usulan penelitian gabungan
TRANSCRIPT
5/12/2018 USULAN PENELITIAN GABUNGAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/usulan-penelitian-gabungan 1/19
PROPOSAL PENELITIAN
Nama/NRP:
Neina Febrianti/ E34070008;Rakhmi Walidaini/ E34070012; Nini
Sriani/ E34070014
Jurusan
:
Konservasi Sumberdaya Hutan dan
Ekowisata
Fakultas
:
Kehutanan
Universitas
:
Institut Pertanian Bogor
Judul Penelitian
:
Kajian Mekanisme Pembayaran
Jasa Lingkungan (Studi Kasus di
Sub DAS Cisadane Hulu, Sub DAS
Cikapundung, dan Kabupaten
Lombok Barat)
Dosen Pembimbing
:
1. Ir. Haryanto R. Putro, MS
2. Dr. Ir. Endes N. Dahlan, MS
3. Ir. Agus Priyono, MS
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perubahan iklim mulai terasa dampaknya saat ini secara global di seluruh
belahan dunia, tanpa terkecuali di Indonesia. Menurut Boer dan Faqih (2004)
dalam The World Bank Group (2011), di Indonesia telah mengalami kenaikan
temperatur rata-rata sebesar 0,3° C sejak tahun 1990. Sedangkan menurut Susandi
(2006) dalam WWF (2007), Indonesia diproyeksikan akan mengalami kenaikan
temperatur mencapai 3,5° pada tahun 2100, sementara temperatur global bumi
akan mencapai maksimum 6,2° pada tahun tersebut. Hal tersebut tentunya
memiliki pengaruh terdahadap beberapa aspek yang menyangkut kehidupan
manusia. Salah satu aspek penting yang ikut terpengaruh adalah aspek
ketersediaan air.
Menurut Hulme dan Sheard (1999) dalam The World Bank Group
(2011), secara keseluruhan, curah hujan di Indonesia menurun sebesar 2-3% sejak
5/12/2018 USULAN PENELITIAN GABUNGAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/usulan-penelitian-gabungan 2/19
untuk irigasi dan air minum. Sementara, banyak sungai-sungai di Indonesia saat
ini memiliki aliran atau debit yang jauh lebih rendah terutama pada musim
kemarau (UNDP Indonesia 2007) sedangkan debit meninggi hingga beresiko
banjir dan bencana lainnya pada musim penghujan. Menurut Vorosmarty et al.
(2000), tingginya populasi penduduk dunia saat ini telah menyebabkan tekanan
terhadap kebutuhan air dan tingginya kebutuhan tersebut tentunya mempengaruhi
sistem air global yang berkaitan dengan efek perubahan iklim. Kondisi perubahan
iklim sendiri diperparah oleh kegiatan-kegiatan manusia yang tidak ramah
lingkungan seperti deforestrasi karena mengemisikan gas rumah kaca. Selain itu,
jika kegiatan deforestrasi dilakukan di daerah aliran sungai terutama daerah
tangkapan air, maka dapat memperparah kondisi hidrologi sungai yang berkaitan.
Untuk itu diperlukan sebuah manajemen atau pengelolaan sumberdaya air yang
dapat menjaga ketersediaan air secara berkelanjutan.
Manajemen atau pengelolaan sumberdaya air di Indonesia sayangnya
masih tergolong dalam kategori yang kurang baik (WWF 2007), sehingga
dibutuhkan sebuah inovasi atau konsep baru dalam membentuk suatu mekanisme
pengelolaan sumberdaya air yang lebih baik lagi. Salah satu inovasi mekanisme
yang dapat diadopsi adalah mekanisme pembayaran jasa lingkungan atau yang
dikenal dengan istilah Payment E nvironment al S ervices. Mekanisme ini
merupakan mekanisme kompensasi dimana penyedia jasa ( service provid er )
dibayar oleh penerima jasa ( service u sers) (The Regional Forum on Payment
Schemes for Environmental Services in Watersheds, The Third Latin American
Congress on Watershed Management 2003 dalam USAID 2009). Dalam
mekanisme ini diharapkan pihak penyedia jasa yang berada di daerah hulu dapat
menjaga kelestarian daerah tangkapan air yang berpengaruh terhadap kondisi
sungai secara keseluruhan dan mendapatkan imbalan atas upaya tersebut.
