panduan praktikum struktur hewan 2013
Post on 24-Oct-2015
641 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PANDUAN PRAKTIKUM
STRUKTUR HEWAN
Oleh
Najmi Firdaus
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA BANTEN 2013
LEMBAR PENGESAHAN
PANDUAN PRAKTIKUM
STRUKTUR HEWAN
Disusun oleh:
Najmi Firdaus NIP 198003112005011002
Setelah menelaah panduan praktikum ini dengan seksama, menurut pertimbangan kami telah memenuhi persyaratan ilmiah sebagai sebuah
panduan praktikum
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Kepala Laboratorium Biologi
Dr. Sjaifuddin, M.Si. NIP. 196803012002121002
Evi Amelia, M.Si. NIP. 197207272005012001
Dekan FKIP
Drs. Nandang Faturohman, M.Pd. NIP. 195807211986101001
i
KATA PENGANTAR
Panduan praktikum ini disusun untuk membantu dan memenuhi
kebutuhan mahasiswa yang mengikuti perkuliahan Struktur Hewan di
Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.
Materi panduan praktikum ini meliputi struktur morfologi, anatomi dan
histologi hewan Vertebrata terpilih, yang diusahakan (dengan segala
keterbatasan dan segenap potensi yang ada) sedikit atau banyaknya
berkaitan dengan apa yang dipelajari oleh mahasiswa di perkuliahan.
Penyusun menyadari, panduan praktikum ini jauh dari sempurna dan
banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran perbaikan
dari para pengguna dan rekan-rekan pemerhati sangat penyusun
harapkan untuk perbaikan pada masa yang akan datang. Akhirnya,
semoga panduan praktikum ini bermanfaat.
Serang, 30 Oktober 2013
Penyusun
Najmi Firdaus
ii
PERATURAN PRAKTIKUM
1. Para peserta praktikum diharuskan mengikuti seluruh kegiatan
praktikum (kehadiran 100%), termasuk pretest/posttest, tugas, dan
ujian praktikum. Bagi peserta yang tidak dapat hadir karena sakit,
diharuskan memberikan surat keterangan dari dokter. Untuk praktikum
pengganti atau susulan, pengadaan bahan yang tidak dimiliki oleh
laboratorium menjadi tanggungan peserta yang bersangkutan.
2. Selama praktikum berlangsung, baik peserta praktikum maupun
asisten diharuskan menggunakan jas laboratorium.
3. Peserta praktikum dan asisten tidak diperbolehkan makan, minum dan
merokok di dalam ruang laboratorium.
4. Seluruh peserta praktikum bertanggung jawab terhadap kondisi
peralatan dan bahan milik laboratorium yang digunakan selama
praktikum berlangsung. Jika ada alat yang rusak atau pecah
disebabkan oleh kelalaian peserta praktikum, maka ia diharuskan
untuk mengganti dengan alat yang mempunyai spesifikasi yang sama.
5. Peralatan dan bahan yang selesai digunakan dalam praktikum
dikembalikan ke lemari penyimpanan atau ke tempat semula dalam
keadaan bersih.
iii
DAFTAR ISI halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
PERATURAN PRAKTIKUM ........................................................................ ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
JARINGAN DASAR VERTEBRATA ........................................................... 1
SISTEM OTOT ........................................................................................... 6
SISTEM RESPIRASI ................................................................................. 9
SISTEM PENCERNAAN .......................................................................... 11
SISTEM REPRODUKSI ........................................................................... 13
MORFOLOGI DAN ANATOMI VERTEBRATA ........................................ 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 18
Panduan Praktikum Struktur Hewan © 2013 Najmi Firdaus, Pend. Biologi UNTIRTA
1
JARINGAN DASAR VERTEBRATA
Jaringan merupakan sekumpulan sel yang memiliki kesamaan struktur dan
fungsi. Disebut jaringan karena hubungan kompleks antara sel hingga
terbentuk suatu organ dijalin atau disusun oleh beberapa jaringan (tissues).
