evaluasi drug related problems ) pada … · ii evaluasi drug related problems (drps) pada...
Post on 15-Mar-2019
243 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ii
EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PENGOBATANPASIEN STROKE DI UNIT STROKE RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH BANYUMAS PERIODE JANUARI JUNI 2009(KAJIAN OBAT SISTEM SARAF PUSAT)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh:Nyoman Valida Lendra
NIM : 068114086
FAKULTAS FARMASIUNIVERSiTAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA2010
iii
iv
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Syukuri apa yang ada, hidup adalah anugerah
Tetap jalani hidup ini, melakukan yang terbaik
Tuhan pasti ‘kan menunjukkan
Kebesaran dan kuasa-Nya
Bagi hamba-Nya yang sabar
dan tak pernah
putus asa
(Jangan Menyerah bY D’Masiv)
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
Mama dan Papa…
Saudara-saudaraku…
Teman-temanku…
Almamaterku.
vi
vii
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala anugerah dan bimbingan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Evaluasi Drug Related Problems (DRPs) pada Pengobatan
Pasien Stroke di Unit Stroke Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas Periode
Januari Juni 2009 (Kajian Obat Sistem Saraf Pusat)”. Skripsi ini disusun guna
memenuhi persyaratan dalam penyelesaian jenjang studi untuk meraih gelar
Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Keberhasilan penelitian ini tidak lepas atas bantuan dan dukungan baik
moril maupun materiil dari berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini
penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma dan juga sebagai dosen pembimbing yang telah banyak
memberikan pengarahan, saran dan kritik, dorongan serta motivasi selama
penulis menyelesaikan skripsi ini.
2. Ibu dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK. dan Ibu Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt.
selaku dosen penguji atas bantuan, bimbingan, dan saran yang diberikan
selama penyusunan skripsi ini.
3. Ibu C.M. Ratna Rini Nastiti, S.Si., Apt. selaku dosen pembimbing akademik
yang telah memberi motivasi yang sangat berarti bagi penulis.
4. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas atas kesempatan yang
diberikan kepada penulis untuk melakukan penelitian.
ix
5. Seluruh staf di bagian Unit Stroke Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas
yang telah membantu kelancaran pengambilan data penelitian ini.
6. Papa dan mama tercinta, terimakasih atas doa, kasih yang tanpa pamrih,
dukungan, bantuan financial dan semangat yang diberikan hingga skripsi ini
dapat terselesaikan.
7. Saudara-saudaraku tersayang mbak Ayu, mas Dody, dan dik Ryka terimakasih
atas kebersamaan, doa dan semangat selama menyelesaikan skripsi ini.
8. Teman-teman kelas B angkatan 2006, kelompok praktikum C 2006 dan FKK
A 2006 yang telah menemani penulis selama kuliah dan praktikum.
9. Lia, Sita, Manik, Melissa, Yuni, Frida, Dini, Ajunk, Ayu, Nana, Maya yang
memberi semangat demi terselesainya skripsi ini.
10. Yemi dan Lita teman seperjuanganku skripsi, terimakasih atas kerjasamanya.
11. Keluarga Yemima yang telah membantu proses kelancaran pengambilan data
selama penulis berada di Purwokerto.
12. Teman-teman kost Eldiva yang telah memberi semangat kepada penulis
hingga terselesaikannya skripsi ini.
13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, baik secara langsung
maupun tidak langsung telah banyak membantu terselesaikannya skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu penulis mengaharapkan kritik dan saran yang
membangun. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak.
Penulis
x
INTISARI
Stroke merupakan penyebab kematian ketiga di USA dan penyebab cacatnomor satu di dunia. Dua pertiga stroke terjadi di negara-negara yang sedangberkembang. Stroke meninggalkan macam-macam akibat, tidak hanyakelumpuhan dan kelemahan bagian tubuh, tetapi juga rasa nyeri. Rasa nyeritimbul karena rusak atau terganggunya fungsi normal dari otak. Untuk itu, makapasien stroke juga perlu untuk mendapat terapi obat Sistem Saraf Pusat.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental denganrancangan deskriptif evaluatif yang bersifat retrospektif. Dari 25 pasien yangditeliti, 18 pasien perempuan (72 %) dan 7 pasien laki-laki (28 %). Umur berkisarantara 46-85. Perbandingan stroke hemoragi dan iskemik adalah 40% dan 60%.Rata-rata lama tinggal pasien stroke hemoragi selama 11 hari sedangkan pasienstroke iskemik 8 hari. Outcome pasien membaik sebanyak 21 orang sedangkanyang meninggal 4 orang.
Penggunaan obat SSP generik 49% dan obat non generik 51%. Carapemberian obat pada pasien stroke secara oral sebanyak 80% (20 kasus)sedangkan secara injeksi sebesar 100% (25 kasus). Evaluasi DRPs pada kasus,terdapat 2 kasus obat yang dibutuhkan; tidak terdapat obat yang tidak dibutuhkan;tidak terdapat obat salah; tidak terdapak reaksi efek samping obat dan interaksiobat. Terjadi dosis kurang pada 12 kasus dan dosis berlebih pada 25 kasus.
Kata kunci : Drug Related Problems (DRPs), stroke, obat sistem saraf pusat.
xi
ABSTRACT
Stroke is the third leading cause of death in the USA and the number onecause of disability in the world. Two-thirds of strokes occur in countries that aredeveloping. Stroke left the various effects, not only the paralysis and weakness ofthe body, but also pain. The pain caused by damage or disruption of normalfunctioning of the brain. For that, the stroke patients also need to get drugtreatment Central Nervous System.
This research is a type of non experimental studies with descriptiveevaluative design retrospective. Of the 25 patients studied, 18 female patients(72%) and 7 male patients (28%). Age ranged between 46-85. Comparison ofhemorrhagic and ischemic stroke is 40% and 60%. The average length of stay ofstroke patients during the 11 days hemorrhagic stroke patients while ischemicstroke 8 days. Outcome of patients improved while as many as 21 people whodied 4 people.
Drug use of CNS in generic 49% and 51% non generic drugs. The waythe administration of drugs in stroke patients orally as much as 80% (20 cases),while the injection of 100% (25 cases). Evaluation DRPs, there are 2 casesmedication required; there are not unnecessary drug therapy; there are not wrongdrug; there are not adverse drug reaction and drug interactions. Occurred atdosage too low of 12 cases and dosage too high of 25 cases.
Key words: Drug Related Problems (DRPs), stroke, central nervous system drugs.
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ………………………………………………….…….. ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……………………..……… iii
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………….……… iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ………………………………………..…… v
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI …………………………..…… vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……………………………..……… vii
PRAKATA ……………………………………………………………..……. viii
INTISARI ..………………………………………………………….…...….. x
ABSTRACT ……………………………………..………………….…..…….. xi
DAFTAR ISI ………………………………………………………..……….. xii
DAFTAR TABEL ………………………………………………..………….. xv
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………..…………. xvii
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………..………….. xviii
DAFTAR SINGKATAN ……………………….………………..………….. xix
BAB I PENGANTAR ……………………………………………..………… 1
A. Latar Belakang .………………………………………….…….…….... 1
1. Permasalahan ...…………………………………………..……...….. 4
2. Keaslian penelitian .………………………………………..……........ 5
3. Manfaat penelitian .…………………………………………....…….. 5
B. Tujuan Penelitian ..………………………………………….……....… 6
1. Tujuan umum ….………………………………….………….…...… 6
2. Tujuan khusus ……………………………………..………...……... 6
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA ……………………...……………….. 7
A. Stroke ……………………………………………………..…...……… 7
1. Definisi ………………………………………...……..……………… 7
2. Klasifikasi …………………………….…………………….……….. 7
3. Penyebab ……………………………………………….……………. 8
4. Patofisiologi …………………………………………………….…… 9
xiii
5. Gejala ……..………………………………………………….…….... 10
6. Faktor risiko ………………………………………………….……… 10
7. Diagnosa stroke…………………………..…………………….…….. 11
8. Penatalaksanaan …………..………………………………….…….... 11
9. Pencegahan ………………………………………………………….. 14
B. Drug Related Problems (DRPs) ………………………...………….. 15
C. Sistem Saraf Pusat ..……………………………………...…..………… 18
1. Otak ………………………………………...……………..…………. 19
2. Sumsum tulang belakang ….…………………………….....………... 22
D. Obat Sistem Saraf Pusat ……………………………………….....……… 23
E. Keterangan Empiris ……………………………………………………... 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN …………………………..……….. 28
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ….……………………...…………….. 28
B. Definisi Operasional …….………………………...…………………… 29
C. Subjek Penelitian …….……..………………...………………………… 30
D. Bahan Penelitian ……………………………...………………………… 31
E. Lokasi Penelitian ………………………………………………………. 31
F. Jalannya Penelitian …………………………………………………….. 32
G. Gambaran Hasil Penelitian .…………...………………………………… 35
H. Kesulitan Penelitian ………………………...………………………........ 35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ………….………..………..……… 37
A. Karakteristik Pasien Stroke …………………………………...……….. 37
1. Karakteristik pasien berdasarkan jenis kelamin …………….……….. 37
2. Karakteristik pasien berdasarkan umur …………………...…………. 39
3. Karakteristik pasien berdasarkan diagnose stroke …………….…...... 40
4. Karakteristik pasien berdasarkan lama tinggal ……….……….…...... 41
5. Karakteristik pasien berdasarkan outcome ……………………..……. 42
B. Distribusi penggunaan obat Pasien Stroke ………...…………….…….. 44
1. Antiinfeksi …………………..………………………….……………. 45
2. Hormon ………….……………………………….………………...... 45
3. Nutrisi .……….……………………………………………………… 46
xiv
4. Sistem endokrin dan metabolik .……………..……………………..... 46
5. Sistem gastrointestinal dan hepatobilier …….………..……………... 47
6. Sistem kardiovaskular dan hematopoietik …………….…………….. 47
7. Sistem muskuloskeletal ..……………………….…………………..... 49
8. Sistem pernapasan ……………………..……….……………………. 50
9. Sistem saraf pusat ……………………….………………….……...... 50
10. Vitamin dan mineral ………………………………………………… 51
C. Distribusi Penggunaan Obat Sistem Saraf Pusat ………...…………....... 52
1. Jenis obat SSP …………………………….………............................. 52
2. Rata-rata penggunaan obat SSP ……………….…………….………. 54
3. Penggunaan obat SSP pada stroke hemoragi dan iskemik .……….... 54
D. Evaluasi Kejadian DRPs …………..…...……………………………..... 57
E. Rangkuman Pembahasan …………………...…………………………... 61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………..……… 63
A. Kesimpulan ………………………………………...……..…………...... 63
B. Saran ………………………………………………...…………………... 63
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………..…… 64
LAMPIRAN ………………………………………………………..………... 67
BIOGRAFI PENULIS ………………………………………………………. 113
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I. Distribusi Kelas Terapi Obat pada Pengobatan Pasien Stroke
periode Januari Juni 2009 ……………………………….............. 44
Tabel II. Subkelas Terapi, Zat Aktif, Jenis Obat Antiinfeksi pada
Pengobatan Pasien Stroke periode Januari Juni 2009 ………...…. 45
Tabel III. Subkelas Terapi, Zat Aktif, Jenis Obat Hormon pada Pengobatan
Pasien Stroke periode Januari Juni 2009 ……………………….... 46
Tabel IV. Subkelas Terapi, Zat Aktif, Jenis Nutrisi pada Pengobatan Pasien
Stroke periode Januari Juni 2009 ................................................... 46
Tabel V. Subkelas Terapi, Zat Aktif, Jenis Obat Sistem Endokrin dan
Metabolik pada Pengobatan Pasien Stroke periode Januari Juni
2009 ................................................................................................ 47
Tabel VI. Subkelas Terapi, Zat Aktif, Jenis Obat Sistem Gastrointestinal
dan Hepatobilier pada Pengobatan Pasien Stroke periode Januari
Juni 2009 ........................................................................................ 47
Tabel VII. Subkelas Terapi, Zat Aktif, Jenis Obat Kardiovaskular dan
Hematopoietik pada Pengobatan Pasien Stroke periode Januari
Juni 2009 ………............................................................................ 48
Tabel VIII. Subkelas Terapi, Zat Aktif, Jenis Obat Sistem Musculoskeletal
pada Pengobatan Pasien Stroke periode Januari Juni 2009 …..…. 49
Tabel IX. Subkelas Terapi, Zat Aktif, Jenis Obat Sistem pernapasan pada
Pengobatan Pasien Stroke periode Januari Juni 2009 ……...……. 50
Tabel X. Subkelas Terapi, Zat Aktif, Jenis Obat Sistem Saraf Pusat pada
Pengobatan Pasien Stroke periode Januari Juni 2009 ……...……. 50
Tabel XI. Subkelas Terapi, Zat Aktif, Jenis Vitamin dan Mineral pada
Pengobatan Pasien Stroke periode Januari Juni 2009 ………...…. 52
Tabel XII. Zat Aktif, Jenis Obat Sistem Saraf Pusat pada Pengobatan Pasien
Stroke periode Januari Juni 2009 …………………….……..…… 55
Tabel XIII. Penggunaan Obat pada Pasien Stroke Hemoragi dan Iskemik
periode Januari Juni 2009 …………………….…………..……... 55
xvi
Tabel XIV. Penggunaan Obat Generik vs Non Generik pada Pasien Stroke
Hemoragi dan Stroke Iskemik periode Januari Juni 2009 .............. 55
Tabel XV. Tabel DRPs Obat yang dibutuhkan pada Pengobatan Pasien
Stroke di Unit Stroke RSUD Banyumas periode Januari Juni 2009
……………………………………………………………………. 58
Tabel XVI. Tabel DRPs Dosis Kurang pada Pengobatan Pasien Stroke di Unit
Stroke RSUD Banyumas periode Januari Juni 2009 ………....….. 59
Tabel XVII. Tabel DRPs Dosis Berlebih pada Pengobatan Pasien Stroke di
Unit Stroke RSUD Banyumas periode Januari Juni 2009……..… 60
xvii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Skema Sistem Saraf Manusia ..................................................... 18
Gambar 2. Stuktural Otak ............................................................................. 19
Gambar 3. Cakupan Penelitian Evaluasi DRPs ........................................... 28
Gambar 4. Penentuan Subjek Penelitian ...................................................... 31
Gambar 5. Alur Proses Penelitian ................................................................ 36
Gambar 6. Karakteristik Pasien Stroke Berdasarkan Jenis Kelamin ............ 38
Gambar 7. Karakteristik Pasien Stroke Berdasarkan Umur ......................... 40
Gambar 8. Karakteristik Pasien Stroke Berdasarkan Diagnosa Stroke ........ 40
Gambar 9. Karakteristik Pasien Stroke Berdasarkan Lama Tinggal ............ 42
Gambar 10. Karakteristik Pasien Stroke Berdasarkan Outcome .................... 43
Gambar 11. Perbandingan Penggunaan Obat SSP Generik dan Non generik
pada Pengobatan Pasien .............................................................. 54
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Karakteristik Pasien Stroke di Unit Stroke …………… 67
Lampiran 2. Mapping Ruang Unit Stroke …………………..……... 69
Lampiran 3. Standar Pelayanan Medis Penyakit Stroke ……..…….. 70
Lampiran 4. Tabel Rekam Medik kasus …………………..……….. 74
Lampiran 5. Indikasi obat SSP yang digunakan pada pengobatan
pasien stroke di Unit Stroke RSUD Banyumas ……..… 102
Lampiran 6. Kajian DRPs “ada Obat yang dibutuhkan” pada Paisen
Stroke di Unit Stroke RSUD Banyumas periode Januari
Juni 2009 ……………………………………………… 103
Lampiran 7. Kajian DRPs “Dosis Kurang” pada Paisen Stroke di
Unit Stroke RSUD Banyumas periode Januari Juni
2009 …………………………………………………… 104
Lampiran 8. Kajian DRPs “Dosis Kurang” pada Paisen Stroke di
Unit Stroke RSUD Banyumas periode Januari Juni
2009 …………………………………………………… 105
Lampiran 9. Kajian DRPs “Dosis Kurang” pada Paisen Stroke di
Unit Stroke RSUD Banyumas periode Januari Juni
2009 ………..………………………………………….. 106
Lampiran 10. Kajian DRPs “Dosis Kurang” pada Paisen Stroke di
Unit Stroke RSUD Banyumas periode Januari Juni
2009 ……………………………..…………………….. 107
Lampiran 11. Kajian DRPs “Dosis Lebih” pada Paisen Stroke di Unit
Stroke RSUD Banyumas periode Januari Juni 2009 ….. 108
Lampiran 12. Kajian DRPs “Dosis Lebih” pada Paisen Stroke di Unit
Stroke RSUD Banyumas periode Januari Juni 2009 ….. 109
Lampiran 13. Kajian DRPs “Dosis Lebih” pada Paisen Stroke di Unit
Stroke RSUD Banyumas periode Januari Juni 2009 ….. 110
Lampiran 14. Kajian DRPs “Dosis Lebih” pada Paisen Stroke di Unit
Stroke RSUD Banyumas periode Januari Juni 2009 ….. 111
Lampiran 15. Surat Ijin Penelitian RSUD Banyumas ………………... 112
xix
DAFTAR SINGKATAN
DRPs = Drug Related Problems
Hmt = Hematokrit
HSMRS = Hari Sebelum Masuk Rumah Sakit
Inj = Injeksi
JK = jenis kelamin
k/p = kalau perlu
Ka = Kalium
Na = Natrium
OS = orang sakit
RM = rekam medik
RSUD = Rumah Sakit Umum Daerah
SMRS = Sebelum Masuk Rumah Sakit
SOAP = Subjective, Objective, Assessment, Plan
SSP = Sistem Saraf Pusat
TD = tekanan darah
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stroke adalah penyebab cacat nomor satu di dunia. Penyakit ini telah
menjadi masalah kesehatan yang mendunia dan semakin penting, dua pertiga
stroke terjadi di negara-negara yang sedang berkembang (Feigin, 2006). Stroke
merupakan penyebab kematian ketiga di USA, selain penyakit kardiovaskular dan
kanker (Fagan dan Hess, 2005). Jumlah penderita stroke di Amerika Serikat
adalah 4,8 juta. Penelitian di Amerika Serikat menunjukkan bahwa ada > 700.000
kejadian stroke setiap tahunnya, dengan lebih dari 160.000 kematian (Anonim,
2004).
Stroke merupakan penyakit yang memerlukan perawatan jangka panjang
sehingga untuk mendapatkan therapeutic outcome yang baik perlu kerjasama
antara dokter, perawat, apoteker, pasien dan keluarga pasien. Kejadian Drug
Related Problems (DRPs) sangat umum terjadi pada pasien rawat inap yang
berisiko meningkatkan kesakitan, kematian dan biaya (Rahajeng, 2007). Stroke
menjadi suatu masalah yang serius di seluruh dunia. Serangan akut stroke dapat
menyebabkan kematian dalam waktu singkat. Akibat lain yang timbul adalah
kecacatan fisik dan mental pada penderita baik di usia produktif maupun usia
lanjut (Ritarwan, 2003).
Stroke termasuk penyakit otak paling destruktif dengan konsekuensi
yang berat, termasuk beban psikologis, fisik, dan keuangan yang besar pada
pasien, keluarga, dan masyarakat. Otak adalah organ vital yang bertanggung
2
2
jawab atas fungsi mental dan intelektual sesorang. Otak terdiri dari sel-sel otak
yang disebut dengan neuron (Feigin, 2006). Stroke berhubungan erat dengan saraf
atau neuron, dimana kita ketahui bahwa gejala klinik stroke bervariasi dari ringan
hingga berat. Keluhan pasien stroke adalah bicara pelo, lemah atau lumpuh
sebelah anggota gerak, dan berbagai kelainan sistem saraf pusat lainnya. Gejala
yang sering muncul pada pasien stroke adalah merasa lemah di salah satu sisi
tubuh, kesulitan berbicara, gangguan penglihatan, vertigo, atau terjatuh. Penderita
stroke biasanya memiliki banyak tanda tidak berfungsinya sistem saraf (Triplitt,
Reasner, dan Isley, 2005). Pasien pasca serangan stroke dapat kehilangan
produktifitas hidup. Pengobatan dan rehabilitasi perlu kesabaran dalam waktu
yang cukup lama. Cacat badan dapat disertai perubahan psikologi penderitanya
(Garnadi, 2008). Stroke meninggalkan macam-macam akibat, tidak hanya
kelumpuhan dan kelemahan bagian tubuh tetapi juga rasa nyeri. Rasa nyeri timbul
karena tidak lepas dari sebab-sebab utama stroke itu sendiri, yakni rusak atau
terganggunya fungsi normal dari otak (Sutrisno, 2007). Oleh sebab itu, pentingnya
pasien stroke mendapatkan terapi obat sistem saraf pusat.
Kasus stroke di RSUD Banyumas, berada pada peringkat ke-6 dalam
“Sepuluh Besar Penyakit Rawat Inap di Tahun 2008” dengan jumlah kasus 690.
Selain itu, penyakit ini merupakan urutan pertama dari 10 peringkat utama
kematian di Rumah Sakit tahun 2005 (Anonim, 2007). Melihat kenyataan bahwa
banyaknya penderita yang mengalami stroke, untuk itulah peneliti melakukan
penelitian yang berjudul “Evaluasi Drug Related Problems (DRPs) pada
Pengobatan Pasien Stroke di Unit Stroke Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas
3
3
periode Januari Juni 2009 (kajian obat Sistem Saraf Pusat)”. Penelitian dilakukan
terhadap pasien rawat inap di Unit Stroke karena data rekam medik pasien rawat
inap diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih mempresentasikan
kualitas terapi yang sebenarnya.
RSUD Banyumas dijadikan tempat penelitian karena RSUD Banyumas
merupakan salah satu rumah sakit terbaik di Indonesia yang terletak di Kabupaten
Banyumas, Jawa Tengah. Rumah Sakit Umum milik Pemda ini memiliki kualitas
layanan prima yang dikontrol melalui standard mutu ISO 9001:2000. Memiliki
ruang perawatan dari kelas super ekonomi hingga kelas VVIP dengan
mengedepankan penyembuhan dan kenyamanan para pasien (Anonim, 2009a).
Selain itu, RSUD Banyumas memiliki fasilitas Unit Stroke. Unit Stroke adalah
bagian dari rumah sakit yang menangani stroke secara komprehensif dengan
pendekatan terapi dan perawatan multidisipliner. Penanganan di unit ini dapat
menurunkan angka kematian maupun angka kecacatan bila dibandingkan dengan
pasien yang dirawat di luar unit stroke (Retnaningsih, 2008).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasien stroke,
mengetahui distribusi penggunaan obat pada pengobatan pasien stroke,
mengevaluasi DRPs yang terjadi pada pasien stroke berdasarkan data rekam
medik RSUD Banyumas yang meliputi jenis obat, frekuensi pemberian, bentuk
sediaan, cara pemberian dan jumlah penggunaan obat generik maupun non
generik. Selanjutnya data yang diperoleh akan dibandingkan dengan literatur
untuk mengetahui kesesuaian penggunaannya. Penelitian ini dilakukan secara
4
4
berkelompok. Pada penelitian ini lebih difokuskan pada kajian obat Sistem Saraf
Pusat (SSP).
1. Permasalahan
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah, dapat dirumuskan masalah
penelitian sebagai berikut:
a. seperti apa karakteristik pasien stroke di Unit Stroke RSUD Banyumas pada
periode Januari Juni 2009 meliputi jenis kelamin, umur, diagnosa, lama
tinggal, dan outcome pasien?
b. seperti apa distribusi penggunaan obat pada pengobatan pasien stroke meliputi
kelas terapi, sub kelas terapi obat, zat aktif, dan jenis obat?
c. seperti apa distribusi penggunaan obat SSP pada pengobatan pasien stroke
meliputi zat aktif obat, jenis obat, dan cara pemberian obat?
d. seperti apa Drug Related Problems (DRPs) yang terjadi khusus pada
penggunaan obat Sistem Saraf Pusat (SSP) yang meliputi:
1) ada obat yang dibutuhkan (need for additional drug therapy)?
2) ada obat yang tidak dibutuhkan (unnecessary drug therapy)?
3) obat salah (wrong drug)?
4) dosis kurang (dosage too low)?
5) dosis berlebih (dosage too high)?
6) reaksi efek samping obat (adverse drug reaction) dan interaksi obat (drug
interaction)?
5
5
2. Keaslian penelitian
Penelitian mengenai Evaluasi Drug Related Problems (DRPs) pada
Pengobatan Pasien Stroke di Unit Stroke Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas
periode Januari Juni 2009 belum pernah dilakukan sebelumnya. Penelitian ini
merupakan penelitian yang pertama pada tempat tersebut. Penelitian terkait
pernah dilakukan oleh Krismayanti (2007) dengan judul “Evaluasi Drug Related
Problems pada Pengobatan Pasien Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit
Panti Rapih Yogyakarta Tahun 2005”. Penelitian ini berbeda dalam hal kondisi
subyek penelitian, tempat penelitian, dan waktu penelitian yakni dilakukan di
RSUD Banyumas dengan kondisi pasien yang berbeda.
3. Manfaat penelitian
a. Manfaat teoritis. Dapat digunakan untuk meningkatkan konsep pelayanan
kefarmasian klinik serta menjadi salah satu sumber informasi mengenai Drug
Related Problems (DRPs) pada pengobatan stroke.
b. Manfaat praktis.
1) Dapat dijadikan dasar untuk meningkatkan mutu pengobatan penyakit stroke
bagi para dokter.
2) Meningkatkan peran aktif farmasis dalam menunjang pengobatan yang
rasional sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan pada umumnya.
3) Dapat memberi referensi dan informasi dalam pengobatan pasien stroke di
rumah sakit khususnya RSUD Banyumas.
6
6
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umun
Tujuan umun dari penelitian ini adalah mengetahui pemilihan dan penggunaan
terapi yang diberikan pada pasien stroke dan hasil terapi terhadap pasien
stroke di Unit Stroke RSUD Banyumas.
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:
a. mengetahui karakteristik pasien stroke di Unit Stroke RSUD Banyumas pada
periode Januari Juni 2009 meliputi jenis kelamin, umur, diagnosa, lama
tinggal, dan outcome pasien.
b. mengetahui distribusi penggunaan obat pada pengobatan pasien stroke
meliputi kelas terapi, sub kelas terapi obat, zat aktif, dan jenis obat.
c. mengetahui distribusi penggunaan obat SSP pada pengobatan pasien stroke
meliputi zat aktif obat, jenis obat, dan cara pemberian obat.
d. mengevaluasi adanya DRPs pada penggunaan obat Sistem Saraf Pusat (SSP)
yang meliputi adanya obat yang dibutuhkan, obat yang tidak dibutuhkan, obat
salah, dosis kurang, dosis berlebih, reaksi efek samping obat dan interaksi
obat.
7
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Stroke
1. Definisi
Stroke adalah suatu cedera mendadak dan berat pada pembuluh darah
otak. Cedera dapat disebabkan oleh sumbatan bekuan darah, penyempitan
pembuluh darah, sumbatan dan penyempitan, atau pecahnya pembuluh darah.
