makalah seminar tugas akhir simulasi kinerja protokol...
Post on 16-Mar-2019
229 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1) Mahasiswa Teknik Elektro UNDIP 1
2) Dosen Teknik Elektro UNDIP
Makalah Seminar Tugas Akhir
SIMULASI KINERJA PROTOKOL TCP PADA JARINGAN WIMAX
MENGGUNAKAN NETWORK SIMULATOR 2 (NS-2)
Toni Rachmanto 1), Sukiswo, ST., MT. 2), Ajub Ajulian Z., ST., MT. 2)
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Jln. Prof. Sudharto, SH., Tembalang, Semarang, Indonesia
Abstract
Corresponding developments in technology, information access more affordable and easier. Today, more
communications media that can be applied as a medium of information access. One way is to use wireless technology or media without cable as the backbone of the communication lines. One of wireless technology is now growing as an
access point broadband data communications (Broadband Wireless Access) is a WiMAX. WiMAX stands for Worldwide Interoperability for Microwave Access is nirkbel technology that provides communication with a large
bandwidth. WiMAX is the combination between the IEEE 802.16 standard with ETSI HiperMAN standars.
Transport layer protocol type in the data communications network is TCP and UDP. TCP is a transport layer protocol that provides a service known as a connection oriented. Connection oriented means that before two
applications exchange data, TCP have to do connection establishment (handshake) first. TCP New reno is an improvement of TCP Reno is allowing packet loss detection more than one in one window. TCP Westwood + is
developed by Saverio Mascolo and friends of UCLA based on TCP New reno by changing from the AIMD (Additive
Increase Multiplicative-Decrease) to AIAD (Additive Increase Adaptive Decrease). In WiMAX network has five scheduling services are UGS, rtPS and ertPS using UDP protocol and nrtPS and
BE are using the TCP protocol. By using the software Network Simulator (NS2) to obtain performance comparation
TCP protocol-based services on the WiMAX network with QoS parameters are time delay, packetloss and throughput.
Keyword : WiMAX, TCP,New reno, Westwood+, QoS, Network Simulator-2 (NS2).
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan sistem telekomunikasi yang
begitu pesat yang mendorong akses data yang
semakin besar membutuhkan jaringan Broadband
Wireless Acces (BWA) atau titik akses tanpa kabel pita
lebar yang handal. WiMAX sebagai teknologi terkini
yang mulai dikembangkan sebagai teknologi generasi
keempat memberikan solusi kebutuhan akses data pita
lebar dan handal. WiMAX dikembangkan oleh IEEE
yang merupakan penggabungan antara IEEE 802.16
dan ETSI HiperMAN.
Pada jaringan WiMAX terdapat dua protokol
pengiriman data yaitu UDP dan TCP. TCP sebagai
protokol connection oriented yang memiliki
mekanisme congestion avoidance untuk menjamin
pengiriman paket data tidak hilang dan sampai ke
tujuan. TCP Westwood+ merupakan TCP yang telah
dikembangkan dari TCP New reno dalam mekanisme
congestion avoidance perlu untuk di uji perbandingan
kinerjanya dalam jaringan BWA WiMAX.
Network Simulator 2 (NS2) sebagai aplikasi
yang akan mensimulasikan kinerja TCP Westwood+
dan TCP New reno untuk melihat congestion window,
waktu tunda dan Throughput.
1.2 Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari penelitian ini adalah
mensimulasikan jaringan WiMAX menggunakan
program Network Simulator 2 (NS2) serta mengetahui
perbandingan kinerja TCP Westwood+ dan TCP New
reno dengan parameter throughput, time delay, dan
fairness. Diharapkan penelitian ini bermanfaat untuk
membantu menganalisa dan mempelajari jaringan
WiMAX. Mempelajari mekanisme TCP Westwod+
dibandingkan TCP New reno.
1.3 Pembatasan Masalah
1. Topologi jaringan yang digunakan adalah
topologi jaringan WiMAX pada ruang terbuka
dengan model Two Ray ground dengan variasi
error rate.
2. Analisa kinerja berdasarkan parameter QoS yaitu
throughput, time delay, dan fairness pada
protokol TCP.
3. Transport Agent yang digunakan TCP dan UDP .
4. Varian TCP yang dibandingkan adalah TCP New
reno dan TCP Westwood+.
5. Layanan WiMAX pada protokol TCP yang
digunakan adalah nrtPS.
6. Tidak membahas secara detail terhadap modulasi
dan keamanan jaringan WiMAX.
7. Menggunakan network simulator NS-2 2.29,
modul TCP Westwood+ yang dikembangkan
UCLA dan modul WiMAX 802.16-2004 yang
dikembangkan NDSL.
8. Waktu pengamatan simulasi dibatasi selama 120
detik.
2
II. DASAR TEORI
2.1 Worldwide Interoperability for Microwave
Access (WiMAX) WiMAX (Worldwide Interoperability for
Microwave Access) didefinisikan sebagai sebuah
sertifikasi untuk produk-produk yang lulus tes dan
cocok sesuai dengan standar IEEE 802.16. WiMAX
merupakan teknologi broadband nirkabel yang
menyediakan hubungan pita lebar dengan jangkauan
yang jauh. WiMAX merupakan evolusi dari teknologi
BWA sebelumnya yang memiliki keterbatasan baik
dalan kecepatan data ataupun jangkauan layananya. WiMAX merupakan penggabungan antara standar
IEEE 802.16 dengan standar ETSI HiperMAN.
Gambar 1. Standar teknis jaringan tanpa kabel ( wireless )[12]
2.2 Spesifikasi WiMAX
2.2.1 Perkembangan Teknologi WiMAX
Standar IEEE 802.16 WiMAX merupakan
sebuah standar untuk Wireless Metropolitan Area
Network (WMAN) yang merupakan air interface
untuk aplikasi BWA sebagai landasan untuk teknologi
wireless multimedia generasi ke empat (4G).
Sertifikasi IEEE 802.16-2004(d) untuk jaringan fixed
dan IEEE 802.16e secara umum dibuat untuk
mendukung aplikasi fixed dan mobile sekaligus pada
band terlisensi 2-6 GHz pada kondisi LOS maupun
NLOS. WiMAX menyediakan transmisi non line-of-
sight (NLOS) sampai 6-10 km (4-6 miles) untuk
Customer Premise Equipment (CPE) fixed.
