laporan akhir program p2m penerapan...

26
LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK PELATIHAN PEMBUATAN WAYANG ABJAD DAN PENDAMPINGAN PENGGUNAANNYA BAGI GURU-GURU TK DESA UMEANYAR DAN LOKAPAKSA KECAMATAN SERIRIT Oleh: Luh Diah Surya Adnyani (Ketua) NIP 198309232008122001 Putu Indra Kusuma (Anggota) NIP 198701172014041001 I Wayan Swandana (Anggota) NIP 198411182015041002 Gede Mahendrayana (Anggota) NIP 199007252015041002 Ni Putu Astiti Pratiwi (Anggota) NIP 198808252015042002 Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganesha SPK No: 90/UN48.16/PM/2016 Tanggal 25 Februari 2016 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2016

Upload: dangkiet

Post on 01-Apr-2019

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LAPORAN AKHIR

PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK

PELATIHAN PEMBUATAN WAYANG ABJAD

DAN PENDAMPINGAN PENGGUNAANNYA

BAGI GURU-GURU TK DESA UMEANYAR DAN LOKAPAKSA KECAMATAN

SERIRIT

Oleh:

Luh Diah Surya Adnyani (Ketua)

NIP 198309232008122001

Putu Indra Kusuma (Anggota)

NIP 198701172014041001

I Wayan Swandana (Anggota)

NIP 198411182015041002

Gede Mahendrayana (Anggota)

NIP 199007252015041002

Ni Putu Astiti Pratiwi (Anggota)

NIP 198808252015042002

Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)

Universitas Pendidikan Ganesha

SPK No: 90/UN48.16/PM/2016 Tanggal 25 Februari 2016

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

2016

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami, tim pelaksana, panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas

selesainya kegiatan dan laporan Pengabdian pada Masyarakat skim Penerapan Iptek yang

berjudul “Pelatihan Pembuatan Wayang Abjad dan Pendampingan Penggunaannya bagi Guru-

Guru TK Desa Umeanyar dan Lokapaksa Kecamatan Seririt”. Atas dukungan yang diberikan

dalam penyusunan laporan ini, maka penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Ni Ketut Sodri selaku kepala sekolah TK Shanti Kumara Umeanyar dan para guru di

TK tersebut yang telah berpartisipasi aktif menjadi peserta pelatihan.

2. Ni Ketut Indah Adnyani selaku kepala sekolah TK Loka Kumara dan para guru di TK

tersebut yang telah berpartisipasi aktif menjadi peserta pelatihan.

3. Ni Wayan Budi Darmiasih selaku kepala sekolah TK Sorga Widya Kumara Lokapaksa

dan para guru di TK tersebut yang telah berpartisipasi aktif menjadi peserta pelatihan.

Penulis menyadari bahwa laporan akhir ini belum sempurna. Oleh karena itu, kami

sangat mengharapkan saran dan kritik membangun dari berbagai pihak.

Singaraja, 28 Nopember 2016

Penulis

i

DAFTAR ISI

Halaman Judul

Halaman Pengesahan

Kata Pengantar …………………………………… i

Daftar isi …………………………………… ii

I. Pendahuluan …………………………………… 1

II. Motode Pelaksanaan …………………………………… 7

III. Hasil dan Pembahasan …………………………………… 12

IV. Penutup …………………………………… 18

Daftar Pustaka 19

LAMPIRAN

Lampiran a. Absensi Peserta Pelatihan

Lampiran b. Peta Lokasi

ii

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Usia emas atau dikenal dengan nama golden age merupakan usia dimana

anak-anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun mental

yang sangat pesat. Mereka mampu mempelajari banyak hal, meliputi aspek

kognitif, bahasa, sosial, emosi, fisik, dan motorik dengan cepat. Taman Kanak-

kanak adalah tempat yang tepat untuk membantu mereka dalam masa

pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani sesuai bakat, minat, dan sifat

masing-masing (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.

58, 2009).

Karena Taman Kanak-kanak memiliki peranan yang sangat penting, maka

sudah seharusnya Taman Kanak-kanak dirancang dan dikelola dengan baik.

Sebuah taman kanak-kanak diharapkan memiliki guru yang berilmu, terampil, dan

berwawasan luas, serta memiliki fasilitas-fasilitas penunjang yang mampu

merangsang guru untuk lebih kreatif.

