penyelenggaraan pengendalian upaya sanitasi makanan
Post on 15-Jan-2016
36 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Penyelenggaraan Pengendalian Upaya sanitasi makanan minuman dimungkinkan
berjalan lancar apabial pengelolaanya dilandaskan pada prinsip metode dan tata laksana
pengorganisasian pengawasan yang bijaksana. Dalam hal ini termasuk pula proses dan
teknologi pengawasan yang tepat guna, agar hasil yang diperoleh dalam pengawasan upaya
sanitasi makanan minuman lebih berdaya guna dan berhasil guna.
Bila ditinjau secara pokok –pokok , maka Pengawasan upaya makanan minuman
dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu:
1. Pembimbingan melalui pemberian arah dan petunjuk pengelolaan baik teknik maupun
administratif. Penerbitan pedoman kerja maupun petunjuk teknis pada setiap jenis aspek
sanitasi makanan minuman termasuk cara pembimbingan yang penting. Peringatan ataupun
nasehat yang diberikan oleh pihak pemerintah kepada para pengusaha dapat dikategorikan
dalam pembimbingan.
2. Supervisi yang dilakukan baik oleh fisik Departemen Kesehatan maupun aparat Pemda
merupakan bagian terakhir dari upaya ini. Para ahli dibidang Sanitasi makanan minuman atas
permintaan fisik pemerintah dapat bertindak sebagai konsultan pengawas secara teknis
mampu mensupervisi usaha sanitasi tersebut.
3. Konsultasi antara pengelola upaya sanitasi makanan dan minuman dengan berbagai
pihak baik pemerintah,swasta, maupun konsultan merupakan sesuatu bentu mekanisme
pengawasan yang sering dilaksanakan. Pengaturannya dapat secara priodik, sesaat ataupun
insidential.
Pemeriksaan sanitasi TPM, dalam kaitannya denga Program Penyehatan makanan minuman
diselenggarakan untuk memperoleh data dan informasi mengenai tingkat mutu sanitasi TPM
guna pengambilan keputusan dalam rangka pengawasan, pembinaan dan bimbingan bagi
institusi pengelolaan makanan minuman tersebut.
Pelaksanaan kegitan pemeriksaan TPM telah diatur berdasarkan petunjuk tentang
pengawasan dan Pemeriksaan TPM telah diatur berdasarkan Petunjuk tentang Pengawasan
dan Pmeriksaan TPM Nomor 004/PMM-1/85 yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral PPM
dan PLP DepKes RIPada Dasrnya petunjuk tersebut memuat hal-hal:
a. Pelaksanaan pemeriksaan sanitasi tempat pengolahan makan.
1) Pengorganisasian
a) Hal yang harus diperhatikan
(1) Aspek sanitasi luar bangunan
(2) Aspek sanitasi dalam bangunan konstruksi dan Fasilitas
(3) Karyawan
(4) Keadaan fisik bahan makanan
(5) Lain-lain seperti alat pemadam kebakaran.
b) Macam Pemeriksaan.
(1) Pada pemeriksaan pertama keadaan dan masalah dinilai dan dicatat pada formulir
pemeriksaan dibuat rangkap dua, masing-masing untuk pemeriksaan selanjutnya dan simpan
pengusaha untuk arsip. Formulir pemeriksaan berpedoman dengan standart minimal masing-
masing jenis perusahaan.
(2) Pada pemeriksaan lanjutan perbaikan-perbaikan yang telah diperintahkan dinilai serta
masalah baru yang muncul dicatat dan diberikan perintah perbaikan.
(3) Dalam hal yang dianggap perlu, dilakukan pengambilan contoh untuk pemeriksaan
laboratorium.
c) Tahap-tahap pemeriksaan Hyigine sanitasi tempat pengolahan makanan.
(1) Persiapan pemeriksaan
Dalam penyelenggaraan ini agar dicapai tujuan yang diinginkan perlu dilakukan persiapan.
Untuk itu perlu diinventarisir bahan atau alat-alat yang diperlukan didalam pemeriksa
disamping kegiatan yang mendukung.
Bila tempat pengelolaan itu besar, biasanya diperlukan peralatan yang lengkap namun dalam
suatu pemeriksaan sekurang-kurangnya diperlukan hal-hal sbb:
(a) Persiapan personil
Personil yang melaksanakan perlu memahami petunjuk pelaksanaan yang ditentukan,
sehingga tujuan dapat dicapai.
(b) Pendekatan dengan pengusaha
Sebelum mengadakan pemeriksaan perlu diinformasikan kepada pengusaha melalui surat
atau telpon. Surat atau telpon ini dapat dilaksanakan sehari sebelum dilaksanakan sehari
sebelum pelaksanaan.
(c) Persiapan untuk keperluan transportasi.
Perlu diperhatikan bahwa masalah pengangkatan ketempat/lokasi perusahaan ini sering
menjadi hambatan, terutama bila dalam pemeriksaan itu membawa peralatan-peralatan
pemeriksaan.
(d) Peralatan pencatatan.