Tabel 1. Spesifikasi teknologi WiMAX[2]
2.2.2 Topologi Jaringan WiMAX
Dalam penggunaan arsitektur jaringan
WiMAX dapat digunakan 3 jenis topologi yaitu:.
1. Topologi Point To Point ( PTP ). Pada topologi
point to point digunakan untuk menghubungkan
antara dua titik yaitu satu pengirim dan satu
penerima. Topologi ini biasanya digunakan
sebagai backhaul atau transfer dari titik sumber
data ( data center, central office dan lain-lain ) ke
titik penerima seperti base station penyebar atau
juga repeater untuk didistribusikan menggunakan
topologi point to multi point ke sejumlah
pelanggan. Pada topologi ini pancaran fokus
antara dua titik dan throughput radio akan lebih
kuat dari topologi point to multi point sehingga
jarak antar dua titik bisa sangat jauh. Namun
demikian pada topologi ini harus memenuhi
kriteria LOS Line Of Sight (terlihat tanpa ada
penghalang di antaranya). Boleh ada penghalang
di antaranya tetapi tidak boleh masuk dalam area
jari-jari pertama zona Fresnel (Fresnel Zone 1).
2. Topologi Point To Multi Point ( PMP ).
Topologi PMP biasanya digunakan untuk
melayani akses langsung ke pelanggan. Dalam
topologi ini BS ( Base Station ) WiMAX
melayani beberapa SS ( Sub Scriber ) sekaligus.
Kemampuan dari jumlah subscriber tergantung
dari tipe QoS yang ditawarkan oleh operator.
Ketika tiap SS mendapatkan bandwidth yang
cukup besar, maka dapat disimpulkan bahwa
kapasitas jumlah pengguna juga akan semakin
berkurang dan sebaliknya bila bandwidth yang
dialokasikan semakin sedikit, maka kapasitasnya
akan semakin besar. Jaringan point-to-multipoint
ada yang mampu membentuk jaringan yang baik
walaupun diantaranya terdapat penghalang
(NLOS = Not Line Of Sight). Teknologi yang
digunakan adalah OFDM (Orthogonal Frequency
Division Multiplexing). Memanfaatkan
penghalang (obstacle) sebagai media pemantul
sinyal OFDM yang mempunyai banyak pembawa
(multi-carrier) sampai ke tujuan. Sehingga sinyal
yang datang dari berbagai arah pantulan sampai
di sisi penerima dibuat saling memperkuat. Jika
jarak antar antena tidak ada penghalang maka
jangkauannya akan lebih jauh. 3. Topologi Mesh. Pada topologi mesh merupakan
penggabungan antara topologi point to point dan
point to multi point sehingga pada setiap titik
akan dapat saling terhubung secara langsung
untuk melakukan hubungan komunikasi.
Topologi ini cocok diterapkan untuk melayani
cakupan wilayah yang luas dengan beberapa
repeater yang saling terhubung satu dengan yang
lainya.
3
2.2.3 Struktur Layer pada Jaringan WiMAX
IEEE 802.16d
Standar WiMAX IEEE 802.16d secara khusus
mengembangkan teknologi pada lapisan layer 1 atau
layer fisik (PHY) dan layer 2 atau layer data link
(MAC) untuk mendapatkan kehandalan dalam
menjamin QoS yang diberikan pada pelanggan.
Berikut ini adalah struktur layer sistem WiMAX.
Gambar 2. Struktur layer fisik dan data link WiMAX 802.16d[8]
2.3 Quality of Service (QoS)
2.3.1 QoS WiMAX.
Pembagian kelas QoS WiMAX menurut
standar IEEE 802.16 antara lain:
1. UGS (Unsolicited Grant Service). Didesain untuk
mendukung layanan constant bit rate (CBR) yang
dapat memberikan transfer data secara periodik
dalam ukuran yang sama (burst), untuk
mentransmisikan suara yang tidak terkompresi,
layanan ini mengirimkan sejumlah data yang telah
ditentukan sebelumnya pada interval waktu yang
juga telah ditentukan sebelumnya dengan cara
mengalokasikan sejumlah time slot untuk setiap
koneksi
2. Real Time Polling Service (rtPS). Didesain untuk
mendukung real-time service flow yang meng-
generate variable size data paket dalam periode
basis, untuk layanan multimedia terkompresi
dengan jumlah bandwidth yang dibutuhkan bisa
bervariasi setiap saat. Memiliki daransi rate dan
syarat delay telah ditentukan. Contoh layanan ini
antara lain MPEG video, VoIP, streaming audio
dan video.
3. Non-Real-Time Polling Service (nrtPS). Layanan
nrtPS efektif untuk aplikasi yang membutuhkan
throughput yang intensif dengan garansi minimal
pada latency-nya. Layanan non real-time dengan
regular variable size burst. Layanan mungkin
dapat di-expand sampai full bandwidth namun
dibatasi pada kecepatan maksimum yang telah
ditentukan. Garansi rate diperlukan namun delay
tidak digaransi. Contoh : FTP (File Transfer
Protokol) dan video and audio streaming.
4. Extended Real-time Polling Service (ertPS).
Merupakan kelas yang dibuat berdasarkan
efisiensi dari kelas UGS dan rtPS yaitu Unicast
grant diberikan oleh Base station tanpa meminta
terlebih dahulu dan paket yang dapat beragam (
tidak fixed size).Merupakan layanan dengan
Maximum Sustained Traffic Rate, Maximum
latency, Request/transmission polic, dan minimum
Reserved traffic Rate. Contoh aplikasi aitu Voice
Over IP with silence suppression.
5. Best Effort (BE). Layanan ini cocok untuk trafik
yang bersifat best-effort yang tidak membutuhkan
jaminan kecepatan data. Layanan ini tidak ada
jaminan (requirement) pada rate atau delay-nya.
Aplikasi yang menggunakan layanan ini
mendapatkan jatah bandwidth yang tersisa setelah
keempat tipe layanan di atas mendapatkan
bagianya. Contoh: telnet dan layanan internet web
surfing.
