an masih “berguru” anak muda indonesia sekarang yang...

20
1 1. Pendahuluan Pendidikan merupakan salah satu alat untuk mengukur bagaimana suatu negara dapat dikatakan berkembang, maju atau bahkan negara yang tertinggal dengan negara- negara lainnya. Pendidikan juga merupakan sarana untuk meningkatkan daya saing sumber daya manusia yang ada di dalamnya yang dapat memberikan dampak positif untuk negara tersebut. Perguruan tinggi atau universitas merupakan jenjang pendidikan yang biasa digunakan sebagai tolak ukur bagaimana kualitas sumber daya manusia yang dihasilkan. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dan memiliki jumlah penduduk yang termasuk banyak di Asia. Malaysia yang pada era 1970-an masih “berguru” kepada Indonesia dalam hal pendidikan justru kini lebih maju (http://supermilan.wordpress.com/2007/06/01/ketika-malaysia-sudah-mulai- berlari/ ). Namun sekarang kenyataan yang sudah berbeda, banyak pelajar atau anak muda Indonesia sekarang yang “berguru” dan menimba ilmu di sana. Seharusnya ini bisa menjadi koreksi Bangsa Indonesia untuk “bercermin” agar dapat lebih membenahi diri untuk kedepannya. Good University Governance (GUG) merupakan turunan dari konsep Good Corporate Governance (GCG). Good Corporate Governance (GCG) merupakan salah satu kunci sukses perusahaan untuk tumbuh dan menguntungkan dalam jangka panjang, sekaligus memenangkan persaingan bisnis global. Krisis ekonomi di kawasan Asia dan Amerika latin diyakini muncul karena kegagalan penerapan GCG (Daniri, 2005). Universitas merupakan organisasi nirlaba yang tidak bertujuan untuk mencari keuntungan (profit oriented), namun harus tetap mendapatkan keuntungan dari pemasukan (surplus) karena universitas juga harus bisa menghidupi dirinya sendiri dan dapat mengembangkan kelembagaannya dengan baik, sehingga dapat tetap bertahan untuk kelangsungan hidupnya (prinsip going concern). GUG sangat berguna sebagai sistem untuk mengatur tata kelola universitas dengan baik termasuk bagaimana keuntungan tersebut dapat dikelola dengan baik atau secara profesional, dan menghindari terjadinya kecurangan

Upload: lyliem

Post on 02-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: an masih “berguru” anak muda Indonesia sekarang yang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2646/2/T1_232008209_Full... · universitas merupakan jenjang pendidikan yang biasa

1

1. Pendahuluan

Pendidikan merupakan salah satu alat untuk mengukur bagaimana suatu

negara dapat dikatakan berkembang, maju atau bahkan negara yang tertinggal

dengan negara- negara lainnya. Pendidikan juga merupakan sarana untuk

meningkatkan daya saing sumber daya manusia yang ada di dalamnya yang dapat

memberikan dampak positif untuk negara tersebut. Perguruan tinggi atau

universitas merupakan jenjang pendidikan yang biasa digunakan sebagai tolak

ukur bagaimana kualitas sumber daya manusia yang dihasilkan. Indonesia

merupakan salah satu negara berkembang dan memiliki jumlah penduduk yang

termasuk banyak di Asia. Malaysia yang pada era 1970-an masih “berguru”

kepada Indonesia dalam hal pendidikan justru kini lebih maju

(http://supermilan.wordpress.com/2007/06/01/ketika-malaysia-sudah-mulai-

berlari/). Namun sekarang kenyataan yang sudah berbeda, banyak pelajar atau

anak muda Indonesia sekarang yang “berguru” dan menimba ilmu di sana.

Seharusnya ini bisa menjadi koreksi Bangsa Indonesia untuk “bercermin” agar

dapat lebih membenahi diri untuk kedepannya.

Good University Governance (GUG) merupakan turunan dari konsep

Good Corporate Governance (GCG). Good Corporate Governance (GCG)

merupakan salah satu kunci sukses perusahaan untuk tumbuh dan menguntungkan

dalam jangka panjang, sekaligus memenangkan persaingan bisnis global. Krisis

ekonomi di kawasan Asia dan Amerika latin diyakini muncul karena kegagalan

penerapan GCG (Daniri, 2005). Universitas merupakan organisasi nirlaba yang

tidak bertujuan untuk mencari keuntungan (profit oriented), namun harus tetap

mendapatkan keuntungan dari pemasukan (surplus) karena universitas juga harus

bisa menghidupi dirinya sendiri dan dapat mengembangkan kelembagaannya

dengan baik, sehingga dapat tetap bertahan untuk kelangsungan hidupnya (prinsip

going concern). GUG sangat berguna sebagai sistem untuk mengatur tata kelola

universitas dengan baik termasuk bagaimana keuntungan tersebut dapat dikelola

dengan baik atau secara profesional, dan menghindari terjadinya kecurangan

Page 2: an masih “berguru” anak muda Indonesia sekarang yang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2646/2/T1_232008209_Full... · universitas merupakan jenjang pendidikan yang biasa

2

(fraud) dari berbagai konflik kepentingan di dalamnya, sehingga nantinya setiap

universitas dapat dikelola dan dikembangkan dengan baik.

