an kebut sdm rs x
TRANSCRIPT
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perencanaan merupakan fungsi dasar manajemen sebagai suatu tugas prinsip
dari semua manajer dalam devisi keperawatan. Perencanaan merupakan
elemen pertama dalam suatu manajemen. Fungsi dari perencanaan adalah
sebagai dasar untuk memberikan pandangan ke depan secara berkelanjutan,
fleksibel, dan dibuat dengan teliti. Menurut Ilyas (2006), perencanaan adalah
mengontrol masa depan. Sehingga sebagai manajer keperawatan harus dapat
meramalkan apa yang terjadi dimasa mendatang. Hal ini dilakukan, untuk
mengantisipasi perubahan-perubahan yang dapat menimbulkan problem di
rumah sakit, khususnya pada kebutuhan SDM keperawatan.
Perawat merupakan komunitas terbesar di pelayanan kesehatan, termasuk
rumah sakit. Jumlah tenaga perawat dan bidan dipelayanan kesehatan
sebanyak 40% dari seluruh ketenagaan (Depkes, 2002). Sebagai ujung tombak
pemberi pelayanan kesehata, perawat memegang peranan penting dalam
terlaksananya pelayanan kesehatan di rumah sakit. Perawat mempunyai
tanggung jawab selama 24 jam dalam sehari terhadap pasien yang dirawatnya.
Besarnya tanggung jawab perawat yang demikian, maka pihak rumah sakit
harus menghitung secara tepat kebutuhan tenaga perawat yang diperlukan.
Selain kualitas yang selalu ditingkatkan, juga secara kuantitas harus tercukupi.
Sehingga perawat akan dapat bekerja secara efektif dan efisien.
11
1
Meningkatkan keefektifan kebutuhan tenaga keperawatan, manajer
keperawatan harus memaksimalkan keseimbangan antara beban kerja dengan
jumlah personel perawat yang diserahi tugas. Untuk melakukannya, seorang
manajer harus sanggup meramalkan volume unit-unit pekerjaan yang cukup
dalam menghadapi setiap jam kerja yang memerlukan staf yang dapat diberi
kewajibannya (Gillies, 1989). Semua ini juga dipengaruhi oleh metode asuhan
keperawatan yang dilaksanakan di rumah sakit.
RS Ibu dan Anak X adalah rumah sakit type B yang ada di wilayah Bekasi
dengan ruang rawat inap yang berkapasitas 90 tempat tidur, 50 tenaga perawat
dengan kualifikasi 2 orang S1 Keperawatan dan 48 orang D3 Keperawatan,
dan BOR bulan Maret 2008 adalah 54%. Dari keadaan ini, kelompok ingin
menganalisis bagaimanakah keseimbangan jumlah perawat dengan jumlah
pasien di RSIA X.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Merencanakan kebutuhan tenaga keperawatan di Rumah Sakit X Jawa
Barat.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi jumlah tenaga keperawatan RS X.
b. Mengidentifikasi kualifikasi tenaga keperawatan di RS X.
c. Mengidentifikasi BOR (Bed Occupational RateP RS X.
d. Mengidentifikasi klasifikasi tingkat ketergantungan klien di RS X.
2
e. Mengidentifikasi metode asuhan keperawatan yang dilaksanakan di RS
X.
f. Dapat menghitung kebutuhan tenaga keperawatan yang dibutuhkan di
RS X.
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perencanaan SDM
1. Pengertian
Perencanaan adalah fungsi pertama yang harus dilaksanakan dalam
manajemen dan merupakan fungsi yang paling penting, karena merupakan
penentuan apa yang harus dicapai, bagaimana cara mencapainya, dan
bagaimana tolok ukur pencapaian tujuan serta memberikan rincian
kegiatan (blue print) yang akan dikerjakan selanjutnya (Prayitno, 2001).
Menurut Ilyas (2004), perencanaan adalah berpikir ke depan, mengontrol
masa depan, suatu proses peramalan, pengambilan keputusan terpadu, dan
merupakan proses formal pengambilan keputusan organisasi untuk
menghasilkan tujuan yang eksplisit.
Perencanaan SDM adalah proses estimasi terhadap jumlah SDM
berdasarkan tempat, ketrampilan, dan perilaku yang dibutuhkan untuk
memberikan pelayanan keperawatan. Sehingga pihak rumah sakit dapat
meramalkan atau memperkirakan siapa mengerjakan apa, dengan keahlian
apa, kapan, dan berapa jumlah yang dibutuhkan (Ilyas, 2006; hal: 21).
