ini laporan resmi biokim acara 1cwwdcwdcwdcwcwdcwvefvfvvrbvrfvevesvevesveebertbeb
Post on 10-Apr-2016
37 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Karna luasnya Wilayah Laut Indonesia maka Indonesia memilik
kekayaan laut yang m Salah satu sumber daya yang melimpah. Salah satunya
adalah Rumput Laut. Rumput laut biasanya ditemui di perairan yang berasosiasi
dengan keberadaan ekosistem terumbu karang. Rumput laut biasanya dapat hidup
di substrat pasir dan karang mati.
Rumput laut memiliki beraneka ragam jenis. Diantaranya adalah
ganggang merah (Rhodophyta), ganggang coklat (Phaeophyta), dan ganggang
hijau (Chlorophyta). Namun dari berbagai jenis tersebut yang paling banyak
dimanfaatkan adalah dari ganggang merah (Rhodophyta) dan ganggang coklat
(Phaeophyta).
Rumput laut sendiri dapat dimanaatkan diberbagai macam bidang.
Beberapa rumput laut menghasilkan polisakaridsa berupa karaginan, agar-agar,
dan alginate. Hasil berupa polisakarida tersebut ternyata sangat bermanfaat dalam
berbagai bidang, baik dalam bidang industri makanan dan minuman, bidang
kecantikan, bidang farmasi, bahkan hingga bidang kesehatan.
I.2. .Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Mengekstraksi dan mengisolasi karagenan dari rumput laut Eucheuma
cottonii
2. Untuk mengetahui Randemen dari rumput laut Eucheuma cottonii
3. Mengetahui berbagai manfaat karagenan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
II.1.Eucheuma cottonii
II.1.1. Morfologi Eucheuma cottonii
Eucheuma cottonii adalah rumput laut yang memiliki thallus yang
licin dan silindris, berwarna hijau, hijau kuning, abu-abu dan merah.
Bisa ditemukan tumbuh melekat pada substrat dengan alat perekat
berupa cakram. Warna dari rumput ini sangat dipengaruhi oleh
lingkungannya, terkadang berwarna hijau, hijau kuning, abu-abu atau
merah. Kejadian ini merupakan suatu proses adaptasi kromatik yaitu
penyesuaian antara proporsi pigmen dengan berbagai kualitas
pencahayaan (Aslan, 1998 dalam Wiratmaja, 2011).
Menurut (Aslan, 1995) ciri-ciri Eucheuma sp. secara umum adalah:
Thalli (kerangka tubuh tanaman) bulat silindris atau gepeng.
Berwarna merah, merah- coklat, hijau- kuning, dan sebagainya.
Bercabang berselang tidak teratur. di atau trikhotomous.
Memiliki benjolan benjolan (blunt nodule) dan duri-duri atau
spines.
Substansi thalli “gelatinus” dan/atau “kartilagenus” (lunak
seperti tulang rawan).
II.1.2. Kandungan Eucheuma cottonii
Sebagian Eucheuma sp. mempunyai peranan penting dalam dunia
perdagangan sebagai penghasil ekstrak karagenan. Secara umum,
kadar karagenan dalam setiap spesies Eucheuma berkisar antara 54%-
73% tergantung pada jenis dan lokasinya (di Indonesia berkisar antara
61,5%-67,5%). Selain karagenan dalam rumput laut ini masih terdapat
lagi beberapa zat organik lain seperti protein, lemak, serabut kasar, abu
dan air. Eucheuma spinosum dan E.cottonii hasil budidaya di
Indonesia, kebanyakan untuk komoditas eksport (Aslan, 1995).
Tabel 1. Komposisi Eucheuma cottonii
No. Nama Nilai
1. Air 13,90%
2. Protein 2,67%
3. Lemak 0,37%
4. Serat Kasar 0,95%
5. Mineral Ca 22,39 ppm
6. Mineral Fe 0,121 ppm
7. Mineral Cu 2,763 ppm
8. Tiamin 0,14 (mg/100 g)
9. Riboviamin 2,7 (mg/100 g)
10 Vitamin C 12 (mg/100 g)
11. Karagenan 61, 52 %
12. Abu 17,09%
13. Kadar Pb 0,04 ppm
(Wiraatmaja, 2011).