Salah satu aspek penting yang harus diperhatikan oleh guru-guru TK

adalah perkembangan bahasa anak. Guru-guru TK harus mampu memberikan

pelayanan yang baik, menarik, dan kreatif agar dapat membantu anak-anak TK

dalam mendengarkan bahasa, mengungkapkan bahasa, dan mengenal aksara.

Kemampuan bahasa juga bermakna kemampuan anak dalam membaca dan

menulis permulaan. Yang dimaksud dengan kemampuan membaca dan menulis

permulaan adalah kemampuan menyebutkan simbol-simbol huruf, mengenal suara

huruf awal dari benda-benda di sekitar, menyebutkan kelompok gambar yang

memiliki bunyi/huruf awal yang sama, dan memahami hubungan antara bunyi dan

bentuk huruf (Christianti, 2011).

Kegiatan baca tulis permulaan menjadi perdebatan di masyarakat karena

esensi dari kegiatan di TK adalah bermain, namun kenyataannya, ada tuntutan dari

pihak Sekolah Dasar yang mewajibkan siswa baru di kelas satu harus bisa

membaca dan menulis (Lestari, 2013). Menyingkapi hal ini, guru-guru TK

berupaya menjadikan TK sebagai tempat bermain sambil belajar dan belajar

seraya bermain agar esensi penting dari kegiatan anak usia dini terlaksana, yaitu

2

kegiatan bermain, dan sekaligus mengenalkan anak kegiatan membaca dan

menulis permulaan dengan konteks yang menyenangkan dan tidak membebani.

Kegiatan baca tulis permulaan sebaiknya dilakukan melalui permainan yang

bermakna, menyenangkan, dan konteksual.

Permainan yang dapat diberikan kepada anak untuk meningkatkan

kemampuan bahasanya adalah permainan mengenalkan huruf dan gambar. Guru-

guru harus mengenalkan huruf-huruf dengan cara yang menyenangkan dan

bermakna disertai gambar dan kata-kata. Pemberian konsep dengan media dan

aktivitas yang menarik dan kreatif diharapkan membantu anak dalam

menyebutkan simbol-simbol huruf vokal dan konsonan, menghubungkan gambar

atau benda dengan kata, dan menghubungkan tulisan sederhana dengan symbol

yang melambangkan (Ermanelis, 2012).

Guru-guru TK diharapkan mampu menyiapkan media bermain yang

dapat memfasilitasi anak dalam meningkatkan kemampuan bahasanya, yaitu

membangkitkan keingintahuannya dalam hal membaca dan menulis permulaan.

Media bermain tersebut tidak harus mahal, bisa berupa media sederhana yang

dibuat sendiri oleh guru, dengan alat dan bahan yang mudah ditemukan disekitar,

namun menarik perhatian anak.

Salah satu media pembelajaran yang dapat memfasilitasi anak dalam

membaca dan menulis permulaan adalah wayang abjad. Seperti gambaran wayang

pada umumnya, wayang abjad merupakan abjad yang disertai dengan contoh

gambar dan kata yang ditempel pada sebuah tangkai. Media ini bisa dimainkan

seperti selayaknya dalang memainkan wayang dengan konsep sederhana yang

mampu diterima oleh anak TK.

Mencermati pentingnya perkembangan bahasa pada anak usia dini dan

pentingnya media untuk memfasilitasi kegiatan bermain dan belajar agar anak

Taman Kanak-kanak mampu membaca dan menulis permulaan, yang dalam hal

ini sebatas pada pengenalan symbol huruf, gambar dan kata berdasarkan huruf,

maka sangat penting dilakukan kegiatan pelatihan pembuatan media wayang abjad

dan pendampingan cara penggunaannya agar pembelajaran menjadi

menyenangkan, bermakna, inovatif, dan kreatif.

