daftar isi& kata pengantar combined - sukabumikab.go.id dinkes... · strategis dinas kesehatan...
Post on 03-Mar-2019
221 Views
Preview:
TRANSCRIPT
RENCANA
STRATEGIS DINAS KESEHATAN KABUPATEN
SUKABUMI TAHUN 2016-2021
DAFTAR ISI
Hal
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………………………
1.2 Landasan Hukum ………………………………………………………………………..
1.3 Maksud dan Tujuan …………………………………………………………………….
1.4 Sistematika Penulisan …………………………………………………………………
BAB II Gambaran Pelayanan Dinas Kesehatan
2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi ………………………………………
2.2 Sumber Daya ……………………………………………………………………………
2.3 Kinerja Pelayanan …………………………………………………………………….
2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan ………………………
BAB III Isu-isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan.
3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Terpilih ………………………………………………………………………….
3.3 Telaahan Renstra Kementrian/Lembaga dan Renstra Provinsi ……….
3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis …………………………………………………………………………
3.5 Penentuan Isu-isu Strategis ……………………………………………………….
BAB IV Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan
4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah ……………………………………….
4.2 Strategi dan Kebijakan ……………………………………………………………….
BAB V Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan
Pendanaan Indikatif ……………………………………
BAB VI Indikator Kinerja Dinkes Kesehatan Kabupaten Sukabumi yang mengacu
pada Tujuan dan sasaran RPJMD Kabupaten Sukabumi
………………………………………………………………….
BAB VII Penutup ……………………………………………………………………
1
2
3
3
5
7
10
25
27
28
66
73
75
89
90
92
120
125
K A T A P E N G A N T A R
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas Rahmat, Hidayah
dan KaruniaNya Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi telah selesai menyusun
penyempurnaan dan penajaman Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan
Kabupaten Sukabumi Tahun 2016 - 2021 yang disesuaikan dengan kebijakan
Kabupaten Sukabumi serta sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun
2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Renstra Dinas Kesehatan
Kabupaten Sukabumi merupakan dokumen perencanaan yang bersifat indikatif dan
memuat berbagai program pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan langsung
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi untuk kurun waktu tahun 2016-2021,
dengan penekanan pada pencapaian sasaran Prioritas Nasional, Standar Pelayanan
Minimal (SPM) serta Suistanaible Development Goals (SDG’s).
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi Tahun
2016 – 2021 merupakan penajaman dari cakupan program yang kelanjutan dari
program sebelumnya, disusun sebagai acuan pelaksanaan Program dan Tolok Ukur
Penilaian Kinerja Pembangunan Kesehatan Kabupaten Sukabumi Tahun 2016 sampai
dengan Tahun 2021 dan sebagai acuan dalam Penyusunan Rencana Kerja Dinas
Kesehatan Kabupaten Sukabumi.
Melalui kesempatan ini saya mengajak kepada semua unsur Dinas
Kesehatan Kabupaten Sukabumi untuk saling bahu membahu dalam
menyelenggarakan pembangunan kesehatan guna mewujudkan Visi Kabupaten
Sukabumi “ Mewujudkan Kabupaten Sukabumi Yang Religius dan Mandiri”
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan bimbingan kepada kita semua
dalam melaksanakan amanah pembangunan bidang kesehatan di Kabupaten
Sukabumi. Kepada semua pihak yang telah mendukung dan mencurahkan pikiran dan
tenaga dalam menyusun dan menyelesaikan Revisi Rentra Dinas Kesehatan Kabupaten
Sukabumi Tahun 2016-2021 ini kami ucapkan terima kasih sebesar-besarnya.
Sukabumi, September 2016
Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Sukabumi
H.DIDI SUPARDI.SKM.MM
Nip. 196012201980031002
1
e x Ç v t Ç t f à Ü t à x z | á W | Ç t á ^ x á x { t à t Ç ^ t u â Ñ t à x Ç f â ~ t u â Å | g t { â Ç E C D I @ E C E D
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang
dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya,
sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara
social dan ekonomis. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan
oleh kesinambungan antar upaya program dan sector, serta kesinambungan
dengan upaya-upaya yang telah dilaksanakan oleh periode sebelumnya.
Pembangunan kesehatan diselenggarakan berdasarkan pada
perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata serta
pengutamaan dan manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan
antara lain adalah ibu, bayi, anak, lanjut usia dan keluarga miskin. Pembangunan
kesehatan di daerah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan
nasional. Pembangunan kesehatan di Kabupaten Sukabumi selama ini telah
memberikan kontribusi yang positif bagi kesejahteraan masyarakat namun
demikian masih banyak kinerja kesehatan yang harus ditingkatkan sehingga
dibutuhkan perencanaan secara seksama.
Berdasarkan undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah
daerah dan undang-undang nomor 25 tahun 2004 tentang sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional, menjadi kewajiban Pemerintah Provinsi/Kabupaten /Kota
untuk menyusun Perencanaan pembangunan daerah sebagai salah satu kesatuan
dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.
Rencana strategis merupakan proses berkelanjutan dan sistematis dari
pembuatan keputusan yang berisiko, dengan memanfaatkan sebanyak-banyaknya
pengetahuan antisipasi dan mengorganisasikan secara sistematis untuk usaha-
usaha melaksanakan keputusan tersebut dan mengukur hasilnya melalui umpan
balik yang sistematis.
Rencana strategis mempunyai fungsi yaitu menjamin keterkaitan dan
konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan,
menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi antar program dan
kegiatan serta menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara transparan,
efisien, efektif berkeadilan dan berkelanjutan.
Penyusunan Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi Tahun 2016 –
2021 berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kabupaten Sukabumi Tahun 2016 – 2021 dan diharapkan mampu
menjaga konsistensi dan komitmen pelaksanaan pembangunan bidang kesehatan
dan mengoptimalkan implementasi program dan kegiatan dalam rangka
pencapaian Visi Misi Kabupaten Sukabumi 2016 – 2021.
2
e x Ç v t Ç t f à Ü t à x z | á W | Ç t á ^ x á x { t à t Ç ^ t u â Ñ t à x Ç f â ~ t u â Å | g t { â Ç E C D I @ E C E D
Harus ada kesesuaian antara Rencana strategis Dinas Kesehatan Kabupaten
Sukabumi dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
serta harus mendukung program-program pemeintah pusat sehingga Rencana
strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi tetap dalam kerangka Kabupaten
Sukabumi sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dengan telah ditetapkannya Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi
Nomor 4 Tahun 2016 tanggal ………… tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sukabumi Tahun 2016 - 2021, maka Dinas
Kesehatan Kabupaten Sukabumi menyusun Rencana Strategis Dinas Kesehatan
Kabupaten Sukabumi Tahun 2016 - 2021 yang bertujuan mencapai sasaran
strategis, indikator kinerja, program serta kegiatan yang merujuk pada capaian
Standar pelayanan Minimal (SPM) dan Sustainable Developments Goals (SDG’s).
1.2 Landasan Hukum
Penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Kabupaten Sukabumi Tahun 2016 -
2021 berdasarkan peraturan perundang-undangan sebagai berikut:
1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
2. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
3. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
4. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Pusat dan Daerah;
5. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025;
6. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 65 tahun 2005 tentang Standar
Pelayanan Minimal;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi
dan Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 39 tahun 2007 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2007 tentang
PedomanOrganisasi Perangkat Daerah;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tata Cara
Penyusunan, Pengendaliandan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah;
13. Peraturan Menteri Kesehatan No.741 Tahun 2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Kabupaten/ Kota;
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri No.54 Tahun 2010 Lampiran IV,
tentang Tahapan dan Tata Cara Penyusunan Renstra Satuan Kerja
Perangkat Daerah (Renstra SKPD);
3
e x Ç v t Ç t f à Ü t à x z | á W | Ç t á ^ x á x { t à t Ç ^ t u â Ñ t à x Ç f â ~ t u â Å | g t { â Ç E C D I @ E C E D
15. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat Nomor 2 Tahun 2009 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Propinsi Jawa
Barat Tahun 2008-2013;
16. Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Perencanaan Pembangunan Partisipatif Kabupaten Sukabumi;
17. Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi Nomor 32 Tahun 2008 tentang
Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Sukabumi;
18. Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi Nomor 13 Tahun 2009 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Kabupaten
Sukabumi 2005-2025;
19. Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi Nomor 4 Tahun 2016 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Sukabumi 2016-2021;
20. Peraturan Gubernur Nomor 25 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja
Pembangunan Daerah Jawa Barat Tahun 2013-2018;
21. Peraturan Bupati Nomor 11 Tahun 2007 tentang Tata Cara Penyusunan,
Penetapan dan Pelaporan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten
Sukabumi.
1.3 Maksud dan Tujuan
Penyusunan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi
Tahun 2016 – 2021 dimaksudkan sebagai acuan dalam penyusunan dokumen
perencanaan tahunan yaitu Rencana Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi
dan sebagai acuan pelaksanaan program serta menjadi tolok ukur dalam penilaian
kinerja pembangunan bidang kesehatan di Kabupaten Sukabumi. Rencana
Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi diharapkan dapat memberikan
kejelasan arah dan sasaran Pembangunan Kesehatan Kabupaten Sukabumi dalam
upaya mendukung visi Kabupaten Sukabumi 2016-2021.
Tujuan Penyusunan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten
Sukabumi Tahun 2016 – 2021 adalah :
a. Menjabarkan visi dan misi Pemerintah Daerah Kabupaten Sukabumi
kedalam program dan kegiatan dlam kurun waktu lima tahun selaras
dengan RPJMD Kabupaten Sukabumi;
b. Sebagai acuan / pedoman bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi
dalam menyusun Rencana Kerja ( Renja) pembangunan daerah tahunan
sehingga perencanaan lebih terarah;
c. Sebagai media akuntabilitas dalam menciptakan tata pemerintah yang
baik (Good Govermance), agar terjamin sinergitas, sinkronisasi dan
integrasi Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi Tahun
2016 – 2021 dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kabupaten Sukabumi Tahun 2016 - 2021.
d. Mewujudkan perencanaan pembangunan kesehatan Kabupaten
Sukabumi secara sinergis dan terpadu dengan Tingkat Pusat dan Provinsi.
