dehisensi luka operasi abdomen _ medicine stuffs
Post on 19-Feb-2018
281 Views
Preview:
TRANSCRIPT
7/23/2019 Dehisensi Luka Operasi Abdomen _ Medicine Stuffs
http://slidepdf.com/reader/full/dehisensi-luka-operasi-abdomen-medicine-stuffs 1/17
12/9/2015 Dehisensi Luka Operasi Abdomen | Medicine Stuffs
http://www.medicinestuffs.com/2013/12/dehisensi-luka-operasi-abdomen.html
BLEFARITIS
A.
PENDAHULUAN
Blefaritis adalah
radang pada
kelopak mata.
Radang yang
sering terjadi
pada kelopak
merupakan
radang kelopak
dan tepi kelo...
Kolesistitis
(cholecystitis) -
Bagian ketiga
Pemeriksaan
penunjang
Pemeriksaan
penunjang untuk
menegakkandiagnosis
kolesistitis
meliputi
pemeriksaan
laboratorium
(meski kurang
akurat...
Bishop Score -
Nilai Bishop
December, 9, 2015
MEDICINE STUFFS~ Keep The Faith In Humanity ~
Contact us Sindrompedia SosMed Fighting Hunger
Shocking Shopping 12/12The Most Shocking Deal of the Year Coming Soon di BliBli.com
Artikel Medis Chart Me dNe ws
Search.
Home » bedah » obgyn » Dehisensi Luka Operasi Abdomen
Dehisensi Luka Operasi Abdomen
Luka dan penanganannya merupakan hal yang mendasar dalampraktek bedah. Setiap intervensi bedah akan menghasilkan sebuah
luka. Luka adalah suatu gangguan dari kondisi normal pada kulit (
Taylor, 1997). Luka adalah kerusakan kontinyuitas kulit, mukosa
membran dan tulang atau organ tubuh lain (Kozier, 1995). Tugas
seorang ahli bedah adalah meminimalisir efek samping dari luka
yang dibuat, menyingkirkan atau memperbaiki struktur yang rusak
dan mempercepat proses penyembuhan luka untuk mengembalikan
fungsi. Penyembuhan luka merupakan hal yang telah lama dipelajari
dalam sejarah perkembangan ilmu bedah. Secara empiris, para
pendahulu mempelajari bahwa benda-benda asing dan jaringan-
jaringan yang mati harus disingkirkan dari luka.
Pada abad 16, seorang ahli beranama Pare, membuktikan bahwa
menindaki luka akut yang terbuka dengan benda-benda asing
seperti mengolesinya dengan minyak, justru membuat luka menjadi
semakin lama sembuh bahkan bisa mengakibatkan terjadinya
sepsis. Efek samping dari sebuah luka yang dibuat dapat berupa
penyembuhan yang lama, peningkatan morbiditas dan mortalitas,
waktu perawatan di rumah sakit menjadi lebih lama, serta
dehisensi luka.
Dehisensi luka adalah terbukanya kembali luka operasi pada
daerah berongga maupun pada daerah kompak. Dehisensi dapat
berupa terlepasnya sebagian atau keseluruhan jahitan pada kulit
beserta lapisan jaringan lain. Pada daerah berongga seringkali
tampak jahitan kulit masih utuh namun jahitan pada lapisan lebih
dalam (lemak atau muskulatur) terlepas. Pada daerah kompak
seperti ekstremitas jahitan kulit dapat terbuka sebagian atau
keseluruhan dengan disertai jahitan pada jaringan subkutan sampai
muskulatur.
Dehisensi luka adalah terpisahnya lapisan-lapisan fascia pada luka
operasi, hal ini merupakan komplikasi tersering dari infeksi
12/01/2013
Komunitas di Facebook®Terhubung dengan Teman, Keluarga, Teman Sekelas. Ayo Buat Profil!
Popul
ar
Recen
t
Alat
MedisArchiv
e
7/23/2019 Dehisensi Luka Operasi Abdomen _ Medicine Stuffs
http://slidepdf.com/reader/full/dehisensi-luka-operasi-abdomen-medicine-stuffs 2/17
12/9/2015 Dehisensi Luka Operasi Abdomen | Medicine Stuffs
http://www.medicinestuffs.com/2013/12/dehisensi-luka-operasi-abdomen.html 2
TEMA
N ilai b ishop
adalah suatu
standarisasi
objektif dalam
memilih pasien
yang lebih cocok
untuk dilakukan
induksi
persalinan letak
verteks. ...
alergi anak
anastesi
pembedahan yang dalam. Tidak ada penyebab tunggal yang
bertanggung jawab untuk dehisensi luka, kombinasi dari beberapa
faktor diyakini mempengaruhi terjadinya dehisensi luka. Jika sistem
pendukung penyembuhan luka gagal beroperasi sebelum terjadinya
penyatuan fungsional dan struktural, maka tepi luka akan hancur.
Dehisensi luka sering terjadi pada luka-luka post operasi abdomen.
Dehisensi luka operasi abdomen adalah komplikasi berat dari luka
post operasi yang sering terjadi. Dehisensi luka operasi abdomen
banyak dikaitkan dengan infeksi yang terjadi pada luka post operasi.
