ekstraksi pelarut padat cair
Post on 21-Jan-2017
388 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada proses ekstraksi, terjadi perpindahan massa (solute) dari padatan ke
pelarut. Mekanisme perpindahan massa pada proses ekstraksi menggunakan
soxhlet. Uap pelarut yang timbul sebagai akibat dari pemanasan pelarut akan
bergerak ke atas. Selanjutnya, uap ini diembunkan di atas padatan dan embunan
yang terbentuk tercurah ke tumpukan padatan untuk mengekstrak solute sehingga
terjadi ekstraksi. Selanjutnya, luapan pelarut yang mengandung ekstrak turun ke
labu penampung pelarut yang dipanaskan dan akan kembali menguapkan pelarut.
Proses ini terjadi secara berulang dan terus-menerus sehingga terjadi ekstraksi
secara kontinyu.1
Ekstraksi dengan alat Soxhlet merupakan ekstraksi dengan pelarut yang
selalu baru, umumnya dilakukan menggunakan alat khusus sehingga terjadi
ekstraksi konstan dengan adanya pendingin balik (kondensor). Disini sampel
disimpan dalam alat Soxhlet dan tidak dicampur langsung dengan pelarut dalam
wadah yang di panaskan, yang dipanaskan hanyalah pelarutnya, pelarut
terdinginkan dalam kondensor dan pelarut dingin inilah yang selanjutnya
mengekstraksi sampel.2
1Tjukup Marnoto, Ekstraksi Tannin Sebagai Bahan Pewarna Alami Dari Tanaman Putrimalu (Mimosa Pudica) Menggunakan Pelarut Organik (Vol. 14 No. 1, April 2012), h. 41
2 “Ekstraksi soxhlet”, wikipedia ensiklopedia bebas, 2012
1
2
Tanaman kemiri (Alleurites mollucana Willd) adalah tanaman industri,
kebutuhan pasar akan kemiri semakin meningkat baik di dalam maupun di luar
negeri. Kemiri termasuk tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai
keperluan seperti campuran rempah-rempah, bahan kosmetika, obat-obatan,
bumbu masak, bahan campuran pernis, sabun, tinta cetak, dan pewarna batik.
Batangnya dapat digunakan untuk membuat batang korek api, serta kayunya
digunakan untuk pulpen dan kertas.3
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dilakukan percobaan ekstraksi
pelarur padat-cair.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam percobaan ini yaitu:
1. Bagaimana cara mengetahui pemisahan dengan metode ekstraksi soxhlet?
2. Bagaimana cara menetukan kadar lemak dalam sampel dengan metode
ekstraksi soxhlet?
C. Tujuan Percobaan
Tujuan dilakukannya praktikum ini yaitu:
1. Untuk mengetahui cara pemisahan dengan metode ekstraksi soxhlet.
2. Untuk menetukan kadar lemak dalam sampel dengan metode ekstraksi
soxhlet.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3 Antoni Pardede, Ekstraksi Dan Karakterisasi Pektin Dari Kulit Kemiri (Alleurites Mollucana Willd) (Vol. 5, No. 1, April 2013), h. 66
3
A. Kemiri
Kemiri (Aleurites moluccana ) merupakan tanaman pangan yang dapat
tumbuh di daerah tropis dan subtropis. Bagian terpenting dari kemiri yaitu bijinya
yang digunakan sebagai bumbu masak, penyedap dalam berbagai jenis makanan,
sabun, obat, serta kosmetik. Inti biji kemiri dapat mengandung hingga 60%
minyak. Minyak kemiri dimanfaatkan sebagai minyak pengering dalam cat yang
selama ini masih di import dari Amerika, India dan Rusia. Kemiri mengandung
gliserida, asam linoleat, palmitat, stearat, miristat, asam minyak, protein, vitamin
B1 dan zat lemak. Salah satu cara untuk memanfaatkan biji kemiri adalah
mengekstraksi biji kemiri sehingga dihasilkan minyak. Minyak yang terkandung
dalam biji kemiri dapat diekstraksi karena pelarut yang digunakan memiliki
kepolaran yang sama dengan minyaknya. Minyak lemak dari biji kemiri
mengandung asam lemak tak jenuh dengan kadar asam oleat 10,54% asam
linoleat 48,56%, asam linolenat 28,5% dan asam lemak jenuh 12,56%.4
Klasifikasi ilmiah kemiri:5
Kerajaan: Plantae
4 Ariestya Arlene, Pengaruh Temperatur Dan F/S Terhadap Ekstraksi Minyak Dari Biji Kemiri Sisa Penekanan Mekanik (ISSN : 1411-4216, 5 Agustus 2010), h. 1.
