laporan individu home visite damar print 1-4,9-10
Post on 10-Dec-2015
23 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
LAPORAN INDIVIDU HOME VISITE
RW 1 KELURAHAN JATIMULYO
Disusun untuk Memenuhi Ujian Individu Profesi Ners Departemen Gerontik di RW 1
Kelurahan Jatimulyo Malang
OLEH:
Damar Dewangga
NIM. 105070200111036
JURUSAN ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2015
LAPORAN PENDAHULUAN HOME VISIT
1. Latar Belakang Lansia
Ny. D yang berusia 73 tahun tinggal bersama dengan,cucu di rumahnya di Jl.
Kalpataru RT 4 RW 1. Ny. D rutin datang dan kontrol ke Posyandu lansia untuk
memeriksakan tekanan darah tinggi yang dialami. Pernyataan Ny. D sesuai dengan rekap
data absensi yang didokumentasikan oleh kader lansia. Saat ini Ny. D mengeluh sakit
pada sendi kaki sebelah kiri.
Dalam sehari-hari klien masih aktif beraktifitas seperti menyapu, memasak, menonton
televisi. Klien juga aktif mengikuti kegiatan yang ada dimasyarakat seperti posyandu
lansia, PKK maupun tahlilan
Riwayat penyakit yang pernah dialami klien adalah hipertensi. Saat dilakukan
pengkajian awal klien mengatakan hanya sesekalli sakit kepala. Saat dilakukan
pengukuran tekanan darah didapatkan tekanan darah klien 180/100 mmHg, klien
mengatakan rutin kontrol tekanan darah di posyandu dan di rumah, ketika dikaji lebih
dalam klien minum obat anti hipertensi 1x sehari, dan ketika obat habis, klien tidak segera
untuk membeli obat lagi. Saat dilakukan pengkajian masalah emosional klien mengatakan
tidak ada masalah yang jadi beban pikiran klien.
Jadi dari latar belakang tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa terdapat masalah
dengan klien untuk menurunkan hipertensi salah satunya adalah kepatuhan terkait
konsumsi obat hipertensi, serta kepatuhan terkait diet hipertensi.
2. Recana keperawatan
a. Diagnosa keperawatan : Ketidakefektifan manajemen kesehatan diri
b. Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x1 minggu manajemen kesehatan
diri lansia efektif
c. Tujuan Khusus
Lansia menyatakan mengerti tentang hipertensi
Lansia menyatakan mengerti tentang pola hidup sehat pada lansia
Lansia menyatakan mengerti tentang nutrisi dan diet sehat hipertensi
Tekanan darah lansia setelah dilakukan intervensi megalami penurunan
Lansia dapat mempraktekan kembali apa yang sudah diajarkan (jus semangka)
3. Rencana Kegiatan
No Topik Metode Media Waktu &
Tempat
Pengorganisasian
1 Hipertensi Pendidikan
kesehatan,
Tanya jawab
Leaflet, Rumah Ny. D Waktu : 16 Juni
2015.
2 Diet sehat
hipertensi
Pendidikan
kesehatan,
Tanya jawab
Leaflet Rumah Ny. D Waktu : 18 Juni
2015.
3 Jus
Semangka
untuk
hipertensi
Pendidikan
kesehatan,
Tanya jawab
- Rumah Ny. D Waktu : 25 Juni
2015.
4 Pola hidup
sehat di usia
lanjut
Pendidikan
kesehatan,
Tanya jawab
Leaflet Rumah Ny. D Waktu : 26 Juni
2015.
4. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
Materi SOAP telah dipersiapkan
Media SOAP telah dipersiapkan
Suasana tenang
b. Evaluasi Proses
Selama proses berlangsung diharapkan lansia dapat mengikuti seluruh
kegiatan
Selama kegiatan berlangsung diharapkan lansia aktif
c. Evaluasi Hasil
Lansia dapat menyebutkan pengertian lansia sehat
Lansia dapat menyebutkan ciri-ciri lansia sehat
Lansia dapat menyebutkan pola hidup sehat di usia lanjuti
Lansia dapat menyebutkan pengertian penyakit hipertensi
Lansia dapat menyebutkan tanda dan gejala hipertensi
Lansia dapat menyebutkan pencegahan dan cara diet untuk hipertensi
Lansia dapat menyebutkan diit hipertensi apa saja
Lansia dapat mempraktekan kembali apa yang sudah diajarkan
(konsumsi jus semangka)
LAMPIRAN MATERI PENDIDIKAN KESEHATAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Pokok Bahasan : Hidup Sehat Pada Usia Lanjut
Sasaran : Ny. D
Hari/Tanggal : Jumat, 26 Juni 2015
Jam : 09.00 – 09.30 Wib
Waktu : 30 menit
I. Tujuan Instruksional Umum
Lansia mampu menjalankan pola hidup sehat di Usia Lanjut
II. Tujuan Instruksional Khusus : Lansia Mampu
1. Menyebutkan pengertian Lansia Sehat
2. Menyebutkan ciri-ciri lansia sehat dengan bahasa sendiri
3. Menyebutkan pola hidup yang sehat di usia lanjut
III. Latar Belakang
Dengan bertambahnya usia, struktur dan fungsi sitem tubuh manusia berubah,
baik itu fisik, mental, sosial dan emosional. Hal ini akan mempengaruhi berbagai aspek
kehidupan di usia lanjut. Psikologis penuaan yang berhasil dicerminkan pada
kemampuan individu lansia beradaptasi terhadap kehidupan fisik, sosial dan emosional
serta mencapai kebahagiaan, kedamaian dan kepuasan hidup. Karena perubahan
dalam pola hidup tidak dapat dihindari sepanjang hidup, individu harus memperlihatkan
kemampuan untuk kembali bersemangat.
Lansia yang sakit akan mengancam kemandirian dan kualitas hidup dengan
membebani kemampuan melakukan perawatan personal dan tugas sehari-hari.
Pada wisma Talang terdapat 7 orang lansia yang masing-masingnya menderita
penyakit yang berbeda-beda, seperti hipertensi, rematik, gastritis dan penurunan fungsi
sensori.
Oleh sebab itu mahasiswa praktek profesi keperawatan gerontik merasa perlu
untuk memberikan penyuluhan kesehatan dengan topik “Hidup Sehat Pada Usia Lanjut”
agar diharapkan lansia mampu mempertahankan kemandirian dan kualitas hidup untuk
mencapai kesejahteraan lansia.
