peran perawat dalam desa siaga2
Post on 12-Dec-2014
512 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu upaya kesehatan pokok atau misi sektor kesehatan adalah mendorong
kemandirian masyarakat untuk hidup sehat. Untuk mencapai upaya tersebut Departemen
Kesehatan RI menetapkan visi pembangunan kesehatan yaitu “Masyarakat yang mandiri
untuk hidup sehat”. Strategi yang dikembangkan adalah menggerakkan dan memberdayakan
masyarakat untuk hidup sehat, berupa memfasilitasi percepatan dan pencapaian derajat
kesehatan setinggi-tingginya bagi seluruh penduduk dengan mengembangkan kesiap-siagaan
di tingkat desa yang disebut dengan Desa Siaga. Sehingga perlu diketahui bagaimana peran
perawat di dalamnya sehingga dapat dijadikan pedoman dalam memberikan pelayanan.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas , maka rumusan masalah yang kami kemukakan dalam
makalah ini adalah :
1. Apa saja peran perawat dalam desa siaga ?
C. TUJUAN UMUM
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas mata kuliah
Komunitas IV serta untuk menambah pengetahuan tentang keperawatan Komunitas.
D. TUJUAN KHUSUS
Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan dari pembahasan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui peran perawat dalam Desa Siaga.
E. METODE
Dalam penyusunan makalah ini, metode yang kami gunakan yaitu metode kepustakaan
dengan mencari dan mengumpulkan data-data yang berhubungan baik melalui media internet
maupun materi kuliah yang diberikan oleh dosen pembimbing/pengajar.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Peran Perawat
Peran adalah pola sikap, perilaku nilai dan tujuan yang diharapkan dari seseorang
berdasarkan posisinya dimasyarakat (Keliat,1992). Menurut Kusnanto (2004) peran merupakan
seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang, sesuai
kedudukannya dalam suatu system. Peran perawat dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari
dalam maupun dari luar profesi keperawatan dan bersifat konstan.
Perawat atau nurse berasal dari bahasa latin yaitu dari kata Nutrix yang berarti merawat
atau memelihara. Hartley cit. ANA (1999) menjelaskan pengertian dasar seorang perawat yaitu:
seseorang yang berperan dalam merawat atau memelihara, membantu dan melindungi seseorang
karena sakit, injuri dan proses penuaan.
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang
sesuai kedudukannya dalam, suatu system. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari
dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan
dari seesorang pada situasi sosial tertentu. (Kozier Barbara, 1995: 21). Peran merupakan bentuk
dari perilaku yang diharapkan dari seseorang pada situasi sosial tertentu. Peran adalah cara untuk
menyatakan aktivitas perawat dalam praktik yang diakui oleh pemerintah dan diberi kewenangan
utk menjalankan tugas dan tanggung jawab secara profesional sesuai kode etik keperawatan.
Peran perawat yang dimaksud adalah cara untuk menyatakan aktifitas perawat dalam
praktik, dimana telah menyelesaikan pendidikan formalnya yang diakui dan diberi kewenangan
oleh pemerintah untuk menjalankan tugas dan tanggung keperawatan secara professional sesuai
dengan kode etik professional. Dimana setiap peran yang dinyatakan sebagai ciri terpisah demi
untuk kejelasan.
2
B. Desa Siaga
Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan
kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana
dan kegawatdaruratan secara mandiri. Pada intinya, desa siaga adalah memberdayakan
masyarakat agar mau dan mampu untuk hidup sehat. Untuk dapat dan mampu hidup sehat,
masyarakat perlu mengetahui masalah-masalah dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
kesehatannya, bak sebagai individu, keluarga, ataupun sebagai bagian dari anggota masyarakat.