5 “Klasifikasi kemiri”, wikipedia ensiklopedia bebas, 6 April 2013.
4
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Malpighiales
Famili: Euphorbiaceae
Genus: Aleurites
Spesies: A. Moluccana
B. Ekstraksi
Ekstraksi pelarut menyangkut distribusi suatu zat terlarut (solut) di antara
dua fasa cair yang tidak saling bercampur. Teknik ekstraksi sangat berguna untuk
pemisahan secara cepat dan “bersih” baik untuk zat organik maupun zat
anorganik. Cara ini juga dapat digunakan untuk analisis makro maupun mikro.
Selain untuk kepentingan analisis kimia, ekstraksi juga banyak digunakan untuk
pekerjaan-pekerjaan preparatif dalam bidang kimia organik, biokimia dan
anorganik di laboratorium. Alat yang digunakan dapat berupa corong pemisah
(paling sederhana), alat ekstraksi soxhlet, sampai yang paling rumit, berupa alat
“Counter Current Craig”.6
6 Drs. Alimin, MS, Kimia Analitik (Makassar: Alauddin Press, 2007), h. 51.
3
5
Berbagai jenis metode pemisahan, ekstraksi pelarut atau disebut juga
ekstraksi air merupakn metode pemisahan yang baik dan populer. Alasan
utamanya adalah bahwa pemisahn ini dapat dilakukan baik dalam tingkat makro
ataupun mikro. Seseorang tidak memerlukan alat yang khusus atau canggih
kecuali corong pemisah. Prinsip metode ini didasarkan pad distribusi zat terlarut
dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak saling bercampur,
seperti benzen, karbon tertraklorida atau kloroform.7
Dalam analisis penentuan suatu ion logam, ekstraksi dapat digunakan
untuk memisahkan ion logam tersebut dari ion logam yang lainnya yang akan
mengganggu identifikasi dan penentuan kadarnya. Melalui proses ekstraksi, ion
logam dalam pelarut air ditarik keluar dengan suatu pelarut organik. Sacara
umum, ekstraksi ialah proses penarikan suatu zat terlarut dari larutannya di dalam
air oleh suatu pelarut lain yang tidak dapat bercampur dengan air. Tujuan
ekstraksi ialah memisahkan suatu komponen dan campurannya dengan
menggunakan pelarut.8
Proses ekstraksi pelarut berlangsung tiga tahap, yaitu:9
1) Pembentuka kompleks tidak bermuatan yang merupakan golongan ekstraksi.
2) Distribusi dari kompleks yang terekstraksi.
3) Interaksinya yang mungkin dalam fase organik.
Prinsip ekstraksi adalah melarutkan minyak atsiri dalam bahan dengan
pelarut organik yang mudah menguap. Proses ekstraksi biasanya dilakukan dalam
7 S. M. Khopkar, Konsep Dasar Kimia Analitik (Jakarta: UI Press, 2010), h. 90.8 Drs. Alimin, MS. Kimia Analitik, h.51.9S. M. Khopkar, Konsep Dasar Kimia Analitik, h. 92
6
wadah (ketel) yang disebut ”extractor”. Ekstraksi dengan pelarut organik
umumnya digunakan untuk mengekstraksi minyak atsiri yang mudah rusak oleh
pemanasan dengan uap dan air, terutama untuk mengekstrak minyak dari bunga-
bungaan misalnya bunga cempaka, melati, mawar, kenanga, lily, dan lain-lain.
Pelarut yang biasanya digunakan dalam ekstraksi yaitu: petroleum eter,
benzena,dan alkohol.10
Pelarut yang digunakan dalam proses ekstraksi adalah sebagai berikut:11
1. Etanol
Etanol disebut juga etil alkohol yang dipasaran lebih dikenal sebagai
alkohol. Dalam kondisi kamar, etanol berwujud cairan yang mudah menguap,
mudah terbakar, tak berwarna.
