laporan pbl 2011
Post on 06-Aug-2015
437 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
1
LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN (PBL) KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS DI DESA PIYEUNG KUWEU
KECAMATAN MONTASIK KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2011
OLEH: KELOMPOK VIII
HERI SAPUTRA RIFKI RAIYANI
SUSAN ANDRIANI SUSANTI
SRI WAHYUNI FITRI YULIANI
SYARIFAH MAULIDA
DINAS KESEHATAN PEMERINTAH ACEH AKADEMI KEPERAWATAN TJOET NYA’ DHIEN BANDA ACEH
TAHUN 2011
2
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Pelaksanaan Kegiatan Praktek Belajar Lapangan
Asuhan Keperawatan Komunitas Di Desa Piyeung Kuweu
Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar
Tahun 2011
Telah di bimbing, di koreksi dan disetujui oleh dosen pembimbing
Pembimbung I Pembimbing II
(Murtala Daud, SKM) (Yuliani Ibrahim, SKM)
Nip : 195802121980031001 Nip : 1974071272000032002
Mengetahui/Menyetujui
Direktur Akademi Keperawatan Tjoet Nya’ Dhien Banda Aceh
(SURYADI, SKM)
Nip: 196609211995031001
3
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kelompok dapat menyelesaikan
laporan ini dengan baik, dimana laporan ini merupakan suatu penugasan untuk
melengkapi kegiatan Praktek Belajar Lapangan (PBL) sebagai suatu persyaratan
untuk menyelesaikan pendidikan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan pada Akademi
Keperawatan Tjoet Nya’ Dhien Banda Aceh Angkatan VIII tahun Ajaran 2010-2011.
Laporan ini disusun berdasarkan hasil pengalaman dan pengamatan nyata dari
rangkaian kegiatan yang dilaksanakan selama 3 (tiga) minggu di Desa Piyeung
Kuweu Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar.
Dalam penulisan laporan ini, kelompok menyadari bahwa laporan ini masih
jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu kelompok mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat menbangun, sehingga dapat tercipta suatu laporan yang bagus untuk
perkembangan ilmu pengetahuan terutama dibidang kesehatan.
Dalam penulisan laporan ini kelompok banyak mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung. Tidak lupa pula kelompok
mengucapkan terima kasih kepada:
4
1. Bapak Muhammad Abduh S. Sos, selaku camat Kecamatan Montasik
Kabupaten Aceh Besar.
2. Bapak Suryadi, SKM, selaku Direktur Akper Tjoet Nya’ Dhien Banda Aceh.
3. Bapak Murthala Daud, SKM, ibu Yuliani Ibrahim, SKM sebagai dosen
pembimbing kelompok dalam menyusun makalah ini.
4. Bapak Ns. Hendra Cipta, S.Kep selaku koordinator Praktek Belajar Lapangan.
5. Dr. Rina Erlina selaku kepala PUSKESMAS Kecamatan Montasik Kabupaten
Aceh Besar beserta seluruh stafnya yang telah banyak membantu mahasiswa/I
selama pelaksanaan praktek belajar lapangan.
6. Ibu Sri Mulya selaku Bidan Desa di Desa Piyeung Kuweu Kecamatan
Montasik Kabupaten Aceh Besar.
7. Bapak Junaidi selaku Geucik Desa Piyeung Kuweu beserta dengan seluruh
masyarakat yang telah banyak membantu mahasiswa/i selama pelaksanaan
Peraktek Belajar Lapangan
8. Seluruh staf kariawan/i Akper Tjoet Nya’ Dhien yang telah ikut berpartisipasi
sehingga terlaksananya Praktek Belajar Lapangan ini.
9. Rekan-rekan sejawad yang telah banyak membantu, memberikan saran serta
semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan laporan ini.
10. Keluarga yang telah memberikan dorongan semangat dan bimbingan selama
penyusunan menyelesaikan laporan ini.
5
Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan karunianya kepada kita semua dan
meridhai segala sesuatu yang telah dikerjakan dengan ikhlas.
Amin Ya Rabbal ’Alamin.
6
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUUAN ........................................................................... i
KATA PENGANTAR ......................................................................................ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Tujuan penulisan ............................................................................. 2
C. Metode penulisan ............................................................................ 3
D. Ruang lingkup ................................................................................. 3
E. Sistematika penulisan ..................................................................... 3
BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................... 5
A. Konsep dasar komunitas ................................................................ 5
1. Definisi ........................................................................................ 5
2. Sejarah komunitas ...................................................................... 7
B. Asuhan keperawatan komunitas .................................................... 9
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS............................. 12
A. Pengkajian keperawatan komunitas ............................................ 12
1. Data geografi ............................................................................. 12
2. Data Demografi ........................................................................ 13
3. Data Sarana dan Fasilitas ......................................................... 17
4. Data Sanitasi Lingkungan ........................................................ 18
5. Kesehatan Ibu dan Anak .......................................................... 20
7
6. Data Penyakit Pada Anak ......................................................... 24
B. Analisa Data .................................................................................. 26
C. Diagnosa keperawatan komunitas ............................................... 27
D. Rencana Asuhan keperawatan komunitas ................................... 30
E. Implementasi dan Evaluasi ........................................................... 34
BAB IV PEMBAHASAN .............................................................................. 44
1. Pengkajian ...................................................................................... 44
2. Analisa Data ................................................................................... 45
3. Perencanaan Asuhan Keperawatan .............................................. 45
4. Implementasi .................................................................................. 47
5. Evaluasi .......................................................................................... 49
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 51
1. Kesimpulan .................................................................................... 51
2. Saran .............................................................................................. 52
Planning Of Action (POA) ............................................................................ 54
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 61
LAMPIRAN FOTO-FOTO .......................................................................... 62
8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Azrul azwar ( 2000) mendefinisikan bahwa: komunitas atau masyarakat
adalah sekelompok manusia yang saling berhubungan lebih sering dibandingkan
dengan manusia lain yang berada diluarnya serta saling ketergantungan untuk
memenuhi keperluan barang dan jasa yang penting untuk menunjang kehidupan
sehari hari
Menurut Paul B. Horton dan C. Hunt : masyarakat merupakan kumpulan
manusia yang relatif mandiri, hidup bersama –sama dalam waktu yang cukup
lama, tinggal disuatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta
melakukan sebagian besar kegiatan didalam kelompok/ kumpulan manusia
tersebut.
Program kesehatan masyarakat bertujuan untuk mencegah masalah
kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat, baik sebagai individu maupun
kelompok masyarakat. ( Nazrul Effendy, 1998 ).
9
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Penulisan laporan ini dimaksudkan untuk menjelaskan dan melaporkan
kegiatan yang berhubungan dengan asuhan keperawatan komunitas yang
dilaksanakan selama Praktek Belajar Lapangan (PBL) dalam konteks
pelayanan keperawatan komunitas di Desa Piyeung Kuweu Kecamatan
Montasik Kabupaten Aceh Besar tanggal 18 April s/d 7 Mei 2011.
2. Tujuan khusus
a. Mampu melakukan pengkajian keperawatan komunitas di Desa Piyeung
Kuweu.
b. Mampu menegakkan diagnosa keperawatan komunitas berdasarkan
masalah yang ada di Desa Piyeung Kuweu.
c. Mampu melaksanakan intervensi keperawatan komunitas berdasarkan
masalah yang ada di Desa Piyeung Kuweu.
d. Mampu melaksanakan implementasi keperawatan komunitas berdasarkan
masalah yang ada di Desa Piyeung Kuweu.
e. Mampu melaksanakan evaluasi keperawatan komunitas serta melakukan
pendokumentasian.
10
C. Metode Penulisan
Metode penulisan laporan ini menggunakan metode deskriptif, berupa
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara observasi langsung dan
wawancara winsheld survey dan penyebaran kuesioner dengan cara pendekatan
secara home visit atau kunjungan dari rumah ke rumah, kemudian melakukan
tabulasi data dan analisa data untuk menemukan masalah kesehatan di lanjutkan
dengan penjajakan tahap II, untuk menentukan masalah keperawatan komunitas,
selanjutnya masalah dipecahkan berdasarkan proses keperawatan.
