kehamilan dan abortus iminens
Post on 03-Apr-2018
233 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
7/29/2019 Kehamilan Dan Abortus Iminens
1/22
-
7/29/2019 Kehamilan Dan Abortus Iminens
2/22
10
10
2) Mual dan muntah
Mual dan muntah merupakan gejala umum, mulai dari rasa
tidak enak sampai muntah yang berkepanjangan.
3) Mastodinia
Rasa kencang dan sakit pada payudara disebabkan
payudara membesar.
4) Quickening
Persepsi gerakan janin pertama biasanya disadari oleh
wanita pada kehamilan 18 20 minggu.
5) Keluhan kencing
Frekuensi bertambah disebabkan karena desakan uterus
yang membesar.
6) Konstipasi
Terjadi karena efek relaksasi progesteron atau dapat juga
karena perubahan pola makan.
7) Perubahan berat badan
Pada kehamilan 2 3 bulan sering terjadi penurunan berat
badan, karena nafsu makan menurun dan muntah
muntah. Pada bulan selanjutnya berat badan akan selalu
meningkat sampai stabil menjelang aterm.
8) Perubahan temperaturbasal
Perubahan temperaturbasal lebih dari 3 minggu biasanya
merupakan tanda terjadinya kehamilan.
-
7/29/2019 Kehamilan Dan Abortus Iminens
3/22
11
11
9) Perubahan warna kulit
Perubahan ini antara lain chloasma yakni warna kulit yang
kehitamhitaman pada dahi, punggung, hidung dan kulit
daerah tulang pipi, terutama pada wanita dengan warna
kulit tua. Biasanya muncul setelah kehamilan 16 minggu
pada daerah areola dan puting payudara, warna kulit
menjadi lebih hitam.
10) Perubahan payudara
Akibat stimulasi prolaktin, payudara mensekresikolostrum,
biasanya setelah kehamilan lebih dari 16 minggu.
11) Perubahan pada uterus
Uterus mengalami perubahan pada ukuran, bentuk, dan
konsistensi uterus berubah menjadi lunak.
12) Tandapiskaceks
Perubahan yang asimetris pada bagian uterus yang dekat
dengan implantasi plasenta.
13) Perubahanperubahan pada serviks
a) Tanda Hegar
Perlunakan pada daerah isthmus uteri, terlihat pada
minggu ke-6 dan menjadi nyata pada minggu 7-8.
b) Tanda Goodells
Diketahui melalui pemeriksaan bimanual. Serviks
terasa lebih lunak.
-
7/29/2019 Kehamilan Dan Abortus Iminens
4/22
12
12
c) Tanda Chadwick
Dinding vagina berwarna kebiru biruan.
d) Tanda Mc. Donald
Fundus uteri dan serviks bisa dengan mudah
difleksikan satu sama lain.
e) Terjadi pembesaran abdomen
Pembesaran perut menjadi nyata setelah minggu ke-
16, karena pada saat itu uterus telah keluar dari
ronggapelvis dan menjadi organ rongga perut.
f) Kontraksi uterus
Tanda ini muncul belakangan dan pasien mengeluh
perutnya kencang, tetapi disertai rasa sakit.
g) Pemeriksaan tes biologis kehamilan
Pada pemeriksaan ini hasilnya positif, dimana
kemungkinan positif palsu.
b. Tanda pasti
Tanda pasti hamil (Ummi, 2010: 75):
1) Gerakan janin
Gerakan janin baru dapat dirasakan pada umur
kehamilan sekitar 20 minggu.
2) Denyut jantung janin
Dapat didengar dengan stetoskop laenec pada minggu
1718, pada orang gemuk, lebih lambat. Dengan
stetoskopultrasonik (Doppler) sekitar minggu ke 16.
-
7/29/2019 Kehamilan Dan Abortus Iminens
5/22
13
13
3) Bagian bagian janin
Bagian bagian janin dapat diraba lebih jelas pada umur
kehamilan lebih tua dan dapat dilihat menggunakan
ultrasonografi(USG).
4) Kerangka janin
Kerangka janin dapat dilihat dengan menggunakan USG.
