renstra fix oke-1
Post on 12-Aug-2015
171 Views
Preview:
TRANSCRIPT
RENCANA STRATEGIS BISNIS
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL
Tahun 2007 – 2011
I. RINGKASAN EKSEKUTIF
Tahun 2007 merupakan tahun pertama dari Rencana Startegis tahun 2007 – 2011, selain
merupakan kelanjutan dari kegiatan dari tahun sebelumnya ditekankan pada pemenuhan standar-
standar untuk peningkatan kelas rumah sakit serta perubahan Struktur Kelembagaan Rumah
Sakit.
Rencana kegiatan tersebut meliputi :
1. Meningkatkan kualitas proses layanan kepada pelanggan difokuskan pada upaya untuk
meningkatkan jumlah kunjungan pasien rawat jalan dan rawat inap
Upaya yang dilakukan dengan melalui :
a. Menjaga mutu pelayanan
b. Pemasaran/promosi rumah sakit
c. Pelayanan unggulan/baru
d. Pemenuhan kebutuhan sarana/prasarana
2. Meningkatkan kapabilitas dan komitmen petugas, melalui upaya :
a. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petugas
b. Meningkatkan kesejahteraan petugas
c. Meningkatkan sistem monitoring dan pengawasan
3. Mempercepat proses pelaporan dan akses informasi melalui upaya pengembangan Sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit,
4. Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan, melalui upaya :
a. Meningkatkan performance rumah sakit
b. Terciptanya pelayanan prima, sesuai dengan SK Men.Pan No.63/Kep/M.PAN/7/03
tanggal 10 Juli 2003 tentang prinsip-prinsip Pelayanan Publik.
II. RENCANA ORGANISASI
A. LATAR BELAKANG
1. Sejarah singkat berdirinya organisasi
a) Pada tahun 1953 didirikan rumah sakit darurat di desa Trirenggo Kecamatan Bantul atas
dasar pemikiran Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul bersama Dinas Kesehatan Rakyat.
b) Pada tahun 1956, rumah sakit yang semula merupakan rumah sakit darurat kemudian
diubah menjadi rumah sakit pembantu.
1
c) Keadaan tersebut terus berkembang dan maju sehingga pada tahun 1957 rumah sakit
tersebut diubah menjadi Rumah Sakit Umum.
d) Tahun 1957 resmi menjadi RS Kabupaten dgn 60 tt, tahun 1967 bertambah menjadi 90 tt
e) Tahun 1978 sbg RSUD status kelas D
f) Status Kelas C SK. MenKes.R.I No.202/MenKes/SK/11/1993,tgl 26-2-1993.
g) Lulus akreditasi penuh bulan November 1998 untuk 5 Pokja
h) Tgl. 1-1-2003 menjadi RS Swadana dgn Perda No.8 tgl 8-6-2002
i) Tgl. 29-3-2003 berubah nama RSUD Panembahan Senopati
j) Tahun 2003 dan 2004 memperoleh piagam dan piala “Citra pelayanan Prima” dari
Presiden
k) Tgl. 1-9-2004 menerapkan Tarip Unit-Cost (Perda No.4 Tahun 2004)
l) Tgl 22-12-2005 mendapatkan penghargaan RSSI/RSSB tingkat nasional
2. Landasan hukum berdirinya RS
Pada tahun 1978 berdasarkan Surat Keputusan kantor Wilayah Departemen
Kesehatan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor: 02028/Kanwil/Izin/1978, tanggal
13 September 1978 tentang status Rumah Sakit Bantul menjadi tipe D.
Dengan status tipe D kemudian diikuti dengan membangun gedung baru kurang lebih
1 km di sebelah utara gedung lama. Pada tahun 1981 Rumah Sakit Umum Bantul menempati
gedung baru. Pada tanggal 1 April 1982 gedung tersebut diresmikan pengunaannya oleh
Menteri Kesehatan RI dr. Soewarjono Suryaningrat.
Berdasarkan persetujuan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:
B-142/I/1993 tanggal 13 Pebruari 1993, maka Menteri Kesehatan Republik Indonesia dengan
Surat Keputusan Nomor: 202/Menkes/SK/II/1993 tanggal 26 Pebruari 1993 menetapkan
peningkatan RSUD kelas D menjadi RSUD kelas C.
Sebagai tindak lanjut dari peningkatan kelas tersebut, Menteri Dalam Negeri RI
mengeluarkan Surat Keputusan Nomor: 22 tahun 1994 tentang Pedoman Organisasi dan Tata
Kerja Rumah Sakit Umum Daerah, yang selanjutnya Gubernur Kepala Daerah Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta dengan surat Nomor: 188.342/212 tanggal 22 September 1994
yang mengharapkan agar Pemda tentang Susunan Organisasi dan Tatakerja RSUD kelas C.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor: 2 Tahun 1996 ditetapkan
susunan Organisasi dan Tatakerja Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Bantul.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 8 Tahun 2002, RSUD
Kabupaten Bantul mulai tahun 2003 ditunjuk menjadi Unit Swadana Daerah.
2
Selanjutnya dalam rangka meningkatkan brand image masyarakat terhadap RSUD
Kabupaten Bantul dengan nama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Panembahan Senopati.
Nama Rumah Sakit umum Daerah Panembahan Senopati diresmikan oleh Gubernur Daerah
Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X pada tanggal 29 Maret 2003.
3. Sejarah singkat mengenai tujuan utama BLUD terutama upaya menghadapi persaingan global
Seiring dengan tuntutan reformasi manajemen keuangan pemerintah dan dalam
rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan jasa pelayanan
kesehatan tanpa mengutamakan keuntungan yang didasarkan pada prinsip efisiensi dan
produktivitas serta didukung dengan Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 tentang Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK-BLU), serta sesuai dengan salah satu
langkah strategis Pemda Kabupaten Bantul kurun waktu 2006-2010 yaitu Reformasi
kebijakan di bidang kesehatan, RSUD Panembahan Senopati Bantul telah menjadikan Badan
Layanan Umum (BLU) sebagai salah satu program yang akan dijalankan dalam masa 2007-
2011. Perubahan Pola Pengelolaan Keuangan menjadi BLU tidak merubah status
kepemilikan RSUD Panembahan Senopati Bantul. RSUD Panembahan Senopati Bantul tetap
merupakan Rumah Sakit Umum Daerah milik Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II
Bantul.
B. VISI
Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode
perencanaan yang didalamnya berisi suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa
depan, cita dan citra yang ingin diwujudkan, dibangun melalui proses refleksi dan proyeksi yang
digali dari nilai-nilai luhur yang dianut oleh seluruh komponen stakeholders.
Visi Badan Pengelola RSUD Panembahan Senopati Bantul adalah merupakan cita-cita
yang menggambarkan akan dibawa kemana RSUD Panembahan Senopati Bantul di masa
mendatang dan visi selalu berpijak pada kondisi, potensi, tantangan dan hambatan yang ada.