Tubuh hewan tersusun atas 4 jaringan dasar (jaringan somatik), yaitu:
jaringan epitel (epithelial tissue), jaringan ikat (connective tissue), jaringan
otot (muscle tissue), dan jaringan saraf (nervous tissue).
Tujuan
Mempelajari dan mengamati struktur mikroskopik beberapa tipe jaringan
dasar pada vertebrata serta perbedaannya
Alat dan Bahan
Mikroskop cahaya
Preparat trakea dan esofagus
Preparat usus halus
Preparat tulang rawan
Preparat tulang sejati
Preparat darah
Uraian
Jaringan epitel
Jaringan epitel terdiri atas sekumpulan sel-sel epitel yang umumnya terdiri
atas dua permukaan; permukaan atas yang bersinggungan dengan udara
atau cairan ekstraseluler dan permukaan bawah yang terikat/melekat pada
sekumpulan jaringan ikat (membran basalis). Jaringan epitel berfungsi
melapisi bagian luar tubuh danmelindungi organ dan rongga dalam tubuh,
absorbsi zat-zat yang berguna bagi tubuh dan lain sebagainya.
Panduan Praktikum Struktur Hewan © 2013 Najmi Firdaus, Pend. Biologi UNTIRTA
2
Amati dengan seksama preparat trakea dan esofagus serta preparat usus
halus! Temukan sel-sel epitel penyusunnya dan identifikasi tipe epitel yang
terdapat pada preparat tersebut! Gambarkan hasil pengamatan anda dalam
buku gambar dan beri keterangan!
Jaringan ikat
Jaringan ikat berfungsi menghubungkan, mengikat dan menunjang atau
menyokong jaringan lain yang terdapat di tubuh. Jaringan ikat tersusun atas
kumpulan sel yang jarang, tersebar dalam matriks bahan ekstrasel terdiri atas
anyaman serat (fibril) dalam bahan dasar yang homogen, berupa cairan, gel,
atau padatan, tergantung pada jenis jaringan ikat tersebut.
Dalam praktikum ini beberapa tipe jaringan ikat yang akan diamati antara
lain: tulang rawan, tulang sejati, dan darah.
Tulang rawan
Tersusun atas kolagen dalam jumlah yang melimpah yang tertanam dalam
matriks berbahan dasar kondroitin sulfat (merupakan kompleks protein-
karbohidrat yang disekresikan oleh sel yang disebut kondrosit). Perpaduan
antara kondroitin sulfat dan kolagen memberikan sifat kuat tapi lentur pada
tulang rawan. Tulang rawan berfungsi menyokong dan menguatkan rangka.
Tulang rawan dibagi menjadi tulang rawan hyalin, tulang rawan elastis, dan
tulang rawan fibrosa. Adapun jenis atau tipe tulang rawan yang akan diamati
dalam praktikum ini yaitu tulang rawan hyalin, yang merupakan tipe yang
paling umum diantara ketiga tipe tulang rawan tersebut. tulang rawan hyalin
pada individu dewasa terdapat pada ujung ventral tulang rusuk, sebagian
bagian dari rangka hidung, dalam larings, trakea, bronkus, dan pada
permukaan persendian tulang.
Amati preparat tulang rawan hyalin menggunakan mikroskop! Lakukan
pengamatan dimulai dari bagian tepi atas objek. Di bagian tersebut tampak
lapisan jaringan ikat yang tersusun atas serat (protein) kolagen dengan
Panduan Praktikum Struktur Hewan © 2013 Najmi Firdaus, Pend. Biologi UNTIRTA
3
bentuk memipih/gepeng yang disebut perikondrium. Kemudian di antara atau
di bawah lapisan serat kolagen tersebut tampak kondroblas, yang mudah
dikenali karena letaknya yang paling dekat dengan matriks tulang rawan.
Selanjutnya geserlah objek tersebut perlahan-lahan menuju ke bagian
bawahnya. Tampak sel-sel yang berdiferensiasi menjadi sel-sel tulang rawan
yang disebut kondrosit. Kondrosit terlingkupi oleh rongga-rongga kecil yang
disebut lakuna. Beberapa kondrosit yang terletak dalam satu lakuna disebut
kelompok isogen atau cell nest.
