laporan akhir program p2m penerapan...
Post on 01-Apr-2019
237 Views
Preview:
TRANSCRIPT
LAPORAN AKHIR
PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK
PELATIHAN PEMBUATAN WAYANG ABJAD
DAN PENDAMPINGAN PENGGUNAANNYA
BAGI GURU-GURU TK DESA UMEANYAR DAN LOKAPAKSA KECAMATAN
SERIRIT
Oleh:
Luh Diah Surya Adnyani (Ketua)
NIP 198309232008122001
Putu Indra Kusuma (Anggota)
NIP 198701172014041001
I Wayan Swandana (Anggota)
NIP 198411182015041002
Gede Mahendrayana (Anggota)
NIP 199007252015041002
Ni Putu Astiti Pratiwi (Anggota)
NIP 198808252015042002
Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)
Universitas Pendidikan Ganesha
SPK No: 90/UN48.16/PM/2016 Tanggal 25 Februari 2016
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami, tim pelaksana, panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
selesainya kegiatan dan laporan Pengabdian pada Masyarakat skim Penerapan Iptek yang
berjudul “Pelatihan Pembuatan Wayang Abjad dan Pendampingan Penggunaannya bagi Guru-
Guru TK Desa Umeanyar dan Lokapaksa Kecamatan Seririt”. Atas dukungan yang diberikan
dalam penyusunan laporan ini, maka penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Ni Ketut Sodri selaku kepala sekolah TK Shanti Kumara Umeanyar dan para guru di
TK tersebut yang telah berpartisipasi aktif menjadi peserta pelatihan.
2. Ni Ketut Indah Adnyani selaku kepala sekolah TK Loka Kumara dan para guru di TK
tersebut yang telah berpartisipasi aktif menjadi peserta pelatihan.
3. Ni Wayan Budi Darmiasih selaku kepala sekolah TK Sorga Widya Kumara Lokapaksa
dan para guru di TK tersebut yang telah berpartisipasi aktif menjadi peserta pelatihan.
Penulis menyadari bahwa laporan akhir ini belum sempurna. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan saran dan kritik membangun dari berbagai pihak.
Singaraja, 28 Nopember 2016
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Halaman Pengesahan
Kata Pengantar …………………………………… i
Daftar isi …………………………………… ii
I. Pendahuluan …………………………………… 1
II. Motode Pelaksanaan …………………………………… 7
III. Hasil dan Pembahasan …………………………………… 12
IV. Penutup …………………………………… 18
Daftar Pustaka 19
LAMPIRAN
Lampiran a. Absensi Peserta Pelatihan
Lampiran b. Peta Lokasi
ii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Usia emas atau dikenal dengan nama golden age merupakan usia dimana
anak-anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun mental
yang sangat pesat. Mereka mampu mempelajari banyak hal, meliputi aspek
kognitif, bahasa, sosial, emosi, fisik, dan motorik dengan cepat. Taman Kanak-
kanak adalah tempat yang tepat untuk membantu mereka dalam masa
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani sesuai bakat, minat, dan sifat
masing-masing (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.
58, 2009).
Karena Taman Kanak-kanak memiliki peranan yang sangat penting, maka
sudah seharusnya Taman Kanak-kanak dirancang dan dikelola dengan baik.
Sebuah taman kanak-kanak diharapkan memiliki guru yang berilmu, terampil, dan
berwawasan luas, serta memiliki fasilitas-fasilitas penunjang yang mampu
merangsang guru untuk lebih kreatif.
Salah satu aspek penting yang harus diperhatikan oleh guru-guru TK
adalah perkembangan bahasa anak. Guru-guru TK harus mampu memberikan
pelayanan yang baik, menarik, dan kreatif agar dapat membantu anak-anak TK
dalam mendengarkan bahasa, mengungkapkan bahasa, dan mengenal aksara.
Kemampuan bahasa juga bermakna kemampuan anak dalam membaca dan
menulis permulaan. Yang dimaksud dengan kemampuan membaca dan menulis
permulaan adalah kemampuan menyebutkan simbol-simbol huruf, mengenal suara
huruf awal dari benda-benda di sekitar, menyebutkan kelompok gambar yang
memiliki bunyi/huruf awal yang sama, dan memahami hubungan antara bunyi dan
bentuk huruf (Christianti, 2011).
