materi-kuliah-pasar-modalmk-sesi-4-mei-2010-agus-kurniawan-687
Post on 28-Jun-2015
209 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ANALISIS FUNDAMENTAL & ANALISIS TEKNIKAL
PENDAHULUANSekilas sejarah Pasar Modal Indonesia
Pertama kali dibuka pada tahun 1900-an saat Indonesia masih dijajah Belanda. Sempat
ditutup pada tahun 1940 sampai dengan 1952 karena perang dunia ke-2. Perkembangan
selanjutnya, setelah tahun 1958 pemerintah menasionalisasikan seluruh perusahaan-
perusahaan milik Belanda, pemerintah mendirikan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam)
dan PT Dana Reksa pada tahun 1976. Dengan Bapepam dan PT Dana Reksa pemerintah
mulai mengaktifkan Pasar Modal. Tanggal 10 Agustus 1977 ditetepkan sebagai tanggal
lahirnya Pasar Modal Indonesia.
Pada periode 1977-1987, Pasar Modal tidak banyak mengalami perkembangan.
Perkembangan signifikan terjadi sejak tahun 1989 sampai dengan 1996 kemudian krisis
moneter menghantam negara kita pada tahun 1997. Mulai tahun 2000 Pasar Modal perlahan
mulai bangkit hingga saat ini. Perkembangan aktivitas Bursa Efek Jakarta dari tahun 1985
hingga tahun 2005 bisa dilihat pada tabel di bawah ini.
Tahun KursUS $(Rp)
Trading Value(Miliar Rp)
Daily Value Index
IHSG Kapitalisasi Pasar(Miliar Rp)
Kapitalisasi Pasar(Juta Dollar)
Jumlah Perusahaan yg Listing
198519861987198819891990199119921993199419951996199719981999200020012002200320042005
1.1251.6411.6501.7291.8001.9011.9942.0622.1102.2002.3072.3824.6508.0687.1009.003
10.0258.9058.4779.3559.570
325
31964
7.3115.7787.953
19.08625.48332.35875.730
120.38599.685
147.880122.775109.148120.763125.438247.007164.178
0,010,010,020,123,90
30,0923,5832,2077,59
104,01131,53304,14489,37403,58598,70513,70407,27492,91518,34
1.024,932.078,20
66,5369,6982,58
305,12399,69417,79247,39274,34588,77469,64513,85637,43401,71398,04676,92416,32392,04424,95691,90
1.000,231.029,61
89,3394,23
100,10449,24
4.309.4414.186,6316.435,8924.839,4569.299,60
103.835,24152.246,46215.026,10159.929,86175.728,98451.814,92259.620,96239.258,73268.422,78460.365,96679.949,07701.827,22
795761
2602.3947.4638.243
12.04632.84347.19865.99390.27134.39421.78163.63628.83723.88630.14354.30872.68373.336
2424242456123139153172217238253282288277287316331333331330
Kuliah Pasar Modal dan Manajemen Keuangan by Agus Kurniawan
PPAk Fakultas Ekonomika & Bisnis UGM, Mei 2010
Hakikat/prinsip dasar transaksi di pasar saham
Pasar saham bisa dibedakan menjadi Pasar Perdana dan Pasar Sekunder. Proses
perdagangan pada kedua pasar tersebut bisa dilihat pada skema di bawah ini.
Pasar perdana adalah saat sebuah perusahaan akan go public dimana perusahaan
tersebut melakukan initial public offering (IPO) sahamnya melalui perusahaan sekuritas yang
menjadi penjamin emisi dan melalui agen-agen penjual yang ditunjuk. Investor bisa
melakukan pembelian dengan memesan melalui penjamin emisi ataupun agen penjual. Jumlah
saham yang didapatkan biasanya cenderung lebih sedikit dari pesanan. Hal ini karena minat
investor untuk membeli saham saat IPO biasanya sangat besar sehingga dilakukan penjatahan.
