lap akhir binjai nov2010

Post on 13-Dec-2015

42 Views

Category:

Documents

7 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

vrvrvrvr

TRANSCRIPT

RTRW KOTA BINJAI2010-2030

1

Latar Belakang

UU No 26 Tahun 2007Kebutuhan Evaluasi RTRW Kota Binjai 2010

(Perda Nomor 2 Tahun 2001)Perkembangan yang Pesat Kawasan

Mebidang-RoMensinkronkan dengan RTR Kawasan

Strategis Nasional Mebidang-Ro

2

Tujuan dan SasaranTujuan : Tersusunnya RTR Wilayah Kota Binjai sebagai acuan

pelaksanaan kegiatan pembangunan dalam rangka perwujudan ruang yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan

Sasaran : Terselenggaranya kegiatan penataan ruang yang

menghasilkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Binjai

Tersusunnya Perda RTRW Kota Binjai

3

Lingkup Materi dan Wilayah

Lingkup Materi (ps 28-29 UU No 26 Tahun 2007)

Lingkup Wilayah : Wilayah Administrasi Kota Binjai

4

Muatan RTRW Kota(Ps 28 UU No 26 th 2007)

Tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah kota;

Rencana struktur ruang wilayah kota Rencana pola ruang wilayah kota Penetapan kawasan strategis kota; Arahan pemanfaatan ruang kota Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang

- ketentuan umum- peraturan zonasi, - ketentuan perizinan, - ketentuan insentif dan disinsentif,- arahan sanksi.

5

Muatan RTRW Kota(Ps 28 UU No 26 th 2007)

Rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau;

Rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka nonhijau;

Rencana penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana :- jaringan pejalan kaki, - angkutan umum, - kegiatan sektor informal, dan - ruang evakuasi bencana,6

Ketentuan Khusus Ttg RTH(Ps 29)

Ruang terbuka hijau terdiri dari ruang terbuka hijau publik dan ruang terbuka hijau privat.

Proporsi ruang terbuka hijau pada wilayah kota paling sedikit 30 (tiga puluh) persen dari luas wilayah kota.

Proporsi ruang terbuka hijau publik pada wilayah kota paling sedikit 20 (dua puluh) persen dari luas wilayah kota.

7

5 KECAMATAN & 37 KELURAHAN Binjai Selatan → 8 Kelurahan Binjai Utara → 9 Kelurahan Binjai Kota → 7 Kelurahan Binjai Barat → 6 Kelurahan Binjai Timur → 7 Kelurahan

LUAS WILAYAH : 9.023,62 Ha.

KOTA BINJAI

8

Tujuan Penataan Ruang

Pertimbangan :A. Aspek Hukum B. Kedudukan Kota Binjai dalam Konstelasi

Regional & NasionalC. Isu-isu Strategis Kota BinjaiD. Kebijakan RPJP Kota Binjai (Visi-Misi

Kota)

9

Kedudukan Kota Binjai dalam Tata Ruang Nasional

RTRWN(PP NO 26 TAHUN 2008)

Kawasan Perkotaan Medan-Binjai-Deli Serdang-Karo (Mebidangro) (I/C/3) sebagai PKN dan Kawasan Strategis Nasional

Sektor Unggulan- industri- perkebunan- pariwisata- pertanian- perikanan

10

Kedudukan Kota Binjai dalam RTRW Propinsi

RTRWP Sumut(PerdaPROPINSI SUMATERA UTARA No 7 TAHUN 2003)

Mebidang sebagai : Pusat Pelayanan Primer, yaitu pusat yang melayani

wilayah Propinsi Sumatera Utara, wilayah Sumatera bagian Utara, dan wilayah nasional/internasional yang lebih luas.

Pengembangan Kawasan Budidaya Non-Pertanian sebagai pusat kegiatan industri besar dan menengah

mengembangkan kegiatan perdagangan dan jasa berskala nasional dan internasional

Kawasan Tertentu sebagai pelayanan primer A yang memberikan

pelayanan regional meliputi wilayah propinsi Sumatera Utara hingga wilayah Sumatera bagian Utara dengan prioritas aktivitas sektor sekunder dan tersier;

dilengkapi dengan penyediaan prasarana dan sarana perkotaan pendukung sesuai dengan jangkauan pelayanannya, dengan tetap memperhatikan dampak lingkungan.

11

Struktur RuangMetropolitan MEBIDANG-Ro

Pusat-pusat pertumbuhan Mebidang :

Kota Binjai dan Lubuk Pakam sebagai Major Growth Centers

Tanjung Morawa dan Pancur Batu sebagai Minor Growth Centers.