Negara-negara maju seperti Australia, Canada, Prancis, Belanda, Inggris,

dan lain-lain sudah memiliki model atau karakteristik pengukuran Good

University Governance yang telah ditentukan dan distandarkan agar dapat

dilaksanakan secara serentak serta konsisten oleh seluruh universitas atau

perguruan tinggi di sana. Standar atau budaya setiap negara berbeda-beda, untuk

itu kita tidak bisa menggunakan secara murni apa yang diterapkan oleh negara-

negara lain. Model pengukuran Good University Governance yang ingin

digunakan atau diterapkan di Indonesia harus sudah disesuaikan dengan standar

serta budaya yang telah di junjung tinggi oleh Bangsa Indonesia. Hal yang

menjadi kendala adalah belum adanya aturan atau standar yang telah ditentukan

untuk diterapkan di Indonesia. Di Indonesia sudah ada good university

governance untuk universitas/institut badan hukum milik negara, sehingga belum

adanya Good University Governance untuk universitas swasta. Untuk universitas

swasta ada beberapa jenis badan hukumnya namun dalam hal ini peneliti

mengkhusukan untuk universitas yang berbadan hukum yayasan, karena peneliti

juga berada dalam universitas yang di bawah naungan yayasan.

Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini memfokuskan pada

prinsip-prinsip Good University Governance di Indonesia khususnya untuk

universitas dengan pengelolaan organisasi berbentuk yayasan. Hasil penelitian ini

diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan penyusunan Good University

Governance bagi universitas-universitas dengan pengelolaan organisasi

berbentuk yayasan yang ada di Indonesia.

2. Good University Governance dan Yayasan

Konsep corporate governance dapat didefinisikan sebagai serangkaian

mekanisme untuk mengarahkan dan mengendalikan suatu perusahaan agar

operasional perusahaan berjalan sesuai dengan harapan pemangku kepentingan

(stakeholders). Good corporate governance dapat didefinisikan sebagai struktur,

Page 3: an masih “berguru” anak muda Indonesia sekarang yang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2646/2/T1_232008209_Full... · universitas merupakan jenjang pendidikan yang biasa

3

sistem, dan proses yang digunakan oleh organ-organ perusahaan sebagai upaya

untuk memberikan nilai tambah perusahaan secara berkesinambungan dalam

jangka panjang (The Indonesian Institute For Corporate Governance, 2011).

Sedangkan konsep university governance dapat diartikan sebagai serangkaian

mekanisme untuk mengarahkan dan mengendalikan suatu universitas agar

operasional universitas berjalan sesuai dengan harapan semua pihak yang

berkepentingan (stakeholders). Good University Governance dapat dipahami

sebagai struktur, sistem, dan proses yang digunakan oleh organ-organ universitas

sebagai upaya untuk memberikan nilai tambah universitas secara

berkesinambungan dalam jangka panjang.

Peran GUG membentuk membentuk struktur kerja dan menciptakan

sistem check dan balances, karena efektivitas suatu universitas berhubungan

dengan perbandingan biaya rutin dan biaya sewaktu-waktu yang dikeluarkan oleh

suatu universitas, yang hasilnya dapat dirasakan dikemudian hari. Menurut Serian

(Wijatno, 2009) penerapan prinsip GCG di Universitas dapat dilihat dari berbagai

aspek berikut :

a. Transparency (keterbukaan informasi), universitas harus dan dapat

menerapkan prinsip keterbukaan di bidang keuangan, sistem dan prosedur

penerimaan mahasiswa baru, sistem dan prosedur akuntansi, pelaporan

keuangan, rekrutmen dosen dan karyawan, pemilihan pejabat struktural,

pemilihan anggota senat fakultas/akademis, pemilihan penggurus

yayasan/BPH, dan informasi-informasi penting lainnya kepada pemangku

kepentingan secara memadai, akurat, dan tepat waktu.

b. Accountability (akuntabilitas), universitas harus mempunyai uraian tugas dan

tanggung jawab yang jelas (secara tertulis) dari setiap pejabat struktural,

anggota senat fakultas/akademis, pengurus yayasan, dosen dan karyawan.

Termasuk juga kriteria dan proses pengukuran kinerja, pengawasan, dan

pelaporan. Harus ada audit internal yang tugasnya antara lain: melakukan

penilaian, analisis, dan interpretasi dari aktivitas suatu organisasi secara

independen. Pada dasarnya ruang lingkup audit internal mencakup segala

Page 4: an masih “berguru” anak muda Indonesia sekarang yang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2646/2/T1_232008209_Full... · universitas merupakan jenjang pendidikan yang biasa

4

aspek kegiatan dalam organisasi dalam rangka penilaian kinerja untuk tujuan

mengevaluasi dan mengendalikan aktivitas organisasi, sehingga proses, tujuan

dan sasaran organiasasi dapat dicapai dengan efisien dan efektif. Selain itu,

ada baiknya juga dilakukan manajemen audit atau financial audit plus oleh

KAP independen.

c. Responsibility (pertanggungjawaban), setiap individu yang terlibat dalam

pengelolaan universitas harus bertanggung jawab atas segala tindakannya

sesuai dengan job description yang telah ditetapkan. Termasuk para dosen

harus menaati etika dan norma kedosenan. Harus dihindari “pemerasan” atau

“penjualan nilai” pada mahasiswa baik oleh dosen maupun oleh karyawan non

akademis.

d. Independency (kemandirian), pihak yayasan dan pengelola universitas dalam

melaksanakan peran dan tanggung jawabnya harus bebas dari segala bentuk

benturan kepentingan yang berpotensi untuk muncul. Hal ini diperlukan untuk

memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara independen,

bebas dari segala bnetuk tekanan dari pihak lain, sehingga dapat dipastikan

bahwa keputusan itu dibuat semata-mata demi kepentingan universitas.