Kegiatan baca tulis permulaan menjadi perdebatan di masyarakat karena
esensi dari kegiatan di TK adalah bermain, namun kenyataannya, ada tuntutan dari
pihak Sekolah Dasar yang mewajibkan siswa baru di kelas satu harus bisa
membaca dan menulis (Lestari, 2013). Menyingkapi hal ini, guru-guru TK
berupaya menjadikan TK sebagai tempat bermain sambil belajar dan belajar
seraya bermain agar esensi penting dari kegiatan anak usia dini terlaksana, yaitu
2
kegiatan bermain, dan sekaligus mengenalkan anak kegiatan membaca dan
menulis permulaan dengan konteks yang menyenangkan dan tidak membebani.
Kegiatan baca tulis permulaan sebaiknya dilakukan melalui permainan yang
bermakna, menyenangkan, dan konteksual.
Permainan yang dapat diberikan kepada anak untuk meningkatkan
kemampuan bahasanya adalah permainan mengenalkan huruf dan gambar. Guru-
guru harus mengenalkan huruf-huruf dengan cara yang menyenangkan dan
bermakna disertai gambar dan kata-kata. Pemberian konsep dengan media dan
aktivitas yang menarik dan kreatif diharapkan membantu anak dalam
menyebutkan simbol-simbol huruf vokal dan konsonan, menghubungkan gambar
atau benda dengan kata, dan menghubungkan tulisan sederhana dengan symbol
yang melambangkan (Ermanelis, 2012).
Guru-guru TK diharapkan mampu menyiapkan media bermain yang
dapat memfasilitasi anak dalam meningkatkan kemampuan bahasanya, yaitu
membangkitkan keingintahuannya dalam hal membaca dan menulis permulaan.
Media bermain tersebut tidak harus mahal, bisa berupa media sederhana yang
dibuat sendiri oleh guru, dengan alat dan bahan yang mudah ditemukan disekitar,
namun menarik perhatian anak.
Salah satu media pembelajaran yang dapat memfasilitasi anak dalam
membaca dan menulis permulaan adalah wayang abjad. Seperti gambaran wayang
pada umumnya, wayang abjad merupakan abjad yang disertai dengan contoh
gambar dan kata yang ditempel pada sebuah tangkai. Media ini bisa dimainkan
seperti selayaknya dalang memainkan wayang dengan konsep sederhana yang
mampu diterima oleh anak TK.
Mencermati pentingnya perkembangan bahasa pada anak usia dini dan
pentingnya media untuk memfasilitasi kegiatan bermain dan belajar agar anak
Taman Kanak-kanak mampu membaca dan menulis permulaan, yang dalam hal
ini sebatas pada pengenalan symbol huruf, gambar dan kata berdasarkan huruf,
maka sangat penting dilakukan kegiatan pelatihan pembuatan media wayang abjad
dan pendampingan cara penggunaannya agar pembelajaran menjadi
menyenangkan, bermakna, inovatif, dan kreatif.
3
1.2. Analisis Situasi
Desa Umeanyar dan Lokapaksa di Kecamatan Seririt adalah dua desa
yang berdekatan. Terdapat tiga buah penyelenggara PAUD jalur pendidikan
formal berbentuk Taman kanak-kanak yang dikelola oleh ibu-ibu PKK di desa-
desa tersebut. TK pertama adalah TK Shanti Kumara yang dikelola oleh Ibu-ibu
PKK di desa Umeanyar dalam yayasan Shanti Kumara. Walaupun TK ini telah
berdiri sejak tahun 1979, TK yang sekarang memiliki empat guru dan 65 siswa ini
belum memiliki media pembelajaran dalam hal meningkatkan kemampuan baca
tulis anak, seperti misalnya wayang abjad. TK kedua adalah Taman Kanak-kanak
Loka Kumara yang dikelola oleh ibu-ibu PKK di banjar dinas Pamesan desa
Lokapaksa dalam Yayasan Dharma Bhakti Sentosa. TK yang memiliki tiga guru
dan 44 siswa ini cukup dekat dengan TK pertama, sekitar 10 menit perjalanan.
