web viewmata kuliah. pendidikan orang dewasa. proposal . pengembangan program pendidikan dan...
Post on 30-Jan-2018
242 Views
Preview:
TRANSCRIPT
MATA KULIAH
PENDIDIKAN ORANG DEWASA
PROPOSAL PENGEMBANGAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
UNTUK ORANG DEWASA
“PELATIHAN SURAT IZIN MENGEMUDI”
DISUSUN OLEH:
SITI JUMARIAH
NIM. 1215110552
TEKNOLOGI PENDIDIKAN REGULER 2011
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas rahmat dan izin-Nya saya diberikan kemudahan dan kelancaran
sehingga dapat menyelesaikan proposal tugas akhir yang berjudul “Pelatihan Surat
Izim Mengemudi” untuk tugas dari mata kuliah Pendidikan Orang Dewasa.
Terima kasih juga saya ucapkan kepada teman-teman, terutama kepada
dosen mata kuliah Pendidikan Orang Dewasa Ibu Dra. Suprayekti, M.Pd. yang telah
memberikan pengarahan kepada saya dalam membuat proposal tugas akhir ini.
Semoga proposal ini dapat bermanfaat kepada para pembacanya. Namun
demikian, saya sangat menyadari bahwa dalam penyajian proposal ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, saya menerima setiap kritik dan saran dari pembaca
dengan tangan terbuka.
Terima kasih.
Jakarta, 30 November 2013
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1
A. Latar Belakang......................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah.................................................................................. 2
C. Pembatasan Masalah.............................................................................. 3
D. Rumusan Masalah................................................................................... 3
E. Tujuan...................................................................................................... 3
BAB II KAJIAN TEORI........................................................................................ 5
A. Surat Izin Mengemudi..............................................................................
B. Definisi Dan Konsep Pendidikan Orang Dewasa.....................................
C. Definisi Program ......................................................................................
D. Pengembangan Program.........................................................................
E. Model Pengembangan Program..............................................................
BAB III PENGEMBANGAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN UNTUK ORANG DEWASA................................................................................. 19
A. Menetapkan Kondisi Organisasi..............................................................
B. Membangun Struktur................................................................................
C. Menganalisis Kebutuhan Kepentingan....................................................
D. Menganalisis Kebutuhan Tujuan Program...............................................
E. Merancang Program................................................................................
F. Melaksanakan Program...........................................................................
G. Mengevaluasi Program............................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 27
iii
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar BelakangMobilitas yang tinggi pada zaman sekarang mengharuskan masyarakat
mengadopsi teknologi. Salah satu teknologi yang dirasa menjawab permasalahan
mobilisasi adalah dengan menggunakan kendaraan bermotor. Keinginan masyarakat
zaman sekarang yang sera modern mendorong pula kebutuhan baru akan
kendaraan, dari yang awalnya jumlah kendaraan hanya sedikit dan bersifat umum,
karena dapat dinikmati semua kalangan dalam jumlah massal, sekarang karena
beberapa alasan salah satunya kenyamanan dan efisiensi waktu, masyarakat lebih
memilih untuk memiliki dan menggunakan kendaraan pribadi, akibatnya jumlah
kendaraan yang berlalu lalang di kota-kota besar khususnya semakin bertambah hal
ini dapat terwujud tentu karena harga kendaraan bermotor yang semakin lama
semakin terjangkau dan adanya sistem kredit kendaraan bermotor, khususnya untuk
mobil pribadi dan sepeda motor yang sangat mudah ditemukan dimana-mana.
Satu permasalahan yaitu permasalahan mobilitas dapat terpecahkan dengan
adanya inovasi kendaraan bermotor, namun tak hanya sampai disitu, permasalahan
kembali muncul, dengan banyaknya jumlah kendaraan bermotor yang setiap hari
beroprasi di jalan-jalan kota, tak ayal memunculkan permasalahan baru, yaitu jumlah
kecelakaan lalu lintas kian hari kian meningkat tajam, hal ini disebabkan banyak
pengguna kendaraan bermotor yang mengesampingkan cara berkendara yang baik
dan benar serta peraturan lalu lintas yang berlaku. banyak sekali kerugian yang
dialami akibat dari tindakan lalai pengemudi, selain dapat membahayakan diri
sendiri, mengemudi dengan tidak baik yang mengesampingkan aturan-aturan
keselamatan tidaknya juga dapat membahayakan orang lain, akibatnya baik
pengemudi atau bukan pengemudi dapat mengalami kerugian materi bahkan
kehilangan nyawa.
Meskipun pengendara sudah memiliki SIM, banyak dari pengendara bermotor
yang memiliki SIM Aspal, asli tapi palsu, secara hukum ia sah memiliki SIM tersebut,
tetapi dalam cara mendapatkannya yang salah, banyak dari calon pemilik SIM
menggunakan jasa calo atau bermain belakang dengan oknum polisi untuk
mendapatkan SIM mereka secara cepat dan mudah, tentu hal ini tidaklah murah,
mengingat pembuatan SIM dengan cara “pintas” harus merogoh kocek kira-kira tiga
kali lipat dari pebuatan SIM dengan cara legal dan sah.alasanya kebanyakan dari
1
mereka adalah tidak punya waktu untuk mengurusi proses pembuatan SIM yang
berbelit-belit dan belum tentu langsung lulus, akibatnya adalah mereka lebih memilih
jalan yang ilegal. Akibat dari praktek ini adalah, pengemudi hanya mendapatkan SIM
tetapi pengetahuan dan kemampuan dalam mengemudi masih belum dianggap
memadai. Praktek ilegal inilah yang harus dibasmi, dengan sosialisasi dan tindakan
tegas pihak kepolisian, sebenarnya praktek ini dapat diminimalisir, sehingga angka
pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas dapat ditekan. Meskipun banyak yang
menggunakan cara ilegal dalam mendapatkan SIM, masih ada orang-orang yang
menempuh cara legal untuk mendapatkan SIM, meskipun tidak dijamin langsung
lulus. Kebanyakan dari mereka mengeluhkan soal teori yang terlalu sulit dan ujian
praktek dengan medan yang sulit juga, sehingga calon pengendara kebanyakan
harus mengulang, baik itu ujian teori ataupun ujian praktek.
Dilihat dari permasalahan di atas, dirasa perlu diselenggarakan suatu
program bimbingan belajar yang diselenggarakan oleh pihak satuan pelaksana
administrasi SIM POLRI, program bimbingan belajar ini nantinya akan
mempermudah calon pengendara dalam mendapatkan SIM, karena sebelum
mengikuti ujian SIM yang sebenarnya, calon pegendara akan dibekali dengan
pengetahuan dan keterampilan tentang cara mengemudi yang baik dan benar.