Pengurus yayasan/BPH harus memberi wewenang penuh kepada rektorat

untuk menyelenggarakan “Tri Dharma Perguran Tinggi”.

e. Fairness (kesetaraan dan kewajaran), perlakuan yang adil dan berimbang

kepada para pemangku kepentingan yang terkait (equitable treatment). Dalam

hal ini, para pemangku kepentingan terdiri atas mahasiswa, masyarakat, para

dosen dan karyawan non akademis, serta pengurus yayasan.

Konsep Yayasan menurut UU No. 16 Tahun 2001, adalah badan hukum

yang kekayaannya terdiri dari kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukan untuk

mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan. Yayasan

dapat melakukan kegiatan usaha untuk menunjang pencapaian maksud dan

tujuannya dengan cara mendirikan badan usaha dan/atau ikut serta dalam suatu

badan usaha. Perbedaan mendasar organisasi profit dan non profit seperti yayasan

Page 5: an masih “berguru” anak muda Indonesia sekarang yang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2646/2/T1_232008209_Full... · universitas merupakan jenjang pendidikan yang biasa

5

adalah mekanisme organisasi bersangkutan dalam memperoleh sumber daya awal

yang dibutuhkan, yang umumnya diperoleh dari sumbangan.

Menurut Indra (Bastian, 2007) laporan keuangan yayasan memiliki

karakteristik sebagai berikut:

- Sumber daya yayasan berasal dari para penyumbang yang tidak

mengharapkan pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang

sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan.

- Menghasilkan barang dan/jasa tanpa bertujuan memupuk laba, dan kalau

suatu yayasan menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak pernah dibagikan

kepada para pendiri atau pemilik yayasan tersebut.

- Tidak ada kepemilikan, dalam arti bahwa kepemilikan tidak dapat dijual,

dialihkan, atau ditebus kembali, atau kepemilikan tersebut tidak

mencerminkan proporsi pembagian sumber daya yayasan pada saat

likuidasi atau pembubaran.

Pihak pemakai laporan keuangan yayasan memiliki kepentingan bersama

untuk menilai jasa yang diberikan oleh yayasan dan kemampuannya untuk

memberikan jasa tersebut dan cara pengelola melaksanakan tanggung jawabnya

serta aspek lain dari kinerja yayasan.

Yayasan mempunyai organ yang terdiri atas Pembina, Pengurus, dan

Pengawas. Pengelolaan kekayaan dan pelaksanaan kegiatan yayasan dilakukan

sepenuhnya oleh Pengurus. Pengurus wajib membuat laporan tahunan yang

disampaikan kepada Pembina mengenai keadaan keuangan dan perkembangan

kegiatan yayasan. Pengawas bertugas melakukan pengawasan serta memberi

nasihat kepada Pengurus dalam menjalankan kegiatan yayasan.

Menurut Panggabean (2002), dalam mengelola yayasan salah satu aspek

yang perlu menjadi pedoman yaitu aspek managerial. Ditinjau dari aspek

managerial, agar yayasan dapat tumbuh dan berkembang dalam mencapai maksud

dan tujuannya, maka yayasan perlu mempertimbangkan hal-hal strategis di bawah

ini :

Page 6: an masih “berguru” anak muda Indonesia sekarang yang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2646/2/T1_232008209_Full... · universitas merupakan jenjang pendidikan yang biasa

6

a. Pendiri dan pengurus harus bersedia menanggalkan kepentingan pribadi

dan secara sukarela menyumbangkan pikiran dan sumber daya lainnya

bagi pencapaian maksud dan tujuan yayasan.

b. Visi dan Misi yayasan harus dirumuskan dengan jelas dan tegas sebagai

dasar untuk memberi arah dalam penyusunan rencana strategis dalam

pencapaian maksud dan tujuan yayasan.

c. Pengelolaan yayasan harus dijalankan secara transparan, karena para

donatur dan konstituen yayasan menuntut adanya keterbukaan dan

akuntabilitas pembukuan. Profesionalisme pengelolaan yayasan akan

menciptakan citra yang positif di mata donatur dan konstituen termasuk

pemerintah. Dengan citra yang positif akan memudahkan yayasan

menggalang dukungan dan partisipasi berbagai pihak dalam menggali

sumber pendanaan.

d. Pengelolaan yayasan dilakukan secara efektif dan efisien seperti halnya

suatu organisasi bisnis, namun dana yang dihasilkan diperuntukkan

sepenuhnya untuk pencapaiaan maksud dan tujuan yayasan.

e. Yayasan harus menciptakan kegiatan dan program kreatif yang

berorientasi pasar karena akan disukai konsumen sehingga memudahkan

yayasan menggali sumber pendanaan untuk mendukung kegiatannya.

f. Pengelolaan keuangan dilakukan secara profesional berlandaskan prinsip

transparansi, efisiensi dan akuntabilitas. Pembukuan harus

diselenggarakan dengan tertib dan informasi keuangan yang dihasilkan

tepat waktu sehingga dapat dimanfaatkan oleh pengurus untuk tujuan

evaluasi, pengawasan, dan perencanaan.

g. Pengurus harus meningkatkan pemahaman tentang Anggaran Dasar (AD)

dan Anggaran Rumah Tangga (ART) yayasan serta berbagai aspek hukum

lainnya yang relevan untuk meyakinkan bahwa segala tindakan dan

keputusan yayasan telah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Page 7: an masih “berguru” anak muda Indonesia sekarang yang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2646/2/T1_232008209_Full... · universitas merupakan jenjang pendidikan yang biasa

7

3. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian pustaka dengan menggunakan

pendekatan kualitatif. Dalam penelitian ini data berupa karakteristik pengelolaan

universitas dengan badan hukum yayasan di Indonesia dan good corporate

governance sebagai dasar penyusunan model good university governance

diperoleh dari literatur (buku, Undang-Undang no. 16 tahun 2001 tentang

yayasan, peraturan pemerintahan Republik Indonesia nomor 17 tahun 2010

tentang pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan, serta jurnal) dan Panduan

Borang Akreditasi Perguruan Tinggi.