Aksessibilitas antara kota inti dan kota satelit : Kota Medan-Kota Binjai

dihubungkan oleh jalan arteri primer ruas Medan-Binjai

Kota Medan-Kota Lubuk Pakam dihubungkan oleh jalan arteri primer ruas Medan-Lubuk Pakam

Kota Medan-Kota Tanjung Morawa dihubungkan oleh jalan arteri primer ruas Medan-Lubuk Pakam

Kota Medan-Kota Pancur Batu dihubungkan oleh jalan kolektor primer ruas Medan-Kabanjahe.

12

Binjai• Pusat perdagangan dan jasa• Pusat kawasan industri• Pusat agrobisnis• Pusat permukiman

Sunggal• Kawasan industri• Pusat permukiman

Lubuk Pakam• Pusat perdagangan dan jasa • Pusat pemerintahan Kab. Deli

Serdang• Pusat permukiman

Hamparan Perak• Pusat distribusi hasil pertanian• Kawasan industri pengolahan hasil

perkebunan• Pusat perdagangan dan jasa• Pusat permukiman

Percut Sei Tuan • Pusat pengolahan

perikanan• Pusat permukiman

Pancur Batu• Pusat perdagangan• Pusat pariwisata• Pusat distribusi pertanian

(pasar induk sayuran regional)

• Pusat permukiman

Batang Kuis• Pusat perdagangan dan

jasa (TOD)• Pusat permukiman

Tanjung Morawa• Kawasan industri• Pusat perdagangan dan jasa• Pusat permukiman

Pantai Labu (+ Kuala Namu)

• Waterfront City• Pusat pariwisata bahari• Simpul pergerakan (Bandara

Udara Kuala Namu)• Pusat jasa pergudangan

Medan•pusat perdagangan dan jasa skala regional, nasional dan internasional•pusat kawasan industri (polusi ringan)•pusat simpul pergerakan•pusat pendidikan•pusat permukiman perkotaan

13

Isue Strategis Kota BinjaiKemacetan Lalulintas Medan-BinjaiMasih terkonsentrasinya pembangunan di

pusat kotaBelum berkembangnya rencana kawasan

industri sebagai pendorong perekonomian kota

Potensi lahan yang masih luas dan potensi pengembangan permukiman skala besar.

14

Tujuan Penataan Ruang Kota Binjai Terwujudnya kegiatan pemukiman skala besar pusat

perdagangan/jasa regional, dan kota industri skala regional dan nasional yang aman, nyaman, berkelanjutan, produktif dengan pertumbuhan ekonomi tinggi dan meningkatkan kesejahteraan penduduk Kota Binjai.

Terwujudnya keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan secara berkelanjutan dan berwawasan lingkungan sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup;

Mewujudkan keseimbangan dan keserasian perkembangan antar sub pusat pelayan kota (SPK) dan pusat-pusat pertumbuhan kota serta keseimbangan dan keserasian kegiatan antarsektor;

15

Kebijakan dan Strategi

Kebijakan pembentukan struktur ruang kota

Kebijakan pembentukan pola ruang kota (kawasan lindung dan budidaya)

16

Kebijakan Struktur Ruang

Membagi wilayah kota menjadi 6 Bagian Wilayah Kota (BWK),

Pembagian fungsi-fungsi kegiatan kota ke seluruh BWK

Menata fungsi dan struktur jaringan jalan yang serasi dengan sebaran fungsi kegiatan primer dan sekunder.

3.3

17

Struktur Ruang

Kota BinjaiFungsi :1. Permukiman2. Industri dan

Pertambagan3. Perdagangan dan

jasa

BWK APusat kegiatan regionalKaw. Industri dan Pertambangan migas

BWK FPusat permukiman

BWK DPusat permukiman

BWK BPusat pemerintahanPermukimanTransit/ perdagangan/jasa

BWK CPusat kotaPerdagangan & jasa

BWK EPariwisataPerkebunan/pertanianKonservasi/ Ruang Terbuka Hijau

PEMBAGIAN BWK DAN FUNGSI KEGIATAN

3.3

18

Kebijakan Peningkatan Aksesibilitas Kota

Rencana jalan toll ke Medan Rencana pengembangan

pelayanan angkutan KA Rencana jalan kolektor ke

Medan Pengembangan jalan lingkar

luar dan lingkar dalam Pengembangan jalan-jalan

lingkungan Peningkatan sistem terminal Peningkatan pelayanan

angkutan umum dengan pengembangan simpul (terminal terpadu)

