pengetahuan ibu- diare (syafura) masukan prof tri.docx
Post on 03-Jan-2016
493 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Merah: delete Hijau : tambahkan
Hubungan tingkat pengetahuan ibu dengankejadian diare pada balita
PROPOSAL
Oleh:
SHAFFURANIM 1081700017
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERFAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATICIREBON
2011
2
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diare merupakan gejala infeksi yang sampai saat ini merupakan salah
satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Hal ini disebabkan masih
tingginya angka kesakitan karena diare, dan menimbulkan banyak kematian
terutama balita. Masih tinginya angka kesakitan dan kematian tersebut
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: faktor anak meliputi: usia, jenis
kelamin, status gizi, status imnunitas, faktor lain yang meliputi(di tinjauan
pustaka saja): sosial ekonomi, tingkat pendidikan ibu, status pekerjaan ibu,
faktor lingkungan dan faktor makanan. Faktor pendidikan ibu sangat
berkaitan dengan pengetahuan, sikap dan perilaku ibu terhadap masalah
kesehatan. Hal ini sangat dicerminkan dalam kehidupan sehari-hari .
Penduduk yang terserang pada umumnya mempunyai kebiasaan hidup,
sikap, perilaku yang tidak sehat dan pengetahuan yang rendah (Hidayat,
2008).
Jumlah kasus diare di Jawa Barat tahun 2007 yaitu sebanyak
625.022 penderita dengan Insident Rate (IR) 1,93%, sedangkan jumlah
kasus diare pada balita yaitu sebanyak 269.483 penderita. Jumlah kasus
diare pada balita setiap tahunnya rata-rata di atas 40%, hal ini menunjukkan
bahwa kasus diare pada balita masih tetap tinggi dibandingkan golongan
umur lainnya.
3
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu diteliti hubungan
tingkat pengetahuan ibu tentang diare dengan kejadian diare pada balita.
Penelitian akan dilakukan di puskesmas Majalengka
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah tersebut di atas,
dapat dirumuskan pertanyaan penelitian yaitu: bagaimana hubungan tingkat
pengetahuan ibu tentang diare dengan kejadian diare pada balita
1.3 Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang
diare dengan kejadian diare pada balita.
2. Tujuan Khusus
a) Untuk menganalisis angka kejadian diare pada balita di Puskesmas
Majalengka
b) Untuk menganalisis tingkat pengetahuan ibu yang
Mengobatkan anaknya di puskesmas majalengka terhadap masalah
diare
c) Untuk menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan ibu
tentang diare dengan kejadian diare pada balita.
4
1.4 Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memperkuat pernyataan bahwa
pengetahuan ibu tentang diare berperan penting dalam kejadian
diare pada balita.
2. Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan pada
pemerintah pada umumnya dan pada Puskesmas majalengka
pada khususnya tentang pengetahuan ibu terhadap masalah
diare, sehingga dapat dijadikan salah 1 program dalam
menurunkan angka kejadian diare pada balita.
1.5 Orisinalitas
Penelitian tentang hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan kejadian
diare pada balita di puskesmas sudah pernah dilakukan diantaranya oleh :
No Nama peneliti(tahun pembukaan)
Judul penelitian
Desain penelitian
Variabel yang diteliti
Hasil penelitian
1. Muhammad Hasbi Assiddiqi(2010)
Tingkat pengetahuan ibu terhadap penanganan diare pada balita di kelurahan padang bulan kecamatan medan baru
Analitik(cross-sectional)
Variabel bebas: pengetahuan ibu variabel terikatnya:penanganan diare pada balita
Terdapat Hubungan tingkat pengetahuan ibu terhadap penanganan diare pada balita di kelurahan padang bulanberada
5
pada tingkat pengetahuan sedang
2. Dwi Wahyuni Agusniarti(2010)
Hubungan Pengetahuan dan sikap dengan kejadian diare pada balita
Analitik (cross-sectional)
Pengetahuan dan sikap Kejadian diare pada balita
Ada hubungan pengetahuan dan sikap dengan kejadian diare pada balita
3. Thresia dewi kartini (2008)
Hubungan Pola asuh ibu dengan kejadian diare pada balita
Analitik (cross-sectional)
Pola asuh ibuKejadian diare pada balita
Ada hubungan pola asuh ibu dengan kejadian diare pada balita.
