proposal hepatitis
Post on 12-Aug-2015
596 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
PROPOSAL PENELITIAN
A. Judul
“ Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Pencernaan pada Klien dengan
Hepatitis “.
B. Latar belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi disegala dimensi
kehidupan umat manusia sejalan dengan semakin banyaknya masalah yang
muncul sebagai akibat dari krisis multidimensi atau persaingan hidup yang
semakin ketat baik secara individu maupun kelompok masyarakat dimana kondisi
ini akan membawa perubahan pada tatanan masyarakat yang mempengaruhi
status kesehatan baik fisik, mental, maupun sosial.
Masalah yang dihadapi akibat perkembangan tersebut diantaranya
gangguan kesehatan. Penyakit Hepatitis sudah menjadi masalah kesehatan global
dimasa kini dan diperkirakan terdapat 2 miliar orang didunia terinfeksi virus
hepatitis. Sebanyak 400 juta orang diantaranya menderita hepatitis B yang
memiliki resiko berkembang menjadi sirosis hati dan kanker hati.
Prevalensi penyakit hepatitis di Indonesia masih tinggi, perlu
ditingkatkan kewaspadaan dan pengetahuan terhadap virus hepatitis
( A,B,C,D,E,F,G ), terutama dikomunitas yang beresiko tinggi, karena sampai
saat ini Indonesia masih masuk dalam kategori daerah endemis sedang-tinggi
dengan prevalensi HbsAg dikalangan individu sehat di Indonesia berkisar 3 – 17
persen. Mereka yang beresiko tinggi adalah bayi baru lahir dari ibu yang sudah
1
terinfeksi, penggunaan pisau cukur, jarum suntik, tindikan, tato, sikat gigi, jarum
suntik, hubungan seksual yang tidak aman dengan orang yang terinfeksi, dan
minum secara bergantian.
C. Rumusan Penelitian masalah
Di RSU A. Makkasau Parepare didapatkan data dari Medical Record,
pada tahun 2004 – 2005 jumlah penderita rawat inap sebanyak 969 orang,
penderita hepatitis pada wanita sebanyak 9 orang ( 25 % ) dan penderita pada pria
sebanyak 27 orang ( 75 % ). Sedangkan pada tahun 2005-2006, jumlah penderita
rawat inap sebanyak 1058 orang, penderita hepatitis pada wanita sebanyak 22
orang ( 4,34% ) dan penderita pada pria sebanyak 56 orang ( 10,14 % ), dari
peningkatan jumlah penderita hepatitis dari tahun 2004 – 2005 sampai tahun 2005
– 2006 sehingga perlu mendapat perhatian yang sungguh – sungguh dari petugas
kesehatan baik secara promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Melihat data diatas,penulis terinspirasi untuk menerapkan suatu metode
Asuhan Keperawatan pada klien dalam bentuk “ Asuhan Keperawatan pada Klien
dengan Gangguan Sistem Pencernaan Hepatitis.
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk memperoleh gambaran tentang pelaksanaan secara nyata
dalam mengaplikasikan teori Asuhan Keperawatan pada klien dengan
Gangguan Sistem Pencernaan Hepatitis.
2
2. Tujuan khusus
- Dapat melaksanakan pengkajian pada klien dengan gangguan sistem
pencernaan hepatitis.
- Dapat menentukan rumusan diagnosa keperawatan pada klien dengan
gangguan sistem pencernaan hepatitis.
- Dapat menentukan perencanaan keperawatan dalam Asuhan Keperawatan
pada klien dengan gangguan sistem pencernaan hepatitis.
- Dapat melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana
tindakan dalam Asuhan Keperawatan pada klien dengan gangguan sistem
pencernaan hepatitis.
- Dapat melaksanakan evaluasi sesuai dengan tujuan yang ditetapkan dalam
Asuhan Keperawatan pada klien dengan gangguan sistem pencernaan
hepatitis.
- Dapat melaksanakan pendokumentasian Asuhan Keperawatan pada klien
dengan gangguan sistem pencernaan hepatitis.
E. Manfaat Penelitian
1. Institusi pendidikan
Sebagai acuan bagi pendidikan untuk sebagai bacaan yang dapat
menambah pengetahuan tentang penerapan Asuhan Keperawatan pada klien
dengan hepatitis bagi peserta didik Poltekkes Makassar Prodi Keperawatan
Parepare.
3
2. Rumah sakit
Sebagai bahan informasi serta acuan bagi para tenaga keperawatan
untuk penerapan Asuhan Keperawatan di RS agar dapat memberikan
pelayanan seoptimal mungkin.
3. Penulis
Meningkatkan pengetahuan, pengalaman dan keterampilan dalam melakukan
Asuhan Keperawatan pada klien dengan hepatitis.
