teknik radiologi
Post on 15-Jan-2016
47 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
DIAFRAGMA
Diaphragma merupakan otot pernafasan utama dan merupakan otot terpenting kedua
setelah otot jantung. Jika terjadi gangguan dari otot ini, maka respirasi jelas terganggu,
gangguan tubuh akan terjadi akibat kompensasi gangguan pernafasan karena kelainan pada
diaphragma. Untuk mempermudah kelainan diaphragma maka pengertian dari anatomy dan
neurology diperlukan. Gangguan saraf yang berhubungan dengan diaphragma bisa disebabkan
karena trauma maupun proses penyakit yang menurunkan impulse saraf dari dan ke otak.
Secara anatomy, gangguan terhadap otot diaphragma menyebabkan penurunan fungsi
pernafasan. Keduanya mempengaruhi proses nafas yang menyebabkan terjadinya hypoxia
organ dalam waktu cepat atau lambat.
Diafragma adalah lembaran otot internal yang memanjang di bagian bawah tulang
rusuk. Diafragma memisahkan rongga dada (jantung, paru-paru & tulang rusuk) dari rongga
perut dan melakukan fungsi penting dalam respirasi. Sebuah diafragma pada anatomi dapat
merujuk pada struktur lain seperti diafragma urogenital atau diafragma panggul, tetapi
"diafragma" umumnya mengacu ke diafragma thoraks.
1
FUNGSI
Diafragma berfungsi dalam pernafasan. Selama inhalasi, diafragma berkontraksi
sehingga memperbesar rongga dada (otot interkostal eksternal juga berpartisipasi dalam
pembesaran). Hal ini akan menurunkan tekanan intra-toraks: Dengan kata lain, memperluas
rongga dada menciptakan daya isap yang menarik udara ke dalam paru-paru. Ketika diafragma
rileks, udara dihembuskan oleh recoil elastis paru-paru dan jaringan yang melapisi rongga dada
bersama dengan otot-otot perut, yang bertindak sebagai antagonis bersamaan dengan
kontraksi diafragma.
Diafragma juga terlibat dalam fungsi-fungsi non-respirasi, membantu untuk
mengeluarkan muntah, kotoran, dan urin dari tubuh dengan meningkatkan tekanan intra-
abdomen, dan mencegah refluks asam lambung dengan meningkatkan tekanan di esofagus saat
makanan melewati hiatus esofagus.
ANATOMI
Diafragma berupa kubah otot yang terdiri dari jaringan fibromuskuler yang menyekat
thorak dan abdomen, permukaan cembung membentuk permukaan atas lantai yang pertama,
dan cekung di bawah permukaan atap yang kedua. 4 komponen embriologi menyusun organ ini
yaitu : septum tranversum, 2 lipatan pleuroperitoneal, myotom cervical dan mesenterium
bagian dorsal. Diapragma mulai terbentuk mulai minggu ketiga dari masa gestasi dan lengkap
setelah delapan minggu. Kesalahan pembentukan dari lipatan pleuraperitoneal dan
keterlambatan migrasi dari otot menyebabkan kelainan congenital.
Latin Diaphragm
Arteri Pericardiacophrenic artery, Musculophrenic artery, Inferior phrenic arteries
Vena Superior phrenic vein, Inferior phrenic vein
Nervus phrenic and lower intercostal nerves
prekursor septum transversum, pleuroperitoneal folds, body wall
2
Otot diaphragma terbentang dari iga ke-6 pada kanan kiri, menuju sisi posterior dari
procesus xipoideus, dan melekat pada external serta internal ligamentum arkuata. Beberapa
organ melalui diapragma yaitu aorta, oesophagus, dan vena cava. Aperture aorta merupakan
tempat paling bawah dan paling belakang pada diapragma yang terletak setinggi vertebra
thorakal 12. Pada tempat ini juga terdapat duktus thoracicus dan kadang vena azygos dan
hemiazygos. Aperture oesophagus dikelilingi oleh otot diaphragma dan terletak setinggi
Vertebra thorakal 10. Aperture vena cava merupakan tempat tertinggi pada diaphragma yang
terletak setinggi vertebra thoracal 9.
Serat otot dapat dikelompokkan berdasarkan asalnya:
Bagian Asal
Sternalis Dua berotot slip dari belakang proses xiphoid.
Kosta Permukaan dalam tulang rawan dan berdekatan dengan
bagian bawah iga ke enam pada sisi sebelahnya,
interdigitating transversus abdominis
Lumbar Kelengkungan aponeurosis, bernama lumbocostal
lengkungan, dan dari vertebra lumbalis oleh dua pilar atau
krura
Lubang pada diafragma :
Ada tiga lubang besar pada difragma, yaitu : aorta, esophagus, dan vena cava.
