laporan praktikum struktur dan fungsi hewan
DESCRIPTION
sfphTRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR DAN FUNGSI HEWAN
GERAK REFLEKS PADA MANUSIA
Oleh : Kelompok 7
1. Vibriansi Astuti (12030654004)2. Lailatul Ahadia (12030654008)3. Nova Diarni Sofi M (12030654014)4. Dian Kurvayanti I (12030654018)5. Yaumi (12030654020)
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA
2014
Abstrak
Kami telah melakukan pengamatan berjudul Gerak Refleks pada Manusia, pada hari Selasa tanggal 23 Desember 2014 di Laboratorium Sains. Tujuan dari pengamatan ini adalah untuk mengidentifikasi berbagai jenis gerak refleks pada manusia. Metode yang digunakan salah satunya yaitu dengan meminta subjek percobaan duduk dengan siku dibengkokan kemudian lengan bawah disandarkan dipangkuan subjek dengan sudut lebih dari 900 pada bagian sukunya. Selanjutnya tendon bisep ditekan dengan jari telunjuk penguji. Setelah itu, jari telunjuk penguji dipukul dengan pemukul gerak refleks. Selanjutnya diamati apa yang terjadi pada subjek percobaan. Berdasarkan data yang diperoleh, ketika subjek percobaan diberikan perlakuan gerak reflek Bisep, Branchioradialis, Trisep, Pattelar, serta archiles, berturut-turut reaksi yang timbul adalah mendekati, mendekati, menjauhi, mendekati dan menjauhi, serta menjauhi rangsangan.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sesungguhnya setiap saat kita melakukan gerakan baik disadari maupun
tidak. Bahkan seseorang yang tidak sempurna pun juga melakukan gerak. Saat
kita mengedipkan mata, tersenyum, bernapas, serta jantung yang berdetak, disaat
itu pula kita melakukan gerak. Sistem saraf menjadi sistem pengatur dan
pengendali dalam tubuh manusia. Dimana mempunyai kemampuan untuk
menerima rangsangan (impuls) untuk diteruskan ke otak atau sumsum tulang
belakang. Saraf memberikan tanggapan (respons) terhadap rangsangan tersebut ke
otot. Sistem saraf mengkoordinasi gerakan yang dilakukan oleh otot agar menjadi
suatu gerakan yang terkoordinasi. Gerak pada umumnya terjadi secara sadar,
namun ada pula gerak yang terjadi tanpa disadari yaitu gerak refleks.
Ketika terinjak paku tanpa sengaja, seseorang akan cepat dan spontan
mengangkat kakinya. Orang itu tidak akan berpikir terlebih dahulu, mau diangkat
kakinya atau tidak. Begitu juga ketika menyentuh benda panas, maka spontan
badan kita akan menjauh dari sumber panas tersebut. Contoh di atas merupakan
contoh gerak yang tidak disadari atau yang lazim disebut gerak refleks. Gerak ini
dapat menyelamatkan manusia dari hal-hal yang membahayakan keselamatan
anggota tubuhnya.
Dengan kegiatan refleks dimungkinkan terjadi hubungan kerja yang baik
antara berbagai organ yang terdapat dalam tubuh manusia dan sekelilingnya.
Refleks dapat berupa peningkatan maupun penurunan kegiatan, misalnya
kontraksi atau relaksasi otot, kontraksi atau dilatasi pembuluh darah. Gerak reflex
merupakan bagian dari mekanisme pertahanan tubuh dan terjadi jauh lebih cepat
dari gerak sadar. Dengan adanya kegiatan refleks, tubuh mampu mengadakan
reaksi yang cepat terhadap berbagai perubahan diluar maupun didalam tubuh
disertai adaptasi terhadap perubahan tersebut.
Berdasarkan hal tersebut diatas maka dilakukanlah praktikum ini untuk
mengetahui berbagai jenis gerak refleks pada manusia.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diambil suatu rumusan
masalah yaitu bagaimana reaksi subjek terhadap rangsangan pada refleks bisep,
branchioradialis, trisep, pattelar, serta archilles ?