Sehubungan dengan analisis dan pendalaman tersebut, maka ditetapkanlah visi RSUD
Panembahan Senopati Bantul adalah sebagai berikut :
”Terwujudnya RSUD Panembahan Senopati Bantul sebagai Pilihan Utama Pelayanan
Kesehatan dan Rujukan bagi masyarakat Kabupaten Bantul”.
RSUD Panembahan Senopati ingin menjadi Rumah Sakit pilihan utama dalam hal:
a. Sumber Daya Manusia
3
1). Sumber daya manusia profesional dalam kedisiplinan, skill, knowledge, dan memiliki
norma yang baik
2). Sumber daya manusia sejahtera dalam arti merasakan kenyamanan bekerja, rasa aman,
mengembangkan karir, dan memiliki jasa pelayanan yang memadai.
3). Sumber daya manusia lengkap secara kualitas dan kuantitas
4). Sumber daya manusia yang memiliki rasa memiliki dan bertanggung jawab terhadap
rumah sakit.
b. Fasilitas Fisik
1). Sarana dan prasarana cukup/memadai secara kualitas dan kuantitas, memiliki lingkungan
indah dalam estetika bangunan.
2). Lingkungan nyaman, aman, bersih dan asri.
3). Memiliki peralatan yang memadai sehingga mampu melayani pasien atas permintaan
sendiri maupun rujukan.
c. Operasional Pelayanan
1). Pelayanan cepat, tepat dan akurat
2). Kepastian biaya dan waktu
d. Pengguna
1). Tarif terjangkau (sesuai unit cost dan sesuai kemampuan masyarakat)
2). Pelayanan cepat, tepat, dan akurat
3). Kepastian biaya dan waktu
4). Kepuasan pengguna
Dengan adanya keunggulan-keunggulan di atas RSUD Panembahan Senopati akan
menjadi pilihan utama dan rujukan masyarakat Bantul dan sekitarnya.
C. MISI
Misi adalah sesuatu yang harus dilaksanakan oleh instansi Pemerintah agar tujuan
organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik. Dengan persyaratan misi tersebut
diharapkan seluruh pegawai dan pihak yang berkepentingan dapat mengenal instansi pemerintah,
mengetahui peran dan program-programnya serta hasil yang akan diperoleh di masa mendatang.
Dari gambaran tersebut maka ditetapkan misi RSUD Panembahan Senopati Bantul
adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit
4
2. Meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan sumber daya Rumah Sakit baik
medis, paramedis maupun non medis.
3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana Rumah Sakit.
4. Melaksanakan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM RS) sesuai dengan prosedur
dan standar.
5. Menyediakan pelayanan pendidikan dan penelitian
D. TUJUAN DAN SASARAN
Untuk dapat mewujudkan Visi dan Misi RSUD Panembahan Senopati Bantul diperlukan
adanya suatu rumusan yang menjadi tonggak kunci penentu keberhasilan. Berdasarkan analisis
internal maupun eksternal, rumusan faktor kunci penentu keberhasilan untuk mencapai Visi dan
Misi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Menciptakan SDM Rumah Sakit yang kompeten, kredibel, inovatif dan mampu berperilaku
sebagai pelayan masyarakat melalui peningkatan kapasitas SDM aparatur, peningkatan
system penjenjangan dan karier, serta system penempatan pegawai sesuai dengan bakat dan
latar belakang pendidikan.
2. Memanfaatkan kemajuan teknologi dan informasi untuk meningkatkan kualitas layanan
dalam rangka memberikan layanan yang prima pada masyarakat.
3. Mengikutsertakan masyarakat untuk berperan aktif dalam pembangunan di bidang kesehatan.
4. Meningkatkan kerjasama lintas program maupun lintas sektor serta dukungan dari
Pemerintah Kabupaten dalam rangka meningkatkan kualitas layanan kesehatan.
Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi dan meletakkan
kerangka prioritas untuk memfokuskan arah semua program dan kegiatan dalam melaksanakan
misi. Tujuan dicanangkan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun. Berdasarkan misi dan faktor-
faktor kunci keberhasilan RSUD Panembahan Senopati Bantul menetapkan tujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan diatas maka RSUD Panembahan Senopati
Bantul menetapkan sasaran sebagai berikut :
1. Meningkatnya cakupan layanan kesehatan
Sasaran yang ditetapkan adalah :
a. Meningkatnya jumlah kunjungan pasien rawat darurat
b. Meningkatnya jumlah kunjungan pasien rawat jalan
c. Meningkatnya jumlah kunjungan pasien rawat inap
d. Meningkatnya angka pemanfaatan tempat tidur (BOR)
5
e. Meningkatnya jumlah pasien pengobatan TB dengan program DOTS
f. Meningkatnya jumlah pasien maskin yang terlayani
2. Meningkatnya kualitas layanan kesehatan
Sasaran yang ditetapkan adalah :
a. Meningkatnya alat kesehatan/ kedokteran yang beroperasi sesuai standar
b. Meningkatnya penyediaan obat esensial generik atas persediaan obat di RS
c. Meningkatnya jumlah tenaga dokter spesialis
d. Menurunnya jumlah angka kematian bayi di RS
e. Menurunnya jumlah angka kematian ibu bersalin di RS
f. Meningkatnya jumlah angka kesembuhan penderita diare di RS
g. Meningkatnya jumlah angka kesembuhan penderita Demam Berdarah di RS
6
III.ANALISIS LINGKUNGAN BISNIS
A. ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL
1. Profil Pasar RSUD Panembahan Senopati Bantul
Grafik Trend Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Bantul Tahun 2001-2006
Sumber: BPS Kab. Bantul
Pertumbuhan penduduk Kab. Bantul adalah 3,67 % pertahun, dengan jumlah
penduduk Laki-laki sebanyak 409.098 jiwa dan jumlah penduduk Perempuan sebanyak
411.443 jiwa. Kepadatan penduduk di Kabupaten Bantul rerata 1.618 orang per Km2, dengan
wilayah kecamatan yang mempunyai kepadatan penduduk tertinggi adalah Kecamatan
Banguntapan yaitu sebesar 4.301 jiwa per Km2. Sedangkan kepadatan penduduk terendah
adalah Kecamatan Dlingo yaitu sebesar 638,39 jiwa per Km. Secara topografis, Kabupaten
Bantul terbagi menjadi daerah dataran yang terletak pada bagian tengah dan utara, daerah
perbukitan yang terletak pada bagian timur dan barat serta daerah pantai yang terletak pada
bagian selatan. Wilayah Kabupaten Bantul dilewati oleh tiga sungai utama yaitu Sungai
Opak, Sungai Oya dan Sungai Progo. Ketiga sungai ini dimanfaatkan untuk pasokan irigasi,
air minum serta tambang pasir dan batu.
Berdasarkan posisi geografisnya, wilayah Kabupaten Bantul merupakan salah satu
wilayah terselatan di Daerah Istimewa Yogyakarta, sedangkan jalur utama lalu lintas antar
daerah terletak pada bagian Utara wilayah Kabupaten Bantul. Hal ini mengakibatkan
7
2001 2002 2003 2004 2005 2006750000
760000
770000
780000
790000
800000
810000
820000
830000
Jumlah Penduduk
Jumlah Penduduk
percepatan perkembangan wilayah di bagian Utara lebih pesat dari pada bagian lain di
Kabupaten Bantul.