2.3.2 Parameter QoS
Parameter QoS menggolongkan kualitas
transfer yang diberikan oleh suatu koneksi yang
diperoleh dengan membandingkan unit data pada sisi
masukan dan keluaran interface. Parameter QoS
adalah :
1. Waktu tunda (time delay).
2. Throughput.
3. Fairness.
2.4 TCP
Transmission Control Protocol (TCP) adalah
suatu protokol yang berada di lapisan transport (baik
itu dalam tujuh lapis model referensi OSI atau model
DARPA) yang berorientasi sambungan (connection-
oriented) dan dapat diandalkan (reliable). TCP
dispesifikasikan dalam RFC 793. TCP memiliki
karakteristik sebagai berikut:
1. Berorientasi sambungan (connection-oriented):
Sebelum data dapat ditransmisikan antara dua
host, dua proses yang berjalan pada lapisan
aplikasi harus melakukan negosiasi untuk
membuat sesi koneksi terlebih dahulu. Koneksi
TCP ditutup dengan menggunakan proses
terminasi koneksi TCP (TCP connection
termination).
2. Full-duplex: Untuk setiap host TCP, koneksi yang
terjadi antara dua host terdiri atas dua buah jalur,
yakni jalur keluar dan jalur masuk. Dengan
menggunakan teknologi lapisan yang lebih rendah
yang mendukung full-duplex, maka data pun
dapat secara simultan diterima dan dikirim.
Header TCP berisi nomor urut (TCP sequence
number) dari data yang ditransmisikan dan sebuah
acknowledgment dari data yang masuk.
4
3. Dapat diandalkan (reliable): Data yang
dikirimkan ke sebuah koneksi TCP akan
diurutkan dengan sebuah nomor urut paket dan
akan mengharapkan paket positive
acknowledgment dari penerima. Jika tidak ada
acknowledgment dari penerima, maka segmen
TCP (protocol data unit dalam protokol TCP)
akan ditransmisikan ulang. Pada pihak penerima,
segmen-segmen duplikat akan diabaikan dan
segmen-segmen yang datang tidak sesuai dengan
urutannya akan diletakkan di belakang untuk
mengurutkan segmen-segmen TCP. Untuk
menjamin integritas setiap segmen TCP, TCP
mengimplementasikan penghitungan TCP
Checksum.
4. Byte stream: TCP melihat data yang dikirimkan
dan diterima melalui dua jalur masuk dan jalur
keluar TCP sebagai sebuah byte stream yang
berdekatan. Nomor urut TCP dan nomor
acknowlegment dalam setiap header TCP
didefinisikan juga dalam bentuk byte. Meski
demikian, TCP tidak mengetahui batasan pesan-
pesan di dalam byte stream TCP tersebut. Untuk
melakukannya, hal ini diserahkan kepada protokol
lapisan aplikasi (dalam DARPA Reference
Model), yang harus menerjemahkan byte stream
TCP ke dalam "bahasa" yang ia pahami.
5. Memiliki layanan flow control: Untuk mencegah
data terlalu banyak dikirimkan pada satu waktu,
yang akhirnya membuat "macet" jaringan
internetwork IP, TCP mengimplementasikan
layanan flow control yang dimiliki oleh pihak
pengirim yang secara terus menerus memantau
dan membatasi jumlah data yang dikirimkan pada
satu waktu. Untuk mencegah pihak penerima
untuk memperoleh data yang tidak dapat
disangganya (buffer), TCP juga
mengimplementasikan flow control dalam pihak
penerima, yang mengindikasikan jumlah buffer
yang masih tersedia dalam pihak penerima.
6. Mengirimkan paket secara "one-to-one": hal ini
karena memang TCP harus membuat sebuah
sirkuit logis antara dua buah protokol lapisan
aplikasi agar saling dapat berkomunikasi. TCP
tidak menyediakan layanan pengiriman data
secara one-to-many.
2.4.1 TCP Standar TCP Standar dirancang oleh Van Jacobson
pada akhir tahun 80-an. TCP menggunakan algoritma
untuk mengatur pengiriman data untuk menghindari
kongesti jaringan dengan suatu fase slow start,
congestion avoidance dan fast retransmit. Pada fase
slow start, window akan naik secara eksponensial
hingga ssthresh tercapai kemudian akan menaikkan
secara additive untuk setiap paket yang terkirim. Jika
terjadi packet loss akan masuk fase congestion
avoidance dengan menurunkan ssthresh menjadi
setengahnya dan cwnd=1.
Gambar 3. Kontrol kongesti pada TCP[10]
2.4.2 TCP New reno
TCP New reno merupakan pengembangan
dari TCP Reno yang hanya dapat menangani satu
segmen paket data yang hilang sehingga dapat
menangani pengiriman ulang paket data hilang lebih
dari satu dalam satu window tanpa menurunkan
ssthresh berkali-kali karena tidak akan meninggalkan
fase fast recovery sebelum semua paket dalam satu
window di ack semua.
Gambar 4. Kontrol kongesti pada TCP Reno[18]
2.4.3 TCP Westwood+ TCP Westwood merupakan varian TCP yang
dikembangkan oleh Saverio Mascolo dan kawan-
kawan di UCLA yang akan berevolusi menjadi TCP
westwood+ dengan pengembangan lebih lanjut
berdasar TCP Reno/New reno. Hal yang membedakan
antara Westwood+ dengan TCP New reno terletak
pada kontrol kongesti. TCP New reno menggunakan
AIMD (Additive Increse, Multiplicative Decrease)
sedangkan pada TCP Westwood+ menggunakan
AIAD (Additive Increse, Adaptive Decrease). Pada
AIMD TCP New reno, saat terjadi kongesti maka
paket hilang akan direspon dengan menurunkan
ssthres dan cwnd menjadi setengah sehingga lebar pita
yang dipakai menurun drastis. Pada AIAD TCP
Westwood+, paket hilang tidak akan direspon secara
ekstrim karena nilai ssthres dan cwnd akan diestimasi
secara adaptif berdasarkan bandwidth end-to-end pada
jaringan.
5
Gambar 5. Kontrol ukuran congestion window (cwnd) pada TCP
Westwood+[18]
2.5 Network Simulator 2 (NS-2)
Network simulator (NS) dibangun sebagai
varian dari REAL Network Simulator pada tahun 1989
di UCB (University of California Berkeley). Dari awal
tim ini dibangun sebuah perangkat lunak simulasi
jaringan Internet untuk kepentingan riset interaksi
antar protokol dalam konteks pengembangan protokol
internet pada saat ini dan masa yang akan 5ating.
Network Simulator merupakan salah satu
perangkat lunak atau software yang dapat
menampilkan secara simulasi proses komunikasi dan
bagaimana proses komunikasi tersebut berlangsung.