Hal ini senada dengan penelitian List, Semmelweis, Ehrlich,
Flemming dan Florey, dimana mereka menyadari bahwa infeksi dari
bakteri patogenlah yang sebenarnya memperlambat proses
penyembuhan luka hingga dapat berakibat pada sepsis.
Pada abad 20, khususnya pada beberapa dekade terakhir, sejumlah
studi mengindikasikan bahwa penyatuan jaringan yang adekuat
pada saat menutup luka operasi abdomen dapat mencegah
disrupsi dari luka pada periode post operasi dan penyatuan fascia
yang tidak adekuat kemungkinan merupakan penyebab langsung
dari kegagalan penyatuan fascia pada banyak kasus dehisensi luka
abdomen. Terdapat juga studi yang memaparkan bahwa semakin
luas insisi dan penyatuan jaringan yang dilakukan, maka insiden dari
dehisensi luka operasi abdomen akan menurun, sehingga
beberapa ahli menyimpulkan bahwa teknik menutup luka
merupakan faktor predisposisi untuk terjadinya dehisensi luka
operasi abdomen.
EPIDEMIOLOGIDehisensi luka operasi abdomen memiliki angka mortalitas yang
cukup tinggi hingga mencapai angka 45%. Insiden dari dehisensi
luka operasi abdomen dilaporkan mencapai angka 0.4%-3.5%.
Berdasarkan data yang diperoleh dari 19 negara, Healthcare Cost
and Utilization Project (HCUP) melaporkan bahwa angka kejadian
dehisensi luka operasi abdomen adalah 1.95 tiap 1000 populasi yang
memiliki resiko untuk terjadinya dehisensi. Dehisensi dilaporkan
terjadi pada 1.3% pasien usia <45 5.4="" dan="" pada="" pasien=""
usia="">45 tahun. Dehisensi luka operasi abdomen juga
dilaporkan terjadi pada 2.6% dari seluruh jumlah luka laparatomi
mid-line.
Insiden Dehisensi Luka Operasi Abdomen Berkaitan Dengan Tipe Insisi Segmen bawah
Rahim Pada Operasi Bedah Cesar.
James M dan John B meneliti mengenai dehisensi luka yang terjadi
7/23/2019 Dehisensi Luka Operasi Abdomen _ Medicine Stuffs
http://slidepdf.com/reader/full/dehisensi-luka-operasi-abdomen-medicine-stuffs 3/17
12/9/2015 Dehisensi Luka Operasi Abdomen | Medicine Stuffs
http://www.medicinestuffs.com/2013/12/dehisensi-luka-operasi-abdomen.html 3
forensik
infeksi interna
kanker kardiovaskular
kulit & kelaminmata
neurologi obgyn
setelah operasi section cesarean. Mereka berkesimpulan bahwa
pada 2175 pasien yang melahirkan melalui operasi section cesarean,
50 diantaranya mengalami dehisensi luka operasi abdomen.
Dehisensi luka 8 kali lebih sering terjadi pada luka dengan insisi
vertical dibandingkan insisi transversal pada dinding abdomen
bagiuan bawah. Pafda luka insisi vertical, insiden dari dehisensi
parsial dan komplit mencapai angka 2.94% sedangkan pada insisi
transversal dinding bagian bawah abdomen tidak ditemukan adanya
dehisensi komplit dan dehisensi parsial terjadi sekitar 0.37%.
ETIOLOGIDehisensi luka operasi abdomen dapat diakibatkan oleh faktor
teknis, karakteristik pasien dan faktor lokalis. Faktor teknis meliputi
kegagalan teknik penutupan luka. Karakteristik pasien dan faktor
lokalis yang mempengaruhi dehisensi luka adalah malnutrisi, kadar
albumin yang rendah, masalah pernapasan dan infeksi luka.
Selain faktor-faktor tersebut, terdapat banyak faktor yang
mempengaruhi terjadinya dehisensi luka. Faktor-faktor tersebut
adalah anemia, jaundice, uremia, diabetes, hipoalbuminemia,
chronic obstructive pulmonary disease (COPD), malignansi,
penggunaan steroid, obesitas, dan infeksi luka.
Afzal S dan Bashir M.M mengemukakan hasil penelitiannya
mengenai faktor resiko dehisensi luka bahwa sepsis luka
merupakan satu-satunya faktor resiko yang terpenting dalam
terjadinya dehisensi luka. Faktor resiko lainnya hanya berkontribusi
dalam proses terjadinya infeksi. Muhammad Ayub Khan dkk dalam
penelitiannya menyangkut masalah dehisensi luka pada anak-anak
juga menya takan bahwa dehisensi luka seringkali terjadi pada
pasien dengan infeksi luka abdomen, peritonitis dan malnutrisi.
FISIOLOGI PENYEMBUHAN LUKACedera yang terjadi pada jaringan apapun di seluruh tubuh
utamanya yang berkaitan dengan diskontinuitas fisik jaringan
tersebut, disebut sebagai luka. Luka yang ada kemudian akan
mengalami respon fisiologis untuk kembali pada kondisi sehat yang
disebut dengan proses penyembuhan luka.
