dewan perwakilan daerah republik indonesia ... filesidang paripurna ke-8 dpd ri ms iii ts 2016-2017...
Post on 04-Jul-2019
216 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Nomor: RISALAHDPD/SIPUR-8/III/2017
DEWAN PERWAKILAN DAERAH
REPUBLIK INDONESIA
-----------
RISALAH
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-8
MASA SIDANG III TAHUN SIDANG 2016 – 2017
DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA
I. KETERANGAN
1. Hari : Kamis
2. Tanggal : 9 Maret 2017
3. Waktu : 15.00 WIB – 17.53 WIB
4. Tempat : R. Rapat Nusantara V
5. Pimpinan Rapat : 1. Muhammad Saleh (Ketua DPD RI)
2. GKR Hemas (Wakil Ketua DPD RI)
3. Prof. Dr. Farouk Muhammad (Wakil Ketua DPD RI)
6. Sekretaris Rapat
:
1. Prof. Dr. Sudarsono Hardjosoekarto (Sekretaris Jenderal
DPD RI)
2. Adam Bachtiar, S.H., M.H. (Plt. Wakil Sekretaris
Jenderal DPD RI)
7. Panitera : Ir. Sefti Ramsiaty, MM. (Kepala Biro Persidangan I)
8. Acara : 1. Laporan Pelaksanaan Tugas Alat Kelengkapan;
2. Pengesahan Keputusan DPD RI.
3. Pidato Penutupan Pada Akhir Masa Sidang III Tahun
Sidang 2016 -2017
9. Hadir : Orang
10. Tidak hadir : Orang
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS III TS 2016-2017
KAMIS, 9 MARET 2017 1
II. JALANNYA RAPAT:
PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)
Bismillahirrahmanirrahiim.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera buat kita semua.
Om swastiastu.
Sebelum memulai Sidang Paripurna Dewan Perwakilan Daerah mari kita
menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan kepada para Anggota DPD serta seluruh
hadirin dimohon untuk berdiri dan bersama-sama menyajikan lagu Indonesia Raya.
PEMBICARA: PADUAN SUARA
Hiduplah Indonesia raya…
Indonesia tanah airku.
Tanah tumpah darahku.
Di sanalah aku berdiri.
Jadi pandu ibuku.
Indonesia kebangsaanku.
Bangsa dan Tanah Airku.
Marilah kita berseru.
Indonesia bersatu.
Hiduplah tanahku.
Hiduplah negriku.
Bangsaku Rakyatku semuanya.
Bangunlah jiwanya.
Bangunlah badannya.
Untuk Indonesia Raya.
Indonesia Raya.
Merdeka Merdeka.
Tanahku negriku yang kucinta.
Indonesia Raya.
Merdeka Merdeka.
Hiduplah Indonesia Raya.
Indonesia Raya.
Merdeka Merdeka.
Tanahku negriku yang kucinta.
Indonesia Raya.
Merdeka Merdeka.
Hiduplah Indonesia Raya.
Sebelum kita memasuki agenda Sidang Paripurna bahwa pada hari ini, hadir Badan
Narkotika Nasional, (*suara hilang, red) nota kesepahaman kepala BNN Republik Indonesia
Bapak Drs. Arman Depari selaku Deputi Pemberantasan, Drs. Ali Djohardi Wirogioto, SH.
SIDANG DIBUKA PUKUL 15.00 WIB
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS III TS 2016-2017
KAMIS, 9 MARET 2017 2
Deputi Pencegahan BNN, dr. Diah Setia Utami, Sp. KJ., MARS Deputi Rehabilitasi, Drs.
Arief Wicaksono Sudiotomo Deputi Hukum dan Kerjasama, Bapak Drs. Sobri Effendy Surya
Deputi Pemberdayaan Masyarakat, Bapak Drs. Gatot Subiyaktoro, Sekretaris Utama, Drs.
Wahyu Adi, SH., M.Si (Inspektur Utama), dan Adrianna Supandi (Direktur Kerja Sama).
Nota kesepahaman bersama yang akan dilakukan antara DPD RI dengan BNN merupakan
bentuk dukungan dan komitmen bersama kedua lembaga dalam upaya perang terhadap
narkoba yang akhir-akhir ini tidak hanya menyerang masyarakat umum tapi telah merambah
para pejabat publik yang disesuaikan dengan tugas kewenangan kedua lembaga untuk detail
ruang lingkup nota kesepahaman dapat dilihat pada naskah yang telah dibagikan.
PEMBICARA: MC
Sambutan Kepala Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia kepada yang
terhormat Bapak Drs. Budi Waseso dipersilakan.
PEMBICARA: Drs. BUDI WASESO S.H (KETUA BNN)
Bismillahirrahmanirrahiim.
Yang kami hormati Ketua DPD RI H. Muhammad Saleh, yang kami hormati Wakil
Ketua DPD RI Prof. Dr. Farouk Muhammad, yang kami hormati Ketua Komite III Bapak
Hardi Selamat, yang saya hormati Ketua Komite III Fahira Idris, yang saya hormati Wakil
Ketua Komite III Pendeta Charles, yang kami hormati Bapak Simare, maaf para Anggota
Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia yang saya hormati, para pejabat tinggi madya
dan pratama Badan Narkotika Nasional, dan para undangan serta hadirin sekalian yang
berbahagia.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera buat kita semua.
Om swastiastu.
Puji syukur kita haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat, kita
semua dapat kembali bertemu dan bersilaturahmi di tempat ini pada acara penandatanganan
nota kesepahaman antara Badan Narkotika Nasional dengan Dewan Perwakilan Daerah
Republik Indonesia. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa melimpahkan ridhonya untuk
kegiatan ini dan memberikan kekuatan tambahan bagi kita semua dalam perjuangan besar
melawan ancaman kejahatan narkotika dan prekursor narkotika.
Bapak-ibu hadirin sekalian yang kami hormati nota kesepahaman yang akan kita
tanda tangani pada hari ini merupakan bentuk kesungguhan tekad dan komitmen nyata yang
ditunjukkan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia dalam mendukung upaya
penanganan masalah narkotika dan prekursor narkotika, sekaligus merespon situasi bangsa
yang berada dalam situasi darurat narkoba. Menghadapi tugas yang berat ini, Badan
Narkotika Nasional bersifat terbuka dan membuka untuk menjalin kerja sama dan bersinergi
dengan seluruh komponen bangsa untuk memperkuat barisan menghadapi ancaman bahaya
laten narkotika dan prekursor narkotika. Dalam konteks inilah Badan Narkotika Nasional
memandang penting dan strategis kerja sama dengan Dewan Perwakilan Daerah Republik
Indonesia, karena kerjasama ini merupakan satu peluang dan potensi besar yang dapat
didayagunakan untuk mengoptimalkan langkah-langkah konkret dalam upaya penanganan
masalah narkotika dan prekursor narkotika di Indonesia. Bapak-ibu hadirin sekalian yang
kami hormati, Badan Narkotika Nasional akan senantiasa mendukung Dewan Perwakilan
Daerah Republik Indonesia dalam penyelenggaran dan penyebarluasan informasi dengan
memanfaatkan beragam saluran informasi yang ada di mana muatannya disesuaikan dengan
perkembangan aktual publitas dan kampanye antinarkoba. Diharapkan dapat mempengaruhi
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS III TS 2016-2017
KAMIS, 9 MARET 2017 3
dan membentuk paradigma dan sikap yang positif, serta semangat hidup yang produktif
sehingga masyarakat tidak pernah berpikir atau berniat untuk menyalahgunakan narkoba dan
precursor, sedikit pun juga dalam bentuk apa pun juga. Kami juga menaruh harapan besar
kepada Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia untuk terus mendukung draft langkah
dan kiprah Badan Narkotika Nasional dalam upaya penanganan kejahatan narkotika dan
prekursor narkotika baik di bidang pencegahan maupun pemberantasan terhadap
penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika dan prekursor narkotika di seluruh pelosok
Indonesia.
Hadirin yang kami hormati dalam kesempatan yang baik ini, saya selaku Kepala
Badan Narkotika Nasional menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya kepada Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia yang telah menjalin
kerjasama dan bersinergi dalam upaya penanganan permasalahan narkotika dan prekursor
narkotika. Marilah kita terus berjuang bersama, bekerja sekuat tenaga, menjadikan negara
kita terbebas dari penyalahgunaan narkotika dan prekursor narkotika, dalam rangka
membangun masa depan bangsa Indonesia yang lebih baik. Demikian sambutan saya, atas
segala kekurangan dan kesalahannya saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Wabillahitaufik walhidayah
Sekian dan terima kasih.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Om santi santi santi om.
PEMBICARA: MC
Penandatanganan nota kesepahaman bersama antara Dewan Perwakilan Daerah
Republik Indonesia dengan Badan Narkotika Nasional Republik Indonesiap
penandatanganan nota kesepahaman bersama antara Dewan Perwakilan Daerah Republik
Indonesia dengan Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia Pimpinan DPD dan Kepala
BNN disilakan menuju tempat yang telah disiapkan. Didampingi oleh pimpinan Komite III.
Penyerahan cindera mata dari Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia bersama
Kepala Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia Berfoto Bersama. Acara
penandatanganan nota kesepahaman bersama Kepala Badan Narkotika Nasional Republik
Indonesia meninggalkan ruang Sidang Paripurna.
PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)
Sidang dewan yang mulia, penandatanganan nota kesepahaman ini merupakan
bentuk keseriusan DPD dalam mendukung upaya pemberantasan dan perang terhadap
narkoba. Meningkatnya pengungkapan kasus narkoba pada tahun 2016, dari tahun
sebelumnya oleh BNN merupakan suatu prestasi yang perlu kita apresiasi, terlebih BNN
telah banyak mengungkap kasus peredaran narkoba berskala internasional. Namun di sisi lain
hal ini juga mengundang keprihatinan kita bersama, mengingat pengungkapan kasus tersebut
menunjukkan bahwa Indonesia masih menjadi pasar potensial pengedar narkoba skala
internasional. Untuk itu, DPD RI memandang perlu memberikan dukungan penuh kepada
BNN dalam mengambil langkah penindakan dan pencegahan peredaran narkoba. Diharapkan
melalui nota kesepahaman ini, terbangun sinergi antara DPD RI dan BNN serta dapat
mengaakselerasi upaya pemberantasan narkoba yang telah dilakukan selama ini.
DPD RI melalui alat kelengkapan maupun perorangan akan memberikan dukungan
penuh kepada BNN untuk menyelamatkan masyarakat dan daerah terhadap pengaruh buruk
penyalahgunaan narkoba, terlebih bagi generasi muda Bangsa Indonesia. Sebelum memasuki
agenda selanjutnya, kami mohon waktu beberapa saat guna memberikan kesempatan kepada
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS III TS 2016-2017
KAMIS, 9 MARET 2017 4
Kepala BNN Bapak Komjen Drs. Budi Waseso beserta jajarannya untuk meninggalkan ruang
sidang ini, dengan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas kerja
sama yang baik ini, sekali lagi terima kasih.
Sidang dewan yang mulia berdasarkan catatan hadir yang disampaikan oleh
sekretariat jenderal sampai saat ini telah hadir sebanyak 67 orang anggota, dan telah
menandatangani daftar hadir.
Dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim Sidang Paripurna ke-8 Dewan
Perwakilan Daerah ini kami buka dan dinyatakan terbuka untuk umum.
KETOK 1X
Sidang dewan yang mulia, sesuai dengan jadwal acara sidang paripurna hari ini
mempunyai tiga agenda pokok yaitu pertama laporan pelaksanaan tugas alat kelengkapan,
yang kedua pengesahan keputusan DPD RI, yang ketiga pidato penutupan pada akhir masa
sidang ke-2 tahun sidang 2016-2017. Sidang dewan yang mulia, marilah kita memasuki
agenda laporan perkembangan pelaksanaan tugas alat kelengkapan DPD dan pengesahan
keputusan DPD. Untuk urutan penyampaian laporan dimulai dari alat kelengkapan yang
materi laporannya akan diambil keputusan, urutan pertama kami persilakan kepada Pimpinan
Komite II untuk menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan tugasnya. Silakan
Komite II, Komite IV, ada Komite IV? Atau dari BAP dulu BAP dulu, BAP.
PEMBICARA: ABDUL GHAFAR USMAN (KETUA BAP DPD RI)
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera buat kita semua.
Om swastiastu.
Ketua, Wakil Ketua, Pimpinan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia yang
saya hormati, para pimpinan alat kelengkapan, senator, rekan-rekan yang saya hormati, para
pejabat eselon 1 2, 3 dan 4 serta para pejabat fungsional hadirin rekan media yang saya
hormati. Diawali dengan kita bersyukur kepada Allah Tuhan Yang Kuasa, BAP (Badan
Akuntabilitas Publik) Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia akan menyampaikan
pertama, laporan pelaksanaan tugas, yang kedua, mohon pengesahan atas pengawasan yang
dilaksanakan oleh BAP, kedua, juga pengesahan atas penyelesaian aspirasi yang disampaikan
pengaduan oleh masyarakat sehingga kita terima, kita sampaikan, dan kita selesaikan sampai
kita tuntaskan di Dewan Perwakilan Daerah ini. Dua inilah yang akan kami sampaikan
kepada forum yang terhormat ini. Bapak-bapak dan Ibu-ibu yang kami hormati, dalam tatib
BAP telah diberikan kewenangan. Jadi tatib sekarang bukan lagi tusi, bukan lagi tugas dan
fungsi yang diberikan kepada BAP, tapi malah namanya wasi wewenang dan fungsi. Oleh
karena itu, BAP memiliki fungsi dan memiliki kewenangan. Nah oleh karena itu, fungsi ini
dilaksanakan secara efektif efisien, wewenang ini perlu dibuktikan dengan output dan
outcome yang dirasakan oleh masyarakat.
Bapak-ibu yang kami hormati, oleh karenanya, di dalam tatib juga mitra kerja BAP
tidak ditulis secara otentik, tetapi semua yang terkait dengan wewenang dan fungsi tersebut,
BAP berwewenang untuk melakukan komunikasi, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Komunikasi yang kami lakukan ada 5, pertama komunikasi admistratif yang
memerlukan data-data dan fakta, yang kedua, komunikasi struktural sesuai dengan struktur
permasalahan yang disampaikan, yang ketiga komunikasi fungsional sesuai dengan fungsi-
fungsi yang terkait, yang keempat, komunikasi personal sehingga anggota BAP memerlukan
wawasan dan pergaulan baik nasional maupun internasional, namun sampai hari ini anggaran
untuk itu belum terjangkau. Kelima adalah komunikasi politik ternyata komunikasi politik
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS III TS 2016-2017
KAMIS, 9 MARET 2017 5
inilah dapat menyelesaikan kasus-kasus dan permasalahan-permasalahan, baik secara hukum
maupun yuridis.
Pertama yang kami mohon pengesahan atas tindak lanjut laporan hasil
pemeriksanaan BPK yang terindikasi merugikan negara telah dilakukan pengawasan dan
tindak lanjut ke-3 daerah dan 3 provinsi. Barat Kepulauan Riau, Tengah - Jawa Tengah,
Timur - Papua Barat. Bapak dan Ibu yang kami hormati, dari hasil pertemuan, pembahasan,
dan penelaahan, dan komunikasi yang intens yang dilakukan oleh tim, bahwa ternyata ada
korelasi yang sangat antara penyelesaian tindak lanjut hasil temuan BPK yang terindikasi
merugikan negara berkaitan erat dengan opini yang diberikan oleh BPK. Tetapi BAP lebih
fokus kepada menindaklanjuti hasil temuan BPK, yang terindikasi merugikan negara. Bapak
dan Ibu yang kami hormati, terhadap kerugian negara ini, ada 3 poin yang telah kami
klarifikasi. Pertama berapa yang telah ditindaklanjuti, yang kedua yang belum ditindaklanjuti
dibagi 2, yang belum yang dapat diselesaikan, yang belum yang tidak dapat diselesaikan,
yang belum dapat diselesaikan kami beri target 3 bulan kepada masing-masing daerah untuk
dapat menindaklanjuti. Sedangkan yang belum yang tidak bisa ditindaklanjuti maka kami
akan melakukan dua tindak lanjut. Pertama disampaikan kepada paripurna ini untuk mohon
disahkanakan akan kita sampaikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan kita
sampaikan kepada DPR, dan tembusannya kepada BPK.
Tindak lanjut selanjutnya akan dilakukan tindak lanjut secara implementatif akan
dilakukan pertemuan dengan instansi yang terkait baik BPK, maupun aparat hukum serta
aparat-aparat kementerian yang terkait dengan sifatnya pertemuan yang RDP atau
konsinyering sesuai dengan nomenklatur anggaran yang ada, namun anggaran ini baru kata-
kata anggaran di BAP, adanya yang menjadi pertanyaan. Jadi jika anggaran ada, anggarannya
adanya yang belum, ini yang perlu kami sampaikan ditindaklanjut ada dua akan kami
lakukan mohon persetujuan akan kita sampaikan kepada sesuai dengan peraturan perundang-
undangan kepada DPR dan kepada tembusan BPK. Tindak lanjut secara implementatif akan
kami lakukan pertemuan dengan instansi yang terkait, dengan mempelajari aturan-aturan
hukum yang berlaku untuk dimaklumi. Kerugian negara yang secara terus-menerus ditemui
oleh BPK yang tidak dapat, tidak bisa ditindaklanjuti, maka BAP akan mengomunikasikan
kepada pihak yang terkait dengan tiga. Satu, dipenuhi syarat-syarat administrasi oleh daerah
lalui prosedur ketiga, kita akan mendorong dengan komunikasi politik sesuai dengan
kewenangan yang ada dan kami juga telah menempuhi undang-undang yang tercantum
dalam Undang-undang nomor 1 tahun 2004 juncto pasal 48 PP nomor 38 tahun 2016 tentang
tata cara tuntutan ganti rugi kerugian negara daerah terhadap pegawai negeri bukan
bendahara atau pejabat lain yang memungkinkan untuk dapat dihapuskan kerugian negara
yang telah lebih 5 tahun jika memenuhi syarat-syarat dan prosedur yang tentukan.
Ini yang membanggakan para pemerintah daerah sehingga dirasakan oleh daerah dan
oleh rakyat ternyata selama ini DPD memberikan bantuan dan solusi yang sangat efektif,
beban-beban yang dirasakan oleh daerah. Inilah kami mohon perstujuan dari Paripurna agar
hasil pengawasan dan konsep tindak lanjut yang kami lakukan, mohon pengesahan pada
forum ini. Kedua tindak lanjut laporan pengaduan masyarakat terhadap masalah keabsahan
ijazah sebagai alumni Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Curug periode 2008-2013 yang
selama ini tidak mendapat pengakuan terhadap ijazahnya dan telah melaporkan berbagai.
Nah Alhamdulillah dengan komunikasi yang kita lakukan sehingga tuntas di lembaga DPD,
ini sendiri telah kita panggil Kementrian Agama Republik Indonesia, pemerintah daerah
Provinsi Bengkulu, dan kabupaten kota, STAIN dan yang terkait. Alhamdulillah dapat
diselesaikan solusinya dengan diterbitkannya peraturan Menteri Agama Nomor 33 tahun
2016 tentang gelar akademik perguruan tinggi agama, maka dengan demikian gelar Sarjana
Pendidikan Islam (S.PdI) yang dipersamakan dengan gelar ijazah Sarjana Pendidikan yang
kita minta diperkuat dengan surat keterangan pendamping ijazah oleh dirjen yang terkait.
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS III TS 2016-2017
KAMIS, 9 MARET 2017 6
Alhamdulillah dengan lima komunikasi yang kita lakukan, komunikasi admistratif,
komunikasi struktural, komunikasi fungsional, dan komunikasi personal antara kita dengan
intansi-intansi memerlukan. Oleh karena itu kami atas nama Dewan Perwakilan Daerah hadir
di daerah dan terima kasih masyarakat daerah kepada anggota Dewan Perwakilan Daerah,
terutama dari Bengkulu yang disampaikan oleh anggota dari DPD Bengkulu, Bapak Kanedi,
dan Pak Kanedi juga menyampaikan salamnya kepada semua anggota DPD Bengkulu,
sehingga dengan demikian masyarakat Bengkulu mengucapkan terima kasih kepada Dewan
Perwakilan Daerah. Kebetulan juga Ketuanya dari Bengkulu, jadi bukan karena Ketuanya
orang Bengkulu tapi kebetulan pada saat ini ketua dari Bengkulu.
