panduan praktikum struktur hewan 2013

23
PANDUAN PRAKTIKUM STRUKTUR HEWAN Oleh Najmi Firdaus PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA BANTEN 2013

Upload: alfat-agustian

Post on 24-Oct-2015

641 views

Category:

Documents


53 download

TRANSCRIPT

Page 1: Panduan Praktikum Struktur Hewan 2013

PANDUAN PRAKTIKUM

STRUKTUR HEWAN

Oleh

Najmi Firdaus

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA BANTEN 2013

Page 2: Panduan Praktikum Struktur Hewan 2013

LEMBAR PENGESAHAN

PANDUAN PRAKTIKUM

STRUKTUR HEWAN

Disusun oleh:

Najmi Firdaus NIP 198003112005011002

Setelah menelaah panduan praktikum ini dengan seksama, menurut pertimbangan kami telah memenuhi persyaratan ilmiah sebagai sebuah

panduan praktikum

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Kepala Laboratorium Biologi

Dr. Sjaifuddin, M.Si. NIP. 196803012002121002

Evi Amelia, M.Si. NIP. 197207272005012001

Dekan FKIP

Drs. Nandang Faturohman, M.Pd. NIP. 195807211986101001

Page 3: Panduan Praktikum Struktur Hewan 2013

i

KATA PENGANTAR

Panduan praktikum ini disusun untuk membantu dan memenuhi

kebutuhan mahasiswa yang mengikuti perkuliahan Struktur Hewan di

Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa.

Materi panduan praktikum ini meliputi struktur morfologi, anatomi dan

histologi hewan Vertebrata terpilih, yang diusahakan (dengan segala

keterbatasan dan segenap potensi yang ada) sedikit atau banyaknya

berkaitan dengan apa yang dipelajari oleh mahasiswa di perkuliahan.

Penyusun menyadari, panduan praktikum ini jauh dari sempurna dan

banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran perbaikan

dari para pengguna dan rekan-rekan pemerhati sangat penyusun

harapkan untuk perbaikan pada masa yang akan datang. Akhirnya,

semoga panduan praktikum ini bermanfaat.

Serang, 30 Oktober 2013

Penyusun

Najmi Firdaus

Page 4: Panduan Praktikum Struktur Hewan 2013

ii

PERATURAN PRAKTIKUM

1. Para peserta praktikum diharuskan mengikuti seluruh kegiatan

praktikum (kehadiran 100%), termasuk pretest/posttest, tugas, dan

ujian praktikum. Bagi peserta yang tidak dapat hadir karena sakit,

diharuskan memberikan surat keterangan dari dokter. Untuk praktikum

pengganti atau susulan, pengadaan bahan yang tidak dimiliki oleh

laboratorium menjadi tanggungan peserta yang bersangkutan.

2. Selama praktikum berlangsung, baik peserta praktikum maupun

asisten diharuskan menggunakan jas laboratorium.

3. Peserta praktikum dan asisten tidak diperbolehkan makan, minum dan

merokok di dalam ruang laboratorium.

4. Seluruh peserta praktikum bertanggung jawab terhadap kondisi

peralatan dan bahan milik laboratorium yang digunakan selama

praktikum berlangsung. Jika ada alat yang rusak atau pecah

disebabkan oleh kelalaian peserta praktikum, maka ia diharuskan

untuk mengganti dengan alat yang mempunyai spesifikasi yang sama.

5. Peralatan dan bahan yang selesai digunakan dalam praktikum

dikembalikan ke lemari penyimpanan atau ke tempat semula dalam

keadaan bersih.

Page 5: Panduan Praktikum Struktur Hewan 2013

iii

DAFTAR ISI halaman

KATA PENGANTAR ................................................................................... i

PERATURAN PRAKTIKUM ........................................................................ ii

DAFTAR ISI ............................................................................................... iii

JARINGAN DASAR VERTEBRATA ........................................................... 1

SISTEM OTOT ........................................................................................... 6

SISTEM RESPIRASI ................................................................................. 9

SISTEM PENCERNAAN .......................................................................... 11

SISTEM REPRODUKSI ........................................................................... 13

MORFOLOGI DAN ANATOMI VERTEBRATA ........................................ 16

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 18

Page 6: Panduan Praktikum Struktur Hewan 2013

Panduan Praktikum Struktur Hewan © 2013 Najmi Firdaus, Pend. Biologi UNTIRTA

1

JARINGAN DASAR VERTEBRATA

Jaringan merupakan sekumpulan sel yang memiliki kesamaan struktur dan

fungsi. Disebut jaringan karena hubungan kompleks antara sel hingga

terbentuk suatu organ dijalin atau disusun oleh beberapa jaringan (tissues).

