makalah tentang aborsi lengkap
Post on 24-Jul-2015
1.075 Views
Preview:
TRANSCRIPT
MAKALAH
ABORSIDI KALANGAN REMAJA INDONESIA
Penyebab, Fenomena, Akibat, dan Upaya Penanganan
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
MASALAH SOSIAL KONTEMPORER
Dosen :
Dra. Kormauli Simanihuruk, M. Si
Disusun oleh :
Kelas 4-C REHSOS
Joko Setiawan
(08.04.100)
SEKOLAH TINGGI KESEJAHTERAAN SOSIAL
BANDUNG
2011
KATA PENGANTAR
1 | P a g e
Bismillahirrohmaanirrohiim,,,
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah semesta alam yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Tak lupa sholawat serta salam semoga senantiasa
tercurahlimpahkan kepada junjungan besar Nabi Muhammad
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, kepada keluarganya, para sahabat,
tabi’it dan tabi’im serta dapat sampai kepada kita selaku
umatnya hingga akhir zaman nanti.
Makalah ini berisikan mengenai pemaparan tentang “Aborsi di
Kalangan Remaja Indonesia” sebagai bentuk pemarapan dari
sudut pandang masalah kontemporer yang ada di Indonesia.
Tema ini menarik karena pada kenyataannya, pelaku aborsi di
kalangan remaja ini dari tahun ke tahun senantiasa meningkat.
Nah, dengan adanya pembahasan antar mahasiswa, diharapkan
nantinya dapat ditemukan satu formula yang manjur bagi pola
penanganan masalah aborsi di kalangan remaja dari sudut
pandang seorang Pekerja Sosial.
Ucapan terima kasih saya haturkan kepada Ibunda Dra. Kormauli
Simanihuruk, M.Si selaku dosen Mata Kuliah Masalah Sosial
Kontemporer karena atas arahan dan petunjuk dari beliau-lah
makalah ini dapat disusun dengan baik.
Pepatah lama mengatakan bahwa tak ada gading yang tak
retak, begitu pula dengan makalah yang telah disusun ini
tentunya masih menyimpan kesalahan dan kekurangan di sana-
sini dikarenakan kurang luasnya referensi atau bahkan kurang
jelinya penulis untuk menangkap isu-isu detil dari sebuah
fenomena yang muncul. Karenanya, kritik dan saran yang
2 | P a g e
membangun sangat dibutuhkan bagi perbaikan penyusunan
makalah-makalah selanjutnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
A. PENGERTIAN …………………………………………………… 1
B. LATAR BELAKANG ……………………………………………… 3
C. PENYEBAB………………………………………………………. 3
D. FENOMENA …………………………………………………….. 5
E. AKIBAT …………………………………………………………. 6
F. UPAYA PENANGANAN DAN PELAYANAN ……………………. 10
G. PENUTUP ………………………………………………………. 11
H. DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………... 12
3 | P a g e
ABORSI
DI KALANGAN REMAJA INDONESIA
A. PENGERTIAN
Dalam dunia kedokteran, dikenal istilah abortus, yaitu
menggugurkan kandungan, yang berarti pengeluaran hasil
konsepsi (pertemuan sel telur dan sel sperma) sebelum janin
dapat hidup di luar kandungan. World Health Organization
(WHO) memberikan definisi bahwa aborsi adalah terhentinya
kehidupan buah kehamilan di bawah 28 minggu atau berat
janin kurang dari 1000 gram. Aborsi juga diartikan
mengeluarkaan atau membuang baik embrio atau fetus
secara prematur (sebelum waktunya). Istilah Aborsi disebut
juga Abortus Provokatus. Sebuah tindakan abortus yang
dilakukan secara sengaja.
Secara garis besar Aborsi dapat kita bagi menjadi dua bagian;
yakni Aborsi Spontan (Spontaneous Abortion) dan Abortus
Provokatus (Provocation Abortion). Yang dimaksud dengan
Aborsi Spontan yakni Aborsi yang tanpa kesengajaan
(keguguran). Aborsi Spontan ini masih terdiri dari berbagai
macam tahap yakni:
1. Abortus Iminen. Dalam bahasa Inggris diistilahkan dengan
Threaten Abortion, terancam keguguran (bukan
keguguran). Di sini keguguran belum terjadi, tetapi ada
tanda-tanda yang menunjukkan ancaman bakal terjadi
keguguran.