Network Simulator melayani simulasi untuk
komunikasi dengan kabel dan komunikasi wireless.
III. PERANCANGAN SIMULASI
3.1 Parameter WiMAX
Pada perancangan simulasi kinerja protokol
TCP pada jaringan WiMAX menggunakan Network
Simulator 2 (NS-2) ini akan digunakan untuk
menganalisa kinerja TCP New Reno dan TCP
Westwood+. Kedua jenis TCP tersebut memiliki
karakteristik yang berbeda dalam mengatasi kongesti
pada jaringan. Simulasi WiMAX menggunakan NS-2
terdiri dari 1 BS melayani beberapa SS tergantung
skenario jaringan pada daerah yang berukuran 1000 m
X 1000 m. Perancangan program simulasi bertujuan
untuk merancang sistem yang semirip mugkin dengan
kondisi jaringan WiMAX yang sebenarnya. Parameter
WiMAX yang dipakai dalam modul ini dapat dilihat
dalam tabel berikut:
Tabel 2. Parameter pada WiMAX[4]
No Parameter Nilai
1 Rasio UL/DL 3:2
2 Jumlah simbol OFDMA tiap
frame
48
3 OFDMA symbol time 100.84 µs
4 Panjang frame OFDMA 5 ms
5 Jumlah subchannel 30
6 Bandwidth Request opp 12 simbol OFDMA
7 Initial ranging CID 0
8 Basic CIDs 1-1000
9 Primary CIDs 1001-2000
10 Transport/secondary
Management CIDs
2001-65278
11 Broadcast CIDs 65535
12 SFID range 1-4294967295
13 TTG 200 µs
14 RTG 200 µs
3.2 Skenario Simulasi
3.2.1 Skenario 1: Server Client
Pada skenario pertama ini akan menguji
perbandingan kinerja TCP New reno dibandingkan
dengan TCP Westwood+ dengan menggunakan
konfigurasi sederhana antara 1 server dan 1 client.
Konfigurasi ini untuk menguji kinerja TCP juga akan
diubah-ubah nilai error rate pada jaringan WiMAX
tersebut agar bisa diketahui kinerja congestion
window dari masing-masing TCP dengan variasi
sebagai berikut:
Tabel 3. Error rate pada konfigurasi server client
No. Error Rate
1 0,001
2 0,01
3 0,1
Gambar dari konfigurasi server client pada
jaringan WiMAX node 0 bertindak sebagai server
sedangkan node 1 bertindak sebagai client. Layanan
QoS dari WiMAX yang digunakan untuk
membangkitkan trafik TCP baik TCP New reno dan
TCP Westwood+ adalah layanan QoS Non-Real-Time
Polling Service (nrtPS). Konfigurasi skenario 1 dapat
dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 6. Konfigurasi skenario 1 server client
3.2.2 Skenario 2: Konfigurasi Jaringan Antar
Layanan QoS WiMAX
Pada konfigurasi 2 ini akan menguji
perbandingan kinerja antara TCP New reno dan TCP
Westwood+ pada jaringan yang terdiri dari beberapa
layanan QoS pada WiMAX antara lain layanan UGS
6
(Unsolicited Grant Service), rtPS (Real Time Polling
Service), ertPS (Extended Real Time Polling Service)
serta Non Real Time Polling Service (nrtPS). Jumlah
node pada konfigurasi ini ada 4 buah jadi masing-
masing layanan QoS terdapat 1 node untuk
membangkitkan trafik layanan. Layanan QoS yang
digunakan oleh TCP New reno dan TCP Westwood+
adalah layanan QoS nrtPS. Pada konfigurasi ini akan
diuji kinerja TCP jika dihadapkan pada layanan
WiMAX lainnya yang memiliki garansi kualitas
layanan yang lebih mendapat prioritas. Dari skenario
ini diharapkan dapat terlihat bagaimana WiMAX
memberikan garansi layanan untuk menjaga QoS yang
dapat diandalkan. Untuk melihat kehandalan garansi
layanan WiMAX maka pada skenario ini akan
menggunakan error rate 0,001 dan 0,02. Konfigurasi
skenario 2 ini dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 7. Konfigurasi antar layanan QoS WiMAX
3.2.3 Skenario 3: Uji Fairness TCP
Pada skenario 3 ini digunakan untuk menguji
fairness antar protokol TCP dalam satu jaringan. Pada
skenario ini menggunakan konfigurasi jaringan
bottleneck yang terdiri dari 3 sumber trafik TCP yang
berjalan dalam satu jaringan. Jadi dalam skenario ini
ada 1 server yang melayani 3 client yang
membangkitkan trafik TCP secara bersama-sama.
Pada protokol yang memiliki tingkat fairness yang
baik maka distribusi lebar pita akan merata antara satu
trafik dengan trafik yang lainnya, jadi tidak ada trafik
yang lebih mendominasi diantara trafik yang lainnya.
Sehingga dalam skenario ini akan diuji tingkat
fairness antara TCP New reno dan TCP Westwood+
terhadap protokol yang sejenis. Untuk uji fairness ini
akan dilakukan dua jenis skenario. Skenario pertama,
ketiga trafik TCP akan dibangkitkan secara bersamaan
dari awal mulainya simulasi dan skenario kedua,
ketiga trafik TCP tidak dibangkitkan bersamaan
namun bertahap dengan selang waktu 30 detik. Trafik
TCP pertama dibangkitkan pada detik 0, selanjutnya
trafik TCP kedua dibangkitkan pada detik ke-30 dan
terakhir trafik TCP ketiga dibangkitkan pada detik ke-
60. Gambar skenario uji fairness TCP ini dapat
dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 8. Konfigurasi uji fairness TCP
IV. EVALUASI UNJUK KERJA PROTOKOL
TCP
4.1 Evaluasi Skenario 1: Konfigurasi Server Client
4.1.1 Error Rate 0,001
Pada simulasi pertama ini didapatkan hasil
berikut ini:
Gambar 9. Congestion window (cwnd) antara TCP New reno
dengan TCP Westwood+ e=0,001
Dari gambar 9 di atas terlihat kinerja TCP
Westwood+ lebih baik karena cwnd berada di atas
TCP New reno. Pada TCP New reno nilai maksimum
cwnd mencapai 90, sedangkan pada TCP Westwood+
bisa di atas 120.