Tulang sejati
Merupakan jaringan ikat bermineral, membentuk rangka penunjang tubuh
pada sebagian besar Vertebrata. Tulang sejati tersusun atas mineral keras
(Ca, Mg dan P membentuk senyawa komplek yang disebut hidroksiapatit,
diproduksi oleh sel-sel osteoblas). Tekstur tulang sejati lebih keras
dibandingkan dengan tulang rawan, namun tidak rapuh. Struktur tulang sejati
terdiri atas:
Osteosit, merupakan osteoblas yang terjerat dalam sekresinya sendiri,
terletak dalam lakuna.
Sistem Haversi, merupakan unit berulang yang mengeraskan tulang.
Lakuna, merupakan ruangan yang dikelilingi oleh matriks keras.
Amati preparat tulang sejati menggunakan mikroskop dan identifikasi
strukturnya!
Darah
Darah digolongkan dalam jaringan ikat karena memenuhi salah kriteria
jaringan ikat, yaitu terdiri atas sel-sel dan plasma darah (terdiri atas air,
garam-garam dan protein terlarut) yang merupakan cairan substansi antarsel;
keduanya dalam bentuk cair menjadi semacam media penghubung atau
pengikat antara sel (somatik) yang satu dengan yang lain.
Panduan Praktikum Struktur Hewan © 2013 Najmi Firdaus, Pend. Biologi UNTIRTA
4
Darah tersusun atas plasma dan sel darah. Namun dalam kondisi
alamiahnya, sel-sel darah tersuspensi dalam plasma. Sel-sel darah dapat
dipisahkan dari plasma dengan melakukan sentrifugasi pada sampel darah
dengan menambahkan suatu antikoagulan untuk mencegah terjadinya
pembekuan darah. Plasma darah tersusun atas ± 90% air dan berbagai zat
yang tersuspensi di dalamnya. Sedangkan sel-sel darah terdiri atas sel
darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah (platelet)
atau trombosit.
Amati preparat darah menggunakan mikroskop! Preparat tersebut dapat
digunakan untuk mempelajari semua unsur darah, terutama leukosit dan
trombosit serta bentuk normal dari eritrosit. Leukosit lebih mudah ditemukan
dan dipelajari pada bagian tepi atau ujung preparat atau bagian lain yang sel-
selnya tidak terlalu padat.
Sel darah merah (Eritrosit)
Tampak seperti bangunan bundar berwarna merah dengan bagian
tengah berwarna lebih pucat, tersebar merata di seluruh bagian
preparat. Berbentuk bikonkaf, bulat atau oval, terdiri atas satu atau
beberapa sel membentuk rangkaian pendek.
Sel darah putih (Leukosit)
Terdapat beberapa tipe sel darah putih (leukosit), yaitu: neutrofil,
eosinofil, basofil, monosit, dan limfosit.
Neutrofil. Berukuran sekitar 1,5 kali lebih besar dibandingkan
dengan eritrosit. Mempunyai inti yang sangat khas, terdiri atas 3-5
lobus; dihubungkan oleh benang-benang kromatin halus. Sitoplasma
neutrofil mengandung granula spesifik halus, berwarna merah muda.
Eosinofil. Berukuran hampir sama besar dengan neutrofil. Bentuk
inti umumnya mirip gagang telepon atau kaca mata dengan kromatin
Panduan Praktikum Struktur Hewan © 2013 Najmi Firdaus, Pend. Biologi UNTIRTA
5
tidak sepadat neutrofil. Sitoplasma bergranula kasar dengan ukuran
yang kurang lebih seragam dan berwarna merah jingga. Karena
jumlahnya yang lebih sedikit dibandingkan dengan neutrofil, bila kurang
teliti sel eosinofil sulit diamati.
Basofil. Seperti eosinofil, ukuran basofil hampir sama besar dengan
neutrofil. Bentuk intinya tidak beraturan, bahkan sering tidak jelas
karena tertutup granula. Kadang terlihat berlobus atau berbentuk
batang bengkok. Granula sitoplasma berwarna biru kehitaman dengan
ukuran yang beragam dan tersebar menutupi inti. Jumlahnya dalam
keadaan norma jauh lebih sedikit dibandingkan dengan eosinofil,
sehingga lebih sulit diamati.
