penerapan model pembelajaran open ended pada …
Post on 25-Dec-2021
1 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDED
PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V UNTUK
MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS
SISWA DI MADRASAH IBTIDAIYAH AL-MUNAWWARAH
KOTA JAMBI
SKRIPSI
FEBRY EKA PRASETYA KHAIRANI
NIM. TPG.151671
PROGRAM STUDI PENDIDIKANGURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2019
2
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDED
PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V UNTUK
MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS
SISWA DI MADRASAH IBTIDAIYAH AL-MUNAWWARAH
KOTA JAMBI
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan
FEBRY EKA PRASETYA KHAIRANI
NIM. TPG.151671
PROGRAM STUDI PENDIDIKANGURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2019
3
4
6
7
“ PERSEMBAHAN “
Dengan Rahmat Allah yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Rasa
Syukur senantiasa tercurahkan kepada Allah SWT. Shalawat dan salam selalu
terlimpahkan keharibaan Baginda Rasulullah Muhammad SAW.
Ku persembahkan skripsi ini untuk :
Mamakku Tercinta Almh Sumikem, S.AP dan Ayahanda Khairul Murni
Untuk curahan do‟a cinta dan kasih sayang yang tak terhingga serta Ibu, Cik, Om
dan adik-adikku Ibu Fitriyani, Mak Mardalena, Ayah Edi Sanjaya, Arbayani
Khairuliza, Muhammad Septian Anggriawan, Aqshol Mikha Ardana
Nurhakim, Ghovin Andara Pradifta, Dinna Aprillia, Nadila Rizqi
Rachmanda, Nabila Rizqiqa, M. dafa Kurniawan, Para Generasi Marbawi
Daud. Untuk Ayahanda Baihaqi T dan Ibunda Betty Ariani Terima kasih atas
kasih sayang, motivasi dan dukungan serta do‟a yang telah diberikan. Untuk
Suamiku Yantoni Sanputra terima kasih atas semangat dan inspirasi dalam
menyelesaikan tugas akhir ini, semoga engkau pilihan yang terbaik buatku dan
masa depanku serta Sahabat-sahabat karibku, Nelsa Putri Ayu, Edan Squad,
serta Teman-teman Kukerta posko 20 desa Pancuran Gading Kec, Tebo Tengah,
dan tak lupa juga Teman-teman PGMI Angkatan 2015, khususnya PGMI B,
Terimakasih atas semua perhatian saran dan nasihat selama ini yang teramat
sangat berharga.
Saudara-saudari ku seiman, Maha suci Allah SWT yang telah
mempertemukan kita di kampus UIN STS JAMBI Yang menjadi kebanggan kita,
biarlah nama-nama kalian semuanya tertulis dilembaran hati ini, ku temukan arti
keikhlasan perjuangan
bersama kalian “terimakasih ya Allah SWT atas nikmat ukhuwah yang
kami rasakan hingga hari ini AAMIIN . . .
“ Allah itu Maha Pengasih Dan Maha Penyayang, Maka Berdo‟a lah Kepada-
NYA, Yakin lah atas Janji Dan Takdir-NYA“
( INSYAA ALLAH )
8
MOTTO
لونكم ب شيء الخوف من ون قص والجوع الأموال من ولأن فس ولن ب والثمرات قلى وبشرالصبين (٥١١)
Artinya:
“Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan dan berikanlah berita
gembira kepada orang-orang yang sabar. (Q.S Al-Baqarah : 155)
9
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha „Alim
yang kita tidak mengetahui kecuali apa yang diajarkannya, atas iradahnya hingga
skripsi ini dapat dirampungkan. Sholawat dan salam atas Nabi SAW pembawa
risalah pencerahan bagi manusia.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat
akademik guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada fakultas Tarbiyah
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa
penyelesaian skripsi ini tidak banyak melibatkan pihak yang telah memberikan
motivasi baik moril maupun materil, untuk itu melalui kolom ini penulis
menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada :
1. Prof. Dr. H. Suaidi Asyari, MA, Selaku Rektor UIN Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi
2. Dr. Hj. Armida, M.Pd.I, Selaku Dekan Fakutas Tarbiyah dan Kegurua UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Dr. H. Lukman Hakim, M.Pd.I, Dr. Zawaqi Afdal Jamil, M.Pd, dan Dr. H.
Kemas Imron Rosyadi, M.Pd, Selaku Wadek I, II, III Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Dr. Mahluddin, M.Pd.I dan Dr. Shalahuddin, S. Ag, M.Pd. I, Selaku Kaprodi
dan Sekprodi
5. Dr. H. Lukman Hakim, M.Pd.I Selaku dosen Pembimbing I dan Ibu Nasyariah
Siregar, M.Pd.I Selaku dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu
dan mencurahkan pemikirannya demi mengarahkan Penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak Jamaluddin, S.Pd.I Kepala Sekolah MI Al-Munawwarah Kota Jambi
Yang telah memberikan kemudahan kepada penulis dalam memperoleh data
dilapangan
10
10
7. Miezer Marsevs S.Pd selaku guru Matematika V yang telah memberikan
banyak informasi guna mempermudahkan penulis memperoleh data di kelas.
8. Sahabat-Sahabat Mahasiswa PGMI yang telah menjadi patner diskusi dalam
penyusunan skripsi ini
9. Orang tua dan Keluarga yang telah memberikan motivasi tiada henti hingga
menjadi kekuatan pendorong bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Sahabat-sahabat yang memberikan penulis motivasi dan dukungan hingga
akhir sampai skripsi ini selesai.
Akhirnya Semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan dan
amal semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi
pengembangan ilmu.
Jambi, September 2019
Penulis
FEBRY EKA PRASETYA KHAIRANI
NIM. TPG.151671
11
11
ABSTRAK
Nama : Febry Eka Prasetya Khairani
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul : Penerapan Model Pembelajaran Open Ended Pada
Mata Pelajaran Matematika Kelas V Untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Di
Madrasah Ibtidaiyah Al-Munawwarah Kota Jambi
Skripsi ini dilatar belakangi oleh siswa yang kurang kritis dalam
menanggapi suatu materi, siswa yang cenderung hanya mengikuti langkah demi
langkah apa yang diajarkan pada dirinya pada proses pembelajaran khususnya
pada mata pelajaran Matematika, dan keterampilan berpikir kritis siswa yang
belum terlihat.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
mengambil objek penelitian di sekolah MI Al-Munawwarah Kota Jambi. Teknik
analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini meliputi teknik metode
gabungan (Mixed Methods Research). Sedangkan pengumpulan data dilakukan
dengan teknik observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi.
Hal ini terbukti berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa yang dilakukan
pada siklus I mencapai 58,4% mengalami peningkatan pada siklus II menjadi
80%. Sejalan dengan peningkatan aktivitas siswa dengan menggunakan
pendekatan open ended, hal serupa terjadi pada tes keterampilan berpikir kritis
siswa. Hal ini dibuktikan dengan hasil tes keterampilan berpikir kritis di akhir
siklus I, diperoleh hasil dari aspek mencari alasan siklus I sebesar 77% dan pada
siklus II mencapai 88%. Dari aspek memakai sumber yang kredibilitas siklus I
sebesar 79% dan pada siklus II mencapai 94%. Dari aspek mencari alternatif
siklus I sebesar 70% dan pada siklus II mencapai 88%. Dari aspek bersikap dan
berpikir terbuka siklus I sebesar 62% dan pada siklus II mencapai 82%. Serta
aspek bersikap secara sistematis dan teratur siklus I sebesar 62% dan pada siklus
II mencapai 82%.
Berdasarkan hasil akhir tes keterampilan berpikir kritis secara keseluruhan
pada pra siklus diperoleh rata-rata presentase sebesar 54,6% dengan kategori
cukup kritis, pada siklus I diperoleh rata-rata presentase sebesar 70%, sedangkan
pada siklus II diperoleh rata-rata presentase sebesar 86,8% dengan kategori sangat
kritis.
Kata Kunci: Pendekatan Open Ended, Keterampilan Berpikir Kritis Siswa,
Pembelajaran Matematika.
12
12
ABSTRACT
Name : Febry Eka Prasetya Khairani
Department : Madrasah Ibtidaiyah Teacher Education
Title : Application of Open Ended Learning Model in Class V
Mathematics Subjects To Improve Students' Critical Thinking
Skills in Madrasah Ibtidaiyah Al-Munawwarah Jambi City
This thesis is motivated by students who are less critical in responding to
a material, students who tend to only follow step by step what is taught
themselves in the learning process, especially in Mathematics, and students'
critical thinking skills that have not been seen.
This research is a Classroom Action Research (CAR) which takes the
object of research in MI Al-Munawwarah school, Jambi City. Data analysis
techniques used in this study include combined methods techniques (Mixed
Methods Research). While data collection is done by observation, interviews, tests
and documentation.
This is evident based on the results of observations of student activities
carried out in the first cycle reached 58.4% increased in the second cycle to 80%.
In line with the increase in student activity by using the open ended approach,
something similar happened to students' critical thinking skills tests. This is
evidenced by the results of the critical thinking skills test at the end of the first
cycle, the results obtained from the aspect of finding reasons for the first cycle of
77% and 88% in the second cycle. From the aspect of using sources the credibility
of the first cycle was 79% and in the second cycle it reached 94%. From the
aspect of looking for an alternative cycle I amounted to 70% and in the second
cycle it reached 88%. From the aspect of attitude and open thinking cycle I was
62% and in cycle II it reached 82%. And aspects of behaving systematically and
regularly in cycle I was 62% and in cycle II it reached 82%.
Based on the final results of the critical thinking skills test as a whole in
the pre cycle obtained an average percentage of 54.6% with a quite critical
category, in the first cycle an average percentage of 70% was obtained, whereas in
the second cycle an average percentage of 86,8% with a very critical category.
Keywords: Open Ended Approach, Students' Critical Thinking Skills,
Mathematics Learning.
13
13
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
NOTA DINAS ................................................................................................ ii
PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................................. iv
PERSEMBAHAN ........................................................................................... v
MOTTO ........................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................... vii
ABSTRAK ....................................................................................................... ix
ABSTRACT ..................................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 5
C. Batasan Masalah ............................................................................ 5
D. Rumusan Masalah .......................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ........................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian ......................................................................... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori ............................................................................... 8
1. Pengertian Open Ended .......................................................... 8
2. Orientasi Pembelajaran Open Ended dalam
Pembelajaran Matematika ...................................................... 14
3. Hakikat Berpikir Kritis ........................................................... 15
4. Definisi Pembelajaran Matematika ......................................... 20
5. Bangun Ruang ........................................................................ 24
B. Studi Relevan ................................................................................. 33
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian ................................................. 35
B. Setting dan Subjek Penelitian ......................................................... 36
C. Prosedur Umum Penelitian ............................................................. 36
D. Instrument Pengumpulan Data ....................................................... 40
E. Teknik Analisa Data ....................................................................... 41
F. Kriteria Keberhasilan Penelitian..................................................... 44
G. Jadwal Penelitian ............................................................................ 44
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Umum .............................................................................. 46
1. Historis dan Geografis ............................................................ 46
2. Sarana dan Prasarana .............................................................. 48
3. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah............................................... 49
4. Struktur Organisasi MI Al-Munawwarah ............................... 50
5. Keadaan Guru dan Siswa ........................................................ 51
B. Temuan Penelitian .......................................................................... 53
1. Deskripsi Data ........................................................................ 54
a) Siklus I ............................................................................. 54
b) Siklus II ............................................................................ 66
C. Analisis Data .................................................................................. 76
14
14
D. Interprestasi Hasil Analisis data ..................................................... 77
E. Pembahasan.................................................................................... 81
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................... 83
B. Saran .............................................................................................. 83
C. Penutup .......................................................................................... 84
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURICULUM VITAE
15
15
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Kriteria Keterampilan Berpikir Kritis Siswa .................................. 43
Tabel 3.2. Jadwal Penelitian............................................................................. 44
Tabel 4.1. Sejarah Umum Profil MI Al-Munawwarah .................................... 47
Tabel 4.2. Jumlah Ruang di MI Al-Munawwarah ........................................... 48
Tabel 4.3. Keadaan Guru dan Pegawai MI Al-Munawwarah .......................... 51
Tabel 4.4. Data Siswa MI Al-Munawwarah .................................................... 52
Tabel 4.5. Skor Pencapaian Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pra Siklus .. .53
Tabel 4.6. Hasil Pengamatan Akivitas Guru Mengajar dengan
Pendekatan Open Ended Siklus I .................................................. 58
Tabel 4.7. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Selama Kegiatan
Pembelajaran Pada Pembelajaran RPP I ....................................... 61
Tabel 4.8. Skor Pencapaian Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Siklus I ....... 63
Tabel 4.9. Hasil Pengamatan Akivitas Guru Mengajar dengan
Pendekatan Open Ended Siklus II ................................................. 69
Tabel 4.10. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Selama Kegiatan
Pembelajaran Pada Pembelajaran RPP II ..................................... 72
Tabel 4.11. Skor Pencapaian Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Siklus II ... 74
Tabel 4.12. Persentase Observasi Aktivitas Guru Menggunakan
Pendekatan Open Ended................................................................ 77
Tabel 4.13. Persentase Observasi Aktivitas Siswa Menggunakan
Pendekatan Open Ended ............................................................... 78
Tabel 4.14. Persentase Keterampilan Berpikir Kritis Siswa ............................ 79
16
16
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Kubus .......................................................................................... 25
Gambar 2.2. Balok ........................................................................................... 26
Gambar 2.3. Limas ........................................................................................... 28
Gambar 2.4. Bola ............................................................................................. 29
Gambar 2.5. Kerucut ........................................................................................ 30
Gambar 2.6. Tabung ......................................................................................... 31
Gambar 4.1. Struktur Organisasi MI Al-Munawwarah ................................... 51
Gambar 4.2. Diagram Aktivitas Mengajar Guru Siklus I dan II ...................... 78
Gambar 4.3. Diagram Aktivitas Siswa Siklus I dan II .................................... 79
Gambar 4.4. Diagram Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pra Siklus,
Siklus I dan Siklus II ................................................................... 81
17
17
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran : 1. Instrumen Pengumpulan Data
Lampiran : 2 Silabus
Lampiran : 3 RPP
Lampiran : 4 Foto Dokumentasi Riset
18
18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia dalam menjalani proses kehidupan dihadapkan dengan
berbagai masalah dan tantangan. Manusia yang berhasil menjalani
kehidupannya adalah mereka yang mampu mengatasi masalah dan
menyelesaikan tantangan dengan baik, dan bukan manusia yang menyerah atau
tunduk dengan masalah dan tantangan yang menerpa mereka. Namun, untuk
mampu melewati masalah dan tantangan kehidupan dengan baik dan bijak
manusia membutuhkan proses pendidikan.
Pendidikan merupakan suatu proses atau usaha manusia yang sudah
mencapai kedewasaan dengan penuh tanggung jawab untuk membimbing
peserta didik menuju kedewasaan. Dengan proses pendidikan yang
diselenggarakan baik secara formal maupun non formal diharapkan dapat
memberikan bantuan (guidance) kepada peserta didik untuk mampu mengatasi
masalahnya sendiri. Hal inilah barangkali yang dimaksud dengan kedewasaan
peserta didik. Dengan kata lain bahwa peserta didik tidak selamanya dibimbing
namun diharapkan mampu mandiri. Kegiatan belajar di arahkan agar peserta
didik mampu menerima dan memahami pengetahuan dan keterampilan yang
diberikan oleh pendidik (Paizaluddin, M.Pd.I dan Ermalinda, M.Hum, 2016,
hlm. 197).
Era digital juga mengambil peran yang luar biasa dalam kehidupan
manusia saat ini. Tidak bisa dipungkiri saat ini dunia mengalami perubahan
massif yang memengaruhi berbagai bidang di masyarakat. Masa ini juga
seringkali disebut sebagai era disruptif, dimana hal tersebut ditandai dengan
munculnya berbagai gangguan dan banyaknya perubahan perilaku yang terjadi
pada anak sehari-hari. Fakta saat ini anak-anak sudah akrab dengan perubahan
di era digital, terutama dengan penggunaan internet. Sisem pembelajaran pada
anak-anak memang aktif dan cerdas akan tetapi, selama ini pengajaran
Matematika di sekolah cenderung tidak ramah terhadap upaya
19
19
mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa khususnya dalam kegaiatan
menyelesaikan masalah.
Seseorang yang berpikir kritis akan selalu peka terhadap informasi
atau fakta yang ditemuinya dan selanjutnya mengevaluasi atau membuat
kesimpulan terkait situasi tersebut. Pada masa sekarang siswa cenderung duduk
diam, mendengarkan, dan belajar mengikuti apa yang hanya disampaikan oleh
gurunya tanpa mau mengembangkan informasi yang diperoleh dan berdiskusi.
Pernyataan tersebut selaras dengan yang diungkapkan oleh Fahrurrozi bahwa
salah satu faktor penyebab rendahnya kemampuan berpikir kritis dikarenakan
siswa senantiasa mengikuti apa yang diajarkan saja. Rendahnya kemampuan
berpikir kritis tentu sangat berkaitan dengan kegiatan pembelajaran yang
dilakukan di dalam kelas. Salah satu solusi untuk mengatasi masalah tersebut
adalah model pembelajaran open-ended (Mahmudi, Fahrurozi, Sunarti, 2018,
hlm 2).
Model pembelajaran open-ended dimaksudkan untuk dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir tingkat tinggi, salah satu cara
adalah dengan mengobservasi bagaimana siswa menggunakan ilmu yang telah
dipelajari dalam situasi sehari-hari atau hal-hal yang bersifat kontekstual.
Tujuan pemberian masalah pada pendekatan open-ended bukan untuk
menemukan jawaban akan tetapi menemukan strategi, cara pendekatan yang
berbeda untuk sampai pada jawaban yang diberikan (Soeyono, Fahrurrozi,
Sunarti, 2018, hlm 2).
Model Pembelajaran open-ended diharapkan mampu meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa, khususnya pada mata pelajaran matematika.
Model ini dapat membuat siswa mengembangkan kemampuan berpikir
kritisnya dengan cara menyelesaikan soal-soal matematika menggunakan
banyak strategi atau cara atau metode. Sehingga siswa tidak hanya sekedar
paham dengan konsep matematika. Akan tetapi siswa mampu untuk
mengaplikasikan konsep-konsep yang telah dia pelajari dengan menggunakan
ide atau gagasan mereka untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan
sehari-hari dan dalam situasi yang berbeda.
20
20
Matematika, adalah bahasa simbol; ilmu deduktif yang tidak
menerima pembuktian secara induktif; ilmu tentang pola keteraturan, dan
struktur yang terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak didefinisikan, ke unsur
yang didefinisikan, ke aksioma atau postulat, dan akhirnya ke dalil. Sedangkan
hakikat matematika menurut Soedjadi (2000), yaitu memiliki objek tujuan
abstrak, bertumpu pada kesepakatan, dan pola pikir yang deduktif (Heruman,
S.Pd, M.Pd, 2007, hlm. 1).
Seorang guru dalam menyampaikan ilmu pengetahuan tentang
pelajaran Matematika, akan lebih mudah dalam penyampaian tujuan yang
diharapkan dan mampu membangkitkan aktivitas siswa apabila seorang guru
menggunakan model pembelajaran yang lebih bervariasi dan kreatif. Penerapan
model seharusnya menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar
mengajar. Pada kenyataanya penerapan model-model pembelajaran masih
jarang digunakan oleh guru pada saat pembelajaran. Sehingga membuat siswa
terkesan membosankan saat belajar Matematika. Yang mana pada saat
pembelajaran siswa masih ada melakukan hal yang tak seharusnya dilakukan
seperti mengobrol bersama teman sebangku, mencoret-coret buku, bermain
mainan yang ada.
Berdasarkan observasi awal ternyata siswa kurang kritis dalam
menyelesaikan soal matematika, dimana siswa hanya diam saat guru
menyampaikan materi hal ini menyebabkan sikap siswa kurang terbuka dalam
mencari informasi atau malu mengajukan pertanyaan terhadap guru, sehingga
untuk mencari alasan dalam suatu jawaban siswa kurang efektif dan kurang
mencari jawaban secara alternatif. Hal ini bisa disebabkan oleh guru yang tidak
menggunakan pendekatan yang relevan atau bervariasi dan baru yang sesuai
dengan pembelajaran matematika, sehingga tingkat keterampilan siswa dalam
berpikir kritis terbilang cukup rendah (Observasi, 14 Januari 2019).
Keadaan siswa yang kurang kritis tersebut dan berbicara sendiri
daripada memperhatikan guru, membuat guru kesulitan dalam memberi bahan
ajar (Wawancara 14 Januari 2019). Maka untuk merangsang kemampuan
berpikir kritis siswa, kegiatan pembelajaran harus membawa siswa dalam
menjawab permasalahan dengan banyak cara dan mungkin juga banyak
21
21
jawaban (yang benar) sehingga mengundang potensi intelektual dan
pengalaman siswa dalam menemukan sesuatu yang baru.