1.4 Sistematika Penulisan
4
e x Ç v t Ç t f à Ü t à x z | á W | Ç t á ^ x á x { t à t Ç ^ t u â Ñ t à x Ç f â ~ t u â Å | g t { â Ç E C D I @ E C E D
Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No.54 Tahun 2010
Lampiran IV, maka RencanaStrategis (Renstra) Dinas Kesehatan Kabupaten
Sukabumi Tahun 2016 - 2021ini disusun dengan sistematika penulisan sebagai
berikut :
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Landasan Hukum
1.3 Maksud dan Tujuan
1.4 Sistematika Penulisan
BAB II Gambaran Pelayanan Dinas Kesehatan
2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi
2.2 Sumber Daya
2.3 Kinerja Pelayanan
2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan
BAB III Isu-isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan
3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah Terpilih
3.3 Telaahan Renstra Kementrian/Lembaga dan Renstra Provinsi
3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis
3.5 Penentuan Isu-isu Strategis
BAB IV Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan
4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah
4.2 Strategi dan Kebijakan
BAB V Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran
dan Pendanaan Indikatif
BAB VI Indikator Kinerja Dinkes Kesehatan Kabupaten Sukabumi yang mengacu
pada Tujuan dan sasaran RPJMD Kabupaten Sukabumi
BAB VII Penutup
5
e x Ç v t Ç t f à Ü t à x z | á W | Ç t á ^ x á x { t à t Ç ^ t u â Ñ t à x Ç f â ~ t u â Å | g t { â Ç E C D I @ E C E D
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUKABUMI
2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi
Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi merupakan salah satu Dinas daerah yang
dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi Nomor 25 Tahun 2012
tentang Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Sukabumi dan Peraturan
Bupati (Perbup) Sukabumi Nomor 65 Tahun 2012 tanggal 18 Juli 2012 tentang Struktur
Organisasi Dan Tata Kerja Dinas Kesehata kabupaten Sukabumi.
Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi mempunyai tugas melaksanakan
kewenangan otonomi daerah dibidang kesehatan, dalam melaksanakan tugas tersebut
Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi menyelenggarakan fungsi :
1. Perumusan kebijakan teknis di bidang Kesehatan
2. Pengkoordinasian dan pelaksanaan program, monitoring, evaluasi dan
pelaporan di bidang kesehatan.
3. Pengendalian pelaksanaan program di bidang kesehatan.
4. Pengelolaan Tata Usaha Dinas
5. Pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Susunan Organisasi Dinas Kesehatan terdiri dari :
I. Kepala Dinas
Kepala Dinas mempunyai Tugas melaksanakan sebagian kewenangan Daerah di Bidang
Kesehatan.
II. Sekretaris :
1. Sekretariat mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian fungsi Dinas di bidang
kesekretariatan.
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya Sekertaris Dinas membawahkan;
1. Sub Bagian Kepegawaian dan Umum;
2. Sub Bagian Keuangan; dan
3. Sub Bagian Perencanaan dan Program.
III. Bidang Sumber Daya Kesehatan
1. Bidang Sumber Daya Kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
fungsi Dinas di bidang Bidang Sumber Daya Kesehatan.
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Bidang Sumber Daya Kesehatan
membawahkan :
1. Seksi Farmasi, Makanan Minuman dan Perbekalan Kesehatan;
2. Seksi Teknologi Informasi Kesehatan; dan
3. Seksi Sarana Kesehatan, Akreditasi dan Diklat Tenaga Kesehatan.
6
e x Ç v t Ç t f à Ü t à x z | á W | Ç t á ^ x á x { t à t Ç ^ t u â Ñ t à x Ç f â ~ t u â Å | g t { â Ç E C D I @ E C E D
IV. Bidang Promosi Kesehatan
1. Bidang Promosi Kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian fungsi
Dinas di bidang promosi kesehatan dan pemberdaaan masyarakat.
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Bidang Promosi Kesehatan,
membawahkan :
1. Seksi Jaminan Kesehatan Masyarakat;
2. Seksi Pemberdayaan dan Kemitraan Masyarakat; dan
3. Seksi Pengembangan Promosi Kesehatan.
V. Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
1. Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan mempunyai tugas
pokok melaksanakan sebagian fungsi Dinas di bidang pengendalian penyakit
dan penyehatan lingkungan.
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Bidang pengendalian penyakit dan
penyehatan lingkungan membawahkan :
1. Seksi pengendalian Penyakit;
2. Seksi Pencegahan Penyakit; dan
3. Seksi Penyehatan Lingkungan.
VI. Bidang Pengendalian Pelayanan Kesehatan
1. Bidang Pengendalian Pelayanan Kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian fungsi Dinas di bidang pengendalian pelayanan kesehatan.
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Bidang Pengendalian Pelayanan
Kesehatan membawahkan :
1. Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Khusus;
2. Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi; dan
3. Seksi Rujukan Kesehatan dan Registrasi Izin Kesehatan.
VII. Unit Pelaksana Teknis Dinas ( U P T D )
1. Pada Dinas, dibentuk Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) untuk melaksanakan
sebagian fungsi Dinas dan/atau kegiatan teknis operasional dan teknis penunjang,
yang mempunyai wilayah kerja satu kecamatan atau lebih.
2. Susunan Organisasi UPTD, adalah sebagai berikut :
a. Kepala UPTD;
b. Sub Bagian Tata Usaha;
c. Kelompok Jabatan Fungsional;
d. Pelaksana Teknis.
5. UPTD di lingkungan Dinas terdiri dari :
a. UPTD Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS);
b. UPTD Gudang Farmasi;
c. UPTD Laboratorium Kesehatan.
7
e x Ç v t Ç t f à Ü t à x z | á W | Ç t á ^ x á x { t à t Ç ^ t u â Ñ t à x Ç f â ~ t u â Å | g t { â Ç E C D I @ E C E D
VIII. Kelompok Jabatan Fungsional
1. Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas
dalam melaksanakan fungsi yang memerlukan keahlian dan keterampilan secara
profesional.
2. Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud diatur sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten sukabumi
2.2 Sumber Daya Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi
2.2.1 Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia kesehatan dalam kurun waktu 2011 s/d 2015
masih belum mencapai target yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari rasio
tenaga kesehatan per-100.000 penduduk yang masih di bawah target pada
tabel di bawah ini.
Tabel 2.1
Rasio Tenaga Kesehatan per 100.000 penduduk
di Kabupaten Sukabumi Tahun 2011 s.d 2015
No Rasio SDM Kesehatan Target Capaian
2011 2012 2013 2014 2015
1 Rasio Dokter Umum per 100.000 penduduk 40 5.5 5.93 6.4 6.4 6.2
2 Rasio Dokter Gigi per 100.000 penduduk 11 1.4 1.5 1.6 1.43 1.44
3 Rasio Apoteker per 100.000 penduduk 10 1.56 1.59 1.04 1.08 1.16
4 Rasio Bidan per 100.000 penduduk 100 28.7 30.16 34.83 40.83 40.96
5 Rasio Perawat per 100.000 penduduk 117,5 23.3 29.57 45.29 52.5 51.68
6 Rasio Ahli Gizi per 100.000 penduduk 22 2.8 3.2 3.29 3.29 3.68
7 Rasio Ahli Sanitasi per 100.000 penduduk 40 1.92 2.08 2.2 2.75 3.08
8
Rasio Ahli Kesehatan Masyarakat per 100.000
penduduk 40 4.16 4.6 5.1 5.2 5.44
Sumber : Kepegawaian Dinkes Kab.sukabumi 2015
Dalam pembangunan kesehatan, SDM Kesehatan merupakan salah satu
issue utama yang mendapat perhatian terutama yang terkait dengan jumlah,
jenis dan distribusi, selain itu juga terkait dengan pembagian kewenangan
dalam pengaturan SDM Kesehatan (PP No. 38 tahun 2000dan PP No. 41 tahun
2000). Oleh karena itu diperlukan penanganan lebih seksama yang didukung
dengan regulasi yang memadai dan pengaturan insentif, reward-punishment,
dan sistim pengembangan karier.
8
e x Ç v t Ç t f à Ü t à x z | á W | Ç t á ^ x á x { t à t Ç ^ t u â Ñ t à x Ç f â ~ t u â Å | g t { â Ç E C D I @ E C E D
1. Tenaga Kesehatan di Puskesmas
Puskesmas yang merupakan ujung tombak dalam pelayanan kesehatan
masyarakat, kinerjanya sangat dipengaruhi ketersediaan sumber daya
manusia yang dimiiki, terutama ketersediaan tenaga kesehatan. Jumlah
tenaga di puskesmas sebanyak 1.216 orang, terdiri dari tenaga kesehatan
78,8% dan non kesehatan 21,2%.
2. Tenaga di Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi
Proporsi tenaga yang bekerja di Dinas Kesehatan untuk tenaga
kesehatan sebesar 83.25 % dan 16,75 % tenaga non kesehatan. Jenis
tenaga yang paling banyak adalah D3 Bidan yaitu sebesar 35,64 % .
