pleno limbah medis kel. 3.ppt

Post on 06-Jul-2016

71 Views

Category:

Documents

5 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

PLENO‘LIMBAH MEDIS‘KELOMPOK 3:1.SHINTA PERMATA SARI (141610101012)2.DINI ROSWATI S (141610101015)3.ERLITA PRESTIANDARI (141610101016)4.ALDIANSYAH HAKIM (141610101018)5.PRISCA VIANDA SUKMA (141610101019)6.TAZQIA JAMIL PRATAMI (141610101020)7.PARAMITA RACHMAWATI Z (141610101023)8.AZZA MUSLICHA (141610101025)9.MUHAMMAD SANDY IRIANTO (141610101026)

SKENARIO(DR. RISTYA WIDI ENDA YANI, DRG., M. KES)

(DRG. HESTIEYONINI HADNYANAWATI, M. KES)(DRG. KISWALUYO, M. KES)

Sebuah koran di kota Maju kecamatan Maju Makmur mengabarkan bahwa sering ditemukannya mainan anak-anak berupa jarum suntik bekas yang diperjualbelikan di pasaran. Jarum suntik tersebut masih beraroma obat-obatan. Jarum suntik merupakan salah satu limbah medis yang berdampak negatif bagi kesehatan lingkungan dan masyarakat, karena dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. Sebuah rumah sakit menghasilkan limbah medis dan non medis. Rumah sakit harus memiliki alat pengelolaan limbah medis. Ijin rumah sakit bisa dikeluarkan jika memiliki alat tersebut. Terkait dengan itu Dinas Kesehatan terus melakukan pendataan dan pengawasan terhadap operasional rumah sakit di kota tersebut.

STEP 11. Limbah Medis : limbah yang berasal dari instalasi kesehatan

(perawatan dan penelitian) rumah sakit yang sudah tidak digunakan/ diperlukan lagi biasanya bersifat infeksius dapat berupa padat, cair maupun gas dan berdampak negatif jika

tidak diolah dengan baik.2. Operasional : kegiatan rutin yang dilakukan oleh rumah sakit

yang dapat berdampak pada limbah rumah sakitnya.

3. Limbah Non Medis : limbah yang berasal dari non medis seperti berkas-berkas dari kantin, administrasi, dan lain-lain yang tidak bersifat infeksius dimana pengolahannya tidak perlu disendirikan tetapi harus tetap disesuaikan.

STEP 14. Pencemaran: segala sesuatu yang dapat merusak keseimbangan

ekosistem lingkungan baik di tanah, air maupun udara.

5. Jarum Suntik: limbah medis benda tajam dimana bekerjanya dengan memasukkan ataupun mengambil cairan

tubuh.

6. Ijin Rumah sakit: syarat yang digunakan rumah sakit dalam pengadaan kualitas maupun untuk beroperasinya rumah sakit.

STEP 2

STEP 3

Dampak negatif akan timbul jika limbah tersebut tidak diolah dengan baik, diantaranya:

- Menimbulkan gangguan keyamanan dan estetika- Menimbulkan pencemaran lingkungan baik air, tanah maupun

udara. Untuk pencemaran udara contohnya oleh gas CO, sedangkan tanah dibagi menjadi secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung contohnya adanya bau busuk yang dihasilkan oleh limbah dan secara tidak langsung contohnya lingkungan yang kumuh.

1. Apa saja dampak yang dapat ditimbulkan dari limbah medis maupun

non medis?

STEP 3

- Mengganggu keadaan alam- Mengganggu reproduksi atau genetik pada manusia- Terjadi penularan penyakit - Terjadi peningkatan penyakit pada daerah sekitar limbah- Resiko terjadinya cederaSedangkan dampak positifnya seperti adanya bank sampah dimana limbah sampah tersebut dapat ditukarkan dengan sejumlah uang. ( meningkatkan taraf ekonomi minor )

1. Apa saja dampak yang dapat ditimbulkan dari limbah medis maupun

non medis?

