waktu sampai 15 Agustus sejak invasinya ke Kuwait agar hengkang dari negara kecil tersebut.

Karena Irak tidak memperhatikan peringatan tersebut, terjadilah operasi multi-nasional yang diberi nama Operasi Badai Gurun Pasir.

Namun setelah melewati masa krisis sejak tahun 1991 sampai 2002 ini, ske-nario AS belum tuntas dan terus berlanjut. Kendati Irak saat ini menderita luar-dalam, AS tidak akan berhenti hingga Irak benar-benar tidak hanya lemah tetapi bisa dikuasainya.

Dampak serius yang dialami dengan embargo minyaknya sangat mengimpit ekonomi Irak. Berbagai media di Irak, terutama harian Al Sarqu al-Aushat per-nah menginformasikan, lebih dari 66% anak-anak Irak mengalami kekurangan gizi yang akut, 56% ibu hamil mengalami kekurangan zat darah merah (haemoglobin) dengan angka kematian bayi cukup tinggi yakni 126 dari 1.000 angka kelahiran.

Page 33: perang teluk I Lengkap

Adapun Dr Insam Bayathi dari salah satu Universitas Kristen di Irak menye-butkan, penderita kanker darah di kalangan anak-anak Irak meningkat 66% se-jak invasi Irak atas Kuwait. Ini terjadi karena embargo AS atas Irak, hingga akhirnya Bagdad hanya boleh melakukan ekspor minyak seharga 2 miliar dolar per 6 bulan untuk makanan dan obat-obatan. Itu pun sebelumnya ditentang AS. Sungguh kebijakan negara besar yang tidak manusiawi.

Di sisi lain Irak juga "diobok-obok" Komisi PBB Urusan Perlucutan Senjata Irak (UNSCOM). UNSCOM terlalu intervensif dalam masalah yang sangat rahasia pada dokumen negara Irak. Akhirnya dalam hal ini tugas UNSCOM gagal dan Irak tetap dalam pendiriannya, tidak ingin bekerja sama dengan PBB dalam masalah tersebut.

Militer dan Ekonomi

Akhirnya demi kepentingan ekonomi AS, Pentagon berkali-kali menggelar aksi militer. Kali ini pun AS sebenarnya tinggal menunggu waktu hasil lobinya pada negara-negara sekitar Arab untuk melancarkan aksi inside out-nya. AS telah berhasil mempropagandakan di dunia Arab bahwa Irak tetap menjadi ancaman serius atas negara-negara Teluk. Karena itu, Bagdad dan presidennya harus dilumpuhkan.

Terhadap rencana tersebut, Wakil Menhan AS Paul Wolfowitz berhasil melobi Turki untuk menggulingkan Sadam. Turki memberikan syarat asal tidak memicu berdirinya negara Kurdi dan memperburuk ekonomi Irak. Pernyataan Turki tersebut sebagai ungkapan diplomatik belaka karena tidak mungkin penyerangan tidak berdampak pada masalah ekonomi Irak.

Turki tidak bisa menolak AS karena pertimbangan finansial.

Menjadi jelas, intervensi AS ke Teluk sebenarnya untuk membidik kepentingan ekonomi atau minyak di Timur Te ngah. Dengan menciptakan konflik Teluk, AS juga dengan mudah menawarkan senjatanya.

Sebagai contoh, AS telah berhasil menjual mahal "sistem peringatan dini" dari serangan negara lain kepada Bahrain, Kuwait, Qatar, dan Arab Saudi.

Di samping itu, kebijakan AS tidak pernah lepas dari kebijakannya di Israel, se-hingga kebijakan melumpuhkan Irak sangat terkait dengan kepentingan Israel di Palestina yang selalu mendapat ancaman keras dari Irak.

Tidak ada pilihan lain bagi AS dan Israel, Irak harus lemah dan Saddam Hussein harus digulingkan.

Yang akan terjadi selama ini, kendati Saddam Hussein dimusuhi banyak negara Teluk, ia mampu mengendalikan konflik internal di Teluk. Sebaliknya jika Sad-dam terguling, banyak politikus menilai akan terjadi perang saudara yang serius.

Komunitas syiah di selatan dan dua kelompok suku Kurdi di utara yang bermusuhan serta kelompok revolusioner Sunni di tengah akan menarik negara sekitarnya, misalnya Iran, Suriah, dan Turki dalam konflik. Konflik berikutnya justru akan makin melebar di wilayah Timur Tengah.

Page 34: perang teluk I Lengkap

Karena itu, sudah selayaknya memperhatikan bahaya skenario Barat dan AS. Negara-negara Teluk harus sadar bahaya yang lebih besar jika AS menyerang Irak di samping dampak bagi Irak juga bagi kehormatan negara Timur Tengah dan kesatuan di antara mereka. (18c)

-Arif Tri Hidayanto, pengamat politik Islam, Ketua Pusat Studi Islam Kontemporer (PSIK) Semarang

http://www.suaramerdeka.com/harian/0208/15/kha1.htm

Page 35: perang teluk I Lengkap

02/03/2008 - 19:02

Mengubur Sejarah Kelam Iran-Irak Teguh Rachmanto

Perang Irak-Iran di era 1980-an yang merenggut nyawa lebih dari 1 juta orang.(Istimewa)

INILAH.COM, Baghdad Sejarah kelam hubungan Iran-Irak yang menelan korban sejuta �nyawa dalam perang di era 1980-an tampaknya akan segera terkubur. Secercah harapan baru akan lahirnya jalinan perdamaian kedua negeri bertetangga itu muncul di tengah kun-jungan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad ke 'Negeri 1001 Malam' itu, Minggu (2/3). Ke-untungan apa yang akan didapat dari kunjungan itu?

Keuntungan pertama mungkin hanyalah keuntungan yang bersifat ekonomis berupa rencana penan-datanganan lima hingga 10 perjanjian antara kedua negara. Sementara keuntungan lainnya adalah terjalinnya hubungan yang lebih mesra kedua negara setelah bertahun-tahun saling sikut.

Ini dimungkinkan setelah kelompok Syiah menguasai pemerintahan baru Irak, menyusul tergul-ingnya rezim Saddam Hussein yang berasal dari kelompok Sunni. Dalam konteks ini, kunjungan Ahmadinejad ini merupakan kunjungan pertama Presiden Iran ke Irak, sejak Revolusi Islam 1979.

Ahmadinejad akan bertemu dengan Perdana Menteri Nuri al-Maliki, Wakil Presiden Adel Abdul-Mahdi (keduanya kelompok Syiah), dan Presiden Jalal Talabani (dari kelompok Kurdi). Pertemuan berlangsung di rumah Talabani di distrik Karrada di Irak tengah. Ahmadinejad juga akan menginap di tempat itu.

Abdul-Mahdi mengatakan bahwa Irak ingin menggunakan kunjungan Ahmadinejad untuk memec-ahkan sejumlah perselisihan yang telah berlangsung lama, termasuk memutuskan masalah per-batasan bersama mereka, persoalan penting yang memicu perang mereka pada 1980-1988.

Keuntungan berikutnya, terutama bagi Teheran, adalah terciptanya keamanan di Irak, yang selama ini hampir setiap hari diwarnai saling serang antara kelompok Syiah dan Sunni.

"Keamanan bagi Irak adalah keamanan bagi Iran. Dan itu tidak menyenangkan musuh, karena mereka tidak menginginkan stabilitas di wilayah ini, supaya mereka dapat meneruskan campur tan-gan mereka dalam urusannya dan membenarkan kehadiran militernya," kata Ahmadinejad dalam satu wawancara dengan wartawan Irak yang dipublikasikan di sejumlah suratkabar setempat.

Dengan terciptanya keamanan yang lebih kondusif di Irak dan terjalinnya hubungan Iran-Irak yang lebih harmonis, ada keuntungan yang lebih besar bagi Ahmadinejad, yang bergabung dengan Korps

Page 36: perang teluk I Lengkap

Pengawal Revolusi Islam semasa Perang Iran-Irak. Keuntungan itu adalah rasa aman bagi Iran dari upaya infiltrasi pihak Barat, yang selama ini gerah dengan komentar-komentar pedas Ahmadinejad.

Sejumlah kalangan tahu bahwa Presiden George W Bush memiliki agenda terselubung di Irak, yaitu membentuk pemerintahan 'boneka' yang bisa disetir untuk mengusik Teheran. Iran hingga sat ini masih dinilai Bush sebagai sponsor utama teror dan ancaman dunia dengan program nuklirnya.

Tapi bukan Ahmadinejad bila tak berani menghadapi provokasi Bush. Meski ia terus dikeroyok masyarakat internasional yang dikendalikan Washington, namun nyali tokoh garis keras ini tak per-nah surut untuk tetap pada pendiriannya. Baginya program nuklir Iran harus berlanjut, karena ini demi kepentingan kemanusiaan.

Di sinilah letak kecerdikan Ahmadinejad. Di tengah situasi keamanan Irak yang tak kunjung kon-dusif, terutama menjelang pemilihan umum untuk membentuk pemerintahan baru akhir tahun ini, ia masuk untuk merangkul orang-orang kuat Irak agar seiring sejalan dengannya.

