usulan penelitian
Post on 17-Feb-2017
249 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENGARUHTERHADAP
PADA AIR LAUT
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANANUNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
PENGARUH PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP KANDUNGAN LOGAM BERAT
PADA AIR LAUT DAN SEDIMEN DI PERAIRAN PULAU KUNDUR
USULAN PENELITIAN
OLEH
ASRAR YUSUP NISYAM SAH NIM : 130254241054
JURUSAN ILMU KELAUTAN FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG
2014
i
LOGAM BERAT PULAU KUNDUR
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
ii
LEMBAR PENGESAHAN USULAN PENELITIAN
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karna
berkat limpahan dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal
penelitian ini dalam yang berjudul “Pengaruh Penambangan Timah Terhadap
Kandungan Logam Berat Pada Air Laut Dan Sedimen Di Perairan Pulau Kundur”.
Penambangan timah lepas pantai dapat meningkatkan produktivitas
pertambangan timah di masa mendatang, namun hal ini akan mengakibatkan
kerusakan lingkungan jika tidak dilakukan sesuai dengan prosedur. Namun disisi
lain usaha penambangan pasti akan memberikan dampak terhadap perairan
terutama kualitas perairan. Agar dampak penambangan terhadap perairan tidak
menimbulkan dampak yang buruk maka harus dilakukan penelitian untuk
mengontrol kondisi perairan di daerah suatu penambangan.
Dalam penyusunan proposal ini penulis sudah berusaha untuk
menampilkan yang terbaik. Namun penulis menyadari bahwa sebagai manusia
biasa pasti terdapat kekeliruan disana sini. Oleh karna itu,penulis berharap kritik
dan saran yang membangun dari pembaca agar untuk kedepannya penulis dapat
membuat proposal penelitian yang lebih baik lagi.
Tanjungpinang, Mei 2015
Penulis
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN USULAN PENELITIAN ....................................................... ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................................iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................................... v
I. PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah ......................................................................................... 3
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................................... 3
1.4 Hipotesis Penelitian ........................................................................................... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 5
2.1 Penambangan Timah ........................................................................................ 5
2.2 Karakteristik Logam Berat .............................................................................. 6
2.3 Pencemaran Laut oleh Logam Berat .............................................................. 6
2.4 Kandungan Logam Berat dalam Air .............................................................. 7
2.5 Kandungan Logam Berat dalam Sedimen ...................................................... 9
III. METODE ............................................................................................................. 11
3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian ......................................................................... 11
3.2 Bahan dan Alat ................................................................................................ 11
3.3 Kerangka Penelitian ...................................................................................... 11
3.4 Prosedur Penelitian ......................................................................................... 11
3.5 Teknik Analisa Data ....................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 14
LAMPIRAN ...................................................................................................................... 16
v
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut (Nurhidayah 2010) faktor terpenting dalam kelestarian hidup adalah
air , Alquran secara jelas menyebut bahwa kehidupan makhluk hidup tergantung
air. Dalam Q.S Annur ayat 45 , Allah berfirman “ Dan Allah menciptakan semua
makhluk hidup dari air ...”. dari penggalan surat ini kita dapat mengambil sebuah
kesimpulan bahwa sesungguhnya semua makhluk hidup itu membutuhkan air
untuk keberlangsungan hidupnya. Apalagi biota akuatik yang media tempat
hidupnya adalah air, sehingga sangat penting untuk mengetahui kualitas air agar
keberlagsungan kehidupan organisme tetap seimbang. Kualitas air berperan
penting bagi kemampuan organisme untuk memepertahankan kehidupannya.