Nah oleh karena itu dengan telah disahkan dan diakui secara formal dengan
pertemuan yang dilakukan di lembaga kita ini, kita undang kementrian dan pemerintah
terkait sehingga dengan selama delapan tahun tidak mendapatkan suatu penjelasan
alhamdulillah dapat diselesaikan, dan ini akan menjadi suatu preseden dan ini akan menjadi
satu konvensi bagi seluruh kasus yang beredar terjadi di seluruh Indonesia, ini akan
menjadikan suatu pegangan sehingga DPD tampil dapat menyelesaikan satu secara
menyeluruh, menyeluruh dengan satu, ini juga mohon persetujuan kita bersama. Demikian
Bapak dan ibu yang kami mohonkan persetujuan dari kita bersama. Yang lainnya terhadap
kasus-kasus yang terjadi penghematan dan efektif, dengan dana yang diberikan kepada kami,
yang biasanya 1 kasus 1 analisis, kami telah melakukan dengan efektif, 2 kasus 1 anggaran, 2
kasus 1 pelaksanakan, seperti contoh di Aceh. Dua permasalahan yang sangat sulit dilakukan,
tapi dengan penghematan kami laksanakan 2 kasus dengan 1 agenda dan 1 tim.
Alhamdulillah kita dapat mengkomunikasikan antara masyarakat dengan angkatan dengan
pangdam yang selama ini dirasakan oleh rakyat antara penyelesaian kasus-kasus yang antara
pangdam dengan masyarakat, kita juga dapat menjadi solusi. Selanjutnya antara kewenangan
kabupaten kota provinsi dan DPRD juga dapat kita komunikasikan, tetapi belum tuntas
sehingga belum kami minta persetujuan dari Bapak-bapak semua. Mohon maaf jika terdapat
kekurangan dan kelemahan dan jika terdapat hubungan dan korelasi dengan komite, memang
dalam tatib dinyatakan aspirasi masyarakat, baik yang menyangkut lintas komite itu telah
tercantum dalam tata tertib. Jadi jika terdapat kekurangan dan kelemahan dalam komunikasi
kami mohon maaf dengan sebesar-besarnya. Sekali lagi mohon pimpinan dapat minta
persetujuan dan mohon dukungan. Terima kasih.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera buat kita semua.
Om santi santi om.
PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)
Setelah kita bersama mendengarkan laporan dari Pimpinan BAP, apakah kita dapat
menyetujui 2 hal tadi ya. Pertama mengenai rekomendasi DPD RI atas penindaklanjutan
pengaduan masyarakat terkait masalah keabsahan ijazah alumni STAIN Curup dan yang
kedua rekomendasi DPD RI atas penindaklanjutan laporan hasil pemeriksaan BPK RI masa
sidang ketiga tahun sidang 2016-2017 apa bisa disetujui?
KETOK 2X
Selanjutnya kami mohon kepada Komite IV.
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS III TS 2016-2017
KAMIS, 9 MARET 2017 7
PEMBICARA: Drs. H. GHAZALI ABBAS ADAN (ACEH)
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillah Assalatu Wassalamu ala Rasulillah
Muhammadin wa ala alihi wasohbihi wal amma badu.
Yang terhormat Pimpinan DPD RI, teman-teman sekalian Anggota DPD RI, saya
tidak baca semuanya. Yang pertama memang tidak biasa saya pidato pakai teks baik apalagi
habis kampanye kemarin pake teks. Yang kedua agak panjang.
Baik, sesuai dengan jadwal sidang paripurna ini perkenankan kami menyampaikan
laporan pelaksanaan tugas Komite IV DPD RI sebagai berikut.
1. Pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia dalam pemilihan
Anggota Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia periode 2017-2021.
2. Hasil pengawasan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia atas pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 20 tahun 1997 tentang penerimaan negara bukan pajak.
A. Pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia dalam pemilihan anggota
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia 2017-2021.
DPD RI telah menerima surat dari DPR RI dengan nomor sekian tertanggal 13
Tahun 2017 perihal permohonan pertimbangan calon Anggota BPK RI. Sehubungan
dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan pada
pasal 14 ayat 2 menyebutkan bahwa pertimbangan DPD RI disampaikan secara tertulis
yang memuat semua calon secara lengkap dan diserahkan kepada DPR RI dalam jangka
waktu paling lama 1 bulan terhitung sejak tanggal diterimanya surat permintaan
pertimbangan dari pimpinan DPR RI. Berdasarkan amanah konstitusi dan peraturan
perundang-undangan tersebut, DPD RI melakukan proses penyusunan pertimbangan
terhadap 28 orang calon anggota BPK RI. 2 orang diantaranya tidak mengikuti uji
kelayakan dan kepatutan sehingga total calon Anggota BPK RI yang mengikuti uji
kelayakan dan kepatutan sebanyak 26 orang.
Dalam penyusunan pertimbangan terhadap pemilihan anggota BPK RI masa
jabatan 2017-2021, DPD RI melakukan beberapa tahap kegiatan sebagai berikut;
1. Penelahan berkas administrasi calon Anggota BPK RI, antara lain meliputi telaah latar
belakang pendidikan, usia, pengalaman kerja, keahlian, serta jabatan.
2. Penyusunan mekanisme dan kriteria penilaian terhadap calon anggota BPK RI.
Selanjutnya merekomendasikan 13 nama calon yang diprioritaskan sebagai berikut 1. Dr.
Agung Firman Sampoerna 2. Hendra Susanto, ST., M.E., M.H. dan banyak gelar titel ini,
susah saya baca 3. Dr. Muhammad Ridwansyah 4. Dr. Bambang Pamungkas. 5. Dr.
PadriYarsyah 6. Syafrudin Mosi, S.I., M.M. 7. Dr. Ir. Dodi Supriyadi Brata Kusuma 8. Dr.
Razaki Persada. 9. Dr. H. Eko Sambodo. 10. I Gede Kastawa 11. Ir. Isma Yatun 12. Dr.
Drs. Mahendro Sumarjo.13. Dr. Abdul Latif.
B. Hasil pengawasan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia atas pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang penerimaan negara bukan pajak.
1. Pembentukan tim kerja penerimaan negara bukan pajak pada 24 Oktober 2016.
2. Kegiatan FGD pada tanggal 5 sampai 7 Desember di Lampung, Jawa Tengah dan
Provinsi Bali.
3. Rapat dengar pendapat 6 Februari 2017 dilakukan dengan para pemangku kepentingan
di bidang pengelolaan keuangan negara yaitu Kementerian Hukum dan HAM,
Kepolisian RI, Kementerian Perhubungan, Kementerian Komunikasi dan Informasi,
Kementerian Agraria dan Tata Ruang, Kementrian ESDM.
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS III TS 2016-2017
KAMIS, 9 MARET 2017 8
4. Rapat Dengar pendapat pada tanggal 6 Maret 2017 dengan Kementerian Agama
Kementerian Kesehatan, Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi,
Kementerian Keuangan.
Keluaran yang diharapkan dari pelaksanaan pengawasan Undang-Undang Nomor 20
Tahun 1997 adalah tersediaannya informasi tentang pelaksanaan Undang-Undang nomor
20 Tahun 1997 tentang penerimaan keuangan negara bukan pajak dan secara spesifik
mengenai:
1. Perkembangan besar alokasi PNPB yang diterima oleh daerah;
2. Informasi atas hak-hak daerah yang belum diterima yang bersumber dari PNPB;
3. Jenis-jenis PNPB Kementerian negara dan BUMN di masing-masing provinsi;
4. Efektivitas jadwal waktu penerimaan dan pemanfaatan PNPB;
5. Pemantauan monitoring yang dilakukan oleh pemerintah daerah atas pelaksanaan
pengelolaan PNPB;
6. Aspirasi dan usul inisiatif revisi peraturan perundang-undangan untuk memperbaiki
pengelolaan PNPB;
7. Solusi untuk mengantisipasi tidak tercapainya target penerimaan PNPB pada RAPBN
2017;
8. Masukan terhadap rencana perubahan revisi terhadap Undang-Undang Nomor 20
Tahun 1997 tentang penerimaan negara bukan pajak.
Fokus pelaksanaan terhadap pelaksanaan Undang-Undang nomor 20 tahun 1997
tentang PNPB menyangkut aspek:
1. Konsistensi penjabaran Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang PNPB ke
dalam berbagai peraturan pemerintah dan peraturan menteri menyangkut petunjuk
teknis pelaksanaan PNPB tersebut;
2. Perkembangan besaran alokasi PNPB yang diterima oleh daerah sebagaimana yang
diatur oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997;
3. Pesan dan keterbatasan PNPB dan APBD untuk menunjang pembiayaan pembangunan
daerah;
4. Transparansi dan akuntabilitas pengelolaan PNPB pada masing-masing kementerian
dan lembaga negara;
5. Peraturan pelaksanaan yang tidak mengakomodasi kepentingan daerah;
6. Pemantauan monitoring yang dilakukan oleh pemerintah daerah atas pelaksanaan
pengelolaan PNPB;
7. Jenis-jenis PNPB kementerian dan lembaga negara dan BUMN dimasing-masing
provinsi;
8. Akurasi dalam penentuan target atau penyetoran PNPB;
9. Aspirasi pemerintah provinsi kabupaten kota mengenai mekanisme pengelolaan PNPB
10. Masukan terhadap rencana perubahan revisi terhadap Undang-Undang Nomor 20
Tahun 1997 tentang penerimaan negara bukan pajak.
Kesimpulan dari rekomendasi hasil pengawasan DPD RI atas pelaksanaan Undang-
undang nomor 20 Tahun 1997 tentang PNBP adalah sebagai berikut:
A. Kesimpulan
1. Kementerian lembaga merumuskan jenis dan tarif PNBP sesuai dengan kepentingan
masing-masing kementerian lembaga. Akibatnya tidak ada kriteria dalam penentuan
jenis dan tarif PNPB, tarif yang berlaku pada masing-masing K/L tidak seragam serta
memunculkan banyak peraturan pemerintah yang mengatur hal tersebut;
2. Pelimpahan kewenangan urusan dari pusat ke daerah sebagaimana diatur oleh Undang-
Undang Nomor 23 tahun 2014 belum diikuti dengan penyerahan kewenangan yang
memadai kepada daerah dalam pengelolaan pendapatan yang potensinya ada di daerah;
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS III TS 2016-2017
KAMIS, 9 MARET 2017 9
3. Dalam pengelolaan penerimaan negara bukan pajak yang menimbulkan resiko bagi
daerah belum mempertimbangkan adanya kebijakan alokasi atas PNPB tersebut atas
meningkatkan kapasitas fiskal daerah;
4. Pelayanan kepada masyarakat merupakan kewajiban pemerintah untuk kepentingan
masyarakat karena itu pemerintah seharusnya tidak membebani PNPB berada kepada
masyarakat atas pelayanan yang diberikan terutama untuk pelayanan adminstrasi dan
pelayanan dasar;
5. Pengelolaan PNPB belum mempertimbangkan secara optimal kepentingan dan
kesejahteraan daerah dan kesejahteraan masyarakat. Hal ini disebabkan oleh belum ada
pengaturan mengenai PNPB yang dibagihasilkan kepada daerah;
6. Penerimaan negara bukan pajak yang relevan untuk didaerahkan adalah a. Penerimaan
atas pelayanan kepolisian b. Penerimaan atas jasa cek in bandara; c. Penerimaan jasa
kepelabuhanan dan kenavigasian; d. Penerimaan jasa telekomunikasi; e. Pelayanan
bidang pertanahan; f. Pelayanan pendidikan; g. Jasa Labuh jangkar kapal laut; h.
Sumbangan pihak ketiga dari BUMN dan perusahaan swasta bagi pemerintah daerah.
7. Disisi kepastian hukum dan keadilan Undang-Undang nomor 20 tahun 1997 tentang
PNBP dirasakan sudah tidak sesuai dengan perkembangan ketatanegaraan dan tuntutan
penyelenggaraan ekonomi daerah karena itu perlu dilakukan revisi undang-undang
tersebut untuk menciptakan sistem pengelolaan penerimaan negara daerah bukan pajak
yang adil transparan akuntabel dan sesuai dengan perkembangan sosial ekonomi
masyarakat;
8. PNBP yang dihitung disetorkan dan dilaporkan sendiri oleh wajib bayar berdasarkan
assassment tidak dapat diandalkan akurasinya karena berpotensi menjadi terjadi
kesalahan hitung yang dilakukan oleh wajib bayar;
9. Pemerintah daerah mengalami kesulitan dalam mengakses informasi dan melakukan
pengawasan perkembangan PNPB. Ini disebabkan oleh belum adanya dasar hukum
yang menjadi dasar dimungkinkannya akses informasi PNPB tersebut. Wah masih agak
lumayan ini tapi sebentar lagi lah.
E. Rekomendasi
1. Aspek yuridis
2. Aspek impiris.
Tidak saya baca lagi.
Pimpinan, Anggota, dan Hadirin sidang paripurna yang kami hormati. Malam,
demikian topik-topik pokok-pokok materi perkembangan DPD dalam memilih anggota
Badan Pemeriksaan Keuangan Republik Indonesia periode 2017-2021 dan hasil pengawasan
DPD RI atas pelaksanaan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang pendapatan negara
bukan pajak yang kami ajukan pada sidang paripurna yang terhormat dan mulia ini dengan
harapan dapat diambil keputusan sebagai berikut: 1. Pertimbangan Dewan Perwakilan
Daerah Republik Indonesia dalam pemilihan Anggota Badan Pemeriksa Keuangan Republik
Indonesia periode 2017-2021; Hasil 2. Hasil pengawasan Dewan Perwakilan Daerah
Republik Indonesia atas pelaksanaan Undang-Undang Nomor 20 tahun 1997 tentang
penerimaan negara bukan pajak. Ya agak susah memang pidato pakai teks ini ya karena ya
pidato selama ini tidak pakai apa-apa, langsung terbuka ketengah-tengah masyarakat.
Hadirin yang saya muliakan, Pimpinan yang saya hormati, demikianlah laporan
pelaksanaan tugas Komite IV yang dapat kami sampaikan dalam sidang paripurna kali ini.
Pada masa sidang mendatang Komite IV akan melanjutkan pembahasan antara lain terhadap
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS III TS 2016-2017
KAMIS, 9 MARET 2017 10
1. RUU tentang pajak penghasilan; 2. RUU tentang pengelolaan keuangan negara dan
daerah; 3. Rekomendasi RKP tahun 2018.
Kami atas nama Pimpinan dan Anggota Komite IV DPD RI mengucapkan terima
kasih atas partisipasi dan dukungan yang terhormat Pimpinan, Anggota, dan Kesekjenan
DPD RI, para staf ahli, dan rekan-rekan Anggota dan rekan-rekan awak media dalam
pelaksanaan tugas Komite IV DPD RI.
Pimpinan Komite IV, Dr. H. Ajiep Padindang, S.E., M.M., Ghazali Abbas Adan, Drs.
H. Budiono, M.ed. Demikian mohon maaf kalau ada ucapan-ucapan yang tidak transparan ya
maklum saya ulangi lagi saya tidak biasa memang pidato-pidato seperti ini, pidato tidak
pakai apa-apa terbuka.
Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)
Setelah kita bersama-sama mendengarkan laporan dari pimpinan Komite IV tadi,
apakah kita dapat menyetujui hasil kerja Komite IV tentang yang pertama pertimbangan
DPD RI terhadap pemilihan anggota BPK RI periode 2017-2021, yang kedua hasil
pengawasan DPD RI atas pelaksanaan Undang-Undang Nomor 20 tahun 1997 tentang
penerimaan negara bukan pajak, setuju?
Selanjutnya, kami persilakan kepada Komite II.
PEMBICARA: PARLINDUNGAN PURBA, S.H., M.M. (KETUA KOMITE II DPD
RI)
Terima kasih.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera bagi kita.
Om swastiastu.
Namo budaya.
Horas.
Nuhun sewu.
Yang saya hormati, Bapak ketua, bapak wakil ketu,a dan ibu wakil ketua, dan Sekjen
yang saya hormati, tentu teman-teman seluruh anggota DPD yang hadir pada hari ini. Izinkan
pada kesempatan ini kami menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan tugas Komite
II DPD RI pada sidang paripurna 8 DPD RI pada hari ini. Pertama-tama kita pada panjatkan
puji dan syukur telah memberi berbagai macam kenikmatan kepada kita sehingga dapat kita
bertemu dalam silaturahmi tetapi sebelum itu kami juga dari Komite II memberikan apresiasi
kepada Komite III yang tadi telah melaksanakan acara yang cukup serimonial dan bermakna,
kerjasama DPD RI dengan BNN. Tepuk tangan untuk Komite III dulu.
Pada kesempatan ini izinkanlah kami mewakili Komite II untuk dapat menyampaikan
secara singkat mengenai poin-poin penting dari pelaporan pelaksanaan tugas Komite II pada
Masa Sidang ini. Satu, Penyusunan RUU usul inisiatif. Sesuai dengan dinamika politik
penetapan prolegnas 2015-2019 Komite II DPD RI telah memutuskan untuk menyusun 2
RUU usul inisiatif yaitu undang-undang RUU tentang Geologi dan RUU tentang Energi
Terbarukan tahapan yang sedang kami lakukan saat ini adalah melakukan inventarisasi
masalah.
Yang kedua penyusunan pengawasan terhadap pelaksanaan undang-undang. Dalam
melakukan tugas fungsi pengawasan, Komite II telah melakukan penyusunan hasil
pengawasan atas pelaksanaan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan
Mineral dan Batubara. Perlu kami sampaikan beberapa poin rekomendasi penting dari
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS III TS 2016-2017
KAMIS, 9 MARET 2017 11
pengawasan tersebut antara lain: DPD RI mendesak kepada pemerintah untuk segera
menyelesaikan persoalan Tata Kelola Perizinan Indonesia, terutama terkait dualisme
kewenangan perizinan antara pemerintah dan pemerintah daerah.
DPD RI mendorong pemerintah tegas terhadap IUP yang masih bermasalah dan
memberikan sanksi tegas terhadap segala bentuk pelanggaran yang dilakukan oleh
perusahaan pemegang izin usaha pertambangan. Yang kedua DPD RI mendorong pemerintah
untuk melakukan sejumlah langkah-langkah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
daerah penghasil SDA. Langkah langkah itu adalah segera merevisi skema pembagian dari
seluruh jenis kewajiban PNBP SDA pertambangan, mineral, dan batubara, untuk memastikan
peningkatan dan kesejahteraan daerah penghasil SDA secepatnya, mengeluarkan payung
hukum pelaksanaan participating interest dari kegiatan usaha tambang Indonesia.
Mewajibkan perusahaan pertambangan untuk memanfaatkan sumber daya lokal atau lokal
konten dimana tambang tersebut beroperasi. Mewajibkan untuk memproritaskan
pemanfaatan sumber daya mineral dan batu bara untuk kebutuhan local. Mewajibkan
coprogram corporate social responsibility sesuai dengan perusahaan-perusahaan tambang
untuk kegiatan produktif yang membentuk nilai cretaing self walace. Yang ketiga terkait
dengan kebijakan pemerintah tentang Freeport DPD RI mendukung dan memberikan
penghargaan kepada kebijakan pemerintah terhadap penanganan masalah PT Freeport yang
dimana kami sangat mendukung karena apa? karena 3 hal yang disampaikan pada saat itu
adalah pertama PT. Freeport boleh mengekspor konsentrat dengan 3 catatan. Pertama harus
membangun smelter 5 tahun, sudah itu divestasi saham 51 %, dan perubahan bentuk izin dari
rezim kontrak karya (KK) menjadi YOPK. Ini merupakan izin usaha pertambangan khusus.