Data pengelolaan universitas atau perguruan tinggi di Indonesia

memberikan informasi mengenai karakteristik pengelolaan universitas. Konsep

yayasan yang menjadi bentuk badan hukum pengelolaan universitas, memberikan

informasi mengenai karakteristik pengelolaan yayasan. Kedua data tersebut

menjadi dasar untuk menyusun model good university governance dengan

memasukkan konsep good corporate governance sebagai gambaran tata kelola

suatu organisasi. Kerangka penelitian ini tergambar dalam bagan berikut :

Pengelolaan Universitas Yayasan

Karakteristik Universitas Karakteristik Yayasan

Corporate Governance

Model Good University

Governance

Penelitian pustaka

Hasil penelitian

pustaka sebagai data

input

Adopsi Konsep

Keluaran Penelitian

Gambar 1. Kerangka penelitian

Page 8: an masih “berguru” anak muda Indonesia sekarang yang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2646/2/T1_232008209_Full... · universitas merupakan jenjang pendidikan yang biasa

8

4. Analisis dan Pembahasan

Dalam paparan yang diungkapkan oleh The Indonesian Institute For

Corporate Governance (2001), GUG meliputi struktur, sistem, dan proses yang

digunakan oleh organ-organ universitas sebagai upaya untuk memberikan nilai

tambah universitas secara berkesinambungan dalam jangka panjang. Untuk

membangun model GUG, karakteristik universitas dan yayasan menjadi kerangka

dasar yang digunakan.

Pengelolaan universtas-universitas di Indonesia harus mengikuti peraturan

pemerintah Republik Indonesia nomor 17 tahun 2010 tentang pengelolaan dan

penyelenggaraan pendidikan. Berdasarkan peraturan tersebut, karakteristik

universitas yang dalam peraturan tersebut disebut sebagai perguruan tinggi

tertuang dalam pasal 1, adalah sebagai berikut:

- (ayat 17) Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan pada jalur pendidikan

formal setelah pendidikan menengah yang dapat berupa program pendidikan

diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor, yang diselenggarakan oleh

perguruan tinggi.

- (ayat 21) Universitas adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan

pendidikan akademik dan/atau pendidikan vokasi dalam sejumlah ilmu

pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dan jika memenuhi syarat dapat

menyelenggarakan pendidikan profesi.

Karakteristik yayasan tertuang dalam UU No. 16 Tahun 2001 dan Indra

Bastian (2007) yang telah dipaparkan di bagian atas. Secara garis besar dapat

dikatakan bahwa karakteristik yayasan meliputi (1) sumber dana berasal dari

pihak yang bukan sebagai pemilik, investor, maupun kreditor, (2) organisasi

nirlaba, dan (3) tidak terdapat kepemilikan.

Karakteristik universitas dan yayasan menjadi materi rancangan aplikasi

untuk membangun GUG untuk universitas di bawah naungan yayasan dengan

menambahkan adopsi konsep CG menjadi materi konseptual. Adopsi konsep CG

untuk membangun model GUG dengan melihat dari sudut pandang komponen-

komponen yang membentuk GCG. Struktur pengelolaan universitas, berdasarkan

Page 9: an masih “berguru” anak muda Indonesia sekarang yang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2646/2/T1_232008209_Full... · universitas merupakan jenjang pendidikan yang biasa

9

karakteristik universitas dan yayasan serta konsep CG tertuang dalam bagan

berikut ini:

UniversitasYayasan

Sivitas

Akademika

Pemerintah

Masyarakat

Akademik

Pengabdian Masyarakat

(Sosial)

Akademik&non akademik

-Pengelolaan

-administratif

Gambar 2.Struktur universitas berbadan hukum yayasan

Dari banyak badan, institusi atau individu yang mendefinisikan berbagai

macam komponen GCG maupun GUG peneliti mengambil sembilan definisi yang

mewakili semua definisi yang ada. Untuk komponen GCG digunakan sebagai

perbandingan karena konsep tersebut yang diadopsi dalam pengembangan GUG.