Semua ini menyebabkan kurangnya pasokan darah yang memadai. Pada stroke,
terjadi hipoksia serebrum yang menyebabkan cedera dan kematian sel-sel neuron
(Corwin, 2000). Kerusakan otak karena stroke terjadi sebagai akibat
pembengkakan dan edema yang timbul dalan 24 sampai dengan 72 jam pertama
setelah kematian sel neuron (Feigin, 2006).
Menurut Iskar (2008), stroke adalah tanda-tanda klinis yang berkembang
cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global), dengan gejala-gejala yang
berlangsung selama 24 jam atau lebih, dapat menyebabkan kematian, tanpa
adanya penyebab lain selain vaskuler.
2. Klasifikasi stroke
Secara garis besar stroke diklasifikasikan menjadi 2 jenis, yaitu iskemik
dan hemoragi (Fagan dan Hess, 2005). Berdasarkan perjalanan klinisnya, stroke
iskemik dikelompokkan menjadi 4 macam.
a. Transient Ischemic Attack (TIA), yaitu serangan stroke sementara yang
berlangsung kurang dari 24 jam.
8
b. Reversible Ischemic Neurologic Deficit (RIND), yaitu gejala neurologis yang
akan menghilang antara lebih dari 24 jam sampai dengan 21 hari.
c. Progessing Stroke atau stroke in evaluation, yaitu kelumpuhan atau defisit
neurologik yang berlangsung secara bertahap dari yang ringan sampai yang
berat.
d. Completed Stroke, yaitu kelainan neurologis yang sudah menetap dan tidak
berkembang lagi (Junaidi, 2004).
Stroke hemoragi sering disebut juga stroke perdarahan, dibedakan
menjadi 2 yaitu perdarahan intraserebral dan perdarahan sub arakhnoid. Disebut
perdarahan intraserebral apabila perdarahan terjadi pada pembuluh darah dan
masuk ke dalam jaringan otak sehingga terjadi hematom. Jika darah arteri dari
sistem pembuluh darah masuk ke dalam rongga sub arakhnoid maka disebut
perdarahan sub arakhnoid (Fagan dan Hess, 2005). Perdarahan intraserebral
sekitar 10-15% dari stroke total sedangkan perdarahan sub arakhnoid hanya 5%
(Feigin, 2006).
3. Penyebab stroke
Stroke iskemik disebabkan oleh aterotrombosis atau emboli yang akan
mengganggu atau memutuskan aliran darah otak atau Cerebral Blood Flow (CBF)
(Wibowo dan Gofir, 2001). Stroke hemoragi terjadi apabila pembuluh darah di
otak pecah. Penyebabnya adalah hipertensi, pecahnya aneurisma, atau malformasi
arterio-venosa (hubungan dengan abnormal). Perdarahan intraserebral dapat
terjadi akibat komplikasi pemberian antikoagulan seperti misalnya warfarin
9
sedangkan perdarahan sub arakhnoid dapat terjadi karena pecahnya aneurisma
(Corwin, 2000).
4. Patofisiologi stroke
Gangguan aliran darah ke otak dapat terjadi oleh beberapa sebab. Pada
caroted atherosclerosis terjadi akumulasi lemak dan sel-sel mengalami inflamasi
yang berefek pada arteri. Bila diikuti dengan hipertropi sel otot polos arterial
menghasilkan pembentukan plak. Pada keadaan stres, plak akan pecah sehingga
terjadi pemejanan kolagen, agregrasi platelet, dan pembentukan klot. Klot ini akan
masuk dalam pembuluh darah sehingga menyebabkan penyumbatan dan
gangguan aliran darah. Pada kasus cardiogenic embolism, pembentukan trombus
dan emboli menyebabkan penurunan cerebral blood flow dan akhirnya iskemik.
Aliran darah menuju otak mempunyai nilai normal 50ml/100g per menit dan
keadaan ini dipelihara oleh rata-rata tekanan arteri 50-150mmHg melalui proses
cerebral autoregulation. Jika aliran darah otak menurun di bawah 20ml/100mg
per menit maka terjadi iskemik, dan jika penurunan terus terjadi sampai di bawah
12ml/100g per menit maka terjadi kerusakan otak yang irreversible yang disebut
infarction (Asanti, Harsono, Sugianto, Widyo, 2003).
Stroke iskemik disebabkan oleh blokade pada pembuluh darah di otak
atau leher karena tiga keadaan yaitu trombus, emboli, dan stenosis. Trombosis
merupakan pembentukan klot yang disebabkan oleh pembentukan plak
arterosklerotik. Emboli adalah pergerakan klot dari bagian lain ke otak atau leher.
Klot ini menyebabkan artivicial valves di jantung atau menyebabkan atrial
fibrilasi, sehingga atrial fibrilasi merupakan faktor risiko stroke. Stenosis adalah
10
penyempitan arteri yang menuju otak atau arteri otak. Klot merupakan 2/3
penyebab stroke (Kasper, Braundwald, Fauci, Hauser, Longo, Jameson, 2005).
Stroke hemoragi adalah perdarahan otak atau ruang sekitar otak yang
disebabkan beberapa penyakit yang berefek pada pembuluh darah. Ada 2 tipe:
a. sub arachnoid disebabkan kerusakan pembuluh darah pada permukaan otak
sehingga darah mengisi ruang antara otak dan tengkorak.
b. perdarahan intraserebral disebabkan kerusakan pembuluh darah otak (Fagan
dan Hess, 2005).
5. Gejala stroke
Gejala yang sering muncul pada pasien stroke adalah merasa lemah di
salah satu sisi tubuh, kesulitan berbicara, gangguan penglihatan, vertigo, atau
terjatuh. Penderita stroke biasanya memiliki banyak tanda tidak berfungsinya
sistem saraf (Triplitt, Reasner, dan Isley, 2005).
6. Faktor risiko stroke
Faktor risiko stroke ada dua, yaitu faktor risiko yang tidak dapat
dikontrol dan faktor risiko yang dapat dikontrol.
a. Faktor risiko yang tidak dapat dikontrol
Faktor risiko yang tidak dapat dikontrol meliputi umur, ras/bangsa, jenis
kelamin, dan riwayat keluarga (Iskandar, 2004).
b. Faktor risiko yang dapat dikontrol
Faktor risiko yang dapat dikontrol antara lain hipertensi, penyakit jantung,
aterosklerosis, kadar kolesterol yang tinggi, Diabetes Mellitus (DM),
11
merokok, obesitas dan kurang aktivitas, penggunaan alkohol dan obat-obatan
terlarang (Feigin, 2006).
7. Diagnosa stroke
Pemeriksaan paling penting untuk mendiagnosa sub tipe stroke adalah
dengan Computerized Tomography (CT) dan Magnetic Resonance Imaging (MRI)
pada kepala. MRI lebih sensitif dalam mendeteksi stroke iskemik ringan (bahkan
pada stadium dini) bila dibandingkan dengan CT tetapi kurang peka dalam
mendeteksi perdarahan intrakranium ringan. CT sangat handal dalam mendeteksi
perdarahan intrakranium (Feigin, 2006).
Dokter dapat memerintahkan mengikuti satu atau lebih test seperti:
a. imaging tests, melihat gambar otak. Meliputi CT scanning (atau disebut juga
MRI (Magnetic Resonance Imaging)). CT scans berguna untuk menemukan
jika stroke disebabkan oleh perdarahan di otak.
b. electrical tests, seperti EEG (electroencephalogram) dan menyebabkan
timbulnya respon untuk merekam impuls listrik dan proses sensorik otak.
c. blood flow tests, seperti test Doppler ultrasound untuk menunjukkan
perubahan aliran darah ke otak.
8. Penatalaksanaan stroke
a. Outcome terapi
Untuk mengurangi kerusakan neurologis secara terus-menerus, mengurangi
mortalitas dan kecacatan dalam waktu yang lama; mencegah komplikasi
sekunder pada imobilitas dan disfungsi neurologis; mencegah kekambuhan
stroke atau stroke ulang (Fagan dan Hess, 2005).
12
b. Tujuan terapi
Tujuan terapi stroke akut adalah untuk mengurangi kerusakan neurologis
secara terus-menerus, mengurangi mortalitas dan kecacatan dalam waktu yang
lama; mencegah komplikasi sekunder pada imobilitas dan disfungsi
neurologis; mencegah kekambuhan stroke atau stroke ulang (Fagan dan Hess,
2005).
c. Sasaran terapi
Sasaran terapi stroke akut difokuskan pada fungsi jantung dan pernapasan
serta secara cepat mengetahui kerusakan akibat iskemik maupun hemoragi
berdasarkan CT scan kepala (Wibowo dan Gofir, 2001). Gangguan sel otak
dibatasi oleh periode waktu yang disebut golden period atau golden hours
yang berkisar 3 sampai dengan 6 jam. Periode waktu ini bervariasi tergantung
dari usia, kondisi, gizi, dan beratnya penyakit. Outcome yang lebih
menguntungkan akan diterima pasien apabila pengobatan tidak melewati
golden period (Junaidi, 2004).
d. Strategi terapi
Strategi terapi dibedakan menjadi dua, yaitu terapi non farmakologi dan terapi
farmakologi.
1) Terapi non farmakologi
Apabila belum terkena stroke maka pencegahan dapat dilakukan
dengan cara diet, menjaga pola makan yang sehat, olahraga, berhenti
merokok, menghentikan konsumsi alkohol, menghindari stres, dan istirahat
yang cukup. Apabila sudah terkena stroke hemoragi maupun iskemik maka
13
terapi non farmakologi dilakukan dengan cara pembedahan. Pada stroke
hemoragi terapi farmakologi dilakukan dengan pembedahan. Pembedahan
rutin tidak dianjurkan untuk pasien dengan hematoma supratentorial namun
mungkin dipertimbangkan dalam keadaan tertentu seperti pembedahan
stereotactic untuk pasien dengan ICH; craniotomy untuk pasien dengan
hematoma dangkal (kurang dari 1cm dari permukaan). Bedah evakuasi dapat
dilakukan untuk hematoma dengan diameter kurang dari 3cm pada beberapa
pasien. Pada pasien ICH yang memiliki riwayat hipertensi, tekanan darah
arteri harus dipelihara di bawah 130mmHg (Chair, Chris, L, Chris, dan Erin,
2007).
2) Terapi farmakologi
Terapi farmakologi pada stroke iskemik dengan terapi antitrombolitik,
antiplatelet, atau antikoagulan untuk menghilangkan sumbatan aliran darah
seperti misalnya Aspirin. Aspirin (150-300 mg) harus diberikan sesegera
mungkin setelah timbulnya gejala stroke (dalam waktu 48 jam) jika CT
scan/MRI menunjukkan stroke iskemik. Penggunaan rutin antikoagulan
(misalnya heparin) pada pasien stroke hemoragi tidak dianjurkan.
Antikoagulan biasanya tidak direkomendasi untuk mengganti trombolisis
intravena dan tidak diberikan pada pasien dengan stroke sedang atau berat
karena dapat meningkatkan risiko pendarahan intrakranial. Tekanan darah
pasien mungkin turun secara spontan pada 24 jam pertama setelah stroke.
Pasien yang akan diberikan rtPA harus memiliki tekanan darah sistolik kurang
dari sama dengan 185mmHg dan tekanan darah diastolik kurang dari sama
14
dengan 110mmHg. Pasien yang tekanan darahnya meningkat secara terus-
menerus, TD sistolik lebih besar dari 220mmHg atau TD diastolik lebih besar
dari 120mmHg akan diberikan terapi antihipertensi. Hiperglikemia pada range
140–185mg/dL pada pasien stroke diberikan terapi insulin. Hyperbaric oxygen
tidak digunakan pada pasien stroke akut kecuali pada kasus air embolus. rtPA
merupakan pilihan pengobatan untuk trombolisis pada stroke akut.
Intraarterial trombolisis mungkin digunakan pada pasien dengan penyumbatan
pada arteri serebral yang ditemukan dalam 6 jam setelah terjadinya gejala
(Jeffrey, 2007).
Tak satu pun percobaan tentang obat yang bertujuan untuk
menyelamatkan otak dari sumbatan seperti neuroprotektor dan obat untuk
mengurangi oedema serebral. Obat penekan fungsi sistem saraf pusat (seperti
ansiolitik dan tranquilliser) dan sedatif sebaiknya dihindari. Untuk pengobatan
nyeri bahu dimulai dengan perlakuan yang sederhana seperti obat anti
inflamasi non steroid. Apabila hal ini tidak bekerja dengan baik, pengobatan
dapat dilakukan dengan perangsang saraf elektrik transkutan (Philp, 2004).
9. Pencegahan stroke
Pedoman pencegahan stroke (Anonim, 2009b):
a. mengetahui tekanan darah, apabila terjadi peningkatan tekanan darah hubungi
dokter agar tekanan darah dikontrol. Tekanan darah yang tinggi adalah
penyebab pasti terjadinya stroke. Apabila memiliki riwayat hipertensi, periksa
tekanan darah minimal sekali setahun atau lebih.
15
b. atrial fibrillation (AF), apabila memiliki AF, periksalah ke dokter untuk
mengurusnya. AF dapat menyebabkan darah terkumpul di bilik hati. Darah
yang membeku dapat menyebabkan stroke. AF dapat dideteksi dengan
mengecek denyut nadi.
c. berhenti merokok, karena merokok berisiko ganda menyebabkan stroke.
d. kurangi minum alkohol, mengonsumsi alkohol dalam jumlah sedikit pun dapat
meningkatkan tekanan darah sehingga meningkatkan risiko stroke.
e. ketahui nilai kolesterol, penurunan nilai kolesterol dapat mengurangi risiko
stroke. Kolesterol yang tinggi dapat meningkatkan risiko penyakit hati,
dimana hal ini merupakan faktor risiko stroke.
f. kontrol diabetes, diabetes dapat meningkatkan risiko stroke. Dokter akan
menganjurkan program nutrisi, perubahan gaya hidup, dan meresepkan obat
yang dapat membantu mengontrol diabetes.
g. aktivitas fisik, berjalan, berenang atau aktivitas fisik lainnya minimal
30menit/hari dapat meningkatkan kesehatan dan menurunkan risiko stroke.
h. rendah sodium dan rendah lemak, dengan menghindari sodium dan lemak
dapat menurunkan tekanan darah dan mengurangi risiko terhadap stroke.
i. gejala stroke, apabila memiliki gejala stroke, lakukan pengobatan dengan
segera.
B. Drug Related Problems (DRPs)
Drug Related Problem (DRPs) didefinisikan sebagai peristiwa yang
tidak diinginkan yang dialami oleh pasien yang melibatkan atau kemungkinan
melibatkan terapi obat dan berpotensi bertentangan dengan hasil yang diinginkan
16
pasien. Drug Related Problem (DRPs) sering juga disebut Drug Therapy
Problems atau masalah-masalah yang berhubungan dengan obat. Drug Related
Problem (DRPs) terdiri dari aktual DRPs, yaitu masalah yang sedang terjadi
berkaitan dengan terapi yang sedang diberikan pada penderita dan potensial
DRPs, yaitu masalah yang diperkirakan akan terjadi berkaitan dengan terapi yang
sedang diberikan pada penderita (Cipolle, Strand, dan Morley, 1998).
Masalah-masalah dalam kajian DRPs dapat ditunjukkan oleh
kemungkinan penyebab DRPs di bawah ini.
1. Butuh obat (need for additional drug)
Jika pasien dengan kondisi yang membutuhkan kombinasi obat, kondisi kronis
membutuhkan kelanjutan terapi obat, kondisi baru yang membutuhkan obat,
dan kondisi yang berisiko sehingga membutuhkan obat untuk mencegahnya.
Pasien akan mendapat risiko tinggi bila tidak mendapatkan terapi tambahan
(Cipolle, Strand, dan Morley, 1998).
2. Tidak perlu obat (unnecessary drug)
Jika tidak ada indikasi pada saat itu, pemakaian multiple drug yang seharusnya
cukup dengan single drug terapi, dan pasien minum obat untuk mencegah efek
samping obat lain yang seharusnya dapat dihindarkan. Pasien akan mengalami
komplikasi akibat mendapatkan obat yang tidak dibutuhkan (Cipolle, Strand,
dan Morley, 1998).
3. Obat tidak tepat (wrong drug)
Jika obat yang diberikan bekerja tidak efektif (kurang sesuai dengan
indikasinya), pasien mempunyai alergi terhadap obat-obat tertentu, obat yang
17
diberikan memiliki faktor risiko kontraindikasi dengan obat lain yang juga
dibutuhkan, efektif namun tidak ekonomis, penggunaan antibiotika yang
sudah resisten terhadap infeksi pasien, dan adanya kombinasi obat yang tidak
perlu (Cipolle, Strand, dan Morley, 1998).
4. Dosis kurang (dosage too low)
Jika dosis yang diberikan terlalu rendah untuk memberikan efek dan
konsentrasi obat di bawah jendela terapi (Cipolle, Strand, dan Morley, 1998).
5. Dosis berlebih (dosage too high)
Jika dosis yang diberikan terlalu tinggi untuk memberikan efek dan
konsentrasi obat di atas jendela terapi (Cipolle, Strand, dan Morley, 1998).
6. Interaksi obat (adverse drug reaction)
Jika ada reaksi alergi terhadap obat, ada faktor risiko yang membahayakan
bagi pasien, dan ada interaksi dengan obat lain, dan hasil laboratorium
berubah akibat penggunaan obat (Cipolle, Strand, dan Morley, 1998).
7. Ketidaktaatan pasien (uncomplience)
Jika pasien tidak menerima obat sesuai regimen karena medication error
(peresepan, penyerahan obat dan monitoring pasien), tidak taat pada instruksi,
pasien tidak membeli obat yang disarankan karena mahal, tidak mengambil
obat karena tidak memahami, pasien tidak menggunakan obat karena
ketidaktahuan cara pemakaian obat, pasien tidak menggunakan obat karena
ketidakpercayaan dengan produk obat yang dianjurkan (Cipolle, Strand, dan
Morley, 1998).
18
C. Sistem Saraf Pusat (SSP)
Sistem saraf merupakan salah satu sistem dalam tubuh yang dapat
berfungsi sebagai media untuk berkomunikasi antar sel maupun organ dan juga
berfungsi sebagai pengendali berbagai sistem organ lain serta dapat pula
memproduksi hormon. Berdasarkan struktur dan fungsinya, sistem saraf dapat
dibagi menjadi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi (Anonim, 2009b).
(Anonim, 2009b).
Gambar 1. Skema Sistem Saraf Manusia
Susunan saraf pusat dibagi menjadi otak depan, otak tengah, otak
belakang, dan korda spinalis. Otak tengah dan otak belakang bersama-sama
membentuk batang otak (Corwin, 2000). Sistem Saraf Pusat (SSP) adalah organ
yang bertanggung jawab dalam sistem kontrol dan penjagaan fungsi-fungsi
kesadaran. SSP terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang (medulla spinalis)
19
yang mempunyai beragam pusat dengan fungsi yang berbeda-beda (Anonim,
2009b).
1. Otak
Otak (brain) terletak di dalam rongga kepala yang terlindung oleh tulang
tengkorak (cranium), selaput otak (meninges) dan cairan serebrospinal. Otak
dilindungi 3 lapisan selaput otak. Ketiga lapisan tersebut dari luar ke dalam adalah
durameter, arakhnoid dan piameter. Otak dibagi menjadi enam bagian utama.
Gambar 2. Stuktural Otak
a. Otak besar (serebrum)
Otak besar berfungsi dalam pengaturan semua aktifitas mental yaitu
yang berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran
dan pertimbangan. Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan
sadar atau sesuai dengan kehendak (Anonim, 2009b).
Serebrum terdiri atas dua belahan (hemisfer). Setiap hemisfer terdiri
atas empat lobus, yaitu lobus frontalis, oksipitalis, temporalis, parietalis.
1) Lobus frontalis
Lobus frontalis menerima informasi dari seluruh otak dan menggabungkan
informasi-informasi tersebut menjadi pikiran rencana, dan perilaku. Lobus
20
frontalis bertanggung jawab atas perilaku, penentuan keputusan moral, dan
pemikiran yang kompleks.
2) Lobus oksipitalis
Lobus oksipitalis adalah lobus posterior korteks serebrum. Lobus ini terletak
di sebelah posterior dari lobus parietalis dan di atas fisura parieto-oksipitalis,
yang memisahkannya dari serebelum. Lobus ini berfungsi sebagai pusat
asosiasi visual utama (pusat penglihatan). Lobus ini menerima informasi yang
berasal dari retina mata.
3) Lobus temporalis
Lobus temporalis mencakup bagian korteks serebrum yang berjalan ke bawah
dari fisura lateralis dan ke sebelah posterior dari fisura parieto-oksipitalis.
Lobus temporalis adalah daerah asosiasi primer untuk informasi auditorik dan
juga terlibat dalam interpretasi bau serta penyimpanan ingatan.
4) Lobus parietalis
Lobus parietalis adalah daerah korteks yang terletak di belakang sulkus
sentralis, di atas fisura lateralis, dan meluas ke belakang ke fisura parieto-
oksipitalis. Lobus ini merupakan daerah sensorik primer otak untuk rasa raba
(pusat sentuhan) dan pendengaran (Corwin, 2000).
b. Otak kecil (serebelum)
Serebelum terletak tepat di bawah bagian posterior otak besar.
Serebelum merupakan pusat keseimbangan gerak, koordinasi gerak otot, serta
posisi tubuh. Tepat di bagian bawah serebelum terdapat jembatan Varol
(Anonim, 2009b). Serebelum mengontrol gerakan-gerakan cepat berulang
21
seperti aktivitas mengetik, bermain piano, dan mengendarai sepeda (Corwin,
2000).
c. Otak depan (diensefalon)
Otak depan terdiri atas talamus dan hipotalamus. Talamus menerima
semua informasi sensorik yanng datang (kecuali bau) lalu memancarkannya ke
korteks serebrum. Talamus juga merupakan bagian dari RAS (Reticular
Activating System atau sistem pengaktivan retikular) yaitu suatu kelompok
neuron yang luas yang penting dalam membuat seseorang terjaga (Corwin,
2000).
Hipotalamus membentuk dasar diensefalon. Hipotalamus
bertanggung jawab untuk mempertahankan homeostasis. Hipotalamus
berintegrasi dan mengarahkan informasi mengenai suhu, rasa lapar, aktivitas
susunan saraf otonom, dan status emosi (Corwin, 2000).
d. Otak tengah (mesensefalon)
Bagian terbesar otak tengah adalah lobus optikus yang berhubungan
dengan gerak refleks mata. Selain itu otak tengah juga berfungsi mengontrol
gerakan, kedudukan tubuh dan kesadaran (Anonim, 2009b).
e. Jembatan Varol (Pons Varolii)
Pons Varolii berfungsi menghantarkan impuls otot-otot bagian kiri
dan kanan tubuh. Pons Varolii ini juga berfungsi menghubungkan otak besar
dengan otak kecil (Anonim, 2009b).
22
f. Medulla oblongata
Medulla oblongata merupakan lanjutan otak yang menghubungkan
otak dengan sumsum tulang belakang. Medulla oblongata berfungsi mengatur
denyut jantung, pelebaran dan penyempitan pembuluh darah, gerak menelan,
bersin, bersendawa, batuk, muntah dan pusat pernapasan (Anonim, 2009b).
2. Sumsum Tulang Belakang
Sumsum tulang belakang (medula spinalis) terdapat di dalam tulang
belakang yang menonjol membentuk sayap punggung (tanduk dorsal) dan sayap
perut (tanduk ventral). Materi sumsum tulang belakang mirip dengan otak, tetapi
susunannya berbeda. Pada otak, materi yang berwarna kelabu terdapat pada
bagian luar atau kulitnya (korteks) dan bagian putih terletak di dalamnya.
Sedangkan pada sumsum tulang belakang pada bagian dalam terdapat materi
kelabu berbentuk seperti sayap kupu-kupu dan bagian luarnya berupa materi
berwarna putih (Anonim, 2009b).
Sumsum tulang belakang berfungsi sebagai pusat saraf yang meneruskan
impuls ke otak dan sebagai pusat gerak refleks. Rangsangan (impuls sensorik)
yang mengenai organ reseptor merambat melalui tanduk dorsal menuju sumsum
tulang belakang dan menjadi impuls motorik. Kemudian impuls keluar dari
sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral menuju ke efektor. Pada tanduk
dorsal terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi konektor) yang akan
menerima impuls dari sel saraf sensorik dan akan menghantarkannya ke sel saraf
motorik (Anonim, 2009b).
23
D. Obat Sistem Saraf Pusat (SSP)
Obat-obatan stimulan sistem saraf pusat adalah obat-obatan yang dapat
bereaksi secara langsung ataupun secara tidak langsung pada SSP (Sunardi, 2008).
Obat SSP yang digunakan pada pengobatan pasien stroke antara lain pirasetam,
Neurotam®, alprazolam, penitoin, paracetamol, Analsik®, Noocephal®,
Encebion®, Neurocet®, Alganak®, Pamol®, Kalmeco®, Meticobal®,
meloksikam, Aspilet®, dan Merflam®.
Obat yang bekerja pada susunan saraf pusat merangsang atau
menghambat aktivitas susunan saraf pusat secara umum atau spesifik, tetapi ada
sebagian obat yang merangsang satu bagian dan merangsang bagian lain, seperti
psikotropika. Obat yang termasuk golongan psikotropika yang digunakan oleh
pasien adalah ansiolitik.
1. Sub kelas terapi obat SSP
Menurut MIMS edisi 8 tahun 2008/2009, kelas terapi obat Sistem Saraf
Pusat (Central Neuron System) dibagi menjadi 15 sub kelas terapi yaitu
Ansiolitik; Hipnotik dan Sedativa; Antidepresan; Antipsikosis; Antikonvulsan;
Obat SSP Golonan Lain dan Obat ADHD; Obat Penyakit Neurogeneratif; Obat
Anti Parkinson; Obat Antivertigo; Analgesik (Opiat); Analgesik (non Opiat) dan
Antipiretik; Obat Anti Inflamasi non steroid (OAINS); Obat untuk Nyeri
Neuropatik; Praparat Antimigren; dan Nootropik dan Neurotonik.
Analgesik (non opiat) dan antipiretik digunakan untuk pengobatan
simptomatik yaitu hanya untuk meringankan gejala penyakit, tidak
menyembuhkan atau menghilangkan penyebab penyakit (Siswandono dan
24
Soekardjo, 1995). Obat golongan ansiolitik diberikan pada pasien untuk
menghilangkan rasa cemas dan pasien menjadi tenang. Pasien butuh istirahat,
seringkali pasien mengalami sulit tidur karena rasa cemas dan rasa sakit yang
menyerang.
Analgesik non opioid seperti misalnya parasetamol dan asetosal (dan
AINS lainnya) cocok untuk nyeri muskuloskeletal. Asetosal diindikasikan untuk
sakit kepala, nyeri muskuloskeletal sementara, dismenore, dan demam. Asetosal
makin banyak dipakai karena sifat antiplatelet. Tingkat kemanjuran parasetamol
mirip asetosal tetapi tidak memiliki anti inflamasi yang berarti. Parasetamol
kurang mengiritasi lambung, oleh sebab itu parasetamol lebih disukai daripada
asetosal (khususnya pada kelompok lanjut usia) (Anonim, 2000).