Sementara TK ketiga adalah TK Sorga Widya Kumara, yang dikelola oleh ibu-ibu
PKK di Dusun Sorga Desa Lokapaksa, yang berjarak sekitar 30 menit perjalanan
dari TK kedua. Walaupun TK ini baru dan sedang dalam tahap mengurus
perijinan, TK ini telah memiliki lima orang guru dan 26 siswa. TK kedua dan
ketiga tergolong TK baru dan juga belum memiliki media wayang abjad.
Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah dan guru-guru di masing-
masing TK, dapat disimpulkan bahwa guru-guru TK tersebut paham bahwa di TK
seharusnya anak-anak hanya bermain, dan dalam kegiatan bermain itu mereka
diperkenalkan materi sederhana yang telah ditentukan oleh pemerintah. Guru-guru
tersebut meyakini bahwa kegiatan membaca dan menulis yang dilakukan di TK
hanyalah membaca dan menulis permulaan, dan itu perlu dilakukan karena saat
anak-anak tamat dari TK dan melamar SD, mereka dites dan diharapkan mampu
menjawab tes baca tulis.
Tantangan dan kesulitan yang dialami guru-guru TK di kedua desa
tersebut adalah bagaimana cara mengajarkan anak membaca dan menulis dengan
cara bermain yang menyenangkan. Selama ini guru-guru tersebut mengajar
dengan bantuan buku TK, dan menginstruksikan anak-anak menulis suku kata
atau kata sesuai dengan apa yang dicontohkan oleh guru. Hal itu menjadi kurang
bermakna dan cenderung membosankan bagi anak. Anak-anak kurang bisa
4
mengaitkan antara apa yang dipelajari dengan apa yang ada di lingkungan
sekitarnya.
Berdasarkan observasi, anak-anak di ketiga TK tersebut sangat antusias
dalam mengikuti kegiatan di dalam kelas. Mereka bernyanyi dengan keras dan
penuh semangat. Mereka antusias dalam kegiatan permainan berkelompok,
memperhatikan saat guru bercerita, dan memiliki kepercayaan diri yang tinggi
untuk maju ke depan dan melakukan instruksi guru. Sangat disayangkan jika
kegiatan yang dilakukan dalam mengembangkan kemampuan bahasa mereka,
khususnya kemampuan baca tulis permulaan, hanya berpatokan pada buku TK
saja. Guru-guru dapat mengeksplorasi kegiatan membaca dan menulis permulaan
dengan menyenangkan dan kreatif jika memiliki media yang tepat. Salah satu
media yang dapat digunakan untuk merangsang kemampuan bahasa anak,
khususnya kemampuan baca tulis permulaan adalah wayang abjad.
Dengan demikian, pemberian pelatihan dan pendampingan dalam
pembuatan dan penggunaan wayang abjad untuk dapat membantu siswa dalam
belajar membaca dan menulis permulaan sangat penting untuk dilaksanakan.
Dengan membuat sendiri wayang abjad, guru-guru dapat menuangkan
kreativitasnya, yaitu dalam menggambar, menulis, ataupun mewarnai, agar
wayang terlihat unik dan menarik. Saat wayang abjad telah dimiliki, guru-guru
bisa memperkenalkan abjad dan gambar serta kata-kata berhubungan dengan
abjad tersebut melalui kegiatan-kegiatan yang menarik yang disukai oleh anak-
anak TK. Guru-guru bisa mengajak anak-anak untuk bernyanyi dengan
memperhatikan wayang abjad yang dipegang oleh guru, guru bisa mengarang
cerita sesuai dengan gambar di wayang abjad tersebut, dan bisa pula meminta
anak bermain peran secara sederhana dengan memegang wayang abjad. Banyak
hal yang bisa dilakukan guru-guru dalam memperkenalkan abjad untuk
meningkatkan kemampuan bahasa anak tanpa harus berpatokan pada buku TK
semata.
