desi
Post on 09-Apr-2016
6 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Ekosistem dan Keseimbangan Alami
Sifat-sifat organisme atau spesies berawal dari penyesuaian spesies itu
terhadap lingkungannya. Dalam suatu lingkungan tertentu terjadi interaksi antara
satu spesies dengn spesies yang lain atau di antara spesies itu sendiri serta
lingkungan sekitar, terutama iklim atau cuaca seperti curah hujan, suhu,
kelembapan, dan lain-lain (Sembel, 2010).
Ekosistem di didefinisikan sebagai sistem yang berinteraksi dan terdiri
dari semua organisme hidup dan lingkungan tidak hidup (abiotik) dalam suatu
area atau habitat tertentu untuk mengizinkan karakter-karakter pemindahan energi
dan menghidupkan komponen-komponen organisme secara terus menerus. Dalam
ekosistem yang hidup dan dinamis akan terjadi keseimbangan alami dimana
terjadi kecendrungan adanya densitas populasi dari semua spesies dalam suatu
area yang sama atau dalam suatu ekosistem untuk mempertahankan dan menjaga
hubungan yang konsisten antara satu spesies dengan spesies yang lain sebagai
akibat interaksi satu sama lain dan dengan lingkungan fisisknya (Sembel, 2010).
Ekosistem terbagi menjadi dua jenis. Pertama ekosistem alami yaitu
ekosistem yang terjadi secara alami. Interaksi antara satu organisme dengan
organisme lain atau di antara organisme itu dan hubungannya dengan lingkungan
abiotik terjadi secara alami, tanpa campur tangan manusia. Bentuk ekosistem
alami biasanya bersifat lebih stabil karena adanya berbagai jenis interaksi dari
banyak spesies organisme karena keragamannya tinggi. Sedangkan yang kedua
adalah eksositem buatan yaitu suatu bentuk ekosistem yang terjadi akibat campur
tangan manusia melalui penambahan atau pengurangan fauna dan flora dalam
suatu habitat tertentu. Contoh ekosistem seperti ini adalah ekosistem pertanian
(sambel, 2010).
Pengendalian hayati biasanya berhubungan dengan ekosistem pertanian
yang bersifat buatan. Selain itu, keseimbangan alami dalam suatu sistem alami
juga terpengaruh. Ledakan populasi dapat terjadi dalam alam meskipun tanpa
campur tangan manusia. Sebagai contoh, pertumbuhan populasi manusia
mengalami ledakan didaerah-daerah tertentu jumlah penduduk bertambah dengan
cepat. Hilangnya suatu populasi justru disebabkan oleh terlalu banyaknya campur
tangan manusia sehingga terjadi penyederhanaan ekologi yang mengakibatkan
organisme yang lemah harus mati karena kehilangan makanan dan tempat yang
telah di dominasi oleh organisme-organsime yang lebih kuat, hal ini meruapakan
fenomena alami (Sembel, 2010).
Pengendalian hayati merupakan suatu cara yang berupaya untuk
menghidupkan kembali keseimbangan alami dengan menurunkan populasi hama
dalam suatu ekosistem dengan memanipulasi agen-agen biotik. Keseimbangan
alami di hasilkan dari dua parameter utama yaitu persediaan kebutuhan-kebutuhan
hidup yang terbatas untuk hidup dan pemanfaatan kebutuhan-kebutuhan hidup
tersebut. Organisme-organisme hidup ini akan dapat hidup dalam komunitas
biotik apabila lingkungan abiotiknya menguntungkan. Kepunahan suatu
organisme ditentukan oleh daya reproduksi dan kemampuannya untuk beradaptasi
dengan lingkungan yang baru. Organisme yang memiliki daya reproduksi rendah
akan lebih mudah punah dibandingkan mereka yang memiliki daya reproduksi
rendah akan lebih mudah punah dibandingkan mereka yang memiliki daya
reproduksi tinggi dan daya adaptasi yang tinggi pula (Sembel, 2010).
Pengendalian Alami
DeBach (1964) mengemukakan bahwa penelitian tentang pengendalian
alami dari suatu populasi organisme adalah bagian dari ekologi yang berupaya
untuk menjelaskan bagaimana peningkatan populasi dibatasi dan distabilisasi oleh
faktor-faktor lingkungan. Pengendalian alami yaitu memelihara densitas populasi
suatu organisme yang berfluktuasi dalam suatu batasan atas dan bawah yang
terukur dalam suatu periode waktu oleh aksi dari faktor-faktor lingkungan biotik
dan atau abiotik (Sembel, 2010).
top related