Tubuh hewan tersusun atas 4 jaringan dasar (jaringan somatik), yaitu:

jaringan epitel (epithelial tissue), jaringan ikat (connective tissue), jaringan

otot (muscle tissue), dan jaringan saraf (nervous tissue).

Tujuan

Mempelajari dan mengamati struktur mikroskopik beberapa tipe jaringan

dasar pada vertebrata serta perbedaannya

Alat dan Bahan

Mikroskop cahaya

Preparat trakea dan esofagus

Preparat usus halus

Preparat tulang rawan

Preparat tulang sejati

Preparat darah

Uraian

Jaringan epitel

Jaringan epitel terdiri atas sekumpulan sel-sel epitel yang umumnya terdiri

atas dua permukaan; permukaan atas yang bersinggungan dengan udara

atau cairan ekstraseluler dan permukaan bawah yang terikat/melekat pada

sekumpulan jaringan ikat (membran basalis). Jaringan epitel berfungsi

melapisi bagian luar tubuh danmelindungi organ dan rongga dalam tubuh,

absorbsi zat-zat yang berguna bagi tubuh dan lain sebagainya.

Page 7: Panduan Praktikum Struktur Hewan 2013

Panduan Praktikum Struktur Hewan © 2013 Najmi Firdaus, Pend. Biologi UNTIRTA

2

Amati dengan seksama preparat trakea dan esofagus serta preparat usus

halus! Temukan sel-sel epitel penyusunnya dan identifikasi tipe epitel yang

terdapat pada preparat tersebut! Gambarkan hasil pengamatan anda dalam

buku gambar dan beri keterangan!

Jaringan ikat

Jaringan ikat berfungsi menghubungkan, mengikat dan menunjang atau

menyokong jaringan lain yang terdapat di tubuh. Jaringan ikat tersusun atas

kumpulan sel yang jarang, tersebar dalam matriks bahan ekstrasel terdiri atas

anyaman serat (fibril) dalam bahan dasar yang homogen, berupa cairan, gel,

atau padatan, tergantung pada jenis jaringan ikat tersebut.

Dalam praktikum ini beberapa tipe jaringan ikat yang akan diamati antara

lain: tulang rawan, tulang sejati, dan darah.

Tulang rawan

Tersusun atas kolagen dalam jumlah yang melimpah yang tertanam dalam

matriks berbahan dasar kondroitin sulfat (merupakan kompleks protein-

karbohidrat yang disekresikan oleh sel yang disebut kondrosit). Perpaduan

antara kondroitin sulfat dan kolagen memberikan sifat kuat tapi lentur pada

tulang rawan. Tulang rawan berfungsi menyokong dan menguatkan rangka.

Tulang rawan dibagi menjadi tulang rawan hyalin, tulang rawan elastis, dan

tulang rawan fibrosa. Adapun jenis atau tipe tulang rawan yang akan diamati

dalam praktikum ini yaitu tulang rawan hyalin, yang merupakan tipe yang

paling umum diantara ketiga tipe tulang rawan tersebut. tulang rawan hyalin

pada individu dewasa terdapat pada ujung ventral tulang rusuk, sebagian

bagian dari rangka hidung, dalam larings, trakea, bronkus, dan pada

permukaan persendian tulang.

Amati preparat tulang rawan hyalin menggunakan mikroskop! Lakukan

pengamatan dimulai dari bagian tepi atas objek. Di bagian tersebut tampak

lapisan jaringan ikat yang tersusun atas serat (protein) kolagen dengan

Page 8: Panduan Praktikum Struktur Hewan 2013

Panduan Praktikum Struktur Hewan © 2013 Najmi Firdaus, Pend. Biologi UNTIRTA

3

bentuk memipih/gepeng yang disebut perikondrium. Kemudian di antara atau

di bawah lapisan serat kolagen tersebut tampak kondroblas, yang mudah

dikenali karena letaknya yang paling dekat dengan matriks tulang rawan.

