laporan ewk fix!.docx
Post on 15-Feb-2015
91 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perencanaan wilayah merupakan suatu upaya untuk menata suatu ruang atau
wilayah supaya pada akhirnya tercipta suatu wilayah yang mengarah kepada perubahan
yang lebih baik. Menurut Glasson (1977) mengemukakan bahwa tujuan perencanaan adalah
meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pertumbuhan ekonomi.
Sehingga untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan perencanaan yang efektif dan efisien.
Dalam mewujutkan perencanaan yang efektif dan efisien diperlukan pemahaman antar ilmu
yang yang saling terkait, seperti ilmu kependudukan, ilmu geologi, dan ilmu ekonomi itu
sendiri.
Ilmu ekonomi wilayah dan kota pada dasarnya merupakan cabang dari ilmu
ekonomi konvensional,tradisonal,nasional yang mana telah dimasukkan unsur keruangan ke
dalam teori, analisis dan metodologi ilmu perekonomian. Pada hakekatnya, inti dari teori-
teori pertumbuhan tersebut berkisar pada dua hal yaitu: pembahasan yang berkisar tentang
metode dalam menganalisis perekonomian suatu daerah dan teori-teori yang membahas
tentang faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi suatu daerah tertentu.
Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah
dan masyarakatnya mengelola sumber daya-sumber daya yang ada dan membentuk suatu
pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu
lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan
ekonomi) dalam wilayah tersebut.
1.2 Tujuan dan Sasaran
Laporan analisis ekonomi wilayah ini dibuat dengan tujuan dan sasaran tertentu
yang akan dijelaskan sebagai berikut:
1.2.1 Tujuan
Tujuan dari disusunnya laporan analisis ini ialah untuk mengidenifikasi serta
menganalisis keadaan perekonomian wilayah studi yang diperoleh dari pengolahan data –
data sekunder untuk membuat suatu rekomendasi yang sesuai dengan keadaan
perekonomian di wilayah tersebut untuk keadaan di masa mendatang yang lebih baik bagi
stakeholder terkait di wilayah studi.
1.2.2 Sasaran
Untuk mencapai tujuan diperlukan sejumlah sasaran. Sasaran yang harus dicapai
pada laporan ini yaitu
Membuat profil perekonomian wilayah studi;
Menganalisis sektor basis di wilayah studi;
2
Menganalisis kinerja sektor ekonomi di wilayah studi;
Menganalisis sektor ekonomi unggulan di wilayah studi;
Membuat arahan pengembangan ekonomi di wilayah studi;
Membuat rekomendasi bagi stakeholder terkait di wilayah studi.
1.3 Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam laporan ini terdiri dari dua bagian, yaitu ruang lingkup wilayah
dan ruang lingkup materi.
1.3.1 Ruang Lingkup Materi
Ruang lingkup materi dalam laporan ini mencakup pengkajian aspek
perekonomian yaitu profil perekonomian wilayah studi, sektor basis, kinerja sektor
ekonomi, dan sektor ekonomi unggulan di wilayah studi.
1.3.2 Ruang Lingkup Wilayah
Ruang lingkup wilayah yang menjadi objek studi merupakan Kabupaten Cilacap.
Kabupaten ini merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Tengah.
Kabupaten Cilacap memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut
Utara : Kabupaten Brebes dan Kabupaten Banyumas
Timur : Kabupaten Kebumen dan Kabupaten Banyumas
Selatan : Samudera Hindia
Barat : Kabupaten Ciamis, Kota Banjar dan Kabupaten Pangandaran (Jawa Barat)
1.4 Metodologi Penulisan Laporan
Untuk memperjelas dalam pembahasan dan penyusunan laporan, kelompok
kami menggunakan metode pengumpulan data sekunder dan metode analisis.
1.4.1 Metode Penyusunan Laporan
Pengumpulan data-data yang berhubungan dengan wilayah studi, dilakukan
dengan menggunakan metode pengumpulan data sekunder. Pengumpulan data
sekunder Merupakan studi literatur dengan data-data sudah diketahui sumbernya serta
memiliki keterkaitan dengan masalah yang dibahas dalam laporan ini. Data-data ini
dapat diperoleh dari buku-buku atau literatur dan internet, serta dari instansi terkait
seperti BPS.
1.4.2 Metode Analisis
Metode analisis dibutuhkan untuk mengidentifikasi dan mengetahui potensi-
potensi perekonomian di wilayah studi sebagai penunjang dalam menentukan
rekomendasi yang tepat bagi stakeholder terkait di wilayah studi. Metode yang digunakan
ialah metode analisis kuantitatif, yaitu metode analisis data yang tersaji dalam bentuk
angka.
3
1.5 Sistematika Penulisan
Laporan ini disajikan dalam lima bab yaitu pendahuluan, kajian teori, gambaran umum
Kabupaten Cilacap, analisis perekonomian Kabupaten Cilacap, penutup, berikut sistematika
penulisan laporan
BAB I PENDAHULUAN
Meliputi latar belakang, tujuan dan sasaran, ruang lingkup, metodologi penulisan laporan
dan sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN LITERATUR
Berisi pemaparan mengenai teori – teori mengenai analisis perekonomian yang ada di
wilayah studi.
BAB III GAMBARAN UMUM KABUPATEN CILACAP
Berisi tentang gambaran umum wilayah studi Kabupaten Cilacap yang meliputi luas dan
letak wilayah serta kondisi perekonomian di wilayah studi.
BAB IV ANALISIS PEREKONOMIAN WILAYAH STUDI
Berisikan analisis aspek – aspek perekonomian di wilayah studi, yaitu profil perekonomian
wilayah studi, sektor basis, kinerja sektor ekonomi, dan sektor ekonomi unggulan di wilayah
studi serta pemberian arahan pengembangan ekonomi di wilayah studi.
BAB V PENUTUP
Meliputi kesimpulan dan rekomendasi pengembangan terhadap aspek perekonomian di
wilayah studi yang dikaji.
BAB II
KAJIAN TEORI
4
2.1 Teori Ekonomi Wilayah dan Kota
Budiharsono (2001: 14) mendefinisikan Ilmu ekonomi regional adalah cabang ilmu
ekonomi yang memasukkan unsur lokasi dalam bahasan ilmu ekonomi tradisional. Ilmu
ekonomi regional memiliki kekhususan dalam menjawab pertanyaan where, yaitu tentang di
mana lokasi dari suatu kegiatan yang seharusnya, namun tidak menunjuk pada lokasi
konkret. Pada umumnya ilmu ekonomi regional memiliki tujuan yang sama dengan teori
ekonomi umum, yaitu full employment, economic growth, dan price stability. Ilmu ekonomi
regional bermanfaat untuk membantu perencana wilayah menghemat waktu dan biaya
dalam memilih lokasi.
Ilmu Ekonomi Wilayah (Regional Economics) dan juga Ekonomi Kota (Urban
Economics) pada dasarnya merupakan cabang dari ilmu ekonomi
konvensional/tradisional/nasional; yang memasukkan unsur ruang (lokasi dan struktur) serta
keragaman ruang (dalam hal ini keragaman wilayah) ke dalam teori, analisis dan metodologi
ilmu ekonomi; yang mana hasil – hasil analisis ekonomi tersebut dapat diaplikasikan dalam
mendukung perencanaan suatu wilayah/kota ; dan juga dalam rangka mengatasi
permasalahan - permasalahan ekonomi (dan sosial) di masyarakat sehingga akan terjadi
peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat di wilayah/kota tersebut menjadi
lebih optimal (Vinod, 1964).
Ilmu ekonomi regional murni membicarakan prinsip-prinsip ekonomi yang terkait
dengan wilayah. Terdapat 2 kelompok ilmu yang lazim menggunakan ilmu ekonomi regional
sebagai peralatan analisis. Regional science adalah gabungan berbagai disiplin ilmu yang
digunakan untuk menganalisis kondisi suatu wilayah dengan menekankan analisisnya pada
aspek-aspek sosial ekonomi dan geografi, sedangkan regional planning yang lebih
menekankan analisisnya pada aspek-aspek tata ruang, land use (tata guna lahan) dan
perencanaan (planning).
Hal-hal yang menjadi landasan pentingnya ekonomi regional
1. Keuntungan sumber daya alam ( natural resources advantage )
2. Penghematan dari pemusatan ( economic of concentration )
3. Biaya angkut
Peran Ilmu Ekonomi Regional ialah sebagai penentuan kebijaksanaan awal, sektor
mana yang dianggap strategis, memiliki daya saing dan daya hasilnya yang besar,
comperative advantage dan dapat menyarankan komoditi / kegiatan apa yang perlu
dijadikan unggulan dan disub wilayah mana komoditi itu dapat dikembangkan.
2.2 Aspek Perekonomian Wilayah Studi
2.2.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
5
Total nilai atau harga pasar dari seluruh produk barang dan jasa yang dihasilkan oleh
perekonomian regional (propinsi, Kabupaten/kota, kecamatan) selama kurun waktu tertentu
(1 tahun). PDRB didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh
seluruh unit usaha dalam suatu wilayah atau merupakan jumlah seluruh nilai barang dan
jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi suatu wilayah. PDRB atas dasar harga
berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga
pada setiap tahun, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah
barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun tertentu sebagai dasar,
dimana dalam penghitungan ini digunakan harga tahun 2000. Sedangkan PDRB atas dasar
harga berlaku digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi, sedang harga
konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun.