Secara geografis dan administratif Kabupaten Bantul memiliki potensi
pengembangan, hal ini berdasarkan;
- Batas wilayah yang tidak berbatas secara fisik, meski terdapat ring road namun
perkembangan saat ini telah melewati batas tersebut;
- Topografi kawasan yang relatif datar;
- Tidak terdapat kendala terhadap kawasan resapan air;
- Banyaknya daerah wisata yang belum tergarap secara optimal untuk pengembangan
sektor hotel dan restoran.
2. Peta Persaingan
Sarana Kesehatan merupakan salah satu sarana yang vital yang terdapat di Kabupaten
Bantul. Sarana kesehatan meliputi rumah sakit pemerintah dan swasta, Puskesmas,
Puskesmas Pembantu, Poliklinik atau Balai Pengobatan, BKIA, Dokter dan Bidan Praktek
Swasta, Posyandu, apotek dan laboratorium. Banyaknya sarana kesehatan di suatu wilayah
secara tidak langsung menunjukkan tingkat kesehatan masyarakat. Sarana penunjang lainnya
dalam pembangunan kesehatan di Kabupaten Bantul adalah persediaan obat dengan jumlah
relatif mencukupi.
Sarana kesehatan milik Pemerintah di Kabupaten Bantul meliputi Puskesmas
sebanyak 27 Puskesmas, yang terdiri dari 16 Puskesmas dengan Tempat Tidur dan 11
Puskesmas Non Tempat Tidur, Puskesmas Pembantu ada 67 buah, dan Puskesmas Keliling
27 unit. Rumah Sakit Pemerintah ada satu, yaitu Rumah Sakit Umum Panembahan Senopati
Bantul dan BP4 sebanyak satu buah, serta Gudang Farmasi satu buah.
Berikut ini adalah data penyedia pelayanan kesehatan di Kabupaten Bantul dan sekitarnya:
Tabel Penyedia Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Bantul dan sekitarnya Tahun 2006
No No Fasilitas Kesehatan Kapasitas Rawat Inap
1 RSU PKU Muhammadiyah Bantul 133 TT
2 RS Rahma Husada 32 TT
3 RSUD Wates 138 TT
4 RSUD Wonosari 157 TT
5 RS Jogja 158 TT
Sumber: Dinas Kesehatan Prov. DIY 2006
8
Data diatas menunjukkan bahwa pesaing utama RSUD Panembahan Senopati Bantul
adalah RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Selain itu, karena RSUD Panembahan Senopati
Bantul secara geografis berdekatan dengan Kota Jogjakarta, Kabupaten Gunung Kidul dan
Kulon Progo, maka RS Jogja, RSUD Wates, dan RSUD Wonosari yang terletak di
kota/kabupaten tersebut juga merupakan pesaing langsung RSUD Panembahan Senopati
Bantul.
Tetapi citra RSUD Panembahan Senopati Bantul yang sudah dikenal sebagai pusat
rujukan yang melayani pasien dari sosial ekonomi lemah sampai menengah. Adanya pihak III
yang bersedia bekerja sama seperti Askes, Jamsostek, RS lain, lembaga asuransi dan institusi
pendidikan kesehatan untuk meningkatkan utilisasi fasilitas pelayanan dan meningkatkan
kapasitas SDM RSUD Panembahan Senopati Bantul. Pemerintah masih menyediakan subsidi
untuk gaji, investasi dan beberapa biaya operasional. Juga tingginya kebutuhan masyarakat
(pasien rujukan) terhadap pelayanan dengan peralatan elektromedik canggih
3. Dukungan Pemerintah untuk Kesehatan
Sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bantul
Tahun 2005 – 2010 dimana di dalamnya tercantum tentang Program Upaya Pelayanan
Kesehatan Perorangan yaitu Pengembangan Rumah Sakit Daerah, RS Swadana, fasilitas
pelayanan, pelayanan unggulan, SDM dan manajemen RS. Sejalan dengan hal tersebut di
atas, maka RSUD Panembahan Senopati Kabupaten Bantul juga telah mengembangkan yang
tersusun dalam Rencana Strategis RSUD Panembahan Senopati Kabupaten Bantul Tahun
2007 – 2012
Tujuan pembangunan kesehatan di Kabupaten Bantul adalah untuk mewujudkan
derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal,
sebagaimana yang tercantum dalam Dokumen Sistem Kesehatan Nasional (SKN) mencakup
kesehatan: jasmani, psikologis, sosial dan spiritual.
4. Analisis Ketersediaan Tenaga Medis di Kabupaten Bantul
Secara umum jumlah tenaga kesehatan di Kabupaten Bantul dari tahun 2001 sampai
dengan tahun 2006 mengalami peningkatan yang signifikan, kondisi ini tentunya perlu
diimbangi dengan peningkatan sarana dan prasarana penunjang lainnya agar pelayanan
kesehatan bagi masyarakat dapat lebih meningkat.
Ketersediaan tenaga medis khususnya dokter spesialis menjadi salah satu faktor
penting yang menentukan keberhasilan pengembangan pelayanan kesehatan di RSD ini.
Selama ini, kebutuhan tenaga medis spesialistik dipenuhi dari kota. Kedepannya, jika RSUD
9
Panebahan Senopati merencanakan pengembangan pelayanan medis, maka ketersediaan
tenaga spesialistik ini harus dipenuhi juga
B. ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL
Secara umum, sebagian besar pasien yang datang ke RSUD Panembahan Senopati adalah
pasien umum, askes dan kartu sehat gratis (jamkesmas, jampersal, jamkesda). Pola spesifik
untuk tiap unit pelayanan, dimana komposisi pasien di Instalasi Rawat Jalan, IGD, Instalasi
Rawat Inap dan poliklinik. Secara garis besar, kegiatan di RSUD Panembahan Senopati dapat
dikelompokkan menjadi kegiatan atau aktivitas utama yaitu aktivitas pelayanan, dan aktivitas
pendukung.