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penulisan laporan ini merupakan kegiatan belajar lapangan
keperawatan komunitas mahasiswa – mahasiswi Akper tjoen Nya’ Dhien Banda
Aceh di Desa Piyeung Kuweu Kecamatan Montasik yang mencakup
pemeliharaan kesehatan komunitas.
E. Sistematika Penulisan
Laporan ini disusun secara sistematika dan secara umum terbagi menjadi V BAB
yaitu :
Bab I : Pendahuluan, mencakup : latar belakang, tujuan, metode penulisan,
dan ruang lingkup serta sistematika penulisan.
11
Bab II : Asuhan keperawatan kesehatan komunitas, pengertian keperawatan
kesehatan masyarakat, tujuan, sasaran, ruang lingkup, PHC sebagai
strategi yang digunakan dalam asuhan keperawatan komunitas.
Bab III : Pelaksanaan kegiatan keperawatan komunitas keperawatan
mencakup pengkajian data kesehatan masyarakat, Diagnosa
keperawatan, implementasi dan evaluasi.
Bab IV : Pembahasan mencakup pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas.
Bab V : Penutup mencakup : kesimpulan dan saran
Dan bagian terakhir dari penulisan laporan ini berisi, Daftar Pustaka, POA, foto
dan lain – lain.
12
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Konsep Dasar Komunitas
1. Definisi
Menurut WHO ( 1959 ), keperawatan komunitas adalah bidang
perawatan khusus yang merupakan gabungan ketrampilan ilmu keperawatan,
ilmu kesehatan masyarakat dan bantuan sosial, perbaikan lingkungan fisik,
rehabilitasi, pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih besar, ditunjukkan
kepada individu, keluarga, yang mempunyai masalah dimana hal itu
mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan.
Keperawatan kesehatan komunitas menurut ANA ( 1973 ) Adalah suatu
sintesa dari praktik kesehatan masyarakat yang dilakukan untuk meningkatkan
dan memelihara kesehatan masyarakat.
Perawatan kesehatan masyarakat ( public health nursing ) adalah usaha
perawatan yang dijalankan dalam masyarakat yang dilakukan dalam waktu
sakit maupun sehat, guna meningkatkan derajat kesehatan, memperbaiki
hiygien lingkungan, pencegahan penyakit dan rehabilitasi.
13
Perawatan kesehatan komunitas merupakan suatu upaya pelayanan
keperawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang
dilaksanakan oleh perawat dengan mengikutsertakan tim kesehatan lainnya dan
masyarakat untuk memperoleh tingkat kesehatan yang lebih tinggi dari
individu, keluarga, dan masyarakat ( DepKes, RI, 1986 )
Berbagai ahli bidang keperawatan telah mengemukakan berbagi konsep
tentang pengertian keperawatan kesehatan masyarakat adalah :
a. Menurut ANA pengertian keperawatan masyarakat dengan ilmu kesehatan
masyarakat yang diaplikasikan untuk meningkatkan dan memelihara
kesehatan.
b. Menurut Carlo Helvie adalah : The Synthesis of public health and nursing
science the presentation and motivation population to seek and maintain a
high level wellness.
c. Berdasarkan hasil rapat kerja keperawatan kesehatan di bulan 2 – 5 april
2008 adalah merupakan antara perpaduan perawatan dan kesehatan
masyarakat dengan dukungan peran serta masyarakat melakukan prevensi
primer, sekunder, dan tersier. Secara menyeluruh dan terpadu ditujukan
keperawatan kepada individu, keluarga kelompok dan mayarakat
melakukan proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi kehidupan
secara optimal
14
d. Berdasarkan buku synopsis dasar – dasar keperawatan bahwa keperawatan
adalah suatu pekerjaan yang diberikan oleh perawat yang berdasarkan cinta
kasih kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik yang sehat
maupun khususnya yang mempunyai masalah kesehatan dalam upaya
mencapai derajat kesehatan semaksimal mungkin, meliputi upaya – upaya
preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif sesuai dengan potensi yang ada
padanya (Nasrul Effendy, 1998 ).
2. Sejarah Komunitas
Berbicara kesehatan masyarakat tidak terlepas dari dua tokoh metologi
Yunani yaitu Asclepius dan Higeia. Berdasarkan cerita Mitos Yunani tersebut
Asclepius disebutkan sebagai seorang dokter pertama yang tampan dan pandai
meskipun tidak disebutkan sekolah atau pendidikan apa yang telah
ditempuhnya, tetapi diceritakan bahwa ia telah dapat mengobati penyakit dan
bahkan melakukan bedah berdasarkan prosedur-prosedur tertentu dengan baik.
Hegeia, seorang asistenya yang juga istrinya juga telah melakukan upaya
kesehatan. Bedanya antara Asclepius dengan Higeia dalam
pendekatan/penanganan masalah kesehatan adalah ;
a. Asclepius melakukan pendekatan (pengobatan penyakit), setelah penyakit
tersebut terjadi pada seseorang.
15
b. Higeia mengajarkan kepada pengikutnya dalam pendekatan masalah
kesehatan melalui “hidup seimbang”, seperti mengindari makanan/minuman
yang beracun, makan makanan yang bergizi (baik) cukup istirahat dan
melakukan olahraga. Apabila orang sudah jatuh sakit Higeia lebih
menganjurkan melakukan upaya-upaya secara alamiah untuk
menyembuhkan penyakitnya tersebut, anatara lain lebih baik dengan
memperkuat tubuhnya dengan makanan yang baik, daripada dengan
pengobatan/pembedahan.
Dari cerita dua tokoh di atas, berkembanglah 2 aliran/pendekatan dalam
menangani masalah kesehatan. Kelompok pertama cenderung menunggu
terjadinya penyakit (setelah sakit), yang selanjutnya disebut pendekatan
kuratif/pengobatan. Kelompok ini pada umumnya terdiri terdiri dari dokter,
dokter gigi, psikiater dan praktisi-praktisi lain yang melakukan pengobatan
fisik, mental maupun sosial. Sedangkan kelompok kedua, seperti halnya
pendekatan Higeia, cenderung melakukan upaya-upaya pencegahan penyakit
dan meningkatkan kesehatan (promosi) sebelum terjadi penyakit. Ke dalam
kelompok ini termasuk para petugas kesehatan masyarakat lulusan-lulusan
sekolah/institusi kesehatan masyarakat dari berbagai jenjang.
Dalam perkembangan selanjutnya, seolah-olah terjadi dikotomi antara
kelompok kedua profesi, yaitu pelayanan kesehatan kuratif (curative health
16
care), dan pelayanan pencegahan/preventif (preventive health care). Kedua
kelompok ini dapat dilihat perbedaan pendekatan :
a. Pendekatan kuratif :
1) Dilakukan terhadap sasaran secara individual.
2) Cenderung bersifat reaktif (menunggu masalah datang, misal dokter
menunggu pasien datang di Puskesmas/tempat praktek).
3) Melihat dan menangani klien/pasien lebih kepada sistem biologis
manusia/pasien hanya dilihat secara parsial (padahal manusia terdiri dari
bio-psiko-sosial yang terlihat antara aspek satu dengan lainnya.
b. Pendekatan preventif,
1) Sasaran/pasien adalah masyarakat (bukan perorangan).
2) Menggunakan pendekatan proaktif, artinya tidak menunggu masalah
datang, tetapi mencari masalah. Petugas turun di lapangan/masyarakat
mencari dan mengidentifikasi masalah dan melakukan tindakan.
3) Melihat klien sebagai makhluk yang utuh, dengan pendekatan holistik.
Terjadiya penyakit tidak semata karena terganggunya sistem biologis tapi
aspek bio-psiko-sosial.
17
B. Asuhan Keperawatan Komunitas
Pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan pada masyarakat dengan
penekanan pada kelompok.
Kesehatan masyarakat adalah baik dalam bidang promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitatif adalah agar setiap warga masyarakat dapat mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi –tingginya baik fisik, mental, sosial serta
diharapkan berumur panjang.