Pasar sekunder adalah tempat bertemunya investor yang akan memperdagangkan efek
melalui broker. Di Indonesia sebelum ini ada dua bursa yaitu Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan
Bursa Efek Surabaya (BES), saat ini kedua bursa tersebut sudah digabung menjadi Bursa Efek
Indonesia (BEI). Perdagangan di bursa harus melalui perantaraan perusahaan sekuritas yang
menjadi anggota bursa. Pada pembahasan selanjutnya, yang dibahas adalah pasar sekunder.
Pasar saham merupakan pasar terbuka, dimana baik pembeli maupun penjual bebas
menentukan harga sesuai kehendak masing-masing. Harga yang terjadi pada saat transaksi
Kuliah Pasar Modal dan Manajemen Keuangan by Agus Kurniawan
PPAk Fakultas Ekonomika & Bisnis UGM, Mei 2010
Pasar Perdana
EMITEN INVESTORPENJAMIN EMISI
AGEN PENJUALdana
efek
dana
efek
Pasar Sekunder
BURSA EFEKINVESTORBELI
BROKERBELI
BROKERJUAL
INVESTORJUAL
efek
dana
efek
dana
efek
dana
efek
dana
merupakan harga yang sepenuhnya tergantung mekanisme pasar. Untuk saham saham yang
aktif ditransaksikan biasanya antrian order beli maupun jual terbentuk rapi dan rapat sesuai
fraksi harganya. Hukum supply&demand biasanya berlaku, dimana jika permintaan (order
beli) tinggi dan di sisi yang lain suplai (order jual) rendah maka harga akan cenderung
bergerak naik, demikian sebaliknya. Jadi, di pasar saham, harga yang terbentuk dalam jangka
pendek akan sangat tergantung dari kekuatan pasar. Atau dengan kata lain kekuatan pasar
merupakan faktor penentu yang paling dominan untuk harga saham pada jangka pendek.
Prinsip ini bisa menjadi pegangan untuk transaksi jangka pendek (harian), tanpa mengabaikan
analisis fundamental untuk minimalisasi resiko.
Psikologi pasar
Dalam berinvestasi di pasar saham ada hal yang tampaknya sepele tetapi cukup
esensial untuk diperhatikan, yaitu faktor psikologi pasar. Faktor psikologi pasar bisa menjadi
pemicu perubahan arah pergerakan harga saham. Jika sebagian besar pelaku pasar (investor)
beranggapan harga suatu saham sudah terlalu murah, maka permintaan (order beli) akan
meningkat yang menyebabkan harga saham cenderung naik, demikian sebaliknya. Demikian
pula jika ada hal-hal yang memicu ketakutan investor, misalnya ada teror bom, maka bisa
dipastikan terjadi panic selling yang mendorong penurunan harga saham. Cukup banyak
faktor eksternal yang bisa mempengaruhi kondisi psikologis pasar yang akan medorong arah
pergerakan harga saham. Efek psikologi pasar biasanya hanya temporary atau jangka pendek,
secara jangka panjang faktor dominan tetap fundamental saham tersebut.
Analisis teknikal merupakan analisis yang mendasarkan dari data historis pergerakan
harga saham dengan berbagai indikator teknis. Ini bisa dianggap sebagai cerminan dari
psikologi pasar. Pada saat kita menganalisis secara teknikal, kita sebenarnya sedang
memprediksi respon pasar (psikologi pasar) terhadap data historis pergerakan harga saham
dengan berbagai indikator yang ada. Jadi, analisis teknikal merupakan analisis yang tidak
eksak, analisis ini sangat subyektif.
Fenomena-fenomena yang terkait
Analisis Teknikal vs Fundamental
Kuliah Pasar Modal dan Manajemen Keuangan by Agus Kurniawan
PPAk Fakultas Ekonomika & Bisnis UGM, Mei 2010
Pada umumnya, investor lokal di pasar saham Indonesia lebih mengandalkan
analisis teknikal dalam berinvestasi di pasar saham. Sehingga sering ditemui saham
yang sebenarnya secara fundamental tidak terlalu bagus tetapi secara teknikal ”murah”,
harganya naik cukup tinggi akibat ”diburu” oleh investor.
Rumor/isu
Pelaku pasar di pasar saham Indonesia juga sering berspekulasi berdasarkan
rumor/isu. Misalnya ada rumor saham tertentu harganya akan naik, maka investor
mulai berspekulasi membeli saham tersebut dengan harapan pasar merespon positif
sehingga harga saham tersebut benar-benar naik.