5
1.3. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru-guru di
tiga TK di desa Umeanyar dan Lokapaksa, dan hasil observasi kegiatan
pembelajaran di ketiga TK tersebut, dapat diidentifikasi beberapa permasalahan,
yaitu:
1. Tidak adanya media pembelajaran yang inovatif dan kreatif yang dapat
membantu anak-anak mengembangkan kemampuan bahasanya, khususnya
dalam membaca dan menulis permulaan.
2. Guru-guru hanya berpatokan pada penggunaan LKS atau buku TK dalam
mengembangkan kemampuan bahasa, khususnya membaca dan menulis
permulaan.
3. Anak-anak menulis dengan hanya menirukan suku kata atau kata yang
dicontohkan oleh guru di buku latihan mereka, hal ini menjadi kurang
bermakna karena hanya meniru.
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, Rumusan Masalah Pengabdian
Masyarakat ini adalah: Apakah guru-guru TK di desa Umeanyar dan
Lokapaksa mampu mengajar baca tulis permulaan dengan menyenangkan
dan bermakna setelah mendapat pelatihan dan pendampingan dalam
pembuatan dan penggunaan wayang abjad?
1.4. Tinjauan Pustaka Tujuan Kegiatan
Berdasarkan permasalahan yang dihadapi oleh kepala sekolah dan guru-
guru di tiga TK di desa Umeanyar dan Lokapaksa, maka tujuan kegiatan ini
adalah memberikan pelatihan cara pembuatan wayang abjad dan cara
penggunaannya dalam mengajarkan baca tulis permulaan, sehingga nantinya para
guru dapat:
a. Memiliki satu set media wayang abjad dari A sampai Z.
b. Nantinya mampu membuat sendiri wayang abjad dengan kreasi lain, yaitu
dengan gambar dan kosakata lain yang ada di lingkungan sekitar.
6
c. Mampu merancang pembelajaran yang menyenangkan dengan
menggunakan wayang abjad.
d. Mampu menyelenggarakan pembelajaran yang menyenangkan dan kreatif
dengan menggunakan wayang abjad.
1.5. Manfaat Kegiatan
Hasil Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini diharapkan akan
memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan profesionalisme guru-guru
TK di desa Umeanyar dan Lokapaksa. Secara lebih eksplisit manfaat kegiatan ini
adalah sebagai berikut:
a. Guru-guru Tk di desa Umeanyar dan Lokapaksa memperoleh pengalaman
dalam : (1) bagaimana membuat wayang abjad yang menarik, (2)
bagaimana merencanakan pembelajaran menggunakan wayang abjad
sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan, (3)
bagaimana melaksanakan pembelajaran baca tulis permulaan yang
menyenangkan dan bermakna dengan menggunakan wayang abjad.
b. Anak-anak TK di desa Umeanyar dan Lokapaksa mempelajari baca tulis
permulaan tanpa merasa terbebani. Mereka belajar dengan cara yang
menyenangkan dan bermakna, dapat menghubungkan simbol dengan
gambar yang sering mereka lihat di lingkungan sekitar, sekaligur
mempelajari kata-kata gambar tersebut.
c. Secara umum Staf Dosen Universitas Pendidikan Ganesha dapat
melaksanakan salah satu dharma dari tri dharma Perguruan Tinggi yaitu
Pengabdian Pada Masyarakat.
7
BAB II
METODE PELAKSANAAN
2.1. Kerangka Pemecahan Masalah
Berangkat dari permasalahan yang dihadapi para kepala sekolah dan
guru-guru TK di tiga TK di desa Umeanyar dan lokapaksa, maka alternatif
pemecahan masalah yang akan dilaksanakan dalam P2M ini dapat dilihat dalam
diagram alur berikut:
Gambar 1. Bagan Alur Kerangka Pemecahan Masalah P2M
PERMASALAHAN
1. Tidak adanya media pembelajaran yang
inovatif dan kreatif yang dapat membantu
anak-anak mengembangkan kemampuan
bahasanya, khususnya dalam membaca
dan menulis permulaan.
2. Guru-guru hanya berpatokan pada
penggunaan LKS atau buku TK dalam
mengembangkan kemampuan bahasa,
khususnya membaca dan menulis
permulaan.
3. Anak-anak menulis dengan hanya
menirukan suku kata atau kata yang
dicontohkan oleh guru mereka, hal ini
menjadi kurang bermakna karena hanya
meniru.