Ahmadinejad juga berhasil memanfaatkan situasi politik yang dihadapi Bush di negerinya terkait dengan belum redanya aksi perlawanan terhadap pasukan asing maupun pemerintahan Irak. Ah-madinejad menawarkan jasa untuk ikut mengamankan situasi di Irak yang kacau balau sejak invasi AS pada 2003.

Jika misi ini berhasil, maka tak hanya menohok Bush yang kini kesulitan memulihkan popularitas-nya menjelang lengser dari Gedung Putih akhir tahun ini. Tapi juga Iran akan mendapat jaminan keamanan negerinya, terutama program nuklirnya.

Sementara bagi Bush, sebenarnya tak rugi-rugi amat dengan kunjungan harmonisnya hubungan Irak-Iran ini. Sebaliknya bila kondisi keamanan Irak terjamin, justru Amerika akan diuntungkan. Washington akan bisa segera menarik pasukan demi mengurangi tekanan domestik dan juga akan meringankan beban pikiran presiden baru mendatang.

Namun, harapan itu bisa terjadi jika Washington dipimpin kubu Demokrat. Ceritanya mungkin akan sama jika John McCain dari Republik yang menjadi presiden AS.

Kini saatnya, baik Ahmadinejad maupun Bush, untuk berpacu berebut simpati dari rakyat dan pe-merintah Irak. Siapa yang menang, dia akan diuntungkan untuk mendongkrak popularitasnya yang anjlok menjelang akhir masa jabatannya. [P1]

http://www.inilah.com/berita/politik/2008/03/02/15219/mengubur-sejarah-kelam-iran-irak/

Page 37: perang teluk I Lengkap

Tantangan Bagi Dunia KetigaOleh : Suwardi, St. | 16-Mei-2007, 13:10:07 WIB

KabarIndonesia - Beberapa studi tentang keterkaitan antara harga minyak dan kondisi makro ekonomi telah memberikan pelajaran berharga, yaitu bahwa krisis geopolitik dunia yang berada diluar kontrol kebijakan-kebijakan ekonomi dan kondisi luar biasa lainnya seperti bencana alam merupakan penyebab utama fluktuasi tajam harga minyak dunia. Tingginya permintaan minyak untuk menunjang in-dusrialisasi dan produksi, juga mempunyai andil dalam kenaikan harga minyak mentah dunia. Belum lagi bila dikaitkan dengan kondisi terbatasnya penawaran minyak para produsen karena kapasitas produksi yang belum memadai dan sedang investasi di bidang eksplorasi dan eksploitasi masih terhambat pembi-ayaan yang sangat besar dan waktu yang lama. Diperolah kisaran 3-10 tahun untuk melakukan tahap ek-splorasi minyak sampai dengan menjualnya ke pasaran, tergantung antara lain pada lokasi geografis sumber minyak, ketersediaan teknologi, dan sumber pembiayaan.

Oil Shocks Perang Arab-Israel pada tahun 1973 menandai babak pertama oil shocks. Protes yang dilakukan oleh ne-gara-negara Arab anggota OPEC atas dukungan Amerika Serikat dan Belanda terhadap Israel, mem-buahkan aksi embargo penawaran minyak kepada kedua negara tersebut. Sentimen negatif embargo ini berakibat pada kepanikan para pembeli yang berusaha menaikkan cadangan persediaan minyaknya. Se-hingga dengan ‘terpaksa’ harga minyak naik tajam dari 2 dollar per barrel menjadi sekitar 12 dollar per barrel pada tahun yang sama, dan sampai dengan berakhirya perang tahun 1975 harga minyak sudah mencapai kisaran 50 dollar per barrel. Ini dapat dilakukan karena pada saat itu, OPEC menguasai sampai dengan 55,4 persen produksi minyak dunia dan hampir tiga perempat cadangan minyak dunia (hingga tahun 2005 OPEC masih menguasai sekitar 78,4 persen cadangan minyak dunia).

Dampak negatif terhadap kondisi makro ekonomi juga jelas, dengan adanya tekanan ekonomi yang di-tandai dengan menurunnya tingkat konsumsi dan investasi dunia pada saat itu mengakibatkan ekonomi dunia memasuki masa resesi. Negara konsumen minyak terkena dampak pada first round akibat resesi ini. Neraca transaksi berjalan para negara pengimpor minyak jungkir balik dan mengalami defisit besar-besaran. Dampak pada perkonomian yaitu terjadi peningkatan biaya produksi (capital goods) di negara industri maju yang diperlukan negara berkembang. Negara yang terkena dampak paling parah adalah ne-gara berkembang yang menjadi pengimpor minyak dan sedang berjalan ke arah industrialisasi.

Pada sisi negara pengekspor minyak, mereka menikmati masa-masa oil bonanza (keuntungan dari minyak). Terjadi peningkatan devisa secara tajam. Namun demikian, hal ini bukan akhir cerita dari oil bo-nanza. Mereka juga terkena pada second round. Hal ini dikarenakan negara berkembang memerlukan capital goods dalam rangka industrialisasi yang diperole dari negara industri maju. Kenaikan harga capital goods di negara industri maju memberi dampak pada kenaikan harga barang dan jasa domestik (efek dari resesi dunia).

Oil shocks kedua terjadi pada periode tahun 1979-1981. Revolusi Iran ditandai dengan jatuhnya Shah Iran yang pro barat pada tahun 1979 menyusul perang Irak-Iran pada tahun 1980-1981 mengakibatkan gang-guan ekspor minyak dari kedua negara tersebut. Harga minyak mentah kembali meroket, dari sekitar 45 dollar di tahun 1978 menjadi sekitar 70 dollar per barrel selama satu tahun kemudian sampai akhir tahun 1979 setelah penggulingan Syah Iran. Harga minyak terus membumbung tinggi menjadi sekitar 80 dollar per barrel di tahun 1981 saat puncaknya perang Irak-Iran.

Harga tinggi ini dapat bertahan sampai dengan tahun 1985, masih berkisar 50 dollar per barrel. Pada masa itu negara-negara pengimpor minyak mengalami stagflasi, suatu kondisi perekonomian dimana out-put stagnan atau melambat dan inflasi tinggi; sedang negara-negara eksportir meraup dollar. Pada tahun tersebut terjadi perubahan geopolitik Timur Tengah dengan kebijakan Arab Saudi yang berteman dengan Amerika Serikat sehingga minyak mentah Arab Saudi membanjiri pasar kembali. Selain itu juga sejalan dengan semakin kompetitifnya pasar minyak dunia minyak mentah dimana minyak negara-negara non OPEC mulai memasuki pasar minyak dunia. Pada saat yang bersamaan dengan berakhirnya perang Irak-Iran tahun 1986, harga minyak dunia sudah berada pada 20 dollar per barrel dan bertahan sampai taghun 2003.

Dalam periode 1986-2003, fluktuasi rata-rata harga minyak mentah dunia berkisar di level 13-28 dollar per barrel. Harga sempet naik tajam kembali menjadi sekitar 45 dollar per barrel pada tahun 1991 saat terjadi Perang Teluk akibat Invasi Irak ke Kuwait. melucur tajam menjadi sekitar 12 dollar per barrel di akhir tahun 1998 akibat dari krisis ekonomi Asia sehingga pasokan minyak berlebihan. Kemudian harga meloncat ke 30 dollar per barrel di tahun 2001 setelah serangan WTC 11 September. Selanjutnya harga minyak mentah meningkat menjadi sekitar 35 dollar di tahun 2003 saat perang Irak-Amerika Serikat ter-jadi. Harga kembali naik sekitar 50 dollar per barrel di tahun 2005. Tapi, fluktuasi harga minyak mentah bulanan di tahun 2006 sampai 2007 cukup tinggi, mulai dari level sekitar 40 dollar per barrel sampai seki-tar 70 dollar per barrel. Di tahun inilah sejak tahun 2003, Oil shocks ketiga kembali terjadi.

Secara umum pengaruh oil shocks semakin lama semakin melemah (elastis) pada periode kedua dan

Page 38: perang teluk I Lengkap

ketiga ini. Pengaruh oil shocks semakin tidak signifikan pada negara-negara yang telah menerapkan kebi-jakan harga energi sesuai mekanisme pasar, efisiensi energi, pengembangan energi alternatif. Selain itu telah terjadi perubahan struktur ekonomi ke arah industri jasa yang relatif tidak mengkonsumsi banyak energi dan terjadinya pergeseran yang fundamental dalam pengelolaan energi secara umum dari supply side management ke demand side management di negara-negara maju, sehingga tidak menimbulkan gejolak ekonomi buat mereka.

Bagi negara-negara berkembang dan dunia ketiga umumnya, dampak nya menjadi sangat parah, terlebih bagi negara pengimpor minyak (termasuk Indonesia). Akibat kenaikan harga capital goods di negara in-dustri maju yang memberi dampak pada kenaikan harga barang dan jasa domestik, menyebabkan keti-dakterjangkauan daya beli masyarakat terhadap barang-barang kebutuan pokok, sehingga jumlah pen-duduk miskin semakin meningkat.