C. Tujuan
Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah mengidentifikasi berbagai jenis
gerak refleks pada manusia melalui percobaan.
BAB II
KAJIAN TEORI
Sebagai bukti adanya penghantaran impuls oleh saraf adalah timbulnya
gerak pada anggota tubuh. Gerakan tersebut terjadi karena proses yang disadari
yang disebut juga gerak sadar atau gerakan biasa, sedangkan gerak yang tidak
disadari disebut gerak refleks.
Gerak refleks terjadi secara otomatis terhadap rangsangan tanpa kontrol
dari otak sehingga dapat berlangsung dengan cepat. Gerak refleks terjadi tidak
disadari terlebih dahulu atau tanpa dipengaruhi kehendak. Contoh gerak refleks
seperti mengangkat tangan ketika terkena api, mengangkat kaki ketika tertusuk
duri, berkedip ketika ada benda asing yang masuk ke mata, bersin serta batuk.
Gambar 2.1 Urutan perambatan impuls pada gerak refleks yaitu: Stimulus pada
organ reseptor => sel saraf sensorik => sel penghubung (asosiasi) pada sumsum
tulang belakang => sel saraf motorik => respon pada organ efektor.
Jalan pintas pada gerak refleks yang memungkinkan terjadinya gerakan
dengan cepat disebut lengkung refleks. Macam gerak refleks yaitu refleks otak
dan refleks sumsum tulang belakang. Refleks otak terjadi apabila saraf
penghubung (asosiasi) terdapat di dalam otak, seperti gerak mengedip atau
mempersempit pupil pada saat ada cahaya yang masuk ke mata. Refleks sumsum
tulang belakang terjadi apabila sel saraf penghubung terdapat di dalam sumsum
tulang belakang seperti refleks pada lutut.
a. Ciri gerak refleks yaitu:
1. Dapat diramalkan jika rangsangannya sama
2. Memiliki tujuan tertentu bagi organisme tersebut
3. Memiliki reseptor tertentu dan terjadi pada efektor tertentu
4. Berlangsung cepat, tergantung pada jumlah sinapsis yang dilalui impuls
5. Spontan, tidak dipelajarai dulu
6. Fungsi sebagai pelindung dan pengatur tingkah laku hewan
7. Respon terus menerus dapat menyebabkan kelelahan
b. Macam-macam Gerak Refleks
Macam refleks: refleks spinal (pada sumsum tulang belakang), refleks
medulla (pada sumsum lanjutan), refleks cerebellar (melibatkan otak kecil),
refleks superfisial (melibatkan kulit dan lain-lain), refleks miotatik (pada otot
lurik), serta refleks visceral (berhubungan dengan dilatasi pupil dan denyut
jantung).
1. Refleks Spinal (pada sumsum tulang belakang)
Bila dipisahkan dari bagian otak lainnya, med spin mampu memediasi
sejumlah refleks, somatik dan autonomik. Dasar morfologis refleks saraf
umumnya disebut arkus refleks, yang dalam bentuknya yang paling sederhana
tersusun atas:
reseptor, yang bereaksi terhadap stimulus;
penghantar eferen, yang membawa impuls ke “pusat refleks” (Penghantar
aferen adalah serabut sensorik aferen, yang kebanyakan mempunyai badan
sel diganglion spinal atau kranial);
“Pusat refleks”, tempat pesan aferen dari reseptor berkumpul dengan
impuls aferen dari reseptor lainnya, atau dengan aferen dari sumber lain,
yang mungkin mengubah pengaruh impuls aferen dari reseptor;
penghantar eferen, yaitu serabut saraf yang menuju ke efektor;
efektor, yang menghasilkan reaksi, yang mungkin adalah otot, kelenjar
atau vasa darah, atau mungkin melibatkan beberapa komponen itu.baca
selengkapnya… Refleks sangat bervariasi, dari yang sangat kompleks,
misalnya refleks menelan, yang melibatkan berbagai efektor; sampai yang
paling sederhana.