4. Klien
Agar klien dapat memperoleh perawatan secara komprehensif / menyeluruh
dan berkesinambungan khususnya penyakit hepatitis.
F. Tinjauan Pustaka.
1. Pengertian
Hepatitis adalah peradangan atau inflamasi pada hepar yang umumnya terjadi
akibat infeksi tetapi dapat pula disebabkan oleh zat-zat toksik (Hinchliff
Sue,Kamus Keperawatan,hal 205)
Hepatitis adalah infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan inflamasi
pada sel-sel hati yang menghasilkan kumpulan perubahan klinis, biokimia,
serta seluler yang khas (Sneltzer C.Suzanne,Buku Ajar Keperawatan
Medikal-Bedah Brunner&Suddarth,hal1169)
4
2. Etiologi
a. Hepatitis A
Disebabkan virus A (HAV), penularan melalui makanan atau minuman
yang terkontaminasi feces pasien. Misalnya makan buah-buahan, sayur
yang tidak dimasak atau makan kerang yang setengah matang. Minum es
batu yang prosesnya terkontaminasi.
b. Hepatitis B
Disebabkan virus hepatitis B (HBV), penularan melalui parenteral, atau
lewat kontak karier atau penderita infeksi akut, kontak seksual dan oral-
oral. Penularan perinatal pada ibu kepada bayinya. Ancaman kesehatan
kerja yang penting bagi petugas kesehatan malalui jarum suntik atau pisau
yang terkontaminasi.
c. Hepatitis C
Disebabkan virus hepatitis C (HCV), penularan melalui taransfusi darah
dan produk darah, terkena darah yang terkontaminasi lewat peralatan.
d. Hepatitis D
Disebabkan virus hepatitis D (HDV), penularan melalui hubungan seksual,
jarum suntik dan transfusi darah.
e. Hepatitis E
Disebabkan virus E (HEV), penularan melalui air yang terkontaminasi
feces.
f. Hepatitis F
5
Baru ada sedikit kasus yang dilaporkan. Saat ini para pakar beluam sepakat
hepatitis F merupakan penyakit hepatitis yang terpisah.
g. Hepatitis G
Disebabkan virus hepatitis G (HGV), pnularan melalui transfusi darah dan
jarum suntik.
2. Insiden
Penyakit hepatitis B adalah masalah kesehatan global dimasa kini
diperkirakan terdapat 2 miliar orang di dunia yang terinfeksi virus hepatitis B.
Sebanyak 400 juta orang diantaranya menderita hepatitis B kronis yang
memiliki resiko berkembang menjadi srosis dan kanker hati. Menurut Centers
for Disease Control and Prevention (CDC) di Atlanta, hepatitis C adalah
infeksi kronis yang ditularkan oleh darah yang paling umum di Amerika
Serikat. Sekitar 4 juta orang terinfeksi, atau 1,8 persen dari seluruh penduduk.
Dari jumlah ini sekitar 2,7 juta orang diduga terinfeksi kronis. Suatu tahap
dalam penyakit ini ketika kerusakan hati telah terjadi atau hampir terjadi.
Di Indonesia yang merupakan daerah endemis dengan prevalensi
HbSAg dikalangan individu sehat Indonesia berkisar 3-17 persen. Di RSUD
A. Makkasau didapatkan penderita hepatitis pada tahun 2004-2005 dengan
jumlah penderita rawat inap sebanyak 969 orang, penderita hepatitis pada
wanita sebanyak 9 orang (25%) dan pada pria sebanyak 27 orang (75%).
Sedangkan pada tahun 2005-2006 jumlah penderita rawat inap sebanyak 1058
6
orang, penderita hepatitis pada wanita sebanyak 22 orang (4,35%) dan pria
sebanyak 56 orang (10,14).
3. Patofisiologi
Inflamasi yang menyebar pada hepar dapat disebabkan oleh infeksi
virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat – obatan dan bahan - bahan kimia.
Unit fungsional dasar dari hepar disebut lobule dan unit ini unik karena
memiliki suplai darah sendiri. Seiring dengan berkembangnya inflamasi pada
hepar, pola normal pada hepar terganggu. Gangguan terhadap suplai darah
normal pada sel – sel hepar ini menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel – sel
hepar. Setelah lewat masanya, sel – sel hepar yang menjadi rusak dibuang dari
tubuh oleh respon sistem imun dan digantikan oleh sel – sel hepar baru yang
sehat.