Untuk mencapai tujuan tersebut Windslow menetapkan suatu syarat yang
sangat penting yaitu harus selalu ada pengertian, bantuan dan partisipasi dari
masyarakat secara teratur dan teratur terus.
1. Ruang Lingkup keperawatan Komunitas
Ruang lingkup kegiatan kesehatan masyarakat meliputi usaha – usaha :
a. Promotif ( peningkatan kesehatan )
Adalah usaha yang ditujukan untuk meningkatkan kesehatan yang meliputi
usaha – usaha, peningkatan gizi, pemeliharaan kesehatan perseorangan,
pemeliharaan kesehatan lingkungan, olah raga secara teratur, istirahat yang
cukup, dan rekreasi sehingga seseorang dapat mencapai tingkat kesehatan
yang optimal.
18
b. Preventif ( Pencegahan Penyakit )
Adalah usaha yang ditujuakan untuk mencegah terjadinya penyakit melalui
usaha – usaha pemberian imunisasi pada bayi dan anak, ibu hamil,
pemeriksaan kesehatan secara berkala untuk mendeteksi penyakit secara
dini.
c. Kuratif ( Pengobatan )
Adalah usaha yang ditujukan terhadap orang yang sakit untuk dapat diobati
secara tepat dan adekuat sehingga dalam waktu singkat dapat dipulihkan
kesehatannya.
2. Tujuan Keperawatan Komunitas
Tujuan keperawatan komunitas adalah peningkatan ( promotif ) dan
pencegahan ( preventif ) kesehatan masyarakat melalui :
a. Pelayanan keperawatan langsung terhadap individu, keluarga, dan
kelompok khusus dalam konteks komunitas.
b. Perhatian langsung pada kesehatan seluruh masyarakat dan
mempertimbangkan bagaimana masalah kesehatan masyarakat tersebut
mempengaruhi individu, keluarga dan kelompok.
19
3. Sasaran Keperawatan Komunitas
Seluruh masyarakat termasuk individu, keluarga dan kelompok beresiko
tinggi
20
BAB III
A. Pengkajian Keperawatan Komunitas
Berdasarkan hasil pengumpulan data yang telah dilakukan Kelompok VIII
selama 3 (tiga) hari mulai dari tanggal 20 s/d 22 April 2011 dengan
menggunakan windshield survey dan teknik wawancara terhadap ibu rumah
tangga pada Desa Piyeung Kuweu Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar,
Maka hasil pengkajian keperawatan komunitas adalah sebagai berikut:
1. Data Geografi (Keadaan Wilayah)
Desa Piyeung Kuweu adalah suatu daerah persawahan yang terdiri atas 3
(tiga) dusun yaitu: Bak Mee Raya, Tumpok Teungoh, dan Bineh Blang,
memiliki luas daerah sekitar ± 300 ha yang berbatasan dengan:
Utara : Gampong Bung Raya
Selatan : Gampong Piyeung manee
Barat : Gampong Piyeung Lhang
Timur : Gampong Bung Daroh
Secara struktur pemerintahan, saat ini Desa Piyeung Kuweu dipimpin oleh
Keuchik Junaidi dan Sekretaris Syarifuddin serta dibantu oleh beberapa
kepala dusun, yaitu: Rusli (Keplor Tumpok Teungoh), Munir (Keplor Bak
Mee Raya), dan Mahmudin (Keplor Bineh Blang). Selain itu juga dilengkapi
oleh Tuha Peut dan Tuha Lapan serta beberapa organisasi kemasyarakatan
21
yang ada, meliputi: Kepemudaan, Remaja Meunasah, Pengurus Meunasah,
Pengurus PKK, Desa Binaan dan Posyandu.
2. Data Demografi
Jumlah penduduk Desa Piyeung Kuweu per April 2011 adalah 288 jiwa yang
terdiri atas: laki-laki 151 jiwa dan perempuan 137 jiwa dengan jumlah kepala
keluarga sebanyak 68 KK. Adapun pendistribusian jumlah penduduk bila
ditinjau dari berbagai karakteristik seperti kelompok umur, tingkat
pendidikan, dan status pekerjaan dapat dilihat secara detail pada tabel dan
grafik berikut ini.
Gambar 1
Interpretasi:
Dari diagram Pie Chart diatas diketahui ternyata dari 288 jiwa penduduk di
Desa Piyeung Kuweu ternyata jenis kelamin laki-laki sebanyak 151 jiwa dan
52.43%47.57%
Pie Chart Persentase Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
22
jenis kelamin perempuan sebanyak 137 jiwa. Ini memberikan gambaran
proporsi bahwa laki-laki 1,10 kali lebih banyak dari pada penduduk
perempuan.
Gambar 2
Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin
Interpretasi:
Gambaran distribusi frekwensi umur bila ditinjau dari jenis kelamin seperti
yang tersebut diatas, ternyata kelompok umur laki - laki yang terbanyak
adalah antara umur 5-9 tahun atau disebut usia sekolah, sedangkan pada jenis
kelamin perempuan lebih banyak berada pada kelompok umur 35-39 tahun
0
5
10
15
20
25
Laki-laki
perempuan
23
atau usia dewasa. Bila ingin dilihat dari kategori kelompok umur produktif
(15-49 tahun) ternyata jenis kelamin laki-laki juga lebih banyak dibandingkan
perempuan.
Tabel 1. Jumlah Kepala Keluarga Berdasarkan Tingkat Pendidikan
dan Status Pekerjaan di Desa Piyeung Kuweu (n=68)
Karakteristik KK F %
Tingkat Pendidikan:
a. SD/sederajat
b. SMP/sederajat
c. SMA/sederajat
d. Perguruan Tinggi
20
27
17
4
29.41
39.71
25
5.88
Status Pekerjaan:
a. Petani
b. PNS
c. Wiraswasta/pedagang
d. Buruh
42
4
20
2
61.76
5.88
29.42
2.94
Sumber: Data primer (diolah, 2011)
24
Interpretasi:
Berdasarkan tabel 1 diatas bahwa mayoritas tingkat pendidikan KK adalah
SMP/sederajat sehingga dapat disimpulkan KK memiliki kategori pendidikan
yang sedang (44.74%). Dengan tingkat pendidikan yang sedang akan sedikit
memudahkan dalam menyerap dan menerima berbagai informasi yang
disampaikan oleh petugas kesehatan. Selain itu, merujuk status pekerjaannya,
semua KK memiliki pekerjaan dengan jenis pekerjaan yang paling banyak
adalah petani (61.76 %) yang hanya mengandalkan dari hasil panen sehingga
dapat diasumsikan adanya kekurangan dalam hal penghasilan yang secara
tidak langsung mempengaruhi kemampuan masyarakat untuk mengakses
pelayanan kesehatan dan pemenuhan kebutuhan dasar.
Dan bila ditinjau dari data sosial, budaya dan ekonomi di Desa Piyeung
Kuweu diketahui bahwa mayoritas penduduknya berasal dari suku Aceh
sehingga hampir 100% penduduknya berkomunikasi dengan bahasa Aceh
sebagai bahasa sehari-hari yang digunakan. Sebahagian besar penduduknya
menjalani aktifitas rutin di bidang pertanian sehingga dapat digambarkan
tingkat perekonomian masyarakat di wilayah tersebut adalah golongan
menengah ke bawah.
Data kepercayaan atau agama diketahui 100% penduduknya beragama Islam,
dapat dibuktikan dengan adanya 1 meunasah dan 1 unit TPA yang diadakan
setiap hari selasa, kamis dan sabtu sore setiap minggunya.