3. Perubahan anatomi dan fisiologi pada ibu hamil
Perubahan anatomi dan fisiologi pada ibu hamil (Sarwono, 2007:
89100) :
a. Uterus
Uterus akan membesar pada bulanbulan pertama
dibawah pengaruh estrogen danprogesterone yang kadarnya
meningkat. Berat uterus normal 30 gram. Pada akhir
kehamilan (40 minggu) berat uterus menjadi 1000 gram
Uterus pada wanita tidak hamil kirakira sebesar telur
ayam. Pada kehamilan 8 minggu sebesar telur bebek dan
pada minggu ke-12 kirakira sebesar telur angsa atau dapat
diraba diatas symfisis.
Pada kehamilan 16 minggu diantara setengah
jarak pusat ke symfisis. Pada kehamilan 20 minggu terletak
kirakira dipinggir bawah pusat, sedangkan pada kehamilan
20 minggu berada dipinggir atas pusat.
Pada kehamilan 28 minggu fundus uteriterletak kira
kira 3 jari atas pusat, pada kehamilan 32 minggu setengah
jarak pusat dan prossesusxifoideus. Pada kehamilan 36
-
7/29/2019 Kehamilan Dan Abortus Iminens
6/22
14
14
minggu kirakira 1 jari di bawah prossesusxifoideus, dan
pada kehamilan 40 minggu turun kembali kira kira 3 jari
dibawahprossesusxifoideus.
b. Serviks uteri
Serviks uteri pada kehamilan mengalami perubahan
karena hormone estrogen. Jika korpus uteri mengandung
lebih banyak jaringan otot, maka serviks mengandung lebih
banyak jaringan ikat akibat kadar estrogen meningkat,
sehingga konsistensinya menjadi lunak.
c. Vagina dan vulva
Vagina dan vulva akan mengalami perubahan akibat
hormon estrogen. Adanya hypervaskularisasi menyebabkan
vagina dan vulva terlihat agak kebirubiruan.
d. Ovarium
Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus
luteum graviditas sampai terbentuknya plasenta pada usia
kehamilan 16 minggu. Korpus luteum mengeluarkan hormone
estrogen danprogesteron, lambat laun fungsi ini diambil oleh
plasenta.
e. Mamma
Mamma akan membesar dan tegang akibat
somatomammotropin, estrogen dan progesteron. Estrogen
menimbulkan hipertropi sistem saluran, sedangkan
progesteron menambah selsel asinus pada mamma.
-
7/29/2019 Kehamilan Dan Abortus Iminens
7/22
15
15
Somatomammotropin mempengaruhi pertumbuhan selsel
asinus dan menimbulkan perubahan dalam selsel. Dengan
demikian, mamma dipersiapkan untuk laktasi. Di samping itu,
di bawah pengaruh progesteron dan somatomammotropin
terbentuk lemak disekitar kelompokkelompok alveolus
sehingga mamma menjadi lebih besar.
f. Sirkulasidarah
Sirkulasidarah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh
adanya sirkulasikeplasenta, uterus yang membesar dengan
pembuluhpembuluh darah yang membesar pula, mamma
dan alatalat lain yang berfungsi berlebihan dalam
kehamilan. Volume darah ibu dalam kehamilan bertambah
secara fisiologidengan adanya pencairan darah yang disebut
hidremia. Volume darah akan bertambah banyak, kirakira 20
% dengan puncak kehamilan 32 minggu.
g. Sistem respirasi
Wanita hamil kadangkadang mengeluh tentang rasa
sesak dan pendek napas. Hal ini disebabkan oleh karena
usus usus yang tertekan oleh uterus yang membesar ke
arah diafragma, sehingga diafragma kurang leluasa bergerak.
h. Traktus digestivus
Pada bulanbulan pertama kehamilan terdapat
perasaan enek (mual), akibat kadar hormon estrogen yang
meningkat. Tonustonus traktus digestivus menurun,
-
7/29/2019 Kehamilan Dan Abortus Iminens
8/22
16
16
sehingga motilitas seluruh traktus digestivus juga berkurang.
Makanan lebih lama berada didalam lambung dan apa yang
telah dicernakan lebih lama berada dalam usususus. Gejala
muntah (emesis), biasanya terjadi pada pagi hari yang
biasanya dikenal dengan Morning Sickness.
i. Traktus urinarius
Pada bulanbulan pertama kehamilan kandung
kencing tertekan oleh uterus yang mulai membesar sehingga
timbul sering kencing. Dan akhir kehamilan bila kepala janin
mulai turun ke bawah pintu atas panggul, keluhan sering
kencing akan timbul kembali karena kandung kencing akan
mulai tertekan kembali. Uterus membesar, tonus otot otot
saluran kemih menurun akibat pengaruh hormon
progesteron.
j. Kulit
Pada kulit terdapat hiperfigmentasi (cloasma
gravidarum) yang disebabkan oleh Melanophore Stimulating
Hormone (MSH) yang meningkat. MSH dikeluarkan oleh
lobus anterior hipofisis. Linea alba pada kehamilan menjadi
hitam. Tidak jarang dijumpai kulit perut seolahseolah retak,
warnanya kebiru biruan disebut striae livide. Setelahpartus,
striae livide berubah menjadi putih dan disebut striae
albicans.
