idk hepatitis b
Post on 19-Jan-2016
163 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
HEPATITIS
BELLA NABILA115
Hepatitis
• Infeksi sistemik yang menimbulkan peradangan pada sel hati
• Etilogi paling sering VIRUS terutama virus hepatitis A, B, C, D dan E.
• Di Indonesia yang paling sering di jumpai adalah HVA, HVB, HVC
HEPATITIS B
ETIOLOGI• Etiologi :
HBV famili hepaDNA virus,virus DNA– HBsAg– HBcAg– HBeAg
CARA PENULARAN
Masa inkubasi rata-rata 60-90 hari
SEL HATI
PATOFISIOLOGI
Proses menetap
HVB
replikasi virus dalam sel hati
Respon imun non spesifik dan spesifik
Merangsang
respon imun
tubuh
Proses berakhir
Eliminasi virus dalam sel hati
Produksi sel dane utuh
partikel HbsAG HbeAg HbcAg
MANIFESTASI KLINIS
DIAGNOSIS
PENATALAKSANAAN
• Tujuan pengobatan hepatitis B kronik– Mencegah/menghentikan progresi jejas hati/liver
injury, dengan cara :• Menekan replikasi virus/ menghilangkan infeksi dalam
pengobatan hepatitis B kronik
– Mengontrol “viral load” serendah mungkin menjadi anti-HBe disertai dengan hilangnya DNA VHB dalam serum dan meredanya penyakit hati
KOMPLIKASI DAN PROGNOSIS
• Hepatitis B kronik dapat berlanjut menjadi sirosis hepatis yang merupakan komplikasi paling banyak, dan merupakan perjalanan klinis akhir akibat nekrotik sel – sel hepatosit.
• Prognosis hepatitis B kronik dipengaruhi oleh berbagai faktor, yang paling utama adalah gambaran histologi hati, respon imun tubuh penderita, dan lamanya terinfeksi hepatitis B, serta respon tubuh terhadap pengobatan.
HEPATITIS C
• Etiologi : HCV, virus RNA helai tunggal genus dari famili Flaviviridae. berukuran 50-60 nm dan terbungkus
• Faktor resiko penularan:– penggunaan obat-obat intravena (40%)– transfusi (10%)– pajanan pekerjaan dan seksual (10%)– Sisa 40% penderita belum diketahui factor resiko
CARA PENULARAN
• Biasanya melalui kontak langsung dengan darah atau produknya dan jarum atau alat tajam lainnya yang terkontaminasi.
• Resiko terinfeksi hepatitis C melalui hubungan seksual lebih tinggi pada orang yang mempunyai lebih dari satu pasangan.
• Penularan hepatitis C jarang terjadi dari ibu yang terinfeksi Hepatitis C ke bayi yang baru lahir atau anggota keluarganya kec. Penderita HIV+Hepatitis C) Menyusui tidak menularkan Hepatitis C.
PATOGENESIS
GEJALA KLINIS
• 20-30% kasus saja yang menunjukkan tanda hepatitis akut dalam 2-26 minggu setelah terjadinya paparan.
• Gejala klinik & laboratorik tidak dapat dibedakan antara infeksi hepatitis A, B maupun C.
• Infeksi menjadi kronik pada 70-90% kasus, seringkali asimptomatik walaupun kerusakan hati berjalan terus.
• Kerusakan hati akibat infeksi kronis tidak dapat tergambar dalam pemeriksaan fisik maupun laboratorik kecuali bila sudah terjadi sirosis hati.
• Ko infeksi VHC dengan HIV maupun VHB memperburuk perjalanan penyakit pasien.
DIAGNOSTIK
• Dapat diidentifikasi dengan antibodi terhadap VHC.• Antibodi ini bertahan lama setelah infeksi dan tidak
mempunyai arti protektif.• Deteksi antibodi umumnya dengan teknik Enzyme Immuno
Assay (EIA) dengan menggunakan poliantigen dari VHC.• Teknik Polymerase Chain Reaction (PCR) digunakan untuk
menentukan :– adanya VHC secara kualitatif maupun kuantitatif– Menentukan genotipe VHC
PENGOBATAN
• Pengobatan menggunakan interferon alfa dan ribavirin.• Genotipe VHC 1 & 4 (48 minggu), genotipe 2 & 3 (24 minggu)• Interferon alfa konvensional, diberikan setiap 2 hari / 3 x
seminggu. Dosis 3 juta unit SC tiap kali pemberian.• Interferon+poly-ethylen glycol (Peg-Interferon) diberikan
setiap minggu dengan dosis 1,5 ug/kgBB/kali (untuk peg-interferon 12 KD) atau 180 ug (untuk peg-interferon 40KD)
• Pemberian Ribavirin dibagi dalam 2 kali pemberian :– BB pasien < 50kg = 800 mg tiap hari– BB pasien 50-70 kg = 1000 mg tiap hari– BB pasien >70 kg = 1200 mg tiap hari
top related