tejo presus hemoroid
Post on 21-Dec-2015
229 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PRESENTASI KASUS
HEMOROID INTERNA GRADE III
Pembimbing :
dr. Johny Hendrik Parulian Silalahi, Sp.B.
Disusun Oleh :
Yanuary Tejo Buntolo
G4A014013
SMF ILMU PENYAKIT BEDAH
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO
PURWOKERTO
2015
LEMBAR PENGESAHAN
Telah dipresentasikan dan disetujui presentasi kasus berjudul
HEMOROID INTERNA GRADE III
Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat kegiatan Kepaniteraan Klinik di bagian
Ilmu Bedah RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto
Disusun Oleh :
Yanuary Tejo Buntolo
G4A014013
Pada tanggal : April 2015
Mengetahui,
Pembimbing
dr. Johny Hendrik Parulian Silalahi Sp . B .
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas karunia-
Nyalah penulis dapat menyelesaikan penulisan presentasi kasus yang berjudul
‘Hemoroid Interna Grade III‘. Penulisan presentasi kasus ini merupakan salah satu
syarat untuk mengikuti ujian Kepaniteraan Klinik Senior di bagian Ilmu Bedah
RSUD Prof. dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Penulis berharap presentasi kasus
ini dapat bermanfaat untuk kepentingan pelayanan kesehatan, pendidikan. Dalam
kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ungkapan terima kasih kepada:
1. dr. Johny H.P.Silalahi, Sp.B selaku pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dalam penyusunan presentasi kasus ini.
2. Teman-teman FK-Unsoed dan FK-UPN serta semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan presentasi kasus ini.
Penulis sadar sepenuhnya bahwa dalam penyusunan presentasi kasus ini
masih banyak dijumpai kekurangan. Oleh karena itu, segala masukan yang
bersifat membangun dari para penelaah sangat diharapkan demi proses
penyempurnaan.
Purwokerto, April 2015
Penulis
PRESENTASI KASUS
I. IDENTITAS
Nama : Ny. TS
Umur : 56 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Pamijen RT 03/03 Sokaraja
Agama : Islam
Pekerjaan : Pedagang
Pendidikan terakhir : SD
No. CM : 00938031
II. ANAMNESIS (Autoanamnesis)
1. Keluhan Utama : Buang air besar disertai darah
2. Keluhan Tambahan : Buang air besar berwarna hitam dan muntah
berwarna hitam sejak 1 minggu yang lalu dan pasien merasa lemas.
3. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke IGD RSMS dengan keluhan buang air besar yang
disertai darah. Pasien mengeluhkan BAB berwarna hitam sejak 1 minggu
yang lalu. Pasien juga mengeluhkan muntah berwarna hitam. Pasien
pernah mengeluhkan buang air besar disertai darah segar sekitar 5 bulan
yang lalu, saat itu pasien datang ke Puskesmas dan merasa keluhan hilang.
Pasien merasa ada benjolan di daerah anus sejak 2 bulan yang lalu.
Kemudian 2 minggu terakhir benjolan terasa semakin membesar, namun
masih dapat masuk kembali dengan bantuan tangan, benjolan terasa nyeri
dan gatal pada anus.
Pasien tidak mengeluhkan adanya perubahan pada pola buang air
besar, konsistensi lunak, bentuk silinder. Tidak ada perubahan pada pola
makan dan tidak ada penurunan berat badan yang banyak dalam waktu
singkat. Pasien juga tidak mengeluh adanya rasa nyeri saat dan sesudah
BAB.
Pasien tidak merasakan adanya gangguan saat buang air kecil,
tidak mengedan pada saat buang air kecil, pancaran kencing kuat, tidak
menetes pada akhir kencing. Pasien merasa puas setelah buang air kecil
dan jarang terbangun di malam hari untuk buang air kecil.
4. Riwayat Penyakit Dahulu :
- Terdapat riwayat hipertensi.