Tabel 4. Perbandingan Throughput TCP New reno dan
Westwood+ e=0,001
No
Waktu
(detik)
TCP New reno TCP westwood+
Jmh paket
diterima
(Byte)
Throughput
(Kbps)
Waktu
tunda
rata-rata
(detik)
Jmh paket
diterima
(Byte)
Throughput
(Kbps)
Waktu
tunda
rata-rata
(detik)
1. 10 30.193 24,2 0,015294 30.193 24,2 0,015294
2. 20 28.122 22,5 0,015294 41.747 33,4 0,015294
3. 30 28.667 22,9 0,015294 86.001 68,8 0,015294
4. 40 66.163 52,9 0,015294 120.772 96,6 0,015294
5. 50 110.417 88,3 0,015294 175.163 140,1 0,015294
6. 60 136.141 108,9 0,015294 161.974 129,6 0,015294
7. 70 109.981 88,0 0,015294 144.861 115,9 0,015294
8. 80 85.238 68,2 0,015294 105.621 84,5 0,015294
9. 90 97.337 77,9 0,015294 111.180 88,9 0,015294
10. 100 91.778 73,4 0,015294 111.180 88,9 0,015294
11. 110 138.321 110,7 0,015294 105.621 84,5 0,015294
7
12 120 161.974 129,6 0,015294 100.934 80,7 0,015294
Total/Rata2 1.084.332 72,3 0,015294 1.295.247 86,4 0,015294
Gambar 10. Throughput TCP New reno dan Westwood+ e=0,001
Nilai throughput TCP berbanding lurus
dengan ukuran window-nya karena menunjukkan
jumlah Byte yang dikirimkan untuk tiap 1 MSS
(Maximum Segment Size, semakin tinggi ukuran
window-nya maka jumlah Byte yang dikirimkan
semakin besar sehingga throughput juga menjadi
besar. Dari tabel 4 dapat terlihat perbandingan
throughput antara TCP New reno terhadap TCP
Westwood+, dari tabel tersebut terlihat bahwa
throughput TCP Westwood+ lebih tinggi
dibandingkan TCP New reno. Pada 10 detik awal
simulasi terlihat ukuran cwnd dari kedua TCP sama
sehingga throughput dari kedua TCP juga sama
sekitar 24,2 Kbps dan jumlah paket yang diterima
30.193 Byte. Namun untuk detik-detik berikutnya
kinerja dari TCP Westwood+ lebih baik dibandingkan
dengan TCP New reno. Hal tersebut bisa dilihat pada
gambar 10 bahwa throughput TCP Westwood+
berada di atas garis throughput TCP New reno
walaupun di detik akhir simulasi TCP New reno bisa
di atas TCP Westwood+. Klo dilihat secara total
selama 120 detik simulasi, jumlah paket yang diterima
oleh TCP New reno berjumlah 1.084.332 Byte,
sedangkan jumlah paket yang diterima TCP
Westwood+ berjumlah 1.295.247 Byte. Jadi kinerja
TCP Westwood+ lebih baik karena jumlah paket yang
diterima lebih tinggi 19,45% dibandingkan jumlah
paket yang diterima TCP New reno. Rata-rata
throughput TCP Westwood+ yaitu 86,4 Kbps juga
lebih tinggi dari rata-rata throughput TCP New reno
pada nilai 72,3 Kbps. Untuk waktu tunda rata-rata
kedua TCP sama pada nilai 0,015294 detik.
4.1.2 Error Rate 0,01
Pada simulasi kedua ini menghasilkan data
sebagai berikut:
Gambar 11. Congestion window (cwnd) antara TCP New reno
dengan TCP Westwood+ e=0,01
Dari gambar 11 terlihat bahwa congestion
window dari TCP Westwood+ lebih baik
dibandingkan congestion window dari TCP New reno.
Nilai maksimum dari congestion window TCP
Westwood+ mencapai sekitar 70-an sedangkan nilai
maksimum congestion window TCP New reno hanya
mencapai 20-an.
Tabel 5. Perbandingan throughput TCP New reno dan Westwood+
e=0,01
No
Waktu
(detik)
TCP New reno TCP westwood+
Jmh
paket
diterima
(Byte)
Throughput
(Kbps)
Waktu
tunda rata-
rata (detik)
Jmh
paket
diterima
(Byte)
Throughput
(Kbps)
Waktu
tunda rata-
rata (detik)
1. 10 28.122 22,5 0,015294 29.975 24,0 0,015294
2. 20 27.686 22,1 0,015294 40.439 32,4 0,015294
3. 30 20.274 16,2 0,015294 58.642 46,9 0,015294
4. 40 9.374 7,5 0,015294 70.959 56,8 0,015294
5. 50 27.468 22,0 0,015294 42.728 34,2 0,015294
6. 60 11.118 8,9 0,015294 41.420 33,1 0,015294
7. 70 23.108 18,5 0,015294 46.652 37,3 0,015294
8. 80 27.359 21,9 0,015294 22.563 18,1 0,015294
9. 90 20.165 16,1 0,015294 23.762 19,0 0,015294
10. 100 30.411 24,3 0,015294 42.837 34,3 0,015294
11. 110 23.435 18,7 0,015294 76.954 61,6 0,015294
12 120 23.871 19,1 0,015294 67.362 53,9 0,015294
Total/Rata2 272.391 18,2 0,015294 564.293 37,6 0,015294
8
Gambar 12. Throughput TCP New reno dan Westwood+ e=0,01
Dari gambar 12 di atas terlihat bahwa
throughput TCP Westwood+ masih berada di atas
TCP New reno. Secara keseluruhan berdasarkan tabel
5, selama simulasi rata-rata throughput dari TCP
Westwood+ sekitar 37,6 Kbps, nilai itu sekitar dua
kali lipat dari throughput dari TCP New reno yang
hanya berkisar pada 18,2 Kbps. Klo dilihat dari total
paket yang diterima, pada TCP Westwood+ dapat
mengirimkan paket sejmlah 564.293 Byte dan TCP
New reno dapat mengirimkan paket sejumlah 272.391
Byte. Jadi paket yang dapat dikirimkan TCP
Westwood+ lebih tinggi 107% dibandingkan pada
TCP New reno. Perbedaan yang cukup jauh tersebut
membuktikan bahwa kinerja dari TCP Westwood+
lebih baik dalam kondisi jaringan yang agak buruk
tersebut. Untuk waktu tunda rata-rata masih sama
untuk masing-masing TCP dan tidak terjadi kenaikan
dibandingkan pada kondisi jaringan dengan error rate
sebelumnya yaitu pada 0,015294 detik.