II.2. Karagenan
II.2.1. Jenis-Jenis Karagenan
Menurut (Tarigan, 2010) ada 3 jenis karagenan, yaitu :
a. Kappa
Karagenan jenis ini jika berikatan dengan air akan menghasilkan
gel yang kaku, keras. Dimana kalium sangat penting untuk
membentuk struktur gel .
b. Iota
Karagenan jenis juga dapat berikatan dengan air, namun
membentuk gel yang relative lebih elastis dan lembut, khususnya
jika ada garam kalsium. Iota Karagenan dihasilkan dari Euchema
spinosum.
c. Lamda
Karagenan jenis ini mengadung gugus sulfat yang relative tinggi
sehingga hampir tidak membentuk gel sama sekali. Lamda
karagenan biasanya digunakan untuk membentuk lapisan tipis atau
untuk mengubah tekstur dari makanan. Lamda Karagenan
dihasilkan oleh Gigartin.
II.2.2. Struktur Kimia Karagenan
(Tarigan, 2010).
II.2.3. Biosintesa Karagenan
Ekstraksi karaginan dari rumput laut Eucheuma adalah dengan
merebus rumput laut dalam larutan perebus. Kemudian disaring,
dijendalkan, dipress dan dikeringkan kembali. Untuk memperoleh
tepung karagenan dengan kekuatan gel yang tinggi, rumput laut yang
digunakan sebaiknya rumput laut yang telah diberi perlakuan alkali
panas (ATC) (Purnama, 2013).
Langkah langkah untuk mengekstraksi karaginan menurut
(Purnama, 2013) adalah sebagai berikut:
a. Rumpt laut kering yang telah diberi perlakuan alkali panas
diekstraksi dengan menggunakan larutan KCl 0.1% dengan
volume larutan 50-60 kali berat rumpt laut kering. Ekstraksi
dilakukan pada suhu 90-95oC selama 3-6jam.
b. Selanjutnya, rumput laut disaring. Filtrat yang diperoleh
ditampung dalam pan penjedal dan dibiarkan membentuk gel
semalam.
c. Gel karagenan kemudian diiris dengan menggunakan alat
pemotong gel dengan ketebalan 0,8 cm sehngga membentuk
lembaran.
d. Lembaran gel kaagenan dibungkus dengan menggunakan kain
blacu kemudian dipres dalam bak pengepres dan diberi beban
dengan menggunakan batu pemberat. Pengepresan dilakukan
selama semalam dengan penambahan beban secara bertahap.
Sehingga diperoleh lembaran-lembaran gel karagenan yang
cukup tipis.
e. Gel karagenan kemudian dijemur beserta kainnya sampai
kering.
f. Setelah itu kainnya dilepas dan rumput lautnya dipotong-
potong dan digiling sehingga menjadi tepung karagenan.
II.3. Manfaat Karagenan
Banyak manfaat dari Karagenan sendiri.manfaat inipun bisa dirasakan
diberbagai bidang. Berikut adalah manfaat yang bisa dirasakan dari
Karagenan
II.3.1. Manfaat Karaginan di Industri Pangan
Menurut (Indriani dan Sumiarsih, 1991 dalam Lubis, 2013)
Pada industri makanan, karagenan digunakan pada pembuatan :
a. Es krim yaitu sebagai stabilisator, mencegah kristalisasi dari es
krim.
b. Susu coklat yaitu untuk mencegah pengendapan coklat dan
pemisahan krim serta meningkatkan kekentalan lemak dan
pengendapan kalsium.
c. Kue dan roti yaitu untuk meningkatkan mutu adonan.
d. Daging kalengan yaitu sebagai gel pengikat air atau gel pelapis
produk daging.
e. Makanan bayi yaitu sebagai stabilisator lemak dan protein.
f. Gel susu (pudding, custard) yaitu sebagai pembentuk gel.
g. Sirup yaitu sebagai pensuspensi.
II.3.2. Manfaat Karagenan pada Industri Non-Pangan
Pada industri kertas dan tekstil karagenan mempunyai banyak
peranan menurut (Sadhori, 1998 dalam Lubis, 2013), untuk
memperhalus permukaan kertas pada industri kertas, dan yaitu sebagai
painting silk pada waktu pencetakan dapat memperbaiki warna yang
timbul pada industri tekstil.