Perencanaan sumber daya manusia rumah sakit seharusnya berdasarkan
fungsi dan beban kerja pelayanan kesehatan. Maka, pihak rumah sakit
harus melakukan upaya agar kompetensi SDM sesuai dengan spesifikasi
yang dibutuhkan rumah sakit. Sehingga fungsi rumah sakit dapat berjalan
dengan efektif dan efisien.
4
4
2. Kapan Rumah Sakit Perlu Melakukan Perencanaan SDM Keperawatan
Perencanaan SDM di rumah sakit biasanya didahului oleh adanya rencana
perubahan pelayanan atau adanya gejala yang berhubungan dengan
pelayanan kesehatan. Beberapa hal yang menyebabkan rumah sakit
melakukan perencanaan SDM:
a. Rumah sakit ingin merubah jumlah tempat tidur
Perubahan jumlah tempat tidur rumah sakit dapat mengarah ke yang
lebih besar atau ke yang lebih kecil. Hal ini disesuaikan dengan
tuntutan perubahan yang harus dilakukan oleh rumah sakit. Apabila
permintaan masyarakat meningkat, maka secara otomatis akan
mempengaruhi peningkatan beban kerja personel yang selanjutnya
berdampak terhadap penambahan kebutuhan tenaga. Sedangkan kalau
terjadi penurunan permintaan akan pelayanan akibat persaingan
dengan rumah sakit lain, maka akan berdampak sebaliknya. Kondisi
ini dapat menjadi pendorong rumah sakit untuk melakukan kajian
ulang terhadap kuantitas dan kualitas personel.
b. Mengubah pelayanan dan fasilitas rumah sakit
Perencanaan SDM dapat juga dilakukan apabila rumah sakit
merencanakan untuk melakukan perubahan jenis pelayanan dan
fasilitas kesehatan. Setiap perubahan akan membawa efek terhadap
perubahan kebutuhan ketenagaan yang spesifikasinya akan
dibutuhkan.
c. Gejala penurunan motivasi, prestasi, dan kepuasan kerja
5
Perencanaan SDM rumah sakit dapat didasarkan adanya gejala
penurunan motivasi, prestasi, dan kepuasan kerja. Karena gejala-gejala
di atas dapat disebabkan oleh karena beban kerja yang terlalu tinggi,
gaji yang tidak sesuai, tempat kerja yang tidak nyaman, kepemimpinan
yang tidak efektif, kurangnya fasilitas pelayanan, tidak adanya
kesempatan pengembangan karier, dan lain sebagainya. Sehingga
rumah sakit perlu melakukan identifikasi secara berkala terhadap
perubahan yang terjadi, agar tidak sampai terlambat untuk mengambil
keputusan dalam merencanakan pengembangan SDM yang tepat.
d. Keluhan pasien
Keluhan pasien merupakan indikator terhadap buruknya kualitas
pelayanan di rumah sakit. Buruknya kualitas pelayanan di rumah sakit
dapat dipicu oleh karena beban kerja yang tinggi, gaji yang tidak
sesuai, tempat kerja yang tidak nyaman, kepemimpinan yang tidak
efektif, kurangnya fasilitas pelayanan, tidak adanya kesempatan
pengembangan karier, dan lain sebagainya. Karena hal tersebut dapat
menurunkan motivasi, prestasi, dan kepuasan kerja.
e. Metode Asuhan Keperawatan
Penetapan metode asuhan keperawatan akan berdampak pada
perubahan kebutuhan tenaga keperawatan. Sebagai contoh, apabila
rumah sakit menetapkan menggunakan metode asuhan keperawatan
primer (modifikasi), maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan,
antara lain penetapan jumlah tenaga keperawatan, penetapan jenis
6
tenaga keperawatan yang dibutuhkan (berdasarkan kualifikasi
pendidikan).
Beberapa metode asuhan keperawatan yang biasa dipergunakan di
pelayanan keperawatan rumah sakit, selain metode keperawatan primer
adalah metode kasus, metode fungsional, manajemen kasus, metode
tim, dan differentiated practice.
f. Tingkat Ketergantungan Klien
Tingkat ketergantungan klien akan mempengaruhi beban kerja
perawat. Pada layanan keperawatan profesional, jumlah tenaga yang
diperlukan tergantung pada jumlah klien dan derajat ketergantungan
klien terhadap keperawatan. Kalau tidak dilakukan penghitungan
secara baik antara rasio perawat dengan jumlah dan tingkat
ketergantungan klien akan menimbulkan pelayanan keperawatan yang
tidak efektif dan efisien.
