tutorial 1 agregat usia sekolah
Post on 16-Jan-2016
294 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
MAKALAH KOMUNITAS 3
“AGREGAT USIA SEKOLAH”
OLEH:
KELOMPOK
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2014
a. Penulisan Kasus
KASUS I
Perawat komunitas melakukan Community Assesment di sekolah menengah
pertama BUnga Bangsa (SMP BB) di kawasan kota Malang dengan pendekatan
community as a partner. Untuk mampu menegakkan nursing diagnosis dengan tepat,
perawat melakukan pengkajian pada Core dan Sub system community. Pada early and
periodic screnning didapatkan data : 12 orang siswa kelas 7 dan 8 menderita ISPA, 5
siswa dengan obesitas, lebih dari 70% siswa dengan karies gigi, 15 siswa dengan
kelainan refraksi, informasi tambahan dari ibu guru BK (bimbingan konseling) di
sekolah tersebut bahwa 2 tahun terakhir ini prestasi siswa cenderung menurun bahkan
di beberapa kelas kasus siswa tinggal kelas dan membolos juga meningkat. Ibu guru BK
juga menambahkan informasi bahwa rata-rata ijin sakit dari siswa rata-rata disebabkan
karena masalah ISPA dan diare, sementara itu hasil dari kunjungan rumah petugas BK
kepada salah satu siswa yang sering membolos menyatakan bahwa alasan membolos
sekolah adalah karena siswa tersebut adalah korban Bullying dari kakak kelasnya. Dari
pengamatan perawat, terlihat bahwa sekolah ini belum memiliki fasilitas yang memadai
yang menunjang PHBS ( Perilaku Hidup Bersih dan Sehat). Sebenrnya SMP Bunga
BAngsa telah memiliki UKS, tetapi Trias UKS belum bisa berjalan dengan optimal, hal ini
dimungkinkan karena kurang baiknya koordinasi antar pelaksana UKS dan belum
adanya perawat kesehatan sekolah. Sehingga wajar jika program Health Promotion
School dengan titik tekan pada upaya promotif dan preventif, serta kuratif dan
rehabilitative sebagai upaya pendukungnya, belum bisa berjalan dengan optimal.
b. Daftar Kata Sulit:
1. Community assessment
2. Comunitity as a partner
3. Health promotion school
4. Early and periode screening
5. Obesitas
6. ISPA
7. UKS
8. Kelainan refraksi
9. Pengkajian pada core dan sub system komuniti
10. Karies gigi
11. Promotif, Preventif, Kuratif, dan Rehabilitative
12. Bullying
13. Community nursing diagnose
14. Bimbingan konseling
15. Trias UKS
c. Pertanyaan:
1. Bagaimanakah peran perawat kesehatan di sekolah?
2. Apa saja tanggungjawab perawat kesehatan !
3. Apa saja fungsi perawat sekolah !
4. Apakah ada pendekatan selain communitas as a partner?
5. Apa saja program selain health promotion school?
6. Apakah masalah utama pada kasus?
7. Bagaimana cara suatu lembaga dapat melakukan PHBS dengan baik?
8. Bagaimana menentukan diagnose prioritas dalam keperawatan komunitas?
9. Apa saja Upaya dalam promotif, prefentif, kuratif dan rehabilitative dalam
mengembangkan PHBS di sekolah?
10. Apa saja UUD kesehatan tentang UKS?
11. Apa saja trias UKS !
12. Bagaimana pengembangan UKS serta peran fungsi UKS?
13. Siapa saja sasaran UKS?
14. Bagaimana struktur UKS?
15. Apa saja persyaratan sekolah sebagai pelaksana UKS?
16. Apakah yang dimaksud dengan PHBS dan apa saja yang termasuk dalam Indikator
PHBS di institusi pendidikan/sekolah?
17. Bagaimana cara konseling yang tepat pada anak usia sekolah?
BAB II
PEMBAHASAN
a. Jawaban Kata Sulit
1. Community assessment
Menurut Departemen Kesehatan R. I, Community Assassment suatu upaya
pengkajian keperawatan yang merupakan bagian integral dari pengkajian
kesehatan yang dilaksanakan oleh perawat, dengan mengikutsertakan tim
kesehatan lainnya dan masyarakat untuk memperoleh kesehatan yang lebih
tinggi (Efendy, 1998).
Adalah serangkaian proses yang dilakukan untuk mengenal masyarakat
dengan mengidentifikasi berbagai faktor baik positif maupun negatif yang
ada di masyarakat tersebut yang berpengaruh terhadap status kesehatanya,
dalam rangka mengembangkan srategi promosi kesehatan (Elizabeth T.A. &J.
Mc Farlane, 2011).
2. Comunitity as a partner
Kelompok masyarakat tersebut turut berperan serta secara aktif
meningkatkan kesehatan, mencegah dan mengatasi masalah kesehatannya
(Efendy, 1998)
3. Health promotion school
adalah Sekolah harus menjadi tempat yang dapat mempromosikan
peningkatan kesehatan warga sekolah dan warga masyarakat (Efendy, 1998)
Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis,
dimana perubahan tersebut bukan hanya sekedar proses transfer
materi/teori dari seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat
prosedur. Akan tetapi, perubahan tersebut terjadi adanya kesadaran dari
dalam diri individu, kelompok atau masyarakat sendiri. Sedangkan tujuan
dari pendidikan kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan No. 23
Tahun 1992 maupun WHO yaitu ”meningkatkan kemampuan masyarakat
untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan; baik fisik, mental
dan sosialnya; sehingga produktif secara ekonomi maupun secara sosial.
4. Early and periode screening adalah
Komponen kesehatan anak Medicaid, yang dikenal sebagai program Treatment
(EPSDT) Awal dan Screening berkala, Diagnosis, dan, anak-anak telah dibentuk
agar sesuai dengan standar perawatan anak dan untuk memenuhi kebutuhan fisik,
emosional, dan perkembangan khusus anak-anak berpenghasilan rendah . Sejak
tahun 1967, tujuan dari program EPSDT telah "menemukan, sedini mungkin,
penyakit-penyakit yang cacat anak-anak kita" dan memberikan "terus
menindaklanjuti dan pengobatan sehingga cacat tidak pergi diabaikan."
Undang-undang Federal - termasuk undang-undang, peraturan, dan pedoman -
mengharuskan Medicaid mencakup satu set yang sangat komprehensif manfaat dan
jasa bagi anak-anak, berbeda dengan manfaat dewasa. Sejak satu dari tiga anak-
anak AS di bawah umur enam memenuhi syarat untuk Medicaid, EPSDT
menawarkan cara yang sangat penting untuk memastikan bahwa anak-anak
menerima kesehatan yang tepat, kesehatan mental, dan layanan perkembangan.
