program studi sosiologi agama fakultas...

Post on 02-Apr-2019

235 Views

Category:

Documents

1 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

TRAINING EMOTIONAL SPIRITUAL QUOTIENT (ESQ)

DAN

PENINGKATAN KEYAKINAN BERAGAMA

(Studi kasus: Alumni Training ESQ Basic yang tergabung dalam Forum

Silaturahmi Mahasiswa (Fosma) Wilayah Bekasi)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin Dan Filsafat Untuk Memenuhi Syarat-

syarat Mencapai Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh

Tuti Allawiyah

NIM:104032201038

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI AGAMA

FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2008 M/1429 H

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Semua sumber sudah saya gunakan dalam penulisan ini telah dicantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 15 Desember 2008

Tuti Allawiyah

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul TRAINING EMOTIONAL SPIRITUAL QUOTIENT DAN

PENINGKATAN KEYAKINAN BERAGAMA (STUDI KASUS: ALUMNI

TRAINING ESQ YANG TERGABUNG DALAM FOSMA BEKASI) telah diujikan

dalam sidang munaqasyah Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta pada 15 Desember 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi Sosiologi Agama.

Jakarta, 15 Desember 2008

Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota

Dr. Hamid Nasuhi, MA. Dra. Jauharatul Jamilah, M.Si. NIP. 150 241 817 NIP. 150 282 401

Anggota

Penguji I, Penguji II,

Dr. M. Amin Nurdin, MA. Dr. Yusron Razak, MA.

NIP. 150 232 919 NIP 150 216 359

Pembimbing

Dra. Jauharatul Jamilah, M.Si.

NIP. 150 282 401

KATA PENGANTAR

Alhamdulilah segala Puja dan Puji Sukur kepada Allah SWT, pemilik alam

semesta yang telah memberikan hambaNya begitu banyak nikmat dan ridho,

sehingga penulisan skripsi ini selesai sesuai dengan waktu yang diharapkan.

Shalawat serta salam kepada Rasulullah SAW, Nabi yang membawa

petunjuk dan rahmat, selalu menuntun umat manusia kepada jalan kebaikan, serta

manusia yang paling sempurna akhlaknya, semoga kita semua dapat mentauladani

segala kebaikan dari pribadi beliau, Amin.

Pada akhirnya, penulis yakin bahwa mustahil skripsi ini dapat terselesaikan

tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis patut

memberikan ucapan terima kasih khususnya kepada:

1. Dr. Amin Nurdin, MA sebagai Dekan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat.

2. Dra. Ida Rasyidah, MA sebagai Ketua Jurusan Sosiologi Agama.

3. Dra. Jauharatul Jamilah, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Sosiologi

Agama dan dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu,

tenaga, dan fikiran beliau, serta selalu memberikan semangat, kritik dan

saran bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Lembaga Training Emotional Spiritual Quotient (ESQ) dan Fosma

Bekasi, yang telah memberikan kepercayaan dan keleluasaan kepada

penulis untuk mengadakan riset terhadap alumni Training ESQ.

5. Ayahanda H. Husni Thamrin, dan Ibunda Hj. Aminatu Zuhriah, yang

telah memberikan cinta, kasih sayang, dan dukungan do’a, serta tiada

kenal lelah berjuang demi pendidikan dan kebahagiaan ananda dan adik-

adik. Semoga Allah selalu memberikan ridho dan rahmatnya bagi

keluarga kita. Amin. I Luv you All.

6. Ayah H. Husni Thamrin, SE dan Ibu Hj. Umi Sulha, S.Ag, yang selama

sepuluh tahun ini ananda merantau ke Jakarta, selalu memberikan

perhatian dan kasih sayang yang sampai kapanpun tidak mungkin dapat

ananda balas dengan apapun.

7. Adik-adikku tercinta, Nurul Hikmah, Hidayatul Fitri, dan M. Zikron

Khairi, kakak janji akan memberikan yang terbaik bagi kita dan keluarga.

8. Nenekku Tercinta, Alm. Hj. Tawariah, atas do’a, nasehat, dan kasih

sayang.

9. Kakak-kakakku terbaik, Anissa Hasanah, Ronald Edison, Laili Fitriani,

Rahmi Aini, Inayatullah, dan Rahma hayati atas dukungan dan

bantuannya selama ini.

10. My Beloved Sister, Nia Purnamasari, Aulia Nurani, Nenah, Tirta Kurnia,

dan Rika Rafi Mudrikah, kalian sudah memberikan nuansa yang begitu

Indah dalam persahabatan dan persaudaraan kita, sekarang, besok dan

selamannya. Nia makasih ya honey sudah sabar dan gak pernah bosan

ngasih semangat buat Utie.

11. Sahabat-sahabat penulis, Umi, Lina, Amel, Uus, Zumi, dan Ita. Empat

tahun yang sangat mengesankan bisa belajar dan main bareng kalian

semua. Jangan lupain Utie ya.. .

12. Sahabat Sosiologi Agama, Ayha, Njah, Nenk, Mami, Hari, Budi, Amir,

Wahid, Pokoknya semuanya deh, semangat ya skripsinya, semoga sukses

dan apa yang dicita-citakan tercapai. Amin.

13. Sahabat Fosma Bekasi, Kasya, Umah, Refino, Marvi, Ajeng, Iyus,

semuanya yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, proses penulisan

skripsi ini, tidak akan mungkin berjalan lancar tanpa kalian semua,

Semoga Allah selalu memberikan pertolonganya dalam perjuangan

trainer dan kita semua dalam menyebarkan nilai-nilai 165. Amin.

14. Sahabat kosan adem ayem, Madam, Lin, Fitri, Pupun, k’ Juli, Muti, dan

Fatimah. Tiga tahun yang gak bisa dilupain deh, sahabat yang kocak,

rese’-rese’, tapi care abis. Makasih ya semangatnya.

Jakarta, 22 Desember 2008.

Tuti Allawiyah

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ............................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................. 8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................... 9

D. Metodologi Penelitian ........................................................ 10

E. Sistematika Penulisan......................................................... 15

BAB II KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Training Emotional Spiritual Quotient................ 17

1. Pengertian IQ, EQ, Dan SQ............................................ 17

2. Pengertian Training Emotional Spiritual Quotient (ESQ) 26

3. Sejarah Berdirinya ESQ Leadership Center .................... 28

3.1 Visi Dan Misi Training ESQ...................................... 31

3.2 Macam-macam Training ESQ................................... 32

3.3 Materi-materi Training ESQ ..................................... 35

B. KEYAKINAN AGAMA .................................................... 39

1. Pengertian Keyakinan Agama......................................... 39

2. Pengaruh Keyakinan Agama Dalam Kehidupan Sosial... 42

BAB III GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN

A. Profil Forum Silaturahmi Mahasiswa (Fosma) Wilayah

Bekasi................................................................................. 47

1. Program Kerja Tahunan Fosma Bekasi............................ 49

2. Sturktur Organisasi Fosma Bekasi ................................... 53

3. Sekilas Profil Sepuluh Informan ...................................... 54

B. Latar Belakang Usia Dan Jenis Kelamin ............................. 58

C. Latar Belakang Status Pendidikan....................................... 60

D. Latar Belakang Asal Daerah ............................................... 62

E. Latar Belakang Sosial Ekonomi.......................................... 63

BAB IV DAMPAK TRAINING EMOTIONAL SPIRITUAL QUOTIENT

TERHADAP PENINGKATAN KEYAKINAN AGAMA

A. Motivasi Mengikuti Training ESQ...................................... 64

B. Respon Alumni Terhadap Training ESQ............................. 70

C. Dampak Training ESQ terhadap Peningkatan Keyakinan

Beragama............................................................................ 75

1. Pandangan Alumni Terhadap Makna Keyakinan Agama 78

2. Kehidupan Beragama Alumni Training ESQ ................. 82

3. Kemampuan Alumni Dalam Menciptakan Kebahagiaan Hidup

........................................................................................88

4. Kemampuan Alumni Dalam Menciptakan dan menjaga Hubungan

Sosial............................................................................... 92

5. Kemampuan Alumni Dalam Mencari Penawar Dalam Tekanan Jiwa

........................................................................................ 96

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan......................................................................... 104

B. Saran-saran ......................................................................... 105

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Program Kerja Tahunan Fosma Bekasi .................................... 49

Tabel 2 Latar Belakang Jenis Kelamin ................................................. 58

Tabel 3 Latar Belakang Tingkatan Usia................................................ 59

Tabel 4 Latar Belakang Status Pendidikan............................................ 60

Tabel 5 Latar Belakang Asal Daerah .................................................... 62

Tabel 6 Latar Belakang Sosial Ekonomi............................................... 63

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Jika ditanya tentang agama, yang muncul adalah beragam pandangan

mengenai makna, fungsi, dan eksistensi agama dalam masyarakat, karena agama

selalu diterima secara subyektif oleh manusia, yang hakikatnya agama akan

didefinisikan sesuai dengan pengalaman dan penghayatan terhadap agama yang

dianutnya. Ahli sosiologi agama J. Milton Yinger, melihat agama sebagai sistem

kepercayaan dan praktek, yang mana suatu masyarakat atau kelompok manusia

berjaga-jaga menghadapi masalah terakhir dari kehidupan.1

Sedangkan menurut mantan Mentri Agama Republik Indonesia Prof. Dr.

Mukti Ali, agama didefinisikan sebagai suatu kepercayaan akan adanya Tuhan

Yang Maha Esa dan hukum-hukum yang diwahyukan kepada utusan-utusaNya

untuk kebahagiaan manusia baik di dunia maupun di akhirat.

Rasulullah SAW pernah ditanya oleh seorang laki-laki, “Ya Rasulullah

apakah agama itu”. Rasulullah SAW menjawab,”Agama adalah akhlak yang baik,”

laki-laki tersebut terus bertanya kepada Rasul dari sebelah kanan, kiri, dan

1 Hendropuspito, Sosiologi Agama (Jakarta : Penerbit Kanisius, 1984), hal 35

belakang, namun jawaban Rasullullah tetaplah sama “Agama adalah akhlak yang

baik”.(Al-Targib Wa Al-Tahrib 3:405).2

Begitu beragam pandangan yang bergulir mengenai definisi dan fungsi

agama dalam kehidupan, yang akan selalu menjadi bahan pembicaraan bahkan tak

jarang menjadi bahan perdebatan di lingkungan kehidupan masyarakat beragama.

Jika kita amati agama secara struktur dan fungsinya, agama berperan melayani

kebutuhan-kebutuhan manusia untuk mencari suatu kebenaran serta mengatasi

berbagai hal buruk dalam kehidupan. Agama dapat kita lihat dalam dua kategori,

salah satunya adalah agama sebagai suatu keimanan atau keyakinan, dimana

manusia percaya terhadap kehidupan kekal dikemudian hari dan untuk itulah maka

manusia akan mengabdikan dirinya untuk kepercayaan yang dianutnya tersebut.

Sedangkan apabila kita melihat agama dari terminologi sosial, agama merupakan

sebuah tatanan-tatanan nilai yang memberikan pengaruh bagi perilaku manusia.

Agama dapat menjadi petunjuk dan pedoman bagi manusia dalam menempuh

kehidupan, dengan harapan terciptanya keamanan, kedamaian, dan kesejahteraan.3

Sesuatu yang tidak dapat kita pungkiri, bahwa kesadaran beragama manusia

akan muncul mana kala manusia ditimpa berbagai macam masalah, dan dengan

itulah maka manusia mulai menyadari bahwa ia adalah makhluk yang lemah yang

2 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Agama (Bandung : PT Mizan Pustaka, 2003), hal 14-20.

3 M.Imam Aziz dan M.Jadul Maula, Agama Dan Demokrasi (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,

1993), hal 20-21.

tidak dapat sepenuhnya menyandarkan masalah dan kesulitannya hanya kepada

manusia yang sama-sama memiliki keterbatasan, hingga timbul kesadaran bahwa

yang dapat membantunya adalah Tuhan Yang Maha Esa.

Namun, jika kita melihat realita yang ada, eksistensi agama perlahan-lahan

mulai dipinggirkan, dan mengalami penciutan yang cukup signifikan. Kondisi

masyarakat yang mulai menyerap pengaruh dan pola pikir modernisasi dan

globalisasi, perlahan-lahan merubah sudut pandang masyarakat terhadap makna

dan fungsi agama tersebut.4 Posisi agama saat ini bisa dikatakan telah terjatuh dan

hanya sekedar bagian pelengkap dari kehidupan manusia. Masyarakat saat ini lebih

disibukkan oleh kegiatan-kegiatan yang pada dasarnya telah keluar dari batas tegas

dan aturan-aturan agama.

Kualitas moral masyarakat pun cenderung dalam kondisi yang

mengenyampingkan suara hati atau naluri kemanusiaan, sehingga sulit membangun

masyarakat yang berjalan pada koridor kerukunan, kedamaian, dan kemaslahatan

bersama. Dalam buku “Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emotional Dan

Spiritual” karya Ary Ginanjar Agustian dikatakan bahwa, manusia akan

menghadapi sebuah bahaya besar bukan berarti ledakan bom atom atau peperangan

4 Soejatmoko dkk, Agama Dan Tantangan Zaman (Jakarta : LP3ES,1985), hal 11.

dahsyat melainkan perubahan fitrah, kebobrokan moral dan dikesampingkannya

nilai-nilai agama.5

Keruntuhan sendi-sendi kehidupan sosial dan moral secara besar-besaran

dimasa sekarang ini, menjadikan kita amat kesulitan untuk menjumpai seseorang

yang sungguh-sungguh menapaki jalan yang benar. Nyaris saat ini manusia mulai

berlomba-lomba antar sesama untuk mengejar hal-hal yang bersifat duniawi atau

materialis. Kehidupan dan kesenangan material jauh lebih diutamakan ketimbang

pencarian susah payah tentang nilai-nilai moral dan agama.6

Agama yang seharusnya dijadikan sebagai pedoman hidup dan aturan-

aturan perilaku manusia, saat ini oleh sebagian masyarakat hanya diartikan dan

dipahami sebagai ajaran-ajaran yang berbentuk ritual dan simbol semata. Agama

yang dahulu menjadi landasan hidup perlahan menghilang dan tergantikan oleh

tuhan-tuhan baru seperti jabatan, harta, dan kebahagian-kebahagian duniawi

lainnya.

Untuk itu maka langkah awal yang harus diambil adalah, bagaimana

membangun kesadaran beragama dalam masyarakat, khususnya membangun

dimensi keyakinan atau kepercayaan, bahwa ada sang Maha Adikodrati dan

kehidupan setelah kehidupan di dunia. Karena dengan membangun keyakinanlah

5 Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Membangun Kecerdasan Emotional Dan Spiritual (Jakarta:Penerbit Arga, 2001), hal xIiii.

6 Mujtaba Lari, Budaya Yang Terkoyak Diantara Islam Dan Barat (Jakarta: Penerbit Al-Huda,

2001 ), hal 6.

maka agama tidak hanya dijadikan pelarian semata saat manusia berada pada posisi

yang sulit dan menghadapi masalah. Untuk menjalankan syariat suatu agama maka

haruslah dimulai dengan keyakinan atau keimanan terlebih dahulu, karena

hakikatnya manusia pasti memiliki naluri (instink) yakni suatu saat akan

menanyakan apakah keyakinan yang dianutnya saat ini benar atau salah, dan

dengan itulah ia akan mencari suatu kebenaran agar keyakinannyapun terjawab.7

Kehidupan yang begitu kompleks dan tidak luput dari permasalahan, dimana

pertikaian terjadi dimana-mana, kemaksiatan merajalela, menjadikan manusia

perlahan mulai menyadari bahwa segala kebahagian duniawi ternyata tidak

menjanjikan dan hanya memberikan kebahagiaan yang bersifat sementara.

Jika semula masyarakat lebih mengandalkan kecerdasan intelektual, dan

menjadikan tekhnologi dan ilmu pengetahuan sebagai tonggak awal kemajuan dan

kebahagian manusia, maka perlahan manusia mulai beralih kepada wacana

spiritual. Ini tidak hanya terjadi pada masyarakat timur saja, tetapi pada masyarakat

modern lainnya seperti beberapa kawasan di Eropa pun mulai merasakan hal yang

sama. Mereka mulai jenuh terhadap kehidupan yang hanya diorientasikan kepada

sisi duniawi semata.

Pasca revolusi industri masyarakat barat memang mengalami kemajuan yang

sangat cepat dari segi tekhnologi dan ilmu pengetahuan, tapi disisi lain kebangkitan

7Jalaluddin Rakhmat , Psikologi Agama, hal 44.

barat tersebut perlahan telah kosong dan terlepas dari dunia spiritual dan ajaran-

ajaran agama. Masyarakat barat mulai merasakan banyak kegagalan-kegagalan

terjadi yang merupakan dampak dari hegemoni barat. Lalu secara spontan,

masyarakat barat mulai beralih kepada dunia spiritual. Terbukti bahwa pada

akhirnya manusia mulai mencari jalan untuk mengetahui jati diri mereka dan

menyadari bahwa banyak terjadi krisis dalam kehidupan manusia.8 Ini merupakan

suatu hal yang cukup menarik, karena pada dasarnya manusia pasti akan menyadari

bahwa ada kekuatan-kekuatan diluar dirinya, kesuksesan duniawi tersebut dapat

direalisasikan pada suatu hal yang lebih menjanjikan setelah kehidupan di dunia.

Untuk membangun suatu masyarakat yang seimbang antara kepentingan

duniawi dan rohani, maka yang diperlukan tidak hanya spiritualitas yang tinggi

saja, tetapi dibutuhkan keseimbangan emotional dan intelektual yang baik pula.

Sinergi dari ketiga point inilah yang akan membentuk suatu masyarakat yang dapat

menyeimbangkan antara kepentingan materialistik dan nonmaterialistik. Rasulullah

SAW dalam setiap khutbahnya tidak lupa senatiasa menyampaikan tiga keutamaan

yang harus dijalankan oleh umat manusia dimuka bumi ini, yang pertama yaitu

mengutamakan Allah SWT diatas segala-galanya, yang kedua adalah

mengutamakan kasih sayang sesama manusia, dan yang ketiga adalah

mengutamakan ilmu pengetahuan dengan segenap cabangnya.

8 Ruslani, Wacana Spiritualitas Timur dan Barat (Jakarta: Qalam, 2000), hal ,6-8.

Dari realita pada masyarakat inilah, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai dimensi keyakinan beragama yang merupakan pondasi awal

dalam memaknai agama, yang lebih dispesifikasikan kepada lembaga Training

Emotional Spiritual Quotient, sejauh mana dampak yang dirasakan alumni setelah

mengikuti training, khususnya terhadap peningkatan keyakinan beragama. Memang

suatu hal yang cukup sulit untuk mengukur keyakinan agama seseorang. Namun

peneliti optimis dengan didukung teori-teori yang ada mengenai keyakinan agama,

dan dilengkapi dengan hasil observasi yang maksimal, maka keyakinan agama

seseorang dapat dilihat dalam kehidupan kesehariaanya. Disaat itulah terlihat wujud

nyata manifestasi dari keyakinan agama. Peneliti juga mengadakan perbandingan

antara hasil wawancara dan hasil observasi. Data tersebut juga diperkuat dengan

melihat latar belakang pendidikan agama yang diterapkan dalam lingkungan

keluarga maupun lingkungan pergaulan keseharian dari para responden.

Training ESQ dipilih menjadi sasaran utama dalam penelitian ini, karena

training ESQ adalah salah satu pelopor sekaligus icon baru dalam dunia training,

khususnya training yang membangun semangat untuk meraih kecerdasan emotional

dan spiritual. ESQ merupakan suatu gebrakan baru, yang memiliki pandangan

kedepan yang sangat peduli terhadap kualitas masyarakat, tidak hanya menjunjung

tinggi nilai-nilai akademisi tetapi juga membangun nilai-nilai moral dan spiritual.

Untuk itu dalam penulisan skiripsi ini, peneliti akan mengangkat judul yaitu

“Training Emotional Spiritual Quotient dan Peningkatan Keyakinan

Beragama”(Studi kasus: Alumni Training Emotional Spiritual Quotient Yang

Tergabung Dalam Forum Silaturahmi Mahasiswa (Fosma) Wilayah Bekasi),

dan masalah utama adalah meneliti bagaimana dampak training Emotional Spiritual

Quotient terhadap peningkatan keyakinan beragama.

B. PEMBATASAN DAN PERUMUSAN MASALAH

Dalam penelitian ini, pokok permasalahan yang ingin diungkap adalah,

bagaimana dampak yang dirasakan alumni setelah mengikuti Training Emotional

Spiritual Quotient, khususnya terhadap peningkatan keyakinan beragama. Agar

penelitian ini dapat berjalan lebih fokus dan mendapatkan hasil yang akurat, maka

secara geografis peneliti membatasi wilayah dan subjek penelitiannya, yaitu dengan

memfokuskan kepada alumni Training ESQ mahasiswa yang tergabung dalam

Forum Silaturahmi Mahasiswa (Fosma) wilayah Bekasi.

Berdasarkan pembatasan masalah diatas dapat dirumuskan pertanyaan yang

sangat menunjang penelitian ini yaitu:

Bagaimana dampak Training Emotional Spiritual Quotient terhadap

peningkatan keyakinan beragama?

Di bawah ini terdapat dua pertanyaan yang sangat menunjang dalam

pelaksanaan penelitian yaitu:

1. Apa motivasi alumni untuk mengikuti Training Emotional Spiritual

Quotient?

2. Bagaimana respon alumni terhadap Training Emotional Spiritual Quotient?

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

1. Tujuan Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini, Penulis memiliki tujuan yang ingin dicapai

dengan mempertimbangkan pengalaman yang dialami oleh alumni Training

Emotional Spiritual Quotient, yang menjadi objek penelitian penulis. Oleh karena

itu gambaran dari tujuan penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui bagaimana respon alumni terhadap Training

Emotional Spiritual Quotient.

b. Untuk mengetahui motivasi alumni mengikuti training Emotional

Spiritual Quotient.

c. Untuk mengetahui dan menganalisa bagaimana dampak yang dirasakan

alumni setelah mengikuti Training Emotional Spiritual Quotient

khususnya terhadap peningkatan keyakinan beragama.

d. Sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana S.Sos di

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Manfaat Penelitian

a. Memberikan informasi yang obyektif kepada mahasiswa dan instansi

pendidikan, mengenai Training yang membangun kecerdasan Emotional

Spiritual dan intelektual.

b. Menjadi bahan evaluasi sekaligus wadah untuk menyampaikan opini

kepada lembaga Training Emotional Spiritual Quotient.

c. Menambah wawasan sosial keagamaan, khususnya mengenai keyakinan

beragama alumni Training Emotional Spiritual Quotient.

D. METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian dan ilmu pengetahuan merupakan suatu kesatuan yang tidak

mungkin dipisahkan. Penelitian adalah, alat untuk mengembangkan ilmu tersebut,

dan dengan penelitianlah maka ilmu dapat ditingkatkan serta menjelaskan gejala-

gejala yang ada khususnya gejala-gejala sosial. Penelitian adalah suatu kegiatan

yang dilakukan secara teliti, cermat, serta menelaah dengan sungguh-sungguh.9

Penelitian dilakukan untuk menemukan pengetahuan baru yang telah teruji

kebenarannya secara obyektif di dunia sosial, dan adapun metode yang digunakan

dalam penelitian skripsi ini adalah:

1. Pendekatan dan jenis penelitian

9 Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial (Bandung : PT. Rosdakarya, 2004) , hal. 1

Penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif, dengan metode deskriftif,

yakni metode yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu

masyarakat atau suatu kelompok orang tertentu, dengan jalan mendeskripsikan

sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang sedang diteliti.10

Sedangkan pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah, studi kasus.

Pada penelitian ini, pendekatan studi kasus digunakan agar seseorang atau suatu

kelompok tertentu yang diteliti dapat ditelaah secara komperhensif, mendetail, dan

mendalam.

2. Subjek penelitian

Subjek penelitian adalah merujuk kepada individu atau kelompok yang

dijadikan unit atau satuan (kasus) yang diteliti.11

Dalam penelitian ini, subjek

penelitian adalah alumni Training Emotional Spiritual Quotient untuk mahasiswa

yang tergabung dalam Forum Silaturahmi Mahasiswa (FOSMA) wilayah Bekasi.

Penelitian ini melibatkan 10 informan yang terdiri dari anggota dan pengurus dari

Forum Silaturahmi Mahasiswa (FOSMA) wilayah Bekasi, yang seluruhnya telah

mengikuti Training Emotional Spiritual Quotient Basic.

10 Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial, hal. 35. 11 Sanafiah Faisal, Format-Format Penelitian Sosial (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007),

hal. 109.

3. Teknik pengumpulan data

Untuk mendapatkan sumber data tersebut penulis menggunakan teknik

pengumpulan data dengan cara sebagai berikut:

a. Observasi, yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap

fenomena-fenomena yang akan diteliti. Teknik ini digunakan agar peneliti

memperoleh data yang maksimal dan akurat. Teknik ini memungkinkan

peneliti menarik kesimpulan ihwal makna dan sudut pandang responden,

kejadian, peristiwa, atau proses yang diamati. Lewat teknik ini, peneliti akan

melihat sendiri pemahaman yang tidak terucapkan, bagaimana teori

digunakan langsung dan sudut pandang nara sumber atau responden yang

mungkin tidak didapati dari wawancara.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode observasi partisipatoris,

yakni peneliti akan terlibat dan berinteraksi langsung dengan subjek penelitian.

Mengamati kegiatan keseharian dan aktivitas dari subjek penelitian yaitu, alumni

training ESQ yang tergabung dalam Forum Silaturahmi Mahasiswa (FOSMA)

Wilayah Bekasi.

b. Wawancara mendalam (Depth Interview), yaitu pengumpulan data

dengan mengajukan pertanyaan secara langsung dan mendalam kepada

subjek atau informan penelitian. Pertanyaan-pertanyaan kepada informan

dikemukakan secara lisan, dan tidak menyimpang dari pedoman wawancara.

Agar penelitian mendapatkan informasi yang akurat dan maksimal, maka

peneliti melibatkan 10 responden yang kesemuanya adalah pengurus dan

anggota dari Forum Silaturahmi Mahasiswa (FOSMA) Wilayah Bekasi.

c. Kepustakaan (Library Research), yaitu dengan membaca dan menelaah

buku-buku yang berkenaan dengan penulisan skripsi ini.

4. Instrument pengumpulan data

Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penulisan

skripsi ini adalah pedoman wawancara, tape recorder, dan buku catatan.

Pertanyaan-pertanyaan yang dimuat dalam pedoman wawancara hanya yang

pokok, dan umumnya merupakan pertanyaan terbuka dan tidak berstruktur.

Pada penelitian ini, penulis tidak menetapkan pertanyaan-pertanyaan yang

baku, akan tetapi Tanya jawab yang bersifat bebas dan terbuka, agar tercipta

suasana yang akrab dan informanpun tidak merasa sedang diteliti.

5. Sumber data

Dalam penelitian ini data dikategorikan ke dalam dua jenis yaitu:

Data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan dari hasil

wawancara, dan observasi. Adapun data sekunder dalam penelitian ini

adalah yang didapatkan dari bahan tertulis atau kepustakaan, yakni buku-

buku, jurnal ilmiah, artikel, dan terbitan ilmiah yang ada hubungannya

dengan pembahasan.

6. Analisis data

Dalam penulisan skripsi ini analisis data yang digunakan adalah

analisis data kualitatif, peneliti tidak menggunakan angka atau data statistik,

tetapi berupa analisis terhadap data yang berkaitan dengan penjelasan-

penjelasan dan pendapat-pendapat yang ada dalam penelitian skripsi ini.

Dalam penelitian kualitatif, setiap data atau catatan dilapangan, baik

diperoleh melalui wawancara maupun observasi, kemudian dirangkum,

diikhtisarkan, dan diseleksi dengan melihat aspek-aspek penting yang

muncul. Peneliti kemudian membuat ringkasan pada tiap-tiap kasus, yang

penulisannya tidak terlepas dari kerangka teori dan pedoman wawancara.

7. Waktu dan tempat penelitian

Waktu penelitian dimulai pada tanggal 9 Agustus sampai tanggal 14

November 2008. Penulis melakukan observasi partisipatoris dan wawancara

mendalam kepada anggota dan pengurus Fosma Bekasi, dan dilengkapi

dengan wawancara mendalam dengan salah satu Trainer ESQ yaitu Muchlis

Syamsuddin murid dari Master Training ESQ yaitu Ary Ginanjar Agustian.

Adapun tempat penelitian yaitu di daerah Bekasi, dengan cara penulis

terlibat langsung dan aktif dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan

oleh Fosma Bekasi.

E. SISTEMATIKA PENULISAN

Penulisan skripsi ini disusun secara sistematis berdasarkan pembahasan yang

dibutuhkan, dan disusun kedalam lima bab sebagai berikut :

Bab pertama ( I ), membahas tentang pendahuluan yang berisikan latar belakang

masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan

mamfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika

penulisan.

Bab kedua ( II ), membahas mengenai kajian teori yang digunakan sebagai

rujukan dan penunjang dalam penelitian skripsi ini, yaitu :

pertama membahas mengenai defenisi IQ, EQ, dan SQ, yang

kedua mencoba mendefinisikan Training Emotional

Spiriritual Quotient, mulai dari sejarah berdirinya training

tersebut, macam-macam training, dan materi-materi training

ESQ. Pada bagian ketiga membahas mengenai pengertian

keyakinan agama, dan pengaruh keyakinan agama dalam

kehidupan sosial.

Bab ketiga (III), membahas tentang profil organisasi Forum Silaturahmi

Mahasiswa (Fosma) wilayah Bekasi. Pada bab ini juga dibahas

mengenai profil 10 informan, latar belakang jenis kelamin dan

usia, daerah, sosial, ekonomi, dan pendidikan alumni Training

Emotional Spiritual Quotient yang tergabung dalam Forum

Silaturahmi Mahasiswa (FOSMA) 165 Bekasi.

Bab keempat (IV), merupakan analisa dari hasil penelitian dalam skripsi ini,

berisi analisa dampak Training Emotional Spiritual Quotient

terhadap peningkatan keyakinan beragama yaitu meliputi,

pandangan alumni mengenai makna keyakinan agama,

kehidupan agama alumni, kemampuan alumni dalam

menciptakan kebahagiaan hidup, kemampuan alumni dalam

menjaga hubungan sosial, dan kemampuan alumni dalam

mencari penawar dalam tekanan jiwa, serta menganalisis

motivasi dan respon alumni terhadap training ESQ.

Bab kelima (V), berisi penutup yang membahas kesimpulan, saran-saran, daftar

pustaka, dan lampiran-lampiran.

BAB II

KAJIAN TEORI

A. DESKRIPSI TRAINING EMOTIONAL SPIRITUAL QUOTIENT

1. Pengertian IQ, EQ, dan SQ.

Manusia adalah mahluk paling mulia dan paling sempurna, itulah yang

difirmankan Allah dalam Al-Qur’an Nul Karim. Keistimewaan manusia adalah akal

yang dianugerahkan kepadanya, sehingga ia mampu berfikir, mengamati,

menganalisis banyak hal dan kejadian, kemudian menyimpulkan seluruh

permasalahan dan mencari solusi terbaiknya. Kesemuannya itu tentu mengunakan

akal dan melalui proses berfikir. Dengan akal pula, maka manusia menjadi khalifah

di muka bumi ini, dan wajib untuk menjalankan amanat tersebut dengan sebaik-

baiknya. Semua informasi dan ilmu yang didapat manusia sejak ia masih kecil,

merupakan landasan awal untuk membangun proses berfikirnya dikemudian hari,

melalui tahap-tahapan yang harus dilalui hingga ia dewasa.12

Informasi inilah yang

mengembalikan semua ingatannya hingga kemudian ia dapat menimbang, dan

membandingkan satu dan lainnya, lalu diorganisasikan dan menyatukannya dalam

sebuah metode yang akan ia gunakan untuk mencapai ilmu dan informasi yang

lebih akurat.

12 Mufsir Bin Said Az-Zahrani, Konseling terapi ( Jakarta:PT.Gema Insani, 2005), hal 274

17

Berbicara mengenai proses berfikir manusia, para ahli psikologi telah

menemukan bahwa terdapat lapisan luar otak manusia dinamakan neo cortex, dan

lapisan ini hanya dimiliki oleh manusia. Neo cortex menjadikan manusia mampu

berhitung, belajar al-jabar, mengoperasikan computer, memahami rumus-rumus

fisika, mempelajari bahasa-bahasa, bahkan dengan menggunakan neo cortexlah

manusia mampu membuat pesawat luar angkasa, tentu hal yang sangat luar biasa.

Penggunaan lapisan neo cortex inilah, yang kemudian melahirkan IQ (intelligence

Quotient) atau kecerdasan fikiran. Kecerdasan intelektual ditemukan pada tahun

1905 oleh Alfred Binet, dan dipergunakan pertama kali pada perang dunia pertama.

Dalam kamus John M. Echols quotient diartikan sebagai hasil bagi.13

Namun dalam

ilmu psikologi khusunya yang membahas mengenai IQ, EQ,dan SQ, quotient

diartikan sebagai kecerdasan.14

Kecerdasan fikiran atau Intelligence Quotient (IQ), merupakan kemampuan

fungsi fikir, dimana ia dapat menggunakan secara cepat dan tepat dalam mengatasi

suatu situasi atau memecahkan suatu masalah. Kecerdasan berfikir dapat dilihat

dari kesanggupan bersikap dan berbuat cepat dengan situasi yang sedang berubah,

baik kondisi diluar dirinya yang biasa maupun yang baru. Menurut Alfred Binet,

inteligence memiliki tiga aspek kemampuan, pertama Direction, yaitu kemampuan

13 John M. Echols, Kamus: Indonesia-Inggris (Jakarta: Gramedia, 2000), hal 462.

14 Usman Effendi dan Juhaya S.Praja, Pengantar Psikologi (Bandung: Angkasa, 1993), Hal 86.

untuk memusatkan kepada suatu masalah yang harus dipecahkan, kemudian

adaptation, yaitu kemampuan untuk mengadakan adaptasi terhadap masalah yang

dihadapinya atau fleksibel didalam menghadapi masalah. Sedangkan aspek yang

ketiga adalah critism, yaitu kemampuan untuk mengadakan kritik, baik terhadap

masalah yang dihadapi maupun terhadap dirinya sendiri. 15

Sebagai mahluk sosial, manusia tentu saja tidak dapat hidup sendiri, dan

membutuhkan manusia lainnya dalam melakukan aktifitas dan proses interaksi

dengan lingkungannya. Dalam proses interkasi dan relasi tersebut, pasti terdapat

beberapa pengalaman dan kondisi yang menimbulkan aneka macam emosi, baik

yang berakibat positif maupun yang negatif. Hal tersebut kemudian diekspresikan

dengan cara yang berbeda-beda dari tiap individu, bisa diekspresikan dengan

marah, jengkel, diam dan lainnya, terhadap perlakuan individu yang dinilai tidak

adil, tidak pantas, atau tidak pada tempatnya. Namun, pada saat yang lain manusia

bisa merasakan hal yang sebaliknya, seperti bahagia, tentram, dan damai terhadap

lingkungannya, dan kesemuannya itu adalah wujud dari emosi.

Emosi diartikan oleh para ahli psikologi sebagai suatu gejala psikologi, yang

menimbulkan suatu persepsi, sikap, dan tingkah laku serta diwujudkan dalam

ekspresi tertentu dari masing-masing individu. Emosi dirasakan secara psiko-fisik,

karena terkait langsung dengan jiwa dan fisik, dimana ketika emosi bahagia

15 Usman Effendi dan Juhaya S.Praja, Pengantar Psikologi, hal 88-89.

meledak-ledak ia secara psikis akan memberi kepuasan, tetapi secara fisiologis

membuat jantung berdebar-debar atau langkah kaki terasa ringan. Menurut Harvey

Carr dalam teori organic readjustment atau penyesuaian organis, emosi adalah

penyesuaian organis yang timbul secara otomatis pada manusia dalam menghadapi

situasi-situasi tertentu, misalnya emosi takut karena situasi yang dihadapi bersifat

berbahaya, emosi terkejut karena situasi datang dengan tiba-tiba.16

Dalam Al-Qur’an sendiri tidak dijumpai kosa kata yang secara spesifik

mengartikan kata emosi, namun ditemukan banyak ayat yang berbicara mengenai

perilaku emosi, yang menampilkan manusia dalam berbagai peristiwa kehidupan.