Beberapa determinan yang mempengaruhi status kesehatan masyarakat adalah keturunan
(heredity), keadaan gizi, gaya hidup, akses pelayanan kesehatan dan lingkungan fisik dan
nonfisik. Heredity memegang peran dalam penentuan sifat dan karakteristik fisiologis seorang
individu, seperti postur tubuh, warna kulit dan golongan darah. Lingkungan fisik meliputi
lingkungan yang ada di sekitar manusia, seperti udara yang kita hirup, darat dan laut sebagai
sumber kehidupan, termasuk rumah dan fasilitasnya serta ketersediaan pelayanan umum (air
bersih, listrik dan jalan raya). Sedangkan faktor budaya akan mempengaruhi sikap masyarakat
terhadap hidup sehat dan kesehatan secara keseluruhan.
Seiring dengan program Desa Siaga yang dicanangkan oleh Departemen Kesehatan RI,
pendidikan dan profesi keperawatan telah menerapkan standar perawatan komunitas yang
mencakup berbagai unsur dan komponen seperti yang ada pada konsep Desa Siaga. Perawatan
kesehatan masyarakat diterapkan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan populasi
dimana prakteknya tersebut bersifat umum dan komprehensif yang ditujukan pada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat yang memiliki kontribusi bagi kesehatan, pendidikan
kesehatan dan manajemen serta koordinasi dan kontinuitas pelayanan holistik. Masalah
kesehatan masyarakat dapat bermula dari perilaku individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
diantaranya berkaitan dengan masalah kesehatan lingkungan, kesehatan ibu anak, kesehatan
remaja serta kesehatan lanjut usia (lansia),maupun pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan
yang masih sangat rendah seperti pemeriksaan kesehatan, kehamilan, imunisasi, posyandu dan
lain sebagainya.
C. Peran Perawat Dalam Desa Siaga
Kategori Peran Perawat Comunity Health Nursing ( CHN ) :
Peran berorientasi pada klien: melibatkan kegiatan pelayanan langsung kepada klien
seperti: case manajer, care provider, role model, konselor, pendidik, pembela.3
Peran berorientasi pada penyediaan pelayanan kesehatan: untuk meningkatkan pelaksana
pelayanan kesehatan yang lebih baik seperti kolaborator, penghubung ( liaison ) ,
koordinator.
Peran berorientasi pada populasi : berkaitan dengan perawatan klien yang spesifik pada
kelompok komunitas seperti leader, peneliti, pembaharu, case finder.
Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan
secara keseluruhan. Proporsi tenaga keperawatan (perawat dan bidan) merupakan proporsi
tenaga terbesar (48%) yang dapat mempengaruhi kinerja rumah sakit dan puskesmas/ sarana
pelayanan kesehatan lainnya. Perawat berperan dalam UKP (Upaya kesehatan perorangan) dan
Upaya kesehatan masyarakat (UKM). Peran perawat di semua tatanan pelayanan kesehatan di
setiap level rujukan dimana bentuk pelayanan yang diberikan berupa pelayanan bio-psiko-sosio-
spiritual yang komprehensif.
Perawat sebagai ujung tombak tenaga kesehatan di masyarakat tentu harus juga
dipersiapkan dalam pelaksanaan desa siaga ini. Dengan mengacu dari prinsif-prinsif keperawatan
komunitas yaitu (Astuti Yuni, Nursari 2005) :
Kemanfaatan, yang berarti bahwa intervensi yang dilakukan harus memberikan manfaat
sebesar – besarnya bagi komunitas.
Prinsip otonomi yaitu komunitas harus diberikan kebebasan untuk melakukan atau
memilih alternative yang terbaik yang disediakan untuk komunitas.
Keadilan yaitu melakukan upaya atau tindakan sesuai dengan kemampuan atau kapasitas
komunitas.
Adapun peran perawat disini antara lain (Old, London, & Ladewig, 2000) :
Sebagai pemberi pelayanan atau care giver.
Pada peran ini perawat diharapkan mampu :
1. Memberikan pelayanan keperawatan kepada individu, keluarga , kelompok atau
masyarakat sesuai diagnosis masalah yang terjadi mulai dari masalah yang
bersifat sederhana sampai pada masalah yang kompleks.
2. Memperhatikan individu dalam konteks sesuai kehidupan klien, perawat harus
memperhatikan klien berdasrkan kebutuhan significan dari klien.