Perbandingan komponen-komponen GCG maupun GUG yang ditetapkan oleh

setiap institusi atau individu dipaparkan dalam tabel berikut:

Page 10: an masih “berguru” anak muda Indonesia sekarang yang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2646/2/T1_232008209_Full... · universitas merupakan jenjang pendidikan yang biasa

10

Tabel 1. Komponen GCG dan GUG

KOMPONEN

Asian

Development

Bank (ADB)

Organization

of Economic

Cooperation

and

Development

(OECD)

World

Bank

Komite

Nasional

Kebijakan

Corporate

Governance

–KNKCG

(2004)

Tunggal

dan

Tunggal

(2002)

BORANG

Serian

Wijatno

(2009)

Muhi

UU no

9

Tahun

2009

1. Transparansi (Transparency)

2. Akuntabilitas (Accountability)

3. Pertanggungjawaban (Responsibility)

4. Kemandirian (Independency)

5. Keadilan (Fairness)

6. Prediksibilitas (Predictability)

7. Partisipasi (Participation)

8. Penegakan Hukum (Rule of Law)

9. Berorientasi umum (Consensus orientaion)

10. Efisiensi & efektifitas (Efficiency&Effectiveness)

11. Visi Strategi (Strategic vision)

12. Keterbukaan dalam informasi (Diclosure)

13. Kredibilitas (credibility)

14. Otonomi

15. Penjaminan mutu

16. Layanan Prima

17. Akses yang berkeadilan

18. Keberagaman

19. Keberlanjutan

10

Page 11: an masih “berguru” anak muda Indonesia sekarang yang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2646/2/T1_232008209_Full... · universitas merupakan jenjang pendidikan yang biasa

10

Dari uraian sembilan badan, institusi atau individu di atas, peneliti

mengambil lima komponen yang cukup mewakili berdasarkan konsep dasar dari

setiap komponen-komponen tersebut. Lima komponen tersebut yaitu

transparansi(transparency), akuntabilitas(accountability), pertanggungjawaban,

kemandirian (independency), dan keadilan (fairness) yang cukup mewakili dan

menjadi dasar adanya komponen lainnya yang dikelompokan dalam tabel berikut.

Transparansi Akuntabilitas Pertanggungjawaban Kemandirian Keadilan

1 Visi Strategi Prediksibilitas Partisipasi Otonomi Beorientasi

umum

2 Keterbukaan

dalam

informasi

Efisiensi&Efektivitas Penegakan Hukum Akses yang

berkeadilan

3 Kredibilitas Layanan Prima Keberagaman

4 Keberlanjutan Penjaminan Mutu

Tabel 2. Prinsip University Governance

Visi Strategi dan keterbukaan informasi merupakan bagian dari

transparansi. Akuntabilitas sudah cukup mewakili prediksibilitas,

efisiensi&efektifitas, serta kredibilitas maupun keberlanjutan. Partisipasi,

penegakan hukum, layanan prima, dan penjaminan mutu merupakan kesatuan dari

pertanggungjawaban. Prinsip otonomi adalah bagian dari kemandirian. Keadilan

memiliki arti yang luas termasuk berorientasi umum, akses yang berkeadilan,

keberagaman didalamnya.

Page 12: an masih “berguru” anak muda Indonesia sekarang yang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2646/2/T1_232008209_Full... · universitas merupakan jenjang pendidikan yang biasa

11

Peneliti ingin membahas lebih mendalam dan lebih jelas bagaimana model

pengukuran kelima komponen GUG tersebut untuk universitas yang khususnya

berada dalam naungan yayasan yang ada di Indonesia.

KOMPONEN DEFINISI INDIKATOR

1.Transparency

(Muhi)

Perguruan tinggi sebagai suatu

industri, bertanggung jawab

atas kewajiban keterbukaan

informasi serta menyediakan

informasi bagi stakeholders

sehingga posisi dan

pengelolaan korporasi

(perguruan tinggi) dapat

mencerminkan kondisi riil dan

harapan terhadap perguruan

tinggi di masa yang akan

datang.

a. Transparansi Proses Pengambilan

Keputusan pengembangan infrastruktur

informasi berupa intranet, knowledge

management, yang merupakan sarana

karyawan dalam menyampaikan

berbagai informasi berupa tulisan, ide-

ide, atau gagasan.

b. Transparansi Kepada Mitra Kerja

menerapkan aplikasi e-procurement dan

e-tender (e-auction) dan implementasi

modul pemasok manajemen dalam

proses pengadaan barang dan jasa.

Dengan e-procurement, semua kegiatan

tender dilakukan dengan sistem

komputer sehingga menunjang

transparansi.

c. Transparansi penilaian kinerja pegawai

Penerapan penilaian kompetensi

pegawai dengan menggunakan

kompetensi assessment tools, melalui

assessment online penilaian dilakukan

secara langsung. Assessment center juga

dimanfaatkan untuk mengetahui potensi

seorang pegawai dalam hal penempatan

jabatan dan promosi.

2.Accountability

(Wijatno:2009)

universitas harus mempunyai

uraian tugas dan tanggung

jawab yang jelas (secara

tertulis) dari setiap pejabat

struktural, anggota senat

fakultas/akademis, pengurus

yayasan, dosen dan karyawan.

Termasuk juga kriteria dan

proses pengukuran kinerja,

pengawasan, dan pelaporan.

Harus ada audit internal yang

tugasnya antara lain:

melakukan penilaian, analisis,

dan interpretasi dari aktivitas

suatu organisasi secara

independen. Pada dasarnya

ruang lingkup audit internal

mencakup segala aspek

kegiatan dalam organisasi

dalam rangka penilaian kinerja

untuk tujuan mengevaluasi

dan mengendalikan aktivitas

organisasi, sehingga proses,

a. Mempunyai uraian tugas dan tanggung

jawab yang jelas dari setiap pejabat

struktural, anggota senat

fakultas/akademis, pengurus yayasan,

dosen dan karyawan.

b. Mempunyai kriteria dari setiap uraian

tugas dan tanggung jawab dan proses

pengukuran kinerja, pengawasan dan

pelaporan.

c. Tugas dan ruang lingkup audit internal

diuraikan secara jelas.