Al-Qur’an kemudian mengungkapkan emosi manusia yang digambarkan langsung

bersama dengan peristiwa yang sering terjadi pada masyarakat pada umumnya.

Pada ayat-ayat yang termaktub dalam Al-Qur’an terlihat sangat jelas bahwa Allah

SWT sangat membedakan mana emosi yang positif dan negatif. Ini semua

merupakan petunjuk dari Allah agar manusia termotivasi untuk mengedepankan

emosi positif dalam kehidupan individu maupun kehidupan bersosial, yang

akhirnya dapat mengantarkan manusia kepada kebahagian dunia dan akhirat.

Kemudian timbul pertanyaan, mengapa emosi sangatlah penting untuk kita

kaji, dan apa mamfaat dari pengetahuan mengenai emosi tersebut. Pertanyaan-

pertanyaan yang bergulir dalam masyarakat, menyebabkan para ahli psikologi

16 Usman Effendi dan Juhaya S.Praja, Pengantar Psikologi, hal 83-85.

mengadakan penelitian dan riset mengenai emosi, hingga pada akhirnya muncullah

teori yang dinamakan Emotional Quotient (EQ). Menurut teori ini, keberhasilan

seseorang dalam hidupnya bukanlah ditentukan oleh intelligence (IQ), melainkan

Emotional Quotient yang tinggi. Kecerdasan ini telah dianalisa dengan baik oleh

Daniel Goleman seorang ahli psikologi, menurutnya dalam lapisan otak lebih

dalam dari neo cortex terdapat lapisan tengah yaitu limbic system, yang berfungsi

sebagai pengendali emosi dan perasaan manusia. 17

Kecerdasan Emotional dapat diartikan dengan kemampuan untuk

mengontrol atau menjinakkan emosi kemudian mengarahkannya kepada hal-hal

yang bersifat lebih positif. Seseorang yang mampu mensinergikan potensi

intelektual dan potensi emotionalnya, berpeluang menjadi manusia-manusia utama

dilihat dari berbagai segi. Otak dan emosi memiliki kaitan yang sangat erat jika

dilihat secara fungsionalnya, antara satu dan lainnya saling membutuhkan. Lebih

jauh Daniel Goleman menggambarkan, bahwa otak berfikir dapat tumbuh

diwilayah otak emotional.

Dalam Al-Qur’an Nul Karim sering sekali disinggung mengenai kecerdasan

Emotional (EQ) dan ini selalu dikaitkan dengan qolbu atau hati, ini termaktub pada

surat Al-Hajj ayat 46 yang berbunyi:

17 Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Membangun ESQ Power (Sebuah Inner Joerney Melalui Al-

Ihsan) (Jakarta: Arga, 2003), h 61.

�������������������������������� ������������ ���������������� ������������ ����������������������������

���������������� ����!!!!�������� ����""""����####$$$$%%%% &&&&''''����((((����(((()))) ������������((((����****++++,,,,((((����----

....����////00002222 ,,,,������������ ��������44445555���� ������������((((7777☺☺☺☺����������������

����////00002222 ����////00009999::::����;;;;�������� <<<<==== ����7777☺☺☺☺,,,,((((����>>>>

????@@@@AAAA����BBBB������������ CCCC���� ????����DDDD5555���� ����7777☺☺☺☺,,,,((((����>>>>

EEEE''''����((((����FFFF++++GGGGDDDD���� HHHH****IIIIJJJJDDDD���� ������������

��������LLLLMMMMAAAADDDD���� ����NNNNOOOO

Artinya: Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka

mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau

mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena

Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati

yang di dalam dada.

Pada penjelasan yang lainnya kecerdasan emotional atau (EQ), dapat

menciptakan dan membantu seseorang untuk mengenali tindakannya, yang bisa

memberikan pengaruh positif pada pihak lain. Kecerdasan Emotional (EQ) mampu

menjadikan seseorang dapat berhati-hati dalam berbicara, berprilaku, bertutur kata,

dan tindakannya yang santun akan membuat orang lain merasa dihargai dan

dihormati.18

Kecerdasan emotional dapat kita lihat dari empat aspek, pertama yaitu cara

seseorang memahami dan mengenali suasana hati sendiri, dia akan sadar

sepenuhnya bila hatinya sedang bahagia ataupun sebaliknya. Individu akan mampu

mengontrol diri dan bertindak sewajarnya dengan kondisi yang ia hadapi. Kedua,

kecerdasan emotional dapat dilihat dari kemampuanya dalam mengendalikan hawa

nafsu, karena nafsu pada dasarnya suatu daya penggerak dari suatu tindakan. Aspek

18 M.Darwis Hude, Emosi Penjelajahan Religio-Psikologis Tentang Emosi Manusia Di Dalam Al-

Qur’an (Jakarta:PT.Erlangga,2006), hal ix

yang ketiga, yaitu dimana individu mampu mengatasi perasaan khawatir, karena

pengelolaan rasa khawatir dengan baik, akan menjadikan sesorang dapat berfikir

dan bertindak lebih baik dan jernih. Aspek keempat yaitu, individu yang memiliki

optimisme yang tinggi, karena optimisme merupakan suatu harapan yang kuat,

bahwa kehidupannya yang sudah dirancang dengan matang dapat berjalan dengan

lancar dan sukses. 19

Upaya mendapatkan keceradasan emotional dalam Islam sangat terkait

dengan upaya memperoleh keceradasan spiritual. Keduanya memiliki beberapa

persamaan baik dari metode maupun mekanisme yaitu, keduanya menuntut latihan

yang sungguh-sungguh dengan melibatkan kekuatan dalam (inner power).

Perbedaannya terletak pada sarana dan proses perolehan. Aktivitas kecerdasan

emotional berada pada lingkup diri manusia (Sub conciousnes), sedangkan

keceradasan spiritual sudah melibatkan unsur asing dari diri manusia (Supra

Conciousnes).

Ilmu pengetahuan selalu berkembang, para ahli seolah tiada henti untuk

mencari dan terus mencari ilmu-ilmu baru dalam kehidupan manusia. Seiring

dengan berkembangnya kedua kecerdasan tersebut EQ dan IQ, para ahli psikologi

menemukan kecerdasan ketiga, yaitu kecerdasan spiritual Spiritual Quotient.

Kecerdasan spiritual atau Spiritual Quotient pertama kali ditemukan oleh

Prof.VS.Ramachandran, Direktur Centerfror Brain California dan San Diego. Teori

19 Hadi Suyono, Social Intelligence (Yogyakarta:Ar-Ruzz Media, 2007), hal 124-126.

yang ia kemukakan adalah God Spot (tititk Tuhan) atau God Module (modul

Tuhan).20

Dalam kamus ilmiah karya Budi Kurniawan dijelaskan bahwa, spiritual

adalah kerohanian atau segala hal-hal yang terkait erat dengan sisi rohani dalam diri

manusia.21

Spiritual adalah dasar bagi tumbuhnya harga diri, nilai-nilai, moral, dan

rasa memiliki spiritual memberi arah dan arti pada kehidupan. Spiritual lebih

diarahkan kepada kepercayaan adanya kekuatan non fisik yang lebih besar dari

kekuatan manusia, sesuatu kesadaran yang menghubungkan kita langsung dengan

Tuhan, atau apapun yang kita namakan sebagai sumber keberadaan kita sebagai

manusia. Spiritual mengandung kesadaran adanya hubungan suci dengan seluruh

ciptaan, dan pilihan tersebut dilakukan dengan cinta dan ketaatan.

Danah Zohar dan Ian Marshal seorang ahli psikologi mendefinisikan

kecerdasan spiritual(SQ) sebagai kecerdasan untuk menghadapi makna atau value,

yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup manusia dalam konteks

yang lebih luas dan lebih bermakna. Dari penelitian para ahli psikologi, ternyata

spiritual quotient berpotensi memberikan pengaruh paling besar dibandingkan dua

kecerdasan sebelumnya, untuk membangun serta menjadikan manusia memperoleh

keberhasilan dalam kehidupan. Keberhasilan dan kebahagiaan tersebut tentu saja

20 M. Muhyidin, Manajemen ESQ Power (Jogjakarta:Diva Press,2007) h,74. 21

Budi Kurniawan, Kamus Ilmiah Populer (New Edition), CV.Citra Belajar.

tidak berbentuk materi semata, tetapi juga merupakan kebahagian yang bersifat

inmateri yang lebih terkait dengan sisi rohani manusia.

Kecerdasan spiritual adalah suatu kemampuan untuk memberi makna ibadah

terhadap setiap perilaku dan kegiatan, kegiatan ini melalui pola fikir yang bersifat

fitrah menuju manusia yang hanif dan terbangun karena pemikiran tauhid, yang

pada prinsipnya segala sesuatu yang dilakukan hanya mengharap posisi terbaik

dimata Tuhan.22

Manusia sebagai mahluk spiritual ditandai dengan berbagai

pertanyaan yang diajukan kepada dirinya dalam menjalani kehidupan yang fana ini,

mengapa saya dilahirkan, makna hidup saya, untuk apa saya hidup, bagaimana

hidup saya bisa bermamfaat, dan pertanyaan yang paling penting adalah siapa yang

telah memberikan kehidupan untuk saya, pertanyaan ini diajukan kepada diri agar

dapat menghasilkan jawaban nilai dan makna yang bersifat reflektif.

Disamping itu, kecerdasan spiritual (SQ) juga akan menumbuhkan

seseorang berfikir kreatif, berwawasan jauh, membuat jalan hidup sesuai dengan

aturan, sadar akan makna, nilai, dan konteks sebagai dasar untuk memahami

pengetahuan, serta hadir dalam diri suatu semangat, visi, karya, dan kesadaran akan

nilai-nilai kemanusiaan.

Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan jiwa, dimana ia akan membantu kita

menyembuhkan dan membangun diri kita secara utuh. Banyak diantara manusia

22 Danah Zohar dan Ian Marshal , SQ:Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual Dalam Berfikir

Integralistik dan Holistik Untuk Memaknai Hidup (Bandung: PT.Mizan Media Utama,2000), hal 8-12.

yang sering kali menjali hidup penuh dengan luka, suasana buruk dan berantakan,

hal ini terjadi tak lain karena belum terpenuhinya kebutuhan jiwa sebagai manusia

yaitu sisi spiritualitas.

Sebagai manusia kita pasti merindukan apa yang disebut penyatuan lebih

jauh, keharmonisan yang lebih mendalam, yang denganya kita tidak hanya

menemukan nilai-nilai yang ada, tetapi juga nilai-nilai baru yang perlahan dapat

menuntun kita kepada orientasi hidup yang lebih baik dan pasti. Jika kita amati,

saat ini banyak sekali penulis yang semangat untuk menulis buku yang membahas

mengenai pencariaan kebahagiaan spiritual, mereka merasakan bahwa kebutuhan

akan makna yang lebih besar merupakan krisis yang paling penting di zaman saat

ini, dimana banyak orang telah mencapai tingkat kemapanan materi, segala bentuk

kebahagiaan duniawi telah dicapai, tapi pembicaraan diantara mereka tetap saja

akan adanya suatu kehampaan dari kesuksesan duniawi yang mereka dapatkan.

2. Pengertian Training Emotional Spiritual Quotient (ESQ).

Training Emotional Spiritual Quotient (ESQ) adalah training kepemimpinan

dan pengembangan kepribadian. Tujuannya adalah membentuk karakter tangguh

dengan memadukan konsep Kecerdasan Intelektual (IQ), Kecerdasan Emotional

(EQ), dan Kecerdasan Spiritual (SQ) secara terintegrasi dan trasendental dalam

upaya meningkatkan kinerja individu. Training ESQ merupakan pelopor pelatihan

yang mengasah sisi spiritual dengan lebih mendalam yang dibangun dengan

mensinergikan sisi emosi dan intelektual manusia. ESQ mencoba menuntun

seseorang dalam membangun prinsip hidup dan karakter berdasarkan ESQ Way

165, yang pada hakikatnya landasan ESQ adalah Al-Qur’an Nul Karim. Angka 165

merupakan simbol dari 1 hati pada Yang Maha Pencipta, 6 prinsip moral, dan 5

langkah sukses.

Landasan training ESQ adalah agama Islam, akan tetapi ESQ tidak berarti

eksklusif untuk umat Islam saja, ESQ hadir bagi siapa saja yang ingin menjadi

manusia yang unggul, tangguh dan bertanggung jawab. ESQ merupakan upaya

untuk menjembatani rasionalitas dunia usaha dengan spirit ketuhanan, Melengkapi

makna sukses dengan nilai-nilai spiritual yang mendalam, menuju esensi

kebahagiaan yang sesungguhnya.23

Metode training yang digunakan adalah dengan cara peserta training

menemukan Inner Value seperti: kejujuran, keadilan, kebersamaan, kreatifitas,

kedisiplinan dan lain-lain, yang hakikatnya sudah terdapat dalam diri manusia,

namun mungkin selama ini nilai-nilai tersebut tertutup dan tidak tereksplor dengan

baik. Hal ini terjadi karena belenggu-belenggu dalam hati manusia seperti prinsip

hidup, prasangka negatif, pengalaman, kepentingan dan prioritas-prioritas yang

menjadi landasan hidup dan perlahan akan menutupi titik God spot (titik makna

hidup) dalam diri manusia. Training ESQ mencoba membuka mata hati kita bahwa

sesungguhnya segala yang kita lakukan dimuka bumi ini, adalah dalam rangka

23 Data diperoleh dari brosur ESQ yang diambil pada tanggal 26 juli 2008.

ibadah dan hanya mengharapkan ridho Allah semata. Ketika manusia dapat

melakukan hal ini, maka God Spot (titik makna hidup) akan terbuka dan disaat

itulah individu akan menemukan jati diri, sehingga terbuka peluang untuk

mengaktualisasikan seluruh potensi diri (IQ, EQ, dan SQ) dalam seluruh aktivitas

kehidupan termasuk pekerjaan.

Dalam Training ESQ peserta diajak menyelami diri agar dapat menyadari

siapa penciptamu, lalu apa misi serta tugas yang harus dilakukan oleh setiap umat

manusia dalam menjalani kehidupannya. Training ESQ juga menyampaikan setiap

materi dengan menggunakan permainan-permainan, simulasi, serta saling berbagi

pengalaman antara satu peserta dan lainnya, agar tercipta suasana yang

menyenangkan dalam setiap penyampaian materi. Materi training sendiri

disampaikan dengan menggunakan multimedia yang menggabungkan antara

animasi, klif film, efek suara, dan musik, yang ditampilkan melalui layar besar

dengan gelegar tata suara sekitar 10.000 watt. Training dilaksanakan diberbagai

tempat pilihan dengan standar tertentu, untuk memastikan bahwa training dapat

berlangsung nyaman dan menyenangkan bagi peserta. 24

3. Sejarah Berdirinya ESQ Leadership Center

ESQ Leadership Center (ESQ LC) adalah sebuah lembaga training

independen. ESQ menawarkan kepada masyarakat sebuah jasa pelatihan untuk

24 Http//www.esqway165.com/solusi kehidupan_php kd metodologi, diakses pada tanggal 8

oktober 2008

mencerdaskan emotional dan spiritual yang selama ini telah diabaikan. Lembaga

pelatihan ESQ (Emotional and Spiritual Quotient) didirikan pada tahun 2001 oleh

Ary Ginanjar Agustian, sebagai pencetus ide sekaligus pendiri ESQ LC. Ary

Ginanjar Agustian lahir pada tanggal 24 Maret 1965, beliau adalah seorang

pengusaha muda yang terjun langsung ke dalam kancah persaingan dunia usaha.

Ary Ginanjar memulai usahanya dari bawah, ia adalah seorang pengusaha muslim

yang pemikirannya sangat kritis, yang didadanya selalu bergejolak rasa

keingintahuan yang tinggi akan hal-hal baru. Saat ini beliau menjabat sebagai

Direktur utama PT. Arga Bangun Bangsa yang menaungi ESQ Leadership Center.

Kemampuan Ary Ginanjar dalam bidang pelatihan sumber daya manusia, sudah

sangat teruji dalam berbagai seminar dimana ia tampil sebagai pembicara

utamanya. Ary Ginanjar Bukanlah alumni pesantren bukan pula seorang psikolog,

namun kemampuan beliau diperoleh melalui kemandirian dan semangat belajarnya

yang tinggi.

Ari Ginanjar adalah penulis buku best seller yaitu “Rahasia Sukses

Membangun Keceradasan Emotional Spiritual” dan “Rahasia Sukses Membangun

ESQ Power.” Kedua buku ini ditulis dengan menggunakan pendekatan rukun iman

dan Islam, dan Pelatihan yang dilaksanakan merupakan transformasi dari kedua

buku karangan Ary Ginanjar tersebut. Ketekunannya dalam mempelajari bidang

keagamaan melalui metode “kemerdekaan berfikir”, merupakan bimbingan dari

seorang habib yaitu KH. Habib Adnan yang merupakan Ketua Majelis Ulama Bali

saat itu. Ary Ginanjar mengenyam bangku kuliah di Universitas Udayana Bali dan

Tafe College, Adelaide, South Australia, dan STP Bandung. Ia juga pernah

mengajar di Politeknik Universitas Udayana, Jimbaran Bali selama lima tahun.

Sejak buku pertama terbit, telah diadakan ribuan kali training di Indonesia,

bahkan pada tahun 2006 telah merambah hingga mancanegara Malaysia, Belanda,

Amerika, Australia Singapore, dan Mesir. Hingga saat ini ESQ telah mencetak

lebih dari 512.000 alumni, 24.000 perusahaan dan lembaga telah mengirimkan

stafnya mengikut training ESQ, dan lebih dari 30 pemerintah

Provinsi/Kabupaten/Kota telah melaksanakan In House training ESQ (per juni

2008). Keberhasilan Ary Ginanjar dalam menyampaikan dan menyebarkan

pelatihan, tidak terlepas dari proses kaderisasi yang diterapkannya. Saat ini kader

tim trainer Ary Ginanjar hampir mencapai 84 orang, dan akan terus bertambah

setiap bulannya. Hal ini dilakukan karena Ary Ginanjar menginginkan agar ilmu

yang ada dalam pelatihan terus terjaga dan disampaikan dengan baik, serta dapat

dilanjutkan oleh para generasi berikutnya. Pada awalnya ESQ LC hanya fokus

kepada pelaksanaan pelatihan, namun saat ini telah dibentuk divisi-divisi baru yang

bergerak dibidang bisnis penerbitan, multimedia, retail hingga ke tours dan travel

untuk menunjang kegiatan ESQ.

Hal ini terlihat dari pendirian perusahaan PT. Arga ESQ Semesta Tour, PT.

Arga Publishing, PT. Arga Cipta Grande, PT. Arga Printing, PT. Arga Pilar, dan

Forum Komunikasi Alumni (FKA) ESQ yang bertujuan untuk membina hubungan

dan silaturahmi diantara para alumni. Keberadaan ESQ yang sudah menghapiri usia

tujuh tahun, ternyata telah berhasil membangun kantor cabang dan kantor wilayah

hampir di seluruh Indonesia. Saat ini tercatat 11 cabang ESQ yakni, Medan,

Padang, Palembang, Bandung, Semarang, Banjarmasin, Surabaya, Bali, Batam, dan

Riau. Adapun kantor perwakilan dan mitra ESQ sudah tersebar di Aceh,

Yogyakarta, Solo, Balikpapan, Mamuju, Papua, Cirebon, Makasar, Pontianak,

Cilegon, Bogor, NTB, Madiun, Bengkulu, Lampung, Sukabumi, Cibinong,

Manado, Jambi, Probolinggo, Jember, Kendari, Banyuwangi, dan Garut. Selain itu

pada tahun 2006, ESQ berhasil menembus hingga ke mancanegara, yaitu Malaysia,

Belanda, Amerika, dan Singapore.

3.1 Visi dan Misi Training Emotional Spiritual Quotient

Visi dan misi dari training ESQ adalah membangun Indonesia emas ditahun

2020. Visi ini dibangun dengan harapan menjadikan Indonesia kembali bangkit dan

menjadi pelopor dalam setiap perubahan yang mengarah kepada suatu kebaikan

bagi umat manusia di seluruh belahan muka bumi ini. ESQ memiliki harapan agar

seluruh aktivitas yang dilakukan oleh setiap umat manusia tanpa suatu kesia-siaan,

dalam artian selalu dilandaskan semata-mata hanya mengharapkan ridho dari

Tuhan Yang Maha Esa dan menjalankan tujuh nilai budi utama yaitu: jujur,

disiplin, tanggung jawab, kerja sama, adil, dan peduli dalam kehidupan. Jika spirit

ketuhanan telah menjadi landasan dan pegangan hidup manusia maka cita-cita

untuk menjadikan kehidupan dengan penuh kerukunan, kedamaian, dan

kesejahteraan niscaya akan tercipta.

Harapan ini tentu saja merupakan suatu motivasi besar, dimana saat ini

manusia seolah-olah telah mengingkari fitrahnya, serta perlahan melupakan segala

kewajiban dan tanggung jawabnya, sehingga ia berada dalam kondisi yang

kebingungan dalam memaknai setiap langkah dan tujuan hidupnya. Cita-cita ini

dibangun, tidak terlepas dari fakta yang ada dalam masyarakat, dimana saat harta,

wanita, dan kekuasaan sudah ada dalam genggaman, namun mengapa hati tetap

saja tidak tenang dan kesemuannya ternyata tidak memberikan kebahagiaan yang

hakiki. Bangsa kita saati ini memang sedang mengalami keterpurukan dan ESQ

sangat optimis bahwa bersama kita bisa membangun kembali kejayaan bangsa.

3.2 Macam-macam Training Emotional Spritual Quotient

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan pengaplikasian yang nyata

dalam kehidupan, maka training ESQ memiliki 7 tingkatan yaitu, diawali dengan

ESQ Basic Training. Pada training awal ini, para peserta akan mengenal terlebih

dahulu konsep dasar ESQ, yang bertujuan mengugah sisi spiritual manusia, apabila

sisi tersebut telah tersentuh maka perlahan akan mengubah hidup dan cara pandang

mereka menuju kearah yang lebih baik lagi. Training ESQ juga mencoba

membangun optimisme, menjadikan manusia dari buruk menjadi lebih baik, dari

yang baik menjadi yang lebih baik lagi. Dalam training ini, para peserta juga akan

diajak bagaimana cara mengsinergikan tiga kecerdasan manusia yaitu IQ, EQ, dan

SQ, kemudian mengaplikasikannya dalam kehidupan. ESQ Basic Training

memiliki beberapa kelas yaitu, kelas eksekutif, kelas professional, kelas regular,

kelas mahasiswa, kelas remaja, dan kelas anak-anak. Training ini berlangsung

selama 2 sampai 4 hari.

Training berikutnya adalah ESQ Mission Statement, training ini membantu

para peserta untuk memiliki visi dan misi hidup yang jelas dan kuat, sehingga

segala kegiatan yang dilakukan tidak dalam kondisi kesia-sian saja namun memiliki

arti dan hasil yang bermamfaat pula. Setelah mengikuti training ini peserta berhak

mendapatkan Yellow Belt dengan predikat Bintang1.

Tahapan ketiga dalam training ESQ adalah ESQ Character Building, dalam

training ini akan dijelaskan dan diarahkan secara lebih mendalam bagaimana

menjadikan manusia yang memiliki karakter yang kuat dan tangguh, siap dengan

segala kondisi dan tantangan apapun. Sehingga segala yang dijalankan penuh

dengan optimisme, kejujuran, disiplin dan tanggung jawab yang tinggi. Setelah

mengikuti training ini peserta berhak mendapatkan Green Belt dengan predikat

Bintang 2.

Tahapan yang keempat adalah ESQ Self Control, training ini betujuan

membangun kemampuan untuk mengendalikan serta mengalahkan semua

kelemahan yang ada dalam diri, dan berusaha mengeluarkan setiap potensi yang

ada. Training ini memberikan solusi terbaik untuk membangun semangat dan

pribadi yang tangguh. Setelah mengikuti training ini peserta berhak mendapatkan

Blue Belt dengan predikat Bintang 3.

Pada tahapan kelima yaitu training ESQ Strategic Colaboration, peserta

diajak untuk menemukan potensi yang tak ternilai yaitu kolaborasi serta

menciptakan tim kerja yang solid, karena dengan kerja sama yang baik dan rasa

solidaritas yang tinggi maka setiap rencana dan tujuan-tujuan yang baik niscaya

akan mendapatkan hasil yang maksimal. Setelah mengikuti training ini maka

peserta berhak mendapatkan Dark Blue Belt dengan predikat Bintang 4.

Kemudian tahapan keenam adalah ESQ Total Action, setelah melalui

tahapan-tahapan training sebelumnya, maka pada training ini peserta akan dituntun

untuk mewujudkan ide-ide dan kemudian mengaplikasikannya secara total dan

sungguh-sungguh, karena segala tujuan dan keinginan yang baik tentu tidak akan

mudah tercipta, apabila manusia tidak memiliki gerak yang pasti sebagai aplikasi

yang nyata dalam rangka mewujudkan cita-cita dan tujuan yang baik dan

bermamfaat tadi. Setelah mengikuti training ini peserta menyandang Brown Belt

dengan predikat bintang 5.25

Tahapan yang terakhir adalah training ESQ Star Leader, pada training ini

peserta akan diminta untuk mengajukan sebuah ide-ide projek sesuai dengan bidang

dan keahlian masing-masing demi terwujudnya Indonesia dan Dunia Emas. Dalam

25 Http://www.esqway165.com/Solusi_Kehidupan php kd ragam, data diakses pada tanggal 8

oktober 2008.

pelaksanaanya peserta akan didukung oleh jaringan ESQ diseluruh dunia. Setelah

menyelesaikan dan mewujudkan ide-ide serta projek ini, peserta berhak

menyandang Black Belt dengan predikat Bintang 6.

3.3 Materi-materi Training Emotional Spiritual Quotient

Materi-materi yang disampaikan dalam training ESQ merupakan

transformasi dari materi-materi yang terdapat dalam buku Ary Ginanjar Agustian

yaitu “Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual (ESQ) dan

“Rahasia Sukses Membangkitkan ESQ POWER”. Materi-materi tersebut adalah

sebagai berikut:

UNLEASH YOUR SPIRITUAL INTELLIGENCE :

ESQ Overview : Reasons for ESQ

ESQ Overview adalah materi yang menyampaikan mengenai sekilas ESQ,

bagaimana visi dan misi ESQ kedepan untuk mencapai cita-cita yaitu Indonesia

Emas.

ESQ Outer Journey : Cosmic Awareness

Pada materi outer journey, akan disampaikan mengenai tiga energi yang

terdapat dalam alam semesta ini, yaitu energi elektromagnetik, energi gravitasi, dan

energi atom. Apabila manusia dapat mengetahui dan mengelola dengan baik ketiga

energi tersebut, maka yang terjadi adalah puncak kebahagiaan dan keharmonisan

tertinggi.

ESQ Inner Journey : Inner Value System and Spiritual Drive

Inner Journey merupakan metode yang mencoba mengeluarkan energi-

energi positif dalam diri manusia atau yang dimaksud adalah suara hati.

Zero Mind Process (ZMP) : Paradigm to Spiritual

ZMP adalah sebuah metode yang mengantarkan manusia agar senantiasa

memilih suara hati ilahiah sebagai kompas, bukan emosi, bukan pula persepsi.

Metode ini juga membantu manusia bagaimana menciptakan suasana hati yang zero

yaitu lepas dari segala bentuk belenggu-belenggu yang dapat menutupi potensi

positif dan titik God Spot (titik makna hidup). Adapun belenggu tersebut seperti:

prinsip, prasangka negatif, pengalaman, persepsi.

DEVELOPING YOUR EMOTIONAL INTELIGENCE :

Star Principle : Spiritual Commitment

Star principle adalah metode yang bertujuan bagaimana setiap manusia

dapat membangun sebuah prinsip bintang yaitu sebuah prinsip yang hanya

dilandaskan oleh ketauhidan yaitu karena Allah semata serta memuliakan dan

menjaga sifat Allah.

Angel Principle : Ultimate Integrity

Angel principle adalah materi yang mengajarkan untuk membangun prinsip

malaikat, yaitu prinsip hidup yang senantiasa mentauladani peran dan tugas

malaikat. Menjadi manusia yang selalu dipercaya, mengerjakan segala sesuatu

dengan sebaik-baiknya. Prinsip ini akan membentuk karakter manusia yang

memberi, suka menolong, dan sikap saling percaya.

Leadership Principle : Spiritual Leadership

Leadership principle merupakan materi training ESQ yang bertujuan

membentuk karakter pemimpin yang mentauladani Rasullullah SAW. Pemimpin

yang selalu dicintai, dihormati, karena kharisma yang luar biasa karena sifat-sifat

beliau yang sangat mulia.

Learning Principle : Continuous Improvement

Prinsip ini adalah prinsip pembelajaran yaitu bagaimana manusia dapat

menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup, selalu mengevaluasi kembali

pemikirannya, dan bersikap terbuka utuk mengadakan penyempurnaan.

Vision Principle : Ultimate Principle

Vision principle adalah materi yang menyampaikan agar setiap manusia

sadar bahwa visi hidupnya adalah bersiap-siap untuk menghadapi hari akhir.

Melakukan setiap langkah secara optimal dan sungguh-sungguh, serta memiliki

kendali diri dan sosial.

Well Organized Principle : Ultimate Synergy

Well organized yaitu membentuk prinsip keteraturan, prinsip ini bertujuan

menjadikan manusia memiliki kesabaran, ketenangan, dan keyakinan dalam

berusaha. Memahami arti penting dari sebuah proses.

LET’S ACTION :

Mission Statement : State Your Mission

Setelah membangun visi, maka langkah selanjutnya adalah menetapkan misi

yang akan dilakukan untuk mencapai visi-visi tersebut. Pada materi ini akan

disampaikan bahwa setiap manusia sesunggunya telah diberikan misi oleh Allah

SWT. Bagi umat Muslim sesungguhnya Syahadatlah yang menjadi pendorong

dalam mencapai tujuan, sekaligus menciptakan ketenangan batin dalam

menjalankan misi hidup. 26

Character Building : Build Your Character

Materi ini bertujuan membangun karakter yang tangguh, membangun

kekuatan afirmasi, meningkatkan ESQ dan membangun suatu paradigma positif.

Dalam Islam shalat sesunggunya merupakan langkah paling penting untuk

membentuk karakter manusia yang paripurna dan bersahaja.

Selft Control : Control Your Step

Self Control merupakan materi yang menjadikan manusia mampu

mengendalikan diri dari segala bentuk pengaruh negatif dan belenggu-belenggu

yang tak terkendali, dan puasa adalah salah satu metode yang paling baik untuk

pengendalian diri tersebut.

Strategic Collaboration : Build Your Synergy

Pada materi ini akan disampaikan bagaimana mengeluarkan potensi spiritual

yang ada dalam diri manusia. Islam mengajarkan zakat sebagai upaya untuk

26 Ary Ginanjar Agustian, New Edition Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emotional

(Jakarta:PT.Arga,2007) cet.k 33, h 309-316 .

mengeluarkan potensi spiritual dan membangun sinergi yang kuat, yaitu

berlandaskan sikap empati, kepercayaan, keterbukaan, dan kredibilitas.

Total Action : Let’s Move

Setelah melalui tahapan-tahapan materi diatas maka langkah yang paling

kongkrit adalah aplikasi total. Karena iman bukanlah sebuah angan-angan tapi

harus diwujudkan dalam bentuk amal dan perbuatan.

B. Keyakinan Agama

1. Pengertian keyakinan agama

Dalam kamus bahasa Indonesia, keyakinan diartikan sebagai kepercayaan

yang sungguh-sungguh. Keyakinan merupakan bagian dari agama atau religi yang

berwujud konsep-konsep yang menjadi keyakinan atau kepercayaan para

penganutnya.27

R. Stark dan C.Y.Glock melihat dimensi keyakinan sebagai dimensi

yang berisikan pengharapan-pengharapan dimana orang yang religius berpegang

teguh pada pandangan teologis tertentu dan mengakui kebenaran doktrin tersebut.

Menurutnya setiap agama akan mempertahankan seperangkat kepercayaan dimana

para penganut akan taat. Bagi semua agama dapat dikatakan bahwa teologi atau

kepercayaan merupakan jantung dari agama.

Glock dan Stark berpendapat bahwa ritual dalam sebuah agama tidak berarti

apa-apa jika tidak berada dalam sebuah perangkat dan tatanan kepercayaan atau

27Anton M. Moeliono, dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud:Balai Pustaka, Pusat

Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1990), hal 1015.

keyakinan, bahwa di luar diri manusia ada kekuatan supernatural yang wajib untuk

kita sembah dan taati. Pada dasarnya manusia tidak mudah untuk taat

melaksanakan ritual keagamaanya seperti sembahyang dan ritual lainnya tanpa

didasari oleh keyakinan yang membentenginya.28

Sedangkan agama didefinisikan sebagai kepercayaan terhadap Tuhan Yang

Maha Esa, yang didalamnya terdapat aturan dan kewajiban-kewajiban yang

berkaitan dengan kepercayaan tersebut. Bagi para penganutnya, agama berisikan

ajaran-ajaran tentang kebenaran tertinggi yang bersifat mutlak mengenai eksistensi

manusia, dan berisikan petunjuk keselamatan hidup baik di dunia maupun di

akhirat. Saat ini manusia cenderung menjadikan agama sebagai harapan-harapan

kehidupan, setelah kebutuhan manusia secara materil telah terpenuhi. Agama

hendaknya dijadikan oleh manusia sebagai tumpuan dan harapan sosial yang dapat

dijadikan jalan tengah terhadap berbagai situasi dan kondisi yang disebabkan

karena perilaku manusia itu sendiri.

Selanjutnya kita akan membahas lebih dalam mengenai keyakinan agama,

karena dalam setiap agama yang ada, pasti dimensi keyakinan lah sebagai pondasi

utama dalam membangun kehidupan beragama. Dalam buku “Manusia dan

Agama: Membumikan Kitab Suci” karya Murthadha Muthahhari, dijelaskan bahwa

manusia dengan segala keterbatasan dan kekurangan yang dimilikinya, tentu

28 Roland Robertson , Agama Dalam Analisa dan Interpretasi Sosiologis (Jakarta:Raja Grafindo

Persada,1993), h 295-297.

bukanlah hal yang mudah menjalani hidup yang baik dan mencapai sesuatu yang

bermamfaat bagi kemanusiaan, tanpa memiliki keyakinan, ideal, atau keimanan.

Tanpa adanya keyakinan dalam menjalani kehidupan beragama, niscaya manusia

akan mengarah kepada sifat egois, mementingkan diri sendiri, mudah putus asa,

ragu-ragu dan mudah berubah-ubah.29

Keyakinan atau doktrin agama adalah dimensi yang paling dasar, inilah yang

membedakan satu agama dengan agama yang lainnya, bahkan satu mazhab dalam

satu agama dengan mazhab lainnya. Keyakinan agama yang kuat menyebabkan

manusia mau berjuang melawan kecendrungan individualnya, dan rela

mengorbankan hidup serta kepentingannya bagi keyakinannya tersebut. Hal ini

tentu saja bisa terjadi dalam setiap diri manusia apabila ia menganggap bahwa

keyakinannya adalah suatu hal yang suci yang selalu menjadi kendali dan pegangan

atas dirinya.