25
3. Data Sarana dan Fasilitas
a. Transportasi
Kondisi jalan yang ada semuanya telah beraspal. Jalur transportasi yang
ada dapat dilalui oleh kenderaan roda empat dan dua dengan lancar dan
baik.
b. Komunikasi
Waktu berkumpul masyarakat yang paling dominan adalah pada siang dan
malam hari. Tempat berkumpul di meunasah dan warung kopi. Media
informasi yang ada berupa papan pengumuman dan pengeras suara dari
meunasah.
c. Keamanan
Adanya kegiatan ronda malam dan pos siskamling sehingga modus
pencurian hampir sama sekali tidak terjadi.
d. Pendidikan
Hanya terdapat 1 unit Taman Pengajian Alqur‘an, sedangkan untuk jenis
pendidikan lainnya diperoleh di luar desa/wilayahnya.
e. Pelayanan sosial
Selama ini sudah berjalan dengan baik dimana bila ada musibah yang
terjadi maka masyarakat melakukan kegiatan fardhu kifayah dan takziah
serta samadiah selama 3 hari berturut-turut baik di meunasah maupun di
26
rumah duka. Sedangkan bila ada anggota masyarakat yang sakit dan di
rawat di rumah sakit merekapun melakukan kunjungan secara bersama-
sama. Selain itu, di desa ini ada berbagai kelompok arisan pada ibu-ibu
rumah tangga.
f. Pelayanan kesehatan
Sarana pelayanan kesehatan di desa ini adalah posyandu yang dijalankan
secara aktif 1 bulan sekali pada tanggal 5 setiap bulannya yang dikelola
oleh 5 orang kader yang sudah terlatih. Desa ini juga memiliki seorang
bidan desa yang sudah bertugas sejak 10 tahun yang lalu dan tinggal di
rumah polindes. Sarana prasarana yang lain seperti dokter, balai
pengobatan, dan Puskesmas tidak ditemui di wilayah tersebut. Akses untuk
mencapai pelayanan kesehatan masih terjangkau oleh masyarakat dimana
jarak Puskesmas dengan desa adalah ± 2,5 km, sedangkan jarak dengan
RSU adalah ± 25 km.
4. Data Sanitasi Lingkungan
Hasil dari observasi di lapangan terhadap pemukiman diketahui bahwa
perumahan padat penduduk dengan rata-rata keluarga memiliki anak 2-4
orang. Tipe rumah yang mayoritas dimiliki sendiri lebih banyak didominasi
bentuk semi permanen yang dibangun cukup berdempetan satu sama lainnya.
Rata-rata luas bangunan berukuran 8x9 meter persegi dan dilengkapi jamban
keluarga yang memenuhi syarat kesehatan.
27
Banyak rumah tangga yang memiliki saluran pembuangan air limbah yang
tidak berdampak terhadap air genangan di perkarangan rumah.
Tidak dijumpai perilaku keluarga yang membuang sampah sembarangan.
Tempat pembuangan sampah yang terbuka serta pengelolaannya sudah baik,
sehingga tidak terlihat sampah yang menumpuk dan tidak menimbulkan bau
yang tidak sedap.
Data mengenai sanitasi lingkungan tersebut dapat dilihat secara lebih rinci
pada tabel berikut ini.
Tabel 2. Jumlah Kepala Keluarga Berdasarkan Jenis
Sanitasi Lingkungan di Desa Piyeung Kuweu (n=68)
Sanitasi Lingkungan F %
Tempat Pembuangan Sampah:
a. Kebun
b. Tempat Terbuka
c. Tempat Khusus
Sumber Air Minum:
a. Sumur gali (milik pribadi)
b. Sumur umum
32
33
3
66
2
47.05
48.53
4.42
97.06
2.94
28
Pembuangan Limbah RT:
a. Kebun
b. SPAL Khusus
c. Selokan Umum
14
2
52
20.59
2.94
76.47
Sarana Pembuangan Tinja:
a. Sungai
b. MCK Umum
c. WC/jamban keluarga
4
22
42
5.88
32.36
61.76
Sumber: Data primer (diolah, 2011)
Interpretasi:
Tabel 2 diatas memberikan gambaran mengenai sanitasi lingkungan yang
sudah baik dari yang dipersyaratkan secara kesehatan. Hal ini disimpulkan
berdasarkan tabel di atas hanya 48.53% KK yang membuang sampah di
tempat terbuka, 97.06% sumber air minum KK adalah sumur gali (milik
pribadi), 76.47% air limbah rumah tangga dibuang ke selokan umum dan
61.76% KK yang memiliki WC/jamban keluarga. Sanitasi lingkungan yang
sudah baik ini akan mengurangi pemicu terjadinya penyakit infeksi dan
menular seperti diare, DHF, dan lain-lain serta polusi air dan tanah sehingga
tidak berdampak terhadap status kesehatan masyarakat.
29
5. Data Kesehatan Ibu dan Anak
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan diketahui bahwa ada 33 orang
balita dan berdasarkan hasil penimbangan berat badan yang dilakukan pada
saat pelaksanaan posyandu diketahui bahwa banyak balita ditimbang secara
teratur. Terdapat 66.66% balita yang berada pada garis hijau di KMS dan
18.18% balita tidak pernah dibawa ke posyandu. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel dan grafik berikut ini:
Tabel 3. Jumlah Balita Berdasarkan Status Kelengkapan Imunisasi
dan Status Keikutsertaan Posyandu di Desa Piyeung Kuweu (n=33)
Imunisasi dan Posyandu F %
Status Kelengkapan Imunisasi:
a. Lengkap
b. Belum Lengkap
c. Tidak Lengkap
d. Tidak Pernah
Keikutsertaan Posyandu:
a. Aktif
b. Pasif
c. Tidak Pernah
23
3
5
2
17
8
6
69.69
9.09
15.15
6.06
51.51
24.24
18.18
30
d. Belum Pernah 2 6.06
Sumber: Data primer (diolah, 2011)
Interpretasi:
Merujuk pada tabel 3 ternyata balita yang memiliki status imunisasi yang
lengkap sudah mencapai 69.69% dan yang tidak pernah diimunisasi sebesar
6.06%. Maka dari itu diharapkan kepada petugas kesehatan untuk lebih
memotivasi ibu-ibu untuk membawa anaknya ke posyandu untuk melakukan
imunisasi yang lebih lengkap sehingga dapat meningkatkan daya tahan tubuh
(imunitas) terhadap berbagai penyakit. Sedangkan keiikutsertaan balita dalam
pelaksanaan posyandu juga masih sangat rendah yang ditandai dengan hanya
51.51% saja yang aktif. Bila hal ini terus terjadi, maka riwayat tumbuh-
kembang balita menjadi sulit untuk dimonitor secara kontinue.
31
Gambar 3
Diagram Jumlah Balita Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin
Interpretasi:
Gambar 3 mendeskripsikan bahwa jumlah balita yang lebih banyak adalah
laki-laki yang terdistribusi pada kelompok umur 4-5 tahun, sedangkan balita
perempuan lebih sedikit daripada balita laki-laki. Dan berdasarkan kelompok
umur diketahui juga bahwa mayoritas balita berumur antara 4-5 tahun yang
merupakan masa rentan bagi seorang balita untuk mendapatkan perhatian
yang ekstra oleh ibunya dan petugas kesehatan dalam hal tumbuh kembang
anak dan peningkatan status gizi sehingga nantinya dapat menjadi generasi
yang sehat.
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
0 - 1 tahun 2 - 3 tahun 4 - 5 tahun
Laki-laki
Perempuan
32
Gambar 4
Diagram Persentase Balita Berdasarkan Status Penimbangan Berat
Badan
Interpretasi:
Gambar 4 diatas mendeskripsikan bahwa hanya 51.51% saja balita yang
melakukan penimbangan berat badan secara teratur, dan bahkan ada 24.24%
balita yang tidak pernah sama sekali melakukan penimbangan berat badan.
Untuk itu para ibu yang memiliki balita harus lebih di motivasi agar mau dan
mampu menimbang berat badan balitanya supaya perkembangan dan
pertumbuhan dapat dipantau secara berkelanjutan untuk mengetahui status
gizi balitanya.