3.8

19

Pelayanan Transportasi MassalPengurangan Jumlah Kendaraan Dengan Pelayanan KA

Jenis Kendaraan

Jumlah Kendaraan

Tanpa KADengan KA

Sepeda Motor 12.626 5.874

Angmum 3.746 1.745

Bus dan Truk Kecil 1.975 1.975

Truk >2as 1.303 1.303

Mobil 5.179 2.736

KTB 1.209 1.209

TOTAL (kend/hari) 26.038

14.842

LHR (pce/hari) 18.539 12.470

Sumber : Studi Kelayakan Kereta Api Komuter Medan dan Sekitarnya

Terjadi pengurangan LHR sebesar 6.069 pce/hari. Meningkatnya kinerja ruas jalan Medan – Binjai dari VCR 0,69 dengan level of sercive (LOS) C menjadi 0,49 dengan level of service (LOS) B.

20

Kebijakan Sistem Sanitasi Lingkungan (Air Minum)

• Kapasitas terpasang PDAM Tirtasari di Sungai Binjai Marcapada yang saat ini baru memiliki kapasitas sebesar 200 l/det. Maka diperkirakan pada tahun 2013 – 2018, PDAM Tirtasari diharuskan untuk meningkatkan kapasitas terpasang menjadi 850 l/det.

• Sumber air tidak bisa hanya mengandakan Sungai Bingai Marcapada dengan base flow 700 l/det sehingga harus menggunakan sumber air lainnya, yaitu Sungai Bangkatan dengan base flow sebesar 300 l/det dan Sungai Mencirim dengan base flow sebesar 500 l/det.

21

Kebijakan Sistem Sanitasi Lingkungan (Drainase)

Permasalahan Banjir

Banjir Kiriman dari Karo

Banjir di Kawasan Kumuh Setia

Kondisi Lahan Datar dan Sistem Drainase belum memadai

22

Kebijakan Sistem Sanitasi Lingkungan (Drainase)

• Rencana pengembangan sistem drainase diarahkan mengikuti pola sistem Daerah Aliran Sungai (DAS).

• Pola perencanaan pengembangan pengendalian banjir terpadu dengan memperhatikan arah dan sistem drainase, pola daerah aliran sungai, keberadaan danau, dan adanya daerah rawan banjir/ genangan.

23

3. 13

24

Kebijakan Sistem Sanitasi Lingkungan (Sampah)

Sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya:

Meminimalkan sampah dari sumbernya (reduce).

Pemilahan sampah basah dan kering. Pemilahan sampah yang bisa didaur

ulang (recycle). Pemanfaatan sampah yang dapat dipakai

kembali (reuse). Pengelolaan sampah untuk meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat. Pemanfaatan teknologi tepat guna

dalam pengolahan sampah organik skala kecil/composting (lingkungan RT atau RW).

25

Rencana Pola Ruang

PertimbanganTingkat Perkembangan Kota BinjaiKondisi Fisik DasarEvaluasi RTRW 2001Kriteria Kawasan Lindung dan Budidaya

26

Tingkat Perkembangan Kota Binjai

Daya Dukung Lahan Kota BinjaiKesesuain Lahan Kota BinjaiKetersediaan AirPerkiraan Jumlah Penduduk Kota BinjaiAnalisis Perkembangan Ekonomi

27

Aspek Fisik

28

Guna Lahan Kota Binjai tahun 2008•Masih didominasi lahan pertanian dan perkebunan•Lahan terbangun di sepanjang-jalan-jalan utama kota