2. Abortus Inkomplitus. Secara sederhana bisa disebut Aborsi
tak lengkap, artinya sudah terjadi pengeluaran buah
kehamilan tetapi tidak komplit.
4 | P a g e
3. Abortus Komplitus. Yang satu ini Aborsi lengkap, yakni
pengeluaran buah kehamilan sudah lengkap, sudah
seluruhnya keluar.
4. Abortus Insipien. buah kehamilan mati di dalam
kandungan-lepas dari tempatnya- tetapi belum
dikeluarkan. Hampir serupa dengan itu, ada yang dikenal
Missed Abortion, yakni buah kehamilan mati di dalam
kandungan tetapi belum ada tanda-tanda dikeluarkan.
Sedangkan Aborsi Provokatus (sengaja) masih terbagi dua
bagian kategori besar yakni Abortus Provokatus Medisinalis
dan Abortus Provokatus Kriminalis (kejahatan). Kita hanya
khusus melihat Abortus Provokatus Medisinalis yang terdiri
dari:
1. Dilatation dan Curettage
Jenis ini dilakukan dengan cara memasukkan semacam
pacul kecil ke dalam rahim, kemudian janin yang hidup itu
dipotong kecil-kecil, dilepaskan dari dinding rahim dan
dibuang keluar. Umumnya akan terjadi banyak
pendarahan, cara ini dilakukan terhadap kehamilan yang
berusia 12-13 minggu.
2. Suction (Sedot)
Dilakukan dengan cara memperbesar leher rahim, lalu
dimasukkan sebuah tabung ke dalam rahim dan
dihubungkan dengan alat penyedot yang kuat, sehinggi
bayi dalam rahim tercabik-cabik menjadi kepingan-
kepingan kecil, lalu disedot masuk ke dalam sebuah
sebuah botol.
3. Peracunan dengan garam
Jenis ini dilakukan pada janin yang berusia lebih dari 16
minggu, ketika sudah cukup banyak cairan yang
5 | P a g e
terkumpul di sekitar bayi dalam kantung anak dan larutan
garam yang pekat dimasukkan ke dalam kandungan itu.
4. Histeromi atau bedah Caesar
Jenis ini dilakukan untuk janin yang berusia 3 bulan
terakhir dengan cara operasi terhadap kandungan.
5. Prostaglandin
Jenis ini dilakukan dengan cara memakai bahan-bahan
kimia yang dikembangkan Upjohn Pharmaccutical Co.
Bahan-bahan kimia ini mengakibatkan rahim ibu
mengerut, sehingga bayi yang hidup itu mati dan
terdorong keluar.
B. LATAR BELAKANG
Dari hasil browsing, Dra. Clara Istiwidarum Kriswanto, MA,
CPBC, psikolog dari Jagadnita Consulting, menyebutkan
beberapa survei yang bisa membuat banyak orang
tercengang, terutama orang tua (05/09/2011). Dari survei
yang dilakukan di Jakarta diperoleh hasil bahwa sekitar 6-20
persen anak SMU dan mahasiswa di Jakarta pernah
melakukan hubungan seks pranikah. Sebanyak 35 persen
dari mahasiswa kedokteran di sebuah perguruan tinggi
swasta di Jakarta sepakat tentang seks pranikah. Dari 405
kehamilan yang tidak direncanakan, 95 persennya dilakukan
oleh remaja usia 15-25 tahun. Angka kejadian aborsi di
Indonesia mencapai 2,5 juta kasus, 1,5 juta diantaranya
dilakukan oleh remaja.
Lalu, polling yang dilakukan di Bandung menunjukkan, 20
persen dari 1.000 remaja yang masuk dalam polling pernah
melakukan, seks bebas. Diperkirakan 5-7 persennya adalah
6 | P a g e
remaja di pedesaan. Sebagai catatan, jumlah remaja di
Kabupaten Bandung sekitar 765.762. Berarti, bisa
diperkirakan jumlah remaja yang melakukan seks bebas
sekitar 38-53 ribu. Kemudian, sebanyak 200 remaja putri
melakukan seks bebas, setengahnya kedapatan hamil dan 90
persen dari jumlah itu melakukan aborsi.