Salah satu syarat untuk mendapatkan SIM Adalah bagi seseorang yang
sudah berusia 17 tahun. Maka untuk menyelenggarakan program bimbingan belajar
ini adalah berlandaskan pada pendidikan orang dewasa. Sebagaimana yang
dikemukakan oleh UNESCO bahwa “istilah pendidikan orang dewasa berarti
keseluruhan proses pendidikan yang diorganisasikan, apapun isi, tingkatan dan
metodenya, baik formal maupun tidak, yang melanjutkan maupun menggantikan
pendidian semula di sekolah, kolase, dan universitas serta latihan kerja., yang
membuat orang yang dianggap dewasa oleh masyarakat mengembangkan
kemampuannya, memperkaya pengetahuannya, meningkatkan kualifikasi teknis atau
profesionalnya, dan mengakibatkan perubahan pada sikap dan prilakunya dalam
perspektif rangka perkembangan pribadi secara utuh dan partisipasi dalam
perkembangan sosial, ekonomi dan budaya yang seimbang dan bebas.”
Berdasarkan pemaparan di atas, penulis mengambil judul “Pelatihan Surat
Izim Mengemudi” untuk memenuhi proposal tugas akhir dari mata kuliah pendidikan
orang dewasa.
B. Identifikasi Masalahdengan melihat latar belakang yang dikemukakan, maka dapat diidentifikasi
beberapa masalah sebagai berikut:
2
1. Apa saja komponen yang perlu dipersiapkan untuk menyelenggarakan program
bimbingan belajar?
2. Bagaimana merancang program yang ditujukan untuk pendidikan orang dewasa?
3. Bagaimana pelaksanaan program bimbingan belajar agar efektif dan efisien?
(mengingat dari peserta program bersifat heterogen dengan latar belakang yang
berbeda-beda (usia, pendidikan, pekerjaan, dll) serta program bimbingan belajar
ini yang bersifat terbuka)
4. berapa lama waktu yang harus ditempuh oleh peserta program bimbingan
belajar?
C. Pembatasan MasalahBerdasarkan identifikasi masalah diatas, maka pembahsan ini dibatasi pada
pelaksanaan Pelatihan SIM dengan cara efektif dan efisien tanpa membutuhkan
waktu yang lama.
D. Rumusan Masalahberdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah
yang dikemukakan, maka masalah dapat dirumuskan sebagai berikut:
“Apakah program bimbingan belajar dapat menjadi solusi meminimalisir kegagalan
peserta ujian SIM dan menjadi salah satu terobosan untuk mengurangi praktek
percaloan?”
E. TujuanTujuan dari pembuatan proposal ini adalah untuk memenuhi tugas akhir serta
syarat untuk mengikuti ujian akhir semester dari mata kuliah pendidikan orang
dewasa.
3
BAB IIKAJIAN TEORI
A. Surat Izin MengemudiSurat Izin Mengemudi (SIM) adalah bukti registrasi dan identifikasi yang
diberikan oleh Polri kepada seseorang yang telah memenuhi persyaratan
administrasi, sehat jasmani dan rohani, memahami peraturan lalu lintas dan terampil
mengemudikan kendaraan bermotor. Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan
Bermotor di Jalan wajib memiliki Surat Izin Mengemudi sesuai dengan jenis
Kendaraan Bermotor yang dikemudikan (Pasal 77 ayat (1) UU No.22 Tahun 2009).
Peraturan perundang-undangan terbaru adalah Undang-Undang Nomor 22
Tahun 2009 yang menggantikan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992. UU No. 14
Tahun 1992 telah dicabut dan dinyatakan tidak berlaku, tetapi Peraturan Pemerintah
Nomor 44 Tahun 1993 yang menjelaskan UU No. 14 Tahun 1992 dinyatakan tetap
berlaku sepanjang tidak bertentangan atau belum diganti dengan yang baru
berdasarkan UU No. 22 Tahun 2009.
1. Jenis SIM
Surat Izin Mengemudi di Indonesia terdapat dua (2) jenis (Pasal 77 ayat (2) UU
No. 22 Tahun 2009):
Surat Izin Mengemudi Kendaraan Bermotor perseorangan
Surat Izin Mengemudi Kendaraan Bermotor Umum
2. Golongan SIM
a. Golongan SIM Perseorangan
Golongan SIM berdasarkan Pasal 80 UU No. 22 Tahun 2009
SIM A, untuk mengemudikan mobil penumpang dan barang perseorangan
dengan jumlah berat yang diperbolehkan tidak melebihi 3.500 kg.
SIM B1, untuk mengemudikan mobil penumpang dan barang perseorangan
dengan jumlah berat yang diperbolehkan lebih dari 3.500 kg
4
SIM B2, untuk mengemudikan Kendaraan alat berat, Kendaraan penarik, atau
Kendaraan Bermotor dengan menarik kereta tempelan atau gandengan
perseorangan dengan berat yang diperbolehkan untuk kereta tempelan atau
gandengan lebih dari 1.000 kg.
SIM C, untuk mengemudikan Sepeda Motor.
SIM D, untuk mengemudikan kendaraan khusus bagi penyandang cacat.
b. Golongan SIM Umum
Golongan SIM Umum berdasarkan Pasal 82 UU No. 22 Tahun 2009:
SIM A Umum, untuk mengemudikan kendaraan bermotor umum dan barang
dengan jumlah berat yang diperbolehkan tidak melebihi 3.500 kg.
SIM B1 Umum, untuk mengemudikan mobil penumpang dan barang umum
dengan jumlah berat yang diperbolehkan lebih dari 3.500 kg.
SIM B2 Umum, untuk mengemudikan Kendaraan penarik atau Kendaraan
Bermotor dengan menarik kereta tempelan atau gandengan dengan berat
yang diperbolehkan untuk kereta tempelan atau gandengan lebih dari 1.000
kg.