Akibat dari tingginya minyak mentah mengakibatkan tingginya harga pasokan energi untuk industri, se-hingga sangat mustahil mengharapkan investasi baru tumbuh saat ini. Yang terjadi adalah bertambahnya pengangguran. Dua masalah yakni kemiskinan dan pengangguran sebagai multiplayer effects dari tingginya harga minyak mentah inilah yang menjadi tantangan berat bagi negara-negara dunia ketiga. Makanya sangat tepat, saatnya beralih kepada energi non migas dengan bersumber pada potensi energi lokal.

Amerikanisasi Dunia dan Relevansi Gerakan Nonblok Pada periodesasi oil shocks ketiga sebagaimana terungkap di atas, sebenarnya adalah tak luput dari peran Amerika Serikat dalam tindakannya menginvasi Irak. Irak, disaat Saddam Husain masih menjadi Presiden, berani sesumbar untuk mengajak menggunakan mata uang Euro dalam perdagangan minyak OPEC. Hal inilah yang ditakutkan Amerika karena bisa merontikkan mata uang Dollar Amerika. Karena Irak juga sebagai negara produksi minyak terbesar ketiga Timur Tengah setelah Arab Saudi dan Iran.

Irak, sebagaimana Iran dan Suriah, sebagaimana Saddam Husain dan Ahmadinejad , Hugo Chaves, Fidel Castro, Morales di Amerika Latin, sejatinya adalah kelompok yang sudah muak terhadap hegemoni Barat dan Amerika Serikat khususnya serta sudah jenuh dengan tatanan dunia yang diciptakannya yang cen-derung mengeksploitasi negara dunia ketiga yang kaya akan sumber daya migas tanpa memikirkan kese-jahteraan penduduk lokal. Bisa di telusuri, bahwa negara-negara penghasil migas adalah termasuk dalam kelompok negara berkembang.

Dalam kaitan tersebut, wacana tentang relevansi Gerakan Nonblok muncul lagi dalam pertemuan puncak ke-14 organisasi yang beranggotakan 118 negara berkembang pada tanggal 15-16 September 2006 di Havana, Kuba dalam mengimbangi (kalau tidak mau disebut menghadang) hegemoni Amerika. Wacana ini lebih terkait dengan latar belakang pembentukan GNB tahun 1961 pada saat memuncak Perang Din-gin. GNB lahir untuk mengimbangi pertarungan ideologis antara Blok Barat pimpinan Amerika Serikat dan Blok Timur pimpinan Uni Soviet.

Setelah Perang Dingin berakhir, perang dan konflik bersenjata masih muncul di mana-mana, terutama di kalangan anggota GNB sendiri. Harapan akan terbentuknya dunia yang lebih aman dan damai ternyata masih sulit diwujudkan. Dunia masih terus dilanda kekacauan bukan hanya oleh konflik bersenjata dan gelombang kekerasan yang merebak di mana-mana, tetapi juga oleh ketimpangan sosial ekonomi, kemiskinan, penganguran dan krisis lingkungan hidup. Jika ketegangan di era Perang Dingin lebih dipicu oleh pertarungan ideologis antara kapitalisme dan komunisme, saat ini dunia dilanda oleh masalah ketim-pangan ekonomi dan tatanan dunia yang tidak adil.

Musuh-musuh besar kebijakan Washington, yang tersebar dari Havana hingga Pyongyang, melalui KTT juga menyerukan upaya menentang dominasi Amerika di panggung dunia internasional. Lebih 50 kepala negara dan pemimpin dunia dari seratusan negara berkembang itu juga menolak penggunaan cap "poros setan" dan mendukung program nuklir Iran guna kemaslahatan rakyat di sana. Dalam forum KTT ini juga dimanfaatkan oleh negara-negara anggota, terutama Kuba, Venezuela dan Iran, untuk mengecam AS atas pengaruhnya terhadap PBB dan atas kebijakan luar negerinya.Bahkan Presiden Venezuela Hugo Chavez, berujar "Imperialisme ala Amerika menurun. Kini dwi kutub Dunia tercipta, Gerakan Non-Blok terlahir kembali guna menyatukan Selatan". Diantara yang paling vokal juga adalah Ketua Parlemen Korea Utara Kim Yong-Nam yang menuding Gedung Putih melancarkan aksi-aksi sepihak menindas negeri-negeri kecil. Amerika memakai isu-isu hak asasi manusia untuk mencam-puri urusan dalam negeri negara lain. Menteri Luar Negeri Kuba Filipe Perez Roque bahkan mengajak agar para pemimpin KTT Non-Blok tak sekadar bicara.

KTT tahun 2006, dihadiri Sekretaris Jenderal PBB Kofi Annan, sedang Amerika menolak hadir, meng-hasilkan 92 halaman resolusi yang intinya membahas masa depan GNB. Sejumlah isu hangat yang menyangkut beberapa anggotanya, seperti krisis nuklir Iran, Israel - Lebanon, persoalan ekonomi, per-juangan melawan rasisme dan diskriminasi, diangkat menjadi agenda KTT. KTT sepakat mengecam berbagai bentuk terorisme. GNB juga sepakat bahwa demokrasi adalah nilai universal yang harus dihor-mati, tapi dengan syarat tidak ada satu negara atau kawasan pun yang bisa memaksakan nilai tersebut. KTT juga bersepakat mendukung program nuklir Iran. Mereka memandang Iran berhak mengembangkan,

Page 39: perang teluk I Lengkap

meneliti, dan memproduksi energi nuklir. Di sisi lain mereka mengajurkan agar Teheran bersedia bekerja sama dengan Badan Energi Atom Dunia. Sedangkan India dan Pakistan sepakat untuk mencairkan pe-rundingan damai mereka yang sempat membeku lantaran teror bom kereta Mumbai.

Untung rugi Indonesia tetap bergabung di OPECPerkembangan yang berarti diantara anggota OPEC adalah dimana terjadi negara anggota OPEC yang su-dah mulai mengimport minyak. Satu-satunya negara anggota OPEC yang telah mengimpor minyak men-tah adalah Indonesia sejak tahun 2001. Pada tahun 2005 impor minyak mentah Indonesia mencapai 355,1 ribu barel per hari. Sementara Nigeria hanya mengimport produk turunan minyak sebesar 139,1 ribu barel per hari. Sehingga isu bahwa Indonesia akan meninggalkan OPEC mulai didengungkan sejak lama.

Menyoal posisi Indonesia sebagai negara net eksportir atau net importir minyak mentah telah menim-bulkan tanda tanya mengenai kelayakan Indonesia menjadi anggota OPEC. Keraguan itu muncul sebab saat ini (data tahun 2005) sumur minyak di Indonesia mampu menghasilkan minyak mentah 1,059 juta barel per hari karena usianya yang sudah puluhan tahun. Dari jumlah itu, share ekspor sebesar 374, 4 ribu barel per hari. Di sisi lain, konsumsi bahan bakar minyak dan produk turunannya di dalam negeri naik melampaui angka 1,139 juta barrel per hari, dari jumlah itu share impor minyak mentah Indonesia men-capai 355,1 ribu barel per hari. Jadi sebenarya Indonesia masih surplus minyak mentah sebesar 19,3 ribu barel per hari (jika ekspor dikurangi impor).

Sebenarnya, OPEC mensyaratkan setiap anggota harus net eksportir minyak mentah. Jadi, Indonesia tak perlu repot-repot mengundurkan diri jika sudah net importir karena secara otomatis akan dicoret dari daf-tar keanggotaan, atau kasarnya akan terusir. Keanggotaan Indonesia di dalam OPEC dinilai sudah tidak efektif dan hanya menghabiskan dana lebih dari 1 juta dollar AS per tahun untuk iuran anggota.

Kendati demikian kondisinya, Indonesia tak perlu keluar dari OPEC. Indonesia tak perlu khawatir karena sebenarnya negeri ini masih bisa meningkatkan produksi minyaknya jika investor mau melakukan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi. Paling tidak, Indonesia bisa meningkatkan produksi sekitar 20 persen untuk menembus angka produksi 1,2 juta barrel per hari pada tahun 2008. Salah satunya adalah negosi-asi perpanjangan kontrak Blok Cepu, Jawa Tengah, antara Pertamina dan Exxon Mobil selesai.

Sebagai contoh kasus Ekuador yang pada tahun 1992 keluar dari OPEC karena sudah menjadi negara im-portir minyak mentah, sekarang negara itu sulit untuk bergabung ke OPEC meskipun sejak tahun 2001 telah mengalamai surplus minyak mentahnya yaitu dengan produksi sebesar 507,3 ribu barel per hari dan konsumsi 162,7 ribu barel per hari (data tahun 2005).

http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=1&dn=20070516075054

Page 40: perang teluk I Lengkap

10 Anggota Pasukan Khusus AS Tewas Dibom Pesawat Sendiri

LONDON - Sebuah pesawat tempur AS kemarin mengebom pasukan khusus AS yang sedang bergerak dalam suatu kon-voi di Irak utara. Peristiwa salah tembak itu tercatat yang kesekian kalinya dalam aksi invasi koalisi pimpinan AS ke Irak sejak 20 Maret lalu.

