kelompok 3.docx
Post on 11-Dec-2015
7 Views
Preview:
TRANSCRIPT
TUGAS MAKALAH
”MANUSIA DAN AGAMA”
Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah umum Pendidikan
Agama Islam
Dosen Pengajar : Mochammad Zaka Ardiansyah, M.Pd.I
Disusun Oleh :
FEBRIANTI NURUL IRBAH
NIM : 140810101176
Kelompok 3
Kelas PAI 19
PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI DAN STUDI
PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS JEMBER
2014
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................. iii
BAB 1. PENDAHULUAN ......................................................................................
1.1 Latar Belakang....................................................................................
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................
1.3 Tujuan...................................................................................................
BAB 2. PEMBAHASAN ........................................................................................
2.1 Penyebutan Nama Manusia di Dalam Al-Qur’an............................
2.2 Tujuan Penciptaan Manusia...............................................................
2.3 Asal Kejadian Manusia.......................................................................
2.4 Peran Manusia sebagai Khalifah dan Hamba .................................
BAB 3. KESIMPULAN...........................................................................................
PENUTUP................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan pengerjaan makalah yang berjudul
”Manusia dan Agama”. Makalah ini diajukan guna memenuh itu tugas mata kuliah
Pendidikan Agama Islam.
Pada kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu sehingga makalah ini dapat di selesaikan tepat pada waktunya.
Saya sebagai penyusun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih
jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan saran dan kritik
yang bersifat membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan informasi dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Jember, 3 September 2014
Penyusun
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Agama memberikan penjelasan bahwa sesungguhnya manusia
diciptakan oleh Allah SWT. adalah paling sempurna dibandingkan dengan
makhluk yang lainnya, termasuk diantaranya malaikat, jin, iblis, binatang,
dan lain-lain. Tetapi kita sendiri sebagai manusia memiliki keterbatasan
pengetahuan tentang diri kita sendiri.
Menurut Dr. A. Carrel dalam bukunya yang berjudul Man The
Unknown, keterbatasan pengetahuan manusia tentang dirinya sendiri
disebabkan oleh :
1. Pembahasan tentang masalah manusia terlambat dilakukan, karena pada
mulanya perhatian manusia hanya tertuju pada penyelidikan alam materi,
2. Ciri khas akal manusia yang lebih cenderung memikirkan hal-hal yang
tidak kompleks. Ini disebabkan oleh sifat akal kita seperti yang diny-
atakan oleh Bergson tidak mampu mengetahui hakikat hidup,
3. Multikompleksnya masalah manusia.1
Dari penjelasan tersebut, para agamawan berkomentar bahwa
pengetahuan tentang manusia yang demikian itu disebabkan karena manusia
adalah satu-satunya makhluk yang dalam unsur penciptaannya terdapat ruh
Ilahi sedang manusia tidak diberi pengetahuan tentang ruh kecuali sedikit.2
(QS. Al-Isra’ [17] : 85).
(( م�ن� �م� ��ت و�ت� أ � و�ما �ي� ب ر� م�ر�
� أ م�ن� و�ح� الر� ق�ل� و�ح� الر� ع�ن� �ك� �و�ن ل� أ �س� ي
� �ال �ي ق�ل # �ال إ � �م �ع�ل ((ال
Artinya : “Mereka bertanya kepadamu tentang ruh. Katakanlah: ‘Ruh itu
termasuk urusan Rabbku dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan
sedikit”. (Al-Isra: 85)
Maka dari itu, untuk mengetahui/mengenal dengan baik siapa
manusia, kita perlu memahami secara tematis wahyu Ilahi, tidak hanya satu
1 M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an, cetakan 13, Bandung, Mizan, 1996, hlm. 274.
2 Ibid., hlm. 274.
1
dua ayat melainkan semua ayat Al-Qur’an yang berbicara tentang masalah
yang dibahas, dengan mempelajari konteksnya masing-masingdan mencari
penguat-penguatnya baik dari penjelasan Rasul maupun hakikat-hakikat
ilmiah yang telah mapan.