IV. Materi
1. Pengertian lansia sehat
2. Ciri-ciri lansia sehat
3. Pola hidup yang sehat di usia lanjut
a. Mengurangi konsumsi gula
b. Mengatasi makanan yang dapat meningkatkan asam urat
c. Mengatasi makanan yang mengandung lemak
d. Mencegah kegemukan
e. Mengontrol tekanan darah
f. Menghentikan merokok dan tidak minum alkohol
g. Beraktifitas/olah raga secara teratur
h. Mengatasi stress
i. Pemeriksaan kesehatan secara teratur
j. Beribadah sesuai dengan keyakinan
V. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi
VI. Kegiatan PenyuluhanNo. Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Lansia
Waktu
1. Pembukaan 5 menit
- Moderator memberi salam
- Moderator memperkenalkan semua anggota penyuluh
- Menjawab Salam
- Mendengarkan dan memperhatikan
- Moderator membuat kontrak waktu
- Moderator menjelaskan tujuan penyuluhan
- Mendengarkan dan memperhatikan
- Mendengarkan dan memperhatikan
2. Pelaksanan presenter 15 menit
- Menggali pengetahuan lansia tentang pengertian lansia sehat
- Memberikan reinforcement dan meluruskan konsep
- Menjelaskan ciri-ciri lansia sehat
- Menjelaskan pola hidup sehat di usia lanjut
- Memberikan kesempatan pada lansia untuk bertanya
- Memberikan reinformen (+) dan menjawab pertanyaan
- Mengemukakan pendapat
- Mendengarkan dan memperhatikan
- Mendengarkan dan memperhatikan
- Mendengarkan dan memperhatikan
- Mengajukan pertanyaan
- Mendengarkan dan memperhatikan
3. Penutup 10 menit
- Presenter bersama lansia menyimpulkan materi
- Presenter mengadakan evaluasi
- Presenter memberi salam
- Moderator menyimpulkan hasil diskusi
- Moderator memberi salam
- Bersama presenter menyimpulkan materi
- Menjawab pertanyaan
- Menjawab salam
- Mendengarkan dan memperhatikan
- Menjawab salam
VII. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
- Peserta penyuluhan
- Setting tempat teratur,
- Suasana tenang dan tidak ada yang hilir mudik
2. Evaluasi Proses
- Selama proses berlangsung diharapkan lansia dapat mengikuti seluruh kegiatan
- Selama kegiatan berlangsung diharapkan lansia aktif
3. Evaluasi Hasil
- Lansia dapat menyebutkan pengertian lansia sehat
- Lansia dapat menyebutkan ciri-ciri lansia sehat
- Lansia dapat menyebutkan pola hidup sehat di usia lanjut
VIII. Daftar Pustaka
E-Oswari, 1997, Menyongsong Usia Lanjut dengan Bugar dan Bahagia, Pustaka Sinar
Harapan, Jakarta.
Patel, Candra, Petunjuk Praktis Menengah dan Mengobati Penyakit Jantung, Gramedia,
Jakarta.
Hardiwinoto, 1999, Panduan Gerontologi, Gramedia, Jakarta
Tjokoparawiro, A, 1998, Upaya Peningkatan Kualitas Hidup, Majalah Desa Media No. 1 vol.
II, Jakarta.
Lampiran
Hidup Sehat Pada Usia Lanjut
1. Pengertian lansia sehat
Lansia sehat adalah lansia yang mampu menyesuaikan diri terhadap perubahan fisik
mereka dan lingkungan sosialnya.
2. Ciri-ciri lansia sehat
a. Secara fungsional masih tidak tergantung pada orang lain.
b. Aktivitas hidup sehari-hari masih penuh walaupun mungkin ada keterbatasan dari
segi sosial ekonomi yang memerlukan pelayanan.
3. Pola hidup yang sehat
a. Mengurangi konsumsi gula : konsumsi gula yang berlebihan akan dapat
menimbulkan berbagai macam penyakit seperti DM, atau obesitas.
b. Membatasi mengkonsumsi makanan yang dapat meningkatkan asam urat.
Peningkatan asam urat dapat memberikan nyeri pada persendian. Makanan yang
tinggi kandungan asam uratnya adalah Jeroan (Organ hewan/Isi perut), alkohol,
sardencis, Burung dara, Unggas (bebek dll), kaldu dan emping.
c. Membatasi makanan yang mengandung lemak dan banyak makan sayur-sayuran
dan buah-buahan sebagai sumber vitamin. Lemak dapat meningkatkan kadar
kolesterol dalam darah dan berakibat penyempitan pada pembuluh sehingga
menimbulkan penyakit hipertensi stroke, penyakit jantung koroner. Makanan yang
mengandung lipid atau lemak yaitu telur, keju, kepiting-udang, cumi, susu, sarden.
d. Mencegah kegemukan. Kegemukan dapat diobati dengan diit dan berolah raga untuk
menurunkan berat badan pakailah diit separuh artinya waktu makan tetap tapi
porsinya separuh.
e. Mengontrol tekanan darah : Dapat mencegah terjadinya peningkatan tekanan darah
atau hipertensi. Normalnya tekanan darah adalah 160/90
f. mmHg. Hipertensi bisa dihindari antara lain dengan tidak berlebihan makan makanan
asin. Bagi yang tidak hipertensi batasi makanan garam.
g. Menghentikan merokok dan tidak minum alkohol : Rokok dapat menyebabkan
penyempitan pembuluh darah. Sehingga dapat menimbulkan penyakit jantung
koroner, Ca paru dan hipertensi. Alkohol dapat berefek seperti peningkatan kadar
lipid dan juga dapat merusak hati.
h. Beraktifitas atau berolah raga secara teratur.
Olah raga yang ideal pada lanjut usia adalah house exercise atau room exercise
yaitu olah raga ringan yang dilakukan 2 jam setelah makan : seperti senam atau lari
ditempat.
Olah raga yang teratur sangat dianjurkan agar hidup sehat seperti jalan kaki, senam,
berenang atau bersepeda.
i. Mengatasi stress
Stress adalah segala sesuatu yang dapat menimbulkan ketegangan mental dan
emosional.
Stress dapat menyebabkan penyakit pada jantung dan pembuluh darah. Untuk
meredam stress, tidurlah sehari minimal 6 (enam) jam, kalau tidak bisa tidur bisa
dilakukan tidur semu artinya memejamkan mata sambil berbaring, tidak bergerak,
tidak menerima telpon, tidak berbicara dengan siapa saja.
j. Memeriksakan kesehatan secara teratur : Pemeriksaan kesehatan secara teratur 6
bulan sekali bagi mereka yang berusia di atas 40 tahun jangan menunggu adanya
gejala.
k. Beribadah sesuai dengan keyakinan : dapat meningkatkan kesehatan normal,
kesehatan hidup teratur dan dapat memberikan ketenangan hidup.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik penyuluhan : Hipertensi
Hari/Tanggal : Rabu, 22 April 2015
Waktu : 3 kali pertemuan
Sasaran : Lansia Binaan
Tempat : Rumah Ny. D
Penyuluh : Yuniar Valentine P
A. Latar Belakang
Hipertensi adalah suatu keadaan seseorang mengalami peningkatan tekanan
darah di atas normal, yaitu tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan atau tekanan darah
diastolik ≥90 mmHg (Joint National Commitee on Prevention Detection, Evaluation, and
Treatment of High pressure VII, 2003). Hipertensi menjadi sebuah tantangan global
yang luar biasa dan menempati peringkat ketiga sebagai penyebab kematian setiap
tahunnya. Diperkirakan di dunia, prevalensi hipertensi akan meningkat dari 26,4% tahun
2000 menjadi 29,2% tahun 2025 (Kearney et al., 2005).