Selanjutnya geserlah objek tersebut perlahan-lahan menuju ke bagian

bawahnya. Tampak sel-sel yang berdiferensiasi menjadi sel-sel tulang rawan

yang disebut kondrosit. Kondrosit terlingkupi oleh rongga-rongga kecil yang

disebut lakuna. Beberapa kondrosit yang terletak dalam satu lakuna disebut

kelompok isogen atau cell nest.

Tulang sejati

Merupakan jaringan ikat bermineral, membentuk rangka penunjang tubuh

pada sebagian besar Vertebrata. Tulang sejati tersusun atas mineral keras

(Ca, Mg dan P membentuk senyawa komplek yang disebut hidroksiapatit,

diproduksi oleh sel-sel osteoblas). Tekstur tulang sejati lebih keras

dibandingkan dengan tulang rawan, namun tidak rapuh. Struktur tulang sejati

terdiri atas:

Osteosit, merupakan osteoblas yang terjerat dalam sekresinya sendiri,

terletak dalam lakuna.

Sistem Haversi, merupakan unit berulang yang mengeraskan tulang.

Lakuna, merupakan ruangan yang dikelilingi oleh matriks keras.

Amati preparat tulang sejati menggunakan mikroskop dan identifikasi

strukturnya!

Darah

Darah digolongkan dalam jaringan ikat karena memenuhi salah kriteria

jaringan ikat, yaitu terdiri atas sel-sel dan plasma darah (terdiri atas air,

garam-garam dan protein terlarut) yang merupakan cairan substansi antarsel;

keduanya dalam bentuk cair menjadi semacam media penghubung atau

pengikat antara sel (somatik) yang satu dengan yang lain.

Page 9: Panduan Praktikum Struktur Hewan 2013

Panduan Praktikum Struktur Hewan © 2013 Najmi Firdaus, Pend. Biologi UNTIRTA

4

Darah tersusun atas plasma dan sel darah. Namun dalam kondisi

alamiahnya, sel-sel darah tersuspensi dalam plasma. Sel-sel darah dapat

dipisahkan dari plasma dengan melakukan sentrifugasi pada sampel darah

dengan menambahkan suatu antikoagulan untuk mencegah terjadinya

pembekuan darah. Plasma darah tersusun atas ± 90% air dan berbagai zat

yang tersuspensi di dalamnya. Sedangkan sel-sel darah terdiri atas sel

darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah (platelet)

atau trombosit.

Amati preparat darah menggunakan mikroskop! Preparat tersebut dapat

digunakan untuk mempelajari semua unsur darah, terutama leukosit dan

trombosit serta bentuk normal dari eritrosit. Leukosit lebih mudah ditemukan

dan dipelajari pada bagian tepi atau ujung preparat atau bagian lain yang sel-

selnya tidak terlalu padat.

Sel darah merah (Eritrosit)

Tampak seperti bangunan bundar berwarna merah dengan bagian

tengah berwarna lebih pucat, tersebar merata di seluruh bagian

preparat. Berbentuk bikonkaf, bulat atau oval, terdiri atas satu atau

beberapa sel membentuk rangkaian pendek.

Sel darah putih (Leukosit)

Terdapat beberapa tipe sel darah putih (leukosit), yaitu: neutrofil,

eosinofil, basofil, monosit, dan limfosit.

Neutrofil. Berukuran sekitar 1,5 kali lebih besar dibandingkan

dengan eritrosit. Mempunyai inti yang sangat khas, terdiri atas 3-5

lobus; dihubungkan oleh benang-benang kromatin halus. Sitoplasma

neutrofil mengandung granula spesifik halus, berwarna merah muda.

Eosinofil. Berukuran hampir sama besar dengan neutrofil. Bentuk

inti umumnya mirip gagang telepon atau kaca mata dengan kromatin

Page 10: Panduan Praktikum Struktur Hewan 2013

Panduan Praktikum Struktur Hewan © 2013 Najmi Firdaus, Pend. Biologi UNTIRTA

5

tidak sepadat neutrofil. Sitoplasma bergranula kasar dengan ukuran

yang kurang lebih seragam dan berwarna merah jingga. Karena

jumlahnya yang lebih sedikit dibandingkan dengan neutrofil, bila kurang

teliti sel eosinofil sulit diamati.