51.51%
24.24%
24.24%
Teratur
Tidak Teratur
tidak pernah
33
Gambar 5
Interpretasi:
Dari Grafik 5 diatas memberikan gambaran bahwa status berat badan balita
yang dipantau melalui Kartu Menuju Sehat (KMS) ternyata 66.66% balita di
Desa Piyeung Kuweu berada pada garis hijau dan 30.30% balita yang berada
pada garis kuning. Hanya 3.03% yang berada pada garis merah, ini berarti
balita yang ada di desa ini sudah memiliki status gizi yang sangat baik.
6. Data Penyakit pada Anak
Merujuk pada data yang diperoleh dari wawancara dengan masyarakat
mengenai jenis penyakit yang terjadi pada balita selama 3 bulan terakhir,
ternyata hanya 45.45% balita yang pernah mengalami penyakit, yaitu demam,
0.00%10.00%20.00%30.00%40.00%50.00%60.00%70.00%
Hijau Kuning Merah
Diagram Batang Jumlah Balita Berdasarkan Status Gizi Menurut
KMS
34
batuk, ISK, dan DBD berurutan sebagaimana ditunjukkan pada grafik
dibawah ini.
Gambar 6
Grafik Garis Frekuensi dan Persentase Jenis Penyakit pada Balita
Interpretasi:
Dari diagram garis diatas diketahui bahwa 45.45 % balita pernah mengalami
penyakit yang didonimasi oleh demam (36.36%). Bila dilihat dari jenisnya
maka penyakit tersebut merupakan penyakit infeksi dimana penyebabnya
lebih dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan perilaku yang tidak sehat.
0
5
10
15
20
25
30
35
40
Demam Batuk ISK DBD
Frekuensi
Persentase
35
B. Analisa Data
No Data Masalah
1.
Subjektif:
- Masyarakat mengatakan beberapa keluarga membuang
sampah di kebun dan tempat terbuka.
- Masyarakat mengatakan banyak keluarga yang
membuang air limbah ke selokan umum.
- Masyarakat mengatakan banyak balita yang mengalami
demam.
Objektif:
- Sampah dihinggapi lalat
- Got sedikit tersumbat.
- 47.05% KK membuang sampah di tempat terbuka.
- 20.09% KK yang tidak memiliki saluran pembuangan
air limbah dan dibuang ke kebun.
- 38.24% KK tidak memiliki jamban keluarga.
- 97.06% KK menggunakan sumur gali untuk kebutuhan
sehari-hari.
- 44.44% masyarakat mengalami demam.
Resiko tinggi
peningkatan
terjadinya berbagai
penyakit infeksi
seperti: Demam,
Malaria, DBD.
36
- 8.89 % masyarakat mengalami Malaria.
- 3.03% balita mengalami DBD.
2. Subjektif:
- Masyarakat mengatakan ada balita yang tidak pernah
diimunisasi.
- Masyarakat mengatakan ada balita yang status gizi
pada garis merah.
- Masyarakat mengatakan ada balita yang tidak
pernahditimbang.
Objektif:
- 30.30% balita yang status gizinya berada pada garis
kuning.
- 12.12% balita yang imunisasinya tidak lengkap.
- 6.06% balita yang tidak pernah diimunisasi.
- 3.03% balita yang status gizinya berada pada garis
merah.
Resiko terjadinya
penyakit akibat
tidak diimunisasi
seperti polio, TBC,
Hepatitis B,
Tetanus dan
Campak.
37
C. Diagnosa Keperawatan Komunitas
Berdasarkan analisa data maka didapatkan diagnosa keperawatan komunitas
sebagai berikut:
1. Resiko tinggi terjadinya berbagai penyakit infeksi, seperti Demam, Malaria, DBD di
Desa Piyeung Kuweu Kecamatan Montasik berhubungan dengan perilaku
masyarakat yang kurang sehat dimanifestasikan dengan 47.05% keluarga membuang
sampah di tempsat terbuka, 20.09% keluarga yang tidak memiliki saluran
pembuangan air limbah, sampah dihinggapi lalat, got ada yang tersumbat, 38,24%
KK tidak memiliki jamban keluarga, dan 97.06% KK menggunakan sumur gali untuk
kebutuhan sehari-hari.
2. Resiko terjadinya penyakit akibat tidak diimunisasi seperti polio, TBC,
Hepatitis B, Tetanus dan Campak.
Prioritas Masalah
Dilakukan dengan menggunakan Teknik Hanlon (nilai 1 - 5 ):
No. Diagnosa
Komunitas
Akibat dari
masalah
mempengaruhi
banyak orang
di masyarakat
Tingkat
keparahan
masalah
Tersedianya
pengetahuan
& teknik
untuk
mengatasinya
Tersedianya
sumber-
sumber di
masyarakat
Kesiapan
masyarakat
untuk
melaksanakan
kegiatan
Total
1. Resiko tinggi
terjadinya
peningkatan
berbagai
penyakit
4 4 2 3 4 17
38
infeksi,
seperti
Demam,
Malaria, DBD
2. Resiko
terjadinya
penyakit
akibat tidak
diimunisasi
seperti polio,
TBC,
Hepatitis B,
Tetanus dan
Campak.
2 2 3 3 4 14
30
D. Rencana Keperawatan Komunitas
RENCANA KEPERAWATAN KOMUNITAS
DI DESA LAMGAPANG KECAMATAN KRUENG BARONA JAYA
No. DX.
Komunitas
Tujuan Kriteria Hasil
Strategi Intervensi
Bentuk Kegiatan Sasaran Waktu-jam Tempat Penanggung
Jawab Umum Khusus
1. Resiko
tinggi
peningkatan
terjadinya
berbagai
penyakit
infeksi
seperti:
Demam,
Malaria,
DBD.
Penurunan
angka
kejadian
penyakit
infeksi
- 90%
keluarga
membuang
sampah
pada
tempatnya
- 60%
keluarga
memiliki
SPAL
- Tidak ada
air yang
tergenang di
perkarangan
rumah
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 21 hari
diharapkan:
1. 80% KK
memahami apa
itu kesehatan
lingkungan,
penyakit
Demam,
Malaria dan
DHF
1. KIE kepala
keluarga
dan seluruh
masyarakat
2. Penggerakan
massa
1.1 Penyuluhan tentang:
a. Kesehatan lingkungan
b. Malaria.
c. DHF
3.1 Masyarakat melakukan
gotong royong
KK dan
seluruh
masyarakat
Seluruh
masyarakat
Kamis, 28
April 2011,
jam 09.00
WIB
Jum’at, 29
April 2011,
jam 09.00
WIB
Balai
pertemuan/
meunasah
3 dusun dan
tiap-tiap
rumah
Kader dan
mahasiswa
Seluruh
masyarakat
& aparat desa
31
- Aliran got
lancar
- 60% KK
memiliki
jamban
keluarga
2. Keluarga mau,
mampu dan ikut
serta dalam
menjaga
kebersihan
lingkungan
3. Meningkatnya
pengetahuan
kader tentang
lingkungan
sehat
4. Lingkungan
tampak bersih
dan aliran got
menjadi lancar
5. Tersosialisasi-
nya informasi
32
melalui media
No. DX.
Komunitas
Tujuan Kriteria Hasil
Strategi
Intervensi Bentuk Kegiatan Sasaran Waktu Tempat
Penanggung
Jawab Umum Khusus
2. Resiko
terjadinya
penyakit
akibat tidak
diimunisasi
seperti polio,
TBC,
Hepatitis B,
Tetanus dan
Campak.
Penyakit
akibat
tidak
diimunisa
si tidak
terjadi
- Tidak ada
lagi balita
yang tidak
pernah
diimunisasi.
- 90% balita
aktif dibawa
ke posyandu
- 90% balita
diimunisasi
secara
lengkap.
- 80% Ibu-ibu
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 3 minggu
diharapkan:
1. 80% ibu
memahami
tentang imunisasi
2. Keluarga
mampu dan mau
membawa anak
ke posyandu.
1. KIE ibu
dari balita
2. Pening-
katan
motivasi
1.1. Penyuluhan tentang
imunisasi.
2.1. Memotivasi ibu-ibu balita
untuk membawa anaknya ke
posyandu.