3. Persyaratan Permohonan SIM
a. perseorangan
Persyaratan pemohon SIM perseorangan berdasarkan Pasal 81 ayat (2), (3),
(4), dan (5) UU No. 22 Tahun 2009
1. Usia
o 17 tahun untuk SIM A, C, dan D
o 20 tahun untuk SIM B1
o 21 tahun untuk SIM B2
2. Administratif
o memiliki Kartu Tanda Penduduk
o mengisi formulir permohonan
o rumusan sidik jari
5
3. Kesehatan
o sehat jasmani dengan surat keterangan dari dokter
o sehat rohani dengan surat lulus tes psikologis
4. Lulus ujian
o ujian teori
o ujian praktek dan/atau
o ujian ketrampilan melalui SIMulator
Syarat tambahan berdasarkan Pasal 81 ayat (6) UU No. 22 Tahun 2009 bagi
setiap Pengemudi Kendaraan Bermotor yang akan mengajukan permohonan:
Surat Izin Mengemudi B1 harus memiliki SIM A sekurang-kurangnya 12 (dua
belas) bulan; dan
Surat Izin Mengemudi B2 harus memiliki SIM B1 sekurang-kurangnya 12 (dua
belas) bulan
b. Umum
Persyaratan permohonan SIM Umum berdasarkan Pasal 83 ayat (1), (2),
dan (3) UU No. 22 Tahun 2009:
a. Persyaratan Usia
1. SIM A Umum 20 tahun
2. SIM B1 Umum 22 tahun
3. SIM B2 Umum 23 tahun
b. Persyaratan Khusus
1. Lulus Ujian Teori
2. Lulus Ujian Praktik
Syarat tambahan berdasarkan Pasal 8 ayat (4) UU No. 22 Tahun 2009:
Permohonan SIM A Umum harus memiliki SIM C sekurang-kurangnya 12
bulan
Permohonan SIM B1 Umum harus memiliki SIM B1 atau SIM A Umum
sekurang-kurangnya 12 bulan
Permohonan SIM B2 Umum harus SIMB1 Umum sekurang-kurangnya 12
bulan
6
4. Kemudahan
SIM untuk kendaraan bermotor dapat digunakan sebagai SIM kendaraan bermotor
yang jumlah beratnya sama atau lebih rendah, sebagai berikutPasal 84 UU No. 22
Tahun 2009:
SIM A Umum dapat berlaku untuk mengemudikan kendaraan bermotor yang
seharusnya menggunakan SIM A.
SIM B1 dapat berlaku untuk mengemudikan kendaraan bermotor yang
seharusnya menggunakan SIM A.
SIM B1 Umum dapat berlaku untuk mengemudikan kendaraan bermotor yang
seharusnya menggunakan SIM A, SIM A Umum, dan SIM B1.
SIM B2 dapat berlaku untuk mengemudikan kendaraan bermotor yang
seharusnya menggunakan SIM A dan SIM B1.
SIM B2 Umum dapat berlaku untuk mengemudikan kendaraan bermotor yang
seharusnya menggunakan SIM A, SIM A Umum, SIM B1, SIM B1 Umum, SIM
B2.
5. Ketentuan Pidana
Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan yang tidak
dapat menunjukkan Surat Izin Mengemudi yang sah Kendaraan Bermotor yang
dikemudikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (5) huruf b dipidana
dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) bulan dan/atau denda paling banyak
Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah) (Pasal 288 ayat (2) UU No.22 Tahun
2009).
Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan yang tidak
memiliki Surat Izin Mengemudi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 ayat (1)
dipidana dengan pidana kurungan paling lama 4 (empat) bulan atau denda paling
banyak Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) (Pasal 281 UU No.22 Tahun 2009).
B. Definisi dan Konsep Pendidikan Orang DewasaUNESCO menerjemahkan pendidikan orang dewasa sebagai berikut:
7
“Istilah pendidikan orang dewasa berarti keseluruhan proses pendidikan yang
diorganisasikan, apapun isi, tingkatan dan metodenya, baik formal maupun tidak,
yang melanjutkan maupun menggantikan pendidian semula di sekolah, kolase, dan
universitas serta latihan kerja., yang membuat orang yang dianggap dewasa oleh
masyarakat mengembangkan kemampuannya, memperkaya pengetahuannya,
meningkatkan kualifikasi teknis atau profesionalnya, dan mengakibatkan perubahan
pada sikap dan prilakunya dalam perspektif rangka perkembangan pribadi secara
utuh dan partisipasi dalam perkembangan sosial, ekonomi dan budaya yang
seimbang dan bebas. ”
sedangkan Knowles (1984) dalam buku ”Andragogi in Action : Appliying
Modern Principles of Adult Learning”. Beberapa hal penting mengenai konsepsi
tersebut adalah : (1) orang dewasa berbeda dengan anak-anak dalam hal sikap
hidup, pandangan terhadap nilai-nilai hidup, minat, kebutuhan, ide/gagasan, hasrat-
hasrat dan dorongan-dorongan untuk melakukan suatu perbuatan ; (2) orang dewasa
sudah banyak memiliki pengalaman-pengalaman hidup(lebih banyak daripada anak-
anak), maka mereka pada umumnya tidak mudah diubah sikap hidupnya; (3) orang
dewasa mempunyai konsep diri yang kuat dan mempunyai kebutuhan untuk
mengatur dirinya sendiri, oleh karena itu mereka cenderung menolak apabila dibawa
ke dalam situasi yang digurui atau diperlakukan sebagai anak-anak; (4) pengalaman
merupakan sumber yang paling kaya dalam proses belajar orang dewasa, oleh
karena itu inti metodologi proses belajar orang dewasa adalah menganalisis
pengalaman; (5) pada umumnya tidak ada perbedaan pada tingkat kecerdasan dan
kemampuan belajara antara orang dewasa dan anak-anak, bila ada perbedaan
mungkin hanya terjadi antara individu yang satu dengan individu lainnya; (6) orang
akan lebih cepat dan lebih mudah menerima dan memahami isi pelajaran atau
pendidikan apabila ia telah dapat menyadari dan menginsafi manfaat dan pentingnya
pelajaran dan pendidikan itu bagi kehidupan; dan (7) orang akan lebih mudah
memahami suatu hal apabila dapat diterapkannya melalui berbagai jenis panca
indera(penglihatan, perasaan, perasaan, dll),
C. Definisi Program Program adalah sesuatu yang cukup sulit untuk didefinisikan, karena banyak
pengertian yang mendefinisikan program secara luas untuk berbagai bidang.
Program diklat dapat didefinisikan sebagai sebuah kursus formal, satu rangkaian
kursus, sebuah proyek belajar individu, ataupun sebuah lokakarya dan lain
sebagainya. Banyak definisi dari program karena program memiliki banyak bentuk
sesuai dengan tujuan program.
8
Walaupun terdapat perbedaan dari segi definisi, program diklat tetap memiliki
satu persamaan yang bisa menjadi ciri khas untuk tiap definisi program diklat.
Persamaannya adalah mereka datang bersama (secara fisik atau virtual) untuk
sebuah tujuan yang sama yaitu belajar.