Kita memahami bahwa saat ini PT. Freeport itu menguasai lahan di atas 90,000. Jadi
dengan adanya YOPK ini dia akan mendapat batas sebesar 25,000 tapi lebihnya bisa diminta
dengan izin yang baru dan ini akan menambah pendapatan dari PPH, PPN, PBB dan lain-lain
tetapi pada saat itu kami juga menganjurkan agar pemerintah melakukan negosiasi dengan
pihak Freeport sehingga mempertimbangkan aspek kesejahteraan rakyat Papua dan
pembangunan sektor pertambangan khususnya indonesia masa depan. DPD RI mendesak
pemerintah untuk konsisten dengan semangat hilirisasi sektor pertambangan minerba tentang
pertambangan yaitu terkait dengan pembangunan smelter.
DPD RI mendesak pemerintah untuk menangani secara serius ancaman kerusakan
alam yang ditimbulkan oleh kegiatan pertambangan. Ketujuh DPD RI mendorong
pemerintah untuk segera melakukan pengendalian produksi pertambangan Indonesia dengan
menetapkan kuota produksi dari setiap provinsi di Indonesia. Kedelapan DPD RI
merekomendasikan kepada pemerintah untuk dapat memberikan perhatian lebih lagi terhadap
pertambangan rakyat. 9. DPD RI meminta pemerintah untuk meningkatkan pengawasan
terhadap jalannya usaha pertambangan di Indonesia.
Pengawasan harus dilakukan dalam berbagai aspek mulai dari aspek administrasi,
lingkungan, produksi, pemasaran, keselamatan kerja, keuangan, tanda kutip penetapan dan
pengawasan pembayaran iuran produksi dengan memastikan jumlah produksi baik secara
kuantitas maupun kualitas, bahan mineral, dan batubara. Memastikan jenis kalori di batubara
mulai dari hulu sampai hilir pertambangan dan juga mengutamakan kepentingan nasional dan
khususnya daerah.
Mengingat pentingnya pengawasan Undang-Undang ini, Komite II meminta kepada
sidang paripurna yang mulia agar dapat mengesahkan pengawasan RI tersebut menjadi
bagian daripada produk DPD RI pada tahun 2017. Selain hal tersebut kami sampaikan juga
bahwa dalam Rapat Pleno Komite II berkembang usulan pembentukan Pansus panitia khusus
gula. Untuk itu kami telah menyusun kerangka acuan sebagai dasar pijakan bagi Pansus gula
dalam melaksanakan tugas. Selanjutnya kami sampaikan usulan dimaksud pada sidang
paripurna pada hari ini agar dibahas oleh Panmus pada masa sidang berikutnya.
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS III TS 2016-2017
KAMIS, 9 MARET 2017 12
PEMBICARA: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Baik saya rasa begini, kembali lagi kita tidak perlu panjang ini, memang masalahnya
kita bahas dalam tim kecil dululah sebelum kita bawa ke sini. Hanya memang saya mohon
“kerelaan” dari anggota Timja maupun Panmus mungkin nanti akan mendahului sebelum
tanggal 3 begitukan, sebelum tanggal 3 diundang tapi undangnya pasti hanya samalah soal,
jangan dipinta lagi harinya begitu yah. Saya pikir itu saja nanti, jadi bisa kita setujui? Kita
sejutu ya.
KETOK 2X
Ada yang menyimpang gak kira-kira?
PEMBICARA: INTSIAWATI AYUS, S.H., M.H. (RIAU)
Baik apa yang disampaikan oleh Ibu Anna Latuconsina yang sudah diklarifikasi oleh
Pak Gafar tadi oke. Namun saya melihatnya siapa pun nanti yang menjadi Pimpinan DPD
bisa digunakan atau tidak, mesti juga dari tim Pak Bahmid untuk menuangkan juga
mekanisme pemilihan pimpinan MPR sekalipun itu sudah ada di, ada artinya BPKK apa
Kelompok DPD. Ada, ada di Kelompok DPD ada tapi tetap harus dituangkan juga di sini.
Terpilih atau tidak pun Pak Oso kemungkinan yah, kemungkinan maka kita juga harus dibuat
catatan untuk mekanisme pemilihan pimpinan, antisipasi jangan kerja dua kali. Terima kasih.
PEMBICARA: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Baik, saya, sebelum anu saya langsung saja. Jadi nanti begini Bapak, Ibu BPKK
maupun ini, Ibu Iin, pada saat nanti tim kerja Panmus tentang DPD itu bekerja. Jadi kita
harapkan juga ada tim juga dari Kelompok yang sudah akan disinkron lagi-lagi mari teman-
teman, ya tidak usah terlalu banyak ini, insya Allah semua itu akan berjalan lancarlah.
Semangat kebersamaan kita bangun bagaimana Pak Fatwa, pasti setuju.
PEMBICARA: H. AHMAD NAWARDI, S.Ag (JAWA TIMUR)
Setuju. Pimpinan.
PEMBICARA: DR (HC) A. M. FATWA (KETUA BK DPD RI)
Ini masalah bakal calon kepemimpinan kita nanti ini ramai sekali diperbincangkan di
luar, di mass media, medsos dan sebagainya. Saya sendiri sudah membuat komentar, diminta
oleh Gatra, itu komentar saya kemudian dan itu dibagi. Lalu ketua MPR sendiri juga pernah
tanya saya, saya dengar Pak Oso mau maju jadi ketua DPD. Saya bilang bagaimana itu
dengan jabatannya disini saya bilang, belum tahu kalau soal itu, tapi soal mau maju kesana
itu sudah ramai, diluar juga sudah ramai. Kalau saya sampai di rapat kerja menteri dalam
negeri juga saya kemukakan itu berbagai pandangan dan saya juga memahami bahwa itu
tidak bertentangan dengan undang-undang kalau dia mau menjadi ketua, tapi untuk kita
jadikan catatan bahwa pasti akan mendapat sorotan besar dari masyarakat berhubung dia
ketua umum satu partai, ketua umum partai Hanura.
Saya sendiri kan orang yang sudah lama menyosialisasikan sebaiknya setiap anggota
itu ada orientasi politik yang jelas sehingga enak melakukan hubungan kesana, tetapi dengan
cara istilah koran itu bedol desa, ramai-ramai, menurut saya kalau ada yang punya cita-cita
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS III TS 2016-2017
KAMIS, 9 MARET 2017 13
konkrit mau mencalon di DPR itu bagus-bagus saja tapi kita akan disorot keras oleh
masyarakat, terutama masalah ketua umum partai menjadi ketua DPD.
Saya pernah ditanya apakah karena dia dekat dengan pemerintah, saya pikir
bagaimana kalau partai yang oposisi jadi ketua di sini? Dua-duanya akan mendapatkan
sorotan dan saya kira, kita akan ada pekerjaan-pekerjaan rumah yang, maksud saya pekerjaan
rumah itu akan ada kendala-kendala psikologis, komentar masyarakat yang tidak bisa kita
diamkan komentar masyarakat itu.
Kita lembaga politik, dinilai secara politik, terutama oleh masyarakat politik. Jadi
menurut saya tidak, memang tidak ada dilarang oleh undang-undang tapi undang-undang itu
sebagai kebijakan pokok, tapi kita lembaga politik itu diikat dengan suatu etika, etika itu
terjemahannya yang paling pas adalah kepantasan. Nah, ini, kalau saya tidak sama sekali
tidak menghalangi Saudara Oso mau kesini, saya tidak dalam posisi itu, tapi saya
memberikan catatan. Saya memberikan catatan bahwa kita akan menghadapi diskusi dengan
masyarakat dan sekarang sudah ramai, sekarang sudah ramai sekali.
Jadi itu supaya, kita jadikan catatan, tidak semua yang tidak bertentangan Undang-
Undang itu pantas untuk dilakukan. Kepantasan itu, etika itu yang paling pas terjemahannya
adalah kepantasan. Ketua umum suatu partai menjadi ketua DPD itu saya menganggap tidak
pantas. Itu saya berharap, saya, hubungan saya dengan Saudara Oso tidak terganggu dengan
ini karena adalah forum politik memang yang dengan antara dua saudara juga bisa berbeda,
ayah dengan bapak juga bisa berbeda. Jadi kita tidak perlu ragu-ragu dan saya sudah
melopori, tidak ragu-ragu saya memberikan komentar tentang itu meskipun saya tetap
pelihara hubungan dengan Saudara Oso.
Ada, saya disini, ada apa-apa pergi lapor dulu ke Pak Oso, ada garis partai. Ini tidak,
mestinya tidak begitu, mencolok. Ah, ini maaf ini garis partai. Saya tentu ada orientasi politik
saya di PAN itu, hanya saya gunakan untuk memudahkan komunikasi, tapi saya tidak mau
jadi pengurus harian disana. Saya tidak mau menjadi anggota dewan kehormatan, sewaktu-
waktu saya nasehati ketua umum PAN itu, kalau ada sedikit anu saya nasehati, dan dia
perhatikan, tapi tidak terbuka, tapi saya tidak akan bilang bahwa ini garis partai saya, di sini
kita adalah perorangan. Dipilih secara perorangan tapi memang kalau ada politisi yang tidak
punya orientasi politik yang jelas itu diragukan komitmen kenegarawanan itu.
Memang negara kita ini tidak bisa itu Undang-Undang Dasar partai politik itu ikut
menentukan jadi nanti akan dua yang menentukan disini, ada yang menentukan berdasarkan
garis partai dan ada yang menentukan di sini berdasarkan indepedensi kita. Ini akan kita
alami seperti itu agar kita mengantisipasinya dan mungkin Saudara Oso itu yah perlu
sebenarnya didatangkan kesini untuk diskusi ini.
Saya juga diamanati oleh seorang anggota DPD dari Kalimantan Barat tolonglah
Bapak sebagai senior, katanya ini, pergi bicara baik-baik dengan Pak Oso. Saya tidak, kalau
ke rumahnya mau saya tetapi kalau kesitu untuk, khusus untuk ini saya merasa tidak pantas
mendapatkan saya apa namanya semacam garis-garis dari sana. Tidak semua yang tidak
dilarang undang-undang itu pantas kita kerjakan. Terima kasih.
PEMBICARA: dr. DELIS JULKARSON HEHI (SULAWESI TENGGARA)
Pimpinan, Pimpinan.
PIMPINAN RAPAT: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)
Pimpinan, ini masukan saja tidak perlu ditanggapi.
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS III TS 2016-2017
KAMIS, 9 MARET 2017 14
PEMBICARA: MESAKH MIRIN (PAPUA)
Maksudnya jangan diskusi seseorang ditempat ini karena dia juga anggota DPD.
Bukan saya tersinggung ya, ini yang saya mau sampaikan kepada kalian. Dia punya hak
untuk mencalonkan, apa masalahnya?
PIMPINAN RAPAT: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)
Iya oke.
PEMBICARA: Drs. HARDI SELAMAT HOOD (KETUA KOMITE III DPD RI)
Lanjut Ketua, lanjut Pak Ketua, lanjut, lanjut.
PEMBICARA: MESAKH MIRIN (PAPUA)
Kalian kan kemarin, Ibu Hemas, Saudara kan kemarin pimpinan kita sampaikan juga
seperti melalui Sidang Paripurna. Jadi saya bilang kalian mohon maaf sekarang ini. Saudara
sekalian jangan kita diskusikan seseorang di tempat ini, apa perannya terus kenapa, Setya
Novanto juga ketua partai Golkar kenapa juga dia jadi ketua DPR RI? Jadi jangan...
PEMBICARA: H. AHMAD NAWARDI, S.Ag (JAWA TIMUR)
Pimpinan. Soal materi, soal materi ya, materi Tatib.
Jadi sepanjang materi, ini, menurut saya karena Timja belum disahkan maka ini
belum menjadi pedoman, pedoman kita kecuali Timja sudah bekerja dari ini. Jadi materi ini
menurut saya cukup kita abaikan, menurut saya tidak boleh seperti ini kedepannya Pak
Pimpinan. Kalau belum, Timja belum disahkan bekerja, hal-hal seperti ini menurut saya tidak
bisa masuk ke ruang Panmus. Ini jangan sampai seperti yang terjadi kemarin-kemarin ada
selebaran-selebaran, saya anggap selebaran-selebaran kalau belum putusan Timja, menurut
saya selebaran. Nah, selembaran kalau bahasa Jawa selebaran itu celana dalam, bahasa Jawa,
seleber, bahasa Madura seleber.
Nah Pimpinan, jadi nanti mohon ke Timja karena di Tatib itu sudah jelas aturan-
aturan dalam pilihan sepanjang tetap seperti Tatib menurut saya kita sepakati. Nah, apabila
ada yang keluar dari Tatib, nah, dari yang sudah dibahas di Tatib maka itu akan panjang
maka menurut saya Tatib, Timja nanti yang bekerja siapapun, menurut saya jangan sampai
keluar dari Tatib. Begitu saja atau menterjemahkan Tatib. Terima kasih.
PIMPINAN RAPAT: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)
Ringkasnya, sebentar-sebentar Pak. Ringkasnya begini Timja UUD 1945-nya adalah
Tatib. Jangan bertentangan dengan Tatib, betul ya, singkat saja, oke silakan.
PEMBICARA: DR (HC) A. M. FATWA (KETUA BK DPD RI)
Saya ada interupsi dari Saudara Mesakh itu yang menyamakan ketua DPD dengan
ketua DPR, itu lain sekali. Itu kalau disana memang sarangnya begitu.
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS III TS 2016-2017
KAMIS, 9 MARET 2017 15
PEMBICARA: Drs. HARDI SELAMAT HOOD (KETUA KOMITE III DPD RI)
Baik, silakan Pak Bahmid.
PEMBICARA: H. ABDURRAHMAN ABUBAKAR BAHMID, Lc (GORONTALO)
Yang pertama ini untuk meluruskan, bahwa Timja ini bukan, ini Timja sudah
disahkan. Ada tim kajian, ini sudah disahkan dan sudah cukup lama. Yang belum ada itu
adalah perintah dari Panmus untuk membahas ini. Perintah untuk membahas aturan itu
masalahnya. Oke kita terima itu, tapi ini paling tidak untuk pembahasan awal nanti akan ada
penugasan.
Nah, kami minta masukan, kami minta masukan karena memang belum mutlak
karena akan disahkan juga di Paripurna. Terutama masukan tentang siapa yang akan
memimpin wilayah dan bagaimana kalau ada pimpinan MPR atau pimpinan lembaga lain
yang legislatif itu akan maju menjadi pimpinan DPD. Bagaimana aturannya itu yang menurut
saya paling dibutuhkan.
PIMPINAN RAPAT: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)
Baik, jadi mungkin mengenai mekanisme dan sebagainya nanti Timja yang akan, tim
kajian, yah, tim kajian yang akan merumuskan. Nah, ini, saya sampaikan mungkinkan
banyak kawan-kawan yang sangat rajin, ada yang kurang rajin, ada yang agak malas Panmus
ya, saya sampaikan bahwa Timja, tim kajian dan Timja itu sudah dibentuk lama, sudah lama
yah ada SK-nya. Jadi jangan nanti itu menjadi perdebatan kok itu ada tiba-tiba ada tim, tidak,
itu sudah lama dibentuk, oke. Pak Muqowam.
PEMBICARA: Drs. H. AKHMAD MUQOWAM (KETUA KOMITE I DPD RI)
Saya hanya ingin memberi masukan lagi bahwa nama sidang besok itu adalah Sidang
Paripurna Luar Biasa, itu saja.
PEMBICARA: Drs. HARDI SELAMAT HOOD (KETUA KOMITE III DPD RI)
Pimpinan, Pak Muqowam yang lebih paham karena dia, beliau di Pansus Tatib tapi
hasil pengecekan kami, pada saat pemilihan namanya Sidang Paripurna. Sidang Luar Biasa
adalah sidang yang tidak ditetapkan oleh Panmus. Sementara ini adalah ditetapkan oleh
Panmus maka dia tidak disebut dengan sidang luar biasa.
Oleh karena itu, mari kita buka Tatib atau saya yang salah atau Pak Muqowam yang
salah.
PEMBICARA: Dr. H. AJIEP PADINDANG, S.E., M.M. (KETUA KOMITE IV DPD
RI)
Interupsi Ketua, tidak usah diperdebatkan.
PEMBICARA: Drs. H. AKHMAD MUQOWAM (KETUA KOMITE I DPD RI)
Pak Ajiep, saya kira bapak yang bisa menengahi saya dan Pak Hardi karena ketua
paling banyak Bapak. Saya cuma satu, Pak Hardi tiga, Bapak empat. Silakan.
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS III TS 2016-2017
KAMIS, 9 MARET 2017 16
PIMPINAN RAPAT: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)
Memang susah kita kalau bicara sama politisi ini.
Silakan Pak Ajiep.
PEMBICARA: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Saya sebelum lanjut, jelaskan lagi. Ini dari sini saja persoalan materi mekanisme itu
beberapa pendapat. Jadi tadi kita sebenarnya saya sudah tawarkan mekanisme itu akan
dilakukan oleh tim kerja, nah, hanya mohon tadi tim kerja ini mohon kerelaan akan harus
terlebih dulu datang, dari tanggal 3, nah itu satu. Kedua, mau tidak mau Panmus juga begitu.
Jadi mohon pengertian kita bersama, kerelaan kita semua nanti, mungkin Panmus itu akan
dilakukan pada hari Minggu sore kali, Minggu paginya tim kerja dulu, termasuk membahas
pasal-pasal semua itu. Tapi lagi-lagi tolong, marilah suasananya kita bangun suasana.
Jadi Pak Nawardi, mana beliau? Tidak usah lagi ini ngomong selebaran apa segala
macam saya itu menyinggung, saya tersinggung nanti. Saya ini sudah baik-baik itu, tolong
Pak Nawardi itu, dulu ada, bukan, ada saya punya pendapat, saya bagi pendapat saya. Cuma
tidak ada nama saya, tapi sudah clear tidak ada masalah, jadi marilah suasananya kita bangun
saling ini bagaimana sih. Termasuk hal yang kencang sekalipun seperti yang dikatakan Pak
Fatwa, mari nanti kita akan selesaikan di sana itu. Jadi itu saja gambaran punya saya, terima
kasih Pak.
PIMPINAN RAPAT: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)
Memang Nawardi ini harus diselesaikan secara jantan ini.
PEMBICARA: Drs. H. AKHMAD MUQOWAM (KETUA KOMITE I DPD RI)
Pak, saya kira sesuai dengan namanya Pak, Nawardi so nawar terus Pak.
PIMPINAN RAPAT: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)
Oh, nawar-nawar terus ya, benar.
PEMBICARA: Dr. H. AJIEP PADINDANG, S.E., M.M. (KETUA KOMITE IV DPD
RI)
Terima kasih Pak Ketua.
Saya mau masuk ke materi inti dan menghimbau kalau kita Rapat Panmus berikutnya
tolong kita agak fokus memang kepada agenda kita, pada kita semuanya. Komite IV mau
melaporkan persiapan yang dilaporkan nanti didalam Sipur, bahwa sudah diizinkan Pak.
PIMPINAN RAPAT: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)
Belum.
Kita masuk keagenda selanjutnya ya karena soal, pedoman tadi sudah disetujui ya.
Kita masukin agenda yang ketiga yaitu pengunduran diri Ketua BK, Wakil Ketua dan
Anggota BK ya.
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS III TS 2016-2017
KAMIS, 9 MARET 2017 17
Pimpinan merima surat dari Pak Dr. H. Lalu Suhaimi, Wakil Ketua BK Provinsi NTB
Nomor: 06DPD-NTB/B-70/II/2017 tanggal 20 Februari 2017 perihal pengunduran diri
sebagai Pimpinan dan Anggota BK. Yang kedua, surat dari Bapak Dr. (HC) A.M Fatwa
Ketua BK dari Provinsi DKI Jakarta. Nomor surat, nota dinas tanggal 1 Maret 2017 perihal
pengunduran diri. Dalam suratnya Pak Lalu Suhaimi dan Pak A.M Fatwa bukan pengunduran
diri, mohon pengunduran diri iya, betul-betul, beda-beda.
Kalau Pak Fatwa mohon untuk mengundurkan diri ya, kalau Pak Lalu mengajukan
pengunduran diri. Nah, sesuai dengan Tata Tertib Pasal 101 Ayat 1, keanggotaan Badan
Kehormatan terdiri atas 17 orang anggota yang mencerminkan keterwakilan wilayah,
wilayah timur dan tengah mohon untuk melakukan rapat wilayah untuk menentukan
pengganti Bapak Lalu Suhaimi Ismi dan Bapak A.M Fatwa tapi ini, dia kan bermohon,
permohonannya disetujui dulu atau tidak begitu?