- DM disangkal
- Penyakit Jantung disangkal
- TBC disangkal
- Asma disangkal
5. Riwayat Penyakit Keluarga :
- Hipertensi disangkal
- DM disangkal
- Penyakit jantung disangkal
- TBC disangkal
- Asma disangkal
III. PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan umum : Sedang
B. Kesadaran : Compos Mentis
C. Vital sign : T : 140/90 mm Hg
N : 88 x / menit
R : 20 x / menit
t : 36,3°C
Status Generalis
1. Pemeriksaan Kepala
Pemeriksaan Kepala : mesochepal, rambut hitam, tidak mudah
dicabut.
Pemeriksaan Mata :
Mata : Conjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik.
Telinga : tidak ada tanda-tanda peradangan, tidak ada
discharge/serumen.
Hidung : tidak ada tanda-tanda peradangan, tidak ada epistaksis.
Pemeriksaan Mulut dan Gigi
Mukosa mulut : tidak pucat, tidak sianosis
Lidah : tidak kotor (warna merah muda)
Mukosa bibir : tidak kering, tidak pucat
Gigi : tidak terdapat caries
2. Pemeriksaan Leher
Tiroid dan limfonodi tidak ada pembesaran.
Tidak ada pembendungan vena jugularis eksterna.
Pulsasi arteri karotis dapat diraba pada pangkal leher di daerah lateral
anterior.
Trakhea di tengah
3. Pemeriksaan Jantung
- Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak.
- Palpasi : Ictus cordis tidak kuat angkat
- Perkusi : Batas jantung
Batas kanan atas : SIC II LPSD
Batas kanan bawah : SIC IV LPSD
Batas kiri atas : SIC II LPSS
Batas kiri bawah : SIC V LMC Sinistra
- Auskultasi : SI > S2, reguler, tidak ada murmur
dan gallop.
4. Pemeriksaan Paru
- Inspeksi : dinding dada simetris statis & dinamis, tidak ada gerakan
tertinggal, tidak ada retraksi, tidak ada jejas.
- Palpasi : vokal fremitus kanan sama dengan kiri
- Perkusi : sonor seluruh lapang paru
- Auskultasi : suara dasar : vesikuler
suara tambahan : tidak terdapat ronkhi dan wheezing
5. Pemeriksa
an Abdomen
- Inspeksi : Datar, tidak terlihat venektasi, tidak terlihat massa, warna
kulit sama dengan sekitar
- Palpasi : Teraba supel, Hepar/ Lien tidak teraba, tidak terdapat
defans muskular dan tidak teraba massa.
- Perkusi : Timpani
- Auskultasi : Bising Usus (+) Normal.
6. Pemeriksa
an Ekstremitas
Superior dextra : tidak terdapat edem, tidak terdapat pembesaran
kelenjar aksila.
Superior sinistra : tidak terdapat edem, tidak terdapat pembesaran
kelenjar aksila.
Inferior dextra : tidak terdapat edem, tidak terdapat pembesaran
kelenjar inguinal.
Inferior sinistra : tidak terdapat edem, tidak terdapat pembesaran
kelenjar inguinal
Reflek : Reflek fisiologis : Reflek patela (+)
Reflek patologis : Reflek Babinsky (-)
7. Status
Lokalis (Regio Anorectal)
a) Inspeksi : Terdapat benjolan pada daerah anus, batas tegas, daerah
jam 7.
b) Palpasi : Terdapat nyeri tekan, konsistensi kenyal dan hilang pada
penekanan.
c) Rectal Touche :
- Tonus otot baik
- Ampula recti tidak kolaps
- Teraba massa pada arah jam 5
- Mukosa licin, lendir (-), feses (-) dan darah (+)
- Terdapat nyeri tekan pada arah jam 5
IV. RESUME
Ny. TS, 56 tahun, datang dengan keluhan BAB disertai darah,
bercampur dengan feses, BAB berwarna hitam dan tidak bercampur lendir.