Basofil. Seperti eosinofil, ukuran basofil hampir sama besar dengan

neutrofil. Bentuk intinya tidak beraturan, bahkan sering tidak jelas

karena tertutup granula. Kadang terlihat berlobus atau berbentuk

batang bengkok. Granula sitoplasma berwarna biru kehitaman dengan

ukuran yang beragam dan tersebar menutupi inti. Jumlahnya dalam

keadaan norma jauh lebih sedikit dibandingkan dengan eosinofil,

sehingga lebih sulit diamati.

Monosit. Merupakan tipe leukosit yang berukuran paling besar,

biasanya dapat ditemukan di bagian tepi preparat. Intinya dapat

berbentuk seperti ginjal atau tapal kuda. Pada preparat awetan sering

tampak bagian tepi sitoplasmanya membentuk satu atau lebih lipatan

yang khas.

Limfosit. Ukuran selnya bervariasi, ada yang sebesar eritrosit dan

ada yang sebesar neutrofil. Intinya bulat atau mempunyai sebuah

lekukan kecil dan granula kromatin kasar tanpa terlihat nuklelolus. Inti

menempati hampir seluruh bagian dalam sel dan hanya dikelilingi oleh

sitoplasma tipis yang berwarna biru terang.

Trombosit

Unsur darah ini tidak berupa sel, tetapi terdiri atas kepingan sitoplasma.

Dalam pengamatan menggunakan mikroskop akan tampak sebagai

kumpulan kepingan sel di antara eritrosit. Masing-masing kepingan

terlihat terang di bagian tepinya (tidak mengandung granula), disebut

hialomer. Sedangkan bagian tengahnya mengandung granula berwarna

ungu sampai biru gelap, disebut granulomer atau kromomer.

Page 11: Panduan Praktikum Struktur Hewan 2013

Panduan Praktikum Struktur Hewan © 2013 Najmi Firdaus, Pend. Biologi UNTIRTA

6

SISTEM OTOT

Jaringan otot terspesialisasi untuk berkontraksi, sehingga pada akhirnya

dihasilkan suatu gerakan sebagai respon. Serabut-serabut otot merupakan

komponen utama dari jaringan otot. Ada 3 jenis otot, yaitu otot polos, otot

rangka, dan otot jantung. Secara histologi, otot terdiri atas otot polos dan otot

lurik/bergaris lintang/seran lintang. Otot rangka dan otot jantung termasuk ke

dalam otot lurik. Unit struktural otot rangka adalah serabut (miofibril),

sedangkan unit struktural otot polos dan otot jantung adalah sel.

Tujuan

Mempelajari dan mengamati struktur mikroskopik preparat awetan (sediaan

histologi) otot

Alat dan Bahan

Mikroskop cahaya

Mikrograf beberapa preparat otot

Preparat usus halus atau preparat yang salah satu komponennya terdiri

atas otot polos

Preparat otot rangka (berlurik)

Preparat jantung

Uraian

1. Otot polos

Amatilah preparat usus halus dan temukan komponen yang terdiri atas otot

polos!

Otot polos tampak tersusun dalam dua lapisan; lapisan dalam yang tersusun

melingkar dan lapisan sebelah luar tersusun memanjang. Inti sel otot polos

Page 12: Panduan Praktikum Struktur Hewan 2013

Panduan Praktikum Struktur Hewan © 2013 Najmi Firdaus, Pend. Biologi UNTIRTA

7

berbentuk lonjong dan pada sel otot yang sedang mengkerut intinya tampak

melingkar. Miofibril sel otot polos homogen, oleh karena susunan

miofilamennya yang tersusun acak atau tidak teratur sehingga otot ini pada

pengamatan mikroskopik tidak tampak berlurik.

2. Otot berlurik/bergaris lintang

a. Otot rangka

Amatilah preparat otot rangka!

Serabut otot pada penampang memanjang otot rangka tampak sebagai pita-

pita panjang yang tersusun sejajar satu dengan yang lain. Inti berbentuk

lonjong, jumlahnya banyak dan terdapat di tepi serabut, tepat di bawah

sarkolema.

Miofibril serabut otot ini mengandung filamen-filamen gelap dan terang

secara berurutan. Dengan demikian serabut otot rangka tampak bergaris-

garis gelap dan terang secara berurutan atau berseran lintang. Di antara

serabut-serabut otot terdapat jaringan ikat longgar yang disebut endomisium.

