pdk-peran perawat sebagai pendidik.docx

22
PERAN PERAWAT SEBAGAI PENDIDIK, PRINSIP PENDIDIKAN KESEHATAN, PERANAN PENDIDIKAN KESEHATAN, KONSEP PENDIDIKAN KESEHATAN, PROSES PENDIDIKAN KESEHATAN, TEMPAT PELAKSANAAN PENDIDIKAN KESEHATAN, DAN PENDIDIKAN DALAM KEPERAWATAN Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Keperawatan Oleh: Enggelino Awom Betaria Maria Agnes Kabelen Theresia Trihastuti

Upload: esty-chabellenz

Post on 26-Oct-2015

291 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

PERAN PERAWAT SEBAGAI PENDIDIK, PRINSIP PENDIDIKAN

KESEHATAN, PERANAN PENDIDIKAN KESEHATAN, KONSEP

PENDIDIKAN KESEHATAN, PROSES PENDIDIKAN KESEHATAN,

TEMPAT PELAKSANAAN PENDIDIKAN KESEHATAN, DAN

PENDIDIKAN DALAM KEPERAWATAN

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Keperawatan

Oleh:

Enggelino Awom

Betaria

Maria Agnes Kabelen

Theresia Trihastuti

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN NON REGULER

STIKES SANTO BORROMEUS

PADALARANG

2013

A. PERAN PERAWAT SEBAGAI PENDIDIK

Peran perawat sebagai pendidik atau penyuluh kesehatan adalah:

1. Mengkaji kebutuhan klien untuk menentukan kegiatan yang akan dilakukan dalam

penyuluhan atau pendidikan kesehatan. Dari hasil pengkajiaan klien diharapkan

dapat diketahui tingkat pengetahuan klien.

2. Meningkatkan dan memelihara kesehatan klien melalui penyuluhan atau pendidikan

kesehatan

3. Melaksanakan penyuluhan atau pendidikan kesehatan untuk pemulihan kesehatan

klien antara lain tentang pengobatan, higiena, perawatan,serta gejalan dan tanda-

tanda bahaya.

4. Menyusun penyuluhan dan program pendidikan kesehatan baik untuk topik sehat

maupun sakit seperti nutrisi, latihan, penyakit, dan pengelola penyakit.

5. Mengajarkan kepada klien informasi tentang tahapan perkembangan

6. Membantu klien untuk memilih sumber informasi kesehatan

B. PRINSIP PENDIDIKAN KESEHATAN

Semua petugas kesehatan telah mengakui bahwa pendidikan kesehatan itu penting

untuk menunjang program-program kesehatan yang lainnya. Pengetahuan kesehatan

akan berpengaruh terhadap perilaku sebagai hasil jangka mengengah dari pendidikan

kesehatan karena pendidikan kesehatan merupakan pendidikan jangka panjang karena

hasilnya baru dapat dilihat beberapa tahun kemudian. Selanjutnya perilaku kesehatan

akan berpengaruh kepada meningkatnya indikator kesehatan masyarakat sebagai

keluaran pendidikan kesehatan. Hal ini berbeda dengan program kesehatan yang lain

terutama program pengobatan yang dapat memberikan hasil terhadap penurunan

kesakitan. Oleh karena itu, setiap petugas kesehatan dan sasaran (masyarakat) harus

mampu memahami prinsip pendidikan kesehatan, yaitu:

1. Pendidikan kesehatan bukan hanya pelajaran di kelas, tetapi merupakan kumpulan

pengalaman di mana saja dan kapan saja sepanjang dapat mempengaruhi

pengetahuan, sikap dan kebiasaan sasaran pendidikan.

2. Pendidikan kesehatan tidak dapat secara mudah diberikan oleh seseorang kepada

orang lain karena pada akhirnya sasaran pendidikan itu sendiri yang dapat

mengubah kebiasaan dan tingkah lakunya sendiri.

3. Bahwa yang harus dilakukan oleh pendidik adalah menciptakan sasaran agar

individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat dapat mengubah sikap dan tingkah

lakunya sendiri.

4. Pendidikan kesehatan dikatakan berhasil bila sasaran pendidikan sudah

mengubah sikap dan tingkah lakunya sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

(http://www.wordpress.com/prinsippendidikan kesehatan)

Oleh karena itu diperlukan suatu proses yang disebut proses belajar.

