analisa kasus.docx

11
ANALISA KASUS A. Uraian Kasus Seorang pasien Ny. G (65 thn, BB 70kg, TB 155 cm) dibawa kerumah sakit karena pingsan. Ny.G didiagnosa Diabetes Mellitus sejak 12 tahun yg lalu dan sering mengeluh penglihatannya kabur, sering lapar, gemetar karena dingin. Ny. G memeriksakan kadar gula darahnya 3 hari yang lalu dengan hasil puasa: 250 mg%, PP : 350 mg%. Ny.G tidak bersedia diterapi dengan insulin dan selama 3 hari ini obat yang digunakan adalah glucovance 500/5 (3x1), asetosal 80 (1x1). Hasil pemeriksaan darah :KGD 300 mg%, keton total 30 M/L, pH darah 6,9 dan HCO3 12 mEq/L serta osmolaritas 350 mOsm. Pertanyaan: 1. Bagaimana penyelesaian kasus diatas? 2. Apa obat pilihan dan alternatife kasus diatas? 3. Bagaiman monitoring dan follow up yang dialkukan? B. Penyelesaian Kasus Penatalaksanaan terapi pada kasus diatas dilakukan dengan menggunakan metodee SOAP (Subjektiv, Objektive, Assesment dan Plan) uaraiannya adalah sebnagai berikut: Subjective Nama : Ny. G

Upload: aenhiequrra-althafunnisa

Post on 05-Nov-2015

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ANALISA KASUS

A. Uraian KasusSeorang pasien Ny. G (65 thn, BB 70kg, TB 155 cm) dibawa kerumah sakit karena pingsan. Ny.G didiagnosa Diabetes Mellitus sejak 12 tahun yg lalu dan sering mengeluh penglihatannya kabur, sering lapar, gemetar karena dingin. Ny. G memeriksakan kadar gula darahnya 3 hari yang lalu dengan hasil puasa: 250 mg%, PP : 350 mg%. Ny.G tidak bersedia diterapi dengan insulin dan selama 3 hari ini obat yang digunakan adalah glucovance 500/5 (3x1), asetosal 80 (1x1). Hasil pemeriksaan darah :KGD 300 mg%, keton total 30 M/L, pH darah 6,9 dan HCO3 12 mEq/L serta osmolaritas 350 mOsm. Pertanyaan: 1. Bagaimana penyelesaian kasus diatas?2. Apa obat pilihan dan alternatife kasus diatas?3. Bagaiman monitoring dan follow up yang dialkukan?

B. Penyelesaian KasusPenatalaksanaan terapi pada kasus diatas dilakukan dengan menggunakan metodee SOAP (Subjektiv, Objektive, Assesment dan Plan) uaraiannya adalah sebnagai berikut:

SubjectiveNama : Ny. GUmur : 65 tahunJenis Kelamin : 155cm/70 kgTB/BB : Penglihatan Kabur, sering lapar, gemetar, dan keringat dinginRiwayat Penyakit : Diabetes Melitus Riwayat pengobatan : Glucovance 500/5 (3x1) Asetosal 80 (1x1)

ObjectiveData-data klinis pasien tersaji pada tabel berikut ini :PemeriksaanData PasienData NormalKeterangan

Kadar Gula Darah300 mg%140 mg/100 mlMeningkat

Keton 30 M/L5 mEq/LMeningkat

pH darah6,97,35-7,45Meningkat

HCO312 mEq/L24 mEq/LMenurun

Osmolaritas 350 mOsm280-300 mOsm/KgMeningkat

AssesmentBerdasarkan keluhan dan data klinis pasien di diagnosa mengalami diabetes mellitus tipe II dengan komplikasi retinopati dan ketoasidosis.

PlanTUJUAN TERAPI :

JANGKA PENDEK Menurunkan KGD pada batas normal (140 mg/100 ml) Mengatasi gejala yaitu sering lapar, sering haus, sering kencing dan terjadinya ketoasidosis. Memulihkan keadaan pasien kembali normal.

JANGKA PANJANG Menjaga KGD normal untuk mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut terutama keparahan retinopati dan ketoasidosis. Memperpanjang usia harapan hidup

SASARAN TERAPI Menurunkan kadar glukosa darah Meminimalkan gejala Mencegah komplikasi lebih lanjut

SRATEGI TERAPI Terapi Farmakologi Insulin : IV insulin 0,1 u/kg/jam, dilanjutkan hingga asidosis mencapai (pH > 7,3 dan HCO3 > 15) ditambahkan hingga 0,05 u/kg/jam. Infuse NaCl 0,9 % : Infuse IV 20 ml/kg/jam

Terapi Non Farmakologi Menghindari makanan yang mengandung lemak dan kolesterol tinggi, seperti daging, produk susu full cream, kuning telur, mentega. Diet, membatasi konsumsi makanan yang mengandung tinggi gula dan karbohidrat, seperti permen, minuman bersoida, coklat. Sebagai alternative gunakan minuman (susu) yang diformulasikan khusus untuk penderita Diabetes Mellitus. Menghindari stress fisik dan mental. Berolahraga secara rutin, seperti jogging minimal 3x seminggu selama kurang lebih jam. Cukup istirahat dan tidur. Memeriksakan kesehatan mata secara teratur, untuk mengetahui perkembangan retinopati diabetik.