Pada penyajian PDRB/PDB atas dasar harga berlaku, semua angka pendapatan
regional/nasional dihitung/dinilai atas dasar harga yang berlaku pada tahun yang
bersangkutan. Pada penyajian PDRB/PDB atas dasar harga konstan, semua angka
pendapatan regional/nasional dihitung/dinilai atas dasar harga tahun dasar. Karena dihitung
berdasarkan harga tahun dasar yang bersifat tetap, maka perkembangan yang terjadi
mencerminkan perkembangan riil dan bukan karena pengaruh kenaikan harga (inflasi).
Dalam analisis ekonomi di bidang ilmu PWK lebih diutamakan menggunakan PDRB atas
dasar harga konstan, karena lebih dapat mencerminkan tumbuh kembangnya perekonomian
suatu wilayah/kota secara riil (bukan karena kenaikan harga).
2.2.2 Analisis LQ (Location Quotient)
Analisis LQ digunakan untuk menentukan sektor apa yang merupakan sektor
basis dan apa yang bukan merupakan sektor basis. Rumusnya yaitu
LQ = ps / plPS /PL
Keterangan:
LQ = Location Quotient
ps = Produksi/kesempatan kerja sektor i, pada tingkal lokal.
pl = Produksi/kesempatan kerja total, pada tingkal lokal.
PS = Produksi/kesempatan kerja sektor i, pada tingkal regional.
PL = Produksi/kesempatan kerja total, pada tingkal regional.
Dengan ketentuan:
Jika LQ ≥ 1 à sektor basis, bermakna bahwa sektor tersebut sudah
mampu memenuhi kebutuhan permintaan pasar di dalam wilayah dan juga
diekspor ke luar wilayah.
Jika LQ < 1 à sektor non-basis, bermakna bahwa sektor tersebut hanya
mampu memenuhi kebutuhan permintaan di dalam wilayah.
6
2.2.3 Analisis Shift Share
Analisis Shift–Share digunakan untuk menganalisis perubahan kegiatan ekonomi
pada periode waktu tertentu (> 1 tahun). Hasil analisis ini digunakan untuk mengetahui
perbandingan perkembangan berbagai sektor pada suatu wilayah dengan wilayah lainnya.
Dalam analisis ini diasumsikan bahwa perubahan produksi atau kesempatan kerja
dipengaruhi oleh tiga komponen pertumbuhan wilayah. Berikut adalah skemanya
.
Sumber : Bahan ajar mata kuliah Ekonomi Wilayah dan Kota
Skema Tiga Komponen Pertumbuhan Wilayah
KPN merupakan komponen share dan sering disebut sebagai national share. KPN
adalah perubahan produksi atau kesempatan kerja suatu wilayah yg disebabkan oleh
perubahan produksi atau KK secara umum, kebijakan ekonomi nasional dan kebijakan lain
yg mampu mempengaruhi sektor perekonomian dalam suatu wilayah.
KPP merupakan komponen proportionalshift ;yaitu penyimpangan (deviation) dari
national share dalam pertumbuhan wilayah. KPP adalah perubahan produksi atau
kesempatan kerja suatu wilayah yg disebabkan oleh komposisi sektor–sektor industri di
wilayah tsb, perbedaan sektor dalam permintaan produk akhir, serta perbedaan dalam
struktur dan keragaman pasar. Apabila nilai KPP positif (KPP > 0) maka wilayah/daerah
yang berspesialisasi dalam sektor yg secara nasional tersebut tumbuh cepat dan apabila
nilai KPP bernilai negatif (KPP < 0) maka wilayah/daerah yang berspesialisasi dalam
sektor yg secara nasional tersebut tumbuh dengan lambat .
KPPW merupakan komponen differential shift, sering disebut komponen
lokasional atau regional atau sisa lebihan.KPPW adalah perubahan produksi atau
kesempatan kerja suatu wilayah yg disebabkan oleh keunggulan komparatif wilayah tsb,
dukungan kelembagaan, prasarana sosial ekonomi serta kebijakan lokal di wilayah tsb.
Apabila nilai KPPW positif (KPPW > 0) pada sektor tersebut mempunyai keunggulan
komparatif (comparative advantage) di wilayah /daerah (disebut juga sebagai keuntungan
Komponen Pertumbuhan Nasional
(KPN)
Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah
(KPPW)
Komponen Pertumbuhan Proporsional
(KPP)
PERTUMBUHANSEKTOR EKONOMI
7
lokasional) atau mempunyai daya saing, dan apabila nilai KPPW negatif (KPPW < 0) maka
sektor tersebut tidak mempunyai keunggulan komparatif atau tidak dapat bersaing.
PE = KPN + KPP + KPPW
= (Yt/Yo – 1) + (Yit / Yio - Yt/Yo)+(yit / yio - Yit/Yio)
= [Ra – 1] + [ Ri - Ra ] + [ri - Ri]
Di mana
PE = pertumbuhan ekonomi wilayah lokal.
Yt = indikator ekonomi wil. Nasional, akhir tahun analisis.
Yo = indikator ekonomi wil. Nasional, awal tahun analisis.
Yit = indikator ekonomi wil. Nasional sektor i, akhir tahun analisis.
Yio = indikator ekonomi wil. Nasional sektor i ,awal tahun analisis.
yit = indikator ekonomi wil. Lokal sektor i , akhir tahun analisis.
yio = indikator ekonomi wil. Lokal sektor i , awal tahun analisis.
PB = KPP + KPPW
Di mana
Jika PB ≥ 0 à sektor tersebut progresif
Jika PB < 0 à sektor tersebut mundur
2.2.4 Identifikasi Sektor Unggulan
Identifikasi sektor unggulan dilakukan setelah melakukan analisis LQ dan Shift
Share. Setelah dilakukan analisis, hasil analisis dimasukkan ke dalam diagram–diagram di
bawah ini untuk diidentifikasi sektor apa yang bisa menjadi unggulan di wilayah / kota
tersebut.
Sumber : Bahan ajar mata kuliah Ekonomi Wilayah dan Kota
Diagram Plotting LQ dan PB
LQ ≥ 1
PB > 0
PB < 0
SEKTOR UNGGULANSEKTOR BERKEMBANG
SEKTOR TERBELAKANGSEKTOR POTENSIAL
Prioritas utama pengembangan sektor ekonomi wilayah/kota
Prioritas # 1
Prioritas # 2
Prioritas # 3
8
BAB III
GAMBARAN UMUM
3.1 Kondisi geografis
Kabupaten Cilacap merupakan daerah terluas di Jawa Tengah yang terletak pada
posisi 10804-300 - 1090300300 Bujur Timur dan 70300 - 70450200 Lintang Selatan dengan
batas wilayah sebagai berikut:
1. Sebelah selatan :Samudra Indonesia
2. Sebelah utara :Kabupaten Banyumas,Kabupaten Brebes dan Propinsi Jawa Barat
3. Sebelah timur :Kabupaten Kebumen
4. Sebelah barat :Kabupaten Ciamis dan Kota Banjar Propinsi Jawa Barat
Kabupaten Cilacap mempunyai luas wilayah 2.253,61 km2 yang merupahan 6,94% dari
luas wilayah Propinsi Jawa Tengah. Secara administratif kabupaten Cilacap terbagi
menjadi 24 Kecamatan dengan sejumlah desa dan kelurahan. Memiliki curah hujan rata-
rata 1708 mm/tahun dengan wilayah tertinggi yaitu Kecamatan Dayeuhluhur dengan
ketinggian 198m diatas permukaan laut sedangkan wilayah terendah adalah Kecamatan
Kampung laut dengan ketinggian 1m diatas permukaan laut. Jarak terjauh dari barat ke
timur 152 km dari Kecamatan Dayeuhluhur ke Kecamatan Nusawungu dan dari utara ke
selatan sepanjang 35 km yaitu dari Kecamatan Cilacap Selatan ke Kecamatan Sampang.
Berikut adalah tabel jumlah desa dan luas wilayah per-kecamatan di Kabupaten Cilacap
Tabel III.1Jumlah Desa dan Luas Kecamatan
No. Kecamatan
Jumlah
desa
Luas wilayah
(km2)
1 Dayeuhluhur 14 185,06
2 Wanareja 16 189,73
3 Majenang 17 138,56
4 Cimanggu 15 167,44
5 Karangpucung 14 115
6 Cipari 11 121,48
7 Sidareja 10 54,95
8 Kedungreja 11 71,44
9 Patimuan 7 75,32
10 Gandrungmangu 14 143,19
11 Bantarsari 8 95,54
12 Kawunganten 12 129,19
13 Kampung laut 4 142,22
14 Jeruklegi 13 96,8
9
15 Kesugihan 16 82,31
16 Adipala 16 84,5
17 Maos 10 28,04
18 Sampang 10 27,3
19 Kroya 17 59
20 Binangun 17 51
21 Nusawungu 17 61,26
22 Cilacap selatan 5 9,1
23 Cilacap tengah 5 22,16
24 Cilacap utara 5 18,83
Sumber : PDRB Kabupaten Cilacap Tahun 2011
3.2 Pertumbuhan Penduduk
Penduduk Kabupaten Cilacap setiap tahun terus bertambah. Menurut hasil registrasi penduduk pada akhir tahun 2010 mencapai 1.748.705 jiwa yang terdiri dari 875.825 laki-laki dan 872.880 perempuan. Selama 5 tahun terakhir rata-rata pertumbuhan penduduk per-tahun sebesar 0,38% dengan pertumbuhan tertinggi pada tahun 2008 (0,47%) dan terendah pada tahun 2010 (0,26%). Pertumbuhan ini merupakan yang terendah sejak tahun 1990.