C. PERANAN PENDIDIKAN KESEHATAN

Semua ahli kesehatan masyarakat dalam membicarakan status kesehatan mengacu

kepada Blum. Dari hasil penelitiannya di Amerika Serikat sebagai salah satu negara yang

sudah maju Blum menyimpulkan, bahwa lingkungan mempunyai peran yang paling

besar terhadap status kesehatan. Kemudian berturut-turut disusul oleh perilaku yang

mempunyai andil nomor dua, pelayanan kesehatan dan keturunan mempunyai peran

yang paling kecil terhadap status kesehatan. Selanjutnya, Lewrence Green menjelaskan

bahwa perilaku dipengaruhi oleh tiga faktor pokok yaitu faktor predisposisi, faktor

pendukung, dan faktor yang mendorong.(Notoatmodjo, 2003)

Skema Hubungan Status Kesehatan, Perilaku dan Pendidikan Kesehatan

Dari bagan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa peranan pendidikan kesehatan adalah

melakukan intervensi faktor perilaku sehingga perilaku individu, kelompok, atau

masyarakat sesuai dengan nilai-nilai kesehatan.

D. KONSEP PENDIDIKAN KESEHATAN

Konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti di dalam

pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan, atau perubahan ke arah yang

lebih dewasa, lebih baik, dan lebih matang pada diri individu, kelompok, atau

masyarakat.

Kosep ini berangkat dari suatu asumsi bahwa manusia sebagai makhluk sosial dalam

kehidupannya untuk mencapai nilai-nilai hidup selalu memerlukan bantuan orang lain

yang mempunyai kelebihan (lebih dewasa, lebih baik, lebih matang, lebih tahu, lebih

pandai dan sebagainya). Dalam mencapai tujuan tersebut, seorang individu, kelompok,

atau masyarakat tidak terlepas dari kegiatan belajar. Namun demikian, tidak semua

Pelayanan Kesehatan LingkunganStatus Kesehatan

Keturunan

Reinforcing Factors (sikap dan perilaku petugas kesehatan)

Enabling Factors(ketersediaan

sumber daya/fasilitas)

Perilaku

Predisposing Factors (pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi,

nilai, dsb)

PenKes dlm Keperawatan

Training, pengembangan

organisasi

PPMPemasaran SosialPengembangan

Organisasi

Komunikasi dinamika kelompok

perubahan itu terjadi karena belajar saja, misalnya perkembangan anak dari tidak dapat

berjalan menjadi dapat berjalan. Perubahan itu terjadi bukan dari hasil proses belajar

tetapi karena proses pematangan. Kegiatan belajar mempunyai ciri-ciri: belajar adalah

kegiatan yang menghasilkan perubahan pada diri individu, kelompok, atau masyarakat

yang sedang belajar. Ciri kedua dari hasil belajar adalah bahwa perubahan tersebut

didapatkan karena kemampuan baru yang berlaku untuk waktu yang relatif lama. Ciri

ketiga adalah perubahan itu terjadi karena usaha dan disadari bukan karena kebutuhan.

(Notoatmodjo, 2003)

Bertitik tolak dari konsep pendidikan tersebut, maka didapatkan konsep pendidikan

kesehatan menurut beberapa ahli:

1. Pendidikan kesehatan merupakan satu bentuk tindakan mandiri keperawatan untuk

membantu klien baik individu, kelompok atau masyarakat dalam mengatasi masalah

kesehatannya melalui kegiatan pembelajaran yang di dalamnya perawat berperan

sebagai perawat pendidik. (Suliha, 2002:6)

2. Pendidikan kesehatan adalah sebagai usaha atau kegiatan untuk membantu individu,

kelompok, masyarakat dalam meningkatkan kemampuan (perilaku) untuk mencapai

kesehatan secara optimal. (Notoatmodjo,2003)

3. Menurut Nyswander, pendidikan kesehatan adalah suatu proses perubahan pada diri

manusia yang ada hubungannya dengan tercapainya tujuan kesehatan perorangan

dan masyarakat. Pendidikan kesehatan bukanlah suatu yang dapat diberikan oleh

seseorang kepada orang lain dan bukan pula sesuatu rangkaian tata laksana yang

akan dilaksanakan ataupun hasil yang akan dicapai, melainkan suatu proses

perkembangan yang selalu berubah secara dinamis dimana seseorang dapat

menerima atau menolak keterangan baru, sikap baru, dan perilaku baru yang ada

hubungannya dengan tujuan hidup. (Machfoedz, 2007:5).