Program diklat menurut Brookfield (1986:204)adalah “setiap program diklat
memiliki batasan waktu (dengan tanggal dan bulan yang jelas). Program diklat
berbeda dengan program sekolah formal yang jangka panjang”. Maksudnya adalah
bahwa terdapat batasan waktu pada pelaksanaan program diklat, batasan waktu
yang dimaksud tidaklah sama dengan sekolah formal yang memiliki waktu lebih
lama.
Jadi dari pengertian diatas dapat ditarik keSIMpulan bahwa program diklat
merupakan sebuah kursus formal dimana pesertanya datang secara bersama dan
memiliki tujuan yang sama pada batas waktu yang telah ditentukan.
D. Pengembangan ProgramTerdapat banyak cara yang dilakukan untuk mengembangkan program diklat.
Program diklat bisa dikembangkan dengan melihat kondisi fenomena yang terjadi.
Penggiat organisasi LSM ataupun kordinasi komunitas masyarakat biasanya
mengembangkan program diklat untuk orang dewasa sesuai bidang yang dikajinya.
Contoh : pelatihan membuat pupuk kompos yang dikembangkan oleh komunitas
greenlife karena masalah penumpukan sampah dari lingkungan rumah tangga,
seminar Anti Kekerasan terhadap Anak yang dikembangkan Komnas Perlindungan
Anak karena banyaknya masalah penganiayaan yang dilakukan orangtua maupun
orang lain terhadap anak dibawah umur.
Program diklat juga bisa dikembangkan dengan melihat minat masyarakat
yang sedang menjadi “trend”. Contoh : seminar menulis kreatif, dikembangkan
dengan melihat fakta banyak anak mudah yang kini gemar menulis namun masih
belum jelas ciri khas penulisannya sehingga tidak terlihat kreatif. Program diklat juga
bisa dikembangkan atas dasar program pemerintah seperti penyuluhan program
Keluarga Berencana yang merupakan program BKKBN.
Beberapa contoh program diklat diatas akan berhasil dilakukan apabila terjadi
kesinambungan antara pihak yang menyelenggarakan program dengan
peserta/sasaran program. Misalnya kebutuhan masyarakat karena terdapat suatu
masalah di lingkungannya kemudian sang penyelenggara program harus
menganalisis apa saja kebutuhan yang harus dipenuhi untuk menjawab masalahnya.
9
Komponen-komponen dalam membuat program pelatihan ini lebih kompleks
dibandingkan dengan pembelajaran di kelas atau sekolah, komponen tersebut
adalah sebagai berikut :
a. Pemeran UtamaProgram diklat membutuhkan beberapa pemeran utama. Mereka adalah
peserta diklat (pembelajar), fasilitator, guru, tutor, konselor, sebagai “pelatih”
serta administrator, manager, finansial keuangan dan staff lainnya sebagai pihak
penyelenggara ataupun sponsor.
Mungkin selama ini banyak yang menganggap hanya satu pemeran dalam
sebuah program diklat yaitu peserta diklat. Peserta diklat dianggap memiliki
pemeran satu-satunya dalam program diklat karena hanya mereka yang
membutuhkan pelatihan. Mereka sebagai orang dewasa sudah memiliki
kemampuan untuk menganalisis kebutuhan dirinya dan mengambil keputusan
untuk mengikuti diklat yang mana.
Mereka dianggap mampu mengarahkan dirinya untuk memilih program diklat
lalu mengikutinya tanpa diberi bantuan pengawasan dalam memilihnya.
Sedangkan program diklat adalah sebuah investasi, memerlukan biaya yang
besar dan perencanaan yang matang. Perencanaan yang matang tidak hanya
dimiliki oleh penyelenggara tapi juga oleh para peserta diklat. Sehingga setiap
peserta diklat harus meyakinkan dan menjamin bahwa dirinya akan belajar ketika
mengikuti program diklat.
Ada pemeran lain yang sebenarnya cukup sentral dalam sebuah diklat, yaitu
tenaga pendidik dan pelatih yang memiliki berbagai penyebutan nama tergantung
spesialisasinya. Tenaga diklat ini harus bisa membantu peserta mencapai
tujuannya dalam mengikuti diklat, memahami berbagai pendekatan dalam belajar
secara teori pendidikan ataupun psikologi, dan diharapkan tidak hanya
menyajikan materi namun juga bisa menjalin hubungan dan memiliki chemistry
dengan para peserta. Tak heran bila kini banyak diklat yang mengundang
pembicara terkenal, karismatik, dan memiliki komunikasi interpersonal yang baik.
Dengan parameter kondisi masyarakat yang beragam dari segi sosial,
budaya, ekonomi serta politik, maka para tenaga pendidik pun diharapkan
memiliki karakteristik yang berbeda-beda atau tidak seragam. Hal ini dilakukan
supaya tidak terjadi salah paham antara peserta dan pendidik yang mengarah ke
golongan tertentu saja.
Seorang tenaga diklat yang melaksanakan diklat harus memastikan materi
diklat yang disajikannya akan memberi dampak positif pada peserta diklat dan
10
memberi kontribusi. Dari sini kita bisa lihat tingkat efisiensi dan efektivitas sebuah
program diklat. Sehingga memudahkan pihak penyelenggara ketika akan
mengembangkan diklat. Penyelenggara diklat harus menjamin bahwa diklat yang
akan diselenggarakan ini menghasilkan keuntungan yang terukur baik untuk para
peserta diklat secara personal ataupun efek penyebarannya di masyarakat luas.
Selain itu, pihak penyelenggara diklat yang biasanya terdiri dari administrator,
desainer, manager, sponsorship, dan lainnya juga memegang peran penting
dalam sebuah diklat. Mereka justru orang-orang yang secara langsung
bertanggung jawab atas program diklatnya. Meskipun para peserta diklat dan
tenaga diklat sudah memberi kontribusi yang baik tapi apabila diklat tida
dirancang secara sistematik maka tujuan dari program diklat pun tidak akan
tercapai.
Maka ketiga pemeran utama ini diharapkan mampu bekerja sama dengan
baik sehingga proses belajar itu bisa tercapai dan bisa mencapai tujuan diklat itu
sendiri. Masing-masing memiliki peran yang berbeda dan kewajiban mengontrol
yang tak sama namun mengarah pada tujuan yang sama. Dengan demikian
program diklat bisa berhasil dilaksanakan.
b. KonteksPengembangan program diklat pasti berhubungan erat dengan konteks dan
setiap tenaga diklat & penyelenggara diklat harus menyadari bahwa program
diklat harus dibawa ke dalam konteks tertentu. Pada beberapa kasus, para
tenaga diklat dan penyelenggara diklat merasa terbentur dengan pilihan konteks
yang dianggap terbatas. Padahal pada kenyataannya, kita tidak akan kehabisan
konteks diklat selagi kebutuhan manusia belum terpenuhi secara sempurna.