2. n-heksana
Partisi zat-zat terlarut antara dua cairan yang tidak dapat campur
(immiscible) menawarkan banyak kemungkinan yang menarik untuk pemisahan
analitis. Bahkan dimana tujuan primernya bukanlah analitis namun preparatif,
ekstraksi pelarut dapat merupakan suatu langkah penting dalam urutan yang
menuju ke suatu produk murninya dalam laboratorium organik, anorganik atau
biokimia. Meskipun kadang-kadang digunakan pelarut yang rumit, namun
seringkali hanya diperlukan sebuah corong pisah.12
10Safaatul Munawaroh, Ekstraksi Minyak Daun Jeruk Purut(Citrus hystrix D.C.) Dengan Pelarut Etanol dan N-Heksana , h. 74
11 Safaatul Munawaroh , Ekstraksi Minyak Daun Jeruk Purut(Citrus hystrix D.C.) Dengan Pelarut Etanol dan N-Heksana, h. 75
12R. A. Day, Jr., Analisis Kimia Kuantitatif ( Jakarta: Erlangga, 2001), h. 457.
7
Prosedur klasik untuk memperoleh kandungan senyawa organik dari
jaringan tumbuhan kering (galih, biji kering, akar, daun) ialah dengan
mengekstraksi sinambung serbuk bahan dengan alat soxhlet dengan menggunakan
sederetan pelarut secara berganti-ganti, mulai dengan eter, lalau eter minyak bumi
dan kloroform (untuk memisahkan lipid dan terpenoid). Kemudian digunakan
alkohol dan etil asetat (untuk senyawa yang lebih polar). Metode ini berguna bila
bekerja dengan skala gram. Tetapi jarang sekali mencapai pemisahan kandungan
dengan sempurna dan senyawa yang sama mungkin saja terdapat (dalam
perbandingan yang berbeda) dalam beberapa fraksi.13
C. Minyak
Minyak adalah istilah umum untuk semua cairan organik yang tidak
larut/bercampur dalam air (hidrofobik) tetapi larut dalam pelarut organik. Ada
sifat tambahan lain yang dikenal awam: terasa licin apabila dipegang. Dalam arti
sempit, kata 'minyak' biasanya mengacu ke minyak bumi (petroleum) atau produk
olahannya: minyak tanah (kerosena). Namun demikian, kata ini sebenarnya
berlaku luas, baik untuk minyak sebagai bagian dari menu makanan (misalnya
minyak goreng), sebagai bahan bakar (misalnya minyak tanah), sebagai pelumas
(misalnya minyak rem), sebagai medium pemindahan energi, maupun sebagai
wangi-wangian (misalnya minyak nilam). Minyak adalah salah satu kelompok
yang termasuk pada golongan lipid, yaitu senyawa organik yang terdapat di alam
serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non-polar, misalnya
dietil eter (C2H5OC2H5), Kloroform (CHCl3), benzena dan hidrokarbon lainnya
13 J. B. Harborne, Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan ( ITB: bandung, 1987), h. 6-7.
8
yang polaritasnya sama. Minyak merupakan senyawaan trigliserida atau
triasgliserol, yang berarti “triester dari gliserol”. Jadi minyak juga merupakan
senyawaan ester. Hasil hidrolisis minyak adalah asam karboksilat dan gliserol.