1. Aktifitas Pelayanan bagi Segmen Pasar yang Membeli Langsung dan mendapat Subsidi
(Jamkesmas, jampersal dan jamkesda).
a) Pelayanan di Instalasi Rawat Jalan dan Gawat Darurat
1) Rawat Jalan
Kunjungan pasien rawat jalan selama tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 adalah:
Kunjungan Pasien Rawat Jalan
2) Instalasi Rawat Darurat
Hasil Kegiatan Pelayanan Instalasi Rawat Darurat
10
Grafik perbandingan kunjungan antara IRJA dan IGD
Grafik di atas menunjukkan bahwa kunjungan pasien di IRJA dan IGD
memiliki trend yang cenderung meningkat per tahun. Jika dibandingkan, kunjungan
IRJA lebih banyak dibanding dengan kunjungan IGD, yaitu nilai kunjungan di IRJA
sebanyak 519.921 kunjungan, sedangkan kunjungan IGD sebanyak 44.548 kunjungan,
dengan begitu menunjukkan pertumbuhan paling tinggi adalah IRJA.
b) Pelayanan di Instalasi Rawat Inap
1) Rawat Inap
Jumlah Pasien Rawat Inap Menurut Jenis Pembayaran
No. Jenis pasien Th. 2004 Th.2005 Th.2006 Rata-
Rata
Jumlah Persen Jumlah Persen Jumlah persen
1. Pasien umum 5.841 77% 5.922 66% 3.453 55% 66%
2. Pasien Askes 1.234 16% 2.153 24% 2.071 33% 24%
3. Jaminan 456 6% 718 8% 691 11% 10%
Jumlah pasien 7.586 8.972 12.089 100%
11
2004 2005 20060
50000
100000
150000
200000
250000
IRJAIGD
Grafik kunjungan Rawat Inap Menurut Jenis Pembayaran
Dari table dan grafik di atas terlihat bahwa pelayanan rawat inap menunjukkan
kecenderungan yang meningkat. Pengguna layanan rawat inap Pasien Umum
cenderung menurun, Askes relatif naik dan pengguna Kartu Sehat menunjukkan
kenaikan signifikan dari tahun ke tahun. Tahun 2005 terjadi lonjakan komposisi
pasien Askes dan dengan drastis karena kebijakan pemerintah mengenai pembiayaan
kesehatan masyarakat.
c) Pelayanan di Instalasi Penunjang
Pelayanan penunjang di RSUD Panembahan Senopati menunjukkan kinerja yang
cenderung meningkat dilihat dari tabel dari tahun ke tahun. Jenis pelayanan penunjang RS
ini adalah:
1) Instalasi Bedah Sentral (IBS)
Gol. Pembedahan dan Spesialisasi.
2) Radiologi
12
2004 2005 20060
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
umumaskesjaminan
Hasil Kegiatan Pelayanan Radiologi
3) Laboratorium
Hasil Pemeriksaan Laboratorium
4) Farmasi
Pelayanan resep
tahun
2004
5) Fisioterapi
Hasil Kegiatan Fisioterapi
6) Pelayanan Khusus
Hasil Kegiatan Pelayanan Khusus
13
a. Instalasi Bedah Sentral (IBS) dengan jumlah kunjungan selama 3 tahun adalah 9.644
pelayanan, pelayanan penunjang ini menunjukkan kinerja yang menurun dilihat dari
tabel dari tahun ke tahun.
b. Radiologi dengan jumlah kunjungan selama 3 tahun adalah 35.617 pelayanan,
pelayanan penunjang ini menunjukkan kinerja yang cenderung menaik dilihat dari
tabel dari tahun ke tahun.
c. Laboratorium, dengan jumlah kunjungan selama 3 tahun adalah 356.347 pelayanan,
pelayanan penunjang ini menunjukkan kinerja yang cenderung menaik dilihat dari
tabel dari tahun ke tahun.
d. Farmasi dengan jumlah kunjungan selama 3 tahun adalah 801.041 pelayanan, jika
dibanding dengan pelayanan penunjang lainnya, kunjungan dilayanan farmasi lebih
banyak dibanding pelayanan penunjang lainnya,angka kinerja pelayanannya juga
cenderung menaik dilihat dari tabel dari tahun ke tahun.
14
IBS
radiologi
laborat
orium
farmasi
fisioter
api
pelaya
nan kh
usus
0100000200000300000400000500000600000700000800000900000
pelayanan instalasi penunjang
pelayanan instalasi penunjang
e. Fisioterapi, dengan jumlah kunjungan selama 3 tahun adalah 37.438 pelayanan,
pelayanan penunjang ini menunjukkan kinerja yang cenderung menaik kecuali di
tahun 2005 yang mengalami penurunan,hal ini dapat dilihat dari tabel dari tahun ke
tahun.
f. Pelayanan khusus, dengan jumlah kunjungan selama 3 tahun adalah 19.193
pelayanan, pelayanan penunjang ini menunjukkan kinerja yang cenderung menaik
dilihat dari tabel dari tahun ke tahun, tapi pelayanan ini merupakan pelayanan dengan
jumlah layanan terendah dibanding dengan pelayanan penunjang lainnya.
2. Aktivitas Pendukung
A. Budaya Organisasi
1. Inovasi dan pengambilan resiko
Sejauh mana karyawan didukung untuk menjadi inovatif dan mengambil resiko.
2. Perhatian terhadap detail
Sejauh mana karyawan diharapkan menunjukkan kecermatan, analisis dan perhatian
terhadap detail.
3. Orientasi hasil
Sejauh mana manajemen memfokus pada hasil bukannya pada teknik dan proses yang
digunakan untuk mencapai hasil tersebut.
4. Orientasi orang
Sejauh mana keputusan manajemen memperhitungkan efek pada orang-orang di
dalam organisasi itu.
5. Orientasi tim
Sejauh mana kegiatan kerja diorganisasikan sekitar tim-tim, ukannya individu.
6. Keagresifan
Berkaitan dengan agresivitas karyawan.
7. Kemantapan
Organisasi menekankan dipertahankannya budaya organisasi yang sudah baik.
B. Struktur Organisasi
Rancangan Struktur Organisasi, yang akan diberlakukan sesuai Peraturan Daerah
Kabupaten Bantul Nomor 17 Tahun 2007 adalah sebagai berikut:
1. Direktur
2. Wakil Direktur Pelayanan
3. Wakil Direktur Administrasi dan Keuangan
15
4. Bidang Pelayanan Medis, terdiri atas :
a. Seksi Rawat Jalan, Kamar Operasi dan Rawat Darurat
b. Seksi Rawat Inap dan Rawat Intensif
5. Bidang Penunjang Medis, terdiri atas :
a. Seksi Penunjang Diagnostik dan Logistik
b. Seksi Sarana dan Prasarana
6. Bidang Pengendalian, terdiri atas :
a. Seksi Mutu dan Audit Klinis
b. Seksi Rekam Medis dan SIM-RS
7. Bagian Pengembangan, terdiri atas :
a. Sub Bagian Pendidikan dan Penelitian
b. Sub Bagian Hukum, Pemasaran dan Kemitraan
8. Bagian Keuangan terdiri dari :
a. Sub Bagian Anggaran dan Perbendaharaan
b. Sub Bagian Verifikasi dan Akuntansi
9. Bagian Umum terdiri atas :
a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
b. Sub Bagian Perencanaan
10. Satuan Pengawas Intern
11. Kelompok Jabatan Fungsional, terdiri atas :
a. Komite Medis
b. Komite Keperawatan
c. Kelompok Jabatan Fungsional lainnya sesuai kebutuhan
i. Instalasi
C. Sumber Daya Keuangan
1. Pendapatan poli klinik (rawat jalan)
2. Pendapatan penunjang medis : pendapatan laboratorium, radiologi, farmasi,
elektromedik, hemodialisa, gizi
3. Pendapatan rawat inap
D. Sumber Daya Manusia
16
1. Sumber daya manusia profesional dalam kedisiplinan, skill, knowledge, dan memiliki
norma yang baik
2. Sumber daya manusia sejahtera dalam arti merasakan kenyamanan bekerja, rasa
aman, mengembangkan karir, dan memiliki jasa pelayanan yang memadai
3. Sumber daya manusia lengkap secara kualitas dan kuantitas
4. Sumber daya manusia yang memiliki rasa memiliki (handarbeni) dan bertanggung
jawab terhadap rumah sakit.