Kriteria ketergantungan pasien menurut Depkes, 2002.
1. Asuhan keperawatan minimal, kriterianya adalah :
- Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri
- Makan dan minum dilakukan sendiri
- Ambulasi dengan pengawasan
- Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap shif
- Pengobatan minimal, status psikologis stabil
2. Asuhan keperawatan sedang, kriteria :
- Kebersihan diri dibantu, makan dan minum dibantu
- Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam
7
- Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali
3. Asuhan keperawatan agak berat, kriteria :
- Sebagian besar aktivitas dibantu
- Observasi tanda-tanda vital setiap 2-4 jm sekali
- Terpasang folley chatete. Intake output dicatat
- Terpasang infuse
- Pengobatan lebih dari sekali
- Persiapan pengobatan memerlukan prosedur
4. Asuhan keperawatan berat, kriteria :
- Segala aktivitas diberikan oleh perawat
- Posisi diatur. Observasi TTV setiap 2 jam
- Makan memerlukan NGT. Terapi intravena
- Penggunaan suction
- Gelisah/disorientasi
3. Proses Perencanaan SDM Keperawatan Rumah Sakit
Menurut Ilyas (2006), bahwa ada 5 langkah proses perencanaan SDM
keperawatan rumah sakit, yaitu:
a. Analisis Situasi SDM Keperawatan
Dalam melakukan analisis situasi tenaga keperawatan, ada beberapa
hal yang perlu diketahui, antara lain 1) apakah tenaga keperawatan
yang ada saat ini sudah cukup? Sehingga perlu dilakukan analisis
jumlah dan jenis tenaga yang ada pada setiap unit keperawatan di
rumah sakit. Pengamatan secara seksama juga perlu dilakukan untuk
8
menilai beban kerja dengan jumlah tenaga yang ada. Selain itu,
kompetensi dan keahlian SDM keperawatan apakah sudah sesuai
dengan kebutuhan. 2) perencanaan tenaga keperawatan harus dapat
memprediksi kebutuhan tenaga beberapa tahun ke depan. Kemampuan
memprediksi kecenderungan perubahan permintaan pelayanan dan
kemampuan untuk menyelaraskan dengan kebutuhan tenaga
keperawatan di masa depan menjadi kompetensi perencana SDM
keperawata.
b. Analisis Persediaan SDM Keperawatan
Pada langkah kedua ini, perencana tenaga keperawatan perlu
melakukan analisis tenaga saat ini dan kemungkinan-kemungkinan
perubahan tenaga keperawatan karena keluar atau masuk di rumah
sakit. Ada bebarapa komponen yang perlu diperhatikan, antara lain 1)
jumlah dan jenis tenaga keperawatan yang ada saat ini. 2) jumlah
tenaga keperawatan yang keluar karena sesuatu hal (meninggal,
pensiun, pindah, dan tugas belajar). 3) jumlah personel yang masuk
kembali dan lain-lain.
c. Analisis Kebutuhan SDM Keperawatan
Analisis kebutuhan tenaga keperawatan dapat diprediksi dari jumlah
rata-rata pasien setiap hari (BOR) dan sensus harian, tingkat
ketergantungan klien, dan metode asuhan keperawatan yang di
laksanakan di masing-masing ruang rawat inap. Selain itu juga yang
menjadi pertimbangan adalah produktivitas, jumlah tempat tidur, jam
kerja, dan jumlah hari libur.