PEMBICARA: Hj. EMMA YOHANNA (SUMATERA BARAT)
Pak Ketua, boleh saya bicara Pak Ketua?
PIMPINAN RAPAT: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)
Iya silakan Ibu Emma.
PEMBICARA: Hj. EMMA YOHANNA (SUMATERA BARAT)
Terima kasih.
Karena Pak Fatwa apa Pak Lalu sudah mengajukan surat untuk pengunduran diri saya
belum membuat surat tetapi melalui forum ini saya juga mengundurkan diri sebagai Anggota
BK karena ini mungkin keterwakilan wilayah ya saya tidak tahu. Saya sudah berpikir tadi,
saya surat ini kemana saya kirimkan begitu. Jadi karena ini Panmus saya sampaikan, saya
mengundurkan diri dari BK. Terima kasih Pak.
PEMBICARA: DR (HC) A. M. FATWA (KETUA BK DPD RI)
Saya boleh fokus ya. Jadi kalau Lalu Suhaimi dan saya itu ada kesamaan, niat
pendirian didalam soal hubungannya juga menyangkut sifat moral dua setengah itu. Jadi
meskipun kami berdua sebenarnya tidak setuju diadakan pemilihan tempo hari karena kami
berkeyakinan ya pada akhir Maret atau awal April kami sudah habis dua setengah juga. Jadi
ini sebenarnya ada semacam solidaritas atas mundurnya semua Pimpinan DPD itu, ada
semacam itu tapi tidak saya kemukakan dalam surat. Jadi ada sikap moral pribadi saya, sudah
sering mengemukakan saya akan (berbicara tanpa mic, red). Saya kira jarang yang sampai 5
tahun, saya sudah 5 tahun jadi Pimpinan, Pimpinan BK. Itu saya menganggap itu tidak pantas
contoh itu.
PEMBICARA: Drs. H. AKHMAD MUQOWAM (KETUA KOMITE I DPD RI)
Mohon interupsi Ketua.
PIMPINAN RAPAT: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)
Iya. Ibu Iin dulu.
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS III TS 2016-2017
KAMIS, 9 MARET 2017 18
PEMBICARA: INTSIAWATI AYUS, S.H., M.H (RIAU)
Nah, izin, dengan sangat saya menghormati Pak Fatwa sebagai Ketua BK dan nanti
juga akan meletakkan jabatannya. Namun izin Pimpinan mengingat waktu kita untuk
Paripurna bisa dipilah untuk pembagian alokasi waktu rapat di Panmus ini karena saya juga
dari MD3 mau melaporkan. Terima kasih.
PEMBICARA: Drs. H. AKHMAD MUQOWAM (KETUA KOMITE I DPD RI)
Pak Fatwa mohon maaf, saya kira Pak Fatwa memang man of momentum, Semua
momentum bisa dimainkan, dalam bahasa saya ini Pak. Saya kira pengunduran itu cukup di
alat kelengkapan tersebut, itu jadi mekanisme, saya kira sudah lah baru kemudian pimpinan
yang masih ada melaporkan kedalam Panmus, bahwa sudah ada pengundurkan diri yang
terhormat Pak Fatwa, ada dari Pak Lalu sehingga Panmus itu tidak membicarakan hal itu.
Jadi kembalikan kepada ruang BK lah, ini tidak, menurut saya Pak Fatwa, mohon
maaf, kok tampaknya tidak harus sampai di Panmus seperti ini. Saya mungkin salah Pak
Fatwa tapi menurut bacaan saya, itu seperti itu sesuai dengan tata tertib yang ada begitu loh
Pak. Ini mohon maaf, jadi man of momentum Pak Fatwa itu luar bisa. Terima kasih.
PEMBICARA: DR (HC) A. M. FATWA (KETUA BK DPD RI)
Ini saya, saya sebenarnya posisi saya di sini melaporkan saja, melaporkan dan
pengesahannya itu kan sebenarnya di Paripurna. Jadi saya maksudkan itu karena paripurna
yang akan datang itu sudah lewat 1 April ya, saya ingin sama-sama dengan pimpinan, sama-
sama dengan semua Pimpinan. Ada momen psikologis buat saya itu, suara hati nurani tapi
bukan maksudnya hanura iya, bukan. Jadi saya juga bukan soal momentum ya, memang saya
perlu ada kesinambungan. Sudah lama saya bicara dengan Saudara Fahira supaya ada
pergantian itu. Jadi saya bukan soal momentum tetapi memang ada rasa empati, simpati
bersama-sama dengan mundurnya selesainya tugas dari Pimpinan kita, saya juga ingin
menyelesaikan. Jadi tapi kalau mau diterjemahkan itu soal momentum ya itu terserah saja
tapi itu sikap moral saya.
PEMBICARA: H. AHMAD NAWARDI, S.Ag (JAWA TIMUR)
Mungkin bisa dilanjutkan, tidak perlu ditanggapi.
PEMBICARA: Drs. H. AKHMAD MUQOWAM (KETUA KOMITE I DPD RI)
Begini Ketua, mohon maaf interupsi. Soal namanya Pak Fatwa itu menjadi
kewenangan wilayah lah. Terima kasih.
PEMBICARA: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Iya, saya ini kan, tadi kami Pimpinan juga sudah membahas itu karena diajukan
kepada Pimpinan. Pertama, dua orang sekaligus, tadi kami berbicara ya sudah bertahap ah.
Pak Fatwa didahulukan, kita minta Pak Lalu Suhaimi tahanlah supaya kepemimpinan BK ini
masih terus ini dan tadi Pak Lalu Suhaimi setuju. Asal memang dari ini begitu, paling tidak
supaya ini kelangsungan karena masih ada masalah yang ini.
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS III TS 2016-2017
KAMIS, 9 MARET 2017 19
Kemudian yang kedua, soal pergantian karena pergantian rapat wilayah itu sudah
memberikan haknya jatah untuk periode 2016 – 2017 kepada DKI maka itu ya sudah
diselesaikan saja oleh DKI begitu, jadi itu yang kita minta persetujuan Panmus itu yang kita
ini kan. Jadi karena memang dasarnya itu sudah diberikan kepada DKI dan saya pikir kita
mohon persetujuan di sini iya sudah tidak repot, mekanisme selanjutnya Pak Fatwa nanti
kembali ke BK, kalau Pak Suhaimi kita minta bertahan dulu. Penggantinya itu kita akan lebih
lanjut proses. Kita setujui kepada, melalui provinsinya saja begitu, supaya tidak ribut lagi,
rumit lagi ngaturnya begitu. Itu iya, terima kasih, Pak.
PEMBICARA: Drs. H. AKHMAD MUQOWAM (KETUA KOMITE I DPD RI)
Ketua, sedikit ketua.
Boleh tidak seseorang memimpin dua alat kelengkapan? Ini saya tanya saja.
PEMBICARA: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Lihat anggotanya, sebagai anggotanya bukan pimpinan. Kalau pimpinan baru tentu
mekanisme kembali BK yang memimpin begitu.
PEMBICARA: INTSIAWATI AYUS, S.H., M.H (RIAU)
Kalau begitu clear ketua, kembali ke Tatib. Lanjutkan untuk agenda berikutnya.
Terima kasih.
PIMPINAN RAPAT: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)
Jadi yang Pak Fatwa, disetujui begitu ya. Pada prinsipnya di dalam Panmus ini
menyetujui. Nah, kemudian sebagai penggantinya, dari pengganti sebagai anggota ya,
anggota BK, itu Fahira tapi sebagai Pimpinan, kembali kepada BK itu sendiri. Nanti itu
pemilihan.
PEMBICARA: BAIQ DIYAH RATU GANEFI, S.H (NTB)
Satu menit Ketua. Apakah nanti itu permohonannya Pak Suhaimi sudah
mengundurkan diri, kemudian dianulir dengan itu, kok rasanya kita, coba dipertanyakan lagi
karena beliau sudah menulis surat begitu kemudian dianulir lagi kok rasanya seperti main-
main. Maaf, walaupun satu dapil saya kok kurang percaya. Terima kasih Ketua.
PEMBICARA: H. AHMAD NAWARDI, S.Ag (JAWA TIMUR)
Pimpinan, interupsi Pimpinan.
Jadi persoalan BK, kita kembalikan Pimpinan BK kembalikan kepada anggota BK
biar bahas internal BK. Itu saja terima kasih.
PIMPINAN RAPAT: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)
Oke saya setuju. Silakan, silakan.
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS III TS 2016-2017
KAMIS, 9 MARET 2017 20
PEMBICARA: Drs. HARDI SELAMAT HOOD (KETUA KOMITE III DPD RI)
Saya setuju untuk dikembalikan ke BK, tidak pada tempatnya juga Panmus
memutuskan, menerima atau menolak karena itu urusannya di sana.
PIMPINAN RAPAT: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)
Oke, kita masuk agenda selanjutnya itu. Keanggotaan Pansus Tenaga Kerja Asing.
Sipur ke 7 tanggal 21 Februari 2017 telah menyepakati pembentukan Pansus tenaga Kerja
Asing dengan komposisi sebagai berikut, ini perhatikan baik-baik. Komite III empat orang,
Komite I dua orang, Komite II dua orang, Komite IV satu orang, PPUU satu orang, PURT
satu orang, BK satu orang, BAP satu orang, BKSP satu orang, BPKK satu orang, jumlah 15
orang.
Sehubungan dengan hal tersebut telah dikirim surat dari Sekretariat Jenderal DPD RI
Nomor: DN 150/03/DPD RI/II/2017 tanggal 27 Februari 2017 perihal usulan nama Anggota
Pansus tenaga kerja asing sampai dengan sekarang 9 alat kelengkapan yang telah
menyerahkan usul nama anggota Pansus yaitu PURT, PPUU, BK, BPKK, Komite IV, BAP,
Komite III, Komite II mohon BKSP segera menyerahkan usulan nama anggota Pansus agar
menyerahkan sehingga dapat segera dilakukan pemilihan Pimpinan Pansus.
Mengingat dalam pembahasan Panmus yang lalu bahwa masalah tenaga kerja asing
terdapat berbagai aspek terkait seperti industri, dampak sosial, keamanan dan lain-lain
sehingga wilayah kerja Pansus terhadap tenaga kerja asing plus sehubungan dengan hal
tersebut maka pada rapat Panmus pada hari ini perlu menyepakati nama Pansus. Jadi
namanya Pansus Tenaga Kerja Asing saja atau Pansus Tenaga Keja Asing Plus begitu. Nah,
ya sehingga diharapkan Pansus nantinya dapat bekerja dengan komprehensif dalam
menyelesaikan persoalan yang ada. Kami mohon masukan dan tanggapan dari Bapak dan Ibu
Anggota Panmus, silakan.
PEMBICARA: DR (HC) A. M. FATWA (KETUA BK DPD RI)
Iya, saya sama tetap pendirian saya dulu bahwa namanya tenaga kerja asing saja.
Pansus Tenaga Kerja Asing bukan Pansus Tenaga Kerja, pakai asing karena kalau tenaga
kerja kita banyak di luar negeri itu mencari kerja di sana itu keuntungan bagi kita, tapi kalau
tenaga kerja asing yang di sini itu merugikan tenaga kerja kita dan kedaulatan negara.
Bahaya untuk janga panjang kedaulatan negara. Saya kira kita paham semua bagaimana
sekarang merembet China-China itu ke berbagai sektor. Saya banyak tahu ini karena istri
saya yang kedua China. Jadi itu ada fakta-fakta saya perhatikan itu datang tenaga kerja dari
asing tapi tidak pernah saya campuri begitu, tapi saya perhatikan itu merembet kemana-mana
saya lihat itu. Ini merugikan.
PIMPINAN RAPAT: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)
Baik, kita sepakati saja ya. Namanya Pansus Tenaga Kerja Asing pakai Plus tidak?
PEMBICARA: DR (HC) A. M. FATWA (KETUA BK DPD RI)
Tidak usah.
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS III TS 2016-2017
KAMIS, 9 MARET 2017 21
PEMBICARA: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Tapi isinya itu plus. Namanya setuju. Tidak usah plus begitu.
PEMBICARA: DR (HC) A. M. FATWA (KETUA BK DPD RI)
Tidak ada plus-plus tenaga kerja asing.
PEMBICARA: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Tenaga kerja Asing itu karena untuk mempertegas bahwa ini isinya itu bukan tenaga
kerja asing tapi soal investasi, soal keamanan, soal perdagangan, soal sosial banyak sekali
kaitannya.
PEMBICARA: DR (HC) A. M. FATWA (KETUA BK DPD RI)
Iya, itu otomatis saja.
PEMBICARA: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Iya, oke. Yang penting sepakat saja tidak usah terlalu ini. Namanya TKA.
PIMPINAN RAPAT: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)
Setuju ya. Silakan Pak.
PEMBICARA: Prof. Dr. JOHN PIERIS, S.H., M.S. (KETUA BPKK DPD RI)
Saya mau menambah persepektif saja. Tenaga kerja asing itu luas persepektifnya,
yang bekerja di negara kita dan kita bekerja di negara lain. Yang bekerja di negara lain itu di
sebut tenaga kerja asing juga di sana. Iya artinya itu juga dibahas, soal keamanannya juga
kemarin apa yang terjadi disemprot itu, saudara tirinya itu juga masalah politik jadi harus
luas cakupannya. Persiapan kita mengirimkan tenaga kerja Indonesia baik jadi tenaga kerja
asing di sana, juga harus aspek budaya masuk, keterampilan masuk, politik masuk semua
masuk. Terima kasih Pak Ketua.
PIMPINAN RAPAT: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)
Begini, biar kita, ini mesti agak sensitif ya memutuskan. Yang pertama kalau tenaga
kerja kita yang ada di luar negeri itu namanya TKI, Tenaga Kerja Indonesia. Ya karena ini
kita hanya fokus pada masalah tenaga kerja asing yang bekerja di Indonesia, benar ya?
PEMBICARA: DR (HC) A. M. FATWA (KETUA BK DPD RI)
Jadi kita bicara mengantisipasi bahaya kedaulatan negara.
Pimpinan Komite I Ahmad Muqowam,Wakil Ketua Fachrul Razi, ada Pak Fachrul.
Wakil Ketua Beny Ramdhani hadir tetapi bil ghaib karena tidak hadir pada kesempatan kali
ini, bil ghaib ya.
Terima kasih.
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS III TS 2016-2017
KAMIS, 9 MARET 2017 22
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PEMBICARA: BAIQ DIYAH RATU GANEFI, SH (NTB)
Pimpinan.
PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, SE (KETUA DPD RI)
Silakan bu.
PEMBICARA: BAIQ DIYAH RATU GANEFI, SH (NTB)
Karena PPUU tidak mengambil keputusan maka kami akan menyerahkan saja pak.
PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, SE (KETUA DPD RI)
Silakan. Selanjutnya Komite III.
PEMBICARA: FAHIRA IDRIS, SE, MH (WAKIL KETUA KOMITE III DPD RI)
Bismilahirahmanhirahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Kepada yang terhormat bapak, ibu para Pimpinan DPD RI.
Yang terhormat para pimpinan alat kelengkapan DPD RI yang terhormat.
Sahabat-sahabat Anggota DPD RI dan hadirin yang berbahagia.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Pada Sidang Paripurna yang mulia ini, perkenankanlah kami menyampaikan laporan
perkembangan pelaksanaan tugas Komite III. Adapun program kegiatan yang menjadi
prioritas pembahasan Komite III pada Masa Sidang III Tahun Sidang 2016-2017 adalah yang
pertama, penyusunan RUU sebagai usul inisiatif Komite III DPD RI. Saat ini Komite III
DPD RI sedang menyusun 2 Rancangan Undang-Undang yaitu Rancangan Undang-Undang
Tentang Sistem Pengupahan dan Rancangan Undang-Undang Tentang Ketahanan Keluarga.
Adapun penyusunan RUU tersebut hingga saat ini masih dalam tahap inventarisasi materi
yang meliputi 2 kegiatan yaitu RDPU dan expert meeting.
Kkemudian yang kedua, pengawasan DPD RI atas pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 39 Tahun 2004 Tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di
Luar Negeri. Komite III telah melakukan kegiatan inventarisasi materi melalui kunjungan
kerja ke Bahrain dan Kuwait yang dilaksanakan pada tanggal 1-7 Maret yang lalu. Hasil dari
inventarisasi materi ini akan menjadi bahan bahasan dalam kegiatan finalisasi penyusunan
pengawasan DPD RI atas pelaksanaan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004.
Tiga, pengawasan atas pelaksanaan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang
Narkotika. Penyebaran dan penyalahgunaan narkoba akhir-akhir ini memang semakin
memprihatinkan, dibutuhkan penangan yang sismatis dan massif serta dukungan dari semua
instansi pemerintah dan komponen masyarakat dalam upaya pencegahan dan pemberantasan
penyalahgunaan narkoba di tanah air. Oleh karena itu hari ini kami dari Komite III
mengucapkan terima kasih kepada DPD RI dan BNN atas upayanya melakukan kerjasama
melalui penandatanganan nota kesepahaman bersama MoU dalam pencegahan dan
pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika.
Pimpinan, bapak, ibu Anggota DPD RI yang kami hormati. Sidang dewan yang kami
muliakan.
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS III TS 2016-2017
KAMIS, 9 MARET 2017 23
Selain melaksanakan 3 program priotas di atas pada masa sidang ini Komite III juga
melaksanakan rapat kerja dengan Menteri Agama Republik Indonesia yang dilaksanakan
tanggal 27 Februari lalu dengan membahas program kerja Kementerian Agama tahun 2017,
pengelolaan dana haji, pemanfaatan kuota haji, pelaksanaan ujian nasional berbasis komputer
di Madrasah dan Madrasah Aliyah serta membahas tentang potensi konflik sosial keagamaan
di Indonesia. Setelah mendengar pemaparan melalui dialog dan tanya jawab secara intensif
dengan Menteri Agama Komite III memberikan apresiasi kepada Menteri Kementerian
Agama RI yang telah menyelenggarakan kebijakan bidang agama. Disamping itu Komite III
mengharapkan Kementerian Agama agar melakukan :
1. Melakukan sosialisasi dan transparansi terkait akses informasi pengelolaan dana haji
khususnya berkaitan dengan nilai manfaat yang diperoleh dari setoran awal BPIH yang
digunakan untuk membiayai belanja operasional penyelenggaraan ibadah haji.
2. Melakukan koreksi perbaikan dan penyempurnaan kebijakan terkait pendidikan agama
khususnya berkenaan dengan :
a. Sertifikasi guru yang mengajar mata pelajaran agama yang bertugas di dinas
pendidikan.
b. Impassing bagi guru bukan PNS Madrasah dan sekolah.
c. Peningkatan subsidi bagi peningkatan infrastruktur Pesantren, Madrasah, Sekolah
Keagamaan dan mutu serta kesejahteraan guru ngaji guru di pesantren Madrasah dan
sekolah keagamaan.
d. Regulasi yang memberikan peluang bagi pemerintah daerah untuk memberikan
bantuan keuangan pada penyelenggaraan pendidikan agama dengan berkoordinasi
dengan instansi terkait.
3. Melakukan berbagai upaya untuk mengatasi permasalahan dugaan kriminalisasi terhadap
ulama dalam rangka mencegah konflik berbasis agama di masyarakat.
4. Optimalisasi nilai manfaat dan haji bagi penyelenggaraan ibadah haji secara profesional
dengan memerhatikan peraturan perundang-undangan.
5. Melakukan distribusi kuota haji ke daerah secara berkeadilan sesuai peraturan perundang-
undangan.
Pimpinan, bapak, ibu anggota DPD RI yang kami hormati. Sidang dewan yang kami
muliakan.