4
Perawat menggunakan proses keperawatan untuk mengidentifikasi diagnosis
keperawatan mulai dari masalah fisik sampai pada masalah psikologis. Peran ini
diambil perawat untuk mengatasi masalah klien yang tidak mampu mengatasi
masalahnya
Sebagai pendidik atau educator.
Mengajar adalah merujuk kepada aktifitas dimana seseorang guru membantu
murid untuk belajar. Belajar adalah sebuah proses interaktif antara guru dengan satu atau
banyak pelajar dimana pembelajaran obyek khusus atau keinginan untuk merubah
perilaku adalah tujuannya. (Redman, 1998: 8 ). Inti dari perubahan perilaku selalu
didapat dari pengetahuan baru atau ketrampilan secara teknis.
Peran perawat sebagai educator dapat membantu klien yang tidak tahu dan tidak
mau menjadi terpenuhi kebutuhan pengetahuannya sehingga termotivasi untuk mau
memecahkan masalahnya.
Sebagai pengelola
Sebagai pengelola perawat akan merencanakan, mengorganisasi, menggerakan
dan mengevaluasi pelayanan keperawatan baik langsung maupun tak langsung dan
menggunakan peran serta aktif masyarakat dalam kegiatan keperawatan komunitas.
Sebagai konselor.
Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi tekanan
psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan interpersonal yang baik dan
untuk meningkatkan perkembangan seseorang. Didalamnya diberikan dukungan
emosional dan intelektual.
Peran perawat :
1. Mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien terhadap keadaan sehat sakitnya.
2. Perubahan pola interaksi merupakan “Dasar” dalam merencanakan metode untuk
meningkatkan kemampuan adaptasinya.
3. Memberikan konseling atau bimbingan penyuluhan kepada individu atau keluarga
dalam mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan pengalaman yang lalu.
4. Pemecahan masalah di fokuskan pada masalah keperawatan
5
Peran perawat sebagiai konseler bagi pasien yang tidak mau dan tidak mampu
sehingga klien menyadari adanya suatu masalah dan terjalin kerjasama yang baik dan
membuat klien mau dan mampu mengatasi masalahnya.
Sebagai pembela klien (advokator) perawat harus melindungi dan memfasilitasi keluarga
dan masyarakat dalm pelayanan keperawatan komunitas.
Tugas perawat :
1. Bertanggung jawab membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan
informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi lain
yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (inform concern) atas tindakan
keperawatan yang diberikan kepadanya.
2. Mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena klien yang
sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan.
Perawat adalah anggota tim kesehatan yang paling lama kontak dengan klien,
sehingga diharapkan perawat harus mampu membela hak-hak klien.
Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk
didalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan klien
terpenuhi dan melindungi hak-hak klien (Disparty, 1998 :140).
Hak-Hak Klien antara lain :
1. Hak atas pelayanan yang sebaik-baiknya
2. Hak atas informasi tentang penyakitnya
3. Hak atas privacy
4. Hak untuk menentukan nasibnya sendiri
5. Hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian tindakan.
Hak-Hak Tenaga Kesehatan antara lain :
1. Hak atas informasi yang benar
2. Hak untuk bekerja sesuai standart
3. Hak untuk mengakhiri hubungan dengan klien
4. Hak untuk menolak tindakan yang kurang cocok
5. Hak atas rahasia pribadi
6. Hak atas balas jasa
6
Peran ini dapat diberikan untuk melindungi klien yang tidak tahu dan tidak mau
agar terlindungi hak-haknya dan tidak menimbulkan masalah baru
Sebagai peneliti perawat melakukan penelitian untuk mengembangkan keperawatan
komunitas dalam rangka mengefektifkan desa siaga.