9
Beberapa formula yang bisa dipergunakan untuk menghitung
kebutuhan tenaga keperawatan, antara lain:
1. Formula hasil Lokakarya PPNI
TP =
Keterangan:
A = jam perawatan/24 jam
TT = jumlah tempat tidur
BOR = bed occupation rate
2. Formula Ilyas
TP =
Keterangan:
A = jam perawatan/24 jam (waktu perawatan yang dibutuhkan
pasien)
B = sensus harian (BOR x jumlah TT)
Jam kerja/hari = 6 jam/hari
365 = jumlah hari kerja selama setahun
255 = hari kerja efektif perawat/tahun
(365 – (12 hari libur nasional + 12 hari libur cuti tahunan) x ¾ =
255)
10
(A x 52 mgg) x 7 hari (TT x BOR)
41 mgg x 40 jamx 125%
A x B x 365
255 x jam kerja/hari
3. Formula Depkes
a. Berdasarkan rata-rata jam perawatan/pasien/hari
No. Jenis/katagori Rata-rata jam perawatan/pasien/hr
1. Pasien Penyakit dalam 3,52. Pasien bedah 43. Pasien gawat 104. Pasien anak 4,55. Pasien kebidanan 2,5
Jumlah perawat yang dibutuhkan:
Rumus
TP =
Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah
faktor koreksi:
1) Loss day (hari libur, cuti, hari besar)
2) Jumlah tenaga keperawatan yang mengerjakan tugas-
tugas non keperawatan
b. Berdasarkan tingkat ketergantungan pasien
No. Katagori Jumlah jam perawat/hr
11
Jumlah jam perawatan
Jam kerja efektif per sihift
Jumlah hari minggu dlm 1 tahun+cuti+hari besar
Jumlah hari kerja efektifx jml perawat tersedia
Jumlah tenaga keperawatan+loss day
100x 25
1.2.3.4.
Perawatan minimalPerawatan sedangPerawatan agak beratPerawatan maksimal
23,084,156,16
Jumlah perawat yang dibutuhkan :
Rumus:
Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah
faktor koreksi:
1) Loss day (Hari libur/cuti/hari besar)
2) Tenaga keperawatan yang mengerjakan tugas-tugas non
keperawatan
d. Analisis Kesenjangan SDM Keperawatan
Setelah melakukan analisis situasi dan kebutuhan tenaga keperawatan,
maka dapat dilakukan analisis kesenjangan yang dihadapi oleh rumah
sakit. Kesenjangan dapat berarti dalam suatu unit ruang rawat
mempunyai tenaga keperawatan yang berlebih atau kurang. Yang
penting juga adalah rincian jenis, jumlah personel, dan klasifikasi
pendidikan perawat. Dengan analisis kesenjangan ini, manajer
12
Jumlah jam perawatan di ruangan/hari
Jam kerja efektif
Jumlah hr minggu dlm 1 tahun+cuti+hari besar
Jumlah hari kerja efektifx jml perawat yg dibutuhkan
Jumlah tenaga keperawatan+loss day
100x 25
keperawatan akan dapat melakukan tindakan ruang perawatan mana
yang perlu ditambah atau dikurangi jumlah tenaganya, dan kapan
dibutuhkan rumah sakit. Tahap yang kelima atau terakhir adalah
dokumentasi terhadap segala hal yang telah dilakukan.
13
BAB 3
ANALISIS PERENCANAAN KEBUTUHAN TENAGA KEPERAWATAN
DI RSIA X
A. Profil RSIA X
RSIA X adalah rumah sakit tipe B yang mempunyai spesifikasi melayani
pasien ibu dan anak, tetapi juga membuka pelayanan pasien dewasa atau
umum. RSIA mempunyai beberapa instalasi, yaitu instalasi rawat jalan, IGD,
dan Instalasi Rawat Inap, OK/VK, NICU/PICU. Pada Instalasi Rawat Inap
terdiri dari 90 tempat tidur, dengan rincian sebagai berikut 20 TT ruang
perinatologi dengan 12 perawat, 8 TT ruang ibu nifas dengan 9 perawat, 52
TT ruang dewasa/umum dengan 21 perawat, dan 10 ruang anak dengan 8
perawat. BOR (bed occupation rate) instalasi rawat inap bulan Maret 2008
adalah 57,7%.
Tenaga perawat Instalasi Rawat Inap sebanyak 50 orang dengan klasifikasi 2
orang berpendidikan S1 Keperawatan, 48 orang D3 Keperawatan. Metode
asuhan keperawatan Instalasi Rawat Inap RSIA X adalah 2 ruang
(perinatologi dan ibu nifas) menggunakan metode fungsional sedangkan 2
ruang (Ruang Dewasa/umum dan anak) menggunakan metode tim. Hal ini
disebabkan karena Ruang Dewasa/umum dan anak sudah mempunyai masing-
masing 1 perawat lulusan S1 Keperawatan.