Riwayat 5 bulan yang lalu pasien sudah mengalami keluhan BAB disertai
darah dan setelah berobat keluhan hilang. Keluhan berulang sejak 1 minggu
yang lalu. Pasien merasa ada benjolan di daerah anus sejak 2 bulan yang lalu
dan benjolan terasa semakin membesar dan dapat masuk kembali dengan
bantuan tangan. Benjolan terasa nyeri. Tidak ada perubahan pola BAB (1
kali sehari), tidak ada perubahan kaliber feces, konsistensi lunak, bentuk
silinder.
Pada pemeriksaan, terdapat benjolan pada daerah anus, batas tegas,
pada arah jam 5, konsistensi lunak dan hilang pada penekanan. Pada rectal
touché terdapat massa pada arah jam 5 dan terdapat nyeri tekan.
V. DIAGNOSIS KERJA
Hemorrhoid interna grade III
VI. DIAGNOSIS BANDING
- Polip ani
- Fisura Ani
- Prolaps recti
- Ca anorecti
VII. USULAN PEMERIKSAAN
PENUNJANG
1. Anuskopi
2. Laboratorium: Hb, Ht, Leukosit, Eritrosit, Trombosit
3. Pemeriksaan PA hasil operasi
VIII. TERAPI
1. Terapi konservatif :
Analgesik, Pencahar
2. Terapi definitif :
Hemoroidektomi PA
IX. PROGNOSIS
Dubia advitam : bonam
Dubia ad sanam : bonam
Dubia ad functionam : bonam
PEMBAHASAN
PENDAHULUAN
Hemorrhoid adalah pelebaran dan berkeloknya pleksus hemorrhoidalis.
Jumlah penderita laki-laki hampir 2 kali lipat dari wanita (1,8 : 1). Dengan gejala
adanya perdarahan lewat anus, yang berupa darah segar menetes, pada waktu
berak atau sesudahnya, tanpa dirasakan nyeri. Disamping itu penderita juga
mengeluh adanya prolaps yang berasal dari tonjolan hemorroidnya.
ANATOMI SALURAN ANUS
Panjang saluran anus kurang lebih sepanjang 3 cm dengan batas
proksimalnya adalah linea dentata atau linea pektinea yang merupakan batas
antara anus dengan rektum, sedangkan batas terbawah adalah mukokutan dari
lubang anus.
Rectum berasal dari endoterm sedangkan anus berasal dari proctoderm. Pembuluh
dari rectum ke sistem porta sedangkan dari anus menuju ke sistem cava.
Otot di sekitar anus :
- m. Spinkter ani internus dan eksternus
- m. Levator ani
- m. Rektourethra
Vaskularisasi :
- A. Hemorroidalis superior cabang dari a. mesenterica inferior
- A. Hemorroidalis medius, cabang a. illiaca interna
- A. Hemorroidalis inferior cabang dari a. pudendalis.
Terdapat 3 pembuluh darah balik yang membawa darah dari pleksus
hemorrhoidalis ke sistem pembuluh darah balik yang lebih besar :
1. V. hemorrhoid superior : mengalirkan darahnya ke vena mesenterika inferior
dan akhirnya ke vena porta.
2. V. hemorrhoid medius.
3. V. hemorrhoid inferior.
ETIOLOGI
Dua faktor timbulnya hemorrhoid :
1. Faktor predisposisi
- Faktor herediter
- Faktor anatomi
- Faktor pekerjaan
- Faktor usia
- Faktor endokrin
2. Faktor prepitasi (pencetus)
- Faktor mekanik
- Faktor fisiologis
- Faktor iritasi
- Faktor infeksi
JENIS-JENIS HEMORROID
1. Hemorrhoid interna.
2. Hemorrhoid eksterna.
3. Intero externa hemorrhoid atau mixed hemorrhoid.
STADIUM PADA HEMORRHOID INTERNA
HEMORRHOID INTERNA
DERAJAT BERDARAH MENONJOL REPOSISI
I + - -
II (+) + Spontan
III (+) + Manual
IV (+) Tetap -
KELUHAN dan GEJALA
1. Perdarahan
2. Rasa nyeri
3. Prolaps
4. Gatal-gatal
5. Konstipasi
PENANGGULANGAN
Ditentukan oleh stadium dan penyulit yang terjadi pada hemorrhoid
tersebut. Cara yang dianjurkan dalam menangani hemoorhoid :
- Dengan pemberian diet
- Dengan pemberian obat-obatan
- Dengan penyuntikan bahan sklerotan
- Dengan menggunakan alat-alat
- Dengan operasi.