Mekanisme pembayaran jasa lingkungan di Indonesia telah banyak
dilakukan baik melalui kerjasama lembaga lembaga domestik maupun dengan
5/12/2018 USULAN PENELITIAN GABUNGAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/usulan-penelitian-gabungan 3/19
adalah DAS Cisadane hulu (Jawa Barat), Sub DAS Cikapundung, DAS Citarum
(Jawa Barat), dan Sub DAS Jangkok Kabupaten Lombok Barat (NTB). Sebagai
konsep yang baru, tentunya terdapat kendala yang dijumpai dalam
pelaksanaannya. Untuk itu, diperlukan pembelajaran dari mekanisme-mekanisme
yang sedang berjalan tersebut sehingga dapat dibentuk kebijakan lebih lanjut
mengenai mekanisme ini dan evaluasi apakah keluaran yang ingin direncakan
sudah tercapai dilihat dari kinerja berdasarkan realita dan manfaat kedua belah
pihak sehingga dapat dihasilkan rekomendasi untuk pelaksanaan mekanisme yang
lebih baik lagi dan dapat direplikasi di lokasi lain.
1.2 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui pihak-pihak yang terlibat dalam mekanisme pembayaran jasa lingkungan
yang sedang berjalan di DAS Cisadane hulu (Jawa Barat), Sub DAS Cikapundung,DAS Citarum (Jawa Barat), dan Sub DAS Jangkok Kabupaten Lombok Barat (NTB).
2. Mengetahui mekanisme pembayaran jasa lingkungan yang sedang berjalan di DAS
Cisadane hulu (Jawa Barat), Sub DAS Cikapundung, DAS Citarum (Jawa Barat), dan
Sub DAS Jangkok Kabupaten Lombok Barat (NTB).
3. Mengevaluasi mekanisme pembayaran jasa lingkungan yang sedang berjalan di DAS
Cisadane hulu (Jawa Barat), Sub DAS Cikapundung, DAS Citarum (Jawa Barat), dan
Sub DAS Jangkok Kabupaten Lombok Barat (NTB).
II. KONDISI UMUM
2.1 Sub DAS Cisadane Hulu
2.1.1 Letak dan Luas
Sub DAS Cisadane Hulu merupakan bagian dari DAS Cisadane yang
terdiri dari beberapa sub DAS yaitu, sub DAS Cisadane Hulu, Ciapus, Ciampea,
Cihideung, Cianten, Cikaniki, Cisadane Tengah, dan Cisadane Hilir. Secara
geografis, Sub DAS Cisadane Hulu terletak antara 106o49¶48´-106o55¶48´ BT
d 6o45¶36´ 6
o47¶24´ LS d t t l l kit 1770 h (BPDAS 2006)
5/12/2018 USULAN PENELITIAN GABUNGAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/usulan-penelitian-gabungan 4/19
Gambar 1 Peta wilayah Sub DAS Cisadane Hulu (CI Indonesia 2009).
2.1.2 Tutupan Lahan
Tipe tutupan lahan di Sub DAS Cisadane Hulu diidentifikasi berdasarkan
citra Landsat yang diambil pada tahun 1992 dan 2003. Klasifikasi tutupan lahan
yang terjadi pada kedua tahun tersebut tersaji pada Tabel 1.
Tabel 1 Perubahan tutupan lahan Sub DAS Cisadane Hulu antara tahun 1992-
2003
Tutupan Lahan1992 2003 Perubahan
Ha % Ha % Ha %
Hutan 6036,8 26,3 4955,9 21,6 -1081,0 -4,7
Kebun 6022,2 26,3 1273,0 5,5 -4749,2 -20,7Ladang (dataran tinggi) 4743,5 20,7 6205,4 27,0 1461,9 6,4
Sawah 4713,5 20,5 5429,5 23,7 716,0 3,1
Pemukiman 1425,6 6,2 5077,8 22,1 3652,3 15,9Total 22941,5 100 22941,5 100
Sumber : CI Indonesia (2009)
Tabel tersebut mengindikasikan adanya perubahan tutupan lahan di Sub
DAS Cisadane Hulu antara tahun 1992-2003. Pertambahan yang signifikan terjadi
pada pemukiman, ladang (dataran tinggi), dan sawah yaitu sebesar 15,9%; 6,4%;
dan 3,1%. Hutan dan kebun mengalami penurunan yaitu sebesar 4,7% dan 20,7%.2.1.3 Penyedia Jasa Lingkungan
a.Desa Tangkil
Desa Tangkil memiliki luas 6,32 km2, yang berbatasan dengan desa
Lemah Duhur di sebelah utara sebelah selatan berbatasan dengan desa Cinagara
5/12/2018 USULAN PENELITIAN GABUNGAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/usulan-penelitian-gabungan 5/19
b. Desa Cinagara
Desa Cinagara memiliki luas 496,515 Ha, yang berbatasan dengan desa
Tangkil di sebelah utara, sebelah selatan berbatasan dengan desa Pasir Buncir,
sebelah barat berbatasan dengan desa Muara Jaya dan sebelah timur berbatasan
dengan kawasan T NGGP. Banyaknya penduduk desa Cinagara yang
bermatapencaharian di bidang pertanian, membuat desa ini memiliki kelompok
tani. Kelompok tani tersebut bernama K T Cinagara Asri. Kelompok tani tersebut
merupakan mitra kerja Forpela T NGGP dalam melakukan implementsi program
pembayaran jasa lingkungan.