Salah satu jenis dari refleks spinal adalah refleks somatik. Refleks fleksor
adalah yang responnya adalah fleksi anggota badan. Stimulus yang paling poten
adalah noksiseptif, dan hasilnya adalah tarikan anggota badan (withdrawal reflex).
Pada refleks lain ada ekstensi anggota badan, misalnya pada crossed extensor
reflex yang mungkin menyertai refleks fleksor. Masih ada lagi refleks yang lebih
kompleks, misalnya scratch reflex. Semua refleks tersebut biasanya melibatkan
beberapa otot, dan respon refleksnya mungkin berbagai macam tergantung pada
keadaan (jenis dan tempat pengenaan stimulus, intensitas stimulus, pengenaan
stimulus lain secara bersamaan, dll). Arkus refleks semacam ini sangat kompleks.
Refleks lain adalah stretch reflex, yaitu kontraksi satu otot karena diregangkan. Ini
merupakan refleks elementer yang mungkin terjadi di semua otot. Stretch refleks
menjadi dasar banyak sekali postural reflex, yang secara garis besar bertujuan
untuk menjaga sikap tubuh yang benar, dan menyesuaikan diri dengan berbagai
kebutuhan, baik itu karena daya dari luar atau disebabkan karena gerak yang
dilakukan oleh organisme.
2. Refleks Cerebellar (melibatkan otak kecil)
Otak kecil, terletak di bawah bagian belakang otak belakang, terdiri atas dua
belahan yang berliku-liku sangat dalam. Otak kecil berperan sebagai pusat
keseimbangan, koordinasi kegiatan otak, koordinasi kerja otot dan rangka.
Sumsum lanjutan, medula oblongata membentuk bagian bawah batang otak,
berfungsi sebagai pusat pengatur refleks fisiologis, misalnya pernapasan, detak
jantung, tekanan darah, suhu tubuh, gerak alat pencernaan, gerak refleks seperti
batuk, bersin, dan mata berkedip.
3. Refleks Superficial
Refleks superfisial atau refleks plantar dan abdominal diawali oleh stimulasi
kutan. Refleks ini membutuhkan lengkung refleks korda dan jalur kortikospinal.
Contoh dari refleks superficial adalah:
Refleks dinding perut : goresan dinding perut daerah epigastrik, supra
umbilikal, umbilikal, intra umbilikal dari lateral ke medial. Respon :
kontraksi dinding perut
Refleks Cremaster : goresan pada kulit paha sebelah medial dari atas ke
bawah. Respon : elevasi testes ipsilateral.
Refleks Gluteal : goresan atau tusukan pada daerah gluteal. Respon :
gerakan reflektorik otot gluteal ipsilateral
4. Refleks Visceral
Refleks Visceral Refleks ini sering disebut juga Refleks otonom karena sering
melibatkan organ internal tubuh. Beberapa refleks visceral, seperti urinasi dan
defekasi, merupakan refleks spinal yang bisa terjadi tanpa input dari otak.
Meskipun begitu, refleks spinal juga sering dimodulasi oleh excitatory atau
inhibitory signal dari otak yang dibawa oleh jaras descending dari pusat otak yang
lebih tinggi. Misal, urinasi dapat diinisiasi secara sadar dengan kesadaran atau
bisa juga dihambat oleh stress dan emosi, seperti dengan adanya orang lain
(sindrom bashful bladder).
Refleks visceral lain diintegrasikan di otak , khususnya di hipotalamus,
thalamus dan batang otak. Daerah ini berisi pusat koordinasi yang dibutuhkan
untuk menjaga homeostatis seperti detak jantung, tekanan darah, nafas, makan,
keseimbangan air dan menjaga temperatur. Di sini juga ada pusat refleks seperti
salivating, muntah, bersin, batuk, menelan, dan tersendak.