PEMECAHAN MASALAH
1. Melakukan Pelatihan pembuatan
media wayang abjad untuk
memfasilitasi guru dalam merangsang
kemampuan bahasa anak, terutama
dalam membaca dan menulis
permulaan.
2. Melakukan Pelatihan dan
pendampingan dalam penggunaan
media wayang abjad dalam
pembelajaran baca tulis permulaan
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
Memberikan pelatihan pembuatan wayang abjad
dan pendampingan dalam perencanaan dan
pengajaran baca tulis permulaan menggunakan
wayang abjad tersebut
METODE KEGIATAN
1. Ceramah dan Diskusi
2. Praktik membuat wayang abjad
3. Simulasi kelompok
4. Pendampingan pembuatan rencana
pengajaran menggunakan media
wayang abjad
5. Pendampingan dalam pengajaran
menggunakan media wayang abjad.
8
2.2 Keterkaitan
Kegiatan P2M ini akan melibatkan institusi Undiksha dan penyelenggara
pendidikan anak usia dini, yaitu tiga Taman Kanak-kanak di desa Umeanyar dan
Lokapaksa. Instansi-instansi yang terlibat ini memperoleh keuntungan secara
bersama-sama sebagai berikut :
1. Tiga Taman Kanak-kanak di desa Umeanyar dan Lokapaksa di kecamatan
seririt, yaitu TK Shanti Kumara, TK Loka Kumara, dan TK Sorga Widya
Kumara akan memperoleh manfaat dalam penyediaan media belajar
wayang abjad dan mendapat pendampingan dalam perencanaan dan
pengajaran baca tulis permulaan yang menyenangkan dan bermakna
menggunakan wayang abjad tersebut.
2. Universitas Pendidikan Ganesha melalui Lembaga Pengabdian pada
Masyarakat berperan menyediakan dana, sehingga mendukung
pelaksanaan dharma ketiga dari Tri Dharma Perguruan Tinggi.
2.3 Metode Kegiatan
Dalam upaya mengatasi kesulitan yang dialami khalayak mitra, solusi
yang ditawarkan adalah dengan mengadakan pelatihan dengan menerapkan suatu
metode inovatif. Metode tersebut yaitu metode peta pikiran. Adapun langkah-
langkah pelaksanaan program adalah sebagai berikut. (1) pelatihan pembuatan
wayang abjad dan (2) pendampingan pembuatan rencana pembelajaran dan
pelaksanaan pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna menggunakan
wayang abjad yang telah dibuat. Secara skematik, metode yang akan digunakan
untuk memecahkan masalah yang dihadapi khalayak mitra disajikan pada Gambar
2 berikut ini:
9
Gambar 2. Metode Kegiatan P2M
Pelatihan Pembuatan Wayang Abjad
Ceramah dan Diskusi Praktik
Pendampingan dalam Perencanaan dan Pengajaran
Simulasi
kelompok
Pendampingan di
TK Shanti Kumara
Pendampingan di
TK Loka Kumara
Pendampingan di
TK Sorga Kumara
Pembelajaran dengan media
wayang abjad
Guru-guru memiliki media wayang
abjad dan mampu merancang dan
melaksanakan pembelajaran baca
tulis permulaan yang menyenangkan
dan bermakna
OUTPUT
Dampak
10
Berdasarkan Gambar 2 di atas, dapat dilihat bahwa kegiatan pertama dimulai
dengan melakukan pelatihan pembuatan media wayang abjad. Dalam kegiatan
pelatihan tersebut, terdapat ceramah mengenai teori-teori yang berkaitan dengan
pendidikan anak usia dini, pentingnya merangsang kemampuan bahasa anak,
kemampuan membaca dan menulis permulaan, dan cara pembuatan media
wayang abjad. Kegiatan dilanjutkan di pertemuan berikutnya dengan praktik
pembuatan wayang abjad berkelompok, dimana guru-guru di satu TK
berkelompok membuat tiga set wayang abjad dari A sampai Z. Pada pertemuan
ketiga, peserta diberikan materi tentang contoh-contoh kegiatan pembelajaran
yang menyenangkan dan bermakna menggunakan media wayang abjad, materi
tentang lesson study, dan diakhiri dengan simulasi kelompok. Jadi, pelatihan
dilaksanakan selama tiga hari: hari pertama untuk teori, hari kedua untuk
pembuatan wayang abjad, dan hari ketiga untuk simulasi kelompok. Setelah
melakukan rangkaian kegiatan pelatihan, kegiatan dilanjutnya dengan proses
pendampingan. Pendampingan dilaksanakan melalui bimbingan face to face
secara berkelanjutan dalam perencanaan pembelajaran baca tulis permulaan dan
pelaksanaan pembelajarannya di kelas. Pendampingan dilakukan di sekolah-
sekolah tempat guru-guru bersangkutan bertugas.