Untuk mengingat unsur EPSDT, menggunakan nama program:
E Arly Mengidentifikasi masalah awal, dimulai saat lahir
P eriodic Memeriksa kesehatan anak-anak di, interval yang sesuai dengan usia periodik
S creening Melakukan fisik, mental, perkembangan, gigi, pendengaran, penglihatan, dan tes skrining lain untuk mendeteksi potensi masalah
D iagnosis Melakukan tes diagnostik untuk menindaklanjuti bila risiko diidentifikasi, dan
T reatment Mengobati masalah yang ditemukan.
Berdasarkan Undang- Undang Pengurangan Defisit tahun 2005 (DRA, berlaku
Februari 2006), negara diberi pilihan untuk mengubah pendekatan untuk pelayanan
kepada anak-anak yang terdaftar di Medicaid. Dua DRA perubahan hukum Medicaid
mungkin memiliki dampak langsung pada EPSDT.
DRA memberikan pilihan untuk merestrukturisasi pendekatan mereka untuk
imbalan Medicaid tanpa pengabaian federal, dengan menggunakan proses rencana
amandemen negara-negara. Di bawah pilihan ini, negara dapat mendaftarkan
kelompok tertentu (terutama mereka yang termasuk kelompok kelayakan opsional)
di benchmark atau patokan setara paket manfaat dan wrap-around manfaat bagi
terdiri dari manfaat EPSDT untuk setiap anak di bawah usia 19 tercakup dalam
rencana negara. DRA juga mencakup definisi yang lebih spesifik manajemen kasus
dan menempatkan batas penggunaan yang ditargetkan manajemen kasus dan
manajemen kasus administrasi dan. Karena badan-badan pemerintah Medicaid
menggunakan kedua manajemen kasus EPSDT dan manajemen kasus yang
ditargetkan untuk bayi, anak-anak, dan remaja, program tersebut dapat dipengaruhi
oleh ketentuan-ketentuan DRA.5. ISPA
adalah infeksi saluran pernafasan akut , penyakit infeksi saluran nafas yang
di tandai batuk,pilek yang datangnya tiba-tiba (maryunani, 2010).
ISPA merupakan singkatan dari infeksi saluran pernapasan akut. Dalam
bahasa inggris, ISPA yaitu Acute Respiratory Infection (ARI). Pengertian
ISPA dapat dijabarkan sebagai berikut:
o Infeksi: masuknya kuman kedalam tubuh manusia dan berkembang biak
sehingga menimbulkan gejala penyakit.
o Saluran pernapasan: saluran yang dilalui udara yang dihirup dan
dikeluarkan lagi mulai dari hidung sampai paru-paru, lalu keluar melalu
hidung.
o Infeksi akut: infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari, untuk
penyakit yang tergolong ISPA, infeksi akut dapat terjadi lebih dari 14 hari.
(effendi, 2009)
6. UKS
menurut Departemen Kesehatan R. I, Usaha Kesehatan Sekolah suatu usaha
kesehatan masyarakat yang dilaksanakan disekolah sekolah dengan anak
didik beserta lingkungan hidupnya sebagai sasaran utama (Efendy, 1998)
Usaha kesehatan di sekolah juga merupakan wadah untuk meningkatkan
kemampuan hidup sehat dan derat kesehatan peserta didik sedini mungkin.
Usaha kesehatan di sekolah merupakan perpaduan Antara dua upaya dasar,
yaitu upaya pendidikan dan upaya kesehatan, yang pada gilirannya nanti
diharapkan UKS dapat di jadikan sebagai usaha untuk meningkatkan
kesehatan anak usia sekolah pada setiap jalur, jenis, dan jenjang pendidikan
(P.Ananto, 2006)
Unit kesehatan sekolah juga memiliki definsi yaitu upaya membina dan
mengembangkan kebiasaan hidup sehat yang dilakukan secara terpadu
melalui program pendidikan dan pelayanan kesehatan disekolah, perguruan
agama serta usaha-usaha yang dilakukan dalam rangka pembinaan dan
pemeliharaan kesehatan di lingkungan sekolah(Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan dalam Nasrul,1998).
Wahana untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat anak usia sekolah
yang berada disekolah (Depkes, 2001).
Upaya terpadu lintas program dan lintas sektoral dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan serta membentuk perilaku hidup sehat
anak usia sekolah (Sumijatun, 2006).
Usaha kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada masyarakat sekolah,
yaitu: anak didik, guru dan karyawan sekolah lainnya. Yang dimaksud
dengan sekolah adalah SD-SLTA. Prioritas pelaksanaan UKS diberikan pada
SD mengingat SD merupakan dasar dari sekolah-sekolah lanjutan (Endang,
1993).
7. Kelainan refraksi
Penyimpangan sinar-sinar sejajar yang dipantulkan dari benda yang kita
lihat, dimana sinar-sinar tersebut dibiaskan oleh lensa mata dalam keadaan
rileks tidak tepat pada retina. Kelainan refraksi dapat diatasi dengan
menggunakan kaca mata atau lensa kontak.
Macam-macam kelainan refraksi :
Mata Myopia : Sering dikatakan rabun jauh, yaitu penurunan ketajaman
penglihatan jauh jika dibanding dengan orang normal. Penyebab myopia
adalah sumbu bola mata yang terlalu panjang atau daya bias lensa mata
yang terlalu kuat. Keluhan yang biasanya dirasakan oleh penderita
myopia adalah buram dalam melihat benda jauh, mata cepat lelah, pusing
dan sering berair. Kelainan ini dapat dikoreksi dengan pemberian kaca
minus/ cekung.
Mata Hipermetrop : Penderita dengan kelainan ini mengeluh ketajaman
penglihatannya kabur baik jauh maupun dekat. Penyebab Hipermetrop
adalah sumbu bola mata yang terlalu pendek atau daya bias lensa mata
yang terlalu lemah. Keluhan yang biasanya dirasakan oleh penderita
hipermetrop adalah buram dalam melihat benda jauh maupun dekat,
mata cepat lelah, pusing dan sering berair. Kelainan ini dapat dikoreksi
dengan lensa plus / cembung. Keadaan ini banyak timbul pada anak-anak,
terutama anak yang lahir prematur, dengan bertambahnya usia maka
terjadi pertumbuhan bola mata sehingga ukuran koreksi lensanya
menurun.