Monosit. Merupakan tipe leukosit yang berukuran paling besar,
biasanya dapat ditemukan di bagian tepi preparat. Intinya dapat
berbentuk seperti ginjal atau tapal kuda. Pada preparat awetan sering
tampak bagian tepi sitoplasmanya membentuk satu atau lebih lipatan
yang khas.
Limfosit. Ukuran selnya bervariasi, ada yang sebesar eritrosit dan
ada yang sebesar neutrofil. Intinya bulat atau mempunyai sebuah
lekukan kecil dan granula kromatin kasar tanpa terlihat nuklelolus. Inti
menempati hampir seluruh bagian dalam sel dan hanya dikelilingi oleh
sitoplasma tipis yang berwarna biru terang.
Trombosit
Unsur darah ini tidak berupa sel, tetapi terdiri atas kepingan sitoplasma.
Dalam pengamatan menggunakan mikroskop akan tampak sebagai
kumpulan kepingan sel di antara eritrosit. Masing-masing kepingan
terlihat terang di bagian tepinya (tidak mengandung granula), disebut
hialomer. Sedangkan bagian tengahnya mengandung granula berwarna
ungu sampai biru gelap, disebut granulomer atau kromomer.
Panduan Praktikum Struktur Hewan © 2013 Najmi Firdaus, Pend. Biologi UNTIRTA
6
SISTEM OTOT
Jaringan otot terspesialisasi untuk berkontraksi, sehingga pada akhirnya
dihasilkan suatu gerakan sebagai respon. Serabut-serabut otot merupakan
komponen utama dari jaringan otot. Ada 3 jenis otot, yaitu otot polos, otot
rangka, dan otot jantung. Secara histologi, otot terdiri atas otot polos dan otot
lurik/bergaris lintang/seran lintang. Otot rangka dan otot jantung termasuk ke
dalam otot lurik. Unit struktural otot rangka adalah serabut (miofibril),
sedangkan unit struktural otot polos dan otot jantung adalah sel.
Tujuan
Mempelajari dan mengamati struktur mikroskopik preparat awetan (sediaan
histologi) otot
Alat dan Bahan
Mikroskop cahaya
Mikrograf beberapa preparat otot
Preparat usus halus atau preparat yang salah satu komponennya terdiri
atas otot polos
Preparat otot rangka (berlurik)
Preparat jantung
Uraian
1. Otot polos
Amatilah preparat usus halus dan temukan komponen yang terdiri atas otot
polos!
Otot polos tampak tersusun dalam dua lapisan; lapisan dalam yang tersusun
melingkar dan lapisan sebelah luar tersusun memanjang. Inti sel otot polos
Panduan Praktikum Struktur Hewan © 2013 Najmi Firdaus, Pend. Biologi UNTIRTA
7
berbentuk lonjong dan pada sel otot yang sedang mengkerut intinya tampak
melingkar. Miofibril sel otot polos homogen, oleh karena susunan
miofilamennya yang tersusun acak atau tidak teratur sehingga otot ini pada
pengamatan mikroskopik tidak tampak berlurik.
2. Otot berlurik/bergaris lintang
a. Otot rangka
Amatilah preparat otot rangka!
Serabut otot pada penampang memanjang otot rangka tampak sebagai pita-
pita panjang yang tersusun sejajar satu dengan yang lain. Inti berbentuk
lonjong, jumlahnya banyak dan terdapat di tepi serabut, tepat di bawah
sarkolema.
Miofibril serabut otot ini mengandung filamen-filamen gelap dan terang
secara berurutan. Dengan demikian serabut otot rangka tampak bergaris-
garis gelap dan terang secara berurutan atau berseran lintang. Di antara
serabut-serabut otot terdapat jaringan ikat longgar yang disebut endomisium.
Amati pula penampang melintang dari serabut otot rangka dan perhatikan
miofibril-miofibrilnya!
b. Otot jantung
Amatilah preparat otot jantung (preparat jantung)!