Sedangkan pada industri kulit (leather) karagenan digunakan untuk
memperhalus dan mengkilatkan permukaan kulit serta menjadikan
kulit tidak kaku. Pada industri cat karagenan digunakan sebagai zat
warna, yaitu: zat warna yaitu sebagai pensuspensi dan water base paint
yaitu sebagai bahan pengental. Pada industri pertanian karagenan
digunakan dalam pembuatan pestisida dan herbisida yaitu sebagai
pensuspensi (Lubis, 2013).
III. METODOLOGI
III.1. Waktu Pelaksanaan
Hari, Tanggal : Kamis, 9 April 2015
Pukul : 7.30 – 09.10 WIB
Tempat : Laboratorium Kimia Lantai 1 Gedung E FPIK
UNDIP
III.2. Alat dan Bahan
III.2.1. Alat
Tabel 2. Alat yang digunakan
No. Nama Gambar Fungsi
1. Neraca Untuk menimbang Eucheuma cottonii
dan kristal NaOH
2. Kompor
Listrik
Untuk
memanaskan Eucheuma cottonii
dalam larutan
3. Kertas pH Untuk mengukur
pH Eucheuma
cottonii
4. Gunting Untuk memotong Eucheuma cottonii
5. Penyaring Untuk mencuci Eucheuma cottonii
6. Pengaduk Untuk mengaduk
larutan
7. Gelas beaker
(500 ml)
Sebagai wadah
untuk mengaduk
dan membuat
larutan KOH dan
larutan NaOCl
8. Oven Untuk memanaskan
(mengeringkan)
Eucheuma cottonii,
Untuk memanaskan
Eucheuma cottonii,
III.2.2. Bahan
Tabel 3. Bahan yang digunakan
No. Nama Gambar Fungsi
1. Eucheuma
cottonii
Sebagai objek
praktikum
2. Aquades Untuk
membuat
larutan KOH
8%
3. Air Untuk
memcuci
Eucheuma
cottonii
4. Larutan
NaOCl
Sebagai
pemutih
karagenan
III.3. Metode
III.3.1.Cara Kerja
1. Eucheuma cottonii dicuci dengan air tawar, lalu ditimbang 50gr
2. Kemudian Eucheuma cottonii dipotong kecil-kecil. Sekitar 0,5-2 cm.
3. Kristal NaOH ditimbang sebanyak 24 gram, kemudian dilarutkan dalam
aquades 300ml menggunakan gelas beaker dan pengaduk.
4. Eucheuma cottonii direndam KOH 8% pada suhu 90̊ C selama 2 jam dengan
perbandingan 1:6, kemudian disaring dan dicuci.
5. Lalu pH diukur setelah dicuci menggunakan kertas pH sampai netral.
6. Direndam menggunakan kaporit 0,5% sampai terjadi perubahan warma
7. Dicuci sampai bau kaporit menghilang
8. Eucheuma cottonii dioven selama 8 jam dengan suhu 60̊ C
9. Setelah selesai Eucheuma cottonii ditimbang untuk mengukur rendemennya.
III.3.2.Diagram Alir
Dicuci dan ditimbang 50gram
Dipotong kecil-kecil
Di rendam dalam larutan NaOH 8& pada suhu 900C sampai mendidih lalu di cuci dan dikeringkan
Direndam dalam laporit sampai berubah warna
Dicuci sampai bersih lalu dioven selama 2 jam dalam suhu 60oC
Eucheuma cottonii
Eucheuma cottonii
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1. Hasil
Hasil yang diperoleh dari praktikum kali ini adalah :
ekstraksi karaginan=hasil karaginanberat awal
x100%
ekstraksi karaginan= ❑50 gram
x 100 %
IV.2. Pembahasan
IV.2.1. Ekstraksi karaginan
Pada praktikum kali ini, terdapat beberapa langkah untuk
mengestrkasi karaginan dari Eucheuma cottonii. Yang pertama ialah
dengan mencuci sampel tersebut. Hal ini dimaksudkan agar sampel
bersih dari debu, kotoran atau zat-zat lain sehingga nantinya
didapatkan hasil karaginan yang lebih murni tanpa campuran zat zat
lain.
Selanjutnya ditimbang sebanyak 50 gram, dimaksudkan agar
nantinya lebih mudah untuk, perhitungan randemen karaginan sendiri.
Setelah ditimbang, sampel perlu dipotong kecil-kecil untuk
memudahkan dalam proses-proses selanjutnya. Selain itu, jika
ukurannya kecil-kecil, maka perendaman dan proses lainnya akan
semakin merata dan lebih sempurna karna luas permukaannya yang
kecil.