Penelitian ini menggunakan studi cross-sectional, sedangkan
variabel yang diteliti yaitu hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan
kejadian diare pada balita. Perbedaan dengan penelitian yang lainnya tempat
pelaksanaannya di puskesmas majalengka desa burujul wetan.
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Diare
2.1.1 Definisi Diare
Diare adalah suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan
bentuk dari konsistensi tinja, yang melembek sampai mencair dan
bertambahnya frekuensi buang air besar biasanya tiga kali atau lebih dalam
sehari. Dari uraian diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa diare
merupakan suatu keadaan dimana volume cairan dalam tinja melebihi batas
normal sehingga tinja menjadi lebih encer dengan frekuensi lebih dari 3
kali Depkes RI (2002)
2.1.2 Etiologi Diare
Etiologi diare dapat dibagi dalam beberapa faktor, yaitu (Hassan, 2007):
1. Faktor Infeksi
a. Infeksi enteral, yaitu infeksi saluran pencernaan makanan
yang merupakan penyebab utama diare pada anak, meliputi:
1) Infeksi bakteri: Vibrio sp., E. Coli, Salmonella sp.,
Shigella, Campylobacter, Yersinia, Aeromonas.
2) Inveksi virus: Enterovirus (virus ECHO, Coxsackie),
Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus.
7
3) Infeksi parasit: Cacing (Ascaris, Trichuris, Oxyuris,
Strongyloides), Protozoa(Entamoeba histolytica, Giardia
lamblia, Trichoirionas hominis).
4) Infeksi jamur: Candida albicans.
b. Infeksi parenteral ialah infeksi diluar alat pencernaan
makanan seperti: Otitis Media Akut (OMA).
2. Faktor Malabsorbsi
a. Malabsorbsi karbohidrat: intoleransi laktosa, maltose,
glukosa.
b. Malabsorbsi lemak
c. Malabsorbsi protein
3. Faktor makanan
Contohnya adalah makanan basi, alergi terhadap makanan, dan
sebagainya.
4. Faktor psikologis: rasa takut dan cemas, Namun jarang ditemukan
pada balita
2.1.3 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Penyakit Diare
1. Faktor Sosiodemografi
Demografi adalah ilmu yang mempelajari persoalan dan keadaan
perubahan-perubahan penduduk yang berhubungan dengan komponen-
komponen perubahan tersebut seperti: kelahiran, kematian, migrasi
sehingga menghasilkan suatu keadaan dan komposisi penduduk
menurut umur dan jenis kelamin tertentu.
8
Faktor sosiodemografi meliputi tingkat pendidikan ibu, jenis pekerjaan
ibu, dan umur ibu.
a. Tingkat pendidikan
Jenjang pendidikan memegang peranan cukup penting dalam
kesehatan masyarakat. Pada perempuan, semakin tinggi tingkat
pendidikan, semakin rendah Angka kematian bayi dan kematian ibu
(Widyastuti, 2005).
b. Jenis pekerjaan
Karakteristik pekerjaan seseorang dapat mencerminkan pendapatan,
pendidikan, status sosial ekonomi, risiko cedera atau masalah
kesehatan dalam suatu kelompok populasi. (Widyastuti, 2005).
c. Umur ibu
Sifat manusia yang dapat membawa perbedaan pada hasil suatu
penelitian atau yang dapat membantu memastikan hubungan sebab
akibat dalam hal hubungan penyakit, kondisi cidera, penyakit kronis,
dan penyakit lain yang dapat menyengsarakan manusia. (Widyastuti,
2005).
2. Faktor Lingkungan
a. Sumber air minum
Air sangat penting bagi kehidupan manusia. Di dalam tubuh
manusia sebagian besar terdiri dari air. Tubuh orang dewasa sekitar
55-60% berat badan terdiri dari air, untuk anak-anak sekitar 65% dan
untuk bayi sekitar 80%. (Notoatmodjo, 2003).
9
Menurut Slamet (2002) macam-macam sumber air minum antara lain :
1. Air permukaan adalah air yang terdapat pada permukaan
tanah.Misalnya air sungai, air rawa dan danau.
2. Air tanah yang tergantung kedalamannya bisa disebut air tanah
dangkalatau air tanah dalam. Air dalam tanah adalah air yang
diperoleh pengumpulan air pada lapisan tanah yang dalam.
Misalnya air sumur, air dari mata air.