Dari hasil studi tentang kondisi sosial ekonomi dan kesehatan lanjut usia yang
dilaksanakan Komnas Lansia di 10 propinsi tahun 2006, diketahui bahwa penyakit
terbanyak yang diderita Lansia adalah penyakit sendi (52,3%), dan hipertensi (38,8%),
anemia (30,7%) dan katarak (23%). Penyakit-penyakit tersebut merupakan penyebab
utama disabilitas pada lansia (komnas lansia 2010). Angka kejadian gangguan
hipertensi menunjukkan suatu angka yang tinggi menjadi suatu pertanyaan yang
berujung pada “gaya hidup” lansia itu sendiri (Darmojo 2006).
Pada study penelitian usia lanjut tentang gaya hidup lansia dapat mempengaruhi
kesehatan terutama lansia dengan Hipertensi. Faktor gaya hidup seperti kurang
beraktivitas karena telah lanjut usia dan tidak bekerja lagi, kebiasaan merokok terutama
lansia laki-laki, kebiasaan minum kopi, pengaturan diet yang tidak sesuai, manejemen
terapi obat yang kurang efektif dan stress, merupakan faktor resiko terjadinya hipertensi
yang tidak terkontrol pada lansia (Erda Fitriani, 2005).
Diet dan modifikasi gaya hidup sangat diperlukan untuk mencegah komplikasi
hipertensi. Selain itu, tujuan dari penatalaksanaan diet adalah untuk membantu
menurunkan tekanan darah dan mempertahankan tekanan darah menuju normal.
Disamping itu, diet juga ditujukan untuk menurunkan faktor risiko lain seperti berat
badan yang berlebih, tingginya kadar lemak kolesterol dan asam urat dalam darah
(Harie dkk.,2010). Sehingga perlu diberikan pengetahuan yang lebih kepada lansia
dengan hipertensi untuk menjaga kualitas kesehatan para lansia.
B. Tujuan Instruksional
1. Tujuan umum
Setelah diadakan penyuluhan diharapkan terjadi peningkatan pengetahuan lansia
terhadap penyakit hipertensi.
2. Tujuan khusus
Setelah mendapat penyuluhan, diharapkan peserta mampu:
1) Pengertian hipertensi
2) Penyebab hipertensi
3) Faktor risiko hipertensi
4) Tanda dan Gejala hipertensi
5) Penatalaksanaan hipertensi
6) Diet rendah garam/DASH
C. Materi Penyuluhan
1) Pengertian hipertensi
2) Penyebab hipertensi
3) Faktor risiko hipertensi
4) Tanda dan Gejala hipertensi
5) Penatalaksanaan hipertensi
6) Diet rendah garam/DASH
D. Sasaran
Sasaran penyuluhan adalah Ny. P beserta keluarganya
E. Metode
Metode yang digunakan adalah ceramah dan tanya jawab
F. Media
Media yang digunakan adalah leafleat
G. Kegiatan Penyuluhan
Tahap Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta Metode media
Pertemuan
ke 1 30
menit
- Memperkenalkan diri
- Menjelaskan tujuan
dari penyuluhan
- Kontrak waktu
- Menyebutkan materi
yang akan diberikan
- Mengkaji
pengetahuan klien
Mendengarkan
Memperhatikan
Berdiskusi
Ceramah,
Tanya
jawab
Leaflet
tentang hipertensi
- Menjelaskan tentang
konsep dasar
a. Pengertian
hipertensi
b. Penyebab
hipertensi
c. Tanda dan gejala
hipertensi
d. Komplikasi
hipertensi
Pertemuan
ke 2
30
menit
- Menjelaskan tujuan
dari penyuluhan
- Kontrak waktu
- Menjelaskan tentang
konsep dasar :
a. Obat – obat
antihipertensi
b. Efek samping
obat anti
hipertensi
c. Dampak
ketidakpatuhan
pengobatan
hipertensi
Mendengarkan
Memperhatian
Berdiskusi
Ceramah,
Tanya
jawab
Leaflet
Pertemuan
ke 3
30
menit
- Menjelaskan tujuan
dari penyuluhan
- Kontrak waktu
- Menjelaskan tentang
konsep dasar :
a. Pengertian diet
rendah garam
b. Tujuan diet
rendah garam
c. Makanan yang
diperbolehkan
Mendengarkan
Memperhatikan
Berdiskusi
Ceramah,
Tanya
jawab
Leaflet
dan tidak
diperbolehkan
dikonsumsi oleh
penderita
hipertensi
Pertemuan
ke 4
30
menit
- Menjelaskan tujuan
dari penyuluhan
- Kontrak waktu
- Menjelaskan tentang
konsep dasar :
a. ciri-ciri lansia
sehat
b. Menjelaskan
pola hidup
sehat di usia
lanjut
Mendengarkan
Memperhatikan
Berdiskusi
Ceramah,
Tanya
jawab
Leaflet
H. Evaluasi
1. Struktur
a) Peserta hadir ditempat penyuluhan
b) Penyelengaraan penyuluhan rumah lansia
c) Pengorganisasian penyelengaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya
2. Proses :
a. Media yang digunakan adalah leaflet.
b. Waktu penyuluhan adalah 4 kali pertemuan
c. Persiapan penyuluhan dilakukan beberapa hari sebelum kegiatan penyuluhan
d. Pembicara diharapkan menguasai materi dengan baik
e. Tidak ada peserta yang meninggalkan ruangan saat kegiatan penyuluhan
berlangsung
f. Peserta aktif dan antusias dalam megikuti kegiatan penyuluhan
3. Hasil
a. Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan peserta diharapkan mengerti dan
memahami tentang :
a. Pengertian hipertensi
b. Penyebab hipertensi
c. Faktor risiko hipertensi
d. Tanda dan Gejala hipertensi
e. Penatalaksanaan hipertensi
f. Diet rendah garam/DASH
b. Jumlah peserta yang hadir dalam penyuluhan yaitu 1 orang.
c. Angka pencapaian pre tes 20%
d. Angka pencapaian pos tes 80%
I. Materi (lampiran)
J. Daftar pustaka
Doenges, MerilynnE, dkk.2007. Rencana Asuhan Keperawatan Psikiatri edisi 3. EGC
NANDA Internasional. Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2012-2014.
2012. Jakarta : EGC
Moorhead, Sue dkk. Nursing Outcomes Classification (NOC) Fourth Edition. 2008.
Mosby Elsevier
Dochterman, Joanne dkk. Nursing Interventions Classification (NIC) Fifth Edition.
2008. Mosby Elsevier
Price, Sylvia Anderson.2005. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
Terjemahan Brahm U. Pendit. Edisi 6. Jakarta : EGC
Smeltzer C. Suzanne, dkk. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC
Lampiran 1.
Hipertensi
1. Definisi
Tekanan Darah Tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah
didalam arteri. Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala,
dimana tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya
resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan
ginjal. (Sumber : http://www.medicastore.com)
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah sistolik
lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg. Pada manula hipertensi
didefinisikan sebagai tekanan sistolik lebih dari 160 mmHg dan tekanan diastolik lebih
dari 90 mmHg. (Brunner and Suddarth, Keperawatan Medikal Bedah, 2002).