Sedikitnya 10 anggota pasukan khusus tewas dalam insiden ''friendly fire'' (menembak teman sendiri) kemarin itu, kata koresponden BBC John Simpson, yang ikut dalam konvoi dan menyak-sikan sendiri peristiwa tersebut.

Simpson, redaktur internasional BBC, mengatakan: ''Sebuah konvoi terdiri

atas delapan atau 10 mobil militer AS dibom. Saya hitung ada 10 atau 12 mayat di sekitar kami.''

''Pesawat Amerika-lah yang menjatuhkan bom tepat di samping kami. Saya li-hat bom itu mendarat sekitar empat meter dari kami. Tempat itu jadi mirip ner-aka. Semua kendaraan terbakar. Ada mayat terbakar. Mayat-mayat bergele-takan di tanah. Amunisi juga ikut meledak.''

Redaktur BBC itu, yang terluka dalam insiden tersebut, mengatakan seorang tokoh politik Kurdi diduga juga terluka, bahkan kemungkinan tewas akibat pengeboman oleh pasukan AS sendiri itu.

''Mereka (pilot AS) menyerang orang-orang mereka sendiri. Mereka menghan-tam tokoh senior Kurdi, tokoh sangat senior Kurdi, saudara dari tokoh terke-muka. Mereka menewaskan banyak orang awam,'' katanya.

Dia tidak menyebutkan secara tepat lokasi insiden tersebut di Irak utara. Para milisi Kurdi Irak mengatakan, mereka kemarin menguasai kota Ain Sifni di Irak utara setelah bertempur dengan pasukan Irak.

Langsung Diselidiki

Para pimpinan militer AS kemarin mengatakan, mereka sedang menyelidiki la-poran yang menyatakan pilot-pilot AS mengebom anggota pasukah khusus mereka sendiri di tenggara kota Mosul, Irak utara.

''Para pejabat Komando Militer Pusat AS sedang menyelidiki laporan bahwa pe-sawat koalisi mungkin menyerang pasukan operasi khusus dan pasukan darat Kurdi,'' kata mereka, dalam suatu pernyataan yang dikeluarkan di Qatar.

Dikatakan, insiden itu terjadi kemarin pagi, sekitar 48 kilometer di tenggara kota Mosul (Irak utara). Namun militer AS mengaku tidak punya informasi men-genai jumlah korban.

SALAH SASARAN: Konvoi truk perang tentara Amerika menjadi berantakan ketika sebuah bom yang dijatuhkan rekan sendiri meledak di tempat itu. (Foto: Suara Merdeka/rtr-15)

Page 41: perang teluk I Lengkap

''Pesawat koalisi sedang melakukan misi dukungan udara pada saat itu, dan berkoordinasi dengan pasukan darat. Situasi yang turut menyebabkan insiden tersebut terjadi, sedang diselidiki,'' bunyi pernyataan tersebut.

Sementara itu, pada hari yang sama di tempat berbeda di Irak, iring-iringan kendaraan diplomatik Rusia yang meninggalkan Bagdad, diserang orang-orang tidak dikenal. Beberapa orang terluka, kata militer AS kemarin.

Markas Komando Militer Pusat AS mengatakan, pihaknya sedang menyelidiki laporan mengenai penyerangan terhadap iring-iringan mobil misi diplomatik Rusia tersebut.

''Yang kami tahu, konvoi kendaraan itu tetap bergerak dan menersukan per-jalanan,'' kata Brigjen Vincent Brooks, pada suatu konferensi pers di Qatar.

Dia mengaku tidak tahu apakah ada keterlibatan pasukan koalisi, apakah be-nar seseorang terkena serangan, dan situasi apa yang terjadi seputar peny-erangan tersebut. Rusia menyatakan belum mengetahui siapa yang meny-erang konvoi diplomatiknya.

Rumah Sakit Kewalahan

Sementara itu, rumah sakit-rumah sakit di kota Bagdad kini berjuang mati-ma-tian untuk menangani banjir pasien luka yang menyedot banyak sumber daya, dan meningkatkan kekacauan, kata Komite Palang Merah Internasional (ICRC), kemarin.

''Situasi darurat dialami rumah sakit-rumah sakit,'' kata Antonella Notari, jubir ICRC. ''Rumah sakit-rumah sakit sangat penuh dan kacau. Staf rumah sakit bekerja sepanjang waktu tanpa istirahat.''

Dia mengatakan, RS Al Yarmouk menerima rata-rata 100 pasien terluka antara Jumat malam dan Sabtu siang lalu. Belum dapat diketahui, apakah pasien-pasien itu warga sipil atau militer, tambahnya.

Menurutnya, dia dapat memperoleh bantuan pekerja kemanusiaan dari Palang Merah di Bagdad. Dikatakan, rumah sakit utama di kota Bagdad itu sangat efisien dalam mengatasi situasi tersebut, meski tentu saja sangat kacau.

Kekurangan air bersih dan aliran listrik di sebagian besar kota, menghambat upaya mengobati pasien.

''Keadaan secara keseluruhan kini sangat problematis dalam hal pasokan air bersih dan pembuangan limbah. Setiap orang kini menjalankan tugas dengan bantuan generator pembangkit listrik, ketika hampir tidak ada aliran listrik lagi,'' katanya.

Mayat Serdadu Iran

Iran mengatakan, sekitar 200 jenazah yang ditemukan pasukan Inggris dekat kota Basrah beberapa hari lalu, adalah prajurit Iran yang tewas dalam Perang Irak-Iran 1980-1988.

Teheran juga menuntut jenazah-jenazah itu segera dipulangkan ke Iran, lapor koran Jomhuri-ye Eslami edisi Minggu kemarin.

Page 42: perang teluk I Lengkap

Namun Irak mengklaim mayat-mayat itu, yang ditemukan di sebuah kompleks militer dekat Basrah, adalah serdadu Irak yang tewas dalam perang 1980-1998 dan belum lama ini dikembalikan oleh Teheran.

Tetapi kepala Komite Pencarian Orang Hilang Iran mengatakan, mayat-mayat itu (yang disimpan dalam peti mati-peti mati) digali beberapa bulan terakhir oleh tim pencarian gabungan Irak-Iran.

''Sayangnya, karena kelalaian Irak, mayat-mayat itu tidak dipulangkan ke Iran secepatnya,'' kata Brigjen (AD Iran) Mirfeysal Baqerzadeh, seperti dikutip koran tersebut.

Sekalipun Perang Irak-Iran yang menewaskan ratusan ribu di kedua pihak be-rakhir 15 tahun lalu, dua negara itu masih melakukan pertukaran mayat dan tawanan perang.

Tawanan terakhir dipertukarkan pada 19 Maret lau, sehari sebelum awal agresi AS ke Irak.

Irak kemarin membantah pernyataan koalisi bahwa Ali Hassan Al-Majeed, ko-mandan untuk front Irak utara yang juga dikenal dengan ''Ali Kimia'', telah tewas dalam suatu serangan udara AS.

Ketika ditanya apakah Majeed tewas, Menpen Irak Mohammed Saeed Al-Sahaf mengatakan pada wartawan di Bagdad: ''Biarlah mereka (koalisi) terbuai dalam khayalan.''

Seorang juru bicara Komando Militer Pusat AS mengatakan, pasukan Amerika masih menyelidiki apakah Majeed, sepupu Presiden Irak Saddam Hussein, tewas dalam serangan udara koalisi ke sebuah rumah di kota Basrah, Sabtu lalu.

Majeed mendapat julukan Ali Kimia, karena memerintahkan penggunaan gas beracun terhadap warga desa Kurdi pada 1988. (rtr-ben-30)

http://www.suaramerdeka.com/harian/0304/07/nas5.htm

Page 43: perang teluk I Lengkap

Irak dan Tradisi Pluralitas   Oleh: Baskara T Wardaya

BELUM lama ini berlangsung diskusi mahasiswa tentang serbuan AS atas Irak di Yogyakarta. Menarik mengamati wacana di antara peserta diskusi (baca: orang-orang muda) yang multi-religius dan multietnis. Dengan semangat mereka menekankan, konflik di Teluk Persia perlu dilihat bukan sebagai konflik agama, tetapi konflik kepentingan ekonomi-politik.

Tak kalah menarik mengikuti uraian salah seorang narasumber diskusi itu yang adalah warga Irak. Narasumber itu adalah seorang mahasiswa yang dikirim pemerintah Irak untuk belajar program S-3 di Indonesia. Ia pernah tiga tahun ikut bertempur dalam perang Irak-Iran (1980-1988). Kakinya per-nah tertembak dan membekas sampai sekarang. Tujuh orang anggota keluarganya gugur dalam pertempuran membela tanah air dalam perang itu. Ia mencintai Irak dan seluruh rakyatnya. Ia mengecam keras serbuan Pemerintah AS terhadap tanah kelahirannya. Ia beragama Katolik.