C. PENYEBAB
Banyak faktor yang mendorong para remaja melakukan
tindakan aborsi terhadap kandungannya.Namun, hal yang
paling banyak adalah dikarenakan pergaulan bebas yang
dimulai dengan aktivitas “pacaran”. Pada awalnya, perilaku
pacaran di kalangan remaja ini masih dianggap “normal” dan
sudah wajar, apalagi jika dipandang dari sisi psikologis bahwa
kebutuhan akan diperhatikan dan memperhatikan lawan jenis
ini mulai nampak sejak menginjak akil baligh. Namun dengan
melihat fenomena yang terjadi pada saat ini, banyak norma-
norma yang telah dilanggar dan seakan-akan para pasangan
muda-mudi tersebut telah menganggap dirinya sebagai
pasangan yang abadi. Mulai dari memberikan perhatian yang
berlebihan, seringnya berduaan, saling berkontak secara fisik
(sentuhan, ciuman, maupun berpelukan) hingga berlanjut
kepada tindakan asusila, yakni melakukan hubungan seksual
pra nikah. Hal ini bukanlah sesuatu bentuk kekhawatiran saja,
melainkan memang sebuah kenyataan yang terjadi pada
masyarakat kita. Buktinya dapat kita lihat dengan adanya
pemaparan hasil survei dari Jagatnita Consulting tersebut di
atas.
Jika lebih jauh lagi kita telusuri, sebenarnya pacaran bukanlah
satu-satunya variable atas mencuatnya kasus Aborsi di
7 | P a g e
kalangan remaja. Tapi kontrol keluarga (orang tua) dan
kontrol sosial masyarakat yang pada era modern ini semakin
melemah dan berkurang. Masing-masing menganggap bahwa
itu adalah urusan masing-masing pribadi yang tak boleh
dicampurtangani oleh siapapun. Hal ini cukup
memprihatinkan karena memperlihatkan pemikiran warga
masyarakat yang mulai mengerucut pada “individualistis”
dan “liberal”. Padahal norma agama telah jelas
memerintahkan untuk mengantisipasi mengenai pergaulan
yang bebas di kalangan manusia, “Katakanlah kepada laki-
laki yang beriman agar mereka menjaga pandangannya, dan
memelihara kemaluannya. Yang demikian itu lebih suci bagi
mereka. Sungguh Allah Maha Mengetahui apa yang mereka
perbuat“ (Q.S An Nur 30) dan juga dilanjutkan “Dan
katakanlah kepada para perempuan yang beriman agar
mereka menjaga pandangannya, dan memelihara
kemaluannya . . . . “ (Q.S An Nur 31)
D. FENOMENA
Berikut ini akan dipaparkan mengenai contoh kasus perilaku
aborsi oleh kalangan remaja/mahasiswa.
Polisi Karanganyar Gerebek Mahasiswi Sedang
Aborsi
Rabu, 13 Desember 2006 | 20:42 WIB
TEMPO Interaktif, Karanganyar: Polres Karanganyar
menangkap dan menahan empat orang pelaku praktek
aborsi. Empat orang tersebut adalah Ny Tarwiyati (56)
pensiunan perawat RSUD Dr Moewardi dan pembantunya
Sri Yuliati sertia duapasangan muda di luar nikah, Putri
Asrini (19) dengan Rionanda Ayen Purwiyanto (21) yang
ditangkap di tempat praktek Tarwati di kompleks
8 | P a g e
perumahan dosen UNS Ngringo, Kecamatan Jaten.
Sementara, Putri yang menjadi pasien aborsi saat ini
dalam keadaan kritis dan terpaksa dirawat di rumah sakit
Kartini Karanganyar.
Menurut Kapolres Karanganyar AKBP Rikwanto,
penangkapan tersebut dilakukan Selasa (12/12) dinihari
ketika Tarwiyati tengah menggugurkan kandungan
seorang mahasiswi semester III di salah satu perguruan
tinggi swasta terkenal di Sukoharjo.