E. Sumber Daya Informasi
1. Software (Sistem Informasi Manajeman Rumah Sakit)
2. Hardware (Perangkat Kerasa berupa Komputer, printer dan lainnya)
3. Networking (Jaringan LAN, Wireless dan lainnya)
4. SOP (Standar Operasional Prosedur)
5. Komitmen (Komitmen semua unit/instalasi yang terkait untuk sama-sama mejalankan
sistem karena sistem tidak akan berjalan tanpa di Input)
6. SDM (sumberdaya manusia adalah faktor utama suksesnya sebuah sistem dimana data
diinput dan di proses melalui tenaga-tenaga SDM tersebut)
F. Sumber Daya Teknologi
G. Sumber Daya Fasilitas Fisik (Bangunan dan Peralatan)
1. Sarana dan prasarana cukup/memadai secara kualitas dan kuantitas, memiliki
lingkungan indah dalam estetika bangunan
2. Lingkungan nyaman, aman, bersih dan asri
3. Memiliki peralatan yang memadai sehingga mampu melayani pasien atas permintaan
sendiri maupun rujukan.
C. ANALISIS SWOT
1. Kekuatan
Kekuatan RSUD Panembahan Senopati Bantul adalah:
a. Pelayanan
- Pelayanan profesional oleh dokter-dokter spesialis 4 dasar ditambah 6 spesialis
lainnya.
- RS memiliki jaringan kerjasama dengan pihak ke-3
- Pendaftaran pasien dengan perjanjian (telpon)
17
- Penanganan kasus IGD semakin baik
- Memiliki tenaga kontrak dan dokter tamu
b. Pemasaran
- Pelayanan ambulance 118
- Citra RS yang sudah dikenal sebagai pusat rujukan yang melayani pasien dari sosial
ekonomi lemah sampai menengah
c. Keuangan
- Tarif yang relatif terjangkau
- Subsidi dari pemerintah (gaji, APBN, APBD)
- Kerjasama dengan pihak ketiga
- Kerjasama dengan perbankan
- Pendapatan fungsional bisa langsung digunakan untuk operasional Rumah Sakit (RS
Swadana)
- Perda tarif unit cost sudah disetujui, berbentuk rumus sehingga sangat fleksibel
d. Organisasi dan Manajemen
- Menerapkan manajemen terfokus (lintas fungsional)
- Menerapkan SIM-LAN (Work station sebanyak 26 buah, 2 server)
e. SDM
- Memiliki karyawan dengan gaji remunirasi yang disepakati setiap karyawan sebagai
tambahan jasa
- Memiliki tenaga spesialis yagn tetap yag mempunyai keterampilan tinggi
- Mempunyai tenaga yang terlatih di bidangnya
- Motivasi meningkatkan pendidikan cukup tinggi
- Semua karyawan dapat mengoperasikan SIM (pengentry data)
f. Fisik (alat dan bangunan)
- Memiliki peralatan unggulan seperti: EEG dengan brain mapping, peralatan
monitoring hemodinamik densitometer, laser terapi, refraktometer, USG Doppler, dll
- Pelayanan rehabilitasi medis
18
- Banyak gedung pelayanan yang baru dibangun (bangsal maternal dan perinatal,
poliklinik, dll)
- Lokasi strategis dan lahan cukup luas untuk pengembangan
2. Kelemahan
a. Pelayanan
- Pelaksanaan SIM belum optimal
- Belum semua jenis pelayanan/pemeriksaan penunjang dapat dilakukan di RS
- Tidak ada pemeliharaan peralatan yng memadai sehingga alat baru cepat rusak
- SOP yang ada hanya merupakan formalitas, belum dipatuhi secara benar
b. Keuangan
- Perbankan yang ada belum dimanfaatkan optimal
- Akuntansi RS belom optimal masih cash basis
- Belum mampu memperlihatkan pendapatan jasa pelayanan berdasar nama pasien
- Inventori belum masuk program SIM
c. Organisasi dan Manajemen
- PKM RS belum berjalan optimal
- Pengisian pejabat-pejabat struktural lambat dan hingga saat ini ada jabatan yang
kosong
- Bentuk kelembagaan belum jelas, sehingga struktur organisasi tidak bisa dirancang
agar R berjalan dengan optimal
- Kemampuan manajerial pada manajer di level mnengah belum memadai
d. SDM
- Tenaga terampil di RS masih kurang antara lain dokter spesialis anestesi, PK, dan sub
spesialis belum ada serta masih ada perawat berpendidikan SPK
- Motivasi karyawan masih rendah, tidak mengikuti prosedur dan loyalitas masih
rendah berakibat pelayanan-pelayana polikinik terlambat dan menimbulkan antrian
dan jam visite yang tidak tetap sehingga menimbulkan komplain dari pasien dan
keluarganya.
- Banyak SDM (pejabat struktural) dropping dari instansi lain, sistem jenjang karir
belum ada.
19
- Beberapa tenaga spesialis di RSUD Panembahan Senopati Bantul bekerja di RS lain,
bahkan ada yang memiliki RS sendiri
e. Fisik (alat dan bangunan)
- Beberapa bangunan lama belum memenuhi standar
- Peralatan spesialistik ada yang belum memenuhi standar
- Peralatan keperawatan banyak belum memenuhi standar mutu, standar jumlah
- Tempat parkir pengunjung tidak memadai yaitu kurang luas dan pengaturannya
kurang baik
- Kamar mandi umum kurang terpelihara, cleaning service belum memadai, taman
kurang terawat
- Daya listrik kurang
3. Peluang
a. Pelayanan
- Cukup banyak kasus leptospirosis dan pengguna NAPZA
- Kerjasama dengan RS lain, lembaga asuransi dan institusi pendidikan kesehatan untuk
meningkatkan utilisasi fasilitas pelayanan dan meningkatkan kapasitas SDM RSUD
panembahan Senopati Bantul
- Kepercayaan pihak luar terus meningkat, sehingga jalinan kerjasama di bidang
pelayanan terus meningkat seperti kerjasama dengan Askes, jamsostek, dll
- Kerjasama dengan institusi pendidikan Fakultas Kedokteran UMY untuk menjadi
Rumah Sakit pendidikan, dan kerjasama dengan instansi pendidikan kesehatan
lainnya.