3

1.2. Analisis Situasi

Desa Umeanyar dan Lokapaksa di Kecamatan Seririt adalah dua desa

yang berdekatan. Terdapat tiga buah penyelenggara PAUD jalur pendidikan

formal berbentuk Taman kanak-kanak yang dikelola oleh ibu-ibu PKK di desa-

desa tersebut. TK pertama adalah TK Shanti Kumara yang dikelola oleh Ibu-ibu

PKK di desa Umeanyar dalam yayasan Shanti Kumara. Walaupun TK ini telah

berdiri sejak tahun 1979, TK yang sekarang memiliki empat guru dan 65 siswa ini

belum memiliki media pembelajaran dalam hal meningkatkan kemampuan baca

tulis anak, seperti misalnya wayang abjad. TK kedua adalah Taman Kanak-kanak

Loka Kumara yang dikelola oleh ibu-ibu PKK di banjar dinas Pamesan desa

Lokapaksa dalam Yayasan Dharma Bhakti Sentosa. TK yang memiliki tiga guru

dan 44 siswa ini cukup dekat dengan TK pertama, sekitar 10 menit perjalanan.

Sementara TK ketiga adalah TK Sorga Widya Kumara, yang dikelola oleh ibu-ibu

PKK di Dusun Sorga Desa Lokapaksa, yang berjarak sekitar 30 menit perjalanan

dari TK kedua. Walaupun TK ini baru dan sedang dalam tahap mengurus

perijinan, TK ini telah memiliki lima orang guru dan 26 siswa. TK kedua dan

ketiga tergolong TK baru dan juga belum memiliki media wayang abjad.

Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah dan guru-guru di masing-

masing TK, dapat disimpulkan bahwa guru-guru TK tersebut paham bahwa di TK

seharusnya anak-anak hanya bermain, dan dalam kegiatan bermain itu mereka

diperkenalkan materi sederhana yang telah ditentukan oleh pemerintah. Guru-guru

tersebut meyakini bahwa kegiatan membaca dan menulis yang dilakukan di TK

hanyalah membaca dan menulis permulaan, dan itu perlu dilakukan karena saat

anak-anak tamat dari TK dan melamar SD, mereka dites dan diharapkan mampu

menjawab tes baca tulis.

Tantangan dan kesulitan yang dialami guru-guru TK di kedua desa

tersebut adalah bagaimana cara mengajarkan anak membaca dan menulis dengan

cara bermain yang menyenangkan. Selama ini guru-guru tersebut mengajar

dengan bantuan buku TK, dan menginstruksikan anak-anak menulis suku kata

atau kata sesuai dengan apa yang dicontohkan oleh guru. Hal itu menjadi kurang

bermakna dan cenderung membosankan bagi anak. Anak-anak kurang bisa

4

mengaitkan antara apa yang dipelajari dengan apa yang ada di lingkungan

sekitarnya.

Berdasarkan observasi, anak-anak di ketiga TK tersebut sangat antusias

dalam mengikuti kegiatan di dalam kelas. Mereka bernyanyi dengan keras dan

penuh semangat. Mereka antusias dalam kegiatan permainan berkelompok,

memperhatikan saat guru bercerita, dan memiliki kepercayaan diri yang tinggi

untuk maju ke depan dan melakukan instruksi guru. Sangat disayangkan jika

kegiatan yang dilakukan dalam mengembangkan kemampuan bahasa mereka,

khususnya kemampuan baca tulis permulaan, hanya berpatokan pada buku TK

saja. Guru-guru dapat mengeksplorasi kegiatan membaca dan menulis permulaan

dengan menyenangkan dan kreatif jika memiliki media yang tepat. Salah satu

media yang dapat digunakan untuk merangsang kemampuan bahasa anak,

khususnya kemampuan baca tulis permulaan adalah wayang abjad.

Dengan demikian, pemberian pelatihan dan pendampingan dalam

pembuatan dan penggunaan wayang abjad untuk dapat membantu siswa dalam

belajar membaca dan menulis permulaan sangat penting untuk dilaksanakan.

Dengan membuat sendiri wayang abjad, guru-guru dapat menuangkan

kreativitasnya, yaitu dalam menggambar, menulis, ataupun mewarnai, agar

wayang terlihat unik dan menarik. Saat wayang abjad telah dimiliki, guru-guru

bisa memperkenalkan abjad dan gambar serta kata-kata berhubungan dengan

abjad tersebut melalui kegiatan-kegiatan yang menarik yang disukai oleh anak-

anak TK. Guru-guru bisa mengajak anak-anak untuk bernyanyi dengan

memperhatikan wayang abjad yang dipegang oleh guru, guru bisa mengarang

cerita sesuai dengan gambar di wayang abjad tersebut, dan bisa pula meminta

anak bermain peran secara sederhana dengan memegang wayang abjad. Banyak

hal yang bisa dilakukan guru-guru dalam memperkenalkan abjad untuk

meningkatkan kemampuan bahasa anak tanpa harus berpatokan pada buku TK

semata.