Salah satu tipe reflex otonom yang menarik adalah konversi stimulus
emosional ke respon visceral. Sistem Limbic, yang merupakan tempat operasi
primitif seperti sex, takut, marah, agresif dan lapar, disebut sebagai “visceral
brain” karena pengaruhnya dalam refleks emosional. Contoh lain adalah folikel
rambut yang tertarik saat seseorang merasa takut.
Refleks visceral merupakan polysinaptic dengan sedikitnya satu sinapsis di
CNS di antara neuron sensorik dan preganglion saraf otonom serta sinaps
tambahan di ganglion, antara neuron preganglionic dan postganglionic.
c. Komponen-komponen gerak refleks :
1. Reseptor sensorik
Reseptor sensorik brperan untuk mentransduksi stimulus lingkungan menjadi impuls saraf. Reseptor ini dapat diklasifikasi berdasarkan sumber stimulus yang mempengaruhi ujung reseptor. Jenis sensasi yang terdeteksi reseptor. Jenis sensasi yang terdeteksi reseptor, distribusi reseptor, atau ada tidaknya lapisan pada ujung reseptor.
a. Sumber ( lokasi ) sensasi
1. Ekstoreseptor sensitif terhadap stimulus eksternal terhadap tubuh dan terletak pada atau di dekat permukaan tubuh, misalnya sentuhan, tekanan, nyeri pada kulit dan suhu, penciuman, penglihatan serta pendengaran.
2. Propioseptor terletak pada tubuh dalam otot , tendon dan persendian. Juga mencakup reseptor ekuilibrum pada area telinga dalam. Jika di stimulasi, bagian tersebut akan menyampaikan kesadaran akan posisi bagian tubuh, besarnya tonus otot dan ekuilibrium.
3. Interoseptor ( viseroseptor ) dipengarugi oleh stimulus yang muncul dalam organ viseral dan pembuluh darah yang memiliki inervasi motorik dari SSO. Contohnya adalah stimulus yang terjadi akibat perubahan selama proses digesti, ekskresi dan sirkulasi.
b. Jenis sensasi yang terdeteksi
1. Mekanoreseptor sensitif terhadap regangan , vibrasi, tekanan, propiosepsi, pendengaran, ekuilibrium dan tekanan darah.
2. Termoreseptor sensitif terhadap perubahan suhu.
3. Reseptor nyeri ( nosiseptor ) sensitif terhadap kerusakan jaringan. Semua reseptor sensorik dapat berfungsi sebagai nosiseptor jika stimulusnya cukup kuat.
4. Fotoreseptor mendeteksi energi cahaya.
5. Kemoreseptor sensitif terhadap perubahan konsentrasi ion, pH, kadar gas darah, dan glukosa darah. Jenis ini juga mencakup reseptor untuk indera pengecap dan peciuman.
D. Jenis-jenis pemeriksaan refleks adalah sebagai berikut :
a) Refleks Biseps : Refleks biseps didapat melalui peregangan tendon biseps pada
saat siku dalam keadaan fleksi. Orang yang menguji menyokong lengan bawah
dengan satu tangan sambil menempatkan jari telunjuk dengan menggunakan palu
refleks. Respons normal dalam fleksi pada siku dan kontraksi biseps.
b) Refleks Triseps : Untuk menimbulkan refleks triseps, lengan pasien difleksikan
pada siku dan diposisikan di depan dada. Pemeriksaan menyokong lengan pasien
dan mengidentifikasi tendon triseps dengan mempalpasi 2,5 sampai 5 cm di atas
siku. Pemukulan langsung pada tendon normalnya menyebabkan kontraksi otot
triseps dan ekstensi siku.
c) Refleks Brakhioradialis : Pada saat pengkajian refleks brakhioradialis, penguji
meletakkan tangan pasien di atas meja laboratorium atau disilangkan di atas
perut. Ketukan palu dengan lembut 2,5 sampai 5 cm di atas siku. Pengkajian ini
dilakukan dengan lengan dalam keadaan fleksi dan supinasi.
d) Refleks Patella : Refleks patella ditimbulkan dengan cara mengetok tendon
patella tepat di bawah patella. Pasien dalam keadaan duduk atau tidur terlentang.