- Adanya kepercayaan para pejabat di Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul.
b. Keuangan
- Masih ada subsidi dari pemerintah untuk gaji, investasi dan beberapa biaya operaional
- Pertumbuhan PDRB menunjukkan pertumbuhan
c. Organisasi dan Manajemen
- Adanya dukungan dari pemerintah daerah untuk menjadikan RSUD Panembahan
Senopati Bantul sebagai RS Swadana dan meningkatkan statusnya menjadi RS tipe B
- Adanya dorongan tawaran oleh Pemda untuk meningkatkan tipe RS menjadi tipe B
20
d. Fisik (alat dan bangunan)
- Tingginya kebutuhan masyarakat (pasien rujukan) terhadap pelayanan dengan
peralatan elektromedik canggih
- Cukup banyak kasus gagal ginjal yang terpaksa dirujuk ke RS lain karena tidak
memiliki alat hemodialisis
- Banyak penderita stroke tetapi belum memiliki unit stroke khusus
- Angka rujukan keluar untuk pemeriksaan scanning masih cukup tinggi
4. Ancaman
a. Pelayanan
- Berkembangnya RS swasta di sekitar RSUD Panembahan Senopati Bantul
- Kebijakan pasar global
- Makin maraknya RS swasta di kab. Bantul maupun kota Yogyakarta yang mudah
diakses oleh masyarakat bantul dan memiliki pelayanan yang lebih baik.
- Semakin kritisnya masyarakat untuk mendapatkan pelayanan prima dan masyarakat
makin informatif terhadap informasi kesehatan
- Perkembangan pelayanan kesehatan alternatif dan tradisional yang semakin banyak
dan makin diminati masyarakat.
b. Keuangan
- Belum adanya sistem pembiayaan kesehatan yang baik bagi masyarakat tidak mampu
- Pendapatan Asli Daerah yang rendah
- Sistem rujukan belum dimanfaatkan secara optimal
- Masih banyak masyarakat yang kurang mampu
- Gaya hidup masyarakat yang tidak terbiasa memiliki saving biaya pelayanan
kesehatan (asuransi kesehatan swasta)
c. Organisasi dan Manajemen
- Adanya Rumah Sakit pemerintah berbentuk PT. BUMD
d. SDM
- Peraturan kepegawaian (PNS) yang menyulitkan dalam mengelola/manajemen SDM
di RS
- Belum selarasnya program pengembangan skill SDM RS yang dikembangkan oleh
Dinkes Provinsi dengna kebutuhan RS
21
e. Fisik (alat dan bangunan)
- Adanya rumah sakit dengan sarana dan prasarana yang lebih baik dan canggih
IV. RENCANA PEMASARAN
A. SASARAN, TARGET DAN STRATEGI
Sasaran yang ingin dicapai RSUD Panembahan Senopati adalah sesutu yang akan dicapai
atau dihasilkan oleh RSUD Panembahan Senopati dalam jangka waktu tertentu.
Indikator penilaian kinerja RSUD Panembahan Senopati tahun 2004-2006 yang ditetapkan
dengan berbasis Balance Score Card adalah sebagai berikut :
Perspektif Indikator Satuan
SDM 1.karyawan yg dididik dan dilatih 100%
2.Pasien safety 100%
3.Angka presensi 95%
Proses Pelayanan 1.Pelaksanaan SPM oleh unit-unit 100%
2.Akurasi hasil pemeriksaan 100%
3.Cycle Effectiveness 90%
Kepuasan
Pengguna
1.Customer retention (kesetiaan pelanggan) 90 %
2.Jumlah kunjungan pasien baru 10%
3.Jumlah komplain yang ditangani 100%
4.Jumlah komplain yg terjadi 4 buah
Keuangan Pembangunan Jejaring Organisasi 9.680 juta rupiah
Pengadaan Sarana dan Prasarana 18.390 juta rupiah
Penyediaan SDM 12.580 juta rupiah
Struktur Organisasi dan Tata Kerja RS 1.930 juta rupiah
Badan Layanan Umum 1.930 juta rupiah
Program BPR Lewat Sistem Pemasaran 4.840 juta rupiah
Program Kemitraan kepada Pelanggan 4.840 juta rupiah
Program fit on order
kepada pelanggan12.590 juta rupiah
Program Orientasi
kepada pelanggan15.490 juta rupiah
22
Program Kepuasan Pelanggan Lewat
Fungsi33.000 juta rupiah
Program Kepuasan Pelanggan Lewat Mutu 11.610 juta rupiah
Program Kepuasan Pelanggan Lewat
Kecepatan Layanan6.780 juta rupiah
Program Pendidikan dan Pelatihan SDM 4.840 juta rupiah
Target Kinerja Pelayanan
No Jenis PasienProyeksi
2007 2008 2009 2010 2011
1 Pasien umum 4.197 5.036 6.043 7.251 8.701
2 Pasien Askes 2.488 2.985 3.582 4.568 5.481
3 Pasien Maskin 7.820 9.384 11.260 13.512 16.214
Jumlah Pasien 14.505 17.405 17.661 25.331 30.396
Target Pemeriksaan Laboratorium dan Radiologi
NoJenis
Pemeriksaan
Proyeksi
2007 2008 2009 2010 2011
1 Laboratorium 185.950 223.140 267.768 321.321 385.585
2 Radiologi 13.761 16.513 19.815 23.778 28.543
Jumlah Pasien 199.711 239.653 555.351 345.099 387.128
Target Jumlah Kunjungan Fisioterapi dan OK
NoJenis
Kunjungan
Proyeksi
2007 2008 2009 2010 2011
1 Fisioterapi 21.147 25.376 30.451 36.541 43.849
2 OK 3.280 3.930 4.723 5.667 6.800
Jumlah Pasien 24.427 29.306 35.174 42.208 50.649
Sesuai dengan hasil analisis SWOT dan pemetaan posisi RSUD Panembahan Senopati
maka RSUD Panembahan Senopati menetapkan strategi Growth dan Strategi generik Cost
Leadership.
Dimana RSUD Panembahan Senoapati harus menekankan efisiensi pada setiap jenis
aktivitas, sehingga biaya produksi pelayanan menjadi seminimal mungkin, tanpa mengurangi
23
mutu pelayanan. Dengan biaya yang minimal dan mutu serta tarif yang sama dengan RS lain,
RSUD Panembahan Senopati dapat memperoleh pendapatan yang optimal
Dari hasil analisis SWOT dan perumusan isu pengembangan muncul indikasi bahwa
segmen pasar RSUD Panembahan Senopati adalah dari kalangan yang berbeda-beda status
sosialnya, maka RSUD dapat mengembangkan layanan dengan kelas-kelas yang berbeda. Misal
klinik eksekutif untuk mereka yang sibuk, rawat inap VIP untk mereka yang membutuhkan
privasi dan sebagainya.
Strategi tersebut diwujudkan dalam renstra lima tahunan (2007-2011) RSUD
Panembahan Senopati Bantul (berupa Sasaran, Kebijakan, dan Program) dengan
mempertimbangkan Visi, Misi, tujuan dan sasaran.