Perluasan dari peran dan fungsi perawat merupakan tantangan baru dari keadaan praktek
keperawatan saat ini. Perluasan peran dan fungsi perawatn juga dijelaskan dalam Potter and
Perry ( 2001 ) sebagai berikut :
Pemberi Pelayanan Keperawatan
Perawat membantu klien untuk menjalani proses pemulihan kesehatan, perawat akan
memberikan pelayanan keperawatan yang holistic sesuai dengan kebutuhan kliennya
termasuk pengendalian emosional, spiritual dan sosial.
Pengambil Keputusan Klinik dan Etik
Sebagai Pengambil keputusan klinik dan etik, perawat menggunakan keterampilan klinik
dengan menggunakan proses keperawatan sehingga pelayanan yang diberikan efektif.
Sebelum melakukan tindakan keperawatan baik itu mengkaji kesehatan klien, memberikan
asuhan, mengevaluasi pelayanan keperawatan, perawat akan merencanakan tindakannya
dengan menentukan hal yang terbaik untuk masing – masing klien. Perawat dapat
mengambil keputusan ini sendiri, maupun dengan berkolaborasi dengan klien atau
keluargnya. Pada setiap keadaan, perawat berkolaborasi dan berkonsultasi dengan tim
kesehatan lainnya.
Protector dan Advokat Bagi Klien
Perawat akan membantu mempertahankan lingkungan yang aman dan langkah – langkah
untuk mencegah cidera dan menjaga klien dari kemungkinan efek samping dari tindakan
diagnostic dan pengobatan. Sebagai advokat, maka perawat akan membela klien dengan
menjaga hak – hak asasi manusia serta hak-hak hukum kliennya.
Manager Kasus
Perawat mengkoordinasikan aktifitasnya dengan tim kesehatan lainnya seperti ahli gizi,
fisioterapi ketika mengatur pelayanan keperawatan kliennya.
Rehabilitator
7
Perawat membantu kliennya dapat beradaptasi dengan kondisi keadaan fisik dan emosional
setelah menghadapi sakit, kecelakaan dll. Keperawatan pada rehabilitasi ini termasuk
memberikan pendidikan kesehatan.
Pemberi Kenyamanan Comforter
Perawat memberikan perasaan nyaman kepada klien dengan sifat caring, melihat bahwa
klien tidak hanya tubuhnya saja tetapi memerlukan bantuan emosional dan kenyaman
sehingga membantu klien mencapai kesembuhan.
Komunikator
Perawat berkomunikasi dengan klien dan keluarganya, antara perawat, dan dengan tim
kesehatan juga dengan komunitas. Komunikasi yang jelas akan membantu pelaksanan
pelayanan dengan efektif, membuat keputusan dengan klien dan keluarganya, menjaga klien,
berkoordinasi dalam manajemen pelayanan kesehatan klien, membantu klien dalam proses
rehabilitasi, serta memberikan kenyamanan klien.
Pendidik
Perawat menjelaskan tentang konsep dan khal – hal kesehatan klien, mendemonstrasikan
prosedur – prosedur seperti aktifitas perawatan mandiri pada ibu hamil dan post partum,
memastikan bahwa klien mengerti benar dengan apa yang dijelaskan.
Kemampuan Perawat Komunitas
1. Negosiasi
Kesehatan komunitas akan terwujud dari keadaan sehat dan sejahtera individu,
keluarga dan kelompok di komunitas (Mc Murray, 2003).
Dalam rangka mewujudkan komunitas yang sehat, dibutuhkan upaya untuk
mempengaruhi orang, organisasi atau pihak lain dengan melakukan negosiasi.
Negosiasi merupakan salah satu bentuk kegiatan komunikasi yang bersifat informal
yang dilakukan guna memperoleh hasil sebagaimana yang diaharapkan organisasi
(Partao, 2006).
Negosiasi sebagai upaya penyelesaian pertentangan isu spesifik (Bagwell & Clement,
1985 dalam Helvie, 1998).
2. Koalisi8
Koalisi merupakan suatu kegiatan kerjasama yang dilakukan oleh beberapa individu
atau beberapa kelompok yang berbeda untuk mengadakan kerjasama mencapai tujuan,
hasil dan keuntungan bersama.