Penyembuhan luka merupakan sebuah fenomena alami dan secara
spontan akan terjadi apabila terdapat luka pada jaringan dalam
tubuh kita. Apabila terjadi luka yang mengalami gangguan
penyembuhan, maka harus disingkirkan benda-benda asing yangada pada luka, jaringan yang mati harus dibuang dan infeksi harus
dicegah. Selain itu, jaringan harus dipertemukan hingga luka dapat
menutup sendiri.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan LukaFaktor-faktor yang berpengaruh terhadap penyembuhan luka
dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok besar, yaitu faktor lokal,
faktor sistemik, dan faktor teknik. Dilihat pada tabel di bawah, dari
masing-masing kelompok berhubungan dengan efek penyembuhan
luka, masing-masing dapat menyebabkan disrupsi, nekrosis, reduksi
7/23/2019 Dehisensi Luka Operasi Abdomen _ Medicine Stuffs
http://slidepdf.com/reader/full/dehisensi-luka-operasi-abdomen-medicine-stuffs 4/17
12/9/2015 Dehisensi Luka Operasi Abdomen | Medicine Stuffs
http://www.medicinestuffs.com/2013/12/dehisensi-luka-operasi-abdomen.html 4
lokal kolagen, dan inhibisi formasi kolagen baru atau kombinasi dari
ini semua. Keluaran kegagalan penyembuhan luka dapat berupa
infeksi minor sampai tidak terjadi penyembuhan sama sekali, dan
mayor wound dehiscence.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka
1. Faktor Lokal
Iskemia
Iskemia adalah kurangnya suplay darah (nutrisi dan oksigenasi) ke
jaringan luka dapat berupa :
a. Inadekuatnya aliran darah ke jaringan luka akibat misalnya ligasi,
peripheral vascular disease, atau hipotensi generalisata.
b. Sudah ada jaringan yang nekrotik pada tepi luka sebelumnya
c. Terlalu rapat pada penutupan luka sehingga kapiler rusak pada
tepi luka.
d. Regangan yang kuat pada tepi luka sehingga mengganggu
merapatnya kontraksi luka.
Pada kejadian tunggal atau kombinasi dari ini semua menyebabkan
penurunan aliran darah pada tepi luka. Menurunkan leukosit dan
fibroblas akibat nutrisi dan oksigenasi berkurang.
Ketegangan luka
Disini diharapkan aproksimasi luka yang baik sehingga posisi tepi
luka bersatu dengan baik sehingga memercepat proses kolagenasi.
Luka pada area gerak yang banyak akan sulit penyembuhan
lukanya. Ketegangan dalam penjahitan luka juga hendaknya
7/23/2019 Dehisensi Luka Operasi Abdomen _ Medicine Stuffs
http://slidepdf.com/reader/full/dehisensi-luka-operasi-abdomen-medicine-stuffs 5/17
12/9/2015 Dehisensi Luka Operasi Abdomen | Medicine Stuffs
http://www.medicinestuffs.com/2013/12/dehisensi-luka-operasi-abdomen.html 5
diperhatikan, terlalu tegang akan menimbulkan iskemia. Menarik
terlalu keluar penjahitan dapat menyebabkan dead space didalam.
Untuk mengantisipasi ini semua dapat digunakan grafts dan flaps
(pada jaringan kulit yang banyak hilang), atau post operative
splinting.
Infeksi
Dengan adanya rongga (dead space) di dalam luka operasi dapat
menyebabkan terkumpulnya darah (hematoma) dan cairan serous
lainnya yang merupakan kultur media yang baik untuk bakteri dan
merupakan predisposisi terjadinya infeksi (Surgical Site Infection) .
Akibat hematoma juga hemostasis tidak adekuat, terjadi
perdarahan, akibat relaksasi pembuluh darah, perdarahan lambat
pada infeksi luka atau obat-obat antikoagulasi atau disseminated
intravascular coaghulaphaty merupakan penyebab utama
perdarahan. Selain itu bahan-bahan dari benang operasi dapat juga
menjadi predisposisi terjadinya infeksi, juga persiapan pra bedah
yang tidak adekuat misalnya pemberian antibiotika profilaksis.
Trauma Lokal
Kerusakan jaringan tempat bekas operasi terhadap suatu benturan
dapat menyebabkan iskemik parsial atau total. Hal ini menyebabkan
respon radang yang hampir sama dengan sepsis dimana
mengganggu proses kolagenesis. Jika demikian maka
debridement diperlukan.
Faktor Penyakit Kronik Jaringan
Pada keadaan seperti limfedema kronik, iskemik kronik, hipertensi
venosa dan jaringan parut yang luas dapat menyebabkan
penyembuhan luka yang buruk. Keadaan ini dapat dikurangi dengan
teknik asidosis dan mengoptimalkan faktor-faktor lainnya.
Irradiasi
Radiasi pra operasi pada penyakit-penyakit keganasan (kanker)
dapat menyebabkan jeleknya penyembuhan luka operasi
disebabkan oleh terjadinya fibrosis maupun mikroangiopati.
Radioterapi setelah operasi juga menigkatkan kejadian kegagalan
peneymbuhan luka. Pada keadaan ini pembentukan fibroblast
dihambat atau terganggu.
2. Faktor Sistemik
Pada keadaan terjadinya gangguan sistemik maka penyembuhan
luka terjadi kegagalan sintesis kolagen dan fungsi imun terganggu.