Ketika polisi melakukan penggrebekan, proses aborsi
tersebut baru saja selesai dilakukan. "Aborsi dilakukan
dengan memberikan suntikan sebanyak dua kali kepada
pasien," kata Rikwanto, Rabu (13/12)
Kasat Reskrim Polres Karanganyar AKP Wuryanto
mengatakan tersangka mengenakan biaya Rp 3 juta
untuk melakukan aborsi. Tarwiyati diduga sudah lama
melakukan praktik abrosi bahkan saat yang bersangkutan
masih bekerja sebagai bidan RS Moewardi Solo. Namun
Tarwiyati mengaku baru sekali itu melakukannya atas
permintaan PA. "Boleh saja dia mengaku seperti itu, tapi
kami memiliki keyakinan praktek aborsi tidak hanya sekali
ini dilakukan,"kataWuryanto.
Sementara itu, Tarwiyati mengaku kalau dirinya bersedia
menggugurkan kandungan Putri Asrini karena merasa
kasihan. Dia mengenal PA karena dia adalah teman kuliah
salah satu anaknya. Dia mengatakan anaknya bercerita
kepada Putri Asrini kalau ibunya adalah seorang bidan
yang mungkin dapat membantunya. Namun versi lain
9 | P a g e
menyebutkan, Tarwiyati menggunakan jasa perantara
untuk mencari pasien.
Saat ini polisi belum bisa memeriksa Putri Asrini karena
kondisi yang bersangkutan masih kritis setelah janin
dalam kandungannya dikeluarkan paksa. Dia dirawat di
RSUD Kartini, Karanganyar, dengan penjagaan ketat dari
petugas. Sejumlah sumber menyebutkan, Tarwiyati
setelah pensiun dari tenaga medis di RSUD Moewardi
Solo, dia sehari-hari masih buka praktek sebagai bidan
namun tidak memasang papan nama sebagaimana bidan
desa lainnya. "Praktek aborsi itu sudah banyak yang tahu,
dari mulut ke mulut," kata seorang tetangga Tarwiyati.
E. AKIBAT
Tindakan-tindakan Aborsi dapat mengakibatkan hal-hal yang
negatif pada tubuh kita, yang meliputi dimensi jasmani dan
psikologis. Akibat-akibatnya yakni:
1. Segi Jasmani
- Tindakan kuret pada Aborsi bisa menimbulkan efek-
efek pendarahan atau infeksi, dan apabila dikerjakan
bukan oleh dokter ahlinya maka alat-alat kuret yang
dipakai mungkin tembus sampai ke perut dan dapat
mendatangkan kematian.
- Infeksi di rahim dapat menutup saluran tuba dan
menyebabkan kemandulan.
- Penyumbatan pembuluh darah yang terbuka oleh
gelembung udara, karena banyak pembuluh darah
yang terbuka pada luka selaput lendir rahim dan
gelembung udara bisa masuk ikut beredar bersama
aliran darah dan apabila tiba pada pembuluh darah
10 | P a g e
yang lebih kecil, yaitu pada jantung, paru-paru, otak
atau ginjal, maka bisa mengakibatkan kematian.
- Perobekan dinding rahim oleh alat-alat yang
dimasukkan ke dalamnya akan mengakibatkan
penumpukan darah dalam rongga perut yang makin
lama makin banyak yang menyebabkan kematian.
- Penanganan Aborsi yang tidak steril bisa
mengakibatkan keracunan yang membawa kepada
kematian.
- Menstruasi menjadi tidak teratur.
- Tubuh menjadi lemah dan sering keguguran
2. Segi Psikologis
- Pihak wanita: Setelah seorang wanita melakukan
tindakan Aborsi ini, maka ia akan tertindih perasaan
bersalah yang dapat membahayakan jiwanya. Kalau
tidak secepatnya ditolong, maka ia akan mengalami
depresi berat, frustrasi dan kekosongan jiwa.
- Pihak pria: Rasa tanggung jawab dari si pria yang
menganjurkan Aborsi akan berkurang, pandangannya
tentang nilai hidup sangat rendah; penghargaannya
terhadap anugerah Allah menjadi merosot.
3. Segi Hukum
KUHP di Indonesia yang diberlakukan sejak 1918 tidak
membenarkan tindakan Aborsi dengan dalih apapun.