Tabel 2.2. Jumlah dan Jenis Tenaga Kesehatan di Kabupaten Sukabumi
Sumber : Kepegawaian Dinkes Kab.sukabumi 2014
2.2.2 Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan di Kabupaten Sukabumi dalam kurun waktu 2009 s/d 2013 masih
belum mencapai target yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari rasio sarana
kesehatan per 100.000 penduduk yang masih di bawah target (tabel di bawah). Dari
PNS Harian Lepas
Kab. Kab. Prop Pusat
1 Dokter Umum 61 12 10 - 83
2 Dokter Gigi 22 1 - - 23
3 S2 Kesehatan 7 - - - 7
4 D4 Bidan 35 1 - - 36
5 D3 Bidan 244 231 7 182 664
6 D1 Bidan 19 - - - 19
7 SKM 79 7 - - 86
8 S.Kep Ners 3 - - - 3
9 S.Kep 7 5 - - 12
10 D3 Perawat 172 183 - - 355
11 SPK 75 14 - - 89
12 D3 Perawat Gigi 20 1 - - 21
13 SPRG 12 - - - 12
14 Apoteker 8 - - - 8
15 S1 Farmasi 1 - - - 1
16 D3 Farmasi 5 - - - 5
17 Ass. Apoteker 9 - - - 9
18 D3 Sanitasi 27 28 - - 55
19 D1 Sanitasi 6 - - - 6
20 S1 Gizi 21 - - - 21
21 D3 Gizi 15 7 - - 22
22 D1 Gizi 5 - - - 5
23 Analis Kesehatan 7 - - - 7
24 SMAK 2 - - - 2
25 S3 - - - - 0
26 S2 28 - - - 28
27 S1 30 6 - - 36
28 D3 3 4 - - 7
29 D2 1 - - - 1
30 D1 - - - - 0
31 SLTA 177 35 - - 212
32 SLTP 21 3 - - 24
33 SD 2 2 - - 4
jumlah 1124 540 17 182 1863
PTTJenis TenagaNo. Jumlah
SUMBER DAYA KESEHATAN /TENAGA KESEHATAN DI KABUPATEN SUKABUMI
9
e x Ç v t Ç t f à Ü t à x z | á W | Ç t á ^ x á x { t à t Ç ^ t u â Ñ t à x Ç f â ~ t u â Å | g t { â Ç E C D I @ E C E D
tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa rasio sarana kesehatan (puskesmas dan
puskesmas pembantu) masih di bawah target yang diharapkan.
Tabel 2.3
Rasio Sarana Kesehatan di Dinas Kesehatan Kab. Sukabumi Tahun 2011 s.d 2015
No Rasio Sarana Kesehatan Target Capaian
2011 2012 2013 2014 2015
1 Rasio Puskesmas per 100.000 penduduk 3.33 2.37 2.37 2.37 2.37 2.37
2 Rasio Pustu per 100.00 penduduk 20 4.65 4.65 5.1 5.33 6.03
Jumlah puskesmas di Kabupaten Sukabumi sampai dengan akhir tahun 2016 adalah
sebanyak 58 unit, dengan rincian jumlah puskesmas perawatan sebanyak 7 unit dan
puskesmas non perawatan sebanyak 51 unit. Salah satu indikator yang digunakan
untuk mengetahui keterjangkauan penduduk terhadap puskesmas adalah rasio
puskesmas per 100.000 penduduk. Rasio puskesmas terhadap 100.000 penduduk
tahun 2011 s.d 2015 adalah 1 : 2,37 artinya setiap 100.000 penduduk dilayani 2 - 3
puskesmas.
Untuk meningkatkan jangkauan pelayanan puskesmas terhadap masyarakat di
wilayah kerjanya, puskesmas didukung oleh sarana pelayanan kesehatan berupa
puskesmas pembantu (pustu) dan puskesmas keliling. Jumlah puskesmas pembantu di
Kabupaten Sukabumi sampai dengan tahun 2015 adalah 151 unit. Rasio puskesmas
pembantu terhadap 100.000 penduduk tahun 2015 adalah 1 : 6.03, artinya setiap
100.000 penduduk dilayani oleh 6 sampai 7 puskesmas pembantu.
Sedangkan rasio puskesmas keliling terhadap puskesmas di Kabupaten
Sukabumi adalah 1,00 artinya setiap puskesmas sudah mempunyai puskesmas keliling
sebagai kendaraan operasionalnya. Sedangkan pelayanan mobil ambulance terdapat
pada 4 puskesmas, yaitu di puskesmas Cicurug, Sagaranten, Cisolok dan Jampang
Tengah.
Salah satu jenis UKBM yang telah lama dikembangkan dimasyarakat adalah posyandu.
Dimana dalam menjalankan fungsinya, posyandu dapat menjalankan 5 program
prioritas yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, imunisasi
dan penanggulangan diare. Dalam rangka menilai kinerja dan perkembangannya,
posyandu diklasifikasikan menjadi 4 stara, yaitu posyandu pratama, posyandu madya,
posyandu purnama dan posyandu mandiri. Jumlah posyandu di Kabupaten Sukabumi
tahun 2015 ada 3.389 buah, dimana bila dirinci secara klasifikasi maka 1.021 madya,
1703 purnama dan 655 mandiri, dan sebesar 69.87 % posyandu / kelompok UKBM
yang aktif.
Polindes dan poskesdes didesa merupakan salah satu wujud upaya mempermudah
akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, termasuk pelayanan kebidanan.
Untuk Kabupaten Sukabumi jumlah poskesdes ada 276 buah, rasio poskesdes terhadap
desa sebesar 0,75 dan jumlah polindes ada 135 buah dengan rasio apabila
dibandingkan dengan desa sebesar 0,36. Sedangkan pelayanan rujukan dari polindes
dan puskesmas di Kabupaten Sukabumi sudah terwujud Pelayanan Obstetri Neonatal
Esensial Dasar (PONED) yang mempunyai fasilitas atau kemampuan untuk penanganan
kegawatdaruratan obstetri dan neonatal dasar yang berjumlah 30 buah PONED.
10
e x Ç v t Ç t f à Ü t à x z | á W | Ç t á ^ x á x { t à t Ç ^ t u â Ñ t à x Ç f â ~ t u â Å | g t { â Ç E C D I @ E C E D
2.3 Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi
Kinerja pelayanan pada Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi diukur berdasarkan
Standar Pelayanan Minimal bidang Kesehatan. SPM bidang kesehatan mengunakan
indikator SPM sesuai dengan KEPMENKES No 828/MENKES/SK/IX/2008.
Capaian kinerja berdasarkan target SPM bidang Kesehatan sampai dengan tahun 2015
sbb :
Tabel 2.4
Capaian kinerja berdasarkan target SPM Bidang Kesehatan Kab. Sukabumi Tahun 2011
s.d 2015
NO Indikator SPM Target
Nasional
Capaian
2011 2012 2013 2014 2015
1 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-4 95 86,19 87,52 83.9 83,70 92,85
2 Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani 80 81,90 48,84 72.1 99,20 98,64
3 Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga
Kesehatan yang Memiliki Kompetensi Kebidanan 90 83,29 81,13 82,57 77,90 91,57
4 Cakupan Pelayanan Nifas 90 83,65 89,07 88 83,60 94,53
5 Cakupan Neonatus dengan komplikasi yang ditangani 80 25,06 31,46 35.4 47,40 68,84
6 Cakupan Kunjungan Bayi 90 82,34 87,22 87 83,81 102,01
7 Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child
Immunization (UCI) 100 57,22 92,64 84.2 86,01 92,75
8 Cakupan Pelayanan Anak Balita 90 66,94 75,75 100.7 67,23 64,93
9 Cakupan Pemberian Makanan Pendamping ASI pada
Anak Usia 6-24 Bulan Keluarga Miskin 100 100 100 100 3,67 3,38
10 Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan 100 100 100 100 100 100
11 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan
Setingkat 100 78,12 90,01 76 90,51 111,96
12 Cakupan Peserta KB Aktif 70 68,16 71,65 73.15 70,9 72,10
13
Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita
Penyakit Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per 100.000
Penduduk < 15 tahun
> 2 3,09 2,64 2.8 2,9 0,43
14 Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita
Penyakit Pneumonia pada balita 100 43,56 41,26 58,11 45,72 63,23
15 Cakupan Penemuan dan Penanganan Pasien baru TB
BTA Positif 100 88,98 88,54 89.18 74,31 74,39
16 Cakupan Penemuan dan Penanganan Pasien
Penderita DBD 100 100 100 85.5 100 100
17 Cakupan Penemuan dan Penanganan Pasien
Penderita Diare 100 86,52 71,79 70 101,33 101,04
18 Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Pasien
Masyarakat Miskin 100 64,12 44,41 69.6 39,88 52,85
19 Cakupan Pelayanan Pasien Masyarakat Miskin di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Rujukan 100 100 100 100 100 100
11
e x Ç v t Ç t f à Ü t à x z | á W | Ç t á ^ x á x { t à t Ç ^ t u â Ñ t à x Ç f â ~ t u â Å | g t { â Ç E C D I @ E C E D
20
Cakupan Pelayanan Gawat Darurat Level 1 yang harus
diberikan oleh Sarana Kesehatan (Rumah Sakit) di
Kab/Kota
100 100 100 100 100 100
21 Cakupan Desa/Kelurahan Mengalami KLB yang
Dilakukan Penyelidikan Epidemiologi <24 jam 100 100 100 100 100 100
22 Cakupan Desa Siaga Aktif 100 100 100 100 95,08 95.34
Capaian kinerja pelayanan kesehatan dasar (13 indikator) yang mencapai target SPM
sampai tahun 2015 adalah Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani (98,64%),
Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan yang Memiliki Kompetensi
Kebidanan (91,57%) Cakupan Pelayanan Nifas (94,53%), Cakupan Kunjungan Bayi
(102,01%), Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan (100%), Cakupan
Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat (111,96%), Cakupan Peserta KB Aktif
(72,10), Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit Acute Flacid Paralysis
(AFP) rate per 100.000 Penduduk < 15 tahun (0,43%), Cakupan Penemuan dan
Penanganan Pasien Penderita DBD (100%), Cakupan Penemuan dan Penanganan
Pasien Penderita Diare (101,04).
Capaian kinerja pelayanan kesehatan rujukan (2 indikator) yang mencapai SPM sampai
tahun 2013 adalah Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
(100%), serta capaian kinerja pada cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yg harus
diberikan sarana kesehatan (RS) di Kab/Kota (100%).