Amati pula penampang melintang dari serabut otot rangka dan perhatikan

miofibril-miofibrilnya!

b. Otot jantung

Amatilah preparat otot jantung (preparat jantung)!

Otot jantung berbeda dari otot rangka, karena sel-selnya panjang, bercabang

dan bergabung satu dengan yang lain dengan perantaraan cabang-

cabangnya, sehingga membentuk struktur seperti jala. Intinya berbentuk

lonjong dan berwarna pucat, terletak di tengah-tengah serabut. Serabut otot

jantung bergaris melintang tetapi tidak sejelas pada otot rangka. Pada

Page 13: Panduan Praktikum Struktur Hewan 2013

Panduan Praktikum Struktur Hewan © 2013 Najmi Firdaus, Pend. Biologi UNTIRTA

8

bagian-bagian tertentu terdapat cakram berinterkalar (intercalated disc atau

discus intercalatus).

Untuk melihat cakram berinterkalar amatilah preparat jantung yang diwarnai

dengan pewarnaan khusus (yaitu hematoxylin heidenhein light green) atau

pada pewarnaan lainnya (misalnya, hematoxylin eosin) dengan

menggunakan perbesaran lensa objektif ≥ 40x, dengan kondensor tinggi,

bukaan diafragma kecil dan gerakkan mikrometer halus secara

perlahan.Cakram berinterkalar tampak berupa garis-garis halus yang

berwarna tua dan memotong melintang serabut secara zig zag atau seperti

tangga. Di antara serabut-serabut otot terdapat endomisium.

Page 14: Panduan Praktikum Struktur Hewan 2013

Panduan Praktikum Struktur Hewan © 2013 Najmi Firdaus, Pend. Biologi UNTIRTA

9

SISTEM RESPIRASI

Sistem respirasi terdiri atas bagian saluran udara dan bagian pernafasan.

Bagian saluran udara terdiri atas rongga hidung, faring, laring, trakea, bronki,

dan bronkioli. Bagian pernafasan yaitu tempat pengambilan O2 oleh darah

dan pelepasan CO2 oleh darah ke dalam saluran pernafasan. Kegiatan ini

berlangsung di dalam bronkioli, duktus alveoli, dan alveoli.

Tujuan

Mempelajari struktur organ sistem respirasi melalui pengamatan histologi

Alat dan Bahan

Mikroskop cahaya

Preparat awetan trakea

A. Trakea terdiri atas beberapa lapisan, yaitu:

1. Mukosa, tersusun atas sel epitel berlapis banyak semu bersilia dengan

sel-sel gada dan jaringan ikat

2. Cincin rawan hyalin

3. Otot trakea, merupakan sel-sel otot polos yang tersusun transversal.

4. Adventisia, berupa jaringan ikat longgar.

Amati preparat histologi trakea!

B. Bronkus interpulmonalis, terdiri atas:

1. Mukosa, tersusun atas sel epitel berlapis banyak semu bersilia dengan

sel-sel gada, lamina propria dan lapisan otot polos melingkar.

2. Jaringan ikat.

3. Keping-keping rawan hyalin.

4. Adventisia.

Page 15: Panduan Praktikum Struktur Hewan 2013

Panduan Praktikum Struktur Hewan © 2013 Najmi Firdaus, Pend. Biologi UNTIRTA

10

C. Bronkiolus, dibangun oleh:

1. Mukosa, tersusun atas sel epitel silindris bersilia dan lamina propria.

2. Lapisan otot polos melingkar.

3. Adventisia

D. Bronkiolus respiratori, terdiri atas:

1. Epitel selapis silindris atau epitel selapis kubus bersilia.

2. Jaringan ikat dengan sel-sel otot polos.

3. Duktus alveolus, dibangun oleh jaringan fibroelastis.

E. Alveolus, dibangun oleh:

Epitel selapis pipih, jaringan ikat dengan serabut kolagen, serabut elastin

dan serabut retikulin, fibroblast dan makrofage.

Page 16: Panduan Praktikum Struktur Hewan 2013

Panduan Praktikum Struktur Hewan © 2013 Najmi Firdaus, Pend. Biologi UNTIRTA

11

SISTEM PENCERNAAN

Sistem pencernaan termasuk sistem yang kompleks, karena melibatkan kerja

banyak organ di dalamnya mulai dari mulut hingga anus atau kloaka.

