kebut nutrisi dewasa dg aktivitas tinggi (kel 1)

58
KEBUTUHAN NUTRISI PADA DEWASA DENGAN AKTIVITAS TINGGI Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kebutuhan Nutrisi dan Cairan Pembimbing: Fitria Handayani, M.Kep.,Sp.KMB Disusun Oleh: Adrianus Yosep Pa Maria Nanssi Veronika Toru Ike Helena F. Siti Syamsiyyah N. Utomo Shinta Hendrawati Bahrul Ulumuddin A.

Upload: afief-mulya-wijaya

Post on 07-Dec-2015

33 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

nutrisi dewasa

TRANSCRIPT

Page 1: Kebut Nutrisi Dewasa Dg Aktivitas Tinggi (Kel 1)

KEBUTUHAN NUTRISI PADA DEWASA

DENGAN AKTIVITAS TINGGI

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kebutuhan Nutrisi dan Cairan

Pembimbing: Fitria Handayani, M.Kep.,Sp.KMB

Disusun Oleh:

Adrianus Yosep Pa

Maria Nanssi

Veronika Toru

Ike Helena F.

Siti Syamsiyyah N. Utomo

Shinta Hendrawati

Bahrul Ulumuddin A.

P R O G R A M S T U D I I L M U K E P E R A W A T A N

F A K U L T A S K E D O K T E R A N

U N I V E R S I T A S D I P O N E G O R O

S E M A R A N G

2 0 1 0

Page 2: Kebut Nutrisi Dewasa Dg Aktivitas Tinggi (Kel 1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gizi atau makanan diperlukan manusia untuk pemeliharaan tubuh termasuk

pertumbuhan dan pergantian jaringan yang rusak akibat aktivitas kerja atau kegiatan

fisik. Demikian dapat dimengerti bahwa anak yang sedang tumbuh memerlukan gizi

relatif lebih besar di bandingkan orang dewasa, orang yang menderita sakit

memerlukan gizi yang relatif lebih besar dibandingkan orang yang sehat dan atlet

memerlukan gizi yang lebih besar di bandingkan dengan orang biasa

Tidak ada perbedaan yang mencolok dalam hal makan antara atlet dan non

atlet, akan tetapi mengingat bahwa kegiaatan fisik atlet rata–rata lebih besar di

banding non atlet pengaruh makanan akan lebih langsung terlihat pada penampilan

atau prestasi atlet maka di samping jumlahnya harus lebih besar, pengaturan makanan

bagi atlet harus lebi cermat di banding makanan bagi non atlet. Pengertian cukup

dalam hal makanan jangan semata–mata diartikan “tidak boleh kurang “ terutama bagi

atlet. Pengertian cukup disini harus di artikan pula “jangan berlebihan” disamping

boros kelebihan makanan pada atlet akan menjadikan beban yang dapat menurunkan

prestasi, inilah sebabnya dalam setiap penyelengaraan makanan bagi atlet sedapat

mungkin dikelola atau diawasi oleh seorang ahli gizi

Salah satu syarat mutlak yang harus dipenuhi oleh olahragawan untuk meraih

prestasi adalah ketahanan fisik yang prima. Kondisi tersebut hanya dapat dicapai

apabila didukung oleh komposisi atau stuktural tubuh yang menguntungkan, latihan

yang intensif, teratur dan diet yang kuat. Kesepakatan internasional yang dicetuskan

di lausane pada tahun 1992 menyatakan bahwa diet terbukti secara bermakna

mempengaruhi prestasi atlet. Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok

manusia. Oleh karena itu penyelenggaraan makanan menjadi suatu keharusan, baik

dilingkungan keluarga maupun diluar lingkungan keluarga. Makanan adalah bahan

selain obat yang mengandung unsur-unsur atau ikatan kimia yang dapat diubah

menjadi zat gizi oleh tubuh, bila dimasukan kedalam tubuh. Makanan mempunyai

peranan yang sangat penting dalam hidup karena makanan mengandung zat-zat gizi

yang dibutuhkan oleh tubuh.

Page 3: Kebut Nutrisi Dewasa Dg Aktivitas Tinggi (Kel 1)

B. Tujuan

1. Memenuhi tugas mata kuliah kebutuhan cairan dan nutrisi

2. Menjelaskan kebutuhan nutrisi pada atlet dewasa

3. Menjelaskan kebutuhan cairan pada dewasa

Page 4: Kebut Nutrisi Dewasa Dg Aktivitas Tinggi (Kel 1)

Makanan

KH Protein Lemak Vitamin

Energy

Kebutuhan Sesuai Metabolisme basalAktivitas

BAB II

TINJAUAN TEORI

I. Kebutuhan Nutrisi Atlet Dewasa

Para atlet butuh untuk mengkonsumsi energy yang cukup pada waktu-waktu intensitas

tinggi dan/atau masa latihan yang lama untuk menjaga berat badan dan kesehatan dan

memaksimumkan efek efek dari latihan. Pemasukkan energy yang rendah dapat

mengakibatkan kehilangan massa otot; gangguan fungsi menstruasi; kehilangan atau

kegagalan untuk mendapatkan kepadatan tulang; suatu peningkatan resiko kelelahan,

cedera dan penyakit; dan suatu proses pemulihan yang memanjang.

A. Zat Nutrien

Energy untuk kerja otot bersumber dari:

Protein

Lemak

Karbohidrat

Kebutuhan energy pada kerja otot

a) Karbohidrat

Karbohidrat adalah senyawa organik karbon, hydrogen dan oksigen yang

terdiri atas satu molekul gula sederhana atau lebih yang merupakan bahan

makanan penting dan sumber tenaga. Fungsi utamanya adalah menyediakan

keperluan energi tubuh (60%), selain itu karbohidrat juga mempunyai fungsi

Sumber energy untuk kontraksi otot

Page 5: Kebut Nutrisi Dewasa Dg Aktivitas Tinggi (Kel 1)

lain yaitu karbohidrat diperlukan bagi kelangsungan proses metabolisme

lemak. Bagi atlet, karbohidrat berfungsi sebagai sumber energi utama.

b) Protein

Metabolisme protein pada saat dan setelah olahraga dipengaruhi oleh jenis

kelamin, umur, intensitas, durasi dan tipe excercise, pemasukan energi, dan

ketersediaan karbohidrat. Protein atau amino acids yang dikonsumsi sebelum

melakukan strength and endurance exercise dapat mempertinggi pemeliharaan

diri dan memenuhi kebutuhan muskuluskeletal. Walaupun protein merupakan

zat pembangun jaringan tubuh namun tidak berarti makin tinggi konsumsi

protein makin besar pembentukan otot. Pembentukan masa otot dan

kekuatanya di tentuka oleh latihan yang terprogram dengan baik yang harus di

tunjang oleh makanan yang cukup. Pada prakteknya atlet harus

mengutamakan makanan lebih banyak hidratarang dari pada lebih banyak

protein.

c) Lemak

Peranan fisiologis lemak yang utama adalah :

Menghasilkan energi yang dibutuhkan tubuh.

Mempunyai fungsi pembentuk/stuktur tubuh.

Kisaran dari distribusi Macronutrient distribution lemak adalah 20%–35%

dari pemakaian energy. Petunjuk dari dietary pada orang Amerika dan

Canada’s FoodGuide membuat rekomendasi bahwa proporsi dari energy asam

lemak 10% saturated, 10% polyunsaturated, 10% monounsaturated, dan

termasuk sumber sumber asam lemak esensial. Para atlet harus mengikuti

rekomendasi umum ini.

d) Vitamin dan Mineral

Micronutrients memerankan peranan penting dalam produksi energy,

hemoglobin synthesis, memelihara kesehatan tulang, fungsi immune yang

cukup, dan perlindungan terhadap tubuh melawan kerusakan oksidatif.

Vitamin dan mineral membantu dengan menggunakan synthesis dan

perbaikan jaringan otot pada saat pemulihan dari exercise dan cedera.

Exercise menekankan banyak dari metabolic pathways di mana

micronutrients diperlukan, dan exercise training kemungkinannya

menghasilkan adapsi muscle biochemical yang meningkatkan kebutuhan akan

micronutrient. Exercise yang dilakukan secara rutin juga kemungkinan untuk

Page 6: Kebut Nutrisi Dewasa Dg Aktivitas Tinggi (Kel 1)

meningkatkan pergantian dan kehilangan micronutrients dari tubuh.

Akibatnya pemasukkan yang lebih besar dari micronutrients mungkin

dibutuhkan untuk menutupi kebutuhan yang meningkat untuk membangun,

dan memelihara massa tubuh pada atlet.

Vitamin D

Vitamin D dibutuhkan untuk penyerapan calcium yang cukup,

pengaturan dari serum calcium dan tingkat phosphorus, dan menjaga

kesehatan tulang. Vitamin D juga mengatur perkembangan dan

homeostasis (keseimbangan) dari susunan urat syaraf dan otot

kerangka. Para atlet yang latihan utamanya didalam ruangan (indoors),

seperti gymnasts, memiliki resiko untuk status vitamin D yang buruk,

terutama jika mereka tidak mengkonsumsi makanan makanan

diperkuat dengan supleme vitamin D.