Otot jantung berbeda dari otot rangka, karena sel-selnya panjang, bercabang
dan bergabung satu dengan yang lain dengan perantaraan cabang-
cabangnya, sehingga membentuk struktur seperti jala. Intinya berbentuk
lonjong dan berwarna pucat, terletak di tengah-tengah serabut. Serabut otot
jantung bergaris melintang tetapi tidak sejelas pada otot rangka. Pada
Panduan Praktikum Struktur Hewan © 2013 Najmi Firdaus, Pend. Biologi UNTIRTA
8
bagian-bagian tertentu terdapat cakram berinterkalar (intercalated disc atau
discus intercalatus).
Untuk melihat cakram berinterkalar amatilah preparat jantung yang diwarnai
dengan pewarnaan khusus (yaitu hematoxylin heidenhein light green) atau
pada pewarnaan lainnya (misalnya, hematoxylin eosin) dengan
menggunakan perbesaran lensa objektif ≥ 40x, dengan kondensor tinggi,
bukaan diafragma kecil dan gerakkan mikrometer halus secara
perlahan.Cakram berinterkalar tampak berupa garis-garis halus yang
berwarna tua dan memotong melintang serabut secara zig zag atau seperti
tangga. Di antara serabut-serabut otot terdapat endomisium.
Panduan Praktikum Struktur Hewan © 2013 Najmi Firdaus, Pend. Biologi UNTIRTA
9
SISTEM RESPIRASI
Sistem respirasi terdiri atas bagian saluran udara dan bagian pernafasan.
Bagian saluran udara terdiri atas rongga hidung, faring, laring, trakea, bronki,
dan bronkioli. Bagian pernafasan yaitu tempat pengambilan O2 oleh darah
dan pelepasan CO2 oleh darah ke dalam saluran pernafasan. Kegiatan ini
berlangsung di dalam bronkioli, duktus alveoli, dan alveoli.
Tujuan
Mempelajari struktur organ sistem respirasi melalui pengamatan histologi
Alat dan Bahan
Mikroskop cahaya
Preparat awetan trakea
A. Trakea terdiri atas beberapa lapisan, yaitu:
1. Mukosa, tersusun atas sel epitel berlapis banyak semu bersilia dengan
sel-sel gada dan jaringan ikat
2. Cincin rawan hyalin
3. Otot trakea, merupakan sel-sel otot polos yang tersusun transversal.
4. Adventisia, berupa jaringan ikat longgar.
Amati preparat histologi trakea!
B. Bronkus interpulmonalis, terdiri atas:
1. Mukosa, tersusun atas sel epitel berlapis banyak semu bersilia dengan
sel-sel gada, lamina propria dan lapisan otot polos melingkar.
2. Jaringan ikat.
3. Keping-keping rawan hyalin.
4. Adventisia.
Panduan Praktikum Struktur Hewan © 2013 Najmi Firdaus, Pend. Biologi UNTIRTA
10
C. Bronkiolus, dibangun oleh:
1. Mukosa, tersusun atas sel epitel silindris bersilia dan lamina propria.
2. Lapisan otot polos melingkar.
3. Adventisia
D. Bronkiolus respiratori, terdiri atas:
1. Epitel selapis silindris atau epitel selapis kubus bersilia.
2. Jaringan ikat dengan sel-sel otot polos.
3. Duktus alveolus, dibangun oleh jaringan fibroelastis.
E. Alveolus, dibangun oleh:
Epitel selapis pipih, jaringan ikat dengan serabut kolagen, serabut elastin
dan serabut retikulin, fibroblast dan makrofage.
Panduan Praktikum Struktur Hewan © 2013 Najmi Firdaus, Pend. Biologi UNTIRTA
11
SISTEM PENCERNAAN
Sistem pencernaan termasuk sistem yang kompleks, karena melibatkan kerja
banyak organ di dalamnya mulai dari mulut hingga anus atau kloaka.
Praktikum ini ditekankan pada pengamatan histologi dari organ sistem
pencernaan, di antaranya esofagus dan usus halus.