Page 13: an masih “berguru” anak muda Indonesia sekarang yang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2646/2/T1_232008209_Full... · universitas merupakan jenjang pendidikan yang biasa

12

tujuan dan sasaran organiasasi

dapat dicapai dengan efisien

dan efektif. Selain itu, ada

baiknya juga dilakukan

manajemen audit atau

financial audit plus oleh KAP

independen.

3.Responsibility (Muhi)

Universitas harus selalu

mengutamakan kesesuaian di

dalam pengelolaan perguruan

tingginya menurut peraturan

perundang-undangan yang

berlaku dan prinsip-prinsip

institusi yang sehat dan

berkualitas. Setiap bagian/unit

memiliki tugas dan fungsi

masing-masing yang jelas,

dengan alokasi tanggung

jawab masing-masing secara

jelas tercantum dalam

kebijakan peraturan perguruan

tinggi (Peraturan Rektor).

(Trakman,2008)

Leon yang menganut model campuran

(amalgam model) yaitu tata kelola

universitas yang merupakan

penggabungan kombinasi

dari staff akademik, pimpinan universitas ,

dan yayasan. Karakteristik model ini

merupakan tanggung jawab tata kelola

universitas dalam bentuk :

a. Membangun suasana akademik yang

kondusif.

b. Melaporkan laba dari kegiatan yang

mencari laba(profit oriented).

c. Memanfaatkan dana dengan hati-hati dan

sesuai dengan tujuan dari pemberi dana

d. Menghasilkan inovasi untuk

pengembangan ekonomi.

e. Menjamin kebebasan akademis bagi

seluruh staff untuk memberikan masukan

pada masalah-masalah lingkungan sesuai

dengan keahliannya.

f. Membentuk profesional-profesional atau

disiplin ilmu yang dibutuhkan oleh

masyarakat sebagai keunggulan dari

universitas.

g. Memberikan suasana akademik yang

mendukung pebelajar yang memiliki

kesempatan yang sama untuk

memunculkan potensi yang mereka miliki.

4.Independency

(Wijatno:2009)

pihak yayasan dan pengelola

universitas dalam

melaksanakan peran dan

tanggung jawabnya harus

bebas dari segala bentuk

benturan kepentingan yang

berpotensi untuk muncul. Hal

ini diperlukan untuk

memastikan bahwa

pengambilan keputusan

dilakukan secara independen,

bebas dari segala bnetuk

tekanan dari pihak lain,

sehingga dapat dipastikan

bahwa keputusan itu dibuat

semata-mata demi

kepentingan universitas.

Pengurus yayasan/BPH harus

a. Pihak yayasan dan pengelola perguruan

tinggi harus dalam melaksanakan peran

dan tanggung jawabnya harus terhindar

dari segala bentuk benturan kepentingan

yang berpotensi muncul.

b. Pengurus yayasan/BPH harus memberi

wewenang penuh kepada rektorat untuk

menyelenggarakan “Tri Dharma Perguran

Tinggi”.

Page 14: an masih “berguru” anak muda Indonesia sekarang yang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2646/2/T1_232008209_Full... · universitas merupakan jenjang pendidikan yang biasa

13

Tabel 2 Komponen Good University Governance

Kelima uraian komponen good university governance diatas dapat menjadi

cermin dan koreksi untuk pihak universitas untuk menciptakan tata kelola

universitas yang baik. Untuk melaksanakan prinsip GUG , universitas perlu

melakukan good practices dalam pengelolaannya , yaitu (Slamet,2005) :

a) Evaluasi diri secara periodik.

b) Merumuskan prosedur standar operasional (SOP) untuk setiap jenis kegiatan

rutin dan mensosialisasikan secara efektif.

c) Membudayakan sistem mekanisme pertanggungjawaban setiap kegiatan yang

dilakukan.

d) Mengembangkan dan melaksanakan sistem monitoring dan evaluasi secara

berkelanjutan.

memberi wewenang penuh

kepada rektorat untuk

menyelenggarakan “Tri

Dharma Perguran Tinggi”.

5.Fairness

(Wijatno:2009)

perlakuan yang adil dan

berimbang kepada para

pemangku kepentingan yang

terkait (equitable treatment).

Dalam hal ini, para pemangku

kepntingan terdiri atas

mahasiswa, masyarakat, para

dosen dan karyawan non

akademis, serta pengurus

yayasan.

(Muhi)

a. Menerapkan equal treatment kepada

seluruh sivitas akademika. Menghindari

praktek diskriminasi, antara lain

menghormati hak asasi karyawan,

memberi kesempatan yang sama tanpa

membedakan umur, suku, ras, agama dan

jenis kelamin, memperlakukan karyawan

sebagai sumber daya yang berharga

melalui sarana sistem knowledge based

management.

b. Sistem remunerasi, perlu ditetapan

mekanisme yang berkaitan dengan

penetapan reward dan punishment bagi

semua karyawan. Secara berkala

mengadakan survei mengenai tingkat

remunerasi pada perguruan tinggi lain

sebagai bahan evaluasi remunerasi bagi

karyawan.

c. Menyediakan layanan lelang elektronik

untuk penjualan dan pengadaan barang

antar perusahaan atau organisasi yang

bernama e-auction sebagai pondasi awal

terbentuknya e-procurement. Sesuai

Keppres No.80/2003 mengenai Pengadaan

Barang dan Jasa.