Demikianlah laporan perkembangan pelaksanaan Komite III DPD RI dan pada
akhirnya perkenankanlah kami mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat pimpinan
beserta seluruh anggota DPD RI dan semua pihak yang banyak membantu program kegiatan
Komite III. Semoga segala upaya dukungan yang diberikan dapat balasan kebaikan yang
berlipat dari Allah SWT. Satu pantun untuk kita semua “anak gadis berbaju merah, berjalan
manis berpegang erat, mari kita kembali ke daerah untuk menjemput aspirasi rakyat”.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Pimpinan Komite III, Bapak Hardi Selamat Hood, Bapak Pendeta Charles
Simaremare dan saya sendiri, Fahira Idris.
Terima kasih.
PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, SE (KETUA DPD RI)
Selanjutnya PPUU, eh BPKK.
PEMBICARA : INTSIAWATI AYUS, SH., MH (WAKIL KETUA BPKK)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS III TS 2016-2017
KAMIS, 9 MARET 2017 24
Salam sejahtera untuk kita semua.
Om swastiastu.
Kami BPKK menyampaikan mudah-mudahan singkat, yang terhormat pimpinan DPD
RI, yang terhormat bapak ibu anggota DPD RI, BPKK, Badan Pengembangan Kapasitas
Kelembagaan, kembali mengingatkan kepada semua elemen DPD RI agar mengedepankan
kebersamaan serta kekompakan yang sangat diperlukan untuk perjuangan yang lebih besar
yaitu dalam melakukan penataan sistem ketatanegaraan Indonesia melalui amandemen. Oleh
karena itu BPKK mengapresiasi penyelesaian atas dinamika internal yang terjadi di DPD
khususnya mengenai tata tertib DPD RI. Atas dasar hal tersebut kami mengingatkan kembali
setidaknya ada 3 misi utama yang harus dijalankan oleh pimpinan dan setiap anggota DPD
RI dalam melakukan perjuangan ini yaitu :
1. Rekonstruksi kewenangan DPD RI melalui Amandemen Undang-Undang Dasar 1945.
2. Mengoptimalkan pelaksanaan fungsi legislasi pengawasan dan penganggaran sesuai
kewenangan yang ditetapkan oleh Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang.
3. Memperkuat kapasitas pelaksanaan fungsi representasi yang mencakup penampungan
dan menindaklanjuti aspirasi daerah dan pengaduan masyarakat serta meningkatkan
pemahaman masyarakat tentang kelembagaan DPD dalam rangka akuntabilitas publik.
Kami persingkat untuk semua itu izinkan kami setelah melakukan komunikasi dalam
rapat gabungan dengan fraksi-fraksi yang ada di MPR dan kami melakukan rapat gabungan
dengan lembaga pengkajian di MPR, RDPU dengan Ketua-ketua Fraksi yang ada di MPR,
maka dengan demikian dalam internal saat ini BPKK dan PPUU mendukung dan mendorong
sepenuhnya tim kerja Rancangan Undang-Undang MD3 DPD agar dapat segera menyiapkan
materi yang dibutuhkan segera mengikuti seluruh jadwal pembahasan perubahan Undang-
Undang MD3 bersama DPR sehingga target revisi Undang-Undang MD3 dapat mengadopsi
seluruh Keputusan MK. Karena semua yang dilakukan dalam kegiatan rapat gabungan
maupun komunikasi dengan fraksi-fraksi semua sepakat bahwa kewenangan DPD RI perlu
diperkuat hanya melalui amandemen dan revisi Undang-Undang MD3, Kelompok DPD
melalui BPKK tetap konsisten untuk memperjuangkan penguatan kewenangan DPD melalui
usul perubahan, untuk itu dimana hingga saat ini kami membutuhkan dukungan seluruh yang
terhormat bapak, Ibu anggota, namun kami masih memiliki catatan yang terhormat Kepada
Bapak Oesman Sapta, Bapak A.A. Ngr Oka Ratmadi, Bapak Fabian Richard Sarundayang
dan Bapak Benny Rhamdani sedia untuk turut menandatangani usul amandemen dari DPD
RI sehingga kita dapat bulat utuh usul yang diajukan diusung oleh 134 anggota DPD tanpa
dikurangi.
Demikianlah laporan ini dapat kami sampaikan.
Assalamu’alaikum warahmatullohi wabarakatuh.
Semakin sejahtera untuk kita semua.
Om shanti shanti shanti om.
PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, SE (KETUA DPD RI)
BKSP.
PEMBICARA : Pdt. CARLES SIMAREMARE, S.Th. M.Si (WAKIL KETUA BKSP)
Assalamu’alaikum warahmatullohi wabarakatuh.
Salam sejahtera bagi kita sekalian.
Om swastiastu.
Shalom.
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS III TS 2016-2017
KAMIS, 9 MARET 2017 25
Yang terhormat Bapak dan Ibu Pimpinan DPD RI dan seluruh anggota DPD RI yang
kami hormati.
Bapak sekretaris Jenderal DPD RI beserta jajaran Sekretariat Jenderal DPD RI dan,
seluruh wartawan media cetak dan elektronik, dan hadirin yang berbahagia.
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha
Kuasa karena oleh rahmat anugerah-Nya kita bisa menghadiri Sidang Paripurna ke-8 DPD RI
pada hari ini. Ijinkanlah kami atas nama Anggota dan Pimpinan BKSP menyampaikan
laporan pelaksanaan tugas yang telah dilakukan oleh Badan Kerjasama Parlemen pada Masa
Sidang ke-3 Tahun Sidang 2016-2017.
Pimpinan dan anggota yang kami hormati.
Berdasarkan surat undangan Parlemen of The Republic of Fiji Nomor 3/43, DPD RI
telah mengirimkan delegasi untuk menghadiri pertemuan tahunan ke-25 di Asia Pasifik
Parlementary Forum atau APPF, di Nata Dola Republik Fiji sebanyak 6 anggota DPD RI
bergabung dengan 128 anggota parlemen dari 19 negara APPF lainnya. Dalam berbagai
rangkaian sidang-sidang dan pertemuan bilateral yang berlangsung dari tanggal 15 sampai 19
Januari 2017 yang lampau. Dalam pelaksanaannya DPD RI mendapatkan dukungan Duta
Besar Republik Indonesia di Fiji yaitu YM Gery Rahman Ma'mun Yusuf beserta seluruh staf
KBRI Fiji maupun dukungan yang diberikan panitia baik secara langsung atau melalui
liaison officer atas dukungan kepada delegasi DPD RI. Tema pertemuan tahun ke 20 tahunan
APPF 2017 adalah parlementary partnership of peace and security atau SDG 16 atau
kemitraan parlemen untuk perdamaian dan keamanan tujuan pembangunan berkelanjutan
Nomor 16. Tujuan ke 16 SDG menyatakan bahwa untuk memajukan masyarakat yang damai
dan inklusif untuk sebuah pembangunan berkelanjutan maka diperlukan akses untuk keadilan
bagi semua orang dengan membangun institusi-institusi yang efektif bertanggung jawab dan
inklusif pada semua tingkatan melalui pertukaran pengalaman dan pengembangan jaringan
APPF 2017 berharap dapat melengkapi para anggota parlemen terkait teknis-teknis yang
diperlukan maupun strategi-strategi dan dukungan strategis yang diperlukan untuk mencapai
negara yang lebih damai dan stabil untuk semua.
Pimpinan dan Anggota yang kami hormati dan seluruh hadirin yang berbahagia.
Pada forum APPF 2017, dua orang anggota DPD RI yaitu Bapak yang terhormat Drs.
H. Bahar Ngitung, MBA, selaku ketua BKSP dan yang terhormat Bapak Letjen TNI
(Marinir) Purn. Dr. Nono Sampono, M.Si anggota BKSP telah menyampaikan pandangan
delegasi RI dalam Sidang-sidang Paripurna APP APPF 2017 tersebut. Dalam pidatonya yang
terhormat Drs. H. Bahar Ngitung, MBA menyatakan bahwa walaupun pencapaian MDGS
2000 sampai 2015 relatif sangat baik namun masih banyak hal yang perlu dilakukan untuk
membantu jutaan orang yang masih tinggal dalam kesulitan dan kelaparan. Kemiskinan
merupakan isu multidimensi yang tidak dapat diatasi hanya dengan pertumbuhan ekonomi
tetapi juga dipengaruhi oleh ketidakstabilan politik, penurunan ekonomi, keamanan dan
perubahan iklim. Perbaikan kesejahteraan ekonomi harus memperhatikan keberlanjutan
pengembangan sumber daya manusia dan lingkungan hidup dengan demikian parlemen dapat
memainkan peran penting untuk mencapai tujuan-tujuan SDGS tersebut melalui ratifikasi
perjanjian-perjanjian internasional, legislasi nasional, penyediaan anggaran yang cukup,
pengawasan dan penyelenggaraannya, dan pendidikan SDGS untuk rakyat. Terkait kerjasama
regional yang terhormat Bapak Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. Nono Sampono, M.Si sebagai
anggota BKSP menyatakan bahwa perjanjian perubahan iklim tahun 2015 atau yang dikenal
sebagai Paris Agreement merupakan perjanjian yang mengikat secara hukum, adil, seimbang
dan efektif untuk berbagai pihak sebagai negara kepulauan Indonesia memiliki pandangan
yang serupa dengan negara-negara kepulauan kecil berkembang maupun dengan aliansi
negara kepulauan kecil. Terkait perubahan iklim, Indonesia menyambut baik terpilihnya
Republik Fiji sebagai Ketua COP 23 dan berharap dapat menjadikannya sebagai COP
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS III TS 2016-2017
KAMIS, 9 MARET 2017 26
implementasi. Negara-negara industri maju juga diharapkan dapat memimpin mengurangi
emisi gas rumah kaca dan penyediaan bantuan, transfer teknologi dan pembangunan
kapasitas untuk mencapai tujuan-tujuan Paris Agreement tersebut.
Pimpinan dan anggota DPD yang saya hormati.
Delegasi DPD RI juga mengadakan pertemuan bilateral dengan 5 parlemen peserta
APF 2017, yaitu dengan Dewan Negara Malaysia, Parlemen Federated States Of Micronesia,
Parlemen Vietnam, Parlemen Thailand dan delegasi gabungan senat DPR Meksiko. Secara
singkat kami sampaikan intisari pertemuan bilateral sebagai berikut:
A. Dewan Negara Malaysia menyampaikan rencana mereka untuk mengunjungi Indonesia
pada tahun 2017 ini dan mengadakan pertemuan bisnis antar pengusaha kedua negara.
Rencana kedatangan delegasi senat Malaysia tersebut akan disampaikan melalui kedutaan
besar Malaysia di Jakarta.
B. Parlemen Micronesia menyambut baik keinginan DPD RI untuk memperkuat hubungan
kedua parlemen.
C. Parlemen Vietnam menghargai posisi Indonesia terkait masalah Laut Cina Selatan dan
sepakat untuk memperkuat kerjasama parlemen kedua negara.
D. Parlemen Thailand bersedia membantu penguatan kerjasama antar daerah di Indonesia
dan Thailand termasuk kerjasama pariwisata dan pertanian.
E. Delegasi Meksiko mengharapkan kesertaan anggota DPD RI dalam delegasi Presiden
Republik Indonesia yang akan mengunjungi Meksiko pada bulan September 2017, ini
artinya mereka secara spesifik meminta supaya DPD RI ikut mendampingi bapak
presiden kita nanti, serta peran aktif Indonesia dalam pertemuan parlemen negara-negara
Mikta atau Meksiko, Indonesia, Korea, Turki dan Australia yang direncanakan akan
bertemu di Turki pada tahun 2017 ini.
Pimpinan dan anggota dewan yang kami hormati.
Pertemuan PPF 2017 telah menghasilkan 21 resolusi usulan perubahan rules of
procedure APPF untuk memasukkan pertemuan anggota parlemen perempuan dalam setiap
pertemuan tahunan APPF dan penetapan Parlemen Vietnam sebagai tuan rumah APPF 2018.
Dalam pertemuan bilateral Indonesia dan Vietnam, delegasi Parlemen Vietnam menyatakan
akan mengundang dan mengirim surat secara khusus kepada DPD RI untuk menghadiri
pertemuan APPF 2018 tersebut. Dari proses dan hasil APPF 2017 Fiji, maka delegasi DPD
RI memberikan beberapa rekomendasi sebagai berikut:
a. Terkait kesetaraan DPD RI dalam pertemuan tahunan APPF, DPD RI harus mengajukan
permohonan keikutsertaannya lebih awal kepada parlemen tuan rumah penyelenggara.
b. Koordinasi dengan DPR RI harus dilakukan untuk mendorong peran aktif DPD RI dalam
Sidang-sidang Paripurna, working group dan komite perancang resolusi maupun
pengajuan resolusi-resolusi yang dipandang dapat memperkuat posisi daerah dan konteks
persaingan dan dinamika Asia-Afrika, Asia Pasifik dan global.
c. Peran serta DPD RI dapat juga dimaksimalkan kehadirannya dalam komite perancang
resolusi apabila DPD RI tidak dapat mengajukan resolusi lebih awal. Selain rekomendasi
di atas untuk kedepan diharapkan DPD RI pada forum APPF dapat mengirimkan
perwakilan senator perempuan ini berita bahagia untuk perempuan, supaya mengutus
perempuan sebagai anggota delegasi DPD RI.
Pimpinan dan anggota DPD RI yang kami hormati.
Pada tanggal 23 sampai 25 Februari 2017, Rapat Pleno BKSP telah menghadirkan
Wakil Duta Besar Polandia untuk Indonesia dan first secretary Kedutaan Besar Rusia untuk
Indonesia. Pada pertemuan dengan Sekretaris Kedutaan Besar Rusia BKSP menggagas untuk
menindaklanjuti MoU yang telah ditandatangani oleh DPD RI dengan Dewan Federasi
Majelis Federasi Rusia pada tanggal 14 November 2014 yang lalu. Disamping itu BKSP
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS III TS 2016-2017
KAMIS, 9 MARET 2017 27
sebagai alat kelengkapan yang bertugas untuk menjalin kerjasama dengan parlemen negara
sahabat dalam rangka pertukaran informasi tentang kegiatan-kegiatan parlemen telah
melakukan pendampingan dan kegiatan pimpinan khususnya Ketua DPD RI dalam menerima
tamu dari perwakilan negara-negara. BKSP berharap kunjungan dari tamu-tamu perwakilan
negara sahabat tersebut dapat lebih membuka kerjasama antara DPD RI dengan parlemen
internasional karena dianggap DPD RI mempunyai peranan yang sangat penting dalam
sistem demokrasi di Indonesia. Disamping itu DPD RI melalui setiap anggotanya di daerah
dapat berperan membuka peluang investasi untuk kemajuan daerah melalui kerjasama
dengan negara-negara lain.
Pimpinan dan anggota DPD RI yang kami hormati.
Demikianlah laporan pelaksanaan tugas BKSP pada Masa Sidang ke-3 Tahun Sidang
2016-2017 ini. Namun demikian perlu kita pikirkan bersama bahwa perjuangan memperkuat
eksistensi DPD di forum internasional belumlah selesai. Oleh karena itu perlu kesamaan
langkah bersama kekompakan untuk saling mendukung perjuangan ini.
Sebelum menutup laporan ini perkenankan kami atas nama Pimpinan dan Anggota
BKSP menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh anggota dan pimpinan apabila
laporan ini belum dapat memuaskan kita semua. Terima kasih atas perhatiannya.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera bagi kita sekalian.
Om shanti shanti shanti om.
Horas.
Pimpinan Badan Kerjasama Parlemen, Ketua Drs. H. Bahar Ngitung, MBA, Wakil
Ketua Haripinto Tanuwidjaja, Wakil Ketua Prof. Dr. Dailami Firdaus.
Sekian, terima kasih.
PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)
Baik, selanjutnya dari Badan Kehormatan. Silakan.
PEMBICARA: MERVIN SADIPUN KOMBER (PAPUA BARAT)
Interupsi Pimpinan.
Pimpinan, karena ini bersifat ada suatu keputusan yang menyangkut anggota, saya
minta ini dilaksanakan secara tertutup.
Terima kasih.
PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)
Baik, karena di BK ini apa yang di paparkan oleh BK menyangkut...
PEMBICARA: DR (HC) A. M. FATWA (KETUA BK DPD RI)
Tidak dengar saya, Saudara Ketua
PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)
Ya ini saya jelaskan Pak. Yang disampaikan Pak Mervin, karena yang akan dibahas
ini menyangkut.. salah satunya menyangkut salah satu personal maka diminta bahwa sidang
ini dilakukan secara tertutup.
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS III TS 2016-2017
KAMIS, 9 MARET 2017 28
PEMBICARA: DR (HC) A. M. FATWA (KETUA BK DPD RI)
Kalau menurut saya ini Sidang Paripurna itu harus terbuka.
PEMBICARA: GEDE PASEK SUARDIKA, SH., MH (BALI)
Pimpinan.
PEMBICARA: DR (HC) A. M. FATWA (KETUA BK DPD RI)
Itu sudah berlangsung sekian lama. Jadi yang tertutup itu kalau masalah administrasi
internal keuangan tapi kalau ini ada pertanggungjawaban publiknya,jadi harus terbuka.
PEMBICARA: GEDE PASEK SUARDIKA, SH., MH (BALI)
Pimpinan, interupsi
PEMBICARA: DR (HC) A. M. FATWA (KETUA BK DPD RI)
Itu sudah konvensi
PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)
Silakan Pak Pasek.
PEMBICARA: GEDE PASEK SUARDIKA, SH., MH (BALI)
Kami dari Provinsi Bali sempat mengirim surat untuk meminta penundaan terkait
dengan keputusan yang sudah disampaikan sekarang ini tapi kami minta untuk proses
pembacanya itu bisa ditunda, karena kami melihat ada beberapa prosedur yang dilewati
sehingga demi kondusifitas kita di internal, jadi kami dari Provinsi Bali mengusulkan untuk
ditunda terlebih dahulu. Ada berapa catatan yang nanti setelah itu bisa kami sampaikan.
Kami setuju bahwa prinsipnya paripurna itu terbuka, tetapi atas kesepakatan anggota
boleh dilakukan tertutup, itu kuncinya di sana. Paripurna, sidang-sidang semua bersifat
terbuka tetapi atas permintaan forum itu bisa tertutup, itu kira-kira seperti itu logikanya.
Terima kasih. Dan itu terbiasa terjadi.
PEMBICARA: FACHRUL RAZI, M.IP (ACEH)
Interupsi Pimpinan. Aceh Pimpinan, di belakang.
PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)
Ya silakan
PEMBICARA: FACHRUL RAZI, M.IP (ACEH)
Ya sesuai dengan Tatib, Pimpinan silakan saja dibacakan tapi keputusannya nanti
dikembalikan ke paripurna apakah ini ditunda atau tidak, ada keputusan sama sekali, tolong
dilanjutkan. Silakan. Silakan dibaca.
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS III TS 2016-2017
KAMIS, 9 MARET 2017 29
PEMBICARA: MERVIN SADIPUN KOMBER (PAPUA BARAT)
Pimpinan kitakan minta tertutup dulu Pimpinan, sebelum dibaca
PEMBICARA: ADRIANUS GARU, SE., M.Si (NTT)
Pimpinan..
PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)
Sebentar, sebentar. Silakan Pak Andre.
PEMBICARA: ADRIANUS GARU, SE., M.Si (NTT)
Oke. Terima kasih Pimpinan.
Karena ini kaitan dengan ambil keputusan khusus di Badan Kehormatan, kita saling
menghargai apa yang diminta oleh Provinsi Bali, itu mohon ditunda. Jadi kita jaga
kebersamaan. Jadi memang tahapan-tahapan itu yang harus kita jalani, tetapi atas permintaan
ya dengan hormat kepada Pimpinan untuk ditundakan sampai batas waktu yang tidak
ditentukan.
Terima kasih.
PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)
Bukan, Pak Andre maksudnya ditunda apanya Pak?
PEMBICARA: ADRIANUS GARU, SE., M.Si (NTT)
Ditunda tentang pembacaan kaitan pengambilan keputusan.yang di BK.
PEMBICARA: GEDE PASEK SUARDIKA, SH., MH (BALI)
Mungkin kami bacakan saja, mungkin suratnya belum sampai. Jadi kami bacakan saja
Pimpinan.
Kepada yang terhormat Pimpinan DPD RI di tempat.