4. Pendidikan kesehatan adalah suatu upaya atau kegiatan untuk menciptakan perilaku

masyarakat yang kondusif untuk kesehatan. Pendidikan kesehatan berupaya agar

masyarakat menyadari atau mengetahui cara memelihara kesehatan. (Notoatmojo,

2007:12).

Jadi, dari konsep di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan kesehatan adalah suatu

kegiatan proses belajar pada diri individu, kelompok, atau masyarakat dengan tujuan

menciptakan suatu perubahan perilaku dalam mencapai kesehatan yang optimal.

E. PROSES PENDIDIKAN KESEHATAN

Prinsip utama dalam proses pendidikan kesehatan adalah proses belajar pada

individu, kelompok, keluarga, dan masyarakat. Apabila proses pendidikan kesehatan

dilihat sebagai sistem, prosesbelajar dalam kegiatannya menyangkut aspek masukan,

proses, dan keluaran.

1. Masukan dalam pendidikan kesehatan

Adalah individu, kelompok, keluarga, dan masyarakat yang akan menjadi sasaran

didik. Dalam kegiatan belajar, sasaran didik subjek belajar dengan perilaku belum

sehat.

2. Proses dalam pendidikan kesehatan

Merupakan mekanisme dan interaksi yang memungkinkan terjadinya perubahan

perilaku subjek belajar. Dalam proses tersebut diperlukan interaksi antara subjek

belajar sebagai pusatnya, dan pengajar (petugas kesehatan), metode pengajaran, alat

bantu belajar, dan materi belajar.

3. Keluaran dalam pendidikan kesehatan

Keluaran dalam pendidikan kesehatan adalah kemampuan sebagai hasil perubahan

perilaku yaitu perilaku sehat dari sasaran didik. (Suliha, 2002: 11)

F. TEMPAT PELAKSANAAN PENDIDIKAN KESEHATAN

Menurut dimensi pelaksanaannya, pendidikan kesehatan dapat berlangsung di berbagai

tempat sehingga dengan sendirinya sasarannya juga berbeda. Misalnya:

1. Pendidikan kesehatan di sekolah, dilakukan di sekolah dengan sasaran murid, yang

pelaksanaannya diintegrasikan dalam upaya kesehatan sekolah (UKS).

Masukan(subjek belajar)

Proses Keluaran(Perilaku Baru)

Latar belakang pendidikan

Sosial BudayaKesiapan fisik

Kesiapan Psikologis

KurikulumSumber daya

Lingkungan belajarSDM

Pedoman

2. Pendidikan kesehatan di pelayanan kesehatan, dilakukan di Pusat Kesehatan

Masyarakat, Balai Kesehatan, Rumah Sakit Umum maupun khusus dengan sasaran

pasien dan keluarga pasien

3. Pendidikan kesehatan di tempat-tempat kerja dengan sasaran buruh atau karyawan.

(Suliha, 2002:4)

G. PENDIDIKAN DALAM KEPERAWATAN

1. Definisi Pendidikan Dalam Keperawatan

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

diinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdaan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

bangsa dan negara.(UU No.20 tahun 2003).

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan

bagian integral dari pelayanan kesehatan didasarkan pada ilmu dan kiat

keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif yang

ditujukan kepada individu,keleuarga, kelompok dan masyarakat baik sehat maupun

sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.

Pendidikan dalam keperawatan adalah usaha sadar dan terncana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agarpeserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya sesuai dengan ilmu dan kiat keperawatan yang

dimilikinya sehingga dapat diapliksikan dalam bentuk pelayanan yang profesional

yang berbentuk bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif yang ditujukan kepada

individu,keleuarga, kelompok dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang

mencakup seluruh proses kehidupan manusia.

2. Tujuan Pendidikan dalam Keperawatan

Tujuan pendidikan sering bersifat sangat umum, seperti menjadi manusia yang baik,

bertanggung jawab, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mengabdi kepada

masyarakat, Bangsa dan Negara.