Jika pasien terlentang, pengkajian menyokong kaki untuk memudahkan relaksasi
otot. Kontraksi quadriseps dan ekstensi lutut adalah respons normal.
e) Refleks Achilles : Buat pergelangan kaki dalam keadaan rileks, kaki dalam
keadaan dorsi fleksi pada pergelangan kaki dan palu diketok pada bagian tendon
Achilles. Respon yang terjadi adalah fleksi plantar.
f) Refleks Kontraksi Abdominal : Refleks superfisial yang ada ditimbulkan oleh
goresan pada kulit dinding abdomen atau pada sisi paha untuk pria. Hasil yang
didapat adalah kontraksi yang tidak disadari otot abdomen, dan selanjutnya
menyebabkan skrotum tertarik.
g) Respons Babinski : Refleks yang diketahui jelas, sebagai indikasi adanya
penyakit SSP yang mempengaruhi traktus kortikospinal, disebut respons
Babinski. Bila bagian lateral telapak kaki seseorang dengan SSP utuh digores
maka terjadi kontraksi jari kaki dan menarik bersamaan.
BAB III
RANCANGAN PERCOBAAN
A. Alat dan Bahan
1. Pemukul
2. Pensil
3. Anggota kelompok yang menjadi objek percobaan
4. Tisu
B. Rancangan Percobaan
1. Refleks Bisep
Dua orang dari anggota kelompok
Subjek percobaan
Tendon subjek percobaan
Hasil pengamatan refleks bisep
- satu anggota sebagai subjek percobaan- satu anggota sebagai penguji
- diminta duduk dalam keadaan rileks- siku dibengkokan - tendon terlhat dan terasa sepert tali keras- lengan bawah disandarkan di pangkuan subjek dengan membentuk sudut lebih dari 90° pada bagia sikunya
- di tekan perlahan tendon bisep di bagian antekubital forsa menggunakn ibu jari atau jar telunjuk penguji- di pukul jari telunjuk subjek dengan pemukul gerak refleks oleh
2. Refleks Branchioradialis
3. Refleks Trisep
4. Refleks Pattelar
Subjek percobaan
Tendon Trisep
Hasil pengamatan refleks trisep
- satu anggota sebagai subjek percobaan-satu anggota sebagai penguji
- duduk dalam keadaan rileks-lengan bawah disandarkan di pangkuan dengan memebentuk sudut lebih dari 90° pada bagian sikunya- tendon trisep terlihat dan terasa seperti tali keras-lengan diangkat dan di tahan oleh penguji sehingga posisi siku sejajar dengan bahu atau posisi tangan bersandar diatas pinggang subjek
- di pukul pada posisi ± 5cm diatas siku-diulangi jika tidak ada respon
Dua orang dari anggota kelompok
Subjek percobaan
Tendon di otot Branchioradialis
Hasil pengamatan refleks branchioradialis
- satu anggota sebagai subjek percobaan-satu anggota sebagai penguji
- di minta duduk-siku dibengkokan - keadaan rileks
- dipukul di area tersebut dengan pemukul refleks
Dua orang dari anggota kelompok
- di tahan pada bagian belakang lutut dengan satu tangan penguji- di pukul dengan pemukul refleks dengan tangan yang lainya dari penguji
Tendon pattelar subjek
- di pukul dengan bagian yang lebar dari pemukul refleks- satu anggota sebagai penguji
Hasil pengamatan refleks pattelar
- duduk dengan kaki menjuntai ke bawah dan tidak menyentuh lanatidi atas meja- Identifikasi tendon pattelar tepat dibawah tempurung lutut kaki
- dua anggota sebagai subjek percobaan- satu anggota sebagai penguji
Dua orang dari anggota kelompok
Subjek pengamatan
Tendon pattelar subjek
5. Refleks Achilles
C. Identifikasi Variabel
Variabel Manipulasi : subjek percobaan
Variabel Kontrol : penguji, pemukul refleks
Variabel Respon : sensasi yang dirasakan oleh penguji
D. Langkah Percobaan
1. Refleks Bisep
a. Memilih dua orang dari anggota kelompok anda. Satu sebagai
subjek percobaan dan satu sebagai penguji. Subjek duduk diatas
meja dan rileks.