Mata Asigmatisme : Sering disebut juga mata cylindris yaitu kelainan
ketajaman penglihatan disebabkan karena penderita tidak dapat melihat
sama jelas pada gambar disatu bidang datar sehingga penderita biasanya
merasa berbayang dalam melihat benda jauh. Hal ini disebabkan karena
tidak sama kelengkungan kornea dan permukaan kornea yang tidak rata.
Mata asigmatisme dapat dikoreksi dengan lensa cylindris (Efendy, 2009)
8. Pengkajian pada core dan sub system komuniti
Inti (Core) meliputi : Data demografi kelompok atau komunitas yang terdiri
atas usia yang beresiko, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilai-
nilai, keyakinan, serta riwayat timbulnya kelompok atau komunitas.
Mengkaji 8 subsistem yang mempengaruhi komunitas, antara lain:
1. Perumahan, bagaimana penerangannya, sirkulasi, bagaimana
kepadatannya karena dapat menjadi stresor bagi penduduk
2. Pendidikan komunitas, apakah ada sarana pendidikan yang dapat
digunakan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat
3. Keamanan dan keselamatan, bagaimana keselamatan dan keamanan
tempat tinggal, apakah masyarakat merasa nyaman atau tidak, apakag
sering mengalami stres akibat keamanan dan keselamatan yang tidak
terjamin
4. Kualiti dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan, apakah cukup
menunjang, sehingga memudahkan masyarakat mendapatkan pelayanan
di berbagai bidang termasuk kesehatan
5. Pelayanan kesehatan yang tesedia, untuk diteksi dini atau memantau
gangguan yang terjadi
6. Pelayanan kesehatan yang tersedia, untuk melakukan deteksi dini dan
merawat atau memantau gangguan yang terjadi
7. Sistem komunikasi, serta komunikasi apa saja yang dapat dimanfaatkan
masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan yang terkait dengan
gangguan penyakit
8. Sistem ekonomi, tingkat sosial ekonomi masyarakat secara keseluruhan,
apakah pendapatan yang terima sesuai dengan Upah Minimum Registrasi
(UMR) atau sebaliknya
9. Rekreasi, apakah tersedia sarana rekreasi, kapan saja dibuka, apakah
biayanya dapat dijangkau masyarakat
9. Karies gigi
Kerusakan tulang akibat inflamasi yang biasanya disertai dengan
pembentukan pus. Terjadinya caries dapat disebabkan oleh makanan manis
(Hinchliff,
Pembusukan pada tulang atau gigi. Proses perusakan yang menyebabkan
dekalsifikasi enamel gigi dan berlanjut menjadi kerusakan enamel serta
dentin, dan pembentukan lubang pada gigi (Dorland, 1998).
Adalah penyakit jaringan keras gigi yang bersifat kronik progresif dan
disebabkan aktifitas jasad renik dalam karbohidrat yang dapat diragikan
(Maryunani, 2010).
Proses Terjadinya Karies Gigi
Karies gigi adalah penyakit multifaktor yang merupakan hasil
kombinasi dari 4 faktor utama yaitu inang dan gigi, mikroorganisme di
dalam plak, substrat danwaktu (Pine, 1997).
Proses terjadinya karies gigi dimulai dengan adanya plak di
permukaan gigi, sukrosa (gula) dari sisa makanan dan bakteri berproses
menempel pada waktu tertentu yang berubah menjadi asam laktat yang
akan menurunkan pH mulut menjadi kritis (5,5) yang akan menyebabkan
demineralisasi email berlanjut menjadi karies gigi (Schuurs, 1993).
10. Promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative adalah
Upaya promotif : dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Upaya preventif : ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan terhadap individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Upaya Kuratif : ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-anggota keluarga dan kelompok yang menderita penyakit atau masalah kesehatan.
Upaya rehabilitative : upaya pemulihan kesehatan bagi penderita yang dirawat dirumah atau kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama, missal obesitas, ISPA, kelainan refraksi, caries gigi (Efendy,2009)
11. Bullying adalah Suatu bentuk perilaku agresif yang diwujudkan dengan perlakuan
secara tidak sopan dan penggunaan kekerasan atau paksaan untuk mempengaruhi orang lain, yang dilakukan secara berulang atau berpotensi untuk terulang, dan melibatkan ketidakseimbangan kekuatan dan/atau kekuasaan. Perilaku ini dapat mencakup pelecehan verbal, kekerasan fisik atau pemaksaan, dan dapat diarahkan berulangkali terhadap korban tertentu, mungkin atas dasar ras, agama, gender, seksualitas, atau kemampuan (Efendy, 1998)
12. Community nursing diagnose Pernyataan dari populasi mengenai kondisi, trend, masalah-masalah
potensial, kekuatan dan situasi laten (Watson, 1984 dalam Ervin, 2002) Suatu kesimpulan tentang masalah kesehatan masyarakat yang ditegakkan
dengan cara memeriksa data statistik populasi dan situasi sosial disamping pengetahuan tentang situasi lokal dalam rangka untuk menentukan kebutuhan kesehatan masyarakat ( Elizabeth T.A. &J. Mc Farlane, 2011).
Kesehatan Diagnosis keperawatan ialah respon individu pada masalah kesehatan baik yang actual maupun potensial. Diagnose keperawatan komunitas akan memeberikan gambaran tentang masalah dan status kesehatan masyarakat baik yang nyata dan yang mungkin terjadi. Diagnosa ditegakkan berdasarkan tingkat rekreasi komunitas terhadap stresor yang ada. Selanjutnya dirumuskan dalam tiga komponen, yaitu problem/masalah (P), etiology atau penyebab (E), dan symptom atau manifestasi/data penunjang (S) (Mubarak, 2005). Problem : merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan
normal yang seharusnya terjadi. Etiologi : penyebab masalah kesehatan atau keperawatan yang dapat
memeberikan arah terhadap intervensi keperawatan. Symptom : tanda atau gejala yang tampak menunjang masalah yang
terjadi.13. Bimbingan konseling
Proses interaksi antara konselor-konselor dengan klien baik secara langsung maupun tidak langsung dalam rangka untuk membantu klien agar dapat mengembangkan potensi dirinya atau pun memecahkan permasalahan yang dialaminya (Efendy, 1998).
Bimbingan Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling (face to face) oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut
konseli) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi konseli serta dapat memanfaatkan berbagai potensi yang dimiliki dan sarana yang ada, sehingga individu atau kelompok individu itu dapat memahami dirinya sendiri untuk mencapai perkembangan yang optimal, mandiri serta dapat merencanakan masa depan yang lebih baik untuk mencapai kesejahteraan hidup.