10
Sumber : PDRB Kabupaten Cilacap Tahun 2011
3.3
Perekonomian
3.3.1 Pertanian
Pertanian tanaman pangan:
Produksi padi sawah tahun 2010 tercatat sebesar 827.418 ton, meningkat 12,59%
dari tahun 2009.
Produksi padi gogo tahun 2010 sebesar 11.979 ton, naik 32,44% dari tahun 2009
yang tercatat sebesar 9.045 ton
Produksi jagung tahun 2010 sebesar 34.069 ton
Produksi ketela mengalami penurunan produksi sebesar 4,05% yakni dari 174.863
ton pada 2009, menjadi 167.781 ton pada 2010
3.3.2 Perkebunan
Tabel III.2Banyaknya penduduk dan pertumbuhannya di Kabupaten Cilacap
Tahun 1990-2010
Tahun Laki-laki Perempuan Jumlah Pertumbuhan (%)
1990 724.244 731.633 1.455.877 0,98
1991 749.696 749.705 1.499.401 2,96
1992 753.833 755.531 1.509.364 0,66
1993 757.228 759.519 1.516.747 0,49
1994 767.382 769.776 1.537.158 1,35
1995 773.857 776.426 1.550.283 0,85
1996 809.321 808.451 1.617.772 4,35
1997 817.517 816.435 1.633.952 1,00
1998 821.983 820.742 1.642.725 0,54
1999 826.035 825.984 1.652.019 0,57
2000 835.386 836.393 1.671.779 1,20
2001 844.412 844.802 1.689.214 1,04
2002 859.246 848.519 1.707.765 0,45
2003 852.943 851.653 1.704.596 0,46
2004 855.838 854.070 1.709.908 0,31
2005 858.739 857.496 1.716.235 0,37
2006 861.643 860.964 1.722.607 0,37
2007 865.619 864.850 1.730.469 0,46
2008 870.295 868.308 1.738.603 0,47
2009 873.251 870.877 1.744.128 0,32
2010 875.825 872.880 1.748.705 0,26
11
Jenis tanaman perkebunan rakyat tahun 2010 yaitu kelapa, aren, cengkih, kopi,
kapuk, kapulaga, vanili, sereh, kakao, lada, karet, dan pala.
3.3.3 Peternakan
Jenis ternak besar yang diusahakan antara lain sapi, kerbau, kambing, domba,
kuda, babi, dan kelinci. Dari jenis-jenis tersebut kambing dan domba adalah yang paling
dominan diternakkan masyarakat. Masing-masing 111.439 ekor kambing dan 17.554 ekor
dombs.
3.3.4 Perdagangan
Sarana Perdagangan yang tersedia antara lain :
Pasar modern / Super market : 2 buah
Mini market / swalayan : 12 buah
Pasar tradisional / umum : 85 buah
Pasar ikan dan hewan : 5 buah
TPI Propinsi dan Kabupaten : 11 buah
Pertokoan / Ruko : 965 unit
3.3.5 Perikananan
Hasil tangkapan ikan dari laut merupakan yang terbesar di Kabupaten Cilacap.
Selanjutnya disusul perikanan di daerah tambak dan perikanan air tawar.
3.3.6 Industri
Industri yang terkenal di Kab. Cilacap kebanyakan merupakan industri energi dan
mineral:
Minyak dan Gas Bumi
Minyak dan gas bumi terdapat di Desa Cipari Kecamatan Dipari.telah dilakukan
eksplorasi terhadap cebakan yang dilaksanakan oleh Lundin Banyhumas BV.
Batubara
Indikasi adanya potensi batubara terlihat dari adanya sisipan batu bara yang terdapat
di wilayah Kecamatan Dayeuhluhur. Hasil penyelidikan Pemerintah Kabupaten Cilacap
yang bekerjasama dengan CV. Multi Geosintek tahun 2003
Emas
Terdapat di Desa Jambu Kecamatan Wanareja dan Desa Sadahayu Kecamatan
Majenang. Cadangan Emas ersebut pernah dieksplorasi oleh PT.Gama Grahita dengan
luas areal 2.000 hektar, kemudian dilakukan eksplorasi oleh PT. Multi Daya Sempama.
Pasir Besi
Endapan Pasir Besi terebut sepanjang pesisir pantai Kabupaten Cilacap,sebagian
besar telah ditambang oleh PT. ANTAM Tbk.
Gamping
12
Terdapat di Pulau Nusakambangan dengan jumlah cadangan berkisar 1.170.000.000
ton yang merupakan Gamping Terumbu yang saat ini sedang ditambang oleh PT. Holcim.
Lempung
Tersebar di Kecamatan Jeruklegi (ditambang PT. Holcim).
3.3.7 Hotel dan Pariwisata
Sepanjang tahun 2010 tercatat jumlah akomodasi atau hotel di Cilacap sebanyak 47
hotel. Dari jumlah tersebut, 9 diantaranya merupakan hotel berbintang. Sedangkan objek
wisata yang ramai dikunjungi yaitu Teluk penyu, Benteng Pendhem, pantai Widarapayung,
dan Air panas Cipari.
BAB IVAnalisis Ekonomi Wilayah dan Kota Kabupaten Cilacap Tahun 2007-2011
4.1 Analisis Agregat Wilayah Kabupaten Cilacap
Cilacap merupakan salah satu kabupaten yang terletak di wilayah Jawa Tengah.
Sehingga untuk mengetahui hasil dari analisis agregat wilayah Kabupaten Cilacap, data
yang digunakan adalah data PDRB Kabupaten Cilacap dan PDRB jawa Tengah.
Perkembangan ekonomi suatu wilayah dapat dilihat pada nilai PDRB dan kontribusi per
sektor terhadap perkembangan PDRB.
Tabel IV.1Perkembangan PDRB Kabupaten Cilacap dan Provinsi Jawa Tengah
Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2007-2011
Tahun
PDRB Kab.Cilacap
Pertumbuhan PDRB Prov. Jawa Tengah
Pertumbuhan
(Jutaan Rupiah) (%) (%)
2007 8.314.556,30 2,64 159.110.253,77 5,59
2008 8.730.436,89 6,07 167.790.369,90 5,61
2009 9.174.597,98 1,53 175.685.267,56 5,14
2010 9.660.586,58 4,43 186.995.480,65 5,84
2011 10.169.957,05 4,44 198.226.349,47 6,01
Sumber : PDRB Kabupaten Cilacap Tahun 2011 dan PDRB Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011.