Tujuan
Mempelajari histologi organ sistem pencernaan
Alat dan Bahan
Mikroskop cahaya
Preparat awetan esofagus
Preparat awetan usus halus
Uraian
A. Esofagus
Berfungsi mengangkut makanan antara rongga mulut dan lambung.
Berdasarkan otot yang melapisinya, secara berurutan esofagus terbagi
menjadi 3 zona, yaitu:
Bagian pangkal (bagian atas), tersusun atas otot rangka yang berguna
untuk menelan makanan secara volunter.
Bagian tengah, tersusun atas otot rangka dan otot polos.
Bagian bawah, tersusun atas otot polos. Demikian pula saluran
pencernaan sesudahnya, tersusun atas otot polos.
Amatilah preparat penampang melintang esofagus!
Panduan Praktikum Struktur Hewan © 2013 Najmi Firdaus, Pend. Biologi UNTIRTA
12
Dimulai dari lumen ke arah luar, terdapat lapisan-lapisan sebagai berikut:
Mukosa, terdiri atas :
Epitel berlapis banyak pipih
Lamina propria
Muskularis mukosa, terdiri atas sel-sel otot polos yang tersusun
memanjang dan membentuk kelompok-kelompok.
Submukosa, terdiri atas jaringan ikat padat.
Muskularis eksterna, tersusun atas dua lapisan otot bergaris melintang.
Di sebelah dalam, otot tersusun melingkar atau tidak teratur. Di
sebelah luar otot tersusun memanjang.
Adventisia merupakan jaringan ikat longgar yang berfungsi
menghubungkan esofagus dengan struktur-struktur lain di
sekelilingnya.
B. Usus Halus
Amatilah preparat penampang melintang usus halus!
Dindingnya dari lumen ke luar, terdiri atas:
Mukosa. Pada usus halus terdapat vili, berupa tonjolan-tonjolan yang
menjorok ke dalam lumen. Suatu vilus dibangun oleh epitel selapis
silindris.
Submukosa. Lapisan ini terdiri atas jaringan ikat longgar, dan di
beberapa tempat terdapat kelenjar bruner yang menghasilkan suatu
cairan seperti lendir yang bersifat alkalis.
Muskularis eksterna. Lapisan muskularis eksterna terdiri atas dua
lapisan sel-sel otot polos. Lapisan dalam sel-sel otot polos tersusun
melingkar, sedangkan yang di sebelah luar tersusun memanjang.
Serosa. Lapisan ini terdiri atas jaringan ikat longgar yang diliputi oleh
mesotelium.
Panduan Praktikum Struktur Hewan © 2013 Najmi Firdaus, Pend. Biologi UNTIRTA
13
SISTEM REPRODUKSI
Pada percobaan ini, kita akan mempelajari tentang sistem reproduksi
Vertebrata khususnya Mammalia, menggunakan mencit (Mus musculus) atau
marmut (Cavia sp.) sebagai hewan uji. Sistem reproduksi dimaksud meliputi
bagian dan susunan sistem reproduksi, baik eksternal maupun internal, serta
fungsi dari masing-masing bagian.
Tujuan
a. Mempelajari sistem reproduksi Vertebrata
b. Mengidentifikasi dan membedakan organ sistem reproduksi Vertebrata
(Mammalia) jantan dan betina
Alat dan Bahan
Seperangkat alat bedah (dissecting kit)
Bak bedah
Jarum pentul
Syring (jarum suntik)
Formalin 4%
Mencit (Mus musculus) atau marmut (Cavia sp.); berjenis kelamin jantan
dan betina
Cara kerja:
Sebelum dilakukan pengamatan, hewan uji dimatikan terlebih dahulu.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan, di antaranya dengan cara
dislokasi leher (cervical dislocation) atau dengan menyuntikkan formalin
4% pada tubuh hewan uji.
Setelah hewan uji berhasil dimatikan, letakkan hewan uji di atas bak
bedah dengan bagian ventral menghadap ke atas. Selanjutnya
Panduan Praktikum Struktur Hewan © 2013 Najmi Firdaus, Pend. Biologi UNTIRTA
14
rentangkan kedua pasang tungkai hewan uji dan rekatkan pada bak
bedah dengan menusukkan jarum pentul pada bagian tersebut.