3. Air angkasa yaitu air yang berasal dari atmosfir, seperti hujan
dan salju.
Menurut Depkes RI (2000), hal - hal yang perlu diperhatikan dalam
penyediaan air bersih adalah :
1. Mengambil air dari sumber air yang bersih.
2. Mengambil dan menyimpan air dalam tempat yang bersih
dan tertutup serta menggunakan gayung khusus untuk
mengambil air.
3. Memelihara atau menjaga sumber air dari pencemaran oleh
binatang, anak-anak, dan sumber pengotoran. Jarak antara
sumber air minumdengan sumber pengotoran seperti
septictank, tempat pembuangansampah dan air limbah harus
lebih dari 10 meter.
4. Mengunakan air yang direbus
5. Mencuci semua peralatan masak dan makan dengan air yang
bersihdan cukup.
10
3. Faktor perilaku
Menurut Depkes RI (2005), faktor perilaku yang dapat
menyebabkan penyebaran kuman enterik dan meningkatkan risiko
terjadinya diare adalahsebagai berikut :
a. Pemberian ASI Eksklusif
Pada bayi yang tidak diberi ASI risiko untuk menderita diare lebih
besar daripada bayi yang diberi ASI penuh. Pada bayi yang baru lahir,
pemberian ASI secara penuh mempunyai daya lindung 4 kali lebih
besar terhadap diare dari pada pemberian ASI yang disertai dengan
susu formula.
b. Penggunaan botol susu
Penggunaan botol susu memudahkan pencemaran oleh kuman,karena
botol susu susah dibersihkan. Penggunaan botol untuk susu formula,
biasanya menyebabkan risiko tinggi terkena diare sehingga
mengakibatkan terjadinya gizi buruk.
c. Kebiasaan cuci tangan
Kebiasaan yang berhubungan dengan kebersihan perorangan yang
penting dalam penularan kuman diare adalah mencuci tangan.
Mencuci tangan dengan sabun, terutama sesudah buang air besar,
sesudah membuang tinja anak, sebelum menyuapi makan anak dan
sesudah makan, mempunyai dampak dalam kejadian diare.
d. Kebiasaan membuang tinja
11
Membuang tinja (termasuk tinja bayi) harus dilakukan secara bersih
dan benar.
f. Menggunakan jamban
Penggunaan jamban mempunyai dampak yang besar dalam
penularan risiko terhadap penyakit diare. Bila tidak mempunyai
jamban, jangan biarkan anak-anak pergi ke tempat buang air besar
hendaknya jauh dari rumah, jalan setapak tempat anak-anak bermain
dan harus berjarak kurang lebih 10 meter darisumber air, serta
hindari buang air besar tanpa alas kaki.
2.1.4 Gejala klinis
Mula-mula balita menjadi cengeng, gelisah, suhu tubuh meningkat, nafsu
makan berkurang atau tidak ada, kemudian diare. Tinja lendir dan atau
darah. Warna tinja makin lama berubah menjadi kehijau-hijauan karena
tercampur oleh empedu. Anus dan daerah sekitarnya lecet karena sering
defekasi dan tinja makin lama makin asam sebagai akibat makin banyaknya
asam laktat, yang berasal dari laktosa yang tidak dapat diabsorbsi usus
selama diare/mencret.
Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare dan dapat
disebabkan oleh lambung yang turut meradang atau akibat gangguan
keseimbangan asam basa dan elektrolit, maka gejala dehidrasi mulai
tampak. berat badan turun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun
besar menjadi cekung, selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak
kering (FKUI,2007)
12
2.2.1 Definisi pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tidak tahu menjadi tahu, ini terjadi
setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Peningkatan terjadi melalui panca indera manusia yakni indera penciuman,
penglihatan, pendengaran, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007).
2.2.2 Pengukuran Pengetahuan Kesehatan
Pengetahuan tentang kesehatan adalah mencakup apa yang
diketahui oleh seseorang terhadap cara-cara memelihara kesehatan.
Pengetahuan tentang cara-cara memelihara kesehatan ini meliputi:
1). Pengetahuan tentang penyakit menular dan tidak menular (jenis
penyakit dan gejalanya, Penyebabnya, cara penularannya, cara
pencegahannya, cara mengatasinya atau menangani sementara)
2). Pengetahuan tentang faktor-faktor yang terkait dan memepengaruhi
kesehatan antara lain: sarana air bersih, pembuangan air limbah,
pembuangan kotoran manusia, pembuangan sampah.