Antioxidants: Vitamins C dan E, Beta Carotene, dan Selenium

Bahan gizi antioxidant, vitamins C dan E, A-carotene, dan selenium,

memainkan peranan penting dalam melindungi selaput sel dari

kerusakan oxidative. Karena exercise dapat meningkatkan konsumsi

oksigen 10-15 kali lipat, telah dilakukan hipotesa bahwa exercise yang

dilakukan dalam jangka waktu yang lama menyebabkan suatu tekanan

oxidative yang terus menerus terhadap otot. Tetapi tidak jelas

mengenai bukti adanya suatu kombinasi antioxidants atau single

antioxidants seperti vitamin E yang kemungkinannya akan membantu

mengurangi inflamasi dan nyeri otot pada saat pemulihan dari exercise

yang dilakukan dengan intensitas.

Supplemen Vitamin C kelihatannya tidak mempunyai efek ergogenic

jika dietnya menyediakan jumlah bahan gizi yang cukup. Karena

exercise yang dilakukan dengan penuh tekanan dan diperpanjang

menunjukkan kenaikan akan kebutuhan terhadap vitamin C,

performance fisik dapat dikompromikan dengan status tipis atau

kekurangan vitamin C, Para atlet yang mengikuti exercise penuh

tekanan yang diperpanjang, harus mengkonsumsi 100–1000

mg vitamin C setiap hari.

B Vitamins:Thiamin, Riboflavin, Niacin, Vitamin B6, Pantothenic

Acid, Biotin, Folate, Vitamin B12. Pemasukkan vitamin B yang cukup

Page 7: Kebut Nutrisi Dewasa Dg Aktivitas Tinggi (Kel 1)

penting untuk memastikan produksi energy yang optimum dan

pembangunan serta perbaikan dari jaringan otot. Vitamin B-complex

mempunyai dua fungsi utama secara langsung berhubungan dengan

exercise. Thiamin, riboflavin, niacin, pyridoxine (B6), pantothenic

acid, dan biotin terlibat dalam produksi energy pada saat melakukan

exercise, di mana folat dan vitamin B12 dibutuhkan untuk produksi sel

darah merah, untuk protein synthesis, dan dalam perbaikan jaringan.

Penelitian terbatas telah dilakukan untuk memeriksa apakah exercise

menambah kebutuhan akan vitamin B-complex (46,48). Sebagian data

memberi usul bahwa exercise mungkin akan sedikit meningkatkan

kebutuhan akan vitamin-vitamain ini sebanyak dua kali lipat dari

jumlah yang direkomendasikan belum lama ini; namun demikian,

kebutuhan umum ini yang meningkat ini dapat dipenuhi secara umum

dengan pemasukkan energy yang lebih tinggi. Walaupun kekurangan

vitamin B dalam margin jangka pendek belum pernah diamati akan

mempengaruhi performance dari kekurangan sangat berat terhadap

vitamin B12, folate, atau keduanya mungkin mengakibatkan anemia

dan mengurangi endurance performance. Dengan demikian, adalah

penting untuk seorang atlet mengkonsumsi jumlah cukup dari

micronutrients ini untuk menunjang usaha mereka untuk mendapatkan

performance yang optimal dan kesehatan.

Minerals: Calcium, Iron, Zinc, dan Magnesium

Calcium terutama penting untuk pertumbuhan, pemeliharaan, dan

perbaikan jaringan tulang, pemeliharaan tingkat calcium darah,

regulasi dari kontraksi otot, konduksi urat syaraf, dan penggumpalah

darah yang normal. Kekurangan dietary calcium dan vitamin D

meningkatkan resiko kepadatan mineral pada tulang bawah dan

tekanan patah (stress fractures).

Zat besi dibutuhkan untuk formasi oxygen yang membawa protein,

hemoglobin dan myoglobin, dan untuk enzymes yang terlibat dalam

produksi energy. Kekurangan besi (penyimpanan besi yang rendah)

adalah salah satu dari kekurangan bahan gizi yang paling umum

diamati diantara para atlet terutama wanita. Kekurangan besi, dengan

atau tanpa anemia, dapat merusak fungsi otot dan membatasi kapasitas

Page 8: Kebut Nutrisi Dewasa Dg Aktivitas Tinggi (Kel 1)

kerja. Kebutuhan besi untuk endurance athletes, terutama pelari

(distance runners), harus ditambah kira-kira 70%.

Pada para atlet yang kekurangan besi, supplementasi besi tidak hanya

memperbaiki pengukuran biochemical darah dan status dari besi tetapi

juga meningkatkan kapasitas kerja seperti yang dibuktikan oleh

penambahan oxygen yang cepat, mengurangi kecepatan jantung, dan

mengurangi konsentrasi lactate pada saat melakukan exercise. Ada

beberapa bukti bahwa para atlet yang kekurangan besi tetapi tidak

mempunyai anemia kemungkinan akan mendapat manfaat dari

supplementasi besi. Penemuan baru baru ini memberi tunjangan

tambahan untuk performance yang membaik (contoh berkurangnya

kelelahan pada otot kerangka) pada saat supplementasi besi ditentukan

sebagai 100-mg ferrous sulfate selama 4–6 mg (76). Memperbaiki

kapasitas kerja dan daya tahan, menambah kepandaian oxygen,

mengurangi konsentrasi lactate dan mengurangi penatnya otot adalah

manfaat manfaat dari status besi yang membaik.

Zinc memainkan suatu peranan dalam pertumbuhan, membangun dan

memperbaiki jaringan otot, produksi energy, dan status immune. Para

atlet harus berhati-hati menggunakan suplemen zinc karena mereka

sering melebihi jumlah ini dan suplemen zinc yang tidak perlu

kemungkinan mengakibatkan HDL cholesterol yang rendah dan

ketidak seimbangan bahan gizi dengan mengganggu penyerapan dari

bahan gizi yang lain seperti besi dan tembaga. Lebih jauh lagi,

pengaruh penggunaan supplement zinc terhadap peningkatan performa

fisik yang signifikan belum dibuktikan.

Magnesium memainkan peranan yang bervariasi dalam metabolisme

sel (cellular metabolism), glycolysis, lemak, dan protein metabolisme,

dan meregulasi stabilitas selaput dan neuromuscular cardiovascular,

immune, dan fungsi hormonal. Kekurangan Magnesium merusak

performa dan daya tahan.

Sodium, Chloride, and Potassium. Sodium adalah suatu electrolyte

yang kritis, khususnya untuk para atlet yang kehilangan keringat.

Banyak atlet membutuhkan lebih banyak sodium (2.3 gIdj1) dan

chloride (3.6 gIdj1). Minuman yang mengandung sodium dan

Page 9: Kebut Nutrisi Dewasa Dg Aktivitas Tinggi (Kel 1)

potassium direkomendasikan untuk para atlet. Potassium penting

untuk keseimbangan cairan dan electrolyte, transmisi syaraf, dan alat

transport yang aktif. Pada saat melakukan exercise dengan intensitas,

konsentrasi plasma potassium cenderung mundur menjadi berkurang

daripada sodium. Suatu diet kaya akan variasi sayur-sayuran yang

segar, buah-buahan, kacang/biji-bijian, makanan susu/dairy foods,

daging tanpa lemak dan whole grains biasanya dipertimbangkan cukup

untuk memelihara status potassium yang normal diantara para atlet.

e) Air.

Pertimbangan untuk memenuhi kebutuhan cairan dengan baik adalah penting

untuk performance exercise yang optimum. Karena dehidrasi meningkatkan

resiko potensial terkena cedera kepanasan yang mengancam kehidupan seperti

heat stroke.

B. Pemenuhan Kalori

Seorang dewasa umunya memiliki kebutuhan kalori 2500 kalori. Sementara atlet

yang kondisi fisiknya baik, dengan mudah dapat mengkonsumsi kalori antara

4000 sampai 5000 kalori sehari. Memang sulit untuk menentukan intake kalori

atlet setiap hari oleh karena kebutuhan kalori bagi setiap orang dipengaruhi oleh

banyak factor yang diantaranya, tinggi badan, berat badan kondisi fisik seseorang

pekerjaan-pekerjaan yang dia lakukan di samping olahraga dan sebagainya

Kebutuhan tenaga untuk masing–masing jenis cabang olahraga tidak sama. Jika

intake kalori kurang dari jumlah yang diperlukan akan mengakibatkan terjadinya

penuruinan berat badan. Akan tetapi jika intake kalori melebihi kebutuhan maka

akan terjadi perubahan pada komposisi, dimana kelebihan kalori akan diubah

menjadi cadangan lemak tubuh, jika hal demikian terjadi maka akan

mempengaruhi fitness atlet yang bersangkutan, karena cadangan lemak yang

berlebihan akan menyebabkan atlit menjadi lamban. Hal ini penting sekali

diperhatikan terutama bagi atlet yang memerlukan reaksi cepat Kemampuan atlet

untuk mempertahankan cukupnya tenaga tersebut langsung di pengaruhi jumlah

kalori yang di makannya. Intake kalori setiap hari pada dasarnya mempengaruhi

kemampuan atlet tersebut mempertahankan kecukupan tenaga terutama cabang–

cabang olahraga yang memakan waktu lama dan kemampuan atlet untuk di

tentukan oleh :

Page 10: Kebut Nutrisi Dewasa Dg Aktivitas Tinggi (Kel 1)

Jumlah cadangan tenaga yang terdapat di dalam tubuhnya;

Efisiensi penggunaan tenaga dalam arti tesebut mampu mengurangi

keluarnya tenaga gerak-gerak otot yang tidak di perlukan. Latihan secara

intensif akan memberikan pengalaman berharga bagi atlet dalam mengatur

penggunaan tenaga. Karena itu di dalam membina kemampuan jasmaniah

seorang atlet selain melakukan latihan juga harus melakukan pula:

Mengatur konsumsi kalori atlet tersebut sehinga dapat mencapai

berat badan ideal yang sesuai untuknya.