Capaian kinerja pada Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan
penyelidikan epidemiologi <24 jam tahun 2013 sudah mencapai target SPM, sedangkan
capaian kinerja pada Cakupan Desa Siaga Aktif tahun 2013 belum mencapai target SPM
capaian kinerja berdasarkan indikator RPJMD adalah sebagai berikut :
1. Angka Kematian Bayi (AKB)
Angka Kematian Bayi merupakan salah satu indikator kunci yang digunakan untuk
menghitung Angka Harapan Hidup. Sebesar 85 % kematian bayi terjadi pada umur
kurang dari 7 hari, hal ini disebabkan masalah kesehatan dan gizi selama kehamilan ,
cara persalinan dan perawatan bayi baru lahir baik oleh petugas kesehatan maupun
keluarga kurang optimal. Sedangkan tempat kematian bayi adalah 71,5 % di Rumah
dan 20,6 % meninggal di Rumah Sakit.
12
e x Ç v t Ç t f à Ü t à x z | á W | Ç t á ^ x á x { t à t Ç ^ t u â Ñ t à x Ç f â ~ t u â Å | g t { â Ç E C D I @ E C E D
Tabel 2.5 : Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Sukabumi
Tahun 2011 s/d tahun 2015
Keadaan di atas menunjukkan bahwa pengetahuan perawatan bayi baru lahir
khususnya perawatan BBLR pada keluarga masih perlu di tingkatkan disamping faktor
faktor lain yang mempengaruhinya diantaranya adalah gizi ibu selama hamil dan
lingkungan rumah yang tidak sehat.
Distribusi kematian bayi di kabupaten Sukabumi menunjukkan bahwa jumlah kematian
bayi lebih dari 6 per tahun tersebar merata di wilayah utara, tengah dan selatan.
Adapun persentase jumlah kematian bayi lebih dari 6 per tahun terhadap jumlah
kematian kurang dari 6 per tahun dan wilayah tanpa kematian, mencapai 62,1%. Hal
ini berarti jumlah kematian bayi di kabupaten Sukabumi sebagian besar melebihi nilai
tengahnya (lebih dari 6 per tahun).
Grafik 2.1. Jumlah Kematian Bayi di Kabupaten Sukabumi
Tahun 2011 s/d tahun 2015
0
50
100
150
200
250
300
350
400
2011 2012 2013 2014 2015
375 369390
309 305
112 122 11494 94
35 33 39 31 31
KASUS KEMATIAN NEO, BAYI DAN BALITA TAHUN 2011 S.D 2015
Neo
Bayi
Balita
No Tahun AKB/1000 KH
1 2011 9,36
2 2012 9,86
3 2013 10,1
4 2014 9,8
5 2015 8,04
13
e x Ç v t Ç t f à Ü t à x z | á W | Ç t á ^ x á x { t à t Ç ^ t u â Ñ t à x Ç f â ~ t u â Å | g t { â Ç E C D I @ E C E D
2. Angka Kematian Ibu (AKI)
Angka Kematian Ibu adalah jumlah kematian ibu karena kehamilan, persalinan dan
masa nifas pada setiap 100.000 kelahiran hidup dalam suatu wilayah dan dalam waktu
tertentu. Sampai saat ini untuk mengukur Angka Kematian Ibu (AKI) masih
menggunakan data bersumber survey di masyarakat (Susenas,SKRT,SDKI,dll).
Sedangkan data yang ada pada Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi adalah jumlah
kematian ibu.
Tabel 2.6 : Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Sukabumi
Tahun 2011 s/d tahun 2015
No Tahun AKI/100.000 KH
1 2011 134,6
2 2012 152,6
3 2013 156,28
4 2014 74,35
5 2015 111,6
Grafik 2.2 : Jumlah Kematian Maternal di Kabupaten Sukabumi
tahun 2011 s/d tahun 2015
Jumlah kematian Ibu pada tahun 2011 di kabupaten Sukabumi berjumlah 70 orang,
kemudian pada tahun 2012 meningkat menjadi 76 orang sampai pada tahun 2013
meningkat lagi hingga mencapai 78 orang, namun pada tahun 2014 menurun menjadi
34 orang dan pada tahun 2015 meningkat kembali sebanyak 54 orang. Kematian ibu
secara langsung disebabkan pendarahan, eklampsia dan akibat lain. Penyebab
kematian langsung diperberat dengan penyebab yang tidak langsung yaitu terlambat
mengambil keputusan karena keluarga tidak mengetahui resiko kehamilan, terlambat
ketempat pelayanan karena sarana transportasi yang tidak memadai dan geografi yang
sulit serta kurang lengkapnya sarana tempat pelayanan kesehatan yang dibutuhkan
dalam mengatasi komplikasi yang terjadi, seperti tidak tersedianya darah.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
2011 2012 2013 2014 2015
7076 78
37
54
KASUS KEMATIAN IBU TAHUN 2011 S.D 2015
Neo
Bayi
Balita
14
e x Ç v t Ç t f à Ü t à x z | á W | Ç t á ^ x á x { t à t Ç ^ t u â Ñ t à x Ç f â ~ t u â Å | g t { â Ç E C D I @ E C E D
3. Pelayanan Kesehatan Masyarakat bagi Orang Miskin
Pelayanan kesehatan masyarakat bagi orang miskin bertujuan meningkatkan jumlah,
pemerataan, dan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin melalui
puskesmas dan jaringannya meliputi puskesmas pembantu, puskesmas keliling, bidan
desa dan Posyandu. Adapun sasaran kegiatan adalah meningkatnya kunjungan dan
cakupan pelayanan kesehatan dasar bagi penduduk miskin (kuratif dan preventif).
Capaian kinerja pada Pelayanan kesehatan masyarakat bagi orang miskin dapat
dilihat dari cakupan kunjungan kasus atau angka kesakitan, menunjukan keadaan
masyarakat miskin yang sakit memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang
tersedia, jumlah kuota peserta pelayanan kesehatan masyarakat miskin Kabupaten
Sukabumi tahun 2015 adalah 1.151.006 orang dan yang mendapatkan pelayanan di
fasilitas kesehatan 697.767 orang, dalam kepesertaan Jamkesda dan PBI banyak
ditemukan kendala khususnya kartu yang tidak sesuai dengan by name an by address,
selain itu adanya hambatan pada pelayanan masyarakat miskin pada tahun 2015
terutama dalam penyerapan Jamkesda yang lebih besar dari pada Jamkesmas
dikarenakan kesalahanan dalam kepesertaan, sehingga dana jamkesda tidak mampu
untuk membiayai Rawat Jalan di pelayanan dasar kecuali untuk pelayanan KB,
Transport Rujukan, Rawat Inap serta belum adanya pengaturan kebijakan pembiayaan
Jamkesda untuk pelayanan Rawat Jalan di pelayanan dasar.
4. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan yang Berkompeten
Pertolongan persalinan adalah proses pelayanan persalinan dimulai pada kala I sampai
dengan kala IV persalinan. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
yang memiliki kompetensi kebidanan adalah Ibu bersalin yang mendapat pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan disatu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu.
Grafik 2.3
Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan yang Berkompeten Tahun
2011 - 2015
70
75
80
85
90
95
2011 2012 2013 2014 2015
90 90 90 90 90
83,2981,13
82,57
77,9
92
CAKUPAN PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN YANG
BERKOMPETEN TAHUN 2011 S.D 2015
Target
Cakupan
15
e x Ç v t Ç t f à Ü t à x z | á W | Ç t á ^ x á x { t à t Ç ^ t u â Ñ t à x Ç f â ~ t u â Å | g t { â Ç E C D I @ E C E D
Kesenjangan antara cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan (Linakes)
dengan target, masih tinggi. Meskipun kecenderungan capaian program tiap tahunnya
menunjukkan trend peningkatan.
5. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-4
Ibu hamil K-4 adalah ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar
paling sedikit empat kali, dengan distribusi pemberian pelayanan yang dianjurkan
adalah minimal satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua dan dua
kali pada triwulan ketiga umur kehamilan. Cakupan kunjungan ibu hamil K-4 adalah
cakupan Ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar
paling sedikit 4 kali di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Kesenjangan antara cakupan kunjungan ibu hamil K4 dengan target, masih tinggi.
Kesenjangan tertinggi terjadi pada tahun 2012, sedangkan dari tahun 2013 sampai
tahun 2015 menunjukkan peningkatan cakupan, meskipun masih di bawah target
SPM.
Grafik 2.4. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-4 tahun 2011s/d tahun 2015
6. Cakupan Neonatus Dengan Komplikasi Yang Ditangani
Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani adalah neonatus dengan
komplikasi di wilayah kerja puskesmas pada kurun waktu tertentu yang ditangani
sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih di sarana pelayanan kesehatan.
70
75
80
85
90
95
2011 2012 2013 2014 2015
95 95 95 95 95
83,2981,13
82,5783,7
92,8
CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL K-4 TAHUN 2011 S.D
2015
Target
Cakupan
16
e x Ç v t Ç t f à Ü t à x z | á W | Ç t á ^ x á x { t à t Ç ^ t u â Ñ t à x Ç f â ~ t u â Å | g t { â Ç E C D I @ E C E D
Grafik 2.5. Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang Ditangani
Tahun 2011 s/d tahun 2015
Grafik capaian cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani menunjukkan
bahwa ada peningkatan setiap tahun, walupun masih ada kesenjangan yang cukup
tinggi antara cakupan dengan target SPM dari tahun 2011-2015.
7. Cakupan kunjungan bayi
Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan bayi yang memperoleh pelayanan kesehatan
sesuai dengan standar oleh dokter, bidan, dan perawat yang memiliki kompetensi klinis
kesehatan, paling sedikit 4 kali disatu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu.Cakupan kunjungan bayi tahun 2011 s/d 2015 menunjukkan trend naik turun
Cakupan kunjungan bayi meningkat melebihi target SPM yaitu pada tahun 2015
dimana capaian kunjungan bayi 102,6% sedangkan target 90%.