Pengkajian mengenai konteks yang akan membungkus konten pelatihan pun
harus menjadi sorotan tersendiri. Peserta diklat juga harus memahami program
diklat mana yang menyajikan konten sesuai konteks yang dibutuhkannya.
Maka setiap tujuan pelatihan pun diharapkan tidak hanya memuat konten
yang akan disajikan namun juga konteks yang akan dibawanya. Contoh: program
seminar HIV/AIDS dalam konteks pencegahan penyebaran HIV AIDS di
kalangan remaja. Jangan sampai program pelatihan ini diikuti oleh pasien HIV/
AIDS yang ingin mengikuti seminar pengobatan HIV/AIDS.
E. Model Pengembangan ProgramBeberapa program pengajaran terstruktur pada pengetahuan. Tradisi liberal
dalam pendidikan orang dewasa mengacu pada praktek universitas abad ke-19
11
membagi pengetahuan ke dalam disiplin ilmu. Dengan disiplin akademis akan
menentukan hasil dari sebuah pelatihan yang diajarkan oleh seorang ahli dalam
disiplin itu, dan strukturnya akan didasarkan pada kebijaksanaan yang diberikan
kalangan sarjana tentang bagaimana disiplin yang biasanya diselenggarakan ketika
diajarkan. Proses iniakan dilihat sebagaima mentransfer pengetahuan dengan cara
yang terproses dari ahli kepada siswa, dan pada saat yang sama secara bertahap
memulai siswa ke dalam proses kritis dan penelitian yang terkait dengan disiplin itu.
Untuk pengembangan program pendidikan dan pelatihan orang dewasa ini,
penulis memilih mode knowles, karena penulis merasa model inilah yang paling tepat
untuk membuat sebuah program pendidikan orang dewasa untuk pelatihan Surat Izin
Mengemudi (SIM) yang benar-benar belum pernah ada dan bersifat baru.
Berikut adalah langkah-langkah Model Knowles:
1. Mendirikan sebuah organisasi. Disini dibahas cara-cara membuat
(estabilishing) lingkungan edukatif dalam sebuah organisasi dari perlunya
perubahan dan pertumbuhan. Digambarkan sebagai 'menciptakan' iklim
konduktif untuk belajar, iklim konduktif untuk belajar harus dinyatakan dalam
kebijakan resmi organisasi.
2. Membangun struktur. Disini dibahas cara untuk membuat komite atau
struktur untuk mendukung dan mempromosikan pendidikan orang dewasa
dalam organisasi.
3. Menganalisis kebutuhan kepentingan. Disini diteliti berbagai jenis kebutuhan
dan kepentingan bahwa individu, organisasi dan komunitas. Mengidentifikasi
beberapa cara untuk menganalisis kebutuhan kepentingan ketiga kelompok
diatas.
4. Menganalisis kebutuhan tujuan program. Disini dibahas bagaimana
kebutuhan yang telah dianalisis harus disaring melalui tiga filter tujuan
lembaga, kelayakan, dan kepentingan klien.
5. Merancang program. Disini dibahas berbagai prinsip-prinsip program dan
desain program, dan proses untuk memilih format berbeda untuk melakukan
pembelajaran.
6. Melaksanakan program. Disini dibahas praktek melaksanakan dan
mengelola program, termasuk rekrutmen instruktur, promosi, rekrutmen
peserta, dan manajemen keuangan serta fasilitas.
7. Mengevaluasi program. Disini dibahas tujuan dan metode evaluasi, dan cara
penggunaanya.
12
PENGEMBANGAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN UNTUK ORANG DEWASA
“PELATIHAN SURAT IZIN MENGEMUDI”(Dengan menggunakan model Knowles)
A. Menetapkan Kondisi OrganisasiKondisi organisasi disini sifatnya masih baru, karena pelatihan surat izin
mengemudi sendiri belum pernah ada, khususnya di indonesia yang diselenggrakan
secara formal oleh pihak polri satuan pelaksana administrasi SIM Ataupun pihak
satuan lalu lintas yang bergerak dalam bidang ini.
Organisasi ini diciptakan untuk meminimalisir kegagalan peserta ujian SIM
dan memberantas praktek percaloan serta menciptakan lingkungan kerja yang bersih
dan jujur (good and clean governance). Diharapkan dengan adanya organisasi ini,
dapat meningkatkan pelayanan kepolisian terhadap masyarakat khususnya dalam
hal berkendara. Pembentukan organisasi ini juga atas dasar bentuk cara menekan
jumlah pelanggaran lalu lintas. Pembentukan organisasi atas dasar fenomena yang
marak terjadi masyarakat yaitu mengenai lalu lintas, dapat dikatakan organisasi ini
dibentuk untuk menjawab dan dijadikan solusi atas permasalahan dan fenomena
yang terjadi di atas.
B. Membangun StrukturUntuk struktur organisasi penyelenggara pelatihan Surat Izin Mengemudi
(SIM) ini perlu melakukan kerjasama antara beberapa pihak, yaitu:
1. Pihak Kepolisian Republik Indonesia bertugas sebagai pengatur dan pengawas
jalannya pelaksanaan pengadaan SIM. Seperti yang sudah ada sekarang, satuan
pelaksana administrasi SIM Adalah unit khusus yang sengaja dibentuk oleh polri
untuk menangani pengadaan SIM di indonesia.
2. Satuan pelaksana administrasi SIM bertugas untuk merencanakan program
untuk pelatihan SIM dan membentuk unit pelatihan SIM
3. Unit pelatihan SIM bertugas untuk melaksanakan pelatihan SIM kepada peserta
pelatihan SIM.
4. Unit pelatihan SIM dibagi lagi menjadi tiga divisi, yaitu divisi pelatihan teori, divisi
pelatihan praktek dan divisi pelatihan pengembangan diri/psikologi pengendara.
13
Adapun petugas-petugas yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan pelatihan
SIM ini haruslah dari pihak yang menguasai betul tentang tata cara berkendara
yaitu petugas kepolisian dari bidang satuan lalu lintas yang nantinya akan
bertugas sebagai instruktur.
Secara rinci struktur organisasiya adalah sebagai berikut:
C. Menganalisis Kebutuhan KepentinganDalam penyelenggaraan pelatihan SIM ini, melibatkan banya komponen, baik
itu individu yaitu peserta pelatihan maupun organisasi yaitu satuan pelaksana
administrasi SIM.
secara rinci komponen yang perlu dianalisis kebutuhannya dijelaskan sebagai
berikut:
1. Peserta pelatihan SIM yang notabenenya adalah masyarakat umum yang
ingin memiliki SIM.