Tujuan diadakan koalisi semata untuk menciptakan sesuatu yang lebih besar yang
tidak mungkin dilakukan secara individual, dengan menggabungkan dan
memaksimalkan semua sumber daya yang ada, serta untuk mencegah adanya program
yang duplikasi di masyarakat.
3. Budgeting
Budget harus direncanakan untuk memenuhi kebutuhan yang sesuai dengan program
yang akan dilakukan.
Pertimbangan penyusunan budget untuk pelaksanaan program pelayanan keperawatan
komunitas, harus mempertimbangkan bahwa program telah disusun secara sistimatis
meliputi tujuan umum, tujuan khusus, rencana kegiatan terkait aktivitas yang akan
dilaksanakan.
Uraian kegiatan yang akan dilakukan juga harus sudah diperinci, seperti jenis kegiatan
yang akan dilakukan, waktu, tempat dan sumber lain yang dimanfaatkan untuk
kegiatan komunitas.
Perencanaan yang disusun harus fleksibel, sehingga memungkinkan untuk diadakan
suatu perbaikan.
4. Advokasi
Advokasi merupakan usaha untuk mempengaruhi kebijakan kesehatan masyarakat
melalui berbagai macam bentuk komunikasi.
Advokasi kesehatan dapat dilakukan oleh individu atau kelompok agar pembuat
keputusan membuat kebijakan publik yang menguntungkan kelompok masyarakat.
Komunikasi yang dilakukan saat advokasi dirancang secara sistimatis agar menarik
dengan harapan agar pembuat keputusan tertarik, terpengaruhi dan yakin dengan
adanya ide yang disampaikan.
Dengan adanya advokasi, diharapkan dapat menghasilkan kebijakan dalam
mendukung upaya penanggulangan masalah kesehatan, keberhasilan program dan isu
yang diadvokasi.
5. Pemberdayaan
9
Pemberdayaan (empowering) merupakan suatu proses yang dilakukan oleh individu,
kelompok dan komunitas untuk mencapai kemanfaatan dalam kehidupan (Rappaport,
dalam Porche, 2004).
Pemberdayaan merupakan proses pemberian kekuatan atau dorongan sehingga
membentuk interaksi transformatif kepada komunitas agar komunitas mandiri.
Merupakan upaya memobilisasi komunitas agar mampu berperan dalam pengambilan
keputusan dan tindakan strategis, juga merupakan upaya fasilitasi agar masyarakat
mengenal masalah yang dihadapi, merencanakan dan melakukan pemecahan masalah
dengan memanfaatkan potensi setempat sesuai kebutuhannya.
6. Kemitraan
Kemitraan merupakan suatu bentuk partisipasi aktif dan adanya keterlibatan semua
pihak untuk perubahan ke arah sehat komunitas.
Kegiatan kemitraan dapat diselenggarakan melalui kemitraan antar program,
kemitraan program dengan sektor, kemitraan sektor dengan sektor, kemitraan sektor
dengan organisasi profesi, organisasi sosial masyarakat, lembaga swadaya masyarakat,
media massa dan swasta.
Kemitraan tidak akan dapat terselenggara dengan baik apabila tidak ada forum
komunikasi yang jelas.
Mengacu dari BPPSDM Dep Kes 2006, mengenai sumber daya manusia (SDM) Kesehatan
di Desa Siaga dijelaskan bahwa SDM pelaksana pada desa siaga ini menempati posisi yang
sangat penting , dimana mereka akan berperan dalam sebuah tim kesehatan yang akan
melaksanakan upaya pelayanan kesehatan. SDM Kesehatan yang akan ditempatan di desa siaga
ini memiliki kompetensi sebagai berikut :
Mampu melakukan pelayanan kehamilan dan pertolongan persalinan, kesehatan ibu
dan anak
Mampu melakukan pelayanan kesehatan dasar
Mampu melakukan pelayanan gizi individu dan masyarakat
Mampu melakukan kegiatan sanitasi dasar
Mampu melakukan kegiatan penyuluhan kesehatan
Mampu melakukan pelayanan kesiapsiagaan terhadap bencana , dan mampu
melaksanakan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat.10
Perawat dengan peran dan fungsinya untuk ikut mensukseskan Desa Siaga, sebaiknya
telah dipersiapkan dengan baik sehingga beberapa persyaratan SDM seperti dijelaskan diatas
bisa dicapai.