-
7/29/2019 Kehamilan Dan Abortus Iminens
9/22
17
17
k. Metabolisme dalam kehamilan
Pada wanita hamil, basal metabolic rate (BMR)meninggi sistem endokrin juga meninggi. BMR meningkat
hingga 15 sampai 20 %, yang umumnya ditemukan pada
triwulan akhir.
B. Tinjauan tentang Abortus
1. Pengertian abortus
a. Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi
pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin
kurang dari 500 gram (Sujiyatini, 2009: 22).
b. Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (akibat faktor
tertentu) pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 20
minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup
diluar kandungan (Lily, 2008: 72).
c. Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin
dapat hidup diluar kandungan (Sarwono, 2007: 302).
d. Abortus adalah keguguran yang terjadi saat kehamilan
berakhir sebelum usia kandungan wanita mencapai 6
bulan, ketika bayi masih terlalu kecil untuk hidup diluar
tubuh ibunya (Susan, 2008: 127).
2. Klasifikasi abortus
Klasifiksi abortus (Sarwono, 2007: 305-310) :
a. Abortus iminens
Peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan
sebelum 20 minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam
uterus, dan tanpa adanya dilatasi serviks.
-
7/29/2019 Kehamilan Dan Abortus Iminens
10/22
18
18
b. Abortus insipiens
Peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20
minggu dengan adanya dilatasi serviksuteriyang menigkat,
tetapi hasil konsepsimasih dalam uterus, mules menjadi lebih
sering dan kuat, perdarahan bertambah.
c. Abortus inkomplit
Pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan
sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam
uterus.
d. Abortus komplit
Semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan, perdarahan
sedikit, ostium uterimenutup, uterus mengecil.
e. Missed abortion
Kematian janin sebelum berusia 20 minggu tetapi tidak
dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih.
f. Abortus habitualis
Abortus spontan yang terjadi 3x atau lebih berturutturut.
g. Abortus infeksiosa
Abortus yang disertai infeksi pada genitalia.
3. Etiologi abortus
Halhal yang menyebabkan terjadinya abortus adalah (Lily, 2008:
72) :
a. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi
1) Kelainan kromosom
Gangguan terjadi sejak semula pertemuan kromosom,
termasuk kromosom sel
-
7/29/2019 Kehamilan Dan Abortus Iminens
11/22
19
19
2) Lingkungan kurang sempurna
Lingkungan endometrium disekitar tempat implantasi
kurang sempurna sehingga pemberian zatzat makanan
pada hasil konsepsiterganggu
3) Pengaruh dari luar
Radiasi, virus, obatobat, dan sebagainya mempengaruhi
hasil konsepsi sehingga pertumbuhan hasil konsepsi
terganggu.
b. Kelainan padaplasenta
Infeksi pada plasenta sehingga plasenta tidak dapat
berfungsi, Gangguan pembuluh darah plasenta. Serta
hipertensi yang menyebabkan gangguan peredaran darah
plasenta sehingga menimbulkan keguguran
c. Penyakit ibu
Penyakit mendadak seperti pneumonia, tifus abdominalis,
malaria dan lain-lain dapat menyebabkan abortus. Toksin,
bakteri, virus atauplasmodium dapat melaluiplasenta masuk
ke janin, sehingga dapat menyebabkan kematian janin dan
kemudian terjadilah abortus.
d. Kelainan traktus genitalis
Retroversio uteri, mioma uteri atau kelainan bawaan uterus
dapat menyebabkan abortus. Sebab lain dalam trimester II
ialah serviks inkompeten yang dapat disebabkan oleh
kelemahan bawaan pada serviks, dilatasi serviks berlebihan,
konisasi amputasiatau robekan serviks uteri luas yang tidak
dijahit.