Perlindungan pada otak di sekitar daerah yang mengalami iskemik masih
dalam penelitian. Beberapa obat telah digunakan untuk keperluan ini tetapi belum
jelas benar efek perlindungan fungsi neurologinya, karena penyebab kematian
neuronal sangat banyak. Untuk itu sering digunakan kombinasi beberapa
neuroprotektan, seperti: pirasetam, sitikolin, kortikosteroid, Calcium Chanel
Blocker (Orgogozo, 1999).
2. Perlindungan fungsi SSP
a. Pirasetam.
Pirasetam adalah derivat neurotransmiter gamma aminobutyric acid
(GABA) yang mempunyai berbagai efek fisiologi. Pada level neuronal,
pirasetam memodulasi neurotransmisi pada kisaran sistem transmiter
(termasuk kolinergik dan glutaminergik). Pada level vaskuler, mengurangi
25
adhesi eritrosit pada endotelium vaskuler, menghalangi vasospasme, dan
memfasilitasi mikrosirkilasi.
Percobaan menggunakan pirasetam pada 927 pasien diberikan 12 jam
setelah serangan menunjukkan manfaat yang ditunjukkan melalui CT scan.
Pirasetam tidak boleh diberikan pada pasien disfungsi hepatik atau kerusakan
ginjal parah (Orgogozo, 1999).
b. Antiepilepsi.
Antiepilepsi digunakan untuk mencegah kejang sehingga melindungi
fungsi neuronal pada stroke akut. Obat-obat yang biasa digunakan adalah
fenitoin, lamotrigine, topiramate. Lamotrigine dan topiramate menghambat
eksitatori aktivitas neurotransmitter (Adams, Zoppo, Goldstein, 2005).
Profilaksi antiepilepsi misalnya fenitoin dengan dosis titrasi 14-
23mg/dl dapat diberikan selama satu bulan pada pasien stroke perdarahan
intraserebral. Jika tidak ada kejang, dosis diturunkan kemudian dihentikan
(Setyopranoto, 2008).
3. Beberapa contoh obat SSP
Neuroproteksi adalah mekanisme dan strategi yang digunakan untuk
melindungi sel neuron di Sistem Saraf Pusat (SSP/CNS) dari lesi dan degenerasi.
Tujuan neuroproteksi adalah untuk membatasi kematian/disfungsi neuron setelah
lesi SSP dan mencoba untuk mempertahankan kemungkinan tertinggi keutuhan
interaksi seluler di dalam otak berakhir pada fungsi neuronal yang tidak
terganggu.
26
Contoh obat beserta indikasinya berdasarkan MIMS edisi 8 tahun 2008/2009.
Nama obat Zat aktif Sub kelasterapi
Indikasi
Aspilet®asam asetilsalisilat
Pengobatan dan pencegahanangina pektoris dan infarkmiokardium
Pamol® Analgesik dan antipiretik
paracetamolparacetamol
Analgesik(Non opioid)danAntipiretik,
Meringankan rasa sakit padasakit kepala serta menurunkandemam
Alganak®Ansietas, ansietas-depresi,gangguan panik
alprazolamalprazolam
AnsiolitikKecemasan yang berhubungandengan depresi dan gangguanpanik
phenytoin phenytoin Antikonvulsan Terapi semua jenis epilepsi
Analsik®metampirondandiazepam
Sakit kepala psikis, nyeri saraf
meloksikam meloksikam Osteo Artritis, AR
Merflam®kaliumdiklofenak
NonsteroidalAnti-inflammatoryDrug(NSAID)
Nyeri inflamasi danpembengkakan pasca traumadan pasca bedah
Kalmeco® Terapi neuropati perifer
Meticobal®mecobalamin
Neuropati periferNeurocet® Inj: terapi infark serebral
Encebion®disfungsi serebral sehubungandengan akibat pasca trauma
Neurotam®
Kemunduran daya pikir,gangguan reaksi psikomotor,disfungsi serebral sehubungandengan akibat pasca trauma.
Noocephal®Penyakit serebrovaskuler daninsufisiensi sirkulasi serebral.Sindrom pasca trauma.
piracetam
piracetam
Nootropik danNeurotonik
Oral: gejala involusional yangberhubungan dengan usialanjut, gejala pasca trauma.Inj: terapi infark serebral
Penderita neuropati perifer, saraf-saraf di susunan saraf tepi telah rusak.
Kerusakan saraf dapat timbul oleh berbagai macam penyebab, seperti penyakit,
27
cedera fisik, keracunan atau malnutrisi. Hal-hal tersebut dapat mempengaruhi baik
saraf-saraf afferent atau efferent. Tergantung dari penyebab kerusakannya, axon
sel saraf, selubung myelin atau keduanya dapat rusak atau hancur sama sekali.
E. Keterangan Empiris
Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi pengobatan pada pasien
stroke di Unit Stroke Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas periode Januari Juni
2009 yang terkait dengan Drug Related Problems (DRPs) yaitu masalah-masalah
yang dapat timbul selama pasien diberi terapi, meliputi obat yang dibutuhkan,
obat yang tidak dibutuhkan, obat salah, dosis kurang, dosis berlebih, reaksi efek
samping, dan interaksi obat.
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian mengenai “Evaluasi Drug Related Problems (DRPs) pada
Pengobatan Pasien Stroke di Unit Stroke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Banyumas periode Januari Juni 2009 (Kajian Sistem Saraf Pusat)” merupakan
jenis penelitian non eksperimental dengan rancangan deskriptif evaluatif yang
bersifat retrospektif. Penelitian ini termasuk penelitian non eksperimental karena
penelitian tidak memberikan perlakuan pada subjek penelitian. Penelitian
deskriptif adalah penelitian yang hasilnya berupa deskripsi keadaan obyek
penelitian tanpa memberikan kesimpulan yang berlaku umum (Arief, 2008). Data
diperoleh dari rekam medik (medical record) pasien stroke yang dirawat inap di
Unit Stroke RSUD Banyumas periode Januari Juni 2009. Data yang diperoleh
kemudian dievaluasi dan dideskriptifkan fenomena kesehatan yang ada.
Penelitian ini dilakukan oleh tiga orang, dengan pembagian cakupan
penelitian seperti Gambar 3.
Gambar 3. Cakupan Penelitian Evaluasi DRPs pada Pengobatan PasienStroke di Unit Stroke RSUD Banyumas Periode Januari Juni 2009
Pada penelitian ini akan dikaji mengenai obat Sistem Saraf Pusat (SSP) pada
pengobatan pasien stroke.
29
B. Definisi Operasional
1. Stroke dalam penelitian ini adalah penyakit stroke berupa hasil diagnosa
dokter yang tertulis pada rekam medik pasien dengan atau tanpa melakukan
CT scan.
2. Pasien dalam penelitian ini adalah pasien stroke awal yang menjalani
perawatan inap di Unit Stroke RSUD Banyumas periode Januari Juni 2009
yang mendapat obat kardiovaskuler, antibiotik dan obat sistem saraf pusat.
3. Karakteristik pasien yang dibahas dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin,
umur, diagnosa, lama tinggal, dan outcome pasien.
4. Pola penggunaan obat adalah tata cara pelayanan kesehatan dalam wujud
pemberian obat kepada pasien stroke meliputi kelas terapi, sub kelas terapi,
zat aktif, jenis obat, dan cara pemberian obat yang digunakan.
5. Subkelas terapi adalah kelompok obat berdasarkan MIMS edisi 8 tahun
2008/2009.
6. Jenis obat adalah obat paten dan obat generik yang digunakan pada
pengobatan pasien stroke selama di rawat di Unit Stroke RSUD Banyumas.
7. Cara pemberian obat adalah cara obat diberikan/digunakan pada pasien,
seperti oral atau injeksi (khusus pada obat SSP).
8. Lama tinggal adalah jumlah hari selama pasien dirawat di Unit Stroke RSUD
Banyumas.
9. Outcome pasien membaik apabila pasien sudah tidak menjalani perawatan di
Unit Stroke. Pasien yang pindah ke bangsal dianggap sudah membaik.
30
10. Drug Related Problems (DRPs) adalah suatu peristiwa yang tidak diinginkan
yang melibatkan atau dicurigai melibatkan terapi obat yang benar-benar atau
berpotensi bertentangan dengan hasil yang diharapkan oleh pasien.
11. Kasus adalah subjek penelitian yang berjumlah 25 pasien.
12. Obat Sistem Saraf Pusat (SSP) adalah obat yang digunakan pada terapi
penyakit stroke yang masuk dalam kelas terapi sistem saraf pusat berdasarkan
MIMS edisi 8 tahun 2008/2009.
13. Pemakaian obat adalah jumlah pemakaian/penggunaan obat generik/non
generik pada semua kasus pasien stroke.
14. Rekam medik merupakan lembar catatan medik dari pasien di Unit Stroke
RSUD Banyumas yang berisi nomor rekam medik, jenis kelamin, umur,
pemeriksaan fisik, tanggal masuk dan tanggal keluar, riwayat penyakit,
riwayat alergi, riwayat obat, riwayat penyakit keluarga, keluhan masuk, hasil
laboratorium yang berkaitan, lama rawat inap, catatan perkembangan pasien,
terapi/obat yang diberikan, dosis dan frekuensi pemberian obat serta outcome
pasien saat keluar dari rumah sakit.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 25
kasus yang merupakan pasien stroke di Unit Stroke periode Januari Juni 2009
yang memenuhi kiteria inklusi dan eksklusi.
1. Kriteria inklusi: pasien stroke yang mendapat obat kardiovaskular, antibiotik
dan obat sistem saraf pusat selama dirawat di Unit Stroke RSUD Banyumas.
31
2. Kriteria eksklusi: pasien yang tidak mendapatkan antibiotik dan obat sistem
saraf pusat selama dirawat di Unit Stroke RSUD Banyumas, pasien yang
dirawat inap kurang dari 4 hari.
Gambar 4. Penentuan Subjek Penelitian
Keterangan:
= rekam medik yang digunakan sebagai subjek penelitian.
Selama periode Januari Juni 2009 terdapat 88 kasus (tetapi pihak rumah sakit
hanya memberikan 44 rekam medik). Kemudian dilakukan seleksi pada rekam
medik yang ada sehingga yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi
sebanyak 25 kasus.
D. Bahan Penelitian
Bahan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar
rekam medik (medical rcord) atau catatan medik pasien stroke di Unit Stroke
RSUD Banyumas periode Januari Juni 2009 yang sesuai dengan kriteria inklusi
dan eksklusi.
E. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Unit Stroke RSUD Banyumas yang beralamat
di Jalan Rumah Sakit No. 1 Banyumas, Jawa Tengah, Indonesia.
32
F. Jalannya Penelitian
Dalam menyelesaikan penelitian ini, dilakukan 3 tahapan yaitu
penelusuran situasi, pengumpulan data, dan analisa data.
1. Penelusuran situasi
Dilakukan dengan mencari informasi mengenai penyakit yang masuk
kriteria 10 besar penyakit tertinggi pada instalasi rawat inap di RSUD Banyumas
tahun 2008. Kasus stroke di RSUD Banyumas pada tahun 2008 berada pada
peringkat ke-6 dalam “Sepuluh Besar Penyakit Rawat Inap di Tahun 2008”
dengan jumlah kasus 690. Kemudian dilakukan pengurusan perijinan di fakultas
Farmasi USD dan RSUD Banyumas untuk melakukan penelitian di rumah sakit
tersebut.
2. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan di Unit Stroke RSUD Banyumas. Saat
melakukan penelitian, pihak Rumah Sakit memberikan rekam medik tahun 2009.
Penelitian dilakukan pada awal bulan Juli, sehingga data yang diamati adalah
rekam medik periode Januari Juni tahun 2009. Jumlah pasien seluruhnya sebanyak
sebanyak 88 pasien, tetapi pihak rumah sakit hanya memberikan 44 rekam medik.
Dari jumlah yang ada, diambil data rekam medik pasien yang memenuhi kriteria
inklusi dan eksklusi yaitu pasien stroke awal yang mendapat obat kardiovaskular,
antibiotik dan obat sistem saraf pusat. Data yang diperoleh merupakan data yang
digunakan dalam penelitian yaitu 25 kasus.
Dilanjutkan dengan pencatatan data yang meliputi : nomor rekam medik,
jenis kelamin, umur, tanggal masuk dan tanggal keluar, keluhan utama dan
33
riwayat penyakit, gejala-gejala waktu serangan, pemeriksaan neurologis,
pemeriksaan fisik umum, pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan radiologis,
diagnosis, faktor resiko, pelaksanaan pemberian obat di ruumah sakit yang
meliputi nama obat, cara pemberian, dosis, dan frekuensi pemberian obat serta
outcome pasien saat keluar dari rumah sakit.
3. Analisa Data
a. Karakteristik pasien.
1) Persentase jenis kelamin pasien, didapat dengan membagi kelompok laki-laki
dan perempuan pada masing-masing jenis stroke dengan jumlah pasien pada
jenis stroke tersebut dikali 100 %.
2) Rata-rata umur pasien, didapat dengan membagi jumlah umur pada masing-
masing jenis stroke dengan jumlah pasien pada kelompok stroke tersebut.
3) Persentase diagnosa, didapat dengan membagi jumlah pasien pada kelompok
stroke (iskemik/hemoragi) dengan jumlah sampel dikali 100%.
4) Rata-rata lama tinggal pasien, didapat dengan membagi jumlah hari lama
tinggal pasien pada masing-masing jenis stroke dengan jumlah pasien pada
kelompok stroke tersebut.
5) Persentase outcome pasien, didapat dengan membagi jumlah pasien dalam
kelompok berdasarkan keadaan pasien setelah keluar dari rumah sakit dengan
jumlah sampel dikali 100%.
b. Distribusi Penggunaan Obat pada Pengobatan Pasien Stroke
1) Persentase kelas terapi obat, didapat dengan membagi jumlah kasus pada tiap
kelas terapi dengan jumlah kasus dikali 100%.
34
2) Masing-masing kelas terapi dibuat tabel yang berisi subkelas terapi, nama zat
aktif, jenis obat, dan jumlah kasus. Pembagian kelas terapi berdasarkan
panduan MIMS edisi 8 tahun 2008/2009.
3) Rata-rata penggunaan obat SSP pada tiap kasus, didapat dengan membagi
jumlah total penggunaan obat SSP dengan jumlah kasus.
4) Persentase jenis obat (generik vs non generik) SSP, didapat dengan membagi
jumlah obat pada masing-masing kelompok dengan jumlah obat SSP dikali
100%.
c. Evaluasi Kejadian DRPs
Dari sampel yang diperoleh, obat Sistem Saraf Pusat (SSP) yang
diresepkan kepada pasien stroke dievaluasi DRPs menggunakan metode SOAP
(Subjective, Objective, Assessment, Plan) pada masing-masing kasus. Untuk kasus
dengan jenis obat yang sama, tabel SOAP hanya dibuat satu kasus sebagai contoh
kemudian dibuat rangkuman pembahasan DRPs yang terjadi dalam bentuk tabel
yang berisi nomor kasus, jenis obat, penilaian, dan rekomendasi.
1) DRPs yang akan dilakukan meliputi: obat yang dibutuhkan (need for
additional drug therapy), obat yang tidak dibutuhkan (unnecessary drug
therapy), obat salah (wrong drug), dosis kurang (dosage too low), dosis
berlebih (dosage too high), dan reaksi efek samping obat (adverse drug
reaction), dan interaksi obat (drug interaction). Kepatuhan pasien tidak
diikutsertakan karena penelitian ini bersifat retrospektif.
35
2) Digunakan acuan Drug Information Handbook 14th edition, MIMS edisi 8
tahun 2008/2009, dan IONI 2000 untuk kesesuaian dosis dan frekuensi
pemberian obat.
3) Tiap kelompok DPRs yang ada dibagi dengan jumlah seluruh kejadian DPRs
dari semua kelompok kemudian dikali 100%.
G. Gambaran Hasil Penelitian
Hasil penelitian akan disajikan dalam bentuk tabel dan gambar. Data
pada karakteristik pasien akan disajikan berupa gambar sedangkan data pada
distribusi penggunaan obat dan evaluasi DRPs akan disajikan dalam bentuk tabel.
H. Kesulitan Penelitian
Kesulitan yang dihadapi penulis selama penelitian adalah
ketidaklengkapan data rekam medik. Sebagai contoh saat menentukan lama
tinggal pasien, tanggal keluar pasien tidak sama dengan tanggal terakhir
pemberian obat sehingga diasumsikan tanggal keluar pasien merupakan tanggal
terakhir pasien menerima obat di rumah sakit. Selain itu, penelitian ini dilakukan
secara retrospektif sehingga peneliti tidak dapat melihat kondisi pasien secara
langsung. Oleh sebab itu DRPs mengenai kepatuhan pasien tidak dapat teramati.
36
Proses penelitian digambarkan seperti skema berikut :
Gambar 5. Alur Proses Penelitian
Perijinan
Perijinan dari Fak. Farmasi USD
Yogyakarta
Perijinan dari RSUD Banyumas
Pelaksanan Penelittian
Penentuan Sampel
Pengumpulan Data
Analisis Data
Pembahasan
Kesimpulan
Persiapan
Studi Pustaka
Penyusunan Proposal
Penelusuran Situasi
37
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini merupakan suatu penelitian retrospektif yang berjudul
“Evaluasi Drug Related Problems (DRPs) pada Pengobatan Pasien Stroke di Unit
Stroke RSUD Banyumas Periode Januari Juni 2009 (Kajian Obat Sistem Saraf
Pusat)”. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui karakteristik pasien
stroke, melihat distribusi penggunaan obat pada pengobatan pasien stroke,
distribusi penggunaan obat sistem saraf pusat, dan juga untuk mengevaluasi
kejadian DRPs yang terjadi pada penggunaan obat sistem saraf pusat.
Hasil penelitian akan disajikan dalam 4 bagian yaitu karakteristik pasien
stroke, distribusi penggunaan obat pada pasien stroke, distribusi penggunaan obat
sistem saraf pusat pada pengobatan pasien stroke, dan evaluasi kejadian DRPs.
A. Karakteristik Pasien Stroke
Pasien stroke di Unit Stroke RSUD Banyumas Periode Januari Juni 2009
yang digunakan sebagai subjek penelitian ini sebanyak 25 kasus. Dari jumlah
tersebut akan dilihat karakteristik pasien berdasarkan jenis kelamin, umur,
diagnosa, lama tinggal, dan outcome pasien. Masing-masing karakteristik akan
dijelaskan dan disajikan dalam bentuk gambar.
1. Karakteristik pasien berdasarkan jenis kelamin
Dari 25 pasien yang diteliti, 18 pasien perempuan (72%) dan 7 pasien
laki-laki (28%). Hal ini tidak sesuai dengan Anonim (2004) yang menyebutkan
prevalensi stroke pada pria 1,25 kali lebih besar dibandingkan wanita.
38
Apabila dilihat dari masing-masing jenis stroke, baik pada stroke
hemoragi maupun stroke iskemik pasien dengan jenis kelamin perempuan selalu
lebih banyak. Tingginya prevalensi perempuan terkena stroke dibandingkan laki-
laki mungkin disebabkan oleh pola hidup yang kurang sehat, seperti banyak
mengkonsumsi makanan berlemak, jarang berolahraga, stress dan depresi.
Gambar 6. Karakteristik Pasien Stroke di Unit Stroke RSUD BanyumasPeriode Januari Juni 2009 Berdasarkan Jenis Kelamin
Dari data jumlah pasien keseluruhan yang di rawat di Unit Stroke RSUD
Banyumas selama bulan Januari sampai Juni 2009, jumlah pasien perempuan
lebih banyak daripada laki-laki. Pada kasus, pasien perempuan lebih banyak
karena kebetulan pasien perempuan yang lebih banyak menerima obat
kardiovaskuler, antibiotik, dan otat sistem saraf pusat (sesuai dengan kriteria
inklusi).
Dipengaruhi juga oleh keberadaan hormon estrogen pada tubuh wanita.
Diperkirakan bahwa insidensi stroke pada perempuan lebih rendah dibandingkan
laki-laki akibat adanya estrogen yang berfungsi sebagai proteksi pada proses
aterosklerosis. Di lain pihak pemakaian hormon estrogen dosis tinggi
39
menyebabkan peningkatan kematian akibat penyakit kardiovaskular pada laki-
laki. Oleh karena itu faktor ini sebenarnya masih diperdebatkan (Japardi, 2002).
Menopouse biasanya terjadi pada perempuan berusia antara 40 dan 50
tahun, berlangsung selama 8 sampai dengan10 tahun (Corwin, 2000). Sehingga
dapat dikatakan pasien dalam kasus sudah mengalami tahap menopouse. Jumlah
perempuan yang menderita stroke pada usia menopouse lebih banyak
dibandingkan perempuan sebelum mengalami menopouse karena pada masa
menopouse produksi hormon estrogen akan berkurang. Estrogen memperlebar
arteri jantung sehingga aliran darah lebih deras dan resiko terjadinya infark lebih
kecil. Estrogen juga meningkatkan kadar HDL dan sedikit menurunkan kadar
LDL (Tjay dan Rahardja, 2002).
2. Karakteristik pasien berdasarkan umur
Pembagian pasien stroke berdasarkan umur dibagi menjadi 4 kelompok,
yaitu kelompok umur 46-55 tahun, 56-65 tahun, 66-75 tahun, dan 76-85 tahun.
Dari hasil penelitian, jumlah terbanyak terdapat pada kelompok umur 46-55
tahun. Umur merupakan faktor risiko yang penting bagi terjadinya serangan
stroke. Semakin tua seseorang, fungsi organ tubuhnya akan mengalami
kemunduran sehingga kemungkinan untuk terkena serangan stroke lebih besar
(Harsono, 1994).
Pasien yang dijadikan subjek penelitian berkisar antara umur 46 sampai
dengan 85 tahun. Jumlah pasien yang berumur lebih dari 55 tahun (14 pasien)
lebih banyak dibandingkan dengan umur kurang dari 55 tahun (11 pasien). Ini
40
sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Fagan dan Hess dalam Dipiro, et al
(2005) bahwa prevalensi stroke akan meningkat setelah umur 55 tahun.
Gambar 7. Karakteristik Pasien Stroke di Unit Stroke RSUD BanyumasPeriode Januari Juni 2009 Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan Umur
Pasien stroke hemoragi rata-rata berumur 63,3 tahun sedangkan pasien
stroke iskemik rata-rata berumur 60,7 tahun. Semakin meningkatnya usia
seseorang, kemungkinannya mengalami stroke akan meningkat juga pada mereka
yang tanpa faktor risiko. Makin banyak faktor risiko yang dimiliki, makin besar
pula kemungkinannya terserang stroke.
3. Karakteristik pasien berdasarkan diagnosa stroke
Gambar 8. Karakteristik Pasien Stroke di Unit Stroke RSUD BanyumasPeriode Januari Juni 2009 Berdasarkan Diagnosa Stroke
J
u
m
l
a
h
41
Perbandingan stroke iskemik dan hemoragi adalah 40% (10 kasus) dan
60% (15 kasus). Junaidi (2004) menyebutkan bahwa di negara-negara
berkembang atau Asia prevalensi stroke hemoragi sekitar 30% dan iskemik 70%.
Pernyataan ini tidak sesuai dengan kasus karena stroke hemoragi lebih besar.
4. Karakteristik pasien berdasarkan lama tinggal
Lama waktu yang dihabiskan di rumah sakit tergantung pada tingkat
keparahan stroke dan juga tergantung dari jumlah pemeriksaan yang perlu
dilakukan. Lama tinggal pasien di rumah sakit yang sebentar bukan berarti
penyakit pasien tidak begitu parah tetapi bisa disebabkan karena pasien telah
meninggal. Pasien yang mengalami stroke biasanya di rawat inap selama dua
sampai empat minggu (Feigin, 2006).
Manurut Handayani, dkk (2003), faktor penyebab pengobatan rawat inap
karena banyak keluhan kesehatan yang dianggap serius atau tidak adanya anggota
keluarga yang mampu merawat penderita sehingga membutuhkan rawat inap.
Pasien stroke memerlukan penanganan khusus. Untuk itulah maka seseorang yang
terkena stroke harus segera dilarikan ke rumah sakit agar diberikan penanganan
yang tepat.
Dari penelitian yang dilakukan, pasien stroke hemoragi dirawat selama
satu sampai dengan tiga minggu dengan rata-rata lama tinggal selama sebelas hari
sedangkan pasien stroke iskemik dirawat selama satu sampai dengan dua minggu
dengan rata-rata lama tinggal delapan hari.
Pasien stroke hemoragi menjalani rawat inap lebih lama dibanding stroke
iskemik karena pada stroke hemoragi sebagian besar pasien disertai dengan
42
hilangnya kesadaran. Pasien yang menjalani operasi intrakranial lebih
memerlukan waktu untuk pemulihan pascaoperasi dan beberapa pasien akan
mengalami neurologic sympton (kelemahan, kelumpuhan, kehilangan sensasi pada
salah satu sisi tubuh, aphasia) pascaoperasi.
Gambar 9. Karakteristik Pasien Stroke di Unit Stroke RSUD BanyumasPeriode Januari Juni 2009 Berdasarkan Lama Tinggal
5. Karakteristik pasien berdasarkan outcome
Outcome pada penelitian ini dibedakan menjadi 2 yaitu membaik dan
meninggal. Pasien dikatakan membaik apabila pasien sudah tidak di rawat di Unit
Stroke lagi (pulang atas permintaan sendiri atau dokter sudah mengijinkan pulang
maupun pindah rawat ke bangsal). Membaik disini tidak berarti sembuh total,
karena pasien stroke tidak bisa sembuh 100% tetapi kondisi pasien mengalami
perbaikan dari saat pertama masuk rumah sakit.
Berdasarkan gambar 10, dapat dilihat bahwa outcome pasien terbanyak
adalah membaik yaitu sebanyak 12 orang (80%) pada stroke hemoragi dan 9
orang (90%) pada stroke iskemik. Pasien yang meninggal 3 orang (20%) pada
stroke hemoragi dan 1 orang (10%) pada stroke iskemik.
43
Gambar 10. Karakteristik Pasien Stroke di Unit Stroke RSUD BanyumasPeriode Januari Juni 2009 Berdasarkan Outcome
Pasien dikatakan membaik apabila pasien sudah tidak di rawat di Unit
Stroke lagi. Pindah ruang di sini berarti pasien keluar dari Unit Stroke walaupun
masih dirawat di rumah sakit (pindah ke bangsal) sehingga dikategorikan
membaik. Pengamatan terhenti pada pasien yang pindah ruang. Banyaknya pasien
yang pindah ruang (pada stroke hemoragi sejumlah 8 pasien sedangkan stroke
iskemik 6 pasien) mungkin disebabkan karena perawatan pasien stroke
membutuhkan waktu yang lama terutama pada stroke hemoragi. Hal ini
membutuhkan biaya yang tinggi, khususnya biaya perawatan di Unit Stroke yang
lebih tinggi dibandingkan dengan bangsal biasa. Oleh sebab itu, banyak pasien
yang memilih untuk pindah ruang dan mungkin pihak Unit Stroke yang
memindahkan pasien ke bangsal dengan alasan keterbatasan bed. Unit Stroke di
RSUD Banyumas hanya memiliki 4 bed sehingga pasien yang sudah membaik
dipindahkan ke bangsal supaya memberi kesempatan kepada pasien yang lain
untuk dirawat di Unit Stroke.