Faktor-faktor sistemik itu antara lain :
a. Usia/kondisi medis misal : diabetes, gagal ginjal, gagal fungsi
hati, gagal nafas, imunodefisiensi, obesitas
7/23/2019 Dehisensi Luka Operasi Abdomen _ Medicine Stuffs
http://slidepdf.com/reader/full/dehisensi-luka-operasi-abdomen-medicine-stuffs 6/17
12/9/2015 Dehisensi Luka Operasi Abdomen | Medicine Stuffs
http://www.medicinestuffs.com/2013/12/dehisensi-luka-operasi-abdomen.html 6
b. Anemia
c. Syok hipovolemik/hipoksia
d. Kekurangan berat badan/malnutrisi (missal : vit C, Zn, vit A,
protein) Septikemia
e. Keganasan
f. Penggunaan steroid.
Pada ulkus diabetikum, infeksi mudah terjadi sehingga memacu
kerusakan granulositik dan kemotaksis. Kelainan lainnya yang
berhubunan dengan ulkus diabetikum seperti memanjangnya proses
inflamasi, terganggunya neovaskulaskularisasi, penurunan sintesis
kolagen, peningkatan proteinase serta defek pada fungsi makrofag.
Keloid dan hipertrofi jaringan parut ditandai dengan akumulasi
kolagen yang berlebihan dalam luka adalah contoh gangguan
fibroproliferasi. Pada keadaan ini, abnormalitas dalam migarasi sel
dan proliferasi, inflamasi, sintesis dan sekresi protein matriks
ekstraseluler dan sitokin, dan remodeling matriks luka terganggu.
Secara sistemis juga sebagai tambahan abnormalitas antar
epidermis dan mesenkim serta regulasi gen (mutasi p53) sekarang
ini telah diusulkan untuk membantu menjelaskan penyembuhan luka
yang abnormal.
3. Faktor Teknik
Faktor ini sangat tergantung pada individual sebgai praktisi kliknik.
Mencakup teknik pembedahan dan kemampuan evaluasi klinik
selama perawatan luka. Semuanya itu untuk mengurangi terjadinya
infeksi luka operasi yang bila berlajnut dapat menyebabkan
terjadinya wound dehiscence.
Tindakan asepsis antiseptic sebelum operasi memang perlu
dilakukan. Dari penelitian Moen et al (2002) yaitu membandingkan
pemakaian povidone iodine spray dengan teknik tradisional scrub-
paints menunjukkan bahwa pemakaian povidone iodine spray sama
efektifnya dengan cara tradisional yang sering digunakan.
Pemakaian antibiotik profilaksis dan pasca operasi masih
kontroversial. Antibiotik profilaksis pada bedah Caesar diberikansegera setelah tali pusat diklem. Adapun kriteria antibiotic profilaksis
untuk pembedahan adalah sebagai berikut:
Mempunyai spectrum yang sempit dan hanya untuk melawan
kuman pathogen yang menyebabkan infeksi luka operasional.
Konsentrasi antimikrobanya cukup adekuat pada serum dan
jaringan tempat dilakuka n operasi.
Dapat diberikan secara bolus saat dilakukan anesthesia.
Tidak menyebabkan efek sampaing pada pemberian jangka
pendek.
Tidak menyebabkan alergi
7/23/2019 Dehisensi Luka Operasi Abdomen _ Medicine Stuffs
http://slidepdf.com/reader/full/dehisensi-luka-operasi-abdomen-medicine-stuffs 7/17
12/9/2015 Dehisensi Luka Operasi Abdomen | Medicine Stuffs
http://www.medicinestuffs.com/2013/12/dehisensi-luka-operasi-abdomen.html 7
Tidak meninmbulkan interaksi dengan obat-obat yang
diiberikan perioperatif.
Tidak menyebabkan resistensi kuman pada pasien.
Antibiotik yang digunakan utnuk profilasis sebaiknya bukan
antibiotik untuk pilihan terapi infeksi.
Tidak mahal
j. Konsentrasi antimikroba harus tetap dipertahankan pada
level terapeutik selama operasi sampai beberapa jam setelah
menutup luka operasi.
k. Dosis tunggal
l. Jenis antibiotika harus sesuai dengan pola kuman
terbanyak yang menyebabkan infeksi luka operasi.
Teknik operasi dan perawatan luka juga sangat berpengaruh
terhadap penyembuhan luka operasi. White et al (januari 1998 –
Maret 2001) mengadakan penelitian teknik subcutaneous stitch
closure vs subcutaneous drain untuk mengurangi disrupsi luka
setelah Bedah Caesar lebih baik stitch closure. Penelitian Gollup et al
(1996) juga dengan menggunakan teknik C/S closure mendapatkan
hasil operasi yang baik dalam hal komplikasi dan penyembuhan luka
operasi.
Jenis insisi dinding abdomen juga mempengaruhi terjadinya
wound dehiscence, insisi yang sering digunakan adalah longitudinal
(midline=sagital) dan transversal (pfannenstiel, Maylard,
supraumbilikal). Insisi transversal baik untuk kosmetik. Berdasarkan
penelitian, insisi transversal 30 kali lebih kuat dari insisi
longitudianal. Menurut penelitian Mowat dan Bonnar, insisi
longitudinal lebih menyebabkan wound dehiscence delapan kali
dibanding insisi transversal setelah bedah Caesar. Keadaan ini
disebabkan di daerah linea mediana secara anatomis kurang
vasskularisasinya disertai fascia (muscle sheff) lebih tebal, dan darisegi teknik untuk aproksimasi insisi kurang baik. Menurut Thompson,
Tollefson dan Helmkamp angka kejadian eviserasi 3-5 kali lebih
besar dan hernia 2-3 kali lebih sering terjadi pada insisi longitudinal.