5

1.3. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru-guru di

tiga TK di desa Umeanyar dan Lokapaksa, dan hasil observasi kegiatan

pembelajaran di ketiga TK tersebut, dapat diidentifikasi beberapa permasalahan,

yaitu:

1. Tidak adanya media pembelajaran yang inovatif dan kreatif yang dapat

membantu anak-anak mengembangkan kemampuan bahasanya, khususnya

dalam membaca dan menulis permulaan.

2. Guru-guru hanya berpatokan pada penggunaan LKS atau buku TK dalam

mengembangkan kemampuan bahasa, khususnya membaca dan menulis

permulaan.

3. Anak-anak menulis dengan hanya menirukan suku kata atau kata yang

dicontohkan oleh guru di buku latihan mereka, hal ini menjadi kurang

bermakna karena hanya meniru.

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, Rumusan Masalah Pengabdian

Masyarakat ini adalah: Apakah guru-guru TK di desa Umeanyar dan

Lokapaksa mampu mengajar baca tulis permulaan dengan menyenangkan

dan bermakna setelah mendapat pelatihan dan pendampingan dalam

pembuatan dan penggunaan wayang abjad?

1.4. Tinjauan Pustaka Tujuan Kegiatan

Berdasarkan permasalahan yang dihadapi oleh kepala sekolah dan guru-

guru di tiga TK di desa Umeanyar dan Lokapaksa, maka tujuan kegiatan ini

adalah memberikan pelatihan cara pembuatan wayang abjad dan cara

penggunaannya dalam mengajarkan baca tulis permulaan, sehingga nantinya para

guru dapat:

a. Memiliki satu set media wayang abjad dari A sampai Z.

b. Nantinya mampu membuat sendiri wayang abjad dengan kreasi lain, yaitu

dengan gambar dan kosakata lain yang ada di lingkungan sekitar.

6

c. Mampu merancang pembelajaran yang menyenangkan dengan

menggunakan wayang abjad.

d. Mampu menyelenggarakan pembelajaran yang menyenangkan dan kreatif

dengan menggunakan wayang abjad.

1.5. Manfaat Kegiatan

Hasil Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini diharapkan akan

memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan profesionalisme guru-guru

TK di desa Umeanyar dan Lokapaksa. Secara lebih eksplisit manfaat kegiatan ini

adalah sebagai berikut:

a. Guru-guru Tk di desa Umeanyar dan Lokapaksa memperoleh pengalaman

dalam : (1) bagaimana membuat wayang abjad yang menarik, (2)

bagaimana merencanakan pembelajaran menggunakan wayang abjad

sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan, (3)

bagaimana melaksanakan pembelajaran baca tulis permulaan yang

menyenangkan dan bermakna dengan menggunakan wayang abjad.

b. Anak-anak TK di desa Umeanyar dan Lokapaksa mempelajari baca tulis

permulaan tanpa merasa terbebani. Mereka belajar dengan cara yang

menyenangkan dan bermakna, dapat menghubungkan simbol dengan

gambar yang sering mereka lihat di lingkungan sekitar, sekaligur

mempelajari kata-kata gambar tersebut.

c. Secara umum Staf Dosen Universitas Pendidikan Ganesha dapat

melaksanakan salah satu dharma dari tri dharma Perguruan Tinggi yaitu

Pengabdian Pada Masyarakat.

7

BAB II

METODE PELAKSANAAN

2.1. Kerangka Pemecahan Masalah

Berangkat dari permasalahan yang dihadapi para kepala sekolah dan

guru-guru TK di tiga TK di desa Umeanyar dan lokapaksa, maka alternatif

pemecahan masalah yang akan dilaksanakan dalam P2M ini dapat dilihat dalam

diagram alur berikut:

Gambar 1. Bagan Alur Kerangka Pemecahan Masalah P2M

PERMASALAHAN

1. Tidak adanya media pembelajaran yang

inovatif dan kreatif yang dapat membantu

anak-anak mengembangkan kemampuan

bahasanya, khususnya dalam membaca

dan menulis permulaan.