4.1.3 Error Rate 0,1
Pada simulasi ketiga ini menghasilkan data
sebagai berikut:
Gambar 13. Congestion window (cwnd) antara TCP New reno
dengan TCP Westwood+ e=0,1
Dari gambar 13 di atas terlihat pada error rate
0,1 terjadi kongesti yang cukup besar selama simulasi
hal ini ditandai dengan nilai cwnd yang jatuh ke nilai
awal slow start berulang-ulang. Namun jika
dibandingkan antara TCP Westwood+ dan TCP New
reno maka masih terlihat kinerja yang lebih baik pada
TCP Westwood+ namun tidak terlalu jauh. Nilai
maksimum dari TCP Westwood+ lebih tinggi pada
nilai 12 sedangkan TCP New reno pada nilai 9. Dari
gambar tersebut jg dilihat bahwa nilai minimum TCP
Westwood+ adalah 2 sedangkan pada TCP New reno
adalah 1.
Tabel 6. Perbandingan kinerja TCP New reno dan TCP
Westwood+ pada e=0,1
No
Waktu
(detik)
TCP New reno TCP westwood+
Jmh
paket
diterima
(Byte)
Throughput
(Kbps)
Waktu
tunda
rata-rata
(detik)
Jmh paket
diterima
(Byte)
Throughput
(Kbps)
Waktu
tunda rata-
rata (detik)
1. 10 1.199 1,0 0,015294 2.398 1,9 0,015294
2. 20 3.815 3,1 0,015294 3.597 2,9 0,015294
3. 30 7.085 5,7 0,015294 8.611 6,9 0,015294
4. 40 8.284 6,6 0,015294 6.540 5,2 0,015294
5. 50 5.014 4,0 0,015294 6.540 5,2 0,015294
6. 60 5.777 4,6 0,015294 8.502 6,8 0,015294
7. 70 5.777 4,6 0,015294 6.976 5,6 0,015294
8. 80 4.905 3,9 0,015294 6.104 4,9 0,015294
9. 90 5.341 4,3 0,015294 7.521 6,0 0,015294
10. 100 4.033 3,2 0,015294 5.123 4,1 0,015294
11. 110 5.232 4,2 0,015294 5.450 4,4 0,015294
12 120 4.142 3,3 0,015294 5.668 4,5 0,015294
Total/Rata2 60.604 4,0 0,015294 73.030 4,9 0,015294
9
Gambar 14. Throughput TCP New reno dan Westwood+ e=0,1
Dari gambar 14 di atas terlihat bahwa
throughput TCP Westwood+ masih berada di atas
TCP New reno. Secara keseluruhan berdasarkan tabel
6, selama simulasi rata-rata throughput dari TCP
Westwood+ sekitr 4,9 Kbps, tidak terpaut jauh dari
throughput dari TCP New reno yang berkisar pada 4,0
Kbps. Klo dilihat dari total paket yang diterima, pada
TCP Westwood+ dapat mengirimkan paket sejumlah
73.030 Byte dan TCP New reno dapat mengirimkan
paket sejumlah 60.604 Byte. Jadi paket yang dapat
dikirimkan TCP Westwood+ lebih tinggi 20,5%
dibandingkan pada TCP New reno. Perbedaan yang
tidak terlampau jauh tersebut masih dapat
membuktikan bahwa kinerja dari TCP Westwood+
lebih baik dalam kondisi jaringan yang sangat buruk
tersebut. Untuk waktu tunda rata-rata masih sama
untuk masing-masing TCP dan tidak terjadi kenaikan
dibandingkan pada kondisi jaringan dengan error rate
sebelumnya yaitu pada 0,015294 detik.
0
500000
1000000
1500000
2000000
2500000
0.001 0.01 0.1
Jmh
Byt
e
error rate
Perbandingan Jumlah Paket
diterima
TCP Newreno TCP Westwood+
Gambar 15. Perbandingan jumlah paket yang diterima TCP
dengan variasi error rate
4.2 Skenario 2: Konfigurasi Jaringan Antar
Layanan QoS WiMAX
4.2.1 Error Rate 0,001
Pada simulasi keempat ini menghasilkan data
sebagai berikut:
Gambar 16. Congestion window (cwnd) antara TCP New reno
dengan TCP Westwood+ e=0,001
Dari gambar 16 di atas dapat dilihat kinerja TCP
Westwood+ saat diuji pada jaringan yang ada trafik
lain masih menunjukkan kinerja yang lebih baik
dibandingkan dengan TCP New reno. Nilai
maksimum cwnd TCP Westwood+ mampu mencapai
di atas 170 sedangkan pada TCP New reno hanya 40.
Throughput secara keseluruhan antar layanan QoS
dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut.
Tabel 7. Perbandingan kinerja TCP New reno dan TCP
Westwood+ e=0,001
Layanan
QoS
TCP New reno TCP Westwood+
Paket
diterima
(Byte)
Throughput
rata-rata
(Kbps)
delay
rata-rata
(detik)
Paket
diterima
(Byte)
Throughput rata-rata
(Kbps)
delay
rata-rata
(detik)
UGS 521.783 34,79 0,004835 521.347 34,76 0,004835
ertPS 469.790 31,32 0,006752 469.681 31,31 0,006752
rtPS 2.769.690 184,65 0,005514 2.762.605 184,17 0,005514
nrtPS 553.175 36,88 0,003028 1.271.812 84,79 0,003028
Gambar 17. Throughput TCP New reno dan Westwood+
10
Dari data di atas dapat dilihat kinerja masing-
masing TCP berdasarkan nilai throughput rata-rata
pada jaringan dengan trafik jamak. Throughput TCP
New reno adalah throughput dari layanan nrtPS
mengalami fluktuasi anatar 30 Kbps sampai dengan
60 Kbps dengan nilai throughput rata-rata 36,88
Kbps. Nilai throughput layanan QoS UGS, ertPS dan
rtPS dilihat dari tabel 7 dengan throughput rata-rata
sekitar 34,79 Kbps, 31,32 Kbps dan 184,65 Kbps.