14
B. Kebutuhan Tenaga Keperawatan
Ruang Rawat Inap di RSIA X menggunakan metode asuhan keperawatan
fungsional dan metode asuhan keperawatan tim. Sehingga cara-cara (formula)
yang ditawarkan oleh kelompok untuk menghitung tenaga keperawatan yang
ideal adalah
Ruang Perinatologi
1. Formula PPNI
Rata-rata jam perawatan/pasien/hari (Depkes, 2002)
No. Jenis/katagori Rata-rata jam perawatan/pasien/hr
Jumlah pasien
Jumlah jam perawatan/hari
1. Pasien Penyakit dalam 3,52. Pasien bedah 43. Pasien gawat 104. Pasien anak/perinatologi 4,5 11 49,55. Pasien kebidanan 2,5
Rata-rata jam perawatan 4,5
Rata-rata pasien perhari pada bulan Maret 2008 = 11 orang
Jumlah tempat tidur = 20 TT
BOR = 55%, sensus harian = TT x BOR = 20 x 55% = 11
TP =
TP = = 14 perawat
15
(A x 52 mgg) x 7 hari (TT x BOR)
41 mgg x 40 jamx 125%
(4,5 x 52 mgg) x 7 hari ( 11 )
41 mgg x 40 jamx 125%
14
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan adalah 14 orang
2. Formula Ilyas
TP =
TP =
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan adalah 12 perawat
3. Formula Depkes
Berdasarkan rata-rata jam perawatan/pasien/hari
No. Jenis/katagori Rata-rata jam perawatan/pasien/hr
Jumlah pasien
Jumlah jam perawatan/hari
1. Pasien Penyakit dalam 3,52. Pasien bedah 43. Pasien gawat 104. Pasien anak/perinatologi 4,5 11 49,55. Pasien kebidanan 2,5
Jumlah perawat yang dibutuhkan:
Rumus
TP =
TP = = 7 perawat
16
A x B x 365
255 x jam kerja/hari
4,5 x 11 x 365
255 x 6= 11,8 ---- 12 perawat
Jumlah jam perawatan
Jam kerja efektif per sihift
49,5
7
Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah
faktor koreksi:
1) Loss day (hari libur, cuti, hari besar)
2) Jumlah tenaga keperawatan yang mengerjakan tugas-
tugas non keperawatan
Jadi jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan adalah
7 + 1,9 + 2,2 = 11,1 ------- 11 perawat
Ruang Rawat Inap Lt I (Ibu Nifas)
1. Formula PPNI
Rata-rata jam perawatan/pasien/hari (Depkes, 2002)
No. Jenis/katagori Rata-rata jam perawatan/pasien/hr
Jumlah pasien
Jumlah jam perawatan/hari
1. Pasien Penyakit dalam 3,52. Pasien bedah 43. Pasien gawat 10
17
Jumlah hari minggu dlm 1 tahun+cuti+hari besar
Jumlah hari kerja efektifx jml perawat tersedia
Jumlah tenaga keperawatan + loss day
100x 25
52 + 12 + 14
286x 7 = 1,9
7 + 1,9
100x 25 = 2,2 orang
4. Pasien anak/perinatologi 4,55. Pasien kebidanan 2,5 8 12,5
Rata-rata jam perawatan 2,5
Rata-rata pasien perhari pada bulan Maret 2008 = 5 orang
Jumlah tempat tidur = 8 TT
BOR = 100%
Sensus harian = TT x BOR = 8 x 100% = 8
TP =
TP = = 6 perawat
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan adalah 6 orang
2. Formula Ilyas
TP =
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan adalah 5 perawat
3. Formula Depkes
Berdasarkan rata-rata jam perawatan/pasien/hari
No. Jenis/katagori Rata-rata jam perawatan/pasien/hr
Jumlah pasien
Jumlah jam perawatan/hari
18
(A x 52 mgg) x 7 hari (TT x BOR)
41 mgg x 40 jamx 125%
(2,5 x 52 mgg) x 7 hari ( 8 )
41 mgg x 40 jamx 125%
A x B x 365
255 x jam kerja/hari
2,5 x8 x 365TP= 255 x 6
= 4,7 ---- 5 perawat
1. Pasien Penyakit dalam 3,52. Pasien bedah 43. Pasien gawat 104. Pasien anak/perinatologi 4,55. Pasien kebidanan 2,5 8 20
Jumlah perawat yang dibutuhkan:
Rumus
TP =
TP = = 3 perawat
Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah
faktor koreksi:
1) Loss day (hari libur, cuti, hari besar)
2) Jumlah tenaga keperawatan yang mengerjakan tugas-
tugas non keperawatan
19
Jumlah jam perawatan
Jam kerja efektif per sihift
Jumlah hari minggu dlm 1 tahun+cuti+hari besar
Jumlah hari kerja efektifx jml perawat tersedia
Jumlah tenaga keperawatan + loss day
100x 25
20
7
52 + 12 + 14
286x 3 = 0,8
3 + 0,8
100x 25 = 0,95 orang
Jadi jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan adalah
3 + 0,8 + 0,95 = 4,75 ------- 5 perawat
Berdasarkan tingkat ketergantungan
No. Katagori Jumlah jam perawat/hr
Rata-rata pasien/hari
Jumlah jam perwt/hr
1.2.3.4.