Menurut PP No. 28/1990 Tentang Pendidikan Dasar Bab X Bimbingan pasal 25 ayat (1) Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan pada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan, ayat (2) Bimbingan diberikan oleh guru pembimbing, ayat (3) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (1) dan (2) di atas oleh menteri.
b. Jawaban Pertanyaan:1. Bagaimanakah peran perawat kesehatan di sekolah?
Peran perawat kesehatan sekolaha. Sebagai pelaksana
1) Mengkaji masalah kesehatan dan keperawatan peserta didik dengan melakukan pengumpulan data, analisa data, dan perumusan masalah dan prioritas masalah.
2) Menyusun rencana kegiatan UKS bersama Pembina UKS di sekolah.3) Melaksanakan kegiatan UKS sesuai perencanaan4) Penilaian dan pemantauan kegiatan UKS.5) Pencatatan dan pelaporan sesuai dengan rencana kegiatan yang
disusun.b. Sebagai pengelola
Perawat yang ditunjuk oleh pihak puskesmas, bertanggung jawab sebagai koordinator dalam mengelola kegiatan UKS.
c. Sebagai penyuluhPerawat bertugas memberikan penyuluhan kepada peserta didik yang bersifat umum dan klasikal, atau secara tidak langsung pada saat melaksanakan pemeriksaan fisik peserta didik secara perorangan.
Peran perawat kesehatan di sekolah :a) Pendidik ( educator ), perawat memiliki peran untuk dapat memberikan
informasi yang memungkinkan klien membuat pilihan dan mempertahankan autonominya. Perawat selalu mengkaji dan memotivasi belajar klien.
b) Advokat, perawat memberi pembelaan kepada klien yang tidak dapat bicara untuk dirinya.
c) Manajemen kasus, perawat memberikan pelayanan kesehatan yang bertujuan menyediakan pelayanan kesehatan yang berkualitas, mengurangi fragmentasi, serta meningkatkan kualitas hidup klien.
d) Kolaborator, perawat komunitas juga harus bekerjasama dengan pelayanan rumah sakit atau anggota tim kesehatan lain untuk mencapai tahap kesehatan yang optimal.
e) Panutan ( role model ), perawat kesehatan seharusnya dapat menjadi panutan bagi setiap individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sesuai dengan peran yang diharapkan. Perawat dituntut berperilaku sehat jasmani dan rohani dalam kehidupan sehari-hari.
f) Pembaharuan ( change Agent ), perawat kesehatan masyarakat dapat berperan sebagai agen pembaharu terhadap individu, keluarga, kelompok dan masyarakat terutama dalam merubah perilaku dan pola hidup yang erat kaitannya dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan.
Peran perawat kesehatan: Mengkaji masalah kesehatan dan keperawatan peserta didik dengan
melakukan pengumpulan data, analisis data, serta perumusan dan prioritas masalah
Menyusun perencanaan kegitana UKS bersama tim Pembina usaha kesehatan di sekolah(TPUKS)
Melaksanakan kegiatan UKS sesuai dengan rencana kegiatan yang di susun
Menilai dan memantau hasil kegiatan UKS Mencatat dan melaporkan sesuai dengan prosedur yang di tetapkan.
2. Apa saja tanggungjawab perawat kesehatan ! Tanggung jawab perawat kesehatan adalah :
a. Menyediakan pelayanan bagi orang sakit atau cacatb. Mempertahankan lingkungan sehat c. Mengajarkan upaya-upaya peningkatan kesehatand. Pencegahan penyakit dan injurie. Identifikasi standart kehidupan yang tidak adekuat atau mengancam
penyakit/injuri serta melakukan rujukanf. Mecegah dan melaporkan adanya kelainan atau penyalahgunaan (neglect
dan abuse)g. Memberikan pembelaan untuk mendapatkan kehidupan dan pelayanan
kesehatan yang sesuai dengan standarth. Kolaborasi dalam mengembangkan pelayanan kesehatan yang dapat
diterimai. Menjamin pelayanan keperawatan yang berkualitas dan melaksanakan
riset keperawatan.( R. Fallen dan R.budi Dwi K, 2011 ) 3. Apa saja fungsi perawat sekolah !
FUNGSI PERAWAT SEKOLAH Mengajukan atau membuat kebijakan untuk menjamin pelaksanaan
program kesehatan secara terintegrasi dan komprehensif. Penanganan kasus/manajemen kasus untuk membantu keluarga dalam
memenuhi kebutuhan, terutama yang terkait dengan anak didiknya. Manajemen program, sehingga system dan aktivitas kesehatan sekolah
dapat berjalan dan berkembang sebagai bagian integral dari system kesehatan masyarakat.
Bertanggung jawab terhadap upaya proteksi dan promosi kesehatan.4. Apakah ada pendekatan selain communitas as a partner?
Salah satu pendekatannya yaitu dengan cara Pendekatan Pemecahan Masalah yang dituangkan dalam proses keperawatan dengan memanfaatkan pendekatan epidemiologi yang dikaitkan dengan upaya kesehatan dasar. Dimana arti dari Pendekatan Pemecahan Masalah : setiap masalah kesehatan yang dihadapi oleh individu, keluarga, kelompok atau masyarakat akan dapat diatasi perawat melalui keterampilan melaksanakan intervensi keperawatan sebagai bidang keahliannya dalam melaksanakan profesinya (Efendy,1998)
5. Apa saja program selain health promotion school?Strategi intervensi keperawatan komunitas adalah sebagai berikut:a. Proses kelompok (group process)
Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya setelah belajar dari pengalaman sebelumnya, selain faktor pendidikan/pengetahuan individu, media masa, televisi, penyuluhan yang dilakukan petugas kesehatan dan sebagainya.Begitu juga dengan masalah kesehatan di lingkungan sekitar masyarakat, tentunya gambaran penyakit yang paling sering mereka temukan sebelumnya sangat mempengaruhi upaya penangan atau pencegahan penyakit yang mereka lakukan. Jika masyarakat sadar bahwa penangan yang bersifat individual tidak akan mampu mencegah, apalagi memberantas penyakit tertentu, maka mereka telah melakukan pemecahan-pemecahan masalah kesehatan melalui proses kelompok.