3). Pengetahuan tentang fasilitas pelayanan kesehatan yang profesional
maupun yang tradisisonal.
Oleh sebab itu, untuk mengukur pengetahuan kesehatan seperti di
atas, adalah dengan mengajukan pertanyaan- pertanyaan secara langsung
( wawancara) atau pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket.
13
BAB 3
KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP DAN &HIPOTESIS
3.1 Kerangka Teori
Gambar 3.1 Kerangka Teori Faktor yang berhubungan dengan diare pada balita
Faktor Lingkungan:
1. Sumber air minum
2. Jarak sumur dg limbah/ septic tank
Faktor Perilaku:
1. Pemberian ASI Eksklusif
2. Penggunaan botol susu
3. Kebiasaan Cuci tangan
4. kebiasaan membuang tinja
Faktor sosiodemografi ibu
1. Tingkat pendidikan
2. Jenis pekerjaan
3. Umur
Diare pada Balita
Tingkat pengetahuan ibu tentang diare
14
3.2 Kerangka Konsep penelitian
Gambar 3.2 Kerangka Konssep Penelitian
3.3 Hipotesis
Ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang diare dengan
kejadian diare pada Balita
Kejadian diare pada anak balita
Tingkat Pengetahuan ibu
tentang diare
Faktor sosiodemografi ibu
1. Tingkat pendidikan
2. Jenis pekerjaan
3. Umur
15
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas
Majalengka dan waktu penelitian bulan Februari 2012 dengan responden
adalah ibu-ibu yang mempunyai anak balita yang mengobatkan anaknya di
Puskesmas.
4.2Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan
menggunakan studi cross sectional untuk menganalisis hubungan antara
tingkat pengetahuan ibu tentang diare dengan kejadian diare pada balita.
4.3 Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas
Dalam penelitian ini variable bebasnya adalah Tingkat pengetahuan ibu
tentang diare.
2. Variabel Terikat
Dalam penelitian ini variabel dependen adalah Kejadian diare pada
balita.
3. Variabel perancu:
Tingkat pendidikan ibu
16
Jenis pekerjaan ibu
Umur ibu
4.4 Definisi Operasional Variabel
No variabel Kriteria Cara ukur Kategori Skala1 Variabel
bebas: Tingkat pengetahuan ibu
Dihitung dari jumlah jawaban yang benar dari berbagai aspek pengetahuan tentang diare
Pengisian kuesioner
kategori baik (76-100)%, cukup (56-75)%, kurang baik (40-55)%, tidak baik (<40%)
Ordinal
2 Variabel terikat: diare pada balita
Menderita buang air besar/ mencret dengan konsistensi tinja lembek/ cair > 3 kali sehari dalam 30 hari terakhir.
Pengisian kuesioner
Tidak = 0 1 X 2X 3X > 3X
Ordinal
3 Variabel perancu: Tingkat Pendidikan
pendidikan formal yang ditempuh ibu berdasarkan ijazah terakhir
Pengisian kuesioner
Ordinal
4 Variabel perancu: Jenis Pekerjaan
Suatu kegiatan sehari-hari yang dirutini ibu
Pengisian kuesioner
Ordinalnominal
5 Variabel perancu: umur
Usia penderita sejak lahir sampai sekarang
Pengisian kuesioner
interval
4.5 Populasi dan sampel.
1. Populasi
Populasi target dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang mempunyai
anak balita yang mengobatkan anaknya di Puskesmas
17
2. Sampel
Sampel yang dikehendaki dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang
memiliki bayi usia 1-5 tahun yang pernah mengalami diare.
Pengambilan sampel dilakukan secara simple random sampling dengan
rumus perhitungan sampel sebagian berikut:
n = Z 2 1- a /2 P (1-P) d 2
Keterangan :
n : Jumlah sampel
P : Prevalensi diare11 % (Berdasarkan data prevalensi diare di KabupatenMajalengka : 11,3%).
d : Estimasijatuh pada 10 percentage point dari prevalensi diare yangsebenarnya,
Z21-a/2 : Tingkat kepercayaan 95% = 1,96
n = (1,96) 2 (0,11) (0,89) = 376 (0,10)2
3. Kriteria inklusi
a. Ibu balita yang berobat di Puskesmas Majalengka.