13
Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa perkembangan PDRB Kabupaten Cilacap
dalam kurun waktu 5 tahun, yaitu antara tahun 2007-2011, selalu mengalami kenaikan
setiap tahunnya. Kabupaten Cilacap memiliki PDRB paling besar pada tahun 2011, yaitu
sebesar 10.169.957,05. Sedangkan pertumbuhan PDRB di Kabupaten Cilacap mengalami
fluktuatif setiap tahunnya, namun pertumbuhan PDRB terbesar terjadi pada tahun 2008,
yakni 6,07%. Di Provinsi Jawa Tengah, perkembangan PDRB dan pertumbuhan PDRB nya
selalu mengalami kenaikan setiap tahun. Perkembangan PDRB paling besar terjadi pada
tahun 2011, yaitu sebesar 198.226.349,47, sedangkan pertumbuhan PDRB terbesar di
Provinsi Jawa Tengah terjadi pada tahun 2011, yakni 6,01%. Perkembangan PDRB
Kabupaten Cilacap dan Jawa Tengah dapat dilihat pada grafik berikut:
Grafik 4.1Perkembangan PDRB Kabupaten Cilacap ADHK Tahun 2007- 2011
2007 2008 2009 2010 2011 -
2,000,000.00 4,000,000.00 6,000,000.00 8,000,000.00
10,000,000.00 12,000,000.00
PDRB Kab.Cilacap (Jutaan Rupiah)
PDRB Kab.Cila-cap (Jutaan Rupiah)
Sumber : Hasil pengolahan data Kelompok 8 Mata Kuliah Ekonomi Wilayah dan Kota, 2012
Grafik 4.2Pertumbuhan PDRB Kabupaten Cilacap Tahun 2007- 2011
14
2007 2008 2009 2010 2011 -
1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00
Pertumbuhan PDRB Kab. Cilacap (%)
Pertumbuhan PDRB Kab. Cilacap (%)
Sumber : Hasil pengolahan data Kelompok 8 Mata Kuliah Ekonomi Wilayah dan Kota, 2012
Grafik 4.3Perkembangan PDRB Provinsi Jawa Tengah ADHK Tahun 2007- 2011
2007 2008 2009 2010 20110.00
50,000,000.00
100,000,000.00
150,000,000.00
200,000,000.00
250,000,000.00PDRB Prov. Jawa Tengah
PDRB Prov. Jawa Ten-gah
Sumber : Hasil pengolahan data Kelompok 8 Mata Kuliah Ekonomi Wilayah dan Kota, 2012
Grafik 4.4Pertumbuhan PDRB Provinsi Jawa Tengah Tahun 2007- 2011
2007 2008 2009 2010 20114.64.8
55.25.45.65.8
66.2
Pertumbuhan PDRB Prov. Jateng (%)
Pertumbuhan PDRB Prov. Jateng (%)
Sumber : Hasil pengolahan data Kelompok 8 Mata Kuliah Ekonomi Wilayah dan Kota, 2012
Seperti yang kita ketahui, untuk melihat perkembangan perekonomian suatu wilayah,
salah satunya juga dapat dilihat melalui kontribusi per sektor PDRB wilayah Kabupaten
15
Cilacap. Berikut adalah table kontribusi per sektor PDRB Kabupaten Cilacap tahun 2007-
2011:
Tabel IV.2PDRB Per Sektor Kabupaten Cilacap ADHK
Tahun 2007-2011
No. Sektor 2007 2008 2009 2010 20111 Pertanian 2.787.658,76 2.889.583,57 3.000.872,76 3.120.355,17 3.187.497,16
2Pertambangan dan Penggalian 247.963,81 264.296,25 282.102,44 301.280,65 320.251,39
3 Industri Pengolahan 11.583.445,10 12.387.609,05 12.197.839,93 12.600.215,26 13.035.197,63
4Listrik, Gas dan Air Bersih 72.987,04 73.304,02 76.527,71 78.543,01 81.526,53
5 Bangunan 390.003,46 411.604,61 441.659,06 478.192,52 517.184,18 6 Perdagangan 4.546.258,57 4.776.383,83 5.050.559,09 5.375.721,66 5.752.997,13
7Angkutan dan Komunikasi 456.236,47 430.271,53 522.388,37 556.157,48 597.510,11
8Keuangan, Persewaan, dan Jasa PSH 409.412,99 661.922,31 454.409,07 484.239,92 512.676,47
9 Jasa-jasa 614.736,72 159.438,10 706.557,90 744.466,77 787.312,36 PDRB Kabupaten Cilacap
21.108.693,92 22.390.015,92 22.732.979,33 23.739.172,65 24.792.152,83
Sumber : PDRB Kabupaten Cilacap Tahun 2011
Berdasarkan tabel dan diagram kontribusi per sektor PDRB Kabupaten Cilacap
diatas, dapat dilihat bahwa sektor yang mempunyai kontribusi terbesar terhadap PDRB
Kabupaten Cilacap selama kurun waktu 2007 hingga 2011 adalah industri pengolahan.
Sedangkan sektor yang memberikan kontribusi paling kecil terhadap PDRB Kabupaten
Cilacap selama 2007-2011 adalah sektor listrik, gas, dan air bersih. Untuk mempermudah
pemahaman tentang kontribusi per sektor PDRB Kabupaten Cilacap, maka data diatas
disajikan dalam diagram pie seperti berikut:
Diagram 4.1 PDRB Per Sektor Kabupaten Cilacap ADHK Tahun 2007
16
PDRB Per Sektor Kabupaten Cilacap Tahun 2007
PertanianPertambangan dan PenggalianIndustri PengolahanListrik, Gas dan Air BersihBangunanPerdaganganAngkutan dan KomunikasiKeuangan, Perse-waan, dan Jasa PSHJasa-jasa
Sumber : Hasil pengolahan data Kelompok 8 Mata Kuliah Ekonomi Wilayah dan Kota, 2012
Diagram 4.2 PDRB Per Sektor Kabupaten Cilacap ADHK Tahun 2008
22%1%
35%
1%
6%
24%
6% 4%
PDRB Per Sektor Kabupaten Cilacap Tahun 2008
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengo-lahan
Listrik, Gas dan Air Bersih
Bangunan
Perdagangan
Angkutan dan Komunikasi
Keuangan, Perse-waan, dan Jasa PSH
Jasa-jasa
Sumber : Hasil pengolahan data Kelompok 8 Mata Kuliah Ekonomi Wilayah dan Kota, 2012
Diagram 4.3 PDRB Per Sektor Kabupaten Cilacap ADHK Tahun 2009
17
20%1%
31%
1%6%
21%
5%4% 11%
PDRB Per Sektor Kabupaten Cilacap Tahun 2009
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengo-lahan
Listrik, Gas dan Air Bersih
Bangunan
Perdagangan
Angkutan dan Komunikasi
Keuangan, Perse-waan, dan Jasa PSH
Jasa-jasa
Sumber : Hasil pengolahan data Kelompok 8 Mata Kuliah Ekonomi Wilayah dan Kota, 2012 Diagram 4.4
PDRB Per Sektor Kabupaten Cilacap ADHK Tahun 2010
19%1%
33%
1%6%
21%
5%4% 10%
PDRB Per Sektor Kabupaten Cilacap Tahun 2010
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air Bersih
Bangunan
Perdagangan
Angkutan dan Komunikasi
Keuangan, Perse-waan, dan Jasa PSH
Jasa-jasa
Sumber : Hasil pengolahan data Kelompok 8 Mata Kuliah Ekonomi Wilayah dan Kota, 2012
Diagram 4.5 PDRB Per Sektor Kabupaten Cilacap ADHK Tahun 2011
18
0% 13% 1%
53%0%
2%
23%2%
2% 3%
PDRB Per Sektor Kabupaten Cilacap Tahun 2011
PertanianPertambangan dan PenggalianIndustri PengolahanListrik, Gas dan Air BersihBangunanPerdaganganAngkutan dan Ko-munikasiKeuangan, Persewaan, dan Jasa PSHJasa-jasa
Sumber : Hasil pengolahan data Kelompok 8 Mata Kuliah Ekonomi Wilayah dan Kota, 2012
Industri pengolahan sendiri dapat digolongkan menjadi 4, yang didasarkan pada
konsep yang dicanangkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Penggolongan tersebut adalah
sebagai berikut:
Tabel IV.3
Penggolongan Jenis IndustriNo. Jenis Industri Jumlah Tenaga Kerja
1. Industri Besar Industri yang mempunyai jumlah tenaga kerja minimal 100 orang.
2. Industri Sedang Industri yang mempunyai jumlah tenaga kerja antara 20-99 orang.
3. Industri Kecil Industri yang mempunyai jumlah tenaga kerja antara 5-19 orang.
4. Industri Rumah
Tangga
Industri yang mempunyai jumlah tenaga kerja 1-4 orang.
Sumber : PDRB Kabupaten Cilacaop Tahun 2012
Sebagai perbandingan, berikut adalah tabel kontribusi persektor PDRB Provinsi Jawa Tengah tahun 2007-2011.
19
Tabel IV.4PDRB Per Sektor Provinsi Jawa Tengah ADHK
Tahun 2007-2011
No. Sektor 2007 2008 2009 2010 20111 Pertanian 31.862.697,60 33.484.068,44 34.949.138,35 34.955.957,64 35.421.522,97
2Pertambangan dan
Penggalian178.288.665,00 1.851.189,43 1.952.866,70 2.091.257,42 2.193.964,23
3 Industri Pengolahan 50.870.785,69 53.158.962,88 54.137.598,53 61.390.101,24 65.528.810,98
4Listrik, Gas dan Air
Bersih1.340.845,17 1.404.468,19 1.482.643,11 1.614.857,68 1.684.217,01
5 Bangunan 9.055.728,78 9.647.593,00 10.300.647,63 11.014.598,60 11.712.447,46
6 Perdagangan 33.898.013,93 35.626.196,01 37.766.356,61 40.055.356,39 43.072.198,15
7Angkutan dan Komunikasi
8.052.597,04 8.581.544,49 9.260.445,64 9.805.500,11 10.645.260,49
8Keuangan,
Persewaan, dan Jasa PSH
5.767.341,21 6.218.053,96 6.701.533,13 7.038.128,91 7.503.725,18
9 Jasa-jasa 16.479.357,72 17741755.98 19.134.037,85 19.029.722,65 20.464.202,99
PDRB Kabupaten Cilacap159.110.253,80 167.790.369,90 175.685.267,60 186.995.480,65 198.226.349,47
Sumber : PDRB Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011
Data dalam bentuk tabel diatas, untuk lebih mudah dipahami, maka dibuat juga
dalam bentuk diagram sebagai berikut:
Diagram 4.6 PDRB Per Sektor Provinsi Jateng ADHK Tahun 2007
0%9%
53%
15%
0%
3%
10%
2%
2%5%
PDRB Menurut Lapangan Usaha Provinsi Jateng 2007
PertanianPertambangan dan PenggalianIndustri PengolahanListrik, Gas dan Air BersihBangunanPerdaganganAngkutan dan Ko-munikasiKeuangan, Persewaan, dan Jasa PSHJasa-jasa
Sumber : Hasil pengolahan data Kelompok 8 Mata Kuliah Ekonomi Wilayah dan Kota, 2012
Diagram 4.7
20
PDRB Per Sektor Provinsi Jateng ADHK Tahun 2011
18% 1%
33%
1%6%
22%
5%
4% 10%
PDRB Menurut Lapangan Usaha Prov. Jateng 2011
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air Bersih
Bangunan
Perdagangan
Angkutan dan Ko-munikasi
Keuangan, Persewaan, dan Jasa PSH
Jasa-jasa
Sumber : Hasil pengolahan data Kelompok 8 Mata Kuliah Ekonomi Wilayah dan Kota, 2012
Berdasarkan data yang tersaji dalam tabel dan diagram diatas, jika diamati maka
akan terlihat bahwa sektor yang memberikan kontribusi paling besar terhadap PDRB Jawa
Tengah dari tahun 2007 hingga 2011 adalah sektor industri pengolahan, kecuali pada tahun
2007, sektor penyumbang kontribusi terbesar adalah sektor penggalian dan pertambangan,
yaitu senilai 178.288.655,00 juta rupiah. Akan tetapi untuk tahun-tahun selanjutnya,
penyumbang kontribusi adalah tetap sektor industri pengolahan.