Bidang tugas perawat komunitas tidak bisa terlepas dari kelompok masyarakat sebagai klien termasuk sub-sub sistem yang terdapat di dalamnya, yaitu: individu, keluarga, dan kelompok khusus, perawat spesialis komunitas dalam melakukan upaya peningkatan, perlindungan dan pemulihan status kesehatan masyarakat dapat menggunakan alternatif model pengorganisasian masyarakat, yaitu: perencanaan sosial, aksi sosial atau pengembangan masyarakat. Berkaitan dengan pengembangan kesehatan masyarakat yang relevan (Elisabeth, 2007).
b. Pendidikan Kesehatan (Health Promotion)Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang
dinamis, dimana perubahan tersebut bukan hanya sekedar proses transfer materi/teori dari seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur. Akan tetapi, perubahan tersebut terjadi adanya kesadaran dari dalam diri individu, kelompok atau masyarakat sendiri. Sedangkan tujuan dari pendidikan kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 maupun WHO yaitu ”meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan; baik fisik, mental dan sosialnya; sehingga produktif secara ekonomi maupun secara sosial.
c. Kerjasama (Partnership)Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan
masyarakat jika tidak ditangani dengan baik akan menjadi ancaman bagi lingkungan masyarakat luas. Oleh karena itu, kerja sama sangat dibutuhkan dalam upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan komunitas melalui upaya ini berbagai persoalan di dalam lingkungan masyarakat akan dapat diatasi dengan lebih cepat.
Kemitraan adalah hubungan atau kerja sama antara dua pihak atau lebih, berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan atau memberikan manfaat. Partisipasi klien/masyarakat dikonseptualisasikan sebagai peningkatan inisiatif diri terhadap segala kegiatan yang memiliki kontribusi pada peningkatan kesehatan dan kesejahteraan (Elisabeth, 2007).
Kemitraan antara perawat komunitas dan pihak-pihak terkait dengan masyarakat digambarkan dalam bentuk garis hubung antara komponen-komponen yang ada.
Hal ini memberikan pengertian perlunya upaya kolaborasi dalam mengkombinasikan keahlian masing-masing yang dibutuhkan untuk mengembangkan strategi peningkatan kesehatan masyarakat (Elisabeth, 2007).
Pembangunan sarana air bersih, sanitasi dan fasilitas cuci tangan termasuk pendidikan menjaga kebersihan jamban sekolah
Pendidikan pemakaian dan pemeliharaan jamban sekolah Penggalakan cuci tangan dengan sabun Pendidikan tentang hubungan air minum, jamban, praktek kesehatan
individu, dan kesehatan masyarakat Program pemberantasan kecacingan Pendidikan kebersihan saluran pembuangan/SPAL Pelatihan guru dan murid tentang PHAST Kampanye, “Sungai Bersih, Sungai Kita Semua” Pengembangan tanggungjawab murid, guru dan pihak-pihak lain yang
terlibat di sekolah, mencakup: Pengorganisasian murid untuk pembagian tugas harian, pembagian tugas
guru pembina dan Komite Sekolah Meningkatkan peranan murid dalam mempengaruhi keluarganya
Jenis kegiatan yang dapat di lakukan dalam program helath promotion school :
Penyuluhan kelompok di kelas Penyuluhan perorangan (penyuluhan antar teman/peer group education) Pemutaran film/video Penyuluhan dengan media panggung boneka Penyuluhan dengan metode demonstrasi Pemasangan poster, Pembagian leaflet Kunjungan/wisata pendidikan Kunjungan rumah Lomba kebersihan kelas, Lomba kebersihan perorangan/murid Lomba membuat poster, Lomba menggambar lingkungan sehat Lomba cepat tepat Kegiatan pemeliharaan dan membersihkan jamban sekolah Penyuluhan terhadap warung sekolah, pedagang sekitar sekolah Kegiatan penghijauan di sekitar sumber air Pelatihan guru UKS Pelatihan siswa/kader UKS
6. Apakah masalah utama pada kasus?
7. Bagaimana cara suatu lembaga dapat melakukan PHBS dengan baik?
Peningkatan pengetahuan dan keterampilan tenaga pengelola dan pelaksana
perawat diberbagai tingkat pelayanan melalui pendidikan dan pelayanan.
Meningkatkan kemampuan managemen pengelola dan pelaksana sehingga
dapt mencapai hasil optimal.
Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sektoral diantara instansi
terkait.
Melaksanakan koordinasi dengan seluruh upaya kesehatan pokok puskesmas
dalam memberikan pelayanan yang comprehensive baik di dalam atau diluar
gedung sesuai dengan fungsi puskesmas. (Efendy, 1998).
Adanya kebijakan dan dukungan dari pengambil keputusan seperti Bupati,
Kepala Dinas pendidikan, Kepala Dinas Kesehatan, DPRD, lintas sector sangat
penting untuk pembinaan PHBS disekolah demi terwujudnya sekolah sehat.
Disamping itu, peran dari berbagai pihak terkait (Tim Pembina dan pelaksana
UKS), sedangkan masyarakat sekolah berpartisipasi dalam perilaku hidup bersih
dan sehat baik di sekolah maupun di masyarakat.
1) Pemda
Bupati/walikota
Mengeluarkan kebijakan dalam bentuk perda, surat keputusan, surat
edaran, instruksi, himbauan tentang Pembinaan Perilaku Hidup
Bersih dan sehat disekolah.
Mengalokasikan anggaran untuk pembinaan PHBS di sekolah.
DPRD
Memberikan persetujuan anggaran untuk pengembangan PHBS di
sekolah
Memantau kinerja Bupati/Walikota yang berkaitan dengan
pembinaan PHBS di sekolah
2) Lintas Sektor
Dinas Kesehatan
Membina dan mengembangkan PHBS dengan pendekatan UKS melalui
jalur ekstrakulikuler.
Dinas Pendidikan
Membina dan mengembangkan PHBS dengan pendekatan Program
UKS melalui jalur kulikuler dan ekstrakulikuler
Kantor Depag
Melaksanakan pembinaan dan pengembangan PHBS dengan
pendekatan program UKS pada perguruan agama
3) Tim Pembina UKS
Merumuskan kebijakan teknis mengenai pembinaan dan
pengembangan PHBS melalui UKS
Mengkordinasikan kegiatan perencanaan dan program serta
pelaksanaan pembinaan PHBS melalui UKS
Membina dan mengembangkan PHBS melalui UKS serta mengadakan
monitoring dan evaluasi.
4) Tim Pelaksana UKS
Merencanakan dan melaksanakan kegiatan pendidikan kesehatan,
pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan kehidupan sekolah
sehat dalam rangka peningkatan PHBS di sekolah.