44
B. Distribusi Penggunaan Obat Pasien Stroke
Obat-obat yang digunakan dalam pengobatan pasien stroke di Unit
Stroke RSUD Banyumas periode Januari Juni 2009 sangat bervariasi. Obat-obat
tersebut kemudian dikelompokkan berdasarkan kelas terapi. Pada penelitian ini,
didapat 10 kelas terapi. Pengelompokan kelas terapi tersebut sesuai dengan
panduan MIMS edisi 8 tahun 2008/2009 yaitu meliputi antiinfeksi, hormon,
nutrisi, sistem endokrin dan metabolik, sistem gastrointestinal dan hepatobilier,
sistem kardiovaskular dan hematopoietik, sistem muskuloskeletal, sistem
pernapasan, sistem saraf pusat, dan vitamin dan mineral. Dari masing-masing
kelas terapi akan dikelompokkan berdasarkan subkelas terapi, nama zat aktif, dan
jenis obat (generik dan non generik).
Tabel I. Distribusi Kelas Terapi Obat pada Pengobatan Pasien Stroke di UnitStroke RSUD Banyumas Periode Januari Juni 2009
Berdasarkan tabel I, terlihat bahwa tiga kelas terapi mencapai 100%
yaitu antiinfeksi, sistem kardiovaskular, dan sistem saraf pusat. Ketiga obat ini
memiliki total 100% karena kriteria inklusi dari penelitian ini adalah pasien
No. Kelas TerapiJumlah Kasus
(n=25)Total(%)
1 Antiinfeksi 25 100
2 Hormon 3 12
3 Nutrisi 4 16
4 Sistem endokrin dan metabolik 1 4
5 Sistem gastrointestinal dan hepatobilier 23 92
6 Sistem kardiovaskular dan hematopoietik 25 100
7 Sistem muskuloskeletal 2 8
8 Sistem pernapasan 8 32
9 Sistem saraf pusat 25 100
10 Vitamin dan Mineral 2 8
45
memperoleh obat kardiovaskular, antibiotik, dan obat sistem saraf pusat selama
pasien menjalani perawatan di Unit Stroke.
1. Antiinfeksi
Pada hasil penelitian, diketahui bahwa pemakaian antibiotik terbanyak
adalah ceftriakson sebanyak 21 kasus. Kemudian diikuti oleh cefadroksil
sebanyak 3 kasus. ceftriakson dan cefadroksil merupakan antibiotik golongan
sefalosporin. Sefalosporin merupakan antibiotika betalaktam yang bekerja dengan
cara menghambat sintesis dinding sel mikroba sehingga dinding sel bakteri
menjadi tidak sempurna. Jika sel bakteri tumbuh dan plasma sel bakteri menyerap
air dengan jalan osmosis maka dinding sel bakteri yang tidak sempurna akan
pecah (autolisis).
Tabel II. Sub kelas Terapi, Zat Aktif, Jenis Obat Antiinfeksi padaPengobatan Pasien Stroke di Unit Stroke RSUD Banyumas
Periode Januari Juni 2009
2. Hormon
Jenis obat yang masuk dalam kelas terapi hormon adalah deksametason,
Medikson®, dan metilprednisolon. Ketiga obat ini masuk dalam sub kelas terapi
Sub kelas terapi Zat Aktif Jenis ObatJumlah kasus
(n=25)Total(%)
Aminoglikosida gentamicin gentamicin 1 4ciprofloksasin ciprofloksasin 2 8
Kuinolon levofloksacinhemihidrat
Prolecin ® 1 4
Makrolida azithromicin Zistic® 1 4cefadroksil cefadroksil 3 12cefiksim cefiksim 2 8
cefotaksim 1 4cefotaksim NaTaksegram® 1 4
cefotiam Ceradolan® 2 8
Sefalosporin
ceftriakson ceftriakson 21 84
46
hormon kortikosteroid. Kortikosteroid adalah kelompok obat yang memiliki
aktivitas glukokortikoid dan mineralokortikoid sehingga memperlihatkan efek
yang beragam meliputi efek terhadap metabolisme karbohidrat, protein, lipid, efek
terhadap keseimbangan air dan elektrolit.
Tabel III. Subkelas Terapi, Zat Aktif, Jenis Obat Hormon pada PengobatanPasien Stroke di Unit Stroke RSUD Banyumas Periode Januari Juni 2009
Subkelas terapi Zat Aktif Jenis ObatJumlah kasus
(n=25)Total(%)
deksametason 1 4Medixon® 1 4
HormonKortikosteroid
metilprednisolon
metilprednisolon 1 4
3. Nutrisi
Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk
fungsi normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan. Nutrisi
didapatkan dari makanan dan cairan yang selanjutnya diasimilasi oleh tubuh. Pada
panelitian hanya 4 kasus yang menggunakan jenis obat dalam kelas terapi nutrisi,
yaitu KSR® yang termasuk subkelas terapi elektrolit.
Tabel IV. Subkelas Terapi, Zat Aktif, Jenis Nutrisi pada Pengobatan PasienStroke di Unit Stroke RSUD Banyumas Periode Januari Juni 2009
4. Sistem endokrin dan metabolik
Actrapid® dan Mixtard® sama-sama insulin sebagai zat aktifnya. Kedua
jenis obat ini termasuk dalam subterapi preparat insulin. Diabetes mellitus sebagai
salah satu faktor risiko stroke memerlukan insulin untuk mengendalikan kadar
gula darah sehingga tidak memperburuk kondisi stroke.
Subkelas terapi Zat Aktif Jenis ObatJumlah kasus
(n=25)Total(%)
Elektrolit KCl KSR® 4 16
47
Tabel V. Subkelas Terapi, Zat Aktif, Jenis Obat Sistem Endokrin danMetabolik pada Pengobatan Pasien Stroke di Unit Stroke RSUD
Banyumas Periode Januari Juni 2009
5. Sistem gastrointestinal dan hepatobilier
Obat yang paling banyak digunakan adalah Radin® sebanyak 19 kasus
dan ranitidin 4 kasus. Radin® dan ranitidin termasuk antagonis reseptor H2 yang
menyembuhkan tukak lambung dan duodenum dangan cara mengurangi sekresi
asam lambung sebagai akibat hambatan reseptor H2.
Tabel VI. Subkelas Terapi, Zat Aktif, Jenis Obat Sistem Gastrointestinaldan Hepatobilier pada Pengobatan Pasien Stroke di Unit Stroke RSUD
Banyumas Periode Januari Juni 2009
6. Sistem kardiovaskular dan hematopoietik
Pemakaian obat terbanyak adalah Brainact® sebanyak 16 kasus dan
Takelin® 10 kasus. Kedua obat ini memiliki komposisi citicolin.
Subkelas terapi Zat Aktif Jenis ObatJumlah kasus
(n=25)Total(%)
insulin Actrapid® 1 4Preparat Insulin
insulin campuran Mixtard® 1 4
Subkelas terapi Zat Aktif Jenis ObatJumlah kasus
(n=25)Total(%)
antasid antasid 2 8
sukralfat Inpepsa® 1 4misoprostol misoprostol 1 4omeprazol OMZ® 1 4lansoprazol Prosogan® 1 4
Radin® 19 76
Antasida, ObatAntirefluk danAntiulserasi
ranitidin HClranitidin 4 16
Regulator GIT,Antiflatulen danAntiinflamasi
domperidon Tilidon® 1 4
bisacodil Dulcolax® 1 4Laksatif,Pencahar laksadin laksadin 2 8
48
Tabel VII. Subkelas Terapi, Zat Aktif, Jenis Obat Kardiovaskular danHematopoietik pada pada Pengobatan Pasien Stroke di Unit Stroke RSUD
Banyumas Periode Januari Juni 2009
Subkelas terapi Zat aktif Jenis ObatJumlah kasus
(n=25)Total(%)
captopril 3 12captopril
Deksacap® 1 4ACE Inhibitor
lisinopril Noperten® 3 12
Biscor® 1 4
bisoprolol 1 4Beta-Blocker bisoprolol fumarat
Concor® 1 4
spironolakton Carpiaton® 1 4
Farsix® 2 8furosemid
furosemid 1 4
HCT HCT 7 28
Diuretik
manitol manitol 9 36
diltiazem 1 4diltiazem
Herbesser® 3 12
nifedipin nifedipin 1 4
AntagonisKalsium
amlodipin besilat Norvask® 2 8
digoksin digoksin 5 20Obat Jantung
amiodaron HCl Tiaryt® 4 16
ISDN ISDN 7 28Obat Antiangina
trimetazidin diHCl Trizedon® 2 8
Hemostatik asam traneksamik Kalnex® 1 4
Simbado® 1 4simvastatin
simvastatin 3 12ObatDislipidemia fenofibrat Evotil® 1 4
asam asetil salisilat Aspilet® 6 24
clopidogrel Plavix® 1 4
Antikoagulan,Antiplatelet danFibrinolitik
cilostazol Pletaal® 1 4
Takelin® 10 40
Brainact® 16 24
VasodilatorPerifer danActivatorSerebral
citicolin
citicolin 2 8
49
citicolin tergolong ke dalam vasodilator perifer dan activator serebral.
Obat-obat ini dinyatakan dapat memperbaiki fungsi mental tetapi secara klinis
belum terbukti bermanfaat untuk demensia (pikun). Vasodilator bekerja dengan
cara mendilatasi pembuluh koleteral sehingga pasokan darah yang lebih besar
pada daerah yang terganggu dapat dicapai (Anonim, 2000).
Penggunaan diuretik terbanyak yaitu manitol dan hidrochlorothiazid
(HCT). hidrochlorothiazid merupakan diuretik golongna tiazid yang merupakan
diuretik dengan potensi sedang. Mekanisme kerjanya dengan cara menghambat
reabsorpsi natrium pada bagian awal tubulus distal.
7. Sistem musculoskeletal
Jenis obat yang digunakan adalah allopurinol. Allopurinol diindikasikan
untuk profilaksis gout, batu asam urat dan kalsium oksalat di ginjal.
Banyumas Periode Januari Juni 2009
Tabel VII. Subkelas Terapi, Zat Aktif, Jenis Obat Kardiovaskular danHematopoietik pada pada Pengobatan Pasien Stroke di Unit Stroke RSUD
Banyumas Periode Januari Juni 2009
Subkelas terapi Zat aktif Jenis ObatJumlah kasus
(n=25)Total(%)
AntagonisAngiotensin II
valsartan valsartan 1 4
ObatKardiovaskularGolongan Lain
ATP, vit B1, B6,B12, vit E
Bio ATP 1 4
Tabel VIII. Subkelas Terapi, Zat Aktif, Jenis Obat Sistem Musculoskeletalpada Pengobatan Pasien Stroke di Unit Stroke RSUD
Subkelas terapi Zat Aktif Jenis ObatJumlah kasus
(n=25)Total(%)
ObatHiperurisemiadan Gout
allopurinol allopurinol 2 8
50
8. Sistem pernapasan
Pemakaian terbanyak adalah ambroksol yang digunakan pada 5 kasus.
ambroksol merupakan obat batuk dan pilek sebagai mukolitik. Mukolitik
diresepkan untuk mempercepat ekspektorasi dengan mengurangi viskositas
sputum pada asma kronik dan bronkitis.
Tabel IX. Subkelas Terapi, Zat Aktif, Jenis Obat Sistem pernapasan padaPengobatan Pasien Stroke di Unit Stroke RSUD Banyumas periode
Januari Juni 2009
9. Sistem saraf pusat
Pemakaian obat tertinggi adalah pada subkelas nootropik dan neurotonik
yaitu piracetam. Penggunaan piracetam (obat generik) sebanyak 16 kasus
sedangkan penggunaan Neurotam® (non generik) sebanyak 12 kasus.
Tabel X. Subkelas Terapi, Zat Aktif, Jenis Obat Sistem Saraf Pusatpada Pengobatan Pasien Stroke di Unit Stroke RSUD Banyumas periode
Januari Juni 2009
Subkelas terapi Zat Aktif Jenis ObatJumlah kasus
(n=25)Total(%)
ambroksol 5 20ambroksol
Silopect® 2 8Obat batuk danpilek bromheksin HCl 4
mg, guaiphenesinBisolvonExtra®
1 4
Preparat Antiasmadan PPOK
terbutalin sulfat Nairet® 1 4
Subkelas terapi Zat Aktif Jenis ObatJumlah kasus
(n=25)Total(%)
asam asetil salisilat Aspilet® 6 24
Pamol® 1 4Analgesik (Non-Opioid) danAntipiretik, paracetamol
paracetamol 1 4
Alganak® 1 4Ansiolitikalprazolam
alprazolam 2 8
51
10. Vitamin dan Mineral
Vitamin diperlukan oleh tubuh dalam jumlah yang sedikit. Sebagai salah
satu komponen gizi, vitamin diperlukan memperlancar proses metabolisme tubuh,
dan tidak berfungsi menghasilkan energi. Walaupun tubuh memerlukan jumlah
vitamin yang sedikit, tetapi jika kebutuhan yang sedikit itu diabaikan akan
mengakibatkan terganggunya metabolisme di dalam tubuh karena fungsinya tidak
dapat digantikan oleh senyawa lain.
Vitamin B kompleks yang merupakan kombinasi vitamin B1, B6, dan
B12 diindikasikan untuk orang yang kekurangan vitamin B1, B6, dan B12 dan
untuk mengembalikan kesegaran tubuh setelah sakit. Pada hasil penelitian, jenis
vitamin yang dipakai adalah Neurodex® dan Megavit® dengan jumlah kasus
masing-masing satu.
Tabel X. Subkelas Terapi, Zat Aktif, Jenis Obat Sistem Saraf Pusatpada Pengobatan Pasien Stroke di Unit Stroke RSUD Banyumas periode
Januari Juni 2009
Antikonvulsan phenytoin phenytoin 1 4
methampiron 500 mg,diazepam 2 mg
Analsik® 2 8
meloksikam meloksikam 1 4
NonsteroidalAnti-inflammatoryDrug(NSAID)
kalium diklofenak Merflam® 1 4
Kalmeco® 1 4mecobalamin
Meticobal® 1 4
Encebion® 1 4
Neurocet® 1 4
Neurotam® 12 48Noocephal® 2 8
Nootropik danNeurotonik
piracetam
piracetam 16 64
52
Tabel XI. Subkelas Terapi, Zat Aktif, Jenis Vitamin dan Mineralpada Pengobatan Pasien Stroke di Unit Stroke RSUD Banyumas
periode Januari Juni 2009
Subkelas terapi Zat Aktif Jenis ObatJumlah kasus
(n=25)Total(%)
Neurodex® 1 4Vitamin B-kompleks / denganvitamin C
Vit B1 100 mg,vit B6 200 mg,vit B12 250 mcg Megavit® 1 4
C. Distribusi Penggunaan Obat Sistem Saraf Pusat (SSP)
Penelitian ini lebih difokuskan pada kajian obat Sistem Saraf Pusat.
Hasil penelitian akan disajikan dalam bentuk tabel dan diagram. Akan terlihat
distribusi penggunaan obat SSP pada subjek penelitian, rata-rata seorang pasien
mendapat obat SSP, perbandingan pemakaian obat generik dan non generik serta
mengetahui zat aktif dari obat non generik.
Penggunaan obat SSP pada stroke hemoragi dan iskemik meliputi jenis
obat dan cara pemberian juga akan diperlihatkan dalam bentuk tabel.
1. Jenis Obat SSP yang digunakan
Penggunaan obat SSP terbanyak adalah piracetam. piracetam dan
Neurotam® merupakan subkelas terapi nootropik dan neurotonik. Agen-agen
neuroprotektif yaitu pengobatan stroke yang mencoba untuk melindungi sel-sel
otak iskemik. Tujuan neuroproteksi adalah untuk membatasi kematian/disfungsi
neuron setelah lesi SSP dan mencoba untuk mempertahankan kemungkinan
tertinggi keutuhan interaksi seluler di dalam otak berakhir pada fungsi neuronal
yang tidak terganggu.
53
Tabel XII. Zat Aktif dan Jenis Obat Sistem Saraf Pusat pada PengobatanPasien Stroke di Unit Stroke RSUD Banyumas periode
Januari Juni 2009
Dari 25 pasien stroke yang diteliti, terdapat 59 penggunaan obat SSP
yang diberikan selama pasien menjalani perawatan di Unit Stroke. Dari 59
penggunaan tersebut terdiri dari 16 item. Lima item (29 pemakaian) merupakan
obat generik yaitu alprazolam, meloksikam, paracetamol, penitoin kapsul, dan
piracetam sedangkan sebelas item (30 pemakaian) merupakan obat non generik
yaitu Alganak®, Aspilet®, Merflam®, Kalmeco®, Meticobal®, Analsik®,
Pamol®, Encebion®, Neurocet®, Neurotam®, dan Noocephal®.
Obat
No. Zat Aktif Generik Non generikJumlah
1 Alganak® 1
2alprazolam
alprazolam 2
3 asam asetil salisilat Aspilet® 6
4 kalium diclofenak Merflam® 1
5 Kalmeco® 1
6mecobalamin
Meticobal® 1
7 metampiron dan diazepam Analsik® 2
8 Pamol® 1
9paracetamol
paracetamol 1
10 Encebion® 1
11 Neurocet® 1
12 Neurotam® 13
13 Noocephal® 2
14
piracetam
piracetam 24
15 meloksikam meloksikam 1
16 penitoin kapsul penitoin kapsul 1
Total 59
54
Gambar 11. Perbandingan Penggunaan Obat SSP Generik dan Non generikpada Pengobatan Pasien Stroke di Unit Stroke RSUD Banyumas
periode Januari Juni 2009
2. Rata-rata penggunaan obat SSP per kasus:
Total penggunaan obat pada pengobatan pasien stroke sebanyak 59.
Jumlah tersebut kemudian dibagi dengan sampel (n=25) sehingga diperoleh hasil
2,36. Ini berarti setiap pasien rata-rata menerima obat SSP sebanyak 2 hingga 3
obat. Apabila dilihat dari masing-masing jenis stroke, pada stroke hemoragi
jumlah pemakaian obat sebanyak 33 dengan rata-rata penggunaan obat per pasien
2,2 obat sedangkan pada stroke iskemik sebanyak 26 dengan rata-rata penggunaan
obat per pasien 2,6 obat.
3. Penggunaan obat SSP pada stroke hemoragi dan iskemik
Dari tabel XIII dapat dilihat bahwa pemakaian obat pada stroke iskemik
sebanyak 26 pemakaian obat (9 item obat). Dari 26 tersebut, 10 merupakan
generik dan 16 non generik. Pada stroke hemoragi, dari 10 item obat yang
digunakan pemakaiannya mencapai 33 meliputi 19 penggunaan obat generik dan
14 penggunaan non generik. Pemakaian obat generik pada stroke hemoragi lebih
banyak dibandingkan pada stroke iskemik.
55
Tabel XIII. Penggunaan Obat SSP pada Pasien Stroke Hemoragi danStroke Iskemik di Unit Stroke RSUD Banyumas periode
Januari Juni 2009
No. Nama obat Zat aktif Stroke Iskemik Stroke Hemoragi
1 Alganax® 1 0
2 alprazolamalprazolam
1 1
3 Analsik®metampirondan diazepam 0 2
4 Aspilet®asam asetilsalisilat 6 0
5 Kalmeco® 0 1
6 Meticobal®mecobalamin
0 1
7 meloksikam meloksikam 1 0
8 Merflam®kaliumdiklofenak 0 1
9 Encebion® 0 1
10 Neurocet® 1 0
11 Neurotam® 8 5
12 Noocephal® 0 2
13 piracetam
piracetam
6 18
14 Pamol® 0 1
15 paracetamolparacetamol
1 0
16 penitoin kapsul penitoin 1 0
Total 26 33
Tabel XIV. Penggunaan Obat Generik vs Non generik pada Pasien StrokeHemoragi dan Stroke iskemik periode Januari Juni 2009
Jenis Obat Stroke Iskemik Stroke Hemoragi
Generik 10 19
Non generik 16 14
Antara stroke hemoragi dan stroke iskemik, keduanya sama-sama
menggunakan obat piracetam baik menggunakan generiknya (piracetam) maupun
non generik (Neurotam®). Pemakaian piracetam lebih banyak pada pasien stroke
56
hemoragi sedangkan neurotam lebih banyak digunakan pada pasien stroke
iskemik.
Penggunaan Neurotam® pada kedua jenis stroke dilakukan dengan cara
injeksi dengan jumlah penggunaan pada stroke iskemik sebanyak 8 sedangkan
pada stroke hemoragi sebanyak 5. Lain dengan piracetam, cara pemberian
dilakukan dengan oral dan injeksi. Pada stroke iskemik, piracetam yang diberikan
secara oral dan injeksi masing-masing sebanyak 3 penggunaan. Pada stroke
hemoragi, piracetam yang diberikan secara injeksi (11 penggunaan) lebih tinggi
daripada secara oral (7 penggunaan).
Cara pemberian obat pada pasien stroke secara oral sebanyak 80% (20
kasus) sedangkan pemberian obat secara injeksi sebesar 100% (25 kasus). Cara
pemberian injeksi digunakan pada setiap kasus karena pasien stroke memerlukan
kerja obat yang cepat. Apalagi ada sebagian pasien yang mengalami penurunan
kesadaran, terjadi kelumpuhan, dan sulit menelan. Hal ini tentu akan sulit bila
pasien harus meminum obat secara oral. Kerugian dari pemberian obat secara
injeksi adalah apabila terjadi kesalahan dalam pemberian obat (misal dosis kurang
tepat) maka tidak dapat diperbaiki.
Cara pemberian obat secara oral menjadi pilihan utama untuk pemberian
obat kepada pasien karena cara ini mempunyai keuntungan antara lain mudah
digunakan selain itu juga karena efek samping yang relatif lebih ringan. Tetapi
cara ini tidak bisa dilakukan pada pasien yang tidak sadar. Selain keuntungan,
pemberian secara oral juga memiliki kerugian yaitu dosis obat terkadang tidak
57
terpenuhi secara maksimal karena pasien mungkin saja memuntahkan obat yang
diminumnya.
Cara pemberian suatu obat dapat diganti dalam pengobatan tergantung
tujuan yang akan dicapai (misal per oral diganti dengan cara parenteral yaitu
dengan injeksi). Pemilihan cara pemberian obat dapat disebabkan karena keadaan
pasien yang tidak dapat menggunakan secara oral ataupun karena adanya alasan
untuk mempercepat efek obat.
D. Evaluasi Kejadian DRPs
Sebanyak 25 kasus dievaluasi mengenai Drug Related Problems (DRPs).
Kasus yang mengalami DRPs pada penggunaan obat SSP akan dianalisis dengan
menggunakan metode SOAP (Subjective, Objective, Assessment, and Plan).
Jenis DRPs antara lain ada obat yang dibutuhkan (need for additional
drug therapy), ada obat yang tidak dibutuhkan (unnecessary drug therapy), obat
salah (wrong drug), dosis kurang (dosage too low), dosis berlebih (dosage too
high), reaksi efek samping obat (adverse drug reaction), dan interaksi obat (drug
interaction). Pada kasus hanya terdadapat obat yang dibutuhkan, dosis kurang,
dan dosis berlebih. Pada jenis DRPs obat yang tidak dibutuhkan, obat salah, reaksi
efek samping obat dan interaksi obat tidak ditemukan dalam kasus.
Tiap kejadian DRPs akan disajikan dalam bentuk tabel yang berisi
nomor kasus, nama obat, penilaian, dan rekomendasi. Setiap macam obat yang
masuk DRPs akan dianalisis dengan metode SOAP (diwakili oleh satu kasus).
Berikut adalah pembahasan dari masing-masing DRPs.
58
1. Ada obat yang dibutuhkan (need for additional drug therapy)
Tabel XV. Tabel DRPs Obat yang dibutuhkan pada Pengobatan PasienStroke di Unit Stroke RSUD Banyumas periode Januari Juni 2009
No. Kasus Nama Obat Penilaian Rekomendasi
9, 23 Antikejang(penitoin)
Pasien mengalamikejang. Antikejangdigunakan untukmencegah kejangsehinggamelindungi fungsineuronal padastroke akut.
Apabila pasientetap kejang, makaperlu diberikanterapi tambahanberupa antikejang.
2. Ada obat yang tidak dibutuhkan (unnecessary drug therapy)
Tidak ditemukan adanya obat yang tidak dibutuhkan.
3. Obat salah (wrong drug)
Tidak ditemukan adanya obat salah
59
4. Dosis kurang (dosage too low)
Tabel XVI. Tabel DRPs Dosis Kurang pada Pengobatan Pasien Stroke diUnit Stroke RSUD Banyumas periode Januari Juni 2009
No. Kasus Nama Obat Penilaian Rekomendasi
2, 3, 4, 5, 13,16, 18, 19, 20
piracetam(oral)
Menurut MIMS edisi8 tahun 2008/2009,dosis awal piracetampada orang normal800mg 3x1hari,kemudian dikurangimenjadi 400 mg/hari
Perlu observasilebih lanjutmengenai dosisyang telahdiberikan. Apabilapasienmendapatkan obatuntuk pertamakalinya, makadosisnya dinaikkanmenjadi 800mg3x1 hari.
23 Kalmeco Menurut MIMS edisi8 tahun 2008/2009,dosis Kalmeco padaorang normal1500mcg/hari dibagidalam 3 dosis. Padakasus diberikan1x1tablet.
Perlu observasilebih lanjutmengenai dosisyang telahdiberikan. Apabilaefek yangdihasilkan belumoptimal maka dosisdapat ditingkatkan.
24 Encebion Menurut MIMS edisi8 tahun 2008/2009,pada orang normaldosis Encebion awal800mg 3x1hari,kurangi dosis secarabertahap 400 mg 3x1.Dosis yang diberikandalam kasus3x400mg.
Perlu observasilebih lanjutmengenai dosisyang diberikan.Apabila efek yangdihasilkan belumoptimal maka dosisdapat ditingkatkan.
14 penitoin Menurut MIMS edisi8 tahun 2008/2009,dosis penitoin padaorang normal 100mg3x1. Dosis yangdiberikan pada kasus100 mg 2x1hari.
Perlu observasilebih lanjutmengenai dosisyang diberikan.Apabila efek yangdihasilkan belumoptimal maka dosisdapat ditingkatkan.
60
5. Dosis berlebih (dosage too high)
Tabel XVII. Tabel DRPs Dosis Berlebih pada Pengobatan Pasien Stroke diUnit Stroke RSUD Banyumas periode Januari Juni 2009
No. Kasus Nama Obat Penilaian Rekomendasi
1, 4, 6, 7, 9,12, 15, 17, 19,23, 24,25
Neurotam (inj) Menurut MIMS edisi8 tahun 2008/2009,dosisNeurotam (inj)pada orang normal 1g3x sehari. Pada kasusdiberikan dosis 2x3g.