2. Guru-guru hanya berpatokan pada

penggunaan LKS atau buku TK dalam

mengembangkan kemampuan bahasa,

khususnya membaca dan menulis

permulaan.

3. Anak-anak menulis dengan hanya

menirukan suku kata atau kata yang

dicontohkan oleh guru mereka, hal ini

menjadi kurang bermakna karena hanya

meniru.

PEMECAHAN MASALAH

1. Melakukan Pelatihan pembuatan

media wayang abjad untuk

memfasilitasi guru dalam merangsang

kemampuan bahasa anak, terutama

dalam membaca dan menulis

permulaan.

2. Melakukan Pelatihan dan

pendampingan dalam penggunaan

media wayang abjad dalam

pembelajaran baca tulis permulaan

ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

Memberikan pelatihan pembuatan wayang abjad

dan pendampingan dalam perencanaan dan

pengajaran baca tulis permulaan menggunakan

wayang abjad tersebut

METODE KEGIATAN

1. Ceramah dan Diskusi

2. Praktik membuat wayang abjad

3. Simulasi kelompok

4. Pendampingan pembuatan rencana

pengajaran menggunakan media

wayang abjad

5. Pendampingan dalam pengajaran

menggunakan media wayang abjad.

8

2.2 Keterkaitan

Kegiatan P2M ini akan melibatkan institusi Undiksha dan penyelenggara

pendidikan anak usia dini, yaitu tiga Taman Kanak-kanak di desa Umeanyar dan

Lokapaksa. Instansi-instansi yang terlibat ini memperoleh keuntungan secara

bersama-sama sebagai berikut :

1. Tiga Taman Kanak-kanak di desa Umeanyar dan Lokapaksa di kecamatan

seririt, yaitu TK Shanti Kumara, TK Loka Kumara, dan TK Sorga Widya

Kumara akan memperoleh manfaat dalam penyediaan media belajar

wayang abjad dan mendapat pendampingan dalam perencanaan dan

pengajaran baca tulis permulaan yang menyenangkan dan bermakna

menggunakan wayang abjad tersebut.

2. Universitas Pendidikan Ganesha melalui Lembaga Pengabdian pada

Masyarakat berperan menyediakan dana, sehingga mendukung

pelaksanaan dharma ketiga dari Tri Dharma Perguruan Tinggi.

2.3 Metode Kegiatan

Dalam upaya mengatasi kesulitan yang dialami khalayak mitra, solusi

yang ditawarkan adalah dengan mengadakan pelatihan dengan menerapkan suatu

metode inovatif. Metode tersebut yaitu metode peta pikiran. Adapun langkah-

langkah pelaksanaan program adalah sebagai berikut. (1) pelatihan pembuatan

wayang abjad dan (2) pendampingan pembuatan rencana pembelajaran dan

pelaksanaan pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna menggunakan

wayang abjad yang telah dibuat. Secara skematik, metode yang akan digunakan

untuk memecahkan masalah yang dihadapi khalayak mitra disajikan pada Gambar

2 berikut ini:

9

Gambar 2. Metode Kegiatan P2M

Pelatihan Pembuatan Wayang Abjad

Ceramah dan Diskusi Praktik

Pendampingan dalam Perencanaan dan Pengajaran

Simulasi

kelompok

Pendampingan di

TK Shanti Kumara

Pendampingan di

TK Loka Kumara

Pendampingan di

TK Sorga Kumara

Pembelajaran dengan media

wayang abjad

Guru-guru memiliki media wayang

abjad dan mampu merancang dan

melaksanakan pembelajaran baca

tulis permulaan yang menyenangkan

dan bermakna

OUTPUT

Dampak

10

Berdasarkan Gambar 2 di atas, dapat dilihat bahwa kegiatan pertama dimulai

dengan melakukan pelatihan pembuatan media wayang abjad. Dalam kegiatan

pelatihan tersebut, terdapat ceramah mengenai teori-teori yang berkaitan dengan

pendidikan anak usia dini, pentingnya merangsang kemampuan bahasa anak,

kemampuan membaca dan menulis permulaan, dan cara pembuatan media

wayang abjad. Kegiatan dilanjutkan di pertemuan berikutnya dengan praktik

pembuatan wayang abjad berkelompok, dimana guru-guru di satu TK

berkelompok membuat tiga set wayang abjad dari A sampai Z. Pada pertemuan

ketiga, peserta diberikan materi tentang contoh-contoh kegiatan pembelajaran

yang menyenangkan dan bermakna menggunakan media wayang abjad, materi

tentang lesson study, dan diakhiri dengan simulasi kelompok. Jadi, pelatihan

dilaksanakan selama tiga hari: hari pertama untuk teori, hari kedua untuk

pembuatan wayang abjad, dan hari ketiga untuk simulasi kelompok. Setelah

melakukan rangkaian kegiatan pelatihan, kegiatan dilanjutnya dengan proses

pendampingan. Pendampingan dilaksanakan melalui bimbingan face to face

secara berkelanjutan dalam perencanaan pembelajaran baca tulis permulaan dan

pelaksanaan pembelajarannya di kelas. Pendampingan dilakukan di sekolah-

sekolah tempat guru-guru bersangkutan bertugas.

2.4 Rancangan Evaluasi

1. Prosedur dan Alat Evaluasi

Pada kegiatan P2M ini, Prosedur dan alat evaluasi yang digunakan dapat

dilihat secara rinci pada gambar 3 di bawah ini.

Gambar 3. Prosedur dan Alat Evaluasi

Pelaksanaan Kegiatan

Observasi

Lesson study

Akhir Kegiatan

Produk

11

Pada saat pelatihan, dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan kegiatan

yang mencakup ketekunan dan keseriusan khalayak mitra dalam mengikuti

kegiatan pelatihan. Instrumen yang dipergunakan adalah lembar observasi.

Penilaian dilakukan terhadap aspek-aspek sikap dan aktivitas para guru TK yang

mencirikan perilaku dan kemampuan mereka sebagai guru. Teknik pemberian

skor pada masing-masing indikator menggunakan skala lickert dari SS sangat

serius sampai STS sangat tidak serius. Selain itu dilakukan juga lesson study

dalam perencanaan dan pengajaran menggunakan wayang abjad, dimana satu guru

mengajar dan guru lain serta dosen menjadi pengamat. Kegiatan dilanjutkan

dengan diskusi untuk mengevaluasi perencanaan dan juga pelaksanaan

pengajaran.

Pada akhir kegiatan, penilaian yang dilakukan adalah penilaian produk.

Produk dari kegiatan ini adalah media wayang abjad, perencanaan pembelajaran

yang telah melalui proses bimbingan dan lesson study, serta video pelaksanaan

pembelajaran.

2. Teknik Analisis Data dan Kriteria Keberhasilan Program

Kemampuan peserta membuat wayang abjad, merencanakan

pembelajaran, dan melaksanakan pembelajaran yang menyenangkan dan

bermakna menggunakan wayang abjad dianalisis secara deskriptif.

12

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil Kegiatan

Pelatihan pembuatan wayang abjad dilaksanakan selama tiga hari di balai banjar

desa Umeanyar kecamatan Seririt. Pembukaan pelatihan ini tidak dihadiri oleh

ketua LPM karena beliau menghadiri suatu kegiatan lain di Undiksha pada hari

yang sama. Pembukaan dimulai pukul 10.00 pagi pada hari Jumat tanggal 18

Maret 2016. Acara dimulai dengan pembukaan dari MC, berdoa, menyanyikan

lagu Indonesia raya dan lagu Himne TK, dilanjutkan dengan sepatah dua patah

kata dari Bapak Ketua UPP kecamatan Seririt yang diwakili oleh Pengawas,

Sambutan Bapak Kepala Desa Umeanyar, dan diakhiri dengan sambutan ketua

pelaksana kegiatan.

Setelah upacara pembukaan, narasumber yaitu Nice Maylani Asril, S.Psi.,

M.Psi., memaparkan materi yang berjudul “Membaca Permulaan pada Usia Dini.”

Guru-guru dari tiga TK di desa Lokapaksa dan Umeanyar, sejumlah 12 orang,

ditambah para undangan dan tim pelaksana, mendengarkan dengan seksama.

Materi yang disampaikan meliputi kharakteristik anak usia dini, perkembangan

kognitif, motorik, social dan perkembangan bahasa anak usia 5-6 tahun.