Lubang Struktur Level
Pintu vena cava T8 vena cava infefior da beberapa cabang nervus frenicus kanan
Hiatus esophagus T10 esofagus, nervus vagus, dan beberapa arteri esophagus
Hiatus aorta T12 aota, vena azygos dan ductud thoraxicus
3
Diaphragma didarahi oleh arteri phrenicus kanan dan kiri, arteri interkosta, dan arteri
musculophrenicus cabang dari arteri thorakalis interna. Arteri pericardiophrenicus kecil-kecil
yang berjalan bersama nervus phrenicus juga mendarahi diaphragma.
Drainase darah dari diaphragma dilewatkan melalui vena cava inferior dan vena azygos
pada sisi kanan dan vena adrenal/renal serta vena hemiazygos pada sisis kiri.
PERSARAFAN
Diafragma diinervasi oleh saraf frenikus yang dibentuk oleh nervus cervical C3, C4 dan
C5 yang membuat diafragma dapat berfungsi baik. Nervus frenikus yang memiliki banyak
peran adalah nervus cervicalis ke-4, tapi juga menerima kontribusi dari nervus cervicalis ke-3
dan 5. Nervus frenikus juga mengandung saraf motorik, sensorik dan simpatik. Saraf ini hanya
memberikan menyediakan motorik ke diafragma serta sensasi untuk tendon central. Pada
dada, setiap nervus frenikus memberikan persarafan ke pleura mediastinum dan pericardium.
Kontribusi dari saraf C5 pada nervus frenikus mungkin diturunkan dari saraf frenikus
aksesori. Sering, itu adalah cabang dari saraf ke subclavius. Jika ada, saraf aksesori frenikus
terletak lateral ke saraf utama dan turun posterior dan kadang-kadang anterior vena subklavia.
N. frenikus aksesori bergabung dengan saraf frenikus baik di leher bawah atau di dada.
Jalur
N. frenikus turun oblik bersama vena jugularis interna melewati scalenus anterior, jauh
ke lapisan prevertebral dari fasia cervical dalam dan cervical transversa dan arteri
supraskapularis. Pada bagian kiri, saraf frenikus melewati anterior bagian pertama dari arteri
subklavia. Di sebelah kanan, saraf frenikus terletak di depan muskulus skalenus dan melewati
anterior bagian ke-2 dari arteri subklavia. Di kedua sisi, saraf frenikus berjalan di posterior v.
subklavia dan anterior arteri toraks internal bersama memasuki dada.
4
Panjangnya alur yang dilewati oleh nervus ini menyebabkan berbagai proses yang
terjadi pada tempat perjalanannya menyebabkan gangguan pada nervus ini.
Dari hal tersebut diatas, jelas gangguan terhadap nervus phrenicus dan gangguan
terhadap anatomy diaphragma akibat apapun akan menyebabkan gangguan terhadap proses
respirasi dan ventilasi.
Di tengah mediastinum, baik saraf frenikus dari C3, C4 dan C5 bersama terletak di
anterior muskulus skalenus menuju ke carotid sheath.
N. frenikus kanan melewati arteri brakiosefalika, posterior vena subklavia, dan
kemudian melintasi akar paru kanan anterior dan kemudian meninggalkan dada melalui
pembukaan hiatus vena cava membuka diafragma setinggi T8. N. frenikus kanan
melewati atrium kanan.
5
N. frenikus kiri melewati perikardium dari ventrikel kiri dan menembus diafragma secara
terpisah.
Di kedua sisi saraf frenikus berjalan di posterior menuju ke v. subklavia dan anterior arteri
torakalis interna bersama memasuki dada.
Kedua serat saraf motor pasokan ke diafragma dan serat sensoris ke perikardium fibrosa,
pleura mediastinum, dan peritoneum diafragma. Arteri pericardiacophrenic dan vena
berjalanan masing-masing menuju saraf frenikus.
Kontribusi dari saraf cervicalis 5, mungkin berasal dari saraf frenikus aksesori. Paling sering
adalah cabang dari saraf ke subclavius dan mungkin mengandung banyak serat saraf frenikus.
Jika saraf frenikus aksesori hadir terletak lateral ke saraf utama dan turun posterior dan kadang-
kadang lebih rendah daripada urat subklavia. N. frenikus aksesori menghubungkan ke saraf
frenikus dalam dada atau akar leher.
6
BAB II
ISI
II.1 Definisi
Paralisis diafragma adalah hilangnya fungsi diafragma. Kelumpuhan dapat menyebabkan
hilangnya perasaan atau hilangnya mobilitas di diafragma.