Bloom membedakan tiga kategori tujuan pendidikan antara lain :

a. Kognitif

Tujuan kognitif berkenaan dengan kemampuan individual mengenal dunia

sekitarnya yang meliputi perkembangan intelektual atau mental.

Tujuan kognitif dibagi dalam 6 bagian yaitu :

1) Knowledge(pengetahuan)

Meliputi informasi dan fakta yang dapat dikuasai melalui hafalan untuk

diingat.

2) Comprehension (pemahaman)

Merupakan kesanggupan untuk menyatakan suatu definisi, rumusan

menafsirkan suatu teori.

3) Aplication (penerapan)

Merupakan kesanggupan menerapkan atau menggunakan suatu pengertian,

konsep, prinsip, teori yang memerlukan penguasaan pengetahuan dan

pemahaman yang lebih dalam.

4) Analisis

Kemampuan untuk menguraikan sesuatu.

5) Sintesis

Kesanggupan untuk melihat hubungan antara sejumlah unsur.

6) Evaluation

Penilaian berdasarkan bukti-bukti atau kriteria tertentu.

b. Afektif

Tujuan afektif mengenai perkembangan sikap, perasaan, dan nilai-nilai atau

perkembangan emosional dan moral.

c. Psikomotor

Tujuan psikomotor menyangkut perkembangan keterampilan yang mengandung

unsur motorik.

(dhanwaode.wordpress.com/pendidikan-dalam-keperawatan)

Pendidikan kesehatan dalam keperawatan saat ini sangatlah penting untuk dipelajari

bagi setiap perawat, mengingat bahwa saat ini dorongan zaman terus menuntut agar

perawat dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi setiap klien. Pendidikan

kesehatan juga bertujuan agar perawat dapat secara mandiri melaksanakan asuhan

keperawatan, mengkaji, dan mencarikan solusi terbaik untuk klien.

a. Pengkajian kebutuhan belajar

Pengkajian yang komprehensif tentang kebutuhan belajar dapat digali dari

riwayat keperawatan dan hasil pengkajian fisik, serta melalui informasi dari

orang yang dekat dengan klien. Selain itu bisa melalui wawancara.

1) Pengkajian Faktor Predisposisi

a) Pengkajian riwayat keperawatan

Informasi tentang usia akan memberi petunjuk mengenai status

perkembangan seseorang sehingga dapat memberi arah mengenai isi

pendidikan, kesehatan dan pendekatan yang harus digunakan. Adapun

hal-hal lain yang harus dikaji saat pengkajian riwayat keperawatan,

antara lain: persepsi klien tentang keadaan masalah kesehatannya,

kepercayaan klien tentang kesehatan termasuk tentang agama, budaya

yang dianut, gaya hidup, dan keadaan ekonomi klien.

b) Pengkajian fisik

Pengkajian fisik secara umum dapat memberikan petunjuk terhadap

kebutuhan belajar klien. Adapun hal yang harus dikaji dalam

pengkajian fisik yaitu pernyataan klien tentang kapasitas fisik untuk

belajar dan untuk aktivitas perawatan diri sendiri.

c) Pengkajian kesiapan klien untuk belajar

Klien yang siap untuk belajar sering dibedakan dengan klien yang tidak

siap untuk belajar. Seorang klien yang siap belajar mungkin mencari

informasi dengan cara bertanya, membaca buku atau artikel, tukar

pendapat dengan sesama klien.Ada beberapa kesiapan yang harus

dimiliki oleh klien untuk belajar, antara lain kesiapan, kesiapan

kognitif, dan kesiapan berkomunikasi.

d) Pengkajian Motivasi

Motivasi merupakan faktor penentu yang sangat kuat untuk kesuksesan

dalam mendidik klien dan berhubungan erat dengan pemenuhan

kebutuhan klien. Motivasi dapat dipengaruhi oleh masalah keuangan,

penolakan terhadap status kesehatan, kurangnya dukungan dari

lingkugan sekitar, pengingkaran terhadap penyakit, kecemasan,

ketakutan, rasa malu atau adanya konsep diri yang negatif. Motivasi

juga dipengaruhi oleh sikap dan kepercayaan.

e) Pengkajian kemampuan membaca

Ketidakmampuan membaca dan menulis dapat ditemukan pada setiap

langkah kehidupan, pada semua suku dan setiap sosial ekonomi.