Perhatikan organ-organ reproduksi eksternal!
A. Jantan
a. Penis (amati prepusium, glan penis, porus urogenitalia, dan
bakulum).
b. Skrotum
B. Betina
a. Liang vagina
b. Klitoris (amati porus urinaria pada ujung klitoris)
Setelah pengamatan selesai, pelajari bagian internal sistem reproduksi
dengan cara membedah bagian abdomen hewan uji, agar organ-organ
reproduksi terpapar sehingga lebih mudah untuk diamati. Pada hewan jantan
tekan skrotum ke atas agar testis naik ke dalam rongga tubuh.
Organ-organ reproduksi jantan
a. Kelenjar kelamin jantan: testis, ditopang oleh selaput mesorchium. Di
dalamnya terdapat saluran halus yang panjang dan berliku-liku, yaitu
tubulus seminiferus (merupakan tempat berlangsungnya
spermatogenesis). Guntinglah testis agar tubulus seminiferus tampak.
b. Saluran reproduksi
1. Epididimis (terdiri atas beberapa bagian, yaitu kaput, korpus dan
kauda epididimis) berliku-liku, tertutup oleh badan lemak. Untuk
melihat epididimis, maka badan lemak harus digunting terlebih
dahulu.
Panduan Praktikum Struktur Hewan © 2013 Najmi Firdaus, Pend. Biologi UNTIRTA
15
2. Vasa diferensia, bermuara di dalam uretra. Terletak di bagian dorsal
dari vesika urinaria.
3. Uretra. Perhatikan uretra bagian proksimal. Uretra bagian distal
terletak di dalam penis.
c. Kelenjar aksesorius
1. Vesikula seminalis, berbentuk seperti daun bergerigi.
2. Kelenjar koagulum, tidak bergerigi, menempel pada vesikula
seminalis. Menghasilkan enzim yang dapat menggumpalkan cairan
dari vesikula seminalis, menjadi sumbat yang menutup vagina
setelah kopulasi.
3. Prostata, ventral dan dorsal dari vesika urinaria.
4. Kelenjar bulbouretra (kelenjar cowper), terletak di bawah pangkal
penis, di luar rongga tubuh. Kelenjar ini agak sukar diamati.
5. Kelenjar prepusium. Tampak jelas di dekat pangkal penis, sekretnya
untuk lubrikasi.
Organ-organ reproduksi internal betina
a. Kelenjar kelamin betina (ovarium), sering kali tertutup lemak. Ditopang
oleh selaput mesovarium ke dinding tubuh bagian dorsal.
b. Saluran reproduksi
1. Tuba falopi (oviduk). Berliku-liku berdekatan dengan ovarium.
2. Uterus (tipe bikornuat). Merupakan sepasang tabung yang lurus.
Bagian pangkal percabangannya membentuk korpus uterus. Selaput
yang menopang uterus (menggantung) disebut mesometrium.
3. Vagina
c. Kelenjar asesorius
1. Kelenjar bartholin, terletak ke arah dalam dari liang vagina, sukar
dilihat. Berfungsi menghasilkan mukus.
2. Kelenjar klitoris. Menghasilkan mukus untuk lubrikasi.
Panduan Praktikum Struktur Hewan © 2013 Najmi Firdaus, Pend. Biologi UNTIRTA
16
MORFOLOGI DAN ANATOMI VERTEBRATA
Vertebrata merupakan subphylum utama dari Phylum Chordata, terdiri atas
hewan-hewan yang mempunyai ruas-ruas tulang belakang (vertebrae) yang
antara lain berfungsi sebagai penyokong tubuh.
Pada praktikum ini kita akan mengamati morfologi dan anatomi beberapa
Vertebrata yang mudah dijumpai di lingkungan sekitar kita.