Perlu observasilebih lanjutmengenai dosisyang diberikan.
14 Neurocet (inj) Menurut MIMS edisi8 tahun 2008/2009,dosis Neurocet (inj)pada orang normal 1g3xsehari. Neurocetyang diberikan padakasus 2x3g.
Perlu observasilebih lanjutmengenai dosisyang diberikan.
2, 3, 5, 8, 10,11, 13, 16, 17,18, 19, 20, 21,22, 25
piracetam (inj) Menurut MIMS edisi8 tahun 2008/2009,dosis piracetam (inj)pada orang normal 1g3xsehari. Pada kasusdiberikan 2x3g.
Perlu observasilebih lanjutmengenai dosisyang telahdiberikan.
14 meloksikam Menurut DIH edisi17 tahun 2008-2009,dosis meloksikampada orang normal7,5mg 1x1hari. Padakasus dosis yangdiberikan 7,5 mg 2x1.
Perlu observasilebih lanjutmengenai dosisyang telahdiberikan.
6. Reaksi efek samping obat (adverse drug reaction) dan interaksi obat (druginteraction)
Tidak ditemukan adanya reaksi efek samping obat dan interaksi obat.
61
E. Rangkuman Pembahasan
Penelitian ini merupakan suatu penelitian retrospektif yang berjudul
“Evaluasi Drug Related Problems (DRPs) pada Pengobatan Pasien Stroke di Unit
Stroke RSUD Banyumas Periode Januari Juni 2009 (Kajian Obat Sistem Saraf
Pusat)”. Hasil penelitian akan disajikan dalam 3 bagian yaitu karakteristik pasien
stroke, distribusi penggunaan obat Sistem Saraf Pusat (SSP) pada pengobatan
pasien stroke, dan evaluasi kejadian DRPs.
Dari 25 pasien yang diteliti, 18 pasien perempuan (72%) dan 7 pasien laki-
laki (28%). Pasien yang dijadikan subjek penelitian berkisar antara umur 46-85
tahun. Jumlah pasien yang berumur lebih dari 55 tahun (14 pasien) lebih banyak
dibandingkan dengan umur kurang dari 55 tahun (11 pasien). Pasien stroke
hemoragi rata-rata berumur 63,3 tahun sedangkan pasien stroke iskemik rata-rata
berumur 60,7 tahun. Perbandingan stroke hemoragi dan iskemik adalah 40% dan
60%. Dari penelitian yang dilakukan, pasien stroke hemoragi dirawat selama satu
sampai dengan tiga minggu dengan rata-rata lama tinggal selama 11 hari
sedangkan pasien stroke iskemik dirawat selama satu sampai dengan dua minggu
dengan rata-rata lama tinggal delapan hari. Outcome pasien terbanyak adalah
membaik yaitu sebanyak 12 orang pada stroke hemoragi dan 9 orang pada stroke
iskemik. Pasien yang meninggal 3 orang pada stroke hemoragi dan 1 orang pada
stroke iskemik.
Pada penelitian ini, distribusi penggunaan obat yang digunakan pada
pengobatan pasien stroke dibagi menjadi 10 kelas terapi. Pengelompokan kelas
terapi tersebut sesuai dengan panduan MIMS edisi 8 tahun 2008/2009 yaitu
62
meliputi antiinfeksi, hormon, nutrisi, sistem endokrin dan metabolik, sistem
gastrointestinal dan hepatobilier, sistem kardiovaskular dan hematopoietik, sistem
musculoskeletal, sistem pernapasan, sistem saraf pusat, dan vitamin dan mineral.
Dari masing-masing kelas terapi akan dikelompokkan berdasarkan subkelas
terapi, nama zat aktif, dan jenis obat (generik dan non generik).
Dari 25 pasien stroke yang diteliti, terdapat 59 jenis obat SSP yang
diberikan selama pasien menjalani perawatan di Unit Stroke. Dari 59 item obat
tersebut, 5 item (29 pemakaian) merupakan obat generik dan 11 item (30
pemakaian) merupakan obat non generik. Penggunaan obat SSP yang
pemakaiannya lebih tingi bila dibandingkan dengan obat lainnya yaitu piracetam
dan asam asetil salisilat. Cara pemberian obat pada pasien stroke secara oral
sebanyak 80% (20 kasus) sedangkan pemberian obat secara injeksi sebesar 100%
(25 kasus).
Evaluasi DRPs pada penelitian ini yaitu obat yang dibutuhkan terdapat
pada 2 kasus (need for additional drug therapy), tidak terdapat obat yang tidak
dibutuhkan (unnecessary drug therapy), tidak ditemukan obat salah (wrong drug),
dosis kurang terjadi pada 12 kasus, dosis berlebih terjadi pada 25 kasus, tidak
ditemukan reaksi efek samping obat (adverse drug reaction) dan interaksi obat
(drug interaction).
63
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Karakteristik pasien stroke di unit stroke RSUD Banyumas pada periode
Januari Juni 2009 yang terdiri dari 25 pasien terdiri dari 18 pasien perempuan
(72%) dan 7 pasien laki-laki (28%). Umur berkisar antara 46 sampai dengan
85 tahun. Perbandingan stroke hemoragi dan iskemik adalah 40% dan 60%.
Rata-rata lama tinggal pasien stroke hemoragi selama 11 hari sedangkan
pasien stroke iskemik 8 hari. Outcome pasien membaik yaitu sebanyak 21
pasien sedangkan yang meninggal 4 pasien.
2. Distribusi penggunaan obat pada pengobatan pasien stroke antara terdiri dari
10 kelas terapi.
3. Penggunaan obat SSP generik 49% dan obat nongenerik 51%. Cara pemberian
obat pada pasien stroke secara oral sebanyak 80% (20 kasus) sedangkan
pemberian obat secara injeksi sebesar 100% (25 kasus).
4. Evaluasi DRPs, terdapat 2 kasus obat yang dibutuhkan, terjadi dosis kurang
pada 12 kasus dan dosis berlebih pada 25 kasus.
B. Saran
1. Penelitian Drug Related Problems (DRPs) pada penyakit lain yang belum
pernah dilakukan.
2. Penelitian di rumah sakit sebaiknya dilakukan secara prospektif agar dapat
mengamati kondisi pasien secara langsung.
64
DAFTAR PUSTAKA
Adams,H. P., Adams, R. J., Zoppo, G. J., Goldstein, L. B., 2005, Guidelines forthe Early Management of Patients with Ischemic Stroke, 36, AmericanStroke Association
Anonim, 2000, Informatorium Obat Nasional Indonesia, 183, 263, DirektoratJenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta
Anonim, 2004, Heart Disease and Stroke Statistics, http://www.strokeaha.org,diakses tanggal 1 Oktober 2009
Anonim, 2007, Indikator Kesehatan Dasar, http://www.depkes.go.id/downloads/publikasi/Leaflet%202005.pdf, diakses tanggal 17 Maret 2010
Anonim, 2008, MIMS Indonesia; Petunjuk Konsultasi, PT Info Master, Jakarta
Anonim, 2009a, RSUD Banyumas, Fasilitas Kesehatan Kualitas Tinggi,http://www.banyumasinvest.com/node/10, diakses tanggal 1 Desember2009
Anonim, 2009b, Stroke, http://www.womenshealth.gov, diakses tanggal 8Nopember 2009
Anonim, 2009c, Sistem Saraf Pusat, http://images.google.co.id/imgres? imgurl=http://sekolahperawat.files.wordpress.com/2009/02/saraf.jpg, didiaksestanggal 12 Nopember 2009
Anonim, 2010, Kewajiban Menggunakan Obat Generik di Fasilitas PelayananKesehatan Pemerintah, http://www.depkes.go.id/downloads/HK.02.02MENKES_068_I_2010.pdf, diakses tanggal 17 Maret 2010
Arief, M., 2008, Pengantar Metodologi Penelitian Untuk Ilmu Kesehatan, 8, UNSPress, Surakarta
Asanti, L., Harsono, Sugianto, Widyo, K., 2003, Kumpulan Makalah SeminarStroke I-VIII, RS Bethesda, Yogyakarta
Chair, D. C., Chris, L., Chris, B., and Erin, L., 2007, Clinical Guidelines for AcuteStroke Management; National Stroke Foundation,http://www.strokefoundation.com.au/clinical-guidelines, diakses tanggal21 Pebruari 2010
Cipolle, R.J., Strand, L.M., and Morley, P.C., 1998, Pharmaceutical CarePractice, McGraw-Hill Companies, Inc., New York
65
Corwin, R.J., 2000, Patofisiologi, 150-154, 181-182, 189, EGC, Jakarta
Fagan. S.C., and Hess, D.C., dalam Dipiro, J.T., Talbert, R.L., Matzke, B.R.,Well, B.G., dan Poyes. M.L., 2005, Pharmacotherapy a PathophysiologicApproach, 3rd edition, Appleton and Lange Stampord Conecticut, USA
Feigin, V., 2006, Stroke, 23-43, 84-87,Kelompok Gramedia, Jakarta
Garnadi, Y., 2008, Stroke dan Apa yang Harus Anda Ketahui untuk MencegahStroke, http://yumizone.files.wordpress.com/2008/11/apa-yg-anda-ketahui-stroke.pdf, diakses tanggal 1 Oktober 2009
Handayani, L., Hapari, D., Nirmala, A., Siswanto, 2003, Pola PemberianPengobatan di Indonesia, Analisis Data Susenas 2001, 42-43, MajalahBuletin penelitian Kesehatan Vol. 31, No. 1- 2003
Harsono, 1994, Faktor Resiko Stroke, Prosiding dari Seminar stroke untuk awamRumah Sakit Bethesda yogyakarta, 8-13, RS Bethesda, Yogyakarta
Iskandar, J., 2004, Panduan Praktis Pencegahan dan Pengobatan Stroke, PTBhuana Ilmu Populer Kelompok Gramedia, Jakarta
Iskar, Y.A., 2008, Stroke, http://yayanakhyar.files.wordpress.com/2009/01/case-s-t-r-o-k-e.pdf, diakses tanggal 1 Desember 2009
Japardi, I., 2002, Patofisiologi Stroke Infark Akibat Tromboemboli,http://library.usu.ac.id/download/fk/bedah-iskandar%20japardi31.pdf,diakses tanggal 29 Mei 2009
Jeffrey, S., 2007, New Guidelines for Treatment of Acute Ischemic Stroke,http://www.medscape.com/viewarticle/555420?src=mp, diakses tanggal21 Pebruari 2010
Junaidi, I., 2004, Panduan Praktis Pencegahan dan Pengobayan Stroke, PTBhuana Ilmu Populer Kelompok Gramedia, Jakarta
Kasper, D. L., Braundwald, E., Fauci, A. S., Hauser, S. L., Longo, D. L.,Jameson,J. L., 2005, Harrison’s Manual od Medicine, 16th ed, McGraw-Hill, Medical Publishing Division, New York
Orgogozo, J.M., 1999, Pirasetam in Treatment of Acute Stroke, 25-32
Philp, I., 2004, National clinical guidelines for stroke, http://www.rcplondon.ac.uk/pubs/books/stroke/stro, diakses tanggal 21 Pebruari 2010
66
Ritarwan, K., 2003, Pengaruh Suhu Tubuh terhadap Outcome Penderita Strokeyang dirawat di RSUP H. Adam Malik Medan, Skripsi, 1. USU, Sumatera
Rahajeng, B, 2007, Drug-Related Problems pada Penatalaksanaan Pasien StrokeRawat Inap di RSAL dr. Ramelan Surabaya Periode 1 September – 31Oktober 2006, tesis, xvi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Retnaningsih, 2008, Pentingnya Unit Stroke di RS, http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2008/03/27/6375/Pentingnya.Unit.Stroke.di.RS, diakses tanggal 1 Desember 2009
Setyopranoto, I., 2008, Pendekatan Evidence-Based Medicine pada ManajemenStroke Perdarahan Intraserebral,http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/05_165Evidencebasedmedicinestroke.pdf/05_165Evidencebasedmedicinestroke.pdf, diakses tanggal 13 Maret 2010
Sunardi, 2008, Obat-Obatan Yang Menstimulasi Sistem Saraf,http://nardinurses.files.wordpress.com/2008/02/obat-stimulasi-sistem-saraf.pdf, diakses tanggal 12 Nopember 2009
Sutrisno, A., 2007, Stroke, 96, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Triplitt, C., L., Reasner, C. A., dan Isley, W. L., 2005, Diabetes Mellitus, inDiPiro, J. T., (Eds), Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach,Sixth edition, 1333, The McGraw-Hills Companies, Inc. New York
Wibowo, S. dan Gofir, A., 2001, Farmakologi dalam Neurologi, edisi 1, 53-73,Salemba Medika, Jakarta
67
Lampiran 1. Karakreristik pasien stroke di Unit Stroke
a. Karakreristik pasien stroke di Unit Stroke RSUD Banyumas perodeJanuari Juni 2009 (sampel)
1. Jenis kelamin
Perempuan Laki-laki
Stroke Hemoragi (n=15) 12 3
Stroke Iskemik (n=10) 6 4
Jumlah 18 7
2. Umur
Stroke Hemoragi (n=15) Stroke Iskemik (n=10)
46-55 6 5
56-65 4 2
66-75 3 2
76-85 2 1
Rata-rata 62,3 60,7
3. Diagnosa
Jenis Stroke Jumlah
Stroke Hemoragi 15
Stroke Iskemik 10
4. Lama tinggal
Lama tinggal (hari) Stroke Hemoragi (n=15) Stroke Iskemik (n=10)
4 1
5 1 1
6 3
7 1 3
8 1
9 1
10 1
11 2
12 2 1
13 3
14 1 1
15
16
17
18 1
19 1
20
21
Rata-rata 11,27 8
68
5. Outcome pasien.
Stroke Hemoragi(n=15)
Stroke Iskemik (n=10) Jumlah
Membaik (pulang) 4 3 7
Pindah ruang 8 6 14
Meninggal 3 1 4
b. Distribusi Pasien Stroke di RSUD Banyumas Selama Bulan Januari Juni 2009
Jumlah Pasien Stroke 88 orang.
Berdasarkan jenis kelamin Jumlah
Laki-laki 43
Perempuan 45
Total 88
Berdasarkan diagnosa Jumlah
Stroke Iskemik 45
Stroke Hemoragi 43
Total 88
Berdasarkan outcome pasien Jumlah
Meninggal <48 jam 13
Meninggal >48 jam 11
Pindah ruang 43
Atas Permintaan Sendiri 11
Boleh Pulang 10
Total 88
69
Lampiran 2. Mapping Proses Level I SMM Ruang Unit Stroke BLUD RSU
Banyumas
Persyaratan produk : Ruang Unit Stroke
Customer : pasien dengan indikasi masuk ruang unit stroke
Customer = pasien terbaik
Indikasi pasien keluar dari ruang unit stroke
Administrasi
Pelayanan kolaborasi dengan penunjang medis
Ruang Rawat Unit Stroke
Yan Reguler. Yan Emergency
Pendaftaran pelayanan unit stroke
Penerimaan pasien baru
Rawai inap, rawat jalan, IGD, ICU
70
Lampiran 3. Standar Pelayanan Medis RSUD Banyumas Gangguan PeredaranDarah Otak (Stroke)
71
72
73
74
Lampiran 4. Rekam Medik Pasien Stroke di Unit Stroke RSUD Banyumas periode Januari Juni 2009
Pelaksanaan pemberian obatNo. Data pasien
Hasilpemeriksaan Nama obat
Carapemberian
Dosis FrekuensiLama
pemberianTanggal
pemberianKeterangan
Diagnosis:Stroke NonHemoragi
Outcome :pindah ruang
1. No. RM : 48-57-99Usia / JK : 46 th / LTgl. Masuk : 24-05-09 dari
IGDTgl. Keluar : 02-06-09Lama inap : 10 hariKeluhan utama : kelemahan
anggota gerak kanan.Riwayat penyakit : +2
HSMRS tiba-tiba jatuh,tangan dan kaki kanan tidakdapat digerakkan, sulitkomunikasi, gelisah
Gejala waktu serangan :lumpuh separo anggotabadan sebelah kanan, nyerikepala, lokasi nyeri kepalafrontal kanan.
Faktor resiko : -
P.neurologis : tingkatkesadaran CM, pupil isokor,refleks pupil positif, reflekskornea positif, gerakan bolamata normal, saraf otak no.VIIsedang, saraf otak no.XIIsedang, aphasia, refleksBabinski positif sebelah kanan.
P.fisik umum : paru-parunormal, jantung normal,abdomen normal, denyut naditeratur.
P.lab : Kadar gula darahsewaktu 104; Hemoglobin15,5; Lekosit 11,21; Hmt 44,7;Eritrosit 5,27; KED 241;kolesterol total 194; HDLkolesterol 33,7; trigliserida 90;Ureum 32; Kreatinin 0,8;SGPT 25; SGOT 31; Na 143;Ka 3,4.
P.radiologis : pemeriksaan CTscan kepala infark, lokasilobus temporal dan parietaliskiri.
Aspilets
digoxin
Neurotam
Brainact
Radin
ceftriaxon
Oral
Oral
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Injeksi
80mg
0,25g
3g
250mg
50mg/2ml
1g
1 x 1(14)1 x 1(14)2 x 1(10, 22)2 x1(10, 22)2 x 1(12, 24)2 x 1(10, 22)
9 hari
9 hari
9 hari
9 hari
9 hari
9 hari
25/05-02/06
25/05-02/06
25/05-02/06
25/05-02/06
25/05-02/06
25/05-02/06
Obat yangdibawa pulang :-
75
Pelaksanaan pemberian obatNo. Data pasien
Hasilpemeriksaan Nama obat
Carapemberian
Dosis FrekuensiLama
pemberianTanggal
pemberianKeterangan
Diagnosis:StrokeHemoragidisertai HT dandislipidemia
Outcome :Membaik,pindah ruang
2. No. RM : 46-85-41Usia / JK : 61 th / PTgl. Masuk : 12-03-09 dari
bangsalTgl. Keluar : 23-03-09Lama inap : 12 hariKeluhan utama : kelemahan
anggota gerak kanan.Riwayat penyakit : 1 HSMRS
saat istirahat merasakankelemahan anggota gerakkanan disertai pelo.
Gejala waktu serangan :lumpuh separo anggotabadan sebelah kanan, nyerikepala, lokasi nyeri kepalaseluruh kepala, penurunankesadaran.
Faktor resiko : DM
P.neurologis : tingkatkesadaran somnolen, pupilisokor, refleks pupil positif,refleks kornea positif, gerakanbola mata normal, saraf otakno.VII paresis kanan, sarafotak no.XII paresis kanan,disphapsia.
P.fisik umum : jantung normal,abdomen normal, denyut naditeratur, temperature 36,50C
P.lab : Kadar gula darahsewaktu 120; Hemoglobin14,7; Lekosit 8,94; Hmt 5,18;Eritrosit 2,81; kolesterol total259; LDL kolesterol 102;Ureum 21,4; Kreatinin0,7;asam urat 8,68; SGPT 14;SGOT 33; Na 148; Ka 3,1.
P.radiologis : pemeriksaan CTscan kepala perdarahan, lokasilobus parietalis dan gangliabasalis kiri.
captopril
simvastatin
HCT
ambroxol
Norvask
piracetam
piracetam
Brainact
ranitidin
ceftriaxon
Mixtard
Actrapid
Mixtard
Actrapid
Takelin
Manitol
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Injeksi
infus
25mg
10mg
50mg
1tab
5 mg
800mg
3g
250mg
50mg/2ml
1g
4UI
4UI
6UI
6UI
250 mg
125 cc
3 x 1(08, 16, 24)1 x 1(22)1 x 1(06)3 x1(08, 16, 24)1 x 1(22)2 x 1(12, 24)2 x 1(12, 24)2 x 1(12, 24)2 x 1(12, 24)2 x 1(12, 24)1 x 1(21)2 x 1(06, 15)1 x 1(21)2 x 1(06, 15)2 x 1(12, 24)3 x 1
12 hari
11 hari
12 hari
10 hari
9 hari
5 hari
12 hari
3 hari
12 hari
10 hari
4 hari
4 hari
5 hari
6 hari
3 hari
3 hari
12/03-23/03
12/03-22/03
12/03-23/03
14/03-23/03
15/03-23/03
18/03-22/03
12/03-23/03
12/03-24/03
12/03-23/03
14/03-23/03
14/03-17/03
14/03-17/03
18/03-22/03
18/03-23/03
15/03-17/03
20/03-22/03
Obat yangdibawa pulang :-
76
Pelaksanaan pemberian obatNo. Data pasien
Hasilpemeriksaan Nama obat
Carapemberian
Dosis FrekuensiLama
pemberianTanggal
pemberianKeterangan
Diagnosis:StrokeHemoragi
Outcome :Membaik,pindah ruang
3. No. RM : 46-07-49Usia / JK : 49 th / PTgl. Masuk : 24-04-09 dari
IGDTgl. Keluar : 07-05-09Lama inap : 14 hariKeluhan utama : kelemahan
anggota gerak kiri.Riwayat penyakit : sulit
berbicara, HT, DM disangkalGejala waktu serangan :
lumpuh separo anggota badan sebelah kiri,
nyeri kepala, lokasi nyerikepala temporal kanan.
Faktor resiko : hipertensi
P.neurologis : tingkatkesadaran CM, pupil isokor,refleks pupil positif, reflekskornea positif, gerakan bolamata normal, saraf otak no.VIIparesis kiri, saraf otak no.XIIparesis kiri, disphapsia,disphagia.
P.fisik umum : paru-parunormal, abdomen normal,denyut nadi teratur.
P.lab : Kadar gula darahsewaktu 84; Lekosit 16,86;kolesterol total 160; LDLkolesterol 109; Ureum 16;Kreatinin 0,8; SGPT 39;SGOT 32; Na 144; Ka 3,6.
P.radiologis : pemeriksaan CTscan kepala perdarahan, lokasilobus temporal kanan.
captopril
HCT
nifedipin
piracetam
cefixime
piracetam
Takelin
Radin
Manitol
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Bilaperluinfus
25mg
½tab
½tab
400mg
3g
250mg
50mg/2ml
125cc100cc75cc50cc
3 x 1(06, 14, 22)1 x 1(06)3 x 1(06, 14, 22)3 x1(06, 14, 22)2 x 1(06, 18)2 x 1(11, 23)2 x 1(11, 23)2 x 1(11, 23)4 x 1(06, 12, 18,24)
11 hari
11 hari
9 hari
4 hari
5 hari
11 hariGanti oral11 hariGanti oral11 hariGanti oral1 hari1 hari1 hari1 haristop
27/04-07/05
27/04-07/05
29/04-07/05
04/05-07/05
03/05-07/05
24/04-03/0504/0524/04-03/0504/0524/04-03/0504/0525/0426/0427/0428/0430/04
Obat yangdibawa pulang :-
77
Pelaksanaan pemberian obatNo. Data pasien
Hasilpemeriksaan Nama obat
Carapemberian
Dosis FrekuensiLama
pemberianTanggal
pemberianKeterangan
Diagnosis:StrokeHemoragi
Outcome :Membaik,pindah ruang
4. No. RM : 46-46-11Usia / JK : 52 th / PTgl. Masuk : 26-01-09 dari
IGDTgl. Keluar : 06-02-09Lama inap : 12 hariKeluhan utama : penurunan
kesadaran.Riwayat penyakit : 1 HSMRS
mengeluh mengalamikelemahan anggota gerakkanan dan mengantuk terusserta sulit komunikasi.
Gejala waktu serangan :lumpuh separo anggotabadan sebelah kanan, nyerikepala, lokasi nyeri kepalatemporal kiri, muntah,penurunan kesadaran.
Faktor resiko : hipertensi
P.neurologis : tingkatkesadaran stupor, pupil isokor,refleks pupil positif, reflekskornea positif, gerakan bolamata normal, saraf otak no.VIInormal, saraf otak no.XIInormal, disphapsia, disarthia,disphagia.
P.fisik umum : paru-parunormal, jantung takhikardia,denyut nadi teratur, tekanandarah tinggi, temperatur36,50C
P.lab : Kadar gula darahsewaktu 120; hemoglobin12,7; Lekosit 10,57; Hmt36,2; eritrosit 4,44; platelet200; Ureum 15,1; Kreatinin0,86; SGPT 28; SGOT 37; Na140; Ka 4,1.
P.radiologis : -(alat sedang rusak)
captopril
HCT
Radin
piracetam
Neurotam
Brainact
ranitidin
ceftriaxon
Lasix
Herbesser(bila ada)
Oral
Oral
Oral
Oral
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Injeksi
50mg
25mg
1tab
150mg
800mg
3g
250mg
50mg/2ml
1g
20mg/2ml
9ml/jam
2 x 1(10, 22)3 x 1(06, 14, 22)2 x 1(06, 14)2 x1(10, 22)2 x 1(10, 22)2 x 1(08, 20)2 x 1(08, 20)2 x 1(10, 22)2 x 1(10, 22)2 x 1(10, 22)
3 hari
8 hari
8 hari
4 hari
4 hari
7 hariGanti oral8 hari
7 hari
8 hari
6 hariGanti oral
5 hari
27/01-29/01
30/01-06/02
30/01-06/02
03/02-06/02
03/02-06/02
27/01-02/0203/0227/01-03/02
28/01-03/02
27/01-03/02
28/01-02/0203/02
30/01-03/02
Obat yangdibawa pulang :
piracetam2 x 800 mg
captopril3 x 25 mg
HCT1 x 1 tab
Radin2 x 1 tab
78
Pelaksanaan pemberian obatNo. Data pasien
Hasilpemeriksaan Nama obat
Carapemberian
Dosis FrekuensiLama
pemberianTanggal
pemberianKeterangan
Diagnosis:StrokeHemoragi
Outcome :Membaik,pindah ruang
5. No. RM : 46-70-99Usia / JK : 70 th / LTgl. Masuk : 25-02-09 dari
IGDTgl. Keluar : 05-03-09Lama inap : 9 hariKeluhan utama : kelemahan
anggota gerak kiri.Riwayat penyakit : kurang
lebih 3 HSMRS tiba-tibapingsan mendadak jam11.00, tidak kejang, muntah3x, pelo, perot sebelumpingsan. Riwayat penyakithipertensi, DM tidak kontrolrutin
Gejala waktu serangan :lumpuh separo anggotabadan sebelah kiri, nyerikepala, lokasi nyeri kepalafrontal, muntah, penurunankesadaran.
Faktor resiko : hipertensi,DM
P.neurologis : tingkatkesadaran stupor, pupil isokor,refleks pupil positif, reflekskornea positif, saraf otakno.VII normal, saraf otakno.XII normal.
P.fisik umum : paru-parunormal, abdomen normal,denyut nadi teratur, tekanandarah normal.
P.lab : Kadar gula darahsewaktu 109; Hb 11,4; Lekosit9,53; Hmt 35,3; kolesteroltotal 123; trigliserida 64;Ureum 55,8; Kreatinin 0,94;SGPT 93; SGOT 45; Na149,5; Ka 4,9.