1. Pemisahan

- Medis

- Non medis

2. Penyimpanan. Dapat disimpan didalam kantong yang kuat dan anti bocor

3. Pengangkutan. Dapat digunakan truk, gerobak maupun kereta dimana harus dalam keadaan tertutup dan licin

4. Penanganan.

- Dapat didaur ulang. Dapat digunakan sistem 3R (reuse, recycle, remake)

- Tidak dapat didaur ulang. Dapat dilakukan sterilisasi yang selanjutnya dibakar

5. Pembuangan.

2. Bagaimana pengolahan dari limbah medis tersebut?

Peran pemerintah terhadap adanya limbah, diantaranya:- Rumah sakit yang bersangkutan dapat diberi sanksi- Pemerintah melakukan penyelidikan dan mengetahui bagaimana pengolahan limbah rumah sakit- Melakukan penarikan terhadap limbah-limbah tersebut- Memberikan penyuluhan-penyuluhan dan pelatihan

terhadap perangkat rumah sakit.

3. Bagaimana peran pemerintah terhadap masalah yang ada pada skenario tersebut?

Syarat-syarat yang dibutuhkan diantaranya:- Sudah memiliki alat pengelolaan limbah, contohnya: incinerator

4. Apa saja syarat yang diperlukan agar dikeluarkannya ijin rumah sakit?

Alat-alat pengolahan limbah rumah sakit diantaranya:- Incinerator. Memerlukan waktu 2-3 jam dengan suhu diatas 1000º C- Tabung. Digunankan untuk limbah yang bersifat gas- Autoclave. Digunakan untuk peralatan laboratorium- Kantong-kantong yang diberi label.

5. Apa saja alat pengolahan limbah medis maupun non medis?

Jenis-jenis limbah diantaranya:- limbah medis (padat, cair, dan gas), diantaranya:- limbah benda tajam: jarum suntik, scalpel, dll- limbah infesius: bakteri, jamur, virus, dll- limbah kimia: limbah farmasi (obat-obatan)- limbah radioaktif: berasal dari nukleotida- limbah patologis: organ atau jaringan tubuh- limbah non medis (padat, cair, dan gas)

6. Apa saja jenis limbah rumah sakit?

Dampak negatif dari limbah jarum suntik diantaranya:- dapat menimbulkan cedera- menimbulkan penularan penyakit

7. Apa saja dampak negatif yang ditimbulkan dari limbah jarum suntik terhadap lingkungan dan masyarakat? 

Pengaruh jenis kelamin, pada wanita yaitu terjadi fluktuasi yang disebabkan perubuhan hormon.

Contoh : hormon FSH meningkat sehingga terjadi perubahan hormonal yang sangat cepat.

.

8. Bagaimana hubungan antara umur dan jenis kelamin pada lesi praganas (moderate dysplasia)?

STEP 4

STEP 5

1. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami, dan menjelaskan pengertian lingkungan

2. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami, dan menjelaskan pencemaran lingkungan

3. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami, dan menjelaskan klasifikasi limbah rumah sakit

4. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami, dan menjelaskan pengelolaan limbah rumah sakit

5. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami, dan menjelaskan dampak yang ditimbukan dari limbah rumah sakit

6. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami, dan menjelaskan kebijakan pemerintah terhadap limbah rumah sakit

Cara Penanganan/ Pengolahan Limbah Rumah Sakit yang Baik

STEP 7

Prinsip-prinsip dasar

(1) The “Polluter Pays” principle (prinsip “pencemar yang membayar”). Artinya bahwa melalui prinsip tersebut diatas bahwa semua penghasil limbah secara hukum dan financial bertanggungjawab untuk menggunakan metode yang aman dan ramah lingkungan dalam pengelolaan limbah.

(2) The “Precautionary” principle (prinsip “Pencegahan”) merupakan prinsip kunci yang mengatur perlindungan kesehatan dan keselamatan melalui upaya penanganan yang secepat mungkin dengan asumsi risikonya dapat menjadi cukup signifikan.

(3) The “duty of care” principle (prinsip “kewajiban untuk waspada”) bagi yang menangani atau mengelola limbah berbahaya karena secara etik bertanggung jawab untuk menerapkan kewaspadaan tinggi.

(4) The “proximity” principle (prinsip “kedekatan”) dalam penanganan limbah berbahaya untuk meminimalkan risiko dalam pemindahan.

Tahap pengelolaan limbah RS

Limbah Medis Padat

1.Meminimasi limbahyaitu upaya untuk mengurangi volume, konsentrasi, toksisitas, dan tingkat bahaya limbah yang berasal dari kegiatan rumah sakit.

1. Melakukan housekeepingyaitu dengan menjaga

kebersihan lingkungan dengan mencegah terjadinya ceceran, tumpahan atau kebocoran bahan serta menangani limbah yang terjadi

dengan sebaik mungkin.