Menjalin kerjasama dengan orang tua peserta didik, instansi lain yang
terkait dan masyarakat lingkungan sekolah untuk pembinaan dan
pelaksanaan PHBS di sekolah.
Mengadakan evaluasi pembinaan PHBS di sekolah.
5) Komite sekolah
Mendukung dalam hal pendanaan untuk sarana dan prasana
pembinaan PHBS di sekolah
Mengevaluasi kinerja kepala sekolah dan guru-guru yang berkaitan
dengan pencapaian sekolah sehat.
6) Komite sekolah
Mengeluarkan kebijakan dalam bentuk surat keputusan, surat edaran
dan instruksi tentang pembinaan PHBS di sekolah.
Mengalokasikan dana/anggaran untuk pembinaan PHBS di sekolah
Mengkoordinasikan kegiatan pembinaan PHBS di sekolah
Memantau kemajuan pencapaian sekolah sehat disekolahnya
7) Guru-guru
Bersama guru lainnya mengadvokasi yayasan/orang tua murid kepala
sekolah untuk memperoleh dukungan kebijakan dan dana bagi
pembinaan PHBS di sekolah
Sosialisasi PHBS di lingkungan sekolah dan sekitarnya.
Melaksanakan pembinaan PHBS di lingkungan sekolah dan sekitarnya
Menyusun rencana pelaksanaan dan penilaian lomba PHBS di
sekolahnya.
Memantau tujuan pencapaian sekolah sehat di lingkungan sekolah
8. Bagaimana menentukan diagnose prioritas?
Setelah data dianalisis dan masalah keperawatan komunitas ditetapkan
prioritas masalah kesehatan komunitas yang perlu ditetapkan bersama
masyarakat melalui musyawarah masyarakat desa (MMD) atau lokakarya mini
masyarakat.Prioritas masalah dibuat berdasarkan kategori dapat diatasi,
kemudahan, dan kekhususan, mengingat banyaknya masalah yang dihadapi oleh
masyarakat. Pemilihan masalah ini sangat penting dilakukan, agar implementasi
yang dilakukan benar-benar bermanfaat bagi masyarakat dan secara tidak
langsung akan membangun rasa percaya diri dan kompetensi masyarakat untuk
mengatasi masalah yang lain (Bract, 1990 dalam Helvie, 1998). Penentuan
prioritas masalah keperawatan komunitas dapat dilakukan melalui metode
berikut
1) Paper and Pencil Tool (Ervin, 2002)
Masalah
Pentingnya
masalah
untuk
dipecahkan :
1 Rendah
2 Sedang
3 Tinggi
Kemungkinan
perubahan
positif jika
diatasi :
0 Tidak ada
1 Rendah
2 Sedang
3 Tinggi
Peningkatan
terhadap
kualitas hidup
bila diatasi :
0 tidak ada
1 Rendah
2 Sedang
3.tinggi
Total
Resiko meningkatnya
kejadian infertilitas
pada agregat remaja
3 3 3 9
Kurangnya kebiasaan
hygiene personal
3 2 2 7
2) Scoring diagnosis keperawatan komunitas (DepKes, 2003)
Masalah keperawatan A B C D E F G H Total
Resiko meningkatnya
kejadian infertilitas
pada agregat remaja.
2 3 2 5 2 3 2 2 21
Kurangnya kebiasaan
hygiene personal
3 4 3 3 3 3 3 3 25
Keterangan : Pembobotan :
A. Risiko keparahan 1. Sangat rendah
B. Minat masyarakat 2. Rendah
C. Kemungkinan diatasi 3. Cukup
D. Waktu 4. Tinggi
E. Dana 5. Sangat tinggi
F. Fasilitas
G. Sumber daya
H. Tempat
9. Apa saja Upaya dalam promotif, prefentif, kuratif dan rehabilitative dalam
mengembangkan PHBS di sekolah?
Promotif: dilaksanakan melalui kegiatan intrakurikuler dan penyuluhan
kesehatan serta latihan keterampilan oleh tenaga kesehatan di sekolah.
Misalnya kegiatan penyuluhan gizi, kesehatan pribadi,penyakit menular, cara
menggosok gigi yang benar, cara mengukur tinggi dan berat badan serta
memerikasa ketajaman penglihatan
Preventif: dilaksanakan melalui kegiatan peningkatan daya tahan tubuh,
pemutusan mata rantai penularan penyakit, dan penghentian proses
penyakit pada tahap dini sebelum timbul penyakit. Misalnya imunisasi yang
dilakukan oleh petugas puskesmas, pemberantasan sarang penyakit,
pengobatan sederhanaoleh dokter kecil, kegiatan penjaringan(skrining)
kesehatan bagi siswa SD kelas dan pemeriksaan berkala setiap enam bulan
bagi seluruh siswa.
Kuratif dan rehabilitative dilakukan melalui kegiatan pencegahan komplikasi
dan kecacatan akibat proses penyakit atau untuk meningkatkan kemampuan
peserta didik yang cedera atau cacat agar dapat berfungsi dengan normal
lagi. (effendi, 2009).
10. Apa saja UUD kesehatan tentang UKS?
UUD yang mengatur : UUD no 4 th 1979 tentang pembinaan anak sekolah.
Penetapan surat keputusan bersama antara MENDIKBUD, MENKES,
MENDAGRI, MENAG tanggal 3 november 1980 tentang pokok kebijaksanaan
dan pengembangan UKS no 408 a/U/1984. Sedangkan tentang tim
pembinaan UKS no 408 b.
Dasar kebijakkan pelaksanaan sekolah adalah UU nomor 4 tahun 1997 tentang
pembinaan anak sekolah
UU Nomor 36 Tahun 2009 pasal 79 tentang Kesehatan, ditegaskan bahwa
”Kesehatan Sekolah” diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan
hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta
didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis dan setinggi-
tingginya sehingga diharapkan dapat menjadi sumber daya manusia yang
berkualitas.
Undang-undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
Keputusan Bersama Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Kesehatan,
Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri RI. No. 1/U/SKB/2003, No.
1067/Menkes/SKB/VII2003, MA/230 A/2003, dan No. 26 tahun 2003
tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah
Keputusan Gubernur Jawa Barat tanggal 30 Agustus 2001 No.
188/179/KPTS/013/2004 tentang Pembinaan Usaha Kesehatan Sekolah
11. Apa saja trias UKS?
Pendidikan kesehatan
Pendidikan kesehatan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta agar
dapat tumbuh kembang sesuai, selaras, seimbang dan sehat, baik fisik, social
mental maupun linkungan melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau
latihan yang diperlukan bagi perannya saat ini maupun dimasa yang mendatang.