b. Identifikasi lokasi tendon bisep. Bengkokkan siku subjek
percobaan. Subjek percobaan harus rileks. Tendon akan terlihat
dan terasa seperti tali keras. Sandarkan lengan bawah subjek
percobaan di pangkuan subjek percobaan dengan membentuk sudut
lebih dari 90° pada bagian sikunya.
Hasil pengamatan refleks Achilles
- jika tidak yakin, subjek percobaan menegangkan kaki sehingga bagian betis berkontraksi dan Achilles tegang- di pukul dengan pemukul refleks
Tendon Achilles subjek percobaan
- duduk dengan kaki menjuntai kebawah diatas meja-identifikasi tendon Achilles - atur posisi bagian bawah kaki supaya terlihat penguji
- tidur telentang dengan salah satu lutut menumpangi lutut kaki yang lain-identifikasi tendon Achilles - atur posisi bagian bawah kaki supaya terlihat penguji- bagian bawah kaki di topang penguji
Subjek pengamatan Subjek pengamatan
- dua orang sebagai subjek percobaan- satu anggota sebagai penguji
Dua orang dari anggota kelompok
c. Menekan perlahan tendon bisep di bagian antekubital fossa
menggunakan ibu jari atau jari telunjuk penguj, memukul jari
telunjuk dengan pemukul gerak refleks (pastikan subjek percobaan
benar-benar rileks).
d. Mengamati dan catat reaksi yang terjadi. Menanyakan kepada
subjek percobaan tentang sensasi yang dirasakan saat percobaan.
2. Refleks Branchioradialis
a. Memilih dua orang dari anggota kelompok anda. Satu orang
sebagai subjek percobaan dan satu orang sebagai penguji. Mintalah
subjek percobaan untuk duduk.
b. Bengkokan siku subjek percobaan. Subjek percobaan harus rileks.
Identifikasi letak tendon di oto Banchioradialis. Bagian ini
biasanya berada di lengan bawah yang sejajar dengan ibu jari.
Pukul di bagian tersebut dengan pemukul refleks.
c. Mengamati dan mencatat reaksi yang terjadi.
3. Refleks Trisep
a. Memilih dua orang dari anggota kelompok anda. Satu orang
sebagai subjek percobaan dan satu orang sebagai penguji
b. Mintalah subjek percobaan untuk duduk dengan rileks.
Bengkokkan siku subjek percobaan. Subjek percobaan harus rileks.
Sandarkan lengan bawah subjek percobaan di pangkuan subjek
percobaan dengan membentuk sudut lebih dari 90° pada bagian
sikunya. Identifikasi lokasi tendon trisep. Tendon akan terihat dan
terasa seperti tali keras.
c. Mengangkat dan menahan lengan subjek percobaan sehingga
posisi siku sejajar dengan bahu. Bisa juga dilakukan dengan posisi
tangan subjek percobaan bersandar di atas pinggang.
d. Memukul tendon trisep (± 5cm diatas siku). Jika tidak ada respon,
ulangi langkah ini, lakukan hal yang sama untuk lengan lain mulai
dari langkah 2 sampai 4.
e. Mengamati dan mencatat kejadian yang terjadi. Menanyakan
subjek percobaan sensasi yang dirasakan saat percobaan.