Praktikum ini ditekankan pada pengamatan histologi dari organ sistem

pencernaan, di antaranya esofagus dan usus halus.

Tujuan

Mempelajari histologi organ sistem pencernaan

Alat dan Bahan

Mikroskop cahaya

Preparat awetan esofagus

Preparat awetan usus halus

Uraian

A. Esofagus

Berfungsi mengangkut makanan antara rongga mulut dan lambung.

Berdasarkan otot yang melapisinya, secara berurutan esofagus terbagi

menjadi 3 zona, yaitu:

Bagian pangkal (bagian atas), tersusun atas otot rangka yang berguna

untuk menelan makanan secara volunter.

Bagian tengah, tersusun atas otot rangka dan otot polos.

Bagian bawah, tersusun atas otot polos. Demikian pula saluran

pencernaan sesudahnya, tersusun atas otot polos.

Amatilah preparat penampang melintang esofagus!

Page 17: Panduan Praktikum Struktur Hewan 2013

Panduan Praktikum Struktur Hewan © 2013 Najmi Firdaus, Pend. Biologi UNTIRTA

12

Dimulai dari lumen ke arah luar, terdapat lapisan-lapisan sebagai berikut:

Mukosa, terdiri atas :

Epitel berlapis banyak pipih

Lamina propria

Muskularis mukosa, terdiri atas sel-sel otot polos yang tersusun

memanjang dan membentuk kelompok-kelompok.

Submukosa, terdiri atas jaringan ikat padat.

Muskularis eksterna, tersusun atas dua lapisan otot bergaris melintang.

Di sebelah dalam, otot tersusun melingkar atau tidak teratur. Di

sebelah luar otot tersusun memanjang.

Adventisia merupakan jaringan ikat longgar yang berfungsi

menghubungkan esofagus dengan struktur-struktur lain di

sekelilingnya.

B. Usus Halus

Amatilah preparat penampang melintang usus halus!

Dindingnya dari lumen ke luar, terdiri atas:

Mukosa. Pada usus halus terdapat vili, berupa tonjolan-tonjolan yang

menjorok ke dalam lumen. Suatu vilus dibangun oleh epitel selapis

silindris.

Submukosa. Lapisan ini terdiri atas jaringan ikat longgar, dan di

beberapa tempat terdapat kelenjar bruner yang menghasilkan suatu

cairan seperti lendir yang bersifat alkalis.

Muskularis eksterna. Lapisan muskularis eksterna terdiri atas dua

lapisan sel-sel otot polos. Lapisan dalam sel-sel otot polos tersusun

melingkar, sedangkan yang di sebelah luar tersusun memanjang.

Serosa. Lapisan ini terdiri atas jaringan ikat longgar yang diliputi oleh

mesotelium.

Page 18: Panduan Praktikum Struktur Hewan 2013

Panduan Praktikum Struktur Hewan © 2013 Najmi Firdaus, Pend. Biologi UNTIRTA

13

SISTEM REPRODUKSI

Pada percobaan ini, kita akan mempelajari tentang sistem reproduksi

Vertebrata khususnya Mammalia, menggunakan mencit (Mus musculus) atau

marmut (Cavia sp.) sebagai hewan uji. Sistem reproduksi dimaksud meliputi

bagian dan susunan sistem reproduksi, baik eksternal maupun internal, serta

fungsi dari masing-masing bagian.

Tujuan

a. Mempelajari sistem reproduksi Vertebrata

b. Mengidentifikasi dan membedakan organ sistem reproduksi Vertebrata

(Mammalia) jantan dan betina

Alat dan Bahan

Seperangkat alat bedah (dissecting kit)

Bak bedah

Jarum pentul

Syring (jarum suntik)

Formalin 4%

Mencit (Mus musculus) atau marmut (Cavia sp.); berjenis kelamin jantan

dan betina

Cara kerja:

Sebelum dilakukan pengamatan, hewan uji dimatikan terlebih dahulu.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan, di antaranya dengan cara

dislokasi leher (cervical dislocation) atau dengan menyuntikkan formalin

4% pada tubuh hewan uji.