Tujuan
1. Mempelajari morfologi dan anatomi Vertebrata menggunakan metode
pembedahan (dissecting method)
2. Mempelajari dan mengamati struktur tubuh Vertebrata melalui preparat
awetan basah beberapa contoh Vertebrata
Alat dan Bahan
Dissecting kit (seperangkat alat bedah)
jarum pentul
bak bedah
syring (jarum suntik)
Sarung tangan
Ikan mas (Cyprinus sp.; kelas Osteichthyes) atau ikan air tawar lainnya
Sepasang mencit (mus musculus) atau marmut (Cavia sp.; kelas
Mammalia) berjenis kelamin jantan dan betina
Awetan basah katak sawah (Fejervarya cancrivora; kelas Amphibia)
Awetan basah kadal (Eutrophis multifasciata; kelas Reptilia)
Awetan basah burung dara (Columba livia; kelas Aves)
Panduan Praktikum Struktur Hewan © 2013 Najmi Firdaus, Pend. Biologi UNTIRTA
17
Cara Kerja
a. Diseksi Vertebrata
Sebelum pembedahan, amati dan kenali struktur eksternal dari hewan
yang akan dibedah dan gambarkan dalam lembar kerja saudara!
Biuslah hewan yang akan dibedah menggunakan eter yang
disemprotkan atau diteteskan pada beberapa helai tisu secukupnya,
kemudian bekapkan selama beberapa menit pada nares (lubang
hidung) hewan tersebut, sehingga hewan menjadi tidak sadar. Atau
suntikkan beberapa ml formalin di bagian anal atau di bagian
proksimal tungkai belakang dari hewan yang akan dibedah, diamkan
beberapa saat sampai hewan menjadi tidak sadar.
Lakukan penyayatan mulai dari bagian anus atau kloaka ke arah
anterior sampai ke bagian toraks (dada), membentuk pola T, Y, atauU.
Amati organ visera (organ dalam) yg dapat anda amati dan gambarkan
dalam lembar kerja saudara, jika ada hal yang tidak saudara ketahui
atau kurang jelas tanyakan pada asisten.
b. Pengamatan Awetan Basah
Amati dan kenali morfologi luar (habitus) awetan basah beberapa
kelas Vertebrata yang diberikan oleh asisten, kemudian gambar dalam
lembar kerja saudara.
Selain awetan basah dalam bentuk utuh, ada pula awetan basah hasil
diseksi untuk memepermudah pengamatan terhadap organ visera dari
hewan-hewan tersebut. Amati dan kenali organ-organ tersebut dan
gambar dalam lembar kerja saudara.
Panduan Praktikum Struktur Hewan © 2013 Najmi Firdaus, Pend. Biologi UNTIRTA
18
DAFTAR PUSTAKA
Bresnick, S. 2003. Intisari biologi. Hipokrates. Jakarta. Firdaus, N. 2006. Diktat perkuliahan struktur hewan. Program Studi
Pendidikan Biologi FKIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Serang.
Firdaus, N. 2006. Diktat perkuliahan zoologi vertebrata. Program Studi
Pendidikan Biologi FKIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Serang.
Freeman and Bracegirdle. 1980. An Atlas of histology. Heinemann
Educational Books. London. Geneser, F. 1994. Buku teks histologi. Jilid 1. Alih bahasa: A. Gunawijaya
dkk. Binarupa Aksara. Jakarta. Geneser, F. 1994. Buku teks histologi. Jilid 2. Alih bahasa: A. Gunawijaya
dkk. Binarupa Aksara. Jakarta. Geneser, F. 2006. Atlas berwarna histologi. Alih bahasa J. Tambajong.
Binarupa Aksara. Jakarta. Halim, J. 1995. Atlas praktikum histologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Jakarta. Tim Struktur dan Perkembangan Hewan. 2001. Penuntun praktikum struktur
hewan I. Departemen Biologi FMIPA Institut Teknologi Bandung. Bandung
Tim Struktur dan Perkembangan Hewan. 1999. Penuntun Praktikum struktur
dan Perkembangan Hewan I. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Wonodirekso, S dkk. 2003. Penuntun praktikum histologi. Bagian histologi
FK UI. Penerbit Dian Rakyat. Jakarta.
top related