2.4 Rancangan Evaluasi
1. Prosedur dan Alat Evaluasi
Pada kegiatan P2M ini, Prosedur dan alat evaluasi yang digunakan dapat
dilihat secara rinci pada gambar 3 di bawah ini.
Gambar 3. Prosedur dan Alat Evaluasi
Pelaksanaan Kegiatan
Observasi
Lesson study
Akhir Kegiatan
Produk
11
Pada saat pelatihan, dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan kegiatan
yang mencakup ketekunan dan keseriusan khalayak mitra dalam mengikuti
kegiatan pelatihan. Instrumen yang dipergunakan adalah lembar observasi.
Penilaian dilakukan terhadap aspek-aspek sikap dan aktivitas para guru TK yang
mencirikan perilaku dan kemampuan mereka sebagai guru. Teknik pemberian
skor pada masing-masing indikator menggunakan skala lickert dari SS sangat
serius sampai STS sangat tidak serius. Selain itu dilakukan juga lesson study
dalam perencanaan dan pengajaran menggunakan wayang abjad, dimana satu guru
mengajar dan guru lain serta dosen menjadi pengamat. Kegiatan dilanjutkan
dengan diskusi untuk mengevaluasi perencanaan dan juga pelaksanaan
pengajaran.
Pada akhir kegiatan, penilaian yang dilakukan adalah penilaian produk.
Produk dari kegiatan ini adalah media wayang abjad, perencanaan pembelajaran
yang telah melalui proses bimbingan dan lesson study, serta video pelaksanaan
pembelajaran.
2. Teknik Analisis Data dan Kriteria Keberhasilan Program
Kemampuan peserta membuat wayang abjad, merencanakan
pembelajaran, dan melaksanakan pembelajaran yang menyenangkan dan
bermakna menggunakan wayang abjad dianalisis secara deskriptif.
12
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil Kegiatan
Pelatihan pembuatan wayang abjad dilaksanakan selama tiga hari di balai banjar
desa Umeanyar kecamatan Seririt. Pembukaan pelatihan ini tidak dihadiri oleh
ketua LPM karena beliau menghadiri suatu kegiatan lain di Undiksha pada hari
yang sama. Pembukaan dimulai pukul 10.00 pagi pada hari Jumat tanggal 18
Maret 2016. Acara dimulai dengan pembukaan dari MC, berdoa, menyanyikan
lagu Indonesia raya dan lagu Himne TK, dilanjutkan dengan sepatah dua patah
kata dari Bapak Ketua UPP kecamatan Seririt yang diwakili oleh Pengawas,
Sambutan Bapak Kepala Desa Umeanyar, dan diakhiri dengan sambutan ketua
pelaksana kegiatan.
Setelah upacara pembukaan, narasumber yaitu Nice Maylani Asril, S.Psi.,
M.Psi., memaparkan materi yang berjudul “Membaca Permulaan pada Usia Dini.”
Guru-guru dari tiga TK di desa Lokapaksa dan Umeanyar, sejumlah 12 orang,
ditambah para undangan dan tim pelaksana, mendengarkan dengan seksama.
Materi yang disampaikan meliputi kharakteristik anak usia dini, perkembangan
kognitif, motorik, social dan perkembangan bahasa anak usia 5-6 tahun.
13
Narasumber juga membahas tentang boleh tidaknya pengajaran membaca
permulaan di TK, tahap kemampuan membaca untuk anak TK, aspek-aspek
pengajaran membaca dan prinsip-prinsip serta peran yang harus guru-guru pahami
mengenai pengajaran membaca pada anak usia dini.