Hipertensi adalah suatu keadaan seseorang mengalami peningkatan tekanan darah
di atas normal, yaitu tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan atau tekanan darah
diastolik ≥90 mmHg (Joint National Commitee on Prevention Detection, Evaluation, and
Treatment of High pressure VII, 2003).
2. Etiologi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua golongan, yaitu :
Hipertensi essensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya disebut
juga hipertensi idiopatik. Terdapat sekitar 95 % kasus. Banyak faktor yang
mempengaruhinya seperti genetik, lingkungan, hiperaktifitas susunan saraf simpatis,
sistem renin angiotensin, defek dalam ekskresi Na, peningkatan Na dan Ca
interseluler, dan faktor-faktor yang risiko seperti obesitas, alkohol, merokok.
Hipertensi sekunder atau hipertensi renal, penyebab spesifiknya diketahui seperti
penggunaan estrogen(pil KB), penyakit ginjal, hipertensi vaskuler renal, hipertensi
aldosteronisme primer, dan sindrom chusing, feokromositoma, koarkfasio aorta,
hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan, diabetes melitus, stres kronis,
merokok/alkohol,dan lain - lain. (Mansjoer, Arif dkk, 2001 : 518)
3. Faktor resiko
a. Faktor usia sangat berpengaruh terhadap hipertensi karena dengan bertambahnya
umur maka semakin tinggi mendapat resiko hipertensi. Insiden hipertensi makin
meningkat dengan meningkatnya usia. Ini sering disebabkan oleh perubahan alamiah
di dalam tubuh yang mempengaruhi jantung, pembuluh darah dan hormon. Hipertensi
pada yang berusia kurang dari 35 tahun akan menaikkan insiden penyakit arteri
koroner dan kematian prematur (Julianti, 2005).
b. Etnis
Hipertensi lebih banyak terjadi pada orang berkulit hitam daripada berkulit putih.
Belum diketahui secara pasti penyebabnya, namun dalam orang kulit hitam ditemukan
kadar renin yang lebih rendah dan sensitifitas terhadap vasopresin lebih besar.
c. Jenis kelamin juga sangat erat kaitanya terhadap terjadinya hipertensi dimana pada
masa muda dan paruh baya lebih tinggi penyakit hipertensi pada laki-laki dan pada
wanita lebih tinggi setelah umur 55 tahun, ketika seorang wanita mengalami
menopause
d. Riwayat keluarga juga merupakan masalah yang memicu masalah terjadinya
hipertensi hipertensi cenderung merupakan penyakit keturunan. Jika seorang dari
orang tua kita memiliki riwayat hipertensi maka sepanjang hidup kita memiliki
kemungkinan 25% terkena hipertensi ( Astawan,2002 )
e. Mengkonsumsi garam lebih atau makan-makanan yang diasinkan dengan sendirinya
akan menaikan tekanan darah Garam berhubungan erat dengan terjadinya tekanan
darah tinggi gangguan pembuluh darah ini hampir tidak ditemui pada suku pedalaman
yang asupan garamnya rendah. Jika asupan garam kurang dari 3 gram sehari
prevalensi hipertensi presentasinya rendah, tetapi jika asupan garam 5 - 15 gram
perhari, akan meningkat prevalensinya 15-20% (Wiryowidagdo, 2004).
f. Merokok merupakan salah satu faktor yang dapat diubah, adapun hubungan merokok
dengan hipertensi adalah nikotin akan menyebabkan peningkatan tekana darah
karena nikotin akan diserap pembulu darah kecil dalam paru-paru dan diedarkan oleh
pembulu dadarah hingga ke otak, otak akan bereaksi terhadap nikotin dengan
member sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepas efinefrin (Adrenalin). Hormon
yang kuat ini akan menyempitkan pembulu darah dan memaksa jantung untuk bekerja
lebih berat karena tekanan yang lebih tinggi.Selain itu, karbon monoksida dalam asap
rokok menggantikan iksigen dalam darah. Hal ini akan menagakibatkan tekana darah
karena jantung dipaksa memompa untuk memasukkan oksigen yang cukup kedalam
orga dan jaringan tubuh ( Astawan, 2002 ).
g. Aktivitas sangat mempengaruhi terjadinya hipertensi, dimana pada orang yang kuan
aktvitas akan cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung yang lebih tingi
sehingga otot jantung akan harus bekerja lebih keras pada tiap kontraksi.Makin keras
dan sering otot jantung memompa maka makin besar tekanan yang dibebankan pada
arteri ( Amir, 2002 ).
h. Stress juga sangat erat merupakan masalah yang memicu terjadinya hipertensi
dimana hubungan antara stress dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf
simpatis peningkatan saraf dapat menaikan tekanan darah secara intermiten (tidak
menentu). Stress yang berkepanjangan dapat mengakibatkan tekanan darah menetap
tinggi. Walaupun hal ini belum terbukti akan tetapi angka kejadian di masyarakat
perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan di pedesaan. Hal ini dapat dihubungkan
dengan pengaruh stress yang dialami kelompok masyarakat yang tinggal di kota
(Dunitz, 2001).
i. Obesitas / Kegemukan Faktor ini bisa Anda kendalikan. Orang yang memiliki berat
badan di atas 30 persen berat badan ideal, memiliki kemungkinan lebih besar
menderita tekanan darah tinggi.
j. Kafein Faktor ini bisa Anda kendalikan. Kafein yang terdapat pada kopi, teh maupun
minuman cola bisa menyebabkan peningkatan tekanan darah.
k. Alkohol Faktor ini bisa Anda kendalikan. Konsumsi alkohol secara berlebihan juga
menyebabkan tekanan darah tinggi.
l. Kurang Olahraga Faktor ini bisa Anda kendalikan. Kurang olahraga dan bergerak bisa
menyebabkan tekanan darah dalam tubuh meningkat. Olahraga teratur mampu
menurunkan tekanan darah tinggi Anda namun jangan melakukan olahraga yang berat
jika Anda menderita tekanan darah tinggi.
4. Tanda dan gejala
Manisfestasi klinis menurut Widian Nur Indriani 2009:
a. Sakit kepala/nyeri didaerah kepala bagian belakang
b. Kelelahan
c. Mual muntah
d. Sesak nafas
e. Gelisah
f. Pandangan kabur
g. Mata berkunang-kunang
h. Mudah marah
i. Telinga berdengung
j. Sulit tidur
k. Epistaksis
l. Muka pucat
Individu yang menderita hipertensi kadang tidak menampakan gejala sampai bertahun-
tahun. Gejala bila ada menunjukan adanya kerusakan vaskuler, dengan manifestasi yang
khas sesuai sistem organ yang divaskularisasi oleh pembuluh darah bersangkutan.
Perubahan patologis pada ginjal dapat bermanifestasi sebagai nokturia (peningkatan urinasi
pada malam hari) dan azetoma [peningkatan nitrogen urea darah (BUN) dan kreatinin].