Fakta yang bisa kita lihat dalam kehidupan adalah, banyak manusia

mengorbankan hidupnya, harta, dan kehormatan mereka bukan dilandaskan atas

keyakinan yang mereka pegang tapi lebih kepada tekanan psikologis, kebencian,

balas dendam, atau sebagai reaksi dari suatu penindasan. Keyakinan agama

menyebabkan pengaruh-pengaruh positif yang luar biasa, jika dipandang dari

29 Murtadha Muthahhari, Manusia dan Agama: Membumikan Kitab Suci (Bandung:Mizan

Pustaka,2007), hal 93.

kemampuannya untuk menciptakan kebahagiaan, atau memperbaiki hubungan-

hubungan sosial, atau mengurangi dan menghapuskan kesulitan-kesulitan yang

sebelumnya sangat sulit dihindari dari sistem yang ada di dunia ini. Keyakinan

agama tentu saja memberikan banyak dampak, dan itu akan terlihat dalam setiap

gerak dan aktivitas kehidupan manusia.

2. Pengaruh Keyakinan Agama Dalam Kehidupan Sosial

Pada pembahasan sebelumnya, telah dijelaskan mengenai definisi dan peran

keyakinan agama dalam membangun kehidupan beragama yang harmoni. Dari

beberapa penjelasan, terlihat bahwa keyakinan agama adalah faktor penting untuk

menciptakan dan memberikan pengaruh positif dalam kehidupan agama dan sosial,

karena tanpa keyakinan agama yang tertanam dalam diri manusia, diprediksikan

kehidupan tidak akan terarah dan tidak memiliki tujuan yang jelas. Hal ini

diperkuat dengan beberapa pendapat para ahli psikologi dan sosiologi agama,

bahwa manusia tidak bisa hidup tanpa menyucikan dan memuja sesuatu.

Jika manusia tidak percaya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, maka pasti ada

sesuatu yang ia anggap sebagai suatu kebenaran puncak dan kemudian

menjadikannya sebagai agama dan menyembahnya. Manusia tidaklah bisa tidak

harus memiliki ideologi dan keyakinan, karena keyakinan agamalah yang bisa

mempengaruhi manusia serta memberikan kepuasan kearah kebenaran dan wujud

yang suci. Murthadho Muthahhari melihat bahwa, terdapat tiga pengaruh keyakinan

agama dalam kehidupan, pengaruh pertama yaitu, keyakinan agama dilihat mampu

menciptakan kebahagiaan hidup. Kebahagiaan disini adalah ketika manusia tidak

hanya mampu menciptakan kebahagiaan untuk dirinya pribadi, tetapi ia akan sangat

peka dan mampu membaca linkungan kehidupannya, serta menciptakan

kebahagiaan yang sama untuk lingkungannya tersebut. Selain itu, pengaruh

keyakinan agama menjadikan manusia semakin optimis dalam menapaki alam dan

jagat raya ini. Seseorang yang memiliki keyakinan agama mengibaratkan dirinya

berada disebuah negeri, ia akan melihat aturan-aturan dan hukum yang ada di

negeri tersebut merupakan sesuatu yang benar dan adil. Ia sangat percaya bahwa

aturan dan hukum yang diberlakukan merupakan salah satu upaya dan kehendak

sang pemimpin untuk menjadikannya lebih baik dan bergerak kearah yang lebih

maju.

Keyakinan agama juga menjadikan manusia mampu untuk menciptakan

keceriaan dan kebahagiaan yang diwujudkan dengan adanya harapan, bahwa ia

percaya setiap perbuatan atau amal yang baik akan menciptakan akibat yang baik

pula. Penyebab kebahagian tersebut tentu juga didukung dengan adanya upaya, dan

kepercayaan terhadap kondisi lingkungannya. Pengaruh yang kedua adalah fungsi

agama dalam hubungan-hubungan sosial. Dalam ilmu sosiologi manusia adalah

mahluk sosial, ia tidak akan mampu hidup sendiri, pasti akan ada saling

ketergantungan dengan individu lainnya. Setiap manusia sesungguhnya memiliki

peran dan tanggung jawabnya masing-masing. Individu yang memiliki keyakinan

agama akan menganggap individu lainnya sebagai seorang patner untuk mencapai

suatu kesuksesan bersama, saling menghormati, menghargai.

Pengaruh yang ketiga adalah sebagai penawar bagi tekanan jiwa.30

Dalam

mengarungi kehidupan tentu kita tidak selalu mengalami keharmonisan,

kebahagiaan, dan kemudahan yang hakiki, namun diwaktu tertentu pasti akan

berhadapan dengan kesulitan, kesedihan, dan kekecewaan. Setiap manusia akan

senantiasa berusaha, bagaimana ia bisa merubah kondisi yang ada, menjadi kondisi

yang sesuai keinginan dan harapannya. Namun kenyataannya berbeda, mengapa

disaat manusia mengalami kesulitan dan kesedihan mereka cenderung mencari

pelarian dan pelampisan kepada hal-hal yang dinilai kurang baik dimata

masyarakat, seperti narkotika, dan minum-minuman keras bahkan yang sangat

menyedihkan adalah bunuh diri. Hal ini menandakan bahwa sebagian masyarakat

di dunia sudah tidak dapat lagi mengendalikan diri, Mereka seakan lepas kendali,

tidak memiliki tujuan dan pedoman hidup yang menuntun hidup mereka kearah

yang lebih baik.

Keyakinan agama menciptakan di dalam diri manusia, kekuatan-kekuatan

untuk bertahan dan menjelmakan kepahitan menjadi rasa manis. Ia sangat yakin

bahwa segala kesulitan dan kepahitan yang dialami merupakan suatu reaksi

sementara yang sebenarnya terbentang luas cara untuk menemukan

30 Murtadha Muthahhari, Manusia Dan Agama: Membumikan Kitab Suci, h 97-103.

penyelesaiannya. Pendapat ini kemudian diperkuat oleh hasil penelitian para ahli

Psikolog, bahwa sebagian besar penyakit mental yang terjadi pada masyarakat

adalah disebabkan oleh kerusakan psikologis. Dari hasil penelitian terlihat bahwa

Kepahitan kehidupan ditemukan pada orang-orang yang tak beragama.31

Keyakinan

agama juga menimbulkan perilaku tertentu seperti pelaksanaan ritual berdo’a,

memuja, dan juga menimbulkan sikap mental tertentu seperti rasa takut, rasa

optimis, pasrah, dan lainnya dari individu dan masyarakat yang mempercayainya.

Karena hendaknya segala petunjuk, keinginan dan ketentuan selalu dipatuhi

manusia jika ingin menuju kehidupan yang selamat.

31 Murtadha Muthahhari, Manusia Dan Agama: Membumikan Kitab Suci, hal 104.

BAB III

GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN

A.Profil Forum Silaturahmi Mahasiswa (Fosma) Wilayah Bekasi

Forum Silaturahmi Mahasiswa (Fosma) 165 wilayah Bekasi berdiri pada

tanggal 14 April 2006. Forum ini berdiri dengan landasan serta cita-cita mencetak

para pemuda-pemudi yang berperan aktif dalam mewujudkan Indonesia emas tahun

2020 yang dibekali dengan kemampuan IPTEK dan IMTAQ. Forum Silaturahmi

Mahasiswa 165 Bekasi merupakan kumpulan dari para pemuda-pemudi yang

bercita-cita agar lebih baik dari hari ke hari. Fosma 165 Bekasi terdiri dari

kumpulan mahasiswa dan mahasiswi yang berdomisili di daerah Bekasi dan

sekitarnya. Fosma 165 Bekasi atau yang disingkat dengan Fosbek sangat

mengusung silaturahmi dan persaudaraan antar para anggotanya sehingga tercipta

suasana kekeluargaan.

Adapun visi dari Fosma 165 Bekasi yaitu menciptakan kampus emas

diseluruh kampus yang ada di Indonesia. Selain itu Fosma 165 Bekasi juga

memiliki visi mewujudkan suatu gerakan moral Asmaul Husna pada tahun 2010

dengan harapan agar aktivitas yang dilakukan selalu dilandaskan dengan 99 nama

dan sifat dari Asmaul Husna. Sedangkan misi yang dibawa oleh Fosma 165 Bekasi

adalah lahirnya karakter pemuda yang berlandaskan cahaya 165, kemudian

membangun pemuda Bekasi dengan kegiatan kepedulian, dan melahirkan sinergi

untuk kemajuan bersama.

Indonesia emas merupakan puncak dari visi yang diusung oleh Fosma 165

Bekasi dan Fosma daerah lainnya. Ini merupakan harapan kita bersama sebagai

bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, optimisme harus

selalu tertanam dari setiap diri rakyatnya karena bukanlah sebuah keniscayaan jika

dahulu Islam bangkit dan maju di Barat maka yakinlah bahwa Islam akan bangkit

kembali di ufuk timur yaitu Indonesia tercinta. Itulah yang dicita-citakan ESQ, dan

Fosma adalah langkah awal membangun karakter pemuda-pemudi berkualitas,

yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan moral, memiliki dedikasi tinggi dan

tanggung jawab yang selalu dipegang teguh. Fosma 165 Bekasi tidak hanya untuk

anggota yang telah menjadi alumni training ESQ saja, tetapi Fosbek lebih

membuka diri bagi siapapun baik muslim maupun non muslim yang ingin berjuang

dan belajar bersama untuk menjadi manusia yang lebih baik dan bermanfaat lagi,

mengajak yang ma’ruf dan mencegah yang mungkar. 32

Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam Fosma 165 Bekasi sangat

positif, selain kegiatan keagamaan, yang bertujuan meningkatkan spiritual, Fosbek

juga melaksanakan kegiatan-kegiatan sosial yang bertujuan mengasah rasa

solidaritas dan saling tolong menolong antara sesama. Saat ini usia Fosma 165

32 Arsip Visi dan Misi Fosma 165 Bekasi yang diperoleh pada tanggal 22 agustus 2008

Bekasi menginjak tahun ke-3, tentu masih banyak lagi hal-hal positif yang harus

dilakukan. Keanggotaan Fosma 165 Bekasi saat ini termasuk simpatisan Fosma ±

50 orang, data ini diperoleh dari hasil observasi dan pengamatan yang dilakukan

oleh peneliti dalam setiap acara dan even yang diselenggarakan oleh Fosma 165

Bekasi, namun keanggotaan yang aktif dalam setiap kegiatan dan acara yang

dilaksanakan Fosma 165 Bekasi berjumlah ± 30 orang.

1. Program Kerja Tahunan Fosma 165 Bekasi

Forum Silaturahmi Mahasiswa 165 Bekasi memiliki program kerja dan

rancangan kegiatan yang bertujuan selain menjalin silaturahmi dan ikatan

kekeluargaan, kegiatan Fosbek juga merupakan salah satu upaya untuk senantiasa

dapat memfungsikan dimensi spiritual dan emotional dalam kehidupan keseharian.

Adapun program kerja Fosma 165 Bekasi adalah sebagai berikut:

No Kegiatan Tujuan pelaksanaan

1 Divisi Kesehatan Rohani

(Pengayaan spiritual)

meliputi:

Pengajian dan pengkajian,

buka dan tarawih bersama

yatim piatu, I’tikaf, tafakur

alam, dan out bond, sahur on

Untuk menjalin tali silaturahmi,

Meningkatkan dimensi spiritualitas, dan

merupakan ajang untuk saling

mengingatkan diantara anggota dan para

pengurus Fosma Bekasi.

the spot, dan perayaan tahun

baru Hijriyah.

2 Divisi Sosial masyarakat,

meliputi :

Santunan adik asuh, 1000

senyum Ramadhan, sekolah

keterampilan dan taman

baca, kunjungan ke panti-

panti, donor darah, bakti

sosial, dan aksi sosial

Menjadikan dan membangun karakter

para anggota dan pengurus Fosma 165

Bekasi untuk memiliki rasa kepedulian

dan solidaritas yang tinggi antar sesama.

3 Divisi Training dan seminar

meliputi :

Training anti aborsi, free

sex, dan narkoba. Training

GEMAH (Gerakan Moral

Asmaul Husna), training

kepemimpinan dan motivasi,

Sosialisasi ESQ ke kampus,

Fosma 165 Bekasi mencoba untuk

memberikan kontribusi dalam

menyelamatkan generasi muda dari

ancaman narkoba, aborsi, dan freesex

yang sangat membahayakan bagi masa

depan generasi muda di Indonesia.

mengadakan latihan dasar

kepemimpinan dan training

Ramadhan, serta

mengadakan ESQ in house

training di Bekasi.

4 Divisi Kesehatan dan

jasmani yang meliputi

kegiatan: olah raga bulanan

dan kaos futsal

Menjadikan para anggota untuk

senantiasa fit dan sehat serta

Membangun suasana kekeluargaan

diantara para anggota dan pengurus dari

Fosma 165 Bekasi

5

6

Divisi Seni dan budaya

yang meliputi kegiatan:

pembuatan bulletin dan

mading, sayembara cerpen,

puisi, pameran fotografi, dan

bedah buku.

Divisi Badan usaha Fosma

yang meliputi: pembuatan

baju Fosma 165 Bekasi dan

merchandise ESQ.

Merupakan salah satu upaya untuk

mengeluarkan potensi dari para anggota

dan pengurus Fosma 165 Bekasi dari

segi tulis menulis dan fotografi.

Melatih para anggota dan pengurus

untuk berwirausaha dan keuntungan

dipergunakan untuk setiap kegiatan

Fosma 165 Bekasi.

7

Divisi data dan informasi

yang meliputi kegiatan:

pembuatan website 165

Bekasi, mailinglist, dan

freindster.

Merupakan pusat informasi dan

masukan bagi Fosma 165 Bekasi.

Program kerja diatas merupakan hasil dari musyawarah daerah yang

dilaksanakan oleh Fosma 165 Bekasi. Dalam melaksanakan kegiatan yang telah

dirancang, disadari tidak seluruh program kerja dapat terlaksana, hal ini

dikarenakan beberapa kendala yang dihadapi dilapangan, dan kondisi dari para

anggota dan pengurus yang tidak memungkinkan untuk mengelola dengan baik

kegiatan yang sudah dirancang. Hal ini dikarenakan mayoritas pengurus dan

anggota dari Fosma 165 Bekasi masih duduk dibangku kuliah dan masih

dibebankan oleh kegiatan kampus lainnya. Adapun kegiatan yang sudah terlaksana

adalah: pengajian dan pengkajian mingguan, buka dan tarawih bersama, sahur on

the spot bersama anak yatim piatu, training aborsi dan narkoba, training motivasi

dan kepemimpinan, training GEMAH, bedah buku, olah raga bulanan, pembuatan

baju Fosma 165 Bekasi dan perayaan tahun baru hijriyah.33

2. Sturktur organisasi Fosma 165 Bekasi

Setelah menjelaskan profil dari Forum Silarurahmi Mahasiswa (Fosma) 165

Bekasi, berikut ini adalah struktur organisasi Fosma Bekasi periode 2007-2008.

33 Data diperoleh dari laporan pertanggung jawaban Fosma Bekasi pada tanggal 7 September 2008.

a. 3. Sekilas Profil Sepuluh Informan

1. Pria satu ini memiliki inisisal AIR, Ia adalah salah satu aktivis Fosma yang

sangat menyanjung keberadaan Fosma khusunya Fosma Bekasi. Bagi AIR

Fosma adalah salah satu organisasi yang sangat mengedepankan tali

silaturahmi dan persaudaraan. Saat ini AIR baru saja mnyelesaikan

kuliahnya di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Indonesia.

Pengalaman organisasinya juga cukup baik, Ia pernah menjabat sebagai

Ketua Fosma Bekasi periode 2006-2007, Ketua Divisi Media dan Publikasi

Fosma Jadetabek 2007-2008, dan Chief Editor Fosma Magazine 2007-2008.

2. AP adalah laki-laki kelahiran tahun1981. AP dan keluarga berasal dari

daerah DKI.Jakarta. Pendidikan terakhirnya adalah Strata 1 Fakultas

Hukum, Jurusan Hukum perdata Univertsitas Krinsadwipayana Bekasi.

Dalam Fosma Bekasi AP dipercaya sebagai staf dari tim training GEMAH

(Gerakan Moral Asmaul Husna). AP termasuk pengurus Fosma Bekasi yang

terhitung cukup lama bergabung dan secara total mengikuti kegiatan Fosma

165 Bekasi. Bagi AP, Fosbek adalah salah satu wadah yang sangat bagus,

lahan kita untuk mencari ilmu, menjalin silaturahmi, dan salah satu upaya

untuk menjadikan Indonesia emas 2020.

3. Laki-laki satu ini memiliki indisial ID, Ia adalah pemuda kelahiran 1985. ID

adalah penduduk asli DKI Jakarta. ID baru saja menyelesaikan kuliahnya di

Universitas Islam Asyafi’iyah Jakarta. Selama duduk di bangku kulaih, ID

pernah aktiv dalam kegiatan Badan Eksekutif Mahasiswa UIA Departement

Sosial Politik tahun 2005-2006 dan BEM Fakultas Hukum UIA Jakarta.

Bagi ID kualitas anggota Fosma Bekasi harus selalu ditingkatkan dari segi

manapun, agar benar-benar tercipta suatu organisasi yang berkualitas pula.

4. Pemuda ini memiliki indisial RY, Ia lahir pada tahun1986, ia merupakan

putra dari keturunan Sunda Melayu. Saat ini RY masih kuliah di Universitas

Gunadarma Kalimalang Bekasi. Pengalaman organisasinya juga cukup baik,

semasa SMP dan SMU Ia aktif dengan kegiatan OSIS. Selain itu RY juga

mengemban amanah sebagai Ketua Fosma Bekasi periode 2007-2008, dan

Ketua Fosma Jadetabek periode 2008-2009. Bagi RY Fosma adalah

organisasi yang sangat mengusung kegiatan-kegiatan yang positif, karena

dengan Fosma inilah sesama alumni dan masyarakat dapat terjalin

silaturahmi dan kekeluargaan yang baik.

5. Aktivis Fosma yang satu ini memiliki indisial UH, UH merupakan lulusan

dari AMIK Al-Muslim. Berbicara mengenai pengalaman organisasi, pria ini

pernah aktiv dalam Senat AMIK Al-Muslim, Ia juga pernah menjabat

sebagai Bendahara KODRAT (Keluarga Olah Raga Tarung), Mentor

PASKA (Pembinaan Anak Asuh Sunda Kelapa), dan pernah menjabat

sebagai sekretaris Fosma 165 Bekasi periode 2007-2008. Menurutnya

Fosma adalah organisasi yang cukup baik untuk proses pembelajaran dengan

aktivitas dan acara yang diselengarakan beraneka ragam, ditambah pula

dengan anggota Fosma yang memiliki latar belakang pendidikan yang

beraneka ragam, dan merupakan sarana yang sangat baik untuk membangun

ikatan silaturahmi.34

6. AJP adalah wanita kelahiran 1987, AJP dan keluarga berasal dari daerah

Jawa Tengah atau lebih tepatnya Surabaya. Saat ini Ia masih menempuh

pendidikan di Universitas London School Jakarta. AJP atau yang lebih akrab

disapa A, semasa SMU dan SLTP aktiv dalam dalam kegiatan OSIS, Rohis,

dan juga pernah bergabung dalam kegiatan dance atau tari. Hampir seluruh

kegiatan Fosbek, AJP selalu aktiv dan terlibat, bahkan hingga Fosma

Jadetabek. AJP selalu menginginkan agar Fosma tetap kompak, lebih

kekeluargaan, dan harus menutupi kekurangan orang lain.

7. Perempuan ini memiliki indisial KS, KS lahir pada tahun1985. KS adalah

putri dari seorang Pilot dari salah satu maskapai penerbangan terkemuka di

Indonesia. Saat ini KS masih kuliah di Universitas Al-Azhar Indonesia

jurusan sastra Arab. Sebelumnya KS juga pernah menempuh pendidikan di

Fakultas Ilmu Bahasa Universitas Indonesia. Selama kuliah Ia aktif dalam

beberapa organisasi, dintaranya: Sekretaris IJBAB FIB UI periode 2004-

2206, bagian dana dan usaha ROHIS FIB UI periode 2005-2006, Bendahara

HIMASA UAI, dan Divisi dana dan usaha Fosma 165 Bekasi periode 2007-

2008.

34 Data diperoleh dari kumpulan biodata Fosma Bekasi pada tanggal 22 Agustus 2008

8. Wanita satu ini memiliki indisial MER, merupakan lulusan dari sastra

Perancis dan Manajemen Universitas Indonesia. Pekerjaannya saat ini

adalah Acounting PT.Graha 165 Tbk. Pengalaman organisasinya, selain

aktiv dalam kegiatan Fosma 165 Bekasi dan Jadetabek, ia juga pernah aktiv

dalam kegiatan Badan Eksekutif Mahasiswa UI. Bagi MER, Fosma adalah

organisasi yang sangat mengasyikkan, bersahabat, terbuka, dan saling

mengingatkan.

9. SCU adalah wanita kelahiran tahun 1983, Ia adalah lulusan Universitas

Islam Negri SYAHID Jakarta, Jurusan Sastra Inggris. Saat ini SCU bekerja

sebagai Staf Divisi I Akademik LPIA. Saat ini ia sangat menikmati perannya

di Fosma Bekasi, ia juga termasuk anggota yang tergolong baru bergabung

dengan Fosma Bekasi. Hal yang mengagumkan adalah ia sudah dipercaya

menjadi Ketua pelaksana kegiatan aksi sosial.

10. YS adalah wanita kelahiran 1988, Ia merupakan keturunan dari keluarga

yang berasal dari daerah Jawa Barat atau lebih tepatnya Cirebon. Saat ini ia

megenyam bangku kuliah di Universitas Islam Al-Azhar Indonesia di Bekasi

Jurusan Manajemen. Selain kegiatan kuliah, saat ini ia aktiv dalam berbagai

kegiatan dan acara yang diselenggarakan oleh Fosma Bekasi. bagi YS,

Fosma Bekasi adalah keluarga kedua untuknya, karena lingkungan yang

selalu ramai dan humoris tetapi tetap memegang nilai-nilai Islami.35

B. Latar Belakang Usia dan Jenis Kelamin

Pada penelitian ini, peneliti akan melihat terlebih dahulu bagaimana

prosentase jumlah Fosma Bekasi dilihat dari jenis kelamin dan usia. Hal ini

dilakukan, agar diperoleh data yang akurat, apakah keaktifan dalam Fosma

Bekasi didominasi oleh pria ataukah oleh wanita. Adapun data yang telah

diperoleh adalah sebagai berikut:

Tabel I

No Jenis Kelamin Jumlah Prosentase

1. Pria 16 orang 55,2 %

2. Wanita 13 orang 44,8 %

Jumlah 29 orang 100 %

Sumber data: diperoleh dari kumpulan biodata Fosma Bekasi

Dari tabel diatas terlihat bahwa keaktifan dalam kegiatan Fosma Bekasi

lebih didominasi oleh pria. Jumlah pria sebanyak 55,2 % dan perempuan sebanyak

44,8 %. Dalam setiap kegiatan yang diadakan oleh Fosma Bekasi, dari pengamatan

yang telah peneliti lakukan, jumlah pria cenderung lebih banyak jika dibandingkan

wanita. Hal ini terjadi karena kegiatan Fosma seperti pengajian, pengkajian, rapat,

dan kegiatan lainnya dilaksanakan pada waktu sore hingga malam hari, sehingga

anggota Fosma Bekasi dari wanita mengeluh sedikit mengalami kesulitan, selain

35 Data diperoleh data kumpulan biodata Fosma Bekasi pada tanggal 22 Agustus 2008.

karena kegiatan yang mengambil waktu malam hari hal ini juga dikarenakan

keterbatasan transportasi. Sedangkan pada anggota pria, hampir keseluruhannya

menggunakan kendaraan pribadi.

Pada tabel sebelumnya telah digambarkan prosentase jenis kelamin dalam

Fosma Bekasi, pada tabel berikutnya peneliti akan mengambarkan bagaimana

prosentase dari Fosma Bekasi dilihat dari tingkatan usia. Adapun data yang telah

diperoleh sebagai berikut:

Tabel 2

No Tingkatan usia Jumlah Prosentase

1. 19 – 21 tahun 12 orang 41,4 %

2. 22- 24 tahun 13 orang 44,9 %

3. 25 – 27 tahun 3 orang 10,3 %

4. 28 – 30 tahun 1 orang 3,4 %

Jumlah 29 orang 100 %

Sumber data: diperoleh dariFosma kumpulan biodata Fosma Bekasi

Dari tabel di atas dapat kita lihat, bahwa prosentase tertinggi diperoleh oleh

tingkatan usia 22-24 tahun yaitu sebanyak 44,9 % dan prosentase tertinggi kedua

yaitu tingkatan usia 19-21 tahun yaitu 41,4 %.

C. Latar Belakang Status Pendidikan

Lembaga pendidikan adalah tempat kedua setelah keluarga yang sangat

penting, dimana Ia mampu memberikan pengaruh bagi individu terhadap

terbentuknya perilaku dan pola interaksi dalam kehidupan.36

Maka tak jarang, saat

ini masyarakat seakan berlomba dan terus berupaya untuk menjadi bagian dari

lembaga pendidikan yang berkualitas dan mencapai pendidikan setinggi-tingginya,

agar dapat menghasilkan manusia yang berkulitas dilihat dari segi manapun, baik

agama, seni, dan ilmu pengetahuan.

Di era globalisasi saat ini, pendidikan menjadi kebutuhan urgent karena

tanpa pendidikan maka sulit untuk kita meraih taraf kehidupan yang lebih baik, hal

ini tentu juga dilengkapi dengan skill dan pengalaman. Melihat fenomena yang ada

maka peneliti merasa perlu untuk melihat mayoritas pendidikan dari Fosma 165

Bekasi. Adapun prosentase pendidikan adalah sebagai berikut:

Tabel 3

No Pendidikan Jumlah Prosentase

1. Strata 1 25 orang 86,3%

2. Diploma 1 2 orang 6,9%

3. Diploma 3 1 orang 3,4%

4. Pondok pesantren 1 orang 3,4%

Jumlah 29 orang 100%

Sumber data: diperoleh dari kumpulan biodata Fosma Bekasi

Mengenai latar belakang pendidikan, hampir seluruh anggota Fosma Bekasi

menempuh pendidikan hingga bangku perkuliahan. Namun tidak keseluruhanya

mengambil program pendidikan Strata 1, ada beberapa anggota dan pengurus yang

36 M.Amin Nurdin dan Ahmad Abrori, Mengerti Sosiologi: Pengantar Memahami Konsep-Konsep

Sosiologi (Jakarta:UIN Jakarta Press,2006) h, 71.

menempuh pendidikan hingga Diploma 1 dan Diploma 3, dan ada beberapa

anggota pula yang hanya menempuh pendidikan hingga aliyah atau setingkatnya.

Selain itu, mayoritas dari anggota Fosma Bekasi mengenyam bangku kuliah di

Universitas swasta prosentasenya sebanyak 72,5 % , Universitas Negeri sebanyak

20,7 %, Universitas di luar negeri sebanyak 3,4 % dan Aliyah Pondok pesantren

atau setingkatnya sebanyak 3,4 %. Bagi Fosma Bekasi status pendidikan bukanlah

hal yang menjadi batasan bagi siapapun yang ingin berperan aktif dalam forum ini.

Fosma sebagai salah satu wadah untuk mempererat ikatan silaturahmi,

dengan tangan terbuka menerima siapapun yang ingin bergabung dalam forum ini,

karena yang diutamakan dari setiap anggota adalah memiliki tanggung jawab dan

keinginan yang kuat untuk memajukan Kota Bekasi dan menyebarkan nilai-nilai

165.37

D. Latar Belakang Asal Daerah

Disaat kita membahas mengenai masyarakat, maka tidak akan terlepas dari

istilah kebudayaan, karena keduanya tidak dapat dipisahkan dan saling berkaitan

satu sama lain. Dalam buku “Mengerti Sosisologi” karya M.Amin Nurdin dan

Ahmad Abrori, dijelaskan bahwa masyarakat dan budaya memiliki hubungan yang

sangat erat. Hal yang membedakan adalah pada tatanan konsep saja. Kebudayaan

37Hasil wawancara dengan AIR (Ketua Fosma Bekasi Periode 2006-2007), Pada tanggal 13

November 2008.

mampu mempengaruhi bagaimana seseorang berinteraksi, dan menciptakan

interaksi tersebut lebih terorganisir.38

Pada penelitian ini, peneliti juga mencoba

melihat bagaimana keanekaragaman anggota Fosma Bekasi dari sisi asal daerah.

berikut ini tabel asal daerah dari Fosma 165 Bekasi:

Tabel 4

No Asal daerah Jumlah Prosentase

1. Bali 1 orang 3,4 %

2. Jawa 18 orang 62,1 %

3. DKI Jakarta 6 orang 20,7 %

4. Kalimantan 2 orang 7 %

5. Nusa Tenggara Barat 1 orang 3,4 %

6. Sumatra 1 orang 3,4 %

Jumlah 29 orang 100 %

Sumber data: diperoleh dari kumpulan biodata Fosma Bekasi

Dari data diatas diketahui bahwa terdapat keanekaragaman asal daerah dari

anggota Fosma Bekasi. Mayoritas anggota Fosma Bekasi berasal dari daerah Jawa,

baik Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa timur, dan minoritas dari daerah Sumatera

dan Nusa Tenggara Barat. Namun mayoritas anggota Bekasi telah berdomisili

cukup lama di Jakarta.

E. Latar Belakang Sosial Ekonomi

Dalam sebuah Negara, ekonomi merupakan bagian penting yang selalu

menjadi perhatian, karena keberadaan negara tersebut tak lain adalah untuk

mensejahterakan rakyatnya. Di zaman modernisasi seperti saat ini, tingkatan

38Amin Nurdin dan Ahmad Abrori, Mengerti Sosiologi, h 61

ekonomi seseorang tentu menggambarkan bagaimana status sosialnya dalam

masyarakat. Pada tabel di bawah ini, akan dijelaskan prosentase ekonomi dilihat

dari jenis pekerjaan yang digeluti oleh orang tua dari anggota Fosma Bekasi adapun

data yang diperoleh adalah sebagai berikut:

Tabel 5

No Pekerjaan orang tua Jumlah Prosentase

1. Karyawan swasta 14 orang 48,3%

2. Pegawai negeri sipil 8 orang 27,6%

3. Pilot 1 orang 3,4 %

4. Wiraswasta 6 orang 20,7 %

Jumlah 29 orang 100 %

Sumber data: diperoleh dari kumpulan biodata Fosma Bekasi

Dari tabel di atas menunjukkan, bahwa mayoritas orang tua dari anggota

Fosma Bekasi pekerjaannya adalah karyawan swasta, tingkatan kedua pegawai

negeri sipil, wiraswasta, dan pilot. Dapat diambil kesimpulan bahwa mayoritas

anggota Fosma Bekasi berada pada tingkatan ekonomi menengah keatas. Hal lain

yang membuktikan adalah dari pengamatan yang saya lakukan dalam setiap

kegiatan Fosma Bekasi, hampir seluruh anggota memiliki kendaraan pribadi baik

motor maupun mobil.

BAB IV

DAMPAK TRAINING EMOTIONAL SPIRITUAL QUOTIENT

TERHADAP PENINGKATAN KEYAKINAN BERAGAMA

A. Motivasi Mengikuti Training Emotional Spiritual Quotient (ESQ).

Sampai detik ini, perjalanan manusia untuk menemukan hal-hal baru dalam

kehidupannya seolah tidak pernah berakhir. Ini merupakan sifat alami manusia

yang tidak pernah merasa puas dengan apa yang sudah dimilikinya. Manusia

memiliki potensi untuk bisa menilai baik buruknya sesuatu karena manusia

diberikan akal dan yang terpenting adalah hati nurani sebagai petunjuk dalam

bertindak dan melakukan sesuatu. Keinginan kuat untuk mengetahui sesuatu yang

masih tersembunyi atau misteri, dalam istilah penyelidikan ilmiah disebut

kuriositas. Keingintahuan manusia tidak terbatas pada benda-benda yang nyata,

tetapi juga pada hal-hal yang bersifat metafisik, yang tidak terjangkau oleh

penelitian yang bersifat ilmiah. Sifat yang melekat pada diri manusia ini,

merupakan anugerah dari Allah, agar manusia mau dan mampu menelaah lebih

jauh tentang sifat-sifat dan kebesaran dari Rabbnya.39

Jika manusia mau mempelajari dan menelaah segala sesuatu yang berada di

jagad raya ini, termasuk hal-hal yang berada dalam diri manusia, maka pertemuan

39 Farida Hanum, Mengenal Jati Diri Manusia Menurut Al-Qur’an (Jakarta:Pustaka Raudatul

Muttaqin,2004), h 139.

dengan Rabb adalah sesuatu yang niscaya akan terjadi. Sebab Allah memerintahkan

manusia untuk mempelajari alam, tak lain agar manusia bisa mengenal Allah tidak

hanya terbatas pada alam saja. Allah berfirman dalam surat Ar-Ruum ayat 8 yang

berbunyi:

���D5��� ��� ���� ���

������� � PFQ5R�� 7GR⌧T

��)⌧T (/�U*+?� ��VN)J.� CNW

�"�X���Y�) Z [��\)<] ^L⌧J��

�"_0,`NW a�b�() �c������5�

5������ .�7d� 5e⌧_5�

5��Qf]�� �^☺NW �7d� 5e⌧_

,IFgG>5�.)7C5� "X(�hc�

Ni?5a*gj�UGD���B �7☺��

kl)⌧T m.� �"X7☺��nF5RND

C� ?�D5� [��\)⌧T

�"_0@oFp\�� ���☺��nF�- �&O

Artinya: Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang kejadian diri

mereka? Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada diantara

keduanya melainkan dengan tujuan yang benar dan waktu yang ditentukan.

Dan sesungguhnya kebanyakan manusia benar-benar ingkar dengan

pertemuan dengan Tuhannya. (QS.Ar-Ruum: 8)

Sifat keingintahuan manusia tentu tidak akan pernah ada batasnya, termasuk

tentang keberadaan Tuhan, bagaimana sifat-sifatNya dan kewajiban manusia untuk

mengimaniNya. Itulah yang membedakan manusia dengan mahluk lainnya, akal

dan hati tadi akan terus bermain dan mencari tahu tentang sesuatu hakikat yang

menjadi pertanyaan besar dalam diri manusia tersebut.

Segala yang dilakukan oleh manusia tentu memiliki landasan atau motivasi

dalam mengambil sebuah keputusan maupun dalam melakukan suatu tindakan,

yang nantinya dapat berakibat positif maupun negatif. Motivasi diartikan sebagai

sebuah dorongan yang melandasi suatu perbuatan. Realita kehidupan

memperlihatkan bahwa perbuatan yang dilakukan manusia ternyata tidak selalu

didasarkan oleh keinginan pribadi, tetapi tekadang tidak terlepas dari intervensi

ataupun pengaruh, baik dari lingkungan keluarga, lingkungan pergaulan, dan

lingkungan pekerjaan.

Pada bab ini, peneliti mencoba memaparkan hasil penelitian yang membahas

apa motivasi yang melatarbelakangi keikutsertaan alumni yang tergabung dalam

Forum Silaturahmi Mahasiswa Wilayah Bekasi dalam Training ESQ Basic?.

Keingintahuan akan hal-hal baru, serta usaha untuk menambah pengetahuan

menjadi motivasi dalam mengikuti Training ESQ. Hal inilah yang dirasakan oleh

KS, bagi KS keikutsertaanya dalam Training ESQ pada akhir tahun 2006, selain

karena faktor biaya yang lebih terjangkau, juga termotivasi karena kesukaannya

untuk mencoba-hal-hal baru.40

Seperti yang di ungkapkan KS:

“…Motivasinya karena lebih murah ya biayanya, soalnya waktu

masih kuliah di UI ada in house Training ESQ, tapi biayanya agak mahal

jadinya ditunda dulu deh.Waktu sudah pindah ke Universitas Al-Azhar

Indonesia eh ada lagi in house Training ESQ dan biayanya sedikit lebih

murah dari di UI, ya udah aku ikut deh, terus pengen tau juga kaya’ gimana

trainingnya dan nambah pengetahuan soalnya aku suka sih nyoba hal-hal

baru”.