Perawatan minimalPerawatan sedangPerawatan agak beratPerawatan maksimal
23,084,156,16
521
106,164,15
Jumlah 20,31
Jumlah perawat yang dibutuhkan :
Rumus:
TP = = 3 perawat
Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah
faktor koreksi:
1) Loss day (Hari libur/cuti/hari besar)
20
Jumlah jam perawatan di ruangan/hari
Jam kerja efektif
Jumlah hr minggu dlm 1 tahun+cuti+hari besar
Jumlah hari kerja efektifx jml perawat yg dibutuhkan
20,31
7
52 + 12 + 14
286x 3 = 0,8
2) Tenaga keperawatan yang mengerjakan tugas-tugas non
keperawatan
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan adalah 3 + 0,8 + 0,95 =
4,75----- 5 perawat
Ruang Rawat Inap Lt II (Dewasa/Umum)
1. Formula PPNI
Rata-rata jam perawatan/pasien/hari (Depkes, 2002)
No. Jenis/katagori Rata-rata jam perawatan/pasien/hr
Jumlah pasien
Jumlah jam perawatan/hari
1. Pasien Penyakit dalam 3,5 15 52,52. Pasien bedah 4 12 483. Pasien gawat 104. Pasien anak/perinatologi 4,55. Pasien kebidanan
Rata-rata jam perawatan/px/hr 3,7
Rata-rata pasien perhari pada bulan Maret 2008 = 27 orang
Jumlah tempat tidur = 52 TT
BOR = 52%
Sensus harian = TT x BOR = 52 x 52% = 27
TP =
21
Jumlah tenaga keperawatan+loss day
100x 25
3 + 0,8
100x 25 = 0,95 orang
(A x 52 mgg) x 7 hari (TT x BOR)
41 mgg x 40 jamx 125%
TP = = 28 perawat
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan adalah 28 orang
2. Formula Ilyas
TP =
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan adalah 24 perawat
3. Formula Depkes
Berdasarkan rata-rata jam perawatan/pasien/hari
No.
Jenis/katagori Rata-rata jam perawatan/pasien/hr
Jumlah pasien
Jumlah jam perawatan/hari
1. Pasien Penyakit dalam 3,5 15 52,52. Pasien bedah 4 12 483. Pasien gawat 104. Pasien anak/perinatologi 4,55. Pasien kebidanan
Jumlah jam perawatan/hr 100,5
Jumlah perawat yang dibutuhkan:
Rumus
TP =
22
(3,7 x 52 mgg) x 7 hari ( 27 )
41 mgg x 40 jamx 125%
A x B x 365
255 x jam kerja/hari
3,7 x 27 x 365TP = 255 x 6
= 23,8 ---- 24 perawat
Jumlah jam perawatan
Jam kerja efektif per sihift
100,5
7
TP = = 14 perawat
Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah
faktor koreksi:
1) Loss day (hari libur, cuti, hari besar)
2) Jumlah tenaga keperawatan yang mengerjakan tugas-
tugas non keperawatan
Jadi jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan adalah
14 + 3,8 + 4,4 = 22,2 ------- 22 perawat
Berdasarkan tingkat ketergantungan
No. Katagori Jumlah jam perawat/hr
Rata-rata pasien/hari
Jumlah jam perwt/hr
1.2.3.4.