Keterlibatan pembuluh darah otak dapat menimbulkan stroke atau serangan iskemik
transien yang bermanifestasi sebagai paralisis sementara pada satu sisi (hemiplegia) atau
gangguan tajam penglihatan (Wijayakusuma,2000 ).
5. Penatalaksanaan
Nonfarmakologi
a. Program diet yang mudah diterima yang didisain untuk menurunkan berat badan
secara perlahan-lahan pada pasien yang gemuk dan obes disertai pembatasan
pemasukan natrium dan alkohol. Untuk ini diperlukan pendidikan ke pasien, dan
dorongan moril.
b. Pola makan DASH(The Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH) diet)
yaitu diet yang kaya dengan buah, sayur, dan produk susu redah lemak dengan kadar
total lemak dan lemak jenuh berkurang makanan yang mengandung biji - bijian.
Natrium yang direkomendasikan < 2.4 g (100 meq)/hari. Aktifitas fisik dapat
menurunkan tekanan darah. Olah raga aerobik secara teratur
c. Paling tidak 30 menit/hari beberapa hari per minggu ideal untuk kebanyakan pasien.
Studi menunjukkan kalau olah raga aerobik, seperti jogging, berenang, jalan kaki, dan
menggunakan sepeda, dapat menurunkan tekanan darah.Pasien harus konsultasi
dengan dokter untuk mengetahui jenis olah-raga mana yang terbaik terutama untuk
pasien dengan kerusakan organ target.
d. Memberikan konseling pada pasien hipertensi berhubungan dengan akibat merokok
dan mengkonsumsi alkohol.
Pengobatan dengan obat-obatan (farmakologis)
Obat-obatan antihipertensi. Terdapat banyak jenis obat antihipertensi yang beredar saat
ini. Untuk pemilihan obat yang tepat diharapkan menghubungi dokter.
a. Diuretik
Obat-obatan jenis diuretik bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh (lewat
kencing) sehingga volume cairan ditubuh berkurang yang mengakibatkan daya
pompa jantung menjadi lebih ringan. Contoh obatannya adalah Hidroklorotiazid.
b. Penghambat Simpatetik
Golongan obat ini bekerja dengan menghambat aktivitas saraf simpatis (saraf yang
bekerja pada saat kita beraktivitas ). Contoh obatnya adalah : Metildopa, Klonidin
dan Reserpin.
c. Betabloker
Mekanisme kerja anti-hipertensi obat ini adalah melalui penurunan daya pompa
jantung. Jenis betabloker tidak dianjurkan pada penderita yang telah diketahui
mengidap gangguan pernapasan seperti asma bronkial. Contoh obatnya adalah :
Metoprolol, Propranolol dan Atenolol. Pada penderita diabetes melitus harus hati-
hati, karena dapat menutupi gejala hipoglikemia (kondisi dimana kadar gula dalam
darah turun menjadi sangat rendah yang bisa berakibat bahaya bagi penderitanya).
Pada orang tua terdapat gejala bronkospasme (penyempitan saluran pernapasan)
sehingga pemberian obat harus hati-hati.
d. Vasodilator
Obat golongan ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi otot
polos (otot pembuluh darah). Yang termasuk dalam golongan ini adalah : Prasosin,
Hidralasin. Efek samping yang kemungkinan akan terjadi dari pemberian obat ini
adalah : sakit kepala dan pusing.
e. Penghambat ensim konversi Angiotensin
Cara kerja obat golongan ini adalah menghambat pembentukan zat Angiotensin II
(zat yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah). Contoh obat yang
termasuk golongan ini adalah Kaptopril. Efek samping yang mungkin timbul adalah :
batuk kering, pusing, sakit kepala dan lemas.
f. Antagonis kalsium
Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan cara menghambat
kontraksi jantung (kontraktilitas). Yang termasuk golongan obat ini adalah Nifedipin,
Diltiasem dan Verapamil. Efek samping yang mungkin timbul adalah : sembelit,
pusing, sakit kepala dan muntah.
g. Penghambat Reseptor Angiotensin II
Cara kerja obat ini adalah dengan menghalangi penempelan zat Angiotensin II pada
reseptornya yang mengakibatkan ringannya daya pompa jantung. Obatobatan yang
termasuk dalam golongan ini adalah Valsartan (Diovan). Efek samping yang mungkin
timbul adalah : sakit kepala, pusing, lemas dan mual.
Diet Rendah Garam
1. Pengertian Diit Rendah Garam
Diit rendah garam adalah pengaturan makanan dan atau minuman pada
penderita hipertensi dengan mengatur penggunaan garam dapur pada setiap makanan
dan atau minuman yang akan dikonsumsi
2. Tujuan Diit Rendah Garam
Tujuan diit rendah garam adalah membantu menurunkan tekanan darah pada
penderita hipertensi.
3. Macam-macan diit rendah garam dan indikasinya
a. Diit rendah garam I
Dalam pamakaiannya tidak ditambahkan garam dapur.Bahan makanan tinggi
natrium dihindarkan.Diberikan pada penderita hipertensi berat (180/110mmhg)
b. Diit rendah garam II
Dalam pemakaiannya diperbolehkan menggunakan 1/4 sendok teh garam dapur
(1gr).Diberikan pada penderita hipertensi sedang (160-179/100-110 mmhg).
c. Diit rendah garam III
Dalam pemakaiannya diperbolehkan menggunakan 1/2 sendok teh garam dapur
(2gr).Diberikan pada penderita hipertensi ringan (140-160/90-99mmhg).
4. Bahan makanan yang diperbolehkan dan di larang
a. Sumber hidrat arang :
Diperbolehkan : beras, kentang, singkong, terigu, tapioka, gula, makanan yang
diolah dari bahan makanan tanpa garam dapur: biskuit, roti, mie bihun, kue kering.
Dilarang : roti, biskuit, dan kue-kue yang dimasak dengan garam dapur & soda
kue.
b. Protein hewani
Diperbolehkan : daging dan ikan maksimum 100gr/hr, telur 1 butir, susu 200gr/hr
Dilarang : keju,daging,telur,dan ikan yang diawetkan dengan garam dapur
c. Protein nabati
Diperbolehkan : semua kacang- kacangan yang hasilnya diolah & dimasak tanpa
garam dapur dan vetsin.
Dilarang : keju, kacang tanah, dan semua kacang-kacangan dan hasilnya yang
dimasak dengan menggunakan garam dapur dan vetsin.
d. Sayuran
Diperbolehkan : semua sayuran segar
Dilarang : sayuran yang diawetkan dengan garam dapur.
e. Buah
Diperbolehkan : semua buah-buahan segar
Dilarang : buah-buahan yang diawetkan dengan garam
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik : Nutrisi pada Lansia
Sub topic : Diet Seimbang dengan menu yang mengandung gizi seimbang
Sasaran : Lansia RT 10 RW 8 bareng raya
Hari/tanggal : Rabu, 22 April 2015
Waktu : 30 Menit
Tempat : RT 9 RW 8 rumah Ny. D
Penyuluh : Yuniar Valentine P
A. Latar Belakang
Lanjut usia adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindarkan atau kejadian
yang pasti akan dialami semua orang yang dikaruniai umur panjang dan terjadinya tidak
bisa dihindari oleh siapupun, namun manusia dapat berupaya untuk menghambat
kejadiannya. Pada dekade belakangan ini populasi lanjut usia meningkat dinegara-
negara sedang berkembang, yang awalnya hanya terjadi dinegara maju.