Sedangkan sektor yang memberikan kontribusi paling kecil terhadap PDRB Jawa
Tengah dalam kurun waktu 5 tahun, yaitu 2007 hingga 2011 adalah sektor listrik, gas, dan
air bersih. Kontribusi sektor listrik. Gas, dan air bersih tersebiu kurang lebih berkisar antara
1,3 hingga 1,6 juta rupiah.
4.2 Analisis LQ (Location Quote)
Analisis LQ digunakan untuk menentukan sektor apa saja yang merupakan sektor
basis dan apa yang bukan merupakan sektor basis di suatu wilayah. Sehingga analisis ini
dapat digunakan untuk menentukan sektor apa yang menjadi sektor basis di Kabupaten
Cilacap, dan sektor apa yang bukan sebagai sektor basis di Kabupaten Cilacap. Data yang
digunakan untuk analisis LQ adalah data PDRB per sektor Kabupaten Cilacap dan Provinsi
Jawa Tengah tahun 2007 hingga 2011 atas dasar harga konstan 2000.
Tabel IV.5
21
PDRB Per Sektor Kabupaten Cilacap ADHK Tahun 2007-2011
No.
SektorKabupaten Cilacap (rupiah)
PDRB 2007 PDRB 2008 PDRB 2009 PDRB 2010 PDRB 2011
1 Pertanian 2.787.658,76
2.889.583,57
3.000.872,76
3.120.355,17
3.187.497,16
2Pertambangan dan Penggalian
247.963,81
264.296,25
282.102,44
301.280,65
320.251,39
3 Industri 11.583.445,10
12.387.609,05
12.197.839,93
12.600.215,26
13.035.197,63
4Listrik, Gas, dan Air Minum
72.987,04
73.304,02
76.527,71
78.543,01
81.526,53
5 Konstruksi 390.003,46
411.604,61
441.659,06
478.192,52
517.184,18
6Perdagangan, Hotel, dan Restoran
4.546.258,57
4.776.383,83
5.050.559,09
5.375.721,66
5.752.997,13
7Transportasi dan Komunikasi
456.236,47
430.271,53
522.388,37
556.157,48
597.510,11
8 Keuangan 409.412,99
661.922,31
454.409,07
484.239,92
512.676,47
9 Jasa-jasa 614.736,72
159.438,10
706.557,90
744.466,77
787.312,36
Total
21.108.693,92
22.390.015,92
22.732.979,33
23.739.172,65
24.792.152,83
Sumber : PDRB Kabupaten Cilacap Tahun 2011
Tabel IV.6PDRB Per Sektor Provinsi Jawa Tengah ADHK
No.
SektorProvinsi Jawa Tengah (rupiah)
PDRB 2007 PDRB 2008 PDRB 2009 PDRB 2010 PDRB 2011
1 Pertanian 31.862.697,60 33.484.068,44 34.949.138,35 34.955.957,64 35.421.522,97
2Pertambangan dan
Penggalian178.288.665,0
01.851.189,43 1.952.866,70 2.091.257,42 2.193.964,23
3 Industri 50.870.785,69 53.158.962,88 54.137.598,53 61.390.101,24 65.528.810,98
4Listrik, Gas, dan
Air Minum1.340.845,17 1.404.468,19 1.482.643,11 1.614.857,68 1.684.217,01
5 Konstruksi 9.055.728,78 9.647.593,00 10.300.647,63 11.014.598,60 11.712.447,46
6Perdagangan,
Hotel, dan Restoran
33.898.013,93 35.626.196,01 37.766.356,61 40.055.356,39 43.072.198,15
7Transportasi dan
Komunikasi8.052.597,04 8.581.544,49 9.260.445,64 9.805.500,11 10.645.260,49
8 Keuangan 5.767.341,21 6.218.053,96 6.701.533,13 7.038.128,91 7.503.725,18
9 Jasa-jasa 16.479.357,72 17.741.755,98 19.134.037,85 19.029.722,65 20.464.202,99
Total159.110.253,8
0167.790.369,9
0175.685.267,6
0186.995.480,6
5198.226.349,4
7Tahun 2007-2011
Sumber : PDRB Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011
22
Kedua data PDRB per sektor tersebut kemudian diolah dengan menggunakan analisis LQ, dengan rumus sebagai berikut:
LQ = ps / plPS /PL
Keterangan:
LQ = Location Quotient
ps = Produksi/kesempatan kerja sektor i, pada tingkal lokal.
pl = Produksi/kesempatan kerja total, pada tingkal lokal.
PS = Produksi/kesempatan kerja sektor i, pada tingkal regional.
PL = Produksi/kesempatan kerja total, pada tingkal regional.
Dengan ketentuan:
Jika LQ ≥ 1 à sektor basis, bermakna bahwa sektor tersebut sudah
mampu memenuhi kebutuhan permintaan pasar di dalam wilayah dan juga
diekspor ke luar wilayah.
Jika LQ < 1 à sektor non-basis, bermakna bahwa sektor tersebut hanya
mampu memenuhi kebutuhan permintaan di dalam wilayah.
Berikut adalah tabel perhitungan analisis Location Quotient (LQ) tahun 2007
hingga tahun 2011:
Perhitungan LQ tahun 2007
Tabel IV.7Perhitungan Analisis LQ Tahun 2007
No. SektorKabupaten Provinsi Tahun 2007
Ketpi/p total Pi/P total LQ 2007
1 Pertanian 0,132062115 0,200255463 0,659468224 non basis
2 Pertambangan dan Penggalian 0,011746999 1,120535357 0,010483381 non basis
3 Industri 0,548752336 0,319720348 1,716350992 basis
4 Listrik, Gas, dan Air Minum 0,003457677 0,008427145 0,410302275 non basis
5 Konstruksi 0,018475964 0,056914803 0,324624923 non basis
6Perdagangan, Hotel, dan Restoran
0,21537375 0,213047325 1,010919758 basis
7 Transportasi dan Komunikasi 0,021613676 0,05061017 0,427061909 non basis
8 Keuangan 0,019395468 0,036247452 0,535085001 non basis
9 Jasa-jasa 0,029122442 0,10357194 0,281180812 non basisSumber : Hasil pengolahan data Kelompok 8 Mata Kuliah Ekonomi Wilayah dan Kota, 2012
Perhitungan LQ tahun 2008
Tabel IV.8Perhitungan Analisis LQ Tahun 2008
No. SektorKabupaten Provinsi Tahun 2008
Ketpi/p total Pi/P total LQ 2008
1 Pertanian 0,129056789 0,19955894 0,646710135 non basis
2 Pertambangan dan Penggalian 0,011804201 0,011032751 1,069923603 basis
3 Industri 0,553264861 0,316817723 1,746319166 basis
4 Listrik, Gas, dan Air Minum 0,00327396 0,008370374 0,391136652 non basis
23
5 Konstruksi 0,0183834 0,057497895 0,319723005 non basis
6Perdagangan, Hotel, dan Restoran
0,213326504 0,21232563 1,004713865 basis
7 Transportasi dan Komunikasi 0,019217116 0,005172418 0,375742034 non basis
8 Keuangan 0,02956328 0,037058467 0,797746967 non basis
9 Jasa-jasa 0,007120946 0,10573763 0,067345431 non basisSumber : Hasil pengolahan data Kelompok 8 Mata Kuliah Ekonomi Wilayah dan Kota, 2012
Perhitungan LQ tahun 2009
Tabel IV.9Perhitungan Analisis LQ Tahun 2009
No. SektorKabupaten Provinsi Tahun 2009
Ketpi/p total Pi/P total LQ 2009
1 Pertanian 0,132005256 0,1989303870,663575122
non basis
2 Pertambangan dan Penggalian 0,012409391 0,011115711 1,11638304 basis
3 Industri 0,536570229 0,308151043 1,74125722 basis
4 Listrik, Gas, dan Air Minum 0,003366374 0,00843920,398897286
non basis
5 Konstruksi 0,01942812 0,0586312540,331361159
non basis
6Perdagangan, Hotel, dan Restoran
0,222168815 0,2149659851,033506838
basis
7 Transportasi dan Komunikasi 0,022979318 0,0527104280,435953933
non basis
8 Keuangan 0,01998898 0,0381451060,524024762
non basis
9 Jasa-jasa 0,031080744 0,1089108840,285377754
non basis
Sumber : Hasil pengolahan data Kelompok 8 Mata Kuliah Ekonomi Wilayah dan Kota, 2012
Perhitungan LQ tahun 2010
Tabel IV.10Perhitungan Analisis LQ Tahun 2010
No.