Sedangkan waktu tunda rata-rata UGS, ertPS, rtPS
dan nrtPS yaitu berturut-turut 0,004835 detik,
0,006752 detik, 0,005514 detik dan 0,003028 detik.
Jumlah paket yang diterima pada TCP New reno
berjumlah 553.175 Byte. Pada TCP Westwood+ ini
memiliki nilai throughput rata-rata sebesar 84,79
Kbps, lebih tinggi dari TCP New reno. Perbandingan
throughput antara TCP New reno dan TCP
Westwood+ dapat dilihat pada gambar 17. Jumlah
paket yang diterima pada TCP Westwood+ terjadi
kenaikan sebesar 130% menjadi 1.271.812 Byte.
Jumlah paket untuk layanan QoS lainnya dapat dilihat
di tabel 7, dengan jumlah paket terbesar yang terkirim
adalah pada layanan rtPS. Untuk waktu tunda tidak
mengalami perubahan dan masih sama baik pada
simulasi menggunakan TCP Newereno dan TCP
Westwood+. Dari data simulasi tersebut dapat
disimpulkan bahwa kinerja TCP Westwood+ pada
jaringan trafik jamak lebih baik dibandingkan TCP
New reno.
4.2.2 Error Rate 0,02
Pada simulasi kelima ini menghasilkan data
sebagai berikut:
Gambar 18. Congestion window (cwnd) antara TCP New reno
dengan TCP Westwood+ e=0,02
Dari gambar 18 di atas dapat dilihat bahwa
nilai cwnd dari TCP Westwood+ rata-rata masih
berada di atas cwnd TCP New reno. Nilai maksimum
cwnd TCP Westwood+ bisa sampai nilai 28
sedangkan nilai maksimum cwnd TCP New reno
hanya 17. Hal itu menunjukkan dengan kenaikan
error rate menjadi 0,02, TCP Westwood+ masih lebih
baik dalam menangani error jaringan.
Tabel 8. Perbandingan kinerja TCP New reno dan Westwood+
Layanan
QoS
TCP New reno TCP Westwood+
Paket
diterima (Byte)
Throughput
rata-rata (Kbps)
delay rata-
rata (detik)
Paket
diterima (Byte)
Throughput
rata-rata (Kbps)
delay rata-
rata (detik)
UGS 502.381 33,50 0,004835 500.419 33,36 0,004835
ertPS 451.478 30,10 0,006752 452.677 30,18 0,006752
rtPS 2.664.287 177,62 0,005514 2.650.880 176,73 0,005514
nrtPS 126.113 8,41 0,003028 192.603 12,84 0,003028
Gambar 19. Throughput TCP New reno dan Westwood+
Dari data di atas dapat dilihat kinerja masing-
masing TCP berdasarkan nilai throughput rata-rata
pada jaringan dengan trafik jamak. Throughput TCP
New reno adalah throughput dari layanan nrtPS
mengalami fluktuasi antara 2 Kbps sampai dengan 17
Kbps dengan nilai throughput rata-rata 8,41 Kbps.
Nilai throughput layanan QoS UGS, ertPS dan rtPS
dilihat dari tabel 8 memiliki throughput rata-rata
sekitar 33,50 Kbps, 30,10 Kbps dan 177,62 Kbps.
Sedangkan waktu tunda rata-rata UGS, ertPS, rtPS
dan nrtPS yaitu berturut-turut 0,004835 detik,
0,006752 detik, 0,005514 detik dan 0,003028 detik.
Jumlah paket yang diterima pada TCP New reno
berjumlah 126.113 Byte. Pada TCP Westwood+
memiliki nilai throughput rata-rata sebesar 12,84
Kbps, lebih tinggi dari TCP New reno. Perbandingan
throughput antara TCP New reno dan TCP
Westwood+ dapat dilihat pada gambar 19. Jumlah
paket yang diterima pada TCP Westwood+ terjadi
kenaikan sebesar 53% menjadi 192.603 Byte. Jumlah
paket yang terkirim untuk layanan QoS lainnya dapat
dilihat di tabel 8, dengan jumlah paket terbesar yang
terkirim adalah pada layanan rtPS. Untuk waktu tunda
tidak mengalami perubahan dan masih sama baik pada
simulasi menggunakan TCP Newereno dan TCP
11
Westwood+. Dari data simulasi tersebut dapat
disimpulkan bahwa kinerja TCP Westwood+ pada
jaringan trafik jamak lebih baik dibandingkan TCP
New reno.
Satu hal yang mungkin bisa kita ketahui
dengan membandingkan tabel 7 dan tabel 8, kita bisa
melihat bahwa throughput rata-rata dari UGS, ertPS
dan rtPS cenderung stabil dan tidak berubah banyak
dibandingkan nrtPS meskipun terjadi perubahan error
rate dari 0,001 menjadi 0,02 (20 kali lipat). WiMAX
masih memberikan rata-rata throughput relatif sama
yaitu UGS dikisaran 33 Kbps, ertPS dikisaran 30
Kbps dan rtPS dikisaran 177-184 Kbps.Hal ini sesuai
dengan garansi dari WiMAX yang menjaga QoS dan
memberikan jaminan alokasi lebar pita sesuai yang
dibutuhkan dari ketiga QoS.
4.3 Uji Fairness TCP
4.3.1 Waktu Pembangkitan Trafik Bersamaan Hasil simulasi keenam hanya menghasilkan
data grafik congestion window dari ketiga TCP yang
dibangkitkan. Saat ketiga TCP dibangkitkan secara
bersamaan memiliki grafik berikut:
Gambar 20. Cwnd TCP New reno 1, New reno 2, dan New reno 3
yang dibangkitkan bersamaan
Dari gambar di atas dapat dilihat cwnd dari
ketiga TCP New reno yang dibangkitkan. Dari gambar
tersebut terlihat bahwa dalam pembagian lebar pita
masih relatif adil karena tidak ada TCP yang terlalu
mendominasi walaupun TCP 1 memiliki cwnd yang
lebih tinggi dari yang lainnya.
Gambar 21. Cwnd TCP Westwood+ 1, Westwood+ 2 dan
Westwood+ 3 yang dibangkitkan secara bersamaan
Dari gambar di atas dapat dilihat cwnd dari
ketiga TCP Westwood+ yang dibangkitkan. Dari
gambar tersebut terlihat bahwa dalam pembagian
lebar pita masih adil karena tidak ada TCP yang
terlalu mendominasi dari yang lainnya.