40 Wawancara pribadi dengan Informan KS, Pada Tanggal 22 Oktober 2008.

Hal senada juga disampaikan oleh YR, ia pertama kali mengetahui Training

ESQ dari pengumuman yang terpampang di kampusnya. Ini membuat YR merasa

ingin tahu lebih dalam bagaimana materi yang disampaikan dalam Training ESQ.41

Dalam mengambil sebuah keputusan faktor pengaruh keluarga terkadang

juga berperan penting, pengalaman dari anggota keluarga terutama orang tua yang

telah mengikuti Training ESQ, ternyata membuat MER ingin merasakan

pengalaman yang sama seperti yang dirasakan anggota keluarganya, terlebih lagi

kedua orang tuanya mengatakan bahwa Training ESQ sangat bagus, ini membuat

MER semakin penasaran. Menurut penuturan MER, orang tua dan saudara

perempuannya telah lebih dulu mengikuti Training ESQ. Setelah menyelesaikan

kuliahnya di Universitas Indonesia, disela-sela waktunya yang kosong, akhirnya

MER memutuskan untuk mengikuti Training ESQ.42

Seperti yang diungkapkan

MER:

“..Motivasinya sih cuma pengen tahu aja, gimana sih Training ESQ

soalnya ortu bilang bagus banget, terus aku disaranin gitu buat ikut training,

ya udah deh bulan februari aku habis wisuda gak ada kesibukan juga, ya

buat ngisi waktu aku ikut training ESQ deh”.

Pengalaman yang dirasakan MER, tenyata tidak berbeda dengan pengalaman

yang terjadi pada AJP, ia menuturkan bahwa keikutsertaannya dalam Training ESQ

41 Wawancara pribadi dengan Informan YR, Pada Tanggal 25 Oktober 2008.

42 Wawancara pribadi dengan informan MER, Pada tanggal 5 November 2008.

Basic tak lain karena mengikuti saran dari kedua orang tuanya dan mengetahui

lebih dalam mengenai Training ESQ.43

Seperti yang diungkapkan AJP:

“..Motivasi ikut ya cuma ngikutin saran orang tua aja, lagian aku

penasaran juga sih sama trainingnya kaya gimana”.

Kesibukan yang padat dan rutinitas yang terkadang membosankan, tak

jarang membuat seseorang ingin menikmati hari libur dengan suasana santai dan

nyaman. RY menuturkan bahwa keikutsertaannya dalam Training ESQ sama sekali

tidak ia duga, karena pamannya yang mengatur keikutsertaannya dalam Training

ESQ. Awalnya RY mengaku tidak memiliki motivasi apa-apa untuk mengikuti

Training ESQ, karena Ia menginginkan menikmati hari libur setelah dihadapkan

dengan aktivitas yang begitu padat sebagai seorang mahasiswa. Namun hari

berikutnya RY mengaku jadi memiliki motivasi yaitu ingin belajar mengisi diri

dengan nilai-nilai 165 yang disampaikan oleh ESQ.44

Seperti yang RY ungkapkan:

“..Awalnya gak ada motivasi karena gua benar-benar gak tau kalau

gua mau diajakin training. Om gua juga sengaja gak mau ngasih tahu ke gua

soalnya takutnya gua gak mau karena harus ninggalin waktu gua buat santai

terus nikmatin hari libur. Tapi kesananya motivasi gua jadi ada, ya gua

pengen belajar lagi mengisi diri dengan nilai-nilai 165 yang disampaikan di

ESQ”.

Pengalaman yang dirasakan RY, ternyata sangat berbeda dengan

pengalaman yang terjadi pada AP. AP mengaku bahwa keikutsertaanya dalam

Training ESQ Basic pada awal tahun 2006, adalah karena hadiah yang ia terima

43 Wawancara pribadi dengan informan AJP, Pada tanggal 31 Oktober 2008..

44 Wawancara pribadi dengan informan RY, Pada tanggal 31 Oktober 2008.

setelah memberikan kontribusi dalam acara ulang tahun ESQ yang diselenggarakan

di Istora Senayan Jakarta dan itupun tidak dipungut biaya. Selain itu lingkungan

pergaulan AP ternyata sangat mendukung keikutsertaanya dalam Training ESQ.45

Hal ini seperti yang diungkapkan AP:

“..Motivasinya ya karena hadiah, waktu itu saya diajak mengisi acara

ESQ di Istora Senayan Jakarta, dan sebagai hadiahnya saja diajak ikut

training ESQ gratis, ya udah ikut. Selain itu saya juga pengen tahu kaya’

gimana sih Training ESQ penasaran juga, temen-temen di komplek yang

sudah ikut apa lagi anak-anaknya bunda Yeti juga nyaranin banget buat ikut

ESQ.”

Hal ini Berbeda dengan yang dialami oleh SCU, ia menuturkan pada

awalnya keikutsertaanya dalam Training ESQ Basic, karena saran dari sang kakak

yang mengatakan bahwa Training ESQ bagus untuk mahasiswa. Ini membuat SCU

mengambil keputusan untuk ikut serta dalam Training tersebut. Selain saran dari

sang kakak motivasinya juga didukung dari beberapa media masa yang pernah

SCU baca yaitu seputar Training ESQ.46

Seperti yang SCU ungkapkan:

“Motivasi awal karena disuruh kakak, katanya ada training

bagus tuh buat mahasiswa ya udah ikut, selain itu aku juga penasaran

soalnya kata bagus seh, sebelumnya aku juga pernah lihat sih

dibeberapa majalah sama koran tentang ESQ, dan hasilnya ternyata

asyik banget”.

Hal serupa juga terjadi dengan AIR, ia mengaku sama sekali belum

tahu seperti apa Training ESQ dan motivasi keikutsertaanya dalam Training

45 Wawancara pribadi dengan informan AP, pada tanggal 30 Oktober 2008.

46 Wawancara pribadi dengan informan SCU, Pada tanggal 6 November 2008.

ESQ, selain karena saudara yaitu sang tante yang sudah mendaftarkannya, AIR

juga termotivasi untuk memperluas pergaulan, menambah sahabat, dan

memperluas pengetahuan.47

Dari data yang diperoleh peneliti dilapangan, menunjukkan bahwa

jawaban dari alumni cukup variatif. Mayoritas motivasi yang melatarbelakangi

keikutsertaan alumni dalam Training ESQ adalah karena dorongan dari hati

yang ingin tahu lebih dalam dan merasakan langsung seperti apa materi-materi

yang disampaikan dalam Training ESQ. Lingkungan keluarga dan pergaulan

ternyata bisa menjadi motivasi, Pengalaman yang dirasakan oleh anggota

keluarga ternyata mampu membuat anggota dan pengurus dari Fosma Bekasi ini

memutuskan untuk ikut serta dan merasakan langsung materi-materi Training

ESQ.

B. Respon Alumni Terhadap Training Emotional Quotient (ESQ).

Saat ini, kondisi bangsa kita bisa dikatakan sedang mengalami pasang surut,

permasalahan seolah tiada pernah berhenti, mulai dari ekonomi, pendidikan,

kemiskinan, tingginya angka korupsi, serta yang lebih parah adalah mulai

merosotnya moralitas dan martabat masyarakatnya. Hal ini tentu menimbulkan

pertanyaan besar dibenak kita, ada apa dengan bangsa ini?. Tidak heran jika banyak

kita lihat diberbagai media masa dan elektronik, dalam menyelesaikan suatu

47 Wawancara pribadi dengan informan AIR, Pada tanggal 13 November 2008.

masalah, masyarakat banyak mengambil cara dengan unjuk rasa anarkis, bentrokan,

yang tak jarang menimbulkan banyak korban, seolah-seolah jalan terbaik dari suatu

permasalahan adalah dengan kekerasan. Yang lebih memprihatinkan lagi,

belakangan ini banyak terjadi tawuran dan bentrokan antar mahasiswa. Mengapa

mahasiswa yang selama ini dianggap sebagai kaum intelektualitas, yang

menjunjung tinggi moral seakan ikut-ikutan dan sangat jauh dari image tersebut.

Maka banyak hal yang harus kita benahi bersama, untuk menciptakan

kembali harmonisasi dalam bangsa ini, tidak hanya sisi intelektuaitas saja yang

harus dibenahi tapi juga bagaimana cara membangun spiritual dan emotional

masyarakat dengan menanamkan nilai-nilai luhur sebagai bangsa yang bermartabat.

Bukan suatu hal yang mengherankan lagi, jika saat ini banyak kita jumpai berbagai

macam solusi yang ditawarkan untuk memberikan spirit dan motivasi pada diri

manusia dalam membangun mental yang kokoh terutama mental spiritual. Jika kita

berkiblat kepada bangsa Jepang yang begitu cepat bangkit kembali membangun

bangsa hingga keberhasilan dicapai, kuncinya adalah mereka mengawali terlebih

dahulu dengan membangun mental dan budi pekerti yang luhur, serta tidak

meninggalkan budaya asli mereka sebagai bangsa Jepang.

Melihat kondisi masyarakat Indonesia saat ini, ternyata tidak membuat anak

bangsa berdiam diri, mereka seolah mencari terobosan baru untuk mencari celah

dan jalan keluar dalam upaya membangun bangsa yang lebih baik. Saat ini banyak

sekali kita jumpai training-training yang bergerak dalam bidang peningkatan

kualitas manusia yang hanif, seperti Quantum Ikhlas, Training 7 Awwarnes, dan

Training Emotional Spiritual Quotient. Dalam pergerakannya tentu akan banyak

menuai respon dan penilaian masyarakat, baik yang bersifat positif maupun negatif.

Ini tentu suatu hal yang sangat wajar, karena pada umumnya pola fikir dan cara

pandang masyarakat berbeda-beda.

Berkaitan dengan penilaian dan respon dari masyarakat, hasil penelitian

dilapangan menunjukkan bahwa, Respon salah satu alumni mengenai Training ESQ

cukup bagus, apa lagi saat ini ESQ sudah bisa merambah hingga keluar negeri.

Selain itu, menurut UH materi yang disampaikan menarik karena dikemas sangat

rapi, dan menciptakan suasana yang tidak membosankan karena didalamnya

terdapat simulasi, games, dan musik.48

Seperti yang diungkapkan UH:

“..Cukup bagus apa agi sekarang sudah bisa menempuh hingga keluar

negeri ya, selain itu juga bagus sebagai media pembenahan diri, terus

perbaikan diri. Materinya sangat bagus, karena dikemas secara rapi, dan

menciptakan suasana yang tidak membuat kita bosan saat ikut training,

dengan adanya music, games, simulasi, ya gak bikin kita bete di dalam”.

Hal senada juga disampaikan MER, responnya terhadap Training ESQ baik,

seperti apa yang dituturkan oleh MER:

“..Bahagia, materinya juga bikin gua takjub, karena secara umum

konsepnya berbeda, ketika kita di pesantren yang selalu dibahas kan tentang

agama terus, jadi kesannya kita kaya’ dicekokkin, kalau ESQ tuh beda aja, bisa

memadukan nilai-nilai agama dan Al-Qur’an dengan nilai-nilai umum jadi bisa

ngeling banget jadinya orang ngga merasa seperti diceramahi”.49

48 Wawancara pribadi dengan informan UH, Pada tanggal 25 Oktober 2008.

49 Wawancara pribadi dengan informan MER, Pada tanggal 5 November 2008.

Pengalaman yang dirasakan MER ternyata tidak jauh berbeda dengan ID.

Seperti yang diungkapkan ID:

”..Kalau gua bilang bagus, menyentuh ya dan nyadarin gua juga, tapi

kenapa ya gua ngga bisa nangis. Materinya juga bagus mudah dimengerti, cuma

mungkin kembali ke sifat orangnya, kalau kita sombong gak bakalan masuk

bukan berarti gua sok tahu, penyampaiannya bagus apa yang kita kira gak dan

cuek-cuek aja selama ini, tapi ternyata di ESQ lebih dijabarin lagi”50

KS ternyata memiliki perasaan yang sama dengan ID. Bagi KS Training

ESQ sangat bagus, KS menjadi lebih sadar bahwa selama ini ia sering kali

melupakan tentang apa tujuannya hidup di dunia ini. Mengenai materi ESQ,

menurut KS secara keseluruhan sangat bagus, karena dapat membuka mata hati kita

sebagai manusia. Selain itu, dalam training diperlihatkan bagaimana kebesaran

Allah dan ayat-ayat Al-Qur’an sebagai pelengkapnya melalui audio visual.51

Seperti yang disampaikan oleh KS:

“..Bagus ya, aku jadi lebih sadar aja bahwa selama ini kita sering

lupa, kalau tujuan kita hidup di dunia untuk ibadah kepada Allah. Pokoknya

aku jadi lebih sadar setiap masalah yang kita hadapi ya baiknya cuma kita

pasrahkan kepada Allah SWT, dan materinya Secara keseluruhan kalau

menurut aku bagus, materi-materi ESQ sangat membuka mata hati kita

sebagai manusia, dengan ditunjukkan video-video kebesaran Allah ditambah

lagi dengan ayat-ayat Al-Qur’an sebagai pelengkapnya, Seru deh dan gak

bikin bosan juga”.

Hal senada juga diutarakan oleh YR mengenai training dan materi ESQ.

seperti yang diungkapkannya:

50 Wawancara pribadi dengan informan ID, Pada tanggal 6 November 2008. 51 Wawancara pribadi dengan informan KS, Pada tanggal 22 Oktober 2008.

“..Bagus banget, sangat menyentuh dan menyadarkan kita kalau

manusia sangat kecil dimata Allah dan tidak ada apa-apanya jika

dibandingkan dengan ciptaan Allah lainnya, yaitu alam semesta dan jagad

raya ini, materinya juga bagus, keren ya apa lagi waktu training kita gak

dibuat bosan, materinya pas banget untuk nyeimbangin kecerdasan

emotional dan spiritual”.52

Melihat respon dan pendapat yang dikemukakan oleh informan, jawabannya

cukup beragam, namun secara keseluruhan alumni memberikan respon yang

positif, baik terhadap training ESQ sendiri dan materi-materi yang disampaikan.

Seluruh informan mengaku sangat terkesan dengan Training ESQ dan materinya,

terlebih lagi disampaikan dengan visualisasi, simulasi, dan permainan. Seluruh

alumni mengaku tidak merasakan kebosanan saat berlangsungnya training. Materi

yang disampaikan juga sangat menyentuh, ESQ mampu memadukan nilai-nilai Al-

Qur’an dan agama dengan nilai-nilai umum, sehingga membuat para peserta

merasa tidak sedang diceramahi. Video-video kebesaran Allah dengan ayat-ayat

Al-Qur’an seolah menjadi pelengkap bagi para peserta, dan dapat mengugah hati

mereka sehingga semakin sadar dan lebih introspeksi atas apa yang telah mereka

perbuat selama ini.

C. Dampak Training Emotional Spiritual Qoutient Terhadap Peningkatan

Keyakinan Beragama.

Training Emotional Spiritual Quotient (ESQ), adalah sebuah training yang

bergerak dalam upaya pembangunan moral, yang pembangunan basicnya didahului

52 Wawancara pribadi dengan informan YR, Pada tanggal 25 Oktober 2008.

oleh pembangunan spiritualitas dari setiap anggota masyarakatnya. Jika selama ini

165 yaitu 1 Ihsan 6 prinsip dan 5 langkah dalam masyarakat hanya berbentuk

hafalan semata, maka ESQ ingin mewujudkan serta menjadikannya sebagai suatu

langkah yang diambil untuk menuju sukses dan tidak hanya dalam tataran

intelektualitas saja tetapi menjadi prinsip dan landasan hidup manusia, Sehingga

lahirlah manusia yang tidak hanya memiliki skill, knowledge, dan kompetensi yang

bagus, tapi juga didasari oleh spiritualitas yang tinggi.53

Itulah sedikit hasil kutipan

wawancara peneliti dengan salah seorang Trainer yang merupakan murid dari

Master OF Training ESQ Ary Ginanjar Agustian, yaitu Bapak Muchlis

Syamsuddin, seperti yang beliau ungkapkan:

“ESQ ingin memulai pembangunan moral di Indonesia ini dengan

mental spiritual, dimana basicnya adalah 165 itu, selama ini 165 itu hanya

berbentuk hafalan orang-orang dalam tataran intelektualitas saja. 165 itu kan

adalah 1 ihsan 6 prinsip dan 5 langkah. Untuk menuju sukses tidak hanya

dengan hafalan, tapi inilah basic dasar untuk membangun mental spiritual,

karena saat ini masyarakat Indonesia bisa dibilang mengalami pemerosotan

dalam hal pembangunan mental, dan lebih mengutamakan kepada sisi

intelektulitas dan pembangunan fisik saja, oleh karena itu ESQ didirikan

sebagai upaya membangun Indonesia yang diawali dengan pembangunan

spiritualitas, sehingga lahirlah manusia yang tak hanya memiliki

kompetensi, knoweledge, dan skill yang bagus, tapi juga didasari oleh

spiritualitas yang tinggi”.

Beliau juga menambahkan bahwa salah satu alasan mengapa lembaga

training ini didirikan adalah berangkat dari suatu keprihatinan seorang penulis yaitu

53 Wawancara pribadi dengan Muchlis Syamsuddin (Trainer ESQ), Pada tanggal 14 Oktober 2008,

Pukul 15.30, di ESQ LC.

Ary Ginanjar yang melihat kondisi bangsa Indonesia yang semakin hari semakin

memburuk terutama dalam pembangunan mental spiritual. Kebanyakan masyarakat

Indonesia saat ini, cenderung mengutamakan pembangunan fisik dan intelektualitas

semata.

Sebagaimana yang kita tahu, bahwa visi misi yang dibawa oleh ESQ adalah,

membangun Indonesia emas 2020, dan Dunia emas 2050. Dalam mewujudkan cita-

cita dan visi misi tersebut, tentu dibutuhkan langkah-langkah yang harus diambil

untuk mewujudkannya. Langkah awal yang diambil adalah pembangunan spiritual

dan kesadaran akan berTuhan, dan itu dilakukan secara general. ESQ adalah sebuah

lembaga yang ingin mencoba menempatkan dirinya sebagai sebuah oksigen, yang

selalu siap dibutuhkan bagi siapa saja yang membutuhkan, dimanapun dan

kapanpun. Namun, upaya yang dilakukan ESQ tentu akan berhadapan dengan

berbagai kendala, dari hasil wawancara yang peneliti lakukan, sejauh ini kendala

yang dihadapi masih dalam hal teknis saja, yaitu ada sebagian pendapat yang

bergulir dalam masyarakat bahwa ESQ adalah sebuah lembaga ekslusif dan semata-

mata hanyalah bisnis belaka.

Sangat diakui, ESQ adalah lembaga yang profesional, karena tidak

memungut biaya dari sumbangan, ESQ bukanlah LSM, bukan pula yayasan. ESQ

memiliki konsep merdeka, yaitu keuangan dikelola sendiri, ESQ berdiri tanpa

sumbangan dan bantuan dari orang atau lembaga lain. Dari fakta yang ada,

mayoritas seseorang yang telah bergabung dan mendalami ESQ, mereka akan

mensupport sepenuhnya.54

Seperti yang bapak Muchlis ungkapkan:

“…Kendala tentu pasti ada, tetapi sejauh ini kendalanya adalah

masalah tekhnis dan masih bisa diatasi, contoh ESQ hidup mandiri dan

pembiayaan sendiri artinya untuk menjalankan sesuatu kita membutuhkan

yang namanya amunisi-amunisi, tanpa amunisi tersebut kita tidak mungkin

berjalan. Selain itu, kita juga harus memiliki sumber daya manusia yang

kuat, karena tanpa SDM yang baik serta pengelolaan finance atau keuangan

yang baik, tidak mungkin ESQ dapat berjalan dan saat ini memiliki

karyawan ± 600 orang. Memang ada sebagian opini masyarakat yang

menganggap ESQ hanyalah sebuah bisnis, dan saya rasa angapan tesebut

keliru. Kita akui ESQ memang profesional karena kita tidak memungut dana

dari sumbangan, kita bukanlah LSM ataupun yayasan yang memperoleh

dana dari orang lain. Oleh karena itu kita memiliki yang namanya merdeka,

dimana keuangannya kita kelola sendiri dan kita berjalan tanpa bantuan

orang lain. Namun, saya lihat umumnya seseorang yang sudah masuk dan

mengenal ESQ lebih mendalam ia akan mensupport”.

Untuk menganalisis hasil penelitian yaitu dampak Training ESQ terhadap

peningkatan keyakinan beragama, terlebih dahulu penulis melihat bagaimana

pengetahuan alumni mengenai makna keyakinan agama, pola kehidupan beragama

alumni, dan tiga point penting yang merupakan pengaruh dari keyakinan agama

alumni yaitu: kondisi alumni dalam menciptakan kebahagiaan dan optimisme

hidup, kondisi alumni dalam menjaga hubungan sosial, dan kondisi alumni dalam

mencari penawar dalam tekanan jiwa.

1. Pandangan Alumni Terhadap Makna Keyakinan Agama.

54 Wawancara pribadi dengan Mukhlis Syamsuddin (Trainer ESQ), Pada tanggal 14 November

2008, Pukul 15.30 di ESQ LC.

Berbicara mengenai pembahasan dan hasil penelitian yang akan

dikemukakan, yaitu mengenai dampak Training ESQ terhadap peningkatan

keyakinan agama, terlebih dahulu kita melihat bagaimana Trainer dan alumni dari

Training ESQ dalam memaknai keyakinan agama. Bapak Muchlis Syamsuddin

berpandangan, bahwa keyakinan agama adalah suatu kesadaran berTuhan atau

dalam ESQ dikenal sebagai Good Conciousnes, yaitu suatu kesadaran yang

meyakini bahwa terdapat kekuatan dahsyat di luar kapasitas manusia. Menurut

beliau, keyakinan agama adalah landasan awal dalam membangun spiritualitas

dalam diri manusia. Seperti yang beliau ungkapkan:

“Pandangan saya mengenai keyakinan agama, yaitu merupakan suatu

kesadaran berTuhan atau dalam ESQ kita kenal dengan Good Consiousnes,

yaitu suatu kesadaran yang meyakini bahwa terdapat kekuatan-kekuatan

dahsyat di luar kapasitas manusia. Keyakinan merupakan landasan awal

dalam membangun spiritualitas dalam setiap diri manusia”.55

Sedangkan menurut AIR, keyakinan agama adalah suatu penerimaan

terhadap suatu Dzat yang maha berkuasa, yaitu Allah SWT. Agama dibuat sebagai

sebuah sistem yang mengatur kehidupan manusia. Keyakinan agama bukanlah

suatu hal yang dapat dipaksakan karena ia berasal dari hati setiap manusia. Menurut

AIR keyakinan agama adalah suatu hal yang sangat penting, karena dalam

beragama dimulai dari iman dan dilanjutkan oleh Islam. Jika manusia belum yakin

terhadap agama yang di anut, maka kemungkinan yang dikerjakan dalam keadaaan

55 Wawancara pribadi dengan Muchlis Syamsuddin (Trainer ESQ), Pada tanggal 14 November

2008, pukul 15.30, di ESQ LC.

kosong, karena belum memahami makna dari apa yang dijalankan. Seperti yang

diungkapkan oleh AIR:

“Keyakinan agama adalah sesuatu yang tidak bisa dipaksakan karena

ia berasal dari hati. Ya suatu penerimaan manusia terhadap suatu zat yang

maha berkuasa. Agama diciptakan sebagai sebuah sistem yang mengatur

kehidupan manusia. Keyakinan agama pasti penting, karena awalnya iman

dulu baru Islam, dan keyakinan dulu yang harus benar-benar dibangun,

kalau manusia belum beriman atau yakin barangkali apa yang ia kerjakan

dipastikan juga kosong, karena dia juga belum benar-benar faham akan

makna yang ia jalankan.56

Hal serupa juga dikemukakan oleh KS. Bagi KS keyakinan agama adalah

ketika manusia menyadari dan percaya bahwa manusia terlahir ke dunia karena ada

yang menciptakan yaitu Allah SWT. Seperti yang diutarakan oleh KS:

“..Keyakinan agama menurut aku, ya ketika kita manusia menyadari

dan percaya kalau manusia terlahir di dunia karena ada yang menciptakan

yaitu Allah SWT. Keyakinan agama menurut aku sangat penting karena itu

adalah landasan awal manusia beragama, kalau manusia ngga punya

keyakinan, gimana kita bisa ngejalanin dan mentaati segala yang Tuhan

perintahkan ke kita. Apalagi sekarang ini banyak banget muncul aliran-

aliran agama baru, ya bentengnya keyakinan terhadap agama yang kita anut

tadi”.57

Keyakinan agama adalah suatu kesadaran atau gerakan kepada Tuhan yang

satu Yaitu Allah SWT. Itulah pendapat yang UH kemukakan mengenai

pandangannya terhadap makna keyakinan agama. Menurut UH, keyakinan agama

merupakan hal yang sangat penting, karena tanpa keyakinan bagaimana mungkin

56 Wawancara pribadi dengan informan AIR, Pada tanggal 13 Oktober 2008.

57 Wawancara pribadi dengan informan KS, Pada tanggal 22 Oktober 2008.

penganutnya dapat menjalankan agamanya dengan baik, dan itu point penting bagi

seseorang yang memeluk agama. Seperti yang diungkapkan oleh UH:

“Sebuah kesadaran atau gerakan kepada Tuhan yang satu, yaitu Allah

SWT. Keyakinan agama sangat penting, maaf aja kalau keyakinan kita

kurang ya gak akan bisa melaksanakan agama itu secara baik. Ya tentulah

itu adalah point penting dan utama dalam kita memeluk suatu agama”.58

Hal yang tidak jauh berbeda juga diungkapkan oleh MER, dalam

pandangannya. Keyakinan agama adalah meyakini secara keseluruhan terhadap

agama yang kita anut. MER juga menuturkan, dari keyakinan tersebut maka

perlahan kita akan dapat merasakan keberadaan Tuhan, kemudian menjalankan

perintahNya secara total, dan menjadikannya sebagai pedoman dan landasan hidup.

MER juga menuturkan, bahwa keyakinan agama adalah hal yang sangat penting,

karena ketika manusia sudah mengakui sebuah agama, maka yang harus dijalankan

adalah tidak hanya dilafadzkan tetapi mulai dari hati, fikiran, dan sikap juga harus

tercermin. Karena agama bukanlah sekedar ucapan”.59

Sedangkan menurut YR, keyakinan agama adalah percaya kepada Allah

sebagai satu-satunya yang patut kita sembah dan ditaati. Bagi YR keyakinan agama

adalah hal yang sangat penting, karena itu adalah landasan awal dalam kita

beragama. Jika diibaratkan, saat kita ingin membangun rumah, maka tentu sebuah

58 Wawancara pribadi dengan informan UH, Pada tanggal 25 Oktober 2008. 59

Wawancara pribadi dengan informan MER, Pada tanggal 5 November 2008.

pondasi harus dipersiapkan, dan begitu pula saat kita memeluk agama, maka yang

harus dibangun terlebih dahulu adalah keyakinan agama.60

Hal yang sama juga diutarakan oleh SCU, menurutnya keyakinan agama

adalah menjadikan Allah satu-satunya yang patut kita sembah, dan senantiasa

berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan Al-Hadist. Bagi SCU, keyakinan agama

adalah point penting dalam kita memeluk suatu agama, bagaimana kita bisa

menjalankan agama secara kaffah tanpa memiliki keyakinan.61

AJP juga memiliki

pandagan yang sama terhadap makna keyakinan agama, bagi AJP keyakinan agama

adalah percaya secara total terhadap Allah, dari materi yang pernah ia dapat dari

salah seorang Trainer ESQ, iman adalah 1 ihsan, 6 iman, dan 5 Islam. Menurut AJP

keyakinan adalah dasar beragama dari setiap manusia.62

Dari pernyataan diatas, hampir seluruh informan dapat menjawab dan

memahami makna keyakinan agama, namun sebagian informan mampu menjawab

setelah menggunakan makna keyakinan yang dipandang secara kaca mata Islam

yaitu “keimanan” bukan makna keyakinan agama secara universal. Dari sepuluh

Informan, hanya lima orang yang mampu menjawab dengan sangat konkrit dan

mendalam mengenai makna dan fungsi keyakinan agama. Sedangkan lima

informan lainnya hanya menjawab secara secara singkat dan lugas. Sedangkan

60 Wawancara pribadi dengan informan YR, Pada tanggal 25 Oktober 2008. 61

Wawancara pribadi dengan informan SCU, Pada tanggal 6 November 2008.

62 Wawancara pribadi dengan informan AJP, Pada tanggal 31 Oktober 2008.

mengenai peran penting keyakinan agama, seluruh informan memberikan jawaban

yang sama, bahwa keyakinan agama penting sebagai landasan awal dan utama bagi

setiap pemeluk agama.

2. Kehidupan Beragama Alumni Training Emotional Spiritual Quotient.

Berbicara mengenai agama, maka yang terlintas dibenak kita tak hanya

bagaimana setiap manusia yang menganutnya meyakini secara total terhadap

agamanya, dan ia jadikan sebagai aturan dalam menjalankan hidup, namun yang

penting adalah manifestasi dari keyakinan yang ia pegang tadi, terwujud dalam

tingkah laku dan kehidupan kesehariannya mulai dari perasaan, fikiran, tutur kata

dan tindakannya. Untuk melihat keberagamaan seseorang yang perlu diperhatikan

adalah melihat lima dimensi keagamaan yaitu, ideologis, ritualistik, eksperiensial,

intelektual, dan konsekuensial.63

Sebelum peneliti menjelaskan hasil penelitian mengenai keyakinan agama,

maka peneliti merasa perlu untuk melihat bagaimana pola kehidupan beragama

para alumni, dimulai dari pelaksanaan ritual, kehidupan beragama keluarga dan

lingkungan pergaulan, serta intensitas kegiatan keagamaan.

Secara umum kehidupan keluarga termasuk yang agamis dan taat beragama.

Sejak kecil pendidikan dan penanaman nilai-nilai agama sudah diberikan, hanya

saja ilmu yang didapat adalah ilmu-ilmu yang bersifat konvensional dan bersifat

63 Jalaluddin Rakmat, Psikologi Agama, hal 43

satu arah. Berbeda dengan yang RY dapat dari ESQ, di ESQ cenderung

menggunakan metode dua arah, ada simulasi dan permainan. RY mengaku metode

yang digunakan di ESQ lebih mudah untuk ia terima dan serap. Itulah yang

dikemukakan oleh RY, sebagai mantan ketua Fosma Bekasi periode 2007-2008, ia

merasakan bahwa kehidupan beragama dalam keluarga sangat mendukung, mulai

dari pelaksanaan ritual seperti sholat, puasa, dan mengaji. Hingga saat ini, RY

mengaku orang tuanya masih memberikan fasilitas untuk belajar secara khusus

dengan seorang ustad yang berkompeten dalam bidang agama. 64

Hal senada juga diutarakan oleh UH, sambil mengucap syukur ia

menuturkan bahwa kehidupan beragama dalam keluarga cukup baik, kedua orang

tua selalu mengingatkan dan memberikan nilai-nilai agama sejak UH masih kecil.

Namun, satu hal yang sangat disayangkannya, ada satu orang saudaranya yang

masih mengabaikan perintah sholat. Namun untuk saat ini lingkungan kerjanyalah

yang membuatnya nyaman dalam menjalankan ibadahnya karena kondisi

lingkungan yang sangat Islami. Mengenai intensitas dalam mengikuti kegiatan

keagamaan, saat ini ia aktif dalam pengajian dan pengkajian Fosma Bekasi, serta

liqoat di yayasan.65

Seperti yang UH ungkapkan:

“..Ya tidak seluruhnya sholatnya penuh, ada kakak yang sampai

sekarang masih belum tergugah hatinya untuk sholat dan menjadikannya

sebagai suatu rutinitas dan kebutuhan dia. Kalau dari orang tua

64 Wawancara pribadi dengan informan RY, Pada tanggal 31 Oktober 2008.

65 Wawancara pribadi dengan informan UH, Pada tanggal 25 Oktober 2008.

Alhamdulillah sangat mendukung mengenai pendidikan dan penanaman

nilai-nilai agama. terutama lingkungan pekerjaan ya, Islami banget. Dalam

keluarga ritual agama Alhamdulillah baik, selain kakak, semua menjalankan

kewajiban agama, sekarang ini lagi belajar juga untuk melaksanakan yang

sunnah-sunnah. Rutinitas selain di Fosma juga ada pengajian setiap minggu

liqoat, dan di yayasan”.

Dari hasil wawancara peneliti dengan ibu UM, ibunda salah satu anggota

Fosma Bekasi, dimana tempat ibu UM, sering digunakan sebagai tempat

berkumpul, rapat, dan kegiatan Fosbek lainnya seperti pengajian. Dari pengamatan

ibu UM, saudara UH cukup baik dalam bergaul, memiliki sopan santun dan tutur

kata yang baik, dan selalu melaksanakan kewajiban agama seperti sholat.66

Hal senada juga diutarakan oleh YR, menurut pengakuannya kehidupan

beragama di dalam keluarganya sangat mendukung, apalagi mama dan papa yang

selalu mengingatkan. Tapi ada satu saudaranya yaitu kakak laki-lakinya, yang

sampai saat ini, belum sepenuhnya melaksanakan perintah agama seperti sholat,

tapi YR mengaku selalu mengingatkan, hanya saja sang kakak belum memiliki

kemauan dan masih malas untuk melaksanakannya. Selain itu YR mengaku

kegiatan keagamaannya saat ini, selain membaca Al-Qur’an dirumah, ia juga aktif

mengikuti pengajian dan pengkajian rutin mingguan di Fosma Bekasi.67

Kondisi yang tidak jauh berbeda juga dirasakan ID, kehidupan keluarga

sangat mendukung baik penanaman nilai-nilai agama, maupun pelaksanaan ritual

66 Wawancara pribadi dengan Informan UM (Masyarakat), Pada tanggal 23 November 2008.

67 Wawancara pribadi dengan informan YR, Pada tanggal 25 Oktober 2008.

keagamaan, terlebih ID mengaku keluarganya banyak dikenal masyarakat sebagai

keturunan Ustad. Namun, sambil tertawa ID menuturkan, dulu hal yang bertolak

belakang terjadi padanya, tapi ID mengaku bahwa itu semata-mata karena

kesalahannya sendiri, dan saat ini ia sedang belajar untuk lebih tahu dan

melaksanakan ibadah. Intensitas kegiatan keagamaan ID. saat ini, selain pengajian

rutin seminggu sekali di Fosma Bekasi, ia juga rutin mengikuti pengajian masjid

yang tak jauh dari tempat tinggalnya.68

Seperti yang diungkapkan oleh ID:

“..Alhamdulilah baik, ortu dan keluarga dari dulu juga dikenal dari

keluarga ustad, ya keluarga gua baik-baik aja, cuma guanya aja yang sableng,

ya Alhamdulillah sekarang gua lagi belajar untuk lebih tau dan ngelaksanainnya

juga. Jadi lebih baik, yang rutin di Fosma Bekasi terus ada juga pengajian

minggu pertama tiap bulan di mesjid dekat rumah”.

Hal senada juga diutarakan oleh SCU:

“Alhamdulillah bagus banget ya, walaupun dikeluarga baru gua yang

ikut training ESQ, tapi kalau boleh di nilai secara agama dan ibadah sih sudah

baik banget ya. Sholat lima waktu Alhamdulillah lancar, sholat sunnah kaya’

sholat witir, dhuha, sama tahajud tuh diterapin dan dilaksanain di keluarga, tapi

kadang gak semuanya dilaksanain tapi nyokap ngingetin, gak apa-apa yang

penting ada yang dikerjain salah satunya dan itu harus rutin. Kalau kegiatan

agama yang rutin banget tuh di Fosma Bekasi ya, pengajian tiap minggu

InsyaAllah gua datang, terus kalau ada pengajian di keluarga juga datang tapi

yang rutin banget ya di Fosbek”69

.