Kesesuaian Lahan

29

Pertumbuhan Penduduk tiap Kecamatan tahun 2007

Proyeksi Jumlah Penduduk Kota Binjai

0

100,000

200,000

300,000

400,000

500,000

2008

2011

2014

2017

2020

2023

2026

2029

Tahun

Jml P

enduduk

Bijai Selatan

Binjai Kota

Binjai Timur

Binjai Utara

Binjai Barat

Kota Binjai

30

31

32

33

RENCANA POLA RUANG

34

No Jenis Guna Lahan Luas (Ha) %

A Kawasan Lindung dan RTH

1 Sempadan Kereta 204.13 2.26

2 Sempadan Sungai 624.46 6.92

3 Danau dan Sempadan Danau Buatan 50.00 0.55

4 Cagar Budaya 5.90 0.07

B Kawasan Berfungsi Lindung

1 Kawasan Wisata 70.42 0.78

2 Kuburan 70.05 0.78

3 Perkebunan 464.69 5.15

4 Pertanian 165.00 1.83

5 Hutan Kota 84.51 0.94

6 RTH di Pusat-pusat lingkungan 68.24 0.76

7 RTH di BWK 4.50 0.05

Sub Total I 1,811.90 20.08

C. Kawasan Budidaya Perkotaan

1 Industri 675.19 7.48

2 Militer 77.50 0.86

3 Pemerintahan 90.52 1.00

4 Perdagangan & Jasa 244.21 2.71

5 Permukiman 6,104.30 67.65

6 TPA 20.00 0.22

Sub Total II 7,211.72 79.92

Total Luas Kota Binjai 9,023.62 100.00

5.1

Kawasan Strategis Kota Binjai

Kawasan strategis berkaitan dengan aspek lingkungan adalah :•Kawasan Pariwisata Alam Pantai SB•Kawasan Rencana pengembangan Bottanical Garden/ hutan kota di sekitar kawasan pusat pemerintahan dan di Kawasan Wisata pantai SB•Kawasan rencana pengembangan waduk-waduk buatan yang menyebar di Kota Binjai

Kawasan strategis Ekonomi meliputi :•Kawasan Industri di Kecamatan Binjai Utara.•Kawasan Perdagangan dan jasa di Pusat Kota dan Pusat-pusat BWK dan di koridor jalan-jalan utama kota

Kawasan Strategis Sosial Pemerintahan : Pusat Pemerintahan Kota35

PENGELOLAAN SEKTOR INFORMAL

Pengelolaan Sky Cross

36

Heritage Kota Binjai Sebagai Cagar Budaya

Kebijakan pelestarian kawasan cagar budaya diarahkan dengan cara:

• Melestarikan dan melindungi kawasan lindung yang ditetapkan dari alih fungsi.

• Melestarikan bangunan tua, bangunan bernilai sejarah dan/atau bernilai arsitektur tinggi, serta potensi sosial budaya masyarakat yang memiliki nilai sejarah.

• Melestarikan karakter perumahan lama yang prestisius.

• Pemberian insentif kawasan heritage• Pemanfaatan untuk kegiatan

pariwisata tanpa merubah bentuk

37

RENCANA PEMENUHAN KEBUTUHAN RTH

Jenis RTH Luasan (ha)

Kebutuhan RTH 20% 1,804.72

Ketersediaan RTH saat ini

Taman Kota eksisting 5.05

Tempat Pemakaman Umum (TPU) eksisting 19.56

Jumlah 24.61

Kebutuhan Pengembangan 1,780.11

Rencana Pemenuhan Kebutuhan RTH

Sempadan Rel Kereta Api* 204.13

Sempadan Sungai 624.46

Danau dan Sempadan Danau Buatan 50.00

Kawasan Wisata 70.42

Kuburan/TPU 50.49

Perkebunan 464.69

Pertanian 163.72

Hutan Kota 147.7

RTH di tiap-tiap pusat BWK** 4.50

38

PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG

ZONING REGULATIONINSENTIF DAN DISINSENTIFMEKANISME PERIJINAN

39

7.1

Zoning Regulation

I : Penggunaan lahan atau kategori penggunaan lahan diizinkan sesuai

dengan rencana pemanfaatan ruang kawasan utamanya

T : Penggunaan lahan dizinkan secara Terbatas atau dibatasi.

Pembatasan dapat berupa standar pembangunan minimum,

pembatasan kegiatan, atau peraturan tambahan lainnya.

B : Penggunaan lahan memerlukan izin penggunaan bersyarat. Izin ini

diperlukan untuk penggunaan-penggunaan yang memiliki potensi

dampak penting terhadap kawasan sekitarnya / wilayah yang lebih

luas.

- : Penggunaan lahan atau kategori penggunaan lahan tidak diizinkan.

Deskripsi Indikator arahan penzoningan kawasan :

No Sub Katagori /

Pemanfaatan R1 R2 R3 JK JP I RTH SP CB WA

A Hunian I I I T T T - - T T

B Komersial T T T I T B - - T T

C Jasa Komersial T T T I T B - - T T

D Perkantoran T T T I I T - - T T

E Institusi T T T T T T - - T T

F Industri T T T - T I - - T -

H Ruang Terbuka Hijau I I I I I I I I I I

I Pertanian - B B B B B B B - B

J Peternakan - - B - - - B B - T

K Pariwisata B B B T T T I I I I

40

RencanaIntensitas Ruang

41

42

43

44

45

top related