Kebanyakan pasien hemorrhoid derajat I dan II dapat ditolong dengan
tindakan lokal yang sederhana disertai nasehat tentang makan. Makanan
sebaiknya terdiri atas makanan berserat tinggi. Makanan ini membuat gumpalan
usus besar namun lunak sehingga mudah defekasi dan mengurangi keharusan
mengejan secara berlebihan. Sedangkan untuk hemorrhoid derajat III dan IV
terapi pilihan adalah dengan pembedahan. Terapi bedah juga dapat dilakukan pada
penderita dengan perdarahan berulang dan anemia yang tidak sembuh dengan cara
pembedahan, berikut teknik pembedahan pada pasien hemoroid
(Hemorrhoidektomi) :
1. Teknik Milligan-Morgan / Hemorrhoidektomi terbuka
Dikembangkan di Inggris oleh Drs. Milligan dan Morgan, pada tahun 1937.
Tiga kapal hemoroid utama dipotong. Untuk menghindari stenosis, tiga buah
pir berbentuk sayatan dibiarkan terbuka, dipisahkan oleh jembatan kulit dan
mukosa. Teknik ini adalah metode yang paling populer, dan dianggap sebagai
gold standar.
Gambar diperoleh dari American Society of Colon & rektal Surgeons
2. Teknik Ferguson / Hemorrhoidektomi tertutup
Dikembangkan di Amerika Serikat oleh Dr Ferguson, pada tahun 1952. Ini
merupakan modifikasi dari teknik Morgan Milligan, dimana sayatan sama
sekali atau sebagian ditutup dengan jahitan diserap berjalan. Sebuah retraktor
digunakan untuk mengekspos jaringan hemoroid, kemudian diangkat melalui
pembedahan. Jaringan tersisa dijahit atau disegel melalui efek pembekuan
perangkat bedah.
Gambar diperoleh dari AmericanSociety of Colon & rektal Surgeons
3. Stapled Hemorrhoidopexy / PPH ( Prosedure for Prolaps and Hemorrhoid)
Pada stapled hemorrhoidopexy, dimodifikasi stapler melingkar untuk
membebaskan jaringan hemoroid yang prolaps kelebihan dan perbaikan
seluruh jaringan hemoroid pada dinding rektum distal.
Masukkan dilator anus melingkar, dan jangkar ke kulit dengan jahitan
berat pada jarum pemotongan. Terapkan countertraction pada kulit untuk
memfasilitasi penyisipan.
Lakukan anoscope jahitan tas-string melalui dilator anus melingkar. Efek
rotasi anoscope jahitan memungkinkan penempatan jahitan tas-string dalam
mode melingkar di ketinggian yang tepat (3-4 cm di atas garis gyrus) dan
kedalaman (mukosa dan submukosa). Tempat gigitan kecil berdekatan dengan
jahitan monofilamen 2-0 pada jarum melengkung 25-30 mm.
Masukkan kepala stapler sepenuhnya terbuka melalui string tas dan
membuang 1 simpul pada string tas. Kemudian, menarik kembali 2 ekor jahit
melalui saluran lateral dalam kepala landasan. Selanjutnya mengamankan tas-
string di bawah visualisasi langsung. Simpul ekor atau klem dengan forsep.
Sejajarkan stapler sepanjang sumbu dari saluran dubur dan menutupnya
dengan tetap menjaga ketegangan dengan ekor ke bawah lateral. Tanda 4 cm
harus pada tingkat ambang anal. Jika pasien perempuan, lewati jari ke dalam
vagina untuk memastikan dinding posterior tidak terperangkap dalam stapler.
buka kepala stapler dan keluarkan stapler.
Gambar diperoleh dari American
Society of Colon & rektal Surgeons
top related