Aborsi dianggap tindak pidana yang dapat dikenakan
hukuman, yang diatur dalam pasal 283, 299, 346 hingga
349 dan 535)
Selain hal yang disebutkan di atas, ada akibat yang lebih
buruk dan biasa disebut dengan PAS (Post Abortion
Syndrome). Post Abortion Syndrome adalah istilah yang
11 | P a g e
dipakai untuk menggambarkan sekumpulan gejala fisik dan
psikis yang terjadi paska terjadinya aborsi. PAS merupakan
gangguan stress dan traumatik yang biasanya terjadi ketika
seorang perempuan yang post-abortive tidak dapat
menghadapi respon emosional yang dihasilkan akibat trauma
aborsi. PAS terjadi berbeda-beda pada setiap orang
tergantung berat atau tidaknya gejala yang terjadi, PAS
dianggap telah berat ketika kondisi seorang perempuan post-
abortive sudah mengarah pada gejala yang dapat
mengganggu kelangsungan hidupnya ataupun keselamatan
dirinya.
PAS dapat terjadi tidak lama setelah aborsi atau bisa saja
baru muncul ke permukaan beberapa bulan hingga bertahun-
tahun kemudian. Banyak perempuan yang takut untuk
membicarakannya karena merasa malu telah melakukan
aborsi. Hal inilah yang kemudian membuat trauma tersebut
terpendam di bawah alam sadar mereka hingga mereka tidak
menyadari bahwa hal tersebut dapat mempengaruhi mereka
dalam berpikir, berperilaku dan bahkan mempengaruhi
kesehatan reproduksi mereka di kemudian hari.
Post Abortion Syndrome tidak hanya terjadi pada perempuan
post-abortive, namun juga pada laki-laki post-abortive, dalam
arti pasangan perempuan post-abortive yang juga berperan
penting dalam membuat pilihan aborsi. Namun pada lelaki
post-abortive biasanya gejalanya ringan berupa gangguan
emosi ringan seperti rasa malu, perasaan bersalah, bersedih
dan menyesal. Perempuan post-abortive bisa mengalami
gejala lebih berat karena mereka secara langsung baik itu
fisik ataupun emosi langsung berhubungan dengan trauma
aborsi.
12 | P a g e
Dr. Anne Speckhard, Ph.D. Pada studinya mengenai Post
Abortion Syndrome menemukan beberapa fakta seputar efek
aborsi terhadap perempuan:
Kejadian yang berhubungan dengan Aborsi:
- 23% berhalusinansi yang berhubungan dengan aborsi
- 35% merasa di datangi/melihat bayi yang telah di
aborsi
- 54% bermimpi buruk yang berhubungan dengan aborsi
- 69% merasakan “kegilaan”
- 73% mengalami flash back memori ketika terjadi aborsi
- 81% mengalami perasaan seakan bayi tersebut masih
ada
Masalah perilaku yang sering terjadi pasca Aborsi:
- 61% meningkatkan penggunaan alcohol
- 65% memiliki dorongan untuk bunuh diri
- 69% mengalami gangguan seksual
- 73% mengalami flash back memori ketika terjadi aborsi
- 77% mengalami kesulitan untuk berkomunikasi
- 81% sering menangis
Pada dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan
mengalami hal-hal seperti berikut ini:
- Kehilangan harga diri (82%)
- Berteriak-teriak histeris (51%)
- Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi (63%)
- Ingin melakukan bunuh diri (28%)
- Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang
(41%)
- Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual (59%)
13 | P a g e
F. UPAYA PENANGANAN DAN PELAYANAN
Membendung perilaku aborsi tidaklah semudah membalikkan
kedua telapak tangan. Hal ini diperlukan kerjasama lintas
sektoral secara komprehensif dan berkelanjutan. Tentu saja
dimulai dari hal terkecil yang bersifat pencegahan hingga
pertolongan pasca aborsi. Upaya-upaya dan pelayanan
tersebut dapat kita rangkum dalam penjelasan berikut ini:
1. Memberikan edukasi seks di kalangan remaja. Hal ini
dikarenakan masih banyaknya para remaja kita yang
mempelajari fungsi reproduksi para sudut “kenikmatan”
nya saja tanpa memandang efek-efek negatif di kemudian
hari. Maka harapannya dengan pemahaman yang tepat
dan lengkap, maka remaja akan dapat membuat
keputusan yang tepat untuk menjaga kesucian dirinya
masing-masing.