Banyak orang dengan kemampuan membaca dan menulis rendah

mempunyai intelegensi rata-rat dan berbicara dengan baik.

2) Pengkajian faktor pemungkin

Faktor pemungkin mencakup keterampilan serta sumber daya yang penting

untuk menampilkan perilaku sehat yang meliputi fasilitas yang ada,

personalia yang tersedia, ruangan yang ada, atau sumber-sumber lain yang

serupa.

3) Pengkajian faktor penguat

Faktor penguat adalah faktor yang menentukan apakah tindakan

memperoleh dukungan atau tidak. Sumber penguat tersebut bergantung

kepada tujuan dan jenis program.

b. Penegakan diagnosis keperawatan

Diagnosis keperawatan yang berkaitan dengan kebutuhan belajar

dikelompokkan di bawah kategori kurang pengetahuan. Faktor-faktor yang

berhubungan atau menjadi penyebab darikurangnya pengetahuan mencakup

kurangnya keterpaparan informasi, kurang mengulang pelajaran, adanya

kesalahpenafsiran, keterbatasan pengetahuan, kurangnya ketertarikan dalam

belajar, tidak familiernya klien dengan informasi.

c. Perencanaan pendidikan kesehatan

Mengembangkan perencanaan pengajaran adalah menyelesaikan sejumlah

langkah. Melibatkan klien saat perencanaan dapat meningkatkan terciptanya

perencanaan yang berguna dan memotivasi klien. Langkah-langkah pembuatan

perencanaan:

1) Menentukan prioritas pengajaran

Kebutuhan belajar klien harus diurut berdasarkan prioritas. Perawat dan

klien hendaknya melakukannya secara bersama-sama. Salah satu

yangmenjadi kriteria yang diprioritaskan adalah motivasi klien untuk

berkonsentrasi pada kebutuhan belajar yang telah diidentifikasi.

2) Menetapkan tujuan belajar

Tujuan belajar yang ditetapkan dapat disamakan dengan tujuan pada

prosesasuhan keperawatan. Tujuan belajar yang dirancang dengan baik

akan menuntun perencanaan tentang isi atau substansi, metode, strategi,

aktivitas, dan perencanaan metode evaluasi belajar. Beberapa ketentuan

umum dalam merumuskan tujuan belajar, antara lain:

a) Tujuan belajar dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang

dikehendaki.

b) Tujun belajar dapat diobservasi dan aktivitasnya dapat diukur.

c) Harus terkandung kondisi yang diinginkan untuk mengklarifikasi

dimana, kapan, atau bagaimana perilaku ditampilkan.

d) Dalam tujuan harus tercakup kriteria waktu yang spesifik.

3) Memilih substansi atau isi materi

Isi pembelajaran sangat ditentukan oleh tujuan belajar yang hendak dicapai

dan memilih informasi yang dibutuhkan dengan cara menyeleksi dari

berbagai sumber informasi.Sumber yang dipilih hendaknya: akurat, terbaru,

didasarkan atas tujuan belajar, disesuaikan dengan usia klien, budaya, dan

kemampuan, konsisten, serta dipilih dengan mempertimbangkan waktu dan

sumber daya yang mungkin untuk mengajar.

4) Memilih strategi belajar

Memiih metode mengajar hendaknya cocok untuk individu, cocok dengan

materi yang dipelajari, dan cocok dengan pengajar dan berbagai faktor lain

perlu dipertimbangkan.Beberapa tujuan belajar mungkin dapat dicapai

dengan mudah melalui tatap muka satu persatu antara perawat dengan klien,

tetapi yang lain dapat dengan mudah dicapai dengan diskusi kelompok.

5) Memilih alat bantu mengajar

Alat bantu mengajar membantu mengajar, tetapi bukan suatu pengganti

untuk berhubungan denagn manusia.Alat ini digunakan untuk menambah

atau menguatkan mengajar dengan strategi tatap muka.Alat bantu mengajar

sangat ditentukan oleh tujuan belajar yang hendak dicapai.