1.2. Rumusan Masalah
Untuk mengkaji permasalahan yang terdapat dalam makalah “Manusia
dan Agama” dapat dibuat beberapa rumusan masalah yang akan dibahas :
1. Apa saja sebutan manusia dalam Al-Qur’an ?
2. Apa tujuan penciptaan manusia ?
3. Bagaimana asal kejadian manusia ?
4. Apa peran manusia sebagai khalifah dan hamba ?
1.3. Tujuan
Makalah ini disusun dengan tujuan agar para pembaca (khususnya saya
sendiri) :
1. Dapat mengetahui sebutan-sebutan manusia di dalam Al-Qur’an,
2. Dapat memahami tujuan dari penciptaan manusia,
3. Dapat mengetahui, mengerti dan memhami darimana manusia berasal dan
bagaimana proses terbentuknya,
4. Dapat mengerti dan memahami peran manusia sebagai khalifah dan
hamba.
2
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Penyebutan Nama Manusia Dalam Al-Qur’an
Allah Sang Pencipta telah menurunkan kitab suci Al-Qur’an yang
diantara ayat-ayatNya menjelaskan gambaran-gambaran konkret tentang
manusia. Berbagai sebutan manusia dalam Al-Qur’an sebagai berikut :
1. Al-Insan. Manusia disebut Al-Insan, berarti manusia merupakan makhluk
terbaik yang diberi akal sehingga mampu menyerap ilmu pengetahuan.
Artinya : “Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang
dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?[1] Sesungguhnya
Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur, yang Kami
hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia
mendengar dan melihat.[2]” (QS. Al-Insaan [76]:1-2)
2. Al-Basyar. Manusia disebut Al-Basyar, berarti manusia merupakan
makhluk yang memiliki sifat biologis, seperti makan, minum, dll.
Artinya : “Dan berkatalah pemuka-pemuka yang kafir di antara kaumnya dan
yang mendustakan akan menemui hari akhirat (kelak) dan yang telah Kami
mewahkan mereka dalam kehidupan di dunia: "(Orang) ini tidak lain hanyalah
manusia seperti kamu, dia makan dari apa yang kamu makan, dan meminum
dari apa yang kamu minum.” (QS. Al-Mukminun [23]:33)
3. Bani Adam. Manusia disebut Bani Adam dilihat dari asal keturunannya,
yaitu keturunan Nabi Adam a.s.
3
Artinya : “Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami
angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-
baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas
kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.” (QS. Al-Israa’ [17]:70)
4. An-Naas. Manusia disebut An-Naas, berarti menunjukkan sifatnya
sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri.
Artinya : “Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan
orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa,” (QS. Al-Baqarah [2]:21)
5. ‘Abdun. Manusia disebut ‘Abdun (hamba), menunjukkan kedudukannya
sebagai hamba Allah yang harus tunduk dan patuh kepada-Nya.3
Artinya : “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah
dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang
lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang
demikian itulah agama yang lurus.” (QS. Al-Bayyinah [98]:5)
2.2 Tujuan Penciptaan Manusia
Tujuan penciptaan manusia adalah untuk penyembahan kepada Sang
Penciptanya, yaitu Allah SWT. Pengertian penyembahan kepada Allah SWT.
tidak hanya diartikan secara sempit dalam aspek ritual ibadah yang dianut
dan dilakukan oleh masyarakat pada umumnya, seperti membaca dua kalimat
syahadat, shalat, zakat, puasa, dan haji, tetapi seluas pengertian penyembahan
yang berarti ketundukan manusia kepada hukum-hukum Allah dalam
menjalankan kehidupan di muka bumi ini, baik yang menyangkut hubungan
vertikal (manusia dengan Tuhan) maupun horizontal (manusia dengan alam
3 Azyumardi Arza, Pendidikan Agama Islam pada Perguruan Tinggi Umum, Departemen Agama
Republik Indonesia, 2002, hlm.13-15.
4
semesta),dengan kata ain selalu menjalankan perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya. Penyembahan harusnya dilakukan secara sukarela tanpa
paksaan (ikhlas).4 Allah SWT berfirman dalam QS. Az-Zariyaat [51]:56-58.
Artinya : “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku. Aku tidak menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka dan
Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan. Sesungguhnya Allah
Dialah Maha Pemberi rezeki Yang mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh.” (QS.
Az-Zariyaat [51]:56-58).