Diasamping itu perawat juga berperan dalam menyukseskan Desa Siaga dalam Perawatan
kesehatan masyarakat (Perkesmas) adalah perpaduan antara keperawatan dan kesehatan
masyarakat dengan dukungan peran serta aktif masyarakat mengutamakan pelayanan promotif
dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif
secara menyuluh dan terpadu, ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
untuk ikut meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal, sehingga mandiri dalam
upaya kesehatannya masyarakat.
Menurut WHO Perkesmas merupakan lapangan perawatan khusus yang merupakan
gabungan ketrampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan bantuan sosial,
sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan guna meningkatkan
kesehatan, penyempurnaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi, pencegahan
penyakit dan bahaya yang lebih besar, ditujukan kepada individu, keluarga, yang mempunyai
masalah dimana hal itu mempengaruhi masyrakat secara keseluruhan.
Bentuk Kegiatan Perkesmas
Adapun bentuk kegiatan Perkesmas antara lain:
1. Asuhan keperawatan pasien (prioritas) kontak Puskesmas yang berada di poliklinik
Puskesmas, Puskesmas pembantu (pustu), Puskesmas keliling (pusling), posyandu, pos kes
desa.
a. Pengkajian keperawatan pasien sebagai deteksi dini (sasaran prioritas)
b. Penyuluhan kesehatan
c. Tindakan Keperawatan (direct care)
d. Konseling keperawatan
e. Pengobatan (sesuai kewenangan)
f. Rujukan pasien/masalah kesehatan
11
g. Dokumentasi keperawatan
2. Kunjugan rumah oleh perawat (home visit/home care) terencana, bertujuan untuk pembinaan
keluarga rawan kesehatan.
Home visit adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan yang komprehensif bertujuan
memandirikan pasien dan keluarganya, pelayanan kesehatan diberikan di tempat tinggal
pasien dengan melibatkan pasien dan keluarganya sebagai subyek yang ikut berpartisipasi
merencanakan kegiatan pelayanan, pelayanan dikelola oleh suatu unit/sarana/institusi baik
aspek administrasi maupun aspek pelayanan dengan mengkoordinir berbagai kategori tenaga
profesional dibantu tenaga non profesional, di bidang kesehatan maupun non kesehatan.
Ruang Lingkup home visit yaitu memberi asuhan keperawatan secara komprehensif,
melakukan pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarganya, mengembangkan
pemberdayaan pasien dan keluarga.
Mekanisme pelayanan home visit:
a. Proses penerimaan kasus.
Home visit menerima pasien dari tiap poliklinik di Puskesmas
Koordinator program Perkesmas menunjuk perawat pelaksana Perkesmas untuk
mengelola kasus
Perawat pelaksana Perkesmas membuat surat perjanjian dan proses pengelolaan kasus
b. Proses pelayanan home visit:
Persiapan terdiri dari memastikan identitas pasien, bawa denah/petunjuk tempat tinggal
pasien, lengkap kartu identitas unit tempat kerja, memastikan perlengkapan pasien untuk
di rumah, menyiapkan file asuhan keperawatan, menyiapkan alat bantu media untuk
pendidikan
Pelaksanaan terdiri dari perkenalan diri dan jelaskan tujuan, observasi lingkungan yang
berkaitan dengan keamanan perawat, lengkapi data hasil pengkajian dasar pasien,
membuat rencana pelayanan, lakukan perawatan langsung, diskusikan kebutuhan
rujukan, kolaborasi, konsultasi dll, diskusikan rencana kunjungan selanjutnya dan
aktifitas yang akan dilakukan, dokumentasikan kegiatan.