Page 15: an masih “berguru” anak muda Indonesia sekarang yang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2646/2/T1_232008209_Full... · universitas merupakan jenjang pendidikan yang biasa

14

e) Selalu mengutamakan mutu dan melakukan peningkatan secara

berkelanjutan.

f) Pemberian otonomi/kewenangan yang jelas kepada masing-masing unit.

g) Menggunakan sistem akreditasi yang berlaku sebagai arah pengembangan

dan peningkatan.

h) Menetapkan unit cost secara rasional untuk setiap kegiatan rutin.

i) Memilih alternatif yang terbaik (efektif & efisien) dalam menentukan cara

mengerjakan setiap pekerjaan.

j) Menumbuhkan suasana akademik dalam kehidupan kampus.

k) Mengutamakan kepentingan pendidikan mahasiswa.

l) Mengembangkan kepemimpinan yang membantu.

m) Mengupayakan keberlanjutan program.

n) Memberlakukan prinsip meritokrasi dengan baik.

o) Melakukan pendekatan kerja kelompok.

p) Meningkatkan kemampuan memasarkan produknya.

q) Menjalin kerja sama dengan lembaga ilmiah lain, dengan dunia bisnis dan

industri serta dengan kalangan pemerintah (nasional dan daerah).

r) Menjunjung tinggi nilai-nilai perguruan tinggi seperti integritas, kejujuran,

ketulusan, kebenaran, keterbukaan, dan sebagainya.

s) Mengembangkan kepemimpinan yang kuat berdasarkan prinsip meritokrasi.

t) Pengelolaan keuangan dan penganggaran yang efektif dan transparan.

u) Pengambilan keputusan yang didasari oleh dakta, fakta, dan informasi yang

terpercaya.

v) Perencanaan, rekruting dan pengembangan SDM untuk meraih mutu.

w) Membangun dan memfungsikan sistem penjaminan mutu guna

mengendalikan mutu aspek akademik, pengelolaan aset dan finansial.

x) Menerbitkan media komunikasi internal (vertikal dan horizontal) secara

periodik dan berkelanjutan.

y) Mengadopsi teknologi informasi dan komunikasi (ICT) guna memperlancar

arus informasi dan komunikasi.

Page 16: an masih “berguru” anak muda Indonesia sekarang yang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2646/2/T1_232008209_Full... · universitas merupakan jenjang pendidikan yang biasa

15

z) Memberikan bimbingan individual kepada mahasiswa yang memiliki masalah

(akademik, finansial, sosial, dan sebagainya).

Di dalam struktur universitas yang sudah tergambar di dalam bagan di

atas, universitas memiliki tanggung jawab yang perlu dipertanggungjawabkan

kepada semua pihak yang berkepentingan (stakeholders) yang terkait dengan

universitas itu sendiri. Kelima komponen diatas menjadi faktor yang penting

terciptanya good university governance. Komponen-komponen tersebut saling

berkaitan dan secara berkesinambungan akan membentuk dan mencapai kinerja

universitas yang baik dengan tidak mengesampingkan hak-hak dari para

pemangku kepentingan (stakeholders).

Melihat kondisi global sekarang ini dengan persaingan universitas-

universitas yang semakin ketat, seharusnya penerapan good university governance

disadari universitas-universitas yang ada di Indonesia sebagai suatu kebutuhan,

bukan lagi sebagai kewajiban. Penerapan good university governance sudah

semestinya menjadi sebuah sistem yang baik dan melekat dalam suatu universitas

dimana sudah pasti akan ada proses didalamnya dan komponen-komponen good

university governance menjadi landasan penting untuk tercapainya proses yang

baik dan kompeten.

Universitas harus transparan/terbuka memberikan informasi terhadap para

pemangku kepentingan yang terkait, yaitu ada yayasan , sivitas akademika ( baik

yang akademis maupun non akademis), pemerintah yang diwakilkan departemen

pendidikan di Indonesia, maupun kepada masyarakat karena keberadaan

universitas sangat penting dan vital di tengah-tengah masyarakat yaitu

menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas yang dapat berperan serta

dalam pembangunan nasional. Tujuan penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan

Tinggi semuanya akan kembali untuk masyarakat, yaitu dimana universitas harus

menyelenggarakan pendidikan, sehingga nantinya dapat melakukan penelitian,

yang mana penelitian tersebut berguna untuk pengabdian kepada masyarakat.

Tata kelola universitas tidak boleh main-main karena harus terbuka dan

dipertanggungjawabkan kepada para pemangku kepentingan (stakeholders),

Page 17: an masih “berguru” anak muda Indonesia sekarang yang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2646/2/T1_232008209_Full... · universitas merupakan jenjang pendidikan yang biasa

16

sehingga organ didalam universitas harus akuntabel dalam pengelolaanya. Ciri ciri

dari organisasi yang akuntabel menurut Andriato (2007) adalah:

a) Mampu menyajikan informasi penyelenggaraan organisasi secara terbuka,

cepat, dan tepat kepada publik.

b) Mampu memberikan ruang bagi masyarakat untuk terlibat dalam proses

pembangunan dan pemerintahan.

c) Mampu menjelaskan dan mempertangunggjawabkan setiap kebijakan secara

proporsional.

d) Mampu memberikan ruang bagi stakeholders untuk terlibat dalam proses

pembangunan dan pemerintahan.

e) Adanya sarana bagi publik / stakeholders untuk menilai kinerja organisasi.

Dengan pertanggungjawaban publik, stakeholder dapat menilai derajat

pencapaian pelaksanaan program kegiatan organisasi.