Setelah berat badan ideal itu tercapai maka perlu diatur konsumsi

kalori setiap hari sehingga tidak terjadi penurunan atau pun

penambahan berat badan

Dalam keadaan tidak melakukan latihan konsumsi kalori harus di

atur agar atlet tidak menjadi gemuk akibat penambahan cadangan

lemak dalam tubuh

C. Komposisi Tubuh dan Kesegaran Jasmani

Komposisi tubuh seseorang dapat di ukur melalui berbagi cara misalnya dengan

mengukur berat jenis tubuh. Tubuh yang mempunya berat jenis yang tingi berarti

masa ototnya banyak sedangkan kadar lemak relatif kecil. Jumlah cadangan lemak

dibawah kulit dapat diukur menggunakan suatu alat yang di sebut Skinfold

calipers. Bagi seorang atlet, Komposisi tubuh jauh lebih penting dari berat badan

sendiri karena ketahanan jasmaniah atlet ditentukan oleh masa otot yang

membentuk tubuhnya. Karena itu dalam pembinaan ketahanan jasmaniah seorang

atlet baik dipusat-pusat latihan maupun diluar pusat latihan, haruslah terdapat

perpaduan yang serasi antara pengaturan makanan meraka dengan latihan fisik

yang diberikan. Pemberian makanan yang melebihi kebutuhan akan

mengakibatkan bertambahnya cadangan lemak, sehingga tidak mencapai

komposisi tubuh yang sesuai. Sebaliknya makanan yang kurang dari kebutuhan

akan mengakibatkan tidak mungkin dikembang-kembangkannya otot-otot tubuh.

Dipusat-pusat latihan, lebih-lebih jika pembinaan ketahanan fisik atlet itu

dilakukan dalam jangka waktu yang relatif singkat ada kecenderungan untuk

memberikan suatu diet maksimal kepada atlet-atlet tersebut. Cara seperti ini

tidaklah baik dan akibat yang timbul bukanlah menigkatnya ketahanan fisik atlet

tersebut akan sebaliknya atlet itu akan menjadi lamban, diet dengan kalori

Page 11: Kebut Nutrisi Dewasa Dg Aktivitas Tinggi (Kel 1)

maksimal yang diberikan akan mengakibatkan terbentuknya cadangan lemak yang

lebih cepat dari perkembangan otot-otot tubuh. Beberapa hal yang perlu

diperhatikan bagi para pelatih atau pengurus pimpinan pusat latihan dalam

membina ketahanan fisik para atlet antara lain adalah sebagai berikut:

Pengawasan berat badan atlet secara teratur dan terus menerus disetiap

pusat latihan hendaknya disediakan timbangan yang baik dan pelatih perlu

menetapkan jadwal dan cara penimbangan berat badan atlet-atlet tersebut.

Hendaknya atlet tidak melakukan penimbangan sendiri. Hasil

penimbangan berat badan harus dicatat dalam kartu khusus untuk masing

masing atlet.

Disamping berat badan, juga perlu diawasi perubahan komposisi tubuh

untuk perkembangan masa otot atlet-atlet itu. Akan sangat ideal jika

disetiap pusat latihan jika tersedia alat untuk mengukur berat jenis tubuh

atlet, akan tetapi minimal setiap pusat latihan harus memilki skinfold

Calipers untuk mengukur tebalnya lapisan lemak dibawah ini. Jika lapisan

lemak dibawah kulit memperlihatkan kenaikan yang melebihi dari yang

semestinya maka perlu diambil tindakan pengurangan kadar kalori makan

atlet tersebut.

Dalam makanan atlet sehari-hari hendaknya dilakukan pembatasan

terhadap penggunaan bahan makanan yang kadar lemaknya tinggi.

Apabila terjadi pengurangan frekuensi latihan, maka haruslah pula

dilakukan pengurangan terhadap makan terutama makanan-makanan yang

mengandung sumber tenaga. Hal ini dilakukan untuk mencegah perubahan

komposisi tubuh dengan jalan menghindarkan terbentuknya lapisan lemak

dibawah kulit yang lebih banyak akibat kelebihan kalori.

Kepada setiap atlet bukan saja harus ditanamkan disiplin latihan akan

tetapi juga perlu ditanamkan disiplin makan

D. Kecukupan Energi

Menaksir nilai BMR

Page 12: Kebut Nutrisi Dewasa Dg Aktivitas Tinggi (Kel 1)

Kelompok umur (tahun) BMR (kal/hari)

Laki laki Perempuan

3-10 22,7 B ± 495 22,5 B ±499

10-18 17,5 B ± 651 12,2 B ± 746

18-30 15,3 B ± 679 14,7 B ± 496

>30 11,6 B ±879 8,7 B ±829

B= berat badan

E. Kecukupan Gizi Untuk Atlet

Makanan untuk seorang atlet harus mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan

untuk mengganti zat-zat gizi dalam tubuh yang berkurang akibat digunakannya zat

gizi tersebut untuk aktivitas olahraga. Menu seorang atklet harus mengandung

semua zat gizi yang diperlukan yaitubKarbohidrat,lemak, protein vitamin mineral

dan air. Zat- zat gizi tersebut hanya makronutrien berupa karbohidrat lemakn dan

protein saja yang dapat menhasilakn energi, sedangkan mikronutrien berupa

vitamin, dan mineral tidak menghasilkan energi (Depkes RI dan Koni Pusat,

1997:3).

Aktivitas olahraga membutuhkan metabolisme optimal dan macronutrient

tergantung dari adanya dan ketersediaannya mikronutrien. Makronutrient dan

Mikrronutrient sangat dibutuhkan untuk menghasilkan energi sehingga atlet dapat

tampil maksimal dalam setiap aktivitas olahraga. Nilai protein yang dihasilkan

dari penguraian sempurna zat-zat gizi tersebut adalah 1 gram karbohidrat

menghasilkan 4 kalori 1 gram lemak menghasilkan 9 kalori, 1 gram protein

menghasilkan 4 kalori. Menu atlet harus disusun berdasarkan jumlah kebutuhan

energi dan komposisi gizi penghasil energi yang seimbang menu makan harus

mengandung karbohidrat sebanyak 60-70%, lemak 20-25 % dan protein sebanyak

10-15% dari total kebutuhan energi serang atlet. Menu yang disusun berdasarkan

kebutuhan jumlah energi dan komposisi gizi penghasil energi seimbang , serta

dibuat dari bahan makanan yang mengandung criteria 4 sehat lima sempurna

umumnya sudah mengandung vitamin dan mineral sesuani dengan kebutuhan atlet

(Depkes RI,dan KONI Pusat, 1997:3).

F. Makanan Selama Latihan

Tujuan dari pemusatan latihan adalah meningkatkan ketrampilan teknik, taktik

dan meningkatkan kesegaran jasmani termasuk ketrampilan atlet bagi yang status

Page 13: Kebut Nutrisi Dewasa Dg Aktivitas Tinggi (Kel 1)

gizinya sudah baik latihan dan pembinaan langsung bisa dilakukan, tetapi bila

status gizinya kurang anemi dan sebagainya status gizi harus diperbaiki terlebih

dahulu disamping latihan rutin. Sedangkan yang bergizi lebih, berat badan

diturunkan terlebih dahulu tanpa mengganggu latihan rutin, kebutuhan kalori

antara 3000–5000, volume makanan dipilih bahan makanan yang mengandung

kalori tinggi tetapi volumenya kecil, lemak perlu ditambahkan untuk melezatkan

makanan dan pelarut beberapa vitamin terutama B Kompleks. Disamping itu,

mineral yang terdiri dari calsium dan ferum terutama untuk atlet wanita.

G. Menjelang Pertandingan

Air adalah nutrient yang paling penting karena latihan latihan berat selalu disertai

keringat yang banyak tubuh manusia terdiri dari kurang lebih 55% dari cairan

dalam petandingan-pertandingan seorang atlet bisa kehilangan keringat 2–4 liter

perjam dalam keadaan biasa hanya 15cc perjam. Makan yang dianjurkan 3 atau 4

jam sebelum pertandingan atlet makan menu ringan, dengan tujuan agar pada

waktu pertandingan lambung sudah kosong. Menu hendaknya terdiri dari

makanan yang telah terbiasa oleh atlet makanan mempunyai arti nasional untuk

tiap orang. Dan menjelang pertandingan makanan yang paling penting menurut

kepentingan kepercayaan atlet masing-masing, karena sangat penting artinya

secara psikologis akan memberikan kepercayaan pada dirinya. Dua jam sebelum

pertandingan dianjurkan minum sebanyak 3 gelas (600cc).