Perawatan minimalPerawatan sedangPerawatan agak beratPerawatan maksimal
23,084,156,16
71532
1446,212,512,3
Jumlah 27 85,02
23
Jumlah hari minggu dlm 1 tahun+cuti+hari besar
Jumlah hari kerja efektifx jml perawat tersedia
Jumlah tenaga keperawatan + loss day
100x 25
52 + 12 + 14
286x 14 = 3,8
14 + 3,8
100x 25 = 4,4 orang
Jumlah perawat yang dibutuhkan :
Rumus:
TP = = 12 perawat
Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah
faktor koreksi:
1) Loss day (Hari libur/cuti/hari besar)
2) Tenaga keperawatan yang mengerjakan tugas-tugas non
keperawatan
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan adalah 12 + 3,3 + 3,8 =
19,1----- 19 perawat
24
Jumlah jam perawatan di ruangan/hari
Jam kerja efektif
Jumlah hr minggu dlm 1 tahun+cuti+hari besar
Jumlah hari kerja efektifx jml perawat yg dibutuhkan
Jumlah tenaga keperawatan+loss day
100x 25
85,02
7
52 + 12 + 14
286x 12 = 3,3
12 + 3,3
100x 25 = 3,8 orang
Ruang Rawat Inap Lt III (Ruang Anak)
1. Formula PPNI
Rata-rata jam perawatan/pasien/hari (Depkes, 2002)
No. Jenis/katagori Rata-rata jam perawatan/pasien/hr
Jumlah pasien
Jumlah jam perawatan/hari
1. Pasien Penyakit dalam 3,52. Pasien bedah 43. Pasien gawat 104. Pasien anak/perinatologi 4,5 6 275. Pasien kebidanan
Rata-rata jam perawatan/px/hr 4,5
Rata-rata pasien perhari pada bulan Maret 2008 = 6 orang
Jumlah tempat tidur = 10 TT
BOR = 60%
Sensus harian = TT x BOR = 10 x 60% = 6
TP =
TP = = 7 perawat
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan adalah 7 orang
25
(A x 52 mgg) x 7 hari (TT x BOR)
41 mgg x 40 jamx 125%
(4,5 x 52 mgg) x 7 hari ( 6 )
41 mgg x 40 jamx 125%
2. Formula Ilyas
TP =
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan adalah 6 perawat
3. Formula Depkes
Berdasarkan rata-rata jam perawatan/pasien/hari
No.
Jenis/katagori Rata-rata jam perawatan/pasien/hr
Jumlah pasien
Jumlah jam perawatan/hari
1. Pasien Penyakit dalam 3,52. Pasien bedah 43. Pasien gawat 104. Pasien anak/perinatologi 4,5 6 275. Pasien kebidanan
Jumlah jam perawatan/hr 27
Jumlah perawat yang dibutuhkan:
Rumus
TP =
TP = = 3,8 ---- 4 perawat
Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah
faktor koreksi:
26
A x B x 365
255 x jam kerja/hari
4,5 x 6 x 365TP = 255 x 6
= 6,4 ---- 6 perawat
Jumlah jam perawatan
Jam kerja efektif per sihift
27
7
1) Loss day (hari libur, cuti, hari besar)
2) Jumlah tenaga keperawatan yang mengerjakan tugas-
tugas non keperawatan
Jadi jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan adalah
4 + 1,1 + 1,3 = 6,4 ------- 6 perawat
Berdasarkan tingkat ketergantungan
No. Katagori Jumlah jam perawat/hr
Rata-rata pasien/hari
Jumlah jam perwt/hr
1.2.3.4.
Perawatan minimalPerawatan sedangPerawatan agak beratPerawatan maksimal
23,084,156,16
1140
23,0816,6
0Jumlah 21,68
Jumlah perawat yang dibutuhkan :
Rumus:
27
Jumlah hari minggu dlm 1 tahun+cuti+hari besar
Jumlah hari kerja efektifx jml perawat tersedia
Jumlah tenaga keperawatan + loss day
100x 25
52 + 12 + 14
286x 4 = 1,1
4 + 1,1
100x 25 = 1,3 orang
Jumlah jam perawatan di ruangan/hari
Jam kerja efektif
TP = = 3 perawat
Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah
faktor koreksi:
1) Loss day (Hari libur/cuti/hari besar)
2) Tenaga keperawatan yang mengerjakan tugas-tugas non
keperawatan
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan adalah 3 + 0,8 + 0,95 =
4,75----- 5 perawat
Penghitungan secara total kebutuhan tenaga keperawatan di Instalasi rawat
Inap RSIA X
Berdasar Formula Ilyas:
28
Jumlah hr minggu dlm 1 tahun+cuti+hari besar
Jumlah hari kerja efektifx jml perawat yg dibutuhkan
Jumlah tenaga keperawatan+loss day
100x 25
21,68
7
52 + 12 + 14
286x 3 = 0,8
3 + 0,8
100x 25 = 0,95 orang
Jumlah jam perawatan sehari adalah 189,5 jam.