Dikatakan, meski di negerinya ia adalah seorang warga dari sebuah kelompok minoritas religius, tak pernah ia merasa didiskriminasi apalagi ditindas. Sebagaimana orang-orang Arab lainnya, dalam percakapan sehari-hari ia menggunakan bahasa Arab. Juga kalau membaca Injil atau berdoa. Semua itu bukan merupakan hal aneh baginya maupun rakyat Irak umumnya. Di Irak pluralitas dalam hidup sehari-hari merupakan hal biasa.

Universal

Sebagaimana digambarkan dengan bagus oleh Trias Kuncahyono (Kompas 5/4), Irak di bawah Pe-merintahan Kalifah al-Ma’mun (813-833) mengalami perkembangan budaya yang amat pesat. Saat itu di Baghdad didirikan "Bait al-Hikma" (Akademi Kebijaksanaan), sebuah pusat ilmu penge-tahuan yang dipimpin Hunayn Ibn-Ishaq. Sebagai "rektor" sekaligus ilmuwan, Ibn-Ishaq mener-jemahkan naskah-naskah klasik Yunani ke bahasa Arab, suatu usaha penting yang lalu dilanjutkan dan dikembangkan para muridnya. Baghdad pun menjadi pusat ilmu pengetahuan dunia.

Salah satu "kunci sukses" dari upaya Ibn-Ishaq dengan Bait al-Hikmanya ini adalah bahwa para il-muwan yang diundang untuk bekerja di situ datang dari berbagai latar belakang etnis dan religius. Agama mereka berbeda-beda demikian pula kesukuan mereka. Tetapi, hal ini tidak menjadi masalah. Bagi para ilmuwan al-Hikma yang menjadi perhatian utama adalah secara bersama melestarikan dan mengembangkan warisan ilmu pengetahuan milik umat manusia.

Mereka yakin berbagai cabang ilmu pengetahuan yang mereka gulati tidak dapat dikurung dalam batas-batas agama atau etnis tertentu. Bagi mereka ilmu pengetahuan itu universal. Ibn-Ishaq sendiri bahkan menerjemahkan Kitab Suci Perjanjian Lama ke dalam bahasa Arab. Meski Kitab Suci itu sebenarnya berasal dari agama Yahudi, hal itu bukan merupakan hambatan baginya karena sebagai orang Irak ia hidup dalam semangat dan tradisi pluralitas.

Semangat dan tradisi demikian tampaknya terus berkembang di Irak sampai hari ini. Banyak orang Irak dengan antusias menjadi anggota Partai Baath, meski pendiri partai itu adalah Michael Aflaq, orang Syria yang beragama Kristen. Partai Baath menjadi partai berkuasa di Irak, dengan tokoh uta-manya Presiden Saddam Hussein. Rupanya pluralitas dalam hidup keseharian di Irak tidak hanya merupakan hal biasa, tetapi juga telah menjadi tradisi turun temurun.

Realitas sosial di Irak yang demikian itu penting untuk disadari. Pertama, karena berbagai laporan yang beredar di media massa (khususnya Barat) selama ini cenderung memberi kesan, rakyat Irak itu terbelakang, homogen, tertutup, bellicose (suka perang), dan fanatik. Padahal kenyataannya berbeda. Seperti dilihat, mereka amat maju dan dinamis seperti tercermin dalam prestasi budaya dan ilmu pengetahuan yang telah mereka capai. Sekaligus mereka adalah orang-orang yang amat ter-buka, sebagaimana terlihat dalam semangat dan tradisi pluralitas itu. Usaha-usaha stigmatisasi ter-hadap rakyat Irak-dan terhadap rakyat manapun-harus ditentang.

Page 44: perang teluk I Lengkap

Kedua, kesadaran akan masyarakat Irak yang plural itu diharapkan ikut mendorong kemauan untuk mendengarkan keluh kesah berbagai elemen yang ada di dalamnya, syukur-syukur membantu meringankan penderitaan mereka. Selanjutnya diharapkan, kesadaran demikian akan mendorong orang untuk rela membantu manusia-manusia lain yang menderita di manapun mereka berada, apapun kategori sosio-religius atau etnisitas mereka. Manusia yang menderita adalah manusia yang menderita dan oleh seruan mereka hati kita merasa terketuk untuk turun tangan membantunya. Tak peduli dari mana mereka berseru: dari Irak, Algeria, Sudan Selatan, Chiapas (Meksiko), Aceh, Maluku, Poso, Flores Timur, atau dari sudut-sudut kehidupan di kanan-kiri kita. Solidaritas ke-manusiaan kita adalah solidaritas kemanusiaan yang universal.

Menjadi kewajiban

Tanpa bermaksud memutlakkan keagungan masa lalu Irak, tampak di "Negeri 1001 Malam" itu per-cik-percik kerukunan hidup berdampingan secara damai telah tumbuh subur dan menjadi tradisi mengakar. Sayang, tradisi berabad-abad dibangun itu kini justru tercabik-cabik. Selain oleh ke-pentingan politik lokal juga ketamakan pelaku ekonomi global yang brutal dan nyaris tanpa kom-promi.

Konsekuensinya, rakyat Irak yang telah menderita akibat Perang Irak-Iran harus menderita lagi se-bagai dampak serbuan Irak atas Kuwait (1990), kekalahan dalam Perang Teluk I (1991), serta em-bargo ekonomi yang kejam setelah perang itu. Kini rakyat yang sama harus lebih menderita lagi karena serbuan AS dan sekutunya. Demi kepentingan ekonomi dan politik tertentu, AS menyerbu Irak bahkan menganggap sepi fungsi dan keberadaan PBB. Yang menjadi korban dalam konflik militer macam ini tentu bukan hanya mereka yang tewas atau terluka, harta benda yang rusak atau musnah, tetapi juga praktik-praktik pluralistik yang telah mentradisi dan dapat menjadi acuan masyarakat internasional.

Menyadari luasnya dampak perang di Irak tentu menjadi kewajiban tiap orang yang berwawasan luas dan bernurani mulia untuk menentangnya. Berbagai upaya harus dilakukan agar perang segera diakhiri dan jumlah korban ditekan menjadi sesedikit mungkin. Bersamaan dengan itu harus diten-tang pula upaya-upaya sektarian di manapun yang demi kepentingan sosial, ekonomi, dan politik sesaat bermaksud memanfaatkan konflik ini tanpa peduli bahwa hal itu akan dapat menimbulkan sikap saling curiga atau hasrat untuk saling membunuh. Tindakan perlawanan macam itu penting bagi bangsa Indonesia terutama jika bangsa ini tetap ingin hidup dan dikenal sebagai bangsa be-ragama yang bangga akan pluralitas masyarakatnya.

Dalam kaitan dengan ini semua, menarik kiranya untuk sekali lagi menyimak pertanyaan sentilan narasumber dari Irak itu: "Kenapa sih kita harus saling bunuh? Toh kalau diurut-urut ayah-ibu kita ya sama, yakni Adam dan Hawa." Kenapa, ya?

URL Source: http://202.146.0.179/kompas-cetak/0304/14/opini/254200.htm

http://www.unisosdem.org/article_detail.php?aid=1660&coid=3&caid=22&gid=4

Page 45: perang teluk I Lengkap

PENDAHULUAN

Sejarah Negara   Irak

Posted by rudisony on July 29, 2009

Irak sebelum IslamIrak terkenal sebagai tempat lahirnya peradaban. Lebih dari sepuluh ribu situs arkeologi bernilai tinggi terdapat di sini. Sejarah Irak dimulai pada zaman paleolitik yang hidup di dataran Mesopotamia, sekitar seribu abad yang lalu. Dataran subur ini diapit sungai Tigris dan sungai Eu-frat, atau lebih dikenal dengan sebutan “Bulan sabit yang subur”.

Pada tahun 4800 SM ditemukan tanda-tanda kebaradaan bangsa Sumeria di kawasan al-Ubaid. Dan pada tahun 2371 SM kelompok Akkodians mendirikan kerajaan yang dapat mempersatukan bangsa Sumeria.

Tahun 1894 SM kelompok Amorites mendirikan dinasti Babylonia. Salah satu yang menjadi pen-guasanya adalah Hammurabi (1792-1750 SM). Dialah yang pertama kali membuat aturan hukum negara di dunia. Setelah berjalan bertahun-tahun terjadi konflik antar saudara yang berakhir dengan hancurnya dinasti Babylonia. Kemudian muncul Babylonia baru. Diantara rajanya yang terkenal adalah Nebuchardnezzar II yang membangun “Taman Gantung” yang bertingkat-tingkat dengan ketinggian tiap lapisan kurang lebih 350 kaki.

Irak setelah Islam masukAgama Islam dan bangsa Arab masuk ke wilayah Irak pada masa Khilafah Umar bin Khottob tahun 637 M. Merekalah yang menyebut wilayah ini Irak. Kholifah kemudian mendirikan dua kota pent-ing, yaitu Kuffah dan Bashroh.