H. Saat Pertandingan

Untuk mempertahankan status hidrasi dan keseimbangan maka selama

pertandingan harus diselingi minum dengan interval 10 -15 menit minum cairan

100 –200cc (1 gelas) penggunaan larutan yang lebih pekat atau tablet garam tidak

dianjurkan karena bisa menimbulkan mual dan muntah. Pengosongan lambung

ditentukan oleh volume dan konsentrasi cairan yang diberikan. Larutan dengan

konsentrasi tinggi merupakan larutan yang hipertonis dengan efek osmotis yang

menarik air masuk lambung menjadi isotonis (kosong). Akibat lain yang bias

terjadi dehidrasi tubuh yang bertambah karena sebagian cairan masuk lambung.

I. Pengaturan Makanan di Pusat Latihan

Masa olahragawan berada dipusat latihan merupakan masa persiapan bagi

olahragawan itu untuk ”take off” dalam arti mempersiapkan diri untuk menerima

Page 14: Kebut Nutrisi Dewasa Dg Aktivitas Tinggi (Kel 1)

tambahan beban latihan yang dijalaninya sebagai persiapan menghadapi

pertandingan. Karena penyelenggara makanan dipusat latihan mempunyai tiga

tujuan yaitu:

Memelihara agar tingkat gizi olahragawan se-optimal mungkin agar

olahragawan selalu dalam keadaan bugar.

Menjamin terpenuhinya kebutuhan kalori sesuai dengan kebutuhan

olahraga

Meningkatkan kinerja fsik olahragawan, oleh karena itu, makanan yang

diberikan kepada olahragawan dipusat latihan harus memenuhi persyaratan

antara lain :

Makanan harus dapat memeberikan semua zat gizi yang diperlukan

dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan dan dalam keadaan

berimbang susunan hidangan harus berpedoman pada prinsip empat

sehat.

Jumlah makanan yang dimakan oleh setiap olahragawan harus sesuai

dengan olahraganya. Akan tetapi harus dijaga agar olahragawan tidak

melebihi kebutuhanya sehingga menyebabkan berat badan

olahragawan naik melebihi berat seharusnya. Atlet yang makan terlalu

banyak akan menyebabkan gemuk dan menyebabkan atlet menjadi

lamban.

Makanan harus bebas dari zat-zat yang dapat mengganggu kesehatan

olahragawan. Makanan tidak boleh mengandung zat yang

menyebabkan alergi, tidak boleh terlalu pedas dan sebagainya

pemeliharaan hygiene dan sanitasi makanan harus mendapat perhatian

sehingga tidak menjadi pencemaran ataupun makanan basi.

Penyajian makanan harus dilakukan pada waktu yang sesuai sehingga

jarak dengan waktu mulai berlatih tidak terlalu dekat tetapi juga tak

terlalu jauh.

J. Cara Menyusun Kecukupan Kalori

Atlet membutuhkan sejumlah kalori untuk melakukan aktivitasnya.

Penyelenggaran makanan bagi atlet menjadi sangat penting karena memerlukan

Page 15: Kebut Nutrisi Dewasa Dg Aktivitas Tinggi (Kel 1)

suatu penyusunan hidangan yang sehat, seimbang dan tepat, agar kebutuhan kalori

atlet dapat terpenuhi untuk mencapai prestasi puncak.

Contoh penyusunan 4000 kalori :

Beras /penukarnya : 550gr (±81/2 gelas nasi )

Daging /Penukarnya : 300gr (±6 Potong sedang)

Kacang penukarnya : 75 gr (± 71 /³ sendok makan

Sayur-sayuran : 300 gr (±3 gelas )

Buah-buahan : 400 gr (±4 potong sedang pepaya)

Susu : 400 cc/40gr (±51/2 gelas / 8 sendok makan)

Minyak : 55 gr (±51/2 sendok makan

Gula pasir :45 gr (± 41 /2 sendok makan)

Meskipun jumlah kebutuhan di perhitungkan untuk kurun waktu satu hari (24 jam)

namun untuk pemberiannya jangan hanya 3 atau bahkan sekali maka pemberian

harus terbagi dalam minimal 3 kali makan, sehingga jumlah tiap kali tidak terlalu

besar. Meskipun jumlah kebutuhan diperhitungkan untuk kurun waktu satu hari

(24 jam), Pemberian harus terabagi dalam minimal 3 kali makan, jadwal makan

yang di ajurkan adalah (1) Jajanan (Snack) pagi :06.00,(2) Makan pagi: 09.00, (3)

Jajanan siang: 11.00, (4)Makan siang: 13.00 (5) Jajanan sore: 15.30, (6)Makan

malam: 19.00, (7)Susu : 21.00

K. Efek Tidak Terpenuhinya Kalori

Kekurangan energi atau tidak terpenuhinya kalori terjadi bila konsumsi kalori

dalam makanan kurang dari kalori yang dikeluarkan. Tubuh bahkan mengalami

keseimbangan energi negatif. Akibatnya, berat badan kurang dari berat badan

seharusnya (ideal) bila terjadi pada bayi dan anak-anak akan menghambat

pertumbuhan dan pada orang dewasa menyebabkan penurunan berat badan dan

kerusakan jaringan tubuh (Sunita Almatsier, 2003 :150).

L. Peranan Gizi terhadap Prestasi Olahraga Semua atlet menginginkan untuk

meningkatkan performa mereka, dan banyak atlet yang menang serius untuk

meningkatkan kariernya dalam olahraga, meluangkan banyak waktu untuk

berlatih.Sehingga prestasi olahraga yang tinggi perlu terus menerus dipertahankan

dan ditingkatkan lagi. Salah satu faktor yang penting untuk mewujudkannya

Page 16: Kebut Nutrisi Dewasa Dg Aktivitas Tinggi (Kel 1)

adalah melalui gizi seimbang yaitu energi yang dikeluarkan untuk olahraga harus

seimbang atau sama dengan energi yang masuk dari makanan.

Makanan untuk seorang atlet harus mengandung zat gizi sesuai dengan yang

dibutuhkan untuk aktifitas sehari-hari dan olahraga. Makanan harus mengandung

zat gizi penghasil energi yang jumlahnya tertentu. Disamping itu harus jadi

pengganti sel-sel yang rusak

Page 17: Kebut Nutrisi Dewasa Dg Aktivitas Tinggi (Kel 1)

II. Kebutuhan Cairan dan Elektrolit

A. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Cairan dan Elektrolit

Kebutuhan cairan elektrolit dalam tubuh dipengaruhi oleh faktor-faktor:

1. Usia perbedaan usia menen.tukan luas permukaan tubuh serta aktivitas organ,

sehingga dapat me:mengaruhi jumlah kebutuhan cairan dan elektrolit.

2. Temperatur yang tinggi menyebabkan proses pengeluaran c:airan melalui

keringat cukup banyak, sehingga tubuh akan banyak kehilangan cairan.

3. Diet apabila tubuh kekurangan zat gizi, maka tubuh akan memecah c:adangan

makanan yang tersimpan dalam tubuh sehingga terjadi pergeerakan c;airan dari

interstisial ke interseluler, yang dapat berpengaruh pada jumlah pe:menuhan

kebutiuhan cairan.

4. Stres dapat memengaruhi pemenuhan kebutuhan c:airan dan caektrolit, melalui

proses peningkatan produksi ADI-I, karena pada proses ini dapat meningkatkan

metabolisme sehingga mengakibatkan terjadinya glikolisis otot yang dapat

menimbulkan retensi natrium dan air.

5. Sakit pada keadaan sakit terdapat banyak sel yang rusak, sehingga untuk

B. Gangguan Keseimbangan Cairan Tubuh

1) Hipovolumemia

Hipovolemia adalah suatu keadaan di mana berkurangnyya volume cairan

tubuh yang akhirnya menimbulkan hipoperfusi jaringan. Hipovolemia adalah

berkurangnya cairan ekstrasel di mana air dan natrium berkurang dalam jumlah

yang sebanding. Hipovolemia dapat terjadi pada kehilangan air dan natrium

melalui saluran intestinalis seprti muntah atau diare. Dapat juga melalui ginjal

antara lain penggunaan diuretik, diuresis osmotik, “salt wasting nephropathy”,

hipoaldosteronisme. Melalui kulit dan saluran nafas seperti Insisisble Water

Loss, keringat, luka bakar. Atau juga melalui sekuestrasi cairan seperti pada

ileus obstruksi, trauma, cedera, atau fraktur.

2) Dehidrasi

Dehidrasi adalah keadaan di mana berkurangnya volume air tanpa elektrolit

(natrium) atau berkurangnya air jauh melebihi berkurangnya natrium dari

cairan ekstrasel. Akibatnya terjadi peningkatan natrium dalam ekstrasel

sehingga cairan intrasel akan masuk ke ekstrasel (volume cairan intrasel

Page 18: Kebut Nutrisi Dewasa Dg Aktivitas Tinggi (Kel 1)

berkurang). Dengan kata lain, dehidrasi melibatkan pengurangan cairan intra

dan ekstrasel dan 60% berasal dari intrasel.