2.3 Asal Kejadian Manusia
Kejadian Manusia Pertama, Nabi Adam a.s.
Proses kejadian manusia secara umum berbeda dengan proses
kejadian Adam a.s. Penciptaan manusia secara umum melibatkan Tuhan
bersama selain-Nya yaitu ibu dan bapak. Sedangkan dalam penciptaan Adam,
tidak terdapat keterlibatan pihak lain selain Allah SWT.
Al-Qur’an tidak menguraikan secara rinci proses kejadian Adam
(manusia pertama). Yang disampaikan dalam konteks ini hanya :
a. Bahan awal manusia adalah tanah
b. Bahan tersebut disempurnakan
c. Setelah proses penyempurnaannya selesai, ditiupkan kepadanya ruh Ilahi5
(QS Al-Hijr [15]: 28-29).
4 Azyumardi Arza, Pendidikan Agama Islam pada Perguruan Tinggi Umum, Departemen Agama Republik Indonesia, 2002, hlm. 28-29.
5 M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an, cetakan 13, Bandung, Mizan, 1996, hlm. 277-278.
5
Artinya : “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:
"Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering
(yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.[28] Maka apabila Aku telah
menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniup kan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku,
maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.[29]” (QS. Al-Hijr [15]: 28-29)
Artinya : “Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi AllAh, adalah seperti
(penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman
kepadanya: "Jadilah" (seorang manusia), maka jadilah dia.” (QS. Ali Imran [3]:59)
Artinya : “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:
"Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering
(yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk[28] Maka apabila Aku telah
menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniup kan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku,
maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.[29]” (QS. Al-Hijr [15]:28-29
Apa dan bagaimana penyempurnaan itu tidak dijelaskan dalam Al-
Qur’an. Al-Qur’an hanya menguraikan proses pertama, pertengahan dan
akhir. Apa yang terjadi antara proses pertama dan pertengahan, serta antara
pertengahan dan akhir, tidak dijelaskannya.
\
Perkembangan Manusia dalam Kandungan
Proses penciptaan manusia secara fisik melalui proses percampuran
bahan dari laki-laki dan perempuan.
6
Artinya : “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati
(berasal) dari tanah[12]. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang
disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim)[13]. Kemudian air mani itu Kami
jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging,
dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu
Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang
(berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik[14].” (QS.
Al-Mu’m\\inun [23]:12-14)
\
Artinya : “Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh
(ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati;
(tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.” (QS. As-Sajdah [32]:9)
Dari penjelasan kedua ayat tersebut di atas, dapat diketahui bahwa
tahap pertama manusia diciptakan adalah dari saripati tanah (sulaalatin min
tiin), yaitu melalui makanan yang dimakan oleh laki-laki dan perempuan.
Sebagian dari inti zat yang dimakan berubah menjadi sperma. Setelah itu
muncul nutfah (tetesan cairan yang mengandung gamet pria dan gamet
wanita), yang kemudian tersimpan di dalam rahim (fi qararin makin) atau
uterus, yaitu wadah untuk perkembangan embrio. Setelah itu nutfah berubah
menjadi ‘alaqah (segumpal darah atau embrio yang berumur 24-25 hari)
yang kemudian berubah menjadi mudzghah (segumpal daging yang berumur
26-27 hari). Selanjutnya mudzghah masuk ke dalam tahapan idzam
(pembentukan tulang rawan, biasanya berlangsung selam 25-40 hari), yang
diikuti oleh pembentukan daging yang meliputi tulang-tulang tersebut
(fakasaunal idzama lahma). Pada minggu ke-8, embrio menjadi fetus
membentuk otot-otot. Dalam minggu ke-12 terjadi assifikasi pada pusat-usat
pertulangan. Anggota badan berdifferensiasi dan terbentuk kuku pada jari
kaki dan tangan. Disamping pertumbuhan macam-macam struktur organ,
masing-masing organ juga mengalami pertumbuhan bersama-sama dengan
7
pertumbuhan badan. Dalam proses akhir dari kehamilan, Allah meniupkan
ruh pada bayi.6 Proses kejadian tersebut dijelaskan dalam Al-Qur’an sejak
abad VII, dan kedokteran modern menemukan dan mengakuinya pada abad
XII.7
2.4 Peran Manusia Sebagai Khalifah dan Hamba
Peran dan tugas pokok utama manusia di muka bumi adalah :
1. Sebagai Khalifah
Khalifah berarti wakil atau pengganti yang memegang kekuasaan.8
Manusia sebagai khalifah memegang amanat dari Allah SWT. untuk
mewujudkan kemakmuran di muka bumi. Kekuasaan yang diberikan
kepada manusia itu bersifat kreatif yang memungkinkan dirinya untuk
mengolah serta mendayagunakan segala sesuatu di muka bumi untuk
kepentingan hidupnya.