Upaya yang dilakukan

2. Pemilihan atau segregasi limbahyakni memisahkan berbagai jenis

limbah menurut jenis komponen, konsentrasi atau keadaannya.3. Pemeliharaan pencegahan, yaitu

pemeliharaan atau penggantian alat atau bagian alat menurut waktu yang telah diwajibkan.

4. Pemilihan teknologi dan proses, yakni pemilihan teknologi dan proses yang tepat untuk mengeluarkan limbah dengan efisien yang cukup tinggi.5. Pengelolaan bahan, yaitu agar persediaan bahan selalu cukup untuk menjamin kelancaran proses kegiatan, namun tidak berlebihan, sedangkan penyimpanan agar tetap rapi dan terkontrol.

6. Pengaturan kondisi proses dan operasi yang baik, pengoperasian alat sesuai kondisi yang optimum.7. Memodifikasi bahan, mengganti bahan- bahan yang dapat mengurangi terjadinya limbah berbahaya dan bahan-bahan yang tidak menghasilkan banyak limbah.

8. Penggunaan teknologi bersih, menggunakan teknologi yang tidak atau kurang memiliki potensi untuk menghasilkan limbah dengan efisiensi yang cukp tinggi.

2. Pemanfaatan limbah

3. Pemisahan Limbah Medis Pemisahan limbah berdasarkan warna kantong atau kontainer. Hal ini dapat meminimalkan volume limbah medis yang infeksius dan mengurangi biaya untuk pembuangan limbah tersebut.

Berikut contoh warna kantong menurut DepKes RI :• Kantong hitam untuk limbah umum• Kantong kuning untuk limbah yang harus diinsinerasi• Kantong kuning untuk limbah yang sebaiknya

diinsinerasi, tetapi dapat dibuang ke landfill.• Kantong biru muda untuk limbah yang harus

disterilisasi

Tabel Jenis Wadah dan Label Limbah Medis Padat Sesuai Kategorinya

4. Pengumpulan Limbah MedisPada tahap pengumpulan limbah, maksimal 2/3 bak sampah yang sudah tersisi harus diambil.

5. Pengangkutan Limbah MedisDilakukan oleh petugas kebersihan dari sumber penghasil limbah. Harus menggunakan alat angkut berupa kereta, gerobak, atau troli.

6. Penyimpanan Limbah Medis Tempat penampungan limbah harus memiliki lantai yang kokoh dengan dilengkapi drainase yang baik dan mudah dibersihkan serta didesinfeksi.

7. Pemusnahan Limbah MedisSetelah limbah medis ditampung pada tempat penampungan sementara, proses selanjutnya yaitu pengolahan limbah medis yaitu pemusnahan dan pembuangan akhir.

1. Pemilahan LimbahDilakukan pemilahan limbah padat non-medis antara limbah yang dapat dimanfaatkan dengan limbah yang tidak dapat dimanfaatkan kembaliDilakukan pemilahan limbah padat non-medis antara limbah basah dan limbah kering.

Limbah Non Medis Padat

2. Tempat Pewadahan Limbah- Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air, dan mempunyai permukaan yang mudah dibersihkan pada bagian dalamnya, misalnya fiberglass.- Mempunyai tutup yang mudah dibuka dan ditutup tanpa mengotori tangan.

- Terdapat minimal 1 (satu) buah untuk setiap kamar atau sesuai dengan

kebutuhan.- Limbah tidak boleh dibiarkan dalamwadahnya melebihi 3 x 24 jam atau apabila 2/3 bagian kantong sudah terisi oleh limbah

3. PengangkutanMenggunakan troli tertutup.

4. Tempat Penampungan Limbah- Tersedia tempat penampungan limbah padat non-medis sementara dipisahkan antara limbah yang dapat dimanfaatkan dengan limbah yang tidak dapat dimanfaatkan kembali.

- Tempat penampungan sementara limbah padat harus kedap air, bertutup dan selalu dalam keadaan tertutup bila sedang tidak diisi serta mudah dibersihkan.- Terletak pada lokasi yang muah dijangkau

kendaraan pengangkut limbah padat.- Dikosongkan dan dibersihkan sekurang-kurangnya 1 x 24 jam.

5. Pengolahan Limbah Limbah yang masih dapat dimanfaatkan hendaknya dimanfaatkan kembali untuk limbah padat organik dapat diolah menajdi pupuk.