2.1.4 Pemanfaat Jasa Lingkungan
Menurut USAID (2009), berdasarkan hasil rapat revitalisasi Forpela
T NGGP selama tahun 2008, tercatat pengguna air dari kawasan adalah 103
pengguna baik komersial maupun non komersial. Informasi mengenai pengguna
air dari kawasan T NGGP tersaji dalam Tabel 2.
Tabel 2 Jumlah pengguna air dari kawasan T NGGP antara tahun 2006-2009 yang
terdaftar sebagai anggota Forpela
WilayahPenggunaAir (2006) Pengguna Air (2009)
Komersial Non-Komersial Komersial Non-Komersial
Bogor 13 4 30 9Cianjur 18 5 44 9
Sukabumi 5 2 19 2
Jumlah 36 11 83 20
Total 47 103Sumber : USAID (2009)
Pemanfaat jasa lingkungan yang terdapat di sekitar kawasan T NGGP
khususnya di daerah Sub DAS Cisadane Hulu berjumlah 4 pemanfaat. Pemanfaat
tersebut terdiri dari industri dan instansi. Pemanfaat-pemanfaat tersebut antara lain
PT Rejosari Bumi unit Tapos, PT Nilam Indo, BPKH Cinagara, serta STPP
Cinagara. Pemanfaatan air dari kawasan taman nasional oleh para pemanfaat
tersebut tersaji pada tabel 3.
5/12/2018 USULAN PENELITIAN GABUNGAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/usulan-penelitian-gabungan 6/19
Tabel 3 (Lanjutan)
Nama Sumber Jenis
Sumber
Panjang
Pipa
Diameter
Pipa
Ukuran Bak
Air
BPKH Cinagara Sungai 5 km 3 inchi 3 x 2 x 2 m3
STPP Cinagara Sungai 5 km 3 inchi 3 x 2 x 2 m3
Sumber : USAID (2006)
Pemanfaatan air dari dalam kawasan taman nasional diambil melalui
aliran sungai yang kemudian ditampung dengan bak-bak penampungan untuk
kegiatan industri dan kegiatan non komersial lainnya.
2.2 Sub DAS Cikapundung
2.2.1 Letak dan Luas
Daerah hulu Sungai Cikapundung terletak di sebelah utara Kota Bandung
Provinsi Jawa Barat, dan merupakan bagian hulu Sungai Citarum. Secara
administrasi pemerintahan ada di Kabupaten Bandung (meliputi : Kecamatan
Lembang, Kecamatan Cilengkrang, dan Kecamatan Cimenyan) serta Kota
Bandung (meliputi: Kecamatan Cidadap dan Kecamatan Coblong). Luas daerah
hulu Sungai Cikapundung secara keseluruhan sekitar 9.401 ha (Darsiharjo 2004).
Sungai Cikapundung memiliki panjang total ± 28 km. Sungai Cikapundung
meliputi luas daerah tangkapan di bagian hulu sebesar 111,3 km2, di bagian
tengah seluas 90,4 km2, dan di bagian hilir seluas 76,5 km2. Pada bagian hulu
terdapat percabangan sungai yang membentuk dua sub sistem DAS, yang terletak
di Maribaya. Percabangan ke arah Barat merupakan sub sistem Cigulung meliputi
Sungai Cikidang, Cibogo, Ciputri, dan Cikawari. Sedangkan ke arah Timur
meliputi Sungai Cibodas, dan Sungai Cigalukguk (USAID 2007).
5/12/2018 USULAN PENELITIAN GABUNGAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/usulan-penelitian-gabungan 7/19
2.2.2 Tutupan Lahan
Tataguna lahan di Sub DAS Cikapundung meliputi : perkebunan
(53,8%), pemukiman (25,3%), hutan (3,71%), sawah(6,62%), semak belukar
(5,3%), dan lahan kosong (5,64%) (USAID 2007).
2.2.3 Penyedia Jasa Lingkungan
Masyarakat Desa Sunten Jaya yang tergabung dalam Kelompok Tani
Syurga Air merupakan masyarakat yang bersedia berperan sebagai penyedia jasa
lingkungan. Desa Sunten Jaya terletak di Kecamatan Lembang pada ketinggian
1200 m dpl yang memiliki mata-mata air yang potensial sebagai sumber air di
daerah-daerah sekelilingnya, termasuk menjadi suplai air untuk Sungai
Cikapundung (daerah tangkapan air Sub DAS Cikapundung) yang bermuara ke
Sungai Citarum di daerah Dayeuh Kolot. Luas Desa Sunten Jaya 4.556,56 km2
dengan total populasi 7.032 jiwa. Rata-rata penduduk desa ini memiliki mata pencaharian sebagai petani, peternak, pedagang, pegawai negeri, dan jasa ojek.