13

Narasumber juga membahas tentang boleh tidaknya pengajaran membaca

permulaan di TK, tahap kemampuan membaca untuk anak TK, aspek-aspek

pengajaran membaca dan prinsip-prinsip serta peran yang harus guru-guru pahami

mengenai pengajaran membaca pada anak usia dini.

Para peserta mendengarkan materi dengan serius dan sangat aktif dalam

sesi tanya jawab. Sesi tanya jawab seakan menjadi ajang curhat para guru tersebut

mengenai masalah yang ada di TK dan berdasarkan wawancara, para guru merasa

beruntung dapat berkonsultasi langsung dengan narasumber yang memiliki bidang

ilmu sesuai dengan permasalahan yang diberikan. Narasumber menjawab setiap

pertanyaan dengan interaktif sehingga suasana diselingi dengan gurauan ditengah-

tengah keseriusan memberikan jawaban.

Dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan, dilakukan pula observasi guna mengamati

ketekunan, keseriusan, kejujuran, serta tanggung jawab peserta pelatihan.

Penilaian dilakukan dengan melihat aspek-aspek sikap peserta yang mencirikan

perilaku dan kemampuan peserta. Dengan mengacu pada lembar observasi yang

telah dipersiapkan sebelumnya, hasil observasi rinci dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 3.1 Hasil Observasi saat Pelatihan

No Aspek yang di observasi SS S KS TS STS

1 Ketekunan mendengarkan ceramah

yang disampaikan

90% 10%

2 Keseriusan dalam melakukan refleksi

terhadap pembelajaran baca tulis

permulaan di sekolah

80% 20%

3 Kejujuran dalam mengemukakan

metode pembelajaran baca tulis di TK

90% 10%

14

4 Keterbukaan dalam menerima

informasi baru

90% 10%

5 Keterbukaan dalam menerima

masukan atas permasalahan

90% 10%

Berdasarkan tabel 3.1 diatas, dapat dilihat bahwa 90% peserta pelatihan

sangat tekun mendengarkan pemaparan materi dari para narasumber. Selain itu,

berdasarkan observasi tiap individunya, 80% sangat serius dalam melaksanakan

refleksi tentang pembelajaran baca tulis permulaan di sekolahnya. Ada 90% guru

yang dengan jujur mengemukakan metode pembelajaran baca tulis kepada

narasumber. Setelah mendapat pencerahan melalui materi yang disampaikan, 90%

memiliki keterbukaan dalam menerima informasi baru, dan 90% juga terbuka

dalam menerima masukan atas pertanyaan yang diajukan.

Keesokan harinya, para guru kembali untuk membuat wayang abjad.

Kegiatan didahului oleh penyerahan alat dan bahan kepada para kepala Sekolah

TK. Para guru peserta pelatihan bekerja berkelompok dengan guru dari sekolah

yang sama karena wayang abjad yang dibuat memang untuk sekolah mereka.

Setelah membuat tiga set wayang abjad, yaitu versi kecil, sedang, dan agak besar,

para guru berfoto memamerkan hasil karya mereka. Produk dari kegiatan ini

adalah wayang abjad tersebut. Wayang abjad ini nantinya akan dimanfaatkan oleh

15

para guru TK tersebut dalam pembelajaran baca tulis permulaan. Pertanyaan yang

muncul adalah bagaimana cara mengajar baca tulis permulaan dengan

menggunakan media wayang abjad sehingga pembelajaran menjadi

menyenangkan dan bermakna.

Pertanyaan ini terjawab di hari ketiga pelatihan, yaitu hari dimana ketua

panitia dibantu oleh tim memberikan materi mengenai game dan lagu yang bisa

dipergunakan untuk mengajar baca tulis permulaan menggunakan media wayang

abjad. Adapun game dan lagu tersebut adalah sebagai berikut:

1. Game dengar dan temukan.

2. Game lari dan temukan

3. Game berbisik dan temukan

4. Game menulis di punggung

5. Game bola gulir dan temukan

6. Game ular naga dan temukan

7. Lagu BINGO versi abjad

8. Game Domikado

9. Lagu “Dimanakah Huruf”

10. Lagu A-Z

11. Lagu “Huruf A mari Sini”

12. Teater tebak wayang abjad

13. Teater Tebak kata wayang abjad

Kegiatan pelatihan telah berakhir. Para guru telah memiliki tiga set wayang abjad

dan mengetahui bagaimana cara penggunaannya untuk mengajar baca tulis

permulaan di sekolah masing-masing. Langkah selanjutnya dari kegiatan P2M ini

adalah pendampingan ke sekolah-sekolah.