Dengan hormat, maka permasalahan yang dihadapi oleh salah satu Anggota DPD RI
asal Provinsi Bali di Badan Kehormatan. Dengan ini kami para Anggota DPD RI asal
Provinsi Bali memohon kebijaksanaan kepada Pimpinan DPR RI untuk dapat menunda
Keputusan Badan Kehormatan tekait dengan beberapa pertimbangan sosial budaya
masyarakat termasuk mencermati peraturan-peraturan terkait.
Demikian disampaikan dan kami sampaikan terima kasih.
Jadi kami awali dulu sebagai bentuk usulan kami untuk menunda terlebih dahulu
mungkin selama masa sidang yang akan datang kita pastikan dan ini hal yang biasa. Ini kami
usulkan sekarang bagaimana di forum karena kami juga sudah mencoba mempelajari
mekanisme prosedur dan sebagainya, yang kami lihat memang perlu kita diskusikan lebih
mendalam. Jadi kami setuju untuk terkait dengan keputusan yang sudah dibagikan ini ditunda
terlebih dahulu
Kemudian yang kedua, kalau toh dibaca kami minta itu tertutup, karena
konsekuensinya itu ada dua, kalau dibaca terbuka, kalau ternyata mekanismenya salah. Saya
ulang lagi, kalau ternyata mekanisme yang diambil dalam proses keputusan ini salah maka
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS III TS 2016-2017
KAMIS, 9 MARET 2017 30
telah terjadi pelanggaran hukum di dalamnya yaitu pelanggaran hukum formal, dan tentu kita
tidak ingin ke dalam kita terjadi hal-hal seperti itu. Jadi untuk itu kami usulkan ditunda
setelah itu mari kita diskusikan lebih lanjut pada saat yang akan datang. Ini usulan daripada
kami dari Provinsi Bali karena berempat, suratnya sudah kami sampaikan kepada Pimpinan.
Ini saya kira tempat untuk saling menjaga kehormatan lembaga. Yang tertinggi kan
kehormatan lembaga yang harus kita jaga. Saya kira itu Pimpinan.
Terima kasih.
PEMBICARA: INTSIAWATI AYUS, SH., MH (WAKIL KETUA BPKK DPD RI)
Pimpinan, pimpinan..
PEMBICARA: Drs. H. ANDI SURYA (LAMPUNG)
Saudara Ketua
PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)
Sebentar, sebentar Pak, tadi Ibu..
PEMBICARA: INTSIAWATI AYUS, SH., MH (WAKIL KETUA BPKK DPD RI)
Saya.
PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)
Tadi Ibu Yohanna dulu ya
PEMBICARA: Hj. EMMA YOHANNA (SUMATERA BARAT)
Iya.
Terima kasih Pak Ketua.
Sebagaimana kita sudah menerima tadi surat dari BK, kemudian apa yang
disampaikan oleh rekan-rekan kita dari Bali, ada permohonan untuk penundaan.. Saya sangat
setuju dengan hal tersebut karena apapun yang kita lakukan tentu perlu kita pendalaman-
pedalamannya, pertama. Namun kalau kita nanti sepakat ini harus dibacakan saya berharap
ini tertutup, karena kita harus menjaga sesama kita, bagaimanapun.. Kita belum tentu, terjadi
hari ini untuk seseorang untuk yang akan datang mungkin juga terjadi pada diri kita dan ini
kita adalah untuk menjaga kehormatan kita DPD RI.
Terima kasih.
PEMBICARA: DR (HC) A. M. FATWA (KETUA BK DPD RI)
Saudara Ketua
PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)
Sebentar Pak. Silakan Bu Iin dulu Pak. Sebentar Pak ya.
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS III TS 2016-2017
KAMIS, 9 MARET 2017 31
PEMBICARA: INTSIAWATI AYUS, SH., MH (WAKIL KETUA BPKK DPD RI)
Izin.
Terima kasih Ketua.
Untuk BK menyampaikan laporan silakan sampaikan secara terbuka. Namun pada
poin yang menyangkut personal harus dibacakan tertutup dan nanti kelak pada saatnya harus
merujuk pada keputusan, saya pada posisi beri ruang. Beri ruang untuk yang bersangkutan
melakukan dan duduk bersama kembali dengan BK dan seluruh Anggota.\
Terima kasih.
PEMBICARA: DR (HC) A. M. FATWA (KETUA BK DPD RI)
Saudara Ketua, saya kira tadi Panmus sudah membahas ini dan mempersilakan BK
menyampaikan laporan. Ini merupakan pertanggungjawaban. Jadi menurut tata beracara
dilaporkan keputusan ini untuk penetapan. Jadi silakan itu penetapannya tapi biarlah BK itu
menyelesaikan tugas dan pertanggungjawabannya.
PEMBICARA: MERVIN SADIPUN KOMBER (PAPUA BARAT)
Sepakat, lanjutkan.
PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)
Baik
PEMBICARA: GEDE PASEK SUARDIKA, SH., MH (BALI)
Pimpinan. Pimpinan, kami mungkin...
PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)
Sebentar, Pak Aldjufri dulu.
PEMBICARA: SHALEH MUHAMAD ALDJUFRI, Lc., MA (SULTENG)
Terima kasih.
Saya cuma ingin mengingatkan saja. Di tata beracara Badan Kehormatan DPD RI
halaman 31 Pasal 48, Keputusan Badan Kehormatan memperoleh kekuatan hukum tetap
sejak ditetapkan dalam Sidang Pleno Badan Kehormatan. Jadi alangkah baiknya berikanlah
ruang untuk Pak A.M. Fatwa mengenai.. Setelah dibacakan nanti keputusannya kan masih
bisa diinterupsi atau bisa ada masukan-masukan yang baru, kan belum ditetapkan dan belum
diketuk. Kan setelah itu kan nanti diserahkan kepada Bapak dan kemudian Bapak dan
kemudian Bapak menanyakan apakah setuju atau tidak? Jadi itu pendapat saya.
Terima kasih.
PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)
Baik, begini saja..
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS III TS 2016-2017
KAMIS, 9 MARET 2017 32
PEMBICARA: GEDE PASEK SUARDIKA, SH., MH (BALI)
Sedikit saja.
Ini penting. Tampaknya kita belum sepaham dengan perbedaan. Tadi disebutkan
bahwa nanti di sini forumnya untuk penetapan. Yang kita terima ini keputusan. Padahal
antara putusan, keputusan, penetapan itu hal yang berbeda secara hukum, dan kalau
menyangkut tentang orang, itu sangat serius. Maka karena itu, karena ini lembaga negara
yang terhormat mari kita clear-kan dulu. Ini keputusan, penetapan atau putusan? Karena tadi
Ketua BK menyampaikan bahwa sebentar bisa diambilkan penetapan. Ini berbeda secara
hukum. Jadi itu kami kira karena masih banyak yang kurang, perlu kita perterang lagi. Saya
kira usul kami, saya kira kan hanya menunda. Usulan kami dari Bali kita tunda dulu demi
kebersamaan. Saya kira tidak ada masalah kalau memang kita niatnya memang dalam
konteks itu. Tapi kalau memang murni harus berjalan dalam rel hukum dengan tegas ya tentu
saya kira ini akan preseden. Saya ingin mengingatkan saja. Ini akan menjadi preseden yang
tidak baik bagi lembaga DPD juga karena ternyata ketika mengambil keputusan dia tidak
bisa membedakan apa itu putusan yang menyangkut dengan vonis, apa itu keputusan dan apa
itu penetapan. Kasihan nanti lembaga ini.
Terima kasih Pimpinan.
PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)
Jadi begini, saya usulkan BK biarkan membacakan hasil kerjanya dulu. Nanti baru
keputusan ada di paripurnanya. Iya penetapannya di Paripurna apabila disetujui, beggitu.
PEMBICARA: H. ABDURRAHMAN ABUBAKAR BAHMID, Lc (GORONTALO)
Pak Ketua, Abdurrahman Bachmid Gorontalo.
PEMBICARA: DR (HC) A. M. FATWA (KETUA BK DPD RI)
Ini saya mohon Saudara Ketua, jangan dihalang-halangi BK untuk menyampaikan
laporan. Nanti setelah laporan itu silakan dibahas. Dan saya nanti akan terjadi perubahan
keanggotaan maupun pimpinan, itu saya itu tidak enak meninggalkan bom waktu pada
pimpinan yang akan datang. Sebab ini satu wakil ketua sudah menyatakan mundur, satu juga
yang terhormat juga Ibu Ema juga udah menyatakan permohonan berhenti mulai tanggal hari
ini. Saya sendiri sudah mengajukan permohonan mengundurkan diri yang berlaku sampai
juga masa kepemimpinan yang sekarang ini berakhir. Jadi itu sudah sudah ancang-ancang itu.
Sangat tidak elok, tidak baik dan kurang bertanggung jawab kalau pimpinan lama itu
meninggalkan masalah, meninggalkan bom waktu. Tapi ini masalah ini akan berkembang
terus supaya harus ada keputusan, biarlah keputusan itu dinilai sebagai pertanggungjawaban
kepada masyarakat, tidak dibicarakan akan menjadi pembicaraan terus, lebih baik kita
bicarakan.
PEMBICARA: I KADEK ARIMBAWA (BALI)
Interupsi Pimpinan.
Kadek Arimbawa dari Provinsi Bali.
Mohon maaf. Sebelumnya saya mohon maaf kepada teman-teman Anggota DPD RI
yang duduk di Badan Kehormatan. Tentunya kami selaku Anggota DPD Provinsi Bali yang
sudah menandatangani berempat untuk meminta memohon kepada kawan-kawan di forum
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS III TS 2016-2017
KAMIS, 9 MARET 2017 33
yang terhormat ini untuk mengadakan penundaan dulu, karena apa yang disampaikan Bapak
Pasek tentang aturan-aturan yang belum bisa sepaham dengan hasil yang dikeluarkan, ini
kami berempat surat ini sudah kami tandatangani. Ini tidak serta merta melawan daripada
Keputusan Badan Kehormatan, tetapi izinkanlah kami selaku Anggota DPD berempat dari
Provinsi Bali untuk mengadakan penundaan daripada keputusan ini.
Terima kasih.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PEMBICARA: DR (HC) A. M. FATWA (KETUA BK DPD RI)
Saudara Ketua.
Sebentar, Saudara Ketua.
Arti penundaan, penundaan itu artinya penghapusan, itu pengertian politik dan hukum
didalam persoalan seperti ini. Penundaan ini artinya tidak dilaksanakan, artinya tidak ada
keputusan, itu pengertiannya secara politik di dalam perkara seperti ini. Jadi mohon kami
jangan dihalang-halangi bekerja mempertanggungjawabkan pekerjaan kami.
PEMBICARA: H. ABDURRAHMAN ABUBAKAR BAHMID, Lc (GORONTALO)
Interupsi, Pimpinan.
PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)
Silakan. Silakan Pak
PEMBICARA: H. ABDURRAHMAN ABUBAKAR BAHMID, Lc (GORONTALO)
Terima kasih.
Saya hanya ingin mengingatkan kepada kita sekalian agar kita tidak melanggar tatib.
Di Tatib ini disampaikan bahwa salah satu wewenang dan tugas dari BK adalah
menyampaikan keputusan sebagaimana dimaksud pada huruf b dalam sidang paripurna untuk
ditetapkan sehingga kalau hari ini dibacakan berarti konsekuensinya harus dengan penetapan.
Kalau hendak ditunda maka berarti hari ini tidak boleh dibacakan, itu saja Pak Ketua.
PEMBICARA: Drs. H. ABDUL RAHMI (KALBAR)
Pimpinan, Kalimantan Barat.
PEMBICARA: FACHRUL RAZI, M.IP (ACEH)
Pimpinan interupsi. Saya punya interpretasi yang berbeda. Pimpinan dari Aceh.
PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)
Silakan Pak Abdul Rahmi
PEMBICARA: Drs. H. ABDUL RAHMI (KALBAR)
Terima kasih.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS III TS 2016-2017
KAMIS, 9 MARET 2017 34
Pertama tadi apa yang disampaikan pembicara terdahulu, kami sependapat untuk
masalah yang satu ini tertutup, karena terbuka itu sifatnya konvensi. Kalau kita semua
bersepakat tertutup itu tidak salah. Oleh karena itu nanti Pimpinan tanyakan kepada floor
kalau setuju tertutup, tertutup, itu pertama. Yang kedua tadi BK memang keputusan tetapi
ditetapkan melalui persidangan. Kalau ternyata floor menyatakan tidak setuju sebagai
ketetapan di situ ada ruang. Oleh karena usul kami sidang tertutup, nanti ditanyakan apakah
dijadikan ketetapan atau tidak. Kalau ternyata mayoritas tidak setuju maka ada ruang untuk
dibicarakan.
Terima kasih.
PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)
Baik dengan alasan itu apakah setuju kalau ini tertutup?
KETOK 3X
Bagi yang bukan anggota kami persilakan keluar. Selanjutnya..
PEMBICARA: FACHRUL RAZI, M.IP (ACEH)
Interupsi Pimpinan. Dari Aceh, Pimpinan.
PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)
Silakan Pak.
PEMBICARA: FACHRUL RAZI, M.IP (ACEH)
Saya rasa tolong hargai juga BK sudah berdiri seperti itu di depan seakan-akan kita
tidak menghargai. Jadi dalam tatib sudah jelas silakan BK melaporkan ya, melaporkan apa
yang sudah dilakukan oleh BK. Berkaitan dengan salah satunya mungkin keputusan adalah
bagian dari laporan dari BK itu adalah bagian kerja dari BK. Namun penetapan nanti kita
akan tentukan di paripurna, apakah ini kita tunda, apa kita tolak atau dan sebagainya
keputusan tetap di paripurna. Mohon dipercepat Pimpinan.
PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)
Silakan Pak Fatwa membacakan hasil kerjanya.
PEMBICARA: GEDE PASEK SUARDIKA, SH., MH (BALI)
Mendingan keluar dulu semua Pak. Terima kasih.
PEMBICARA: FACHRUL RAZI, M.IP (ACEH)
Pimpinan, mohon dipercepat, Pimpinan.
Itu kasihan BK itu. Silakan bacakan kemudian tolong terima juga usulan dari Bali
tadi. Bali mengusulkan provinsinya ada permohonan dan itu mohon diterima oleh Pimpinan
untuk kita bahas di paripurna dan saya setuju dari Aceh untuk usulan Bali itu untuk menjadi
bahan paripurna kita setelah dibacakan laporan oleh BK.
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS III TS 2016-2017
KAMIS, 9 MARET 2017 35
Terima kasih.
PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)
Silakan Pak Fatwa, dibaca dulu Pak Fatwa.
PEMBICARA: DR (HC) A. M. FATWA (KETUA BK DPD RI)
Bismillahirrahmanirrahiim.
Saudara Ketua Sidang dan Pimpinan DPD RI yang saya hormati, rekan-rekan para
Senator, Saudara Sesjen bersama stafnya, para hadirin yang telah keluar. Jadi sebenarnya
yang akan kami laporkan bukan saja kasus mengenai seorang rekan anggota kita dari
Bali tapi saya bacakan saja lebih dulu pointers-nya
1. Badan Kehormatan telah mengeluarkan surat Nomor 140 sekian Tanggal 6 Maret
2017 yang ditujukan kepada Pimpinan DPD RI, perihal saran terkait dengan status
kedudukan Saudara Irman Gusman, SE., MBA. yang menyarankan kepada Pimpinan
DPD RI untuk mengusulkan pemberhentian Saudara Irman Gusman dan diumumkan
dalam Sidang Paripurna DPD RI. Ini suatu, ini domain daripada Pimpinan yang harus
mengajukan kepada Presiden karena sudah inkracht keputusan itu untuk
diberhentikan secara tetap, pemberhentian tetap. Ini domain daripada BK
ialah menyarankan kepada Pimpinan, mengusulkan kepada Pimpinan untuk
dilaksanakan itu. Ada tahap-tahapnya sekian hari, sekian hari harus sekian dan itu
bisa dilihat di dalam tata beracara. Kalau soal ini saya kira tidak ada pedebatan
diantara kita karena memang sudah demikian keadaannya, sudah menjadi keputusan
pengadilan yang berkekuatan tetap karena Saudara Irman Gusman tidak mengajukan
banding dan itu juga sesuai harapan dengan banyak teman-temannya termasuk saya
itu mengapresiasi sikap Saudara Irman Gusman untuk menerima keputusan
pengadilan itu karena dikhawatirkan kalau dia banding malah akan naik. Apalagi
nanti kasasi ya. Jadi itu dan sekarang kalau tidak salah sudah berada
di Lapas Sukamiskin. Terakhir bersama dengan Ketua saya ikut menjenguknya dan
bertukar pikiran.
2. Yang kedua, Rapat Pleno ke-8 Badan Kehormatan tanggal 2 Maret 2017
mengeluarkan Keputusan Badan Kehormatan Nomor 3 Tahun 2014 yang
memutuskan menjatuhkan sanksi kepada Senator dari Provinsi Bali IGN Arya
Wedakarna berupa pemberhentian sementara sebagai Anggota DPD RI.
3. Yang ketiga, sanksi pemberhentian sementara sebagai Anggota DPD
RI tersebut berakhir apabila Senator IGN Arya Wedakarna melaksanakan keseluruhan
kewajiban sebagai berikut:
Ini kewajiban yang pertama ialah menyampaikan permohonan maaf di Sidang
Paripurna DPD RI. Kemarin Saudara Senator Arya Wedakarna sudah mengemukakan
kepada saya secara pribadi bahwa apa mungkin saya sudah melaksanakan kewajiban
pertama minta maaf di hadapan sidang paripurna? Saya bilang itu tentu itu lebih
mempercepat karena kedengarannya memang seperti terlalu keras tetapi kita
memberikan jalan untuk cepat rehabilitasi itu, bisa direhabilitasi itu pada paripurna
yang akan datang. Kalau sudah dilaksanakan 1 hari ini yang kedua nanti ada proses di
Bali, yang ketiga ya publikasi. Saya bacakan saja.
a. Menyampaikan permohonan maaf di Sidang Paripurna DPD RI, bisa dilakukan
sekarang ini.
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS III TS 2016-2017
KAMIS, 9 MARET 2017 36
b. Yang kedua, maksud saya bukan kedua, a, b. Menyampaikan permohonan maaf
berupa iklan di media cetak nasional Kompas, Harian Kompas maksudnya pada
kolom politik dan hukum seluas seperempat halaman dengan redaksi yang sudah
disetujui oleh Pimpinan Badan Kehormatan.
c. Menyampaikan permohonan maaf dalam akun pribadi media sosial IGN Arya
Wedakarna dengan menyerahkan bukti kepada Badan Kehormatan. Itu bisa ada
buktinya itu
d. Menyampaikan permohonan maaf dan berjanji tidak akan mengulangi lagi
perbuatan yang bisa menyebabkan keresahan umat beragama dalam pertemuan
dengan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Bali dengan menghadirkan
pihak pemerintah daerah atas fasilitasi dari Saudara IGN Arya Wedakarna dan
disaksikan oleh perwakilan dari Badan Kehormatan DPD RI. Maksudnya di sini
kenapa atas fasilitasi Saudara Arya Wedakarna, itu untuk memberi kesempatan
lebih cepat dilaksanakan karena berkepentingan untuk menyelesaikan semua
kewajiban. Jadi kita kita tidak membebankan kepada pihak ketiga tetapi
membebankan kepada kepada langsung kepada yang bersangkutan untuk dan tentu
Badan Kehormatan juga akan mendampingi untuk cepat dilaksanakan itu satu
pertemuan antar umat beragama di Bali.
4. Yang keempat, Badan Kehormatan juga merekomendasikan kepada Sekertaris
Jenderal DPD RI untuk memberhentikan Staf Ahli Saudara IGN Arya Wedakarna di
ibukota negara atas nama Andre Purna Mahendra, SH., MH. dan yang bersangkutan
tidak dapat lagi menjadi staf ahli dan atau tenaga pendukung lainnya dalam
lingkungan Kesekjenan DPD RI di semua tingkatan karena telah melakukan
kesalahan fatal dengan menandatangani surat dengan Kop DPD RI yang ditujukan
kepada Bupati Tabanan. Ini fatal, tidak boleh seorang staf ahli bersurat keluar atas
nama anggota dimana dia bekerja. Itu itu fatal itu.