Asam karboksilat ini juga disebut asam lemak yang mempunyai rantai
hidrokarbon yang panjang dan tidak bercabang. 14
Perlakuan pendahuluan terhadap bahan yang mengandung minyak
umumnya dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu dengan cara pengecilan
ukuran bahan dan pengeringan atau pelayuan. Proses pengecilan ukuran dan
pengeringan bahan berminyak yang bersifat permiabel (mudah ditembus zat cair
dan uap) kadang-kadang dilakukan dengan tujuan untuk mengekstraksi minyak
dalam waktu yang relatif lebih singkat. Sebelum bahan olahan tersebut diekstraksi
sebaiknya dirajang terlebih dahulu menjadi potongan-potongan lebih kecil. Proses
perajangan ini bertujuan agar kelenjar minyak dapat terbuka sebanyak mungkin
sehingga pada proses ekstraksi laju penguapan minyak atsiri dari bahan menjadi
cukup cepat. Selama proses perajangan, akan terjadi penguapan komponen
minyak bertitik didih rendah.Oleh karena itu, jika diinginkan rendemen dan mutu
minyak yang baik, maka hasil rajangan harus segera diekstraksi. Perlakuan
pendahuluan dengan cara pengeringan bahan akan mempercepat proses ekstraksi,
memperbaiki mutu minyak dan mengurangi kadar air yang terkandung dalam
bahan, akan tetapi selama pengeringan kemungkinan sebagian minyak akan hilang
karena penguapan dan oksidasi oleh oksigen udara.15
D. Destilasi 14 “Minyak” wikipwdia ensiklopedia bebas, 15 November 2013.15 Safaatul Munawaroh , Ekstraksi Minyak Daun Jeruk Purut(Citrus hystrix D.C.)
Dengan Pelarut Etanol dan N-Heksana (Vol. 2, No.1, Novemberi 2010), h. 75
9
Proses pemisahan dengan teknik destilasi, semua molekul dalam fasa
cair memiliki dinamika pergerakan yang konstan. Pembangkitan tekanan internal
dan kecenderungan molekul lepas dari permukaan dalam bentuk uap, tergantung
pada karakteristik cairan. Tekanan uap adalah ukuran kecenderungan terlepasnya
molekul dari permukaan cairan, tekanan uap cairan adalah sifat dari cairan itu dan
tidak tergantung pada komposisi fasa uap. Peningkatan temperatur akan
meningkatkan pergerakan molekul fasa cair sehingga mempercepat proses
terlepasnya molekul.16
Destilasi adalah metode pemisahan zat-zat cair dari campurannya
berdasarkan perbedaan titik didih. Pada proses destilasi sederhana, suatu
campuran dapat dipisahkan bila zat-zat penyusunnya mempunyai perbedaan titik
didih cukup tinggi. 17
Proses destilasi terdiri atas dua bagian, yaitu bagian pertama terdiri dari
uap yang terembunkan disebut destilat, dan bagian kedua adalah cairan yang
tertinggal disebut residu, yang susunannya lebih banyak komponen yang sukar
menguap.18
16Alimin, dkk, Kimia Analitik (Makassar: Alauddin Press, 2007), h. 35.17Estien Yasid, Fisika untuk Paramedis (Yogyakarta: Andi Offset, 2005), h. 66.18Estien yasi, Fisika untuk Paramedis, h. 67.
10
BAB III
METODE PERCOBAAN
A. Waktu dan Tempat
Hari/ Tanggal : Senin/ 21 April 2014
Pukul : 07.30-10.30 WITA
Tempat : Laboratotium Kimia Analitik,
Fakultas Sains dan Teknologi
UIN Alauddin Makassar.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu rangkaian soxhlet,
rangkaian destilasi, neraca analitik, labu alas bulat 200 mL, hot plate,
erlenmeyer 250 mL, gelas kimia 250 mL, gelas ukur 100 mL, statif dan
klem, mortar dan lumpang, termometer 100o C, batu didih, kasa, botol
semprot, spatula dan pinset.
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu aluminium foil,
aquades (H2O), benang, es batu, kapas, kertas saring, kloroform (CHCl3),
sampel kemiri dan tissue.
11
C. Prosedur Kerja
Prosedur kerja dari percobaan ini yaitu:
1. Menghaluskan kemir dengan mortar dan lumpang, sampai halus kemudian
ditimbang sebanyak 50 gr.
2. Memasukkan kemiri ke dalam kertas saring yang dibuat dalam bentuk
selinder, kemudian memberi kapas pada kedua sisinya.
3. Setelah itu mengisi labu pemanas dengan kloroform sebanyak 200 mL dan
menimbang batu didih kemudian memasukkan kedalam labu panas yang
berisi kloroform.
4. Kemudian mengalirkan air pendingin ke dalam kondensor.
5. Mengekstraksi kemiri selama 6 kali sirkulasi, selanjutnya memasang labu
pemanas yang berisi campuran minyak kemiri dan kloroform ke alat
rangkaian destilasi.