Untuk melengkapi pengamatan penelitian, maka peneliti mencoba mencari

tahu seperti apa keseharian dari SCU. Menurut NI, yang merupakan rekan kerja

SCU, dalam tutur kata SCU cukup baik, namun karena sifatnya yang humoris,

68 Wawancara pribadi dengan informan ID, Pada tanggal 6 November 2008.

69 Wawancara pribadi dengan informan SCU, pada tanggal 6 November 2008.

terkadang suka nyablak. Kalau tentang ibadah bagus banget, di kantor SCUlah

yang paling sering mengingatkan kita untuk sholat, dalam bekerja NI juga banyak

belajar karena menurut pengakuan NI, SCU adalah orang yang sangat ikhlas dalam

menerima pekerjaan apapun, masih bisa tertawa dan ceria, walaupun ia dalam

kondisi kelelahan.70

Hampir seluruh informan menyatakan hal yang sama, secara keseluruhan

kehidupan beragama dalam keluarga cukup baik dan sangat mendukung, begitu

pula mengenai masalah ritual keagamaan. Yang membedakan hanyalah kebiasaan-

kebiasaan yang diterapkan di dalam keluarga, seperti sholat berjama’ah,

mengerjakan sholat-sholat sunnah, dan puasa. Selain itu yang membedakan dalam

intensitas kegiatan keagamaan adalah, kegiatan mereka diluar kegiatan Fosma

Bekasi seperti pengajian dan pengkajian di kampus, yayasan, dan dilingkungan

tempat tinggal.

Dari hasil observasi partisipatoris dan wawancara mendalam yang penulis

lakukan, seluruh informan memang aktif mengikuti kegiatan keagamaan yang

diadakan oleh Fosma Bekasi. Dalam hal ritual keagamaan, hasil pengamatan

peneliti dari setiap event dan kegiatan yang diselenggarakan Fosma Bekasi, seluruh

Informan melaksanakan sholat dan cukup antusias saat mendengarkan cermah,

yang disampaikan oleh Ustad atau Ustadzah, baik anggota laki-laki maupun

70 Wawancara pribadi dengan NI (Masyarakat), Pada tanggal 20 November 2008.

perempuan. Namun, jika dilihat dari keaktifan dalam mengemukakan pendapat dan

mengajukan pertanyaan, anggota Fosma laki-laki cenderung lebih aktif jika

dibandingkan perempuan. Hal ini terjadi karena hampir dalam setiap kegiatan

pengajian dan pengkajian, Fosma Bekasi cenderung lebih sering mengundang guru

agama laki-laki atau Ustad dibandingkan dengan guru agama perempuan. Namun,

peneliti melihat suatu hal yang berbeda, ketika kegiatan pengajian melibatkan guru

agama perempuan, tidak hanya anggota Fosma laki-laki saja yang aktif, anggota

Fosma perempuanpun cukup berani mengutarakan pendapat dan pertanyaannya

dibandingkan jika pengajian yang melibatkan guru agama laki-laki. Setelah peneliti

menggali lebih dalam penyebab perbedaan kondisi tersebut, para anggota

perempuan mengaku lebih leluasa bertanya kepada guru agama perempuan, karena

pertanyaan yang diberikan bisa menyangkut dari berbagai aspek termasuk hal-hal

yang berkaitan dengan wanita, sedangkan pada saat pengajian dibawah bimbingan

guru laki-laki pembahasan cenderung lebih kepada tauhid, kajian tafsir, dan fiqih.

3. Kemampuan Alumni Dalam Menciptakan Kebahagiaan Hidup

Kebahagiaan dan kedamaian tentu menjadi impian setiap manusia. Namun

kebahagaian seperti apa yang sesungguhnya manusia dambakan. Apakah harta,

jabatan, kekuasaan, atau kemewahan, jika memang itu yang menjadi standar

kebahagiaan manusia saat ini, mengapa banyak terjadi pembunuhan atas dasar

perebutan harta atau kekuasaan. Setiap manusia tentu memiliki standar sendiri

untuk memaknai kebahagiaan bagi dirinya.

Keadaan inilah yang menyebabkan peneliti ingin melihat bagaimana kondisi

alumni dalam menciptakan kebahagiaan dan kegembiraan. Kedua perasaan ini,

bahagia dan gembira tentu memiliki makna yang sangat luas, tidak hanya ketika

individu mampu menciptakan kebahagiaan untuk dirinya pribadi, tetapi bahagia

juga dapat diartikan, ketika seseorang mampu dan peka melihat lingkungan dan

individu disekitarnya, menciptakan dan merasakan hal yang sama seperti yang

sedang ia rasakan. Ini merupakan point penting untuk melihat keyakinan agama

dari alumni ESQ.

Manusia yang peduli adalah manusia yang tidak hanya berfikir untuk

kebahagiaannya pribadi, tetapi ia juga sangat peka terhadap kebahagiaan orang

disekitarnya. Hal yang terjadi pada AJP. Seperti yang diungkapkan oleh AJP:

“..Dari kecil Alhamdulillah orang tua aku sudah ngajarin ya, kalau

kita punya uang berapa walaupun gak seberapa, ya cobalah buat berbagi.

Apa lagi seandainya orang itu butuh banget, kalau gak banyak ya semampu

kita yang penting kita kasih. Lama-lama itu malah jadi kebiasaan aku dan

adek, misalnya lagi jalan ada orang minta, ya walaupun gak bawa uang yang

banyak, ya penting kita bantulah ya, seberapa mampu kita. Dan bagi aku

yang diingat banget yakin aja Allah pasti akan ngebalas, mungkin lebih dari

apa yang kita pernah kasih ke orang lain. Di ESQ kan kita juga ada materi

total action, nah disitu kan juga salah satu pembelajaranlah ya buat kita

harus saling berbagi, peduli juga sama orang lain gak ego ya gitu aja”.71

Hal senada juga diutarakan oleh ID, seperti yang diungkapkannya:

“Gua pribadi pengen sebenarnya buat ngebantu orang, ya siap sih ti

yang gak seneng bisa diminta bantu dan ngebantu juga. Ya intinya gua pengen

banget bisa bantu orang laen. Istilahnya ya Ti amal itu kan gak akan pernah

71 Wawancara pribadi dengan informan AJP, Pada tanggal 31 Oktober 2008.

habis, amal itu kan bakal tabungan kita nanti di akherat. Ya berusalah buat

menabung, ya itu bantu orang lain yang membutuhkan, walaupun jujur gua gak

sepenuhnya bisa terus bantu mereka dengan materi saat ini, tapi paling gak gua

bisa bantu dengan semangat buat mereka, tenaga, ya gua yakin apa yang gua

lakukan buat mereka ya gak sia-sia gitu aja Ti”.72

Sedangkan menurut pandangan AP, Kehidupan manusia di dunia diibaratkan

seperti roda, terkadang ia berputar kebawah, kadang pula keatas, seperti itu juga

ada yang kaya dan ada yang miskin. Namun sebagai manusia yang harus dilakukan

adalah pasrah dan percaya bahwa kehidupan ini sudah ada yang menggariskan.

Secara jujur AP, mengaku belum bisa melakukan banyak hal untuk orang lain,

terlebih masyarakat yang membutuhkan, karena AP masih memiliki keterbatasan.

Namun, ia akan berusaha sebisa mungkin untuk membantu jika dapat dengan

materi atau dengan fikiran dan tenaga. Karena menurut AP, bukan suatu hal yang

sia-sia kalau seseorang mau membantu orang lain, justru ia percaya ini semua akan

menjadi berkah.73

Seperti yang diungkapkan oleh AP:

“..Ya kehidupan itu kan seperti roda kadang diatas kadang di bawah,

ada yang kaya ada yang miskin, jadi kita harus sadar lah ya bahwa hidup ini

sudah ada yang mengariskan, gua lagi belajarlah buat total action ya ngga.

cuma gua pribadi jujur saat ini belum bisa bantu banyak karena keterbatasan

gua juga, cuma gua saat ini, bareng-bareng sama temen-temen, yang

tentunya satu visi satu misi, bagaimana kita bisa membantu gak hanya dari

materi tapi mulai dari fikiran, tenaga, kita juga bisa bantu kan. Ya lagi

belajar buat total actionlah, karena Bagi gua sih gak ada yang sia-sia kalau

kita mau bantu orang lain, justru malah bisa jadi berkah kali buat kita”.

72 Wawancara pribadi dengan Informan ID, Pada tanggal 6 November 2008.

73 Wawancara pribadi dengan informan AP, Pada tanggal 30 Oktober 2008.

Hal yang tidak berbeda juga diutarakan oleh AIR, seperti yang

diungkapkannya:

”..Dalam Islam kita mengenal yang namanya infak, zakat, dan

shodaqoh. Ketika orang-orang sudah menyadari dan peduli terhadap sesama,

mau membantu orang lain, ya bisa pastikan kemiskinan di Indonesia ini juga

akan berkurang. Terus masyarakatnya jujur, tidak melakukan korupsi, setiap

orang-orang yang mampu mau saling membahu, ya masyarakat miskin pun

juga akan merasa terbantu. Untuk itu, kita semua harus kerja sama, jangan

mengandalkan satu pihak, kebaikan itu mulailah dari diri sendiri. Kalau saya

pribadi sekarang ini sedang mencoba menerapkan hal itu, walaupun belum

seberapa, saya punya cita-cita pengen bikin sekolah gratis, bisa bantu orang

ngga mampu, dan yang paling penting saya bisa membuka lapangan

pekerjaan untuk orang lain, ya semoga saja bisa terwujud”. 74

Opini lainnya disampaikan oleh SCU, baginya ada suatu perasaan sedih

ketika melihat orang lain sedang membutuhkan dan meminta pertolongan dengan

kita, namun terkadang terhalang oleh kondisinya yang Sedang tidak membawa

uang atau hal lainnya. Seperti yang diungkapkan oleh SCU:

“Saat pulang mengajar gua sering kali melihat ibu-ibu dan anaknya

sedang meminta-minta, kasihan banget dan rasanya ingin sekali memberikan

sesuatu, tapi terkadang terhalang oleh kondisi, tidak bawa uanglah atau

kepepet banget, tapi dari hati gue pengen banget ngasih sesuatu entah itu

uang, pakaian, atau makanan. Sekarang sudah gua laksanain sih, walaupun

tidak seberapa”.75

Dari pernyataan-pernyataan diatas, terlihat seluruh informan memiliki sikap

simpati dan empati terhadap sesama, mereka memiliki keinginan untuk berbagi dan

membantu orang-orang yang kurang mampu baik berupa uang, pakaian, tenaga dan

74 Wawancara pribadi dengan informan AIR, Pada tanggal 13 Oktober 2008. 75

Wawancara pribadi dengan informan SCU, Pada tanggal 6 November 2008.

fikiran. Para informan menyatakan mereka senang membantu orang lain, bahkan

mereka yakin, perbuatan yang mereka lakukan akan menghasilkan sesuatu yang

baik untuk dirinya dari Allah. Namun dari pernyataan diatas juga menunjukkan

mereka masih memiliki keterbatasan dan hanya mampu memberikan semampunya.

Menurut pengakuan sebagian informan, keterbatasan ini terjadi karena kehidupan

mereka masih dibiayai oleh orang tua mereka, dan mayoritas yaitu tujuh orang

informan masih mengenyam bangku kuliah, dan tiga orang lainnya baru

manyelesaikan kuliah dan sudah bekerja.

4. Kemampuan Alumni Dalam Menciptakan dan Menjaga Hubungan

Sosial.

Manusia adalah mahluk sosial, yang tidak dapat hidup sendiri, menyukai

kebersamaan, dan persaudaraan, senang berkumpul dan bergaul dengan sesamanya,

suka ditemani dan merasa senang saat didekati. Manusia juga takut berada dalam

kesendirian dan menyendiri. Tidak suka dengan perpisahan, bahagia bila disenangi,

dan gembira bila dihormati. Inilah tabiat alami dari setiap manusia. Dalam menjaga

hubungan tersebut, tentu dibutuhkan sikap toleransi, tolong menolong, peduli dan

lainnya. Kenyataannya untuk menjaga suatu hubungan atau relasi sosial, bukanlah

hal yang mudah, karena dibutuhkan sikap saling menghargai, mengenyampingkan

ego, serta bisa menempatkan diri dengan baik.76

Dalam keyakinan agama

kemampuan seseorang dalam menjaga hubungan dengan individu lainnya adalah

salah satu bukti dari keyakinan agama yang ia pegang tadi.

Untuk menjaga hubungan tersebut, manusia memiliki cara yang berbeda-

beda, salah satunya yang dikemukakan oleh AJP, dalam setiap menjalani hubungan

kepada siapapun, masalah akan selalu ada, namun AJP mengaku untuk menjaga

hubungan dengan individu yang sama secara usia, cenderung labih mudah karena

pola fikir mereka yang masih mudah berubah dan santai. Yang terpenting baginya

adalah jika seseorang pernah melakukan perbuatan kurang menyenangkan terhadap

dirinya, jangan sampai kita melakukan hal yang sama, karena AJP yakin dari

sebuah niat yang baik maka akan berada pada ending yang baik pula. seperti yang

diungkapkan oleh AJP:

“…Ya masalah itu pasti ada ya Ti, apa lagi dalam sebuah hubungan.

Kalau sama temen menurut aku ngejaga hubungan itu agak lebih gampang la

ya, pa lagi anak-anak muda biasanya gampang buat diajak kompromi, tapi

kenapa justru menjaga hubungan dengan keluarga, lingkungan sekitar kita

lah ya, yang terkadang agak susah. Tapi Nyokap sama Bokap selalu

nasehatin aku, bagaimanapun orang jahat sama kita, sebisa mungkin jangan

sampai kita melakukan hal yang sama seperti yang mereka lakukan ke kita.

Silaturahmi harus tetap jalan, karena kalau dari awal niat kita baik

InsyaAllah berakhirnya juga bakal baik gitu aja sih. Tapi gak bisa cepat ya,

pastinya ngelewatin proses-prosesnya juga”.77

76 Abdul Aziz Al-Puauzan, Fikih sosial Tuntunan dan etika hidup Bermasyarakat (Jakarta: Qisthi

Press, 2007), hal 300-301.

77 Wawancara pribadi dengan informan AJP, Pada tanggal 31 Oktober 2008.

Lain hal dengan RY, dalam pandanganya, Hidup dan berhubungan dengan

individu lainnya pasti akan berhadapan dengan masalah, bagi RY, untuk menjaga

hubungan tersebut adalah dengan cara ketika Ia melakukan kesalahan, maka RY

akan mencoba untuk meminta maaf terlebih dahulu dan juga sebaliknya jika

seseorang melakukan kesalahan terhadapnya, RY akan berusaha untuk lebih dulu

memaafkannya walaupun bagi RY hal itu cukup sulit”.78

Berbeda dengan yang dialami oleh SCU, seperti yang diungkapkannya:

“Sama sahabat bisa dibilang cukup sering ya, dulu gua agak

dendaman, tapi setelah training kaya’nya gua jadi lebih bisa nahan aja

udahlah mungkin yang terjadi emang izin dari Allah, mungkin Allah sayang

sama gua dan ngasih cobaan lewat sahabat, sekarang gua ngerasa setelah

berusaha ngeikhlaskan segala sesuatu yang menyakitkan justru gua ngerasa

hubungan gua jadi lebih baik sama sahabat. Kalau yang lain Alhamdulillah

baik, sama keluarga kalau ada masalah paling karena faktor capek paling

suka perang mulut ngehadapinnya santai aja, kalau lagi nasehatin ya kita

dengerin apa lagi sama orang tua durhaka kan”.79

Hal yang tidak jauh berbeda juga dialami oleh ID, ia mengaku pernah

mengalami suatu hubungan yang kurang baik dengan salah satu kerabatnya, hal itu

cukup berlangsung lama, namun ID mengaku sudah sangat berusaha untuk menjaga

dan memperbaiki hubungan dengan sang kerabat dengan cara menyapa, dan

meminta maaf. Namun sampai saat ini ID mengaku belum mendapatkan hasil yang

baik. Seperti yang diungkapkan oleh ID:

78 Wawancara pirbadi denan informan RY, Pada tanggal 31 Oktober 2008.

79 Wawancara pribadi dengan informan SCU, Pada tanggal 6 November 2008.

“..Keluarga Alhamdulilah baik, tapi paling ada masalah sama

tetangga dia juga saudara gua sih. Gua sudah berusaha pengen baik gitu

sama dia, biar bisa kayak dulu lagi. Setiap kali ketemu atau papasan, gua

coba tegur tapi sikap dia ke gua tetap aja dingin. Ya sekarang sih gua

berfikir, gua sudah berusaha memperbaiki hubungan gua sama dia, tapi dari

dianya masih kayak gitu, ya gua pasrah aja kita liat aja nanti seperti apa yang

penting gua sudah minta maaf dan nyapa dia lagi..”.

Dari pernyataan-pernyataan diatas terlihat, hubungan sosial dengan keluarga

dalam kondisi yang cukup baik. Selain itu dalam menjaga suatu hubungan dengan

orang lain, tidak terlepas dengan keluarga dan sahabat, mereka memiliki pandangan

dan pengalaman yang beragam, ada yang menjaga suatu hubungan atau relasi,

dengan mecoba memahami dan mau mengalah dengan orang lain. Ada pula yang

mengaku dengan cara harus bisa menempatkan posisi dengan baik, ketika

melakukan kesalahan atau ada konflik dalam hubungan tersebut, maka usahakan

untuk mengakui dan saling memaafkan.

Dari hasil observasi partisipatoris yang peneliti lakukan, anggota Fosma

Bekasi sangat menjaga hubungan dengan orang lain, setiap anggota yang baru ikut,

baik alumni Training ESQ maupun tidak dalam kegiatan Fosma Bekasi selalu

dibackup, dengan cara diajak dan dihubungi selalu dalam setiap kegiatan, bahkan

dalam pergaulan tidak ada perbedaan antara yang alumni dengan yang belum

menjadi alumni. Hal ini juga diperkuat dengan pernyataan NI, yang sering

mengikuti kegiatan Fosma Bekasi namun ia belum menjadi alumni. Menurut

penuturannya, ia sangat senang bergabung dengan kegiatan Fosma Bekasi,

anggotanya juga sangat Welcom menerimanya. Anggota Fosma Bekasi juga sangat

baik dan seru, dan NI mengaku senang berada dalam lingkungan ESQ. seperti yang

diungkapkan oleh NI:

“Menurut gua baik, anak-anaknya welcom banget, gua juga seneng

anak-anaknya gaul tapi juga tetap bisa Islami, ya senenglah bisa maen sama

anak-anak Fosma, kegiatan-kegiatannya juga positif banget ya makin

ditingkati aja dan kompak selalu”80

5. Kemampuan Alumni Dalam Mencari Penawar Dalam Tekanan Jiwa.

Kehidupan manusia di dunia ini hanyalah sementara. Dalam mengarungi

kehidupan, kebahagiaan dan kegembiraan tentu menjadi impian setiap manusia.

Segala upaya dilakukan untuk mencapai kebahagiaan tersebut, bahkan tak heran

saat ini orang-orang seakan menghalalkan segala cara untuk mencapai

“kebahagiaan” tersebut. Namun, pernahkah terfikir oleh manusia untuk bersiap-siap

menghadapi suatu kondisi diluar harapannya?. Kondisi dimana ia dihadapkan

dengan kegagalan, keterpurukkan, dan kekecewaan. Pemandangan yang tidak asing

lagi, jika kita melihat orang-orang yang mengakhiri hidupnya alias bunuh diri,

hanya karena ditinggal pacar, faktor ekonomi, atau tak tercapainya mimpi. Rasanya

sangat tidak pantas apabila anugerah yang telah Tuhan berikan kepada manusia,

disalahgunakan dan tidak ditempatkan sebagai mana mestinya.

Di tengah-tengah kehidupan yang semakin kompleks, yang dibutuhkan

adalah mental yang kuat dan optimisme dalam hidup. Pada point ini, peneliti ingin

80 Wawancara pribadi dengan informan NI, Pada tanggal 20 November 2008.

melihat sejauh mana para alumni dalam menyikapi problematika kehidupan dan

seperti apa solusi yang mereka gunakan.

Training ESQ mengajarkan banyak hal, salah satunya adalah jangan terlalu

mencintai dunia karena manusia hidup hanyalah sementara. Itu sedikit hasil

wawancara dengan pengurus Fosma Bekasi yaitu KS. Ia mengaku bahwa saat ini ia

sedang belajar untuk menyeimbangkan antara kepentingan dunia dan akhirat.

Memang suatu hal yang sangat sulit, tapi tak ada salahnya untuk mencoba. Dalam

menghadapi masalah dan kegagalan, KS berpendapat yang harus dilakukan adalah

pasrah dan sabar, namun tidak lupa dilengkapi dengan usaha yang maksimal.

Belajarlah untuk berbesar hati, karena tidak hanya kita yang dihadapkan dengan

masalah dan kegagalan tetapi semua manusia pasti pernah merasakan hal yang

sama”. Seperti yang diungkapkan oleh KS:

“…ESQ mengajarkan banyak hal ya buat aku, salah satunya jangan

terlalu mencintai dunia, karena kita kan hidup juga cuma sementara, ya aku

juga lebih ingin belajar buat nyeimbangin antara dunia dan akhira aja. Kalau

ngehadapi masalah ya menurut aku pasrah aja sama Allah dan pastinya

usaha juga buat nyelesain masalah itu. Sedangkan menghadapi kegagalan

ya, belajar berbesar hati aja lah, toh semua orang hidup didunia pasti pernah

merasa kegagalan, yang terpenting jangan pernah putus asa aja”.81

Dalam menghadapi masalah kehidupan, setiap individu memiliki cara

tersendiri, bagi RY, ia sangat percaya terhadap qodho dan qodhar dari Allah. Yang

harus kita lakukan sebagai manusia adalah melakukan yang terbaik, gunakan ilmu

81 Wawancara pribadi dengan informan KS, Pada tanggal 22 Oktober 2008.

yang telah didapat dengan sebaik-baiknya, tentu tidak lupa atas ridho dari Allah

dan orang tua juga. Bagaimana hasilnya nanti kita pasrahkan segalanya pada Allah,

dan terpenting adalah kita siap dengan segala yang akan terjadi dan harus belajar

ikhlas, menurut RY, disaat manusia dihadapkan dengan masalah, kegagalan atau

kesempitan, sesungguhnya itu adalah ujian dari Allah begitu pula sebaliknya.

Seperti yang RY ungkapkan:

“..Gua percaya qodho dan qadar, prinsip gua adalah lakuin yang

terbaik pastinya gak terlepas dari ridho Allah dan ridho orang tua juga, pakai

ilmu yang kita punya sebaik mungkin terlepas nanti hasilnya seperti apa kita

pasrah dan ikhlasin. Karena segala sesuatu dari Allah maka akan kembali

kepada Allah pula. Menurut gua pribadi saat kita dihadapkan dengan suatu

masalah dan kesempitan atau kegagalan, sebenarnya itu semua ujian dari

Allah begitu juga sebaliknya. Yang harus kita yakini bahwa semua yang kita

lakuin tidak terlepas dari intervensi Allah. Di Al-Qur’an sendiri dijelasin

bahwa daun-daun yang berguguran atas sepengetahuan Allah”.82

Hal senada juga diungkapkan oleh MER, baginya masalah adalah suatu

pembelajaran dan bukti cinta Allah terhadap hambaNya, dan sebagai suatu cara

untuk meningkatkan kualitas pribadi manusia. Seperti yang diungkapkan Oleh

MER:

“Kalau lu gak mau ada masalah mending lu mati aja, kasarnya gitu ti,

Bagi gua ESQ mengajarkan banyak hal salah satunya gua yakin dalam suatu

masalah sesungguhnya ada hikmah dan point pembelajaran untuk manusia.

Cobaan atau masalah tidak akan pernah ada habisnya, yang harus disadari

adalah ujian tersebut adalah suatu bukti cinta Allah terhadap hambaNya, dan

salah satu cara juga untuk meningkatkan kualitas pribadi kita”.83

82 Wawancara pribadi dengan informan RY, Pada tanggal 3 Oktober 2008. 83

Wawancara pribadi dengan informan MER, Pada tanggal 5 November 2008.

Sedangkan opini yang dikemukakan oleh ID

”Jujur dulu gua kalau nyelesain masalah marah-marah, kesannya

kenapa lu, kalau berani sini hadapin gua, gua gak takut kok, tapi Ti setelah

Training ESQ tuh yah gua bisa lebih sabarlah, dan cara gua ya dengan gua

aktif di ESQ, ya di Fosma, bukannya ngeguruin ya, tapi bagi gua sekarang

sebarkanlah walau cuma satu ayat, ya cuma pengen berbagi pengalaman aja

dari ESQ”84

Pernyataan serupa juga dikemukakan oleh AP. Baginya ESQ mengajarkan

banyak hal, diantaranya dalam menghadapi masalah adalah dengan sabar, dan

dalam hidup harus memiliki visi dan misi. AP juga mengaku lebih introspeksi diri,

apakah ia sudah benar-benar bisa mencintai Allah. Seperti yang diungkapkan oleh

AP:

“..Selama ini kalau dihadapkan dengan masalah seperti sudah lama

ngelamar kerja tapi belum dipanggil juga, tapi di ESQ gua banyak dapat

pelajaranlah ya, bahwa ngehadapi masalah itu harus sabar, ngejalanin hidup

itu harus visioner atau punya misi, intropeksi juga buat diri kita sudah

seberapa jauh cinta kita sama Allah, kita juga harus punya usaha dalam

menyelesaikan masalah itu. Bagi gua yakin aja lah bahwa banyak cara untuk

menyelesaikan masalah atau kegagalan kita”.

Dari pernyataan-pernyataan diatas, jawaban yang diberikan informan pada

point ini cukup variatif. Informan memiliki cara-cara dan pengalaman berbeda-beda

dalam menghadapi permasalahan hidup. Namun dari hasil wawancara mendalam,

seluruh informan memiliki pandangan yang sama, bahwa setelah mengikuti training

ESQ dalam menghadapi masalah, menjadi belajar sabar dan ikhlas. Pernyataan

yang dikemukakan mengarah kepada positif thingking atau berprasangka baik

84 Wawancara pribadi dengan informan ID, Pada tanggal 6 November 2008.

terhadap Allah. Mengenai tingkat pemahaman dan sturktur kalimat yang

disampaikan, dapat penulis analisis berdasarkan wawancara mendalam, dimana

perbedaan tersebut disebabkan karena latar belakang pengalaman organisasi.

Hasil Pernyataan-pernyataan kelima point diatas, sangat menunjang

penelitian yang dilakukan penulis yaitu mengenai dampak Training ESQ terhadap

peningkatan keyakinan agama. Dari hasil wawancara mendalam seluruh Informan

mengaku bahwa Training ESQ memberikan dampak terhadap peningkatan

keyakinan agama mereka. Seperti yang diutarakan oleh AP:

”..Pengaruh, untuk memperdalam lagi, karena dulu waktu di

pesantren kita juga diajarin tentang agama dan ketaatan kita kepada Allah,

tapi di ESQ itu bikin gua lebih ngena aja, karena nilai-nilai atau kandungan

yang ada di Al-Qur’an itu disampaikan dengan visualisasi atau multimedia,

jadinya kita akan semakin yakin kepada Allah”.85

Hal senada juga diutarakan oleh AJP, menurutnya training ESQ sangat

memberikan dampak bagi peningkatan keyakinan agamanya. Saat training

berlangsung, banyak dimunculkan ayat-ayat Al-Qur’an dan dibuktikan

kebenarannya sehingga ini membuat keyakinan AJP semakin meningkat. Seperti

yang diutarakan oleh AJP:

“..Kalau bagi aku sangat ngaruh ya, di ESQ juga dibahas tanda-tanda

kebesaran Allah apa lagi dalam training di munculkan ayat-ayat Al-Qur’an,

dan dibuktikan pula kebenaran dari Al-Qur’an itu nah itu otomatis kalau

bagi aku membuat keyakinan makin meningkat lagi. Kalau kata gua gak gua

doang yang ngerasain seperti itu, yah penilaian aku sih ESQ itu benar-benar

85 Wawancara pribadi dengan informan AP, Pada tanggal 30 Oktober 2008.

membangun iman seseorang. Ada cerita nabi, tentang Al-Qur’an, malaikat

juga”.86

Pendapat yang tidak jauh berbeda juga diungkapkan oleh SCU:

”..Ngaruh banget ya, kadang yang namanya manusia pastinya gak

pernah luput dari dosa kadang kalau gua lagi marah-marah atau kesel jadi

gampang ingat ya Allah selalu ngawasin gua dan cepat-cepat Istigfar aja”.

UH juga memiliki pendapat yang tidak jauh berbeda, bagi UH Training ESQ

menyadarkan kita, dimana kita diingatkan kembali akan pentingnya bragama,

seperti yang diungkapkan oleh UH:

“..Pengaruh, ya kita disadarkan lagi, kita diingatkan lagi tentang

pentingnya beragama. Karena dalam ESQ sudah tercover ya, dari awal

training juga yang diasah adalah dari sisi keyakinan beragama kita”.87

Perasaan yang sama juga dirasakan oleh Bapak Muchlis Syamsuddin

sebagai seorang Trainer senior di ESQ LC, seperi yang diungkapkan oleh beliau:

“..Pengaruh ya, secara pribadi sebelum peserta menerima materi yang

saya sampaikan maka adalah suatu kewajiban bagi saya untuk lebih dahulu

menjalankanya, karena ini juga merupakan kewajiban saya kepada Allah

SWT dan Rasulullah SAW. Dalam menjalankan ini tentu saja saya harus

memiliki komitmen sehingga saat saya dan tim trainer menyampaikan

materi kita memiliki power yang tidak hanya diucapkan tetapi juga harus

dapat dijalankan. Disinilah kita butuh pengawasan dalam mempertahankan

itu, salah satunya adalah sholat haruslah memiliki kualitas yang bagus, baik

sholat wajib maupun sholat-sholat sunnah seperti tahajud, dhuha, zikir dan

lainnya. Itu semua adalah metode untuk mempertahankan spiritualitas,

bukan hanya dari sisi ritual saja namun secara ilmu dan manajemen kita juga

dilatih oleh pak Ary agar apa yang kita sampaikan juga dijalankan. Secara

86 Wawancara pribadi dengan informan AJP, Pada tanggal 31 Oktober 2008. 87

Wawancara pribadi dengan informan UH, pada tanggal 25 Oktober 2008.

pribadi justru saya merasa apabila sudah dijalankan maka kemudian akan

menjadi sebuah kebutuhan”.88

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Training ESQ memberikan dampak

terhadap peningkatan keyakinan agama seseorang. Namun perubahan yang terjadi

pada setiap alumni, ternyata tidak sepenuhnya difaktori dari hasil keikutsertaan

alumni dalam Training ESQ, tapi faktor diluar lainnya juga memberikan pengaruh

dan memiliki peran penting. Karena jika dilihat dari basic agama, lingkungan

keluarga ternyata telah memberikan penanaman nilai-nilai agama. Training ESQ

bisa dikatakan salah satu wadah untuk menjemput kembali hidayah atau naluri

ruhian yang menyentuh sisi spiritual dari setiap manusia, yang sebenarnya sudah ia

miliki sejak ia lahir.

ESQ mampu membangun dan membangkitkan kembali memori-memori

para alumni mengenai pentingnya memahami dan menjalankan agama sebagai

bukti dan tanggung jawab terhadap yang Maha berkuasa Allah SWT. Metode yang

digunakan dalam menyampaikan materi, ternyata berperan penting bagi

pengalaman spiritual yang akan didapatkan oleh alumni.

Pada dasarnya para alumni ESQ telah memiliki suatu keyakinan tentang

keberadaan Tuhan, tapi di ESQ semakin mematangkan keyakinannya terhadap

Tuhan. Mereka yakin bahwa hidup di dunia ini hanya sementara. Selain itu, cara

88 Wawancara pribadi dengan Muchlis Syamsuddin (Trainer ESQ), Pada tanggal 14 November

2008, pukul 15.30, di ESQ LC.

penyampaian yang dilakukan dalam training ESQ juga sangat menunjang dalam

proses penjemputan hidayah tersebut sehingga para alumni benar-benar merasakan

tentang keMahakuasaan Allah SWT.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah mengemukakan hasil penelitian pada bab sebelumnya, maka

peneliti mengambil kesimpulan, bahwa Training Emotional Spiritual Quotient

(ESQ) yang bergerak dalam bidang pembangunan sumber daya manusia yaitu

dengan membangun mental spiritual dalam masyarakat, ternyata mendapat

respon yang sangat baik dari para informan, baik terhadap Training ESQ sendiri

maupun materi-materi yang disampaikan. Training ESQ ternyata memberikan

dampak terhadap peningkatan keyakinan agama alumni, ini terbukti dari

pengakuan mayoritas informan setelah mengikuti training ESQ mereka semakin

yakin akan keberadaan dan kekuasaan Allah. Keyakinan informan juga

meningkat karena materi yang disampaikan dilengkapi dan didukung dengan

ayat-ayat Al-Qur’an, bukti-bukti dan tanda-tanda kebesaran Allah yang

ditampilkan dalam multimedia dan tata suara yang baik.

Selain itu pernyataan-pernyataan yang disampaikan informan berkaitan

dengan lima point penting dalam melihat keyakinan agama seseorang, ternyata

cukup mewakili dan menghasilkan jawaban yang memuaskan, yang pada

intinya para informan sangat memahami pertanyaan-pertanyaan yang peneliti

ajukan. Para informan memiliki jawaban yang sangat variatif berkaitan dengan

kondisi mereka dalam menghadapi problematika hidup, menciptakan

kebahagiaan, menjaga hubungan dan mencari solusi bagi masalah yang mereka

hadapi.

Peneliti menyimpulkan bahwa segala perubahan yang terjadi pada

alumni tidak sepenuhnya merupakan pengaruh dari keikutsertaan mereka dalam

training ESQ tersebut, karena pada basicnya, penanaman nilai-nilai agama dan

budipekerti telah mereka dapatkan dari lingkungan keluarga. Training ESQ

adalah tempat dimana informan mampu memperoleh kembali dan menggugah

sisi spiritual mereka, yang pada hakikatnya telah manusia miliki sejak ia lahir.

Metode yang disampaikan ESQ yaitu dengan multimedia, visualisasi,

simulasi, games, dan music, ternyata berperan penting dalam proses

penerimaan materi. Metode ini membuat informan tidak merasakan bosan

saat berada di dalam ruang training.

B. Saran-saran

Dalam penelitian ini, banyak hal yang telah peneliti temukan, namun

sebagai manusia yang tidak pernah merasa puas dan memiliki keterbataan serta

jauh dari kesempurnaaan, maka peneliti ingin mengemukakan sedikit saran

untuk Lembaga Training Emotional Spiritual Quotient, Forum Silaturahmi

Mahasiswa (FOSMA) khusunya Fosma Bekasi, dan masyarakat. Hal ini

bertujuan membangun kepercayaan masyarakat baik dari segi kualitas, kinerja,

serta langkah ESQ dan Fosma kedepan demi tercapainnya Indonesia Emas 2020

dan Dunia 2050. Adapun saran yang penulis kemukakan di bawah ini, adalah

hasil sharing penulis dengan para informan, adalah sebagai berikut:

1. Kepada lembaga ESQ hendaknya lebih memperhatikan bagaimana follow up

setelah mengikuti Training ESQ, sehingga nilai-nilai yang telah didapatkan

dalam training dapat terjaga dan terealisasi dalam kehidupan.

2. Dalam pergerakan penyebaran nilai-nilai 165, Lembaga ESQ dan para

alumni hendaknya lebih proaktif untuk memberikan informasi kepada

masyarakat mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan Training ESQ,

agar tidak terjadi kesimpangsiuran informasi dalam masyarakat.