4. Manifestasi klinik
Terdapat tiga jenis stadium pada hepatitis:
a. Stadium praikterik
Berlangsung selama 4-7 hari, pasien mengeluh sakit kepala, lemah,
anoreksia, mual, muntah, demam, nyeri pada otot, dan nyeri di perut
kanan atas. Urin menjadi lebih coklat.
b. Stadium ikterik
Berlangsung selama 3-6 minggu ikterus mula-mula terlihat pada sklera,
kemudian pada kulit seluruh tubuh. Keluhan-keluhan berkurang, tetapi
7
pasien masih lemah, anoreksia, dan muntah. Tinja mungkin berwarna
kelabu atau kuning muda. Hati membesar dan nyeri tekan.
c. Stadium pascaikterik (Rekonvalesensi)
Ikterus mereda, warna urin dan tinja menjadi normal lagi. Penyembuhan
pada anak-anak lebih cepat dari orang dewasa, yaitu pada akhir bulan
kedua, karena penyebab yang biasanya berbeda.
5. Diagnosis banding
Pada stadium praikterik, hepatitis dapat dikacaukan dengan penyakit
abdomen akut yang perlu pembedahan terutama appendisitis akut, dan
gastroenteritis akut.
Pada stadium ikterik, perbedaan perlu dibuat dengan kolestasis yang
perlu dibedah.
Pada stadium pasca ikterik, perbedaan pada diagnosis organik dari
yang non organic.
6. Pemeriksaan diagnostik
a. Breath test
Dilakukan untuk mengukur kemampuan hati dalam memetabolisir
sejumlah obat.
8
b. USG
Menggunakan gelombang suara untuk menggambarkan hati, mengetahui
kelainan struktural. USG dengan mudah membedakan sakit kuning
(Jaundice) yang disebabkan oleh kelainan fungsi sel hati.
c. Skening hati
Merupakan penggambaran radio nuklida yang menggunakan substansi
radioaktif, yang diikat oleh sel-sel hati.
d. Skening ultrasonik ct scan
Menentukan lokasi daerah yang abnormal, darimana contoh jaringan hati
diambil.
e. Biopsi hati
Menggunakan sebuah jarum yang dimasukkan lewat kulit menuju hati,
untuk mengetahui adanya komplikasi kronik.
f. Tes fungsi hati
Pemeriksaan fungsi hati dilakukan terhadap contoh darah, sebagian besar
pemeriksaan bertujuan untuk mengukur kadar enzim atau bahan-bahan
lainnya dalam darah, sebagai cara untuk mendiagnosa kelainan di hati
g. Pemeriksaan enzim hati
Didapati adanya SGOT dan SGPT sampai 20-50 kali normal dengan
SGPT lebih tinggi dari SGOT. Pada hepatitis kronis, dari pemeriksaan
9
laboratorium didapati adanya peningkatan kadar enzim SGPT 5-10 kali
lebih tinggi dari kadar normal.
h. Pemeriksaan seroimunologis
Mengetahui jenis virus yang diduga sebagai penyebab infeksi hati. Bila
pemeriksaan seroimunologis negatif maka perlu dipikirkan penyebab
hepatitis lain selain virus, misalnya penyakit hepatitis karena keracunan
obat atau zat-zat kimia yang berbahaya.
i. Urin dan tinja
Bilirubin muncul dalam urin sebelum timbul ikterus, kemudian ia hilang
walalupun kadar dalam darah masih tinggi. Urobilinogenuria ditemukan
pada akhir fase pra-ikterik. Pada puncak ikterus sangat sedikit bilirubin
sampai diusus, dengan demikian urobilinogen menghilang munculnya
kembali urobilinogen dalam urin menandakan mulanya penyembuhan.
Permulaan munculnya ikterus menyebabkan tinja menjadi pucat
7. Komplikasi
Komplikasi hepatitis adalah timbulnya hepatitis kronik yang terjadi
apabila individu terus memperlihatkan gejala dan antigen virus menetap lebih
dari 6 bulan. Gambaran klinis hepatitis aktif kronik atau fulminan mungkin
mencakup gambaran kegagalan hati, dengan kematian timbul dalam 1 minggu
sampai beberapa tahun kemudian.
10
G. Kerangka penelitian
H. Metode penelitian
Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini :
1. Studi kepustakaan.
Yakni penggunaan kepustakaan dengan membaca berbagai buku sumber,
kumpulan mata kuliah ( diktat ).
2. Studi kasus
Studi kasus dilaksanakan melalui proses keperawatan yang diawali dengan
pengkajian, menganalisa data, merumuskan masalah, merencanakan dan
pengamatan pelaksanaan tindakan keperawatan serta mengevaluasi hasil
tindakan keperawatan secara menyeluruh.
11
Mengkaji : - Mengumpulkan data ( anamnese ) - Mengelompokkan data.
Penderita, keluarga penderita
Menganalisa data
Menentukan masalah
Merencanakan tindakan keperawatan
Pengamatan pelaksanaan tindakan keperawatan
Evaluasi hasil tindakan keperawatan
3. Studi dokumentasi
Yakni dengan melihat catatan – catatan medik dalam status klien tentang
pemeriksaan radiologi, nilai laboratorium, dan pemeriksaan lainnya yang
berhubungan dengan masalah klien serta interpretasi dari tindakan yang telah
dilakukan.