Rata-rata jam perawatan/pasien/hari adalah 189,5/49 = 3,9 jam
TT = 90 TT
BOR = 54%
TP =
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan adalah 45 perawat/24 jam
29
A x B x 365
255 x jam kerja/hari
3,9 x (90 x 54%) x 365TP = 255 x 6
= 45,2 ---- 45 perawat
BAB 4
PEMBAHASAN
Metode asuhan keperawatan yang dilaksanakan di RSIA X menggunakan
kombinasi antara metode tim dan fungsional. Metode tim digunakan pada ruangan
Ruang Rawat Inap Lantai 2 (umum/dewasa) dan lantai 3(anak). Kedua ruangan ini
secara ketenagaan sudah memiliki tenaga dengan kualifikasi S1, dimana hal ini
sudah sesuai dengan pengaturan metode tim, bahwa dalam metode tim harus ada
seseorang yang knowledgable (Huber, 2006). Metode tim yang diterapkan pada
ruang nifas (lantai1) dan perinatologi belum optimal karena belum ada
kualifikasi tenaga yang sesuai seperti S1. Saat ini rumah sakit sedang merekrut
tenaga perawat S1 untuk dapat menerapkan metode asuhan keperawatan yang
lebih baik.
Hasil pengumpulan data menunjukkan bahwa Instalasi Rawat Inap RSIA X
mempunyai kebutuhan tenaga yang cukup, karena tenaga yang dipunyai sebanyak
50 orang, dengan kualifikasi 2 orang berpendidikan S1 keperawatan dan 48 orang
D3 Keperawatan. Sedangkan hasil penghitungan secara teori, bahwa kebutuhan
tenaga keperawatan yang harus disediakan oleh rumah sakit adalah 47 orang.
Tetapi kecukupan tenaga ini tidak merata dibeberapa ruang rawat inap. Sehingga
ada kecenderungan terjadi penumpukan jumlah tenaga. Hal ini memungkinkan
30
terjadinya overload tenaga dibeberapa tempat, dan terjadi kekurangan tenaga
ditempat lain.
Jumlah perawat yang terhitung dengan beberapa metode perhitungan
menghasilkan angka-angka yang bervariasi. Hal ini disebabkan karena beberapa
hal, seperti pada perhitungan PPNI menghasilkan jumlah yang lebih besar dari
perhitungan formula Ilyas, karena menggunakan hari kerja yang berbeda. PPNI
menggunakan 7 hari kerja, sedangkan formula Ilyas menggunakan 6 hari kerja.
Pada formula Depkes dengan perhitungan berdasarkan rata-rata jam perawatan
juga menghasilkan angka yang berbeda dengan perhitungan yang berdasarkan
tingkat ketergantungan perawatan. Hal ini dapat menunjukkan angka yang
berbeda karena rata-rata jam perawatan menitikberatkan pada rata-rata jam
perawatan berdasarkan kategori penyakit, tanpa memperhatikan tingkat
ketergantungan. Begitu pula sebaliknya, perhitungan berdasarkan jam perawatan
menitikberatkan pada kategori perawatan tanpa memperhatikan kategori penyakit,
sehingga menghasilkan jumlah yang berbeda.
31
DAFTAR PUSTAKA
Depkes (2002). Standar Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit. Cetakan I. Jakarta.
Dessler G. (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Kesepuluh. Jilid 1. Alih Bahasa: Paramita Rahayu. Klaten: Indeks.
Gillies, D.A. (1989). Nursing Management a System Approach. Philadelphia: W.B. Saunders.
Huber, Diane (2006). Leadership and Nursing Care Management. Philadelphia: Saunders.
Ilyas Y. (2004). Perencanaan SDM Rumah Sakit Teori, Metode, dan Formula. Depok-Jawa Barat: Fakultas Kesehatan Masyarakat-Universitas Indonesia.
Sitorus, R. (2006). Model Praktik Keperawatan Profesional di Rumah Sakit. Jakarta: EGC.
Swanburg R.C. (2000). Pengantar Kepemimpinan & Manajemen Keperawatan untuk Perawat Klinis. Alih Bahasa: Suharyati Samba. Jakarta: EGC.
32