2. Instruktur pelatihan SIM yang ditunjuk ditunjuk oleh unit satuan pelaksana
administrasi SIM notabenenya adalah petugas kepolisian unit satuan lalu
lintas dari satuan pelaksana administarasi SIM.
Untuk mengetahui kebutuhan kepentingan ketiga komponen diatas, maka
perlu diadakan pengumpulan dan analisis data. Pengumpulan data dapat dilakukan
14
dengan mengadakan wawancara terbuka terhadap ketiga elemen diatas: adapun
butir wawancara yang akan ditanyakan adalah sebagai berikut:
a. Individu (masyarakat yang menjadi pengendara kendaraan bermotor)
1. Bagaimana opini anda tentang penyelenggaraan administrasi SIM yang
sudah berjalan saat ini?
2. Menurut anda perlu tidak diselenggarakan pelatihan SIM?
3. Bila perlu diadakan pelatihan SIM, menurut anda apa saja hal yang perlu
dilakukan untuk menyelenggarakannya?
4. Apa harapan anda jika penyelenggaraan SIM ini benar-benar dibentuk
dan diterapkan di masyarakat?
b. Organisasi (satuan pelaksana administrasi SIM/SATPAS SIM)
1. Menurut anda apakah pelayanan terkait administrasi SIM yang sudah
berjalan saat ini sudah memenuhi harapan dan tujuan dari organisasi
atau belum?
2. Apa saja upaya yang sudah dilakukan satpas SIM dan kepolisian untuk
meminimalisir permasalahan berkendara terkait maraknya praktek ilegal
kepemilikan surat izin mengemudi yang beredar di masyarakat?
3. Misalnya diadakan pelatihan SIM, menurut anda apakah cara tersebut
dapat menjawab permasalahan yang terjadi?
4. Apa saja yang perlu dipersiapkan organisasi jika pelatihan SIM benar-
benar diwujudkan untuk menjawab permasalahan diatas?
D. Menganalisis Kebutuhan Tujuan Programsetelah mendapat data dan informasi melalui tahapan menganalisis
kebutuhan kepentingan yang dilakukan dengan wawancara, selanjutnya adalah
tahap menganalisis kebutuhan tujuan program. pada tahap ini kebutuhan-kebutuhan
yang sudah diketahui dirumuskan dan dibuatlah sebuah tujuan dari program yang
nantinya akan dikembangkan. dalam hal ini telah didapat tujuan dari program
pelatihan SIM Adalah untuk menekan angka pelanggaran lalu lintas dan
memberantas praktek percaloan.
secara rinci analisis tujuan program adalah sebagai berikut:
1. Menekan angka pelanggaran lalu lintas, maksudnya adalah dengan
diadakannya pelatihan SIM ini dapat menekan jumlah gugurnya peserta
ketika melaksanakan ujian SIM. Karena kebanyakan peserta ujian SIM
banyak yang tidak paham tentang bagaimana peraturan lalu lintas dan tata
cara berkendara yang baik. Dengan diadakannya pelatihan ini diharapkan
15
masyarakat memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang berlalu lintas
yang baik. Sehingga kepemilikan SIM Adalah benar adanya karena
masyarakat benar-benar memiliki pengetahuan dan keterampilan
mengemudi yang didapat dari pelatihan dan mengikuti ujian secara legal.
2. Membrantas praktek percaloan, hal ini terjadi dikarenakan banyaknya
peserta yang gugur dalam mengikuti ujian SIM, akibatnya mereka harus
mengulang di kemudian hari. Selain itu banyak juga peserta ujian SIM yang
tidak memiliki waktu untuk mengurus administrasi pembuatan SIM,
pembuatan SIM yang berbelit-belit dsb. Walhasil akibat fenomena diatas
menyebabkan bermunculannya banyak calo dan oknum-oknum yang tidak
bertanggung jawab untuk melakukan praktek ilegal yaitu jasa percaloan dan
praktek suap pada sejumlah oknum-oknum tidak bertanggung jawab.
Dengan diadakannya pelatihan SIM ini diharapkan masyarakat benar-benar
sadar akan pentingnya sebuah keselamatan berkendara. Dengan adanya
pelatihan yang dapat meminimalisir angka gugur dalam ujian, diharapkan
masyarakat termotivasi untuk mengikuti ujian SIM, karena biaya pelatihan ini
nantinya akan terintegrasi dengan biaya pembuatan SIM, jadi tidak perlu
mengeluarkan uang lebih seperti yang terjadi pada praktek percaloan dan
penyuapan oknum.
E. Merancang ProgramUntuk pelatihan SIM ini dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu:
1. Pelatihan teori
Untuk pelatihan teori sendiri dilakukan di dalam ruang-ruang kelas
yang setiap ruangannya berkapasitas 30 orang, dengan sistem cluster yaitu
dibagi berdasarkan golongan SIM. Peserta pelatihan difasilitasi dengan
komputer yang dalam penggunaannya dibimbing oleh instruktur. Untuk
pelaksanaan pelatihan teori kurang lebih memakan waktu 6 jam pelajaran.
2. Pelatihan praktek
a. Untuk SIM C (sepeda motor) dapat melakukan praktek secara
perseorangan karena disediakan kendaraan berupa sepeda motor dan
track khusus, dibimbing oleh instruktur.
b. Untuk SIM A, B I, B II, dan umum praktek dilakukan di ruang SIMulasi
yang terdapat monitor yang memunculkan track virtual serta replika
16
bentuk kemudi kendaraan serta kelengkapan kendaraan seperti aslinya
yang dapat diatur.
3. Pelatihan pengembangan diri/psikis
Sama seperti pelatihan teori, pelatihan pengembangan diri ini
dilakukan di dalam ruangan-ruangan yang terbagi dalam cluster-cluster
berdasarkan golongan SIM. Namun dalam pelaksanaannya pelatihan
pengembangan diri ini dilakukan setelah peserta pelatihan mengikuti ujian
SIM sesungguhnya dan telah lulus pada tahap ujian teori dan praktek.