Kualitas air di perairan laut yang merupakan kawasan terbuka sangat penting
untuk diketahui, dimana laut merupakan tempat mencari ikan, kerang dan udang
bagi nelayan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Diantara yang menjadi penyebab menurunnya kualitas perairan laut
dikarenakan adanya penambangan timah lepas pantai. Penambangan timah lepas
pantai pasti memberikan dampak bagi penurunan kualitas perairan. Menurut
Mukhtasor (2007) pengerukan sedimen yang terus menerus dengan menggunakan
kapal keruk merupakan sumber pencemaran yang sangat besar. Penambangan
timah di laut dengan menggunakan kapal keruk pastinya akan memberikan
dampak terhadap kualitas perairan di lokasi penambangan. Mekanisme dalam
2
penambangan timah lepas pantai adalah dengan membuang langsung limbah hasil
penambangan ke perairan sehingga mempunyai dampak langsung terutama
terhadap perairan, dan organisme yang hidup di perairan tersebut, sehingga
pengerukan lepas pantai untuk memperoleh mineral tidak boleh hanya
mempertimbangkan hasil dan keuntungannya saja tanpa mempertimbangkan
tingkat kerugian akibat kerusakan lingkungan laut. Diantaranya hal yang sangat
penting diperhatikan apabila material buangan pengerukan terkontaminasi bahan-
bahan pencemar, terutama logam berat.
Menurut (Nurhidayah 2010) pemanfaatan sumberdaya alam harus
memperhatikan dampak negatif yang terjadi terhadap lingkungan, seperti yang
terjadi pada pertambangan timah di pulau Kundur, dalam tambang timah biasa
digunakan bahan-bahan kimia untuk memisahkan kandungan timah dan zat-zat
lainnya. Lebih lanjut ia mengatakan sisa bahan kimia ini bila dibuang begitu saja
ke laut akan menyebabkan tercemarnya air laut dan teracuninya makhluk hidup di
laut.
Menurut Kurniawan (2013) dalam Febrianto dan Kurniawan (2014) sisa dari
penambangan timah (tailing) mengandung logam berat Pb, Cd dan Cr . Menurut
Anggoro (2001) dalam Febrianto dan Kurniawan (2014) masuknya limbah secara
terus menerus ke perairan dapat menyebabkan pengaruh negatif. Masuknya
limbah secara terus menerus akan mengalami pemekatan dan terakumulasi di
dalam ekosistem perairan. Proses ini terjadi jika logam berat yang masuk ke
perairan tidak tersebar oleh turbulensi dan arus laut. Bagian bahan pencemar yang
tidak diencerkan dan disebarkan atau terbawa ke laut lepas akan diabsorbsi atau
3
dipekatkan melalui proses biofisik-kimiawi. Kemudian logam berat tersebut
tersuspensi di air laut (sedimen melayang) dan terakumulasi ke sedimen dasar
(terdisposisi). Dalam proses biologi, bahan pencemar akan memasuki tubuh biota
air melalui mekanisme penyerapan aktif (absorbsi dan regulasi ion) dan rantai
makanan.
Mengingat perairan laut merupakan daerah terbuka dan berdekatan dengan
kawasan perikanan tangkap sehingga perlu dilakukan penelitian bagaimanakah
pengaruh penambangan timah terhadap kandungan logam berat pada air, maupun
sedimen di perairan pulau Kundur. Mengingat perairan tersebut berdekatan
dengan wilayah operasi penambangan timah, sehingga dapat diketahui apakah
kandungan logam berat pada perairan masih dalam batas aman untuk kehidupan
masyarakat sekitarnya.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian tersebut diatas, maka yang menjadi pokok
permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Bagaimana pengaruh penambangan timah terhadap kandungan logam berat
pada air laut dan sedimen di perairan Pulau Kundur?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mengkaji pengaruh penambangan timah terhadap kandungan logam berat pada air
laut dan sedimen di perairan Pulau Kundur.
4
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara akademis dan
praktis sebagai berikut :
1. Akademis menambah khazanah ilmu pengaruh penambangan timah
terhadap kandungan logam berat pada perairan Pulau Kundur..