Pada keadaan dehidrasi, akan terjadi hipernatremia karena cairan yang keluar

atau hilang adalah cairan yang hipotonik. Dehidrasi dapat terjadi pada keadaan

keluarnya air melalui keringat, penguapan dari kulit, saluran intestinal, diabetes

insipidus (sentral dan nefrogenik), diuresis osmotik, yang kesemuanya disertai

oleh rasa haus dengan gangguan akses cairan. Atau dapat terjadi bila asupan

cairan natrium hipertonik yang berlebihan.

Tingkatan dehidrasi berdasarkan derajatnya:

a. Dehidrasi Berat

Pengeluaran/kehilangan cairan 4-6 L.

Serum natrium 159-166 mhq/h.

Hipotensi.

Turgor kulit buruk.

Oliguria.

Nadi dan pernapasan meningkat.

Kehilangan cairan mencapai > 10% BB

b. Dehidrasi Sedang

Kehilangan cairan 2-4 1 atau antara 5-10% BB

Serum natrium 152-158 ml;q/h.

Mata cekung.

c. Dehidrasi Ringan

Kehilangan cairan 1-2% berat tubuh

Sangat haus

Mengantuk atau merasa sangat lelah. Bila terjadi pada anak-

anak, mereka menjadi tidak seaktif biasanya

Mulut kering

Menurunnya frekuensi berkemih (8 jam atau lebih tanpa

kencing)

Lemah otot

Sakit kepala

Pusing atau tubuh terasa ringan (lightheadedness)

3) Hipervolemia

Page 19: Kebut Nutrisi Dewasa Dg Aktivitas Tinggi (Kel 1)

Hipervolemia adalah suatu keadaan di mana terjadinya peningkatan volume

cairan ekstrasel khusunya intravaskular (volume overload) melebihi

kemampuan tubuh mengeluarkan air melalui ginjal, saluran intestinal, kulit.

Keadaan ini dipermudah dengan adanya gangguan pada otot jantung atau pada

gangguan kronik ginjal.

4) Edema

Edema adalah suatu pembengkakan yang dapat diraba akibat penambahan

cairan intersisium. Ada dua faktor penentu terhadap terjadinya edema, yaitu:

Perubahan hemodinamik dalam kapiler yang memungkinkan keluarnya

cairan intravaskuler ke dalam jaringan intersisium

Retensi natrium di ginjal

C. Konsep Perdarahan dan Syok Hemoragik

Syok hemoragik adalah suatu kondisi dimana perfusi jaringan menurun dan

menyebabkan inadekuatnya hantaran oksigen dan nutrisi yang diperlukan sel.

Keadaan apapun yang menyebabkan kurangnya oksigenasi sel, maka sel dan

organ akan berada dalam keadaan syok.

Patofisiologi:

Telah diketahui dengan baik respon tubuh saat kehilangan volum sirkulasi.

Tubuh secara logis akan segera memindahkan volum sirkulasinya dari organ

non vital dan dengan demikian fungsi organ vital terjaga karena cukup

menerima aliran darah. Saat terjadi perdarahan akut, Cardiac output dan

denyut nadi akan turun akibat rangsang ‘baroreseptor’ di aortik arch dan

atrium. Volum sirkulasi turun dan syaraf simpatik ke jantung dan ke organ lain

akan teraktivasi. Akibatnya denyut jantung meningkat, terjadi vasokontrisksi

dan redistribusi darah dari nonvital organ, seperti: di kulit, saluran cerna, dan

ginjal. Secara bersamaan sistem hormonal juga teraktivasi akibat perdarahan

akut ini. Dimana akan terjadi pelepasan hormon kortikotropin. Yang akan

merangsang pelepasan glukokortikoiid dan beta-endorphin. Kelenjar pituitari

posterior akan melepas vasopresin, yang akan meretensi air di tubulus distalis

ginjal. Kompleks-Jukstamedulari akan melepas renin, menurunkan ‘mean

arterial pressure’, meningkatkan pelepasan aldosteron dimana air dan natium

akan diresorbsi kembali. Hiperglisemia sering terjadi saat perdarahan akut,

karena proses glukoneogenesis dan glikogenolisis yang meningkat akibat

Page 20: Kebut Nutrisi Dewasa Dg Aktivitas Tinggi (Kel 1)

pelepasan aldosteron dan growth hormon. Katekolamin dilepas kesirkulasi

yang akan menghambat aktifitas dan produksi insulin sehingga gula darah

meningkat. Secara keseluruhan bagian tubuh yang lain juga akan melakukan

perubahan spesifik mengikuti kondisi tersebut. Terjadi proses autoregulasi

yang luar biasa di otak dimana aliran darah akan dipertahankan secara konstan

melalui systemic mean-aliran darah arterial arterial dipertahankan dalam range

yang cukup luas. Ginjal juga mentoleransi penurunan aliran darah sampai 90%

dalam waktu yang cepat dan aliran darah pada intestinal akan turun karena

mekanisme vasokonstriksi dari splansnik. Pada kondisi tubuh seperti ini

pemberian resusitasi awal dan tepat waktu bisa mencegah kerusakan organ

tubuh tertentu akibat kompensasinya dalam pertahanan tubuh.

Gejala klinis

Pemeriksaan klinis pasien syok hemoragik dapat segera langsung berhubungan

dengan penyebabnya. Asal sumber perdarahan dan perkiraan berat ringannya

darah yang hilang bisa terlihat langsung. Bisa dibedakan perdarahan pada

pasien penyakit dalam dan pasien trauma. Dimana kedua tipe perdarahan ini

biasanya ditegakkan dan ditangani secara bersamaan.

Syok umumnya memberi gejala klinis kearah turunnya tanda vital tubuh,

seperti: hipotensi, takikardia, penurunan urin output dan penurunan

kesadaran. Kumpulan gejala tersebut bukanlah gejala primer tapi hanya

gejala sekunder dari gagalnya sirkulasi tubuh. Kumpulan gejala tkarena

mekanisme kompensasi tubuh, berkorelasi dengan usia dan penggunaan

obat tertentu, kadang dijumpai pasien syok yang tekanan darah dan

nadinya dalam batas normal. Oleh karena itu pemeriksaan fisik

menyeluruh pada pasien dengan dilepas pakaiannya harus tetap dilakukan.

Gejala umum yang timbul saat syok bisa sangat dramatis. Kulit kering,

pucat dan dengan diaphoresis. Pasien bingung, agitasi dan tidak sadar.

Pada fase awal nadi cepat dan dalam dibandingkan denyutnya. Tekanan

darah sistolik bisa saja masih dalam batas normal karena kompensasi.

Conjunctiva pucat, seperti anemia kronik. Inspeksi Hidung, pharyinx dari

kemungkinan adanya darah

Auskultasi dan perkusi dada untuk mengevaluasi gejala hemothorax.

Dimana suara nafas akan turun, suara perkusi tumpul diarea dekat

perdarahan.

Page 21: Kebut Nutrisi Dewasa Dg Aktivitas Tinggi (Kel 1)

Periksa abdomen dari tanda perdarahan intra-abdominal, misal : distensi,

nyeri palpitasi, dan perkusi tumpul. Periksa panggul apakah ada ekimosis

yang mengarah ke perdarahan retroperitoneal. Kejadian yang sering dalam

klinis adalah pecahnya aneurysma aorta yang bisa menyebabkan syok tak

terdeteksi. Tanda klinis yang bisa mengarahkan kita adalah terabanya masa

abdomen yang berdenyut, pembesaran scrotum karena terperangkapnya

darah retroperitoneal, kelumpuhan ekstremitas bawah dan lemahnya

denyut femoralis.

Lakukan pemeriksaan rectum. Bila ada darah segar curiga hemoroid

internal atau external. Pada kondisi sangat jarang curigai perdarahan yang

signifikan terutama pada pasien dengan hipertensi portal.

Pasien dengan riwayat perdarahan vagina lakukan pemeriksaan pelvis

lengkap. Dan lakukan tes kehamilan untuk menyingkirkan kemungkinan

kehamilan ektopik.

Lakukan pemeriksaan sistematik pada pasien trauma termasuk

pemeriksaan penunjang primer dan sekunder. Luka multipel bisa terjadi

dan harus mendapat perhatian khusus, hati-hati perdarahan bisa menjadi

pencetus syok lainnya, seperti syok neurogenik.

Lakukan inspeksi awal dengan cepat untuk identifikasi hal yang

mengancam jiwa pasien.

Nilai jalan nafas, dengan menanyakan nama pasien. Bila artikulasi baik,

pasti jalan nafas bersih.

Periksa oral pharynx dari adanya darah dan benda asing lainnya.

Periksa daerah leher, adakah hematom atau deviasi trachea.

Auskultasi dan perkusi dada dari tanda pneumothorax atau hemothorax.

Palapasi kekuatan dan frekuensi pulsa radialis and femoralis.

Periksa dengan cepat adanya perdarahan eksternal.

Periksa tanda neurologi dengan menyuruh pasien mengangkat kedua

tangan bergantian, refleks dorsal kaki dengan penekanan. (ATLS) sangat

menganjurkan pemeriksaan nerologi sederhana ini, karena bisa menilai

tingkat kesadaran pasien apakah pasien sadar penuh, respon terhadap

perintah, respon terhadap nyeri, atau tidak ada respon sama sekali. (misal

AVPU).