Setelah hewan uji berhasil dimatikan, letakkan hewan uji di atas bak

bedah dengan bagian ventral menghadap ke atas. Selanjutnya

Page 19: Panduan Praktikum Struktur Hewan 2013

Panduan Praktikum Struktur Hewan © 2013 Najmi Firdaus, Pend. Biologi UNTIRTA

14

rentangkan kedua pasang tungkai hewan uji dan rekatkan pada bak

bedah dengan menusukkan jarum pentul pada bagian tersebut.

Perhatikan organ-organ reproduksi eksternal!

A. Jantan

a. Penis (amati prepusium, glan penis, porus urogenitalia, dan

bakulum).

b. Skrotum

B. Betina

a. Liang vagina

b. Klitoris (amati porus urinaria pada ujung klitoris)

Setelah pengamatan selesai, pelajari bagian internal sistem reproduksi

dengan cara membedah bagian abdomen hewan uji, agar organ-organ

reproduksi terpapar sehingga lebih mudah untuk diamati. Pada hewan jantan

tekan skrotum ke atas agar testis naik ke dalam rongga tubuh.

Organ-organ reproduksi jantan

a. Kelenjar kelamin jantan: testis, ditopang oleh selaput mesorchium. Di

dalamnya terdapat saluran halus yang panjang dan berliku-liku, yaitu

tubulus seminiferus (merupakan tempat berlangsungnya

spermatogenesis). Guntinglah testis agar tubulus seminiferus tampak.

b. Saluran reproduksi

1. Epididimis (terdiri atas beberapa bagian, yaitu kaput, korpus dan

kauda epididimis) berliku-liku, tertutup oleh badan lemak. Untuk

melihat epididimis, maka badan lemak harus digunting terlebih

dahulu.

Page 20: Panduan Praktikum Struktur Hewan 2013

Panduan Praktikum Struktur Hewan © 2013 Najmi Firdaus, Pend. Biologi UNTIRTA

15

2. Vasa diferensia, bermuara di dalam uretra. Terletak di bagian dorsal

dari vesika urinaria.

3. Uretra. Perhatikan uretra bagian proksimal. Uretra bagian distal

terletak di dalam penis.

c. Kelenjar aksesorius

1. Vesikula seminalis, berbentuk seperti daun bergerigi.

2. Kelenjar koagulum, tidak bergerigi, menempel pada vesikula

seminalis. Menghasilkan enzim yang dapat menggumpalkan cairan

dari vesikula seminalis, menjadi sumbat yang menutup vagina

setelah kopulasi.

3. Prostata, ventral dan dorsal dari vesika urinaria.

4. Kelenjar bulbouretra (kelenjar cowper), terletak di bawah pangkal

penis, di luar rongga tubuh. Kelenjar ini agak sukar diamati.

5. Kelenjar prepusium. Tampak jelas di dekat pangkal penis, sekretnya

untuk lubrikasi.

Organ-organ reproduksi internal betina

a. Kelenjar kelamin betina (ovarium), sering kali tertutup lemak. Ditopang

oleh selaput mesovarium ke dinding tubuh bagian dorsal.

b. Saluran reproduksi

1. Tuba falopi (oviduk). Berliku-liku berdekatan dengan ovarium.

2. Uterus (tipe bikornuat). Merupakan sepasang tabung yang lurus.

Bagian pangkal percabangannya membentuk korpus uterus. Selaput

yang menopang uterus (menggantung) disebut mesometrium.

3. Vagina

c. Kelenjar asesorius

1. Kelenjar bartholin, terletak ke arah dalam dari liang vagina, sukar

dilihat. Berfungsi menghasilkan mukus.

2. Kelenjar klitoris. Menghasilkan mukus untuk lubrikasi.

Page 21: Panduan Praktikum Struktur Hewan 2013

Panduan Praktikum Struktur Hewan © 2013 Najmi Firdaus, Pend. Biologi UNTIRTA

16

MORFOLOGI DAN ANATOMI VERTEBRATA

Vertebrata merupakan subphylum utama dari Phylum Chordata, terdiri atas

hewan-hewan yang mempunyai ruas-ruas tulang belakang (vertebrae) yang

antara lain berfungsi sebagai penyokong tubuh.

Pada praktikum ini kita akan mengamati morfologi dan anatomi beberapa

Vertebrata yang mudah dijumpai di lingkungan sekitar kita.