Tahun 750 M dinasti Abbasiyah menguasai Irak. Putranya, al-Mansur menemukan sebuah kota ke-cil yang dinamakan Baghdad yang ia juluki “Madinatus Salam (Kota Perdamaian). Baghdad didirikan pada tahun 762, menjadi ibu kota kekhalifahan Abbasiah oleh Abu Jafar al-Mansur, yang dikenal sebagai orator dan administrator ulung serta pakar bahasa. Sejak saat itu, kota yang terletak di tepi barat Sungai Tigris tersebut seakan mewarisi kejayaan kerajaan-kerajaan besar di Mesopotamia. Sejarah menceritakan, Baghdad menjadi pusat perdagangan, budaya, dan kota pelajar yang penting. Bahkan, Baghdad juga pernah dianggap sebagai pusat intelektual dunia, pusat keku-atan dunia. Di kota itulah dahulu kebudayaan Arab dan Persia bercampur dan menghasilkan ilmu pengetahuan, kebudayaan, dan karya-karya sastra yang adiluhung. Apa yang sudah diletakkan Al-Mansur terus dikembangkan oleh para penerusnya. Di tangan Harun ar-Rashid (786-806), cucu Al-

Page 46: perang teluk I Lengkap

Mansur, Baghdad kian bersinar dan menjadi kota terbesar kedua di dunia setelah Konstantinopel. Adalah Harun ar-Rashid pula yang memerintahkan pembangunan kanal-kanal kota, tanggul, dan tempat-tempat penampungan air. Ia juga memerintahkan agar rawa-rawa sekitar Baghdad diker-ingkan sehingga tidak menjadi sarang nyamuk.

Di zaman Harun ar-Rashid—yang dikenal sebagai “Khalifah yang tidak pernah tidur” karena selalu keliling negerinya di malam hari untuk bertemu dan mendengarkan apa keinginan rakyatnya, kaum intelektual mendapat tempat terhormat. Seni sastra juga berkembang pesat. Di kala itu lahirlah cerita Seribu Satu Malam dan muncul tokoh cerita Aladdin, Ali Baba, dan Sinbad “Si Pelaut”.

Kebudayaan Arab berkembang demikian pesat di zaman Al-Ma’mun (813-833), putra Harun ar-Rashid. Di zaman khalifah inilah dilakukan penerjemahan karya-karya para penulis Yunani. Al-Ma’mun juga mendirikan Darul Hikmah yang mengambil alih peran Universitas Jundaisapur Persia. Segera setelah akademi itu didirikan, Baghdad menjadi pusat ilmu pengetahuan. Perpustakaan di akademi tersebut diperkaya dengan buku-buku terjemahan dari pelbagai bahasa. Para sarjana dari berbagai bangsa dan agama diundang untuk bekerja di akademi tersebut.

Direktur pertama akademi itu adalah Hunain ibn Ishaq yang menerjemahkan karya-karya filsafat dan kedokteran Yunani. Bahkan, mereka juga menerjemahkan Kitab Suci Perjanjian Lama dari ba-hasa Yunani ke bahasa Arab. Di zaman itu pula para sarjana di bawah pimpinan Hunain ibn Ishaq melahirkan karya besar, yakni di bidang matematika terutama kalkulus integral. Pakar matematika terkemuka kala itu adalah Abu Ja’far Muhammad ibn Musa al-Khawarizmi (680-750). Dialah yang menemukan persamaan aljabar dan angka nol. Al-Khawarizmi menulis 10 buku pelajaran matem-atika. Ia juga menulis buku pelajaran aritmatika yang memperkenalkan angka-angka Hindu ke dunia Arab. Buku-buku itu pula yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Latin, dan kemu-dian berkembang di daratan Eropa.

Baghdad benar-benar tumbuh menjadi kota budaya, kota pelajar, dan kota damai. Berbagai ilmu pengetahuan maju pesat. Al-Makmun pernah mengirim rombongan penerjemah ke Konstantinopel, Roma dan sebagainya untuk menghimpun buku-buku sains dan filsafat yang belum ada dalam Islam untuk kemudian dibawa ke Baghdad. Rombongan ekspedisi ini terdiri atas Abu Yahya ibnu Bathriq (w. 815 M), Muhammad ibnu Salam (w. 839 M), Hajja ibnu Yusuf ibnu Mathar (w. 833 M), dan Hunain ibnu Ishaq (w. 874 M). Pada masa pemerintahan al-Mutawakkil (847-861 M), seorang ahli matematika dari Sabia, Tsabit Ibnu Qurrah (w. 901 M) dan murid-muridnya menerjemahkan karya-karya Yunani terutama bidang geometri, dan astronomi, termasuk juga karya-karya juga karya-karya Aristoteles, Plato, Apollonius, Galen, Archimedes, Hyppocrates, Ptolemus, Euclid, dan Pythagoras dalam bahasa Arab. Melalui kegiatan penerjemahan inilah terjadi gelombang helenisme I dalam Islam yang kemudian mendorong berkembangnya filsafat dalam Islam. Munculnya para filosof dalam Islam seperti al-Kindi (w. 870 M), al-Farabi (w. 950 M), Ibnu Sina (w. 1037 M) tidak dapat dilepaskan dari gerakan penerjemahan tersebut. Mereka tidak sekadar membaca dan mener-jemahkan karya-karya dari Yunani, tapi juga memberi ulasan, komentar, elaborasi, dan seterusnya. Tentu saja mereka juga mendialogkan antara pemikiran filsafat Yunani dengan segi-segi ajaran Is-lam. Atas dasar itu, tidak mengherankan jika beberapa segi pemikiran filsafat dalam Islam sangat nampak dipengaruhi oleh filsafat Yunani.

Studi kedokteran juga maju dan kemudian mendorong didirikannya rumah sakit-rumah sakit di Baghdad. Sejarah mencatat, ketika itu penduduk Baghdad mencapai satu juta orang. Wilayah kekuasaan Bani Abbasiah pun membentang dari Cina bagian barat hingga Afrika bagian utara. Pada abad ke-13, di masa pemerintahan khalifah Abbasiah ke-37, Al-Mustansir Billah, didirikanlah uni-versitas. Roda sejarah terus berputar dan kebesaran Bani Abbasiah pun mulai pudar, antara lain karena persoalan di dalam. Selain itu, juga banyak tokoh kondangnya meninggal. Salah satu tokoh terkemuka di akhir masa Abbasiah adalah Abu Hamid al-Ghazali, seorang profesor Al-Madrasa Al-Nizamiya, sekolah hukum agama terbesar pertama di Baghdad yang didirikan pada tahun 1067. Pusat kaum intelektual pun lantas pindah ke Cairo, Mesir, dan Cordoba serta Toledo, Spanyol. Dari

Page 47: perang teluk I Lengkap

wilayah Spanyol inilah karya-karya besar para ilmuwan dan pemikir Muslim masuk dan meresap ke Eropa.

Tahun demi tahun Irak dipimpin oleh satu Khalifah hingga datang bangsa Mongol yang dipimpin oleh Hulagu Khan tahun 1258 M dan menaklukkan negeri ini. Kota dihancurkan. Menurut cerita, ratusan ribu orang dibantai pasukan Mongol dan sungai darah mengalir di jalan-jalan, sementara lembah-lembah penuh jenazah. Hulagu membangun piramida tengkorak para ilmuwan, pemimpin agama, dan penyair Baghdad. Kemudian dilanjutkan oleh Timur Leng yang menghancurkan Bagh-dad pada tahun 1401 M. Terjadilah perebutan kekuasaan yang menghantarkan Irak ke tangan kekuasaan Kesultanan Utsmaniyah (1514-1918 M). Dan akibat dari perjanjian damai perang dunia I, Irak diperintah dan dijajah Inggris.

Irak dibawah kolonial InggrisTahun 1914 M Inggris mulai menjajah Irak. Kemudian diumumkanlah Irak menjadi negara kerajaan pada tahun 1921 M. Jelang sebelas tahun kemudian, yaitu tahun 1932 M, Irak merdeka walaupun masih dibawah kendali Inggris hingga tahun 1958 M. Pada tahun ini kerajaan Irak digulingkan dan berdirilah negara republik. Antara tahun 1958-1968 M banyak terjadi pemberontakan-pem-berontakan yang mengakibatkan kekuasaan berada di tangan militer. Kemudian pada tahun 1968 terjadi revolusi besar yang sangat bersejarah di Irak yang membawa partai Ba’ats pada tampuk kekuasaan.

Irak pasca revolusiTertanggal 17 juli 1968 Irak memasuki babak baru dalam sistem kenegaraan. Pada tanggal ini ter-jadi revolusi di Irak yang menumbangkan rezim presiden Abdurrahman Arif dan diganti oleh Ah-mad Hasan Bakar sebagai presiden dan Saddam Hussen sebagai wakilnya. Revolusi ini dilak-sanakan oleh Ibrahim Abdurrahman Daud, pemimpin pasukan garda republik ketika itu dan Abdur-razak Naif, direktur intelejen Irak masa itu. Naif dijadikan Perdana Menteri dan Daud dijadikan Menteri Pertahanan. Akan tetapi keduanya adalah mata-mata yang bekerja untuk CIA, dinas intele-jen AS. Daud mengatakan bahwa revolusi ini adalah atas perintah dari CIA yang bertujuan untuk manjaga keberlangsungan keamanan Israel di Timur Tengah. Setelah diketahui bahwa keduanya adalah mata-mata CIA, maka pada tanggal 30 juli 1968 atau tiga belas hari setelah revolusi tersebut, mereka diusir dari Irak.