Struktur penduduk dunia termasuk Indonesia saat ini menuju proses penuaan yang
ditandai dengan meningkatnya jumlah dan proporsi penduduk lanjut usia (lansia).
Jumlah lansia di Indonesia berjumlah 19,3 juta (8,37 persen dari total keseluruhan
penduduk Indonesia) pada tahun 2009 (Komnas Lansia 2010). Peningkatan jumlah
penduduk lansia ini disebabkan peningkatan angka harapan hidup sebagai dampak dari
peningkatan kualitas kesehatan. UHH (Usia Harapan Hidup) indonesia pada tahun 2007
UHH 70,5 tahun, dan pada tahun 2008 menjadi 70,7 tahun, target untuk UHH pada
tahun 2014 adalah 72 tahun (Kementerian Kooridinator Bidang Kesejahteraan Rakyat
2010).
Nutrisi merupakan salah satu faktor penentu kesehatan. Nutrisi yang baik akan
membuat kesehatan selalu terjaga dalam keadaan baik. Sedangkan nutrisi yang tidak
baik, berisiko untuk menyebabkan berbagai penyakit. Lansia merupakan salah satu
individu yang rentan, dimana kerja dari organ tubuh sudah mulai berkurang. Oleh sebab
itu diperlukannya pemberian pengetahuan terkait nutrisi yang baik untuk lansia.
1. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan pasien dapat mengerti dan paham diet
seimbang dan bergizi bagi lansia
a. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan Desa Majapahit mampu : Mengetahui diet
seimbang dan bergizi bagi lansia
2. Materi
Terlampir
3. Media
- Leaflet
4. Metode
Ceramah dan Diskusi (tanya jawab)
5. Kegiatan Penyuluhan
No. WaktuKegiatan
Pembicara Respon Peserta
1. 5 menit Pembukaan
1) Memberi salam
2) Memperkenalkan diri
3) Menyampaikan topik
4) Menjelaskan tujuan
penyuluhan
5) Melakukan kontrak waktu
1) Menjawab
salam
2-5) Mendengarkan
dan Memperhatikan
2. 10 menit Penyajian Materi
1) Mengkaji pengetahuan awal
peserta tentang topik yang
akan disampaikan
2) Menyampaikan materi
tentang:
diet seimbang dan bergizi bagi
lansia
1) Menjawab
2) Mendengarkan
dan
memperhatikan
3. 10 menit Evaluasi
1) Memberikan kesempatan
pada peserta untuk
bertanya
2) Menanyakan kembali pada
peserta tentang materi yang
disampaikan
1) Bertanya
2) Menjawab
4. 5 menit Penutup
1) Menyimpulkan materi
2) Memberi salam
1) Mendengarkan
2) Menjawab
salam
5.Evaluasi
a. Struktural
1) Peserta hadir di tempat penyuluhan
2) Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan 1 hari sebelumnya
(Satuan Acara Penyuluhan)
3) Tidak ada peserta penyuluhan yang meninggalkan tempat sebelum penyuluhan
selesai
b. Proses
1) Masing-masing anggota tim bekerja sesuai dengan tugas
2) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
c. Hasil
Peserta mengerti dan memahami penjelasan yang diberikan oleh penyuluh yaitu
sesuai dengan tujuan khusus peserta dapat menyebutkan:
Jenis – jenis Diet seimbang dan bergizi bagi lansia.
6. Materi (terlampir)
7. Daftar Pustaka
Robert C. Atchley, 1983, Aging Community and Change, Wadsworth Publishing
Company, Belmont, California Division Wadsworth Inc, 1983. Aging Community
and Change, Scripps Foundation Gerontology Center, Miami University,
Wadswort Publishing Company, Belmont California
MATERI
Proses kehidupan manusia sejak lahir sampai meninggal merupakan proses alami
yang berjalan terus dan merupakan siklus kehidupan. Proses kehidupan ini meliputi proses
pertumbuhan dan perkembangan. Selama proses tumbuh kembang ini terjadi banyak
perubahan pada tubuh manusia. Pada salah satu tahapan proses ini ada yang disebut
dengan masa tua atau lanjut usia.
Istilah Lanjut Usia
Di Indonesia, sebenarnya belum ada ketentuan yang pasti mengenai penggolongan
siapa saja yang termasuk usia lanjut. Demikian juga dengan istilah usia lanjut. Orang sering
menyebutnya berbeda-beda, misalnya manusia Usia Lanjut (manula), manusia lanjut usia
(lansia), warga usia lanjut (wulan), golongan lanjut umur (glamur), usia lanjut (usila),
sedangkan di Inggris disebut dengan istilah warga negara senior.
Umur atau usia dibedakan menjadi dua, yaitu umur kronologis dan umur biologis.
Umur kronologis yaitu umur yang dicapai seseorang dalam kehidupannya dihitung dengan
tahun kalender. Sedangkan umur biologis adalah umur atau usia yang sebenarnya di mana
pematangan jaringan digunakan sebagai patokan atau indeks umur. Hal ini menjelaskan
mengapa orang-orang yang secara kronologis berumur sama tetapi secara fisik dan mental
berbeda. Proses biologis inilah yang dicegah agar tampak awet muda.
Menurut WHO, batasan usia bisa dibedakan menjadi: 1) Usia pertengahan (middle
age) yaitu kelompok usia 45-59 tahun; 2) Lanjut usia (elderly) antara 60-74 tahun; 3) Lanjut
usia tua (old) antara 75-90 tahun; dan 4) usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun.
Batasan usia lanjut di Indonesia belum ada, tetapi menurut UU no 4 tahun 1965
pasal 1 menyatakan “seseorang dapat dinyatakan sebagai seorang jompo atau lanjut usia
setelah yang bersangkutan mencapai umur 55 tahun, tidak mempunyai atau tidak berdaya
mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari
orang lain”.Saat ini berlaku adalah UU No 4 tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia yang
berbunyi: “Lansia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas”.