Sementara itu penelitian lain mengindikasikan jenis jahitan pada
luka yang kurang baik sehingga terjadinya wound dehiscence
tersebut.
Penggunaan low molecular weight heparin sebagai profilaksis
terjadinya trombolik vena dan menurunkan risiko terjadinya
hematom telah diteliti oleh Burrows et al dan juga Wijk FH et al,
sehingga mengurangi terjadinya penyembuhan luka yang kurang
baik.
Klasifikasi LukaThe Centers for Disease Controls (CDC) mengklasifikasikan luka
operasi menjadi 4 kategori berdasarkan tingkat kontaminasinya,
yakni clean wounds, clean-contaminated wounds, contaminated
wounds dan dirty and infected wounds.
1. Clean wounds (Luka Bersih)
Clean wounds merupakan luka tanpa infeksi dan tidak disertai reaksi
7/23/2019 Dehisensi Luka Operasi Abdomen _ Medicine Stuffs
http://slidepdf.com/reader/full/dehisensi-luka-operasi-abdomen-medicine-stuffs 8/17
12/9/2015 Dehisensi Luka Operasi Abdomen | Medicine Stuffs
http://www.medicinestuffs.com/2013/12/dehisensi-luka-operasi-abdomen.html 8
inflamasi. Luka ini akan sembuh melalui primary union. Luka bersih
biasanya menghasilkan luka yang tertutup; jika diperlukan
dimasukkan drainase tertutup (misal; Jackson – Pratt).
Kemungkinan terjadinya infeksi luka sekitar 1% - 5%.
2. Clean-contaminated wounds (Luka Bersih Terkontaminasi)
Clean-contaminated wounds adalah luka operasi dimana traktus
respiratorius, alimentary, genitalia dan traktus urinarius terlibat
tanpa adanya kontaminasi. Kemungkinan timbulnya infeksi luka
adalah 3% - 11%.
3. Contaminated wounds (Luka Terkontaminasi)
Contaminated wounds termasuk luka terbuka, luka trauma atau
kecelakaan misalnya saja laserasi jaringan, fraktur terbuka dan luka
tusuk.
4. Dirty and infected wounds (Luka Kotor dan Infeksi)
Dirty and infected wounds adalah luka yang benar-benar telah
terkontaminasi kuman. Contoh dari luka ini adalah perforasi organ
dan abses.
Sedangkan berdasarkan kedalaman dan luas lukanya, luka dapat
diklasifikasikan menjadi 4 stadium, yakni:
1. Stadium I : Luka Superfisial “Non-Blanching Erithema” :
yaitu luka yang terjadi pada lapisan epidermis kulit.
2. Stadium II : Luka “Partial Thickness” : yaitu hilangnya
lapisan kulit pada lapisan epidermis dan bagian atas dari
dermis. Merupakan luka superficial dan adanya tanda klinisseperti abrasi, blister atau lubang yang dangkal.
3. Stadium III : Luka “Full Thickness” : yaitu hilangnya kulit
keseluruhan meliputi kerusakan atau nekrosis jaringan
subkutan yang dapat meluas sampai bawah tetapi tidak
melewati jaringan yang mendasarinya. Lukanya sampai pada
lapisan epidermis, dermis dan fasia tetapi tidak mengenai
otot. Luka timbul secara klinis sebagai suatu lubang yang
dalam dengan atau tanpa merusak jaringan sekitarnya.
4. Stadium IV : Luka “Full Thickness” yang telah mencapai
lapisan otot, tendon dan tulang dengan adanya
destruksi/kerusakan yang luas.
Proses Penyembuhan LukaPenyembuhan luka dapat didefinisikan sebagai proses fisiologis
dimana tubuh mengganti dan memperbaiki fungsi dari jaringan yang
rusak. Terdapat dua mekanisme dimana luka dapat mengalami
kesembuhan dan seleksi mekanismenya tergantung dari keadaan
luka itu sendiri. Bagaimanapun proses secara umum dari kedua
mekanisme tersebut kurang lebih sama, hanya saja mungkin ada
sedikit perbedaan dalam waktu penyembuhannya.
7/23/2019 Dehisensi Luka Operasi Abdomen _ Medicine Stuffs
http://slidepdf.com/reader/full/dehisensi-luka-operasi-abdomen-medicine-stuffs 9/17
12/9/2015 Dehisensi Luka Operasi Abdomen | Medicine Stuffs
http://www.medicinestuffs.com/2013/12/dehisensi-luka-operasi-abdomen.html 9
Primary Intention
Penyembuhan melalui primary intention memakan waktu yang
singkat tanpa terpisahnya tepi luka dan dengan pembentukan
jaringan parut yang minimal. Proses ini berlangsung melalui tiga
tahap yang berbeda, yakni:
Inflammatory
Pada hari pertama penyembuhan luka, respon inflamasi
mengakibatkan pengeluaran cairan dari jaringan, akumulasi sel dan
fibroblast serta meningkatnya suplai darah menuju luka. Leukosit
dan sel-sel lainnya akan menghasilkan enzim proteolitik yang akan
menyingkirkan debris dari jaringan yang rusak. Respon ini adalah
respon untuk menyiapkan jaringan yang cedera untuk proses
penyembuhan. Proses ini berlangsung 3-7 hari.