Sebagian besar lahan desa digunakan sebagai lahan pertanian termasuk bercocok
tanam di daerah-daerah lereng bukit dengan kemiringan yang cukup tajam. Hal
tersebut berdampak pada meningkatnya lahan kritis setiap tahun yang hingga saat
ini mencapai sekitar 160 ha (Yayasan Peduli Citarum 2011). Sementara untuk
kegiatan peternakan sapi perah, sekitar 3000 ekor sapi dimiliki 35% penduduk
desa yang bekerja sebagai peternak dengan produksi per hari rata-rata 10-15 liter
susu dari tiap ekor sapi. Namun, peternak tersebut memiliki kebiasaan untuk
membuang kotoran ternak langsung ke aliran sungai karena aliran sungai tersebut
tidak digunakan warga sebagai sumber air bersih (USAID 2007).
2.2.4 Pemanfaat Jasa LingkunganPT Aetra Air Jakarta merupakan industri pengelola air baku air minum
bagi area industri, area bisnis maupun pemukiman penduduk di wilayah
operasional Aetra, meliputi Jakarta Timur, sebagian Jakarta Pusat dan Jakarta
Utara Aetra mendapat konsesi untuk melakukan usaha selama 25 tahun
5/12/2018 USULAN PENELITIAN GABUNGAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/usulan-penelitian-gabungan 8/19
menambah dan meningkatkan pelayanan air bersih di wilayah operasional Aetra.
(Anonim2
2011). Sumber air baku PT Aetra semula berasal dari sungai Ciliwung,
namun pada tahun 2005 dialihkan ke Sungai Citarum (Tampubolon et al. 2007).
Dari Waduk Jatiluhur, air mengalir ke hilir melalui bendung curug yang membagi
air ke irigasi Tarum Barat dan Tarum Timur. Tarum Barat mengalirkan air untuk
bahan baku air minum 10 juta warga DKI Jakarta. Sebanyak 8.500 liter per detik
air baku dikelola PT Aetra (Anonim2 2011).
2.3 Sub-DAS Jangkok, Kabupaten Lombok Barat
2.3.1 Letak dan Luas
Kabupaten Lombok Barat terbagi atas dua wilayah DAS yaitu DAS
Dodokan dan DAS Putih. DAS Dodokan masuk dalam kategori DAS Prioritas I
dan terbagi menjadi 8 sub-DAS yaitu Midang, Jangkok, Babak, Dodokan,
Jelateng, Tl.Gamong (di kabupaten Lombok Barat), sedangkan sub-DASGn.Kapur dan Siodang berada di Kabupaten Lombok Tengah. Sub-DAS Jangkok
yang memiliki luas 18,470.20 Ha merupakan pemasok kebutuhan air yang utama
di Kabupaten Lombok Barat, Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Tengah
(BPDAS Dodokan-Moyosari 2009). Kabupaten Lombok Barat memiliki
topografi tanah datar sampai bergelombang dengan ketinggian berkisar 0 256
meter dari permukaan laut (m dpl).
Gambar 3 Sub-DAS Jangkok
2 3 2 Tutupan Lahan
5/12/2018 USULAN PENELITIAN GABUNGAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/usulan-penelitian-gabungan 9/19
Tabel 4 Luas hutan di Lombok barat berdasarkan fungsinya
No. Jenis Hutan Luas (Ha)1. Hutan Lindung 28.274,5
2. Hutan Produksi Terbatas 19.624
3. Hutan Produksi Biasa 12.982
4. Hutan Taman Wisata Alam 3.043,7
5. Taman Hutan Raya 3.155
6. Taman Nasional Gunung Rinjani 12.164
7. Taman Laut 2.954
Luas Total 82.197Sumber: Sulaiman (2005)
Di Lombok Barat saat ini laju kerusakan hutan semakin tinggi demikian
juga eksploitasi hasil hutan kayu sehingga memicu d egr ada si dan d eforest a si
hutan. Kerusakan hutan di kabupaten Lombok Barat cukup mendapat perhatian
yang besar baik oleh pemerintah daerah , Komunitas Masyarakat dan lembaga
swadaya masyarakat yang peduli terhadap kondisi hutan tersebut.2.3.3 Penyedia Jasa Lingkungan
Hutan Sesaot yang terletak di bagian barat Taman Nasional Rinjani
memiliki luas 5.950 ha dan merupakan tangkapan air dari Sub-DAS Jangkok.