Periode dari ketiga tahapan tersebut dilakukan secara berurutan. untuk
materinya sendiri untuk masing-masing tahapan memuat materi-materi sebagai
berikut:
1. Materi pelatihan teori Ketentuan-ketentuan umum tentang lalu lintas
SIM, stnk dan surat-surat kendaraan lainnya
Peraturan lalu lintas tentang
Penggunaan jalan
Kecepatan dan jarak antar kendaraan
Mendahului dan didahului
Berhenti dan parkir
Kewajiban setelah terjadi kecelakaan
Penggunaan lampu-lampu kendaraan
Ukuran dan muatan kendaraan
Kelengkapan kendaraan
Pengangkutan dan barang-barang
Rambu-rambu
Yang memberi petunjuk
Yang memberikan peringatan tentang suatu bahaya
Yang mengatur prioritas di perSIMpangan
Larangan dan perintah
Marka garis jalan
Teknik mengemudi
Perilaku dan keselamatan umum dalam berlalu lintas
17
Pengetahuan khusus bagi masing-masing golongan SIM
Pengetahuan bagi pemegang SIM A
Pengetahuan bagi pemegang SIM b-i (bis dan mobil beban)
Pengetahuan bagi pemegang SIM b-ii (kombinasi mobil
beban/gandengan)
Pengetahuan bagi pemegang SIM C
Pengetahuan bagi pemegang SIM umum
Pengertian-pengertian
2. Materi pelatihan praktek Jalan
Jenis jalan
Kontur/struktur jalan
Bagian-bagian jalan
Berkendara
Pengaturan gas
Pengereman
Pengaturan kopling (manual/otomatis)
Menentukan timing
3. Materi pelatihan pengembangan diri/psikis kondisi fisik saat mengendarai
kondisi kejiwaan dan mental saat mengendarai
tindakan-tindakan yang dilakukan apabila
mengalami kecelakaan lalu lintas
melihat kecelakaan lalu lintas
mengalami masalah pada kendaraan
melalui jalan sepi/ramai
melalui jalan dengan kendaraan cepat/lambat
Didahului kendaraan lain secara tiba-tiba
Melakukan pengereman mendadak
18
F. Melaksanakan Programa. Rekrutmen Instruktur
Untuk rekrutmen instruktur dilakukan oleh satuan pelaksana administrasi SIM, penyeleksian didasarkan atas:
Kesesuaian dengan bidangnya, yaitu tergabung dalam unit satuan lalu lintas
Pengalaman yang memadai tentang berlalu lintas dan berkendara kendaraan bermotor
Keterampilan dalam berkomunikasi dengan orang banyak
Memiliki keinginan dan tekad yang kuat dalam membantu membelajarkan orang lain
Selain kriteria diatas, untuk menciptakan instruktur yang berkualitas pihak satuan pelaksana administrasi SIM Akan mentraining
(training of trainer) para calon instruktur khususnya untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam mengajar.
b. Rekrutment PesertaUntuk perekrutan peserta sendiri dilakukan secara terbuka bagi masyarakat umum yang ingin memiliki surat izin mengemudi
dengan menempuh program pelatihan terlebih dahulu. karena pada dasarnya pelatihan ini sifatnya tidak wajib dan diperuntukkan
untuk peserta ujian yang merasa belum cukup pengetahuan dan keterampilan berkendara dengan baik dan benar dan bagi peserta
yang telah gagal ujian SIM. Syaratnya adalah (secara lengkap seperti yang tercantum dalam baB II kajian teori):
Persyaratan permohonan pelatihan SIM
1. Usia
4. 17 tahun untuk SIM A, C, dan D
5. 20 tahun untuk SIM B1
6. 21 tahun untuk SIM B2
2. Administratif
memiliki Kartu Tanda Penduduk
mengisi formulir permohonan pelatihan
19
c. Manajemen KeuanganKarena terintegrasi dengan pembiayaan pebuatan SIM, peserta tidak perlu lagi mengeluarkan uang untuk mengikuti
pelatihan SIM ini, peserta hanya perlu mengisi formulir pendaftaran pelatihan SIM. karena pada dasarnya pelatihan SIM ini
diselenggarakan sebagai wujud dari peningkatan pelayanan kepolisian mengenai administrasi SIM.
d. FasilitasFasilitas yang digunakan adalah fasilitas yang sengaja disediakan khusus, antara lain adalah:
Ruangan yang difasilitasi dengan komputer personal berisi soal-soal teori
Track khusus untuk pelatihan praktek golongan SIM C
Ruang simulasi untuk golongan SIM A, B I, B II dan umum yang berisi alat simulator sim (terdiri dari monitor dan kemudi
yang mirip aslinya dan dapat digunakan sesuai dengan fungsi aslinya)
Ruangan-ruangan untuk pelatihan pengembangan diri
e. Waktu Untuk pelatihan teori dan praktek dilakukan pada hari libur, yaitu hari sabtu dan minggu, karena pada hari biasa (senin-
jum’at) adalah hari kerja, dan tidak memungkinkan bagi mereka yang bekerja dengan jadwal tersebut dapat menghadiri pelatihan.
Jadi pelatihan ini disesuaikan atas dasar pemikiran tersebut. Sedangkan untuk pelatihan pengembangan diri dilaksanakan secara
terpisah, yakni disaat peserta pelatihan telah selesai menempuh pelatihan teori dan praktek SIM yang dilanjutkan dengan kelulusan
dalam ujian teori dan praktek SIM.
f. Sosialisasi
20
Untuk mensosialisasikan program pelatihan ini, pihak-pihak terkait penyelenggaraan administrasi SIM sangatlah berperan
penting. Dengan melakukan sosialisasi di berbagai tempat dengan melakukan penyuluhan, memasang iklan dan informasi
diberbagai media, dll.