Pergerakan saham sektoral
Di bursa, pergerakan harga saham lebih banyak bergerak secara sektoral. Di
bursa kita, fenomena ini sangat kentara terjadi. Biasanya jika ada satu saham yang
menjadi leader dalam sektor yang bersangkutan bergerak, saham yang lain dalam
sektor tersebut akan mengikuti. Misalnya pada Sektor Perbankan, jika Bank BRI,
BCA, Mandiri, atau Danamon bergerak, saham perbankan lain yang lebih kecil seperti
Bank Bukopin, Bank Panin dan lain-lain biasanya ikut bergerak.
Fenomena pergerakan secara bersamaan juga terjadi pada saham dalam satu
grup perusahaan. Misalnya pada saham grup Bakrie, BNBR (Bakrie & Brothers)
bergerak, biasanya saham grup Bakrie yang lain seperti ELTY (Bakrieland
Development), atau UNSP (Bakrie Plantations) atau saham grup Bakrie yang lain akan
ikut bergerak.
Ikut-ikutan
Investor lokal di pasar saham Indonesia cenderung mengikuti investor asing
(sekuritas asing), sehingga seringkali yang menjadi pedoman dalam membeli saham
adalah, sekuritas asing beli saham apa. Pedoman ini cukup beralasan karena pertama,
secara kapital investor asing jauh lebih besar dibanding domestik sehingga mereka
merupakan market maker; kedua, secara umum investor asing lebih berpedoman pada
analisis fundamental dan analisisnya lebih mendetail. Masih ada ikut-ikutan yang
lebih berbahaya tetapi sering dilakukan oleh investor kita, yaitu mengikuti saham yang
sedang bergerak naik. Resikonya adalah jika terlambat untuk menjual sehingga tren
pergerakan harga saham tersebut sudah berubah arah. Padahal jika kita beli saham
Kuliah Pasar Modal dan Manajemen Keuangan by Agus Kurniawan
PPAk Fakultas Ekonomika & Bisnis UGM, Mei 2010
karena mengikuti saham yang sedang bergerak naik biasanya kita mendapatkan harga
yang cukup tinggi.
Pengaruh pergerakan bursa regional
Akhir-akhir ini, bursa saham Indonesia sangat dipengaruhi oleh pergerakan bursa
regional. Bursa yang pengaruhnya paling besar adalah, Dow Jones (Amerika), Nikkei
(Jepang), dan Hangseng (Hongkong). Secara umum, bursa di seluruh dunia memang
saling mempengaruhi, walaupun dengan kadar pengaruh yang berbeda-beda satu
dengan lainnya.
Kuliah Pasar Modal dan Manajemen Keuangan by Agus Kurniawan
PPAk Fakultas Ekonomika & Bisnis UGM, Mei 2010
ANALISIS FUNDAMENTAL
Analisis fundamental merupakan analisis yang paling reliable secara jangka panjang.
Mengingat karakteristik investasi di saham yang bersifat investasi jangka panjang, maka
analisis fundamental ini mutlak diperlukan jika kita berinvestasi di saham. Kita tidak bisa
mengharapkan hasil yang 100% tepat dan konsisten untuk meramalkan arah pergerakan harga
saham, tetapi kita bisa mendapatkan gambaran tren utama di pasar.
Secara prinsip untuk melakukan analisis fundamental idealnya dilakukan secara top-
down seperti digambarkan pada gambar di bawah ini.
1. Analisis Fundamental (Makro) Ekonomi / Analisis Market
Langkah awal yang paling mendasar untuk melakukan analisis fundamental adalah
menganalisis kondisi makro ekonomi negara dan bahkan dunia, yaitu faktor-faktor
ekonomi yang mempengaruhi kondisi Pasar Modal atau lebih spesifik harga saham.
Mengapa? Sekarang ini kita tidak bisa hanya berpikir dalam ruang lingkup negara kita
saja, kita harus berpikir global, dunia. Bisa dikatakan, sekarang ini tidak ada batas antar
negara, semua saling terkait dan saling mempengaruhi.