Grafik 2.6 : Cakupan Kunjungan Bayi
tahun 2011 s/d tahun 2015
0
20
40
60
80
2011 2012 2013 2014 2015
80 80 80 80 80
25,0631,46 35,39
47,459,41
CAKUPAN NEONATUS DENGAN KOMPLIKASI YANG
DITANGANI TAHUN 2011 S.D 2015
Target
Cakupan
0
20
40
60
80
100
120
2011 2012 2013 2014 2015
90 90 90 90 9082,34
87,22 86,97 83,8
102,6
CAKUPAN KUNJUNGAN BAYI TAHUN 2011 S.D 2015
Target
Cakupan
17
e x Ç v t Ç t f à Ü t à x z | á W | Ç t á ^ x á x { t à t Ç ^ t u â Ñ t à x Ç f â ~ t u â Å | g t { â Ç E C D I @ E C E D
8. Prevalensi Gizi Buruk
Prevalensi gizi buruk pada balita adalah jumlah balita gizi buruk pada tiap 100 orang
balita. Prevalensi gizi buruk merupakan salah satu indikator keberhasilan intervensi
program gizi pada balita.
Grafik 2.7. Prevalensi Gizi Buruk
Tahun 2011 s/d tahun 2015
Distribusi prevalensi gizi buruk di kabupaten Sukabumi berdasarkan perhitungan berat
badan dibandingkan tinggi badan (BB/TB) sejak tahun 2011 sampai dengan tahun 2015
mengalami penurunan.
9. Pelayanan penyediaan Obat dan Perbekalan Kesehatan
Pelayanan penyediaan obat dan perbekalan kesehatan ditujukan untuk menjamin
ketersediaan, pemerataan, mutu, keterjangkauan obat dan perbekalan kesehatan.
Sasaran program adalah tersedianya kebutuhan obat dan perbekalan kesehatan bagi
masyarakat. Hasil pencapaian program menunjukkan bahwa persediaan obat dan
perbekalan kesehatan rata-rata di atas 18 bulan sampai dengan tahun 2015.
10. Penemuan dan Penanganan Penderita Diare
Penemuan dan penanganan penderita diare adalah penderita yang ditangani sesuai
standar di satu wilayah pada kurun waktu tertentu. Rata-rata penemuan dan
penanganan penderita diare menunjukkan trend meningkat walaupun belum
mencapai target 100%. Peningkatan yang tajam terjadi pada tahun 2015 yaitu 98.2 %
0,390,44
0,260,22
0,17
0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
2011 2012 2013 2014 2015
PREVALENSI BALITA GIZI BURUK TAHUN 2011S.D 2015
capaian
18
e x Ç v t Ç t f à Ü t à x z | á W | Ç t á ^ x á x { t à t Ç ^ t u â Ñ t à x Ç f â ~ t u â Å | g t { â Ç E C D I @ E C E D
Grafik 2.8 : Cakupan Penemuan dan Penangan Penderita Diare
Tahun 2011 s/d tahun 2013
11. Penemuan Pasien baru TB (BTA+)
Angka penemuan pasien baru TB BTA positif atau Case Detection Rate (CDR) adalah
persentase jumlah penderita baru TB BTA positif yang ditemukan dibandingkan dengan
jumlah perkiraan kasus baru TB BTA positif dalam wilayah tertentu dalam waktu satu
tahun.
Grafik 2.9 : Cakupan Penemuan Pasien Baru TB (BTA+)
Tahun 2011 s/d tahun 2015
Penemuan pasien baru TB BTA positif dari tahun 2011 s/d 2013 sudah di atas target
yang ditetapkan. Sedangkan tahun 2014 dan 2015 masih dibawah target yang
ditetapkan yaitu 74.31% dan 74.4% sedangkan targetnya adalah 80%
12. Jumlah Kasus HIV/AIDS yang Ditangani di Kabupaten Sukabumi
Kasus HIV/AIDS yang ditangani adalah klien yang mendapat penanganan HIV/AIDS
sesuai standar di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Capaian penanganan
kasus HIV/AIDS pada tahun 2010 dan tahun 2012 menunjukkan trend meningkat.
0
20
40
60
80
100
2011 2012 2013 2014 2015
100 100 100 100 100
86,5
71,8
84,1 82,2
98,2
CAKUPAN PENEMUAN DAN PENANGANAN DIARE
TAHUN 2011 S.D 2015
Target
Cakupan
80 80 80 80 80
88,2 88,54 89,12
74,31 74,4
65
70
75
80
85
90
95
2011 2012 2013 2014 2015
CAKUPAN PENEMUAN PASIEN BARU TB (BTA+)
TAHUN 201 S.D 2015
Target
Cakupan
19
e x Ç v t Ç t f à Ü t à x z | á W | Ç t á ^ x á x { t à t Ç ^ t u â Ñ t à x Ç f â ~ t u â Å | g t { â Ç E C D I @ E C E D
Sedangkan penyebaran HIV-AIDS di kabupaten Sukabumi sampai dengan tahun 2013
menunjukkan bahwa jumlah kasus HIV-AIDS terdapat pada wilayah puskesmas Cisolok,
Pelabuhanratu, Bojonggenteng, Cibadak, Cisaat, Karawang, Sukalarang, Cireunghas,
Ciracap, Surade dan Cidolog.
Grafik 2.10 : Penemuan dan Penangan Kasus HIV-AIDS di Kabupaten Sukabumi s/d
tahun 2013
13. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Malaria
Cakupan pengobatan malaria menunjukkan trend meningkat dari tahun 2011 s/d 2015.
Sedangkan Annual Paracite Index (API) menunjukkan penurunan dari tahun 2011 s/d
2015 dan sudah mencapai target yang diharapkan (<1).
Grafik 2.11 : Capaian API (Annual Paracite Index) Malaria
Tahun 2011 s/d Tahun 2015
14. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Kusta
0,61
0,7
0,5
0,29
0,18
0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
0,8
2011 2012 2013 2014 2015
CAPAIAN API (Annual Paracite Index) MALARIA
TAHUN 2011 S.D 2015
capaian
10
22
13
21
13
8
4
1 1 10
5
10
15
20
25
Thn. 2009 Thn. 2010 Thn. 2011 Thn. 2012 Thn. 2013
Jumlah Kasus HIV dan AIDS Ditangani
Tahun 2009-2013
HIV AIDS
20
e x Ç v t Ç t f à Ü t à x z | á W | Ç t á ^ x á x { t à t Ç ^ t u â Ñ t à x Ç f â ~ t u â Å | g t { â Ç E C D I @ E C E D
Keberhasilan program pencegahan dan pemberantasan penyakit kusta ditunjukkan
dengan menurunnya prevalensi penyakit kusta. Prevalensi rate penyakit kusta dari
tahun 2011 s/d 2015 berada di bawah target nasional, yakni kurang dari 1 per 10.000
penduduk.
Grafik 2.12 : Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Kusta Tahun 2011 s/d
tahun 2013
15. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Rabies
Penyakit rabies merupakan penyakit spesifik yang ada di Kabupaten Sukabumi. Upaya
penanganan KGHPR pada manusia memenuhi target (100%) dari tahun 2011 sampai
dengan tahun 2015.
Grafik 2.12 : Penangan Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies Tahun 2011 s/d
tahun 2015
1 1 1 1 1
0,4
0,53
0,18 0,17 0,18
0
0,2
0,4
0,6
0,8
1
1,2
2011 2012 2013 2014 2015
CAKUPAN PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KUSTA
TAHUN 2011 S.D 2015
Target Cakupan
100 100 100 100 100
100 100 100 100 100
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
2011 2012 2013 2014 2015
Penanganan KGHPR
Tahun 2011 s/d 2015
Target
Cakupan
21
e x Ç v t Ç t f à Ü t à x z | á W | Ç t á ^ x á x { t à t Ç ^ t u â Ñ t à x Ç f â ~ t u â Å | g t { â Ç E C D I @ E C E D
16. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Filariasis
Penyakit filariasis merupakan penyakit spesifik yang ada di Kabupaten Sukabumi.
Filariasis disebabkan oleh cacing yang menyerupai benang yang hidup di dalam tubuh
manusia. Cacing ini dapat bertahan hidup selama 4-6 tahun di dalam sistem getah
bening–bagian tubuh yang melindungi kita dari penyakit. Cacing ini berkembangbiak
di dalam tubuh dan menghasilkan jutaan cacing kecil yang bersirkulasi dalam darah.
Penanganan penyakit filariasis di Kabupaten Sukabumi memenuhi target yaitu sebesar
100% dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015.
Grafik 2.13 : Penanganan Penyakit Filariasis
Tahun 2011 s/d tahun 2015
17. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah
Penyakit Demam Berdarah merupakan penyakit menular yang disebarkan melalui vector
nyamuk Aedes agypti. Jenis nyamuk ini hidup dan berkembang biak pada genangan air
bersih. Adapun insiden rate kasus DBD (DHF) di kabupaten Sukabumi menunjukkan
penurunan pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2013, namun meningkat kembali
pada tahun 2014 sampai dengan tahun 2015. Sedangkan case fatality rate DBD
cenderung mengalami penurunan hanya pada tahun 2014 meningkat melebihi target <1.