5. Pada tanggal 21 Februari 2017 Badan Kehormatan telah menerima tembusan surat
dengan nomor sekian perihal pengunduran diri Senator DPD RI dari Provinsi NTB
Drs. H. Lalu Suhaimy Ismi sebagai Pimpinan dan Anggota Badan Kehormatan karena
telah terdaftar di alat kelengkapan Badan Kerjasama Parlemen (BKSP). Nah di
sini Badan Kehormatan dalam rapatnya tanggal 2 meminta kerelaan untuk
masih berada juga di BK dan Pimpinan bersama-sama dengan saya yang juga akan
mundur bersamaan dengan mundurnya Pimpinan DPD RI. Jadi kami akan
memanfaatkan momen itu, dan ini baru hari ini melalui WA dan di Panmus tadi Ibu
Emma dari Sumatera Barat juga menyatakan mundur dari keanggotaan. Jadi akan
terjadi banyak perubahan dan karena itu sangat tidak enak kalau BK yang sekarang
ini terutama pimpinannya meninggalkan satu pekerjaan rumah yang berkelanjutan.
Jadi lebih baik kita selesaikan 1 demi 1, dan nanti kita kembali kepada keadaan yang
normal biasa saja.
Jadi dalam percakapan saya, ya meskipun via telepon tapi cukup lama dua diantara itu
Anggota dari Bali, tiga dengan banyak sekali komunikasi secara pribadi dengan
Saudara Arya, itu sebenarnya surat itu tidak bermaksud menghalang-halangi
Keputusan BK tetapi istilah permintaan ditunda itu bagi kami keberatan
karena ditunda dalam arti politis itu ya tidak dilaksanakan, dan akan berkepanjangan
terus permasalahan ini. Jadi kami mohon kami tidak dibiarkan meninggalkan bom
waktu, tidak kami selesaikan dan mempertanggungjawabkan sendiri. Kami
memutuskan dan kami bertanggung jawab semua dengan segala resiko karena
nilai seseorang apalagi pimpinan itu banyak ditentukan dari keputusan-keputusannya
dan kebijakan-kebijakannya yang konsisten dan bertanggung jawab.
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS III TS 2016-2017
KAMIS, 9 MARET 2017 37
Nah ini juga saya tegaskan pada tanggal 1 Maret 2017 saya sebagai Ketua Badan
Kehormatan juga telah bersurat kepada Pimpinan Panmus perihal permohonan pengunduran
diri kepada Pimpinan dan Anggota Badan Kehormatan karena dalam tata tertib terbaru tahun
2017 telah disahkan bahwa untuk alat kelengkapan selain Pimpinan DPD berlaku masa kerja
1 tahun sidang maka sayapun harus taat asas untuk menghormati keputusan tersebut. Jadi
sebenarnya memang saya dan termasuk dua wakil ketua itu memang masa kerjanya
itu nanti berlaku 1 tahun tetapi kami mohon mengundurkan diri. Artinya itu pergantian antar
waktu sebagai Pimpinan BK dan sebagai anggota juga, dan sudah dilaporkan juga tadi dari
Panmus bahwa untuk pengganti saya sebagai Anggota Badan Kehormatan ialah senator Ibu
Fahira Idris sebagai Anggota...
PEMBICARA: INTSIAWATI AYUS, SH., MH (WAKIL KETUA BPKK DPD RI)
Interupsi Pimpinan. Interupsi, Pimpinan.
Bisa kita fokus pada materi yang disampaikan laporan BK? Untuk hal yang
menyangkut internal alat kelengkapan dapat diselesaikan di internal alat kelengkapan.
Terima kasih.
PEMBICARA: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Sudah selesai?
PEMBICARA: DR (HC) A. M. FATWA (KETUA BK DPD RI)
Iya, ini kan termasuk laporan karena dibicarakan juga dalam rapat pleno tentang
pengunduran diri ini. Dan ada permintaan dari pleno ya nanti berlakunya pada mestinya
secara yuridisnya 1 Maret tapi saya ya menurut masa kerja Pimpinan DPD RI juga, itu saya
mohon begitu. Jadi saya kira itu. Kalau menurut tata beracara bunyinya itu dilaporkan di
paripurna untuk ditetapkan. Jadi ditetapkan berlakunya keputusan itu dan sudah disediakan
satu jalan keluar yang paling singkat dan bisa pada Badan Kehormatan yang akan datang
pada sidang paripurna yang akan datang bisa Saudara Arya kemudian kembali lagi ke sini.
Jadi kerugian yang kelihatannya itu diterima bahwa tidak mempunyai hak SR, kunker
untuk kesempatan sekarang ini.
PEMBICARA: Hj. EMMA YOHANNA (SUMBAR)
Pak Ketua..
PEMBICARA: DR (HC) A. M. FATWA (KETUA BK DPD RI)
Itu saja. Jadi Itu suatu keputusan yang harus ada efek politis , harus ada efek jera.
PEMBICARA: GEDE PASEK SUARDIKA, SH., MH (BALI)
Interupsi Pimpinan.
Saya kira fokus saja laporan yang tertulis diserahkan
PEMBICARA: DR (HC) A. M. FATWA (KETUA BK DPD RI)
Iya ini semua berkaitan dengan itu saya menjelaskan.
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS III TS 2016-2017
KAMIS, 9 MARET 2017 38
PEMBICARA: INTSIAWATI AYUS, SH., MH (WAKIL KETUA BPKK DPD RI)
Laporan kan sudah dibacakan silakan kembalikan kepada floor.
PEMBICARA: DR (HC) A. M. FATWA (KETUA BK DPD RI)
Demikian Saudara Ketua. Saya mengakhiri ini.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)
Walaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.
Kami berembuk sebentar dengan Pimpinan ya
PEMBICARA: SHALEH MUHAMAD ALDJUFRI, Lc., MA. (SULTENG)
Sambil berembug Pak interupsi.
PEMBICARA: FACHRUL RAZI, M.IP (ACEH)
Tunggu dulu biar diserahkan dulu.
PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)
Baik tunggu sebentar ya.
Setelah mendengarkan laporan dari Pimpinan BK tadi dan sesuai dengan Pasal 107
Ayat 1 huruf c Peraturan Tata Tertib DPD RI dan Pasal 60 Tata Beracara BK DPD RI, maka
keputusan tersebut perlu ditetapkan pada sidang paripurna. Pada Rapat Panmus tadi setelah
mendengarkan alasan dan pembelaan dari Yang Terhormat Anggota DPD RI Saudara Dr.
Sri Arya Wedakarna sejumlah Anggota memohon agar BK mempertimbangkan kembali
putusan terutama dari segi sanksi yang dipandang terlalu memberatkan, mengingat masukan
dari sejumlah anggota pada sidang paripurna ini, apakah kita dapat sepakat bahwa sebelum
ditetapkan dalam paripurna agar BK mempertimbangkan kembali keputusan terutama terkait
sanksi sesuai dengan ketentuan tata beracara yang berlaku dan diajukan kembali pada sidang
paripurna berikutnya?
PEMBICARA:
Setuju, setuju.
PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)
KETOK 1X
PEMBICARA: SHALEH MUHAMAD ALDJUFRI, Lc., MA. (SULTENG)
Pak Ketua, jangan langsung diketok Pak Ketua.
Ada permasalahan-permasalahan yang mencederai kaum minoritas yang ada di Bali,
umat Islam khususnya. Kalau saya bacakan ini semua yang ada di media sosial, pasti bapak
merinding bulu-bulunya.
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS III TS 2016-2017
KAMIS, 9 MARET 2017 39
PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)
Ya begini. Paham, iya Pak. Jadi maksud saya begini..
PEMBICARA: SHALEH MUHAMAD ALDJUFRI, Lc., MA. (SULTENG)
Komunitas Bali bukan cuma ada di Bali saja, di Sulawesi Tengah banyak Bali tapi
tolong hormati
PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)
Ya
PEMBICARA: MATHEUS STEFI PASIMANJEKU, SH. (MALUT)
Interupsi Pak Ketua.
PEMBICARA: GEDE PASEK SUARDIKA, SH., MH (BALI)
Interupsi Pimpinan.
PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)
Sebentar.
PEMBICARA: GEDE PASEK SUARDIKA, SH., MH (BALI)
Pak Ketua, ini biar tidak melebar ini.
PEMBICARA: MATHEUS STEFI PASIMANJEKU, SH. (MALUT)
Interupsi Pak Ketua.
Pak ketua, terima kasih.
Saya kira persoalan Saudara kita Wedakarna ini kalau memang kaitannya dengan
hukum serahkan saja pada hukum, tetapi lembaga ini melalui BK tidak bisa mengeluarkan
keputusan yang merupakan keputusan yang mendiskreditkan seseorang dalam lembaga ini.
Saya kira lemparkan saja. Kalau memang itu bermasalah hukum lemparkan saja ke ranah
hukum, itu lebih baik, tetapi bukan kita menentukan. Di dalam BK itu menentukan
memberhentikan, itu saya kira tidak tepat.
Terima kasih Pimpinan.
PEMBICARA: GEDE PASEK SUARDIKA, SH., MH (BALI)
Pimpinan, keputusan tadi dari pimpinan sudah diambil, sudah selesai bahwa ini
proses.
Satu hal lagi catatan mari kita fokus kepada masalah personal, jangan kita perbesar.
Ini saya merasa terganggu juga kalau memang kemudian yang dituduhkan kepada sahabat
kami, itu tidak baik untuk lembaga. Kalau memang ada kasus seperti, itu proses hukum.
Kami berkali kali juga menyelesaikan masalah seperti itu di Bali. Berkali-kali termasuk terus
terang, adik saya ini pernah saya marahi juga, capek kita. Tetapi ini adalah urusannya
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS III TS 2016-2017
KAMIS, 9 MARET 2017 40
bagaimana tata beracara BK mengambil sebuah keputusan yang kemudian menyangkut
anggota, ini kita harus kembalikan dulu. Yang saya tahu yang saya pahami kalau untuk
pemberhentian sementara itu harus memang pidana, tapi kalau memang logika yang dipakai
bahwa sekarang teguran lisan, mengulang lagi teguran tertulis, mengulang lagi kemudian
diberhentikan sementara, maka kita semua akan segera akan diberhentikan sementara.
Kenapa? Absensi kita banyak yang bolong. Dikasih SP peringatan tertulis, setelah itu yang
kedua maka.. Nah ini juga logikanya pas..
PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)
Saya kira cukup Pak Pasek. Jadi...
PEMBICARA: DR (HC) A. M. FATWA (KETUA BK DPD RI)
Sebelumnya Saudara Arya ini menyimpan banyak kasus. Ada kasus yang sebenarnya
temuannya cukup tapi kita mengambil kebijakan untuk tidak melanjutkan tapi karena tidak
menyangkut sensitifitas, bersifat umum yaitu pada awalnya di sini masuk masih merangkap
sebagai rektor universitas yang itu dilarang oleh undang-undang, tapi itu kami deep
sementara. Jadi tapi hal yang menyangkut hal yang sensitif ini tidak bisa di-deep, tidak bisa
ditunda, itu nanti akan menjadi liar di masyarakat. Jadi biarkanlah. Nanti kami pimpinan
meskipun sudah melepaskan nanti tetap bertanggungjawab apa yang sudah kami kerjakan.
Nah jadi ini banyak kasus. Kasus yang sama seperti ini sudah diberikan peringatan tertulis,
diulang lagi yang lebih luas. Kalau soal rangkap itu ya kita simpan saja bahwa pernah terjadi
demikian. Dan sampai dengan Dirjen Perguruan Tinggi. Jadi sudah banyak sebenarnya
langkah-langkah BK sampai juga pernah menemui Dirjen Hindu. Jadi banyak persoalan
sebenarnya yang Saudara Arya itu perlu mendapatkan shock therapy dan tapi tetap kita ada
unsur pendidikan yaitu memberikan jalan dilaksanakan itu.
Terima kasih.
PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)
Baik, ini bukan menganulir Keputusan BK ya, tapi ini kan perlu ada sebuah
pembicaraan ya. Artinya forum paripurna ya belum menyetujui sepenuhnya apa yang sudah
diputuskan oleh BK. Nanti ini akan tetap masih di dalam ranahnya BK ya untuk mengambil
sebuah keputusan. Nah ini kan yang disampaikan pada hari ini adalah laporan kerja BK yang
sudah sampai pada kesimpulan, namun paripurna tidak, belum menetapkan karena berbagai
pertimbangan.
PEMBICARA: Drs. H. GHAZALI ABBAS ADAN (ACEH)
Pimpinan, saya bila ngomong sedikit Ghazali ini.
Sejatinya yang terhormat itu bisa hadir pada acara seperti ini. Sejatinya. Mana dia?
Suruh bicara sebentar, suruh bicara sebentar. Kan bisa seperti itu. Tolong bicara sebentar dia
biar kita dengar semuanya.
Terima kasih. Itu usul saya.
PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)
Tadi yang bersangkutan sudah berbicara di Panmus Pak dan yang bersangkutan sudah
melakukan pembelaan terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi, begitu.
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS III TS 2016-2017
KAMIS, 9 MARET 2017 41
PEMBICARA: DR (HC) A. M. FATWA (KETUA BK DPD RI)
Pembelaan yang dilakukan Saudara Arya sudah cukup dari jam 8 sampai jam 1 dini
hari malam itu, sangat dalam pembahasan dan ditambah lagi tadi kesempatan yang
diberikan di Panmus demikian banyak. Jadi toleransi itu sudah cukup.
PEMBICARA: GEDE PASEK SUARDIKA, SH., MH (BALI)
Pimpinan, sudah diputus. Saya kira tinggal ditutup saja karena sudah diambil
keputusan.
PEMBICARA: KH. M. SYIBLI SAHABUDDIN, S.Ag, M.Ag (SULBAR)
Pimpinan.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Pimpinan, saya B-115 Sulawesi Barat, Muhammad Syibli Sahabuddin.
Saya melihat perjalanan sidang kita pada hari ini. Mudah-mudahan membawa hikmah
yang besar. Ini juga suatu pelajaran bagi kita semua bahwa saya yakin Badan
Kehormatan bukan badan yang bisa menghukum seenaknya tetapi badan kearifan kita
semua, badan kearifan sehingga ketika memutuskan sesuatu tabayun itu memang memang
perlu dilaksanakan, ya tabayun. Jadi kita semua dikagetkan oleh semua ini dan Pak Pimpinan
Ketua sudah memutuskan. Kalau memang tidak ada lagi yang dibahas saya pikir sudah
jam sebentar lagi kita maghrib, tutup saja Pimpinan.
Terima kasih.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)
Silakan Bang Rahmi.
PEMBICARA: Drs. H. ABDUL RAHMI (KALBAR)
Terima kasih Pimpinan.
Tidak bermaksud menganulir apa yang sudah diketok. Tapi dalam forum yang
terhormat ini kami berulang-ulang membaca keputusan dan ini barangkali nanti jadi masukan
kalau dibicarakan ulang . Kalau kami perhatikan substansi sanksi terhadap Saudara kita ini
itu berada pada poin 2a sampai e, sedangkan pemberian sementara itu dalam pandangan kami
itu hanya memberi waktu supaya segera diselesaikan. Oleh karena itu sebagai masukan,
menurut kami poin satu itu tidak perlu, tetapi untuk menyelesaikan a sampai e diberikan
waktu selama 1 bulan. Jadi dengan demikian tidak memberi dampak secara administratif
maupun hak-hak keuangan, dan juga tidak menimbulkan hal-hal yang lebih luas karena
sekali lagi substansinya itu adalah a sampai e. Pemberhentian sementara itu hanya memberi
waktu. Nah oleh karena itu bisa diganti dengan memberi waktu selama 1 bulan untuk
menyelesaikan a sampai e. Sekali lagi ini masukan.
Terima kasih.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PEMBICARA: FACHRUL RAZI, M.IP (ACEH)
Interupsi Pimpinan.
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS III TS 2016-2017
KAMIS, 9 MARET 2017 42
Pimpinan, ya, tadi sudah ditetapkan kalau Keputusan BK itu tidak ada penetapan dan
saya rasa juga BK sudah terima. Kita akan bahas lagi nanti di paripurna ke depan. Jadi ini
biarkan saja hasil dari keputusan paripurna hari ini dikembalikan kepada BK ya. Kalau
berkaitan tadi dengan poin nomor 1 tadi pemberhentian sementara, saya rasa ini kan masih
ada proses selanjutnya karena tadi sudah ditetapkan tidak ada penetapan, seperti itu. Karena
apa? Karena bayangkan seorang Arya, mohon maaf, saya bukan membela seorang Arya ya,
saya muslim beliau bukan non muslim tapi hari ini saya ingin katakan bahwa hari ini saya
telah mendzolimi konstituen saya ya, konstituennya Arya yang memilih beliau selama
sebulan tidak punya hak-hak apapun, hak-hak konstitusinya hilang karena sebagai anggota
yang dihentikan sementara semuanya hilang. Jadi ini juga tidak adil. Saya rasa tadi
ketetapannya sudah adil dan kembalikan saja nanti kepada tahap selanjutnya dan kita tutup
saja rapat malam hari ini, iya kan. Saya rasa ini sudah inilah dengan doa dan bersama-sama
mari kita tutup dengan alhamdulillah dan saling bergandeng tangan dan saling berpelukan
karena kita adalah Indonesia.
Terima kasih.
PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)
Baik.
Sidang dewan yang mulia, saya ingin menyampaikan di sini, inilah sebuah hal satu
hal yang sulit mengambil langkah dalam kebhinekaan kita ya. Jadi case yang menimpa yang
terjadi atau yang sudah dilakukan oleh Arya menjadi pelajaran bagi kita semua, bagaimana ...
kebhinekaan itu dan supaya tidak terjadi persoalan ya. Nah seperti ini, menguras energi yang
begitu besar ya. Nah ini artinya..kasus ini bisa terjadi kepada siapapun.
Oleh karena itu, kita sebagai Senator meski lebih berhati-hati dalam bertindak
berucap dan berperilaku.
PEMBICARA: FACHRUL RAZI, M.IP (ACEH)
Hidup Mohammad Saleh dari barat.
PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)
Selanjutnya. Sidang dewan yang mulia, dalam Rapat Panmus tadi sudah ditetapkan
bahwa pemilihan untuk Pimpinan DPD RI itu tanggal 3 April Tahun 2017 ya. Nah dengan
ditetapkannya pemilihan itu tanggal 3 April 2017 ya, kami meminta persetujuan karena di
dalam Tata Tertib bahwa masa jabatan itu berakhir pada bulan Maret Tahun 2017. Sementara
pemilihan tanggal 3 April 2017. Oleh karena itu kami minta persetujuan dari sidang dewan
yang mulia, apakah dapat menyetujui perpanjangan jabatan pimpinan sampai dengan
tanggal 3 April 2017? Setuju?
KETOK 2X
Sidang dewan yang mulia, untuk kegiatan Masa Sidang III Tahun Sidang 2016-
2017 kita tetap dilaksanakan sesuai jadwal yang berakhir pada tanggal 9 April 2017
sedangkan jadwal Masa Sidang IV Tahun Sidang 2016-2017 disepakati akan dimulai pada
tanggal 10 April 2017 sampai dengan tanggal 21 Mei 2017.
Selain itu, Rapat Panitia Musyawarah juga menyepakati untuk tata cara pemilihan
Pimpinan DPD RI periode April 2017 sampai dengan September 2019 akan lebih lanjut
dibahas oleh Tim Kajian dan Mekanisme Panmus dan akan dilaporkan kepada Panmus
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS III TS 2016-2017
KAMIS, 9 MARET 2017 43
sebelum tanggal 3 April 2017. Nah ini membawa konsekuensi semua Anggota Panmus ya
jangan nanti hadirnya tanggal 3 April. Jadi mesti 2 April ini. Betul ya?
Pimpinan DPD RI juga telah.. Bagimana Bu? Iya hari Minggu juga tidak apa-apa, ya
namanya juga untuk Panmus kan?Ppimpinan DPD RI juga telah menerima surat
pengunduran diri dari Bapak Dr. (HC). AM. Fatwa dan Bapak Lalu Suhaimy. Oh iya.