2. Sebagai Hamba
Hamba (‘abd) berarti ketaatan, ketundukan, dan kepatuhan.9 Manusia
sebagai hamba berarti orang yang taat, tunduk, dan patuh kepada perintah
Allah SWT. seperti yang dijelaskan oleh firman Allah di dalam QS. Az-
Zaariyaat [51]:56 :
Artinya : “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka mengabdi kepada-Ku”
Dua peran yang dipegang manusia di muka bumi, sebagai khalifah
dan hamba merupakan kepaduan tugas dan tanggungjawab yang tidak
dapat dipisahkan. Kekhalifahan merupakan realisasi dari pengabdian
manusia kepada Allah SWT. yang menciptakannya.10
6 Toto Suryana Af dkk, Pendidikan Agama Islam;Untuk Perguruan Tinggi, 1996, hlm. 14-16.7 Choiruddin Hadhiri SP, Klasifikasi Kandungan Al-Qur’an, 1993, hlm. 81.8 Ibid., hlm. 19.9 Ibid., hlm. 20.
10 Ibid., hlm. 21.
8
BAB 3. KESIMPULAN
Dari penjelasan-penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa :
1. Manusia memiliki beberapa sebutan di dalam Al-Qur’an, yaitu Insan, Basyar,
Bani Adam, An-nas, dan Abdun (hamba),
2. Tujuan penciptaan manusia adalah untuk menyembah, mengabdi, atau
beribadah hanya kepada Allah SWT.,
3. Proses penciptaan manusia secara umum berbeda dengan proses kejadian
manusia pertama (Nabi Adam a.s.). Nabi Adam a.s. diciptakan langsung oleh
Allah SWT. dari tanah dan air, yang kemudian oleh Allah SWT.
disempurnakan sedemikian rupa dan ditiupkan kepadanya ruh Ilahi. Sedangkan
penciptaan manusia setelah Nabi Adam a.s. (secara umum) melibatkan selain-
Nya, yaitu Ibu dan Ayah.
4. Manusia diciptakan oleh Allah SWT. memiliki peranan sebagai hamba dan
khalifah di muka bumi. Sebagai hamba, manusia memiliki tugas untuk
mengabdi atau beribadah hanya kepada-Nya. Sedangkan sebagai khalifah,
manusia memiliki tugas bertanggungjawab di muka bumi untuk menjaga
keseimbangan dan ekosistemnya, tidak boleh membiarkan terjadinya
kerusakan dan kehancuran, serta juga menciptakan kemakmuran di muka
bumi.
9
PENUTUP
Demikian makalah yang dapat saya paparkan tentang ‘Manusia dan Agama’.
Semoga bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi saya pada khususnya.
Dan tentunya, makalah ini tidak lepas dari kekurangan, untuk itu saran dan kritik
yang bersifat embangun sangat saya butuhkan, guna perbaikan dalam pembuatan
makalah yang selanjutnya.
10
DAFTAR PUSTAKA
Arza, Azyumardi. 2002. Pendidikan Agama Islam pada Perguruan Tinggi Umum. Departemen Agama Republik Indonesia.
Shihab, M. Quraish Shihab. 1996. Wawasan Al-Qur’an Tafsir Mandhu’i atas Pelbagai Persoalan Umat (cetakan 13). Bandung : Penerbit Mizan.
Hadhiri, Choiruddin. 1993. Klasifikasi kandungan Al-Qur’an. Jakarta : Gema Insani Press.
Suryana Af, Toto dkk. 1996. Pendidikan Agama Islam; Untuk Perguruan Tinggi.
11
top related