2. Menanamkan kembali nilai-nilai moral sosial dan juga
keagamaan akan penting dan mulianya untuk menjaga
kehormatan diri. Kebanyakan, para remaja ini karena
memang semenjak kecil sudah dijauhkan oleh norma-
norma yang mengatur hubungan antar laki-laki dan
perempuan sedangkan media gencar mempromosikan
tayangan-tayangan yang berbau seksualitas dengan
mengedepankan nafsu semata. Ditambah lagi akses
pornografi yang dapat dengan mudah didapatkan melalui
internet via komputer maupun handphone.
3. Menguatkan kembali kontrol sosial di masyarakat. Tidak
dipungkiri yang menjadikan remaja bebas melakukan apa
saja adalah karena semakin melemahnya kontrol sosial
14 | P a g e
dari lingkungan keluarga maupun masyarakat. Misalkan
saja ada sepasang pelaku “pacaran” yang diperbolehkan
orang tuanya berdua-duaan di dalam kamar. Meskipun
tidak terjadi perzinahan di sana, namun itu dapat memicu
untuk melakukan tindakan-tindakan yang “lebih” untuk
dilakukan pada lain kesempatan dan lain tempat. Begitu
juga kontrol dari masyarakat itu penting ketika melihat
ada pasangan muda-mudi yang menginap di kamar kostan
dan bahkan terjadi berhari-hari. Hal ini sudah barang tentu
dapat semakin mendorong terjadinya penyimpangan
perilaku dalam artian melakukan tindakan-tindakan yang
seharusnya baru boleh dilakukan oleh pasangan suami
isteri yang resmi.
4. Para pelaku yang telah melakukan aborsi juga tak dapat
dipandang sebelah mata. Mereka mempunyai hak untuk
dapat kita tolong karena bisa saja hal telah mereka
lakukan tersebut adalah suatu kekhilafan yang tak ingin
diulanginya lagi. Maka, bagi para penyandang PAS, dapat
kita tolong dengan memberikan pelayanan konseling serta
dukungan sosial untuk dapat bangkit kembali menjalani
kehidupan secara normal dengan diiringi taubat yang
sebenar-benarnya (taubat nasukha).
G. PENUTUP
Pada akhirnya, dapat kita katakan bahwa perilaku aborsi di
kalangan remaja ini senantiasa terus meningkat dan
bervariasi untuk persebaran usianya. Hal ini tentu menjadi
suatu keprihatinan bagi kita semua yang ujung-ujungnya
menjadi sebuah momok yang “mengerikan” bagi rupa
generasi muda penerus bangsa Indonesia di kemudian hari.
15 | P a g e
Mau dibawa kemana masa depan bangsa Indonesia jika
kondisi para pemuda-pemudinya saat ini adalah mereka yang
hidupnya bebas tanpa kontrol yang signifikan dari berbagai
pihak dan selanjutnya adalah penjajahan yang terus menerus
“abadi” di bumi Indonesia dalam bentuk bukan penjajahan
fisik melainkan penjajahan di bidang “mode”, “ekonomi”,
“pendidikan”, “keilmuan”, hingga “akhlak dan moralitas”.
H. DAFTAR PUSTAKA
http://abortus.blogspot.com/2007/08/post-abortion-syndrome-
i.html diakses pada 05 September 2011
http://indo-comunity.blogspot.com/2011/03/10-fakta-menarik-
tentang-aborsi.html diakses pada 05 September 2011
http://sosbud.kompasiana.com/2011/04/17/aborsi-dan-
pergaulan-bebas-remaja-yang-mengkwatirkan/ diakses pada
05 September 2011
http://www.aborsi.org/tindakan.htm diakses pada 05
September 2011
http://www.kabarinews.com/article.cfm?articleID=1809
diakses pada 05 September 2011
http://www.korantempo-online.com/article.kasus-aborsi-di-
solo diakses pada 05 September 2011
http://indo-comunity.blogspot.com/2011/03/10-fakta-menarik-
tentang-aborsi.html diakses pada 05 September 2011
16 | P a g e
top related