Proses perencanaan stratejik merupakan rencana yang menyeluruh dan terpadu tentang
segala upaya yang meliputi penetapan kebijakan dan program dengan memperhatikan sumber
daya organisasi serta keadaan lingkungan yang dihadapi. Strategi memberikan kesatuan pandang
dalam melaksanakan tujuan dan sasaran. RSUD Panembahan Senopati Bantul menetapkan
kebijakan dan program sebagai berikut:
NO SASARAN KEBIJAKAN PROGRAM
1. Meningkatnya
kualitas proses
pelayanan kepada
pelanggan
Pelayanan
Prima
1 Pembangunan Jejaring Organisasi
2 Pengadaan Sarana dan Prasarana
3 Pengadaan SDM
2. Terintegrasikannya
proses pelayanan
pelanggan
Business Proses
Reengineering
(BPR)
1 Struktur Organisasi dan Tata Kerja RS
(BPR Lewat Sistem Inovasi)
2 Badan Layanan Umum (BPR Lewat
Sistem Produksi)
3 Program BPR lewat Sistem Pemasaran
NO SASARAN KEBIJAKAN PROGRAM
3. Meningkatnya
kepercayaan
pelanggan
Pembangunan
kemitraan
dengan
pelanggan
1 Program Kemitraan kepada Pelanggan
2 Program fit on order kepada pelanggan
3 Program Orientasi kepada Pelanggan
4. Meningkatnya
kepuasan pelanggan
Peningkatan
Layanan
1 Program Kepuasan Pelanggan Lewat
Fungsi
2 Program Kepuasan Pelanggan Lewat Mutu
24
Pelanggan 3 Program Kepuasan Pelanggan Lewat
Kecepatan Layanan
5. Meningkatnya
pendidikan dan
pelatihan karyawan
Pengembangan
SDM
1 Program Pendidikan dan Pelatihan SDM
6. Meningkatnya
kesejahteraan
karyawan
Pengembangan
SDM
1 Program Pengembangan Kesejaheraan
Karyawan
7. SIM-RS yang
terintegrasi untuk
seluruh unit
Pengembangan
SIM
1 Program Pengembangan SIM
8. Terlaksananya
pelayanan
pendidikan dan
penelitian bagi
institusi dan
perorangan
Pengembangan
Jejaring
pelayanan
pendidikan dan
pene-
litian
1 Program Pengembangan Jejaring
pelayanan pendidikan Medis
2 Program Pengembangan Jejaring
pelayanan pendidikan paramedis
3 Program Pengembangan Jejaring
pelayanan pendidikan non medis
4 Program Jejaring Penelitian
9. Telaksananya
pelayanan non
fungsional
Sumber
pendapatan non
fungsional
1 Program Intensifikasi Parkir
2 Penataan Toko di lingkungan RS
3 Kantin Sehat
4 TPA Karyawan Rumah Sakit
5 Tempat tunggu keluarga pasien
25
V. RENCANA MANAJEMEN
A. KONDISI MANAJEMEN DAN STAF
Jumlah pegawai
Jumlah pegawai rumah sakit dengan status PNS pada tahun 2004 sebanyak 386 karyawan
dan non-PNS sebanyak 161 karyawan. Pada tahun 2005 jumlah PNS meningkat menjadi 422
karyawan dan non-PNS meningkat menjadi 201 karyawan. Dan tahun 2006 jumlah karyawan
PNS sebanyak 455 karyawan dan non-PNS menurun menjadi 181 karyawan.
B. PROYEKSI KEBUTUHAN SDM
Peningkatan sumber daya insani merupakan aspek yang terpenting dalam pngembangan
rumah sakit. Pertumbuhan jumlah pegawai di rumah sakit perlu melihat perkembangan bisnis
rumah sakit denga standar tempat tidur nya denga jumlah pegawai sebesar I:3. Sedangkan untuk
26
2004 2005 20060
50
100
150
200
250
300
350
400
450
500
386
422
455
161
201181
pns non pns
perkembangan secara kualitatif dapat dilihat dari perhatian manajemen terhadap peningkatan
kompetensi dan kemampuan dari sumber daya insani.
Untuk melaksanakan strategi dan mencapai target kinerja pelayanan, kebutuhan
pengembangan SDM diproyeksikan sebagai berikut.
a) Kebutuhan Tenaga Tambahan
b) Peningkatan sumber daya insani merupakan aspek yang terpenting dalam pngembangan
rumah sakit. Pertumbuhan jumlah pegawai di rumah sakit perlu melihat perkembangan bisnis
rumah sakit denga standar tempat tidur nya denga jumlah pegawai sebesar 1:3. Sedangkan
untuk perkembangan secara kualitatif dapat dilihat dari perhatian manajemen terhadap
peningkatan kompetensi dan kemampuan dari sumber daya insani.
c) Disamping jumlah total pegawai, perlu diperhatikan juga proporsi antara jumlah pegawai
medis dan non medis.berikut ini merupaka data karyawan dari tahun 2004-2006 sebagai
berikut:
Tahun Jumlah Karyawan Turn over
2004 547 karyawan 30 karyawan
2005 623 karyawan 60 karyawan
2006 636 karyawan 25 karyawan
d) Upaya peningkatan kompetensi telah dilakukan melalui beberapa kegiatan pelatihan dan
pendidikan lanjutan. Pendidikan dokter spesialis merupakan salah satu program pendidikan
lanjutan yang diprioritasnkan. Sementara itu untuk pendidikan lanjutan lainnya seperti s2
manjemen rumah sakit ners dsb juga telah dilakukan. Kompetensi dalam bentuk pelatihan
juga dilakukan dalam berbagai bidang profesi dan pelayanan.
VI. RENCANA KEUANGAN
Asumsi-Asumsi Penyusunan RSB
1. Asumsi Makro
Asumsi makro merupakan asumsi-asumsi indikator perekonomian pada masa yang
akan datang yang akan mempengaruhi kondisi ekonomi secara umum. Asumsi makro yang
digunakan oleh RSUD Panembahan Senopati Bantul adalah sebagai berikut:
No Laju Inflasi, Indeks
Harga Konsumen
(%)
Tingkat
pertumbuhan
ekonomi
Nilai Tukar
Nominal
(Rp/US$)
Tingkat
bunga
deposito
Tingkat bunga
pinjaman
2006 5.5 4.72 8.800 12,1 15,73
2007 5.0 5.10 8.800 11,2 14,85
27
2008 4.0 5.53 8.700 11,2 14,85
2009 3.0 6.06 8.700 11,2 14,85
2010 3.0 6.53 8.700 11,2 14,85
2011 3.0 6.53 8.700 11,2 14,85
2. Asumsi Mikro
Asumsi mikro merupakan kondisi/indikator pada masa yang akan datang yang akan
mempengaruhi perkembangan RSUD Panembahan Senopati secara individual. Beberapa
asumsi mikro yang ditetapkan oleh RSUD Panembahan Senopati Bantul antara lain:
- Kebijakan akuntansi Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati mengacu
kepada Pedoman Akuntansi Rumah Sakit sesuai Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
156/MENKES/SK/I/2003 tanggal 28 Januari 2003 ,
- Subsidi yang masih diterima dari APBD berupa gaji untuk PNS
- Subsidi yang masih diterima dari APBN berupa bantuan modal untuk
rehab/pembangunan gedung Rawat Inap III
- Asumsi besaran tarif adalah sesuai dengan Keputusan Bupati Bantul Nomor 183 Tahun
2004 tentang Besaran Tarif Retribusi Pelayanan Kesehatan pada RSUD Panembahan
Senopati Bantul
3. Asumsi Penyusunan Proyeksi Laporan Keuangan
a. Proyeksi Laporan Posisi Keuangan
i. Pembelian dan Pemakaian Persediaan obat-obatan diproyeksikan mengalami
kenaikan sebesar 12,5% setiap tahun dan mempertimbangkan inflasi berturut-turut
dari tahun 2007 s.d 2011 sebesar 5.0, 4.0, 3.0, 3.0, dan 3.0
ii. Proyeksi pemakaian obat gempa dari saldo per 31 Desember 2006 senilai Rp
1.426.207.878,00 adalah sebagai berikut:
Tahun 2007 diproyeksikan sebesar 50% senilai Rp 713.103.939,00
Tahun 2008 diproyeksikan sebesar 50% senilai Rp 713.103.939,00
iii. Hutang pembelian persediaan tahun yang bersangkutan diproyeksikan sebesar
8,33% (1/12) dari pembelian persediaan tahun yang bersangkutan.