Faktor-faktor ekonomi yang mempengaruhi dan bahkan menentukan arah pasar saham
antara lain:
a. Gross Domestic Product (GDP)
GDP didefinisikan sebagai nilai pasar barang dan jasa yang dihasilkan oleh
ekonomi dalam suatu masa tertentu (biasanya satu tahun). Sehingga bisa
Kuliah Pasar Modal dan Manajemen Keuangan by Agus Kurniawan
PPAk Fakultas Ekonomika & Bisnis UGM, Mei 2010
MAKRO EKONOMI / MARKET
SEKTOR INDUSTRI
PERUSAHAAN
disimpulkan, GDP merupakan salah satu faktor yang mencerminkan kondisi
ekonomi suatu negara, yang sudah pasti akan mempengaruhi kondisi pasar saham.
Dengan mengunakan logika sederhana, perubahan GDP berbanding lurus dengan
arah pergerakan harga saham. Peningkatan GDP mendorong tren di pasar saham
ke arah bullish, demikian sebaliknya, penurunan GDP mendorong pasar saham
menjadi bearish. Perubahan GDP cenderung membentuk siklus bisnis.
b. Siklus Bisnis
Siklus bisnis merefleksikan pergerakan aktivitas ekonomi secara menyeluruh yang
menyatukan banyak bagian aktivitas ekonomi yang terpisah. Hubungan antara
ekonomi dan pasar saham sebagai berikut: harga saham yang tercermin dari
Composite Index atau kalau di Bursa Efek Indonesia, Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) secara umum merupakan leading indicator ekonomi suatu
negara. Berdasarkan fakta tersebut di atas, tantangan dalam meramalkan arah
pergerakan harga saham adalah harga saham cenderung bergerak lebih dulu
sebelum kondisi ekonomi. Artinya, sebelum krisis terjadi biasanya harga saham
sudah turun terlebih dahulu.
c. Suku Bunga
Tingkat suku bunga bisa menjadi salah satu acuan kondisi ekonomi. Tingkat suku
bunga yang tinggi akan menghambat bergeraknya sektor riil, sebaliknya sektor riil
akan bergairah saat suku bunga rendah. Walaupun sebenarnya masih banyak
faktor-faktor lain yang mempengaruhi sektor riil, seperti kebijakan fiskal, insentif
pajak, stabilitas politik, kemanan, infrastruktur, dan sebagainya. Secara umum,
kenaikan tingkat suku bunga akan menyerap likuiditas di pasar yang pada akhirnya
akan memicu penurunan harga saham karena banyak pelaku pasar menjual
sahamnya. Sebaliknya, penurunan tingkat suku bunga akan membuat pelaku pasar
optimis terhadap kondisi sektor riil sehingga mendorong pelaku pasar untuk
melakukan pembelian saham yang tentu saja akan membuat harga saham bergerak
naik.
d. Inflasi
Kuliah Pasar Modal dan Manajemen Keuangan by Agus Kurniawan
PPAk Fakultas Ekonomika & Bisnis UGM, Mei 2010
Tingkat inflasi cukup berpengaruh terhadap harga saham dengan hubungan yang
berbanding terbalik. Harga saham akan naik jika inflasi rendah, dan sebaliknya
harga saham cenderung turun saat inflasi tinggi.
e. Kurs
Untuk di Indonesia, penguatan nilai mata uang utama dunia (contoh: US Dollar,
Euro, Yen), terutama US Dollar, akan mendorong investor besar untuk
mengalihkan investasinya ke mata uang tersebut yang pada akhirnya mendorong
penjualan saham sehingga harga saham turun. Pelemahan nilai Rupiah secara
umum juga mengurangi optimisme pelaku pasar sehingga melemahkan gairah
pasar saham.
f. Pernyataan/release dari pejabat/lembaga berwenang
Pernyataan dari Gubernur Bank Sentral (untuk Indonesia: BI), Menteri Ekonomi,
atau pejabat tinggi negara yang lain sangat penting dicermati oleh para investor.