6. Membersihkan bagian luar labu pemanas dengan menggunakan tissue dan
mendinginkannya.
7. Menguapkan dalam lemari asam dan menimbang berat labu pemanas yang
berisi minyak.
8. Menghitung kanduangan lemak/minyak.
10
12
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat diamati sebagai
berikut:
1. Tabel Pengamatan
Sampel Bobot
Berat sampel (kemiri) = (a) 50 gram
Berat labu alas bulat = (b) 160,49 gram
Berat batu didih = (c)1,9602 gram
( b + c ) = (d) 162,4502 gram
(d) + berat minyak = (e) 171,53 gram
Berat minyak ( e – d ) 9,0798 gram
2. Analisis Data
Kandunganminyak /lemak=bobot minyak / lemak grambobot sampel × 100%
Kandunganminyak /lemak=9,0798 gram50 gram × 100%
Kandunganminyak /lemak=18,15 %
13
3. Reaksi
O ǁ
H2C O C R1
C ǁ
HC O C R2 + 3CHCl3 C ǁ
H2C O C R3
(Ester minyak lemak) (kloroform)
O ǁ
H2C O C CHCl3
C ǁ
HC O C CHCl3 + 3R C ǁ
H2C O C CHCl3
( Asam Lemak, gliserol dan ester)
B. Pembahasan
Percobaan ini adalah cara pemisahan dengan menggunakan metode
ekstraksi soxhlet dan menghitung kadar minyak dalam sampel dengan metode
ekstraksi soxhlet. Pada percobaan ini menggunakan kemiri sebagai sampel padat
yang akan diekstraksi dengan kloroform (CHCl3) yaitu pelarut cair. Kemiri
dihaluskan untuk mempermudah proses sirkulasi dengan mortar dan lumpang
sampai halus kemudian ditimbang sebanyak 50 gr dalam hal ini sebagai bobot
sampel, kemudian kemiri dimasukkan ke dalam kertas saring yang dibuat dalam
bentuk selinder, kemudian diberi kapas pada kedua sisinya yang berfungsi agar
pada saat ekstraksi serbuk kemiri tidak ikut keluar bersama dengan minyak.
Setelah itu mengisi labu alas bulat dengan kloroform (CHCl3) sebanyak 200 mL
yang berfungsi sebagai pelarut cair yang mudah menguap untuk mengekstraksi
kemiri dan di dalam labu alas bulat diberi batu didih yang berfungsi untuk
menyerap panas agar tidak terjadi bumping pada saat pemanasan. Kemudian
mengalirkan air pendingin ke dalam kondensor yang berfungsi ketika kloroform
12
14
(CHCl3) menguap dan mengenai dinding kondensor, maka kloroform (CHCl3)
akan masuk kembali ke dalam labu alas bulat bersama minyak kemiri.
Mengekstraksi kemiri selama 6 kali sirkulasi, selanjutnya memasang labu
alas bulat yang berisi campuran minyak kemiri dan kloroform (CHCl3) ke alat
rangkaian destilasi yang berfungsi untuk menguapkan kloroform (CHCl3) sampai
suhu tertentu sehingga ketika semua kloroform (CHCl3) hilang, hanya minyak
kemiri yang terdapat pada labu alas bulat. Selanjutnya menguapkan minyak yang
ada dalam labu alas bulat untuk mendinginkan labu alas bulat dan minyak yang
ada didalamnya lalu menimbang berat labu alas bulat yang berisi minyak yang
berfungsi untuk mengetahui berat minyak yang diperoleh ketika ekstraksi dengan
metode ekstraksi soxhlet.
Berdasarkan percobaan diatas, kadar minyak yang diperoleh dari 50 gram
sampel kemiri dengan ekstraksi metode ekstraksi soxhlet yaitu 18,15 %. Dalam
hal ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan kadar minyak biji kemiri dapat
mengandung hingga 60% minyak. Persen kadar yang diperoleh sangat sedikit
karena pada saat mengekstraksi hanya 6 kali sirkulasi yang seharusnya ekstraksi
dilakukan paling kurang 2 jam agar hasil minyak kemiri yang diperoleh dari
ekstraksi soxhlet memiliki persen yang lebih tinggi.