4. Refleks Pattelar (Refleks Lutut)
a. Memilih tiga orang dari kelompok anda, dua orang sebagai subjek
dan satu orang sebagai penguji. Pengujian dapat dilakukan dengan
dua cara, yaitu subjek percobaan duduk dengan kaki menjuntai ke
bawah dan tidak menyentuh lantai dan subjek percobaan tidur
telentang.
b. Mengidentifikasi tendon pattelar, bagian yang terasa tebal tepat
dibawah tempurung lutut kaki, pilih bagian yang lebar dari
pemukul refleks.
c. Subjek percobaan duduk diatas meja. Pukul tendon pattelar, tepat
di bawah patella, subjek percobaan tidur telentang. Tahan bagian
belakang lutut dengan satu tangan. Pukulkan pemukul refleks pada
bagian tendon pattelar dengan tangan yang lain.
d. Mengamati dan mencatat reaksi yang terjadi
e. Mengulangi langkah 1 sampai 4 untuk subjek percobaan 2.
5. Refleks Achilles (Refleks pergelangan kaki)
a. Memilih tiga orang dari kelompokmu. Dua orang sebagi subjek
percobaan dan satu orang sebagai penguji
b. Subjek percobaan duduk tidur telentang dengan salah satu lutut
menumpangi lutut kaki yang lain atau duduk dengan posisi seperti
posisi tes refleks pattelar. Identifikasi tendon Achilles, bagian yang
tegang dan memiliki struktur seperti tali dari bagian tumit sampai
otot betis. Jika tidak yakin, minta subjek percobaan untuk
menegangkan kakinya sehingga bagian betis berkontraksi dan
Achilles terlihat tegang.
c. Mengatur posisi agar penguji mendapatkan sudut yang tepat dan
dapat melihat bagian bawah kaki subjek percobaan. Topang bagian
bawah kaki subjek percobaan denga tangan anda
d. Memukul tepat di tendon dengan pemukul refleks. Pastikan bagian
betis terlihat sehingga kontraksi otot dapat terlihat.
BAB IV
DATA DAN ANALISIS
A. Data Pengamatan
No
Nama Subyek
Gerak Refleks
PosisiReaksi
Keterangan sensasi gerakan
Mendekati
Menjauhi
1 Nova Diarni
Bisep Duduk Kaget, lengan bawah bergerak ke atas
2 Nova Diarni
Branchioradialis
Duduk Kaget, telapak tangan bergerak ke samping
3 Nova Diarni
Trisep duduk Berkata eee, dan sakit. Siku bergerak ke atas
4 Nova Diarni
Pattelar
Pattelar
Duduk
Tidur
Kaget dan kaki bergerak ke depan
Kaki kanan bergerak ke atas dan kaget
5 Nova Diarni
Achilles
Achilles
Duduk
Tidur
Telapak kaki bergerak ke atas dan kaget
Telapak kaki bergerak kea rah serong kanan dan kaget
B. Analisis
Pada pengamatan pertama saat menguji gerak refleks bisep dengan
subjek pengamatan Nova Diarni dalam posisi duduk dia merasakan kaget
dan lengan tangannya bergerak ke atas mendekati rangsangan. Pada
pengamatan kedua saat menguji gerak refleks branchioradialis dengan
subjek pengamatan Nova Diarni dalam posisi duduk dia merasakan kaget
dan lengan tangan bergerak kesamping mendekati rangsangan. Pada
pengamatan ketiga saat menguji gerak refleks trisep dengan subjek
pengamatan Nova Diarni dalam posisi duduk dia berkata “eee” dan
merasakan sakit, disertai dengan siku bergerak ke atas menjauhi
rangsangan. Pada pengamatan keempat saat menguji gerak refleks pattelar
dengan posisi duduk dengan subjek pengamatan Nova Diarni, dia
merasakan kaget dan kaki bergerak kesamping mendekati rangsangan.
Sedangkan dalam posisi tidur, dia merasakan kaget dan kaki bergerak ke
atas menjauhi rangsangan. Pada pengamatan kelima saat menguji gerak
refleks achilles dengan posisi duduk dengan subjek pengamatan Nova
Diarni, dia merasakan kaget dan telapak kaki bergerak ke atas menjauhi
rangsangan. Sedangkan dalam posisi tidur, dia merasakan kaget dan
telapak kaki bergerak ke arah serong kanan menjauhi rangsangan.