Pernyataan-pernyataan, terutama yang terkait dengan kebijakan ekonomi, moneter
atau yang langsung terkait dengan sektor riil bisa sangat mempengaruhi arah
pergerakan harga saham.
g. P/E Ratio
Saat kita berbicara dalam konteks global, suatu negara dengan P/E ratio yang
rendah akan menarik investor dari negara lain untuk masuk berinvestasi di pasar
saham negara tersebut. Masuknya investor asing akan mendorong pasar saham
bergairah dan menyebabkan harga saham cenderung naik.
2. Analisis Sektor Industri
Sukses tidaknya suatu investasi banyak ditentukan juga dari pemilihan sektor industri
yang tepat. Hal ini bisa tergambar dari pergerakan Indeks Harga Saham secara sektoral
yang menunjukkan variasi. Ada sektor industri tertentu yang peningkatannya besar, ada
yang cenderung mendatar (flat) ada juga sektor industri yang cenderung turun. Bisa
disimpulkan, perkembangan (growth) dari investasi kita salah satunya tergantung kepada
sektor industri yang kita pilih.
Sektor industri juga bisa dikelompokkan untuk memudahkan pemilahan sebelum
memilih sektor industri. Misalnya, kelompok sektor industri yang defensif (stabil, growth
Kuliah Pasar Modal dan Manajemen Keuangan by Agus Kurniawan
PPAk Fakultas Ekonomika & Bisnis UGM, Mei 2010
rendah): consumer goods, retail; kelompok sektor industri yang menjadi primadona
(volatile, growth cenderung tinggi): perkebunan, telekomunikasi, pertambangan & energi;
dan masih banyak kelompok-kelompok lain yang bisa kita buat.
Dalam menganalisis sektor industri, perlu dipahami juga tentang siklus hidup industri.
Ada empat tahapan yang akan dilewati oleh industri, yaitu: pioneering stage (fase awal),
expansion stage (fase perkembangan), stabilization/maturity stage (fase stabil/dewasa),
deceleration in growth and/or decline stage (fase perlambatan dan/atau penurunan).
a. Pioneering stage (fase awal)
Pada fase awal ini, pertumbuhan penjualan dan pendapatan cenderung sangat tinggi
dengan resiko tingkat kegagalan yang tinggi pula. Artinya, banyak perusahaan yang
tidak mampu mengembangkan lebih jauh lagi akhirnya bangkrut/tutup. Investor
memiliki potensi untung yang besar dengan mempertaruhkan resiko yang tinggi (high
risk – high return).
b. Expansion stage (fase perkembangan)
Setelah melewati fase awal, perusahaan yang bisa bertahan (survive) akan melanjutkan
pertumbuhannya yang masih cukup tinggi tetapi tidak setinggi pada fase awal.
Biasanya, pada fase ini perusahaan mulai memperbaiki produknya dan mungkin
menurunkan harga. Perusahaan mulai bisa mendapatkan pinjaman dalam jumlah yang
signifikan untuk pengembangan lebih lanjut dan banyak investor yang tertarik
menginvestasikan uangnya. Kebijakan finansial perusaan mulai stabil, profit margin
sangat tinggi dan biasanya sudah bisa membagikan deviden.
c. Stabilization/maturity stage (fase stabil/dewasa)
Pada tahap ini, pertumbuhan sudah moderat dan biasanya merupakan fase terlama
dalam siklus hidup industri. Produk sudah standar, minim inovasi, penuh dengan
kompetisi, biaya (costs) stabil. Tantangan utama perusahaan dalam sektor industri
yang sudah dewasa adalah efisiensi, baik efisiensi produksi maupun mengontrol biaya.
Pertumbuhan industri pada fase ini biasanya relatif sama dengan pertumbuhan
ekonomi negara.
d. Deceleration in growth and/or decline stage (tahap perlambatan dan/atau penurunan)
Industri mulai masuk fase ini biasanya pada saat muncul produk baru yang bisa
menggantikan atau arah kebijakan global tidak mendukung. Contoh sektor industri
Kuliah Pasar Modal dan Manajemen Keuangan by Agus Kurniawan
PPAk Fakultas Ekonomika & Bisnis UGM, Mei 2010
yang berada pada fase ini adalah industri mesin tik, televisi hitam putih, dan radio
transistor. Pada fase ini, keuntungan perusahaan bisa sangat rendah bahkan rugi.