Secara administrasi, hutan ini terletak di Kecamatan Narmada dan Lingsar,
Kabupaten Lombok Barat (Galudra et al 2010). Sekitar 50% dari kawasan
penyangga hutan lindung Sesaot dikelola oleh masyarakat sekitar hutan yang
terbagi dalam dua kelompok tani yaitu Wana Dharma dan Wana Lestari. Selain
kedua kelompok tersebut, ada Kelompok Masyarakat Pelestari Hutan (KMPH) di
Bunut Ngengkang yang telah mendapat ijin pengelolaan Hutan Kemasyarakatan
(HKm) dari Pemeritah
Kabupaten Lombok Barat (Rahayu et al 2010).2.3.3 Pemanfaat Jasa Lingkungan
Masyarakat hilir memanfaatkan air dari sub-DAS Jangkok melalui
PDAM Menang-Mataram. Adapun nama-nama mata air dan kapasitas air yang
digunakan oleh PDAM Menang Mataram disajikan pada tabel 5
5/12/2018 USULAN PENELITIAN GABUNGAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/usulan-penelitian-gabungan 10/19
Tabel 5 (Lanjutan)
No.Nama Sumber
Air LokasiKapasitas
Sumber (L/dt)
Kapasitas
Produksi (L/dt)
3 MA Ranget Desa Sesaot 1.640 567,83
4 MA Montong Desa Selat 50 23,75
5 MA Orong Petung Desa Sesaot 20 5,23
6 MA Jong Plangka Desa Bentek 50 45,32
7 MA Bangket Desa Bayan 20 19,07
8 MA Mandala Desa Bayan 20 8,49
9 SPL Penimbung Penimbung - 15,32
10 BBI Desa Lingsar - 21,68
TOTAL 2.300 883,29
Sumber: PDAM Menang-Mataram (2010)
III. METODOLOGI
3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Agustus-Oktober 2011.
Pengambilan data akan dilaksanakan di tiga lokasi penelitian yang berkaitan
dengan mekanisme pembayaran jasa lingkungan. Ketiga lokasi tersebut adalah
Sub DAS Cisadane Hulu; Sub DAS Cikapundung, DAS Citarum; dan Sub DAS
Jangkok.
3.2 Obyek dan Alat Penelitian
Obyek penelitian yang akan dikaji antara lain para pihak serta peranan
masing-masing pihak yang terkait dengan mekanisme pembayaran jasa
lingkungan di masing-masing lokasi penelitian. Alat yang akan digunakan dalam
penelitian ini antara lain perekam suara, kamera, panduan wawancara, serta alat
tulis.
3.3 Jenis Data
5/12/2018 USULAN PENELITIAN GABUNGAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/usulan-penelitian-gabungan 11/19
lokasi penelitian yang sedang berjalan, undang-undang terkait, buku referensi,
jurnal, internet, dan data pendukung lainnya seperti: data fluktuasi debit dankualitas air serta data kependudukan dari desa-desa terkait mekanisme
pembayaran air di masing-masing lokasi penelitian.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang akan digunakan adalah studi literatur,
observasi lapang dan wawancara. Metode-metode tersebut akan digunakan secara
kombinasi untuk mendapatkan data di semua lokasi penelitian.
3.4.1 Studi Literatur
Studi Literatur akan dilakukan melalui penelusuran dokumen, arsip, serta
data-data pendukung lainnya yang berkaitan dengan mekanisme pembayaran
sumberdaya air di masing-masing lokasi penelitian. Data-data tersebut diantaranya
:1. Penelusuran dokumen terkait pengelolaan air di masing-masing lokasi
penelitian.
2. Penelusuran dokumen terkait undang-undang yang menjadi acuan pada
mekanisme pembayaran jasa lingkungan yang berjalan.
3. Penelusuran dokumen terkait perjanjian kerjasama antara para pihak penyedia
maupun pengguna jasa lingkungan di Sub DAS Cisadane Hulu; Sub DAS
Cikapundung, DAS Citarum; dan Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara
Barat.
4. Penelusuran dokumen terkait skema pembayaran jasa lingkungan yang
dilakukan oleh para pihak terkait.
5. Penelusuran dokumen terkait kondisi mata air maupun aliran air di Sub DASCisadane Hulu; Sub DAS Cikapundung, DAS Citarum; dan Kabupaten
Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat.
6. Penelusuran dokumen terkait kondisi masayarakat desa yang menjadi penyedia
jasa di masing masing lokasi penelitian
5/12/2018 USULAN PENELITIAN GABUNGAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/usulan-penelitian-gabungan 12/19
para pihak tersebut dalam mekanisme pembayaran jasa lingkungan yang
dilakukan. Selain itu, observasi lapang dan wawancara juga akan dilakukan untuk mengetahui perkembangan mekanisme pembayaran yang dilakukan. Observasi
lapang juga akan digunakan untuk melihat perubahan yang terjadi setelah adanya
mekanisme pembayaran jasa lingkungan di kawasan tersebut.