3. Dalam sebuah organisasi perbedaan idealisme merupakan suatu hal yang

wajar, namun harus tetap diminimalisir agar tidak terjadi konflik. Untuk

Fosma khususnya Fosma Bekasi agar dapat menciptakan suasana yang

harmoni satu dan lainnya saling mendukung dan jangan sampai menciptakan

kelompok-kelompok yang beranekaragam dalam sebuah organisasi.

Luruskan kembali niat kita yaitu menghasilkan dan menjadikan para

pemuda yang selalu berlandaskan nilai-nilai 165.

4. Fosma adalah salah satu wadah untuk melahirkan generasi pemuda yang

tidak hanya memiliki kualitas intelektual yang baik tapi juga emotional dan

spiritual yang baik pula. Fosma juga didirikan agar terjalin silaturahmi dan

rasa kekeluargaan diantara para alumni. Salah satu upaya mewujudkan

Indonesia Emas 2020 dan Dunia 2050 adalah lahirnya para pemuda-pemudi

yang memiliki totalitas kerja yang tinggi. Untuk itu bagi siapapun yang ingin

bergabung dalam Fosma khususnya Fosma Bekasi, termasuk para pengurus

dan anggotanya, hendaknya membangun komitmen dari awal agar dapat

berkecimpung secara total tidak setengah-setengah dalam memberikan

kontribusi dalam setiap kegiatan yang diadakan Fosma .

5. Untuk masyarakat secara umum, yang belum mengikuti Training ESQ

hendaknya dapat memandang ESQ secara Obyektif, tidak membuat

argument dan persepsi sendiri tentang Training ESQ sebelum mengikuti dan

aktif dalam Training tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Agustian, Ary Ginanjar. Rahasia Membangun Kecerdasan Emotional Dan Spiritual

(ESQ). Jakarta: Arga, 2001.

___________________. Rahasia Membangun ESQ Power (Sebuah Inner Joerney

Melalui Al-Ihsan). Jakarta: Arga, 2003 .

___________________. New Edition Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan

Emotional. Jakarta: PT.Arga, 2007.

Al-Pauzan Abdul Aziz. Fikih sosial Tuntunan dan etika hidup Bermasyarakat. Jakarta: Qisthi Press, 2007.

Az-Zahrani Mufsir Said. Konseling terapi. Jakarta:PT.Gema Insani, 2005.

Echols John.M. Kamus: Indonesia-Inggris. Jakarta: Gramedia, 2000.

Effendi Usman, S.Praja Juhaya. Pengantar Psikologi. Bandung: Angkasa, 1993.

Faisal Sanafiah. Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2007.

Hendropuspito. Sosiologi Agama. Jakarta: Kanisius, 1984.

Hadi Suyono. Social Intelligence. Jogjakarta:Ar-Ruzz Media, 2007.

Hanum Farida. Mengenal Jati Diri Manusia Menurut Al-Qur’an. Jakarta: Pustaka

Raudatul Muttaqin, 2004.

Hude ,M.Darwis. Emosi Penjelajahan Religio-Psikologis Tentang Emosi Manusia

Di Dalam Al-Qur’an. Jakarta: PT.Erlangga, 2006.

Http//www.esqway165.com/solusi kehidupan _php kd metodologi.

Http://www.esqway165.com/Solusi_Kehidupan php kd ragam.

Kurniawan Budi. Kamus Ilmiah Populer (New Edition). CV.Citra Belajar.

Lari Mujtaba. Budaya Yang Terkoyak (Diantara Islam Dan Barat). Jakarta: Al-

Huda, 2001.

Maula M.Jadul dan Aziz M. Imam. Agama Dan Demokrasi. Jakarta : PT Gramedia

Pustaka Utama, 1993.

Muthahhari Murtadha. Manusia Dan Agama: Membumikan Kitab Suci.

Bandung:Mizan Pustaka,2007.

Muhyidin. Manajemen ESQ Power. Jogjakarta: Diva Press,2007

Nurdin M.Amin dan Abrori Ahmad. Mengerti Sosiologi: Pengantar Memahami

Konsep-Konsep Sosiologi. Jakarta: UIN Jakarta Press,2006.

Rakhmat Jalaluddin. Psikologi Agama. Bandung: PT Mizan Pustaka, 2003.

Roland Robertson. Agama Dalam Analisa dan Interpretasi Sosiologis. Jakarta:Raja Grafindo Persada,1993.

Ruslani. Wacana Spiritualitas Timur dan Barat. Jakarta: Penerbit Qalam, 2000.

Soejatmoko dkk. Agama Dan Tantangan Zaman. Jakarta: LP3ES, 1985.

Soehartono Irawan. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2004.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka,1990.

Zohar Danah dan Marshal Ian. SQ:Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual Dalam

Berfikir Integralistik dan Holistik Untuk Memaknai Hidup. Bandung:

PT.Mizan Media Utama,2000.

Wawancara pribadi dengan Muchlis Syamsuddin (Trainer ESQ) 14 November

2008.

Wawancara pribadi dengan informan AIR, 13 November 2008.

Wawancara pribadi dengan informan AP, 30 0ktober 2008.

Wawancara pribadi dengan informan AJP, 31 Iktober 2008.

Wawancara pribadi dengan informan ID, 6 November 2008.

Wawancara pribadi dengan informan KS, 22 Oktober 2008.

Wawancara pribedi dengan informan MER, 5 November 2008.

Wawancara pribadi dengan informan, RY, 31 Oktober 2008.

Wawancara pribadi dengan informan SCU, 6 November 2008.

Wawancara pribadi dengan informan UH, 25 Ok tober 2008.

Wawancara pribadi dengan informan YR, 25 Oktober 2008.

Wawancara pribadi degan informan NI (Masyarakat), 20 November 2008.

Wawancara pribadi dengan informan UM (Masyarakat),23 November 2008.

HASIL WAWANCARA

I. Identitas Informan

a. Nama: Kasya Syakirti

b. Umur: 22 tahun

c. Asal daerah: Bekasi

d. Pendidikan: Strata 1 Universitas Al-Azhar Indonesia

e. Alumni: In House UIA angkatan I

f. Waktu dan tempat: 24 Oktober 2008 Pukul 20.45, Perumahan Mediterania,

Cikunir Raya Bekasi.

2. Pertanyaan Wawancara

1. Kapan anda mengikuti Training ESQ?

Jawab: akhir tahun 2006

2. Dari mana anda tahu mengenai Training ESQ?

Jawab: Pertama kali tahu ESQ dari temen waktu masih kuliah di Universitas

Indonesia.

3. Apa motivasi anda mengikuti Training ESQ?

Jawab: Motivasinya pertama karena lebih murah ya biayanya, soalnya

waktu masih kuliah di UI ada in house training ESQ, tapi biayanya aga

mahal jadinya ditunda dulu deh.Waktu sudah pindah ke Universitas Al-

Azhar Indonesia eh ada lagi In house Training ESQ dan biayanya sedikit

lebih murah dari di UI, ya udah aku ikut deh, terus pengen tau juga kaya

gimana trainingnya dan nambah pengetahuan juga soalnya aku suka sih

nyoba hal-hal baru.

4. Bagaimana kesan anda setelah mengikuti Training ESQ?

Jawab: Bagus yah, aku jadi lebih sadar aja bahwa selama ini kita sering lupa,

bahwa tujuan kita hidup di dunia untuk ibadah kepada Allah. Pokoknya aku

jadi lebih sadar setiap masalah yang kita hadapi ya baiknya cuma kita

pasrahkan kepada Allah SWT.

5. Apakah Training ESQ menurut anda memberikan manfaat?

Jawab: Iya memberi mamfaat, lebih nyadarin aku untuk lebih rajin lagi

ibadah, dulu aku juga ngelaksanain ibadah sih, seperti sholat lima waktu tapi

ya cuma sekedar ngelaksanain aja tanpa tau esensinya buat aku pribadi. Jujur

dulu sholat aku tuh bolong-bolong, dan Alhamdulillah setelah ikut Training

ESQ aku pengen memperbaikinya jadi sadar dan takut sama Allah.

6. Bagaimana materi Training ESQ menurut anda?

Jawab: Secara keseluruhan kalau menurut aku bagus yah, materi-materi ESQ

sangat membuka mata hati kita sebagai manusia, dengan ditunjukkan video-

video kebesaran Allah ditambah lagi dengan ayat-ayat Al-Qur’an sebagai

pelengkapnya. Seru ya dan gak bikin bosan juga.

7. Apa materi yang membuat anda terkesan? Mengapa, bisa anda jelaskan?

Jawab: Materi yang buat aku terkesan tentang ibu itu loh, kalau ngga salah

Inner Journey sama katarsis deh. Aku suka soalnya jadi ngingetin aku sama

kesalahan-kesalahan aku ke ortu pa lagi sama mama, pokoknya materi itu

dalem banget.

8. Apa pengaruh yang paling anda rasakan setelah mengikuti training ESQ?

Jawab: Pengaruhnya yang paling aku rasain, ya aku jadi lebih sadar aja

bagaimana kualitas ibadah aku selama ini, dan aku ingin lebih

meningkatkannya lagi. Sudah gitu jadi sadar ternyata kita itu kecil dimata

Allah dan ngga pantes sombong.

9. Bagaimana kehidupan beragama anda dan keluarga?

Jawab: Alhamdulillah ya kehidupan beragama aku dan keluarga cukup kuat,

ya walaupun ngga sekuat keluarga ustad, di keluarga juga saling ngingetin

buat ibadah terutama mama, dan Alhamdulillah seluruh keluarga juga ngga

ada yang ninggalin kewajiban agama.

10. Bagaimana pelaksanaan ritual agama anda dan keluarga?

Jawab: Kalau masalah ritual agama Alhamdulillah baik ya, di rumah selalu

diusahain minimal kalo ngga’ magrib atau subuh kita sholat berjamaah.

Soalnya pagi kan kita punya aktivitas masing-masing paling ketemu sore

atau malam. Setiap senin sama kamis mama juga suka ngingetin dan

ngajakin puasa.

11. Bagaimana intensitas anda dalam mengikuti kegiatan keagamaan?

Jawab: Intensitas kegiatan keagamaan aku, selain aktiv pengajian di Fosma

Bekasi, Alhamdulillah aku juga aktiv dengan kegiatan rohis di kampus.

12. Apakah Training ESQ memberikan pengaruh bagi kehidupan beragama

anda?

Jawab: Kalau dibilang ngaruh banget ngga juga yah, tapi setidaknya training

ESQ mengingatkan aku lagi, karena sebelum ikut training ESQ penanaman

nilai-nilai agama dalam keluarga aku juga udah cukup baik, cuma akunya

aja yang kadang suka males-malesan.

13. Apa pengertian keyakinan agama menurut anda?

Jawab: Kita memiliki pegangan dan percaya bahwa kita terlahir kedunia

karena pasti ada yang menciptakan kita ya Allah SWT.

14. Menurut anda apakah keyakinan agama itu penting?

Jawab: Ya penting dong, soalnya itu kan landasan awal kita beragama, kalau

ngga yakin ngapain kita anut etrus kita taati, pa lagi sekarang kan banyak

banget aliran-aliran agama, ya bentengnya adalah yakin sepenuhnya

terhadap agama kita.

15. Apakah Training ESQ memberikan pengaruh bagi peningkatan keyakinan

agama anda?

Jawab: Pastinya pengaruh ya buat peningkatan keyakinan agama aku, cuma

kalau dibilang banget ngga ya, karena sebelum ikut training dalam keluarga

dan lingkungan pergaulan aku juga sudah mendukung masalah agama,

paling pengaruhnya buat aku ya lebih introspeksi diri aja atas perbuatan aku

selama ini, terus aku jadi lebih yakin Allah pasti selalu mengawasi setiap

perbuatan aku, dan pastinya bakal dipertanggung jawabkan nantinya.

16. Ada beberapa pendapat yang mengatakan, bahwa keyakinan merupakan

landasan utama dalam kehidupan beragama, apa anda setuju/tidak dengan

pendapat tersebut?

Jawab: Setuju, ya seperti yang tadi aku bilang kalau kita ngga’ yakin

ngapain kita anut terus taatin, ya pastinya kita harus yakin dulu sama agama

kita.

17. Bagaimana anda memandang kehidupan yang tidak pernah luput dari

permasalahan, kegagalan dan konflik? Seperti apa cara anda

menghadapinya?

Jawab: ESQ mengajarkan banyak hal ya buat aku, salah satunya jangan

terlalu mencintai dunia, karena kita kan hidup juga cuma sementara, ya aku

juga lebih ingin belajar buat nyeimbangin antara dunia dan akhira aja. Kalau

ngehadapi masalah ya menurut aku pasrah aja sama Allah dan pastinya

usaha juga buat nyelesain masalah itu. Sedangkan menghadapi kegagalan

ya, belajar berbesar hati aja lah, toh semua orang hidup didunia pasti pernah

merasa kegagalan, yang terpenting jangan pernah putus asa aja.

18. Bagaimana anda memandang masyarakat yang kurang mampu? Apa yang

ingin anda lakukan?

Jawab: Aku lebih empati aja sama orang-orang yang kurang mampu. Aku

bersyukur banget ya, Alhamdulillah aku dan keluarga diberikan kecukupan.

Hal yang ingin aku lakuin buat orang-orang yang ngga mampu ya membantu

semampunyalah, walaupun ngga banyak, dikegiatan kampus aku dan temen-

temen juga suka ngadain acara sosial gitu buat saudara-saudara kita yang

ngga mampu.

19. Bagaimana hubungan anda dengan keluarga, kerabat, sahabat, dan

lingkungan di sekitar anda? Bagaimana cara anda dalam menjaga hubungan

tersebut?

Jawab: Alhamdulillah ngga pernah ada masalah yang besar, baik sama

temen, keluarga, dan tetangga. Dulu pernah sih ada masalah sama teman

dekat rumah, sempet lama, akunya seh udah minta maaf tapi dianya masih

sinis aja. Tapi sekarang udah baik kok’.

20. Apa saran dan kritik anda untuk ESQ LC dan Fosma Bekasi?

Jawab: Untuk ESQ LC mungkin saran aja ya trainingnya udah bagus banget

biar ditingkatin lagi aja kualitasnya, kritik kaya’nya ngga ada, kalau buat

Fosma Bekasi lebih kompak aja dan jaga terus tali silaturahmi oke.

Wassalam

Kasya Sakyirti

HASIL WAWANCARA

1. Identitas Informan

a. Nama: Yulisha Risdianti

b. Umur: 19 tahun

c. Asal daerah: Bekasi

d. Pendidikan: Strata 1 Universitas Al-Azhar Indonesia

e. Alumni: In House UIA angkatan I

f. Waktu dan tempat: Pukul: 25 Oktober 2008, pukul 19:20. Perumahan

Mediterania Cikunir Raya Bekasi .

2. Pertanyaan Wawancara

1. Kapan anda mengikuti Training ESQ?

Jawab: Ikut ESQ tahun 2006, tepatnya bulan Oktober waktu itu lagi puasa.

2. Dari mana anda tahu mengenai Training ESQ?

Jawab: Tahu ESQ dari pengumuman yang ada di kampus.

3. Apa motivasi anda mengikuti Training ESQ?

Jawab: Motivasinya ya cuma pengen tau aja gimana Training ESQ, karena Icha

memang benar-benar belum tau seperti apa training ESQ itu.

4. Bagaimana kesan anda setelah mengikuti Training ESQ?

Jawab: Bagus banget ya, sangat menyentuh dan menyadarkan aku bahwa kita

tuh ternyata kecil banget dan ngga ada apa-apanya jika dibandingkan dengan

ciptaan Allah lainnya, yah alam semesta dan jagad raya ini.

5. Apakah Training ESQ menurut anda memberikan manfaat?

Jawab: Kalau menurut aku bermanfaat banget ya, Karena buat kita lebih

introspeksi diri, lebih nyadarin kita deh buat jadi manusia yang lebih baik lagi.

6. Bagaimana materi Training ESQ menurut anda?

Jawab: Bagus, keren ya menurut aku soalnya waktu training kita juga ngga

dibikin bosan, materinya juga pas lah buat menyeimbangin emotional dan

spiritual kita

7. Apa materi yang membuat anda terkesan? Mengapa, bisa anda jelaskan?

Jawab: Materi yang paling aku sukai tentang ibu itu Inner Journey, soalnya aku

punya orang tua angkat, dan materi itu ngingetin aku sama kesalah aku ke orang

tua aku, baik yang angkat maupun orang tua kandung aku.

8. Apa pengaruh yang paling anda rasakan setelah mengikuti training ESQ?

Jawab: Pengaruh yang paling aku rasain, ya aku jadi lebih sadar bahwa manusia

itu kecil banget dan ngga pantes-pentesnya buat sombong, dan aku jadi lebih

semangat buat memperbaiki ibadah aku lagi.

9. Bagaimana kehidupan beragama anda dan keluarga?

Jawab: Alhamdulillah kehidupan beragama aku dan keluarga cukup baik ka’, ya

mama dan papa selalu ngingetin aku jangan lupa ngelaksanain sholat 5 waktu.

Jujur ni di dalam keluargaku masih ada yang ngga ngelaksanain kewajiban

sholat dan itu abang aku, selalu diingetin si cuma susah memang dari diri dia

masih males dan ngga ada kemauan.

10. Bagaimana pelaksanaan ritual agama anda dan keluarga?

Jawab: Kalau masalah ritual keagamaan dalam keluarga aku Alhamdulilah kita

ngelaksanain sholat dan puasa yah. Ya cukup baik lah ka’

11. Bagaimana intensitas anda dalam mengikuti kegiatan keagamaan?

Jawab: paling baca Al-Qur’an di rumah sama ikut pengajian dan pengkajian di

Fosma Bekasi aja seminggu sekali.

12. Apakah Training ESQ memberikan pengaruh bagi kehidupan beragama anda?

Jawab: Ngaruh banget ka’, soalnya jujur ya sebelum ikut training ESQ aku

memang ngelaksanain perintah Allah kaya’ sholat, puasa, tapi aku tuh ngga tau

sebenarnya kita ngelasanain itu benar-benar karena ibadah pa karena kebiasaan

aja yang sudah orang tua ajarin, nah setelah ikut training aku jadi sadar, dan

pengen ningkatin ibadah aku lagi.

13. Apa pengertian keyakinan agama menurut anda?

Jawab: Keyakinan agama, kita percaya kepada Allah SWT satu-satunya yang

patut kita sembah dan taati.

14. Apakah menurut anda keyakinan agama itu penting?

Jawab: Ya penting, soalnya keyakinan itu kan landasan pertama kita buat

beragama, ya diibaratin ka’ kita mau bangun rumah, pastinya harus ada

pondasinya dong, nah gitu juga agama dan pondasinya itu keyakinan penuh kita

ke agama yang kita anut.

15. Apakah Training ESQ memberikan pengaruh bagi peningkatan keyakinan

agama anda?

Jawab: Berpengaruh banget ya bisa aku bilang 80% deh buat aku pribadi,

Soalnya dulu aku yakin dan tau bahwa Allah itu ada, tapi hanya sekedar tau aja,

dan ngga secara totalitas buat ngelaksanain perintahnya. Selama ini kita selalu

merasa apa yang kita buat itu selalu benar. Icha benar-benar sadar ternyata

manusia itu kecil banget dimata Allah.

16. Ada beberapa pendapat yang mengatakan, bahwa keyakinan merupakan

landasan utama dalam kehidupan beragama, apa anda setuju/tidak dengan

pendapat tersebut?

17. Bagaimana anda memandang kehidupan yang tidak pernah luput dari

permasalahan, kegagalan dan konflik? Seperti apa cara anda menghadapinya?

Jawaban: ya nerima aja, icha selalu berfikir gini yang punya masalah konflik

dalam hidup itu kan bukan hanya icha, yang lain juga punya masalah. Yang

pasti sih lebih pasrah aja kali ya, karena yang memberi masalah itu kan Allah,

dan pasti Allah juga yang akan mengerakan icha dan orang lain untuk

menyelesaikan dan menemukan penyelesaian dari masalah itu.

18. Bagaimana anda memandang masyarakat yang kurang mampu? Apa yang ingin

anda lakukan?

Jawaban: ada dua sisi icha memandang masyarakat yang kurang mampu,

pertama karena masyarakat itu berfikir dalam dirinya karena dia tidak mampu,

dia tidak berusaha semaksimal mungkin. Sebenarnya kalau mereka mau usaha

lebih mereka bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih layak. Bagi Icha tentu ada

keinginan untuk bisa berbagi dengan orang-orang yang tidak mampu ya yang

serba kekurangan, tapi saat ini Icha masih ngeliat kapasitas Icha juga karena

Icha belum punya penghasilan. Dan kedepanya mudah-mudahan bisa icha

realisasiin.

19. Bagaimana hubungan anda dengan keluarga, kerabat, sahabat, dan lingkungan

di sekitar anda? Bagaimana cara anda dalam menjaga hubungan tersebut?

Jawaban: karena Icha anak terkhir, jadi Icha jarang keluar rumah, semenjak ikut

ESQ icha kan mulai ikut kegiatan dan jarang di rumah. Ibu juga nanyain kok

pola hidup Icha jadi berubah. Ya sekarang seh icha lebih belajar ajalah gimana

caranya gak terlalu sering di luar rumah.Sejauh ini Alhamdulillah hubungan

Icha baik sama teman, keluarga, atau lingkungan sekitar Icha baik ya. Yang

penting itu ada saling pengertian, saling mengalah jangan saling menyalahkan

gitu aja.

20. Apa saran dan kritik anda untuk ESQ LC dan Fosma Bekasi?

Jawaban: untuk ESQ menurut aku sudah keren dan bagus ya, lebih ditingkatin

lagi aja. Dan untuk Fosma coba di jaga jangan sampai ada gep, ya dalam sebuah

organisasi itu pasti ada gep, tapi cobalah kita berusaha bagaimana gep-gep itu

bisa hilang.

Wassalam

Yulisha Risdianti

HASIL WAWANCARA

I. Identitas Informan

a. Nama: Ajeng Justisia Prabawati

b. Umur: 21 tahun

c. Asal daerah: Surabaya

d. Pendidikan: Strata 1 Universitas London School

e. Alumni: Kampus angkatan 29

f. Waktu & tempat: 31 Oktober 2008, Pukul 18.30, Komp. Kemang

Pratama Bekasi.

2. Pertanyaan Wawancara

1. Kapan anda mengikuti Training ESQ?

Jawab: Tahun 2007.

2. Dari mana anda tahu mengenai Training ESQ?

Jawab: Aku tahu dari orang tua, kebetulan teman papa ada yang bilang

kalau ada training yang bagus buat mahasiswa, terus aku dan adeku

didaftarin ya udah deh aku ikut training.

3. Apa motivasi anda mengikuti training ESQ?

Jawab: motivasi ikut ya cuma ngikutin saran orang tua aja, lagian aku

penasaran juga sih sama trainingnya kaya gimana.

4. Bagaimana kesan anda setelah mengikuti Training ESQ?

Jawab: Cukup baik, awalnya ngga ngerti tapi kesananya baru ngerti deh, apa

lagi hari kedua tuh ngena banget, ya baguslah buat dasar beragama kita.

5. Apakah Training ESQ menurut anda memberikan manfaat?

Jawab: Sangat bermanfaat, ya buat cerminan kita untuk hidup itu sebenarnya

harus seperti apa dan utuk apa.

6. Bagaimana materi Training ESQ menurut anda?

Jawab: Menurut aku materinya bagus ya, sangat menyentuh, materi-

materinya juga ngena banget buat kita sadar dan ya lebih introspeksi diri lagi

aja.

7. Apa materi yang membuat anda terkesan? Mengapa, bisa anda jelaskan?

Jawab: Inner Journey sama teori Big Bang deh exated aja, soalnya dulu tau

seh tentang teori Big Bang cuma baru tau aja ternyata alam dan jagad raya

itu sebesar ini. Terus kalau materi orang tua aku suka soalnya ortu tuh

penting banget ya buat aku, tapi ternyata di training ESQ diajarin oke orang

tua penting, tapi ada yang lebih penting lagi dari ortu ya Allah SWT.

8. Apa pengaruh yang paling anda rasakan setelah mengikuti training ESQ?

Jawab: Jujur setelah ikut training pa lagi waktu baru-baru ikut ngena banget,

aku jadi pengen belajar dan lebih tahu lagi tentang Islam, sholat aku jadi

lebih rajin, sama Allah jadi lebih takut, lebih jelas hidup tuh mau dibawa

kemana dan tujuannya tu untuk apa.

9. Bagaimana kehidupan beragama anda dan keluarga?

Jawab: Ya standar-standar aja, Alhamdulilah ortu juga sering ngingetin sih

masalah sholat, ngajakin puasa, tapi dirumah jarang seh sholat jamaah gitu.

Tapi semua ngelaksanain ibadah wajib ko’

10. Bagaimana pelaksanaan ritual agama anda dan keluarga?

Jawab: Kalau masalah ritual agama Alhamdulillah semuanya ngelaksanain

ya cuma keliatan perbedaanya aja dulu sholat aku selalu diingetin ortu, tapi

pas setelah ikut training orang tua aku jadi kaget aja, loh sholatnya biasanya

susah banget dibangunin kok sekarang tumbenan subuh aja ngga pake

dibangunin lagi. Ya Alhamdulillah lah Ti.

11. Bagaimana intensitas anda dalam mengikuti kegiatan keagamaan?

Jawab: Intensitas aku paling ya ikut pengajiandi Fosma Bekasi aja seminggu

sekali

12.Apakah Training ESQ memberikan pengaruh bagi kehidupan beragama

anda?

Jawab: Berpengaruh, kaya yang tadi aku bilang ya jadi ada kesadaranlah

buat aku pribadi untuk memperbaiki lagi ibadah aku selama ini, yang

dulunya masih suka bolong-bolong harus ada perubahan.

13. Apa pengertian keyakinan agama menurut anda?

Jawab: Keyakinan agama menurut aku he..he..he seperti yang pernah mas

Agung (Trainer ESQ) jelasin, ya kita percaya secara total kepada Allah

kalau dalam ESQ kita kenal dengan 1 Ihsan, 6 Iman, dan 5 Islam. Aduh apa

ya pokoknya dasar beragama kita deh, kalau kita udah yakin, pastinya kita

ngelaksanain perintahNya dan menjauhi laranganNya.

14. Apakah keyakinan agama menurut anda penting?

Jawab: Ya penting dong kalau ngga’ punya keyakinan dalam beragama ngga

usah beragama aja, itu ibaratnya dasar kita dalam memeluk suatu agama.

15 Apakah Training ESQ memberikan pengaruh bagi peningkatan keyakinan

agama anda?

Jawab: Kalau bagi aku sangat ngaruh ya, di ESQ juga dibahas tanda-tanda

kebesaran Allah apa lagi dalam training di munculkan ayat-ayat Al-Qur’an,

dan dibuktikan pula kebenaran dari Al-Qur’an itu nah itu otomatis kalau

bagi aku membuat keyakinan makin meningkat lagi. Kalau kata gua gak gua

doang yang ngerasain seperti itu, yah penilaian aku sih ESQ itu benar-benar

membangun iman seseorang. Ada cerita nabi, tentang Al-Qur’an, malaikat

juga.

16. Ada beberapa pendapat yang mengatakan, bahwa keyakinan merupakan

landasan utama dalam kehidupan beragama, apa anda setuju/tidak dengan

pendapat tersebut?

Jawab: Setuju, ada benarnya juga sih ungkapan itu, kita sebagai orang yang

mengaku kalau kita menganut suatu agama tertentu dan aku Islam ya,

pastilah keyakinan itu dasarnya kita dalam menjalankan agama. terusnya

kalau kita mengaku yakin dengan agama kita, gak cukup disitu aja, tapi kita

juga harus melaksanakan apa yang harus diwujudkan dari iman itu, ya

menjalankan perintahnya meninggalkan apa yang dilarang.

17. Bagaimana anda memandang kehidupan yang tidak pernah luput dari

permasalahan, kegagalan dan konflik? Seperti apa cara anda

menghadapinya?

Jawab: jujur ya sebelum aku masuk ESQ kaya’nya kalau aku dihadapin

dengan masalah susah banget buat ikhlas, tapi setelah training ESQ,

didalamnya kita banyak diajarin gimana harus memiliki fikiran yang fositif,

fositif thingking la ya, setelah ikut training itu kayaknya lebih terkontrol,

kalau ada masalah tidak ditunda-tunda dan itu juga pelan-pelan ngajarin aku,

kalau ada masalah ya masalah kan tidak akan pernah ada habisnya, belajar

buat ikhlas, sabar, ya itu tadi fositif thingking, yakin aja lah ada sebuah

pelajaran dari masalah itu. Kalau gagal, menurut aku semua orang pasti

pernah ngerasain gagal ya, tapi yang paling penting jangan putus asa aja dan

terus mau nyoba lagi.

18. Bagaimana anda memandang masyarakat dan lingkungan yang kurang

mampu? Apa yang ingin anda lakukan?

Jawab: dari kecil Alhamdulillah orang tua aku sudah ngajarin ya, kalau kita

punya uang berapa walaupun gak seberapa, ya cobalah buat berbagi. Apa

lagi seandainya orang itu butuh banget, kalau gak banyak ya semampu kita

yang penting kita kasih. Lama-lama itu malah jadi kebiasaan aku dan adek,

misalnya lagi jalan ada orang minta, ya walaupun gak bawa uang yang

banyak, ya penting kita bantulah ya, seberapa mampu kita. Dan yang kita

ingat banget yakin aja Allah pasti akan ngebalas, mungkin lebih dari apa

yang kita pernah kasih ke orang lain. Di ESQ kan kita juga ada materi total

action, nah disitu kan juga salah satu pembelajaranlah ya buat kita harus

saling berbagi, peduli juga sama orang lain gak ego ya gitu aja.

19. Bagaimana hubungan anda dengan keluarga, kerabat, sahabat, dan

lingkungan di sekitar anda? Bagaimana cara anda dalam menjaga hubungan

tersebut?

Jawab: ya masalah itu pasti ada ya ti, apa lagi dalam sebuah hubungan.

Kalau sama temen menurut aku ngejaga hubungan itu agak lebih gampang la

ya, pa lagi anak-anak muda biasanya gampang buat diajak kompromi, tapi

kenapa justru menjaga hubungan dengan keluarga, lingkungan sekitar lita

lah ya, yang terkadang agak susah. Tapi Nyokap sama Bokap selalu

nasehatin aku, bagaimanapun orang jahat sama kita, sebisa mungkin jangan

sampai kita melakukan hal yang sama seperti yang mereka lakukan ke kita.

Silaturahmi harus tetap jalan, karena kalau dari awal niat kita baik

InsyaAllah berakhirnya juga bakal baik gitu aja sih. Tapi gak bisa cepat ya,

pastinya ngelewatin proses-prosesnya juga.

20. Apa saran dan kritik anda untuk ESQ LC dan Fosma Bekasi?

Jawaban: untuk Fosma pesanya ya dalam sebuah kepemimpinan itu kan

pasti ada kekurangan dan kelebihan, tetap jadi keluarga janganlah nunjukin

perbedaan-perbedaan, toh kita semua sama. Jangan adalah kesenjangan-

kesenjangan sosial, ada perasaan ini sama itu beda karena mungkin dari

sosial ekonomi, apa tempat kuliah pokonya jangan ada fikiran seperti itu, toh

kita semua sama-sama sebagai generasi. Ingat aja tujuan dibentuknya Fosma

itu kan dengan niat baik, jangan sampai menghilangkan niat-niat baik

tersebut.

Wassalam

Ajeng Justicia Prabawati

HASIL WAWANCARA

I. Identitas Informan

a. Nama: Marviarum Eka Ramdiati

b. Usia: 23 tahun

c. Asal daerah: Jawa Tengah

d. Pendidikan: Strata 1 Universitas Indonesia

e. Alumni: Mahasiswa angkatan 34 Jakarta

f. Waktu dan tempat: 5 November 2008, Pukul 13.45, Menara 165 Jakarta

Selatan.

2. Pertanyaan Wawancara

1. Kapan anda mengikuti Training ESQ?

Jawab: Februari tahun 2008

2. Dari mana anda tahu mengenai Training ESQ?

Jawab: Dari orang tua, kebetulan orang tua ikut tahun 2006 dan adek aku

sudah lebih dulu ikut training.

3. Apa motivasi anda mengikuti Training ESQ?

Jawab: Motivasinya sih cuma pengen tahu aja gimana sih training ESQ

soalnya ortu bilang bagus banget, terus aku disaranin gitu buat ikut training,

ya udah deh bulan februari aku habis wisuda gak ada kesibukan juga, ya

buat ngisi waktu aku ikut training ESQ deh.

4. Bagaimana kesan anda setelah mengikuti Training ESQ?

Jawab: Bahagia

5. Apakah Training ESQ menurut anda memberikan manfaat? Bisa anda

jelaskan?

Jawab: Banget, terutama yang paling penting sih buat dasar keimanan kita,

intinya menambah keyakinan kita kepada Allah SWT.

6. Bagaimana materi Training ESQ menurut anda?

Jawab: Materinya bikin gua takjub, karena secara umum konsepnya berbeda,

ketika kita di pesantren yang selalu dibahas kan tentang agama terus, jadi

kesannya kita kaya’ dicekokkin, kalau ESQ tuh beda aja, bisa memadukan

nilai-nilai agama dan Al-Qur’an dengan nilai-nilai umum jadi bisa ngeling

banget jadinya orang ngga merasa seperti diceramahi.

7. Materi apa yang membuat anda terkesan? Mengapa, bisa anda jelaskan?

Jawab: Semuanya materi gua suka, ya karena setiap materi tuh menyentuh

banget dan memberikan arti banget ya buat gua.

8. Apa pengaruh yang paling anda rasakan setelah mengikuti Training ESQ?

Jawab: Ikhlas, tahun 2007 gua abis dapat masalah besar, tapi Alhamdulillah

tahun 2008 Allah memberikan kebahagiaan juga buat gua, salah satunya gua

lulus kuliah, ya setelah training baru gua sadar dari apa yang sudah terjadi

sama gua, pokoknya jadi lebih ikhlas, basicnya dari situ.

9. Bagaimana kehidupan beragama anda dan keluarga?

Jawab: Jujur kehidupan beragama keluarga gua bisa dibilang belum terlalu

kuat, tapi lingkungan keluarga cukup mendukunglah, cuma kalau gua

pribadi Alhamdulillah selalu ngerasa aja pengen lebih baik lagi, dulu gua

jarang banget ngelaksanain yang sunnah-sunnah, ya sekarang lagi belajarlah.

10. Bagaimana pelaksanaan ritual agama anda dan keluarga?

Jawab: Ritual agama, Alhamdulillah ngelaksanain ya paling ade gua yang

cowok, ya ti susah banget gua aja sekarang lagi ada masalah gitu sama ade

gua abis susah banget dikasih taunya.

11. Bagaimana intensitas anda dalam mengikuti kegiatan keagamaan?

Jawab: Sebelum ikut training gua sudah ikut liqo, ya semacam pengkajian

Islam gitu, dan sampai sekarang gua juga suka masih ikut dan masih

komunikasi sama Murabbi gua yah ngga bisa ketemu langsung minimal

lewat telfon kalau ngga chating, tapi sekarang yang aktif banget ya kegiatan

keagamaan di Fosma Bekasi.

12. Apakah Training ESQ memberikan pengaruh bagi kehidupan beragama

anda?

Jawab: Ngaruh ya, ngga hanya kehidupan beragama gua, tapi buat

kehidupan secara umum juga, dari mulai tingkah laku, dalam menghadapi

suatu masalah, dalam mengambil sikap, ya juga dalam memandang situasi.

13. Apa pengertian keyakinan agama menurut anda?

Jawab: Yakin sepenuhnya dengan agama yang kita anut, dari yakin baru kita

bisa merasakan, terus menjalankannya secara total perintahNya, dan

menjadikannya sebagai landasan hidup kita.

14. Apakah keyakinan agama menurut anda penting? Bisa anda jelaskan?

Jawab: Ya penting, karena ketika seseorang sudah mengakui sebuah agama

yang terpenting adalah ngga cuma dibibir aja, tapi dari hati, fikiran, dan

sikap, dan agama ngga’ bisa buat ngomong doang.