P.radiologis : -
captopril
diltiazem
piracetam
piracetam
Takelin
Radin
ceftriaxon
Oral
Oral
Oral
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Injeksi
25mg
30g
800mg
3g
250mg
50mg/2ml
1g
3 x 1(04, 12, 20)1 x 1(12)2 x 1(09, 21)2 x1(09, 21)2 x 1(09, 21)2 x 1(09, 21)2 x 1(12, 24)
8 hari
8 hari
2 hari
8 haristop8 hari
9 hari
7 hari
25/02-04/03
25/02-04/03
04/03-05/03
25/02-04/0304/0325/02-04/03
25/02-05/03
25/02-03/03 Obat yangdibawa pulang :
piracetam 2x800mg
Brainact2 x 250 mg
captopril3 x 25 mg
diltiazem1 x 30 g
79
Pelaksanaan pemberian obatNo. Data pasien
Hasilpemeriksaan Nama obat
Carapemberian
Dosis FrekuensiLama
pemberianTanggal
pemberianKeterangan
Diagnosis:Stroke NonHemoragi
Outcome :membaik(pulang paksa)
6. No. RM : 48-29-74Usia / JK : 65 th / PTgl. Masuk : 17-04-09 dari
bangsal.Tgl. Keluar : 22-04-09Lama inap : 6 hariKeluhan utama : kelemahan
anggota gerak kanan.Riwayat penyakit : sulit
bicara, 1 HSMRS sulit bicaradan mengalami kelemahananggota gerak kanan.
Gejala waktu serangan :lumpuh separo anggotabadan sebelah kanan, nyerikepala frontal, penurunankesadaran.
Faktor resiko : hipertensi,serangan jantung, dan lemahjantung.
P.neurologis : tingkatkesadaran CM, pupil isokor,refleks pupil positif, reflekskornea positif, afasia.P.fisik umum : paru-paru
normal, jantung atrial fibrasi,abdomen normal, denyut naditeratur, tekanan darah tinggi,temperatur 360C.
P.lab : Kadar gula darahsewaktu 99; Hemoglobin 14,7;Lekosit 8,18; Hmt 49,8;eritrosit 5,28; platelet 256;kolesterol total 197; LDLkolesterol 129; Ureum 14;Kreatinin 0,8; Asam urat 4,5;SGPT 12; SGOT 21;Na 148;Ka 3,5.
P.radiologis : pemeriksaan CT-Scan kepala infark lokasi lobusfrontal dan lobus parientaliskiri.
KSR
digoxin
Tiaryt
Aspilets
Neurotam
Brainact
ceftriaxon
Radin
Farsix
Oral
Oral
Oral
Oral
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Injeksi
1tab
0,25mg
½ tab
80mg
3g
250mg
1g
50mg/2ml
10mg/ml
1 x 1(06)1 x 1(06)1 x 1(06)1 x 1(21)2 x1(11, 23)2 x 1(11, 23)2 x 1(11, 23)2 x 1(11, 23)2 x 1(11, 23)
5 hari
5 hari
5 hari
5 haristop5 hari
5 hari
5 hari
2 hari
5 hari
18/04-22/04
18/04-22/04
18/04-22/04
17/04-21/0422/0417/04-21/04
17/04-21/04
17/04-21/04
20/04-21/04
17/04-21/04
Obat yangdibawa pulang :Noochepal2 x 800 mgBrainact2 x 250mgAspilets1 x 80 mgAspar K1 x 1furosemid1 x 1Radin2 x 1Tiaryt1 x ½digoxin1 x 1
80
Pelaksanaan pemberian obatNo. Data pasien
Hasilpemeriksaan Nama obat
Carapemberian
Dosis FrekuensiLama
pemberianTanggal
pemberianKeterangan
Diagnosis:Stroke NonHemoragi
Outcome :pindah ruang
7. No. RM : 46-35-89Usia / JK : 52 th / PTgl. Masuk : 16-01-09 dari
IGD.Tgl. Keluar : 27-01-09Lama inap : 12 hariKeluhan utama : kelemahan
anggota gerak kanan.Gejala waktu serangan :
lumpuh separo anggotabadan sebelah kanan, nyerikepala kanan, penurunankesadaran.
Faktor resiko : seranganjantung, lemah jantung.
P.neurologis : tingkatkesadaran stupor, pupilisokor, refleks pupil positif,refleks kornea positif, gerakanbola mata normal, disphapsia,disarthia, disphagia.
P.fisik umum : jantung atrialfibrasi, abdomen normal,denyut nadi tidak teratur,tekanan darah normal,temperatur 36,30C.
P.lab : Kadar gula darahsewaktu 119; Hemoglobin12,7; Hmt 44,6; eritrosit 4,66;kolesterol total 210;trigliserida 89; Ureum 27,7;Kreatinin 0,71; SGPT 16;SGOT 29.
P.radiologis : pemeriksaan CT-Scan kepala infark lokasiventrikel kiri.
digoxin
Silopect
Nairet
InpepsasyrupNeurotam
Brainact
Radin
ceftriaxon
Medixon
Oral
Oral
Oral
Oral
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Injeksi
0,25mg
1cth
1tab
1cth
3g
250mg
50mg/2ml
1g
62,5
1 x 1(14)3 x 1(06, 14, 22)3 x 1(06, 14, 22)3 x 1
4 x1(06,12,18,24)2 x 1(06, 18)2 x 1(06, 18)2 x 1(10, 22)2 x 1(10, 22)
10 hari
9 hari
6 hari
1 hari
10 hari
10 hari
10 hari
6 hari
5 hari
17/01-26/01
19/01-27/01
22/01-27/01
27/01
17/01-26/01
17/01-26/01
17/01-26/01
21/01-26/06
22/01-26/01
Obat yangdibawa pulang :-
81
Pelaksanaan pemberian obatNo. Data pasien
Hasilpemeriksaan Nama obat
Carapemberian
Dosis FrekuensiLama
pemberianTanggal
pemberianKeterangan
Diagnosis:StrokeHemoragi
Outcome :membaik,pindahruang
8. No. RM : 46-53-03Usia / JK : 63 th / LTgl. Masuk : 08-02-09 dari
IGD.Tgl. Keluar : 12-02-09Lama inap : 5 hariKeluhan utama : -Riwayat penyakit : -Gejala waktu serangan : nyeri
kepala.Faktor resiko : hipertensi.
P.neurologis : pupil isokor,refleks pupil positif, reflekskornea positif, gerakan bolamata normal, saraf otak no.VII paresis, saraf otak no. XIIparesis, disarthia.
P.fisik umum : jantungtakhikardia, abdomen normal,denyut nadi penuh, tekanandarah tinggi.
P.lab : kadar gula darahsewaktu 142; Hemoglobin15,6; Lekosit 9,15; Hmt 43,3;eritrosit 288; HDL Kolesterol41; LDL kolesterol 105;trigliserida 185; ureum 40;Kreatinin 0,75; bilirubin total16; Na 144;Ka 10,7.
P.radiologis : -
Concor
captopril
HCT
gentamicin
dexa-metasonantasid
ceftriaxon
piracetam
citicolin
ranitidin
Brainact
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Injeksi
5 mg
25 mg
1 tab
0,5 mg
1 tab
1 tab
1 g
3 g
250mg/2ml
50mg/2ml
250 mg
1 x 1(06, 14, 22)2 x 1(21)1 x 1(06, 14, 22)3 x 1(06, 14, 22)3 x1(06)3 x 1(06, 14, 22)2 x 1(06, 18)
2 x 1(06, 18)2 x 1(06, 18)2 x 1(09, 21)2 x 1(09, 21)
4 hari
4 hari
2 hari
3 hari
2 hari
2 hari
4 hari
Stop5 hari
3 hari
2 haristop2 hari
09/02-12/02
09/02-12/02
11/02-12/02
10/02-12/02
11/02-12/02
11/02-12/02
08/02-09/0211/02-12/0209/0208/02-12/02
08/02-10/02
08/02-09/0209/0211/02-12/02
Obat yangdibawapulang :-
82
Pelaksanaan pemberian obatNo. Data pasien
Hasilpemeriksaan Nama obat
Carapemberian
Dosis FrekuensiLama
pemberianTanggal
pemberianKeterangan
Diagnosis:Stroke NonHemoragi
Outcome :Meninggaldunia
9. No. RM: 46-66-79 Usia / JK: 80 th / P Tgl. masuk: 20-02-2009 dari
IGD. Tgl Keluar: 25-02-2009 Lama Inap: 6 hari Keluhan utama: kejang
seluruh tubuh Riwayat Penyakit: 1
HSMRS tiba-tiba orang sakitkejang seluruh tubuh,kelemahan anggota gerakkiri, pelo,perot
Gejala waktu serangan:lumpuh separo anggotabadan, lumpuh sebelah kiri,nyeri kepala, lokasi nyeri difrontal, vertigo, mengalamipenurunan kesadaran
Faktor Resiko: hipertensi
P. neurologis: tingkatkesadaran somnolen, kejang-kejang, gangguan penglihatan,gerakan bola mata normal,tidak dysphasia/aphasia,disphagia
P. fisik umum: jantungnormal, tekanan darah asites/tinggi
P. lab: Hemoglobin 14,9;Lekosit 18,370; Hmt 45,8;Kolesterol total 175; Plasmafibrinogen 88.119; ureum 49;kreatinin 0,97; SGPT 25;SGOT 51; Na 145; Ka 4,2
P.radiologis: -
ISDN
misoprostol
Megavit
captopril
Neurotam
Brain act
ISDN
bisoprolol
Tiaryt
Plavix
Neurotam
Brainact
ceftriaxon
Oral
Oral
Oral
Oral
Injeksi
Injeksi
Oral(khusus)Oral(khusus)Oral(khusus)Oral(khusus)Injeksi(khusus)Injeksi(khusus)Injeksi(khusus)
5 mg
42
200 g
25 mg
3 g
250 mg
5 mg
½ tab
200 mg
75 g
3 g
250 g
1g
3x(06,14,22)1x(14)1x(14)2x(14,02)2x(12,24)2x(12,24)3x(06,14,22)1x(06)1x(06)1x(06)2x(12,24)2x(12,24)2x(12,24)
6 hari
3 hari
3 hari
3 hari
6 hari
6 hari
3 hari
2 hari
2 hari
1 hari
3 hari
3 hari
2 hari
20/02-25/02
20/02-22/02
20/02-22/02
20/02-22/02
20/02-25/02
20/02-25/02
23/02-25/02
23/02-24/02
23/02-24/02
25/02
23/02-25/02
23/02-25/02
24/02-25/02
Obat yangdibawa pulang :-
83
Pelaksanaan pemberian obatNo. Data pasien
Hasilpemeriksaan Nama obat
Carapemberian
Dosis FrekuensiLama
pemberianTanggal
pemberianKeterangan
Diagnosis:StrokeHemoragi
Outcome :Membaik ,boleh pulang
10. No. RM: 47-12-91 Usia / JK: 51 th / L Tgl. masuk: 19-01-09 dari
bangsal. Tgl. Keluar: 26-01-09 Lama Inap: 8 hari Keluhan Utama: kelemahan
anggota gerak kanan Riwayat Penyakit: 1
HSMRS orang sakitmengeluh anggota gerakkanan sulit digerakkan,kesemutan, NK, cekot
Gejala waktu serangan:Lumpuh separo anggotabadan, lumpuh sebelahkanan, nyeri kepala, lokasinyeri di frontal.
Faktor Resiko: hipertensi
P. neurologis: tingkatkesadaran somnolen, pupilisokor, refleks pupil negative,refleks kornea negative,gerakan bola mata normal
P. fisik umum: paru-parunormal, jantung normal,abdomen normal, denyut naditeratur, frekuensi penuh,tekanan darah normal
P. lab: Kadar gula darahsewaktu 149; Hemoglobin14; Lekosit 9,12; Hmt 40,1;Eritrosit (dalam ribuan) 4,99;Platelet 311; ureum 46,5;kreatinin 1,39; SGPT 9;SGOT 29; Na 147; Ka 3,1
P.radiologis: -
captopril
Neurodex
Merflam
cefadroxil
metilprednisolonpiracetam
Takelin
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Injeksi
Injeksi
25 mg
1 tab
500 mg
500 mg
4 mg
3 g
250mg/2ml
3x(06,14,22)2x(10,22)2x(10,22)2x(10,22)2x(6,18)2x(10,22)2x(10,22)
8 hari
1 hari
6 hari
4 hari
4 hari
8 hari
8 hari
19/01-26/01
19/01
21/01-26/01
23/01-26/01
23/01-26/01
19/01-26/01
19/01-26/01 Obat yangdibawa pulang :-
84
Pelaksanaan pemberian obatNo. Data pasien
Hasilpemeriksaan
Nama obatCara
pemberianDosis Frekuensi
Lamapemberian
Tanggalpemberian
Keterangan
Diagnosis:StrokeHemoragi
Outcome :Membaik
11. No. RM: 48-13-53 Usia / JK: 55 th / P Tgl masuk: 06-04-09 dari
IGD Tgl Keluar: 16-04-09 Lama Inap: 11 hari Keluhan Utama: penurunan
kesadaran Riwayat Penyakit: 1
HSMRS tiba-tiba orang sakitmengalami penurunankesadaran, kelemahananggota gerak, pusing, mual
Gejala waktu serangan: nyerikepala, lokasi nyeri difrontal, vertigo, mengalamipenurunan kesadaran
Faktor Resiko: hipertensi
P. neurologis: tingkatkesadaran somnolen, pupilisokor, refleks pupil positif,refleks kornea positif, gerakanbola mata normal.
P. fisik umum: paru-parunormal, jantung normal,abdomen normal
P. lab: Kadar gula darahsewaktu 165; Hemoglobin 12;Lekosit 13,68; Hmt 36,2;Eritrosit (dalam ribuan) 315;HDL kolesterol 218; LDLkolesterol 49; Trigliserida165; Plasma fibrinogen 22;Kreatinin 11; Asam urat 0,62;bilirubin total 2,11; SGOT 26;Analisis Gas Darah(terlampir) 24; Na 145,1; Ka3,3
P.radiologis: pemeriksaan CTscan kepala: pendarahan,lokasi: ventrikel, kanan dankiri
Noperten
piracetam
ceftriaxon
piracetam
Takelin
Herbesser
Radin
ceftriaxon
Manitol
Herbesser
Oral
Oral
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Khusus
Khusus
10 g
800 mg
1
3g
250 g
5 mg
50mg/2ml
1 g
125 cc
5mg/kgBB
1x(22)3x(06,14,22)2x(12,24)2x(12,24)2x(12,24)1x(11)2x(12,24)2x(12,24)2x
1 hari
1 hari
5 hari
11 hari
11 hari
1 hari
8 hari
4 hari
5 hari
14/04
14/04
07/04-11/04
06/04-16/04
06/04-16/04
07/04
09/04-16/04
12/04-15/04
08/04-12/04
Obat yangdibawa pulang :-
85
Pelaksanaan pemberian obatNo. Data pasien
Hasilpemeriksaan Nama obat
Carapemberian
Dosis FrekuensiLama
pemberianTanggal
pemberianKeterangan
Diagnosis:Stroke NonHemoragi
Outcome :Pindah ruang
12. No. RM: 47-32-85 Usia / JK: 70 th / L Tgl masuk: 24-03-09 dari
IGD Tgl Keluar: 29-03-09 Lama Inap: 6 hari Keluhan Utama: Kelemahan
anggota gerak badan Riwayat Penyakit: 1
HSMRS saat habis tidurtiba2 orang sakitmengalamai kelemahananggota gerak kanan
Gejala waktu serangan:lumpuh separo anggotabadan, lumpuh sebelahkanan,
Faktor Resiko: hipertensi
P. neurologis: pupil isokor,refleks pupil positif, reflekskornea positif, gerakan bolamata normal, saraf otak no.VII paresis, kelumpuhan sarafotak no. VII kanan, saraf otakno. XII paresis, kelumpuhanotak no. XII kanan, disarthria
P. fisik umum: paru-parunormal, jantung normal,abdomen normal, teratur 70x/menit, tekanan darah: 160/80,36,50C.
P. lab: Kadar gula darahsewaktu 103; Hemoglobin14,4; Lekosit 6,79; Hmt 42,1;Eritrosit 5,03; Platelet 198;Kolesterol total 179 ;Trigliserida 214; ureum 17,2;kreatinin 0,68; Asam urat 5,2;SGPT 34; SGOT 28; Na142; Ka 4,5
P.radiologis: -
simvastatin
sulfatatropineAspilets
Pletaal
Neurotam
Brainact
Radin
cefotaxim
Oral
Oral
Oral
Oral
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Injeksi
10 mg
½ tab
80 mg
1 tab
3 g
250 mg
50mg/2ml
1g
1x(22)2x(10,22)1x(14)2x(10,22)2x(08,20)2x(08,20)2x(08,20)2x(08,20)
5 hari
3 hari
1 hari
1 hari
6 hari
6 hari
6 hari
6 hari
25/03-29/03
27/03-29/03
28/03
28/03
24/03-29/03
24/03-29/03
24/03-29/03
24/03-29/03
Obat yangdibawa pulang :-
86
Pelaksanaan pemberian obat
No. Data pasienHasil
pemeriksaan Nama obatCara
pemberianDosis Frekuensi
Lamapemberian
Tanggalpemberian
Keterangan
Diagnosis:StrokeHemoragiOutcome :Pindah ruang
13. No. RM: 46-94-69 Usia / JK: 55 th / P Tgl masuk: 16-03-09 dari
bangsal Tgl Keluar: 28-03-09 Lama Inap: 13 hari Keluhan Utama: Kelemahan
anggota gerak kiri Riwayat Penyakit: 3 jam
SMRS saat sedang istirahattiba-tiba orang sakitmengalami kelemahananggota gerak disertaikesemutan separo badan kiri
Gejala waktu serangan:Lumpuh separo anggotabadan, lumpuh sebelah kiri,muntah.
Faktor Resiko: hipertensi
P. neurologis: pupil isokor,refleks pupil positif, reflekskornea positif, gerakan bolamata normal, saraf otak no. VIIparesis, kelumpuhan saraf otakno. VII kiri, saraf otak no. XIIparesis, kelumpuhan otak no.XII kiri
P. fisik umum: paru-parunormal, jantung normal,abdomen normal, teratur ,penuh 80x/ menit, tekanandarah: 140/90, normal
P. lab: Kadar gula darahsewaktu 119; Hemoglobin12,1; Lekosit 8,25; Hmt 37,5;Eritrosit 4,26; Platelet 242;Kolesterol total 192;Trigliserida 87; ureum 4,80;kreatinin 0,98; SGPT 23;SGOT 45; Na 150; Ka 4,6
P.radiologis: pemeriksaan CTscan kepala: pendarahan,Lokasi: lobus temporal danlobus parientalis, kanan.
Analsik
Radin
ciprofloxacinpiracetam
piracetam
Takelin
Radin
Manitol
Oral
Oral
Oral
Oral
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Injeksi
1 tab
1 tab
500 mg
400 mg
3 g
250 mg
50mg/2ml
125 cc
2x(12,24)2x(06,18)2x(06,18)3x(06,14,22)2x(12,24)2x(12,24)2x(12,24)4x
7 hari
5 hari
5 hari
4 hari
8 hari
8 hari
8 hari
2 hari
16/03-22/03
24/03-28/03
24/03-28/03
25/03-28/03
16/03-23/03
16/03-23/03
16/03-23/03
18/03, 20/03
Obat yangdibawa pulang :-
87
Pelaksanaan pemberian obatKeterangan
No. Data pasienHasil
pemeriksaan Nama obatCara
pemberianDosis Frekuensi
Lamapemberian
Tanggalpemberian
Diagnosis:Stroke NonHemoragi
Outcome :Pindah ruang
14. No. RM: 46-29-99 Usia / JK: 52 th / L Tgl masuk: 08-01-09 dari
IGD Tgl Keluar: 14-01-09 Lama Inap: 7 hari Keluhan Utama: Kelemahan
anggota gerak kanan Riwayat Penyakit: 8 HSMRS
tiba-tiba orang sakit merasakesemutan anggota gerakkanan kemudian terjadikelemahan anggota gerakkanan, pelo, perot, kejang,sadar
Gejala waktu serangan:Lumpuh separo anggotabadan, lumpuh sebelahkanan, muntah,
Faktor Resiko: -
P. neurologis: tingkat kesadaransomnolen, kejang-kejang, pupilisokor, refleks pupil positif,refleks kornea positif, gerakanbola mata normal, saraf otakno. VII paresis, kelumpuhansaraf otak no. VII kanan, sarafotak no. XII paresis,kelumpuhan otak no. XIIkanan, disarthria
P. fisik umum: paru-parunormal, jantung normal,abdomen normal, teratur,frekuensi penuh, tekanan darah:normal, 390C.
P. lab: Kadar gula darahsewaktu 115; Hemoglobin 14,1;Lekosit 15; Hmt 41,7; Eritrosit4,43; Platelet 219; Kolesteroltotal 198; Trigliserida 194;ureum 30; kreatinin 0,8; SGPT60; SGOT 49; Homocysteine144; Na 144; Ka 4,0
P.radiologis: infark, lobustemporal, kiri
penitoinkapsulLaxadinsyrupmeloxicam
Dexacap
DulcolaxtabAlganax
Neurocet
Brainact
ceftriaxon
paracetamol
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Khusus
100 mg
1 cth
7,5 mg
12,5 mg
3 tab
0,5
3 g
250 mg
1 g
500 mgk/p
2x(06,18)3x(06, 14,22)2x(10,22)3x(06,14,22)1x(18)1x(22)2x(10,22)2x(10,22)2x(10,22)
6 hari
5 hari
5 hari
4 hari
2 hari
2 hari
6 hari
6 hari
6 hari
09/01-14/01
10/01-14/01
10/01-14/01
11/01-14/01
13/01-14/01
13/01-14/01
09/01-14/01
09/01-14/01
09/01-14/01
Obat yangdibawa pulang :
Brain act2x250mg
piracetam2x3g
Inj ceftriaxon2x1g
88
Pelaksanaan pemberian obatNo. Data pasien
Hasilpemeriksaan Nama obat
Carapemberian
Dosis FrekuensiLama
pemberianTanggal
pemberianKeterangan
Diagnosis:StrokeHemoragiOutcome :meninggal
15. No. RM: 48-28-37 Usia / JK: 75 th / P Tgl masuk: 21-04-09 dari
IGD Tgl Keluar: 03-05-09 Lama Inap: 13 hari Keluhan Utama: Penurunan
kesadaran Riwayat Penyakit: 12 jam
SMRS tiba-tiba orang sakitmengalami penurunankesadaran, pusing cekot-cekot
Gejala waktu serangan: nyerikepala, nyeri di temporal,seluruh kepala, mengalamipenurunan kesadaran
Faktor Resiko: hipertensi
P. neurologis: tingkatkesadaran koma, pupil isokor,refleks pupil positif, reflekskornea positif, reflexbabinski, sebelah kiri
P. fisik umum: paru-parunormal, jantung normal,abdomen normal, teratur,tekanan darah asites
P. lab: Kadar gula darahsewaktu 61; Hemoglobin12,6; Lekosit 11,74; Hmt35,0; Trigliserida 371; ureum26; kreatinin 1,0; SGPT 9;SGOT 20; Na 130; Ka 4,4
P.radiologis: pendarahan,capsula interna, kanan dankiri
ISDN
Pamol
Zistic
KSR
Carpiaton
Ceradolan
Neurotam
Brainact
Radin
ceftriaxon
Herbesser
Bisolvon
Lasix
Manitol
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Injeksi
khusus
5 mg
1 tab
500 mg
1 tab
1 tab
1 tab
3 g
250 mg
50mg/2ml
1 g
3 g
1 ampul
20mg/2ml
125 cc100 cc75 cc50 cc
3x(06,14,22)3x(06,14,22)1x(11)1x(11)2x(11,23)2x(11,23)2x(11,232x(11,23)2x(11,23)2x(11,23)1x(11)3x(06,14,22)1x(11)4x4x4x4x
13 hari
9 hari
9 hari
9 hari
1 hari
1 hari
13 hari
13 hari
13 hari
8 hari
5 hari
10 hari
7 hari
2 hari1 hari1 hari1 hari
21/04-03/05
25/04-03/05
25/04-03/05
25/04-03/05
03/05
03/05
21/04-03/05
21/04-03/05
21/04-03/05
21/04-28/04
22/04-26/04
24/04-03/04
27/04-03/05
21/04-22/0423/0424/0425/04
Obat yangdibawa pulang :-
89
Pelaksanaan pemberian obatNo. Data pasien
Hasilpemeriksaan Nama obat
Carapemberian
Dosis FrekuensiLama
pemberianTanggal
pemberianKeterangan
Diagnosis:Stroke NonHemoragi
Outcome :Membaik
16. No. RM: 46-93-01 Usia / JK: 75 th / P Tgl masuk: 13-03-09 dari
IGD Tgl Keluar: 26-03-09 Lama Inap: 14 hari Keluhan Utama: Kelemahan
anggota gerak kiri Riwayat Penyakit: 1 jam
SMRS saat sedang duduktiba-tiba orang sakitmengalamai kelemahananggota gerak kiri
Gejala waktu serangan:lumpuh separo anggotabadan, lumpuh sebelah kiri,nyeri kepala, nyeri frontal,
Faktor Resiko: hipertensi
P. neurologis: pupil isokor,refleks pupil positif, reflekskornea positif, gerakan bolamata normal, saraf otak no.VII paresis, kelumpuhan sarafotak no. VII kiri, saraf otakno. XII paresis, kelumpuhanotak no. XII kiri
P. fisik umum: paru-parunormal, jantung normal,abdomen normal, teratur,penuh, tekanan darah: 160/80,36,50C.
P. lab: Kadar gula darahsewaktu 113; Hemoglobin143,6; Lekosit 7,40; Hmt41,6; Platelet 365; Kolesteroltotal 180; Trigliserida 91;ureum 39; kreatinin 0,76;SGPT 29; SGOT 20; Na 149;Ka 3,8
P.radiologis: infark, lobustemporal, kanan
captopril
allopurinol
Tiaryt
alprazolam
cefixime
piracetam
Aspilets
captopril
piracetam
Takelin
Radin
ceftriaxon
Takelin
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Injeksi
25 g
100 g
200 mg
0,5 mg
100 mg
400 mg
80 mg
12,5 mg
3g
250 mg
50mg/2ml
1 g
250 mg
2x(12,24)2x(06,18)1x(06)1x(22)2x(06,18)3x(06,14,22)3x(06,14,22)1x(14)2x(06,18)3x(06,14,22)2x(06,18)2x(12,24)2x(12,24)
2 hari
10 hari
9 hari
9 hari
8 hari
3 hari
1 hari
1 hari
12 hari
4 hari
12 hari
3 hari
6 hari
14/03-15/03
17/03-26/03
18/03-26/03
18/03-26/03
19/03-26/03
24/03-26/03
26/03
26/03
13/03-24/03
13/03-16/03
13/03-24/03
17/03-19/03
19/03-24/03
Obat yangdibawa pulang :-
90
Pelaksanaan pemberian obatNo. Data pasien
Hasilpemeriksaan Nama obat
Carapemberian
Dosis FrekuensiLama
pemberianTanggal
pemberianKeterangan
Diagnosis:Stroke NonHemoragi
Outcome :pindah ruang
17.No. RM : 11-15-72Usia / JK : 47 th / PTgl. Masuk : 21-01-09 dari
bangsal.Tgl. Keluar : 25-01-09Lama inap : 5 hariKeluhan utama : kelemahan
anggota gerak kiri.Riwayat penyakit : 1 HSMRS
OS mengeluh kelemahananggota gerak kiri, mual,pelo, perot.
