disebuah ruang soka rsj surakarta terdapat pasien gangguan jiwa bernama tuan t
Post on 19-Jan-2016
8 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Disebuah ruang soka rsj Surakarta terdapat pasien gangguan jiwa bernama tuan T, masuk ke
rumah sakit jiwa karena dirumah suka melamun, menyendiri, terlihat sedih apabila diajak bicara
menjawab “ segala sesuatu akan lebih baik tanpa saya”. Dan pernah mencoba menyayat- nyayat
tangannya sendiri hingga terluka. Keluarga berusaha menyingkirkan benda- benda tajam seperti
pisau, gunting disekitar pasien dan selalu memantau pasien hingga membawanya kerumah sakit
jiwa.
Percakapan
Perawat : “assalamualaikum T? kenalkan saya adalah perawat Y yang berjaga di ruang soka ini saya
dinas pagi dari jam 7 sampai jam 2 siang.”
Pasien : “ walaikumsalam.”
Perawat : “ bagaimana perasaan T hari ini?”
Pasien : “kurang baik”
Perawat : “ bagaimana kalau kita bercakap- cakap tentang apa yang T rasakan. Dimana enaknya ya,
berapa lama kita bicara?”
Pasien : “ disini saja, terserah mbak perawat nya saja”
Perawat :” baiklah, bagaimana perasaan T setelah kejadian kemarin? Apakah T merasa bersalah atau
mempersalahkan diri sendiri?”
Pasien : “ iya, saya merasa bersalah sekali kepada pacar saya yang sudah saya sakiti dan
saya merasa tidak ada gunanya saya hidup”
Perawat :” apakah T berniat menyakiti diri sendiri, ingin bunuh diri atau berharap T mati?”
Pasien : “ iya, saya lebih baik mati dari pada tidak bisa membahagiakannya, saya lebih
baik mati”
Perawa t :” tampaknya T membutuhkan pertolongan segera karena ada keinginan
unrtuk mengakiri hidup, saya perlu memeriksa isi kamar T untuk memastikan tidak ada benda-
benda membahayakan. Mari kita kekamar T untuk memeriksa ada tidaknya benda tajam”
(memeriksa kamar T)
Pasien : “baiklah”
Perawat :” karena T tampaknya masih memiliki keinginan untuk mengakiri hidup T maka
saya tidak akan membiarkan T sendiri. Apa yang T lakukan apabila keinginan bunuh diri
muncul?”
Pasien : “ saya ingin menyayat- nyayat tangan saya hingga putus, atau minum racun”
Perawat :” begini T kalau keinginan itu muncul maka untuk mengatasinya T harus
memangil perawat diruangan ini atau keluarga yang sedang besuk. Jadi T jangan sendirian ya,
katakan pada perawat jika ada dorongan untuk mengakiri hidup”
Pasien : “ baiklah mbak”
Perawat :” saya percaya T dapat mengatasi masalah, ok T “
Pasien : “ oke”
Perawat :” bagaimana perasaan T sekarang setelah mengetahui cara mengatasi perasaan
ingin bunuh diri?”
Pasien : “ sedikit lebih mengerti”
Perawat :” coba sebutkan lagi cara tersebut”
Pasien :” jika ada dorongan untuk mengakiri hidup saya, saya harus memanggil perawat
atau keluarga yang membesuk untuk meminta pertolongan, jadi saya tidak boleh sendiri”
Perawat :” bagus, kalau begitu saya akan menemani T sampai keinginan bunuh diri itu
hilang”
Prolog penutup
Tuan T dapat mengerti bagaimana cara mengatasi perasaan ingin bunuh diri dan melakukan cara
tersebut apabila dorongan untuk mengakiri hidupnya kembali muncul. Setelah kamar T diperiksa
sudah tidak ada lagi benda- benda berbahaya.
top related