Pemahaman terhadap siklus hidup industri akan membantu investor dalam memilih saham
yang sesuai untuk portfolio mereka.
Aspek yang lain yang harus dipertimbangkan dalam analisis sektor industri adalah
aspek kualitatif. Aspek kualitatif yang penting adalah:
a. Sejarah performa secara jangka panjang . Investor harus mempertimbangkan data
historis pertumbuhan penjualan dan pendapatan, serta pertumbuhan harga. Meskipun
data tersebut tidak bisa dipastikan mencerminkan performa industri tersebut ke depan,
tetapi data tersebut bisa memberikan gambaran informasi yang berharga.
b. Kompetisi . Kompetisi yang harus dipertimbangkan meliputi 5 faktor kompetisi dasar,
yaitu: kompetitor baru, kekuatan posisi tawar pembeli, persaingan dengan kompetitor
yang sudah ada, potensi adanya produk/jasa yang bisa menggantikan, dan kekuatan
posisi tawar pemasok.
c. Pengaruh Pemerintah . Peraturan dan kebijakan pemerintah bisa sangat signifikan
mempengaruhi industri.
d. Perubahan struktur yang terjadi pada ekonomi . Sebagai gambaran, dewasa ini era
industri bergeser ke arah industri berbasis Teknologi Informasi. Industri yang tidak
bisa menyesuaikan perubahan ini pasti akan menurun dan bahkan pada akhirnya mati.
Aspek kualitatif ini bisa menjadi faktor yang menentukan, bahkan vital untuk meramalkan
prospek industri ke depan.
3. Analisis Fundamental Perusahaan
Setelah menganalisis fundamental ekonomi (negara & dunia), kemudian masuk lebih
dalam ke fundamental sektor industri, tahap selanjutnya melangkah lebih dalam lagi yaitu
menganalisis fundamental perusahaan. Analisis fundamental perusahaan tidak bisa
terlepas dari menganalisis laporan keuangan perusahaan yang meliputi Neraca, Laporan
Rugi-Laba, dan Laporan Arus Kas.
Banyak variabel yang bisa menjadi acuan dalam menganalisis laporan keuangan
perusahaan. Variabel-variabel keuangan dasar bisa memberikan gambaran nilai intrinsik
perusahaan. Termasuk di dalam variabel keuangan dasar antara lain penjualan, profit
Kuliah Pasar Modal dan Manajemen Keuangan by Agus Kurniawan
PPAk Fakultas Ekonomika & Bisnis UGM, Mei 2010
margin, depresiasi, pajak, sumber pembiayaan, pemanfaatan aset, dan faktor-faktor yang
lain. Sebagai tambahan, perlu juga diperhatikan posisi perusahaan dalam kompetisi
dengan perusahaan lain dalam satu sektor, ketenagakerjaan, perubahan teknologi,
kompetisi dari luar negeri (jika ada), dan sebagainya. Hasil yang diharapkan setelah
melakukan analisis fundamental perusahaan adalah memahami variabel-variabel keuangan
perusahaan, dan sebuah perhitungan perkiraan nilai perusahaan dan potensinya.
Secara praktis, rasio-rasio keuangan yang perlu diperhatikan dalam laporan keuangan
perusahaan antara lain:
a. P/E ratio
P/E mencerminkan besarnya investasi yang diperlukan untuk mendapatkan pendapatan
secara relatif terhadap pendapatan tersebut. Satu faktor terkait yang perlu dicermati
adalah kebijakan rasio pembayaran deviden. P/E bisa menjadi acuan dengan
membandingkannya terhadap P/E sektor industri tersebut. P/E yang tinggi
mengindikasikan harga saham tersebut mahal, sebaliknya P/E yang rendah
mengindikasikan harga saham tersebut murah.
b. RoE dan RoA
RoE merupakan hasil akhir dari beberapa variabel penting, sehingga bisa dikatakan
bahwa RoE merupakan komponen kunci yang bisa menggambarkan pertumbuhan
pendapatan dan pertumbuhan deviden. RoE bisa dihitung dari berbagai pendekatan
yang melibatkan kombinasi yang berbeda dari berbagai rasio keuangan.