12
Monitoring dan evaluasi antara lain keakuratan dan kelengkapan pengkajian awal,
kesesuaian perencanaan dan ketepatan tindakan, efektifitas dan efisiensi pelaksanaan
tindakan oleh pelaksana.
Proses penghentian pelayanan home visit, dengan kriteria : tercapai sesuai tujuan, kondisi
pasien stabil, program rehabilitasi tercapai secara maksimal, keluarga sudah mampu
melakukan perawatan pasien, pasien di rujuk, pasien menolak pelayanan lanjutan, pasien
meninggal dunia.
Pembiayaan home visit terdiri dari
- Prinsip penentuan tarip antara lain pemerintah/masyarakat bertanggung jawab dalam
memelihara kesehatan, disesuaikan dengan kemampuan keuangan dan keadaan sosial
ekonomi, mempertimbangkan masyarakat bepenghasilan rendah/asas gotong royong,
pembayaran dengan asuransi ditetapkan atas dasar saling membantu, mencakup seluruh
unsur pelayanan secara proporsional
- Jenis pelayanan yang kena tarip antara lain jasa pelayanan tenaga kesehatan, imbalan
atas pemakaian sarana kesehatan yang digunakan langsung oleh pasien, dana transportasi
untuk kunjungan pasien
3. Kunjungan perawat ke kelompok prioritas terencana (posyandu usila, posyandu balita, panti
asuhan dan lain-lain)
a. Pengkajian keperawatan individu di kelompok
b. Pendidikan/penyuluhan kesehatan di kelompok
c. Pengobatan (sesuai kewenangan)
d. Rujukan pasien/masalah kesehatan
e. Dokumentasi keperawatan
4. Asuhan keperawatan pasien di ruang rawat inap Puskesmas
a. Pengkajian keperawatan individu
b. Tindakan keperawatan langsung (direct care) dan tidak langsung (lingkungan)
c. Pendidikan/penyuluhan kesehatan
d. Pencegahan infeksi di ruangan
e. Pengobatan (sesuai kewenangan)
f. Penanggulangan kasus gawat darurat
g. Rujukan pasien/masalah kesehatan
h. Dokumentasi keperawatan13
BAB III
PENUTUP
14
A. Simpulan
Desa siaga merupakan program pemerintah dalam rangka mempersiapkan masyarakat
khususnya di daerah pedesaan untuk tetap bersiap dan siaga dalam menghadapi dan mengatasi
berbagai masalah kesehatan di desa diantaranya berbagai macam bencana serta penyakit-
penyakit di masyarakat.
Sebagai tenaga kesehatan, maka perawat harus bisa menerapkan fungsi dan perannya
sebagai pemberi pelayanan keperawatan, manajer, pendidik, change agent, pengambil keputusan
klinik, advokat klien serta peneliti untuk dapat mempersiapkan masyarakat dalam mewujudkan
desa siaga yang akhirnya menjadi desa sehat.
B. Saran
Agar tim kesehatan khususnya perawat lebih memfasilitasi dalam terwujudnya desa siaga
karena dengan desa itu bisa menjadi desa siaga derajat kesehatan masyarakan akan meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. Langkah- Langkah Pengembangan Desa Siaga, ( online ) (htt://
www.dssbaturetno.co.cc)15
Departemen Kesehatan RI. 2005. Desa Siaga dan Komitmen Politik untuk Meningkatkan Derajat
Kesehatan Masyarakat, (online ), ( http:// www.depkes.co.id )
Potter, PA.A dan Perry, A. N. 2005. Fundamental Keperawatan, Volume I. Jakarta: EGC
Setyowati. 2007. Peran Perawat dalam Menurunkan IMR dan MMR Melalui Desa Siaga. Jurnal
Keperawatan Indonesia , Volume 11, No.1 ; halaman 30-34
http://www.promosikesehatan.com/?act=article&id=587
http://www.rumsram.org/index.php?option=com_content&view=article&id=69:pnpm-desa-
siaga-mdgs&catid=37:air-bersih-dan-sanitasi
16
top related