2. Praktis sebagai bahan pertimbangan dalam pengelolaan wilayah pesisir
yang memiliki sumberdaya untuk penambangan dan perikanan sehingga
pemanfaatan wilayah dapat menguntungkan berbagai elemen masyarakat
dan ekonomi daerah.
1.4 Hipotesis Penelitian
Adapun hipotesis penelitian ini adalah :
H 0 : tidak terdapat pengaruh aktifitas penambangan terhadap kandungan logam
berat pada air laut dan sedimen di wilayah penambangan timah Pulau Kundur
H 1 : terdapat pengaruh aktifitas penambangan terhadap kandungan logam berat
pada air laut dan sedimen di wilayah penambangan timah Pulau Kundur .
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penambangan Timah
Penambangan timah lepas pantai mulai berkembang sejak penambangan darat
berkurang. Penambangan timah lepas pantai terdiri dari penambangan yang
dilakukan dengan kapal keruk, kapal isap dan Tambang Inkonvensional (TI)
apung masyarakat. Penambangan timah lepas pantai dapat meningkatkan
produktivitas pertambangan timah di masa mendatang, namun hal ini akan
mengakibatkan kerusakan lingkungan jika tidak dilakukan sesuai dengan
prosedur.
PT Timah melakukan operasi penambangan timah di darat maupun di laut.
Kegiatan penambangan darat dilakukan perusahaan di wilayah Izin Usaha
Pertambangan (IUP) perusahaan yang berlokasi di sebagian besar Pulau Bangka
dan Belitung serta Kepulauan Riau. Proses penambangan timah darat (alluvial)
menggunakan metode pompa semprot (gravel pump) dimana pengoperasiannya
sesuai dengan pedoman atau prosedur penambangan yang baik (Good Mining
Practices). Untuk penambangan lepas pantai, Perusahaan mengoperasikan kapal
keruk dengan jenis Bucket Line Dredges dengan ukuran mangkuk mulai dari 7
cuft sampai dengan 24 cuft dan dapat beroperasi mulai dari 15 sampai 50 meter
dibawah permukaan laut dengan kemampuan gali mencapai lebih dari 3,5 juta
meter kubik material setiap bulannya. Untuk meningkatkan kapasitas produksi di
laut, PT Timah membangun Kapal Isap Produksi (KIP) dengan kemampuan gali
mencapai 25 meter di bawah permukaan laut sehingga dapat menjangkau
6
cadangan sisa dari kapal keruk, dan pengembangan Bucket Wheel Dredges yang
nantinya akan menggantikan kapal keruk jenis Bucket Line yang mempunyai
kemampuan gali sekitar 70 meter kubik dibawah permukaan laut.( PT. Timah Tbk,
2015)
2.2 Karakteristik Logam Berat
Menurut Palar, unsur logam di temukan secara luas dipermukaan bumi. Mulai
dari tanah, batuan, badan air, bahkan pada lapisan atmosfer yang menyelimuti
bumi. Umumnya logam-logam dialam ditemukan dalam bentuk persenyawaan
dengan unsur lain, dan sangat jarang yang ditemukan dalam bentuk elemen
tunggal. Lebih lanjut ia mengatakan logam berat masih termasuk golongan logam
dengan kriteria-kriteria yang sama dengan logam-logam lain, perbedaannya
terletak dari pengaruh yang di hasilkan bila logam berat ini beriktan dan atau
masuk ke dalam tubuh organisme hidup.
2.3 Pencemaran Laut oleh Logam Berat
Definisi cemaran menurut Saeni (1989) adalah zat yang mempunyai pengaruh
menurunkan kualitas lingkungan atau menurunkan nilai lingkungan itu.
Sedangkan kontaminan adalah zat yang menyebabkan perubahan dari susunan
normal dari suatu lingkungan. Kontaminan tidak digolongkan sebagai cemaran
bila tidak menimbulkan penurunan kualitas lingkungan. Pencemaran adalah
peristiwa adanya penambahan bermacam-macam bahan sebagai hasil dari
aktivitas manusia ke dalam lingkungan yang biasanya memberikan pengaruh
berbahaya terhadap lingkungan itu.