-
7/29/2019 Kehamilan Dan Abortus Iminens
12/22
20
20
4. Patofisiologi abortus
Pada awal abortus, terjadi perdarahan dalam desidua
basalis kemudian diikuti oleh nekrosis jaringan sekitarnya. Hal
tersebut menyebabkan hasil konsepsi terlepas sebagian atau
seluruhnya sehingga merupakan benda asing dalam uterus.
Keadaan ini menyebabkan uterus berkontraksi untuk
mengeluarkan isinya. Pada kehamilan kurang dari 8 minggu,
hasil konsepsi ini biasanya dikeluarkan seluruhnya karena vili
korialis belum menembus desidua secara mendalam. Pada
kehamilan antara 814 minggu, vili korialis menembus desidua
lebih dalam dan umumnya plasenta tidak dilepaskan dengan
sempurna sehingga dapat menyebabkan banyak perdarahan.
Pada kehamilan 14 minggu ke atas, umumnya yang dikeluarkan
setelah ketuban pecah adalah janin, disusul beberapa waktu
kemudian plasenta. Perdarahan tidak banyak jika plasenta
segera terlepas dengan lengkap (Lily, 2008: 75).
5. Komplikasi abortus
Komplikasi abortus (Sujiyatini, 2009: 3031).
Komplikasi yang serius kebanyakan terjadi pada fase
abortus yang tidak aman (unsafe abortion) walaupun kadang
kaadang dijumpai juga pada abortus spontan. Komplikasi dapat
berupa :
a. Perdarahan
Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari
sisasisa hasil konsepsi dan jika perlu pemberian transfusi
darah.
-
7/29/2019 Kehamilan Dan Abortus Iminens
13/22
21
21
b. Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada
uterus dalam posis hiperretrofleksi, jika ini terjadi, amati
dengan teliti. Jika ada tanda bahaya segera lakukan
laparotomi, lakukan penjahitan luka perforasi atau jika perlu
histerektomi.
c. Infeksi
Infeksi dalam uterus dan adneksa dapat terjadi dalam setiap
abortus tetapi biasanya didapatkan pada abortus inkomplit
yang berkaitan erat dengan suatu abortus yang tidak aman.
d. Syok
Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan (syok
hemoragik) dan karena infeksi berat (syok endoseptik).
6. Diagnosa abortus
Abortus dapat diduga bila seorang wanita dalam masa
reproduksi mengeluh tentang perdarahan pervaginam setelah
mengalami haid terlambat, sering pula terdapat rasa mules.
Kecurigaan tersebut dapat diperkuat dengan ditentukannya
kehamilan muda pada pemeriksaan bimanualdan tes kehamilan
secara biologis atau imuniologibilamana hal itu dikerjakan. Harus
diperhatikan macam dan banyaknya perdarahan, pembukaan
serviks, dan adanya jaringan dalam kavum uterus atau vagina.
(Sujiyatini, 2009: 30).
Data dasar yang diperlukan untuk menegakkan diagnosa
abortus (Varney, 2006: 602) :
-
7/29/2019 Kehamilan Dan Abortus Iminens
14/22
-
7/29/2019 Kehamilan Dan Abortus Iminens
15/22
23
23
reproduksi pada ibu yang masih muda belum sempurna
sehingga endometrium belum siap menerima hasil konsepsi.
f. Jaga jarak kehamilan minimal 2 tahun.
C. Tinjauan Khusus tentang AbortusIminens
1. Pengertian abortus iminens
a. Abortus iminens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari
uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu dimana hasil
konsepsi masih dalam uterus dan tanpa adanya dilatasi
serviks (Sarwono, 2007: 305).
b. Abortus iminens sering juga disebut dengan keguguran
membakat dan akan terjadi jika ditemukan perdarahan pada
kehamilan muda, namun dalam tes kehamilan masih
menunjukkan hasil yang positif. Dalam kasus ini, keluarnya
janin masih dapat dicegah dengan memberikan terapi
hormonal serta istirahat (Sulistyawati, 2009 : 149).
c. Abortus yang mengancam, perdarahannya bisa berlanjut
beberapa hari atau dapat berulang. Dalam kondisi seperti ini
kehamilan masih mungkin berlanjut atau dipertahankan (Yuni,
dkk, 2009: 150).