2.2. Lomba balita sehat.
Ibu yang
mempunyai
balita
Balita
Hari Kamis,
5 Mei 2011,
jam
09.00WIB
Hari Kamis,
5 Mei 2011,
jam
09.00WIB.
Posyandu
Posyandu
Bidan Desa,
Kader dan
mahasiswa
Bidan Desa,
kader dan
mahasiswa
33
dari balita
mampu
menyebutkan
tentang
manfaat
imunisasi.
- 80% Ibu-ibu
dari balita
mampu
menyiapkan
gizi seimbang
untuk
keluarganya
3. Meningkatkan
pengetahuan
kader imunisasi.
4. Terbentuknya
apotik hidup
5. Tersosialisasi-
nya informasi
melalui media
34
E. Implementasi dan Evaluasi
Masalah kesehatan Masalah Keperawatan Implementasi Evaluasi
Kesehatan
lingkungan
Resiko tinggi terjadinya
berbagai penyakit infeksi,
seperti Demam, Malaria, DBD
di Desa Piyeung Kuweu
Kecamatan Montasik
berhubungan dengan perilaku
masyarakat yang kurang sehat.
1. Melakukan penyuluhan tentang
kesehatan lingkungan, Demam,
Malaria dan DBD pada tanggal 28
April 2011, jam 09.00 s/d selesai yang
bertempat di meunasah desa Piyeung
Kuweu.
1. Struktur
Acara di laksanakan bersama
dengan masyarakat.
Masyarakat sudah di
beritahukan 1 hari sebelum
acara di mulai. Materi
penyuluhan, LCD, labtop dan
leaflet telah di persiapkan 2
hari sebelum pelaksanaan,
sedangkan tempat di
persiapkan sebelum acara di
35
mulai
2. Proses
Proses berjalan lancar.
Masyarakat yang mengikuti
kegiatan tersebut sebanyak
40% dari seluruh jumlah
penduduk. Mahasiswa mampu
menyampaikan dengan baik
dan alokasi waktu yang
disediakan dipergunakan
sesuai dengan yang telah di
rencanakan, yaitu 100 menit.
Materi di sampaikan dengan
36
menggunakan bahasa aceh
sehingga mudah di mengerti
oleh masyarakat.
3. Hasil
75 % masyarakat yang hadir
mengikuti kegiatan tersebut
memahami tentang materi
penyuluhan yang telah di
berikan.
2. pergerakan massa : melakukan gotong
royong bersama masyarakat desa
dalam meningkatkan kesehatan
lingkungan pada tanggal 29 April
1. Struktur
Acara di laksanakan bersama
dengan masyarakat.
37
2011 di seluruh desa.
Masyarakat sudah di
beritahukan 1 hari sebelum
acara di mulai. Alat untuk
demonstrasi sudah di
persiapkan 1 hari sebelum
pelaksanaan yaitu dengan
menggunakan cangkul, parang,
dan sapu.
2. Proses
Masyarakat sangat antusias
mengikuti kegiatan tersebut.
Masyarakat yang mengikuti
kegiatan sebanyak 70% dan
38
berjalan dengan lancar.
Masyarakat terlihat saling bahu
membahu dalam
membersihkan lingkungan.
3. Hasil
80% masyarakat ikut
berpartisipasi dalam kegiatan
gotong royong sehingga
lingkungan terlihat lebih bersih
dari sebelumnya.
39
Imunisasi
Resiko terjadinya penyakit
akibat tidak diimunisasi
seperti polio, TBC,
Hepatitis B, Tetanus dan
Campak.
1. Melakukan penyuluhan tentang
pentingnya imunisasi bagi balita pada
tanggal 5 Mei 2011 jam 09.00 s/d
selesai yang bertempat di posyandu.
.
1. struktur
Acara di laksanakan bersama
dengan masyarakat.
Masyarakat sudah di
beritahukan 1 hari sebelum
acara di mulai. Materi
penyuluhan, LCD, laptop dan
leaflet telah di persiapkan 2
hari sebelum pelaksanaan,
sedangkan tempat di
persiapkan sebelum acara di
mulai.
40
2. Proses
Masyarakat yang mengikuti
kegiatan tersebut sebanyak
40% dari seluruh jumlah
penduduk. Mahasiswa mampu
menyampaikan dengan baik
dan alokasi waktu yang
disediakan dipergunakan
sesuai dengan yang telah di
rencanakan, yaitu 100 menit.
Materi di sampaikan dengan
menggunakan bahasa aceh
sehingga mudah di mengerti
41
oleh masyarakat.
3. Hasil
75 % masyarakat yang hadir
mengiuti kegiatan tersebut
memahami tentang materi
penyuluhan yang telah di
berikan.
2. Mengadakan lomba tumbuh kembang
balita (balita sehat) pada anak usia 1 s/d 5
tahun yang dilaksanakan pada tanggal 5
1.struktut
Acara di laksanakan bersama
42
Mei 2011, jam 11.00 s/d selesai di
posyandu.
dengan masyarakat.
Masyarakat sudah di
beritahukan 1 hari sebelum
acara di mulai. Peralatan
lomba telah dipersiapkan 1
hari sebelum pelaksanaan,
sedangkan tempat di
persiapkan sebelum acara di
mulai.
2. Proses
Peserta yang mengikuti
kegiatan tersebut sebanyak
70% dari seluruh jumlah balita.
43
Para Balita sangat antusias
mengikuti lomba tersebut.
3. Hasil
Masyarakat dapat mengetahui
tingkat perkembangan tumbuh
kembang balita.
44
BAB IV
PEMBAHASAN
Keperawatan kesehatan masyarakat adalah suatu pelayanan yang merupakan
bagian dari pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh perawat dan bersama – sama
dengan tim kesehatan lainnya, serta masyarakat memperoleh tingkat kesehatan
masyarakat yang lebih tinggi.
Kegiatan praktek belajar lapangan yang dilaksanakan selama 21 hari dalam
pelaksanaan banyak menemukan kendala – kendala, namun hal tersebut dapat diatasi.
1. Pengkajian
Tahap pengkajian merupakan awal dari asuhan keperawatan komunitas
yang merupakan tahap penting dalam melaksanakan program dengan melibatkan
anggota masyarakat dan pihak lintas program dengan tidak melibatkan lintas
sektoral yang ada di Desa Piyeung Kuweu Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh
Besar.
Dalam pelaksanaan pengkajian terdapat beberapa kendala dan tidak
menghambat proses yang dilakukan. Adapun kendala tersebut yaitu pada tahap
perkenalan dengan masyarakat, pada saat pengumpulan data dan ada keluarga
yang tidak ada dirumah, sehingga pendataan dilakukan berulang. Pendataan ini
45
tidak hanya di dapatkan dari kepala keluarga tetapi juga dari istri, anak dan
anggota keluarga lainnya.
2. Analisa Data
Proses analisa data dan perumusan masalah yang dilakukan bersama –
sama dengan masyarakat desa Piyeung Kuweu menyampaikan, pengkajian dan
analisa data dan perumusan masalah dilakukan pada saat lokakarya mini yang
dilakukan didesa Piyeung Kuweu Kabupaten Aceh Besar pada tanggal 26 April
2011 yang dihadiri oleh bapak kepala desa, dosen pembimbing, bidan desa,
tokoh pemuda, ibu PKK dan masyarakat desa Piyeung Kuweu.
Sebelum lokakarya mini, mahasiswa dapat mengidentifikasikan masalah-
masalah kesehatan di desa Piyeung Kuweu. Dari hasil penyajian data, maka
permasalah yang berhasil diidentifikasi adalah masalah kesehatan masyarakat
terutama kesehatan lingkungan, dan masalah imunisasi pada bayi.
3. Perencanaan Asuhan Keperawatan
Pada tahap perencanaan asuhan keperawatan, mahasiswa terlebih dahulu
malakukan diskusi kelompok untuk melaksanakan kegiatan yang akan dilakukan
sebagai asuhan untuk melakukan kegiatan tersebut.