II.2 Klasifikasi
Berdasarkan letak paralisis di bagi menjadi :
- Paralisis hemidifragma
- Paralisis bilateral
II.3 Etiologi
Kebanyakan penyebab dari kelumpuhan dari paralisis hemidiaframa adalah adanya
keterlibatan dari nervus frenikus. Dapat merupakan akibat dari neoplasma ataupun setelah
operasi CABG (Coronary Artery Bypass Graft). Tetapi mungkin saja idiopatik. Biasanya terjadi
pada laki-laki dan terjadi pada diafragma kanan.
Paralisis diafragma bilateral lebih jarang terjadi di bandingka dengan paralisis
hemidiafragma. Biasanya disebabkan oleh penyakit neurologis, syrinx dan myasthenia gravis.
Paralisis diafragma bilateral banyak menyebabkan gagal nafas dan hiperkapnea. Dapat juga
terjadi akibat trauma persalinan
7
BAB III
DIAGNOSIS DAN PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Diagnosis dapat ditegakkan dengan pemeriksaan radiologis, yaitu dengan foto thorax AP dan Lateral.
foto toraks menunjukkan elevasi dari hemidiaphragm kiri. Minimal atelektasis linier juga terlihat di dasar
paru-paru kiri. Perhatikan bahwa sulcus kostofrenikus dan costovertebral yang mendalam, menyempit,
dan tajam, fitur terbaik terlihat pada tampilan depan. Fluoroskopi menunjukkan gerakan paradoksal dari
hemidiaphragm kiri. Pasien adalah seorang pria 44 tahun dengan palsi saraf frenikus kiri idiopatik.
8
Saraf frenik lumpuh akibat kanker paru-paru. Foto toraks menunjukkan elevasi dari
hemidiaphragm kiri dan massa (panah) berdekatan dengan jendela aortopulmonary. Pasien
adalah seorang wanita 54 tahun dengan saraf frenikus lumpuh akibat kanker paru-paru.
Pada Paralisis diafragma dapat juga dilakukan sniff test, yaitu dilakukannya test penciuman. Pada
test ini akan terjadi gerakan paradox ke atas pada sisi yang terkena (paralisis).
Normal ekskursi 1-2 tulang iga
- Tarik napas, diafragma ke bawah
- Hembuskan nafas, diafragma ke atas.
lumpuh – gerak paradoksal
- Tarik napas, diafragma ke atas.
- Hembuskan nafas, diafragma ke bawah.
Tidak berguna jika dengan efusi besar.
Untuk membedakan paralisis diframa atau eventrasio dapat juga digunakan sniff test ini. Pada
paralisis diafragma gerakan diafragma adalah paradoks dalam kelumpuhan tapi tidak dengan
Eventration.
9
BAB IV
KESIMPULAN
Paralisis diafragma adalah hilangnya fungsi diafragma. Kelumpuhan dapat menyebabkan
hilangnya perasaan atau hilangnya mobilitas di diafragma.
Berdasarkan letak paralisis di bagi menjadi :
- Paralisis hemidifragma
- Paralisis bilateral
Kebanyakan penyebab dari kelumpuhan dari paralisis hemidiaframa adalah adanya
keterlibatan dari nervus frenikus. Dapat merupakan akibat dari neoplasma ataupun setelah
operasi CABG (Coronary Artery Bypass Graft). Tetapi mungkin saja idiopatik. Biasanya terjadi
pada laki-laki dan terjadi pada diafragma kanan.
Paralisis diafragma bilateral lebih jarang terjadi di bandingka dengan paralisis
hemidiafragma. Biasanya disebabkan oleh penyakit neurologis, syrinx dan myasthenia gravis.
Paralisis diafragma bilateral banyak menyebabkan gagal nafas dan hiperkapnea. Dapat juga
terjadi akibat trauma persalinan
Diagnosis dapat ditegakkan dengan pemeriksaan radiologis, yaitu dengan foto thorax AP dan Lateral.
Pada Paralisis diafragma dapat juga dilakukan sniff test, yaitu dilakukannya test penciuman. Pada
test ini akan terjadi gerakan paradox ke atas pada sisi yang terkena (paralisis).
Normal ekskursi 1-2 tulang iga
- Tarik napas, diafragma ke bawah
- Hembuskan nafas, diafragma ke atas.
lumpuh – gerak paradoksal
- Tarik napas, diafragma ke atas.
- Hembuskan nafas, diafragma ke bawah.
Tidak berguna jika dengan efusi besar.
10
Untuk membedakan paralisis diframa atau eventrasio dapat juga digunakan sniff test ini. Pada
paralisis diafragma gerakan diafragma adalah paradoks dalam kelumpuhan tapi tidak dengan
Eventration.
11
DAFTAR PUSTAKA
Meschan Isadore, 1962. Synopsis Of Roetgen Signs. Saunders company.
http://bedah.info
www.learningradiology.com
www.en.wikipedia.org/wiki/nervus_phrenicus
www.en.wikipedia.org/wiki/diafrgm
12
top related