Berdasarkan kasus diatas, maka perlu diadakan perubahan dalam
merancang proses pembelajaran matematika yang lebih memberdayakan dan
mengoptimalkan potensi siswa dalam bentuk kegiatan siswa aktif. Proses
pembelajaran matematika membutuhkan inovasi sehingga belajar matematika
menjadi bermakna bagi siswa, menjadi kesenangan bagi siswa yang diikuti
implementasi pembelajarannya kearah pencapaian tujuan pembelajaran
matematika yang meliputi kemampuan berpikir kritis, berpikir kreatif, logis,
sistematis, dan bukan sekedar menerima ilmu yang siap saji.
Upaya-upaya guru dalam mengelola dan memberdayakan berbagai
variabel pembelajaran merupakan bagian penting dalam menghasilkan siswa
mencapai tujuan yang direncanakan. Untuk pembelajaran matematika guru
harus tetap merancang pendekatan-pendekatan atau metode yang tepat dalam
mengajarkan konsep matematika agar mudah dipahami oleh siswa.
Penggunaan pendekatan yang tepat akan memudahkan pemahaman
pembelajaran matematika yang diajarkan akan lebih berkesan dan mantap
dalam ingatan siswa.
Pembelajaran yang memberikan problem terbuka atau memberikan
multijawaban yang benar disebut pembelajaran dengan pendekatan open
ended. Sehingga dengan menggunakan pendekatan open ended dalam
pembelajaran matematika, akan merangsang keterampilan berpikir kritis siswa
karena dalam pendekatan tersebut siswa diberikan masalah-masalah yang
terbuka yang dapat memberikan keleluasan siswa dalam berpikir dan
menyelesaikan suatu masalah.
Berdasarkan dari temuan di atas, peneliti mencoba mengangkat
sebuah judul yang sesuai dengan pembahasan di atas yaitu: “Penerapan
Model Pembelajaran Open Ended Pada Pembelajaran Matematika Untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa di MI Al-
Munawwarah”.
B. Identifikasi Masalah
22
22
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dapat
diidentifikasi masalah dalam penelitian sebagai berikut :
1. Mata pelajaran Matematika masih dianggap pelajaran yang membosankan
dan sulit untuk dipahami bagi para siswa.
2. Siswa membutuhkan model pembelajaran yang kreatif dan inovatif yang
mampu mendukung kegiatan pembelajaran.
3. Siswa membutuhkan model pembelajaran yang dapat meningkatkan
keterampilan berpikir kritis dalam menyelesaikan soal Matematika.
4. Proses pembelajaran di sekolah masih didominasi oleh guru.
C. Batasan Masalah
Agar penelitian lebih terarah dan lebih sesuai dengan tujuan yang
diharapkan, perlu adanya batasan masalah. Adapun batasan masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. Penelitian ini dilaksanakan pada kelas V MI Al-Munawwarah.
2. Mata pelajaran Matematika materi pembelajaran bangun ruang.
3. Hasil belajar siswa ditunjukkan dalam ranah kognitif yaitu tingkat
pemahaman dan keterampilan.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas,
maka dapat dirumuskan masalah, apakah penerapan pendekatan open ended
dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran
matematika di kelas V MI Al-Munawwarah.
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan
untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran
matematika melalui model Open Ended di Kelas V MI Al-Munawwarah.
F. Manfaat Penelitian
23
23
Penelitian ini bermanfaat dalam pendidikan secara langsung maupun
tidak langsung. Adapun manfaat dari pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini dapat memperluas ilmu pengetahuan sehingga
dapat dijadikan sebagai landasan dalam pembelajaran Matematika untuk
meningkatkan berpikir kritis siswa dalam belajar materi bangun ruang.
Selain itu, hasil penelitian dapat dimanfaatkan sebagai bahan kajian lebih
lanjut kepada peneliti dan akademisi khususnya bidang pendidikan.
2. Manfaat Praktis
a) Bagi Penulis
Sebagai wadah untuk mengembangkan diri dalam meningkatkan
kompetensi dan kepekaan terhadap masalah pembelajaran, serta untuk
mendapatkan gelar S1.
b) Bagi guru
Penerapan model pembelajaran open ended pada pembelajaran
Matematika diharapkan dapat membantu guru dalam menyampaikan
materi pembelajaran kepada siswa, sehingga dapat menjadi alternatif guru
dalam memberikan pembelajaran inovatif berbasis penerapan model
pembelajaran. Selain itu pengunaan model pembelajaran Open Ended
berfungsi untuk mendorong guru untuk berperan meningkatkan
kompetensi profesional dalam menciptakan inovasi model pembelajaran
yang pada akhirnya dapat meningkatkan motivasi, minat dan hasil belajar
siswa. Selain itu, diharapkan pula guru dapat mengunakan model
pembelajaran inovatif ini sehingga dapat tercipta suasana pembelajaran
yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
c) Bagi siswa
Melalui penerapan model open ended pada pembelajaran
matematika, diharapkan siswa dapat memahami pelajaran dengan baik.
Selain itu, melalui penjelasan Model open ended siswa mendapatkan
24
24
manfaat yang beragam yaitu: 1) meningkatnya fokus dan konsentrasi
siswa dalam belajar; 2) meningkatnya partisipasi aktif siswa dalam
pembelajaran; 3) dapat memunculkan ide-ide baru; 4) meningkatnya
motivasi siswa dalam belajar; dan 5) meningkatnya cara berpikir kritis
siswa.
d) Bagi sekolah
Bagi sekolah penerapan model pembelajaran open ended pada
pembelajaran Matematika dapat menumbuhkan sikap profesional guru
untuk melakukan pembelajaran yang efektif di sekolah, dapat
memberikan kontribusi yang lebih baik dalam pelaksanaan pembelajaran,
sehingga mutu sekolah dapat meningkat.
25
25
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Pengertian Open Ended
Pendekatan adalah konsep atau prosedur yang digunakan dalam
membahas suatu pelajaran untuk mencapai tujuan belajar-mengajar.
Sehingga, makin tepat pendekatan yang digunakan, diharapkan maka makin
efektif pula pencapaian tujuan tersebut. Pengetahuan mengenai pendekatan-
pendekatan mengajar sangat penting bagi guru, agar tujuan pembelajaran
dapat tercapai dengan baik.
Pendekatan open ended merupakan suatu upaya pembaharuan
pendidikan matematika yang pertama kali dilakukan oleh para ahli
pendidikan matematika Jepang. Munculnya pendekatan ini sebagai reaksi
atas pendidikan matematika sekolah saat itu yang aktifitas kelasnya disebut
dengan “issei jugyow” (frontal teaching). Guru menjelaskan konsep baru di
depan kelas kepada para siswa, kemudian memberikan contoh untuk
penyelesaian beberapa soal (Yuliani dalam Zulaikha, 2018, hlm. 33).
Pembelajaran terbuka atau yang sering dikenal dengan istilah Open
Ended Learning (OEL) merupakan proses pembelajaran yang didalamnya
tujuan dan keingingan individu/ siswa dibangun dicapai secara terbuka.
Menurut suharsimi, problem yang diformulasikan memiliki multi jawaban
yang benar disebut problem tak lengkap atau disebut juga problem open
ended atau problem terbuka. Pembelajaran dengan pendekatan open ended
biasanya dimulai denngan memberikan problem terbuka pada siswa dan
selanjutnya kegiatan pembelajaran harus membawa siswa dalam menjawab
permasalahan dengan banyak cara dan mungkin juga jawaban (yang benar)
sehingga mengundang potensi intelektual dan pengalaman siswa dalam
proses menentukan sesuatu yang baru (Miftahul Huda, Erman Suherman, M.
Chusna, 2015, hlm. 15).
Pembelajaran dengan problem (masalah) terbuka artinya
pembelajaran yang menyajikan permasalahan dengan pemecahan masalah
dengan berbagai cara (flexibility) dan solusinya juga bisa beragam (multi
26
26
jawab, fluency). Pembelajaran ini melatih dan menumbuhkan orisinalitas ide,
kreativitas, kognitif tinggi, kritis, komunikasi-interaksi, sharing,
keterbukaan, dan sosialisasi. Siswa dituntut untuk berimprovisasi
mengembangkan metode, cara, atau pendekatan yang bervariasi dalam
memperoleh jawaban. Selanjutnya, siswa juga diminta untuk menjelaskan
proses mencapai jawaban tersebut. Dengan demikian, model pembelajaran
ini lebih mementingkan proses daripada produk yang akan membentuk pola
pikir keterpaduan, keterbukaan, dan ragam berpikir.
Problem open ended merupakan problem yang diformulasikan
memiliki banyak jawaban yang benar. Problem ini disebut juga problem tak
lengkap atau problem terbuka. Selain itu, masalah open ended juga
mengarahkan siswa untuk menggunakan keragaman cara atau metode
penyelesaian sehingga sampai pada suatu jawaban yang diinginkan.
Pembelajaran matematika misalnya, melalui pendekatan open ended
adalah pembelajaran yang menggunakan masalah open ended dan dimulai
dengan memberikan masalah terbuka kepada siswa. Kegiatan pembelajaran
harus membawa siswa dalam menjawab permasalahan dengan banyak cara
dan mungkin juga banyak jawaban yang benar sehingga mengundang
potensi intelektual dan pengalaman siswa dalam proses menemukan sesuatu
yang baru. Dalam menyelesaikan masalah (problem solving), guru berusaha
agar siswa mengombinasikan pengetahuan, keterampilan, dan cara berpikir
matematika yang telah dimiliki sebelumnya
Pendekatan open ended adalah suatu pendekatan pembelajaran
yang biasanya dimulai dengan memberikan problem kepada siswa. Problem
yang dimaksud adalah problem terbuka yang memberikan kesempatan
kepada siswa untuk dapat memformulasikan problem tersebut dengan
multijawaban yang benar.
Pendekatan open ended muncul dari hasil pemikiran para ahli
Jepang yaitu Shigeru Shimada, Toshio Sawada, Yoshiko Yashimoto, dan
Kenichi Shibuya (Yuliani dalam Zulaikha, 2018, hlm. 35). Pembelajaran
dengan model pembelajaran open ended diawali dengan memberikan
masalah terbuka kepada siswa. Kegiatan pembelajaran harus mengarah dan
27
27
membawa siswa dalam menjawab masalah dengan banyak cara serta
mungkin juga dengan banyak jawaban (yang benar), sehingga merangsang
kemampuan intelektual dan pengalaman siswa dalam proses menemukan
sesuatu yang baru.
Ciri penting dari masalah open ended adalah terjadinya keleluasan
siswa untuk memakai sejumlah metode dan segala kemungkinan yang
dianggap paling sesuai untuk menyelesaikan masalah. Artinya, pertanyaan
open ended diarahkan untuk menggiring tumbuhnya pemahaman atas
masalah yang diajukan guru. Bentuk-bentuk soal yang dapat diberikan
melalui pendekatan open ended terdiri dari tiga bentuk, yaitu (1) soal untuk
mencari hubungan, (2) soal mngklasifikasikan, dan (3) soal mengukur (Aris
Shoimin, 2014, hal. 110).
Pendekatan open ended menjanjikan suatu kesempatan kepada
siswa untuk menginvestigasi berbagai strategi dan cara yang diyakini sesuai
dengan kemampuan mengelaborasi permasalahan. Tujuannya agar berpikir
melalui kegiatan kreatif, siswa dapat berkembang secara maksimal. (Aris
Shoimin, 2014, hal. 111)
Tujuan dari model pembelajaran open ended menurut Nohda ialah
untuk membantu mengembangkan kegiatan kreatif dan pola piker matematis
siswa melalui problem solving secara simultan. Hal yang dapat
digarisbawahi adalah perlunya memberikan kesempatan siswa untuk berpikir
bebas sesuai dengan minat dan kemampuannya sehingga aktivitas kelas
penuh dengan ide-ide dan akan memacu kemampuan berpikir tingkat tinggi
siswa berupa kemampuan berpikir kritis (Erman Suherman, Ahmad Balya,
2015, hlm 29).
Siswa diberikan masalah yang bersifat terbuka, dapat terlatih untuk
melakukan investigasi berbagai strategi dalam menyelesaikan masalah.
Selain itu siswa akan memahami bahwa proses penyelesaian suatu masalah
sama pentingnya dengan hasil akhir yang diperoleh. Berdasarkan pengertian
dan tujuan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran open ended di
atas, perlu digaris bawahi bahwa pendekatan pembelajaran open ended
memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir bebas sesuai dengan
28
28
minat dan kemampuannya, dengan demikian kemampuan berpikir siswa
dapat berkembang secara maksimal dan kegiatankegiatan kreatif siswa dapat
terkomunikasikan melalui proses pembelajaran.
Contoh penerapan problem open ended dalam kegiatan
pembelajaran adalah ketika siswa diminta mengembangkan metode, cara,
atau pendekatan yang berbeda dalam menjawab permasalahan yang
diberikan dan bukan berorientasi pada jawaban (hasil) akhir. Siswa
diharapkan memiliki tujuan utama bukan untuk mendapatkan jawaban tetapi
lebih menekankan pada cara bagaimana sampai pada suatu jawaban, dengan
demikian tidak hanya ada satu cara dalam memperoleh jawaban, namun
beberapa atau banyak.
Menurut Nohda tujuan dari pendekatan open ended adalah untuk
membantu mengembangkan kegiatan kreatif dan pola pikir siswa melalui
problem solving secara simultan, dengan kata lain kegiatan kreatif dan pola
pikir siswa harus dikembangkan semaksimal mungkin sesuai dengan
kemampuan siswa. Hal yang perlu digaris bawahi adalah perlunya memberi
kesempatan siswa untuk berpikir sesuai dengan minat dan kemampuannya.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
pendekatan open ended adalah sebuah pendekatan yang dimulai dengan
memberikan soal yang memiliki banyak jawaban yang benar (problem
terbuka atau incomplete) kepada siswa, yang membantu siswa melakukan
penyelesaian masalah secara kreatif serta melatih dan menumbuhkan
orisinalitas ide, kreativitas, kognitif tinggi, kritis, komunikasi-interaksi,
sharing, keterbukaan dan sosialisasi (Zulaikha, 2018, hlm.32)
(a) Langkah-langkah Model Open Ended
Langkah-langkah pembelajaran menggunakan model open ended
yaitu:
a. Menghadapkan siswa pada masalah (problem) terbuka dengan
menekankan pada bagaimana siswa sampai pada sebuah solusi.
b. Membimbing siswa untuk menemukan pola dalam mengkontruksi
permasalahannya sendiri.
29
29
c. Membiarkan siswa memecahkan masalah dengan berbagai penyelesaian
dan jawaban yang beragam.
d. Meminta siswa untuk menyajikan hasil temuannya. (Zaenal Arifin, M.
Chusna, 2015, hlm. 4)
(b) Keunggulan dan Kelemahan Model Open Ended
Guru dengan menggunakan pendekatan open ended, memberikan
permasalahan kepada siswa yang solusinya atau jawabannya tidak perlu
ditentukan hanya satu jalan/cara. Guru harus memanfaatkan keberagaman
cara atau prosedur untuk menyelesaikan masalah itu untuk memberi
pengalaman siswa dalam menemukan sesuatu yang baru berdasarkan
pengetahuan, keterampilan, dan cara berpikir matematika yang telah
diperoleh sebelumnya. Keunggulan dari model ini antara lain :
a. Siswa berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran dan sering
mengekspresikan ide.
b. Siswa memiliki kesempatan lebih banyak dalam memanfaatkan
pengetahuan dan keterampilan matematik secara komprehensif.
c. Siswa dengan kemampuan matematika rendah dapat merespon
permasalahan dengan cara mereka sendiri.
d. Siswa secara instrinsik termotivasi untuk memberikan bukti atau
penjelasan.
e. Siswa memiliki pengalaman banyak untuk menemukan sesuatu dalam
menjawab permasalahan.
Berikut ini merupakan kelemahan model open ended :
a. Membuat dan menyiapkan masalah Matematika yang bermakna bagi
siswa bukanlah pekerjaan mudah.
b. Mengemukakan masalah yang langsung dapat dipahami siswa sangat sulit
sehingga banyak yang mengalami kesulitan bagaimana merespon
permasalahan yang diberikan.
c. Siswa dengan kemampuan tinggi bisa merasa ragu atau mencemaskan
jawaban mereka.
30
30
d. Mungkin ada sebagian siswa yang merasa kegiatan belajar mereka tidak
menyenangkan karena kesulitan yang mereka hadapi (Aris Shoimin,
2014, hal. 112).
2. Orientasi Pembelajaran Open Ended dalam Pembelajaran Matematika
Matematika sama halnya seperti ilmu-ilmu sosial, permasalahan
atau soal-soal dalam matematika pun secara garis besar dapat diklasifikasi
menjadi menjadi dua bagian. Yang pertama adalah masalah-masalah
matematika tertutup (closed problems), dan yang kedua adalah masalah-
masalah matematika terbuka (open problems). Yang selama ini muncul di
permukaan dan banyak diajarkan di sekolah adalah masalah-masalah
matematika yang tertutup (closed problems). Di mana memang dalam
menyelesaikan masalah-masalah matematika tertutup ini, prosedur yang
digunakannya sudah hampir bisa dikatakan standar alias baku. Akibatnya
timbul persepsi yang agak keliru terhadap matematika. Matematika
dianggap sebagai pengetahuan yang pasti dan procedural (Suherman , dkk,
dalam Fitri Zulaikha, 2018, hlm.35).
Sementara itu, masalah-masalah matematika terbuka (open
problems) sendiri hampir tidak tersentuh, hampir tidak pernah muncul dan
disajikan dalam proses pembelajaran matematika di sekolah. Akibatnya
bila adapermasalahan matematika seperti ini, soal atau permasalahan itu
dianggap „salah soal‟ atau soal yang tidak lengkap.
Contoh closed problems (cocok untuk siswa SD kelas 5) (Suherman
, dkk, dalam Fitri Zulaikha, 2018, hlm.36).
"Seekor sapi yang diniatkan untuk dikurbankan „berat‟nya 500 kg.
Berat sapi ini sama dengan berat 20 orang anak-anak. Berapa rata-rata
berat masing-masing anak?"
Soal ini termasuk closed problems karena dengan prosedur yang
standar, yakni pembagian, kita dengan pasti dapat menentukan rata-rata
31
31
berat masingmasing anak, dan ini jelas merupakan soal yang berupa satu
cara. Makanya soal ini termasuk dalam kelompok closed problems. Soal di
atas, dengan sedikit “sentuhan“, dapat diubah menjadi sebuah soal yang
termasuk dalam kelompok open ended problems sehingga menjadi soal
berikut ini. "Seekor sapi yang „berat‟nya 500 kg akan dikurbankan. Setara
dengan berapa orang anak-kah „berat‟ sapi tersebut?" Soal ini termasuk
dalam open ended problems karena kita tidak secara pasti tahu prosedur
untuk menjawab soal ini. Bila dipikir-pikir, soal ini akan mengundang
banyak cara dan juga banyak jawaban. Soal semacam ini amat jarang
diberikan. Dan kalaupun ada, jaman dulu dianggap sebagai soal yang tidak
lengkap. Padahal, soal semacam ini menuntut kreativitas kita dalam
menjawabnya. Soal semacam ini pun menuntut kita untuk berfikir lebih
ketimbang hanya mengingat prosedur baku dalam menyelesaikan suatu
masalah. Untuk menyelesaikan masalah ini, kita tak dapat langsung begitu
saja menjawabnya (Suherman , dkk, dalam Fitri Zulaikha, 2018, hlm. 36).
Soal ini menuntut kita berpikir lebih cerdas. Menuntut kita untuk
melakukan perencanaan sebelum mendapat jawaban. Soal ini menuntut
kita agar dapat mengantisipasi berbagai kemungkinan jawaban. Dan
mengantisispasi berbagai cara yang mungkin dilakukan untuk
menjawabnya. Pendeknya, soal ini melatih kita untuk menggunakan
penalaran dan kreativitas, dan tak sekedar hanya menghafalkan prosedur
menjawab seperti biasanya (Suherman , dkk, dalam Fitri Zulaikha, 2018
hlm. 36).
3. Hakikat Berpikir Kritis
1. Pengertian Berpikir Kritis
Manusia dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari kegiatan
berpikir. Menurut Nurhadi dkk, berpikir adalah proses secara simbiolik
menyatakan (melalui Bahasa) objek nyata dan kejadian-kejadian dan
penggunaan pernyataan simbolik itu untuk menemukan prinsip-prinsip
esensial tentang objek dan kejadian itu. Sedangkan menurut Plato yang
dikutip oleh Kowiyah bahwa berpikir adalah berbicara dalam hati. Kalimat
diatas dapat diartikan bahwa berpikir merupakan proses kejiwaan yang
32
32
menghubung-hubungkan antara situasi fakta, ide, atau kejadian dengan
fakta, idea tau kejadian lainnya (Nurhadi dkk, Kowiyah, dalam NA Nurul
Akhadiyah, 2015, hlm 1).
Berdasarkan pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
berpikir adalah suatu kegiatan atau proses kognitif, tindakan mental untuk
memperoleh pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan agar mampu
menemukan jalan keluar dan keputusan secara deduktif, induktif dan
evaluatif sesuai dengan tahapannya.