2. Tanda dan gejala abortus iminens
Tanda dan gejala abortus iminens (Lily, 2008: 77) :
a. Amenorhoe
b. Terdapat perdarahan disertai perut sakit (mules)
-
7/29/2019 Kehamilan Dan Abortus Iminens
16/22
24
24
c. Saat pemeriksaan, dijumpai besarnya rahim sama dengan
umur kehamilan dan terjadi kontraksi otot rahim
d. Berdasarkan hasil pemeriksaan dalam, terdapat perdarahan
dari kanalisservikalis, kanalisservikalis masih tertutup, dapat
dirasakan kontraksi rahim.
e. Hasil pemeriksaan tes hamil masih positif
3. Diagnosa banding abortus iminens
Diagnosa banding pada wanita dengan perdarahan
semacam itu adalah perdarahan fisiologis sewaktu haid, lesi di
serviks, polip serviks, dan servisitis. Nyeri abdomen bawah dan
nyeri punggung bawah yang menetap biasanya tidak terjadi pada
penyebab ringan ini. Hal yang penting, kehamilan ektopik harus
selalu dipertimbangkan dalam diagnosa banding abortus iminens
(Williams, 2009: 55).
4. Prognosis abortus iminens
Macam dan lamanya perdarahan menentukan prognosis
kelangsungan kehamilan. Prognosis menjadi kurang baik bila
perdarahan berlangsung lama, mules mules yang disertai
pendataran serta pembukaan serviks. Dalam hal ini, rasa mules
menjadi lebih sering/kuat, perdarahan bertambah, dilatasi serviks
meningkat dan hasil konsepsi masih dalam uterus merupakan
tanda dari abortusinsipiens (Sarwono, 2007: 306).
5. Penanganan abortus iminens
Penanganan abortus iminens (Sarwono, 2007: 305-306) :
a. Istirahat-baring. Tidur berbaring merupakan unsur penting
dalam pengobatan, karena cara ini menyebabkan
-
7/29/2019 Kehamilan Dan Abortus Iminens
17/22
25
25
bertambahnya aliran darah ke uterus dan berkurangnya
rangsang mekanik.
b. Tentang pemberian hormone progesterone pada abortus
iminens belum ada persesuaian faham. Sebagian besar ahli
tidak menyetujuinya, dan mereka yang menyetujui menyatakan
bahwa harus ditentukan dahulu adanya kekurangan hormon
progesteron. Apabila difikirkan bahwa sebagian besar abortus
didahului oleh kematian hasil konsepsidan kematian ini dapat
disebabkan oleh banyak faktor, maka pemberian hormon
progesteron memang tidak banyak manfaatnya.
c. Pemeriksaan ultrasonografi penting dilakukan untuk
menentukan apakah janin masih hidup.
D. Proses Manajemen Asuhan Kebidanan
1. Pengertian manajemen kebidanan
Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan
oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah
secara sistematis, mulai dari pengkajian, analisis data, diagnosa
kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi (Asri,dkk,
2008 : 74).
2. Tahapan manajemen asuhan kebidanan
Tahapan manajemen asuhan kebidanan (Asri, dkk, 2008 : 75).
Proses manajeman kebidanan terdiri dari beberapa
langkah yang berurutan dimulai dengan pengumpulan data dasar
dan berakhir dengan evaluasi. Langkah-langkah tersebut
membentuk kerangka yang lengkap yang bisa diaplikasikan
-
7/29/2019 Kehamilan Dan Abortus Iminens
18/22
26
26
dalam semua situasi. Adapun langkah-langkah dari proses
manajemen kebidanan tersebut adalah sebagai berikut :
a. Langkah I : Pengumpulan Data Dasar
Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua
informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang
berkaitan dengan kondisi klien. Data tersebut diperoleh
dengan melakukan beberapa cara :
1) Observasi
Pengumpulan data melalui indera : penglihatan ( perilaku,
tanda fisik, kecacatan, ekspresi wajah), pendengaran
(bunyi batuk, bunyi nafas), penciuman (bau nafas, bau
luka), perabaan (suhu badan, nadi)
2) Wawancara
Pembicaraan terarah yang umumnya dilakukan pada
pertemuan tatap muka. Dalam wawancara yang penting
diperhatikan adalah data yang ditanyakan diarahkan ke
data yang relevan.
3) Pemeriksaan
Dilakukan dengan memakai instrument/alat pengukur,
tujuannya untuk memastikan batas dimensi angka, irama,
kuantitas.
b. Langkah II : InterpretasiData Dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi
terhadap diagnosis atau masalah berdasarkan interpretasi
yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data
-
7/29/2019 Kehamilan Dan Abortus Iminens
19/22
27
27
dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga
dapat merumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik.
Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang
dialami wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan
hasil pengkajian. Masalah juga sering menyertai diagnosis.
c. Langkah III : Identifikasi Diagnosa/Masalah Potensial
Merupakan langkah ketika bidan melakukan
identifikasi diagnosis atau masalah potensial dan
mengantisipasi penanganannya. Pada langkah ini kita
mengidentifikasi masalah potensial berdasarkan diagnosis
atau masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini
membutuhkan antisipasi bila memungkinkan dilakukan
pencegahan. Bidan diharapkan waspada dan bersiap-siap
mencegah diagnosis atau masalah potensial ini. Mereka
dituntut untuk mampu mengantisipasi masalah potensial
sehingga menjadi benar-benar tidak terjadi. Langkah ini
penting sekali dalam melakukan asuhan yang aman.
d. Langkah IV : Perlunya Tindakan Segera/Kolaborasi
Pada langkah ini bidan menetapkan kebutuhan
terhadap tindakan segera, melakukan konsultasi, kolaborasi
dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi klien.
Pada langkah ini, mengidentifikasi perlunya tindakan segera
oleh bidan atau dokter dan/dikonsultasikan atau ditangani
-
7/29/2019 Kehamilan Dan Abortus Iminens
20/22
28
28
bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai
dengan kondisi klien.
Dalam melakukan tindakan bidan harus
menyesuaikan dengan prioritas masalah/kebutuhan yang
dihadapi kliennya. Selain merumuskan tindakan yang perlu
dilakukan untuk mengantisipasi diagnosis/masalah potensial
pada langkah sebelumnya, bidan juga harus mampu
merumuskan tindakan emergensi/segera yang harus
dilakukan untuk menyelamatkan ibu dan bayi. Dalam
rumusan ini termasuk tindakan segera yang mampu
dilakukan secara mandiri atau bersifat rujukan.
e. Langkah V : Perencanaan Asuhan Kebidanan
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang
menyeluruh yang ditentukan berdasarkan langkah-langkah
sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen
terhadap masalah atau diagnosis yang telah diidentifikasi
atau diantisipasi. Pada langkah ini informasi data yang tidak
lengkap dapat dilengkapi.
f. Langkah VI : Penatalaksanaan Asuhan Kebidanan
Pada langkah ini dilakukan pelaksanaan asuhan
langsung secara efisien dan aman. Pada langkah VI ini,
rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan
pada langkah V dilaksanakan secara efisien dan aman.
Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau
sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim kesehatan lainnya.
-
7/29/2019 Kehamilan Dan Abortus Iminens
21/22
29
29
Walau bidan tidak melakukan sendiri, ia tetap memikul
tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya.
g. Langkah VII : Evaluasi Hasil Asuhan Kebidanan
Pada langkah VII ini dilakukan evaluasi keefektivan
asuhan yang sudah diberikan. Hal yang dievaluasi meliputi
apakah kebutuhan telah terpenuhi dan mengatasi diagnosis
dan masalah yang telah diidentifikasi. Rencana tersebut
dapat dianggap efektif jika memang benar efektif dalam
pelaksanaannya.
3. Pendokumentasian manajemen kebidanan
Menurut Helen Varney, alur berpikir bidan saat
menghadapi klien meliputi 7 langkah, untuk mengetahui apa yang
telah dilakukan oleh seorang bidan melalui proses berpikir
sistematis, didokumentasikan dalam bentuk SOAP, yaitu
(Salmah, dkk, 2006: 171-172) :
a. Subyektif (S)
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data
klien melalui anamnesis sebagai langkah I Varney.
b. Obyektif (O)
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik
klien, hasil laboratorium dan uji diagnostik lain yang
dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung asuhan
sebagai langkah I Varney.
-
7/29/2019 Kehamilan Dan Abortus Iminens
22/22
30
c. Assesment(A)
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisis dan
interpretasi data subyektif dan obyektif dalam suatu
identifikasi :
1) Diagnosa/masalah.aktual
2) Antisipasi diagnosa/masalah potensial.
3) Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter,
konsultasi/kolaborasi dan atau rujukan sebagai langkah
2, 3, dan 4 Varney.
d. Planning(P)
Menggambarkan pendokumentasian dan tindakan (I) dan
evaluasi perencanaan (E) berdasarkan assesment sebagai
langkah 5, 6, 7, Varney.
top related