Pada tahun 1970 keluar keputusan untuk menghukum mati Abdul Ghoni ar-Rowy, mantan wakil Perdana Menteri Irak pada masa Abdurrahman Arif dan salah seorang jendral yang ingin menum-bangkan pemerintahan Bakar dan Saddam pada awal-awal pemerintahannya yang bekerja sama dengan pemerintahan Iran ketika itu. Maka keluarlah keputusan hukuman mati itu dimana Rowy sendiri berada di Iran ketika keputusan diambil.

Saddam Hussen menjadi orang nomor satu di Irak pada tahun 1979. Sejarah perpolitikannya selalu diwarnai dengan darah selama itu dianggap perlu dalam melanggengkan kekuasaannya. Diantara bukti nyatanya adalah perang yang terjadi antara Irak dan Iran selama kurun waktu delapan tahun (1980-1988). Dua tahun setelah itu Irak kemudian menjajah Kuwait (1990) yang berakibat ter-jadinya perang teluk antara Irak dan pasukan sekutu pimpinan AS.

Ini salah satu contoh nyata perpolitikan luar negeri Irak yang diwarnai dengan darah. Begitupun perpolitikan dalam negerinya yang baru terkuak pada akhir-akhir ini, dimana ditemukan kuburan-kuburan masal korban politik penentang Saddam. Keputusan hukuman mati terhadap Rowy dapat pula di jadikan sampel.

Akan tetapi tidak semua kelakuan Saddam bernilai negatif. Banyak kemajuan-kemajuan yang dida-pat pada pemerintahan Saddam, baik dalam bidang ekonomi, pendidikan, pertanian, transportasi, dan demokrasi.

Page 48: perang teluk I Lengkap

Irak pasca perang telukSecara langsung perang teluk berdampak pada penderitaan rakyat Irak yang tidak berdosa. AS, melalui tangan PBB mengembargo Irak secara menyeluruh selama kurang lebih enam tahun (1990-1996). Kemudian embargo ini diperingan dengan disetujuinya program “Minyak untuk pangan”, di-mana Irak boleh menjual hasil minyaknya sejumlah enam milyar dollar selama enam bulan dan di-belikan bahan makanan. Program ini pun belum dapat mengangkat beban rakyat Irak yang sangat menderita sehingga beberapa negara di dunia mengusulkan untuk mencabut embargo PBB atas Irak. Akan tetapi, AS yang tidak ingin Irak keluar dari hegemoninya selalu membuat alasan yang men-gada-ada demi keberlangsungan embargo tersebut.

Diantara alasannya adalah kepemilikan Irak akan senjata pemusnah masal, dimana sampai saat ini belum terbukti bahwa Irak mempunyai senjata tersebut. Malahan AS dengan beraninya mengelu-arkan surat keterangan palsu yang mengabarkan bahwa disana terdapat perjanjian antara Irak dan Nigeria tentang pembelian uranium, bahan pembuat nuklir.

Dampak korban perang teluk ini begitu menyedihkan. Jutaan bocah tewas karena epidensi kangker darah serta beragam penyakit lain yang belum dikenal. Setelah diteliti bahwa semuanya ini berujung pada penggunaan depleted uranium sebagai sumber radiasi. Rupanya serangan-serangan pasukan sekutu mengandung unsur-unsur bom nuklir. Hal ini diakui menhan Inggris dan dari dokumen de-phan AS.(untuk lebih lengkapnya tentang korban perang teluk baca Izzah edisi 14, Maret 2003).

Irak pasca Saddam tumbangAkhirnya tamat riwayat perpolitikan Saddam di Irak. Tepat hari Rabu, 9 April 2003 Baghdad resmi jatuh ke tangan Hulagu “Bush” Khan abad 21. Banyak kesamaan antara dua manusia ini. Dilihat dari tarikhnya, jatuhnya Baghdad pada tahun 656 H terjadi pada bulan Muharram. Begitu pun pada bulan Maret-April lalu, peran Amerika-Irak bermula sejak bulan Muharram juga. Dilihat dari cara penghancurannya tidak jauh berbeda antara keduanya. Begitu pun tentang kejatuhan keduanya, yang dimulai dari pengkhianatan anak buahnya.

Akan tetapi meskipun Irak telah jatuh, masih ada harapan-harapan yang tersirat dari perlawanan-perlawanan rakyat Irak. Jatuh korban dari pihak AS begitu membuat Bush kalang kabut. Dan ini akan menjadikan citra perpolitikan Bush di mata parlemen AS semakin jelek.

sumber: sinaimesir

http://rudisony.wordpress.com/2009/07/29/sejarah-negara-irak/

Page 49: perang teluk I Lengkap

Sejarah Iran

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Langsung ke: navigasi, cari

Sejarah awal Iran meliputi negara Iran dan juga negara-negara tetangganya yang mempunyai per-samaan dalam kebudayaan dan bahasa. Ketika itu, negara-negara ini diperintah oleh kekaisaran-kekaisaran seperti Media dan Akhemenid. Sassania adalah kekaisaran Persia terakhir sebelum ke-datangan Islam. Kemudian Persia bergabung menjadi sebagian khilafah Islam awal. Sejarah Iran khusus pula dimulai dengan dinasti Zand pada abad ke-16.

Kekaisaran Persia

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Kekaisaran Persia

Kekaisaran Achaemenid di puncak kejayaannya

Pemerintahan lama Iran dikenal sebagai Kekaisaran Persia hingga 1935 di mana Shah Reza mengu-mumkan nama setempat Persia yaitu Iran. Nama Persia ini diambil dari kata Yunani: Persis. Orang Persia pun menamakan peradaban mereka Iran atau Iranshahr sejak zaman Sassania.

Nama Persia ini sebenarnya diambil dari kata Fars atau Pars (dalam Bahasa Persia). Menuruti ba-hasa Yunani, negara-negara Eropa menamakan Iran sebagai Persia. Ini karena tanah Iran dan ne-gara-negara sekitarnya adalah panggung peradaban dan kekaisaran-kekaisaran lama Persia. Nama Iran mulai digunakan pada tahun 1935 saat Shah Reza Pahlavi, raja Iran meminta agar masyarakat internasional menggunakan istilah Iran. Istilah ini berarti Bumi Arya.

Kekaisaran Persia terdiri dari beberapa dinasti dimulai dengan Dinasti Akhemenid yang merupakan kekaisaran Persia awal. Pemerintahan ini didirikan oleh Cyrus Agung di mana ia berjaya meny-atukan pemerintahan kecil dan suku-suku di tanah Iran. Sassania adalah kekaisaran Persia terakhir sebelum kedatangan Islam. Persia kemudian ditaklukkan oleh bangsa Arab diikuti dengan Turki (Tentara Seljuk), Mongol, Inggris dan Rusia. Di balik penaklukan ini, etnis Persia berhasil memper-tahankan kebudayaan, bahasa dan jati diri mereka.

Kedatangan Islam

Setelah kekalahan Sassania ke tangan pasukan Islam, Persia kemudian diperintah oleh khilafah Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah. Semasa pemerintahan Abbasiyah, orang Persia memainkan peranan penting dalam menyumbang kegemilangan Islam.

Setelah pemerintahan Abbasiyah, Persia mulai mencapai kemerdekaan mereka dengan mendirikan sebuah pemerintahan dimulai dengan Thahiriyah dan disusul dengan Saffariyah, Ziyariyah dan Samaniyah. Pemerintahan-pemerintahan ini mulai menaklukkan kembali wilayah-wilayah Persia

Page 50: perang teluk I Lengkap

dari tangan Abbasiyah. Pada zaman Buwaihidah, Persia berhasil menaklukkan semua wilayah mereka dan juga kota Baghdad dan memenjarakan khalifah Abbasiyah. Pemerintah Buwayhidah mulai memakai kembali gelar Shah yang merupakan warisan Sassania.[1]

Zaman Pertengahan

Dinasti-dinasti yang memerintah Persia selepas ini adalah keturunan bangsa Turki dari Asia Ten-gah. Pada mulanya, mereka ini hanyalah tentara budak pada zaman Abbasiyah. Namun begitu, mereka menguasai administrasi khilafah Abbasiyah menyusul kelemahan khalifahnya. Setelah ke-jatuhan Abbasiyah, pemerintahan-pemerintahan kecil mulai naik di seluruh Iran. Antara lain yang utama ialah Thahiriyah dari Khorasan (820-872), Saffariyah di Sistan (867-903), dan Samaniyah di Bukhara (875-1005). Pada 962, seorang pegawai pasukan budak Samaniyah, Aluptigin, menaklukkan Ghazna dan mendirikan pemerintahan Ghaznawiyah.