6) Membuat rencana evaluasi

Rencana evaluasi harus disebutkan dalam perencanaan kegiatan pendidikan

kesehatan dan indikator apa yang akan dipakai dalam evaluasi itu.Evaluasi

dapat dibedakan :

Evaluasi pendidikan kesehatan, yakni menilai langkah-langkah yang

telah dijadwalkan dalam perencanaan, apakah sesuai atau terjadi

perubahan dalam pelaksanaannya.

Evaluasi hasil kegiatan, yakni sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

dengan pendidikan kesehatan yang dimaksud.

d. Implementasi pendidikan kesehatan

Petunjuk yang dapat membantu perawat ketika mengimplementasikan rencana

pengajaran:

Waktu yang optimal untuk masing-masing sesi bergantung pada klien yang

belajar.

Kecepatan dari setiap sesi juga mempengaruhi belajar.Perawat hendaknya

sensitif terhadap berbagai tanda bahwa langkah-langkah mengajar terlalu

cepat atau lambat.

Keadaan lingkungan dapat menurunkan atau membantu belajar.

Alat bantu mengajar dapat membantu perkembangan belajar dan membantu

memfokuskan perhatian klien.

Dengan perangsangan motivasi klien akan belajar lebih efektif.

Melakukan pengulangan dapat menguatkan belajar.

Menggunakan bahasa orang awam dapat meningkatkan komunikasi.

e. Evaluasi pendidikan kesehatan

1) Evaluasi belajar klien

Evaluasi dilakukan selama proses pembelajaran dan pada akhir

pembelajaran.Metode terbaik untuk evaluasi tergantung pada jenis

belajar.Untuk aspek kognitif contoh alat evaluasi adalah observasi langsung

perilaku.Evaluasi kemahiran aspek psikomotor yang terbaik adalah

mengobservasi bagaimana klien melakukan prosedur. Sementara untuk

evaluasi sikap dengan mengobservasi perilaku klien.

2) Evaluasi mengajar

Evaluasi mengajar adalah hal penting bagi perawat untuk menilai

kemampuannya. Evaluasi harus mencakup waktu, strategi mengajar, jumlah

informasi dan apakah mengajar cukup berguna. Perawat mungkin

menemukan hal-hal sebagai contoh bahwa klien telah kebanyakan

informasi, telah bosan, atau telah termotivasi untuk belajar lebih banyak.

Klien pun dapat memberikan evaluasi kepada perawat apa yang telah

membantunya, dan apa yang menarik baginya, agar perawat senantiasa

terus meningkatkan kualitas layanan keperawatan, khususnya kualitas

tindakan keperawatan pendidikan kesehatan.

f. Dokumentasi pendidikan kesehatan

Pendokumentasian merupakan hal yang sangat penting, sebab hal ini

memberikan suatu legalitas pencatatan bahwa mengajar telah dilakukan, dan

dokumen ini merupakan alat komunikasi dengan profesi lain dalam pelayanan

kesehatan. Hal penting yang harus didokumentasikan adalah respon klien dan

orang-orang yang mendukungnya. Dokumen hendaknya mencakup diagnosis

keperawatan, tujuan belajar, topik, hasil yang dicapai, kebutuhan mengajar

tambahan dan sumber-sumber yang diberikan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan kesehatan di dalam

keperawatan merupakan salah satu jenis intervensi atau tindakan yang ditujukan

untuk memecahkan diagnosis keperawatan, yaitu kurangnya pengetahuan pada klien.

Melalui intervensi tersebut diharapkan klien dapat memperluas pengetahuan,

memperbaiki sikap, serta mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi sehat.

Sebagai intervensi, pendidikan dapat dilakukan dengan upaya keperawatan baik

yang bersifat promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitatif dengan sasaran

individu, kelompok, dan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Machfoedz, Ircham. 2007. Pendidikan Kesehatan Bagian dari Promosi Kesehatan.

Yogyakarta: Fitramaya

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta:

Rineka Cipta

Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta

Suliha, Uha. 2002. Pendidikan Kesehatan dalam Keperawatan. Jakarta: EGC

dhanwaode.wordpress.com/pendidikan-dalam-keperawatan

http://www.wordpress.com/prinsippendidikan kesehatan