Mempelajari ilmu matematika diperlukan suatu proses berpikir
karena matematika pada hakikatnya berkenaan dengan struktur dan ide
abstrak yang disusun secara sistematis dan logis melalui proses penalaran
deduktif. Oleh karena itu dalam mempelajari matematika kurang tepat bila
dilakukan dengan cara menghafal, namun matematika dapat dipelajari
dengan cara mengerjakan latihan-latihan, dalam mengerjakan latihan-latihan
tersebutlah mulai berpikir bagaimana merumuskan masalah, merencanakan
penyelesaian, membuat dugaan bila data yang disajikan kurang lengkap
diperlukan sebuah kegiatan berpikir kritis.
Menurut Kowiyah berpikir kritis adalah 1) Suatu sikap mau
berpikir secara mendalam tentang masalah-masalah dan hal-hal yang berada
dalam jangkauan pengalaman seseorang. 2) Pengetahuan tentang metode-
metode pemeriksaan dan penalaran yang logis. 3) Semacam suatu
ketrampilan untuk menerapkan metode-metode tersebut. Sedangkan menurut
Ali Hamzah dan Muhkisraini berpikir kritis secara umum dianggap sebagai
proses kognitif, tindakan mental, untuk memperoleh pengetahuan. Suatu
kegiatan untuk mencapai pengetahuan, di mana melalui kegiatan berpikir
manusia dapat mengkaji benda-benda gejala-gejala, dan peristiwa sehingga
diperoleh kesimpulan sebagai suatu pengetahuan (Kowiyah, Ali Hamzah dan
Muhlisraini, dalam NA Nurul Akhadiyah, 2015, hlm 3) .
Beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis
merupakan kemampuan menelaah atau menganalisis suatu sumber,
mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi, menerapkan berbagai strategi
33
33
untuk membuat keputusan yang sesuai dengan standar penilaian (NA Nurul
Akhadiyah, 2015, hlm 4).
2. Indikator Keterampilan Berpikir Kritis
Beyer yang dikutip oleh Nurhadi mengidentifikasi 10 keterampilan
kritis yang dapat digunakan siswa untuk mempertimbangkan validitas
(keabsahan) tuntutan atau argument, memahami periklanan dan sebagainya,
yaitu :
1. Membedakan fakta-fakta yang dapat diverifikasi dan tuntutan nilai-nilai
yang sulit diverifikasi (di uji kebenarannya) .
2. Membedakan antara informasi, tuntutan, atau ulasan yang relevan
dengan yang tidak relevan.
3. Menentukan kecermatan factual (kebenaran) dari suatu pernyataan.
4. Menentukan kredibilitas (dapat dipercaya) dari suatu sumber.
5. Mengidentifikasi tuntutan atau argument yang mendua.
6. Mengidentifikasi asumsi yang tidak dinyatakan.
7. Mendeteksi bias (menemukan penyimpangan).
8. Mengidentifikasi kekeliruan-kekeliruan logika
9. Mengenali ketidak-konsistenan logika dalam suatu alur penalaran.
10. Menentukan kekuatan suatu argument atau tuntutan.
Beyer mengingatkan bahwa 10 keterampilan berpikir kritis di atas
bukan merupakan suatu urutan langkah-langkah tetapi lebih merupakan
daftar cara yang dapat dilakukan. Dengan cara-cara itu, siswa dapat
menangani informasi untuk mengevaluasi apakah informasi itu benar atau
masuk akal. Tugas utama dalam mengajarkan berpikir kritis kepada siswa
adalah membantu mereka belajar tidak hanya bagaimana menggunakan tiap-
tiap strategi berpikir itu cocok untuk dipakai (NA Nurul Akhadiyah, 2015,
hlm 5).
Menurut Robert H. Ennis dalam Hassoubah (2004: 85), berpikir
kritis adalah berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan
pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau
dilakukan. Sehingga, indikator kemampuan berpikir kritis diturunkan dari
aktivitas kritis siswa sebagai berikut :
34
34
1. Mencari pernyataan yang jelas dari setiap pertanyaan.
2. Mencari alasan.
3. Berusaha mengetahui informasi dengan baik.
4. Memakai sumber yang memiliki kredibilitas.
5. Memperhatikan situasi dan kondisi secara keseluruhan.
6. Berusaha tetap relevan dengan ide utama.
7. Mengingat kepentingan yang asli dan mendasar.
8. Mencari alternatif.
9. Bersikap dan berpikir terbuka.
10. Mengambil posisi ketika ada bukti yang cukup untuk melakukan.
11. Mencari penjelasan sebanyak mungkin apabila memungkinkan.
12. Bersikap secara sistematis dan teratur dengan bagian-bagian dari
keseluruhan masalah (Nur Id Yudiana, 2015, hlm 30).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, indikator kemampuan
berpikir kritis pada penelitian ini mengadopsi dari pendapat Ennis yang
meliputi :
1. Mencari pernyataan yang jelas dari setiap pertanyaan. Pada indikator ini,
kemampuan berpikir kritis siswa dapat dilihat dari pengamatan/observasi,
yaitu siswa mampu menyelesaikan soal diberikan guru di papan tulis.
2. Mencari alasan. Pada indikator ini, kemampuan berpikir kritis siswa
dapat dilihat dari pernyataan siswa tersebut dalam memberikan jawaban.
3. Berusaha mengetahui informasi dengan baik. Pada indikator ini,
kemampuan berpikir kritis siswa dapat dilihat dari pengamatan/observasi,
yaitu siswa menggunakan buku dan lembar kerja siswa dalam menjawab
soal yang telah diberikan.
4. Memakai sumber yang kredibilitas. Pada indikator ini, kemampuan
berpikir kritis siswa dapat dilihat dari jawaban soal tes siswa.
5. Memperhatikan kondisi dan situasi secara keseluruhan. Pada indikator
ini, kemampuan berpikir kritis siswa dapat dilihat dari
pengamatan/observasi, yaitu siswa memperhatikan guru dan siswa lain
yang sedang mengajukan ataupun menjawab contoh soal di papan tulis.
35
35
6. Berusaha tetap relevan dengan ide utama. Pada indikator ini, kemampuan
berpikir kritis siswa dapat dilihat dari jawaban soal tes yang diberikan.
7. Mengingat kepentingan yang asli dan mendasar. Pada indikator ini,
kemampuan berpikir kritis siswa dapat dilihat dari cara penyelesaian
menjawab soal.
8. Mencari alternatif. Pada indikator ini, kemampuan berpikir kritis siswa
dapat dilihat dari jawaban soal tes yang diberikan,
9. Bersikap dan berpikir terbuka. Pada indikator ini, kemampuan berpikir
kritis siswa dapat dilihat dari pengamatan/observasi, yaitu mengerjakan
tugas yang diberikan guru.
10. Mengambil posisi ketika ada bukti yang cukup untuk melakukan
sesuatu. Pada indikator ini, kemampuan berpikir kritis siswa dapat dilihat
dari jawaban siswa yang lain.
11. Mencari penjelasan sebanyak mungkin apabila memungkinkan. Pada
indikator ini, kemampuan berpikir kritis siswa dapat dilihat dari
pengamatan/observasi, yaitu siswa mengajukan pertanyaan secara
berkelanjutan.
12. Bersikap secara sistematis dan teratur dengan bagian-bagian dari
keseluruhan masalah. Pada indikator ini, kemampuan berpikir kritis
siswa dapat dilihat dari pengamatan, yaitu siswa mengikuti proses
pembelajaran dari awal sampai akhir dengan melakukan aktivitas sesuai
langkah-langkah pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas peneliti memilih lima indikator
kemampuan berpikir kritis yang disesuaikan dengan perkembangan usia
anak SD. Adapun indikator yang akan digunakan peneliti dalam
mengukur kemampuan berpikir kritis siswa SD adalah sebagai berikut:
1. Mencari alasan
2. Memakai sumber yang kredibilitas
3. Mencari alternatif
4. Bersikap dan berpikir terbuka
5. Bersikap secara sistematis dan teratur dengan bagian-bagian dari
keseluruhan masalah
36
36
4. Definisi Pembelajaran Matematika
Matematika adalah bahasa simbol, ilmu deduktif yang tidak menerima
pembuktian secara induktif, ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang
terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak didefinisakn ke unsur yang di
definisikan, ke aksioma atau postulat dan akhirnya ke dalil. Sedangkan hakikat
matematika itu sendiri yaitu memiliki objek tujuan abstrak, bertumpu pada
kesepakatan dan pola pikir yang deduktif (Heruman, 2007, hal. 1).
Matematika didasarkan atas kenyataan yang dialami, yaitu
pengetahuan yang diperoleh dari eksperimen, observasi dan abstraksi.
Matematika berasal dari kata yunani, mathein atau manthenein yang berarti
mempelajari. Kata ini memiliki hubungan yang erat dengan kata sansekerta,
medha atau widya yang memiliki arti kepandaian, ketahuan, atau intelegensi.
Dalam bahasa Belanda, matematika disebut dengan kata wiskunde, yang berarti
ilmu tentang belajar (hal ini sesuai dengan arti kata Mathein pada matematika)
(Fathani, 2009, hal. 21). Adapun pengertian matematika menurut Depdiknas
tahun 2003 adalah matematika merupkan suatu bahan kajian yang memiliki
objek abstrak dan di bangun melalui proses penalaran deduktif, yaitu
kebenaran suatu konsep diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran
sebelumnya sudah diterima, sehingga keterkaitan antar konsep dalam
matematika bersifat sangat kuat dan jelas.
Di Indonesia, matematika disebut dengan ilmu ilmu pasti dan ilmu
hitung. Dari berbagai definisi matematika oleh beberapa tokoh, secara umum
definisi matematika dapat dideskripsikan sebagai berikut (Fathani, 2009, hal.
23) :
1). Matematika sebagai struktur yang terorganisasi
Matematika agak berbeda dengan ilmu pengetahuan yang lain,
matematika merupakan suatu bangunan struktur yang terorganisasi. Sebagai
sebuah struktur, ia terdiri atas beberapa komponen, yang meliputi aksioma/
postulat, pengertian pangkal/ primitif, dan dalil/ teorema (termasuk
didalamnya lemma teorema pengantar/ kecil) dan crolly/ sifat).
2). Matematika sebagai alat (tool)
37
37
Matematika juga sering dipandang sebagai alat dalam mencari
solusi berbagai masla dalam kehidupan sehari-hari.
3). Matematika sebagai pola pikir deduktif
Matematika merupakan pengetahuan yang memiliki pola pikir
deduktif. Artinya, suatu teori atau pernyataan dalam matematika dapat
diterima kebenarannya apabila telah dibuktikan secara deduktif (umum).
4). Matematika sebagai cara bernalar (the way of thinking).
Matematika dapat pula dipandang sebagai cara bernalar, paling
tidak karena beberapa hal, seperti matematika memuat cara-cara pembuktian
yang shahih (valid), rumus-rumus atau aturan yang umum, atau sifat
penalaran matematika yang sistematis.
5). Matematika sebagai bahasa artifisial
Simbol merupakan ciri yang paling menonjol dalam matematika.
Bahasa dalam matematika adalah bahasa simbol yang bersifat artifisial,
yang baru memiliki arti apabila dikenakan pada suatu konteks.
6). Matematika sebagai seni yang kreatif.
Penalaran yang logis dan efisien serta perbendaharaan ide-ide dan
pola-pola kreatif dan menakjubkan, maka matematika sering pula disebut
sebagai seni, khususnya seni berfikir yang kreatif.
Matematika dapat diartikan sebagai angka-angka perhitungan yang
merupakan bagian dari kehidupan manusia. Matematika membantu manusia
dalam hal ilmu eksak berbagai ide dan kesimpulan. Matematika juga
merupakan pengeahuan atau ilmu tentang logika dan masalah-masalah angka.
Matematika membahas fakta-fakta dan hubungan, serta membahas problem
ruang dan waktu. Bisa dikatakan matematika adalah queen of science (ratunya
ilmu).
1. Pembelajaran Matematika Menurut Karakteristik Siswa Sekolah Dasar
(SD/MI)
Siswa Sekolah Dasar (SD) umurnya berkisar antara 6 atau 7 tahun,
sampai 12 atau 13 tahun. Dimana mereka berada pada fase operasional
38
38
kongkret. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah kemampuan dalam
proses berpikir untuk mengoperasikan kaidah – kaidah logika, meskipun
masih terikat dengan objek yang bersifat kongkret (Heruman, 2007, hal. 1).
Usia perkembangan kognitif siswa SD masih terikat dengan objek
kongkret yang dapat ditangkap oleh panca indra, dalam pembelajaran
matematika yang abstrak, siswa memerlukan alat bantu berupa media, dan
alat peraga yang dapat memperjelas apa yang akan disampaikan oleh guru
sehingga lebih cepat dipahami dan dimengerti oleh siswa. Proses
pembelajaran pada fase kongkret dapat melalui tahapan kongkret, semi
kongkret, semi abstrak, dan selanjutnya abstrak.
Matematika memiliki konsep yang abstrak yang baru dipahami
siswa perlu segera diberi penguatan, agar mengendap dan bertahan lama
dalam memori siswa, sehingga akan melekat dalam pola pikir dan pola
tindakannya.
2. Langkah Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
Konsep-konsep pada kurikulum matematika SD dapat dibagi
menjadi tiga kelompok besar, yaitu penanaman konsep dasar (penanaman
konsep), pemahaman konsep, dan pembinaan keterampilan. Untuk menuju
tahap keterampilan tersebut harus melalui langkah- langkah benar yang
sesuai dengan kemampuan dan lingkungan siswa. Berikut ini adalah
pemaparan pembelajaran yang ditekankan pada konsep – konsep
matematika (Heruman, 2007, hal. 1).
a. Penanaman Konsep Dasar (Penanaman Konsep), yaitu pembelajaran
suatu konsep baru matematika, ketika siswa belum pernah mempelajari
konsep tersebut. Pembelajaran penanaman konsep dasar merupakan
jembatan yang harus dapat menghubungkan kemampuan kognitif siswa
yang kongkret dengan kosep baru matematika yang abstrak. Dalam
kegiatan pembelajaran konsep dasar ini, media atau alat peraga
diharapkan dapat digunakan untuk membantu kemampuan pola pikir
siswa.
b. Pemahaman Konsep, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman
konsep, yang bertujuan agar siswa lebih mamahami suatu konsep
39
39
matematika. pemahaman konsep terdiri atas dua pengertian. Pertama,
merupakan kelanjutan dari pembelajaran penanaman konsep dan dalam
satu pertemuan. Sedangkan kedua, pembelajaran pemahaman konsep
dilakukan pada pertemuan yang berbeda, tetapi masih merupakan
lanjutan dari penanaman konsep. Pada pertemuan tersebut, penanaman
konsep dianggap sudah disampaikan pada pertemuan sebelumnya, di
semester atau kelas sebelumnya.
c. Pembinaan keterampilan, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman
konsep dan pemahaman konsep. Pembelajaran pembinaan keterampilan
bertujuan agar siswa lebih terampil dalam menggunakan berbagai konsep
matematika. Seperti halnya pada pemahaman konsep, pembinaan
ketrampilan juga terdiri dari dua pengertian. Pertama, merupakan
kelanjutan dari dari pembelajaran penanaman konsep dan pemahaman
konsep dalam satu pertemuan. Sedangkan kedua, pembelajaran
pembinaan keterampilan dilakukan pada pertemuan yang berbeda, tapi
masih merupakan lanjutan dari penanaman dan pemahaman konsep. Pada
pertemuan tersebut, penanaman dan pemahaman konsep diangap sudah
disampaikan pada pertemuan sebelumnya, disemester atau kelas
sebelumnya (Heruman, 2007, hal. 1).
5. Bangun Ruang
Bangun ruang adalah bagian ruang yang dibatasi oleh himpunan titik-
titik yang terdapat pada seluruh permukaan bangun tersebut. Permukaan
bangun itu disebut sisi. Semua bangun datar memiliki sifat dan rumus yang
berbeda. Berikut adalah penjelasan lengkapnya.
1. Kubus
Kubus ialah sebuah bangun ruang yang memiliki panjang rusuk yang
sama serta merupakan bangun yang dibatasi oleh enam buah sisi yang
sama dan sebangun, serta merupakan bangun ruang tiga dimensi. Kubus
ini memiliki 6 buah sisi, 12 buah rusuk, dan 8 buah titik sudut.
40
40
Gambar 2.1 Kubus
Kubus memiliki beberapa sifat-sifat yang diantaranya yaitu :
1. Mempunyai 6 sisi berbentuk persegi yang ukurannya sama luas
2. Mempunyai 12 rusuk yang ukurannya sama panjang
3. Mempunyai 8 titik sudut
4. Mempunyai 4 buah diagonal ruang
5. Mempunyai 12 buah bidang diagonal
Rumus Kubus
1. Luas salah satu sisi kubus, rumusnya: s2
2. Luas permukaan kubus, rumusnya: 6xs2
3. Rumus volume, rumusnya: S3
4. Rumus keliling, rumusnya: 12xs
Keterangannya:
L = Luas permukaan kubus (cm2)
V = Volume kubus (cm3)
S= Panjang rusuk kubus (cm)
2. Balok
41
41
Balok ialah bangun ruang tiga dimensi yang dibentuk dari tiga
pasang persegi atau persegi panjang, dengan setidaknya memiliki satu
pasang di antaranya berukuran berbeda.
Bangun ruang balok mempunyai beberapa sifat-sifat, diantaranya:
1. Mempunyai 4 sisi berbentuk persegi panjang (2 pasang persegi
panjang yang ukurannya sama)
2. Mempunyai 2 sisi yang bentuknya sama (1 pasang persegi
panjang dengan ukurannya sama namun berbeda ukuran dengan
2 pasang persegi panjang yang lain)
3. Mempunyai 12 rusuk yang ukurannya sama panjang
4. Mempunyai 8 buah titik sudut
Gambar 2.2 Balok
Rumus – Rumus Balok
Rumus untuk permukaan balok= 2x(pxl)+(pxt)+(lxt)
Rumus untuk diagonal ruang= Akar dari(p kuadrat+l kuadrat+t
kuadrat)
Rumus untuk keliling balok= 4x(p+l+t)
Rumus untuk volume balok= pxlxt
Keterangannya
P adalah Panjang (cm)
42
42
L adalah Lebar (cm)
T adalah Tinggi (cm)
3. Limas
Limas adalah sebuah bangun ruang 3 dimensi yang
memiliki alas yang berbentuk segi banyak dan bidang tegaknya
berbentuk segitiga dan salah satu sudutnya bertemu di satu titik.
Sifat – Sifat Limas
Bangun ruang limas ini memiliki beberapa sifat – sifat, diantaranya
yaitu:
Mempunyai 5 sisi yaitu: 1 sisi berbentuk segiempat yang
merupakan alas dan 4 sisi lainnya semuanya berbentuk segitiga
serta merupakan sisi tegak.
Mempunyai 8 buah rusuk
Mempunyai 5 titik sudut yaitu: 4 sudut berada di bagian alas dan 1
sudut berada di bagian atas yang merupakan titik puncak.
Rumus rumusnya yaitu:
Untuk mencari Volume, rumusnya yaitu:
Rumus untuk Mencari Volume = 1/3 x luas alas x tinggi sisi
Untuk mencari Luas, rumusnya yaitu:
Rumus untuk Mecari Luas = luas alas+jumlah luas sisi tegak
43
43
Gambar 2.3 Limas
4. Bola
Bola ialah sebuah bangun ruang sisi lengkung yang dibatasi oleh
satu bidang lengkung.
Sifat – sifat Bola
Mempunyai alas berbentuk segienam
Mempunyai sisi 6
Mempunyai 10 rusuk
Mempunyai 6 titik sudut
Rumus-rumus Bola
Rumus untuk mencari volume Bola yaitu : 4/3 x π x r3
Rumus untuk mencari luas Bola yaitu : 4 x π x r2
Keterangan :
V : Volume Bola (cm3)
L : Luas Permukaan Bola (cm2)
R : Jari-jari Bola (cm)
Π : 22/7 atau 3,14
Gambar 2.4 Bola
5. Kerucut
44
44
Kerucut adalah salah satu bangun ruang yang mempunyai sebuah
alas yang berbentuk lingkaran dengan selimut yang memiliki irisan dari
lingkaran.
Sifat – sifat Kerucut
Mempunyai 2 sisi (1 sisi merupakan alas yang berbentuk
lingkaran dan 1 sisinya lagi berupa sisi lengkung atau selimut
kerucut)
Mempunyai 1 rusuk
Mempunyai 1 titik sudut
Rumus pada bangun ruang Kerucut
Rumus untuk mencari volume = 1/3 x π x r x r x t
Rumus untuk mencari luas = luas alas + luas selimut
Keterangan :
r = jari-jari (cm)
T = tinggi (cm)
π = 22/7 atau 3.14
Gambar 2.5 Kerucut
6. Tabung
45
45
Tabung adalah sebuah bangun ruang tiga dimensi yang memiliki
tutup dan alas yang berbentuk sebuah lingkaran dengan ukuran yang
sama dengan di selimuti oleh persegi panjang.