15. Apakah Training ESQ memberikan pengaruh bagi peningkatan keyakinan

agama anda?

Jawab: Ngaruh, pengalaman spiritual orang beda-beda, ada orang yang sama

sekali gak tersentuh sama materi-materi di ESQ tapi Alhamdulillah gua

mengalami dan mendapatkan pengalaman spiritual itu.

16. Ada beberapa pendapat yang mengatakan, bahwa keyakinan merupakan

landasan utama dalam kehidupan beragama, Apa anda setuju/tidak dengan

pendapat tersebut?

Jawab: penting, kalau tanaman ya itu benihnya.

17. Bagaimana anda memandang kehidupan yang tidak pernah luput dari

permasalahan, kegagalan dan konflik? Seperti apa cara anda menghadapinya?

Jawab: Kalau ngga mau kena masalah atau konflik lu mati aja

he..he..he..becanda istilahnya kaya’ gitu, soalnya dari masalah dan konflik

sebenarnya ada hikmah dan ada sisi point pembelajaran buat kita, makin lama

ujian makin berat dan ngga’ akan ada habisnya. Bagi gua justru dari ujian itu

adalah bukti Allah sayang sama kita karena salah satu cara peningkatan

kualitas diri kita juga. Ya ESQ membuka mata hati gua ya, harus lebih ikhlas

dan tenang juga kalau ngehadapi masalah

18. Bagaimana anda memandang masyarakat yang kurang mampu? Apa yang

ingin anda lakukan?

Jawab: Pastinya pengen bantu, tapi lihat kapasitas dari kita juga ya.

19. Sejauh ini bagaimana hubungan anda dengan keluarga, kerabat, sahabat, dan

lingkungan di sekitar anda? Bagaimana cara anda dalam menjaga hubungan

tersebut?

Jawab: ya bagi gua dalam sebuah hubungan terlepas entah itu sama keluarga,

temen, or siapalah ya apsti akan ada konflik, jujur saat ini gua sama adek gua

lagi ada masalah, dia bandel banget, tapi ya yang bisa gua lakuin paling sabar

aja, Istigfar ja, ya sebagai yang tua guan galah la ya. Ya yang dibutuhin

pastinya saling pengertian aja.

20. Apa saran dan kritik anda untuk ESQ LC dan Fosma Bekasi?

Jawab: Tidak semua orang ya, cuma ada sebagian orang yang kaya’nya

terlalu mendewakan pak Ary, ya kita bolehlah belajar dari beliau, cuma buat

orang yang kaya’nya terlalu memuja pak Ary sepertinya itu harus

diminimalkan, dan ada juga beberapa oknum-oknum yang kesannya terlalu

ekslusif, semoga mereka sadar aja. Kalau buat Fosma terutama Fosma

Bekasi, dalam sebuah organisasi emang sulit ngilangin gep-gep, tapi ayolah

kita bareng-bareng ngilangin itu dalam Fosma Bekasi ini.

Wassalam

Marviarum Eka Ramdiati

HASIL WAWANCARA

I. Identitas Informan

a. Nama: Siti Chairul Ummah

b. Usia: 24 tahun

c. Asal daerah: Nusa Tenggara Barat

d. Pendidikan: Strata 1 Universitas Islam Negeri SYAHID Jakarta

e. Alumni: In House UIN Angkatan 1

f. Waktu dan tempat: 6 Oktober 2008, Pukul 20.05, Perumahan Mediterania

Cikunir Raya Bekasi.

2. Pertanyaan Wawancara

1. Kapan anda mengikuti Training ESQ?

Jawab: Bulan Maret 2006.

2. Dari mana anda tahu mengenai Training ESQ?

Jawab: Tahu dari kakak, karena kata kakak trainingnya bagus, terus gak tahu

harus kemana buat ikutnya kebetulan di UIN ada In house ya udah coba

tanya-tanya sama temen dan pada akhirnya keputusannya ya udah ikut.

3. Apa motivasi anda mengikuti Training ESQ?

Jawab: Motivasi awal karena disuruh kakak ya, selain itu aku juga penasaran

soalnya katanya bagus, sebelumnya aku juga pernah lihat sih dibeberapa

majalah sama koran tentang ESQ, dan hasilnya ternyata asyik banget.

4. Bagaimana kesan anda setelah mengikuti Training ESQ?

Jawab: Bagus and Seneng banget, apa lagi di trainingnya juga diliatin kalau

manusia itu kecil banget ya dimata Allah, sulit diungkapin deh dengan kata-

kata, apa lagi itu kan investasi seumur hidup ya beruntung banget deh.

5. Apakah Training ESQ menurut anda memberikan manfaat?

Jawab: Awal ikut training jujur ya ummah ngerasa gak ada manfaatnya,

mungkin karena niat awalnya bukan karena Lillahita’ala tapi karena disuruh

kakak dan ikut-ikutan juga, tapi setelah training khusunya setelah gua mulai

aktif dikegiatan ESQ paska training kaya jadi alumni training support, baru

aku ngerasa training tuh manfaat banget buat gua. Manfaatnya lebih

menikmati dan pengen ningkatin ibadah lagi aja.

6. Bagaimana materi Training ESQ menurut anda?

Jawab: Menurut aku bagus banget, walaupun ada sebagian orang ya yang

mengangap kalau Training ESQ agak mendoktrin, tapi kalau menurut aku

pribadi bagus banget.

7. Apa materi yang membuat anda terkesan? Mengapa, bisa anda jelaskan?

Jawab: Materi tentang ibu Inner Journey, tentang ciptaan Allah, sama

kepemimpinan Nabi Muhammad, soalnya waktu materi itu dalam banget,

gua jadi lebih sadar ya Allah dosa gua selama ini banyak banget, dan

ngerasa aja kalau selama ini kadang gua kurang bersyukur sama Allah, terus

jadi tau ya ampun selama ini siapa sih yang kita jadiin idola seharusnya kan

Rasulullah SAW. Kalau materi ibu jadi ingat aja sama dosa gua keibu,

kadang kan suka ngebantah, andai waktu itu ada ibu rasanya gua pengen

langsung minta maaf.

8. Apa pengaruh yang paling anda rasakan setelah mengikuti Training ESQ?

Jawab: Pengaruhnya gua bisa belajar ikhlas, belajar lagi buat sabar, banyak

bersyukur juga, terus belajar buat jujur sama diri sendiri, orang tua, orang

lain, ya walaupun bisa dibilang masih belum sempurnalah.

9. Bagaimana kehidupan beragama anda dan keluarga?

Jawab: Alhamdulillah bagus banget ya, walaupun dikeluarga baru ummah

yang ikut training ESQ, tapi kalau boleh ummah nilai secara agama dan

ibadah sih sudah baik banget ya.

10. Bagaimana pelaksanaan ritual agama anda dan keluarga?

Jawab: Hem bagus juga ya, sholat lima waktu Alhamdulillah lancar, sunnah

kaya’ sholat witir, dhuha, sama tahajud tuh diterapin dan dilaksanain di

keluarga, tapi kadang gak semuanya dilaksanain tapi nyokab ngingetin, gak

apa-apa yang penting ada yang dikerjain salah satunya dan itu harus rutin.

11. Bagaimana intensitas anda dalam mengikuti kegiatan keagamaan?

Jawab: Yang rutin banget tuh di Fosma Bekasi ya, pengajian tiap minggu

InsyaAllah Ummah datang, terus kalau ada pengajian di keluarga juga

datang tapi yang rutin banget ya di Fosbek.

12. Apakah Training ESQ memberikan pengaruh bagi kehidupan beragama

anda?

Jawab: Ngaruh banget, sebagian lagu-lagu di Training ESQ tuh bisa

menghantarkan kita buat selalu doa,

13. Apa pengertian keyakinan agama menurut anda?

Jawab: Keyakinan agama ya kita percaya atau yakin Allah satu-satunya yang

harus kita sembah dan berpegang kepada Al-Qur’an dan Al-Hadist.

14. Apakah keyakinan agama menurut anda penting?

Jawab: Ya pentinglah, tanpa keyakinan agama kita gak bakalan bisa

ngejalanin agama itu secara kaffah, cie..cie..bahasa gua bener kan.

15. Apakah Training ESQ memberikan pengaruh bagi peningkatan keyakinan

agama anda?

Jawab: Ngaruh banget ya, kadang yang namanya manusia pastinya gak

pernah luput dari dosa kadang kalau gua lagi marah-marah atau kesel jadi

gampang ingat ya Allah selalu ngawasin gua dan ya ampun cepat-cepat

Istigfar aja.

16. Ada beberapa pendapat yang mengatakan, bahwa keyakinan merupakan

landasan utama dalam kehidupan beragama, anda setuju/tidak dengan

pendapat tersebut?

Jawab: Setuju, ya yang tadi gua bilang tanpa agama kita gak bakalan bisa

ngejalanin agama dengan kaffah ya intinya pondasi agama kita .

17. Setelah mengikuti training ESQ, Bagaimana anda memandang kehidupan

yang tidak pernah luput dari permasalahan, kegagalan dan konflik? Seperti

apa cara anda menghadapinya?

Jawab: Sebelum training jujur gua banyak gak sabarnya, egois, ya berbagai

macam hal negatiflah ya, tapi setelah training itu walaupun belum sempurna

ya lebih bijak aja, bisa lebih dewasa, lebih sabar, kesel boleh tapi yakin

ajalah kalau Allah pasti akan menunjukkan yang terbaik buat kita.

18. Bagaimana anda memandang masyarakat yang kurang mampu? Apa yang

ingin anda lakukan?

Jawab: Tiap gua pulang ngajar ya ti, gua sering banget lihat ibu sama anak

gitu minta-minta, kasian banget rasanya pengen ngasih sesuatu, cuma

kadang kehalang duh gak bawa duit, atau apa gitu, tapi dari hati pengen

banget ngasih sesuatu buat mereka entah makanan atau duit, kadang kalau

gua pulang ngelihat mereka dan lewat aja, kayaknya gimana ya ada suatu

rasa bersalah dalam diri gua. Ya Alhamdulillah pelan-pelan udah gua

laksanain walaupun gak seberapa ya.

19. Bagaimana hubungan anda dengan keluarga, kerabat, sahabat, dan

lingkungan di sekitar anda? Bagaimana cara anda dalam menjaga hubungan

tersebut?

Jawab: Sama sahabat gak sedikit lumayan seringlah disakitin dulu kayanya

gua dendaman, setelah training kaya’nya gua jadi lebih bisa nahan aja

udahlah mungkin yang terjadi emang izin dari Allah, mungkin Allah sayang

sama Ummah dan ngasih cobaan lewat sahabat, sekarang Ummah ngerasa

setelah berusaha ngeikhlaskan segala sesuatu yang menyakitkan justru

Ummah ngerasa hubungan Ummah jadi lebih baik sama sahabat. Kalau yang

lain Alhamdulillah baik, sama keluarga kalau ada masalah paling karena

faktor capek paling suka perang mulut ngehadapinnya santai aja, kalau lagi

nasehatin ya kita dengarin apa lagi sama orang tua durhaka kan.

20. Apa saran dan kritik anda untuk ESQ LC dan Fosma Bekasi?

Jawab: Kalau buat ESQ sendiri mungkin lebih ditingkatin materi-materinya

yang terbaik, untuk Fosbek kompak selalu jangan ada gep satu untuk semua,

semua untuk satu, kalau bisa jangan ada cinlok diantara kita.

Wassalam

Siti Choirul Ummah

HASIL WAWANCARA

I. Identitas Informan

a. Nama: Iyus Darmadi

b. Usia: 23 tahun

c. Asal daerah: Jakarta

d. Pendidikan: Strata 1 Universitas Islam Asyafi’iyah Jakarta

e. Alumni: In House UIA angkatan I

f. Waktu dan tempat: 6 November 2008, Pukul 20:40, Perumahan Mediterania

Cikunir Raya Bekasi.

2. Pertanyaan wawancara

1. Kapan anda mengikuti Training ESQ?

Jawab: Agustus 2006

2. Dari mana anda tahu mengenai Training ESQ?

Jawab:Dari bunda Yeti Ketua Forum Komunikasi Alumni Bekasi.

3. Apa motivasi anda mengikuti Training ESQ?

Jawab: Untuk mengenal aja seperti apa training ESQ dan Alhamdulillah

sampai sekarang ikut.

4. Bagaimana kesan anda setelah mengikuti Training ESQ?

Jawab: kalau gua bilang bagus, menyentuh ya dan nyadarin gua juga, tapi

kenapa ya gua ngga bisa nangis.

5. Apakah Training ESQ menurut anda memberikan manfaat?

Jawab: Memberikan manfaat, terutama kepada kehidupan sehari-harilah ya,

yang sholatnya senin kamis jadi agak rajin, puasa, ngaji, sama teman, ibu

bapak, ya gitulah berusaha lebih sabar dari sebelumnya.

6. Bagaimana materi Training ESQ menurut anda?

Jawab: Materinya bagus mudah dimengerti, Cuma mungkin kembali ke sifat

orangnya, kalau kita sombong gak bakalan masuk bukan berarti gua sok

tahu, penyampaiannya bagus apa yang kita kira gak dan cuek-cuek aja

selama ini, tapi ternyata di ESQ lebih dijabarin lagi.

7. Apa materi yang membuat anda terkesan? Mengapa, bisa anda jelaskan?

Jawab: Big Bang, big bang itu kan penemuan tentang planet-planet la ya,

dari planet itu kan manusia baru bisa nemuin sekitar tahun 700M, dan

ternyata di dalam Al-Qur’an itu sudah dijabarin lebih dahulu, yang salah kita

aja yang gak tahu dan gak mau tahu.

8. Apa pengaruh yang paling anda rasakan setelah mengikuti Training ESQ?

Jawab: Lebih sabar, jadi nerimo apa yang sudah terjadi walaupun kadang–

kadang suka ngelangar, yah lebih ada remnyalah sekarang kalau dulu pake

rem kereta sekarang udah pake rem cakram double kanan kiri depan

belakang.

9. Bagaimana kehidupan beragama anda dan keluarga?

Jawab: Alhamdulilah baik, ortu dan keluarga dari dulu juga keluarga dari

ustad ya keluarga gua baik-baik aja, cuma guanya aja yang sableng, ya

Alhamdulillah sekarang gua lagi belajar untuk lebih tau dan

ngelaksanainnya juga.

10. Bagaimana pelaksanaan ritual agama anda dan keluarga?

Jawab: Alhamdulillah lancar.

11. Bagaimana intensitas anda dalam mengikuti kegiatan keagamaan?

Jawab: Jadi lebih baik, yang rutin di Fosma Bekasi terus ada juga pengajian

minggu pertama tiap bulan di mesjid dekat rumah.

12. Apakah Training ESQ memberikan pengaruh bagi kehidupan beragama

anda?

Jawab: Adalah pasti ada pengaruhnya,Ya itu, yang awalnya Cuma tahu abu-

abu jadi berwarna sekarang.

13. Apa pengertian keyakinan agama menurut anda?

Jawaban: Yakin akan adanya Allah, kalau gak yakin sama agama gua jadi

atheis dong. Kan katanya kalau orang yang gak percaya agama kan atheis.

14. Apakah keyakinan agama menurut anda penting?

Jawab: Penting, ya penting kalau gak penting ya sekarang masa gua gak

yakin kasarnya kalau gua mau ngelaksanain sesuatu kalau gak yakin gak

bakalan nyampe, sama halnya dengan gua sholat kalau gua gak yakin berarti

sholat gua sama aja bohong dong.

15. Apakah Training ESQ memberikan pengaruh bagi peningkatan keyakinan

agama anda?

Jawab: Ngaruh, kalau bagi gua dulu kadarnya 50% sekarang naiklah jadi

85%, ngaruhnya mungkin gua gak merasa sombong lagi lah.

16. Ada beberapa pendapat yang mengatakan, bahwa keyakinan merupakan

landasan utama dalam kehidupan beragama, apa anda setuju/tidak dengan

pendapat tersebut?

Jawab: Ya setuju, solanya bener banget kalau kita gak yakin sama agama

kita ya mending gak usah punya agama.

17. Bagaimana anda memandang kehidupan yang tidak pernah luput dari

Permasalahan, kegagalan dan konflik? Seperti apa cara anda mengadapinya?

Jawab: Dulu gua selesainya dengan marah-marah kesannya kenapa lu, kalau

berani sini hadapi gua, gua gak takut kok, kalau sekarang ya gua jadi mau

lebih belajar sabar aja nahan emosi, makanya gua katif di ESQ di Fosma

juga. Terus gua bukan sok mengurui, sebenarnya gak maksud mengurui

cuma gua mau berbagi pengalaman aja dari apa yang gua dapat di ESQ dan

pengajian-pengajian Fosbek, ya prinsip gua sekarang sebarkanlah walau

cuma satu ayat.

18. Bagaimana anda memandang masyarakat yang kurang mampu? Apa yang

ingin anda lakukan?

Jawab: Gua pribadi pengen sebenarnya buat ngebantu orang, ya siap sih ti

yang gak seneng bisa diminta bantu dan ngebantu juga. Ya intinya gua

pengen banget bisa bantu orang laen. Istilahnya ya Ti amal itu kan gak akan

pernah habis, amal itu kan bakal tabungan kita nanti di akherat. Ya berusalah

buat menabung, ya itu bantu orang lain yang membutuhkan, walaupun jujur

gua gak sepenuhnya bisa terus bantu mereka dengan materi saat ini, tapi

paling gak gua bisa bantu dengan semangat buat mereka, tenaga, ya gua

yakin apa yang gua lakukan buat mereka ya gak sia-sia gitu aja Ti.

19. Bagaimana hubungan anda dengan keluarga, kerabat, sahabat, dan

lingkungan di sekitar anda? Bagaimana cara anda dalam menjaga hubungan

tersebut?

Jawab: Keluarga Alhamdulilah baik, tapi paling ada masalah sama tetangga

dia juga saudara gua sih. Gua sudah berusaha pengen baik gitu sama dia,

biar bisa kayak dulu lagi. Setiap kali ketemu atau papasan, gua coba tegur

tapi sikap dia ke gua tetap aja dingin. Ya sekarang sih gua berfikir, gua

sudah berusaha memperbaiki hubungan gua sama dia, tapi dari dianya masih

kayak gitu, ya gua pasrah aja kita liat aja nanti seperti apa yang penting gua

sudah minta maaf dan nyapa dia lagi.

20. Apa saran dan kritik anda untuk ESQ LC dan Fosma Bekasi?

Jawab: Kalau buat orang-orang ESQ semuanya, kan suka ngomongin

disiplin, ya jangan sampai aja apa yang kita sampein ke orang lain nah kita

sendiri gak ngelaksanain. Ayo kita sama-sama berusaha sebarkanlah walau

cuma satu ayat, he..he nilai-nilai 165. Buat Fosbek kompak selalu aja.

Wassalam

Iyus Darmadi

HASIL WAWANCARA

I. Identitas Informan

a. Nama: Refino Yoeddirama

b. Usia: 22 tahun

c. Asal daerah: Jawa Barat

d. Pendidikan : Srtata 1 Universitas Gunadharma Kalimalang

e. Alumni: Mahasiswa angkatan 7 Jakarta.

f. Waktu & tempat: 31 Oktober 2008., pukul 20:25 Komp. Kemang

Pratama Bekasi.

2. Pertanyaan Wawancara

1. Kapan anda mengikuti Training ESQ?

Jawab: Tahun 2004

2. Dari mana anda tahu mengenai Training ESQ?

Jawab: Dari Om. Om yang daftarin gua ikut Training ESQ.

3. Apa motivasi anda mengikuti Training ESQ?

Awalnya gak ada motivasi karena gua benar-benar gak tau kalau gua mau

diajakin training

Om gua juga sengaja gak mau ngasih tau ke gua karena emang biasanya gua

males ngapa-ngapain waktu hari libur, soalnya itu waktu gua buat santai terus

nikmatin hari libur setelah capek melakukan aktivitas.Tapi kesananya

motivasi gua jadi ada, ya gua pengen belajar lagi mengisi diri dengan nilai-

nilai 165 yang disampaikan di ESQ.

4. Bagaimana kesan anda setelah mengikuti Training ESQ?

Jawab: bagus ya, sebuah media yang tepat untuk membangun spiritual

manusia. Training juga juga asyik banget gak ngebetein, karena dilengkapi

sama multimedia yang lengkap. Simulasi juga, games juga.

5. Apakah Training ESQ menurut anda memberikan manfaat?

Jawab: Manfaat banget, karena gua ngerasa ESQ tuh titik balik gua

ngejalanin hidup secara benar, pernah ada satu peristiwa yang nguncang

hidup gua, jadi gua punya cita-cita pengen jadi penerbang, dua kali gua tes

dan makan waktu yang lama pula hapir satu tahun setengah dan gagal

diwaktu akhir. Waktu itu gua ngerasa maaf ya Allah tu kaya’nya gak adil aja

sama gua, nah karena di ESQlah gua bisa jadi ikhlas ngehadapin kejadian itu.

6. Bagaimana materi Training ESQ menurut anda?

Jawab: Secara keseluruhan bagus ya, penyampaiannya juga dikemas dengan

sangat baik, jadi gak bikin kita bete waktu ngikutin training itu.

7. Apa materi yang membuat anda terkesan? Mengapa, bisa anda jelaskan?

Jawab: Yang paling berkesan itu tentang kematian mengingatkan kita sama

alam kubur, sama tentang orang tua, sebelum training gua juga tahu kalau

ngelawan orang tua itu dosa, cuma waktu di ESQ pas disimulasiin terus

penyampaiannya dan materinya juga bagus, jadi bikin gua lebih tau aja

tentang materi itu. Gua juga jadi sadar, hormat, dan sayang sama orang tua

gua.

8. Apa pengaruh yang paling anda rasakan setelah mengikuti Training ESQ?

Jawab: Yang paling ngaruh itu, gua ngerasa kalau setiap perbuatan gua pasti

dilihat sama Allah, dulu gua juga tau kalau Allah pasti selalu melihat setiap

perbuatan gua, tapi ya dulu tetap aja gua suka maksiat, nah di ESQ gua lebih

diyakinin kalau semua yang gua lakuin bakal dicatat, suatu saat gua juga akan

dibalas, dan yang paling penting gua yakin saat gua matinanti gua akan

berjumpa dengan Allah.

9. Bagaimana kehidupan beragama anda dan keluarga?

Jawab: Secara umum keluarga gua termasuk yang agamis dan taat ya

beragama, gua juga dari kecil sudah dididik dengan nilai-nilai agama, tapi

selama ini ilmu yang gua dapat ilmu-ilmu yang bersifat konvensional yang

berbentuk ceramah satu arah kaya’ khotbah Jum’at. Kalau di ESQ kan gak

dia pakai metode dua arah ada simulasi sama permainannya juga, jadi lebih

ngena aja ke gua. Ya secara keseluruhan keluarga sangat mendukunglah

kalau masalah agama.

10. Bagaimana pelaksanaan ritual agama anda dan keluarga?

Jawaban: kalau gua seh dari kecil bisa dibilang rajin ibadahnya, bukanya gua

sombong ya ti, soalnya waktu SD gua diajarin sholat tahajud terus gua

jalanin, dan efeknya gua ngerasa gua bisa dapat rengking terus, karena gua

masukin masa-masa puber waktu SMP dan SMA nah waktu itu gua ngerasa

ibadah gua jadi kendor. Setelah ikut training ESQ ibaratnya itu jadi triger ya

motivasi la buat gua untuk kembali ngelaksanain lagi apa yang pernah gua

tinggalin. Alhamdulillah dalam keluarga gua masalah ritual agama cukup

stabil ya.

11. Bagaimana intensitas anda dalam mengikuti kegiatan keagamaan?

Jawaban: kalau gua Alhamdulillah punya orang tua yang benar-benar

mendukung dan peduli banget sama kegiatan-kegiatan keagamaan. Bahkan

sampai sekarang ti gua masih diprivatin sama orang tua gua seminggu dua

kali, sama gua ngikutin kegiatan pengajian di Fosma Bekasi, dan Fosma

lainnya ya seminggu sekali.

12. Apakah Training ESQ memberikan pengaruh bagi kehidupan beragama

anda?

Jawab: pengaruh, karena di Training ESQ diperlihatkan video-video

kebesaran Allah. Kita tau akan kebenaran-kebenaran ayat-ayat yang ada

dalam Al-Qur’an, tapi setelah divisualisasikan dibuktikan kebenaran-

kebenaran ayat-ayat AlQur’an itu dengan bukti-bukti yang nyata dan jelas.

Kita malah jadi tambah yakin gitu.

13. Menurut pandangan anda apa pengertian keyakinan agama?

Jawab: agama itu adalah yang paling utama dalam hidup, ya dalam beragama

pastinya ada tahapan-tahapan yang harus kita lewatin. Yang pertama yaitu

keyakinan kita dulu terhadap agama kita.

14. Menurut anda apakah keyakinan agama penting? Jelaskan?

Jawab: pertama menurut gua agama itu adalah yang sangat penting dalam

hidup, terlepas orang itu pintar dalam ilmu apapun, pasti akan kembali

kepada dasar ilmu agama. keyakinan tentu aja bagian pertama ya yang harus

setiap orang miliki kalau dia mnegaku beragama, karena dari yakin tadi maka

akan ada suatu perasaab, oh ya segala tindak-tanduk perbuatan kita pasti ada

yang mengawasi, dan kita akan

15. Apakah Training ESQ memberikan pengaruh bagi peningkatan keyakinan

agama anda?

Jawab: pengaruh ya, pa lagi di training ditunjukkan video-video kebesaran

Allah, dan itu membuat gua semakin yakin lagi akan pertemuan gua dengan

Allah.

16. Ada beberapa pendapat yang mengatakan, bahwa keyakinan merupakan

landasan utama dalam kehidupan beragama, apa anda setuju/tidak dengan

pendapat tersebut?

Jawab: gua setuju, dari gua jiga ngelihat dari sejarah perjuangan nabi

Muhammad ya, nabi Muhammad itu di awal-awal dakwahnya itu yang

ditekankan adalah keyakinan kepada Allahnya itu, Lailahaillah, jadi sebelum

nabi Muhammad mengajarkan ibadah yang lain ya itu yang pertama

keyakinan manusia dulu kepada Allah. Itulah yang membedakan Islam

dengan agama yang lain, Islamlah yang secara berani mengumandangkan

bahwa Tuhan itu satu ya Allah SWT.

17. Bagaimana anda memandang kehidupan yang tidak pernah luput dari

permasalahan dan konflik? Seperti apa cara anda menghadapinya?

Jawaban: gua percaya qodho dan qadar, prinsip gua adalah lakuin yang

terbaik pastinya gak terlepas dari ridho Allah dan ridho orang tua juga, pakai

imu yang kita punya sebaik mungkin terlepas nanti hasilnya seperti apa kita

pasrah dan ikhlasin. Karena segala sesuatu dari Allah maka akan kembali

kepada Allah pula. Menurut gua pribadi saat kita dihadapkan dengan suatu

masalah dan kesempitan atau kegagalan, sebenarnya itu semua ujian dari

Allah begitu juga sebaliknya. Yang harus kita yakini bahwa semua yang kita

lakuin tidak terlepas dari intervensi Allah. Di Al-Qur’an sendiri dijelasin

bahwa daun-daun yang berguguran atas sepengetahuan Allah.

18. Bagaimana anda memandang masyarakat yang kurang mampu? Apa yang

ingin anda lakukan?

Jawab: kalau yang gua lihat secara umum, umat Islam ada suatu kelemahan,

umat Islam yang awwam ya, mereka berfikir untuk sosial itu, untuk

masyrakat yang tidak mampu itu hanya sebatas 2,5% zakat fitrah, padahal

itu yang wajib untuk dikeluarin, dan kita seharusnya berbuat lebih dari itu,

itu kan Cuma yang wajib aja yang kita gugurin, padahal kalau dibandingkan

dengan rezeki yang sudah kita dapatin harusnya lebih dari itu, karena

semuanya adalah titipan Allah. Dan gua juga nelihat sendiri, orang yang

lebih banyak mengeluarkan zakatnya gak ada tu yang jadi miskin, dikasih

yang lebih sama Allah. Gua lagi belajar menerapkan itu dalam diri gua, ya

sebisa mungkin kalau ada orang yang minta-minta sebisa mungkin kita

bantulah walaupun gak seberapa, apa lagi nenek yang sudah tua.

19. Bagaimana hubungan anda dengan keluarga, kerabat, sahabat, dan

lingkungan di sekitar anda? Seperti apa cara anda menjaga hubungan

tersebut?

Jawaban: yang namanya kita hidup dan berhubungan dengan manusia, tidak

mungkin tidak ada masalah, sekaraang kalau gua berfikir kalau gua memang

punya salah ya gua harus lebih dahulu minta maaf, kalau orang lain yang

salah sama gua ya gua juga berusaha untuk memaafkan, walaupun itu gak

mudah ya itu, saat ini gua lagi belajar untuk menjalin silaturahmi, temen-

temen atau orang-orang yangn gua kenal sebisa mungkin harus terus gua jalin

komunikasi, jangan sampai putus.

20. Apa saran dan kritik anda untuk ESQ LC dan Fosma Bekasi?

Jawaban: ada paradigma yang bikin gua agak miris, ada orang yang

beranggapan lu kalau mau masuk Fosma silahkan, dan kalau mau keluar

juga terserah kapan aja, jadi kesanya keluar masuk itu suatu yang mudah.

Menurut gua kalau kita sudah mau berkomitmen dengan sebuah organisasi

ya kita juga harus mau secara totalitas, tanggung jawab, dan mengeluarkan

potensi lu buat berkecimpung didalamnya. Kalau buat ESQ saran gua agar

tetap netral aja ya, jangan sampai kita membuat kubu baru dalam masyarakat

Islam, seperti yang kita tahu umat Islam saat ini sudah terpisah-pisah

menjadi berbagai macam golongan, dan gua gak mau ESQ tu membuat

golongan-golongan baru.

Wassalam

Refino Yoeddirama

HASIL WAWANCARA

1. Identitas Informan

a. Nama : Ardika Priadyanto

b. Usia: 27 tahun

c. Asal daerah: DKI.Jakarta

d. Pendidikan: Strata 1 Universitas Krisnadwipayana

e. Alumni: Mahasiswa angkatan XI

f. Waktu dan tempat: 30 Oktober 2008, pukul 18.50, Komp. Patria Jaya,

Bekasi.

2. Pertanyaan Wawancara

1. Kapan anda mengikuti Training ESQ?

Jawab: Ikut ESQ tahun 2006 awal

2. Dari mana anda tahu mengenai Training ESQ?

Jawaban: Tahu dari bunda Yeti.

3. Apa motivasi anda mengikuti Training ESQ?

Jawab: motivasinya ya karena hadiah, waktu itu saya diajak mengisi

acara ESQ di Istora Senayan Jakarta, dan sebagai hadiahnya saja diajak

ikut training ESQ gratis, ya udah ikut. Selain itu saya juga pengen tahu

kaya’ gimana sih Training ESQ penasaran juga, temen-temen di komplek

yang sudah ikut apa lagi anak-anaknya bunda Yeti juga nyaranin banget

buat iktu ESQ.

4. Bagaimana kesan anda setelah mengikuti Training ESQ?

Jawab: jujur hari pertama biasa aja ya, waktu hari kedua baru mulai

berasa selama ini belajar agama kurang banget, tersadar selama ini yang

kita lakukan itu gak ada gunanya.

5. Apakah Training ESQ menurut anda memberikan manfaat?

Jawab: manfaat ya, membangun semangat hidup, motivasi hidup juga, ya

biar kita lebih sabar lagi.

6. Bagaimana materi Training ESQ menurut anda?

Jawab: bagus, karena ada multimedianya bisa disampaikan secara santai

jadi buat enjoy pesertanya.

7. Apa materi yang membuat anda terkesan? Mengapa, bisa anda jelaskan?

Jawab: Total Action, karena kalau semua sudah kita dapat tapi gak ada

realisasinya ya sama aja, artinya bagaimana ilmu yang kit adapt di ESQ

bisa kita sampaikan kembali.

8. Pengaruh apa yang paling anda rasakan setelah mengikuti Training ESQ?

Jawab: pengaruhnya bisa lebih belajar untuk berbenah diri, artinya bisa

menempatkan kemampuan diri sendiri, terus jadi lebih mau tau aja

kekurangan diri sendiri.

9. Bagaimana kehidupan beragama anda dan keluarga?

Jawab: biasa-biasa aja, dan kita semua dari kecil sudah diajarin tentang

agama, dan ibadah juga mulai dari sholat, ngajinya juga, bahkan gua juga

sampai disekolahin ke pesantren, karena jujur dulu gua bandel banget,

tapi yang jelas orangtua ngebimbing banget.

10. Bagaimana pelaksanaan ritual agama anda dan keluarga?

Jawab: Bapak selalu ngingetin, dan Alhamdulilah semua aggota keluarga

ngelaksanain kewajiban kita sebagai muslim ya.

11. Bagaimana intensitas anda dalam mengikuti kegiatan keagamaan?

Jawab: kegiatannya paling pengajian seminggu sekali, tapi gak di satu

tempat. Tapi akhir

12. Apakah Training ESQ memberikan pengaruh bagi kehidupan beragama

anda?

Jawab: pengaruh ya, bisa dibilang sekarang jadi 70% dari 100%,

pengaruhnya mungkin lebih kepada ya kulitas ibadah saya, terus jadi ada

keinginan untuk lebih baik aja.

13. Apa pengertian keyakinan agama menurut anda?

Jawab: gua lahir dari orang tua lahir yang memang basicnya dari agama

Islam, Cuma menurut gua keyakinan agama itu, kita diciptakan oleh

Allah ya untuk beribadah, dan semua yang kita lakukan juga kembali

untuk kita dan pastinya akan dipertanggung jawabkan nantinya.

14. Apakah keyakinan agama menurut anda penting? Bisa anda jelaskan?

Jawab: penting banget, ya kalau kita gak yakin sama aja kita gak percaya

akan adanya Tuhan dan Islam ya percaya kepada Allah. Bagaimana mau

mempelajari Al-Qur’an lebih dalam kalau kitanya aja belum yakin.

15. Apakah Training ESQ memberikan pengaruh bagi peningkatan

keyakinan agama anda?

Jawab: pengaruh, untuk memperdalam lagi, karena dulu waktu di

pesantren kita juga diajarin tentang agama dan ketaatan kita kepada

Allah, tapi di ESQ itu bikin gua lebih ngena aja, karena nilai-nilai atau

kandungan yang ada di Al-Qur’an itu disampaikan dengan visualisasi

atau multimedia, jadinya kita akan semakin yakin kepada Allah.

16. Ada beberapa pendapat yang mengatakan, bahwa keyakinan merupakan

landasan utama dalam kehidupan beragama, apa anda setuju/tidak

dengan pendapat tersebut?

Jawab: setuju karena untuk mengingatkan, karena emang benar, semua

orang dalam beragama, kalau kita dibilang iman lah ya, yang benar-benar

harus kita tanamkan dalam hati, selain itu benar-juga, karena manusia

itukan banyak lupanya.

17. Bagaimana anda memandang kehidupan yang tidak pernah luput dari

permasalahan, kegagalan, dan konflik? Seperti apa cara anda

menghadapinya?

Jawab: Selama ini kalau dihadapkan dengan masalah seperti sudah lama

ngelamar kerja tapi belum dipanggil juga, tapi di ESQ gua banyak dapat

pelajaran lah ya, bahwa ngehadapi masalah itu harus sabar, ngejalanin

hidup itu harus visioner atau punya misi, intropeksi juga buat diri kita

sudah seberapa jauh cinta kita sama Allah, kita juga harus punya usaha

dalam menyelesaikan masalah itu. Bagi gua yakin aja lah bahwa banyak

cara untuk menyelesaikan masalah atau kegagalan kita.

18. Bagaimana anda memandang masyarakat yang kurang mampu? Apa

yang ingin anda lakukan?