Metode wawancara dilakukan dengan cara semi terstruktur dimana
responden dipilih secara pur posive sampl ing dengan mempertimbangkan
keterlibatannya dalam mekanisme terkait dan merupakan tokoh kunci (k e y person)
dari setiap pihak yang terlibat ( st ak ehold er ). Wawancara semi terstruktur
merupakan wawancara lintas st ak ehold er untuk memeriksa atau menambahkan
kelompok data yang difokuskan (Reed et al . 2009).
Wawancara juga dilakukan kepada 30 orang anggota kelompok tani yang
berada di masing-masing lokasi penelitian. Responden tersebut merupakan orangyang terlibat dalam mekansime pembayaran jasa lingkungan. Anggota kelompok
tani yang diwawancarai dipilih secara pur posive dengan mempertimbangkan
informasi dari ketua kelompok tani. Jenis dan metode pengunpulan data
selengkapnya tersaji pada Tabel 6.
Tabel 6 Jenis, sumber, dan metode pengumpulan data.
No Jenis Data Sumber Data Metode
Pegumpulan Data
Data Pokok
1 Keterlibatan para
pihak :
- Identifikasi para
pihak
- Peranan dan fungsi
para pihak - Tingkat kepentingan
serta pengaruh para pihak
- Hak dan kewajiban para pihak serta
y Sub DAS CisadaneHulu
y Sub DAS
Cikapundung, DAS
Citarum
y Sub DAS Jangkok
Penelusuran
dokumen, observasi
lapang, dan
wawancara
5/12/2018 USULAN PENELITIAN GABUNGAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/usulan-penelitian-gabungan 13/19
nilai imbal jasa yang
disepakati
- Peraturan darimekanisme yang
berjalan
- Isi perjanjian
- Penegakan aturan
(monev, pemberian
sanksi, dan lain-lain)
- Perkembangan
mekanisme PJLyang dilakukan
- Permasalahan yang
timbul dan solusinya
y Sub DAS Jangkok
3 Kondisi mata air dan
Sub Daerah AliranSungai (DAS) (debit
dan kualitas air)
y BPDAS Citarum-Ciliwung
y BPDAS Dodokan-Moyosari
Penelusuran
dokumen, observasilapang, dan
wawancara
4 Kondisi sosial-
ekonomi masyarakaty Kantor desa
y Kantor kecamatan
Penelusuran
dokumen danwawancara
3.5 Metode Analisis Data
3.5.1 Analisis Stakeholder
Menurut Groenendijk (2003), st ak ehold er adalah keseluruhan aktor atau
kelompok yang mempengaruhi dan atau dipengaruhi oleh kebijakan, keputusan,
dan penerapan sebuah proyek. S t ak ehold er merepresentasikan sistem dengan
tujuan, sumberdaya, dan sensitifitas masing-masing.
Analisis terhadap keterlibatan st ak ehold er dilakukan untuk mengetahui
peran dan fungsi dari masing-masing st ak ehold er . Keterlibatan st ak ehold er
tersebut dianalisis melalui pendekatan yang dikemukakan oleh Groenendjik
(2003). Analisis st ak ehold er berusaha untuk membedakan dan mempelajari
st ak ehold er yang didasari oleh atribut mereka dan kriteria yang tepat untuk situasi
yang spesifik. Proses indentifikasi st ak ehold er merupakan proses awal dalam
metode ini. Selanjutnya, dilakukan pengklasifikasian stakeholder menjadi
5/12/2018 USULAN PENELITIAN GABUNGAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/usulan-penelitian-gabungan 14/19
dimasukkan pula atribut lainnya yaitu pengaruh (inf luence) dan kepentingan
(import ance). Masing-masing st ak ehold er memiliki atribut yang berbeda dandianalisis tergantung pada situasi dan tujuan analisis.
Minat (interest ) terhadap tujuan mekanisme merupakan atribut yang
penting untuk diinvestigasi dari st ak ehold er . Minat ini mendukung tujuan
( st ak ehold er juga menginginkan apa yang coba dicapai oleh mekanisme) atau
kebalikannya. Pengaruh (inf luence) adalah kewenangan st ak ehold er untuk
mengontrol keputusan apa yang dibuat, untuk memfasilitasi penerapannya atau
untuk menggunakan tekanan yang mempengaruhi mekanisme secara negatif.
Pengaruh mungkin saja diartikan sebagai tingkatan orang, kelompok, atau
organisasi yang dapat membujuk atau memaksa pihak lain dalam membuat
keputusan dan mengikuti beberapa tindakan.