RoE = (Net Income after taxes)/(Stockholder’s equity)
RoE = RoA x Leverage
RoA = (Net Income/Sales) x (Sales/Total assets)
Leverage = Total assets/Stockholder’s equity
Dengan logika sederhana bisa disimpulkan bahwa fundamental perusahaan akan
semakin bagus dengan semakin tingginya RoE.
Kuliah Pasar Modal dan Manajemen Keuangan by Agus Kurniawan
PPAk Fakultas Ekonomika & Bisnis UGM, Mei 2010
ANALISIS TEKNIKAL
Analisis teknikal bisa dedefinisikan sebagai penggunaan data dari pasar untuk
menganalisis harga saham. Martin J. Pring, dalam bukunya Technical Analysis, menyatakan:
”The technical approach to investing is essentially a reflection of the idea that prices
move in trends which are determined by the changing attitudes of investors toward a
variety of economic, monetary, political and psychological forces. The art of technical
analysis – for it is an art [emphasis added] – is to identify trend changes at an early
stage and to maintain an investment posture until the weight of evidence indicates that
the trend is reversed”
Analisis teknikal pada dasarnya adalah meramalkan arah pergerakan harga saham berdasarkan
indikator-indikator teknis dan data-data yang ada di pasar. Indikator-indikator teknis
mencerminkan tren arah pergerakan harga saham dan/atau memberikan gambaran harga suatu
saham relatif murah atau mahal. Sehingga dari analisis teknikal investor bisa mendapatkan
petunjuk kapan harus masuk ke market (membeli) dan kapan keluar (menjual).
Menggunakan analisis teknikal artinya kita meyakini bahwa perubahan harga saham
bergerak dengan pola tertentu sesuai dengan pola yang terjadi di masa lalu. Pola ini mudah
diikuti dengan melihat grafik pergerakan harga saham. Pendapat ini masih banyak pro dan
kontra. Fakta yang ada di BEI, cukup banyak – bahkan mungkin mayoritas – investor
memilih menggunakan anasisis teknikal daripada analisis fundamental. Hal ini wajar,
mengingat lebih mudah dan cepat melakukan analisis teknikal daripada fundamental, apalagi
saat ini investor banyak dibantu dengan adanya software untuk melakukan analisis teknikal.
Secara awam, semua orang bisa melakukan ’analisis teknikal’ dengan sudut pandang dan cara
mereka sendiri.
Instrumen utama yang digunakan untuk membantu analisis teknikal adalah grafik.
Grafik pergerakan harga saham disajikan dalam berbagai bentuk grafik, antara lain bar chart,
candlestick chart, garis, dan sebagainya. Grafik tersebut biasanya juga dilengkapi dengan
berbagai informasi dan data yang lain seperti volume transaksi dan juga indikator-indikator
teknis. Contoh grafik-grafik yang digunakan pada saat melakukan analisis teknikal bisa dilihat
pada lampiran.
Kuliah Pasar Modal dan Manajemen Keuangan by Agus Kurniawan
PPAk Fakultas Ekonomika & Bisnis UGM, Mei 2010
LAMPIRAN
Kuliah Pasar Modal dan Manajemen Keuangan by Agus Kurniawan
PPAk Fakultas Ekonomika & Bisnis UGM, Mei 2010
Kuliah Pasar Modal dan Manajemen Keuangan by Agus Kurniawan
PPAk Fakultas Ekonomika & Bisnis UGM, Mei 2010
Kuliah Pasar Modal dan Manajemen Keuangan by Agus Kurniawan
PPAk Fakultas Ekonomika & Bisnis UGM, Mei 2010
Kuliah Pasar Modal dan Manajemen Keuangan by Agus Kurniawan
PPAk Fakultas Ekonomika & Bisnis UGM, Mei 2010
Kuliah Pasar Modal dan Manajemen Keuangan by Agus Kurniawan
PPAk Fakultas Ekonomika & Bisnis UGM, Mei 2010
Kuliah Pasar Modal dan Manajemen Keuangan by Agus Kurniawan
PPAk Fakultas Ekonomika & Bisnis UGM, Mei 2010
top related