Para peserta mendengarkan materi dengan serius dan sangat aktif dalam
sesi tanya jawab. Sesi tanya jawab seakan menjadi ajang curhat para guru tersebut
mengenai masalah yang ada di TK dan berdasarkan wawancara, para guru merasa
beruntung dapat berkonsultasi langsung dengan narasumber yang memiliki bidang
ilmu sesuai dengan permasalahan yang diberikan. Narasumber menjawab setiap
pertanyaan dengan interaktif sehingga suasana diselingi dengan gurauan ditengah-
tengah keseriusan memberikan jawaban.
Dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan, dilakukan pula observasi guna mengamati
ketekunan, keseriusan, kejujuran, serta tanggung jawab peserta pelatihan.
Penilaian dilakukan dengan melihat aspek-aspek sikap peserta yang mencirikan
perilaku dan kemampuan peserta. Dengan mengacu pada lembar observasi yang
telah dipersiapkan sebelumnya, hasil observasi rinci dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 3.1 Hasil Observasi saat Pelatihan
No Aspek yang di observasi SS S KS TS STS
1 Ketekunan mendengarkan ceramah
yang disampaikan
90% 10%
2 Keseriusan dalam melakukan refleksi
terhadap pembelajaran baca tulis
permulaan di sekolah
80% 20%
3 Kejujuran dalam mengemukakan
metode pembelajaran baca tulis di TK
90% 10%
14
4 Keterbukaan dalam menerima
informasi baru
90% 10%
5 Keterbukaan dalam menerima
masukan atas permasalahan
90% 10%
Berdasarkan tabel 3.1 diatas, dapat dilihat bahwa 90% peserta pelatihan
sangat tekun mendengarkan pemaparan materi dari para narasumber. Selain itu,
berdasarkan observasi tiap individunya, 80% sangat serius dalam melaksanakan
refleksi tentang pembelajaran baca tulis permulaan di sekolahnya. Ada 90% guru
yang dengan jujur mengemukakan metode pembelajaran baca tulis kepada
narasumber. Setelah mendapat pencerahan melalui materi yang disampaikan, 90%
memiliki keterbukaan dalam menerima informasi baru, dan 90% juga terbuka
dalam menerima masukan atas pertanyaan yang diajukan.
Keesokan harinya, para guru kembali untuk membuat wayang abjad.
Kegiatan didahului oleh penyerahan alat dan bahan kepada para kepala Sekolah
TK. Para guru peserta pelatihan bekerja berkelompok dengan guru dari sekolah
yang sama karena wayang abjad yang dibuat memang untuk sekolah mereka.
Setelah membuat tiga set wayang abjad, yaitu versi kecil, sedang, dan agak besar,
para guru berfoto memamerkan hasil karya mereka. Produk dari kegiatan ini
adalah wayang abjad tersebut. Wayang abjad ini nantinya akan dimanfaatkan oleh
15
para guru TK tersebut dalam pembelajaran baca tulis permulaan. Pertanyaan yang
muncul adalah bagaimana cara mengajar baca tulis permulaan dengan
menggunakan media wayang abjad sehingga pembelajaran menjadi
menyenangkan dan bermakna.
Pertanyaan ini terjawab di hari ketiga pelatihan, yaitu hari dimana ketua
panitia dibantu oleh tim memberikan materi mengenai game dan lagu yang bisa
dipergunakan untuk mengajar baca tulis permulaan menggunakan media wayang
abjad. Adapun game dan lagu tersebut adalah sebagai berikut:
1. Game dengar dan temukan.
2. Game lari dan temukan
3. Game berbisik dan temukan
4. Game menulis di punggung
5. Game bola gulir dan temukan
6. Game ular naga dan temukan
7. Lagu BINGO versi abjad
8. Game Domikado
9. Lagu “Dimanakah Huruf”
10. Lagu A-Z
11. Lagu “Huruf A mari Sini”
12. Teater tebak wayang abjad
13. Teater Tebak kata wayang abjad
Kegiatan pelatihan telah berakhir. Para guru telah memiliki tiga set wayang abjad
dan mengetahui bagaimana cara penggunaannya untuk mengajar baca tulis
permulaan di sekolah masing-masing. Langkah selanjutnya dari kegiatan P2M ini
adalah pendampingan ke sekolah-sekolah.