Tujuan

1. Mempelajari morfologi dan anatomi Vertebrata menggunakan metode

pembedahan (dissecting method)

2. Mempelajari dan mengamati struktur tubuh Vertebrata melalui preparat

awetan basah beberapa contoh Vertebrata

Alat dan Bahan

Dissecting kit (seperangkat alat bedah)

jarum pentul

bak bedah

syring (jarum suntik)

Sarung tangan

Ikan mas (Cyprinus sp.; kelas Osteichthyes) atau ikan air tawar lainnya

Sepasang mencit (mus musculus) atau marmut (Cavia sp.; kelas

Mammalia) berjenis kelamin jantan dan betina

Awetan basah katak sawah (Fejervarya cancrivora; kelas Amphibia)

Awetan basah kadal (Eutrophis multifasciata; kelas Reptilia)

Awetan basah burung dara (Columba livia; kelas Aves)

Page 22: Panduan Praktikum Struktur Hewan 2013

Panduan Praktikum Struktur Hewan © 2013 Najmi Firdaus, Pend. Biologi UNTIRTA

17

Cara Kerja

a. Diseksi Vertebrata

Sebelum pembedahan, amati dan kenali struktur eksternal dari hewan

yang akan dibedah dan gambarkan dalam lembar kerja saudara!

Biuslah hewan yang akan dibedah menggunakan eter yang

disemprotkan atau diteteskan pada beberapa helai tisu secukupnya,

kemudian bekapkan selama beberapa menit pada nares (lubang

hidung) hewan tersebut, sehingga hewan menjadi tidak sadar. Atau

suntikkan beberapa ml formalin di bagian anal atau di bagian

proksimal tungkai belakang dari hewan yang akan dibedah, diamkan

beberapa saat sampai hewan menjadi tidak sadar.

Lakukan penyayatan mulai dari bagian anus atau kloaka ke arah

anterior sampai ke bagian toraks (dada), membentuk pola T, Y, atauU.

Amati organ visera (organ dalam) yg dapat anda amati dan gambarkan

dalam lembar kerja saudara, jika ada hal yang tidak saudara ketahui

atau kurang jelas tanyakan pada asisten.

b. Pengamatan Awetan Basah

Amati dan kenali morfologi luar (habitus) awetan basah beberapa

kelas Vertebrata yang diberikan oleh asisten, kemudian gambar dalam

lembar kerja saudara.

Selain awetan basah dalam bentuk utuh, ada pula awetan basah hasil

diseksi untuk memepermudah pengamatan terhadap organ visera dari

hewan-hewan tersebut. Amati dan kenali organ-organ tersebut dan

gambar dalam lembar kerja saudara.

Page 23: Panduan Praktikum Struktur Hewan 2013

Panduan Praktikum Struktur Hewan © 2013 Najmi Firdaus, Pend. Biologi UNTIRTA

18

DAFTAR PUSTAKA

Bresnick, S. 2003. Intisari biologi. Hipokrates. Jakarta. Firdaus, N. 2006. Diktat perkuliahan struktur hewan. Program Studi

Pendidikan Biologi FKIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Serang.

Firdaus, N. 2006. Diktat perkuliahan zoologi vertebrata. Program Studi

Pendidikan Biologi FKIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Serang.

Freeman and Bracegirdle. 1980. An Atlas of histology. Heinemann

Educational Books. London. Geneser, F. 1994. Buku teks histologi. Jilid 1. Alih bahasa: A. Gunawijaya

dkk. Binarupa Aksara. Jakarta. Geneser, F. 1994. Buku teks histologi. Jilid 2. Alih bahasa: A. Gunawijaya

dkk. Binarupa Aksara. Jakarta. Geneser, F. 2006. Atlas berwarna histologi. Alih bahasa J. Tambajong.

Binarupa Aksara. Jakarta. Halim, J. 1995. Atlas praktikum histologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Jakarta. Tim Struktur dan Perkembangan Hewan. 2001. Penuntun praktikum struktur

hewan I. Departemen Biologi FMIPA Institut Teknologi Bandung. Bandung

Tim Struktur dan Perkembangan Hewan. 1999. Penuntun Praktikum struktur

dan Perkembangan Hewan I. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Wonodirekso, S dkk. 2003. Penuntun praktikum histologi. Bagian histologi

FK UI. Penerbit Dian Rakyat. Jakarta.