Page 22: Kebut Nutrisi Dewasa Dg Aktivitas Tinggi (Kel 1)

Jaga suhu pasien dengan baik, dengan selimut atau alat penghangat luar

lainnya.

Periksa pasien lebih lanjut dengan teliti dari ujung kepala sampai ujung

kaki, yang bisa mengarahkan kita terhadap kemungkinan adanya luka.

Periksa adakah perdarahan dikulit kepala. Dan bila dijumpai perdarahan

aktif harus segera diatasi bahkan sebelum pemeriksaan lainnya.

Periksa juga apakah ada darah di mulut dan pharynx.

Inspeksi dan Palpasi abdomen. Adanya distensi, nyeri saat palpasi dan

ekimosis mengindikasikan adanya perdarahan intra-abdominal.

Palpasil kestabilan tulang pelvis, bila ada krepitus atau instability

indikasikan terjadinya fraktus pelvis dan ini bisa mengancam jiwa karena

perdarahan ke retroperitoneum.

Fraktur pada tulang panjang ditandai nyeri dan krepitus saat palpasi

didekat fraktur. Semua fraktur tulang panjang harus segera direposisi dan

digips untuk mencegah perdarahan di sisi fraktur. Terutama fraktur Femur

karena bisa hilang darah dalam jumlah banyak, sehingga harus segera

diimobilisasi dan ditraksi.

Tes diagnostic lebih jauh perlu dilakukan untuk menyingkirkan perdarahan

yang mungkin terjadi di intratorakal, intra-abdominal,atau retroperitoneal.

D. Tindakan untuk Mengatasi Masalah/Gangguan Kebutuhan Cairan dan

Elektrolit

1) Pemberian Cairan Melalui Infus

Pemberian cairan melalui ifus merupakan tindakan keperawatan yang

dilakukan pada pasien dengan c:ara memasukan cairan melalui intra vena

dengan bantuan perangkat infus, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan

cairan dan celektrolit serta sebagai tindakan pengobatan dan pemberian makan

Larutan kristaloid adalah larutan air dengan elektrolit dan atau dextrosa, tidak

mengandung molekul besar. Kristaloid dalam waktu singkat sebagian besar

akan keluar dari intravaskular, sehingga volume yang diberikan harus lebih

banyak (2,5-4 kali) dari volume darah yang hilang. Kristaloid mempunyai

waktu paruh intravaskuler 20-30 menit. Ekspansi cairan dari ruang

intravaskuler ke interstital berlangsung selama 30-60 menit sesudah infus dan

Page 23: Kebut Nutrisi Dewasa Dg Aktivitas Tinggi (Kel 1)

akan keluar dalam 24-48 jam sebagai urine. Secara umum kristaloid digunakan

untuk meningkatkan volume ekstrasel dengan atau

tanpa peningkatan volume intrasel.

2) Tranfusi Darah

Transfusi darah adalah tindakan memasukkan darah atau komponennya ke

dalam sistim pembuluh darah seseorang. Komponen darah yang biasa

ditransfusikan ke dalam tubuh seseorang adalah sel darah merah, trombosit,

plasma, sel darah putih. Transfusi darah adalah suatu pengobatan yang

bertujuan menggantikan atau menambah komponen darah yang hilang atau

terdapat dalam jumlah yang tidak mencukupi. Tentu saja transfusi darah hanya

merupakan pengobatan simptomatik karena darah atau komponen darah yang

ditransffusikan hanya dapat mengisi kebutuhan tubuh tersebut untuk jangka

waktu tertentu tergantung pada umur fisiologi komponen yang ditransfusikan;

walaupun umur eritrosit adalah 120 hari namun bila ditransfusikan pada orang

lain maka kemampuan transfusi tadi mempertahankan kadar hemoglobin dalam

tubuh resipien hanya rata-rata satu bulan

E. Jenis Cairan bagi Kebutuhan Tubuh

1) Cairan Zat Gizi (nutrien)

Pasien yang istirahat di tempat tidur memerlukan kalori 450 kalori setiap hari.

Cairan nutrien dapat diberikan melalui intravena dalam bentuk karbohidrat,

nitrogen dan vitamin untuk metiabolisme. Kalori yang terdapat dalam cairan

nutrien dapat berkisar antara 200-1500 kalori per liter. Cairan nutrien terdiri

atas:

1. Karbohidrat dan air, contoh: dekstrosa (glukosa), lcvulosa (fruktosa), invert

sugar dektrosa dan '1-2 levulosa).

2. Asam amino, contoh: amigen, aminosol, dan travamin.

3. Lemak, contoh: lipomul dan liposyn.

2) Blood Volume Expanders

Blood volume expanders merupakan jenis cairan yang berfungsi meningkatkan

volume, pembuluh darah sesudah kehilangan darah aiau plasma. Hal ini terjadi

pada saat pasien mengalami perdarahan berat, maka pemberian plasma akan

Page 24: Kebut Nutrisi Dewasa Dg Aktivitas Tinggi (Kel 1)

mempertahankan jumlah volume darah. Pada pasien dengan luka bakar yang

berat, sebagian besar cairan akan hilang dari pembuluh darah di daerah luka.

Plasma sangat perlu diberikan untuk menggantikan cairan ini. Jenis blood

volume expanders antara lain: humart serum albumin dan dextran dengan

konsentrasi yang berbeda. Kedua cairan ini mempunyai tekanan osmotik,

sehingga secara langsung dapat menin-katkan jumlah volume darah.

BAB III

Page 25: Kebut Nutrisi Dewasa Dg Aktivitas Tinggi (Kel 1)

TINJAUAN KASUS

Kasus Pemicu

Tn N umur 30 tahun adalah seorang laki-laki yang aktif. Tn N adalah seorang atlit. Selama

satu minggu tn N dianjurkan untuk bedrest karena cedera panggul. Tn N merasa badannya

pegal dan terasa lemas.

I. Pengkajian

Tanggal pengkajian : 18 November 2010

Waktu pengkajian : 10.00 WIB

A. Identitas

Nama : Tn N

Umur : 30 tahun

Suku/bangsa : Jawa

Agama : Islam

Pendidikan : Sarjana

Pekerjaan : Atlet

Alamat : Ngesrep - Semarang

B. Alasan Masuk Rumah Sakit

Klien datang ke rumah sakit pada tanggal 11 November 2010 karena

mengalami cedera panggul.

C. Keluhan Utama

Klien mengatakan lemas

D. Riwayat Penyakit Sekarang

Page 26: Kebut Nutrisi Dewasa Dg Aktivitas Tinggi (Kel 1)

Klien mengalami cedera panggul dan harus bedrest sejak seminggu yang lalu.

Klien mengatakan badannya terasa pegal, tidak nafsu makan, dan terasa lemas.

E. Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi dan Cairan

Klien mengatakan tidak nafsu makan sejak seminggu yang lalu. Klien

mendapat diet tiga kali sehari dari rumah sakit, tapi porsi makan tidak pernah

dihabiskan. Klien mengatakan badannya lemas.

F. Pemeriksaan Fisik

Mukosa bibir kering

Turgor kulit baik (kembali kurang dari 2 detik)

II. Analisa Data

No. Data Etiologi Masalah Diagnosa

1. DS:

Klien

mengatakan

badannya terasa

lemas

DO:

Klien bed rest

Porsi diet klien

tidak pernah

dihabiskan

Anoreksia Resiko gangguan

pemenuhan

kebutuhan nutrisi

(kurang dari

kebutuhan tubuh)

Resiko gangguan

pemenuhan

kebutuhan nutrisi

(kurang dari

kebutuhan tubuh)

b/d anoreksia

III.Intervensi

No. Diagnosa Tujuan Intervensi

1. Resiko gangguan

pemenuhan

kebutuhan nutrisi

(kurang dari

kebutuhan tubuh)

b/d anoreksia

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan selama

1x24 jam, kebutuhan

nutrisi klien

terpenuhi dengan

Kaji kebutuhan nutrisi klien

Beri makanan sedikit tapi

sering

Kolaborasi dengan ahli gizi

dalam pemberian diet yang

sesuai dengan kebutuhan

Page 27: Kebut Nutrisi Dewasa Dg Aktivitas Tinggi (Kel 1)

kriteria hasil:

Porsi makan

dihabiskan

Klien nafsu

makan

tidak terjadi

penurunan berat

badan

kalori klien

Kolaborasi dengan dokter

dalam pemberian infus

BAB IV

PENUTUP

Page 28: Kebut Nutrisi Dewasa Dg Aktivitas Tinggi (Kel 1)

A. Kesimpulan

Kebutuhan kalori pada manusia berbeda-beda, salah satunya karena perbedaan

umur dan aktifitas.

Para atlet butuh untuk mengkonsumsi energy yang cukup pada waktu-waktu

intensitas tinggi dan/atau masa latihan yang lama untuk menjaga berat badan

dan kesehatan dan memaksimumkan efek efek dari latihan.

B. Saran

Para atlet sebaiknya mengkonsumsi energy yang cukup pada waktu-waktu

intensitas tinggi dan/atau masa latihan yang lama untuk menjaga berat badan

dan kesehatan dan memaksimumkan efek efek dari latihan

INTERPRETASI PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Page 29: Kebut Nutrisi Dewasa Dg Aktivitas Tinggi (Kel 1)

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kebutuhan Nutrisi dan Cairan

Pembimbing: Fitria Handayani, M.Kep.,Sp.KMB

Disusun Oleh:

Adrianus Yosep Pa

Maria Nanssi

Veronika Toru

Ike Helena F.