iv. Piutang usaha tahun sebelumnya diproyeksikan akan diterima pada tahun yang
bersangkutan.
v. Piutang usaha tahun bersangkutan diproyeksikan sebesar 90,7% dari pendapatan
operasional tahun yang bersangkutan.
28
vi. Piutang tagihan gempa sebesar Rp 1.889.820.668,00 diproyeksikan akan tertagih
pada tahun 2008 dan 2009 masing-masing sebesar Rp 944.910.334,00.
vii. Perolehan Aktiva tetap diproyeksikan sebagai berikut:
- Proyeksi tahun 2007 sesuai dengan DPA dan DIPA RSD Panembahan Senopati
tahun 2007.
- Proyeksi tahun 2008, untuk anggaran yang bersumber APBN, diperkirakan sebesar
Rp 9.240.720.000,00 sesuai usulan pengadaan pembangunan gedung Ranap III (Rp
2.655.478.000,00) dan pengadaan Alkes (6.585.242.000,00).
- Proyeksi tahun 2009 s.d. 2011 diproyeksikan bangunan dalam pemyelesaian,
bangunan dan peralatan masing-masing sebesar Rp 2.000.000.000,00,
Rp 595.000.000,00 dan Rp 174.110.000,00.
- Bangunan dalam penyelesaian diproyeksikan akan diselesaikan dalam tahun 2008.
b. Proyeksi Laporan Aktivitas
1. Pendapatan diproyeksikan akan mengalami kenaikan sebesar 24% setiap tahun.
Peningkatan ini didukung dengan adanya produk pelayanan baru, peningkatan efisiensi
biaya, kenaikan tarif dari kelas C menjadi kelas B.
2. Proyeksi sumbangan tidak terikat pada tahun 2008 dari APBN diperkirakan sebesar Rp
9.240.720.000,00 sesuai usulan pengadaan pembangunan gedung Ranap III dan
pengadaan Alkes TA 2008. Untuk tahun 2007, 2009 sd 2011 diproyeksikan sebesar Rp
2.000.000.000,00 per tahun
29
3. Proyeksi sumbangan tidak terikat yang bersumber dari APBD untuk pembayaran gaji
PNS diperkirakan akan mengalami kenaikan sebesar 6% sehubungan dengan adanya
kegiatan rekruitmen pegawai baru.
4. Proyeksi biaya/beban (kecuali biaya penyusutan dan biaya gaji PNS) diproyeksikan
mengalami kenaikan sebesar 12,5% setiap tahun dan mempertimbangkan inflasi
berturut-turut dari tahun 2007 s.d 2011 sebesar 5.0, 4.0, 3.0, 3.0, dan 3.0.
5. Proyeksi Biaya penyusutan gedung dan bangunan belum diperhitungkan pada tahun
perolehan. Proyeksi Biaya penyusutan gedung dan bangunan akan diperhitungkan
pada tahun berikutnya setelah tahun perolehan.
6. Proyeksi biaya penyusutan peralatan diperhitungkan sejak tahun perolehan selama 6
bulan. Tahun berikutnya penyusutan diperhitungkan penuh untuk 1 tahun.
7. Pendapatan non operasional/non fungsional dari Program intensifikasi parkir,
Kerjasama dg koperasi, Kerja sama dg catering, TPA Karyawan RS dan Tempat
tunggu keluarga pasien pada tahun 2007 s.d. 2011 berturut-turut diproyeksikan sebesar
Rp 11 juta, Rp 27 juta, Rp 30 juta, Rp 38 juta, dan Rp 44 juta.
c. Proyeksi Laporan Arus Kas
1. Penerimaan kas dari sumbangan tidak terikat diproyeksikan diterima seluruhnya pada
tahun yang bersangkutan.
2. Penerimaan kas dari pendapatan operasional diperkirakan sebesar 90,7% dari total
perkiraan pendapatan operasional tahun yang bersangkutan. Sisanya diproyeksikan
sebagai piutang usaha yang akan tertagih pada tahun berikutnya.
3. Hutang lancar pada tahun bersangkutan diproyeksikan akan dilunasi pada tahun
berikutnya
4. Piutang usaha pada tahun bersangkutan diproyeksikan akan diterima pembayarannya
pada tahun berikutnya kecuali untuk piutang korban gempa sebesar Rp
1.889.820.668,00 diproyeksikan penerimaannya sebagai berikut pada tahun 2008 dan
2009 masing-masing sebesar Rp 944.910.334,00
30
Proyeksi Rasio Keuangan
VII. KESIMPULAN
Secara umum pada tahun 2006 kegiatan sudah menunjukkan berbagai peningkatan, hal
ini dapat dilihat dari cakupan berbagai kegiatan pelayanan, walaupun tidak bisa dipungkiri
hambatan dan kendala masih akan selalu ditemui seiring dengan tuntutan masyarakat akan
pelayanan prima di RSD Panembahan Senopati.
Sasaran BLUD RSUD Panembahan Senopati Bantul tahun 2007-2011 secara umum
adalah Meningkatnya mutu pelayanan pada pelanggan sehingga kepuasan pelanggan meningkat
pula.
Evaluasi dilakukan setiap periode tertentu (Tribulanan, semester, tahunan) tergantung
kebutuhan dan unit operasional tertentu. Hasil evaluasi dipakai sebagai dasar untuk
menentukan langkah-langkah berikutnya.
Upaya pemecahan masalah antara lain mengadakan unit cost terbaru secara berkala,
mengajukan usulan/subsidi kepada pemerintah, meningkatkan koordinasi dengan PT Askes dan
proaktif dalam penagihan piutang, dan meningkatkan mutu pelayanan dan skill Sumber Daya
Manusia.
31
top related