7
Logam berat merupakan salah satu unsur pencemar perairan yang bersifat
toksik dan harus terus diwaspadai keberadaaannya. Penyebab utama logam berat
menjadi bahan pencemar berbahaya yaitu logam berat tidak dapat dihancurkan
(non degradable) oleh organisme hidup di lingkungan dan terakumulasi ke
lingkungan, terutama mengendap di dasar perairan membentuk senyawa
kompleks bersama bahan organik dan anorganik secara adsorbsi dan kombinasi
(Djuangsih dkk., 1982 dalam Pagoray 2001). Limbah industri merupakan sumber
pencemaran yang potensial bagi perairan laut.
2.4 Kandungan Logam Berat dalam Air
Logam berat biasanya ditemukan sangat sedikit dalam air secara alamiah,
yaitu kurang dari 1 µg/l. Bila terjadi erosi alamiah, konsentrasi logam tersebut
dapat meningkat. Beberapa macam logam biasanya lebih dominan daripada logam
lainnya dan dalam air biasanya tergantung pada asal sumber air (air tanah dan air
sungai). Disamping itu jenis air (air tawar, air payau dan air laut) juga
mempengaruhi kandungan logam di dalamnya (Darmono 2001). Kadar ini dapat
meningkat jika terjadi peningkatan limbah yang mengandung logam berat masuk
ke dalam laut. Limbah ini dapat berasal dari aktivitas manusia di laut yang berasal
dari pembuangan sampah kapal-kapal, penambangan logam di laut dan lain-lain
dan yang berasal dari darat seperti limbah perkotaan, pertambangan, pertanian dan
perindustrian.
Menurut Leckie dan James (1974) dalam Palar (2004), kelarutan dari
unsur-unsur logam dan logam berat dalam badan perairan dikontrol oleh :
8
1) pH badan air
2) Jenis dan konsentrasi logam dan khelat
3) Keadaan komponen mineral teroksidai dan sistem yang berlingkungan
redoks. Akumulasi logam berat dalam tubuh organisme tergantung
pada konsentrasi logam berat dalam air atau lingkungan, suhu, keadaan
spesies dan aktifitas fisiologis (Bryan, 1976 dalam Connel dan Miller,
1995).
Kelarutan timbal di air cukup rendah mengakibatkan kadarnya relatif
sedikit. Kadar dan toksisitas imbal dipengaruhi oleh: kesadahan, pH, alkalinitas
dan kadar oksigen. Timbal diserap dengan baik oleh tanah sehingga pengaruhnya
terhadap tanaman relatif kecil (Effendi, 2000).
Tingginya kandungan logam berat di suatu perairan dapat menyebabkan
kontaminasi, akumulasi bahkan pencemaran terhadap lingkungan seperti biota,
sedimen, air dan sebagainya (Lu,1995). Berdasarkan kegunaannya, logam berat
dapat dibedakan atas dua golongan, yaitu (Laws, 1981):
1. Golongan yang dalam konsentrasi tertentu berfungsi sebagai mikronutrien
yang bermanfaat bagi kehidupan organisme perairan, seperti Zn, Fe, Cu, Co.
2. Golongan yang sama sekali belum diketahui manfaatnya bagi organisme
perairan, seperti Hg, Cd, dan Pb. Selanjutnya Hutagalung (1984) menyatakan
bahwa senyawa logam berat banyak digunakan untuk kegiatan industri sebagai
bahan baku, katalisator, biosida maupun sebagai additive. Limbah yang
mengandung logam berat ini akan terbawa oleh sungai dan karenanya limbah
9
industri merupakan sumber pencemar logam berat yang potensial bagi
pencemaran laut. Dalam perairan, logam-logam ditemukan dalam bentuk
(Hamidah, 1980):
3. Terlarut, yaitu ion logam bebas air dan logam yang membentuk kompleks
dengan senyawa organik dan anorganik.