Siti Syamsiyyah N. Utomo

Shinta Hendrawati

Bahrul Ulumuddin A.

P R O G R A M S T U D I I L M U K E P E R A W A T A N

F A K U L T A S K E D O K T E R A N

U N I V E R S I T A S D I P O N E G O R O

S E M A R A N G

2 0 1 0

Kasus:

Page 30: Kebut Nutrisi Dewasa Dg Aktivitas Tinggi (Kel 1)

Tn M umur 58 tahun, 3 hari SMRS dilakukan hemodialisa yang kedua, 1 hari sebelum

dibawa ke RS, klien merasa sesak dan makin bertambah. Pengkajian jalan nafas didapat

sekret, perdarahan melalui mulut, terdapat snooring dan gurgling. RR:33x/menit, irama cepat

dan dalam, terdapat tarikan otot interkostaTD 200/93mmHg GCS E1M1V1erdapat edema di

ekstremitas bawah.

Jawab :

Interpretasi hasil

Pemeriksaan

Hasil Lab Tn. M Nilai Normal Keterangan

HB 9.0 gr P: 12 – 16 gr

L: 13,5 – 18 gr

Hb menurun : anemia

GDS 823 mg/dl 80 - 140 mg/dl GDS meningkat : DM

Ureum 188 mg/dl P: 5 -18 mg/dl

L: 6 – 20 mg/dl

Ureum meningkat : Gagal Ginjal

Natrium 138 meq/L 135 – 145 meq/L Natrium normal

Kalium 1.65meql/L 3,5 – 5 meql/L Kalium menurun

Creatinin 11.7 mg/dl P: 0,5 – 1,1 mg/dl

L: 0,6 – 1,3 mg/dl

Creatinin meningkat : Gagal Ginjal

Hb 9.0 gr

GDS 823 mg/dl

Ureum 188 mg/dl

Natrium 138 meq/L

Kalium 1.65 meql/L

Creatinin 11.7 mg/dl

Page 31: Kebut Nutrisi Dewasa Dg Aktivitas Tinggi (Kel 1)

Jenis – Jenis Pemeriksaan Darah Rutin, Kimia Darah beserta Nilai Normalnya

Hemoglobin (Hb)

Nilai normal dewasa pria 13.5-18.0 gram/dL, wanita 12-16 gram/dL, wanita hamil 10-15

gram/dL

Nilai normal anak 11-16 gram/dL, batita 9-15 gram/dL, bayi 10-17 gram/dL, neonatus 14-27

gram/dL

Hb rendah (<10 gram/dL) biasanya dikaitkan dengan anemia defisiensi besi. Sebab

lainnya dari rendahnya Hb antara lain pendarahan berat, hemolisis, leukemia

leukemik, lupus eritematosus sistemik, dan diet vegetarian ketat (vegan). Dari obat-

obatan: obat antikanker, asam asetilsalisilat, rifampisin, primakuin, dan sulfonamid.

Ambang bahaya adalah Hb < 5 gram/dL.

Hb tinggi (>18 gram/dL) berkaitan dengan luka bakar, gagal jantung, COPD

(bronkitis kronik dengan cor pulmonale), dehidrasi / diare, eritrositosis, polisitemia

vera, dan pada penduduk pegunungan tinggi yang normal. Dari obat-obatan:

metildopa dan gentamisin.

Hematokrit

Nilai normal dewasa pria 40-54%, wanita 37-47%, wanita hamil 30-46%

Nilai normal anak 31-45%, batita 35-44%, bayi 29-54%, neonatus 40-68%

Hematokrit merupakan persentase konsentrasi eritrosit dalam plasma darah. Secara kasar,

hematokrit biasanya sama dengan tiga kali hemoglobin.

Ht tinggi (> 55 %) dapat ditemukan pada berbagai kasus yang menyebabkan

kenaikan Hb; antara lain penyakit Addison, luka bakar, dehidrasi / diare, diabetes

melitus, dan polisitemia. Ambang bahaya adalah Ht >60%.

Ht rendah (< 30 %) dapat ditemukan pada anemia, sirosis hati, gagal jantung,

perlemakan hati, hemolisis, pneumonia, dan overhidrasi. Ambang bahaya adalah Ht

<15%.

Page 32: Kebut Nutrisi Dewasa Dg Aktivitas Tinggi (Kel 1)

Leukosit (Hitung total)

Nilai normal 4000-10000 sel/mm3

Neonatus 9000-30000 sel/mm3, Bayi sampai balita rata-rata 5700-18000 sel/mm3, Anak 10

tahun 4500-13500/mm3, ibu hamil rata-rata 6000-17000 sel/mm3, postpartum 9700-25700

sel/mm3

Segala macam infeksi menyebabkan leukosit naik; baik infeksi bakteri, virus, parasit, dan

sebagainya. Kondisi lain yang dapat menyebabkan leukositosis yaitu:

Anemia hemolitik

Sirosis hati dengan nekrosis

Stres emosional dan fisik (termasuk trauma dan habis berolahraga)

Keracunan berbagai macam zat

Obat: allopurinol, atropin sulfat, barbiturat, eritromisin, streptomisin, dan sulfonamid.

Leukosit rendah (disebut juga leukopenia) dapat disebabkan oleh agranulositosis, anemia

aplastik, AIDS, infeksi atau sepsis hebat, infeksi virus (misalnya dengue), keracunan

kimiawi, dan postkemoterapi. Penyebab dari segi obat antara lain antiepilepsi, sulfonamid,

kina, kloramfenikol, diuretik, arsenik (terapi leishmaniasis), dan beberapa antibiotik lainnya.

Leukosit (hitung jenis)

Nilai normal hitung jenis

Basofil 0-1% (absolut 20-100 sel/mm3)

Eosinofil 1-3% (absolut 50-300 sel/mm3)

Netrofil batang 3-5% (absolut 150-500 sel/mm3)

Netrofil segmen 50-70% (absolut 2500-7000 sel/mm3)

Limfosit 25-35% (absolut 1750-3500 sel/mm3)

Monosit 4-6% (absolut 200-600 sel/mm3)

Page 33: Kebut Nutrisi Dewasa Dg Aktivitas Tinggi (Kel 1)

Penilaian hitung jenis tunggal jarang memberi nilai diagnostik, kecuali untuk penyakit alergi

di mana eosinofil sering ditemukan meningkat.

Peningkatan jumlah netrofil (baik batang maupun segmen) relatif dibanding limfosit

dan monosit dikenal juga dengan sebutan shift to the left. Infeksi yang disertai shift to

the left biasanya merupakan infeksi bakteri dan malaria. Kondisi noninfeksi yang

dapat menyebabkan shift to the left antara lain asma dan penyakit-penyakit alergi

lainnya, luka bakar, anemia perniciosa, keracunan merkuri (raksa), dan polisitemia

vera.

Sedangkan peningkatan jumlah limfosit dan monosit relatif dibanding netrofil disebut

shift to the right. Infeksi yang disertai shift to the right biasanya merupakan infeksi

virus. Kondisi noninfeksi yang dapat menyebabkan shift to the right antara lain

keracunan timbal, fenitoin, dan aspirin.

Trombosit

Nilai normal dewasa 150.000-400.000 sel/mm3, anak 150.000-450.000 sel/mm3.

Penurunan trombosit (trombositopenia) dapat ditemukan pada demam berdarah

dengue, anemia, luka bakar, malaria, dan sepsis. Nilai ambang bahaya pada <30.000

sel/mm3.

Peningkatan trombosit (trombositosis) dapat ditemukan pada penyakit keganasan,

sirosis, polisitemia, ibu hamil, habis berolahraga, penyakit imunologis, pemakaian

kontrasepsi oral, dan penyakit jantung. Biasanya trombositosis tidak berbahaya,

kecuali jika >1.000.000 sel/mm3.

Laju endap darah

Nilai normal dewasa pria <15 mm/jam pertama, wanita <20 mm/jam pertama

Nilai normal lansia pria <20 mm/jam pertama, wanita <30-40 mm/jam pertama

Nilai normal wanita hamil 18-70 mm/jam pertama

Page 34: Kebut Nutrisi Dewasa Dg Aktivitas Tinggi (Kel 1)

Nilai normal anak <10 mm/jam pertama

LED yang meningkat menandakan adanya infeksi atau inflamasi, penyakit

imunologis, gangguan nyeri, anemia hemolitik, dan penyakit keganasan.

LED yang sangat rendah menandakan gagal jantung dan poikilositosis.

Hitung eritrosit

Nilai normal dewasa wanita 4.0-5.5 juta sel/mm3, pria 4.5-6.2 juta sel/mm3.

Nilai normal bayi 3.8-6.1 juta sel/mm3, anak 3.6-4.8 juta sel/mm3.

Peningkatan jumlah eritrosit ditemukan pada dehidrasi berat, diare, luka bakar,

perdarahan berat, setelah beraktivitas berat, polisitemia, anemia sickle cell.