Kepentingan (import ance) mengindikasikan prioritas yang diberikanuntuk memuaskan kebutuhan dan minat st ak ehold er pada mekanisme. Oleh
karena itu, kepentingan merujuk pada masalah, kebutuhan, dan minat st ak ehold er
yang merupakan prioritas dari mekanisme. Minat (interest ) dari tiap st ak ehold er
yang diidentifikasi tersaji pada Tabel 7.
Tabel 7 Minat (interest ) masing-masing stakeholder.
Minat ( Interest ) Potensi dampak
terhadap proyek *
Tingkat
kepentingan
relatif *
Stakeholder primer
S t ak ehold er 1
.....
S t ak ehold er n
Stakeholder sekunder
S t ak ehold er 1......
S t ak ehold er n Stakeholder eksternal
S t ak ehold er 1......
5/12/2018 USULAN PENELITIAN GABUNGAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/usulan-penelitian-gabungan 15/19
mekanisme tersebut. Resiko-resiko tersebut dapat mrnimbulkan konflik
kepentingan. Kombinasi pengaruh dan minat masing-masing st ak ehold er akanmenghasilkan identifikasi asumsi dan resiko masing-masing st ak ehold er .
Kombinasi tersebut dibuat pada satu diagram matriks (Gambar 1). Posisi masing-
masing st ak ehold er pada suatu kuadran tertentu akan mengindikasikan resiko
relatif yang mungkin ditimbulkan. Selain itu, posisi tersebut juga dapat
mengindikasikan peluang kerjasama antar st ak ehold er untuk mendukung
mekanisme yang ada.
High
Importance
Low Influence High
Gambar 4 Diagram matriks minat (interest ) dan pengaruh (inf luence) dari
masing-masing st ak ehold er .
Berdasarkan matriks tersebut, kotak A, B, dan C merupakan st ak ehold er
kunci yang dapat mempengaruhi mekanisme secara signifikan. Implikasi dari
masing-masing kotak adalah sebagai berikut :
A. S t ak ehold er dengan tingkat kepentingan tinggi terhadap mekanisme tetapi
memiliki pengaruh yang rendah. Hal tersebut mengimplikasikan st ak ehold er
tersebut memerlukan inisiatif khusus untuk melindungi minat mereka.B. S t ak ehold er dengan tingkat pengaruh dan kepentingan yang tinggi terhadap
keberhasilan mekanisme. Untuk membentuk kerjasama efektif dalam
mendukung mekanisme, sebaiknya pihak yang terlibat langsung dengan
mekanisme membangun hubungan kerja dengan stakeholder ini
A B
D C
y Stakeholder 1
y Stakeholder 2
y Stakeholder 3
y Stakeholder 4
y Stakeholder 5
5/12/2018 USULAN PENELITIAN GABUNGAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/usulan-penelitian-gabungan 16/19
D. S t ak ehold er pada kuadran ini memiliki pengaruh dan kepentingan yang rendah
terhadap mekanisme. S t ak ehold er tersebut mungkin memerlukan monitoringdan evaluasi namun dengan prioritas yang rendah. S t ak ehold er pada kuadran
ini bukanlah subyek dari mekanisme yang berlangsung.
4.5.2 Analisis Mekanisme Pembayaran Jasa Lingkungan
Analisis deskriptif dilakukan berdasarkan data dari dokumen perjanjian
mekanisme pembayaran jasa lingkungan yang ada. Analisis deskriptif dilakukan
dengan tiga jalur analisis data (Miles dan Huberman 1992 dalam Agusta 2003),
yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Reduksi data untuk
menyederhanakan data, meringkas, dan menggolongkannya. Penyajian data dapat
berupa skema atau bagan alir mekanisme atau teks naratif. Penarikan kesimpulan
dengan cara peninjauan ulang data untuk menarik kesimpulan.
4.5.3 Analisis untuk Mengevaluasi Mekanisme yang BerjalanEvaluasi terhadap mekanisme pembayaran jasa lingkungan yang berjalan
mengacu pada dokumen perencanaan yang ada. Evaluasi dilakukan dengan
metode triangulasi. Triangulasi adalah suatu pendekatan analisa data yang
mensintesa data dari berbagai sumber (Bachri 2010). Dalam hal ini metode
triangulasi yang digunakan adalah triangulasi sumber yaitu dengan mengecek
kesesuaian antara data yang ada di dokumen perencanaan, pengamatan lapang
serta wawancara. Selanjutnya, hasil dari ketiga hal tersebut kemudain dianalisis
secara deskriptif.
5/12/2018 USULAN PENELITIAN GABUNGAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/usulan-penelitian-gabungan 17/19
DAFTAR PUSTAKA
[Anonim2]. 2011. Sekilas Aetra. http://www.aetra.co.id. [17 Juni 2011].
[BPDAS] Badan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Citarum-Ciliwung. 2006.