0
20
40
60
80
100
2011 2012 2013 2014 2015
100 100 100 100 100
100 100 100 100 100
Penanganan Penyakit Filariasis
Tahun 2011 s/d 2015
Target
Cakupan
22
e x Ç v t Ç t f à Ü t à x z | á W | Ç t á ^ x á x { t à t Ç ^ t u â Ñ t à x Ç f â ~ t u â Å | g t { â Ç E C D I @ E C E D
Grafik 2.13 : Insiden Rate dan Case Fatality Rate Kasus DBD
Tahun 2011 s/d tahun 2015
18. Penyehatan Lingkungan Tempat-tempat Umum dan Industri
Lingkungan merupakan faktor terbesar dalam mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat. Oleh karena itu pembangunan kesehatan di kabupaten Sukabumi juga
memprioritas kesehatan lingkungan sebagai program pembangunan, yakni : Program
Pengembangan Lingkungan Sehat. Adapun capaian program kesehatan lingkungan
sampai dengan tahun 2013 adalah sebagai berikut :
a. Cakupan Air Bersih = 68,53%
b. Cakupan Jamban Keluarga = 66,02%
c. Cakupan Rumah sehat = 59,95%
d. Cakupan Sarana Pembuangan Air Limbah = 60,57%
50 50 50 50 50
14,7
40,8
17,4
46 46
0
10
20
30
40
50
60
2011 2012 2013 2014 2015
Insiden Rate Kasus DBD
Tahun 2011 s/d Tahun 2015
Target
Cakupan
1 1 1 1 1
0,8
0,2
0,9
1,9
0,6
0
0,2
0,4
0,6
0,8
1
1,2
1,4
1,6
1,8
2
2011 2012 2013 2014 2015
Case Fatality Rate DBD
Tahun 2011 s/d Tahun 2015
Target
Cakupan
23
e x Ç v t Ç t f à Ü t à x z | á W | Ç t á ^ x á x { t à t Ç ^ t u â Ñ t à x Ç f â ~ t u â Å | g t { â Ç E C D I @ E C E D
2.3.1. Kinerja Pengelolaan Pendanaan Pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten
Sukabumi
Anggaran kesehatan yang bersumber APBD II menunjukkan bahwa setiap tahun
menunjukan kenaikan, kenaikan tertinggi mulai tahun 2014 (268.052.161.150) dan 2015,
hal ini karena pada tahun tersebut mulai diterapkannya dana kapitasi Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) bagi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) Puskesmas.
Anggaran kesehatan tertinggi terlaksana pada tahun 2012 sebesar Rp. 156.691.515.521,-
sedangkan anggaran kesehatan tertinggi bersumber APBD I dan APBN terjadi tahun
2013 antara lain APBD I Rp.35.378.230.680,- APBN Rp. 41.807.695.614,-, penyumbang
terbesar pembiayaan kesehatan bersumber APBN untuk kegiatan jampersal dan
jamkesmas sebesar Rp. 25.583.206.864,-
Pengelolaan anggaran Kesehatan Kabupaten Sukabumi terhadap total APBD
Kabupaten Sukabumi tertinggi pada tahun 2012 sebesar 9.58% sedangkan tahun 2013
sebesar 7.88%.
Biaya Kesehatan perkapita yang bersumber dari pemerintahtahun 2013 sebesar Rp.
154.342 (US $15.43 ) standar World Bank : US $ 15-18, sedangkan Persentase belanja
Kesehatan di luar gaji terhadap total APBD Kabupaten adalah sebesar 7,8 % sedangkan
menurut UU Kesehatan No. 36/2009, anggaran kesehatan adalah 10% dari total APBD
di luar gaji.
Grafik 2.14 : Anggaran Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi
Tahun 2011 s/d tahun 2015
2011 2012 2013 2014 2015
APBD II 99.343.982.0 132.176.845. 140.071.466. 268.052.161. 326.752.725.
APBD I 8.392.250.00 24.514.670.0 35.378.230.6 54.726.125.0 87.597.590.4
APBN 5.966.325.00 20.616.346.2 41.807.695.6 5.294.700.00 16.331.295.0
ANGGARAN DINAS KESEHATAN KAB.SUKABUMI
TAHUN 2011 S.D 2015
24
e x Ç v t Ç t f à Ü t à x z | á W | Ç t á ^ x á x { t à t Ç ^ t u â Ñ t à x Ç f â ~ t u â Å | g t { â Ç E C D I @ E C E D
2.15 Review Pencapaian Kinerja Dinas Kesehatan Berdasarkan Standar
SPM sesuai dengan Kepmenkes No.828/Menkes/SK/2008 Tahun 2011 s/d
2015
NO Indikator SPM Target
Nasional
Capaian
2011 2012 2013 2014 2015
1 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-4 95 86,19 87,52 83.9 83,70 92,85
2 Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani 80 81,90 48,84 72.1 99,20 98,64
3 Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
yang Memiliki Kompetensi Kebidanan 90 83,29 81,13 82,57 77,90 91,57
4 Cakupan Pelayanan Nifas 90 83,65 89,07 88 83,60 94,53
5 Cakupan Neonatus dengan komplikasi yang ditangani 80 25,06 31,46 35.4 47,40 68,84
6 Cakupan Kunjungan Bayi 90 82,34 87,22 87 83,81 102,01
7 Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization
(UCI) 100 57,22 92,64 84.2 86,01 92,75
8 Cakupan Pelayanan Anak Balita 90 66,94 75,75 100.7 67,23 64,93
9 Cakupan Pemberian Makanan Pendamping ASI pada
Anak Usia 6-24 Bulan Keluarga Miskin 100 100 100 100 3,67 3,38
10 Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan 100 100 100 100 100 100
11 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat 100 78,12 90,01 76 90,51 111,96
12 Cakupan Peserta KB Aktif 70 68,16 71,65 73.15 70,9 72,10
13
Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita
Penyakit Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per 100.000
Penduduk < 15 tahun
> 2 3,09 2,64 2.8 2,9 0,43
14 Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita
Penyakit Pneumonia pada balita 100 43,56 41,26 58,11 45,72 63,23
15 Cakupan Penemuan dan Penanganan Pasien baru TB
BTA Positif 100 88,98 88,54 89.18 74,31 74,39
16 Cakupan Penemuan dan Penanganan Pasien Penderita
DBD 100 100 100 85.5 100 100
17 Cakupan Penemuan dan Penanganan Pasien Penderita
Diare 100 86,52 71,79 70 101,33 101,04
18 Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Pasien Masyarakat
Miskin 100 64,12 44,41 69.6 39,88 52,85
19 Cakupan Pelayanan Pasien Masyarakat Miskin di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Rujukan 100 100 100 100 100 100
20
Cakupan Pelayanan Gawat Darurat Level 1 yang harus
diberikan oleh Sarana Kesehatan (Rumah Sakit) di
Kab/Kota
100 100 100 100 100 100
21 Cakupan Desa/Kelurahan Mengalami KLB yang
Dilakukan Penyelidikan Epidemiologi <24 jam 100 100 100 100 100 100
22 Cakupan Desa Siaga Aktif 100 100 100 100 95,08 95.34
25
e x Ç v t Ç t f à Ü t à x z | á W | Ç t á ^ x á x { t à t Ç ^ t u â Ñ t à x Ç f â ~ t u â Å | g t { â Ç E C D I @ E C E D
2.16 Review Realisasi Anggaran Berdasarkan Program
Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi tahun 2011 s/d 2015
NO PROGRAM TAHUN ANGGARAN
2011 2012 2013 2014 2015
1 Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran
5,963,724,248.00 17,394,539,572.00 13,806,307,099.00 29,033,235,377.00 17,759,360,872
2 Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur
785,937,200.00 1,754,460,950.00 1,903,715,893.00 757,719,430.00 1,728,261,546
3 Program Peningkatan Kapasitas
Sumber Daya Aparatur
931,088,600.00 4,615,089,250.00 7,585,792,680.00 9,600,179,950.00 12,027,511,500
4
Program peningkatan
pengembangan sistem pelaporan
capaian kinerja dan keuangan
120,615,000.00 199,647,500.00 279,096,500.00 313,293,000.00 317,155,000
5 Program Obat dan Perbekalan
Kesehatan
5,770,125,570.00 11,073,204,800.00 7,761,249,538.00 16,956,414,450.00 6,011,531,832
6 Program Upaya Kesehatan
Masyarakat
6,306,078,100.00 2,814,556,505.00 4,055,432,735.00 35,244,449,004.00 60,540,160,279
7 Program Perbaikan Gizi
Masyarakat
1,382,205,000.00 1,144,607,500.00 1,122,650,000.00 1,210,502,500.00 1,060,118,040
8 Program Pengembangan
Lingkungan Sehat
1,677,761,000.00 1,282,539,600.00 1,647,792,100.00 1,193,727,000.00 3,086,272,750
9 Program Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat
3,449,309,000.00 5,925,157,867.00 10,172,178,666.00 6,072,266,100.00 6,189,156,250
10
Program Pengadaan, Peningkatan
dan Perbaikan Sarana dan
Prasarana Puskesmas/ Puskemas
Pembantu dan Jaringannya
12,146,324,450.00 25,951,365,333.00 34,704,063,500.00 40,068,749,177.00 37,431,105,500
11 Program Pelayanan Kesehatan
Penduduk Miskin
15,530,515,554.00 2,727,879,500.00 3,555,384,000.00 4,978,164,020.00 3,474,994,500
12 Program Pencegahan dan
Pengamatan Penyakit
2,835,445,100.00 22,475,155,610.00 31,426,094,600.00 42,168,356,896.00 106,659,078,470
JUMLAH 56,899,130,833 97,358,205,999 118,019,759,324 187,597,058,918 256,284,708,554
26
e x Ç v t Ç t f à Ü t à x z | á W | Ç t á ^ x á x { t à t Ç ^ t u â Ñ t à x Ç f â ~ t u â Å | g t { â Ç E C D I @ E C E D
2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan pada Dinas Kesehatan
Kabupaten Sukabumi
Dalam pelaksanaan program dan kegiatan, tidak semuanya berjalan dengan lancar, hal
ini dapat dilihat dari adanya kesenjangan antara capaian program dan kegiatan dengan
target yang diharapkan. Adapun tantangan yang ditemukan diantaranya adalah :
1. Masalah sumber daya manusia
Jumlah sumberdaya manusia dalam bidang kesehatan yang kompeten masih sangat
kurang. Rasio dokter umum per 100.000 penduduk tertinggi adalah 8.11 (th.2012)
masih jauh dari target nasional, yakni 40,0. Rasio dokter gigi per 100.000 penduduk
tertinggi adalah 8.77 (th.2013) masih jauh dari target nasional, yakni 11,0. Rasio
apoteker per 100.000 penduduk tertinggi adalah 3,36 (th.2013) masih jauh dari target
nasional, yakni 10,0. Rasio bidan per 100.000 penduduk tertinggi adalah 30,16
(th.2013) masih jauh dari target nasional, yakni 100,0. Rasio perawat per 100.000
penduduk tertinggi adalah 16,81 (th.2009) masih jauh dari target nasional, yakni 117,5.