C. Pembahasan
D. Diskusi
Refleks Bisep
1. Deskripsikan sensasi yang dirasakan oleh subjek percobaan yang relevan
dengan pengamatan yang dilakukan!
Sensasi yang dirasakan oleh subjek adalah kaget dan lengan bergerak ke
bawah.
2. Termasuk ke dalam refleks apakah percobaan ini?
Jawab :
Monosinaps karena hanya menghasilkan satu gerakan saja saat terjadi gerak
reflex.
3. Reseptor apa yang menstimulasi refleks bisep?
Jawab:
Pukulan dengan palu.
4. Berdasar hasil pengamatan Anda, efektor apa yang terlibat dalam
percobaan ini?
Jawab:
Efektor yang terlibat adalah gerakan lengan ke bawah.
Refleks Branchiallis
5. Deskripsikan sensasi yang dirasakan oleh subjek percobaan yang relevan
dengan pengamatan!
Jawab:
Sensasi yang dirasakan oleh subjek adalah kaget dan telapak tangan bergerak
ke samping.
Refleks Trisep
6. Deskripsikan sensasi yang dirasakan oleh subjek percobaan yang relevan
dengan pengamatan yang dilakukan!
Sensasi yang dirasakan oleh subjek adalah berkata atau berterik dan siku
bergerak.
Refleks Patellar
7. Deskripsikan reaksi yang teramati pada kedua subjek percobaan setelah
bagian tendon patellarnya dipukul!
Sensasi yang dirasakan oleh subjek ketika duduk adalah kaget dan kaki
bergerak ke depan.
Sensasi yang dirasakan oleh subjek ketika terlentang adalah kaget dan
lengan bergerak keatas.
Refleks Achilles
8. Deskripsikan reaksi yang teramati pada kedua subjek percobaan setelah
bagian tendon Achillesnya dipukul!
Sensasi yang dirasakan oleh subjek ketika duduk adalah kaget dan kaki
bergerak ke depan.
Sensasi yang dirasakan oleh subjek ketika terlentang adalah kaget dan
lengan bergerak keatas.
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan percobaan yang kami lakukan dapat disimpulkan
bahwa gerak reflek Bisep menyebabkan subjek mendekati rangsangan,
gerak refleks Branchioradialis menyebabkan subjek mendekati
rangsangan, gerak refleks Trisep menyebabkan subjek menjauhi rangsang,
gerak refleks Pattelar pada posisi duduk dan tidur menyebabkan subjek
mendekati dan menjauhi rangsang, serta gerak refleks Archilles pada
posisi duduk dan tidur sama-sama menyebabkan subjek menjauhi
rangsang. Hal ini disebabkan oleh
B. Saran
Saran yang dapat diberikan pada percobaan ini adalah:
1. Sebaiknya saat subjek diberi perlakuan oleh penguji, sebagian anggota
kelompok lain mengajak berbicara atau mengalihkan konsentrasi
subjek pada hal lain. Sehingga reaksi refleks yang terjadi pada subjek
dapat maksimal dan mudah diamati.
DAFTAR PUSTAKA
Sloane, Ethel.2012. Anatomi dan Fisiologi Untuk pemula. Jakarta : EGC
http://setyomazaya.wordpress.com/2011/08/07/impuls-refleks-fisiologis-pada manusia/ .diakses pada 28 desember 2014 pukul 18.56 WIB
http://subki14.files.wordpress.com/makalah- gerak - refleks .html . diakses pada 28 Desember 2014 pukul 19.00 WIB
http://www.pustakasekolah.com/macam-macam-gerak-refleks.html. diakses pada 29 Desember 2014 pukul 17.00 WIB
https://adilararasthika.wordpress.com/category/referensi-laporan-anfisman-gerak-refleks/. diakses pada 29 Desember 2014 pukul 19.00 WIB