Alat-alat pencatatatan keperluan lapangan seperti formulir pemeriksaan, buku catatan, alat
tulis menulis,dan blanko perbaikan.
(e) Surat tugas
Surat tugas merupakan surat perintahyang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan atau
yang berwenang, berisi tentang nama serta jabatan orang-orang yang berhak melaksanakan
pemeriksaan. Surat tugas ini biasanya ditunjukkan kepada pengusaha,pada awal dilakukannya
pemeriksaan.
(f) Alat-alat
Alat yang dimaksud adalah alat-alat yang dibutuhkan serta digunakan dalam melaksanakan
pemeriksaan hygiene sanitasi tempat pengolahan makanan.
(2) Tahap pelaksanaan pemeriksaan
(a) Evaluasi dan penilaian
Pelaksanaan pemeriksaan dibagi dalam dua tahap yaitu penilaian dan saran perbaikan. Untuk
mendapatkan nilai-nilai pemeriksaan terhadap TPM,perlu adanya sanitary sket, suatu form
yang berisi item obyek-obyek didalam tempat pengelolaan makanan.
Unsur-unsur ini diberikan pembobotan didasarkan kepada pengurus baik secara epidemologi
maupun secara sosial terhadap konsumen pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Penilaian ini dilakukan secara sederhana dan langsung dapat dilaksanakan petugas lapangan.
Dengan sistem pembobotan ini, maka hasil akhir penilaian akan memberikan gambaran lebih
baik. Bobot diberikan untuk setiap obyek antara 1 dan 4, dengan pengertian makin berat besar
bobot, maka semakin besar pengaruhnya terhadap kesehatan manusia. Jumlah seluruh nilai
dan bobot 100, sedangkan jumlah obyek item sesuai dengan unsur yang diawasi dan tidak
perlu sama dengan seratus. Penilaian dengan memberikan tanda V pada kolom yang sesuai
dengan hasil pemeriksaan yaitu ‘Ya atau tiadak” dari penjumlahan ya dan tidak akan
didapatkan:
(1) Nilai tempat pengelolaan makanan
(2) Masalah yang diketemukan
(3) Urusan masalah berdasarkan bobotnya.
(b) Saran perbaikan,
Setelah dilakukan pemeriksaan, dari masalah yang ditemukan, dapat diberikan saran tehnis,
untuk segera dilakukan tindakan perbaikan oleh pengusaha tempat pengolahan makanan.
Dalam pemberian dilakukan saran perbaikan perlu dipertimbangkan tentang sifat masalah
tersebut.
Saran yang diberikan dapat dilakukan melalui 2 jalan yaitu:
(1) Langsung,yaitu dengan lisan segera setelah pemeriksaan, sekaligus disampaiakn alasan-
alasannya, mengapa harus diperaiki dan bagaimana cara memperbaiki.
(2) Tiadak langsung yaitu: dengan jalan memberikan formulir saran perbaikan secara tertulis.
Saran ini dapat diberikan segera setelah dilaksanakan pemeriksaan, sebaiknya pada saat akan
meninggalkan tempat pemeriksaan, sebaiknya pada saat akan meninggalkan tempat
pemeriksaan, atau saran dikirimkan beberapa hari setelah diadakan pemeriksaan.
(3) Tindak lanjut pemeriksaan sanitasi
(a) Tujuan
- Mengadakan penilaian secara terus menerus terhadap perusahaan.
- Mencari data perbandingan dari keadaan sanitasi sekarang dengan waktu sebelumnya.
- Memperoleh gambaran keadaan sanitasi TPM sepanjang tahun dan seterusnya, guna
kepentingan penelitian dan pengembangan.
(b) Waktu mengadakan pemeriksaan tindak lanjut .
Dengan memperhitungkan jumlah tenaga , biaya dan faktor lain serta jumlah TPM , maka
sedikitnya setiap 6 bulan sekali sebuah perusahaan harus diperiksa.
(c) Cara pemeriksaan
- Pemeriksaan lanjut secara umum (semua diperiksa lagi)
- Pemeriksaan lanjut secara khusus/terbatas kepada pemeriksaan dari masalah-masalah yang
disarankan tindakan perbaikannya pada pemeriksaan terdahulu.
b. Aspek-aspek dalam pelaksanaan pemeriksaan sanitasi tempat pengelolaan makanan.
Pada umumnaya didalam pelaksanaan suatu pemeriksaan selain aspek tehnis yang harus
dikuasai juga diperlukan aspek lain seperti aspek sosial dan aspek administrasi management.
Aspek sosial didalam usaha sanitasi TPM, merupakan faktor-faktor manusia berupa
kemampuan seorang dalam berhubungan dengan orang lain. Faktor- Faktor yang diperlukan
dalam pelaksanaan pemeriksaan sanitasi TPM diantaranya:
(1) Faktor peran serta
(2) Faktor kesadaran
(3) Faktor pengertian
(4) Faktor respons (tanggapan)
(5) Faktor kerjasama
(6) Faktor pendekatan
top related