Rumus – Rumus pada Tabung
Rumus luas alas= luas lingkaran=π x r2
Rumus volume pada tabung= π x r2 x t
Rumus keliling alas pada tabung= 2 x π x r
Rumus luas pada selimut tabung = 2 x π x r x t
Rumus luas pada permukaan tabung= 2 x luas alas+luas selimut
tabung
Rumus kerucut + tabung =
o volume = ( π.r2.t )+( 1/3.π.r
2.t )
o luas = (π.r2)+(2.π.r.t)+(π.r.s)
Rumus tabung + 1/2 bola =
o Rumus Volume = π.r2.t+2/3. π.r
3
o Rumus Luas = (π.r2)+(2.π.r.t)+(½.4.n.r
2) = (3.π.r
2)+(2. π .r.t)
Rumus tabung+bola
o Volume= (π.r2.t)+(4/3. π.r
3)
o Luas= (2. π.r2)+(4. π.r
2) = π.r
2
Keterangannya:
V = Volume tabung(cm3)
π = 22/7 atau 3,14
r = Jari – jari /setengah diameter (cm)
t = Tinggi (cm)
46
46
Gambar 2.6 Tabung
7. Prisma
Prisma dapat didenisikan sebuah hasil dari gabungan antara
bangun datar 2 dimensi baik dari bangun datar persegi panjang atau
bangun datar segitiga.
Sifat – Sifat Prisma
Mempunyai bidang alas dan bidang atas berupa segitiga yang
kongruen (2 alas tersebut juga merupakan sisi prisma segitiga)
Mempunyai 5 sisi (2 sisi berupa alas atas dan bawah, 3 sisi lainnya
merupakan sisi tegak yang semuanya berbentuk segitiga)
Mempunyai 9 rusuk
Mempunyai 6 titik sudut
Rumus-Rumus Prisma
47
47
Untuk mencari luas: Luas = (2 x luas alas) + (luas seluruh bidang
tegak)
Untuk mencari keliling : K = 3s (s + s + s)
Untuk mencari Volume
Volume Prisma = Luas segitiga x tinggi atau Volume Prisma = 1/2
x a.s x t.s x t
B. Studi Relevan
Studi tentang penelitian penerapan model pembelajaran Open Ended
untuk meningkatkan berpikir kritis dalam mata pelajaran Matematika kelas V
di MI Al-Munawwarah di Kota Jambi telah dibahas oleh kalangan dengan
berbagai latar belakang masalah yang berbeda. Sejauh pengematan dan
penelaah yang penulis lakukan terdapat skripsi yang mempunyai tema relevan,
diantaranya:
1. Khaspul Khaerobi, (2017) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh
Pendekatan Open Ended Terhadap Kemampuan Komunikasi dan Self
Regulate Learning Peserta Didik Kelas IV Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) di MI Ismariah Al-Quranniyah Rajabasa Bandar Lampung
menyimpulkan bahwa berdasarkan analisis dan pembahasan dari data
peneitian diperoleh hasil bahwa, terdapat perbedaan kemampuan
berkomunikasi antara peserta didik yang diajar dengan menggunakan
pendekatan Open Ended dibanding dengan pendekatan konvensional, peserta
didik memiliki kemampuan berkomunikasi lebih baik dan terdapat
perbedaan Self Regulate Learning antara peserta didik.
2. Sunarti, (2018) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Pendekatan
Open Ended Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas VIII SMPN
H. Wukirsari Tahun Pelajaran 2017/2018 pengumpulan data dilakukan
dengan teknik tes. Data yang dikumpul dianalisis menggunakan uji-t.
48
48
Disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pendekatan open ended terhadap
kemampuan berpikir kritis siswa.
3. Debra Pratama Sakti, (2017) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh
Pendekatan Open Ended Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
Siswa SMKN 1 Bengkulu Tengah menyimpulkan bahwa hasil penelitian
menunjukkan bahwa ada pengaruh pendekatan open ended yang signifikan
terhadap kemampuan berpikir kritis matematis dengan nilai probabilitas (p <
0,05). Berdasarkan nilai rsquare pendekatan open ended memberikan pengaruh
sebesar 30,8% terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa.
4. Reza Rachmadtullah, (2015) dalam penelitiannya yang berjudul
Kemampuan Berpikir Kritis dan Konsep Diri dengan Hasil Belajar
Pendidikan Kewarganegaraan Siswa Kelas V SDN 01 Mempawah
menyimpulkan bahwa hasil penelitian menunjukkan bahwa ada korelasi
positif antara (1) Berpikir kritis dengan hasil belajar Pendidikan
Kewarganegaraan (2) Konsep diri dengan hasil belajar Pendidikan
Kewarganegaraan (3) Berpikir kritis dan konsep diri dengan hasil belajar
Pendidikan Kewarganegaraan. Berarti hasil penelitian, dapat disimpulkan
bahwa terdapat hubungan antara berpikir kritis dan konsep diri dengan hasil
belajar pendidikan kewarganegaraan.
5. Ahmad Balya, (2015) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh
Penerapan Model Pembelajaran Open Ended Terhadap Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Listrik Dinamis Kelas X MAN Demak
Tahun Pelajaran 2014/2015 menyimpulkan bahwa berdasarkan perhittungan
r dengan taraf signifikansi 5% dengan n=40 diperoleh rhitung sebesar 0,741
sedangkan harga rtabel untuk taraf signifikan 5% dengan n=40 diperoleh
rtabel= 0,312. Harga rhitung lebih besar dari rtabel (0,741 > 0,312) sehingga Ho
ditolak dan Ha diterima, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
penerapan model pembelajaran open ended terhadap kemampuan berpikir
kritis siswa.
Persamaan salah satu peneliti, Ahmad Balya dengan penelitian ini
adalah terdapat pada aspek meningkatkan berpikir kritis siswa dengan
49
49
menggunakan model pembelajaran open ended dan perbedaanya terletak pada
subjek penelitian.
50
50
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode Penelitian
Desain atau rancangan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). Untuk pendekatannya menggunakan pendekatan kualitatif yang
dilihat melalui sudut pandang pendidikan dengan mengkaji tentang penerapan
model Open Ended untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata
pelajaran Matematika materi pembelajaran bangun ruang pada kelas V di MI
Al-Munawwarah Kota Jambi. Disebut kualitatif karena proses yang diamati
adalah aktivitas siswa dan peneliti dalam pembelajaran. Namun dalam hal ini,
data hasil penelitian berupa kuantitatif karena datanya berupa angka yaitu hasil
belajar siswa.
PTK atau Penelitian Tindakan Kelas merupakan terjemahan dalam
bahasa Inggris “Classroom Action Research”, yang berarti penelitian yang
dilakukan pada sebuah kelas untuk mengetahui akibat tindakan yang diterapkan
pada suatu subyek penelitian di kelas tersebut. Secara lebih luas penelitian
tindakan diartikan sebagai penelitian yang berorientasi pada penerapan tindakan
dengan tujuan peningkatan mutu atau pemecahan masalah pada sekelompok
subyek yang diteliti dan mengamati tingkat keberhasilan atau akibat
tindakannya, untuk kemudian diberikan tindakan lanjutan yang bersifat
penyempurnaan tindakan atau penyesuaian dengan kondisi dan situasi sehingga
diperoleh hasil yang lebih baik. Tindakan yang secara sengaja diberikan oleh
guru atau berdasarkan arahan guru yang kemudian dilakukan oleh siswa.
Konteks pekerjaan guru maka penelitian tindakan yang dilakukannya disebut
Penelitian Tindakan Kelas, dengan demikian Penelitian Tindakan Kelas adalah
suatu kegiatan penelitian dengan mencermati sebuah kegiatan belajar yang
diberikan tindakan, yang secara sengaja dimunculkan dalam sebuah kelas, yang
bertujuan memecahkan masalah atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas
tersebut. Tindakan yang secara sengaja dimunculkan (Paizaluddin, M.Pd.I dan
Ermalinda, M.Hum, 2016, hlm. 6).
B. Setting dan Subjek Penelitian
1. Setting Penelitian
51
51
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MI Al-Munawwarah
Kota Jambi
2. Subjek Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini yang menjadi subjek penelitian adalah
siswa kelas V di MI Al-Munawwarah Kota Jambi.
C. Prosedur Umum Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas ini di desain untuk 2 (dua) siklus.
Setiap siklus dibagi dalam 2 kali pertemuan, tiap pertemuan dilaksanakan 2 jam
pelajaran (2x35 menit). Tiap siklus terdiri dari empat kegiatan yaitu tahap
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan (observation) dan refleksi.
Jumlah siklus ini bisa berubah dalam artian jika pada siklus ke I hasil
belajar telah meningkat maka penelitian ini hanya dilakukan 2 siklus, namun
jika pada siklus ke 2 hasil belajar belum meningkat maka penelitian dilakukan
dengan 3 siklus, begitu seterusnya sampai hasil belajar meningkat.
Tahap penelitian dilakukan dalam 2 tahap siklus yang tahapannya
sebagai berikut :
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Rangka pada penelitian ini, peneliti melakukan persiapan-persiapan
sebagai berikut :
1) Menghubungi dan meminta izin kepala sekolah.
2) Mengadakan wawancara dengan pihak-pihak yang membantu
pelaksanaan tindakan.
3) Membuat persiapan mengajar (perangkat pembelajaran) meliputi
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), skenario pembelajaran,
media pembelajaran, buku-buku penunjang, teks bacaan dan Lembar
Kerja Siswa (LKS).
4) Membuat lembar observasi baik untuk peneliti dan siswa, lembar tes
kemampuan siswa dalam materi bangun ruang.
5) Membuat latihan soal matematika menggunakan model Open Ended.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
52
52
Tahap pelaksanaan tindakan, yang dilakukan adalah
melaksanakan isi rencana pelaksaanaan pembelajaran pada kegiatan
pembelajaran di kelas dengan menitikberatkan pada materi operasi hitung
campuran dengan menggunakan model Open Ended yang bertujuan untuk
meningkatkan berpikir kritis siswa.
Langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam meningkatkan
berpikir kritis siswa dalam materi bangun ruang adalah sebagai berikut :
1.) Mempersiapkan materi yang akan di ajarkan.
2.) Menjelaskan kepada siswa tentang materi yang akan diajarkan.
3.) Peneliti membagikan tugas kepada siswa untuk melihat hasil belajar
siswa dalam menyelesaikan soal matematika yang telah dibuat oleh
peneliti.
4.) Peneliti memberikan penguatan kepada siswa.
Jika pada hasil analisis dan refleksi hasil belajar siswa dalam
materi bangun ruang belum mencapai indikator keberhasilan dari segi
hasil yang dicapai siswa belum maksimal maupun aktifitas peneliti dan
siswa maka pelaksanaan tindakan dilanjutkan ke siklus berikutnya. Siklus
ini merupakan siklus perbaikan terhadap proses pembelajaran bangun
ruang melalui model pembelajaran open ended.
c. Tahap pengamatan (observation)
Pengamatan dilaksanakan bersama dengan pelaksanaan tindakan
dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan lembar observasi peneliti
dan siswa. Pada tahap ini peneliti mengamati kegiatan siswa selama
proses pembelajaran. Adapun aspek yang diamati adalah perilaku siswa
antara lain:
1) Memperhatikan materi pelajaran
2) Keseriusan siswa dalam menerima materi
3) Cara siswa menyelesaikan masalah yang diberikan
d. Tahap Refleksi
Tahap refleksi, pada tahap ini yang dilakukan adalah menganalisis
hasil pengamatan yang dilakukan di kelas berupa lembar observasi, tes
hasil belajar yang diperoleh pada akhir kegiatan pembelajaran. Hal ini
53
53
dilakukan untuk melihat apakah tindakan yang telah dilakukan pada
siklus I telah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan atau
belum mencapai indikator keberhasilan tersebut. Jika pada hasil analisis
dan refleksi belum mencapai indikator keberhasilan yang sudah
ditentukan maka dilakukan tindakan pada siklus berikutnya.
2. Pelaksanaan Siklus II
a. Tahap Perencanaan
Tahap persiapan tindakan sikus II dilaksanakan sebagai
penyempurnaan pada tindakan siklus I. Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam perencanaan siklus II meliputi:
1) Menyusun perbaikan RPP berdasarkan hasil refleksi pada siklus I.
2) Menyusun perbaikan instrument berupa tes dan non tes.
3) Menyiapkan materi yang berbeda.
4) Mengadakan kolaborasi dengan guru kelas tempat peneliti mengadakan
penelitian.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Tahap pelaksanaan tindakan pada siklus II menitikberatkan pada
materi bangun ruang dengan menggunakan model pembelajaran open
ended. sebelum siswa memulai pembelajaran bangun ruang, peneliti
terlebih dahulu melakukan tanya jawab pada siswa mengenai isi materi
yang telah dijelaskan sebelumnya dan setelah itu peneliti menjelaskan
terlebih dahulu kesalahan yang terjadi pada siklus I. Kemudian peneliti
meminta siswa untuk fokus dan konsentrasi dalam menerima materi
pelajaran.
c. Tahap Pengamatan (Observation)
Tahap pengamatan, pada tahap ini dilakukan bersamaan dengan
dilakukannya tindakan. Peneliti mempersiapkan lembar pedoman
observasi. Aspek yang diamati pada siklus II sama dengan aspek yang
diamati pada siklus I, dalam kegiatan observasi ini peneliti mengamati
siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
d. Tahap Refleksi
54
54
Peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus II dan
menyusun rencana untuk siklus III
D. Instrument Pengumpulan Data
Instrumen pengumpul data adalah alat bantu yang dipilih dan
digunakan oleh penelitian dalam kegiatannya mengumpulkan agar
kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya (Trianto,
2011, hal.72).Berdasarkan definisi tersebut suatu instrumen berfungsi
menjaring data-data hasil penelitian.
Instrumen memegang peranan yang sangat strategis dan penting
dalam menentukan kualitas suatu penelitian karena validitas atau
keabsahan data yang diperoleh akan sangat ditentukan oleh mutu atau
validitas instrument yang digunakan (Trianto, 2011, hal.72). Dibawah
dijelaskan beberapa instrumen penelitian yang peneliti gunakan dalam
penelitiannya, yaitu:
1. Observasi
Observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk
memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran.
Dipergunakan untuk melakukan pengamatan terhadap perubahan hasil
belajar murid serta mendiskripsikan proses pembelajaran yang dilakukan.
Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua
jenis, yaitu lembar observasi aktivitas siswa dan lembar observasi
aktivitas guru.
2. Wawancara
Wawancara digunakan untuk mengungkap data yang berkaitan
dengan sikap, pendapat, atau wawasan serta untuk menggali beberapa hal
yang berkaitan dengan pembelajaran. Wawancara dapat dikelompokkan
kedalam 2 (dua) jenis yaitu wawancara terstruktur dan wawancara tidak
terstruktur
3. Tes
Tes merupakan metode untuk mengukur tingkat keberhasilan. Tes
ini digunakan untuk mengukur keberhasilan atau ketidak berhasilan
murid di dalam menjawab/menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan yang
55
55
diberikan kepada murid. Tes yang digunakan peneliti adalah soal tes
berbentuk essay.
4. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan penelaahan terhadap referensi yang
berhubungan dengan fokus permasalahan penelitian. Dokumen yang
dimaksud adalah dokumen resmi, referensi-referensi, foto-foto, rekaman
kaset, rapor siswa dan absen siswa. Dalam Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) studi dokumentasi, peneliti dapat mencari dan mengumpulkan
data-data teks atau gambar (Iskandar, 2012, hal.73).
E. Teknik Analisis Data
Tahap sesudah pengumpulan data adalah analisis data. Dalam
penelitian ini, analisis dilakukan peneliti dari awal pada setiap aspek kegiatan
penelitian. Analisis data dilakukan dalam suatu proses, proses berarti
pelaksanaanya sudah mulai dilakukan sejak pengumpulan data dan dilakukan
secara intensif, yakni sesudah meninggalkan lapangan, pekerjaan menganalisis
data memerlukan usaha pemusatan, perhatian dan pengarahan tentang fisik dan
pikiran peneliti.
1. Analisis Data Kualitatif
Data kualitatif yang dikumpulkan pada setiap siklus kegiatan
observasi aktifitas siswa dan aktifitas peneliti dari pelaksanaan penelitian,
dianalisis dengan menggunakan analisis interaktif data berdasarkan dengan
model yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman yang terdiri dari tiga
komponen kegiatan yang saling berkaitan satu sama lain yaitu: reduksi data,
penyajian data (display) dan penarikan kesimpulan.
a. Reduksi data, merupakan proses menyeleksi, menentukan, fokus,
menyederhanakan, meringkas dan mengubah bentuk data mentah yang
ada dalam catatan lapangan. Dalam proses ini diakukan penajaman,
pemilahan, pemfokusan, penyisihan data yang kurang bermakna, dan
menatanya sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat ditarik dan
diverifikasi.
56
56
b. Penyajian data (display)/ beberan, setelah direduksi data siap dibeberkan.
Artinya, tahap analisis sampai pada pembeberan data. Berbagai macam
penelitian tindakan yang telah direduksi perlu dibeberkan dengan tertata
rapi dalam bentuk narasi plus matriks, grafik, atau diagram.
c. Penarikan kesimpulan, peningkatan atau perubahan yang terjadi
dilakukan secara bertahap mulai dari kesimpulan sementara yang ditarik
pada akhir siklus I, kesimpulan terevisi pada siklus II dan seterusnya, dan
kesimpulan terakhir pada akhir siklus terakhir. (Skripsi Yulinar Amars,
2016, hlm. 35)
2. Analisis Data Kuantitatif
Data kuantitatif dapat dianalisis menggunakan statistic deskriptif
sederhana dengan menyimpulkan lebih mendasar pada nilai rata-rata atau
presentase keberhasilan belajar.
Rumus teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
sebagai berikut:
Nilai pada masing-masing siklus yang dilakukan dengan
perhitungan:
Keterangan :
B : Jumlah butiran soal dijawab dengan benar
N : Banyak butiran soal Nilai rata-rata hasil belajar siswa
Nilai rata-rata hasil belajar siswa dapat dihitung menggunaka rumus :
X
Keterangan :
X : Nilai rata-rata
∑ x : Jumlah semua nilai siswa
∑ n : Jumlah siswa
Nilai ketuntasan siswa hasil belajar siswa dapat dihitung menggunakan :
( )
57
57
Dengan penilaian :
Tabel 3.1
Kriteria Keterampilan Berpikir Kritis Siswa
Persentase Kategori
81% - 100 % Sangat Kritis
66% - 80% Kritis
56% - 65% Cukup Kritis
41% - 55% Kurang Kritis
0% - 40% Tidak Kritis
Sumber : Arikunto dalam Dewi Nurnika Sari
F. Kriteria Keberhasilan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil apabila telah terdapat
75 % siswa yang kritis dalam mengikuti pembelajaran (Munandar, 2002, hal.
40). Dan yang menjadi indikator pencapaian kemampuan siswa dalam berfikir
kritis dikatakan meningkat jika hasil persentase rata-rata kemampuan berfikir
kritis siswa kelas V MI Al Munawwarah Kota Jambi Setiap akhir siklus
meningkat baik tiap indikator maupun secara keseluruhan.
G. Jadwal Penelitian
Tabel 3.2
Jadwal penelitian
No. Kegiatan
Bulan
Mar 18 Des 18 Jan 19 Feb 19 Mar 19
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
Pengajuan
dan
pengesahan
judul
X
2
Pengajuan
Proposal dan
penunjukkan
dosen
X
58
58
pembimbing
3
Konsultasi
dan perbaikan
proposal
X X X X X
4 Seminar
proposal
5
Perbaikan
seminar
proposal
6
Pengesahan
judul dan izin
riset
7 Pelaksanaan
sikus I
8 Pelaksanaan
siklus II
9
Analisis dan
penyusunan
draf
10
Penyempurna
an dan
penggandaan
11 Ujian skripsi
59
59
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. TEMUAN UMUM
1. Historis dan Geografis
Lokasi yang digunakan untuk penelitian yaitu Madrasah Ibtidaiyah Al
Munawwarah Kota Jambi. Madrasah ini merupakah sekolah yang berlokasi di
Perumnas Aur Duri Indah, Jalan Aur Duri Raya, Desa/Kelurahan Penyengat
Rendah, Kecamatan Telanaipura, Kabupaten/Kota Jambi dengan luas tanah
keseluruhan 2000 M2. Letak sekolah ini tepat di tepi jalan sehingga sangat
strategis dan dekat dengan perumahan warga. Hal ini memudahkan akses
siswa ketika berangkat dan pulang sekolah. Madrasah Ibtidaiyah Al
Munawwarah di Pimpin oleh seorang kepala sekolah yaitu Bapak Jamaludin,
S.Pd.I yang telah menjabat sebagai kepala sekolah semejak tahun 2018.
Tujuan berdirinya madrasah ataupun sekolah ini untuk membina dan mendidik
para siswa dan meluluskan yang akan melanjutkan pendidikan ke tingkat
menengah atas, serta melanjutkan cita-cita masyarakat yang proaktif dalam
memberikan sumbangan saran dan tenaga serta dana dalam memperjuangkan
pendidikan.