Persia kemudian diserang dan ditaklukkan oleh pasukan Turki Utsmani yaitu tentara Seljuk Oghuz dari Amu Darya. Pimpinan mereka Tughril Beg kemudian dianugerahi sebuah jubah, hadiah dan juga gelar Raja di Timur. Ketika Iran di bawah pemerintahan Shah Malik (pengganti Tughril) (1072–1092), Iran menyaksikan penyuburan kembali kebudayaan dan kegemilangan sains mereka dan ini merupakan jasa raja muda Shah Malik yaitu Nizam al Mulk. Pada zaman ini juga, sebuah observatorium dibangun di mana Omar Khayyám, seorang ahli astrologi membuat eksperimen kalender baru. Selain itu, sekolah-sekolah agama turut dibangun di kota-kota utama. Abu Hamid Ghazali, seorang pakar teologi Islam, dan juga beberapa cendekiawan Islam di Baghdad turut di-jemput meneruskan penyelidikan mereka di Iran.

Setelah kematian Shah Malik, Iran terpecah kembali pada pemerintahan-pemerintahan kecil. Pada masa inilah Genghis Khan dari Mongolia memasuki Persia dan memusnahkan kota-kotanya. Se-belum matinya, tentera Mongol telah menaklukkan Azarbaijan dan memusnahkan kota itu.

Penaklukan ini menyebabkan kehancuran yang besar bagi rakyat Iran. Sistem irigasi dimusnahkan menyebabkan beberapa permukiman terpaksa diubah. Mereka terpaksa mencari wahah sebagai sumber air. Sebagian besar penduduk Iran, terutama elaki dibunuh dan populasi Iran jatuh men-dadak. Pemerintah Mongol hanya berbuat sedikit untuk memperbaiki Iran. Cucu Genghis, Hulagu Khan, menaklukkan Baghdad pada tahun 1258 dan membunuh khalifah terakhir Abbasiyah. Mera-jalelanya Hulagu Khan di TimTeng dijepit oleh tentara Mamluk (dari Mesir) di Palestina. Hulagu Khan kemudian kembali ke Iran dan menetap di Azerbaijan hingga kematiannya.

Pemerintah Mongol selepas ini, Ghazan Khan (1295-1304) dan juga wazirnya Rashid ad Din memulihkan kembali ekonomi Iran. Cukai untuk pekerja diturunkan, pertanian digalakkan, mem-bangun kembali sisten irigasi dan memperbaiki keselamatan jalur perdagangan. Hasilnya, perdagan-gan meningkat dengan pantas dan barang dari India dan China dapat dibawa masuk ke Iran dengan senang. Ghazan kemudian diganti oleh kemenakannya Abu Said dan selepas meninggalnya Abu Said, Iran sekali lagi terpecah pada beberapa pemerintahan kecil seperti Salghuriyah, Muzaffariyah, Inju, dan Jalayiridah.

Peninggalan tentara Mongolia di bawah pimpinan Timur Lenk, seorang Mongol bangsa Turki, ke-mudian masuk dan menaklukkan Persia. Ia menaklukkan Transoxiana dan menjadi sultan di sana. Tidak seperti Genghis Khan, serangan Timur Lenk tejadi pelan-pelan dan tidak membawa banyak kerusakan. Ini karena tentaranya tidak sebesar tentera Genghis Khan. Namun begitu, Isfahan dan Shiraz tetap mengalami kehancuran parah. Selepas kematiannya, kesultanan ini terpecah belah tetapi kelompok-kelompok Mongolia yaitu Uzbek dan Bayundur Turkmen masih memerintah kawasan Iran hinggal bangkitnya kesultanan Safavid.

Page 51: perang teluk I Lengkap

Zaman Modern

Persia pada tahun 1808.

Pada zaman Safavid (1502-1736), kebudayaan Persia mulai berkembang kembali terutama pada za-man Shah Abbas I. Sebagian sejarawan berpendapat bahawa negara Iran modern didirikan oleh Ke-sultanan Safavid. Banyak kebudayaan Iran pada hari ini berasal dari zaman pemerintahan Safavid termasuk pengenalan aliran Syiah di Iran.

Selepas era Safavid, Iran kemudian diperintah oleh Wangsa Zand, Qajar dan akhirnya Pahlavi. Pada kurun ke-17, negara-negara Eropa mulai menjelajahi Iran dan menapakkan pengaruh mereka di sana. Akibatnya Iran mulai kehilangan beberapa wilayahnya kepada negara-negara ini menyusul be-berapa perjanjian perdamaian seperti perjanjian Turkmanchai dan perjanjian Gulistan.

Pada lewat abad ke-19, Iran memasuki sebuah era baru ketika terjadinya Revolusi Konstitusi Iran, yang merupakan sebuah revolusi yang memperkenalkan sistem monarki konstitusional. Tetapi Shah Iran atau raja Iran masih berjaya mempertahankan kekuasaan mereka. Sebuah parlemen yang dina-mai Majles didirikan pada 7 Oktober 1906.

Penemuan minyak mentah di wilayah Khuzestan menarik minat Inggris dan Rusia untuk meluaskan pengaruh mereka di Iran. Kedua adidaya ini bersaing untuk memonopoli minyak Iran dan akhirnya memecah belah Iran. Disebabkan kelemahan pemerintahan Iran saat itu (pemerintahan Qajar,) menangani kuasa-kuasa ini, maka terjadilah pemberontakan oleh Reza Pahlavi yang mana ia berhasil menobatkan dirinya sendiri menjadi Shah Iran yang baru dan mendirikan Dinasti Pahlavi.

Perang Dunia

Ketika Perang Dunia I, Iran berada di bawah pengaruh Inggris dan Rusia walaupun kebijakan pe-merintahannya netral. Pada 1919, Inggris mencoba menjadikan Iran sebagai negeri naungan mereka tetapi rencana macet saat Shah Reza menggulingkan Pemerintahan Qajar dan mendirikan Dinasti Pahlavi. Shah Reza Pahlavi memerintah Iran selama 16 tahun dan memulai proses pemodernan Iran serta mendirikan pemerintahan sekular baru.

Sejak penemuan minyak, Iran menjadi sumber cadangan minyak utama bagi negara-negara Sekutu. Ketika Perang Dunia II, tentara Sekutu meminta agar Shah Reza menghalau keluar teknisi Jerman tetapi permintaan ini ditolak. Maka, tentara Sekutu melancarkan serangan atas Iran dan meny-ingkirkan Shah Reza dan melantik puteranya Shah Mohammad Reza menjadi pengganti Shah Iran. Namun begitu, Shah Mohammad hanyalah boneka Inggris dalam administrasi Iran dan pemerinta-hannya bersifat otokratis dan dibenci rakyat Iran.

Page 52: perang teluk I Lengkap

Revolusi IslamArtikel utama untuk bagian ini adalah: Revolusi Islam

Setelah berbulan lamanya protes dilancarkan terhadap pemerintahan tangan besi Shah Mohammad, pada 16 Januari 1979 ia terpaksa melarikan diri ke Mesir sekaligus mengakhiri dinasti Pahlavi. Se-lepas itu, Iran terlibat dalam kancah domestik yang menyaksikan persengketaan di antara pen-dukung revolusi Iran dan pendukung kerajaan sementara warisan Shah Mohammad yang dikepalai Dr. Shapour Bakhtiar. Pada saat kembalinya Ayatollah Khomeini, pencetus revolusi Iran, ia melan-tik Mehdi Bazargan sebagai perdana menteri baru Iran. Ini menyebabkan Iran terbagi dua, pemerin-tahan revolusi dan pemerintahan sementara. Namun begitu, pemerintahan sementara Iran kalah dalam persaingan merebut kuasa saat pihak militer Iran menyatakan netral. Setelah itu, jajak penda-pat dibuat untuk mendirikan sebuah pemerintahan baru. Keputusannya, 98% rakyat Iran menyokong gagasan ini dan akhirnya terbentuklah Republik Islam Iran

Perang Iran-IrakArtikel utama untuk bagian ini adalah: Perang Iran-Irak

Pada 22 September 1980, Irak memasuki Iran untuk menaklukkan wilayah-wilayah yang dituntut Irak. Pada mulanya, tentera Irak berhasil mara ke wilayah-wilayah Iran tetapi mereka kemudiannya dijepit oleh tentara Iran dan akhirnya perang ini menjadi Perang Perlumpuhan di mana kedua belah pihak mencoba melumpuhkan lawannya dengan serangan berkelanjutan tanpa henti. Iran walau bagaimanapun berhasil menaklukkan kembali wilayah-wilayah mereka. Peperangan ini berkelanju-tan hingga 20 Agustus 1988 saat tawanan perang terakhir berhasil dibawa pulang kemali pada tahun 2003.

Peperangan ini menyaksikan penggunaan senjata kimia oleh tentara Irak yang menyebabkan ramai tentara dan penduduk awam Iran terkorban. Jumlah korbannya diperkirakan setengah hingga satu juta dan menjadikan Iran korban senjata kimia kedua terbesar dalam sejarah manusia (setelah Jepang).

http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Iran