Gejala waktu serangan :lumpuh separo anggotabadan, lumpuh sebelah kiri,nyeri kepala, lokasi nyerikepala frontal.
Faktor resiko : hipertensi
P.neurologis : tingkatkesadaran CM, pupil isokor,refleks pupil positif, reflekskornea positif, gerakan bolamata normal, saraf otak no.VIIparesis, saraf otak no.XIIparesis, kelumpuhan otakno.XII kiri, disarthria.
P.fisik umum : paru-parunormal, jantung normal,abdomen normal, denyut naditeratur, tekanan darah normal.
P.lab : Kadar gula darahsewaktu 129; Hemoglobin15,4; Lekosit 12,30; Hmt 45;Eritrosit 5,41; Platelet 335;kolesterol total 229;trigliserida 248; Ureum 35;Kreatinin 0,9; Asam urat 6,9;Na 154; Ka 4,0.
P.radiologis : - (alat rusak).
captopril
allopurinol
Evothyl
cefadroxil
piracetam
Brainact
ceftriaxon
Radin
Neurotam
Oral
Oral
Oral
Oral
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Injeksi
25 mg
100 mg
300 mg
500 mg
3 g
250 mg
1 g
50mg/2ml
3 g
2 x 1(10, 22)2 x 1(06, 18)1 x 1(22)2 x1(10, 22)2 x 1(22)2 x 1(10, 22)2 x 1(10, 22)2 x 1(10, 22)2 x 1(10, 22)
5 hari
4 hari
4 hari
2 hari
3 hari
4 hari
2 hariStop.4 hari
2 hari
21/01-25/01
22/01-25/01
22/01-25/01
24/01-25/01
21/01-23/01
22/01-25/01
22/01-23/0124/0122/01-25/01
24/01-25/01
Obat yangdibawa pulang :-
91
Pelaksanaan pemberian obatNo. Data pasien
Hasilpemeriksaan Nama obat
Carapemberian
Dosis FrekuensiLama
pemberianTanggal
pemberianKeterangan
Diagnosis:Stroke NonHemoragi
Outcome :membaik,diizinkanpulang.
18.No. RM : 48-26-07Usia / JK : 67 th / PTgl. Masuk : 18-04-09 dari
IGD.Tgl. Keluar : 24-04-09Lama inap : 7 hariKeluhan utama : penurunan
kesadaran.Riwayat penyakit : ± 8 jam
OS mengeluh nyeri kepala.Gejala waktu serangan : nyeri
kepala, lokasi nyeri kepalaparietal sebelah kiri,penurunan kesadaran.
Faktor resiko : hipertensi.
P.neurologis : tingkatkesadaran koma, pupil isokor,refleks pupil positif, reflekskornea positif, refleksBabinski sebelah kanan.
P.fisik umum : paru-parunormal, jantung normal,abdomen normal, denyut naditeratur, tekanan darah asites.
P.lab : Hemoglobin 15,7;Lekosit 12,630; Hmt 48,1;KED 328; HDL Kolesterol197; LDL Kolesterol 43,6;trigliserida 126; Plasmafibrinogen136; Kreatinin 2,2;Asam urat 6,76; Na 147;Ka4,2.
P.radiologis : pemeriksaan CT-Scan kepala infark lokasi lobusparientalis dan lobusoksipitalis kanan.
captopril
Aspilets
ISDN
HCT
ambroxol
piracetam
Radin
piracetam
ceftriaxon
Radin
Takelin
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Injeksi
25 mg
80 mg
5 mg
80 mg
½ tab
30 mg
800 mg
3 g
1 g
50mg/2ml
250 mg
3 x 1(06, 14, 22)1 x 1(21)3 x 1(06, 14, 22)3 x 1(06, 14, 22)1 x1(06)3 x 1(06, 14, 22)2 x 1(06, 18)2 x 1(06, 18)2 x 1(06, 18)2 x 1(09, 21)2 x 1(09, 21)2 x 1(06, 18)
7 hari
5 hari
1 hari
3 hari
2 hari
1 hari
1 hari
1 hari
6 hari
6 hari
6 hari
6 hari
18/04-24/04
20/04-24/04
20/04
21,22,24 /04
23/04-24/04
24 /04
24 /04
24 /04
18/04-23/04
18/04-23/04
18/04-23/04
18/04-23/04
Obat yangdibawapulang :-
92
Pelaksanaan pemberian obatNo. Data pasien
Hasilpemeriksaan Nama obat
Carapemberian
Dosis FrekuensiLama
pemberianTanggal
pemberianKeterangan
Diagnosis:Stroke NonHemoragi
Outcome :pindah ruang
19.No. RM : 46-33-27Usia / JK : 53 th / LTgl. Masuk : 14-01-09 dari
IGD.Tgl. Keluar : 20-01-09Lama inap : 7 hariKeluhan utama : kelemahan
anggota gerak kiri.Riwayat penyakit : 4 jam
SMRS OS merasa pusing danjatuh, kelemahan anggotagerak kiri, pelo.
Gejala waktu serangan :lumpuh separo anggotabadan sebelah kiri, nyerikepala sebelah kiri.
Faktor resiko : hipertensi.
P.neurologis : tingkatkesadaran CM, pupil isokor,refleks pupil positif, reflekskornea positif, gerakan bolamata normal, saraf otakno.VII paresis, saraf otakno.XII paresis, kelumpuhanotak no.XII kiri, gangguansensorik sisi kiri.
P.fisik umum : paru-parunormal, jantung normal,abdomen normal, denyut naditeratur, tekanan darah tinggi,temperatur 350C.
P.lab : Kadar gula darahsewaktu 93; Hemoglobin 13,7;Lekosit 10,86; Hmt 41,1;kolesterol total 213;trigliserida 134; Ureum 36;Kreatinin 1,4; Asam urat 4,6;SGPT 43; SGOT 42;Na 148;Ka 3,0.
P.radiologis : pemeriksaan CT-Scan kepala infark lokasi lobusparientalis kanan.
Norvask
valsartan
ISDN
ambroxol
KSR
Biscor
Aspilets
digoxin
Brainact
piracetam
ciprofloxa-cinranitidin
Neurotam
Brainact
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Injeksi
Injeksi
10 mg
80 mg
5 mg
30 mg
1 tab
½ tab
80 mg
1 tab
250 mg
800 mg
1 tab
1 tab
3 g
250 mg
1 x 1(22)1 x 1(06)3 x 1(06, 14, 22)3 x 1(06, 14, 22)1 x1(06)1 x 1(22)1 x 1(22)1 x 1(14)2 x 1(10, 22)2 x 1(10, 22)2 x 1(10, 22)2 x 1(10, 22)2 x 1(10, 22)2 x 1(10, 22)
6 hari
6 hari
6 hari
6 hari
3 hari
3 hari
3 hari
2 hari
1 hari
1 hari
1 hari
1 hari
6 hari
6 hari
14/01-19/01
14/01-19/01
14/01-19/01
14/01-19/01
17/01-19/01
17/01-19/01
17/01-19/01
17/01-18/01
20 /01
20 /01
20 /01
20 /01
14/01-19/01
14/01-19/01
Obat yangdibawa pulang:
Brainact2 x 250mg
piracetam2 x 800mg
ranitidin2 x 1 tab
93
ranitidin
Farsix
ceftriaxon
Radin
Lasix
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Injeksi
50mg/2ml
10mg/1ml
1 g
50mg/2ml
20mg/2ml
2 x 1(10, 22)2 x 1(10, 22)2 x 1(10, 22)2 x 1(10, 22)1 x 1(10)
2 hari
1 hari
4 hari
3 hari
3 hari
14/01-15/01
15 /01
15/01-19/01
17/01-19/01
17/01-19/01
94
Pelaksanaan pemberian obatNo. Data pasien
Hasilpemeriksaan Nama obat
Carapemberian
Dosis FrekuensiLama
pemberianTanggal
pemberianKeterangan
Diagnosis:StrokeHemoragi
Outcome :membaik,pulangpaksa.
20.No. RM : 48-59-51Usia / JK : 80 th / PTgl. Masuk : 26-05-09 dari
IGD.Tgl. Keluar : 18-06-09Lama inap : 19 hariKeluhan utama : kiriman RS
Imanuel dengan SH.Riwayat penyakit : ± 2 hari
SMRS saat OS akan sholat,OS jatuh dan kemudian tidaksadar, mual.
Gejala waktu serangan :lumpuh separo anggotabadan, nyeri kepala,penurunan kesadaran.
Faktor resiko : hipertensi.
P.neurologis : tingkatkesadaran koma, pupil isokor,refleks pupil positif, reflekskornea positif, refleksBabinski sebelah kanan.
P.fisik umum : paru-parunormal, jantung normal,abdomen normal, denyut naditeratur, tekanan darah tinggi.
P.lab : Hemoglobin 13,0;Lekosit 11,32; Hmt 38,8;Eritrosit 4,43; Platelet 185;Kolesterol total 114;trigliserida 159; Ureum 17;Kreatinin 0,7; SGPT 26;SGOT 8; Na 144; Ka 3,9.
P.radiologis : pemeriksaan CT-Scan kepala iskemik,perdarahan, lokasi lobusparientalis kiri, pemeriksaanMRI kepala : perdarahanintraserebral.
Noperten
ISDN
piracetam
Radin
KSR
Tiaryt
Bio ATP
ambroxol
furosemid
piracetam
Takelin
Radin
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Injeksi
Injeksi
Injeksi
10 mg
5 mg
800 mg
150 mg
1 tab
200 mg
1 tab
30 mg
1 tab
3 g
250 mg
50mg/2ml
1 x 1(22)2 x 1(10, 22)3 x 1(14, 22, 06)2 x 1(06, 18)2 x1(06, 18)1 x 1(06)1 x 1(12)1 x 1(18)3 x 1(14, 22, 06)1 x 1(06)2 x 1(03, 15)(18, 06)2 x 1(03, 15)(18, 06)2 x 1(03, 15)(18, 06)
18 hari
9 hari
9 hari
12 hari
12 hari
12 hari
12 hari
12 hari
8 hari
3 hari
9 hari
9 hari
9 hari
26/05-12/06
26/05-03/06
04/06-12/06
01/06-12/06
01/06-12/06
01/06-12/06
01/06-12/06
01/06-12/06
05/06-12/06
07/06-09/06Stop
26/05-28/0529/05-03/06
26/05-28/0529/05-03/06
26/05-28/0529/05-03/06
Obat yangdibawapulang :
piracetam2 x 800 mg
Radin2 x 1
ISDN3 x 5 g
Noperten1 x 10 mg
95
ceftriaxon
Lasix
Manitol
Injeksi
Injeksi
Bilaperlu
1 g
20mg/2ml
125 cc(tapp of)
2 x 1(03, 15)(18, 06)
1 x 1(10)(15, 21, 03)(09,17, 21,09)(21, 09)(09)
9 hari
Stop
7 hari
4 hari
26/05-28/0529/05-03/0603/06
02/06-08/06
27/0528/0529/0530/05
Tiaryt1 x 1
Bio ATP1 x 1
96
Pelaksanaan pemberian obatNo. Data pasien
Hasilpemeriksaan Nama obat
Carapemberian
Dosis FrekuensiLama
pemberianTanggal
pemberianKeterangan
Diagnosis:StrokeHemoragi
Outcome :mati > 48jam
21.No. RM : 46-54-43Usia / JK : 85 th / PTgl. Masuk : 11-02-09 dari
IGD.Tgl. Keluar : 14-02-09Lama inap : 4 hariKeluhan utama : penurunan
kesadaran.Riwayat penyakit : 2 hari
SMRS OS tiba-tiba tidaksadar saat hendak ke kamarkecil.
Gejala waktu serangan :lumpuh separoh anggotabadan sebelah kiri, nyerikepala, penurunan kesadaran.
Faktor resiko : hipertensi.
P.neurologis : tingkatkesadaran koma, kaku kuduk,pupil anisokor, refleks pupilpositif, refleks kornea positif,refleks Babinski sebelah kanandan kiri.
P.fisik umum : paru-parunormal, jantung normal,abdomen normal, denyut naditeratur.P.lab : Kadar gula darahsewaktu 130; Hemoglobin13,8; Lekosit 15,57; Hmt 34,5;Eritrosit 4,45; kolesterol total211; HDL Kolesterol 47; LDLKolesterol 74; trigliserida 104;aPPT 37; Ureum 0,84;Kreatinin 5,08; Na 136;Ka 3,1.P.radiologis : -
captopril
piracetam
Brainact
ceftriaxon
Radin
Oral
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Injeksi
12,5 mg
3 g
250 mg
1 g
50mg/2ml
3 x 1(08, 16, 24)2 x 1(08, 20)2 x 1(08, 20)2 x 1(05, 17)2 x 1(05, 17)
3 hari
4 hari
4 hari
3 hari
3 hari
12/02-14/02
11/02-14/02
11/02-14/02
12/02-14/02
12/02-14/02
Obat yangdibawapulang :-
97
Pelaksanaan pemberian obatNo. Data pasien
Hasilpemeriksaan Nama obat
Carapemberian
Dosis FrekuensiLama
pemberianTanggal
pemberianKeterangan
Diagnosis:StrokeHemoragi
Outcome :mati > 48jam
22.No. RM : 48-05-53Usia / JK : 68 th / PTgl. Masuk : 31-03-09 dari
IGD.Tgl. Keluar : 06-04-09Lama inap : 7 hariKeluhan utama : penurunan
kesadaran.Riwayat penyakit : OS tiba-
tiba mengalami penurunankesadaran, pusing, mual,muntah, kelemahan anggotagerak tidak diketahui.
Gejala waktu serangan :lumpuh separo anggotabadan sebelah kiri, muntah,penurunan kesadaran.
Faktor resiko : hipertensi.
P.neurologis : tingkatkesadaran koma, kaku kuduk,pupil isokor, refleks pupilpositif, refleks kornea positif.
P.fisik umum : abdomennormal, denyut nadi teratur,tekanan darah asites.
P.lab : Kadar gula darahsewaktu 151; Hemoglobin10,1; Lekosit 6,79; kolesteroltotal 154; trigliserida 72;Ureum 57; Kreatinin 0,91;SGPT 28; SGOT 29; Na 148;Ka 4,1.
P.radiologis : pemeriksaan CT-Scan kepala perdarahan lokasilobus parientalis kanan.
captopril
antasidsyrupHCT
ambroxolsyruppiracetam
Takelin
Manitol
Radin
ceftriaxon
Manitol
Oral
Oral
Oral
Oral
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Jikaperlu
12,5 mg
1 sdm
12,5 g
1 C
3 g
250 mg
125 mg
50mg/2ml
1 g
125 cc
2 x 1(18, 06)3 x 1(06, 14, 22)3 x 1(06, 12, 18)1 x 1(06)3 x 1(06, 14, 22)2 x 1(12, 24)2 x 1(12, 24)4 x 1(06,12,20,04)2 x 1(06, 18)2 x 1(12, 24)(12, 24)(06, 12, 18)(12)
7 hari
6 hari
3 hari
3 hari
6 hari
6 hari
2 hari
6 hari
2 hari
3 hari
31/03-02/04
03/04-06/04
01/04-06/04
04/04-06/04
04/04-06/04
31/03-05/04
31/03-05/04
01/04-02/04
01/04-06/04
04/04-06/04
03 /0404 /0405 /04
Obat yangdibawapulang :-
98
Pelaksanaan pemberian obatNo. Data pasien
Hasilpemeriksaan Nama obat
Carapemberian
Dosis FrekuensiLama
pemberianTanggal
pemberianKeterangan
Diagnosis:StrokeHemoragi
Outcome :membaik,diijinkanpulang.
23.No. RM : 48-25-19Usia / JK : 59 th / PTgl. Masuk : 17-04-09 dari
bangsal.Tgl. Keluar : 04-05-09Lama inap : 18 hariKeluhan utama : kelemahan
anggota gerak kiri.Riwayat penyakit : 1 hari
SMRS mengeluh kelemahananggota gerak kiri, pusing,mual.
Gejala waktu serangan :lumpuh separo anggotabadan sebelah kiri, nyerikepala oksipital seluruhkepala, vertigo.
Faktor resiko : riwayatserangan jantung danhiperkholesterolemia.
P.neurologis :kejang-kejang,pupil isokor, refleks pupilpositif, refleks kornea positif,gerakan bola mata normal,saraf otak no.VII paresis.
P.fisik umum : paru-parunormal, abdomen normal,denyut nadi teratur, tekanandarah normal.
P.lab : Hemoglobin 14;kolesterol total 368;trigliserida 222; Ureum 30;Kreatinin 0,8; Asam urat 5,2;SGPT 65; SGOT 50.
P.radiologis : pemeriksaan CT-Scan kepala perdarahan lokasilobus temporal kanan.
digoxin
simvastatin
OMZ
ISDN
Trizedon
SilopectSyrupProsogan
Tilidon
alprazolam
Ceradolan
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
0,25 g(½ tab)(1 tab)(½ tab)
10 mg
1 tab
5 g
1 tab
1 Cth
1 tab
1 tab
1 tab0,5
1 x 1(18)
1 x 1(18)(22)1 x 1(06)2 x 1(14, 22)3 x 1(14, 22, 06)3 x 2(14, 22 , 06)2 x1(18, 06)3 x 1(14, 22, 06)1 x 1 (17)2 x 1(06, 18)3 x 1(14, 22, 06)1 x 1(22)(17)2 x 1
13 hari
Stop
17 hari
2 hariGanti inj3 hari
9 hari
3 hari
15 hari
15 hari
1 hari10 hari
10 hari
4 hari6 hari4 hari
18/04-21/0422/04-25/0426/04-30/0401/05
18/04-19/0420/04-04/0518/04-19/04
20/04-22/04
23/04-25/0429/04-04/0526/04-28/04
20/04-04/05
20/04-04/05
24 /0425/04-04/05
25/04-04/05
25/04-28/0429/04-04/0525/04-28/04
Obat yangdibawa pulang :
Noochepal3 x 400
Brainact2 x 250
Kalmeco1 x 1
MP1 x 1
ISDN3 x 10 g
99
Brainact
Noocephal
Kalmeco
Prolecin
Neurotam
Brainact
Radin
Taxegram
Kalnex
Manitol
Meticobal
OMZ
Oral
Oral
Oral
Oral
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Injeksi
500 mg
3 g
250 mg
50mg/2ml
1 g
500 mg
125 cc
40mg
(06, 18)2 x 1(18, 06)3 x 1(14, 22, 06)1 x 1(14)1 x 1(14)2 x 1(09, 21)(11,23)
2 x 1(09,21)(11,23)
2 x 1(09,21)2 x 1(09,21)4 x 1(11,17,23,05)4 x 1(12,18,24,06)1 x 1 (18)2 x 1 (09,21)1 x 1 (18)
Stop9 hari
9 hari
9 hari
7 hari
8 hari2 hariganti oral
8 hari2 hariganti oral3 haristop5 haristop7 hari
5 hari1 hari4 hariganti oral4 hari1 hariStop
26/04-04/05
26/04-04/05
26/04-04/05
28/04-04/05
17/04-24/0425/04-26/0427 /04
17/04-24/0425/04-26/0427 /0417/04-19/0420 /0418/04-22/0423 /0418/04-24/04
18/04-22/0422/0423/04-26/0427 /0420/04-23/0424 /04
simvastatin1 x 1
100
Pelaksanaan pemberian obatNo. Data pasien
Hasilpemeriksaan Nama obat
Carapemberian
Dosis FrekuensiLama
pemberianTanggal
pemberianKeterangan
Diagnosis:StrokeHemoragi
Outcome :membaik,diijinkanpulang.
24.No. RM : 48-13-69Usia / JK : 55 th / PTgl. Masuk : 05-04-09 dari
IGD.Tgl. Keluar : 15-04-09Lama inap : 11 hariKeluhan utama : penurunan
kesadaran.Riwayat penyakit : pasien
cekat, penurunan kesadaran,mual, muntah, kelemahananggota gerak tidakdiketahui.
Gejala waktu serangan : nyerikepala, muntah, penurunankesadaran.
Faktor resiko : riwayatHipertensi.
P.neurologis : tingkatkesadaran stupor, pupil isokor,refleks pupil positif, reflekskornea positif, refleksBabinski positif kanan kiri.
P.fisik umum : paru-parunormal, jantung normal,abdomen normal, denyut naditeratur, tekanan darah tinggi.
P.lab : Kadar gula darahsewaktu 125; Hemoglobin16,6; Lekosit 11,29; Hmt 46,7;eritrosit 5,82; platelet 215;kolesterol total 240;trigliserida 73; Ureum 53;Kreatinin 0,78; asam urat 2,63;SGPT 55; SGOT 48; Na 130;Ka 3,3.
P.radiologis : pemeriksaan CT-Scan kepala perdarahan lokasilobus temporal kanan danparientalis kanan.
Simbado
Encebion
Brainact
Noperten
HCT
cefadroxil
Neurotam
Brainact
Radin
Manitol
ceftriaxon
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Injeksi
10 mg
400 mg
500 mg
5 mg
½ tab
500 mg
3 g
250 mg
50mg/2ml
125 mg
1 g
1 x 1(22)3 x 1(15,23,07)2 x 1(18,06)1 x 1(22)1 x 1(06)2 x 1(18,06)2 x 1(05,17)1 x 1(05)2 x 1(10,22)(12, 24)Tapp of(12,18,24)(06,14,22)(06)(15,06)(06)Stop2 x 1(05,17)Stop
9 hari
4 hari
4 hari
4 hari
4 hari
2 hari
7 hari
7 hari
9 hari
5 hari
5 hari
07/04-15/04
12/04-15/04
12/04-15/04
12/04-15/04
12/04-15/04
14/04-15/04
05/04-11/04
05/04-11/04
05/04-07/0408/04-13/04
05 /0406 /0407 /04,08 /0409 /0410 /0407/04-08/0411/04-13/0414 /04
Obat yangdibawa pulang:
Inj.Brainact2 x 250
Inj.Neurotam2 x 3 g
Inj.Radin2 x 1 A
101
Pelaksanaan pemberian obatNo. Data pasien
Hasilpemeriksaan Nama obat
Carapemberian
Dosis FrekuensiLama
pemberianTanggal
pemberianKeterangan
Diagnosis:StrokeHemoragi
Outcome :pindah ruang
25.No. RM : 43-78-01Usia / JK : 57 th / PTgl. Masuk : 18-03-09 dari
IGD.Tgl. Keluar : 30-03-09Lama inap :13 hariKeluhan utama : kelemahan
anggota gerak kiri.Riwayat penyakit : ±4 jam
SMRS OS merasakankesemutan, separo badanbagian kiri diikuti kelemahananggota gerak kiri, mual,NK.
Gejala waktu serangan :lumpuh separo anggotabadan sebelah kiri, nyerikepala temporal seluruhkepala, vertigo, muntah.
Faktor resiko : riwayatHipertensi, TIA
P.neurologis : tingkatkesadaran CM, pupil isokor,refleks pupil positif, reflekskornea positif, gerakan bolamata normal, saraf otak no.VIIparesis, kelumpuhan otakno.XII sebelah kiri, saraf otakno.XII paresis, kelumpuhanotak no.XIIsebelah kiri, refleksBabinski positif sebelah kiri.P.fisik umum : paru-paru
normal, jantung normal,abdomen normal, denyut naditeratur, tekanan darah tinggi.
P.lab : Kadar gula darahsewaktu 149; Hemoglobin14,9; Lekosit 12,59; Hmt 46,2;platelet 288; kolesterol total167; HDL kolesterol 125;trigliserida 125; Ureum 5,79;Kreatinin 0,59; SGPT 25;SGOT 40; Na 4,4; Ka 149.
P.radiologis : pemeriksaan CT-Scan kepala infark danperdarahan lokasi lobustemporal, lobus parientalis danventrikel sebelah kanan.
ISDN
Trizedon
Analsik
Laxadin
Noocephal
Brainact
Radin
piracetam
citicolin
Radin
Neurotam
Brainact
ceftriaxon
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Injeksi
5 mg
35 mg
500 mg
1 sdt
850 mg
250 mg
1 tab
3 g
250 mg
50mg/2ml
3 g
250 mg
1 g
3 x 1(08,16,24)stop2 x 1(18,06)K/P
3 x 1(14, 22,06)2 x1(06,18)2 x 1(18,06)2 x 1(18,06)2 x 1(17,05)2 x 1(05,17)2 x 1(17,05)2 x 1(17,05)2 x 1(17,05)2 x 1(17,05)
1 hari
6 hari
3 hari
3 hari
3 hari
3 hari
3 hari
3 hari
9 haristop5 haristop5 haristop5 haristop
20 /03
25/03-30/03
25/03-27/03
28/03-30/03
28/03-30/03
28/03-30/03
18/03-20/03
18/03-20/03
18/03-26/0327 /0322/03-26/0327 /0322/03-26/0327 /0322/03-26/0327 /03
Obat yangdibawa pulang :-
102
Lampiran 5. Indikasi obat SSP yang digunakan pada pengobatan pasien strokedi Unit Stroke RSUD Banyumas
Nama obat Sub kelas terapi Indikasi
Aspilet®Pengobatan dan pencegahan anginapektoris dan infark miokardium
Pamol® Analgesik dan antipiretik
paracetamol
Analgesik (Nonopioid) danAntipiretik, Meringankan rasa sakit pada sakit
kepala serta menurunkan demam
Alganak®Ansietas, ansietas-depresi, gangguanpanik
alprazolam
AnsiolitikKecemasan yang berhubungan dengandepresi dan gangguan panik
phenytoin Antikonvulsan Terapi semua jenis epilepsiAnalsik® Sakit kepala psikis, nyeri sarafmeloksicam Osteo Artritis, AR
Merflam®
NonsteroidalAnti-inflammatoryDrug(NSAID)
Nyeri inflamasi dan pembengkakanpasca trauma dan pasca bedah
Encebion®disfungsi serebral sehubungan denganakibat pasca trauma
Kalmeco® Terapi neuropati periferMeticobal® Neuropati periferNeurocet® Inj: terapi infark serebral
Neurotam®
Kemunduran daya pikir, gangguanreaksi psikomotor, disfungsi serebralsehubungan dengan akibat pascatrauma.