Kondisi Madrasah cukup kondusif untuk kegiatan belajar mengajar. Di
madrasah ini terdapat halaman yang cukup luas ±264 M2 yang difungsikan
sebagai sarana bermain bagi siswa, yang berpungsi sebagai lapangan upacara
bendera, olah raga dan kegiatan pramuka. Dilihat dari segi fisik, bangunan
Madrasah Ibtidaiyah Al Munawwarah sudah cukup bagus dan luas
bangunannya ±369 M2, fasilitasnya pun memadai. Hal ini dapat dilihat dari
penataan dan pemeliharaan ruang, termasuk halaman sekolah. Keadaan
madrasah yang demikian menjadi salah satu faktor yang mendukung kegiatan
pramuka di Madrasah Ibtidaiyah Al Munawwarah Kota Jambi.
47
Tabel 4.1
Sejarah umum profil Madrasah Ibtidaiyah Al Munawwarah
IDENTITAS SEKOLAH TAHUN 2019/2020
Nama Madrasah : Madrasah Ibtidaiyah Al Munawwarah
NSM : 111 215 710 031
Tahun Berdiri : 2009
Status Akreditasi : Akreditasi B
NPWP : 03.216.245.5-331.000
Nama Bank : BRI Unit Angso Duo Jambi
Nomor Rekening :5628-01-007748-53-3
Nama Rekening : MI Al Munawwarah
Alamat Bank : Jl. Riyadi Broni Kota Jambi
Penandatangan Rekening
Nama Kepala : Jamaludin, S.Pd.I
Nama Bendahara : Desy Ary Santy, S.Pd.I
Alamat Madrasah : Perumahan Aur duri Indah
Jalan : Aur Duri Raya
Desa/Kel : Penyengat Rendah
Kecamatan : Telanai Pura
Kabupaten/Kota : Jambi
Nomor telpon : 0741-581933/082311356115
Alamat Email : mi.almunawwarah10@gmail.com
Kode Pos :36123
Sumber: Dokumentasi Madrasah Ibtidaiyah Al Munawwarah, Tahun 2019
48
2. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana adalah alat penunjang keberhasilan suatu proses
upaya yang dilakukan di dalam pelayanan publik termasuk perpustakaan, karena
apabila kedua hal ini tidak tersedia maka semua kegiatan yang dilakukan tidak
akan dapat mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan rencana. Adapun
keberadaan sarana prasarana dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.2
Jumlah ruang di Madrasah Ibtidaiyah Al Munawwarah Kota Jambi.
No Bangunan/Ruangan Luas
(M2)
Keadaan
Baik Rusak
1 Ruang kepala sekolah √
2 Ruang Wakil kepala sekolah √
3 Ruang Majelis Guru √
4 Ruang Tata Usaha 42 M2 √
5 Ruang Bk/Bp √
6 Ruang Uks √
7 Ruang PMR √
8 Ruang Osis √
9 Ruang kelas belajar 252 M2 √
10 Ruang Perpustakaan 42 M2
√
11 Wc guru laki-laki 24 M2
√
12 Wc guru Perempuan 24 M2
√
13 Wc siswa laki-laki 24 M2
√
14 Wc siswa perempuan 24 M2
√
15 Musholla √
16 Lapangan Olah Raga √
17 Rumah Penjaga Madrasah √
Sumber: Dokumentasi Madrasah Ibtidaiyah Al Munawwarah, Tahun 2019
49
Berdasarkan data pada tabel dapat diketahui bahwa di Madrasah ini
terdapat ruang kepala sekolah, ruang tamu, ruang guru dan ruang kelas. Ruang
tamu di madrasah ini menyatu dengan ruangan kepala sekolah. Sekolah ini juga
memiliki perpustakaan yang dapat digunakan oleh siswa untuk belajar dan
menambah wawasan. Buku-buku yang tersedia di perpustakaan cukup lengkap,
baik buku pelajaran maupun buku cerita. Selain itu, madrasah ini memiliki
Musholla tempat beribadah bagi siswa, guru dan warga sekitar. Musholla biasa
digunakan untuk menjalankan sholat dhuha dan sholat dzuhur oleh para siswa
dan guru. Guru mengatur jadwal sholat dhuha dan dzuhur berjamaah di musholla
madrasah. Selain itu, di madrasah ini juga memiliki usaha kesehatan sekolah ,
Wc guru laki-laki, Wc guru perempuan, Wc siswa laki-laki, Wc siswa
perempuan.
3. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah
a. Visi
“Unggul dalam prestasi, berkualitas dan berakhlak mulia.”
b. Misi
1) Melaksanakan pembelajaran professional dan bermakna dengan
pendekatan PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan) yang dapat menumbuh kembangkan potensi siswa
secara maksimal
2) Melaksanakan Program bimbingan secara efektif sehingga setiap
siswa berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang
dimiliki.
3) Menanamkan dan membiasakan sikap dan perilaku islami
4) Menumbuhkan dan mengembangkan pembiasaan religius, disiplin,
dan peduli lingkungan madrasah.
5) Melaksanakan pengelolaan madrasah dengan manajemen partisipatik
dengan melibatkan seluruh madrasah dan kelompok kepentingan.
50
6) Melaksanakan pembelajaran ekstrakulikuler secara efektif sesuai
bakat dan minat sehingga setiap siswa memiliki keunggulan dalam
berbagai lomba dan non akademik.
7) Melaksanakan pembelajaran yang dapat mengembangkan kepedulian
sosial warga madrasah.
4. Struktur Organisasi Madrasah Ibtidaiyah Al Munawwarah
Struktur adalah suatu susunan personil yang bergabung dalam suatu
organisasi, melalui struktur maka dapat dilihat tugas, wewenang dan bidang
kerja yang ada dalam organisasi tersebut. Struktur juga dapat membentuk
skema yang menunjukkan gambaran dalam bidang masing-masing personil.
Dengan adanya struktur organisasi tersebut akan memudahkan pimpinan
mengadakan pengawasan, koordinasi. Sedangkan organisasi tanpa struktur
maka akan sulit untuk melaksanakan aktifitas dalam melakukan kegiatan
program kerja dan tujuan organisasi. Sekolah merupakan suatu organisasi
yang mempunyai visi dan misi. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu struktur
dimana setiap bagian pada struktur itu mempunyai fungsi dan sosialisasi
kerja, sehingga sekolah terorganisasi dengan baik.
51
Gambar 4.1. Struktur Organisasi Madrasah Ibtidaiyah Al Munawwarah
Sumber: Dokumentasi Madrasah Ibtidaiyah Al Munawwarah, Tahun 2019 5. Keadaan Guru dan Siswa
a. Keadaan Guru
Tenaga pengajar di Madrasah Ibtidaiyah Al Munawwarah cukup baik.
Adapun keadaan guru dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.3
Keadaan Guru dan Pegawai Madrasah Ibtidaiyah Al Munawwarah
No Nama Jenis
Kelamin
Jabatan Pendidikan Terakhir
1. Jamaludin, S.Pd.I L Kepala Madrasah Sarjana Strata Satu (S.I)
2. Suryani, S. Pd.I P Guru Sarjana Strata Satu (S.I)
3. Sutriadi D, S.Ag P Guru Sarjana Strata Satu (S.I)
4. Siti Aminah, S.Pd.I P Guru Sarjana Strata Satu (S.I)
5. Rts. Amelia Susanti, S.Pd P Guru Sarjana Strata Satu (S.I)
6. Etika Fitrah, S.Pd P Guru Sarjana Strata Satu (S.I)
7. Miezer Marsevs, S.Pd L Guru Sarjana Strata Satu (S.I)
8. Samirah, S.H.I P Guru Sarjana Strata Satu (S.I)
9. Reni Damaiyanti, S. Sos.I P Guru Sarjana Strata Satu (S.I)
10. Kms Beni, S.Sy L Guru Sarjana Strata Satu (S.I)
11. Asfuriyatul Jannah, S.Pd.I P Guru Sarjana Strata Satu (S.I)
12. Rts. Royani, S.Pd.I P Guru Sarjana Strata Satu (S.I)
13. Rts. Ema Ratnasari, S.Pd P Guru Sarjana Strata Satu (S.I)
14. Mona Etika, S.Pd.I P Guru Sarjana Strata Satu (S.I)
15. Makawiyah, S.Pd.I P Guru Sarjana Strata Satu (S.I)
16. Wasliyah, S.Pd.I P Guru Sarjana Strata Satu (S.I)
Siswa
Koordinator AMD
Rahmat, S.Pd.I Komite Madrasah
M. Subhan, S.Kep
Kepala Sekolah
Jamaludin, S.Pd.I
Majelis Guru
Wakil Kesiswaan
Sri Mulyati, S.Pd.I Bendahara
Madrasah
Deri Ari Santi, S.Pd.I
52
17. Desy Ari Santy, S.Pd.I P Guru Sarjana Strata Satu (S.I)
18. Nyimas Emi Lestari, S.Pd.I P Guru Sarjana Strata Satu (S.I)
19. Rosnita, S.Pd P Guru Sarjana Strata Satu (S.I)
20. Komaruzzaman, S.Pd L Guru Sarjana Strata Satu (S.I)
21. Salim Habibi, S.Pd.I L Guru Sarjana Strata Satu (S.I)
22. Azizah, S.Pd.I P Guru Sarjana Strata Satu (S.I)
23. Lailatul Husnaini, S.Pd.I P Guru Sarjana Strata Satu (S.I)
24. Rahmat, S.Pd.I L Guru Sarjana Strata Satu (S.I)
25. Sri Mulyati, S.Pd.I P Guru Sarjana Strata Satu (S.I)
26. Roma Diana Astuti, S.Pd P Guru Sarjana Strata Satu (S.I)
27. Syumaiyana, S.sos.I P Pustaka Sarjana Strata Satu (S.I)
28. Anggiat Simorangkir L Satpam SMA
29. Rts. Maryani P Tenaga Kebersihan SMA
Sumber: Dokumentasi Madrasah Ibtidaiyah Al Munawwarah, Tahun 2019
b. Keadaan siswa
Madrasah Ibtidaiyah Al Munawwarah berjumlah 572 anak yang terdiri
dari kelas 1 sampai dengan kelas 6.
Tabel 4.4
Data Siswa Madrasah Ibtidaiyah Al Munawwarah Kota Jambi
No Kelas Jumlah Siswa Jumlah
keseluruhan L P
1 I 53 46 99
2 II 68 49 117
3 III 43 44 87
4 IV 51 61 112
5 V 48 39 87
6 VI 35 35 70
Jumlah 298 274 572
Sumber: Dokumentasi Madrasah Ibtidaiyah Al Munawwarah, tahun 2019
B. Temuan Penelitian
53
Keadaan awal pada tingkat kemampuan berpikir kritis siswa dalam
pembelajaran matematika terbilang cukup rendah. Hal ini dapat dilihat pada
tabel berikut ini :
Tabel 4.5
Skor Pencapaian Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pra Siklus
No. Aspek Yang Dinilai Persensetase
1 Mencari alasan 63%
2 Memakai sumber yang kredibilitas 66%
3 Mencari alternatif 54%
4 Bersikap dan berpikir terbuka 46%
5 Bersikap secara sistematis dan teratur 45%
Rata-Rata 54,6%
Sumber : Hasil Pengolahan Data
81% - 100 % = Sangat Kritis
66% - 80% = Kritis
56% - 65% = Cukup Kritis
41% - 55% = Kurang Kritis
0% - 40% = Tidak Kritis
Berdasarkan data dalam tabel di atas terlihat pencapaian kemampuan
berpikir kritis yang paling rendah yaitu pada indikator bersikap dan berpikir
terbuka dengan nilai presentase 46% serta bersikap secara sistematis dan
teratur dengan nilai presentase 45%. Sementara itu indikator kemampuan
berpikir kritis lainnya lainnya juga masih tergolong kategori cukup walaupun
persentase telah menunjukan angka di atas 50%. Selanjutnya, peneliti mulai
54
melakukan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan open
ended. Maka untuk siklus I guru (peneliti) harus mempersiapkan RPP, soal
latihan, instrumen tes, lembar aktivitas guru dan siswa.
1. Deskripsi Data
Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 20 Mei 2019 sampai dengan
25 Mei 2019. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus
dilaksanakan dalam satu kali pertemuan dan diakhiri dengan satu kali tes
kemampuan berpikir kritis yang setiap pertemuan terdiri dari 2 x 35 menit.
Tindakan pembelajaran yang dilakukan pada setiap siklus disesuaikan dengan
rencana pembelajaran.
Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan open
ended di kelas V MI Al Munawwarah Kota Jambi dengan jumlah siswa 20
orang yang terdiri dari 12 orang laki-laki dan 8 orang perempuan. Pelaksanaan
tindakan siklus ini melalui empat tahapan yaitu, tahap perencanaan, tahap
pelaksanaan, tahap pengamatan, dan tahap refleksi. Setelah melalui tahapan-
tahapan tersebut maka diperoleh data-data yang berkaitan dengan tujuan
penelitian yakni untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dengan
menggunakan pendekatan open ended di kelas V MI Al Munawwarah Kota
Jambi.
2. Pelaksanaan Penelitian
a) SIKLUS I
Pelaksanaan siklus I dilakukan selama satu kali pertemuan
pembelajaran yakni di tanggal 22 Mei 2018, dan diakhiri dengan
pemberian tes kemampuan berpikir kreatif siswa. Siklus I terdiri dari empat
tahapan yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan,
dan refleksi.
(a) Tahap Perencanaan
55
Perencanaan dilakukan oleh peneliti. Pada tahap ini peneliti
mempersiapkan beberapa hal, yaitu menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) sesuai dengan materi yang telah ditentukan,
membuat lembar tes essay, dan membuat instrumen evaluasi dengan
menyiapkan lembar observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa selama
berlangsungnya proses pembelajaran dan diamati langsung oleh peneliti
dan teman sejawat.
(b) Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini peneliti memberikan gambaran kepada guru untuk
melaksanakan tindakan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), tahap pelaksanaan siklus I dilakukan dalam satu kali pertemuan
pemberian tindakan selama 2 x 35 menit dan sekaligus pemberian tes
kemampuan berpikir kritis di akhir jam pelajaran. Peneliti dibantu satu
pengamat yang mengamati selama proses pembelajaran berlangsung
dengan menggunakan lembar observasi yang telah disediakan. Berikut ini
deskripsi pelaksanaan menggunakan pendekatan open ended pada mata
pelajaran Matematika kelas V materi Volume bangun ruang.
Pada siklus I dilakukan pada hari Rabu 22 Mei 2019 dengan satu kali
pertemuan jam ke 1-2 pada pukul 07.25-08.35 WIB dan jam ke 3-4 pada
pukul 08.35-09.25 WIB. Kegiatan pembelajaran dibagi ke dalam tiga
tahap, yaitu pendahuluan (kegiatan awal), kegiatan inti, kegiatan akhir
(penutup). Tahap-tahap tersebut sesuai dengan RPP siklus I (terlampir).
a. Kegiatan Awal
Pada awal pembelajaran guru memberi salam kepada siswa dan
siswa menjawab salam. Selanjutnya guru meminta ketua kelas untuk
memimpin doa bersama sebelum pelajaran dimulai. Guru memeriksa
kehadiran siswa dengan memanggil nama-nama siswa menurut absen
dan memeriksa kerapian siswa. Sebelum memulai pembelajaran guru
memberi motivasi kepada siswa agar semangat dalam mengikuti
56
pembelajaran yang akan dilaksanakan. Selanjutnya, guru mengaitkan
pembelajaran yang lalu dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Guru membuka pelajaran dan menginformasikan tentang materi yang
akan diajarkan, dilanjutkan dengan memberikan apersepsi melalui
Tanya Jawab yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan untuk
menggali pengetahuan awal siswa dan setelah itu guru menyampaikan
tujuan pembelajaran.
b. Kegiatan Inti
(a) Guru menunjukkan benda-benda yang ada sekitar kelas yang
berkaitan dengan materi yang sedang dipelajari. Contohnya :
Penghapus berbentuk apa?
(b) Siswa mengamati gambar serta rumus balok yang ada di papan
tulis.
(c) Siswa mendapatkan kesempatan bertanya untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan
dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab melalui
kegiatan belajar, contohnya : mengajukan pertanyaan tentang
rumus yang tidak dipahami dari apa yang diamati (dimulai dari
pertanyaan factual sampai ke pertanyaan yang bersifat
hipotetik) untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu,
kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran
kritis.
(d) Guru meminta siswa untuk membaca penjelasan tentang cara
menentukan volume balok dengan rumus yang ada di buku
lembar kerja siswa.
(e) Siswa diminta untuk mengemukakan pendapat atau pertanyaan
tentang cara menentukan volume balok dengan rumus sesuai
dengan pengalaman siswa tersebut.
57
(f) Guru meminta siswa untuk mengamati kembali contoh soal
yang diberikan oleh guru atau yang terdapat di buku lembar
kerja siswa.
(g) Guru meminta siswa untuk menyelesaikan soal yang telah
disediakan oleh guru.
(h) Selanjutnya, guru meminta siswa untuk menulis hasil jawaban
dari soal yang telah diberikan di papan tulis.
(i) Selanjutnya guru meminta siswa untuk menanggapi jawaban
dari salah satu siswa yang maju.
(j) Setelah itu guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasil dari
tugas yang telah diberikan.
(k) Setelah siswa bisa mengerjakan soal yang diberikan guru.
Selanjutnya, guru meminta siswa untuk membuat soal seperti
contoh soal yang telah diberikan oleh guru menggunakan
benda-benda yang ada disekitar siswa.
(l) Selanjutnya, siswa diminta untuk bertukar soal dengan teman
sebangku.
(m) Selajutnya, siswa menyelesaikan soal yang telah dibuat
temannya.
(n) Selanjutnya, dengan bimbingan guru siswa mengembalikkan
soal kepada temannya untuk diperiksa kebenaran hasil tersebut.
Setelah itu, siswa diminta mengumpulkan hasil tersebut
c. Penutup
Guru meminta siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang
sudah dipelajari bersama-sama, selanjutnya guru memberikan
penguatan berupa kesimpulan dari hasil pembelajaran. Sebelum
pulang guru dan siswa berdoa bersama-sama dan guru mengucap
salam kepada siswa sebelum keluar kelas.
58
1) Tahap Pengamatan
Observasi dilakukan selama proses kegiatan
pembelajaran siklus I berlangsung. Observasi dilakukan
terhadap aktivitas guru, dan aktivitas siswa, kemampuan
berpikir kritis siswa serta mencatat semua hal-hal yang terjadi
selama pelaksanaan pembelajaran.
Tabel 4.6
Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Mengajar Dengan Menggunakan
Pendekatan Open Ended Siklus I
No Fase Tingkah Laku Guru Skor
penilaian
Keterangan
1 Orientasi siswa
kepada masalah
a. Guru memasuki kelas tepat
waktu
b. Membuka pelajaran dengan
salam pembuka dan berdoa‟
c. Guru memeriksa kehadiran
siswa sebagai sikap disiplin
d. Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran.
e. Guru memotivasi siswa
agar terlibat dalam kegiatan
pemecahan masalah yang
dipilih.
f. Guru mendorong siswa
untuk melakukan kegiatan
pengamatan terhadap
fenomena yang terkait
dengan KD yang akan
4
4
4
3
2
3
Baik
Baik
Baik
Cukup
Kurang Baik
Cukup
59
dikembangkan.
2 Menanya dan
memunculkan
permasalahan
a. Guru membantu siswa
untuk mendefinisikan tugas
belajar yang berhubungan
dengan masalah.
b. Guru mendorong siswa
untuk merumuskan suatu
masalah terkait dengan
fenomena yang diamatinya
masalah itu dirumuskan
berupa pertanyaan yang
bersifat problematis.
3
3
Cukup
Cukup
3 Menalar dan
mengumpulkan
data
a. Guru mendorong siswa
untuk mengumpulkan
informasi yang relevan.
b. Guru membimbing siswa
melaksanakan eksperimen
untuk mendapatkan
pemecahan/penjelasan atas
masalah baik secara
individu maupun kelompok.
3
3
Cukup
Cukup
4 Mengasosiasi dan
merumuskan
jawaban
a. Guru meminta siswa untuk
melakukan analisis data dan
merumusan jawaban terkait
dengan masalah yang
mereka ajukan sebelumnya.
b. Guru membantu siswa
3
Cukup
60
dalam merumuskan
jawaban.
3
Cukup
5 Mengkomunikasi
kan
a. Guru memfasilitasi siswa
untuk mempersentasikan
jawaban atas permasalahan
yang mereka rumuskan
sebelumnya.
b. Guru membantu siswa
melakukan refleksi atau
evaluasi terhadap proses
pemecahan masalah yang
dilakukan.
3
3
Cukup
Cukup
Jumlah 43
Rata-rata skor (%) 61,4% Cukup Baik
Sumber: Hasil Penelitian di MI Al Munawwarah Kota Jambi 2019
1. Tidak baik
2. Kurang baik
3. Cukup baik
4. Baik
5. Sangat baik
81% - 100 % = Sangat Baik
66% - 80% = Baik
56% - 65% = Cukup Baik
41% - 55% = Kurang Baik
0% - 40% = Tidak Baik
Hasil observasi diatas menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran melalui
pendekatan open ended pada siklus I mendapat presentase 61,4 %. Berdasarkan
kategori penilaian presentase 61,4 % berada di kategori cukup baik dan masih ada
beberapa kemampuan yang perlu ditingkatkan yaitu kemampuan guru dalam
memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan soal.