4.3.2 Waktu Pembangkitan Trafik Berbeda Hasil simulasi ke tujuh dilakukan dengan
membangkitkan 3 trafik TCP dengan jeda 30 detik.
Gambar 22. Cwnd TCP New reno 1, New reno 2, dan New reno 3
yang dibangkitkan dengan jeda 30 detik
Dari gambar di atas, walaupun pembangkitan
trafik dilaksanakan secara bertahap dengan selang
waktu 30 detik masih menunjukkan bahwa pembagian
lebar pita masih relatif adil dengan tidak adanya TCP
yang terlalu mendominasi dengan mengambil
resource lebih banyak dibandingkan dengan TCP
lainnya.
Gambar 22. Cwnd TCP Westwood+ 1, Westwood+ 2 dan
Westwood+ 3 yang dibangkitkan dengan jeda 30 detik
Pada TCP Westwood+ yang dibangkitkan
secara bertahap memperlihatkan pembagian lebar pita
yang adil antar TCP meskipun psampai detik ke-70
memperlihatkan TCP 1 mendominasi jaringan.
Setelah detik ke-70 mulai terjadi pembagian lebar pita
yang cukup adil.
Dari skenario 3 dapat disimpulkan bahwa
pembagian lebar pita (fairness) antar TCP relatif
masih adil karena tidak adanya TCP yang mengambil
resource lebih banyak dari pada TCP yang lainnya
dilihat dari congestion window tiap TCP.
12
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Cara kerja AIAD (Additive Increse, Adaptive
Decrease) TCP Westwood+ pada fase
Congestion Avoidance memiliki kinerja yang
lebih baik dari pada AIMD (Additive Increse,
Multiplicative decrease ) TCP New reno.
2. Kenaikan jumlah Byte yang diterima antara TCP
Westwood+ dibandingkan TCP New reno
bervariasi tergantung konfigurasi yang
diterapkan. Pada konfigurasi server client
menghasilkan kenaikan sebesar 19,45%
(e=0,001), 107% (e=0,01) dan 20,5% (e=0,1).
Pada konfigurasi jaringan trafik jamak
menghasilkan kenaikan sebesar 130% (e=0,001)
dan 53% (e=0,02).
3. Rata-rata waktu tunda TCP baik TCP New reno
dan TCP Westwood+ tidak berubah pada
konfigurasi berbeda.
4. Throughput dari layanan QoS UGS, ertPS dan
rtPS dari jaringan WiMAX mendapat garansi dan
relatif stabil pada variasi error rate dan
konfigurasi yang berbeda.
5. TCP New reno dan TCP Westwood+ pada uji
fairness, antar protokol TCP cukup fair karena
tidak adanya TCP yang mendominasi
dibandingkan lainnya dan terjadi pembagian
lebar pita yang cukup adil.
5.2 Saran
Untuk penelitian selanjutnya perlu diuji kinerja
TCP Westwood+ pada hand over jaringan mobile
WiMAX 802.16e.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Allman, M. TCP Congestion Control RFC2581,
ietf.org/rfc/rfc2581.txt, 1999.
[2] Amanda, D., Simulasi PemodelanKanal IEEE 802.16d
dengan Menggunakan SUI Model, Laporan Tugas Akhir
S1, ITB, Bandung, 2007.
[3] Bilich, C.G., TCP Over WiMAX Networks.
[4] Hedi, I.S., Algoritma Scheduling Weighted Round Robin
dan Deficit Round Robin pada Jaringan WiMAX, Tesis S2,
ITB, Bandung, 2007.
[5] Indarto, E., dan Wirawan, A.B., Mudah Membangun
Simulasi dengan Network Simulator-2, Penerbit Andi,
Yogyakarta, 2004.
[6] Jiménez, T., dan Altman, E., NS Simulator for beginners,
2003.
[7] Marieska, M.D., Analisis Algoritma Penjadwalan Berbasis
Quality of Service, Laporan Tugas Akhir S1,
ITB,Bandung, 2008.
[8] Mascolo, S., dan Grieco, L.A., Performance Comparison
of Reno, Vegas and Westwood+ congestion Control, Tech
Rep N. 07/03/S.
[9] NS2 Simulator, http://www.isi.edu/nsnam/ns [10] Nishida, Y., TCP and Congestion Control (Day 2), Materi
Presentasi, Sony Computer Science Lab Inc.
[11] Rakiminputra, P.P., Analisa Perbandingan Performansi
TCP Cubic dan TCP Westwood+ pada Jaringan IEEE
802.11S, Laporan Tugas Akhir S1, ITT, Bandung, 2011.
[12] Siyamta, Sistem Keamanan Pada Wireless Interoperability
for Microwave Access(WiMAX), Tesis S2, ITB, Bandung,
2004.
[13] Sukiswo, TCP Westwood+ Enhancement, Tesis S2, ITB,
Bandung, 2007.
[14] Standard for Local and metropolitan area network, IEEE
Standard 802.16, 2004.
[15] TCP Westwood-modules for NS2,
http://www.cs.ucla.edu/NRL/hpi/tcpw/tcpw_ns2/tcp-
westwood.htm, November 2009.
[16] Vaidya, N.H., TCP for Wireless and Mobile Host
(MobiComm’99 Tutorial), Texas A&M University, 1999.
[17] Varadhan, K., dan Fall, K.. The ns manual (formerly ns
note and documentation), 2008.
[18] Westwood+ TCP, http://www-ictserv.poliba.it/mascolo/
tcp%20westwood/home.htm, Januari 2010.
[19] WiMAX v2.03, http://ndsl.csie.cgu.edu.tw/download.php,
Maret 2009.
Toni Rachmanto (L2F307047) Lahir di
Grobogan, 8 April 1985. Menyelesaikan
pendidikan Diploma 3 di Politeknik
Negeri Semarang. Saat ini sedang
menempuh pendidikan Strata 1 di
jurusan Teknik Elektro bidang
Konsentrasi Teknik Elektronika
Telekomunikasi Universitas Dipenegoro.
Email : toni_rachman@yahoo.com
Menyetujui dan Mengesahkan
Pembimbing I
Sukiswo, S.T., M.T.
NIP. 19690714 199702 1001
Tanggal……………………
Pembimbing II
Ajub Ajulian Zahra, S.T., MT.
NIP. 19710719 199802 2001
Tanggal……………………….
top related