Proliferative
Setelah proses debridement selesai, fibroblast mulai membentuk
matriks kolagen pada luka yang dikenal dengan jaringan granulasi.
Kolagen merupakan substansi protein yang merupakan konstituen
utama pada jaringan ikat.
Remodelling
Setelah proses deposit kolagen selesai, vaskularisasi ke luka
perlahan-lahan berkurang dan permukaan jaringan parut menjadi
lebih pucat. Jumlah jaringan parut yang terbentuk, ditentukan oleh
jumlah jaringan granulasi yang dihasilkan sebe lumnya.
Tahapan Penyembuhan Luka Primer (primary intention)
Secondary Intention
Pada luka yang gagal mengalami penyembuhan melalui primary
intention, diperlukan proses penyembuhan yang lama dan lebih
kompleks. Penyembuhan luka melalui secondary intention
disebabkan oleh infeksi, trauma berlebihan, dan adanya jaringan
yang hilang.
7/23/2019 Dehisensi Luka Operasi Abdomen _ Medicine Stuffs
http://slidepdf.com/reader/full/dehisensi-luka-operasi-abdomen-medicine-stuffs 10/17
12/9/2015 Dehisensi Luka Operasi Abdomen | Medicine Stuffs
http://www.medicinestuffs.com/2013/12/dehisensi-luka-operasi-abdomen.html 10
Dalam proses ini, luka dtinggal dalam keadaan terbuka dan
dibiarkan sembuh dari lapisan terdalam ke lapisan terluar. Jaringan
granulasi terbentuk dan mengandung miofibroblas. Sel ini khusus
membantu penutupan luka melalui kontraksi. Proses ini jauh lebih
lambat dibandingkan primary intention. Jaringan granulasi yang
berlebihan mungkin saja terbentuk dan perlu disingkirkan karena
dapat menghambat proses epitalisasi.
PATOGENESISPenyebab dari dehisensi luka operasi abdomen dapat
dikategorikan dalam satu dari empat kategori berikut, yakni:
1. Robekan benang jahit yang melalui fasia
2. Knot slippage.
3. Rusaknya benang jahit.
4. Ikatan benang jahit yang longgar atau interval jahitan yang
sangat jarang.
Robeknya benang jahit sangat jarang terjadi dengan bahan modern
sekarang ini. Knot slippage dan ikatan benang jahit yang longgar
kemungkinan merupakan kesalahan dari ahli bedah. Penyebab
tersering dari kegagalan akut luka operasi adalah robeknya benang
jahit yang melalui fasia atau kerusaka n fasia.
Faktor resiko kerusakan luka akut terkait kondisi pasien
Faktor yang mengakibatkan kerusakan fasia masih menjadi
perdebatan. Kondisi pasien yang terkait sebagai faktor resiko dari
dehisensi luka telah disajikan pada tabel di atas. Kadang-kadang
pasien menderita kerusakan fasia yang merupakan akibat sekunder
dari jaringan nekrotik akibat infeksi dari dinding abdomen. Pasien
yang memiliki faktor resiko yang lebih banyak, memiliki resiko yang
lebih besar untuk mengalami kerusakan akut luka operasi
dibandingkan pasien tanpa faktor resiko. Faktor predominan untuk
kerusakan fasia adalah factor ahli bedah, terlebih lagi teknik
penutupan luka yang tidak tepat.
7/23/2019 Dehisensi Luka Operasi Abdomen _ Medicine Stuffs
http://slidepdf.com/reader/full/dehisensi-luka-operasi-abdomen-medicine-stuffs 11/17
12/9/2015 Dehisensi Luka Operasi Abdomen | Medicine Stuffs
http://www.medicinestuffs.com/2013/12/dehisensi-luka-operasi-abdomen.html 1
DIAGNOSISDehisensi luka abdomen terjadi dengan atau tanpa eviserasi.
Eviserasi mengindikasikan keluarnya isi peritoneum melalui fasia
yang tidak menyatu. Dehisensi tanpa eviserasi dapat dideteksi
dengan penampakan klasik dari cairan berwarna salmon mengalir
dari luka dan eviserasi termanifestasi ketika jahitan disingkirkan.
Sebagai perbandingan pada infeksi luka bedah superficial, dimana
terdapat manifestasi berupa cairan purulen dari luka insisi diatas
lapisan fasia dan ketika luka telah terbuka seluruhnya, tidak
ditemukan eviserasi. Waktu rata-rata terjadinya dehisensi dari
waktu pembedahan adalah berkisar antara 2.7 hari.
Dehisensi luka operasi abdomen berkaitan dengan infeksi intra
abdominal pasda kasus trauma laparotomi. Tidak ditemukan factor
klinis dan laboratorium yang dapat membantu mengidentifikasi
kecenderungan pasien dehisensi fasia mengalami infeksi intra
abdominal. Meskipun begitu, dehisensi fasia harus dipertimbangkanb
sebagai tanda dari infeksi intra abdominal. Radiografi yang tepat
atau visualisasi secara langsung seluruh rongga abdomen harus
dilakukan sebelum menangani kasus dehisensi fasia.