Perubahan-Perubahan Yang Terjadi Pada Warga Usia Lanjut
Pada usia lanjut terjadi perubahan yang meliputi perubahan fisik, mental, psikososial,
dan spiritual. Perubahan fisik meliputi perubahan yang terjadi pada tubuh dan fungsi-fungsi
organ tubuh. Kekuatan fisik dan daya tahan tubuh secara umum pada wulan mengalami
penurunan, serta mekanisme kerja organ tubuh mulai terganggu. Kemunduran tersebut
disebabkan oleh perubahan yang secara alami terjadi pada wulan, antara lain :
1. Besar otot berkurang, karena jumlah dan besar serabut otot berkurang,
2. Metabolisme tubuh menurun,
3. Kemampuan bernafas menurun karena elastisitas paru-paru berkurang,
4. Kepadatan tulang menurun karena berkurangnya mineral, sehingga lebih mudah
mengalami cidera,
5. Sistem kekebalan tubuh menurun hingga peka terhadap penyakit dan alergi,
6. Sistem pencernaan terganggu yang disebabkan antara lain oleh tanggalnya gigi,
kemampuan mencerna dan menyerap zat gizi yang kurang efisien dan gerakan
peristaltik usus menurun,
7. Indra pengecap dan pembau sudah kurang sensitif (kurang peka) yang menyebabkan
selera makan menurun.
Nutrisi Untuk Wulan (usia lanjud)
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, pada usia lanjut terjadi kemunduran pada
organ tubuh. Oleh karena itu hidup di usia lanjut harus selalu tetap optimis, ceria, dan
berusaha selalu hidup sehat. Beberapa hal yang perlu diperhatikan agar tetap sehat di usia
lanjut adalah faktor gizi (makanan dan pola makan), olahraga, dan gaya hidup.
Makanan dan pola makan yang sehat dapat menjamin wulan untuk hidup lebih
sehat, tetap aktif dalam waktu yang lama, membantu melindungi diri dari penyakit, dan
mempercepat penyembuhan bila terkena sakit. Banyak wulan yang menjalani hidup yang
aktif dengan beberapa masalah kesehatan, sehingga menjadi rentan dan mudah terkena
sakit dan beresiko kekurangan gizi.
Pendidikan gizi bagi kaum usia lanjut, kelompok pra pensiun dan mereka yang
merawat wulan merupakan salah satu hal yang penting untuk mencegah terjadinya salah
nutrisi yang bisa menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan. Masalah gizi yang dihadapi
para wulan terkait dengan menurunnya aktifitas fisiologis tubuhnya. Selain itu status
kesehatan yang tidak seragam menyulitkan menetapkan standar kebutuhan zat gizi wulan
tersebut. Belum ada standar yang jelas di Indonesia, namun dari hasil Widya Karya Nasional
Pangan dan Gizi (LIPI, 1989) ditetapkan angka kecukupan gizi yang dianjurkan untuk wulan
dalam sehari.
Diet Seimbang bagi lansia
Energi
Kecepatan metabolisme pada wulan menurun sekitar 15-20%. Disebabkan karena
berkurangnya massa otot. Selain itu, aktifitas (kerja dan olahraga) yang dilakukan oleh lanjut
usia umumnya menurun. Agar metabolisme dalam tubuh wulan tetap berlanjut, dibutuhkan
energi sebanyak 1960 kkal untuk pria dan 1700 kkal untuk wanita. Energi ini diperoleh dari
karbohidrat, lemak dan protein. Komposisi energi yang baik untuk wulan yaitu 20-30% dari
protein, 20% dari lemak dan 50-60% dari karbohidrat. Energi atau kalori yang berlebihan
dapat menyebabkan overweight (kegemukan), yang dapat mempercepat timbulnya penyakit
degeneratif. Sebaliknya bila terlalu sedikit, maka cadangan energi dalam tubuh akan
digunakan, sehingga tubuh menjadi kurus.
Protein
Kebutuhan protein bagi orang dewasa rata-rata ditetapkan sebesar 0,8 g per kg
berat tubuh per hari, dengan syarat kualitas proteinnya setara dengan telur. Untuk protein
yang kualitasnya lebih rendah dari telur, diperlukan jumlah yang lebih banyak. Oleh sebab
itu ditetapkan titik amannya kebutuhan protein orang dewasa adalah sekitar 1 g per kg berat
badan.
Pada usia lanjut, meskipun massa ototnya berkurang tetapi kebutuhan akan protein
tidak berkurang. Ini disebabkan efisiensi penggunaan protein oleh tubuh pada wulan
berkurang dikarenakan pencernaan dan penyerapannya kurang efisien. Di samping itu
adanya tekanan batin (stress), penyakit infeksi, patah tulang dan lain-lain, akan
meningkatkan kebutuhan protein bagi wulan. Beberapa penelitian merekomendasikan agar
sebaiknya konsumsi protein bagi wulan ditingkatkan sebesar 12-14% dari porsi orang
dewasa.Sumber protein yang baik bisa berasal dari putih telur, susu rendah lemak, daging
rendah lemak, kacang-kacangan, dan supplemen seperti whey atau soy protein.
Lemak
Konsumsi lemak yang dianjurkan adalah kurang dari 30% total kalori yang
dibutuhkan. Konsumsi lemak total yang terlalu tinggi (lebih dari 40 persen dari konsumsi
energi) dapat menimbulkan penyakit atherosklerosis (penyumbatan pembuluh darah ke arah
jantung). Dianjurkan 20% dari konsumsi lemak tersebut adalah asam lemak tidak jenuh
(PUFA = poly unsaturated faty acid). Minyak nabati merupakan sumber asam lemak tidak
jenuh yang baik, sedangkan lemak hewan banyak mengandung asam lemak jenuh.
Hal lain yang sangat perlu diperhatikan yaitu adanya kandungan trans fat (lemak
trans). Jenis asam lemak ini lebih berbahaya dibandingkan dengan asam lemak jenuh.
Lemak inilah yang berperan dalam pembentukan kolesterol berlebih dalam tubuh manusia.
Lemak trans bisa muncul dalam sumber lemak yang baik jika tidak digunakan dengan cara
yang benar. Minyak nabati yang baik seperti minyak zaitun, minyak canola jika digunakan
untuk menggoreng dalam waktu yang lama bisa memunculkan lemak trans. Margarine yang
diproses dengan cara hidrogenasi sebagian juga mengandung lemak trans dan lebih banyak
lemak trans yang terbentuk jika digunakan dalam menggoreng.
Sumber lemak yang baik dapat berasal dari ikan dan minyak ikan, minyak zaitun,
minyak bekatul, minyak canola, minyak kedele, lemak alami yang berasal dari buah-buahan.
Karbohidrat dan Serat Makanan
Karbohidrat tetap menjadi sumber kalori utama bagi wulan. Sumber karbohidrat
untuk wulan bisa diperoleh dari sumber karbohidrat kompleks seperti serealia (biji-bijian)
terutama dari serealia utuh (whole grain), umbi-umbian, dan kacang-kacangan. Wulan
sebaiknya mengurangi konsumsi gula-gula sederhana seperti gula pasir dan sirup dan
menggantinya dengan karbohidrat kompleks. Karbohidrat yang berasal dari biji-bijian dan
kacang-kacangan utuh selain berfungsi sebagai sumber energi juga berfungsi sebagai
sumber serat dan protein.