61
Tabel 4.7
Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Selama Kegiatan Pembelajaran Pada
Pembelajaran RPP 1
No Aktivitas Belajar Siswa Skor
Penilaian Keterangan
1 Persiapan siswa sebelum pembelajaran.
a. Siswa mendengarkan motivasi yang diberikan
oleh guru.
b. Mendengarkan materi yang akan dipelajari.
3
4
Cukup
Baik
2 Perhatian siswa terhadap penjelasan guru
a. Siswa memperhatikan guru yang sedang
menjelaskan
b. Siswa mencatat apa yang dijelaskan oleh guru
c. Siswa bertanya kepada guru tentang yang
berkaitan dengan materi
3
2
3
Cukup
Kurang Baik
Cukup
3 Penguasaan materi.
a. Aktif dalam menyelesaikan soal-soal beberapa
konsep tertentu
b. Menggali pengetahuannya untuk menemukan
konsep-konsep yang sedang dipelajari
c. Secara aktif terlibat langsung dalam proses
pembelajaran
2
3
3
Kurang Baik
Cukup
Cukup
4 Saling membantu dan menyelesaikan masalah.
a. Bekerjasama dalam kegiatan belajar mengajar
untuk membuat soal atau mengajukan masalah
b. Membuat soal tentang materi yang akan
dipelajari.
3
3
Cukup
Cukup
62
5 Kemampuan siswa mengemukakan pendapat hasil
jawaban sendiri.
a. Siswa mampu mengulas kembali materi yang
sudah dipelajari dengan baik dan benar
b. Mampu mengeluarkan hasil pikiran dan
penemuannya melalui penampilannya didepan
kelas
c. Mampu mempersentasikan secara lantang
didepan kelas
3
3
3
Cukup
Cukup
Cukup
Jumlah 38
Rata-rata skor 58,4% Cukup Baik
Sumber: Hasil Penelitian di MI Al Munawwarah Kota Jambi 2019
1. Tidak baik
2. Kurang baik
3. Cukup baik
4. Baik
5. Sangat baik
81% - 100 % = Sangat Baik
66% - 80% = Baik
56% - 65% = Cukup Baik
41% - 55% = Kurang Baik
0% - 40% = Tidak Baik
Hasil observasi pada tabel di atas menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran
melalui pendekatan open ended pada siklus I mendapatkan skor presentase 58,4 %.
Berdasarkan kategori penilaian presentase 58,4 % berada pada kategori cukup baik
dan masih ada beberapa aktivitas yang perlu ditingkatkan yaitu siswa mencatat apa
yang dijelaskan oleh guru, dan menyelesaikan soal-soal beberapa konsep tertentu.
(a) Hasil kemampuan berpikir kritis siswa pada siklus I
63
Setelah pelaksanaan siklus I berlangsung, guru memberikan soal tes untuk
mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa setelah diterapkan pendekatan open
ended yang diikuti oleh 20 siswa. Skor hasil tes kemampuan berpikir kritis siswa
pada RPP 1 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.8
Skor Pencapaian Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Siklus I
No. Aspek Yang Dinilai Persensetase
1 Mencari alasan 77%
2 Memakai sumber yang kredibilitas 79%
3 Mencari alternatif 70%
4 Bersikap dan berpikir terbuka 62%
5 Bersikap secara sistematis dan teratur 62%
Rata-Rata 70%
Sumber : Hasil Pengolahan Data
81% - 100 % = Sangat Kritis
66% - 80% = Kritis
56% - 65% = Cukup Kritis
41% - 55% = Kurang Kritis
0% - 40% = Tidak Kritis
Berdasarkan data dalam tabel di atas sebagian besar pencapaian kemampuan
berpikir kritis pada siklus I sudah dalam kategori cukup kritis dengan presentase
keseluruhan yaitu 70% masuk dalam kategori “kritis”, artinya pemberian tindakan
pada siklus I dapat dikatakan memberi pengaruh terhadap keterampilan berpikir kritis
siswa, dan peneliti akan melanjutkan pemberian tindakan sampai pada target yang
ingin dicapai.
64
Pada kategori ini siswa harus dituntun agar lebih memahami bagaimana cara
menyelesaikan soal dan harus memperinci dengan detail suatu gagasan. Berdasarkan
hasil persentase siswa tersebut terlihat jelas pada setiap aspek berada pada capaian
kategori kritis yang disebabkan dalam menyelesaikan soal jawaban dengan waktu
yang kurang sehingga membuat siswa tidak lebih berpikir terbuka untuk menjawab
soal, maka yang harus dilakukan untuk masing-masing aspek adalah membangun dan
menerapkan pengetahuan lebih kritis baik individu maupun kelompok. Oleh karena
itu, diambil tindakan untuk langkah perbaikan pada pelaksanaan siklus selanjutnya.
(1) Tahap Refleksi
Tahapan refleksi dilakukan setelah melewati tahap perencanaan, pelaksanaan
dan tahap pengamatan. Kegiatan refleksi dimaksudkan untuk mengetahui apakah
tindakan yang dilakukan pada siklus I sudah mengalami peningkatan
dibandingkan dengan keterampilan berpikir kritis siswa pada saat pra siklus. Hal
ini dapat dilihat dari setiap aspek yang dinilai dalam berpikir kritis sudah
meningkat dibandingkan saat observasi pra siklus. Namun hal tersebut belum
mencapai kesuksesan indikator yang telah ditetapkan oleh peneliti, karena masih
ada juga sebagian siswa yang belum mencapai kriteria kesuksesan indikator,
aktivitas maupun keterampilan berpikir kritis siswa yang ditetapkan oleh peneliti.
Hal ini disebabkan adanya kendala yang dihadapi guru dan siswa dalam proses
pembelajaran. Oleh karena itu, penelitian masih perlu dilanjutkan ke siklus
berikutnya.
Adapun kendala yang dihadapi pada proses pelaksanaan pembelajaran pada siklus
I diantaranya sebagai berikut:
1) Aktivitas guru
a. Kurang mampu memotivasi siswa dalam mengaitkan pengalaman pribadi
siswa dalam kehidupan sehari-hari dengan materi yang akan dipelajari
b. Kemampuan mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan mengenai
materi yang belum mereka pahami
2) Aktivitas siswa
65
a. Kurang aktif dalam mengajukan pertanyaan mengenai materi bangun
ruang
b. Kurang berpartisipasi dalam mempersentasikan hasil latihannya
3) Hasil tes kemampuan berpikir kritis siswa pada siklus I
a. Masih banyak siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis yang
rendah dalam memecahkan masalah terutama pada indikator berpikir
terbuka dan berpikir secara sistematis. Hal ini dikarenakan masih banyak
siswa yang kesulitan dalam memahami konsep bangun ruang
Untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan pada siklus I dan untuk
meningkatkan partisipasi siswa dalam belajar, maka perlu dilanjutkan pada siklus
II dengan melakukan hal-hal sebagai berikut:
1) Aktivitas guru
a. Pertemuan selanjutnya agar mampu memotivasi siswa dalam
mengaitkan pengalaman pribadi siswa dalam kehidupan seharihari
dengan materi yang akan dipelajari sehingga siswa bisa lebih
termotivasi untuk mengikuti pembelajaran.
b. Pada pertemuan selanjutnya guru harus lebih tegas membimbing siswa
agar siswa bisa lebih aktif dalam mengajukan pertanyaan
2) Aktivitas siswa
a. Pada pertemuan selanjutnya guru harus memancing siswa untuk
bertanya tentang materi yang dipelajari dengan memberikan reward
b. Pada pertemuan selanjutnya guru harus lebih mendorong siswa agar
aktif dalam mempersentasikan dan memberikan tanggapan kepada
sisiwa yang sudah mempersentasikannya ke depan
3) Hasil tes kemampuan berpikir kritis siswa pada siklus I
a. Untuk pertemuan selanjutnya harus diberikan penekanan yang lebih
tentang konsep dan permasalahan bangun ruang
b) SIKLUS II
66
Pelaksanaan siklus II dilakukan selama satu kali pertemuan
pembelajaran yakni di tanggal 25 Mei 2019, dan diakhiri dengan
pemberian tes kemampuan berpikir kritis siswa. Siklus II terdiri dari empat
tahapan yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan,
dan refleksi..
(1) Tahap Perencanaan
Oleh karena pada siklus I indikator penelitian belum maksimal,
maka dilanjutkan dengan siklus II. Sebelum melaksankan tindakan pada
siklus II, peneliti juga telah menyiapkan RPP II
(2) Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini peneliti memberikan gambaran kepada guru untuk
melaksanakan tindakan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), tahap pelaksanaan siklus II dilakukan dalam satu kali pertemuan
pemberian tindakan selama 2 x 35 menit dan sekaligus pemberian tes
kemampuan berpikir kritis di akhir jam pelajaran. Peneliti dibantu satu
pengamat yang mengamati selama proses pembelajaran berlangsung
dengan menggunakan lembar observasi yang telah disediakan. Berikut ini
deskripsi pelaksanaan menggunakan pendekatan open ended pada mata
pelajaran Matematika kelas V materi Volume bangun ruang.
Pada siklus II dilakukan pada hari Sabtu 25 Mei 2019 dengan satu
kali pertemuan jam ke 1-2 pada pukul 07.25-08.35 WIB dan jam ke 3-4
pada pukul 08.35-09.25 WIB. Kegiatan pembelajaran dibagi ke dalam tiga
tahap, yaitu pendahuluan (kegiatan awal), kegiatan inti, kegiatan akhir
(penutup). Tahap-tahap tersebut sesuai dengan RPP siklus I (terlampir).
a. Kegiatan Awal
Pada awal pembelajaran guru memberi salam kepada siswa dan
siswa menjawab salam. Selanjutnya guru meminta ketua kelas untuk
67
memimpin doa bersama sebelum pelajaran dimulai. Guru memeriksa
kehadiran siswa dengan memanggil nama-nama siswa menurut absen dan
memeriksa kerapian siswa. Sebelum memulai pembelajaran guru memberi
motivasi kepada siswa agar semangat dalam mengikuti pembelajaran yang
akan dilaksanakan. Selanjutnya, guru mengaitkan pembelajaran yang lalu
dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Guru membuka pelajaran
dan menginformasikan tentang materi yang akan diajarkan, dilanjutkan
dengan memberikan apersepsi melalui Tanya Jawab yang berkaitan dengan
materi yang akan diajarkan untuk menggali pengetahuan awal siswa dan
setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
b. Kegiatan Inti
1. Guru menunjukkan benda-benda yang ada sekitar kelas yang
berkaitan dengan materi yang sedang dipelajari. Contohnya :
Penghapus berbentuk apa?
2. Siswa mengamati gambar serta rumus balok yang ada di papan
tulis.
3. Siswa mendapatkan kesempatan bertanya untuk mengidentifikasi
sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang
disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan belajar, contohnya :
mengajukan pertanyaan tentang rumus yang tidak dipahami dari apa
yang diamati (dimulai dari pertanyaan factual sampai ke pertanyaan
yang bersifat hipotetik) untuk mengembangkan kreativitas, rasa
ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk
pikiran kritis.
4. Guru meminta siswa untuk membaca penjelasan tentang cara
menentukan volume balok dengan rumus yang ada di buku lembar
kerja siswa.
68
5. Siswa diminta untuk mengemukakan pendapat atau pertanyaan
tentang cara menentukan volume balok dengan rumus sesuai
dengan pengalaman siswa tersebut.
6. Guru meminta siswa untuk mengamati kembali contoh soal yang
diberikan oleh guru atau yang terdapat di buku lembar kerja siswa.
7. Guru meminta siswa untuk menyelesaikan soal yang telah
disediakan oleh guru.
8. Selanjutnya, guru meminta siswa untuk menulis hasil jawaban dari
soal yang telah diberikan di papan tulis.
9. Selanjutnya guru meminta siswa untuk menanggapi jawaban dari
salah satu siswa yang maju.
10. Setelah itu guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasil
dari tugas yang telah diberikan.
11. Setelah siswa bisa mengerjakan soal yang diberikan guru.
Selanjutnya, guru meminta siswa untuk membuat soal seperti
contoh soal yang telah diberikan oleh guru menggunakan benda-
benda yang ada disekitar siswa.
12. Selanjutnya, siswa diminta untuk bertukar soal dengan teman
sebangku.
13. Selajutnya, siswa menyelesaikan soal yang telah dibuat
temannya.
14. Selanjutnya, dengan bimbingan guru siswa mengembalikkan
soal kepada temannya untuk diperiksa kebenaran hasil tersebut.
Setelah itu, siswa diminta mengumpulkan hasil tersebut
c. Penutup
Guru meminta siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang sudah
dipelajari bersama-sama, selanjutnya guru memberikan penguatan berupa
kesimpulan dari hasil pembelajaran. Sebelum pulang guru dan siswa berdoa
69
bersama-sama dan guru mengucap salam kepada siswa sebelum keluar
kelas.
(3) Tahap Pengamatan
Observasi dilakukan selama proses kegiatan pembelajaran siklus II
berlangsung. Observasi dilakukan terhadap aktivitas guru, dan aktivitas
siswa, kemampuan berpikir kritis siswa serta mencatat semua hal-hal yang
terjadi selama pelaksanaan pembelajaran.
(a) Aktivitas guru pada siklus II
Data hasil aktivitas guru pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.9
Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Mengajar dengan Menggunakan
Pendekatan Open Ended Siklus II
No Fase Tingkah Laku Guru Skor
penilaian
Keterangan
1 Orientasi siswa
kepada masalah
a. Guru memasuki kelas tepat
waktu
b. Membuka pelajaran dengan
salam pembuka dan berdoa‟
c. Guru memeriksa kehadiran
siswa sebagai sikap disiplin
d. Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran.
e. Guru memotivasi siswa
agar terlibat dalam kegiatan
pemecahan masalah yang
dipilih.
f. Guru mendorong siswa
5
5
5
4
3
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Baik
Cukup
70
untuk melakukan kegiatan
pengamatan terhadap
fenomena yang terkait
dengan KD yang akan
dikembangkan.
4
Baik
2 Menanya dan
memunculkan
permasalahan
a. Guru membantu siswa
untuk mendefinisikan tugas
belajar yang berhubungan
dengan masalah.
b. Guru mendorong siswa
untuk merumuskan suatu
masalah terkait dengan
fenomena yang diamatinya
masalah itu dirumuskan
berupa pertanyaan yang
bersifat problematis.
4
4
Baik
Baik
3 Menalar dan
mengumpulkan
data
a. Guru mendorong siswa
untuk mengumpulkan
informasi yang relevan.
b. Guru membimbing siswa
melaksanakan eksperimen
untuk mendapatkan
pemecahan/penjelasan atas
masalah baik secara
individu maupun kelompok.
4
4
Baik
Baik
4 Mengasosiasi dan
merumuskan
a. Guru meminta siswa untuk
melakukan analisis data dan
4
Baik
71
jawaban merumusan jawaban terkait
dengan masalah yang
mereka ajukan sebelumnya.
b. Guru membantu siswa
dalam merumuskan
jawaban.
4
Baik
5 Mengkomunikasi
kan
a. Guru memfasilitasi siswa
untuk mempersentasikan
jawaban atas permasalahan
yang mereka rumuskan
sebelumnya.
b. Guru membantu siswa
melakukan refleksi atau
evaluasi terhadap proses
pemecahan masalah yang
dilakukan.
4
4
Baik
Baik
Jumlah 63
Rata-rata skor (%) 88,5% Sangat Baik
Sumber: Hasil Penelitian di MI Al Munawwarah Kota Jambi 2019
1. Tidak baik
2. Kurang baik
3. Cukup baik
4. Baik
5. Sangat baik
81% - 100 % = Sangat Baik
66% - 80% = Baik
56% - 65% = Cukup Baik
41% - 55% = Kurang Baik
0% - 40% = Tidak Baik
72
Berdasarkan hasil observasi terhadap aktivitas guru pada tabel diatas
menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran melalui pendekatan open ended pada
siklus II mendapat presentase 88,5%. Berdasarkan kategori penilaian presentase 88,5
% berada pada kategori sangat baik. Hasil observasi aktivitas guru meningkat sebesar
27,1 % dari siklus I
(b) Aktivitas siswa pada siklus II
Pada tahap ini adalah kegiatan mengamati aktivias siswa pada saat
pembelajaran berlangsung, dari awal sampai akhir untuk setiap pertemuan. Hasil
pengamatan aktivitas siswa pada RPP II dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.10
Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Selama Kegiatan Pembelajaran Pada
Pembelajaran RPP 2
No Aktivitas Belajar Siswa Skor
Penilaian Keterangan
1 Persiapan siswa sebelum pembelajaran.
a. Siswa mendengarkan motivasi yang diberikan
oleh guru.
b. Mendengarkan materi yang akan dipelajari.
4
5
Baik
Sangat Baik
2 Perhatian siswa terhadap penjelasan guru
a. Siswa memperhatikan guru yang sedang
menjelaskan
b. Siswa mencatat apa yang dijelaskan oleh guru
c. Siswa bertanya kepada guru tentang yang
berkaitan dengan materi
4
4
4
Baik
Baik
Baik
3 Penguasaan materi.
a. Aktif dalam menyelesaikan soal-soal beberapa
konsep tertentu
b. Menggali pengetahuannya untuk menemukan
3
4
Cukup
Baik
73
konsep-konsep yang sedang dipelajari
c. Secara aktif terlibat langsung dalam proses
pembelajaran
4
Baik
4 Saling membantu dan menyelesaikan masalah.
a. Bekerjasama dalam kegiatan belajar mengajar
untuk membuat soal atau mengajukan masalah
b. Membuat soal tentang materi yang akan
dipelajari.
4
4
Baik
Baik
5 Kemampuan siswa mengemukakan pendapat hasil
jawaban sendiri.
a. Siswa mampu mengulas kembali materi yang
sudah dipelajari dengan baik dan benar
b. Mampu mengeluarkan hasil pikiran dan
penemuannya melalui penampilannya didepan
kelas
c. Mampu mempersentasikan secara lantang
didepan kelas
4
4
4
Baik
Baik
Baik
Jumlah 52
Rata-rata skor 80% Baik
Sumber: Hasil Penelitian di MI Al Munawwarah Kota Jambi 2019
1. Tidak baik
2. Kurang baik
3. Cukup baik
4. Baik
5. Sangat baik
81% - 100 % = Sangat Baik
66% - 80% = Baik
56% - 65% = Cukup Baik
41% - 55% = Kurang Baik
0% - 40% = Tidak Baik
74
74
Berdasarkan hasil observasi pada tabel diatas maka dapat
disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran melalui pendekatan open ended
pada siklus II mendapatkan skor presentase 80%. Berdasarkan kategori
penilaian presentase 80% berada pada kategori baik, ini menandakan
bahwa siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan open ended dapat terlibat secara aktif. Hasil observasi aktivitas
siswa meningkat sebesar 21,6 % dari siklus I.
(c) Kemampuan berpikir kritis siswa pada siklus II
Setelah pelaksanaan siklus II berlangsung, guru memberikan soal
tes untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif siswa setelah diterapkan
pendekatan open ended yang diikuti oleh 20 siswa. Skor hasil tes
kemampuan berpikir kritis siswa pada RPP II dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 4.11
Skor Pencapaian Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Siklus II
No. Aspek Yang Dinilai Persensetase
1 Mencari alasan 88%
2 Memakai sumber yang kredibilitas 94%
3 Mencari alternatif 88%
4 Bersikap dan berpikir terbuka 82%
5 Bersikap secara sistematis dan teratur 82%
Rata-Rata 86,8%
Sumber : Hasil Pengolahan Data
81% - 100 % = Sangat Kritis
66% - 80% = Kritis
56% - 65% = Cukup Kritis
41% - 55% = Kurang Kritis
0% - 40% = Tidak Kritis
75
75
Adapun hasil observasi siswa dalam proses pembelajaran siswa
akhir siklus II tentang materi volume bangun ruang dengan menggunakan
model pembelajaran open ended. Pada table 4.11 dapat diketahui bahwa
keterampilan berpikir kritis siswa pada siklus II mengalami peningkatan.
Hal ini terlihat dari presentase rata-ratanya dari 70% meningkat menjadi
86,8%. Upaya peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa sudahh dapat
dikatakan berhasil.
(3) Refleksi
Tahapan refleksi dilakukan setelah melewati tahap perencanaan,
pelaksanaan dan pengamatan. Kegiatan refleksi dimaksudkan untuk
mengetahui apakah tindakan yang dilakukan pada siklus II sudah
mengalami peningkatan dari siklus I. Hal ini terlihat dari
keterampilan berpikir kritis siswa sudah memenuhi indikator yang
telah ditetapkan, setelah peneliti dan guru berkolaborasi berdiskusi
dengan menggunakan data-data yang diperoleh dengan dari
kegiatan tahap pengamatan, diketahui hasil keterampilan berpikir
kritis siswa pada siklus II dalam kategori sangat kritis yaitu
mencapai skor 86,8%.