6. Lokasi Pembuangan Limbah AkhirLimbah padat umum (domestik) dibuang ke lokasi pembuangan akhir yang dikelola oleh pemerintah daerah (Pemda), atau badan lain sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Proses insenerasi akan berlangsung melalui 3tahapan yaitu:• Tahapan pertama limbah atau sampah akan dikeringkan dengan

diambil uang airnya sehingga limbah siap untuk dibakar.• Selanjutnya terjadi proses pirolisis, yaitu pembakaran tidak

sempurna,dimana temperature belum terlalu tinggi.

Prinsip kerja Incinerator

• Fase berikutnya adalah pembakaran sempurna. Ruang bakar pertama digunakan sebagai pembakar limbah, suhu dikendalikan antara 400oC – 600oC. Ruang bakar kedua digunakan sebagai pembakar asap dan bau dengan suhu antara 600oC-1200oC.

Limbah cair harus dikumpulkan dalamkontainer yang sesuai dengan karakteristikbahan kimia dan radiologi, volume, dan

prosedurpenanganan dan penyimpanannya.

Limbah Cair

Untuk mengolah air yang mengandung senyawaorganuk, umumnya menggunakan teknologipengolahan air limbah secra biologis ataugabungan antara proses biologis dengan proseskimia-fisika. Proses secara biologi tersebut dapatdilakukan pada kondisi aerobic (dengan udara),kondisi anaerobic (tanpa udara), atau kombinasikeduanya.

1. Monitoring limbah gas berupa NO2, SO2, logam berat, dan dioksin dilakukan minimal 1 (satu) kali setahun

2. Suhu pembakaran minimum 1.000° C untuk pemusnahan bakteri patogen, virus, dioksin, dan mengurangi jelaga.

3. Dilengkapi alat untuk mengurangi emisi gas dan debu.4. Melakukan penghijauan dengan menanam pohon yang

banyak.

Limbah Gas

Penggunaan alat pelindung diri sudah diaturdalam Undang-Undang No.1 Tahun 1970 tentangkeselamatan kerja, khususnya pasal 9, 12, dan14, yang mengatur penyediaan dan penggunaanalat pelindung diri di tempat kerja, baik bagipengusaha maupun bagi tenaga kerja.

Alat Pelindung Diri (APD)

Syarat-syarat alat pelindung diri yang baik:

1. Mata, dengan menggunakan Googles, penutup mata.

2. Alat pernafasan, menggunakan respirator atau masker khusus .

3. Lengan, tangan, dan jari dengan menggunakan sarung tangan dan pakaian berlengan panjang.

4.Tungkai dan kaki, dengan menggunakan pelindung-pelindung betis, tungkai dan mata kaki. Dalam hal ini dapat menggunakan sepatu boots.

Daftar Pustaka• Subekti, S. Tidak Ada Tahun. Jurnal Pengaruh Dan Dampak Limbah Cair Rumah Sakit Terhadap

Kesehatan Serta Lingkungan. Semarang: Fakultas Teknik, Teknik Lingkungan Universitas Pandanaran Semarang

• Rahno, D. Dkk. 2015. Jurnal Pengelolaan Limbah Medis Padat Di Puskesmas Borong Kabupaten Manggarai Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur J-Pal, Vol. 6, No. 1. Malang: Universitas Brawijaya

• Kepmenkes RI No. 1204/MENKES/SK/X/2004. Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit

• Asmadi.2013.Pengelolaan Limbah Medis Rumah Sakit. Gosyen Publishing:Yogyakarta

• Arifin, M., 2008. Pengaruh Limbah Rumah Sakit Terhadap Kesehatan. Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

• Hindarko ,. Ir. 2003. Mengolah Limbah Supaya Tidak Mencemari Orang Lain. Jakarta.

• Keraf, sonny. Dr . 2000. Analisis Dampak Lingkungan Hidup, Rencana Rengelolah Lingkungan. Jakarta.

• BAPEDAL. 1999. Peraturan tentang Pengendalian Dampak Lingkungan.

• Kusminarno, K. 2004. Manajemen Limbah Rumah Sakit. Jakarta

• Nainggolan, R., Elsa, Musadad A. 2008. Kajian Pengelolaan Limbah Padat Medis Rumah Sakit. Jakarta

• Shofyan, M. 2010. Jenis Limbah Rumah Sakit dan Dampaknya Terhadap Kesehatan Serta Lingkungan. Bandung: UPI

top related