46
Penentuan perencanaan dibuat secara bersama – sama dengan masyarakat
pada lokakarya mini dan meliputi pada penentuan jenis kegiatan, kriteria,
standar, waktu pelaksanaan, sumber dan rencana kegiatan yang semuanya
disusun berdasarkan prioritas masalah yang telah dibicarakan langsung.
Dalam penentuan intervensi untuk pemecahan masalah kepala desa dan
tokoh masyarakat serta seluruh masyarakat hadir pada lokakarya mini sebagai
masukan untuk perencanaan pelaksanaan kegiatan yang berhasil dirumuskan
pada saat lokakarya mini adalah :
1. Penyuluhan tentang kesehatan lingkungan.
2. Gotong royong.
3. Lomba balita sehat usia 1 s/d 5 tahun
Pada tahap ini dirsakan juga faktor – faktor yang mempengaruhi dalam
perencanaan dilakukan, untuk mengatasi masalah – masalah kesehatan yang ada.
1. Faktor pendukung
Faktor pendukung yang dirasakan adanya fasilitas kesehatan di desa Piyeung
Kuweu seperti, Puskesmas, Bidan desa, mantri kesehatan, serta posyandu.
47
2. Faktor penghambat
Faktor penghambat dirasakan antara lain kurangnya pengetahuan masyarakat
tentang kesehatan, ketidak mauan masyarakat dalam mengatasi masalah
kesehatan, sulit menghimpun masyarakat terutama ( usia 15 – 35 tahun )
dengan alasan kerja.
3. Faktor kesempatan
Faktor yang dirasakan antara lain adanya tempat pertemuan di meunasah,
adanya perhatian dari aparat desa, kades, sekdes serta dukungan dari
masyarakat.
4. Implementasi
Pada tahap pelaksanaan kegiatan, masyarakat secara bertahap melibatkan
kelompok – kelompok yang ada dalam masyarakat seperti kader, ibu PKK,
pemuda dan lain-lain. Semua kegiatan menitik beratkan pada perubahan prilaku
masyarakat, perubahan pengetahuan dan ketrampilan masyarakat.
48
Adapun kegiatan yang telah dilaksanakan dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Tanggal 19 April 2011
Pertemuan dengan warga masyarakat di desa Piyeung Kuweu, yaitu acara
perkenalan antara mahasiswa PBL dengan masyarakat desa Piyeung Kuweu.
2. Tanggal 20 s/d 22 April 2011
Pengumpulan data dilakukan door to door dan dibantu oleh keuchik dan
sekdes, adapun faktor yang mempengaruhi kegiatan ini yaitu ada sebagian
masyarakat desa yang tidak berada di rumah pada saat mahasiswa
melakukan pendataan.
3. Tanggal 23 April 2011
Dilakukan tabulasi data dan membuat grafik sebagai bahan untuk melakukan
lokakarya mini.
4. Tanggal 24 April 2011
Melakukan konsul lokakarya mini dengan dosen pembimbing.
49
5. Tanggal 26 April 2011
Melakukan pelaksanaan lokakarya mini yang dilakukan di meunasah desa
Piyeung Kuweu, berjalan dengan cukup lancar, untuk memberikan gambaran
kepada masyarakat mengenai masalah kesehatan dan melakukan pemecahan
masalah dengan musyawarah masyarakat desa.
6. Tanggal 28 April 2011
Melakukan gotong royong yang berpusat di meunasah desa Piyeung Kuweu
yang berjalan lancar.
7. Tanggal 5 Mei 2011
Melaksanakan acara lomba balita sehat (umur 1-5 tahun) di tempat
posyandu, dan juga ditambah dengan acara lomba cuci tangan bagi ibu-ibu
balita dan juga lomba sikat gigi bagi anak usia sekolah (umur 6-12 tahun)
5. Evaluasi
Merupakan tahap akhir dari proses keperawatan komunitas yang bertujuan untuk
menilai keberhasilan tindakan yang dilaksanakan.
Dari hasil evaluasi yang kami lakukan setelah dilakukan proses keperawatan
yang pernah dijalankan mahasiswa Akper Tjoet Nya’ Dhien Banda Aceh di desa
50
Piyeung Kuweu Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar. Didapatkan bahwa
masyarakat beserta tokoh masyarakatnya kurang antusias dengan program yang
dijalankan secara bersama-sama. Dibuktikan dari masyarakat yang datang pada
saat lokmin sebesar 50%, pelaksanaannya berjalan dengan baik.
Pada saat acara yang telah disepakati secara bersama-sama hasilnya memuaskan,
pelaksanaannya berjalan dengan lancar. Acara yang dibuat berupa acara penkes,
seminar, gotong royong dan perlombaan. Acara tersebut dibuat untuk
meningkatkan partisipasi dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga
kebersihan lingkungan.
51
BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan data – data yang diperoleh dari masyarakat desa Piyeung Kuweu
kelompok dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
a. Pengkajian
Dari hasil pengkajian bahwa masyarakat desa Piyeung Kuweu mempunyai
masalah kesehatan lingkungan mendapat prioritas utama dengan skor 4, ini
merupakan masalah kesehatan yang perlu kita sadari bersama bahwa
lingkungan yang kurang sehat mengakibatkan masyarakat disekitar tidak
nyaman
b. Perencanaan
Untuk menyelesaikan segala permasalahan yang ada di desa Piyeung Kuweu
diserahkan kepada seluruh warga desa Piyeung Kuweu.
c. Pelaksanaan
Pelaksanaan sesuai dengan rencana kegiatan yang telah kelompok susun,
maka kelompok melaksanakan cara pencegahan masalah sesuai dengan cara
52
memberi penyuluhan di meunasah yang dihadiri oleh masyarakat desa
Piyeung Kuweu, gotong royong berjalan lancar dan masyarakat ikut serta
dalam pelaksanaan kegiatan.
d. Evaluasi
Dengan adanya penyuluhan tentang kesehatan lingkungan diharapkan kepada
masyarakat untuk
1. Dapat menambah pengetahuan masyarakat tentang kesehatan lingkungan
2. Dengan adanya penyuluhan, masyarakat bisa langsung mempraktekkan apa
yang mereka peroleh selama penyuluhan
3. Masyarakat sudah mengerti dan akan melanjutkan kegiatan yang dilakukan
mahasiswa/i seperti gotong royong
2. Saran
a. Bagi masyarakat desa Piyeung Kuweu
1. Hendaknya masyarakat mau ikut serta dalam kegiatan gotong royong
secara bersama sama.
2. Hendaknya lebih memamfaatkan sarana kesehatan bila menghadapi
masalah kesehatan yang tidak dapat ditanggulangi
53
3. Hendaknya para kader diberi dorongan atau rangsangan oleh pihak
puskesmas dan masyarakat setempat agar dapat bekerja lebih baik dan
lebih meningkatkan kegiatan lingkungan seperti posyandu.
b. Bagi pihak puskesmas
1. Hendaknya lebih meningkatkan kualitas dan kuantitas penyuluhan
kesehatan sehingga dapat dicapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi – tingginya
2. Hendaknya lebih sering turun ke desa untuk memonitor taraf kesehatan
masyarakat yang ada di desa.
54
DAFTAR PUSTAKA
Ekasari, Fatmamia dkk.2008.Keperawatan Komunitas. Trans Info Media. Jakarta Timur
Entjang, indari. 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat. PT Citra adatya Bakti. Bandung.
Effendi, Nazrul. 2000. Dasar-Dasar Kesehatan Masyarakat. EGC. Jakarta.
54
PLANING OF ACTION (POA)
NO KEGIATAN TUJUAN SASARAN WAKTU TEMPAT PENANGGUNG
JAWAB RENCANA PENILAIAN
1 2 3 4
Determinasi mahasiiswa/i dari pendidikan kepada camat Montasik Kabupaten Aceh Besar
Melakukan
orientasi wilayah desa Piyeung Kuweu Kec. Montasik.
Melaksanakan pengumpulan data dari rumah k rumah di desa Piyeung Kuweu.
Agar mahasiswa/i dapat melaksanakan PBL di Kecamatan Montasik.