Rasio ahli gizi per 100.000 penduduk tertinggi adalah 9,15 (th.2013) masih jauh dari
target nasional, yakni 22,0. Rasio ahli sanitasi per 100.000 penduduk tertinggi adalah
6,4 (th.2013) masih jauh dari target nasional, yakni 40,0. Rasio ahli kesehatan
masyarakat per 100.000 penduduk tertinggi adalah 9,02 (th.2013) masih jauh dari
target nasional, yakni 40,0.
Di samping itu penyebaran tenaga kesehatan masih belum merata. Tenaga kesehatan
masih berorientasi kota sehinga wilayah yang jauh tidak diminati yang mengakibatkan
akses pelayanan kesehatan tidak memadai pada daerah-daerah yang jauh/terpencil
2. Masalah Pembiayaan
Besaran Anggaran kesehatan yang bersumber APBD II tertinggi pada tahun 2015 sebesar
Rp. 326.752.725.614,- hal ini karena sejak tahun 2014 dan tahun 2015 terdapat dana
kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bagi Puskesmas yang bersumber dari Badan
Pengelola Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan, dimana dana tersebut walaupun ditransfer
langsung ke rekening Puskesmas, namun pengelolaannya masuk dalam APBD II.
Selanjutnya anggaran kesehatan tertinggi bersumber APBD I terjadi tahun 2015 sebesar
Rp.87.597.590.400,- dan anggaran bersumber APBN tertinggi pada tahun 2013 sebesar
Rp. 41.807.695.614,-, penyumbang terbesar pembiayaan kesehatan bersumber APBN
untuk kegiatan jampersal dan jamkesmas sebesar Rp. 25.583.206.864,-
Biaya Kesehatan perkapita yang bersumber dari pemerintah tahun 2013 sebesar Rp.
154.342 (US $15.43 ) standar World Bank : US $ 15-18, sedangkan Persentase belanja
Kesehatan di luar gaji terhadap total APBD Kabupaten adalah sebesar 7,8 % sedangkan
menurut UU Kesehatan No. 36/2009, anggaran kesehatan adalah 10% dari total APBD
di luar gaji.
3. Masalah Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan di Kabupaten Sukabumi dalam kurun waktu 2011 s/d 2015 masih
belum mencapai target yang diharapkan. Rasio puskesmas terhadap 100.000
27
e x Ç v t Ç t f à Ü t à x z | á W | Ç t á ^ x á x { t à t Ç ^ t u â Ñ t à x Ç f â ~ t u â Å | g t { â Ç E C D I @ E C E D
penduduk adalah dari tahun 2011 s.d 2015 adalah 2,37 , hal ini masih di bawah target
yang diharapkan, yakni 3,33 per 100.000 penduduk.
Sedangkan rasio puskesmas pembantu terhadap 100.000 penduduk tertinggi adalah
6.03 pada tahun 2015, hal ini masih jauh di bawah target yang diharapkan, yakni 20,0
per 100.000 penduduk.
4. Masalah Perencanaan
Belum optimalnya perencanaan dengan menggunakan “evidence base” karena adanya
masalah dalam sistem pencatatan dan pelaporan.“Bottom up Planing” belum dapat
berjalan dengan optimal karena kemampuan dalam membuatnya belum maksimal,
perencanaan dinas kesehatan yang tertuang dalam renstra ini merujuk pada RPJMD
Kabupaten Sukabumi dan diaplikasikan dalam renja tiap tahun secara bertahap.
5. Masalah Peran Serta Masyarakat
Kurangnya pembinaan Peran Serta Masyarakat, masyarakat tidak tertarik dengan
upaya kesehatan karena kurangnya pengetahuan akan kesehatan, ini disebabkan
antara lain karena kurangnya penyebarluasan informasi kesehatan. Daerah yang masih
tidak terjangkau informasi, masih berpegang pada “aturan lama” dimasyarakat yaitu
kebiasaan dan tidak semua aturan tersebut memiliki korelasi positif dengan upaya
kesehatan
Selain tantangan tersebut di atas, dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan ada
beberapa peluang yang dapat dimanfaatkan antara lain:
1. Adanya peraturan baru, yang memungkinkan rekruitmen pegawai dapat dilakukan
oleh Kabupaten. Penambahan tenaga tidak lagi “given” dari tingkat Pusat dengan
demikian secara kuantitas tenaga kesehatan dapat ditingkatkan.
2. Adanya badan diklat, yang memungkinkan pelatihan dapat dilaksanakan di
Kabupaten dengan demikian dapat dipenuhinya kualifikasi ketenagaan
3. Dengan adanya “donor agency” dapat dimanfaatkan untuk peningkatan kualitas
tenaga melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan serta pembiayaan
kegiatan yang selama ini belum terdanai
4. Dengan adanya anggaran berdasarkan kinerja dapat diminimalkan
ketidakterpaduan anggaran rutin dan pembangunan
5. Adanya forum silahturahmi di tingkat Kabupaten, Kecamatan dan Desa dapat
memberikan banyak sumbangan baik dalam hal perencanaan maupun
peningkatan peran serta masyarakat
6. Dengan Indikator Pembangunan Manusia maka kesehtan menjadi salah satu
prioritas pembangunan di Kabupaten, hal ini akan banyak memberikan
kemudahan bagi pelaksanaan program kesehatan mulai dari tahap perencanaan,
pelaksanaan kegiatan dan peran serta masyarakat.
28
e x Ç v t Ç t f à Ü t à x z | á W | Ç t á ^ x á x { t à t Ç ^ t u â Ñ t à x Ç f â ~ t u â Å | g t { â Ç E C D I @ E C E D
BAB III
ISU-ISU STRATEGIS
BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas
Kesehatan Kabupaten Sukabumi
Berdasarkan perkembangan situasi dan kondisi kesehatan di Kabupaten dapat
diidentifikasi faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal yang dapat
mempengaruhi keberhasilan pembangunan kesehatan di kabupaten Sukabumi. Faktor
internal terbagi menjadi faktor kekuatan dan kelemahan Dinas Kesehatan Kabupaten
Sukabumi.
Adapun faktor kekuatan (Strengths) yang dimiliki oleh Dinas Kesehatan Kabupaten
Sukabumi adalah :
1. Jumlah sarana pelayanan kesehatan Dasar (Puskesmas dan jaringannya) sudah
mencakup semua kecamatan.
2. Rasio Tenaga kesehatan lebih tinggi dibanding tenaga non kesehatan
3. Tersedianya Sarana mobilitas pelayanan kesehatan
4. Aloksasi anggaran kesehatan bersumber APBD Kabupaten telah mencapai 10%
Sedangkan faktor kelemahan (Weaknesses) yang ada pada Dinas Kesehatan Kabupaten
Sukabumi adalah :
1. Rasio SDM bidang kesehatan per 100.000 penduduk masih rendah
2. Penyebaran tenaga kesehatan masih belum merata
3. Rasio Puskesmas dan Jaringannya belum memenuhi target per 100.000 penduduk
Faktor eksternal terbagi menjadi faktor peluang (opportunities) dan tantangan
(threats) dari luar Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi. Adapun faktor peluang
(opportunities) yang telah diidentifikasi adalah :
1. Dengan Indikator Pembangunan Manusia maka kesehatan menjadi salah satu
prioritas pembangunan di Kabupaten, hal ini akan banyak memberikan kemudahan
bagi pelaksanaan program kesehatan
2. Adanya peraturan baru, rekruitmen pegawai dapat dilakukan oleh Kabupaten.
3. Adanya forum silahturahmi di tingkat Kabupaten, Kecamatan dan Desa dapat
memberikan banyak sumbangan baik dalam hal perencanaan maupun peningkatan
peran serta masyarakat.
4. Adanya komitment global dari stakeholder (CSR) dalam pembangunan kesehatan.
Sedangkan faktor tantangan (threats) yang telah diidentifikasi adalah:
1. Angka Kematian Bayi (AKB) masih tinggi (8,04 thn 2015).
2. Prevalensi Balita gizi buruk (sangat kurus) masih tinggi (0,54 % thn 2013)
3. Pemberdayaan masyarakat melalui Desa Siaga Aktif belum maksimal, karena
walaupun cakupan desa siaga aktif pada tahun 2015 telah mencapai 95,34% tetapi
sebagian besar masih strata pratama.
29
e x Ç v t Ç t f à Ü t à x z | á W | Ç t á ^ x á x { t à t Ç ^ t u â Ñ t à x Ç f â ~ t u â Å | g t { â Ç E C D I @ E C E D
4. Adanya budaya masyarakat yang tidak mendukung upaya kesehatan.
5. Prevalensi Penyakit menular masih tinggi, dan prevalensi penyakit tidak menular
mulai tinggi
6. Cakupan Sarana Sanitasi Dasar masih rendah
3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Sukabumi
Tahun 2016-2021
Kabupaten Sukabumi merupakan salah satu wilayah administratif di Provinsi
Jawa Barat yang memiliki berbagai sumber daya alam beranekaragam termasuk
kebudayaan masyarakat yang cukup kental dan berkarakter kuat. Potensi-potensi
tersebut merupakan salah satu modal berharga bagi setiap pelaksana pembangunan
daerah untuk memulai rangkaian program dan kegiatan pembangunan sebagai upaya
untuk menyejahterakan masyarakat. Kesejahteraan rakyat akan terbangun secara
konsisten dan merata jika segenap insan di Kabupaten Sukabumi berpartisipasi aktif
dalam mengembangkan kemampuan dirinya untuk mandiri sekaligus berdaya saing
sehingga memiliki kesempatan yang lebih besar dalam menggapai cita-citanya yakni
meningkatnya taraf kehidupan keluarga secara sosial ekonomi dalam masyarakat.