Maksudnya suratnya dibacakan? Perihal pengunduran diri yang bersangkutan. Nah ini dapat
saya sampaikan ini untuk kesinambungan di BK sendiri, tadi Pak Farouk sudah
berkomunikasi dengan Pak Lalu..
PEMBICARA: Drs. H. LALU SUHAIMI ISMY (NTB)
Begini Pak.
Mohon maaf ini Pak Ketua, Bapak Wakil yang saya hormati, surat pengajuan
pengunduran diri saya sesungguhnya sudah sudah lama Pak itu. Nah kemudian belum pernah
saya menyatakan untuk dengan lisan apalagi tertulis. Minimal sebenarnya kalau ada
penarikan diri ya kita ajukan lagi tertulis Pak tetapi itu tidak saya lakukan dan terus terang
saya tadi sudah memulai aktivitas di BKSP Pak. Oleh karena itu dengan sangat hormat saya
mohon untuk permohonan kami dilanjutkan Pak.
Terima kasih.
PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)
Baik, saya kira dengan demikian ya bahwa untuk pengunduran diri Pak A.M. Fatwa
dan Pak Lalu Suhaimy dikembalikan kepada internalnya BK. Nah soal siapa yang akan
menggantikan kemudian siapa yang akan memimpin BK nanti dikembalikan kepada
internalnya BK ya. Nah begitu juga untuk penggantian yang provinsi ya kita kembalikan
kepada provinsi masing masing.
PEMBICARA: FACHRUL RAZI, M.IP (ACEH)
Interupsi Pimpinan.
Mohon informasi tanggal berapa pengunduran dirinya. 1 Maret ya? Pengunduran
dirinya tadi tanggal berapa di surat, tanggal berapa? Pengunduran diri BK tadi Pimpinan?
Tanggal 1 ya kalau tidak salah. Mohon informasi saja klarifikasi.
Terima kasih. 1 Maret kalau tidak salah.
PEMBICARA: Hj. EMMA YOHANNA (SUMATERA BARAT)
Pak Ketua, Bu Emma.
Setahu saya kalau BK itu bukan provinsi Pak, tapi wilayah. Jadi kalau saya mundur
dari Sumatera Barat tidak harus yang Sumatera Barat tetapi dari wilayah, itu waktu kita
pemilihan dulu demikian.
PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)
Iya begini saja, bagaimana mekanismenya itu sesuai dengan aturan yang sudah
berlaku. Itu saja ya. Setuju ya.
Baik, terkait dengan perkembangan pembahasan Rancangan Undang-Undang tentang
perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang MD3 maka Tim Kerja
RUU MD3 yang merupakan gabungan Anggota PPUU dan BPKK telah menyusun
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS III TS 2016-2017
KAMIS, 9 MARET 2017 44
DIM RUU tersebut dengan memperhatikan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 92/PUU-
X/2012 dan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 79/PUU-XII/2012. Selain itu terdapat
poin penting lainnya yang dimasukan dalam usulan perubahan Undang-Undang MD3 yaitu:
1. Penambahan satu unsur Pimpinan MPR dari unsur DPD;
2. Hal teknis terkait dengan mekanisme pelaksanaan fungsi legislasi dapat didelegasikan
kepada Peraturan Bersama DPR dan DPD RI;
3. Mantan Pimpinan DPD diusulkan agar mendapatkan hak protokoler sebagaimana hal
protokoler yang diberikan kepada mantan presiden dan mantan wakil presiden yang
pengaturannya diatur lebih lanjut dengan peraturan presiden;
4. Untuk pimpinan, anggota, mantan pimpinan dan mantan anggota selain diberikan hak
keuangan dan administratif juga diusulkan untuk mendapatkan perawatan kesehatan
purna tugas yang teknisnya akan diatur lebih lanjut dengan peraturan presiden;
5. Penambahan jumlah Anggota DPD RI dari masing-masing provinsi menjadi 5 orang
anggota. Jadi per dapil diusulkan untuk ditambah menjadi 5 orang.
PEMBICARA: Dr. H. AJIEP PADINDANG, SE., MM (KETUA KOMITE IV DPD RI)
Interupsi dulu Ketua.
Mohon dinyatakan kembali rapat ini sudah terbuka sifatnya karena ini nanti tertutup
terus sampai ditutup kalau begini. Jadi mohon dinyatakan kembali rapat ini terbuka, kan tadi
tertutup, belum pernah dibuka itu tertutupnya.
Terima kasih.
PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)
Tidak apa-apa juga ditutup Pak, tidak ada yang tahu juga ini.
PEMBICARA: Dr. H. AJIEP PADINDANG, SE., MM (KETUA KOMITE IV DPD RI)
Iya meskipun Pak Ketua main-main tapi seriusnya adalah kalau dia sifatnya terbuka
maka kemudian apa yang bisa dikutip oleh umum itu bisa dikutip seperti tadi tentang MD3,
itu substansi terbuka itu.
PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)
Oh. Baik. Terima kasih.
PEMBICARA: DR (HC) A. M. FATWA (KETUA BK DPD RI)
Saudara Ketua, itu mengenai mantan pejabat..
PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)
Sebentar Pak, ini masalah terbuka tertutup dulu.
Jadi untuk selanjutnya sidang dinyatakan terbuka untuk umum.
KETOK 2X
Silakan Pak Fatwa.
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS III TS 2016-2017
KAMIS, 9 MARET 2017 45
PEMBICARA: DR (HC) A. M. FATWA (KETUA BK DPD RI)
Jadi kita harus ada ukuran-ukuran yang pantas begitu. Jadi kalau langsung
dikatakan mantan pejabat atau mantan pimpinan ya sama tentunya DPR, MPR dan DPD.
Lalu mendapatkan fasilitas sama dengan mantan presiden itu agak terlalu agak berkelebihan.
Jadi saya kira yang wajar-wajar saja. Penghormatan tertentu tapi tentunya misalnya di dalam
penempatan kursi tidak lagi seperti ketika dia menjabat, juga misalnya tentu tidak ada. Kalau
presiden wakil presiden itu dapat rumah, tentu ini tidak mungkin kita dapat rumah begitu.
Jadi yang wajar-wajar biasa saja dan pasti dimana negara-negara dimanapun mantan pejabat
negara pada posisi tertentu itu mendapatkan perlakuan sebagai pemimpin bangsa senioritas,
dianggap sebagai senior sudah didalam perlakuannya di dalam sehari-hari tetapi tidak bisa
persis sama dengan ketika menjabat , ya itu supaya perlu penjelasan. Ada yang berkelebihan
sama dengan presiden wakil presiden waduh nanti dianggap berkelebihan. Jadi yang pantas
dan wajar saja ya.
PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)
Baik jadi intinya kita mengusulkan bahwa pejabat negara yang diatur dalam undang-
undang , yang masuk ke dalam Undang-Undang MD3 itu kan DPD DPR dan MPR, maka
kita mengusulkan untuk yang mendapatkan fasilitas tadi. Tentu ini juga pasti akan
mendapatkan pembahasan yang yang diatur dalam peraturan presiden nanti pasti, ya ini kan
pemerintah yang akan mengkaji lebih dalam soal kepatutan terus sampai seberapa jauh
kemampuan anggaran negara pasti banyak pertimbangannya tapi tidak ada salahnya ini kita
ajukan ya. Siapa tahu good luck ya, kita mendapatkan akhirnya kita semua mendapatkan
fasilitas itu. Setuju ya Tapi tidak akan yang nolak kalau dikasih ya.
Rapat Panmus tadi juga telah menetapkan nama-nama Anggota Panitia Khusus
Tenaga Kerja Asing. Dengan ditetapkan nama-nama yang mengisi Anggota Pansus kami
berharap segera dilakukan pemilihan Pimpinan Pansus Tenaga Kerja Asing untuk
ditetapkan sehingga Pansus dapat segera bekerja.
Sidang dewan yang mulia, sebelum menutup sidang paripurna kali ini dan sebelum
kita semua kembali ke daerah, kami meminta agar seluruh anggota dapat lebih peka dalam
menanggapi berbagai kondisi yang berkembang di masyarakat dalam kurun waktu terakhir
ini. Cuaca ekstrem yang melanda beberapa daerah di Indonesia beberapa waktu terakhir ini
telah mengakibatkan bencana banjir, angin puting beliung dan tanah longsor. Kembali
terulangnya bencana pada setiap musim penghujan ini perlu segera ditindaklanjuti melalui
upaya pencegahan. Pemerintah selain mempersiapkan upaya tanggap darurat terhadap
kejadian bencana, juga harus mampu meningkatkan upaya pencegahan bencana. Untuk itu
kami berharap pada masa kegiatan anggota di daerah dapat melaukan advokasi terhadap
kebutuhan penanggulangan bencana mengingat saat ini DPD RI juga tengah melakukan
pembahasan terhadap penanggulangan bencana. Diharapkan hal tersebut dapat memberikan
sumbangsih terhadap subtansi penyusunan rancangan undang-undang.
Pada kesempatan ini DPD RI mengapresiasi kinerja kepolisian yang menangkap
terduga pelaku terorisme di Kota Bandung, tindakan pencegahan terorisme dan radikalisme
yang dilakukan pihak kepolisian perlu kita dukung bersama. Mengingat kita memiliki agenda
besar pembangunan yang akan sangat meningkatkan interaksi dengan dunia global yang
menjadi pintu masuk terorisme dan radikalisme. Di sisi lain potensi keberagaman yang ada di
Indonesia masih sering kali dimanfaatkan orang-orang tidak bertanggungjawab dalam
mengembangkan terorisme dan radikalisme sehingga menjadi Indonesia semakin rentan
menjadi tempat tumbuh suburnya kedua paham tersebut. Menjadi upaya dan tugas kita
bersama untuk mendukung aparat kepolisian dalam mencegah berkembangnya terorisme dan
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS III TS 2016-2017
KAMIS, 9 MARET 2017 46
radikalisme dalam setiap tugas alat kelengkapan dan tugas perorangan khususnya dalam
pelaksanaan masa tugas di daerah nanti.
Sidang dewan yang mulia, kedatangan Raja Salman Al-Saud beberapa waktu lalu
telah membuktikan bahwa Indonesia merupakan negara potensial bagi Arab Saudi di bidang
ekonomi. Momentum ini tentu dapat menjadi katalis positif pertumbuhan ekonomi nasional,
mengingat pada kunjungan ini telah disepakati 11 nota kesepahaman antara kedua negara di
bidang ekonomi dan di beberapa bidan pendukung lainnya. DPD mengharapkan pemerintah
dapat segera menindak lanjuti nota kesepahaman ini terlebih di bidang-bidang potensial yang
sejalan dengan prioritas pembangunan. DPD RI juga akan mendukung pemerintah dalam
mensosialisasikan serta mengawasi tindak lanjut nota kesepahaman ini terutama di bidang
kebudayaan, usaha kecil menengah, kesehatan, riset dan teknologi, kelautan, perikanan,
perdagangan dan agama melalui alat kelengkapan yang memiliki ruang lingkup kerja di
bidang-bidang tersebut.
Pada pelaksanaan tugas anggota di daerah kali ini kami juga mengingatkan agar setiap
anggota dapat terus mengawasi tindak lanjut pelaksanaan pilkada serentak 2017 yang lalu,
sehingga dapat memberikan pengayaan terhadap materi pengawasan pilkada serentak dari
DPD RI kepada pemerintah. Diharapkan pula masukan yang diberikan DPD RI ini dapat
menjadi subtansi dalam penentuan role model pelaksanaan pilkada serentak nasional yang
ditergetkan terselenggara pada tahun 2027 nanti. Pada kesempatan ini, DPD RI juga
mendukung dan mengapresiasi kerja Komisi Pemberatasan Korupsi, yang melalui, yang
mulai menemukan titik terang pengungkapan dugaan kasus korupsi pengadaan e-KTP.
Keterlibatan pejabat negara dalam kasus korupsi menjadi pertanda bahwa upaya
penyelenggaraan negara masih memiliki PR besar untuk mewujudkan good governance and
clear governance. DPD RI juga mengangkatkan kepada pemerintah bahwa kasus korupsi ini
menunjukan masih terdapatnya celah penyelewenangan yang perlu diatasi dalam menyusun
APBN. Ke depan DPD RI melalui alat kelengkapan akan terus melakukan pengawasan dan
memberikan pertimbangan kepada pemerintah dalam penggunaan dan penyusunan APBN.
Akhirnya kami berharap seluruh Anggota DPD RI pada saat melaksanakan tugas dan
kegiatan di daerah pemilihan masing-masing tetap memantau perkembangan yang terjadi di
daerah, mencatat seluruh permasalahan secara spesifik sesuai aspirasi daerah dan
mengaitkannya dengan kebutuhan regulasi atau legislasi yang menjadi kewenangan institusi
di tingkat pusat maupun nasional dengan berpedoman pada agenda prioritas dan komite serta
melaporkannya pada Sidang Paripurna ke-10 dengan agenda pembukaan Masa Sidang IV
DPD RI Tahun Sidang 2016-2017 dan laporan kegiatan Anggota DPD RI di daerah
pemilihan.
Demikianlah kita telah melalui agenda persidangan hari ini. Selamat melaksanakan
tugas di daerah masing-masing. Semoga Allah SWT senantiasa melindungi kita semua.
Sebagai penutup...
PEMBICARA: Hj. EMMA YOHANNA (SUMATERA BARAT)
Pak Ketua
PEMBICARA: DR (HC) A. M. FATWA (KETUA BK DPD RI)
Saudara Ketua
PEMBICARA: Hj. EMMA YOHANNA (SUMBAR)
Pak Ketua, izin.
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS III TS 2016-2017
KAMIS, 9 MARET 2017 47
PEMBICARA: DR (HC) A. M. FATWA (KETUA BK DPD RI)
Catatan sebentar.
Kami menyampaikan dua catatan.
Yang pertama permintaan minder head nota dari Saudara Afnan Hadikusumo, itu
mustinya dibacakan di sini. Itu hak anggota itu. Terlepas kita setuju atau tidak, minder head
nota itu adalah hak anggota.
Yang kedua, awal pidato Saudara Ketua tadi apresiasi kepada Polri mesti juga disertai
catatan bahwa perlakukan Polri melakukan pendataan dan pendaftaran ulama-ulama di Jawa
Timur itu harus dijadikan catatan bahwa ini berkelebihan, itu mengandung unsur insinuatif.
Kenapa ulama-ulama harus di data, dicatat kembali itu? Itu sangat mencekam. Jadi seolah-
olah ada suatu kecurigaan nasional terhadap ulama itu dan itu tidak boleh kita biarkan dan
kita harus melakukan pembelaan. Jadi ini tadi apresiasi kepada beberapa hasil dari Polri, tapi
juga ada catatan bahwa pendataan ulama-ulama di Jawa Timur itu yang tadinya akan
diperluas di tempat lain itu sangat tidak pantas dilakukan oleh Polri.
Terima kasih.
PEMBICARA: Hj. EMMA YOHANNA (SUMBAR)
Pak Ketua. Pak Ketua.
Saya minta waktu sedikit.
Kami dari Sumatera Barat saya mewakili Bapak-bapak, Ibu-ibu, karena sekarang
dalam bencana mungkin kita semua sudah mengetahui, kemudian kami mengucapkan terima
kasih kepada Bapak-bapak, Ibu-ibu, para Senator yang telah ikut berpartisipasi memberikan
bantuan yang insya Allah pada hari Senin akan kami antarkan ke lokasi. Sampai saat ini itu
sudah terkumpul, sumbangan atau partisipasi dari para sahabat-sahabat semua termasuk juga
tasyakur itu sebanyak 83 juta rupiah dan kami tentu nanti akan memberikan
pertanggungjawaban.
Terima kasih.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)
Saya mohon.. Ini saya belum solat, waktunya tinggal sudah mau habis. Jadi kalau
dibacakan atau Ibu Ratu yang mau bacakan silakan. Saya mohon maaf benar ini ya.
PEMBICARA: DR (HC) A. M. FATWA (KETUA BK DPD RI)
Bisa ringkasannya saja juga
PIMPINAN SIDANG: GUSTI KANJENG RATU HEMAS (WAKIL KETUA DPD RI)
Saya bacakan ringkasannya ya. Iya sebentar Pak.
PEMBICARA: H. AHMAD NAWARDI, S.Ag (JATIM)
Pak Pimpinan, surat dari.. Pimpinan, surat dari Bapak Afnan karena tidak ada
orangnya lebih baik tidak perlu dibaca. Seharusnya orangnya sendiri yang membacakan.
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS III TS 2016-2017
KAMIS, 9 MARET 2017 48
PIMPINAN SIDANG: GUSTI KANJENG RATU HEMAS (WAKIL KETUA DPD RI)
Jadi Pimpinan menerima..
Tadi Pak Fatwa sudah meminta. Saya akan bacakan untuk semua supaya.. Kita sudah
membagikan juga.
Jadi Pimpinan menerima surat dari Bapak Drs. Muhammad Afnan Hadikusumo
tanggal 22 Februari perihal minder head nota catatan individu dan Bapak Drs Muhammad
Afnan menyampaikan sebagai bentuk keberatan atau perbedaan pendapat terhadap
pemberlakuan Surat Tatib DPD RI Tahun 2016 karena efek retroaktif dapat menimbulkan
ketidakpastian hukum dan merugikan hak-hak individu orang lain yang terkena peraturan
tersebut. Jadi kami sudah menerima surat itu dan sudah kami bagikan ke seluruh Anggota
DPD RI. Saya kira itu saja yang saya bacakan.
Terima kasih.
PEMBICARA: DR (HC) A. M. FATWA (KETUA BK DPD RI)
Minder head nota itu tidak merubah keputusan tetapi hak anggota untuk
mengumumkan keberatannya ya.
PIMPINAN SIDANG: GUSTI KANJENG RATU HEMAS (WAKIL KETUA DPD RI)
Oke Pak, karena Pak Ketua langsung solat.. Jadi yang mana Pak tadi? Jadi
demikianlah kita telah melalui seluruh agenda persidangan hari ini. Selamat melaksanakan
tugas di daerah pemilihan masing-masing. Semoga Allah SWT senantiasa melindungi kita
semua. Sebagai penutup marilah kita berdoa bersama agar dalam pelaksanaan tugas kita ke
depan dapat berjalan dengan baik dan lancar serta mendapatkan ridho Allah SWT. Marilah
kita akhiri dan tentu kam mohon kesediaan H. Abdul Rahman Bahmid dari Provinsi
Gorontalo untuk membacakan doa atau memandu doa. Kami harap untuk duduk di tempat.
PEMBICARA: H. ABDURAHMAN ABUBAKAR BAHMID, LC. (GORONTALO)
Bapak ibu sekalian, marilah kita berdoa dan izinkan saya akan berdoa sesuai dengan
ajaran agama Islam.
Bismillahirrohmanirrohim.
Alhamdulillahirabbilalamin.
Allahumma shalli wa sallim ‘ala sayyidina Muhammadin wa shahbihi ajma’in.
Ya Allah Ya Rahman Ya Rohim. Ya Allah Tuhan Yang Maha Penyayang, berikan
kepada kami berkahMu, rahmatilah bangsa ini, rahmatilah lembaga ini. Jauhkanlah kami dari
perpecahan. Jauhkanlah rasa saling benci diantara kami. Satukan hati-hati kami, lembutkan
hati-hati kami, lembutkan akhlak dan perangai kami, lembutkan ucapan-ucapan kami Ya
Allah.
[BERDOA DALAM BAHASA ARAB]
Rabbana atina fiddunya hasanah wa fil akhiroti hasanah waqina 'adzabannar.
Wasalim ‘ala sayyidina Muhammadin wa ali wa salam.
Walhamdulillahi rabbil’alamin.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS III TS 2016-2017
KAMIS, 9 MARET 2017 49
PIMPINAN SIDANG: GUSTI KANJENG RATU HEMAS (WAKIL KETUA DPD RI)
Terima kasih Pak Bachmid, Abdurrahman Bahmid. Dan akhirnya dengan
mengucapkan alhamdulillah Sidang Paripurna ke-8 kami tutup.
Wabillahi taufik wal hidayah.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Om shanti shanti shanti om.
KETOK 3X
SIDANG DITUTUP PUKUL 17.53 WIB
top related