Salah satu masalah yang banyak diderita oleh para wulan yaitu sembelit atau
konstipasi (susah buah air besar) dan terbentuknya benjolan-benjolan pada usus. Serat
makanan telah terbukti dapat menyembuhkan kesulitan tersebut. Serat terdiri dari dua jenis
yaitu serat larut dan serat tidak larut. Serat larut pangan berfungsi membantu memperlancar
BAB, serta mengikat lemak pada usus sehingga tidak terserap tubuh dan dikeluarkan
bersama kotoran. Serat ini juga berperan dalam membantu menjaga kadar gula darah tetap
normal, dan menjaga badan tetap ideal. Serat tidak larut pangan dapat membantu
memperlancar BAB.
Wulan tidak dianjurkan mengkonsumsi supplemen serat, karena dikuatirkan
konsumsi seratnya bisa berlebihan sehingga bisa menyebabkan mineral dan zat gizi lain
terserap oleh serat sehingga tidak bisa digunakan oleh tubuh.
Sumber serat yang baik bagi wulan bisa diperoleh dari sayuran, buah-buahan segar, dan
biji-bijian utuh seperti gandum utuh, beras merah dan beras coklat, oatmeal, dan bekatul.
Banyak wulan yang mengalami kesulitan dalam konsumsi susu (mengalami diare).
Hal ini disebabkan dalam ususnya tidak terdapat enzim pencerna laktosa (gula susu),
sehingga laktosa dicerna oleh mikoba usus besar dan menimbulkan diare. Produk-produk
susu yang sudah difermentasi misalnya yogurt dan keju tidak menimbulkan diare karena
kandungan laktosanya telah digunakan olah bakteri untuk proses fermentasi. Akan tetapi
selalu untuk memilih produk-produk fermentasi susu yang dibuat dari susu yang rendah
lemak. Produk fermentasi susu ini juga merupakan sumber protein, vitamin dan mineral.
Vitamin dan Mineral
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa umumnya para wulan kurang mendapat
asupan vitamin A, B1, B2, B6, niasin, asam folat, vitamin C, D, dan E. Umumnya disebabkan
oleh kurangnya pengetahuan tentang gizi, pembatasan konsumsi makanan bergizi karena
alasan citarasa dan biaya, serta kurangnya konsumsi buah-buahan dan sayuran.
Sedangkan masalah kekurangan mineral yang paling banyak diderita wulan adalah
kurang mineral kalsium yang menyebabkan kerapuhan tulang dan kekurangan zat besi yang
dapat menyebabkan anemia.
Kebutuhan vitamin dan meneral bagi wulan menjadi penting untuk membantu
metabolisme zat-zat gizi yang lain. Sayuran dan buah hendaknya dikonsumsi secara teratur
sebagai sumber vitamin, mineral dan serat. Jika dirasa kurang mendapat asupan vitamin
dan mineral dari bahan makanan, maka penggunaan supplemen bisa membantu memenuhi
kebutuhan tersebut.
Air
Air merupakan salah satu komponen yang penting bagi wulan. Cairan dalam bentuk
air dalam minuman dan makanan sangat diperlukan tubuh untuk mengganti cairan tubuh
yang hilang dalam bentuk keringat dan urin, membantu pencernaan makanan dan
membersihkan ginjal (membantu fungsi kerja ginjal). Orang dewasa dianjurkan minum
sebanyak 2 sampai 2,5 liter per hari. Ketentuan ini berlaku pula pada wulan (minum lebih
dari 6 – 8 gelas per hari).
Diet seimbang lainnya :
1. Asupan lemak dan garam sebaiknya dikurangi. Hal ini untuk mencegah atau
meringankan hipertensi yang umum dialami orangtua akibat penurunan fungsi ginjal.
2. Protein sebaiknya tidak dikurangi dan tidak ditambah. Sebaiknya tetap
dikonsumsi sesuai jumlah semula (1 gram per kilogram berat badan).
3. Besi juga disarankan agar tetap dikonsumsi sesuai jumlah semula (sekitar 28-
30 miligram per hari). Perempuan postmenopause tidak mengalami kehilangan
darah, jadi hanya jumlah normal yang hilang saja yang perlu diganti.
4. Kalsium ekstra sangat penting, khususnya untuk perempuan postmenopause.
Perubahan hormon setelah menopause menyebabkan proses kehilangan kalsium
akan berlangsung terus-menerus. Selain itu, proses penghancuran mineral jauh lebih
cepat dibandingkan proses pembentukan mineral tulang. Karena itu, tulang lebih
berisiko mengalami retakan.
5. Sebagian besar jenis vitamin tidak dipengaruhi oleh penuaan, kecuali thiamin,
riboflamin, dan niacin. Kebutuhan akan ketiga vitamin ini mengalami pengurangan
seiring dengan pengurangan energi yang diperlukan tubuh.
6. Vitamin D biasanya tidak perlu ditambah. Tetapi untuk orangtua yang terbaring
sakit ada baiknya mendapatkan sedikit paparan sinar matahari. Hal ini sebaiknya
dilakukan setelah dipijat (pijat membantu penyerapan vitamin D).
7. Makanan yang digoreng, sereal, tepung, dan krim cokelat manis sebaiknya
dihindari. Anda disarankan memperbanyak konsumsi makanan seperti buah-
buahan, sayuran, dan susu serta produk susu yang rendah lemak.
8. Memperbanyak konsumsi serat dari diet untuk mengatasi berbagai gangguan
yang berkaitan dengan penuaan seperti konstipasi, diabetes, dan penyakit
jantung. Konstipasi merupakan gangguan yang umum dialami orangtua akibat
semakin berkurangnya kekencangan otot saluran pencernaan. Selain itu, masalah
bisa menjadi semakin buruk jika asupan cairan dan serat sangat rendah.
9. Anda bisa memilih ragam makanan seperti produk susu, puding, telur rebus,
sayuran (yang telah dikukus), salad yang telah dipotong kecil-kecil, buah
lembut seperti pisang dan jeruk. Selain konstipasi, orangtua juga seringkali
mengalami gangguan mengunyah karena masalah gigi tanggal. Karena itu, ada
baiknya mengonsumsi diet yang lembut untuk menghindari luka atau cidera gusi.
10. Pilihlah makanan yang berwarna, menarik, dan lezat serta sajikan dengan cara
menyenangkan yang bisa membangkitkan selera. Cara ini berfungsi untuk
mengatasi penurunan selera makan yang umum dialami seiring pertambahan usia.
11. Kurangi asupan karbohidrat, khususnya glukosa. Hal ini untuk mengontrol
diabetes yang muncul akibat penuaan.
12. Diet kaya kalsium dipadukan dengan suplementasi vitamin D untuk mengurangi
risiko patah tulang
13. Berhentilah merokok untuk mencegah kerutan. Begitu Anda berhenti merokok,
maka penurunan elastisitas kulit juga akan berhenti.
14. Olahraga teratur. Studi-studi menemukan, perempuan usia 70 tahun yang mengikuti
program olahraga setiap hari bisa mendapatkan kembali kekuatan dan kelenturan
tubuh seperti perempuan berusia 40. Mulailah olahraga selama 2 menit sehari dan
secara perlahan tingkatkan durasi. Selain itu, pastikan melakukan pemanasan
sebelum berolahraga. Jalan selama 5-6 menit merupakan pemanasan yang tepat
untuk lansia.
top related