ANALISIS RASIONALITAS TERAPIAnalisis rasionalitas terapi dilakukan dengan melakukan analisis obat-obat yang digunakan dengan empat kategori yaitu tepat indikasi, tepat obat, tepat pasien, tepat dosis, dan waspada dengan efek samping obat (4T1W). berikut ini adalah uraian analisis rasionalitas obat yang digunakan:

1. Tepat IndikasiNama obatIndikasiMekanisme aksiKeterangan

Insulin DM yang memerlukan insulinMengatur utilisasi glukosa oleh sel sebagai sumber energy, menurunkan gula darah dengan jalan menstimuli perubahan glukosa menjadi glikogen di hati dan di otot, dengan demikian insulin menjaga kadar glukosa darah tidak terlampau tinggi dengan menhambat glukoneogenesis dalam hati dengan jalan merintangi pelarut glikogen.Tepat indikasi

Infus NaClMengembalikan keseimbangan elektrolitCairan hipotonik: osmolaritasnya lebih rendah dibandingkan serum (konsentrasi ion Na + lebih rendah dibandingkan serum), sehingga larut dalam serum, dan menurunkan osmolaritas serum. Maka cairan ditarik dari dalam pembuluh darah keluar ke jaringan sekitarnya (prinsip cairan berpindah dari osmolaritas rendah ke osmolaritas tinggi), sampai akhirnya mengisi sel-sel yang dituju. Digunakan dalam keadaaan sel mengalami dehidrasi, misalnya: pada pasien cuci darah (dialisis) dalam terapi diuretic, juga pada pasien hiperglikemia (kadar gula darah tinggi) dengan ketoasidosis diabetic.Tepat indikasi

2. Tepat obatNama obatAlas an sebagai drug of choiceKeterangan

InsulinUntuk mengatasi keadaan DM yang memerlukan insulin, pada keadaan khusus seperti kehamilan, dan ketoasidosis.Tepat obat

Infus NaClUntuk mengembalikan keseimbangan elektrolit dan mengembalikan kondisi osmolaritas pasien.Tepat obat

3. Tepat pasienNama obatKontra indikasiketerangan

InsulinHipoglikomia, insulinomaTepat pasien

Infus NaClHipernatremia, asidosis, hipokalemiaTepat pasien

4. Tepat dosisNama obatDosis standartDosis yang direkomendasikanKeterangan

InsulinIV insulin 0,1 u/kg/jamIV insulin 0,1 u/kg/jam, dilanjutkan hingga asidosis mencapai (pH > 7,3 dan HCO3 > 15) ditambahkan hingga 0,05 u/kg/jam.

Tepat dosis

Infus NaCl NaCl 0,9% Infuse IV 10-20 ml/kg/jamInfuse IV 20 ml/kg/jamTepat dosis

5. Waspada efek samping obatNama obatEfek samping obatSaran

InsulinHipoglikemia, gangguan visual temporer, jarang terjadi : alergi dan lipoartrofi. Edema.Hipoglikemia dapat terjadi karena overdose atau tidak/ terlalu lambat makan setelah injeksi, maka perlu dijaga kepatuhan pasien.

Infus NaClPanas, infeksi pada tempat penyuntikan, thrombosis vena atau flebitis yang meluas dari tempat penyuntikan, extravasasi.Jika terjadi tromboplebitis maka diberikan preparat flebitis seperti trombogel.

MONITORING DAN RENCANA TINDAK LANJUT (FOLLOW UP) Monitoring secara ketat terhadap kadar gula darah pasien setelah diterapi dengan insulin jika kadar gula darah telah normal kembali maka terapi dapat diganti dengan antidiabetik oral, seperti golongan thiazolidindion (rosiglitazon dan pioglitazon), karena pasien merupakan penderita DM tipe II yang tidak memerlukan terapi insulin seumur hidup dan obat golongan ini dapat meningkatkan sensitifitas reseptor untuk mensintesis insulin. Dan diterapi sesuai dengan algoritma pengobatan DM tipe 2 tanpa disertai dekompensasi. Monitoring juga perlu dilakukan terhadap kadar gula darah pasien dengan pemeriksaan HbA1c dimana jenis pemeriksaan ini dapat mendeteksi kadar glukosa darah selama tiga bulan yang lalu sehingga hasil pemeriksaan ini dapat dijadikan patokan untuk pengendalian kadar gula darah yang baik selama tiga bulan. Monitoring terhadap data-data klinis pasien (KGD, keton, HCO3, PH darah. Dan Osmolaritas).KIE (Konsultasi, Informasi dan Edukasi kepada pasien) Memberikan informasi tentang obat baik mengenai nama obat, dosis, aturan pakai, dan cara pengguanaan obat. Memberikan edukasi kepada pasien mengenai cara pengguanaan insulin yang tepat dan mengenai dosis insulin yang harus diinjeksikan karena jika berlebihan akan menyebabkan hipoglikemia. Memberikan informasi kepada pasien, dimana diabetes cenderung mengalami kondisi dimana kadar gula darah terlalu rendah (hipoglikemia) akibat penggunaan insulin atau karena kurang makan. Kondisi ini dapat membuat pasien merasa gemetar, pusing, berkeringan dingin, lapar, sakit kepala, kulit pucat, emosi labil, sulit memusatkan perhatian, binggung atau rasa kesemutan disekeliling mulut. Memberikan informasi, instruksi, dan peringatan kepada pasien dan keluarganya tentang efek terapi dan efek samping yang mungkin timbul selama pengobatan. Memberikan informasi kepada pasien untuk senantiasa mengimbangi terapi farmakologi dengan terapi non farmakologi untuk menunjang proses pemulihan. Memberikan informasi kepada pasien dimana jika diabetes semakin memburuk selama terapi, maka anjurkan pasien untuk control kembali ke dokter.