g. Urutan Pemberian Materi
Pelatihan Teori
MATERIWAKTU/JAM PELAJARAN
MEDIA METODE EVALUASI
1. Ketentuan-ketentuan umum
tentang lalu lintas
6 Jam Pelajaran Komputer Personal Ceramah Soal-soal yang berisi materi-
materi yang sudah dipelajari,
peserta hanya perlu mengisi
soal yang sydah ada di
komputer. Bentuk soal
merupakan pilihan ganda
2. SIM, stnk dan surat-surat
kendaraan lainnya
3. Peraturan lalu lintas tentang:
a. Penggunaan jalan
b. Kecepatan dan jarak antar
kendaraan
c. Mendahului dan didahului
d. Berhenti dan parkir
e. Kewajiban setelah terjadi
kecelakaan
f. Penggunaan lampu-lampu
kendaraan
21
g. Ukuran dan muatan
kendaraan
h. Kelengkapan kendaraan
i. Pengangkutan dan
barang-barang
4. Rambu-rambu:
a. Yang memberi petunjuk
b. Yang memberikan
peringatan tentang suatu
bahaya
c. Yang mengatur prioritas
di persimpangan
d. Larangan dan perintah
e. Marka garis jalan
5. Teknik mengemudi
6. Perilaku dan keselamatan
umum dalam berlalu lintas
7. Pengetahuan khusus bagi
masing-masing golongan SIM:
a. Pengetahuan bagi
pemegang SIM A
b. Pengetahuan bagi
pemegang SIM b-i (bis
22
dan mobil beban)
c. Pengetahuan bagi
pemegang SIM b-ii
(kombinasi mobil
beban/gandengan)
d. Pengetahuan bagi
pemegang SIM C
e. Pengetahuan bagi
pemegang SIM umum
f. Pengertian-pengertian
Pelatihan Praktek
MATERIWAKTU/JAM PELAJARAN
MEDIA METODE EVALUASI
1. Pengenalan jalan:
a. Jenis jalan
b. Kontur/struktur jalan
c. Bagian-bagian jalan
4 jam pelajaran
(untuk golongan
SIM A, B I, B II,
dan Umum)
15 menit untuk
masing-masing
peserta
Simulaor SIM (untuk
golongan SIM A, B I, B
II, dan Umum) dan
sepeda motor untuk
golongan SIM C
Pembimbingan,
Simulas dan praktek
Mengendarai kendaraan
(menggunakan simulator/
menggunakan sepeda motor)
2. Berkendara:
a. Pengaturan gas
b. Pengereman
23
c. Pengaturan kopling
(manual/otomatis)
d. Menentukan timing
(mendahului, didahului,
dsb.)
golonganSIM C
Pelatihan Pengembangan Diri
MATERIWAKTU/JAM PELAJARAN
MEDIA METODE EVALUASI
1. Kondisi fisik saat mengendarai 2 jam pelajaran Slide-slide power point
yang menggunakan
LCD proyektor
Ceramah,
presentasidan
simulasi
Peserta diberi soal pilihan
ganda terkait dengan materi
yang sudah diberikan.
2. Kondisi kejiwaan dan mental
saat mengendarai
3. Tindakan-tindakan yang
dilakukan apabila:
a. Mengalami kecelakaan
lalu lintas
b. Melihat kecelakaan lalu
lintas
c. Mengalami masalah pada
kendaraan
d. Melalui jalan sepi/ramai
24
e. Melalui jalan dengan
kendaraan cepat/lambat
f. Didahului kendaraan lain
secara tiba-tiba
g. Melakukan pengereman
mendadak
25
G. Mengevaluasi ProgramUntuk mengetahui sejauh mana keberhasilan program yang sudah
diselenggarakan, maka perlu diadakan evaluasi program dimana pelaksanaan
program tidak luput dari beberapa komponen, yaitu:
1. Evaluasi peserta Selain evaluasi yang telah dilakukan pada tahap pelaksanaan program,
evaluasi peserta juga dilakukan saat peserta selesai mengikuti ujian SIM .
Evaluasi menggunakan skala yang dinilai dari beberapa aspek yaitu:
Petunjuk : Berilah jawaban sesuai pilihan anda dengan cara memberi tanda centang
(√) pada kolom yang tersedia, kemudian berilah alasan anda dengan mengisi kolom keterangan yang tersedia.
No AspekSkala
4 3 2 11 Kesesuaian antara materi pelatihan dengan soal-
soal ujian teori
2 Kesesuaian materi pelatihan praktek dengan ujian
praktek
3 Kepuasan setelah mengikuti pelatihan dan
mengikuti ujian SIM
Keterangan1
2
3Keterangan:4 : Sangat Baik3 : Baik2 : Cukup Baik1 : Kurang Baik
26
2. Evaluasi instrukturUntuk evaluasi instruktur dilakukan oleh divisi evaluasi. Evaluasinya
sendiri dilakukan dengan mempertemukan semua instruktur dalam satu
ruangan,tujuannya adalah untuk mendengar aspirasi dari para instruktur, dengan
berdiskusi mengenai pelaksanaan pelatihan SIM.
Butir-butir pertanyaan yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
8. Apa saja permasalahan yang terjadi dan dialami selama anda menjadi
instruktur diklat?
9. Apa yang anda lakukan untuk memecahkan permasalahan tersebut ketika
pelaksanaan pelatihan sedang berlangsung?
10. Apa kekurangan dan kelebihan program yang sudah dirancang yang
kemudian anda laksanakan dilapangan? Apakah terdapat gap/kesenjangan
antara program dengan kenyataan dilapangan dunilai dari sudut pandang
anda sebagai instruktur?
3. Evaluasi Media dan Sarana dan PrasaranaUntuk mengevaluasi media, dilakukan observasi/pengamatan oleh divisi
evaluasi, pengamatan dilakukan saat pelaksanaan pelatihan berlangsung, hal ini
bertujuan untuk mengetahui apakah media yang digunakan tepat guna atau
tidak.
Untuk bentuk instrumennya sendiri observasi ini dilakukan dengan
menggunakan lembar pengamatan, dengan butir-butir sebagai berikut:
No. Aspek yang Diamati Skor
1 Cara pengoprasian
2 Keterjangkauan (fleksibilitas)
3 Tepat guna/tepat sasaran
4 Mempermudah peserta
5 Relevansi
Keterangan Rentang Skor :A : Sangat BaikB : BaikC : Cukup D : Kurang E : Kurang Sekali
27
4. Evaluasi proses pelaksanaan programEvaluasi ini dilakukan dibagian akhir, setelah semua rangkaian
pelaksanaan program telah selesai dilaksanakan. Adapun yang menjadi aspek-
aspek dalam evaluasi proses pelaksanaan program adalah:
1. Peserta Pelatihan
2. Instruktur
3. Media dan Sarana dan Prasarana
Data yang diperoleh dari evaluasi peserta pelatuhan, evaluasi yang didapat dari
aspirasi instruktur dan evaluasi dari media dan sarana dan prasarana dikumpulkan menjadi
satu, kemudian dianalisis, dari situlah dapat ditemukan kelebihan dan kekurangan dari
proses pelaksanaan program pelatihan SIM ini.
DAFTAR PUSTAKA28
http://ikaput.blogspot.com/2012/06/21/ pendidikan-orang-dewasa-menilai-kebutuhan-dan-minat-orang-dewasa-dalam-proses-pembelajaan.html (diunduh tanggal 31 agustus)
http://erasupra.wordpress.com/2010/06/18/konsep-belajar-orang-dewasa-dalam-pembelajaran-keaksaraan-fungsional.html (diunduh tanggal 31 agustus)
http://id.wikipedia.org/wiki/Surat_Izin_Mengemudi
http://www.tmcmetro.com/news/2012/03/menimba-program-bimbel-dari-satpas-SIM-daan-mogot
29
top related