16
Pendampingan dilakukan 3 kali di masing-masing TK. Yaitu untuk
pembimbingan perencanaan, dan lesson study di TK besar, serta lesson study di
TK kecil. Pada saat lesson study, satu guru mengajar, sementara tim dosen dan
guru-guru lain mengobservasi kegiatan pembelajaran, dan kemudian memberikan
masukan dan saran mengenai pembelajaran. Kegiatan di ketiga TK berlangsung
lancer dan tertib. Para guru telah berlatih dengan baik dan mempersiapkan diri
agar bisa tampil maksimal saat pendampingan. Hal ini menunjukkan adanya usaha
dari para guru untuk mengaplikasikan ilmu yang diberikan saat pelatihan.
Kegiatan direkam dan hadil rekaman ketiga TK akan diberikan ke masing-masing
sekolah, dan nantinya bisa juga disebarluaskan ke sekolah-sekolah lain.
Berikut adalah gambar kegiatan pendampingan di TK Shanti Kumara Umeanyar.
18
BAB IV
PENUTUP
4.1 simpulan
Berdasarkan hasil kegiatan pelatihan dan pendampingan pembuatan wayang abjad ini,
dapat disimpulkan bahwa para guru sangat senang memiliki media wayang abjad yang bisa
dipergunakan untuk pembelajaran baca tulis permulaan. Para guru tersebut kini lebih mantap
dalam mengajar baca tulis permulaan untuk anak TK di sekolahnya karena telah mendapat
materi dari dari narasumber saat pelatihan. Para guru tersebut juga lebih kreatif. Pembelajaran
tidak membosankan lagi karena mereka telah bisa berkreasi, menggunakan cara-cara
pembelajaran yang menarik, yaitu dengan game dan lagu sehingga anak-anak bisa bermain
sekaligus belajar.
4.2 Saran
Karena kegiatan ini hanya melibatkan tiga TK, kedepannya perlu dilakukan pelatihan
dan pendampingan untuk lebih banyak TK lagi. Tim pelaksana bisa berkoordinasi dengan
UPP kecamatan sehingga ilmu dan teknologi bisa membias lebih luas ke sekolah-sekolah
lain.
19
DAFTAR PUSTAKA
Christianti, M. (2011). Pengembangan Bahasa pada Anak Usia Dini. Retrieved 10 20, 2015,
from Staff UNY: http://www.staff.uny.ac.id/dosen/martha-christianti-mpd
Ermanelis, E. (2012). Peningkatan Kemampuan Membaca Anak melalui Permainan Putaran
Gambar Binatang di Taman Kanak-kanak Tunas Bangsa Lubung Basung. Jurnal
Pesona Paud , 1 (1), -.
Lestari, Y. (2013). Peningkatan Kemampuan Baca-Tulis Permulaan melalui Penggunaan
Media Wayang Abjad Kontekstual. Retrieved 10 20, 2015, from Pustaka Yeni:
http://www.blog.undiksha.ac.id/yenilestari/abstrak-penelitian/
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 58. (2009).
22
(b ) Peta Lokasi
Ke arah pantai Umeanyar
Dari arah Singaraja
Ke Negare
Plang Desa Umeanyar
U
Kegiatan pelatihan pembuatan wayang abjad bagi guru-guru TK ini dilaksanakan di desa
Umeanyar, Kecamatan Seririt, tepatnya di TK Shanti Kumara. Dari Singaraja, kearah barat
menuju ke seririt, lewati Hardys Seririt, ke arah barat terus, lewati SMA N 1 Seririt, lewati
pombensin, lewati perempatan desa Lokapaksa, dan tiba di tanjakan dengan plang nama desa
Umeanyar. Di akhir tanjakan ada perempata desa Umeanyar. Dari perempatan tersebut belok
kiri sampai tiba di TK Shanti Kumara, di belakang kantor perbekel dan kantor PKK.
Lokasi:
TK Shanti Kumara
Desa Umeanyar
top related