I. Konsep waktu dan tempat penelitian.
1. Waktu : Dari tanggal 5 s/d 24 Februari 2007.
2. Tempat : Ruang perawatan Bedah BPK RSUD A. Makkasau parepare.
J. Sumber dan jenis data.
1. Sumber data : Penderita, rekam medik, keluarga, dokumentasi medik dan
paramedik.
2. Jenis data :
- Data subjektif yaitu data / keluhan yang diungkapkan oleh penderita atau
keluarga klien secara langsung melalui wawancara langsung ).
- Data objektif yaitu data yang diperoleh secara langsung melalui
pengamatan, penglihatan, perabaan, ketuk, pendengaran.
- Data pemeriksaan diagnsostik yaitu data yang diperoleh memalui
pemeriksaan dari tim kesehatan yang lainnya mis : Laboratorium, Fhoto
rongent dll.
- Data rekam medik yaitu data yang diperoleh dari kunjungan pasien.
- Data pencatatan medik dan paramedic.
12
K. Populasi dan sample.
1. Populasi : Jumlah penderita tahun 2004 – 2005 jumlah penderita rawat
inap sebanyak 969 orang, penderita hepatitis pada wanita
sebanyak 9 orang ( 25 % ) dan penderita pada pria sebanyak 27
orang ( 75 % ). Sedangkan pada tahun 2005-2006, jumlah
penderita rawat inap sebanyak 1058 orang, penderita hepatitis
pada wanita sebanyak 22 orang ( 4,34% ) dan penderita pada
pria sebanyak 56 orang ( 10,14 % ), jadi jumlah penderita dari
tahun 2005 – 2006 sebanyak 114 penderita.
2. Sampel : Diantara 114 kasus dari populasi tersebut diambil 1 orang
sample dalam memberikan asuhan keperawatan.
L. Tehnik pengumpulan data.
Untuk menghimpun data dan informasi tentang klien maka penulis menggunakan
berbagai cara, antara lain :
a. Observasi : Dengan mengamati secara langsung respon yang ditunjukkan oleh
klien.
b. Wawancara : Dengan mengadakan tanya jawab pada klien dan keluarga,
untuk mendapatkan data – data yang akurat..
c. Pemeriksaan fisik : Dengan mengkaji secara langsung bagian tubuh klien
mulai dari ujung kepala sampai ke ujung kaki. Dengan menggunakan tekhnik
Inspeksi ( melihat ), Palpasi ( meraba ), Perkusi ( mengetuk ), dan Auskultasi (
mendengar ).
13
M. Analisa data
Grafik batang data pasien dengan penderita Ulcus Diabetikum.
Keterangan :
Jumlah pasien tahun 2005 – 2006 ini adalah 114 dan berdasarkan dengan
grafik yang ada disimpulkan bahwa penderita dengan penyakit Hepatitis
terjadi peningkatan penderita.
Dilihat dari grafik jenis kelamin penderita laki – laki lebih banyak
dibandingkan dengan penderita perempuan.
Dari jumlah pasien tahun 2005 – 2006 ini maka diperkirakan rata – rata
penderita setiap tahunnya adalah sebagai berikut :
36 + 78 = 114 : 2
= 57 (Skor rata – rata penderita tiap tahunya )
14
N. Jadwal penelitian
1. Tanggal 5 s/d 10 Februari 2007
Pengkajian ( Pengumpulan data ).
2. Tanggal 12 s/d 17 Februari 2007
Analisa data, penentuan rencana tindakan, pengamatan pelaksanaan rencana
tindakan.
3. Tanggal 19 s/d 24 Februari 2007
Mengevaluasi hasil pelaksanaan tindakan, pendokumentasian.
O. Anggaran penelitian
Anggaran pada penelitian ini adalah sebanyak Rp. …………….
Dengan rincian sbb :
Biaya pengkajian : Rp. ………
Biaya pelaporan : Rp. ………
Biaya lain – lain : Rp……….
15
Daftar pustaka
Arif Mansjoer, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga Jilid Pertama, Penerbit Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Indonesia, 2001.
Hinchliff Sue, Hancock, Kamus Keperawatan, Edisi 17, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakatra 1999.
Sneltzer C.Suzanne,Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah runner & Suddarth,
hal1169)
Hinchliff Sue,Kamus Keperawatan,hal 205)
Rekam medik RSUD A. Makkasau Parepare tahun 2005 – 2007.
Dokumentasi Medik dan paramedic.
Wawancara dengan penderita dan keluarga penderita.
16
top related