Jawab: Ya kehidupan itu kan seperti roda kadang diatas kadang di

bawah, ada yang kaya ada yang miskin, jadi kita harus sadar lah ya

bahwa hidup ini sudah ada yang mengariskan, gua lagu belajarlah buat

total action. Cuma gua pribadi jujur saat ini belum bisa bantu banyak

karena keterbatasan gua juga, cuma gua sekarang, bareng-bareng sama

temen-temen, yang tentunya satu visi satu misi, bagaimana kita bisa

membantu gak hanya dari materi tapi mulai dari fikiran, tenaga, kita juga

bisa bantu kan. Bagi gua seh gak ada yang sia-sia kalau kita mau bantu

orang lain, justru malah bisa jadi berkah kali buat kita.

19. Sejauh ini bagaimana hubungan anda dengan keluarga, kerabat, sahabat,

dan lingkungan di sekitar anda? Bagaimana cara anda menjaga hubungan

tersebut?

Jawab: kalau dengan lingkungan pergaulan dirumah Alhamdulilah gak

pernah ada masalah, kalau sama saudara pa lagi adek ya pasti pernah la

ya tapi gak bakal jadi suatu masalah yang besar, kalau sama orang tua

jujur gua bisa dibilang anak yang cukup berani berontak la ya, tapi

akhirnya tersadar bahwa selama ini dah bersikap gak sepantasnya lah ya

ke orang tua.

20. Apa saran dan kritik anda untuk ESQ LC dan Fosma Bekasi?

Jawab: secara sruktural atau secara kelembagaan ya standar la ya, cukup

baik. Kalau untuk Fosma Bekasi harus banyak ngelihat atau belajar dari

organisasi lain, ya secara strukturalnya, ya terpenting tetap jaga hati

sebagai pemuda jaga selalu nilai-nilai 165 yang sudah didapatkan dan

realisasikanlah dalam kehidupan.

Wassalam

Andika Priadyanto

HASIL WAWANCARA

1. Identitas Informan

a. Nama: Umar Hamzah

b. Usia: 23 tahun

c. Asal daerah: DKI. Jakarta

d. Pendidikan: Strata 1 Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta

e. Alumni: In House Mahasiswa Bekasi angkatan I.

f. Waktu dan tempat: 25 Oktober 2008, Pukul 20.00, Perumahan

Mediterania Cikunir Raya Bekasi.

2. Pertanyaan Wawancara

1. Kapan anda mengikuti Training ESQ?

Jawaban: bulan Desember 2006

2. Dari mana anda tahu mengenai Training ESQ?

Jawaban: dari Bunda Yeti dan salah satu alumni juga seh

3. Apa motivasi anda mengikuti Training ESQ?

Jawaban: pengen tahu aja seperti apa Training ESQ

4. Bagaimana kesan anda setelah mengikuti Training ESQ?

Jawaban: cukup bagus apa agi sekarang sudah bisa menempuh hingga

keluar negeri ya, selain itu juga bagus sebagai media pembenahan

diri, terus perbaikan diri.

5. Apakah Training ESQ menurut anda memberikan manfaat?

Jawaban: Manfaat, mengingatkan kita kembali atas perbuatan yang

kita lakukan selama ini, terutama tanggung jawab kita kepad Allah

sebagai pembenahan diri juga.

6. Bagaimana materi Training ESQ menurut anda?

Jawab: Materinya sangat bagus, karena dikemas secara rapi, dan

menciptakan suasana yang tidak membuat kita bosan saat ikut

Training, dengan adanya music, games, simulasi, ya gak bikin kita

bete di dalam.

7. Apa materi yang membuat anda terkesan? Mengapa, bisa anda

jelaskan?

Jawaban: Outer Journey, disitu kelihatan banget kalau kita itu kecil,

gak ada apa-apanya dibandingin dengan alam raya yang diciptakan

Allah.

8. Apa pengaruh yang paling anda rasakan setelah mengikuti Training

ESQ?

Jawaban: ya membuat umar lebih mawas diri dalam bertindak, lebih

percaya diri juga.

9. Bagaimana kehidupan beragama anda dan keluarga?

Jawab: ya tidak seluruhnya sholatnya penuh, ada kakak yang sampai

sekarang masih belum tergugah hatinya untuk sholat dan

menjadikannya sebagai suatu rutinitas dan kebutuhan dia. Kalau dari

orang tua Alhamdulillah sangat mendukung mengenai pendidikan dan

penanaman nilai-nilai agama. terutama lingkungan pekerjaan ya,

Islami banget.

10. Bagaimana pelaksanaan ritual agama anda dan keluarga?

Jawaban: dalam keluarga ritual agama Alhamdulillah baik, semua

menjalankan segala kewajiban agama, sekarang ini lagi belajar juga

untuk melaksanakan yang sunnah-sunnah.

11. Bagaimana intensitas anda dalam mengikuti kegiatan keagamaan?

Jawaban: rutinitas selain di Fosma juga ada pengajian setiap minggu

liqoat, dan di yayasan juga.

12. Apakah Training ESQ memberikan pengaruh bagi kehidupan

beragama anda?

Jawab: pengaruh, ya lebih instrospeksi diri, gimana kualitas ibadah

umar selama ini, baik dari sholat, puasa, ibadah sunnah, atau

keinginan umar juga buat lebih tahu lagi isi Al-Qur’an, ya semuanya

itu sekarang ini lagi belajar lah ti.

13. Menurut pandangan anda apa pengertian keyakinan agama?

Jawab: sebuah kesadaran atau gerakan kepada Tuhan yang satu yaitu

Allah SWT.

14. Apakah keyakinan agama menurut anda penting?

Jawaban: Penting, maaf aja kalau keyakinan kita kurang ya gak akan

bisa melaksanakan agama itu secara baik. Ya tentulah itu adalah point

penting dan utama dalam kita memeluk suatu agama.

15. Apakah Training ESQ memberikan pengaruh bagi peningkatan

keyakinan agama anda?

Jawaban: Pengaruh, ya kita disadarkan lagi, kita diingatkan lagi

tentang pentingnya beragama. Karena dalam ESQ sudah tercover ya,

dari awal training juga yang diasah adalah dari sisi keyakinan

beragama kita.

16. Ada beberapa pendapat yang mengatakan, bahwa keyakinan

merupakan landasan utama dalam kehidupan beragama, apa anda

setuju/tidak dengan pendapat tersebut?

Jawaban: ya harus, memang seharusnya dimulai dari yakin, seperti

yang Umar bilang tadi yakin itu adalah dasar, kalau dasarnya saja

tidak kokohbagaimana kita bisa menjalankan ritual-ritual agam

tersebut. Memang ya sekarang keyakinan itu yang selalu dibilang

sebagai hal yang sangat penting, tapi kalau Umar melihat sendiri

dalam masyarakat kita pendalamannya kurang.

17. Bagaimana anda memandang kehidupan yang tidak pernah luput dari

permasalahan, kegagalan, dan konflik? Seperti apa cara anda

menghadapinya?

Jawaban: dalam kehidupan tentu aja kita gak akan bisa terhindar dari

yang namanya masalah, dalam menghadapi masalah tersebut tentu

yang kita lakukan adalah pasrah hanya kata itu saja yang pantas

diucapkan, selain pasrah juga diiringi dengan usaha atau ikhtiar

karena semua masalahpasti akan terselesaikan kalau kita sepenuhnya

menyerahkannya kepada Allah yang menciptakan masalah itu tadi.

18. Bagaimana anda memandang masyarakat yang kurang mampu? Apa

yang ingin anda lakukan?

Jawaban: ya dari kecil, cita-cita itu InsyaAllah pengen jadi donator

tetap disebuah yayasan, karena Umar juga besar dilingkungan

yayasan jadinya Umar termotivasi untuk lebih baik memberi dari

pada menerima. Alhamdulillah kontribusi Umar terhadap yayasan ya

masih sebatas Umar membantu kegiatan-kegiatan yang ada di

yayasan. Kalau untuk ngasih secara langsung ke saudara-saudara

belum, tapi itu cita-cita yang belum tercapai.

19. Bagaimana hubungan anda dengan keluarga, kerabat, sahabat, dan

lingkungan di sekitar anda? Bagaimana cara anda menjaga hubungan

tersebut?

Jawaban: kalau dikeluarga Alhamdulillah belum pernah ada masalah

yang sangat besar, tapi di lingkungan kerja pernah ada, ya namanya

juga dunia kerja, tapi bagi Umar ya hadapi aja, karena Umar yakin

Umar tidak salah jadi kenapa harus takut. Intinya jika ada masalah

hadapi dan pasrahkan semuanya pada Allah.

20. Apa saran dan kritik anda untuk ESQ LC dan Fosma Bekasi?

Jawaban: untuk alumni agar lebih solid mendukung ESQ untuk

mencapai cita-cita dan visi misi bersama, dan tuk tim ESQ agar lebih

semangat dalam menyebarkan nilai-nilai 165. Kalau untuk Fosma

Bekasi sebagai pemuda ya lebih kompak aja.

Wassalam

Umar Hamzah

HASIL WAWANCARA

1. Indentitas Informan

a. Nama: Arief Ilham Ramadhan

b. Usia: 23 tahun

c. Asal daerah: D.I.Yogyakarta

d. Pendidikan: Strata 1 Universitas Indonesia

e. Alumni: Mahasiswa angkatan 1.

f. Waktu dan tempat: 13 November 2008 Pukul 13.00, Komp. Patria Jaya,

Bekasi.

2. Pertanyaan Wawancara

1. Kapan anda mengikuti Training ESQ?

Jawab: Tahun 2005

2. Dari mana anda tahu mengenai Training ESQ?

Jawab: dari tante, dan yang daftarin ikut juga tante.

3. Apa motivasi anda mengikuti Training ESQ?

Jawab: karena waktu itu benar-benar belum tau seperti apa training ESQ,

jadi motivasinya selain karena di daftrarin sama tante, buat nambah

temen aja, memperluas pergaulan, dan nambah pengetahuan juga.

4. Bagaimana kesan anda setelah mengikuti Training ESQ?

Jawab: luar biasa.

5. Apakah Training ESQ menurut anda memberikan manfaat?

Jawab: sangat memberikan manfaat, ya dulu terus terang gua sedang

dalam masa pencarian Tuhan, dan saat-saat kayak gitu gua ikut ESQ ya

jadinya gua semakin yakin, dan apa yang jadi pertanyaan gua selama ini

pun terjawab.

6. Bagaimana materi Training ESQ menurut anda?

Jawab: Bagus, sebenarnya materinya sudah kita tahu dan dari kecil

mungkin sudah diajarin sama orang tua, cuma saat di Training ESQ,

dijelasinnya lebih detail aja, terus dilengkapi juga sama multmedia,

simulasi jadinya buat kita lebih faham.

7. Apa materi yang membuat anda terkesan? Mengapa, bisa anda jelaskan?

Jawaban: Outer Journey, pada saat itu gua lagi benar-benar goyah, terus

terang sedang proses pencarian Tuhan juga, dan dimateri itu

disampaikannya juga sangat logis, bisa diterima sama hati, dan sama akal

juga.

8. Apa pengaruh yang paling anda rasakan setelah mengikuti Training

ESQ?

Jawab: pengaruhnya lebih ikhlas menjalankan sesuatu, tidak ada beban,

karena sekarang jadi tahu dan faham juga bahwa segala sesuatu yang ada

di dunia ini bukan punya kita tapi semata-mata milik Allah, ya jadi ada

pegangan hiduplah, punya tujuan juga hidup itu seperti apa dan mau

dibawa kemana, punya visi dan misi juga.

9. Bagaimana kehidupan beragama anda dan keluarga?

Jawab: Alhamdulillah cukup bagus, dalam keluarga saling ngingetin,

kaya misalnya ada yang ketiduran ya saling ngebangunin, dan sebisa

mungkin dikeluarga kalau lagi ngumpul anggota keluarga lengkap, ya

sholat berjamaah.

10. Bagaimana pelaksanaan ritual agama anda dan keluarga?

Jawab: sejauh ini lancar-lancar aja, dan Alhamdulillah seluruh anggota

keluarga ngelaksanain kewajiban agama.

11. Bagaimana intensitas anda dalam mengikuti kegiatan keagamaan?

Jawab: akhir-akhir ini agak berkurang, soalnya lagi ada sesuatu yang

harus dikerjain juga, Cuma sebisa mungkin minimal ikut pengajian

Fosma Bekasi seminggu sekali, kalau dulu lumayan aktiv, kalau ada

pengajian atau pengkajian selalu diusahain datang.sekarang paling kalau

gak bisa datang minimal baca-baca artikel atau buku-buku tentang

agama, yang penting jangan benar-benar kosong.

12. Apakah Training ESQ memberikan pengaruh bagi kehidupan beragama

anda?

Jawab: Sangat ya, sekarang gua benar-benar yakin kalau Allah itu ada,

malaikat, dan Al-Qur’an itu benar, dan sekarang jadi faham bahwa segala

sesuatu yang kita jalankan kita sudah punya pedomannya yaitu Al-

Qur’an dan hakekatnya harus sesuai dengan tuntunan dan petunjuk yang

ada di Al-Qur’an.

13. Apa pengertian keyakinan agama menurut anda?

Jawaban: Keyakinan agama adalah sesuatu yang tidak bisa dipaksakan

karena ia berasal dari hati. Ya suatu penerimaan manusia terhadap suatu

Zat yang Maha berKuasa. Agama diciptakan sebagai sebuah sistem yang

mengatur kehidupan manusia.

14. Apakah keyakinan agama menurut anda penting?

Jawab: Keyakinan agama pasti penting, karena awalnya iman dulu baru

Islam, dan keyakinan dulu yang harus benar-benar dibangun, kalau

manusia belum beriman atau yakin barangkali apa yang ia kerjakan

dipastikan juga kosong, karena dia juga belum benar-benar faham akan

makna yang ia jalankan

15. Apakah Training ESQ memberikan pengaruh bagi peningkatan

keyakinan agama anda?

Jawab: jelas, soalnya dulu jujur gua selalu mempertanyakan Tuhan, dan

mungkin gua nyaris jadi orang atheis, tapi di ESQ jelas banget

ditunjukin, materi-materi yang membuktikan Allah itu ada, apa lagi

ditambah sama ayat-ayat Al-Qur’an

16. Ada beberapa pendapat yang mengatakan, bahwa keyakinan merupakan

landasan utama dalam kehidupan beragama, Apa anda setuju/tidak

dengan pendapat tersebut?

Jawab: sangat setuju ya, individu yang mengaku memeluk suatu agama,

pasti keyakinan dulu yang harus ditanamkan.

17. Setelah mengikuti Training ESQ, bagaimana anda memandang

kehidupan yang tidak pernah luput dari permasalahan, kegagalan, dan

konflik? Seperti apa anda mengahadapinya?

Jawab: yang namanya manusia punya banyak kepentingan, manusia yang

baik dan bijak adalah manusia yang berusaha bagaimana kepentingannya

itu tidak menggangu kepentingan orang lain, bagi gua dalam menghadapi

masalah

18. Bagaimana anda memandang masyarakat yang kurang mampu? Apa

yang ingin anda lakukan?

Jawab: Dalam Islam kita mengenal yang namanya infak, zakat, dan

shodaqoh. Ketika orang-orang sudah menyadari dan peduli terhadap

sesama, mau membantu orang lain, ya bisa pastikan kemiskinan di

Indonesia ini juga akan berkurang. Terus masyarakatnya jujur, tidak

melakukan korupsi, setiap orang-orang yang mampu mau saling

membahu, ya masyarakat miskin pun juga akan merasa terbantu. Untuk

itu, kita semua harus kerja sama, jangan mengandalkan satu pihak,

kebaikan itu mulailah dari diri sendiri. Kalau saya pribadi sekarang ini

sedang mencoba menerapkan hal itu, walaupun belum seberapa, saya

punya cita-cita pengen bikin sekolah gratis, bisa bantu orang ngga

mampu, dan yang paling penting saya bisa membuka lapangan pekerjaan

untuk orang lain, ya semoga saja bisa terwujud.

19. Bagaimana hubungan anda dengan keluarga, kerabat, sahabat, dan

lingkungan di sekitar anda? Bagaimana cara anda dalam menjaga

hubungan tersebut?

Jawab: sekarang udah gampanglah ya buat jalin komunikasi, ada hp, ada

internet, bisa chating, atau dari situ kita bisa tetap tau bagaimana kabar

temen-temen, ya masa zaman sudah segini cangih kita gak bisa jaga

hubungan kita baik sama temen, saudara entah jauh apa dekat, dan

keluarga la ya, ya sebisa mungkin kita teruslah tanya gimana kabarnya,

ya jangan sampai silurahmi itu putus, sayang banget.

20. Apa saran dan kritik anda untuk ESQ LC dan Fosma Bekasi?

Jawab: untuk ESQ secara keseluruhan menurut gua sudah sangat bagus,

konsepnya semakin hari juga makin baik, Cuma saran gua ayo kita sama-

sama gak hanya trainer dan tim ESQ aja, tapi gimna kita para pemuda

dan alumni lainnya ikut membantu perjuangan dalam menyebarkan nila-

nilai 165.Tetap luruskan niat kita kembali untuk perjuangan ini. Buat

Fosma khusunya Fosma Bekasi selalu kompak, kalau ada masalah atau

perbedaan pendapat ayo duduk barenag kita cari solusinya bereng-

bareng, jangan samapai ada perpecahan. Amien.

21. Sejak kapan Fosma Bekasi Berdiri?

Jawab: kalau gak salah sekitar tanggal 14 april 2006, awalnya Fosma

Cuma ada di Pusat, tapi setelah ada alumni semakin banyak dan

menyebar di berbagai daerah di Jadetabek, jadinya kita mengajukan

untuk membangun Fosma Daerah dan akhirnya Alhamdulillah tanggal 14

April Fosma Bekasi berdiri.

22. Apa visi misi dari Fosma Bekasi?

Jawab: visi misi kita adalah memciptakan para pemuda yang selalu

memegang nilai-nilai 165, dan selalu menerapkan dalam kehidupannya

juga, karena zaman sekarang ni yang kita butuhkan itu dimana aanak-

anak muda tuh punya kesadaran dalam beragama, punya moral juga gak

intelek aja yang oke.

23. Apakah Fosma hanya dipetuntukkan untuk alumni ESQ saja?

Jawab: ada sebagian angapan seperti itu, tapi sebenarnya Fosma sangat

membuka tangan bagi siapa saja yang mau bengabung dengan Fosma

Bekasi, terlepas dia alumni, bahkan yang non muslimpun kita sangat

membuka tangan untuk mereka ikut dengan kegiatan-kegiatan kita.

24. Sejauh ini kegiatan apa aja yang sudah dilakukan Fosma untuk

masyarakat?

Jawab: Alhamdulillah dari masa kepengurusan gua sampai sekarang

setau gua kita banyak membuat program kerja untuk masyarakat, seperti

sunatan missal, baksos, aksos, santunan yatim piatu, dan lainnya, sejauh

ini masih itu aja ya, ya moga aj kedepan kita punya prokker yang lebih

besar lagi buat masyarakat.

Wassalam

Arief Ilham Ramadhan

HASIL WAWANCARA

1.Identitas Informan

g. Nama: Kasya Syakirti

h. Umur: 22 tahun

i. Asal daerah: Bekasi

j. Pendidikan: Strata 1 Universitas Al-Azhar Indonesia

k. Alumni: In House UIA angkatan I

l. Waktu dan tempat: 24 Oktober 2008 Pukul 20.45, Perumahan Mediterania,

Cikunir Raya Bekasi.

2. Pertanyaan Wawancara

Kapan anda mengikuti Training ESQ?

Jawab: akhir tahun 2006

21. Dari mana anda tahu mengenai Training ESQ?

Jawab: Pertama kali tahu ESQ dari temen waktu masih kuliah di Universitas

Indonesia.

22. Apa motivasi anda mengikuti Training ESQ?

Jawab: Motivasinya pertama karena lebih murah ya biayanya, soalnya

waktu masih kuliah di UI ada in house training ESQ, tapi biayanya aga

mahal jadinya ditunda dulu deh.Waktu sudah pindah ke Universitas Al-

Azhar Indonesia eh ada lagi In house Training ESQ dan biayanya sedikit

lebih murah dari di UI, ya udah aku ikut deh, terus pengen tau juga kaya

gimana trainingnya dan nambah pengetahuan juga soalnya aku suka sih

nyoba hal-hal baru.

23. Bagaimana kesan anda setelah mengikuti Training ESQ?

Jawab: Bagus yah, aku jadi lebih sadar aja bahwa selama ini kita sering lupa,

bahwa tujuan kita hidup di dunia untuk ibadah kepada Allah. Pokoknya aku jadi

lebih sadar setiap masalah yang kita hadapi

HASIL WAWANCARA

I. Identitas Informan

a. Nama : Muchlis Syamsudin

b. Usia: 34 Tahun

c. Asal daerah: Makasar

d. Pekerjaan: Trainer dan Ketua Divisi Quality Control (QC) ESQ LC.

e. Pendidikan: Strata 1

f. Waktu dan tempat : 14 November 2008, Pukul 15.30, ESQ LC Jakarta

Selatan.

2. Pertanyaan Wawancara

1. Sejak kapan bapak mulai bergabung dengan ESQ LC?

Jawab: saya bergabung pada awal-awal tahun 2002, waktu itu adalah awal

berdirinya ESQ LC. Saya termasuk orang pertamalah yang bergabung

dengan ESQ, awalnya di ESQ hanya berempat, lalu berlima dan terus

bertambah sampai sekarang.

2 Apa tujuan didirikannya Lembaga Training ESQ?

Jawab: kita ingin memulai pembangunan moral di Indonesia ini dengan

mental spirit, dimana basicnya adalah 165 itu, selama ini 165 itu hanya

berbentuk hafalan orang-orang dalam tataran intelektualitas saja. 165 itu kan

adalah 1 ihsan 6 prinsip dan 5 langkah. Untuk menuju sukses tidak hanya

dengan hafalan, tapi inilah basic dasar untuk membangun mental spiritual,

karena saat ini masyarakat Indonesia bisa dibilang mengalami pemerosotan

dalam hal pembangunan mental, dan lebih mengutamakan kepada sisi

intelektulitas dan pembangunan fisik saja, oleh karena itu ESQ didirikan

sebagai upaya membangun Indonesia yang diawali dengan pembangunan

spiritulitas. Sehingga lahirlah manusia yang memiliki kompetensi,

Knoweledge, skill yang bagus, tapi juga didasari oleh spiritualitas yang

tinggi.

3. Apa langkah yang dilakukan ESQ dalam upaya menyampaikan nilai-

nilai165?

Jawab: langkah yang dilakukan tentu saja diawali oleh visi misi dan dibuat

konsep untuk mencapai visi misi tersebut. Sebagaimana yang kita tahu visi

misi dari ESQ adalah Indonesia emas 2020 dan Dunia emas 2050. Kemudian

langkah yang dilakukan adalah dengan pembagunan spiritualitas dan

keyakinan. Kalau kita lihat sila pertama negara kita adalh ketuhanan yang

maha esa, itu sangat sejalan dengan visi misi ESQ 165. Kemudian kenapa

ESQ berkembang karena ESQ adalah oksigen, disini kita tidak

menempatkan posisi sebagai sebuah lembaga yang boleh sebagian

masyarakat dianggap ekslusif, ESQ sebagai oksigen itulah yang

menyebabkan Alhamdulillah semua organisasi maupun instansi cepat sekali

menerima ESQ, baik NU, Muhammadiyah, dan lainnya. Itulah konsep yang

coba diterapkan oleh ESQ, bahkan kita coba membawa kepada peserta yang

berbeda keyakinan, dan mereka menerima karena ESQ bersifat sangat

universal.

4. Apa saja yang menjadi kendala bagi ESQ dalam upaya menyebarkan

nilai-nilai 165?

Jawab: Kendala tentu pasti ada, tetapi sejauh ini kendalanya adalah masalah

tekhnis dan masih bisa diatasi, contoh ESQ hidup mandiri dan pembiayaan

sendiri artinya untuk menjalankan sesuatu kita membutuhkan yang namanya

amunisi-amunisi, tanpa amunisi tersebut kita tidak mungkin berjalan. Selain

itu kita juga harus memiliki sumber daya manusia yang kuat, karena tanpa

sdm yang baik serta pengelolaan finance atau keuangan yang baik, tidak

mungkin ESQ dapat berjalan dan saat ini memiliki karyawan ± 600 orang.

Memang ada sebagian opini masyarakat yang mengangap ESQ hanyalah

sebuah bisnis, dan saya rasa angapan tesebut keliru. Kita akui ESQ memang

profesional karena kita tidak memungut dana dari sumbangan, kita bukanlah

LSM ataupun yayasan yang memperoleh dana dari orang lain. Oleh karena

itu kita memiliki yang namanya merdeka, dimana keuangannya kita kelola

sendiri dan kita berjalan tanpa bantuan orang lain. Namun saya lihat

umumnya seseorang yang sudah masuk dan mengenal ESQ lebih mendalam

ia akan mensupport.t

5. Bagaimana cara Pak Ary sebagai seorang Leader dalam membackup

kader-kadernya agar tetap memiliki spirit dalam menyampaikan nilai-nilai

165?

Jawab: ESQ benar-benar melihat role modelnya adalah pak Ary, karena

kalau kita berbicara mengenai ESQ tentu yang sangat memahaminya adalah

sang penulis. Sesibuk apapun pak Ari beliau selalu mengawasi setiap

aktivitas Dari tim ESQ, baik manajemen, leadership, dan mengawasi

semuanya, terutama hal yang berkaitan dengan materi-materi training atau

kegiatan training, caranya baik langsung maupun tidak langsung. Jikalau

tidak bisa bertemu beliau akan menelfon atau sms. Cara kedua adalah

menciptakan kadr tim yang membantu beliau, dan ini merupakan role model

foto copy dari pak Ary, walaupun tidak sebaik pak Ary. Tim ini dinamakan

Ashabul Kahfi, atau tim tujuh yang merupakan kader langsung dari beliau.

Ketujuh orang ini selalu digojlok oleh pak Ari, makanya setiap bulannya kita

selalu mengadakan QC atau Quality Control yang berkaitan dengan training,

disini yang diawasi adalah etitude, sikap mental, skill, materi training, dan

mempertahankan spiritualitas. Contohnya kita selalu diawasi bagaimana

sholat tahajudnya, membaca dan mengkaji Al- Qur’annya, hubungan antara

sesama tim dan lintas departemen. Beliau adalah seseorang yang sangat

sadar bahwa sesibuk apapun tidak akan melepaskan dan tetap memberikan

motivasi terutama yang berkaitan dengan spritualitas.

6. Bagaimana bapak mendefinisikan keyakinan agama?

Jawab: Pandangan saya mengenai keyakinan agama merupakan suatu

kesadaran bertuhan atau dalam ESQ kita kenal dengan Good Consiousnes,

yaitu suatu kesadaran yang meyakini bahwa terdapat kekuatan-kekuatan

dahsyat di luar kapasitas manusia. Keyakinan merupakan landasan awal

dalam membangun spiritualitas dalam setiap diri manusia.

7. Apakah materi-materi yang disampaikan memberikan pengaruh bagi

peningkatan keyakinan agama bapak?

Jawab: Sangat ya, secara pribadi sebelum peserta menerima materi yang

saya sampaikan maka adalah suatu kewajiban bagi saya untuk lebih dahulu

menjalankanya, karena ini juga merupakan kewajiban saya kepada Allah

SWT dan Rasulullah SAW. Dalam menjalankan ini tentu saja saya harus

memiliki komitmen sehingga saat saya dan tim trainer menyampaikan

materi kita memiliki power yang tidak hanya diucapkan tetapi juga harus

dapat dijalankan. Disinilah kita butuh pengawasan dalam mempertahankan

itu, salah satunya adalah sholat haruslah memiliki kualitas yang bagus, baik

sholat wajib maupun sholat-sholat sunnah seperti tahajud, dhuha, zikir dan

lainnya. Itu semua adalah metode untuk mempertahankan spiritualitas,

bukan hanya dari sisi ritual saja namun secara ilmu dan manajemen kita juga

dilatih oleh pak Ary agar apa yang kita sampaikan juga dijalankan. Secara

pribadi justru saya merasa apabila sudah dijalankan maka kemudian akan

menjadi sebuah kebutuhan.

8. Apa keluarga sepenuhnya mendukung dengan aktivitas bapak di ESQ

LC?

Jawab: Disini dituntut bukan hanya trainer tapi semua tim yang bergabung

dalam ESQ LC harus mendapatkan izin dari keluarga dan memiliki visi misi

yang sama. Ketika keluarga tidak mendukung maka ini akan berat, karena

akan ada semacam gejolak dalam hati. Oleh karena itu dari awal bergabung

dalam tim ESQ, yang dibutuhkan adalah komitmen dan kesiapan dan

keikhlasan dari pihak keluarga untuk mendukung aktivitas keluarganya yang

berkerja di ESQ LC. Saya sebagai kepala rumah tangga harus tetap

menjalankan tanggung jawab saya sebaik mungkin, harus bisa membagi

waktu disaat saya sedang tidak ada training, saya harus bisa

memanfaatkannya dengan sebaik mungkin, mendidik anak-anak saya,

bermain bersama, mengajaknya sholat berjama’ah dan sebagainya.

9. Bagaimana upaya bapak dalam memberikan serta menyampaikan nilai-

nilai agama dalam keluarga?

Jawab: Kadang ada orang yang berhasil mengajarkan orang lain diluar sana

dan tidak jarang pula orang gagal justru dalam mengajarkan anggota

keluarganya sendiri, oleh karena itu yang saya lakukan secara pribadi yaitu

bersama-sama mengajak istri dan anak-anak saya untuk berkomitmen.

Caranya bagaimana, sangat sederhana kita ajak sholat bersama-sama, kita

shering bertukar fikiran, saling terbuka, ya kita lah harus benar-benar

memberikan contoh, apa yang saya dan istri suruh kepada anak-anak,

sayapun harus melakukannya. Terkadang saya merasa kalau pulang training

capek sekali, tapi tubuh minta istirahat sedangkan anak-anak butuh saya

untuk menemani mereka bermain dan belajar ya harus saya ikuti karena

bagaimnapun itu adalh tanggung jawab saya sebagai keluarga memberikan

dan menanamkan nilai-nilai agama sejak dini untuk anak-anak saya, karena

yang dibutuhkan ternyata bukan hanya kecerdaan secara intelektualitas saja

tapi spiritualitas dan emotionallah yang lebih penting, dan saya harus

berperan dalam memberikan dan mewujudkan itu.

10. Bagaimana bapak memandang kondisi masyarakat yang belakangan ini

sedang banyak merebak pemikiran dan aliran-aliran baru? Bagaimana

bapak memandang perbedaan-perbedaan tersebut?

Jawab: Disini adalah perbedaan persepsi ya, seperti yang sudah saya

sampaikan bahwa ESQ fungsinya adalah sebagai oksigen, dan ia berada

pada posisi tengah-tengah, tidak berpihak kemanapun, seharusnya yang kita

lakukan adalah tidak saling menyalahkan, tapi mari kita duduk bersama-

sama saling bertukar fikiran untuk kepentingan bangsa. Rasullullahpun

mengajarkan kepada kita untuk senantiasa saling mengingatkan, bukan

saling menyalahkan dan memaksakan. Bagi saya dalam kehidupan ini

seharusnya dijalankan dengan bisa menyeimbangkan keduanya yaitu dunia

dan akhirat, harus bisa menyeimbangkan antara Hablum minannas dan

Hablum Minallah.

11. Bagaimana bapak memandang kesenjangan sosial yang banyak terjadi

dalam masyarakat?

Jawab: Kesenjangan yang terjadi dalam masyarakat saya rasa tak lain,

karena hilanganya kesadaran masyarakat untuk berbagi mencoba merasakan

posisi yang sedang dialami oleh orang lain. Di ESQ, ada yang namanya

FKA (Forum Komunikasi Alumni) kita ajak untuk berpartisipasi

membangun Indonesia Emas, dan itu dimulai dengan pembangunan mental

spiritual tadi, dari mental spiritual itu kita harapkan lahir sebuah

pembangunan fisik, karena itu kan urutan dalam haji yaitu, Haji Arafa,

Mina, Lontar, komitmen, baru Sa’i. Sa’i itulah sebagai pembangunan fisik

dan itu sebenarnya tugas kita bersama untuk membangun kembali bangsa

kita. Untuk itu dalam ESQ kita memiliki yang namanya kaum dhuafa yang

membantu mereka dengan memberikan pinjaman lunak, yaitu kita berikan

bantuan agar mereka bisa mandiri, memberikan pinjaman tanpa bunga, dan

kita tidak menyuapi mereka, kalau kita suapi maka itu akan habis, dan tidak

akan ada usaha dari mereka, kita memilih cara yang lain untuk mengangkat

mereka, yaitu dengan pinjaman lunak tadi, saya rasa kalau dalam setiap

masyarakat sudah memiliki kesadaran itu saya rasa semua masalah

khusunya perekonomian masyarakat miskin bisa terbantu, bukan malah kita

menyibukkan diri untuk kepentingan kita pribadi. ESQ juga memiliki yang

namanya UPZ Baznas, ya ayolah kita bersama berusaha mewujudkan

Indonesia Emas tadi, jika moral telah tertanam dalam diri masyarakat saya

yakin, setiap orang akan tergerak hatinya jika melihat tetangganya, atau

orang-orang dilingkungannya sedang mengalami kesulitan, akan ada suatu

panggilan dari hati untuk melakukan sesuatu untuk orang lain.

12. Bagaimana bapak menilai kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan alumni

ESQ yang tergabung dalam Fosma?

Jawab: Fosma adalah sebuah kumpulan yang didirikan untuk menampung

generasi muda ya khususnya mahasiswa, supaya bagi mereka yang sudah

mendapatkan nilai-nilai 165 tidak keluar dari nilai-nilai itu, Fosma didirikan

agar para pemuda memiliki suatu wadah untuk membentengi mereka dari

pengaruh-pengaruh buruk diluar sana, apa lagi mereka masih muda ya,

terkadang banyak hal baru yang ingin mereka coba, nah Fosmalah tempat

bagaimana bisa mengasah serta mempertahankan nilai-nilai 165 tadi dengan

baik, jangan sampai keluar lagi dari garis orbit tadi. Fosma itu positif sekali,

apa lagi jika kita mau secara totalitas sebagai pemuda mengeluarkan

idealisme-idealisme mereka untuk membangun cita-cita kita bersama

menjadikan Indonesia Emas. Tetapi yang saya tekankan tetap luruskan niat

mereka, apapun yang dijalankan ingat selalu diniatkan untuk selalu

memegang nila-nilai 165 tadi, cinta Allah dan cinta selalu Rasul sebagai

petunjuk langkah kita.

13.Apa pesan-pesan bapak untuk Fosma atau para generasi muda agar dapat

terhindar dari berbagai macam pengaruh buruk dalam kehidupan?

Jawab: Kuncinya untuk para pemuda adalah, keyakinan atau kesadaran akan

bertuhan tadi, atau Good Conciuosnes, jika nilai-nilai165 tadi sudah

dipegang maka saya rasa para generasi muda akan bisa menentukan langkah

mereka mana yang baik dan mana yang buruk. Saya harapkan pemuda yang

sudah mendapatkan nilai-nilai 165, marilah kita bersama mengajak para

pemuda lainnya kembali kepada tugas sebenarnya kita sebagai manusia,

membangun mental spiritual, dan menerapkan tujuh nilai budi utama tadi

mahasiswa atau pelajar memiliki sikap jujur, tidak ada lagi yang mencontek,

kan ini yang harus kita bangun dalam masyarakat kita ini.

Wassalam

Mukhlis Syamsuddin

STRUKTUR ORGANISASI FOSMA BEKASI PERIODE 2007-2008

Foto-Foto Kegiatan Peneliti Bersama Fosma Bekasi

Pengajian Mingguan Bersama HJ. Irene Handono.

Kegiatan Aksi Sosial Dan Bazar Ramadhan

top related