Penurunan jumlah eritrosit ditemukan pada berbagai jenis anemia, kehamilan,

penurunan fungsi sumsum tulang, malaria, mieloma multipel, lupus, konsumsi obat

(kloramfenikol, parasetamol, metildopa, tetrasiklin, INH, asam mefenamat)

Sumber:

Chernecky CC & Berger BJ. Laboratory Tests and Diagnostic Procedures 5th edition.

Saunders-Elsevier, 2008.

Page 35: Kebut Nutrisi Dewasa Dg Aktivitas Tinggi (Kel 1)

DARAH RUTIN

Ukuran Satuan Nilai Rujukan

Eritrosit (sel darah merah) juta/μl 4,0 – 5,0 (P)

4,5 – 5,5 (L)

Hemoglobin (Hb) g/dL 12,0 – 14,0 (P)

13,0 – 16,0 (L)

Hematokrit % 40 - 50 (P)

45 - 55 (L)

Hitung Jenis

Basofil

Eosinofil

Batang

Segmen

Limfosit

Monosit

%

%%%%%

0,0 – 1,0

1,0 -3,0

2,0 – 6,0

50,0 – 70,0

20,0 – 40,0

2,0 – 8,0

LED Mm/jam < 15 (P)

<10 (L)

Leukosit (sel darah putih) 103/μ 4,0 – 10,0

MCH/HER pg 27 – 31

MCHC/KHER g/dL 32 – 36

MCV/VER fl 80 – 96

Trombosit 103/μ 150 - 400

Page 36: Kebut Nutrisi Dewasa Dg Aktivitas Tinggi (Kel 1)

KIMIA DARAH

Ukuran Satuan Nilai Rujukan

ALT (SGPT) U/L < 23 (P)

< 30 (L)

AST (SGOT) U/L <21 (P)

< 25 (L)

Alkalin fosfatase U/L 15 – 69

GGT (Gamma Globulin Tes) U/L 5 – 38

Bilirubin total Mg/dL 0,25 – 1,0

Bilirubin Direct Mg/dL 0,0 – 0,25

Protein Total g/L 61 – 82

Albumin g/L 37 - 52

Kreatinin U/L 60 – 150 (P)

70 – 160 (L)

Urea Mg/dL 8 - 25

Natrium Mmol/L 135 - 145

Klorid Mmol/L 94 - 111

Kalium Mmol/L 3,5 – 5,0

Kolesterol Total Mg/dL 150 – 200

HDL Mg/dL 45 – 65 (P)

35 – 55 (L)

Trigliserid Mg/dL 120 – 190

Glukosa Puasa Mg/dL 70 – 100

Page 37: Kebut Nutrisi Dewasa Dg Aktivitas Tinggi (Kel 1)

Glukosa Sewaktu

Mg/dL

80 – 140

Amilase U/L 30 – 130

Asam Urat Mg/dL 3,4 – 7,0 (P)

2,4 – 7,0 (L)

SGOT dan SGPT

AST (aspartate transaminase), yang di Indonesia lebih sering disebut sebagai SGOT (serum

glutamic-oxaloacetic transaminase), dan ALT (alanine transaminase) yang biasanya di

Indonesia disebut sebagai SGPT (serum glutamic-pyruvic transaminase). SGOT dan SGPT

akan menunjukkan jika terjadi kerusakan atau radang pada jaringan hati. SGPT lebih spesifik

terhadap kerusakan hati dibanding SGOT. Adalah hal yang biasa bila terjadi sedikit

peningkatan (hingga dua kali angka normal) kadar SGOT dan SGPT. Namun, kadar SGOT

dan SGPT lebih dari dua kali angka normal, umumnya dianggap bermakna dan

membutuhkan pemeriksaan lebih jauh.

Akaline Phospatase

Adalah tes lain yang mungkin dilakukan jika ada perhatian mengenai hati, dan dapat

menunjukkan sumbatan dalam sistem saluran pembuangan dari empedu.

GGT ( gamma glutamyl transferase )

Adalah enzim yang kadarnya diukur untuk skrining penyakit hati dan untuk memantau sirosis

(pengerasan atau parut/sikatrik pada hati, terutama akibat kecanduan alkohol). Ini juga

bermanfaat untuk mendiagnosis sumbatan pada saluran yang mengalirkan cairan empedu dari

hati ke usus.

Bilirubin Total dan Indirect

Bilirubin juga dipakai untuk menilai hati. Bilirubin bukanlah enzim. Senyawa ini adalah hasil

penguraian sel darah merah oleh hati. Kadar bilirubin dapat meningkat jika hati tidak

berfungsi atau ada kelebihan sel darah merah yang dihancurkan. Kadarnya juga dapat

Page 38: Kebut Nutrisi Dewasa Dg Aktivitas Tinggi (Kel 1)

meningkat jika ada sumbatan pada saluran yang mengalirkan cairan empedu dari hati. Tes air

seni terhadap urobilinogen, hasil sampingan dari metabolisme bilirubin dalam saluran

pencernaan, dapat bermanfaat untuk menentukan apakah gejala yang dirasakan berhubungan

dengan penghancuran sel darah merah, penyakit hati atau saluran yang tersumbat.

Ureum dan Kreatinin

untuk mengetahui adanya Gagal ginjal akut (GGA) yaitu suatu sindrom klinis yang ditandai

dengan penurunan mendadak (dalam beberapa jam sampai beberapa hari) kecepatan

penyaringan ginjal, disertai dengan penumpukan sisa metabolisme ginjal. Apabila ginjal

bekerja dengan baik, ureum tersebut akan dibuang bersama urin, namun apabila ginjal tidak

dapat berfungsi dengan baik ureum akan tinggal di dalam darah.Untuk itu BUN tes dilakukan

untuk mengukur kadar ureum dalam darah dan mengetahui performa ginjal dalam

melaksanakan tugasnya membersihkan darah. Bagi penderita gagal ginjal terminal yang

sedang dalam treatment dialysis, BUN tes berguna untuk mengetahui tingkat keberhasilan

dari treatment dialysisi yang dilakukan. Seseorang dikatakan NORMALapabila angka BUN

nya berada pada angka 8 s/d 25 mg/dl.

Gula Darah

Tingkat gula darah diatur melalui umpan balik negatif untuk mempertahankan keseimbangan

di dalam tubuh. Level glukosa di dalam darah dimonitor oleh pankreas. Bila konsentrasi

glukosa menurun, karena dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh, pankreas

melepaskan glukagon, hormon yang menargetkan sel-sel di lever (hati). Kemudian sel-sel ini

mengubah glikogen menjadi glukosa (proses ini disebut glikogenolisis). Glukosa dilepaskan

ke dalam aliran darah, hingga meningkatkan level gula darah.

Natrium

Natrium adalah salah satu mineral yang banyak terdapat pada cairan elektrolit ekstraseluler

(di luar sel), mempunyai efek menahan air, berfungsi untuk mempertahankan cairan dalam

tubuh, mengaktifkan enzim, sebagai  konduksi impuls saraf.

Page 39: Kebut Nutrisi Dewasa Dg Aktivitas Tinggi (Kel 1)

Nilai normal dalam serum : 

Dewasa 135-145 mEq/L

Anak 135-145 mEq/L

Bayi 134-150 mEq/L

Nilai normal dalam urin :

40 - 220 mEq/L/24 jam

Penurunan Na terjadi pada diare, muntah, cedera jaringan, bilas lambung, diet rendah garam,

gagal ginjal, luka bakar, penggunaan obat diuretik (obat untuk darah  tinggi yang fungsinya

mengeluarkan air dalam tubuh).

Peningkatan Na terjadi pada pasien diare, gangguan jantung kronis, dehidrasi, asupan Na dari

makanan tinggi,gagal hepatik (kegagalan fungsi hati), dan penggunaan obat antibiotika, obat

batuk, obat golongan laksansia  (obat pencahar).

Sumber garam Na yaitu: garam dapur, produk awetan (cornedbeef, ikan kaleng, terasi, dan

Iain-Iain.), keju,/.buah ceri, saus tomat, acar, dan Iain-Iain.

Kalium (K)

Kalium merupakan elektrolit tubuh yang terdapat pada cairan vaskuler (pembuluh darah),

90% dikeluankan melalui urin, rata-rata 40 mEq/L atau 25 -120 mEq/24 jam walaupun

masukan kalium rendah.

Nilai normal : 

Dewasa 3,5 - 5,0 mEq/L

Anak 3,6 - 5,8 mEq/L

Bayi 3,6 - 5,8 mEq/L

Peningkatan kalium (hiperkalemia) terjadi jika terdapat gangguan ginjal, penggunaan obat

terutama golongan sefalosporin, histamine, epinefrin, dan Iain-Iain.

Penurunan kalium (hipokalemia) terjadi jika masukan kalium dari makanan rendah,

Page 40: Kebut Nutrisi Dewasa Dg Aktivitas Tinggi (Kel 1)

pengeluaran lewat urin meningkat, diare, muntah, dehidrasi, luka pembedahan.

Makanan yang mengandung kalium yaitu buah-buahan, sari buah, kacang-kacangan, dan

Iain-Iain.

Sumber :

http://ygdi.org/_patientinfo.php?view=_info_detail&id=12

http://www.farmasiku.com/index.php?target=pages&page_id=Makna_Hasil_Laboratorium