Agar mahasiswa/I mengenal wilayah & batas-batas desa serta mengetahui jumlah dusun Agar mahasiswa dapat mengetahui jumlah KK dan jumlah masyarakat
*Camat kecamatan montasik *keuchiek / sekdes Desa Piyeung Kuweu, Kec. Montasik Dessa Piyeung Kuweu Seluruh warga desa meunasah keudee
Senin, 18 April 2011 09.30 s/d selesai. Senin , 18 April 2011 16.30 s/d 18.00 WIB Rabu s/d Jum’at, tgl 20 s/d 22 April 2011, jam 08.30s/d 17.15
Gedung pertemuan kantor camat Kec. Montasik. Desa Piyeung Kuweu Desa Piyeung Kuweu.
* koordinator PBL Keuchik dan sekdes desa Piyeung Kuweu Keucik / sekdes dan mahasiswa /i Mahasiswa/i
Mahasiswa/I dapat melaksanakan PBL di desa yang telah di tetapkan Mahasiswa/I mengetahui wilayah desa Piyeung Kuweu Supaya mahasiswa mengetahui jumlah masyarakat secara detail dari balita sampai usila dan mengetahui masalah kesehatan serta penggunaan pelayanan kesehatan
55
5 6. 7 8.
Tabulasi data dan membuat persiapan untuk lokmin dan melakukan konsul dengan dosen pembimbing Pendekatan lintas sektoral dan persiapan lokmin Melaksanakan pelaksanaan lokmin (memaparkan) data yang sudah didapatkan didesa
keseluruhan serta mengetahui masalah kesehatan yang ada di Desa Piyeung Kuweu. Mahasiswa dapat menjumlahkan masyarakat dapat mempersiapkan diri untuk memaparkan masalah yang sudah didapat Agar mahasiswa dapat mempersiapkan diri sebelum logmin Supaya masyarakat tahu apa yang
Masyarakat desa Piyeung Kuweu. Masyarakat desa Piyeung Kuweu. Masyarakat desa Piyeung Kuweu. Seluruh
Kamis s/d Senin tgl 21 s/d 25 April 2011 Minggu s/d Senin, 24 s/d 25 April 2011 Selasa, tgl 26 April 2011, jam 14.00 s/d 16.00 WIB.
Rumah Desa Piyeung Kuweu. Meunasah. Meunasah
Keucik/ sekdes Keucik / sekdes dan mahasiswa/i Geucik / sekdes
Supaya mahasiswa mampu memprioritaskan masalah dan mempersiapkan diri untuk memaparkan hasil yang sudah di tabulasi Mahasiswa siap untuk menjawab pertanyaan pertanyaan yang diajukan ketika lokmin. Memprioritaskan diagnosa dan mendiskusikan tindakan yang dilakukan dan mengetahui keadaan desa meunasah keudee berdasarkan data geografi. Didapatkan keinginan masyarakat dalam usaha pencegahan penyakit
56
9. 10. 11
meunasah keudee Melakukan penyuluhan tentang kesehatan lingkungan, Demam, Malaria, dan DBD. Pelaksanaan gotong royong Melakukan penyuluhan imunisasi kepada ibu-ibu yang mempunyai balita
sering timbul masalah kesehatan yang ada di Desa Piyeung Kuweu dan dapat mencari solusi untuk mengatasinya. Agar masyarakat mengetahui tentang pentingnya kesehatan lingkungan Membersihkan lingkungan sekitar desa Piyeung Kuweu dalam mengajak masyarakat menyadari bahwa menjaga lingkungan itu sangat penting.
masyarakat Seluruh masyarakat di desa meunasah keudee Ibu-ibu yang mempunyai balita Lingkungan desa Piyeung Kuweu khususnya dirumah keluarga
Kamis, tgl 28 April 2011, jam 09.00 s/d selesai Jum’at 29 April 2011 jam 09.00 s/d 11.30 Kamis, 5 Mei 2011 Jam 09.00 s/dd 11.00 WIB Minggu 1 Mei
Seputaran desa Piyeung Kuweu Posyandu Rumah keluarga binaan masing masing
Keucik, sekdes, ketua pemuda dan mahasiswa/i Bides , kader desa dan mahasiswa I Mahasiswa /i Mahasiswa/i
Kemampuan masyarakat desa meunasah keudee dalam membersihkan lingkungan sekitar. Supaya ibu-ibu mampu mengenal dan menyadari pentingnya imunisasi dan vit.A pada balita. Data didapat lengkap dari keluarga binaan dan keluarga binaan tahu cara mengatasi masalah kesehatan yang ia hadapi sekarang ini untuk mengurangi resiko yang terjadi
57
12 Melakukan pengkajian keluarga binaan dan memberikan penyuluhan pada keluarga binaan serta mempersiapkan bahan untuk Ujian keluarga binaan Determinasi mahasiswa PBL dengan camat serta dengan semua kepala desa yang telah di tetapkan
Agar ibu-ibu dapat mengetahui tentang pentingnya imunisasi Untuk mendapatkan data keluarga binaan secara lengkap dan tahu masalah kesehatan yang dihadapinya serta tahu bagaimana cara mencegah resiko yang terjadi. Mengevaluasi apabila kabin sudah betul betul mengerti dan tahu cara mengatasi masalah yang
binaan Mahasiswa/i PBL. Mahasiswa/i PBL, musfika Kec. Montasik, Direktur dan Staf AKPER Tjoet Nya’ Dhien Banda Aceh.
2011 Rabu 4 Mei 2011 Sabtu, 7 Mei 2011 10.00 s/d selesai
Rumah kabin masing – masing Gedung pertemuan kantor camat kec. mesjid raya
koordinator PBL
Kemampuan mahasiswa /I dalam memberikan penyulihan dan cara komunikasi dengan keluarga binaan Mahasiswa/i telah melaksanakan PBL di desa yang telah di tetapkan.
58
sedang ia hadapi saat ini Mengucapkan terima kasih dan mengikat tali silaturahmi
62
62
Foto Bersama Anggota Kelompok VIII Mahasiswa/I Akademi Keperawatan Tjoet Nya’ Dhien
Banda Aceh Tahun 2011
63
63
Lampiran 1
Pembukaan Acara Lokmin
Oleh: RIFKI RAIYANI
Kata – Kata Sambutan Oleh Pembimbing:
MURTALA DAUD, SKM
Kata – kata sambutan oleh Geucik
Desa Piyeung Kuweu JUNAIDI
64
64
Melakukan Prioritas Masalah dan POA Oleh : HERI SAPUTRA
SUSAN ANDRIANI Masyarakat Desa Piyeung Kuweu
Yang Hadir Pada Acara Lokmin
Lampiran 2
65
65
Penyuluhan Tentang Kebersihan Lingkungan, Demam, Malaria dan DBD Oleh
HERI SAPUTRA
Masyarakat yang Hadir Saat Penyuluhan Persiapan Leaflet Sebelum Penyuluhan
66
66
Lampiran 3
Saat Gotong Royong
67
67
Lampiran 4 Lomba Balita Sehat Saat Posyandu
68
68
Lampiran 5 Lomba Cuci Tangan pada Ibu-Ibu Balita
69
69
Lampiran 6 Lomba Sikat Gigi
Pada Anak Usia 6-12 tahun (Usia Sekolah)
70
70
Lampiran 7
Foto Saat Ujian Kabin
Oleh: HERI SAPUTRA
Ujian Kabin
Oleh: RIFKI RAIYANI
71
71
Lampiran 8
Pembagian Hadiah Lomba Sikat Gigi
Pemberian Kado
Buat
Desa
(Meunasah)
72
72
Foto Pemasangan Pamplet (Nama Masing-masing Dusun)
73
73
Pemberian Kado Buat Perangkat Desa
74
74
Tari Ranup Lampuan pada Malam Acara Perpisahan
75
75
Foto Pemberian Bungoeng Jaroe dari Masyarakat Desa Piyeung Kuweu
Kepada Mahasiswa/i PBL AKPER Tjoet Nya’ Dhien Banda Aceh
Tahun 2011
top related