Macam- macam kegiatan pendidikan kesehatan pada trias UKS:
1. Pelaksanaan pemeriksaan berkala
2. Pelaksanaan pemeriksaan rutin
3. Pelaksanaan lomba pengetahuan kesehatan sekolah
4. Pelaksanaan pemeriksaan tinggi badan
5. Pengadaan alat peraga
6. Pelaksanaan dokter kecil
7. Pelaksanaan pemeriksaan berat badan
8. Pengadaan alat peraga UKS
9. Pengadaan kegiatan lomba kebersihan badan
10. Pengadaan kegiatan lomba kebersihan ruang kelas
Pelayanan kesehatan
Penekanan utama pada pelayanan kesehatan di sekolah atau
madrasah adalah upaya peningkatan (promotif), pencegahan (preventif),
pengobatan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif) yang dilakukan secara
serasi dan terpadu terhadap peserta didik pada khususnya dan warga
sekolah pada umumnya dibawah kordinasi guru pembina UKS dengan
bimbingan teknis dan pengawasan puskesmas setempat. Tujuan pelayanan
kesehatan adalah meningkatnya derajat kesehatan peserta didik dan seluruh
warga masyarakat sekolah secara optimal.
1. Kegiatan penjaringan anak sekolah (screening)
2. Pelaksanaan imunisasi
3. Pelaksanaan pemberantasan sarang nyamuk
4. Pelaksanaan pemeriksaan kesehatan atau deteksi dini penyakit
5. Pengadaan upaya alih teknologi kesehatan
6. Pengadaan rujukan ke puskesmas
Pembinaan lingkungan sekolah sehat
Program pembinaan lingkungan sekolah sehat mencakup lingkungan
sekolah, lingkungan keluarga, masyarakat sekitar, dan unsure-unsur penunjang.
Macam- macam kegiatan dalam pembinaan lingkungan sekolah sehat:
1. Pengadaan ruang/sudut UKS
2. Pembinaan kantin sekolah
3. Pengadaan sarana air bersih yang memenuhi syarat
4. Pengadaan tempat pembuanagn air limbah yang memenuhi syarat
5. Pengadaan kamar mandi/WC khusus siswa
12. Bagaimana pengembangan UKS serta peran fungsi UKS?
Pendidikan kesehatan di sekolah, dapat berupa kegiatan ; hygiene personal
seperti (pemeliharaan gigi dan mulut, kebersihan kulit dan kuku, mata,
telinga dll), lomba poster sehat, perlombaan kebersihan kelas.
Pemeliharaan kesehatan disekolah, dapat berupa kegiatan : pemeriksaan
perkembangan kecerdasan, penemuan kasus-kasus dini yang mungkin
terjadi, pengobatan sederhana, pertolongan pertama, pemeliharaan
kesehatan guru.
Fungsi UKS :
menyelenggarakan pelayanan kesehatan melalui keterpadanan berbagai
kegiatan pokok untuk mengatasi masalah kesehatan di sekolah.
malaksanakan pembinaan baik pembinaan teknis medis, alih kelola
teknologi, peran serta masyarakat sekolah.
melaksanakan koordinasi pelayanan kesehatan di sekolah (Efendy, 1998)
13. Siapa saja sasaran UKS !
Sasaran UKS
Peserta didik: dari berbagai tingkat pendidikan sekolah : Taman kanak-
kanak, pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidkan agama,
pendidikan kejuruan, dan pendidikan khusus (sekolah luar biasa). Untuk
sekolah dasar usaha kesehatan sekolah diprioritaskan pada kelas I, III, VI
karena:
Kelas I, fase penyesuaian dalam lingkungan sekolah yang baru dan
lepas dari pengawasa orang tua, kemungkinan kontak dengan
berbagai penyebab penyakit lebih besar karena ketidaktahuan dan
ketidakmengertian tentang kesehatan. Disamping itu, pada saat ini
adalah waktu yang baik untuk diberikan imunisasi ulangan, dan
dikelas 1 inilah dilakukan penjaringan untuk mendeteksi adanya
kelainan yang mungkin timbul sehingga mempermudah pengawasan
ke jenjang berikutnya.
Kelas III, dilaksanakan untuk mengevaluasi hasil pelaksanaan UKS di
kelas 1 dahulu dan langkah-langkah selanjutnya yang akan dilakukan
dalam program pembinaan UKS.
Kelas VI, dalam rangka mempersiapkan kesehatan peserta didik ke
jenjang pendidikan selanjutnya, sehingga memerlukan pemeliharaan
dan pemeriksaan kesehatan yang cukup.
Masyarakat Sekolah (Guru, staf sekolah dan pengelola pendidikan lainnya
Orang tua murid, Komite sekolah dan Masyarakat
14. Struktur UKS !
Susunan tim pelaksana UKS :
Pembina : Lurah
Ketua : Kepala Sekolah
Sekretaris I : Guru Pembina UKS
Sekretaris II : Ketua Komite Sekolah
Anggota : 1. Unsur Komite Sekolah
2. Petugas Puskesmas
3. Unsur Guru
4. Unsur Siswa
15. Apa saja persyaratan sekolah sebagai pelaksana UKS !
Persyaratan Sekolah sebagai Pelaksana UKS :
Mempunyai SK tim pelaksana UKS dari kepala sekolah
Mempunyai guru yang telah dibina materi UKS
Mempunyai ruang UKS beserta perlengkapannya
Mempunyai KKR/Triwisada yang sudah ditatar dengan jumlah minimal
10% dari seluruh siswa
Melaksanakan TRIAS UKS dalam kehidupan sehari-hari
16. Apa yang dimaksud dengan PHBS dan apa saja Indikator PHBS di institusi
pendidikan/sekolah?
PHBS di Sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta
didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai
hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit,
meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan
lingkungan sehat.
Indicator PHBS:
Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun
Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah
Menggunakan jamban yang bersih dan sehat
Olahraga yang teratur dan terukur
Memberantas jentik nyamuk
Tidak merokok di sekolah
Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan
Membuang sampah pada tempatnya (Efendy, 1998)
17. Bagaimana cara konseling yang tepat pada anak usia sekolah
Tahap-tahap dalam layanan konseling untuk anak usia sekolah
Proses konseling terdiri dari tiga tahapan yaitu: (1) tahap awal (tahap
mendefinisikan masalah); (2) tahap inti (tahap kerja); dan (3) tahap akhir
(tahap perubahan dan tindakan).