Noocephal®Penyakit serebrovaskuler daninsufisiensi sirkulasi serebral. Sindrompasca trauma.
piracetam
Nootropik danNeurotonik
Oral: gejala involusional yangberhubungan dengan usia lanjut, gejalapasca trauma.Inj: terapi infark serebral
103
Lampiran 6. Kajian DRPs “ada Obat yang dibutuhkan” pada Paisen Stroke diUnit Stroke RSUD Banyumas periode Januari Juni 2009
SUBJECTIVE (Kasus no.9)Penatalaksanaan strokeNo RM: 46-66-79
Usia/JK: 80 th/PTanggal masuk: 20-02-2009Tanggal keluar: 25-02-2009Keluhan utama: kejang seluruh tubuh.Keadaan pulang: meninggal duniaFaktor resiko: hipertensiRiwayat obat: tidak diketahuiRiwayat penyakit keluarga: tidakdiketahuiDiagnosa: Stroke non hemoragi
Keluhan masuk:1 HSMRS tiba2 orang sakit kejang seluruhtubuh, kelemahan anggota gerak kiri,pelo,perot.Gejala waktu serangan: nyeri kepala,vertigo, mengalami penurunan kesadaran
ISDN 5 mg 3xMisoprostol 42 1xMegavit 200 g 1xCaptopril 6,25 2xNeurotam 3 g 2xBrain act 250 mg2xISDN 5 mg 3xBisoprolol 1/2tb 1xTyarif 200 mg1xPlavix 75 g 1xInj Neurotam 3 gr 2xBrain act 250 gr 2xCeftriaxon 1 gr 2x
20/02-25/0220/02-22/0220/02-22/0220/02-22/0220/02-25/0220/02-25/0223/02-25/0223/02-24/0223/02-24/0225/0223/02-25/0223/02-25/0224/02-25/02
OBJECTIVEHasil laboratorium pada pasien Nilai normal hasil laboratoriumHemoglobin :14,9 g/dlLekosit (dalam ribuan) :18,370 U/LHmt : 45,8Kolesterol total : 175mg/dlPlasma fibrinogen :88.119
ureum : 49 mg/ dlkreatinin: 0,97 mg/ dlSGPT: 25 U/LSGOT : 51 U/LNa : 145 mmol/LKa: 4,2 mmol/L
Hemoglobin:12,0-16,5 g/dlLekosit:4,0-11,0x103 U/LHmt: 37-43/ vol%Kolesterol total:<200 mg/dlPlasma fibrinogen:
Ureum: 10-50 mg/dlKreatinin:0,5-0,9 mg/ dlSGPT: 0,0-32,0 U/LSGOT: 0,0-31,0 U/LNa: 135-145mmol/LKa: 3,5-5,0 mmol/L
CT scan kepala-
ASSESMENTPasien mengalami kejang. Antikejang digunakan untuk mencegah kejang sehingga melindungifungsi neuronal pada stroke akut. missal: penitoin
PLANApabila pasien tetap kejang, maka perlu diberikan terapi tambahan berupa antikejang.
104
Lampiran 7. Kajian DRPs “Dosis Kurang” pada Paisen Stroke diUnit Stroke RSUD Banyumas periode Januari Juni 2009
SUBJECTIVE (kasus no.19)Penatalaksanaan strokeNo RM: 46-33-27
Usia/JK: 53 th / LTanggal masuk: 14-01-09Tanggal keluar: 20-01-09Keluhan utama: kelemahan anggota gerak kiriKeadaan pulang: pindah ruangFaktor resiko: riwayat Hipertensi.Riwayat obat: tidak diketahuiRiwayat penyakit keluarga: tidak diketahuiDiagnosa: Stroke Non HemoragiKeluhan masuk:4 jam SMRS OS merasa pusing dan jatuh,kelemahan anggota gerak kiri, pelo, lumpuhseparoh anggota badan sebelah kiri, nyerikepala sebelah kiri.
Norvask 1 x 10 mgValsartan 1 x 80 mgISDN 3 x 5 mgAmbroxol 3 x 30 mgKSR 1 x 1 tabBiscor 1 x ½ tabAspilet 1 x 80 mgDigoxin 1 x 1 tabBrainact 2 x 250 mgPiracetam 2 x 800 mgCiprofloxacin 2 x 1 tabRanitidin 2 x 1 tabInj. Neurotam 2 x 3 gInj. Brainact 2 x 250mgInj. Ranitidin 2 x 1 tabInj. Farsix 2 x 10mg/1ml
Inj. Cefriaxon 2 x 1 gInj. Radin 2 x 50mg/2ml
Inj. Lasik 1 x 20mg/2ml
14- 19 /0114- 19 /0114- 19 /0114- 19 /0117-19 /0117-19 /0117-19 /0117-18 /0120 /0120 /0120 /0120 /0114- 19 /0114- 19 /0114-15 /0115 /0115- 19 /0117- 19 /0117- 19 /01
OBJECTIVEHasil laboratorium pada pasien Nilai normal hasil laboratoriumKadar gula darahsewaktu 93Hemoglobin 13,7Lekosit 10,86Hmt 41,1kolesterol total 213trigliserida 134
Ureum 36Kreatinin 1,4Asam urat 4,6SGPT 43SGOT 42Na 148Ka 3,0
Hemoglobin:14-18 g/dlLekosit:4,0-11,0x103 U/LHmt: 40-48/vol %Kolesterol total:<200 mg/dlPlatelet:200.000-400.0000/ml
Asam urat:3,5-8,5 mg/dlUreum: 10-50 mg/dlKreatinin:0,6-1,3 mg/ dlSGPT: 0,0-42,0 U/LSGOT: 0,0-37,0 U/LNa: 135-145mmol/LKa: 3,5-5,0 mmol/LTrigliserida:s/d190mg/dl
CT scan kepalapemeriksaan CT-Scan kepala infark lokasi lobus parientalis dan lobus oksipitali kanan.ASSESMENTMenurut MIMS edisi 8 tahun 2008/2009, dosis awal piracetam pada orang normal 800 mg 3 x 1hari, kemudian dikurangi menjadi 400 mg/hari.
PLANPerlu observasi lebih lanjut mengenai dosis yang diberikan. Apabila pasien mendapatkan obatuntuk pertama kalinya, maka dosisnya dinaikkan menjadi 800 mg 3 x 1 hari.
105
Lampiran 9. Kajian DRPs “Dosis Kurang” pada Paisen Stroke diUnit Stroke RSUD Banyumas periode Januari Juni 2009
SUBJECTIVE (kasus no. 24)Penatalaksanaan strokeNo RM: 48-13-69
Usia/JK: 55 th / PTanggal masuk: 05-04-09Tanggal keluar: 15-04-09Keluhan utama: penurunan kesadaranKeadaan pulang: membaik, diijinkan pulangFaktor resiko: riwayat Hipertensi.Riwayat obat: tidak diketahuiRiwayat penyakit keluarga: tidak diketahuiDiagnosa: Stroke Hemoragi
Keluhan masuk:pasien cekat, penurunan kesadaran, mual,muntah, kelemahan anggota gerak tidakdiketahui, nyeri kepala, muntah, penurunankesadaran.
Simbado 1 x 10 mgEncebion 3 x 400 mgBrainact 2 x 500 mgNoperten 1 x 5 mgHct 1 x ½ tabCefadroxil 2 x 500 mgInj. Neurotam 2 x 3 gInj. Brainact 1 x 250 mgInj. Radin 2 x 1AInj. Manitol 125 mgInj. Cefriaxon 2 x 1 g
7-15 /0412-15 /0412-15 /0412-15 /0412-15 /0414-15 /045-11 /045-11 /045-13/045-10/047-14/04
OBJECTIVEHasil laboratorium pada pasien Nilai normal hasil laboratoriumKadar gula darahsewaktu 125Hemoglobin 16,6 g/dlLekosit 11,29 x103 U/LHmt 46,7/ vol%eritrosit 5,82 x103 U/Lplatelet 215.000/mlkolesterol total 240mg/dl
trigliserida 73Ureum 53
Kreatinin 0,78asam urat 2,63SGPT 55
SGOT 48Na 130Ka 3,3
Hemoglobin:12,0-16,5 g/dlLekosit:4,0-11,0x103 U/LHmt: 37-43/ vol%Trigliserida:s/d190 mg/dlPlatelet:200.000-400.0000/mlKolesterol total:<200 mg/dl
Ureum: 10-50 mg/dlKreatinin:0,5-0,9 mg/ dlSGPT: 0,0-32,0 U/LSGOT: 0,0-31,0U/LNa: 135-145mmol/LKa: 3,5-5,0 mmol/L
CT scan kepalapemeriksaan CT-Scan kepala perdarahan lokasi lobus temporal kanan dan parientalis kanan.
ASSESMENTMenurut MIMS edisi 8 tahun 2008/2009, dosis Encebion pada orang normal dosis awal 800mg 3 x 1 hari, kurangi dosis secara bertahap 400 mg 3 x 1. Dosis yang diberikan 3 x 400 mg.
PLANPerlu observasi lebih lanjut mengenai dosis yang diberikan. Apabila efek yang dihasilkanbelum optimal maka dosis dapat ditingkatkan.
106
Lampiran 10. Kajian DRPs “Dosis Kurang” pada Paisen Stroke diUnit Stroke RSUD Banyumas periode Januari Juni 2009
SUBJECTIVE (kasus no.23)
Penatalaksanaan strokeNo RM: 48-25-19Usia/JK: 59 th / PTanggal masuk: 17-04-09Tanggal keluar: 02-05-09Keadaan pulang: membaik, diijinkan pulang.Faktor resiko: riwayat serangan jantung danhiperkholesterolemia.Riwayat obat: tidak diketahuiRiwayat penyakit keluarga: tidak diketahuiDignosa: Stroke HemoragiKeluhan masuk:1 hari SMRS mengeluh kelemahan anggotagerak kiri, pusing, mual, lumpuh separohanggota badan sebelah kiri, nyeri kepalaoksipital seluruh kepala, vertigo.
Digoxin 1 x 0,25 gSimvastatin 1 x 10 mgOMZ 1 x 1 tabISDN 2 x 5 gTrizedon 2 x 1 tabSilopect Syrup 3 x 1 CthProsagan 1 x 1 tabTilidon 3 x 1 tabAlprozolam 1 x 1 tabCeradotan 2 xBrainact 2 x 500 mgNoochepal 3 xKalmeco 1 xProlecin 1 xNeurotam 2 x 3 gBrainact 2 x 250 mgRadin 2 x 50mg/2mlTaxegram 2 x 1 gKalnex 4 x 500 mgManitol 125 ccMeticobalOMZ 1 x 40mg
18-30/0418/04 - 04/0518-19 /0420/04- 04/0520/04- 04/0520/04- 04/0524/04- 04/0525/04- 04/0525/04- 04/0525-28 /0426/04- 04/0526/04- 04/0526/04- 04/0528/04- 04/0517-27/0417-27/0417-20/0418-23/0418-24/0418-22 /0422-27/0420-23 /04
OBJECTIVEHasil laboratorium pada pasien Nilai normal hasil laboratoriumHemoglobin 14 g/dlkolesterol total368mg/dltrigliserida 222 mg/dlUreum 30 mg/dl
Kreatinin 0,8 mg/ dlAsam urat 5,2SGPT 65 U/LSGOT 50 U/L
Hemoglobin:12,0-16,5 g/dlTrigliserida:s/d190 mg/dlKolesterol total:<200 mg/dlUreum: 10-50 mg/dl
Kreatinin:0,5-0,9 mg/ dlAsam urat:3,5-8,5 mg/dlSGPT: 0,0-32,0 U/LSGOT: 0,0-31,0U/L
CT scan kepalapemeriksaan CT-Scan kepala perdarahan lokasi lobus temporal kananASSESMENTMenurut MIMS edisi 8 tahun 2008/2009, dosis Kalmeco pada orang normal 1500mcg/haridibagi dalam 3 dosis. Pada kasus diberikan 1 x 1 tablet.
PLANPerlu observasi lebih lanjut mengenai dosis yang diberikan. Apabila efek yang dihasilkanbelum optimal maka dosis dapat ditingkatkan.
107
Lampiran 11. Kajian DRPs “Dosis Kurang” pada Paisen Stroke diUnit Stroke RSUD Banyumas periode Januari Juni 2009
SUBJECTIVE (kasus no.14)Penatalaksanaan strokeNo RM: 46-29-99
Usia/JK: 52 th/LTanggal masuk: 08-01-09Tanggal keluar: 14-01-09Keluhan utama: kelemahan anggota gerak kananKeadaan pulang: pindah bangsalFaktor resiko: -Riwayat obat: tidak diketahuiRiwayat penyakit keluarga: tidak diketahuiKeluhan masuk:8 HSMRS tiba2 orang sakit merasa kesemutananggota gerak kanan kemudian terjadikelemahan anggota gerak kanan, pelo, perot,kejang.Gejala waktu serangan: lumpuh separo anggotabadan sebelah kanan, muntah.
Penitoin Kapsul100 mg2xLaxadin sirup 1 cth 3xMeloxicam 7,5 mg 2xDexocap 12,5 mg3xDulcolax tab 3 tab 1xAlganax 0,51xNeurocet 3 g 2xBrain act 250 mg2xCeftriaxon 1 g 2xParacetamol 500 mgk/p
9/01-15/0110/01-14/0110/01-14/0111/01-14/0118/0113/01-14/019/01-14/019/01-14/019/01-14/01
OBJECTIVEHasil laboratorium pada pasien Nilai normal hasil laboratoriumKadar gula darahsewaktu : 115Hemoglobin : 14,1 g/dlLekosit (dalam ribuan) t: 15 U/LHmt: 41,7/vol%Eritrosit (dalam ribuan):4,43 U/LPlatelet: 219/mlKolesterol total:198 mg/dl
Trigliserida : 194mg/dlureum : 30 mg/dlkreatinin: 0,8 mg/dlSGPT : 60 U/LSGOT: 49 U/LHomocysteine: 144Na : 144 mmo/ LKa: 4,0 mmol/ l
Hemoglobin:14-18 g/dlLekosit:4,0-11,0x103 U/LEritrosit:4,5-6,5x103 U/LHmt: 40-48/vol %Kolesterol total:<200 mg/dlPlatelet:200.000-400.0000/mlAsam urat:3,5-8,5 mg/dl
Ureum: 10-50 mg/dlKreatinin:0,6-1,3 mg/ dlSGPT: 0,0-42,0 U/LSGOT: 0,0-37,0 U/LNa: 135-145mmol/LKa: 3,5-5,0 mmol/LTrigliserida:s/d190 mg/dlKadar gula darahsewaktu:Homocysteine:
CT scan kepala (12/01/09): infark, lobus temporal, kiri
ASSESMENTMenurut MIMS edisi 8 tahun 2008/2009, dosis penitoin pada orang normal 100 mg 3 x 1. Dosisyang diberikan pada kasus 100 mg 2 x 1.
PLANPerlu observasi lebih lanjut mengenai dosis yang diberikan. Apabila efek yang dihasilkan belumoptimal maka dosis dapat ditingkatkan.
108
Lampiran 12. Kajian DRPs “Dosis Lebih” pada Paisen Stroke diUnit Stroke RSUD Banyumas periode Januari Juni 2009
SUBJECTIVE (kasus no.12)Penatalaksanaan strokeNo RM: 47-32-85
Usia/JK: 70 Th/LTanggal masuk: 24-03-09Tanggal keluar: 29-03-09Keadaan pulang: membaik, pindah ruangKeluhan utama: kelemahan anggota gerak badanFaktor resiko: hipertensiRiwayat obat: tidak diketahuiRiwayat penyakit keluarga: tidak diketahuiKeluhan masuk:1 HSMRS saat habis tidur tiba2 orang sakitmengalamai kelemahan anggota gerak kanan
Simvastatin 10 mg 1xSulfat Atropin ½ tab 2xAspilet 80 mg 1xPletaal 1 tab 2xNeurotam 3 g 2xBrain act 250 mg2xRadin 1A 2xCefotaxim 1 g 2x
25/03-29/0327/03-29/0328/0328/0324/03-29/0324/03-29/0324/03-29/0324/03-25/03
OBJECTIVEHasil laboratorium pada pasien Nilai normal hasil laboratoriumKadar gula darahsewaktu : 103Hemoglobin : 14,4 g/dlLekosit (dalam ribuan) t: 6,79 U/LHmt: 42,1/vol%Eritrosit (dalam ribuan):5,03 U/LPlatelet:198/mlKolesterol total:179 mg/dl
Trigliserida : 214mg/dlureum : 17,2 mg/dlkreatinin: 0,68 mg/dlAsam urat: 5,2 mg/dlSGPT : 34 U/LSGOT: 28 U/LNa : 142 mmol/ lKa: 4,5 mmol/ l
Hemoglobin:14-18 g/dlLekosit:4,0-11,0x103 U/LEritrosit:4,5-6,5x103 U/LHmt: 40-48/vol %Kolesterol total:<200 mg/dlPlatelet:200.000-400.0000/ml
Asam urat:3,5-8,5 mg/dlUreum: 10-50 mg/dlKreatinin:0,6-1,3 mg/ dlSGPT: 0,0-42,0 U/LSGOT: 0,0-37,0 U/LNa: 135-145mmol/LKa: 3,5-5,0 mmol/LTrigliserida:s/d190 mg/dl
CT scan kepala-
ASSESMENTMenurut MIMS edisi 8 tahun 2008/2009, dosis Neurotam injeksi pada orang normal 1g 3 xsehari. Pada kasus diberikan dosis 2 x 3 g.
PLANPerlu observasi lebih lanjut mengenai dosis yang diberikan. Dosis dapat diturunkan hingga 1g 3xsehari
109
Lampiran 13. Kajian DRPs “Dosis Lebih” pada Paisen Stroke diUnit Stroke RSUD Banyumas periode Januari Juni 2009
SUBJECTIVE (kasus no.14)Penatalaksanaan strokeNo RM: 46-29-99
Usia/JK: 52 th/LTanggal masuk: 08-01-09Tanggal keluar: 14-01-09Keluhan utama: kelemahan anggota gerak kananKeadaan pulang: pindah bangsalFaktor resiko: -Riwayat obat: tidak diketahuiRiwayat penyakit keluarga: tidak diketahuiKeluhan masuk:8 HSMRS tiba2 orang sakit merasa kesemutananggota gerak kanan kemudian terjadikelemahan anggota gerak kanan, pelo, perot,kejang.Gejala waktu serangan: lumpuh separo anggotabadan sebelah kanan, muntah.
Penitoin Kapsul100 m2xLaxadin sirup 1 cth 3x
Meloxicam 7,5 mg 2xDexocap 12,5 mg3xDulcolax tab 3 tab 1xAlganax 0,5 1xNeurocet 3 g 2xBrain act 250 mg2xCeftriaxon 1 g 2xParacetamol 500 mgk/p
9/01-15/0110/01-14/0110/01-14/0111/01-14/0118/0113/01-14/019/01-14/019/01-14/019/01-14/01
OBJECTIVEHasil laboratorium pada pasien Nilai normal hasil laboratoriumKadar gula darahsewaktu : 115Hemoglobin : 14,1 g/dlLekosit (dalam ribuan) t: 15 U/LHmt: 41,7/vol%Eritrosit (dalam ribuan):4,43 U/LPlatelet: 219/mlKolesterol total:198 mg/dl
Trigliserida : 194mg/dlureum : 30 mg/dlkreatinin: 0,8 mg/dlSGPT : 60 U/LSGOT: 49 U/LHomocysteine: 144Na : 144 mmo/ LKa: 4,0 mmol/ l
Hemoglobin:14-18 g/dlLekosit:4,0-11,0x103 U/LEritrosit:4,5-6,5x103 U/LHmt: 40-48/vol %Kolesterol total:<200 mg/dlPlatelet:200.000-400.0000/ml
Ureum: 10-50 mg/dlKreatinin:0,6-1,3 mg/ dlSGPT: 0,0-42,0 U/LSGOT: 0,0-37,0 U/LNa: 135-145mmol/LKa: 3,5-5,0 mmol/LTrigliserida:s/d190 mg/dl
CT scan kepala (12/01/09): infark, lobus temporal, kiri
ASSESMENTMenurut MIMS edisi 8 tahun 2008/2009, dosis penitoin pada orang normal 1g 3x sehari.Neurocet yang diberikan pada kasus 2 x 3 g.
PLANPerlu observasi lebih lanjut mengenai dosis yang diberikan. Dosis dapat diturunkan menjadi 1g
3x sehari.
110
Lampiran 14. Kajian DRPs “Dosis Lebih” pada Paisen Stroke diUnit Stroke RSUD Banyumas periode Januari Juni 2009
UBJECTIVE (kasus no.13)Penatalaksanaan strokeNo RM: 469469
Usia/JK: 55 th/PTanggal masuk: 16-03-09Tanggal keluar: 28-03-09Keadaan pulang: Pindah bangsalKeluhan utama: kelemahan anggota gerak kiriFaktor resiko: HipertensiRiwayat obat: tidak diketahuiRiwayat penyakit keluarga: tidak diketahuiKeluhan masuk:3 jam SMRS saat sedang istirahat tiba2 orangsakit mengalami kelemahan anggota gerakdisertai kesemutan separuh badan kiri
Analsix 1tab 2xRadin 1 tab 2xCiprofloxacin 500 mg 2xPiracetam 400 mg 3xPiracetam inj 3 g 2xTakelin 250 mg 2xRadin 1A 2xManitol 125cc 4x
16/03-22/0324/03-28/0324/03-28/0325/03-28/0316/03-23/0316/03-23/0316/03-23/0318/03, 20/03
OBJECTIVEHasil laboratorium pada pasien Nilai normal hasil laboratoriumKadar gula darahsewaktu : 119Hemoglobin : 12,1 g/dlLekosit (dalam ribuan) t: 8,25 U/LHmt: 37,5/ vol%Eritrosit (dalam ribuan):4,26 jt/mm3
Platelet: 242/mlKolesterol total:192 mg/dl
Trigliserida : 87mg/dlureum : 4,80 mg/dlkreatinin: 0,98 mg/dlSGPT : 23 U/LSGOT: 45 U/LNa : 150 mmol/LKa: 4,6 mmo/L
Hemoglobin:12,0-16,5 g/dlLekosit:4,0-11,0x103 U/LEritrosit:4,2-5,4 jt/mm3
Hmt: 37-43/ vol%Kolesterol total:<200 mg/dlTrigliserida:s/d190 mg/dl
Platelet:200.000-400.0000/mlUreum: 10-50 mg/dlKreatinin:0,5-0,9 mg/ dlSGPT: 0,0-32,0 U/LSGOT: 0,0-31,0 U/LNa: 135-145mmol/LKa: 3,5-5,0 mmol/L
CT scan kepala (18/03/09): pemeriksaan CT scan kepala: pendarahan, lokasi: lobus temporaldan lobus parientalis, kanan
ASSESMENTMenurut MIMS edisi 8 tahun 2008/2009, dosis piracetam injeksi pada orang normal 1g 3xsehari. Pada kasus, dosis yang diberikan 3g 2x sehari.
PLANPerlu observasi lebih lanjut mengenai dosis yang diberikan. Dosis piracetam (inj) dapatditurunkan menjadi 1g 3x sehari.
111
Lampiran 15. Kajian DRPs “Dosis Lebih” pada Paisen Stroke diUnit Stroke RSUD Banyumas periode Januari Juni 2009
SUBJECTIVE (kasus no.14)Penatalaksanaan strokeNo RM: 46-29-99
Usia/JK: 52 th/LTanggal masuk: 08-01-09Tanggal keluar: 14-01-09Keluhan utama: kelemahan anggota gerak kananKeadaan pulang: pindah bangsalFaktor resiko: -Riwayat obat: tidak diketahuiRiwayat penyakit keluarga: tidak diketahuiKeluhan masuk:8 HSMRS tiba2 orang sakit merasa kesemutananggota gerak kanan kemudian terjadikelemahan anggota gerak kanan, pelo, perot,kejang.Gejala waktu serangan: lumpuh separo anggotabadan sebelah kanan, muntah.
Penitoin Kapsul 100mg 2xLaxadin sirup 1 cth 3xMeloxicam 7,5 mg 2xDexocap 12,5 mg3xDulcolax tab 3 tab 1xAlganax 0,5 1xNeurocet 3 g 2xBrain act 250 mg 2xCeftriaxon 1 g 2xParacetamol 500 mg k/p
9/01-15/0110/01-14/0110/01-14/0111/01-14/0118/0113/01-14/019/01-14/019/01-14/019/01-14/01
OBJECTIVEHasil laboratorium pada pasien Nilai normal hasil laboratoriumKadar gula darahsewaktu : 115Hemoglobin : 14,1 g/dlLekosit (dalam ribuan) t: 15 U/LHmt: 41,7/vol%Eritrosit (dalam ribuan):4,43 U/LPlatelet: 219/mlKolesterol total:198 mg/dl
Trigliserida : 194mg/dlureum : 30 mg/dlkreatinin: 0,8 mg/dlSGPT : 60 U/LSGOT: 49 U/LHomocysteine: 144Na : 144 mmo/ LKa: 4,0 mmol/ l
Hemoglobin:14-18 g/dlLekosit:4,0-11,0x103 U/LEritrosit:4,5-6,5x103 U/LHmt: 40-48/vol %Kolesterol total:<200 mg/dlPlatelet:200.000-400.0000/ml
Ureum: 10-50 mg/dlKreatinin:0,6-1,3 mg/ dlSGPT: 0,0-42,0 U/LSGOT: 0,0-37,0 U/LNa: 135-145mmol/LKa: 3,5-5,0 mmol/LTrigliserida:s/d190 mg/dl
CT scan kepala (12/01/09): infark, lobus temporal, kiri
ASSESMENTMenurut MIMS edisi 8 tahun 2008/2009, dosis meloxicam pada orang normal 7,5 mg 1 x 1 hari.Pada kasus diberikan dosis 7,5 mg 2x 1.
PLANPerlu observasi lebih lanjut mengenai dosis yang diberikan. Dosis dapat diturunkan menjadi 1
hari 1x.
112
Lampiran 16. Surat Ijin Penelitian di Unit Stroke RSUD Banyumas
113
BIOGRAFI PENULIS
Penulis skripsi berjudul “Evaluasi Drug Related Problems
(DRPs) pada Pengobatan Pasien Stroke di Unit Stroke RSUD
Banyumas periode Januari Juni 2009 (Kajian Obat Sistem
Saraf Pusat)” memiliki nama lengkap Nyoman Valida Lendra.
Penulis lahir di Tabanan pada tanggal 29 Agustus 1988
sebagai anak ketiga dari empat bersaudara. Lahir dari
pasangan I Wayan Lendera, Dip. PT dan Eriana Herlisanti, S.Pd. Pendidikan formal
yang pernah ditempuh penulis adalah TK Immaculata (1993-1994), SD No. 6 Delod
Peken (1994-2000), SLTP N 3 Tabanan (2000-2003), SMA N 1 Tabanan (2003-
2006), dan tahun 2006 penulis menempuh pendidikan S1 di fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Selama kuliah, penulis tergabung dalam UKM KMHD Swastika Taruna
USD. Selain itu penulis juga memiliki pengalaman menjadi asisten dosen pada mata
kuliah praktikum Farmakologi Dasar (tahun 2009 dan 2010), praktikum Botani Dasar
(tahun 2010), dan praktikum Biokimia (tahun 2010).
top related