Dehisensi mengacu pada terpisahnya lapisan fasia. McNeeley dkk
(1998) melakukan studi terhadap 8590 wanita yang melahirkan
melalui section cesarean di RS Hutzel,Detroit. Mereka melaporkan
dehisensi fasial terjadi pada 1 dari 300 operasi. Kebanyakan dari
dehisensi terjadi sekitar lima hari pasca operasi dengan secret yang
serosanguineus. Dua pertiga dari 27 kasus dehisensi yang terjadi
berhubungan dengan infeksi fasia dan nekrosis jaringan.
Diagnosis dari dehisensi dengan eviserasi dapat dengan mudah
terlihat. Seringkali, terdapat dehisensi subklinis dimana terjadikegagalan penutupan fasia tetapi kulit tetap intak. Kondisi ini
seringkali disertai dengan sekret serosanguinous dari luka insisi.
Sangat penting untuk mengenali bahwa kebanyakan insisi (terutama
pada pasien obesitas) akan mengeluarkan sekret pasca operasi tapi
tanpa wound failure.
Pasien dengan sekret serosanguinous yang berlebihan dari luka
harus diawasi dengan ketat. Eksplorasi luka sesegera mungkin
dalam kamar operasi harus dipertimbangkan. Diagnosis dari
dehisensi luka masih merupakan diagnosis klinis. Jika dicurigai
diagnosis mengarah pada dehisensi luka, maka tempat yang palingtepat adalah kamar operasi.
PENATALAKSANAANPenatalaksanaan pasien dengan dehisensi luka operasi
abdomen dapat diawali dengan terapi medikasi berupa pemberian
antibiotik yang tepat, obat-obat analgetik dan resusitasi cairan.
Setelah itu, penatalaksanaan lanjut dapat berupa terapi non operatif
maupun operatif tergantung dari kondisi dehisensi luka yang dialami
oleh pasien. Terapi non operatif antara lain berupa sterile occlusive
wound dressing, use of absorbant and binder, dan vacuum assisted
7/23/2019 Dehisensi Luka Operasi Abdomen _ Medicine Stuffs
http://slidepdf.com/reader/full/dehisensi-luka-operasi-abdomen-medicine-stuffs 12/17
12/9/2015 Dehisensi Luka Operasi Abdomen | Medicine Stuffs
http://www.medicinestuffs.com/2013/12/dehisensi-luka-operasi-abdomen.html 12
closure. Selain terapi non operatif, terapi operatif sangat dianjurkan
untuk pasien dengan dehisensi luka.
Beberapa referensi menyatakan bahwa penggunaan terapi non
operatif sudah tidak dianjurkan. Secara umum, terapi operatif
berupa debridement luka dan penjahitan ulang secara interuptus
dengan benang non-absorbable seringkali dilakukan, sedangkan
penggunaan “deep tension sutures” maih menjadi kontroversi.
Secara khusus, proses penutupan luka yang sering dilakukan dalam
penatalaksanaan dehisensi luka ialah penutupan secara
konvensional.
Teknik jahitan sangat berpengaruh pada penyembuhan luka.
Penutupan fasia sebaiknya tidak terlalu erat menyebabkan
gangguan aliran darah dan menyebabkan nekrosis. Penyembuhan
luka lebih bergantung pada aliran darah yang lancar daripada
penyatuan luka. Jika kondisi pasien kritis, penjahitan sekaligus
seluruh lapisan ekstraperitoneal dilakukan dengan menggunakan
jahitan retensi atau plat plastik, untuk mengurangi ketega ngan
jahitan. Teganga n pada luka didistribusikan pada area yang lebih
luas sehingga dapat mencegah nekrosis karena iskemia. Dengan
menambah luas plat, tekanan akan semakin berkurang. Manfaat lain
dari jahitan retensi adalah tegangan yang biasanya terjadi pada
fasia dapat didistribusikan keseluruh dinding abdomen. Untuk
mencegah penekanan dan maserasi kulit, dapat diletakkan Karaya
gum dibawah plat. Bahan tersebut sudah banyak digunakan pada
perawatan stoma.
Prosedur tersebut, dengan modifikasi kecil, dapat juga digunakan
untuk luka terinfeksi. Jahitan retensi digantikan suction tube, dengan
klem pada ujung tempat keluarnya melalui plat. Tube redon
memberikan area penyokong yang lebih luas dan mencegahpemotongan awal melalui kulit. Fiksasi dengan klem infus
memberikan akses yang lebih mudah pada luka dan terjadi infeksi
luka, memungkinkan untuk penutupan stepwise.
Dehisensi dinding abdomen subkutan tidak memerlukan intervensi
operasi apabila tidak ada infeksi. Indikasi operasi ditentukan oleh
perjalanan klinis dan risiko inkarserasi atau kerusakan usus kecil
oleh jahitan dari penutupan fasia. Jika paru-paru dalam keadaan
baik, penggunaan korset dapat mencegah pemisahan.