SektorKabupaten Provinsi Tahun 2010
Ketpi/p total Pi/P total LQ 2010
1 Pertanian 0,131443299 0,186934773 0,703150609 non basis
2 Pertambangan dan Penggalian 0,012691287 0,011183465 1,134825997 basis
3 Industri 0,530777355 0,328297246 1,616758476 basis
4 Listrik, Gas, dan Air Minum 0,003308582 0,008635811 0,383123524 non basis
5 Konstruksi 0,020143605 0,05890302 0,341979155 non basis
6Perdagangan, Hotel, dan Restoran
0,226449411 0,214204944 1,057162393 basis
7 Transportasi dan Komunikasi 0,023427838 0,052437097 0,446779837 non basis
8 Keuangan 0,020398349 0,037637963 0,541962083 non basis
9 Jasa-jasa 0,031360266 0,101765682 0,308161508 non basisSumber : Hasil pengolahan data Kelompok 8 Mata Kuliah Ekonomi Wilayah dan Kota, 2012
Perhitungan LQ tahun 2011
Tabel IV.11
Perhitungan Analisis LQ Tahun 2011No. Sektor Kabupaten Provinsi Tahun 2011 Ket
pi/p total Pi/P total LQ 2011
24
1 Pertanian 0,128568793 0,178692303 0,719498212 non basis
2 Pertambangan dan Penggalian 0,01291745 0,011067975 1,16710149 basis
3 Industri 0,525779174 0,330575684 1,590495611 basis
4 Listrik, Gas, dan Air Minum 0,003288401 0,008496434 0,387033049 non basis
5 Konstruksi 0,020860802 0,059086229 0,353056912 non basis
6Perdagangan, Hotel, dan Restoran
0,232049115 0,217287955 1,067933632 basis
7 Transportasi dan Komunikasi 0,024100776 0,05370255 0,448782701 non basis
8 Keuangan 0,020678982 0,037854328 0,546277871 non basis
9 Jasa-jasa 0,031756514 0,103236543 0,30760924 non basisSumber : Hasil pengolahan data Kelompok 8 Mata Kuliah Ekonomi Wilayah dan Kota, 2012
Berdasarkan perhitungan analisis LQ tersebut, kemudian dapat diketahui sektor apa
yang menjadi sektor basis dan sektor apa yang bukan merupakan sektor basis. Sektor basis
adalah sektor yang mempunyai nilai LQ ≥ 1, sedangkan sektor non basis adalah sektor yang
mempunyai nilai LQ < 1.
Dari hasil perhitungan LQ di atas, pada tahun 2007 di Kabupaten Cilacap terdapat dua
sektor basis yakni Sektor Industri dan Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran.
Sedangkan selama kurun waktu tahun 2008-2011, Kabupaten Cilacap memiliki tiga sektor
basis yang sama, yakni Pertambangan dan Penggalian, Industri, dan Perdagangan, Hotel,
dan Restoran. Kemudian, setelah dilakukan perhitungan untuk mencari nilai rata-rata dari
hasil analisis LQ, maka hasilnya sebagai berikut:
Tabel IV.12
Rata-rata Hasil Perhitungan Analisis LQ Tahun 2007-2011Kabupaten Cilacap dan Provinsi Jawa Tengah
SektorLocation Quotient (LQ)
Rata-rataKeteranga
n2007 2008 2009 2010 2011
Pertanian0,65946822
40,64671013
50,66357512
20,70315060
90,71949821
2 0,67848046Non basis
Pertambangan dan Penggalian
0,010483381
1,069923603 1,11638304
1,134825997 1,16710149
0,899743502
Non basis
Industri1,71635099
21,74631916
6 1,741257221,61675847
61,59049561
11,68223629
3Basis
Listrik, Gas, dan Air Minum
0,410302275
0,391136652
0,398897286
0,383123524
0,387033049
0,394098557
Non basis
Konstruksi0,32462492
30,31972300
50,33136115
90,34197915
50,35305691
20,33414903
1Non basis
Perdagangan, Hotel, dan Restoran
1,010919758
1,004713865
1,033506838
1,057162393
1,067933632
1,034847297
Basis
Transportasi dan Komunikasi
0,427061909
0,375742034
0,435953933
0,446779837
0,448782701
0,426864083
Non Basis
Keuangan0,53508500
10,79774696
70,52402476
20,54196208
30,54627787
10,58901933
7Non Basis
Jasa-jasa0,28118081
20,06734543
10,28537775
40,30816150
8 0,307609240,24993494
9Non Basis
Sumber : Hasil pengolahan data Kelompok 8 Mata Kuliah Ekonomi Wilayah dan Kota, 2012
Dari hasil perhitungan rata-rata nilai LQ per sektor selama tahun 2007-2011 diatas,
maka dapat kita ketahui sektor yang yang menjadi sektor basis di Kabupaten Cilacap
adalah:
1. Sektor Industri
25
SEKTOR BASISIndustri
Perdagangan, Hotel, dan Restoran
Pertanian, Pertambangan dan Penggalian
Listrik, Gas, dan Air Minum, Konstruksi, Transportasi dan Komunikasi, Keuangan, dan Jasa-jasa
Sektor Non-Basis Sektor Non-Basis
2. Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran
Model Ekonomi Basis Kabupaten Cilacap
4.3 Analisis Shift Share
Analisis shift share adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui sektor apa
yang berkembang dalam suatu wilayah dan sektor apa yang justru sebaliknya mengalami
kemunduran. Sama halnya seperti analisis LQ, analisis shift share juga menggunakan data
PDRB Kabupaten Cilacap per sektor dan PDRB Jawa Tengah per sektor. Bedanya adalah,
apabila pada analisis LQ dihitunga atu dianalisis setiap tahun, maka pada analisis shift
share yang dihitung hanya tahun pertama, yaitu 2007 dan tahun terakhir, yaitu 2011. Berikut
adalah datadata dasar dalam perhitungan analisis shift share Kabupaten Cilacap dan
Provinsi Jawa Tengah.
Tabel IV.13Perhitungan Data Dasar untuk Analisis Shift Share
Kabupaten Cilacap dan Provinsi Jawa Tengah pada Tahun 2007 dan 2011 (dalam juta rupiah)
SektorKabupaten (rupiah) Provinsi (rupiah)
ri Ri RaPDRB 2007 PDRB 2011 PDRB 2007 PDRB 2011
yo yt Yo Yt yit/yio Yit/Yio Yt/Yo
Pertanian 2.787.658,76
3.187.497,16
31.862.697,60
35.421.522,97
1,1434
1,1117
1,2458
Pertambangan dan Penggalian
247.963,81
320.251,39
178.288.665,00
2.193.964,23
1,2915
0,0123
1,2458
Industri 11.583.445,10
13.035.197,63
50.870.785,69
65.528.810,98
1,1253
1,2881
1,2458
Listrik, Gas, dan Air Minum
72.987,04
81.526,53
1.340.845,17
1.684.217,01
1,1170
1,2561
1,2458
Konstruksi 390.003,46
517.184,18
9.055.728,78
11.712.447,46
1,3261
1,2934
1,2458
26
Perdagangan, Hotel, dan Restoran
4.546.258,57
5.752.997,13
33.898.013,93
43.072.198,15
1,2654
1,2706
1,2458
Transportasi dan Komunikasi
456.236,47
597.510,11
8.052.597,04
10.645.260,49
1,3097
1,3220
1,2458
Keuangan 409.412,99
512.676,47
5.767.341,21
7.503.725,18
1,2522
1,3011
1,2458
Jasa-jasa 614.736,72
787.312,36
16.479.357,72
20.464.202,99
1,2807
1,2418
1,2458
Total 21.108.693,92
24.792.152,83
159.110.253,80
198.226.349,47
11,1114
10,0971
1,2458
Sumber : Hasil pengolahan data Kelompok 8 Mata Kuliah Ekonomi Wilayah dan Kota, 2012
Selanjutnya dilakukan analisis shift share dengan perhitungan sebagai berikut:
Tabel IV.14Perhitungan KPN, KPP, KPPW, PE Kabupaten Cilacap dan Provinsi Jawa Tengah
(Dalam %)
Sektor
KPN KPP KPPW Koreksi*)
Ra-1 Ri-Ra ri-Ri KPN+KPP+KPPWPertumbuhan
Ekonomi (PE)
Pertanian 25% -13,42% 3,17% 14,34% 14,34%Pertambangan dan Penggalian 25%
-123,35% 127,92% 29,15% 29,15%
Industri 25% 4,23% -16,28% 12,53% 12,53%Listrik, Gas, dan Air Minum 25% 1,02% -13,91% 11,70% 11,70%Konstruksi 25% 4,75% 3,27% 32,61% 32,61%Perdagangan, Hotel, dan Restoran 25% 2,48% -0,52% 26,54% 26,54%Transportasi dan Komunikasi 25% 7,61% -1,23% 30,97% 30,97%Keuangan 25% 5,52% -4,88% 25,22% 25,22%Jasa-jasa 25% -0,40% 3,89% 28,07% 28,07%
Sumber : Hasil pengolahan data Kelompok 8 Mata Kuliah Ekonomi Wilayah dan Kota, 2012
Dari hasil perhitungan KPN, KPP, dan KPPW serta pertumbuhan ekonomi tersebut,
dapa kita lihat ada beberapa sektor yang nilainya negatif atau minus, akan tetapi lebih
banyak sektor yang nilainya positif. Pada perhitungan pertumbuhan ekonomi diatas, rata-
rata nilai sektor relatif tinggi, sehingga dapat dianalisis bahwa sektor-sektor yang ada di
Kabupaten Cilacap tersebut memberikan pengaruh positif dalam pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Cilacap.