Berdasarkan hasil refleksi tersebut penelitian pada siklus II
sudah dikatakan berhasil karena sudah memenuhi indikator
keberhasilan tindakan yang telah ditetapkan, yaitu adanya
peningkatan aktivitas belajar siswa dan adanya peningkatan
keterampilan berpikir kritis siswa kedalam kategori sudah sangat
kritis yaitu dengan skor 86,8% Maka pemberian tindakan pada
penelitian diakhiri pada siklus II.
C. Analisis Data
Tahap analisis data dilakukan setelah semua data terkumpul, data
tersebut berupa hasil observasi aktivitas guru, hasil observasi aktivitas
siswa, dan hasil analisis tes keterampilan berpikir kritis siswa. Hasil data
yang diperoleh dari pengumpulan data dengan teknik observasi dan tes
adalah sebagai berikut :
76
76
1. Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I diperoleh rata-rata
presentase sebesar 61,4%, sedangkan pada siklus II diperoleh rata-rata
presentase sebesar 88,5%. Terjadi peningkatan sebesar 27,1%. Hal ini
menunjukkan adanya peningkatan terhadap kemampuan pengelolaan
kelas yang dilakukan oleh peneliti.
2. Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I diperoleh rata-rata
presentase sebesar 58,4%, sedangkan pada siklus II diperoleh rata-rata
presentase sebesar 80%. Terjadi peningkatan yaitu sebesar 21,6 %. Hal
ini menunjukkan adanya peningkatan aktivitas siswa selama proses
pembelajaran berlangsung.
3. Hasil observasi keterampilan berpikir kritis siswa pada siklus I
diperoleh rata-rata persentase sebesar 70%, sedangkan pada siklus II
diperoleh rata-rata persentase sebesar 86,8% dengan kategori sangat
kritis. Hal ini menunjukan adanya peningkatan keterampilan berpikir
kritis siswa dalam proses pembelajaran matematika materi bangun
ruang dengan menggunakan metode open ended.
D. Interprestasi Hasil Analisis Data
Hasil analisis data yang dilakukan peneliti maka diperoleh informasi
bahwa pada pelaksanaan siklus I dari hasil observasi yang dilakukan
selama proses pembelajaran menunjukkan keterampilan berpikir kritis
siswa belum optimal. Namun terjadi peningkatan keterampilan berpikir
kritis siswa setelah dilakukannya perbaikan-perbaikan pada siklus II.
Adapun data yang diperoleh adalah sebagai berikut :
1. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan sebagai pedoman bagi peneliti dalam
melakukan pengamatan terhadap keterampilan berpikir kritis siswa
selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil yang diperoleh dari
lembar observasi digunakan peneliti sebagai bahan untuk melakukan
refleksi terhadap pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan dan
sebagai acuan melakukan perbaikan pada siklus selanjutnya. Hasil
observasi yang diperoleh pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Hasil lembar observasi akitivitas guru
77
77
Tabel 4.12
Presentase Observasi Aktivitas Guru Menggunakan Pendekatan
Open Ended
Aktivitas Guru Presentase Kategori
Siklus I 61,4% Cukup Baik
Siklus II 88,5% Sangat Baik
Sebagaimana ditunjukkan pada tabel 4.12, terjadi
peningkatan aktivitas guru dari siklus I ke siklus II. Hal ini
menunjukkan bahwa pembelajaran matematika menggunakan
pendekatan open ended dapat meningkatkan aktivitas guru untuk
mendukung peningkatan keterampilan berpikir siswa selama proses
pembelajaran.
Adapun presentase observasi aktivitas guru pada siklus I
dan siklus II disajikan pada diagram berikut :
Gambar 4.2 Diagram Aktivitas Mengajar Guru Siklus I
dan II
b. Lembar observasi aktivitas siswa
Tabel 4.13
Presentase Observasi Aktivitas Siswa Menggunakan
Pendekatan Open Ended
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
SIKLUS 1 SIKLUS 2
61,4%
88,5%
78
78
Aktivitas Siswa Presentase Kategori
Siklus I 58,4% Cukup Baik
Siklus II 80% Baik
Sebagaimana ditunjukkan pada tabel 4.13, terjadi
peningkatan aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II. Hal ini
menunjukkan bahwa pembelajaran matematika menggunakan
pendekatan open ended dapat meningkatkan aktivitas siswa
untuk mendukung peningkatan keterampilan berpikir kritis
siswa selama proses pembelajaran.
Adapun presentase observasi aktivitas siswa pada siklus I
dan siklus II disajikan pada diagram berikut :
Gambar 4.3 Diagram Aktivitas Mengajar Siswa Siklus I
dan II
2. Tes Keterampilan Berpikir Kritis Siswa
Tes keterampilan berpikir kritis yang digunakan adalah tes essay
yang dilaksanakan di setiap akhir siklus. Tes ini bertujuan untuk
mengukur peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa. Adapun
hasil keterampilan berpikir kritis siswa pada setiap tes akhir siklus
tersebut dapat dilihat sebagai berikut :
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
SIKLUS 1 SIKLUS 2
58,4%
80%
79
79
Tabel 4.14
Persentase Keterampilan Berpikir Kritis Siswa
Indikator /
Aspek
Persentase dan Kategori
Pra
Siklus
(%)
Ket Siklus
I (%) Ket
Siklus
II (%)
Ket
Mencari
Alasan 63 Cukup
Kritis 77 Kritis 88
Sangat
Kritis
Memakai
Sumber
yang
Kredibilitas
66 Kritis 79 Kritis 94
Sangat
Kritis
Mencari
Alternatif 54 Kurang
Kritis 70 Kritis 88
Sangat
Kritis
Bersikap
dan
Berpikir
Terbuka
46 Kurang
Kritis 62
Cukup
Kritis 82
Sangat
Kritis
Bersikap
secara
sistematis
dan Teratur
45 Kurang
Kritis 62
Cukup
Kritis 82
Sangat
Kritis
Sebagaimana ditunjukkan pada tabel 4.14, dapat dilihat adanya
peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa melalui lima
indikator/aspek dari pra siklus ke siklus I dan ke siklus II. Peningkatan
hasil tes ini menunjukkan tercapainya indikator keberhasilan. Untuk
lebih jelas data peningkatan hasil keterampilan berpikir kritis siswa
pada lampiran. Adapun presentase keterampilan berpikir kritis siswa
tersaji dalam diagram berikut ini :
80
80
Gambar 4.4 Diagram Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Pra Siklus, Siklus
I dan Siklus II
E. Pembahasan
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas untuk
meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa dengan menggunakan
pendekatan open ended di kelas V MI Al-Munawwarah Kota Jambi.
Penelitian ini telah dilaksanakan sesuai dengan tahapan pendekatan open
ended. Kegiatan pembelajaran ini dengan menerapkan pendekatan open
ended memiliki hasil yang menunjukkan peningkatan keterampilan
berpikir kritis siswa pada materi bangun ruang di kelas V MI Al-
Munawwarah Kota Jambi, karena dalam proses pembelajaran siswa
terlibat aktif dan kritis dalam pembelajaran serta melatih pengetahuan
siswa sehingga siswa mampu memecahkan masalah yang dihadapi.
Hal ini terbukti berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa yang
dilakukan pada siklus I mencapai 58,4% mengalami peningkatan pada
siklus II menjadi 80%. Sejalan dengan peningkatan aktivitas siswa dengan
menggunakan pendekatan open ended, hal serupa terjadi pada tes
keterampilan berpikir kritis siswa. Hal ini dibuktikan dengan hasil tes
keterampilan berpikir kritis di akhir siklus I, diperoleh hasil dari aspek
mencari alasan siklus I sebesar 77% dan pada siklus II mencapai 88%, dari
aspek memakai sumber yang kredibilitas siklus I sebesar 79% dan pada
0%
20%
40%
60%
80%
100%
mencari alasan memakaisumber
kredibilitas
mencarialternatif
bersikap danberpikirterbuka
bersikap secarasistematis dan
teratur
Skor Keterampilan berpikir kritis
81
81
siklus II mencapai 94%, dari aspek mencari alternatif siklus I sebesar 70%
dan pada siklus II mencapai 88%, dari aspek bersikap dan berpikir terbuka
siklus I sebesar 62% dan pada siklus II mencapai 82%, serta aspek
bersikap secara sistematis dan teratur siklus I sebesar 62% dan pada siklus
II mencapai 82%.
Hal ini sesuai dengan teori Robert H. Ennis tentang berpikir kritis,
bahwa berpikir adalah berpikir secara beralasan dan reflektif dengan
menekankan pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai
atau dilakukan. Melalui pengajaran ini siswa dapat mengembangkan
keterampilan berpikir kritisnya, seperti yang terlihat dalam hasil penelitian
skripsi ini, dimana setiap indikator keterampilan berpikir kritis siswa
meningkat dengan penerapan pendekatan open ended.
82
82
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang penerapan
pendekatan open ended terhadap aktivitas guru, aktivitas siswa, dan
keterampilan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran matematika di kelas
V MI Al-Munawwarah Kota Jambi dapat disimpulkan bahwa,
keterampilan berpikir kritis siswa setelah diterapkannya pendekatan open
ended pada materi bangun ruang mengalami peningkatan per indikator
baik dari aspek mencari alasan, memakai sumber yang kredibilitas,
mencari alternatif, bersikap dan berpikir terbuka, bersikap secara
sistematis dan teratur.
Hal ini terbukti berdasarkan hasil tes keterampilan berpikir kritis
siswa di akhir siklus I diperoleh hasil dari aspek mencari alasan siklus I
sebesar 77% dan pada siklus II mencapai 88%. Dari aspek memakai
sumber yang kredibilitas siklus I sebesar 79% dan pada siklus II mencapai
94%. Dari aspek mencari alternatif siklus I sebesar 70% dan pada siklus II
mencapai 88%. Dari aspek bersikap dan berpikir terbuka siklus I sebesar
62% dan pada siklus II mencapai 82%. Serta aspek bersikap secara
sistematis dan teratur siklus I sebesar 62% dan pada siklus II mencapai
82%.
Berdasarkan hasil akhir tes keterampilan berpikir kritis secara
keseluruhan pada pra siklus diperoleh rata-rata presentase sebesar 54,6%
dengan kategori cukup kritis, pada siklus I diperoleh rata-rata presentase
sebesar 70%, sedangkan pada siklus II diperoleh rata-rata presentase
sebesar 86,8% dengan kategori sangat kritis.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti merekomendasikan saran kepada
guru sebagai berikut :
1. Diharapkan kepada guru yang menerapkan pendekatan open
ended terlebih dahulu menyiapkan recana pembelajaran, media
83
83
pembelajaran, metode maupun model pembelajaran yang sesuai
dengan materi pembelajaran. Karena dengan lengkapnya alat
pembelajaran tersebut, tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pun
dapat terwujud dengan baik.
2. Kepada guru yang menerapkan pendekatan open ended dapat
memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin. Karena
pembelajaran dengan menerapkan pendekatan open ended mudah,
akan tetapi membutuhkan waktu lebih lama.
3. Penulis menyarankan kepada guru dan siswa hendaknya menyadari
bahwa setiap siswa mempunyai keterampilan berpikir kritis yang
berbeda yang diharapkan dapat diasah terus agar dapat
ditingkatkan. Sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan
baik dan siswa dapat lebih kritis lagi dalam mengikuti
pembelajaran.
C. Penutup
Penulis mengucap rasa syukur yang sebesar-besarnya kepada Allah
SWT, bahwa penulis telah dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) ini, namun dalam penulisan karya ilmiah ini tentunya masih
terdapat kekurangan-kekurangan, baik dalam sisematika penulisan
maupun bentuk kata-kata.
Penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan penulisan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini. Kemudian penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah bersedia
memberikan bantuan kepada penulis dalam penulisan karya ilmiah ini.
Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi para guru di Madrasah
Ibtidaiyah Al- Munawwarah Kota Jambi.
84
84
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Alfa, Januar & Arbi Irwan, 2015, Rumus Sakti Pintar Mengerjakan Soal
Matematika SD/MI. Jakarta: Pena Mas. .
Amars, Yulinar. 2016. Skripsi Penerapan Metode Discovery untuk Meningkatkan
Kemampuan Siswa dalam Menemukan Kalimat Utama Paragraf Pada kelas .
Jambi
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dam pembelajaran. Jakarta: Rineka cipta.
Halim, Abdul Fathani. 2009. Matematika Hakikat & Logika. Yogyakarta: Ar-
Ruzz media.
Heruman. 2007. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Iskandarwassid dan Sunendar, Dadang. 2011. Strategi pembelajaran Bahasa.
Bandung: Remaja Rosdakarya
Kadir, Abdul dkk. 2012. Dasar-dasar pendidikan. Jakarta: kencana prenada
media group
Muhammad Afandi, S.Pd, M.Pd, dkk. 2013. Model dan Metode Pembelajaran di
Sekolah. Semarang: UNISSULA PRESS
Paizaluddin, M. Pd. I dkk. 2016. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Alfabeta.
Setyosari, Punaji. 2015. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan.
Jakarta: Prenada Media.
Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Sugiyono. 2009. Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif kualitatif
dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Zulaikha, Fitri. 2018. Skripsi Penerapan Pendekatan Open Ended untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa pada Mata Pelajaran
Matematika di Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hasanah Kecamatan
Sungai Gelam. Jambi
85
85
Jurnal :
Ahmad Balya, Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Open Ended Terhadap
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Listrik Dinamis. Skripsi
tahun 2015. doi Retrieved from eprints.walisongo.ac.id
M. Chusna, Pendekatan open ended. Skripsi tahun 2015. doi Retrieved from
repo.iain.tulungagung.ac.id
NA Nurul Akhadiyah, Berpikir Kritis Siswa. Skripsi tahun 2015. doi Retrieved
from repo.iain.tulungagung.ac.id
Nur Is Yudiana, Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Melalui Penerapan
Model Pembelajaran Deep Dialog Critical Thinking Dalam Pembelajaran
Ekonomi. Skripsi tahun 2015. doi Retrieved from eprints.uny.ac.id
Sunarti, Pengaruh Pendekatan Open Ended Terhadap Kemampuan Berpikir
Siswa. Skripsi tahun 2018. doi Retrieved from mahasiswa.mipastkipllg.com
86
86
LAMPIRAN
Lampiran 1: Instrumen Pengumpuluan Data
A. LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU MENGELOLA
PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN OPEN ENDED
Nama Sekolah :
Kelas/Semester :
Mata Pelajaran :
Materi Pokok :
Waktu :
Hari/Tanggal :
Nama Observer :
Nama Guru :
Pertemuan Ke :
87
87
A. Petunjuk
1. Amatilah aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung
2. Berilah tanda cek list (√) pada nomor yang berurutan menurut Bapak/Ibu
Keterangan :
1 = Tidak Baik
2 = Kurang Baik
3 = Cukup
4 = Baik
5 = Sangat Baik
B. Lembar Pengamatan
No Fase Tingkah Laku Guru Skor
1 2 3 4 5
1 Orientasi siswa
kepada masalah
g. Guru memasuki kelas
tepat waktu
h. Membuka pelajaran
dengan salam pembuka
dan berdoa‟
i. Guru memeriksa
kehadiran siswa sebagai
sikap disiplin
j. Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran.
k. Guru memotivasi siswa
agar terlibat dalam
kegiatan pemecahan
masalah yang dipilih.
l. Guru mendorong siswa
untuk melakukan kegiatan
pengamatan terhadap
fenomena yang terkait
dengan KD yang akan
dikembangkan.
2 Menanya dan
memunculkan
permasalahan
c. Guru membantu siswa
untuk mendefinisikan
tugas belajar yang
berhubungan dengan
masalah.
d. Guru mendorong siswa
untuk merumuskan suatu
masalah terkait dengan
fenomena yang
diamatinya masalah itu
dirumuskan berupa
pertanyaan yang bersifat
88
88
problematis.
3 Menalar dan
mengumpulkan
data
c. Guru mendorong siswa
untuk mengumpulkan
informasi yang relevan.
d. Guru membimbing siswa
melaksanakan eksperimen
untuk mendapatkan
pemecahan/penjelasan
atas masalah baik secara
individu maupun
kelompok.
4 Mengasosiasi
dan
merumuskan
jawaban
c. Guru meminta siswa
untuk melakukan analisis
data dan merumusan
jawaban terkait dengan
masalah yang mereka
ajukan sebelumnya.
d. Guru membantu siswa
dalam merumuskan
jawaban.
5 Mengkomunikas
ikan
c. Guru memfasilitasi siswa
untuk mempersentasikan
jawaban atas
permasalahan yang
mereka rumuskan
sebelumnya.
d. Guru membantu siswa
melakukan refleksi atau
evaluasi terhadap proses
pemecahan masalah yang
dilakukan.
Jumlah
Rata-rata (%)
Rata-rata Keseluruhan (%)
C. Saran dan Komentar Pengamat/Observer
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
B. Lembar Observasi Siswa ( secara keseluruhan )
Mata Pelajaran :
89
89
Kelas :
Hari dan Tanggal :
Siklus :
Jam pembelajaran :
Tujuan Observasi :
1) Untuk mengetahui tingkat berpikir kritis siswa dalam proses
pembelajaran sebelum menggunakan Model pembelajaran Open
ended.
2) Untuk mengetahui bagaimana dampak penggunaan Model
pembelajaran Open ended.
Petunjuk :
1) Observer harus berada pada posisi yang tidak mengganggu
pembelajaran tetapi tetap dapat memantau setiap kegiatan yang
dilakukan siswa.
2) Observer memberikan skor dengan petunjuk berikut:
Kualitas
Skor Kualitas
1 Sangat Kurang
2 Kurang
3 Cukup
4 Baik
5 Baik Sekali
3) Ceklis pada angka yang memenuhi aspek-aspek penilaian
siswa dalam proses pembelajaran.
No Aktivitas Belajar Siswa Skor
1 2 3 4 5
90
90
1 Persiapan siswa sebelum pembelajaran.
c. Siswa mendengarkan motivasi yang
diberikan oleh guru
d. Mendengarkan materi yang akan
dipelajari.
2 Perhatian siswa terhadap penjelasan guru
d. Siswa memperhatikan guru yang sedang
menjelaskan
e. Siswa mencatat apa yang dijelaskan oleh
guru
f. Siswa bertanya kepada guru tentang yang
berkaitan dengan materi
3 Penguasaan materi.
d. Aktif dalam menyelesaikan soal-soal
beberapa konsep tertentu
e. Menggali pengetahuannya untuk
menemukan konsep-konsep yang sedang
dipelajari
f. Secara aktif terlibat langsung dalam proses
pembelajaran
4 Saling membantu dan menyelesaikan masalah.
c. Bekerjasama dalam kegiatan belajar
mengajar untuk membuat soal atau
mengajukan masalah
d. Membuat soal tentang materi yang akan
dipelajari.
5 Kemampuan siswa mengemukakan pendapat hasil
jawaban sendiri.
d. Siswa mampu mengulas kembali materi
yang sudah dipelajari dengan baik dan
benar
e. Mampu mengeluarkan hasil pikiran dan
penemuannya melalui penampilannya
didepan kelas
f. Mampu mempersentasikan secara lantang
didepan kelas
Jumlah
Rata-Rata (%)
Rata-Rata Keseluruhan (%)
91
91
C. LEMBAR DATA KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
Siklus pertemuan ke :
Pengamat :
Hari/Tgl :
Petunjuk pengisian :
Berilah skor 1-5 dengan kriteria sebagai berikut :
1. Tidak kritis
2. Kurang kritis
3. Cukup kritis
4. Kritis
5. Sangat kritis
Dengan aspek yang diamati
13. Mencari alasan. Pada indikator ini, kemampuan berpikir kritis siswa
dapat dilihat dari pernyataan siswa tersebut dalam memberikan jawaban.
92
92
14. Memakai sumber yang kredibilitas. Pada indikator ini, kemampuan
berpikir kritis siswa dapat dilihat dari jawaban soal tes siswa.
15. Mencari alternatif. Pada indikator ini, kemampuan berpikir kritis siswa
dapat dilihat dari jawaban soal tes yang diberikan,
16. Bersikap dan berpikir terbuka. Pada indikator ini, kemampuan berpikir
kritis siswa dapat dilihat dari pengamatan/observasi, yaitu mengerjakan
tugas yang diberikan guru.
17. Bersikap secara sistematis dan teratur dengan bagian-bagian dari
keseluruhan masalah. Pada indikator ini, kemampuan berpikir kritis
siswa dapat dilihat dari pengamatan, yaitu siswa mengikuti proses
pembelajaran dari awal sampai akhir dengan melakukan aktivitas sesuai
langkah-langkah pembelajaran.
93
93
LEMBAR WAWANCARA GURU
1. Instrumen Wawancara dengan Guru Sebelum Pembelajaran
Nama Guru :
Bidang Study :
Hari dan Tanggal :
Tujuan Wawancara :
No Pertanyaan Jawaban
1 Berapa lama bapak/ibu
mengajar di Madrasah
Ibtidaiyah Al-Munawwarah
Kota Jambi?