7/23/2019 Dehisensi Luka Operasi Abdomen _ Medicine Stuffs
http://slidepdf.com/reader/full/dehisensi-luka-operasi-abdomen-medicine-stuffs 13/17
12/9/2015 Dehisensi Luka Operasi Abdomen | Medicine Stuffs
http://www.medicinestuffs.com/2013/12/dehisensi-luka-operasi-abdomen.html 13
dehisensi luka operasi abdomen
Eviserasi dapat membahayakan viabilitas usus karena menyebabkan
inkarserasi atau pengeringan. Hal tersebut merupakan indikasi
absolut untuk operasi. Loop usus yang keluar dibungkus dengan
kasa steril yang dibasahi larutan salin atau ringer laktat. Kemudian
luka dibuka seluruhnya untuk menilai keseluruhan usus kecil. Untuk
menutup dinding abdomen tanpa memberikan ketegangan, seluruh
usus kecil dipijat menuju lambung, kemudian isi usus disedot dengan
suction. Abdomen kemudian diirigasi dengan larutan ringer laktat.
Setelah itu dilakukan penutupan dinding abdomen dengan teknik
yang sudah dijelaskan sebelumnya.
Teknik :
1. Pasien dengan dehisensi dinding abdominal dengan eviserasi
usus halus diposisikan berbaring dibawah anestesi umum.
2. Tepi yang terkontaminasi dari luka termasuk gabungan
peritoneum dan fasia rektus dieksisi.
3. Pada bagian ujung kranial dari insisi, jarum ditempatkan melalui
titik a’ melewati semua lapisan otot fasia rektus dan peritoneum.
Ketika jarum ditarik keluar dari titik a’, benang ditarik melalui loop
akhir dari jahitan.
7/23/2019 Dehisensi Luka Operasi Abdomen _ Medicine Stuffs
http://slidepdf.com/reader/full/dehisensi-luka-operasi-abdomen-medicine-stuffs 14/17
12/9/2015 Dehisensi Luka Operasi Abdomen | Medicine Stuffs
http://www.medicinestuffs.com/2013/12/dehisensi-luka-operasi-abdomen.html 14
Teknik menjahit dehisensi luka operasi abdomen a
4. Jarum dimasukkan dari titik b ketitik b’ , 2,5 cm dari titik a dan
titik a’
Teknik menjahit dehisensi luka operasi abdomen b
7/23/2019 Dehisensi Luka Operasi Abdomen _ Medicine Stuffs
http://slidepdf.com/reader/full/dehisensi-luka-operasi-abdomen-medicine-stuffs 15/17
12/9/2015 Dehisensi Luka Operasi Abdomen | Medicine Stuffs
http://www.medicinestuffs.com/2013/12/dehisensi-luka-operasi-abdomen.html 15
5. Jahitan dibiarkan kendur pada sisa jahitan sehingga ahli bedah
dapat memperbaiki jahitan dengan tepat. Setelah seluruh jahitan
selesai, jahitan dapat dieratkan. Berikut ditunjukkan teknik
menempatkan jahitan terakhir dari m’ ke n. Satu helai dari dua
benang dipotong,sementara helai yang dipotong dilanjutkan jahitan
ketitik n dari dalam keluar
6. Jahitan lalu diiikat setelah semua jalur jahitan dieratkan.
Teknik menjahit dehisensi luka operasi abdomen- pengikatan
7. Jahitan dikencangkan.
7/23/2019 Dehisensi Luka Operasi Abdomen _ Medicine Stuffs
http://slidepdf.com/reader/full/dehisensi-luka-operasi-abdomen-medicine-stuffs 16/17
12/9/2015 Dehisensi Luka Operasi Abdomen | Medicine Stuffs
http://www.medicinestuffs.com/2013/12/dehisensi-luka-operasi-abdomen.html 16
NextSekilas pemeriksaan fisis penyakit kulit(slide show)
PreviousKolesistitis (cholecystitis) - Bagian ketiga
RELATED POSTS
Teknik menjahit dehisensi luka operasi abdomen- pengencangan
beda h obgynSHARE THIS:
Pap Smear, indikasi Di seluruh dunia,
ditemukan kuranglebih 500.000 kasusbaru kanker serviks
dengan jumlah kematian 2
Bishop Score - Nilai
Nilai bishop adalahsuatu standarisasiobjektif dalammemilih pasien yang
lebih cocok untuk dilakuk
Transfusi darah pada Pada pelayanan dan
asuhan kebidananmungkinmembutuhkan
transfusi darah. Sangatlah
Vacuum Mnemonic A Anesthesia
asistance (Bantuananestesi) Adequatepain relief (Pereda
nyeri yang
7/23/2019 Dehisensi Luka Operasi Abdomen _ Medicine Stuffs
http://slidepdf.com/reader/full/dehisensi-luka-operasi-abdomen-medicine-stuffs 17/17
12/9/2015 Dehisensi Luka Operasi Abdomen | Medicine Stuffs
0 KOMENTAR:
Post a Comment
Copyright © 2009 - 2014 • Medicine Stuffs • All Right Reserved
Edited by MedStuffs • Design by wRock.Org
penting untuk me Penya kit jantung Kehamilan adalah
peristiwa sementaradalam kehidupanwanita, tetapi
kehamilan dengan penyakit jantu
Mengenal
Endometriosismerupakan salahsatu penyakit jinakginekologi yang saat
ini paling banyak mendapat p
top related