1) Tahap Awal
Tahap ini terjadi dimulai sejak konseli menemui konselor hingga
berjalan sampai konselor dan konseli menemukan masalah konseli. Pada
tahap ini beberapa hal yang perlu dilakukan, diantaranya :Membangun
hubungan konseling yang melibatkan konseli (rapport). Kunci
keberhasilan membangun hubungan terletak pada terpenuhinya asas-
asas bimbingan dan konseling, terutama asas kerahasiaan, kesukarelaan,
keterbukaan; dan kegiatan.
2) Inti (Tahap Kerja)
Setelah tahap Awal dilaksanakan dengan baik, proses konseling
selanjutnya adalah memasuki tahap inti atau tahap kerja.
Pada tahap ini terdapat beberapa hal yang harus dilakukan,
diantaranya :
a) Menjelajahi dan mengeksplorasi masalah konseli lebih dalam.
mPenjelajahan masalah dimaksudkan agar klien mempunyai
perspektif dan alternatif baru terhadap masalah yang sedang
dialaminya.
b) Konselor melakukan reassessment (penilaian kembali), bersama-
sama klien meninjau kembali permasalahan yang dihadapi klien.
c) Menjaga agar hubungan konseling tetap terpelihara.
3) Akhir (Tahap Tindakan)
Pada tahap akhir ini terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan,
yaitu :
a) Konselor bersama klien membuat kesimpulan mengenai hasil proses
konseling.
b) Menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan berdasarkan
kesepakatan yang telah terbangun dari proses konseling sebelumnya.
c) Mengevaluasi jalannya proses dan hasil konseling (penilaian segera).
d) Membuat perjanjian untuk pertemuan berikutnya
Cara konseling melihat dari sifat konseling:
1. Menangani si anak pengatur (Dominance)
Beri tantangan untuk menyelesaikan suatu tugas ; Jangan pernah
menyebutkan dia tidak mampu melakukan pekerjaan atau tugas yang
dia kerjakan, ingatlah bahwa ia tidak ingin terlihat lemah.
Ajar mereka menghargai orang lain ; Karena keinginan yang besar
untuk mendominasi, mereka sering kali ingin terlihat lebih bagus atau
lebih pintar dari orang lain.
Beri kebebasan untuk mengatur cara kerjanya sendiri ; mengatur
adalah ciri anak dominance, sehingga biarkanlah ia mengatur cara
belajar seperti apa yang mereka inginkan.
Menanamkan nilai positif dalam cara pencapaian hasil ; Bagi mereka
yang terpenting adalah result, kurang peduli bagaimana cara
mendapatkanya, karena itu menanamkan value (nilai) yang positif
dalam cara pencapaian juga di perlukan.
Hargai Inisiatifnya
2. Menagani si anak Gaul (Influence)
puji dia saat di berani tampil ; Hal ini dapat menumbuhkan rasa
percdaya diri, namun tetap perlu di ingatkan pujian yang berlebihan
dapat menjadi "bumerang".
Buatlah suasana informal ; Berbicara dan interaksi adalah hal yang
menyenangkan buat mereka, karena itu jika anda mengharapkan
mereka untuk belajar, undanglah teman-temannya untuk belajar
bersama di rumah anda.
Buatlah Target ; Karena terlalu senang bermain dan berbicara, time
management bisa menjadi masalah bagi mereka, saat mereka belajar
bersama dan sudah tercipta suasana yang informal maka anda harus
membuat target untuk mereka, misalnya jam sekian harus sudah
selesai semua.
Kenali teman anak ; sebagai orang tua kita harus sanantiasa
mengenali teman atau dengan siapa mereka berinteraksi.
Ajak dalam pembicaraan ; Jika memungkinkan libatkan anak dalam
pembicaraan, inggatlah bahwa kebutuhanya adalah berdialog.
3. Menangani si anak tenang (Steadiness)
Jika akan melakukan perubahan, maka informasikan perubahan ini
jauh-jauh hari. Ingatlah dia menyukai stbilitas sehingga sulit
menerima perubahan.
Beri dia reassurance dengan memberikan jawaban-jawaban atas
pertanyaanya
Bantu dia beradaptasi dengan denagn memberikan cara-caranya.
Ingatlah bahwa anda memerlukan waktu dan proses agar ia mau
berubah.
Tanamkan bahwa setiap masalah harus di selesaikan, bukan untuk di
hindari. Sebagai anak yang cinta damai, ia sering "dikerjai" teman
sekolahnya dan ia menerimanya dengan pasrah. Ajak anak bicara dari
hati ke hati, apa yang sebernanya sedang terjadi dan bantu dia untuk
menyelesaiakn masalahnya.
Tingkatkan fighting spirit ; Anak steadiness umunya kurang terdorong
untuk mencapai suatu prestasi, danmenunjukan prilaku yang santai.
Saat mereka memiliki tugas, ajaklah mereka untuk melakukan tugas
tersebut, dan di beri pengertian bahwa untuk mendapat sesuatu kita
harus berusaha dan "berkorban".
4. Menangani si anak teliti (Conscientiousness)
Tekankan bahwa kesempurnaan hanya milik tuhan.
ajak anak besosialisasi pada bidang yang ia sukai atau kesukaanya.
Mengajak untuk bersosialisasi bukanlah hal yang mudah, mulailah
dari hal yang menjadi minatnya.
Tanamkan bahwa kerjasama adalah hal yang penting dalam
kehidupan. Kepada anak Conscientiousness, bukti adalah hal yang
penting, karena itu beri mereka bukti dengan pengalaman mereka
sendiri.
Bantu mereka melakaukan persiapan. Ingatlah bahwa mereka anak
yang membutuhkan waktu untuk mewujudkan hasil mereka.
Beri Alternatif ; Perilaku anak Conscientious yang well planned,
seringkali membuat mereka kaku atau sulit berubah dari rencana. Ada
baiknya orang tua membuka wawasan mereka, bahwa ada cara lain
yang bisa mereka tempuh (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
1990).
DAFTAR PUSTAKA
Dariyo, Agoes. 2004. Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Jakarta: Grasindo.
Dorland, W.A. Newman. 1998. Dorland’s Pocket medical Dictionary, 25/e. Kumala, Poppy.
Jakarta: EGC.
Effendy, Nasrul. 1998. Dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakat. Jakarta : EGC.
Efendi, Ferry. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta : salemba Medika.
Depkes RI. 2006. Petunjuk Pelaksanaan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Usaha
Kesehatan Sekolah, Jakarta.
top related