Perencanaan Penanganan Konservasi Tanah dan Air di Sub DASCisadane Hulu. Bogor: Departemen Kehutanan.
[CI Indonesia] Conservation International Indonesia. 2009. Promoting Ecosystem
Services Value from Hydrological Processes in the Gedepahala
Biodiversity Corridor : ³Understanding the Hydrological Processes toBuild a Payment for Environmentas Sevices (PES) Scheme´. Jakarta: CI
Indonesia.
[UNDP Indonesia]. United Nation Development Programe Indonesia. 2007. The
Other Half of Climate Change Why Indonesia Must Adapt to Protect its
Poorest People. Jakarta: UNDP.
[USAID] United States Agency for American People. 2006. Kemitraan PenggunaAir untuk Konservasi T NGP. Jakarta: USAID-ESP.
_______. 2007. Laporan Studi PES untuk Mengembangkan Skema PES di DAS
Deli, Sumatra Utara dan DAS Progo, Jawa Tengah. Jakarta: USAID-
ESP.
_______. 2009. Imbal Jasa Lingkungan di Beberapa Daerah Aliran Sungai.
Jakarta: USAID-ESP.
Agusta I. 2003. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data Kualitatif. Makalah pada
Pelatihan Metode Kualitatif di Pusat Penelitian Sosial Ekonomi LitbangPertanian Bogor; Bogor 27 Febrauri 2003.
Bachri BS. 2010. Meyakinkan validitas data melalui triangulasi pada penelitian
kualitatif. Jurnal Teknologi Pendidikan 10 (1) : 46-62
Darsiharjo. 2004. Model pemanfaatan lahan berkelanjutan di daerah hulu sungai(studi kasus daerah hulu sungai Cikapundung, Bandung Utara).
[disertasi]. Bogor : Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Galudra G, Buana Y, Khususiyah N. 2010. Mau Melangkah ke Mana Pengelolaan
Hutan Sesaot?. Brief No. 09. World Agroforestry Centre. Bogor.
Groenendijk L. 2003. Planning and Mana gement T ool s , A Reference Book.
Netherlands: ITC, Enschede.
Prasetyo FA, Suwano A, Purwanto, Hakim R. 2009. Mak ing pol icies wor k for
payment for environmental services (PES): an evaluation of the
5/12/2018 USULAN PENELITIAN GABUNGAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/usulan-penelitian-gabungan 18/19
Sulaiman S. 2005. Pengembangan Jasa Lingkungan di Kabupaten Lombok.
Makalah dalam Lokakarya Nasional : Strategi Pengembangan
Pembayaran dan Imbal Jasa Lingkungan di Indonesia. Jakarta 14-15Pebruari 2005. ICRAFT-Bappenas. Jakarta.
Tampubolon S. 2009. Studi Jasa Lingkungan di Kawasan Danau Toba. Japan :
Centre of Forest and Nature Conservation Research and Development(CFNCRD) and International Tropical Timber Organization (ITTO).
The World Bank Group. 2011. V ul ner abil it y, Risk Reduction , and Adapt ation to
Cl imate C hange I nd onesia. Washington DC : World Bank.
Vorosmarty CJ, Green P, Salisbury J, Lammers RB. 2000. Gl obal water resources: vul ner abil it y from cl imate change and po pulation growth.
SCIENCE 289: 284-288.
WWF. 2007. Dampak Perubahan Iklim Terhadap Pengelolaan DAS Citarum.
Jakarta : WWF.
Yayasan Peduli Citarum. Potret uji coba sebuah jasa lingkungan.
http://www.citarum.org. [1 Mei 2011].
LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Anggaran Penelit ian
Kegiatan BanyaknyaH.Satuan
(Rp)
Jumlah
(Rp)Ket.
1. Pengumpulan Data
- Peralatan Penelitian
y Sub DAS Cisadane Hulu - - 530.000 -y Sub DAS Cikapundung - - 530.000 -
y Sub DAS Jangkok - - 470.000 -
- Transportasi
y Sub DAS Cisadane Hulu - - 1.270.00
0
-
y Sub DAS Cikapundung - - 770.000 -
y Sub DAS Jangkok - - 3.200.00
0
-
- Konsumsi dan Akomodasi
y Sub DAS Cisadane Hulu - - 945.000 -
y Sub DAS Cikapundung - - 630.000 -
y Sub DAS Jangkok - - 2.000.00
0
-
5/12/2018 USULAN PENELITIAN GABUNGAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/usulan-penelitian-gabungan 19/19
Lampiran 2 Tata waktu penelitian
Kegiatan
Bulan
Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Penyusunan Proposal
Administrasi/Perizinan Penelitian
Presentasi proposal
Pengambilan Data
Presentasi Data Awal
Pengolahan Data
Presentasi Hasil
Perbaikan
Finalisasi Laporan