4. Tidak terlarut, terdiri dari partikel yang berbentuk koloid dan senyawa
kompleks metal yang terabsorbsi pada zat tersuspensi.
2.5 Kandungan Logam Berat dalam Sedimen
Sedimen meliputi tanah dan pasir, bersifat tersuspensi, yang masuk ke
badan air akibat erosi atau banjir dan pada dasarnya tidaklah bersifat toksik
(Effendi, 2000). Menurut Waldichuck (1974) dalam Nanty (1999) meningkatnya
kadar logam berat dalam lingkungan perairan hingga melebihi batas maksimum
akan menyebabkan rusaknya lingkungan serta dapat membahayakan kehidupan
organisme di dalamnya. Ia juga berpendapat mengendapnya logam berat bersama-
sama dengan padatan tersuspensi akan mempengaruhi kualitas sedimen di dasar
perairan dan juga perairan di sekitarnya.
Logam berat yang dilimpahkan ke perairan, baik di sungai ataupun di laut
akan dipindahkan dari badan airnya melalui beberapa proses, yaitu : pengendapan,
adsorbsi dan absorbsi oleh organisme-organisme perairan (Bryan, 1976 dalam
Connell dan Miller, 1995) . Logam berat mempunyai sifat yang mudah mengikat
bahan organik dan mengendap di dasar perairan dan bersatu dengan sedimen
sehingga kadar logam berat dalam sedimen lebih tinggi dibandingkan dalam air
10
(Harahap, 1991). Timbal (Pb) masuk ke perairan melalui pengendapan, jatuhan
debu yang mengandung Pb yaitu hasil pembakaran bensin yang mengandung
Timbal tetraetil, erosi dan limbah industri. Banyak reaksi biokimia dalam tubuh
manusia dipengaruhi oleh logam Pb. Konsentrasi Pb sebesar 50 ppb dapat
menimbulkan bahaya pada lingkungan laut (Saeni, 1989).
11
III. METODE
3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian
Waktu dan Lokasi Penelitian Kegiatan survei dalam penelitian ini
dilakukan selama 6 (enam) bulan dari bulan Juni sampai dengan bulan September
2015, di perairan yang jauh dari wilayah operasi penambangan timah dan perairan
yang dengan wilayah operasi penambang an timah dengan titik survey yang terdiri
dari di 6 (enam) stasiun yaitu terdiri dari tiga (3) wilayah yang dekat dengan
penambangan dan tiga (3) wilayah yang jauh dari penambangan.
Adapun keenam stasiun tersebut adalah sebagai berikut:
1. Wilayah yang dekat dengan wilayah operasi penambangan
2. Wilayah yang jauh dengan wilayah oprasi penambangan timah
3.2 Bahan dan Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cool box, plastik, alat
pengukur kualitas perairan, water sampler, botol polyethylene (PE), kertas label,
pipa paralon, dan AAS untuk mengukur kandungan logam berat. Sedangkan
bahan yang digunakan adalah , contoh air laut, sedimen, es, formalin untuk
mengawetkan sampel dan HNO 3 sebagai bahan pengawet air contoh.
3.3 Kerangka Penelitian
3.4 Prosedur Penelitian
12
Pengambilan sampel air dan sedimen dilakukan di 6 (enam) stasiun
dengan metode sampling. Analisa dilakukan di Laboratorium Universitas Maritim
Raja Ali Haji.
• Parameter Pengamatan
Parameter penelitian yang diamati adalah logam berat di air dan sedimen.
Selain itu parameter pendukungnya adalah kualitas air yang meliputi suhu,
kecerahan, pH, salinitas, total suspended solid (TSS), Disolved oxygen (DO),
pasang surut dan arus. Data yang diperoleh dibandingkan dengan baku mutu yang
telah ditetapkan.