Universitas harus independen dimana bebas dari berbagai macam benturan

kepentingan didalamnya, seluruh bagian dalam universitas perlu menyadari bahwa

kepentingan universitas lebih penting diatas kepentingan pribadi atau golongan,

sehingga nantinya setiap pengambilan keputusan dapat dilakukan secara obyektif

demi kepentingan dan kemajuan universitas. Apapun hasil yang diambil atau

diputuskan, universitas harus mampu mempertanggungjawabkannya dan dapat

berlaku adil dan setara kepada kepada seluruh stakeholders.

Apabila good university governance diterapkan dengan baik, akan banyak

manfaat yang diterima oleh universitas yaitu kinerja universitas yang baik, nilai

dari universitas juga meningkat, penyumbang dana pun akan merasa puas dengan

kinerja yang dihasilkan universitas. Saat kinerja baik dan nilai dari universitas

meningkat dengan otomatis akan banyak masyarakat yang mempercayakan

anaknya untuk masuk kedalam universitas tersebut, sehingga universitas dapat

tetap eksis dan bersaing seperti dalam prinsip going concern.

Page 18: an masih “berguru” anak muda Indonesia sekarang yang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2646/2/T1_232008209_Full... · universitas merupakan jenjang pendidikan yang biasa

17

5. Penutup

Dari uraian diatas dapat ditarik simpulan bahwa penerapan prinsip good

university governance untuk universitas yang dibawah naungan yayasan,

seharusnya dipahami oleh pihak universitas bukan hanya sebagai kewajiban,

melainkan sebagai kebutuhan penting yang mendasar dengan tidak

mengesampingkan hak-hak dari para pemangku kepentingan (stakeholders).

Komponen-komponen dari good university governance, harus diterapkan secara

berkesinambungan tanpa mengutamakan atau mengesampingkan salah satu

komponen, karena seluruh komponen saling berkaitan. Komponen-komponen

good university governance tersebut adalah, transparency (keterbukaan

informasi), accountability (akuntabilitas), responsibility (pertanggungjawaban),

independency (kemandirian), fairness (kesetaraan dan kewajaran).

Pembahasan dalam penelitian ini masih pada prinsip-prinsip Good

University Governance, sehingga dapat dikembangkan lebih dalam dengan

penilaian atau pengukurannya. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan di

universitas sebagai case study, sehingga dapat dibandingkan tata kelola antara

universitas yang satu dengan yang lainnya .

.

Page 19: an masih “berguru” anak muda Indonesia sekarang yang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2646/2/T1_232008209_Full... · universitas merupakan jenjang pendidikan yang biasa

18

DAFTAR PUSTAKA

Andrianto, N., 2007, Good e-Governance : Transparansi dan Akuntabilitas Publik

Melalui e-government. Bayumedia Publishing. Malang.

Bastian, Indra, 2007, Akuntansi Yayasan Dan Lembaga Publik, Jakarta.

BAN-PT, 2008, Panduan Borang Akreditasi Perguruan Tinggi.

Daniri, Ahmad, 2005, Good Corporate Governance : Konsep dan Penerapannya

di Indonesia. Ray Indonesia, Jakarta.

Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance, 2004, Pedoman Good

Corporate Governance Perbankan Indonesia.

Muhi, Ali Hanapiah. Membangun Good Governance Pada Perguruan Tinggi Di

Indonesia.http://alimuhi.staff.ipdn.ac.id/wpcontent/uploads/2011/04/MEM

B.GOOD_.GOV_.PADA_.PT_.pdf, 20 Maret 2012.

Panggabean, H.P., 2002, Kasus Aset Yayasan Dan Alternatif Penyelesaian

Sengketa, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.

Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia nomor 17 tahun 2010 tentang

pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan.

Slamet, Margono, 2005, Good Governance And Good Practices Toward

University Autonomy, dalam Lokakarya Sosialisasi Helts Universitas

Riau.http://margonoipb.files.wordpress.com/2009/03/good-governance-

and-good-practices-toward-university-authonomy-ms.ppt, 7 Agustus 2012.

The Indonesian Institute For Corporate Governance (IICG).

http://www.iicg.org/index.php?option=com_content&task=view&id=53&I

temid=1, 8 November 2011 pukul 16.00

Trakman, Leon, 2008, Modelling University Governance, Higher Education

Quarterly, Volume 62, Nos. 1/2.

http://law.bepress.com/cgi/viewcontent.cgi?article=1094&context=unsww

ps-flrps08, 31 Juli 2012.

Tunggal, Iman S. dan Amin W. Tunggal, 2002, Memahami konsep corporate

governance. Harvarindo.

Undang-undang Republik Indonesia nomor 9 tahun 2009 tentang badan hukum

pendidikan.

Page 20: an masih “berguru” anak muda Indonesia sekarang yang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2646/2/T1_232008209_Full... · universitas merupakan jenjang pendidikan yang biasa

19

Undang-undang Republik Indonesia nomor 16 tahun 2001 tentang yayasan.

Warsono, Sony, Fitri Amalia dan Dian Kartika Rahajeng, 2009. Corporate

Governance Concept and Model. Center For Good Corporate Governance

Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta :Universitas Gadjah Mada.

Wijatno, Serian, 2009, Pengelolaan Perguruan Tinggi Secara Efisien, Efektif, Dan

Ekonomis, Jakarta.

____, http://supermilan.wordpress.com/2007/06/01/ketika-malaysia-sudah-mulai berlari/, 17 Maret 2012.