15
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan ini yaitu:
1. Proses pemisahan minyak dari sampel kemiri dilakukan dengan teknik
ekstraksi soxhletasi, prinsip kerja dari ekstraktor soxhlet adalah salah satu
model ekstraksi (pemisahan/pengambilan) yang menggunakan pelarut
sehingga terjadi ektraksi yang kontinyu dengan adanya jumlah pelarut
konstan yang juga dibantu dengan pendingin balik (kondensor) uapnya
akan menguap melalui pipa F dan akan menabrak dinding-dinding
kondensor hingga akan terjadi proses kondensasi (pengembunan) pada
sifon penuh kemudian akan disalurkan kembali kepada labu alas bulat.
Proses ini dinamakan 1 siklus, semakin banyak jumlah siklus maka bisa di
asumsikan bahwa senyawa yang larut dalam pelarut juga akan semakin
maksimal.
2. Berdasarkan hasil pengamatan, kadar minyak yang diperoleh dalam
sampel kemiri dengan berat sampel 50 gram adalah 18,15%.
B. Saran
Saran yang diberikan untuk percobaan selanjutnya yaitu sebaiknya dapat
mengganti pelarut kloroform (CHCl3) dengan pelarut pentana (C5H12) agar dapat
membandingkan seberapa banyak kandungan minyak yang diperoleh dari pelarut
pentana (C5H12) yang bersifat mudah menguap seperti kloroform (CHCl3) serta
memiliki titik didih pentana (C5H12) dan kloroform (CHCl3) masing-masing 61,2o
C dan 36,1o C dimana makin rendah titik didih maka makin mudah menguap.
15
16
DAFTAR PUSTAKA
Alimin, dkk. Kimia Analitik. Makassar: Alauddin Press, 2007.
Arlene , Ariestya, dkk. Pengaruh Temperatur Dan F/S Terhadap Ekstraksi Minyak Dari Biji Kemiri Sisa Penekanan Mekanik. (ISSN : 1411-4216, 5
Agustus 2010).
Day, R. A dan A. L. Underwood. Analisis Kimia Kuantitatif . Jakarta: Erlangga, 2001.
Yasid , Estien. Fisika untuk Paramedis. Yogyakarta: Andi Offset, 2005.
Khopkar, S. M. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI Press, 2010.
Harborne, J. B. Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan. ITB: bandung, 1987).
Marnoto , Tjukup, dkk. Ekstraksi Tannin Sebagai Bahan Pewarna Alami Dari Tanaman Putrimalu (Mimosa Pudica) Menggunakan Pelarut Organik. (Vol. 14 No. 1, April 2012).
Munawaroh, Safaatul dan Prima Astuti handayani.Ekstraksi Minyak Daun Jeruk Purut(Citrus hystrix D.C.) Dengan Pelarut Etanol dan N-Heksana. (Vol. 2, No.1, Novemberi 2010).
Pardede , Antoni, dkk. Ekstraksi Dan Karakterisasi Pektin Dari Kulit Kemiri (Alleurites Mollucana Willd). (Vol. 5, No. 1, April 2013).
“Ekstraksi soxhlet”, wikipedia ensiklopedia bebas, 2012
“Klasifikasi kemiri”, wikipedia ensiklopedia bebas, 6 April 2013.
“Minyak” wikipwdia ensiklopedia bebas, 15 November 2013.
16
17
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Lengkap Praktikum Dasar–dasar Pemisahan Kimia dengan Judul
“Ekstraksi Pelarut Padat-cair” disusun oleh
Nama : Riskayanti
Nim : 60500112028
Kelompok : III (Tiga)
telah diperiksa oleh Asisten/ Koordinator Asisten dan dinyatakan diterima sebagai
laporan lengkap.
Samata, April 2014
Koordinator Asisten Asisten
Siti Hardiyanti R. L Indah ayu RisnahNim: 60500110027 Nim: 60500111025
Mengetahui, Dosen penanggung Jawab
Dra. Sitti Chadijah, M.SiNip. 19680216 199903 2 001
16
top related