` Berikut adalah hasil perhitungan analisis shift share secara lebih rinci dalam tabel-
tabel perhitungan analisis:
1. Berdasarkan Prestasi Pergeseran Bersih (PB)
Prestasi pergeseran bersih dapat dianalisis dengan ketentuan:
Jika besaran Pergeseran Bersih ≥ à sektor tersebut progresif/maju
Jika besaran Pergeseran Bersih < à sektor tersebut mundur
27
Sehingga dari perhitungan pergeseran berrsih Kabupaten Cilacap, didapat hasil
seperti yang tertera pada tabel dibawah.
Tabel IV.15Tabel Interpretasi Pergeseran Bersih
Sektor KPP KPPWKPP+KPP
W (PB)KETERANGA
N
Pertanian -13,42% 3,17% -10,25% Mundur
Pertambangan dan Penggalian -123,35% 127,92% 4,57% Progresif
Industri 4,23% -16,28% -12,05% Mundur
Listrik, Gas, dan Air Minum 1,02% -13,91% -12,89% Mundur
Konstruksi 4,75% 3,27% 8,02% Progresif
Perdagangan, Hotel, dan Restoran 2,48% -0,52% 1,96% Progresif
Transportasi dan Komunikasi 7,61% -1,23% 6,38% Progresif
Keuangan 5,52% -4,88% 0,64% Progresif
Jasa-jasa -0,40% 3,89% 3,49% ProgresifSumber : Hasil pengolahan data Kelompok 8 Mata Kuliah Ekonomi Wilayah dan Kota, 2012
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa ada tiga sektor yang mengalami kemunduran,
yaitu sektor pertanian, industri, dan listrik, gas dan air bersih. Sedangkan enam sektor
lainnya mengalami kemajuan, atau dapat dikatakan progresif.
2. Berdasarkan Interpretasi KPP
Apabila KPP bernilai positif (KPP > 0) pada wilayah/daerah yang berspesialisasi
dalam sektor yg secara nasional tumbuh cepat. Dan sebaliknya, apabila KPP bernilai
negatif (KPP < 0) pada wilayah/daerah yang berspesialisasi dalam sektor yg secara
nasional tumbuh lambat.
Tabel IV.16Tabel Interpretasi KPP
SektorKPP
Keterangan (+/-)
Pertanian-13,42%
Spesialisasi Dalam Sektor Yang Secara Nasional Tumbuh Lambat
Pertambangan dan Penggalian -123,35%
Spesialisasi Dalam Sektor Yang Secara Nasional Tumbuh Lambat
Industri4,23%
Spesialisasi Dalam Sektor Yang Secara Nasional Tumbuh Cepat
Listrik, Gas, dan Air Minum1,02%
Spesialisasi Dalam Sektor Yang Secara Nasional Tumbuh Cepat
Konstruksi4,75%
Spesialisasi Dalam Sektor Yang Secara Nasional Tumbuh Cepat
Perdagangan, Hotel, dan Restoran 2,48%
Spesialisasi Dalam Sektor Yang Secara Nasional Tumbuh Cepat
Transportasi dan Komunikasi7,61%
Spesialisasi Dalam Sektor Yang Secara Nasional Tumbuh Cepat
28
Keuangan5,52%
Spesialisasi Dalam Sektor Yang Secara Nasional Tumbuh Cepat
Jasa-jasa-0,40%
Spesialisasi Dalam Sektor Yang Secara Nasional Tumbuh Lambat
Sumber : Hasil pengolahan data Kelompok 8 Mata Kuliah Ekonomi Wilayah dan Kota, 2012
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa ada tiga sektor yang secara nasional tumbuh
lambat, yaitu sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, serta sektor jasa-jasa.
Sedangkan sektor lainnya, seperti industri pengolahan, konstruksi, keuangan, ketiga sektor
lainnya merupakan sektor yang secara nasional tumbuh cepat.
3. Berdasarkan Interpretasi KPPW
Apabila dari hasil perhitungan didapat nilai KPPW yang positif (KPPW > 0) ,
maka sektor tersebut mempunyai keunggulan komparatif (comparative advantage) di
wilayah tersebut atau sering disebut juga sebagai keuntungan lokasional. Dan
sebaliknya, apabila KPPW bernilai negatif (KPPW < 0) maka sektor tersebut tidak
mempunyai keunggulan komparatif atau tidak dapat bersaing.
Tabel IV.17Tabel Interpretasi KPPW
SektorKPPW
Keterangan
(+/-)
Pertanian 3,17% Mempunyai Daya SaingPertambangan dan Penggalian 127,92% Mempunyai Daya SaingIndustri -16,28% Tidak Mempunyai Daya SaingListrik, Gas, dan Air Minum -13,91% Tidak Mempunyai Daya SaingKonstruksi 3,27% Mempunyai Daya SaingPerdagangan, Hotel, dan Restoran -0,52% Tidak Mempunyai Daya SaingTransportasi dan Komunikasi -1,23% Tidak Mempunyai Daya SaingKeuangan -4,88% Tidak Mempunyai Daya SaingJasa-jasa 3,89% Mempunyai Daya Saing
Sumber : Hasil pengolahan data Kelompok 8 Mata Kuliah Ekonomi Wilayah dan Kota, 2012
Dari tabel-tabel diatas, kemudian dapat disimpulkan bahwa:
a. Sektor yang mengalami kemajuan (progresif) adalah:
Sektor Konstruksi Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran Sektor Transportasi dan Komunikasi Sektor Keuangan Sektor Jasa-jasa Sektor Pertambangan dan Penggalian
b. Sektor yang secara nasional tumbuh cepat adalah: Sektor Industri Sektor Listrik, Gas, dan Air Minum Sektor Konstruksi Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran
29
Sektor Transportasi dan Komunikasi Sektor Keuangan
c. Sektor yang mempunyai daya saing adalah: Sektor Pertanian Sektor Pertambangan dan Penggalian Sektor Konstruksi Sektor Jasa-jasa
4.4 Analisis Sektor Ekonomi Unggulan (LQ dan Shift Share)
Analisis sector ekonomi unggulan adalah anlisis dapat digunakan untuk mengetahui
sector-sektor apa saja yang dianggap sebagai sektor yang dapat meningkatkan
perekonomian daerah. Dalam laporan ini maka dianalisis sector ekonomi unggulan
Kabupaten Cilacap. Untuk menganalisis sector ekonomi unggulan, dibutuhkan data hasil
perhitungan rata-rata LQ selama lima tahun dan Shift Share.