Kandungan logam berat di air, kualitas air, dan Logam berat di sedimen
dibandingkan dengan baku mutu keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
No. 51 tahun 2004 tentang baku mutu air laut untuk biota laut.
• Prosedur Pengambilan Sampel dan Analisa
Pengambilan sampel air dilakukan dengan menggunakan water sampler yang
dikompositkan berdasarkan kedalaman yaitu permukaan, tengah dan dasar (SNI
6989.57-2008). Sampel air diambil 1 liter pada tiap lokasi sampling. Sampel air
yang digunakan untuk analisa logam berat disimpan dalam botol polyethylene
(PE) dan diawetkan dengan asam nitrat (HNO 3 ) hingga PH mencapai < 2.
Pengambilan sampel sedimen dilakukan dengan menggunakan pipa paralon.
Sedimen yang diambil sebayak 250 gram. Bagian yang diambil adalah 2 cm dari
13
permukaan sedimen. Sampel sedimen kemudian dimasukkan kedalam kantong
plastik yang kemudan dimasukkan ke dalam ice box (suhu 4 o C).
Pengukuran kualitas air dilakukan secara insitu meliputi suhu, salinitas, pH,
arus, dan kecerahan. Pengukuran secara exsitu di laboratorium meliputi TSS
dan DO. Analisa kandungan logam berat di air dan sedimen dianalisa
dengan menggunakan (AAS) thermo scientific tipe ICE 3000.
3.5 Teknik Analisa Data
14
DAFTAR PUSTAKA
Connell DW dan G.J Miller. 1995. Kimia dan Ekotoksikologi Pencemaran. Yanti
Darmono. 2001. Lingkungan Hidup dan Pencemaran: Hubungan dengan
Toksikologi Senyawa Logam. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta.
Effendi H. 2000. Telaahan Kualitas Air: Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan
Lingkungan Perairan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Febrianto dan Kurniawan,. 2014, Pengaruh Logam Berat Pb Limbah Aktifitas
Penambangan Timah Terhadap Kualitas Air Laut di Wilayah Penangkapan
Cumi-Cumi Kabupaten Bangka Selatan,
Hamidah. 1986. Pengaruh Logam Berat terhadap Lingkungan. Pusat Penelitian
Ekologi, Lembaga Oseanologi Nasional-LIPI, Jakarta.
Harahap S. 1991. Tingkat Pencemaran Air Kali Cakung ditinjau dari Sifat Fisika-
Kimia Khususnya Logam Berat dan Keanekaragaman Jenis Hewan Benthos
Makro. [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Hutagalung HP. 1984. Logam Berat dalam Lingkungan Laut. Pewarta Oceana IX
No.1 Tahun 1984.
Hutagalung HP. 1991. Pencemaran Laut oleh Logam Berat. Dalam Status
Pencemaran Laut di Indonesia dan Teknik Pemantauannya. P30-LIPI. Jakarta.
Laws EA. 1981. Aquatic pollution. John Willey and Sons. New York.
Lu FC. 1995. Toksikologi Dasar. UI-Presss, Jakarta.
15
Mukhtasor,.2007, Pencemaran Pesisir Dan Laut, PT Pradnya Paramita, Jakarta.
Nanty I. H. 1999. Kandungan Logam Berat dalam Badan Air dan Sedimen di
Muara Sungai Way Kambas dan Way Sekampung, Lampung. [skripsi]. Bogor:
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Palar,H.2004, Pencemaran Dan Toksikologi Logam Berat, cetakan keempat, PT
Rineka Cipta, Jakarta.
Saeni MS. 1989. Kimia Lingkungan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,Ditjen Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat. IPB Bogor.
http://www.timah.com/v2/ina/tentangkami/910052012111105/operasi/9610052010104055/penambangan-darat-dan-laut/
16
LAMPIRAN
top related