4. Kriteria Eksklusi
a. Ibu dengan bayi lahir kurang bulan
b. Ibu dengan bayi dengan malabsorbsi
18
4.6 Materi/bahan/alat penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dengan
beberapa pertanyaan tertutup, dimana responden bebas mengisi jawaban
sesuai dengan pertanyaannya.
4.7 Cara pengumpulan data
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dengan
menggunakan kuesioner untuk mengetahui penyebab diare pada balita.
Sebelumnya mengambil data sekunder dari dokumentasi Puskesmas
Majalengka mengenai jumlah dan data karakteristik ibu dengan balita yang
mengalami diare pada Bulan November 2011
4.8 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian dilaksanakan dalam 3 tahap, yang meliputi:
1. Tahap persiapan:
a. Penetapan sasaran
b. Konsultasi ke pembimbing
c. Kesiapan alat dan bahan
d. Koordinasi dengan
e. Penetapan jadwal kegiatan.
2. Tahap pelaksanaan
3. Tahap koreksi kuesioner
4. Tahap analisis hasil penelitian
19
4.9 Waktu & Tempat Pengumpulan
Penelitian ini akan dilaksanakan pada waktu dan tempat sebagai berikut :
Waktu : Februari 2012
Tempat : Puskesmas Majalengka
4.10 Pengolahan Data dan Analisis Data
1. Pengolahan data
Pada penelitian ini pengolahan dan analisis data dilakukan dengan
manual dan komputerisasi, data yang di ambil dengan melakukan
pengkajian sekunder. Langkah-langkah pengolahan data secara manual
yaitu sebagai berikut:
a. Editing (Penyuntingan Data)
Editing dilakukan untuk memeriksa data-data dari kuesioner
Medical Record untuk melihat kelengkapan data yang dibutuhkan
dalam penelitian.
b. Coding (Mengkode Data)
Kegiatan mengkode / member kode dari setiap informasi yang
didapat dari Medical Record .
c. Entry (Memasukan Data)
20
Data yang sudah diberi kode dianalisa dan dimasukan kedalam
computer dengan menggunakan program SPPS Versi 17.
d. Cleaning (Membersihkan Data)
Kegiatan memeriksa kembali data yang telah dimasukan
kedalam computer untuk memastikan kebenaran data
2. Analisis Data
Data yang disajikan dengan mendistribusikan melalui analisis
bivariat, yaitu untuk melihat hubungan variabel independen (tingkat
pengetahuan ibu) dan variabel dependen (kejadian diare pada balita)
dengan menggunakan chi square dan akan diolah dengan Statistical
Product and Service Solution (SPSS) 16 for Windows.
Hubungan antara variabel independen (tingkat pengetahuan ibu) dan
variabel dependen (kejadian diare pada balita) akan dianalisis
dengan menggunakan uji korelasi Spearman.
21
DAFTAR PUSTAKA
Affandi, Sutomo, H. 2011. Dasar Penelitian Klinik (Clinical Research Basic). Dee Publish, Yogyakarta.
Assiddiqi Hasbi Muhammad. 2010. Hubungan tingkat pengetahuan ibu terhadap
penanganan diare pada balita di kelurahan padang. Skripsi. Fakultas
kedokteran,Universitas Sumatra Utara. (Tidak dipublikasikan)
Thresia dewi kartini.2008.Hubungan Pola asuh ibu dengan kejadian diare pada
balita.Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas diponegoro Semarang.
(tidak dupublikasikan)
Behrman, et. al. 1999. Ilmu Kesehatan Anak. Vol. 1. Edisi 15. EGC, Jakarta.
Dep Kes R.I.1999. Buku ajar diare,pegangan bagi mahasiswa. Jakarta.
Dep Kes R.I.2002,Pedoman pemberantasan penyakit diare. Jakarta.
Dwiwahyuni,Agusniarti.2010. Hubungan pengetahuan dan sikap dengan kejadian
diare pada balita di puskesmas gading cempaka permai.skripsi. Fakultas
kedokteran,Bengkulu. (Tidak dipublikasikan)
Hasan, R. dan Alatas, H. 2007. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak I. cet.ke:10. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
Notoatmodjo, S., 2007. Domain Perilaku. Dalam : Promosi Kesehatan dan Ilmu
Perilaku. PT RINEKA CIPTA. Jakarta. 139-146.