Tahap selanjutnya adalah dengan merebus sampel dalam larutan
NaOH dengan suhu 90oC. Larutan NaOH sendiri bertujuan dalam
pemecahan molekul sampel sehingga karaginannya dapat keluar dan
terkestraksi. Selain itu NaOH juga dapat membersihkan sampel dari
kotoran basa yang menyebabkan rumput laut berlendir. Setelah itu
baru dihilangkan basanya dengan mencucinya diair tawar sampai
netral. Kenetralan pH dapat dliuhat menggunakan kertas pH
Langkah berikutnya adalah dengan merendam sampel dalam
larutan NaOCl 0.5% yang bertujuan untuk memutihkan sampel
sehingga layak produksi. Perendaman dengan larutan NaOCL juga
bertujuan untuk mengendapkan ekstrak dari rumput laut agar terpisah
dengan karaginannya.
Setelah itu, kaporit dibersihkan dengan mencuci sampel pada air
mengalir sampai bau kaporitnya hilang. Kemudia sampel dikeringakn
dengan cara dioven dengan suhu 60C agar lebih cepat
keringnya.diperlukan waktu 2jam. Setelah semua proses selesai maka
didapatkan sampel yang telah kering. Hasilnya adalah karaginan
sebanyak 0000gram dengan kadar 0000%.
IV.2.2. Proses pemutihan
Pada praktikum kali ini digunakan larutan NaOCl dalam proses
pemutihannya. Dimana setelah direndam didalam NaOCl, warna dan
tekstur dari Eucheuma cottonii berubah. Didapatkan Eucheuma
cottonii warnanya menjadi lebih pucat dan teksturnya lebih lembek. Ini
dikarenakan tujuan dari proses ini adalah agar tidak ada pigmen
dominan dalam sampel tersebut. Karna jika sampel berwarna coklat
maka tidak memenuhi standar produksi,
IV.2.3. Pembuatan larytan NaOH
Dalam pembuatan larutan NaOH 8%, perbandingan yang
digunakan antara kristal NaOH dengan air adalah 8 : 100. Dimana 8
gram NaOH dilarutkan dalam 100ml air. Namun karna dibutuhkan
300ml larutan, maka diperlukan 8 gram NaOH yang dilarutkan.
V. PENUTUP
V.1. Kesimpulan
Dari praktikum ini dapat disimplkan bahwa :
1. Hasil dari ekstraksi dan isolasi sampel adalah berupa karaginan dengan
berat akhir sebesar .
2. Hasil Randemen Karaginan yang diperoleh adalah sebesar...
3. Karaginan biasa dimanaatkan sebagai campuran dalam pengolahan
industri pangan maupun non-pangan.
V.2. Saran
Dalam praktikum ini ada banyak keurangan, karenanya :
1. Saat pengovenan, karna oven yang digunakan tidak bisa diatur
suhunya, maka waktu yang dibutuhkan harus tepat, sehingga tidak
diperoleh hasil sampel yang gosong
2. Penimbangan harus dilakukan dengan teliti, sehingga tidak
menimbulkan hasil yang rancu
DAFTAR PUSTAKA
Aslan,Ir.Laode M . 1995. Budidaya Rumput Laut. Yogyakarta: Kanisius.
Kasim, Syaharuddin. 2013. Pengaruh Konsentrasi Natrium Hidroksida Terhadap
Rendemen Karaginan Yang Diperoleh Dari Rumput Laut Jenis Eucheuma
Spinosum Asal Kota Bau-Bau. Fakultas Farmasi. Universitas Hasanuddin.
Semarang.
Lubis, Subhan Akbar.2013.Karakterisasi Simplisia Dan Isolasi Serta Identifikasi
Karagenan Dari Talus Kappaphycus Alvarezii (Doty) Dari Desa Kutuh
Banjar Kaja Jati, Provinsi Bali. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Purnama.2013 dalam Http://Karaindo.Com/Id/Carrageenan. Diakses Pukul 17:01
pada tanggal 14 April 2015
S, Naryo.1992. Budidaya Rumput Laut. Jakarta: Balai Pustaka.
Tarigan, Jhon Pratama. Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Kappa Karagenan
Dari Kappaphycus Alvarezii Dengan Proses Murni Dengan Kapasitas
Produksi 6 Ton/Jam. Fakultas Teknik. Universitas Sumatra Utara. Medan
top related