2 Berapa lama bapak/ibu
mengajar di kelas V?
3 Berapakah jumlah peserta
didik yang belajar di kelas
bapak/ibu saat ini?
4 Bagaimana kemampuan belajar
siswa di kelas V pada
pembelajaran Matematika?
5 Bagaimanakah cara bapak/ibu
menyampaikan materi kepada
siswa?
6 Bagaimakah respon siswa
terhadap pembelajaran?
7 Model pembelajaran apakah
yang bapak/ibu ketahui?
8 Apa model pembelajaran yang
sering bapak/ibu gunakan pada
saat proses pembelajaran?
9 Bagaimana respon siswa
terhadap model pembelajaran
yang bapak/ibu terapkan pada
pembelajaran Matematika?
94
94
10 Apakah dalam proses
pembelajaran bapak/ibu pernah
menggunakan model
pembelajaran Open ended?
2. Instrumen Wawancara dengan Guru Sesudah Pembelajaran
Nama Guru :
Bidang Study :
Hari dan Tanggal :
Tujuan Wawancara :
No Pertanyaan Jawaban
1 Apakah dengan menggunakan
model Open ended pada mata
pelajaran Matematika mudah
dipahami oleh siswa?
2 Apakah dengan menggunakan
model Open ended dapat
meningkatkan keterampilan
berpikir kritis siswa?
3 Apakah dengan menggunakan
model Open ended siswa berani
mengemukakan jawabannya?
4 Apakah dengan menggunakan
model Open ended siswa lebih
aktif dalam proses pembelajaran?
5 Bagaimana kemampuan berpikir
kritis siswa dan sikap kerja sama
siswa setelah diterapkannya
model Open ended?
95
95
LEMBAR WAWANCARA SISWA
Nama Siswa :
Kelas :
Hari dan Tanggal :
Tujuan Wawancara :
No absen :
96
96
No Pertanyaan Jawaban
1 Apakah ananda suka
pembelajaran menggunakan
model pembelajaran?
2 Bagaimana pendapat ananda
tentang model pembelajaran?
3 Bagaimana pendapat ananda
tentang cara mengajar guru
yang digunakan dalam
pembelajaran selama ini ?
4 Pernakah ananda mendengar
atau mengetahui model Open
ended?
5 Apakah ananda ingin
mengetahui lebih banyak lagi
tentang model Open ended?
6 Apakah model Open ended
dapat meningkatkan
keterampilan berpikir krtis
ananda?
7 Apakah ananda senang dengan
proses pembelajaran ini?
8 Apakah ananda berusaha
sendiri dalam menjawab-
menjawab pertanyaan dari ibu?
9 Apa yang ananda dapat setelah
mempelajari pembelajaran
matematika dengan
menggunakan model
pembelajaran Open ended?
10 Apakah dengan diterapkannya
model Open ended ini dapat
membawa perubahan
keaktifanmu dikelas?
11 Apakah ananda bertanya
kepada guru apabila ananda
belum mengerti?
12 Apakah ananda membantu
teman yang belum paham?
13 Apa yang ananda rasakan
terkait dengan pembelajaran
matematika sekarang?
97
97
DOKUMENTASI
Gambar 1. Foto bersama Guru
Matematika Bapak Miezer marsevs S.Pd
js
98
98
Gambar 2. Foto bersama siswa siswi kelas
V 2 MI Al-Munawwarah
Gambar 3. Keadaan siswa ketika proses
pembelajaran berlangsung
99
99
Gambar 4. Guru memberikan soal kepada
semua siswa dibantu seorang siswa
Gambar 5. Keadaan kritis siswa ketika
menggunakan pedekatan Open Ended
100
100
Gambar 6. Keadaan kritis siswa ketika
menggunakan pedekatan Open Ended
Gambar 7. Keadaan saat
pembahasan jawaban dari soal yang
diberikan
101
101
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU MENGELOLA
PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN OPEN ENDED
Nama Sekolah : MI Al-Munawwarah Kota Jambi
Kelas/Semester : V/II
Mata Pelajaran : Matematika
Materi Pokok : Volume Bangun Ruang
Waktu : 2 x 35 Menit
Hari/Tanggal : Senin, 20 Mei 2019
Nama Observer : Miezer Marsevs , S. Pd
Nama Guru : Febry Eka Prasetya Khairani
Pertemuan Ke : Siklus I
A. Petunjuk
1. Amatilah aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung
2. Berilah tanda cek list (√) pada nomor yang berurutan menurut Bapak/Ibu
Keterangan :
1 = Tidak Baik
2 = Kurang Baik
3 = Cukup
4 = Baik
5 = Sangat Baik
B. Lembar Pengamatan
No Fase Tingkah Laku Guru Skor
1 2 3 4 5
1 Orientasi siswa
kepada masalah
m. Guru memasuki kelas
tepat waktu
n. Membuka pelajaran
dengan salam pembuka
dan berdoa‟
o. Guru memeriksa
kehadiran siswa sebagai
sikap disiplin
p. Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran.
q. Guru memotivasi siswa
agar terlibat dalam
kegiatan pemecahan
masalah yang dipilih.
r. Guru mendorong siswa
untuk melakukan kegiatan
pengamatan terhadap
fenomena yang terkait dengan KD yang akan
dikembangkan.
√
√
√
√
√
√
2 Menanya dan
memunculkan
e. Guru membantu siswa
untuk mendefinisikan
√
102
102
permasalahan tugas belajar yang
berhubungan dengan
masalah.
f. Guru mendorong siswa
untuk merumuskan suatu
masalah terkait dengan
fenomena yang
diamatinya masalah itu
dirumuskan berupa
pertanyaan yang bersifat
problematis.
√
3 Menalar dan
mengumpulkan
data
e. Guru mendorong siswa
untuk mengumpulkan
informasi yang relevan.
f. Guru membimbing siswa
melaksanakan eksperimen
untuk mendapatkan
pemecahan/penjelasan
atas masalah baik secara
individu maupun
kelompok.
√
√
4 Mengasosiasi
dan
merumuskan
jawaban
e. Guru meminta siswa
untuk melakukan analisis
data dan merumusan
jawaban terkait dengan
masalah yang mereka
ajukan sebelumnya.
f. Guru membantu siswa
dalam merumuskan
jawaban.
√
√
5 Mengkomunikas
ikan
e. Guru memfasilitasi siswa
untuk mempersentasikan
jawaban atas
permasalahan yang
mereka rumuskan
sebelumnya.
f. Guru membantu siswa
melakukan refleksi atau
evaluasi terhadap proses
pemecahan masalah yang
dilakukan.
Jumlah
Rata-rata (%)
Rata-rata Keseluruhan (%)
103
103
C. Saran dan Komentar Pengamat/Observer
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
Jambi, Juli 2019
Pengamat/Observer
(Miezer Marsevs, S.Pd)
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU MENGELOLA
PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN OPEN ENDED
Nama Sekolah : MI Al-Munawwarah Kota Jambi
Kelas/Semester : V/II
Mata Pelajaran : Matematika
Materi Pokok : Volume Bangun Ruang
Waktu : 2 x 35 Menit
Hari/Tanggal : Kamis, 23 Mei 2019
Nama Observer : Miezer Marsevs , S. Pd
Nama Guru : Febry Eka Prasetya Khairani
Pertemuan Ke : SIKLUS II
A. Petunjuk
1. Amatilah aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung
2. Berilah tanda cek list (√) pada nomor yang berurutan menurut Bapak/Ibu
Keterangan :
1 = Tidak Baik
2 = Kurang Baik
3 = Cukup
4 = Baik
5 = Sangat Baik
B. Lembar Pengamatan
No Fase Tingkah Laku Guru Skor
1 2 3 4 5
1 Orientasi siswa kepada masalah
s. Guru memasuki kelas tepat waktu
t. Membuka pelajaran
dengan salam pembuka
dan berdoa‟
u. Guru memeriksa
√
√
√
104
104
kehadiran siswa sebagai
sikap disiplin
v. Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran.
w. Guru memotivasi siswa
agar terlibat dalam
kegiatan pemecahan
masalah yang dipilih.
x. Guru mendorong siswa
untuk melakukan kegiatan
pengamatan terhadap
fenomena yang terkait
dengan KD yang akan
dikembangkan.
√
√
√
2 Menanya dan
memunculkan
permasalahan
g. Guru membantu siswa
untuk mendefinisikan
tugas belajar yang
berhubungan dengan
masalah.
h. Guru mendorong siswa
untuk merumuskan suatu
masalah terkait dengan
fenomena yang
diamatinya masalah itu
dirumuskan berupa
pertanyaan yang bersifat
problematis.
√
√
3 Menalar dan
mengumpulkan
data
g. Guru mendorong siswa
untuk mengumpulkan
informasi yang relevan.
h. Guru membimbing siswa
melaksanakan eksperimen
untuk mendapatkan
pemecahan/penjelasan
atas masalah baik secara
individu maupun
kelompok.
√
√
4 Mengasosiasi
dan
merumuskan
jawaban
g. Guru meminta siswa
untuk melakukan analisis
data dan merumusan
jawaban terkait dengan
masalah yang mereka
ajukan sebelumnya.
h. Guru membantu siswa
dalam merumuskan
√
√
105
105
jawaban.
5 Mengkomunikas
ikan
g. Guru memfasilitasi siswa
untuk mempersentasikan
jawaban atas
permasalahan yang
mereka rumuskan
sebelumnya.
h. Guru membantu siswa
melakukan refleksi atau
evaluasi terhadap proses
pemecahan masalah yang
dilakukan.
Jumlah
Rata-rata (%)
Rata-rata Keseluruhan (%)
C. Saran dan Komentar Pengamat/Observer
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
Jambi, Juli 2019
Pengamat/Observer
(Miezer
Marsevs,
S.Pd)
106
106
Lampiran 3 : RPP Pembelajaran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : MI Al-Munawwarah
Kelas / Semester : V (LIMA) / 2
Mata Pelajaran : Matematika
Materi Pembelajaran : Volume Bangun Ruang
Pertemuan : SIKLUS I
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit
Hari / Tgl Pelaksanaan : Rabu / 22 Mei 2019
A. KOMPETENSI INTI (KI)
KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang
dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati
(mendengar, melihat, membaca dan menanya) dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan
dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah,
sekolah, dan tempat bermain.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis,
dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
peri-laku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR (KD) DAN INDIKATOR PENCAPAIAN
KOMPETENSI
Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi 3.5 Menjelaskan, dan
menentukan volume bangun
ruang dengan menggunakan
satuan volume (seperti
kubus satuan) serta
hubungan pangkat tiga
dengan akar pangkat tiga.
3.5.1 Memahami satuan volume
3.5.2 Menganalisis unsur dan volume
kubus
3.5.3 Menganalisis unsur dan volume
balok
3.5.4 Memahami cara menentukan volume
kubus dan balok
107
107
4.5 Menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan
volume bangun ruang
dengan menggunakan satuan
volume (seperti kubus
satuan) melibatkan pangkat
tiga dan akar pangkat tiga.
4.5.1 Menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan volume bangun ruang dengan
menggunakan satuan volume
4.5.2 Menyajikan penyelesaian masalah yang
berkaitan dengan volume bangun ruang
dengan menggunakan satuan volume
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Selama dan setelah mengikuti proses pembelajaran mengamati, menanya,
mengeksplorasi, menganalisis dan mengkomunikasikan peserta didik diharapkan dapat
1. Siswa mampu memahami rumus volume bangun ruang balok.
2. Siswa mampu memahami rumus volume bangun ruang kubus.
3. Siswa mampu menyelesaikan masalah tentang volume kubus dan balok.
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan Guru dan siswa melakukan pembukaan dengan salam
pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran
Guru memeriksa kehadiran peserta didik
Guru mengaitkan materi pembelajaran yang akan
dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan
materi sebelumnya: Menentukan volume kubus dengan
rumus.
Guru mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya
dengan pelajaran yang akan diakukan.
Guru memberikan gambaran tentang manfaat
mempelajari pelajaran yang akan dipelajari
Apabila materi ini dikerjakan dengan baik dan
sungguh-sungguh dikuasai, maka peserta didik
diharapkan dapat menjelaskan tentang: Menentukan
volume balok dengan rumus.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada
pertemuan yang berlangsung.
Guru mengajukan pertanyaan tentang bentuk, sifat-
sifat, dan contoh balok.
10 menit
Inti Mengamati 35 Menit
108
108
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
.Guru menunjukkan benda-benda yang ada sekitar
kelas yang berkaitan dengan materi yang sedang
dipelajari. Contohnya : Penghapus berbentuk apa?
Siswa mengamati gambar serta rumus balok yang
ada di papan tulis.
Menanya
Siswa mendapatkan kesempatan bertanya untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang
berkaitan dengan gambar yang disajikan dan akan
dijawab melalui kegiatan belajar, contohnya :
mengajukan pertanyaan tentang rumus yang tidak
dipahami dari apa yang diamati (dimulai dari
pertanyaan factual sampai ke pertanyaan yang
bersifat hipotetik) untuk mengembangkan kreativitas,
rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan
untuk membentuk pikiran kritis.
Mengeksplorasi
Guru meminta siswa untuk membaca penjelasan
tentang cara menentukan volume balok dengan
rumus yang ada di buku lembar kerja siswa.
Siswa diminta untuk mengemukakan pendapat atau
pertanyaan tentang cara menentukan volume balok
dengan rumus sesuai dengan pengalaman siswa
tersebut.
Mengasosiasi
Guru meminta siswa untuk mengamati kembali
contoh soal yang diberikan oleh guru atau yang
terdapat di buku lembar kerja siswa.
Guru meminta siswa untuk menyelesaikan soal yang
telah disediakan oleh guru.
Selanjutnya, guru meminta siswa untuk menulis hasil
jawaban dari soal yang telah diberikan di papan tulis.
Selanjutnya guru meminta siswa untuk menanggapi
X 30 JP
109
109
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
jawaban dari salah satu siswa yang maju.
Mengkomunikasikan
Setelah itu guru meminta siswa untuk
mengumpulkan hasil dari tugas yang telah diberikan.
Setelah siswa bisa mengerjakan soal yang diberikan
guru. Selanjutnya, guru meminta siswa untuk
membuat soal seperti contoh soal yang telah
diberikan oleh guru menggunakan benda-benda yang
ada disekitar siswa.
Selanjutnya, siswa diminta untuk bertukar soal
dengan teman sebangku.
Selajutnya, siswa menyelesaikan soal yang telah
dibuat temannya.
Selanjutnya, dengan bimbingan guru siswa
mengembalikkan soal kepada temannya untuk
diperiksa kebenaran hasil tersebut.
Setelah itu, siswa diminta mengumpulkan hasil
tersebut
Penutup Guru dan siswa bersama-sama meyimpulkan
pembelajaran tentang materi volume balok.
Guru dan siswa menutup pelajaran dengan membaca
doa.
15 menit
E. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN
Buku Pedoman Guru
Buku Siswa
Gambar, karton, spidol dan papan tulis.
F. MATERI PEMBELAJARAN
Contoh-contoh materi balok dan kubus
Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bangun ruang
G. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Scientific
Model Pembelajaran : Open Ended
110
110
H. PENILAIAN
1. Penilaian Proses
- Teknik : Non Tes (Observasi)
- Jenis : Perbuatan
- Bentuk : Kegiatan
2. Penilaian Hasil
- Teknik : Tes dan non tes
- Jenis : Tulis dan lisan
- Bentuk : Subyektif
- Alat : Soal-soal
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : MI Al-Munawwarah
Kelas / Semester : V (LIMA) / 2
Mata Pelajaran : Matematika
Materi Pembelajaran : Volume Bangun Ruang
Pertemuan : SIKLUS II
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit
Hari / Tgl Pelaksanaan : Sabtu / 25 Mei 2019
111
111
A. KOMPETENSI INTI (KI)
KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang
dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati
(mendengar, melihat, membaca dan menanya) dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan
dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah,
sekolah, dan tempat bermain.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis,
dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
peri-laku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR (KD) DAN INDIKATOR PENCAPAIAN
KOMPETENSI
Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi 3.6 Menjelaskan, dan
menentukan volume bangun
ruang dengan menggunakan
satuan volume (seperti
kubus satuan) serta
hubungan pangkat tiga
dengan akar pangkat tiga.
3.6.1 Memahami satuan volume
3.6.2 Menganalisis unsur dan volume
kubus
3.6.3 Menganalisis unsur dan volume
balok
3.6.4 Memahami cara menentukan volume
kubus dan balok 4.6 Menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan
volume bangun ruang
dengan menggunakan satuan
volume (seperti kubus
satuan) melibatkan pangkat
tiga dan akar pangkat tiga.
4.6.1 Menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan volume bangun ruang dengan
menggunakan satuan volume
4.6.2 Menyajikan penyelesaian masalah yang
berkaitan dengan volume bangun ruang
dengan menggunakan satuan volume
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Selama dan setelah mengikuti proses pembelajaran mengamati, menanya,
mengeksplorasi, menganalisis dan mengkomunikasikan peserta didik diharapkan dapat
4. Siswa mampu memahami rumus volume bangun ruang balok.
5. Siswa mampu memahami rumus volume bangun ruang kubus.
6. Siswa mampu menyelesaikan masalah tentang volume kubus dan balok.
112
112
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan Guru dan siswa melakukan pembukaan dengan salam
pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran
Guru memeriksa kehadiran peserta didik
Guru mengaitkan materi pembelajaran yang akan
dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan
materi sebelumnya: Melanjutkan pembelajaran dari
Siklus I
Guru mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya
dengan pelajaran yang akan diakukan.
Guru memberikan gambaran tentang manfaat
mempelajari pelajaran yang akan dipelajari
Apabila materi ini dikerjakan dengan baik dan
sungguh-sungguh dikuasai, maka peserta didik
diharapkan dapat menjelaskan tentang: Menentukan
volume balok dengan rumus.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada
pertemuan yang berlangsung.
Guru mengajukan pertanyaan tentang bentuk, sifat-
sifat, dan contoh balok.
10 menit
Inti Mengamati
.Guru menunjukkan benda-benda yang ada sekitar
kelas yang berkaitan dengan materi yang sedang
dipelajari. Contohnya : Penghapus berbentuk apa?
Siswa mengamati gambar serta rumus balok yang
ada di papan tulis.
Menanya
Siswa mendapatkan kesempatan bertanya untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang
berkaitan dengan gambar yang disajikan dan akan
35 Menit
X 30 JP
113
113
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
dijawab melalui kegiatan belajar, contohnya :
mengajukan pertanyaan tentang rumus yang tidak
dipahami dari apa yang diamati (dimulai dari
pertanyaan factual sampai ke pertanyaan yang
bersifat hipotetik) untuk mengembangkan kreativitas,
rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan
untuk membentuk pikiran kritis.
Mengeksplorasi
Guru meminta siswa untuk membaca penjelasan
tentang cara menentukan volume balok dengan
rumus yang ada di buku lembar kerja siswa.
Siswa diminta untuk mengemukakan pendapat atau
pertanyaan tentang cara menentukan volume balok
dengan rumus sesuai dengan pengalaman siswa
tersebut.
Mengasosiasi
Guru meminta siswa untuk mengamati kembali
contoh soal yang diberikan oleh guru atau yang
terdapat di buku lembar kerja siswa.
Guru meminta siswa untuk menyelesaikan soal yang
telah disediakan oleh guru.
Selanjutnya, guru meminta siswa untuk menulis hasil
jawaban dari soal yang telah diberikan di papan tulis.
Selanjutnya guru meminta siswa untuk menanggapi
jawaban dari salah satu siswa yang maju.
Mengkomunikasikan
Setelah itu guru meminta siswa untuk
mengumpulkan hasil dari tugas yang telah diberikan.
Setelah siswa bisa mengerjakan soal yang diberikan
guru. Selanjutnya, guru meminta siswa untuk
membuat soal seperti contoh soal yang telah
diberikan oleh guru menggunakan benda-benda yang
ada disekitar siswa.
Selanjutnya, siswa diminta untuk bertukar soal
dengan teman sebangku.
Selajutnya, siswa menyelesaikan soal yang telah
dibuat temannya.
Selanjutnya, dengan bimbingan guru siswa
mengembalikkan soal kepada temannya untuk
diperiksa kebenaran hasil tersebut.
114
114
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Setelah itu, siswa diminta mengumpulkan hasil
tersebut
Penutup Guru dan siswa bersama-sama meyimpulkan
pembelajaran tentang materi volume balok.
Guru dan siswa menutup pelajaran dengan membaca
doa.
15 menit
E. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN
Buku Pedoman Guru
Buku Siswa
Gambar, karon, spidol dan papan tulis.
F. MATERI PEMBELAJARAN
Contoh-contoh materi balok dan kubus
Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bangun ruang
G. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Scientific
Model Pembelajaran : Open Ended
H. PENILAIAN
1. Penilaian Proses
- Teknik : Non Tes (Observasi)
- Jenis : Perbuatan
- Bentuk : Kegiatan
2. Penilaian Hasil
- Teknik : Tes dan non tes
- Jenis : Tulis dan lisan
- Bentuk : Subyektif
- Alat : Soal-soal
115
115
116
116
117
117
top related