Rudolph, A.M, et all. 2006. Buku Ajar Pediatric Rudolph Volume 2. Edisi
20.EGC,Jakarta
Saryono.2009.Metodologi Penelitian Kesehatan. MITRA CENDIKIA
Press,Yogyakarta
22
LAMPIRAN
Lampiran 1
LEMBAR KUESIONER PENELITIAN
Saudara harus melakukan wawancara untuk pengisian kuesioner ini!!!!
Petunjuk Pengisian Kuesioner
1. Bacalah setiap pertanyaan dengan teliti.
2. Isilah data pribadi ibu terlebih dahulu.
3. Isilah pertanyaan di bawah inI dengan sebenarnya.
4. Untuk jenis pertanyaan frekuensi dan pengetahuan beri tanda ( x ) pada
jawaban yang ibu anggap benar.
5. Lembar kuesioner ini dikembalikan setelah mengisi seluruh pertanyaan.
Data pribadi responden
Nomor urut :
Nama Ibu / Umur :
Nama bayi / Umur :
Jenis Kelamin :
Jumlah anak umur 1-5 tahun :
Pendidikan terakhir ibu :
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA
23
Pekerjaan ibu :
Alamat tempat tinggal :
Pengetahuan ibu tentang diare
1. Apakah yang dimaksud dengan diare/mencret ?
a. tinja encer/cair
b. tinja encer/cair yang bercampur lendir atau darah, atau keduanya
c. tinja encer/cair yang lebih dari biasanya (>3 kali sehari)
disertaidengan/tanpa darah dan/atau lendir
d. tidak tahu
2. Sepengetahuan Ibu, apa saja yang menyebabkan diare/mencret pada balita?
a. Bakteri, virus, jamur
b. Makanan yang bergizi
c. Buah-buahan
d. tidak tahu
3. Sepengetahuan Ibu, apa saja yang dapat meningkatkan diare/mencret pada
balita ?
a. ibu yang tidak memberikan ASI secara penuh sampai 6 bulan
b. selalu mencuci tangan setelah buang air besar
c. obesitas (kegemukan)
d. tidak tahu
4. Apa saja tanda dan gejala diare pada balita ?
a. tinja encer, buang air besar lebih sering, lemah dan pucat
24
b. nafsu makan meningkat dan susah buang air besar
c. nyeri kepala
d. tidak tahu
5. Sepengetahuan Ibu, apa saja tanda-tanda dehidrasi ?
a. sakit perut dan nyeri kepala
b. susah buang air besar
c. kesadaran menurun dan malas minum
d. tidak tahu
6. Sepengetahuan Ibu, apa saja penanganan yang tepat untuk diare pada balita di
rumah?
a. Banyak makan buah-buahan
b. Langsung bawa ke rumah sakit terdekat
c. Lanjutkan ASI, beri makan, dan bri banyak cairan
d. Tidak tahu
7. Bagaimana cara memberikan ASI pada bayi yang sedang diare?
a. Hentikan pemberian ASI sampai diare berhenti
b. Ganti ASI dengan susu formula
c. Tetap lanjutkan pemberian ASI
d. Tidak tahu
8. Jika tidak ada oralit di rumah, apa yang dapat Ibu berikan sebagai penggantinya?
a. Larutan gula garam
b. air putih
c. susu formula
25
d. tidak tahu
9. Jika anak Ibu muntah saat diberi oralit, apakah pemberian oralit perlu diteruskan?
a. Hentikan pemberian oralit dan tidak perlu diteruskan.
b. Tetap beri dengan jumlah banyak.
c. Hentikan sejenak, kemudian lanjutkan pemberian secara perlahan
d. tidak tahu
10. Bagaimana cara memberikan makanan pada anak yang sedang diare?
a. anak dipuasakan, hanya beri cairan.
b. Beri makanan seperti biasa, namun dilunakkan.
c. Beri makanan yang lunak, sedikit demi sedikit namun sering.
d. Tidak tahu.
Kejadian diare dalam 1 bulan terkhir
1. Apakah selama 1 bulan terakhir anak ibu pernah sakit diare ?
a. Ya
b. Tidak
2. jika iya, frekuensi/berapa kali dalam 1 bulan terakhir
a. 1 kali
b. 2 kali
c. 3 kali
d. 4 kali
26
top related