16

Pendampingan dilakukan 3 kali di masing-masing TK. Yaitu untuk

pembimbingan perencanaan, dan lesson study di TK besar, serta lesson study di

TK kecil. Pada saat lesson study, satu guru mengajar, sementara tim dosen dan

guru-guru lain mengobservasi kegiatan pembelajaran, dan kemudian memberikan

masukan dan saran mengenai pembelajaran. Kegiatan di ketiga TK berlangsung

lancer dan tertib. Para guru telah berlatih dengan baik dan mempersiapkan diri

agar bisa tampil maksimal saat pendampingan. Hal ini menunjukkan adanya usaha

dari para guru untuk mengaplikasikan ilmu yang diberikan saat pelatihan.

Kegiatan direkam dan hadil rekaman ketiga TK akan diberikan ke masing-masing

sekolah, dan nantinya bisa juga disebarluaskan ke sekolah-sekolah lain.

Berikut adalah gambar kegiatan pendampingan di TK Shanti Kumara Umeanyar.

17

Pendampingan di TK Loka Kumara Lokapaksa

Pendampingan di TK Sorga Widya Kumara

18

BAB IV

PENUTUP

4.1 simpulan

Berdasarkan hasil kegiatan pelatihan dan pendampingan pembuatan wayang abjad ini,

dapat disimpulkan bahwa para guru sangat senang memiliki media wayang abjad yang bisa

dipergunakan untuk pembelajaran baca tulis permulaan. Para guru tersebut kini lebih mantap

dalam mengajar baca tulis permulaan untuk anak TK di sekolahnya karena telah mendapat

materi dari dari narasumber saat pelatihan. Para guru tersebut juga lebih kreatif. Pembelajaran

tidak membosankan lagi karena mereka telah bisa berkreasi, menggunakan cara-cara

pembelajaran yang menarik, yaitu dengan game dan lagu sehingga anak-anak bisa bermain

sekaligus belajar.

4.2 Saran

Karena kegiatan ini hanya melibatkan tiga TK, kedepannya perlu dilakukan pelatihan

dan pendampingan untuk lebih banyak TK lagi. Tim pelaksana bisa berkoordinasi dengan

UPP kecamatan sehingga ilmu dan teknologi bisa membias lebih luas ke sekolah-sekolah

lain.

19

DAFTAR PUSTAKA

Christianti, M. (2011). Pengembangan Bahasa pada Anak Usia Dini. Retrieved 10 20, 2015,

from Staff UNY: http://www.staff.uny.ac.id/dosen/martha-christianti-mpd

Ermanelis, E. (2012). Peningkatan Kemampuan Membaca Anak melalui Permainan Putaran

Gambar Binatang di Taman Kanak-kanak Tunas Bangsa Lubung Basung. Jurnal

Pesona Paud , 1 (1), -.

Lestari, Y. (2013). Peningkatan Kemampuan Baca-Tulis Permulaan melalui Penggunaan

Media Wayang Abjad Kontekstual. Retrieved 10 20, 2015, from Pustaka Yeni:

http://www.blog.undiksha.ac.id/yenilestari/abstrak-penelitian/

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 58. (2009).

20

LAMPIRAN

a) Absensi Peserta Kegiatan

21

22

(b ) Peta Lokasi

Ke arah pantai Umeanyar

Dari arah Singaraja

Ke Negare

Plang Desa Umeanyar

U

Kegiatan pelatihan pembuatan wayang abjad bagi guru-guru TK ini dilaksanakan di desa

Umeanyar, Kecamatan Seririt, tepatnya di TK Shanti Kumara. Dari Singaraja, kearah barat

menuju ke seririt, lewati Hardys Seririt, ke arah barat terus, lewati SMA N 1 Seririt, lewati

pombensin, lewati perempatan desa Lokapaksa, dan tiba di tanjakan dengan plang nama desa

Umeanyar. Di akhir tanjakan ada perempata desa Umeanyar. Dari perempatan tersebut belok

kiri sampai tiba di TK Shanti Kumara, di belakang kantor perbekel dan kantor PKK.

Lokasi:

TK Shanti Kumara

Desa Umeanyar