Tabel IV.18Gabungan Hasil LQ dan Shift Share Kabupaten Cilacap 2007-2011 I
Sumber : Hasil pengolahan data Kelompok 8 Mata Kuliah Ekonomi Wilayah dan Kota, 2012
Dari table
diatas, kemudian diubah dengan ketentuan sebagai berikut:
Tabel IV.19Gabungan Hasil LQ dan Shift Share Kabupaten Cilacap 2007-2011 II
No. SektorLocation Quotient Shift Share
LQ PB
1 Pertanian 0,67848046 -10,25%
2 Pertambangan dan Penggalian 0,899743502 4,57%
3 Industri 1,682236293 -12,05%
4 Listrik, Gas, dan Air Minum 0,394098557 -12,89%
5 Konstruksi 0,334149031 8,02%
6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 1,034847297 1,96%
7 Transportasi dan Komunikasi 0,426864083 6,38%
8 Keuangan 0,589019337 0,64%
9 Jasa-jasa 0,249934949 3,49%
No. SektorLocation Quotient Shift Share
LQ PB
1 Pertanian <1 <0
2 Pertambangan dan Penggalian <1 >0
3 Industri ≥1 <0
4 Listrik, Gas, dan Air Minum <1 <0
5 Konstruksi <1 >0
6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran ≥1 >0
7 Transportasi dan Komunikasi <1 >0
8 Keuangan <1 >0
9 Jasa-jasa <1 >0
30
Industri
LQ=1,682236293 atau LQ ≥1 danPB < 0, maka sektor tersebut dijadikan priorita kedua, dikarenakan sektor industri dkategorikan mundur sehngga perlu didorong agar menjadi sektor unggulan
PertanianListrik, Gas, dan Air Minum
Pertambangan dan Penggalian KonstruksiKeuanganTransportasi dan KomunikasiJasa-jasa
Perdagangan, Hotel, dan Restoran
LQ= 1,034847297 atau LQ ≥1 dan PB > 0, maka sektor tersebut dijadikan prioritas utama
Sektor UnggulanSektor Berkembang
Sektor PotensialSektor Terbelakang
PB > 0
PB < 0
LQ ≥ 1
Industri
LQ=1,682236293 atau LQ ≥1 danPB < 0, maka sektor tersebut dijadikan priorita kedua, dikarenakan sektor industri dkategorikan mundur sehngga perlu didorong agar menjadi sektor unggulan
PertanianListrik, Gas, dan Air Minum
Pertambangan dan Penggalian KonstruksiKeuanganTransportasi dan KomunikasiJasa-jasa
Perdagangan, Hotel, dan Restoran
LQ= 1,034847297 atau LQ ≥1 dan PB > 0, maka sektor tersebut dijadikan prioritas utama
Sektor UnggulanSektor Berkembang
Sektor PotensialSektor Terbelakang
Prioritas Pengembangan Sektor Ekonomi (Sektor Unggulan)
Prioritas 1 : Perdagangan, Hotel, dan RestoranPrioritas 2 :Industri
PB > 0
LQ ≥ 1
Sumber : Hasil pengolahan data Kelompok 8 Mata Kuliah Ekonomi Wilayah dan Kota, 2012
Kemudian berdasarkan nilai plotting pada tabel diatas, maka sektor ekonomi unggulan di Kabupaten Cilacap dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
Kuadran Plotting Nilai LQ dan PB
31
4.5 Arahan Pengembangan EkonomiUntuk menyusun arahan pengembangan ekonomi, perlu dilakukan pengkajian
dengan menggunakan gabungan hasil perhitungan Analisis Location Quotient (LQ) dan Shift
Share (PB) dengan cara sebagai berikut.
Tabel IV.18Gabungan Hasil LQ dan Shift Share Kabupaten Cilacap 2007-2011 II
No.
SektorLocation Quotient
Shift ShareTipologi Sektor
LQ PB
1 Pertanian <1 <0 Sektor Terbelakang
2 Pertambangan dan Penggalian <1 >0 Sektor Berkembang
3 Industri ≥1 <0 Sektor Potensial
4 Listrik, Gas, dan Air Minum <1 <0 Sektor Terbelakang
5 Konstruksi <1 >0 Sektor Berkembang
6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran ≥1 >0 Sektor Unggulan
7 Transportasi dan Komunikasi <1 >0 Sektor Berkembang
8 Keuangan <1 >0 Sektor Berkembang
9 Jasa-jasa <1 >0 Sektor Berkembang
Sumber : Hasil pengolahan data Kelompok 8 Mata Kuliah Ekonomi Wilayah dan Kota, 2012
Berdasarkan tabel analisis gabungan hasil LQ dan Shift Share Kabupaten Cilacap di atas, didapatkan :
1. Sektor yang termasuk sektor unggulan adalah Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran. Sektor tersebut merupakan sektor yang paling pertama diprioritaskan dalam pengembangan dan meningkatkan perekonomian di Kabupaten Cilacap.
2. Sektor yang termasuk sektor potensial adalah Sektor Industri. . Sektor tersebut merupakan sektor yang kedua diprioritaskan dalam pengembangan dan meningkatkan perekonomian di Kabupaten Cilacap.
Gambar 4.1Peta Sektor Unggulan di Kabupaten Cilacap
32
Sumber : Hasil Analisis Kelompok 8 Mata Kuliah Ekonomi Wilayah dan Kota, 2012
Berdasarkan Peta Sektor Unggulan yang ada di tiap kecamatan di Kabupaten
Jawa Tengah, didapatkan bahwa kecamatan yang memiliki potensi untuk
pengembangan sektor unggulan tertinggi, yakni sektor Perdagangan, Hotel, dan
Restoran adalah Kecamatan Kroya. Sehingga untuk dapat meningkatkan
perekonomian dan kontribusi sektor tersebut dalam PDRB di Kabupaten Cilacap
haruslah mengutamakan pengembangan sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran
yang ada di Kecamatan Kroya.
Selain itu, berdasarkan tabel analisis gabungan hasil LQ dan Shift Share
Kabupaten Cilacap dapat juga dilakukan pengembangan sektor yang pertama
diprioritaskan yakni sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran guna meningkatkan
perekonomian Kabupaten Cilacap ke arah luar. Dan mengembangkan sektor
potensial sebagai sektor yang kedua diprioritaskan yakni sektor industri. Dengan
mengembangkan sektor industri, maka akan mendukung sektor unggulan dalam
kontribusinya meningkatkan perekonomian di antar wilayah (kecamatan) di
Kabupaten Cilacap, serta ke arah luar (ekspor) dari Kabupaten Cilacap. Sehingga
sektor potensial tersebut dapat menjadi sektor unggulan apabila lebih difasilitasi
untuk dikembangkan lagi.
33
BAB VKESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Kesimpulan
Analisis perekonomian dalam hal ini perkembangan PDRB selalu mengalami
kenaikan dalam kurun waktu antara tahun 2007-2011, Sektor yang mempunyai kontribusi
terbesar terhadap PDRB Kabupaten Cilacap selama kurun waktu 2007 hingga 2011 adalah
sektor industri pengolahan. Sedangkan sektor yang memberikan kontribusi paling kecil
terhadap PDRB Kabupaten Cilacap selama 2007-2011 adalah sektor listrik, gas, dan air
bersih. Berdasarkan tabel analisis gabungan hasil LQ dan Shift Share Kabupaten Cilacap di
atas, didapatkan :
1. Sektor yang termasuk sektor unggulan adalah Sektor Perdagangan, Hotel, dan
Restoran. Hal ini dikarenakan :
a. Berdasarkan perhitungan LQ, Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran, LQ ≥1
b. Berdasarkan besaran Pergeseran Bersih, Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran
bernilai positif sehingga tergolong mengalami progresif.
c. Berdasarkan interprestasi KPP bernilai positif, sehingga Sektor Perdagangan, Hotel,
dan Restoran Spesialisasi dalam Sektor Yang Secara Nasional Tumbuh Cepat
d. Berdasarkan besaran KPPW, Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran memiliki
KPPW negatif, maka tergolong tidak mempunyai daya saing.
e. Berdasarkan perhitungan Shift Share, Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran
Sektor memiliki nilai >0. Sehingga sektor tersebut adalah sektor yang paling pertama
diprioritaskan dalam pengembangan dan meningkatkan perekonomian di Kabupaten
Cilacap.
34
2. Sektor yang termasuk sektor potensial adalah Sektor Industri. Sektor tersebut
merupakan sektor yang kedua diprioritaskan dalam pengembangan dan meningkatkan
perekonomian di Kabupaten Cilacap.
Rekomendasi
Pengembangan sektor unggulan tertinggi, yakni sektor Perdagangan, Hotel, dan
Restoran adalah di Kecamatan Kroya. Sehingga untuk dapat meningkatkan perekonomian
dan kontribusi sektor tersebut dalam PDRB di Kabupaten Cilacap haruslah mengutamakan
pengembangan sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran yang ada di Kecamatan Kroya.
Kabupaten Cilacap dapat juga dilakukan pengembangan sektor Perdagangan, Hotel, dan
Restoran guna meningkatkan perekonomian Kabupaten Cilacap ke arah luar (Provinsi Jawa
Tengah). Dan mengembangkan sektor potensial sebagai sektor yang kedua diprioritaskan
yakni sektor industri. Pengembangan sektor Industri akan mendukung sektor unggulan
dalam kontribusinya meningkatkan perekonomian di antar wilayah (kecamatan) di
Kabupaten Cilacap, serta ke arah luar (ekspor) dari Kabupaten Cilacap. Sehingga sektor
potensial tersebut dapat menjadi sektor unggulan apabila lebih difasilitasi untuk
dikembangkan lagi.
35
Daftar Pustaka
(BPS). 2012. Kecamatan Dalam Angka tahun 2012. Cilacap: Kerjasama Bappeda dan BPS Cilacap.
(BPS). 2012. PDRB Kabupaten Cilacap tahun 2011 (Buku 1). Cilacap: Kerjasama Bappeda dan BPS Cilacap
(BPS). 2012. PDRB Kabupaten Cilacap tahun 2011 (Buku 2). Cilacap: Kerjasama Bappeda dan BPS Cilacap
PDRB Atas Dasar Harga Konstan tahun 2000 Propinsi Jateng tahun 2007-2011. http://jateng.bps.go.id. Diunduh Minggu, 9 Desember 2012.
_____. http://www.cilacapkab.go.id. Diakses Minggu, 9 Desember 2012.
top related