Percepatan pencapaian kesejahteraan ekonomi, sosial, dan lingkungan
memerlukan kebijakan dan peran pemerintah yang kuat dan efektif dalam mengatur
jalannya pembangunan yang berkelanjutan sesuai dengan visi dan misi pembangunan.
Untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat, dilakukan perencanaan yang efektif
dengan partipasi para pelaku pembangunan secara terkoordinir. Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah menjelaskan bahwa polarisasi
rumusan konsep perencanaan pembangunan difokuskan pada penguatan peran
Pemerintah Daerah dan peningkatan partisipasi masyarakat. Visi dan misi kepala
daerah terpilih dijabarkan secara mendetail ke dalam rumusan yang dapat dimengerti
dan diukur capaian keberhasilannya. Penjabaran tersebut dilakukan dengan
memerhatikan visi, misi dan arah kebijakan pembangunan jangka menengah
Kabupaten Sukabumi serta menyelaraskan dengan arah kebijakan pusat.
3.2.1 Visi Pembangunan
Memasuki periode pembangunan jangka menengah kepala daerah yang baru,
Pemerintah Kabupaten Sukabumi dalam merumuskan perencanaan pembangunan
daerah memiliki visi pembangunan yang merepresentasikan keinginan kepala daerah
terpilih selama masa kepemimpinannya. Visi pembangunan merupakan hal penting
dan utama untuk menyatukan cita dan cipta bersama seluruh komponen dalam
pencapaian pembangunan daerah sesuai dengan perkembangan permasalahan
pembangunan dan isu strategis yang dihadapi oleh Kabupaten Sukabumi. Selain itu, visi
juga dibangun sebagai usaha bersama seluruh pemangku kepentingan untuk
menyamakan dan menyelaraskan pandangan tentang apa yang ingin dicapai dalam
satu periode pembangunan (dalam hal ini pembangunan Kabupaten Sukabumi periode
2016-2021).
Berdasarkan pada pandangan di atas dan sebagaimana visi Bupati dan Wakil
Bupati terpilih, serta selaras dengan hasil analisis permasalahan dan isu strategis
30
e x Ç v t Ç t f à Ü t à x z | á W | Ç t á ^ x á x { t à t Ç ^ t u â Ñ t à x Ç f â ~ t u â Å | g t { â Ç E C D I @ E C E D
pembangunan Kabupaten Sukabumi, maka untuk Kabupaten Sukabumi lebih baik ke
depan ditetapkan Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Sukabumi periode 2016-2021 sebagai berikut:
Visi tersebut mengandung dua elemen penting dalam capaian pembangunan
Kabupaten Sukabumi periode 2016-2021 yakni religius dan mandiri. Dari dua elemen
tersebut maka dapat ditelaah bahwa kepala daerah ingin membangun Kabupaten
Sukabumi menjadi lebih baik dengan tetap mempertahankan moral religiusitas dan
kemandirian masyarakat.
1. Masyarakat Kabupaten Sukabumi yang Religius
Pembangunan Kabupaten Sukabumi merupakan proses perubahan yang
direncanakan dalam memperbaiki berbagai aspek kehidupan masyarakat guna
meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara adil dan merata. Proses perubahan
tersebut mencakup sistem sosial, termasuk politik, ekonomi, infrastruktur, pertahanan,
pendidikan dan teknologi, kelembagaan, hingga budaya daerah.
Dalam pembangunan Kabupaten Sukabumi, aspek yang penting untuk
diperhatikan perkembangannya adalah kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat
secara menyeluruh. Kesejahteraan sosial dan ekonomi merupakan suatu tata
kehidupan dan penghidupan sosial materiil maupun spiritual yang memungkinkan bagi
setiap masyarakat di Kabupaten Sukabumi untuk memenuhi beberapa kebutuhan
jasmani, rohani, maupun sosial yang baik bagi diri, keluarga, dan masyarakat.
Kesejahteraan tidak hanya dikaitkan pada konsep lahiriah saja, akan tetapi juga
menjangkau sisi rohani seperti rasa aman, sentosa, makmur, sehat, dan selamat
(terlepas dari segala macam gangguan).
Elemen visi pembangunan Masyarakat Kabupaten Sukabumi yang Religius pada
intinya adalah pemerintah Kabupaten Sukabumi melaksanakan pembangunan daerah
dengan tetap berpegang pada moral dan akhlak dalam menjalani kehidupan sehari-
hari. Diharapkan, akhir dari pelaksanaan pembangunan akan terbentuk suatu tatanan
perikehidupan yang religius, dan harmonis dalam lingkungan Kabupaten Sukabumi
yang bermartabat dan berdaya saing.
Sementara itu, religius juga mengandung wujud makna toleransi. Toleransi
merupakan suatu sikap manusia sebagai umat beragama yang mempunyai keyakinan
untuk menghormati dan menghargai manusia yang beragama lain. Sebab kita ketahui
bahwa Kabupaten Sukabumi dengan mayoritas penduduk beragama Islam harus
memiliki sikap toleran terhadap pemeluk agama lain. Sehingga makna toleransi dalam
pembangunan dapat diartikan sebagai pembangunan yang menyentuh semua
komponen masyarakat.
2. Kemandirian Masyarakat Kabupaten Sukabumi
Kemandirian masyarakat merupakan suatu kondisi yang dialami oleh
masyarakat yang ditandai dengan kemampuan memikirkan, memutuskan, serta
“Terwujudnya Kabupaten Sukabumi Yang Religius dan Mandiri”
31
e x Ç v t Ç t f à Ü t à x z | á W | Ç t á ^ x á x { t à t Ç ^ t u â Ñ t à x Ç f â ~ t u â Å | g t { â Ç E C D I @ E C E D
melakukan sesuatu yang dipandangnya tepat demi mencapai tujuan hidup dengan
mempergunakan daya kemampuan yang dimiliki. Pemberdayaan masyarakat sebagai
bagian dari upaya kemandirian merupakan usaha nyata untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat agar mampu berpartisipasi aktif dalam segala aspek
pembangunan. Dalam konteks peningkatan daya saing sumber daya manusia,
pemberdayaan masyarakat menjadi upaya optimal untuk meningkatkan harkat dan
martabat lapisan masyarakat bawah yang tidak mampu melepaskan diri dari perangkat
kemiskinan dan keterbelakangan.
Pembangunan Kabupaten Sukabumi dipandang sebagai proses perubahan yang
direncanakan untuk memperbaiki berbagai aspek kehidupan guna meningkatkan
kesejahteraan masyarakat secara adil dan merata. Melalui elemen visi ini, pemerintah
ingin mencapai adanya keseimbangan antara kemandirian sosial dan ekonomi serta
keharmonisan antara pembangunan sosial-ekonomi dengan aspek lingkungan hidup
dengan memperluas kerjasama, baik nasional maupun internasional.
Kemandirian ekonomi dan sosial merupakan suatu tata kehidupan dan
penghidupan sosial materiil maupun spiritual yang memungkinkan bagi setiap
masyarakat di Kabupaten Sukabumi untuk memenuhi beberapa kebutuhan jasmani,
rohani, dan sosial yang baik bagi diri, keluarga, dan masyarakat. Peningkatan
kemandirian dapat diwujudkan oleh pemerintah Kabupaten Sukabumi dengan
program-program pembangunan daerah untuk mengatasi kemiskinan dan
pengangguran.
Kemandirian Masyarakat Kabupaten Sukabumi akan menjadi cerminan utuh
dan menyeluruh dalam keberhasilan pelaksanaan pembangunan Kabupaten Sukabumi.
Hal ini dikarenakan visi pembangunan daerah memberi penekanan pada peningkatan
kualitas dan daya saing sebagai modal dasar dalam membentuk kemandirian setiap
individu masyarakat Kabupaten Sukabumi.
Kemandirian masyarakat yang tercantum dalam visi dan misi Bupati Sukabumi,
ditekankan dalam hal "pemberdayaan" (empowerment). Pada hakekatnya upaya-upaya
pembangunan di masyarakat memfokuskan pada pemberdayaan dengan melakukan
power sharing agar masyarakat memiliki kemampuan dan kesetaraan dengan beragam
stakeholders lainnya, dan untuk menoptimalkannya dilakukan dengan information
sharing agar pemahaman antara masyarakat dapat setara pula dengan stakeholders
lain.
Pemberdayaan sendiri pada intinya membahas bagaimana individu, kelompok,
ataupun komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dan
mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai dengan keinginan mereka.
Prinsip ini pada intinya mendorong masyarakat untuk menentukan sendiri apa yang
harus ia lakukan dalam kaitan dengan upaya mengatasi permasalahan yang dihadapi,
sehingga masyarakat mempunyai kesadaran dan kekuasaan penuh untuk membentuk
hari depannya. Berdasarkan hal tersebut terlihat bahwa pemberdayaan dapat
membuat masyarakat lebih mandiri baik secara ekonomi, sosial maupun politik. Oleh
karena itu pemberdayaan dapat membantu pencapaian ke empat misi Bupati dan
Wakil Bupati terpilih, yaitu kemandirian ekonomi (misi 1), sumber daya manusia yang
berdaya saing (misi 2), tata kelola pemerintahan yang bersih dan profesional (misi 3)
32
e x Ç v t Ç t f à Ü t à x z | á W | Ç t á ^ x á x { t à t Ç ^ t u â Ñ t à x Ç f â ~ t u â Å | g t { â Ç E C D I @ E C E D
dalam hal ini berkaitan dengan peningkatan partisipasi masyarakat dalam
pembangunan, dan optimalisasi pelayanan dasar (misi 4).
3.2.2 Misi
Misi merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan
dilaksanakan dalam mewujudkan sebuah Visi dengan cara-cara yang efektif dan efisien.
Misi juga dapat dipandang sebagai pilihan jalan (the choosen track) bagi pemerintah
daerah dalam menyediakan dan menyelenggarakan layanan bagi masyarakat dan
aktivitas pembangunan pada umumnya bagi stakeholders pembangunan secara
keseluruhan.
Suatu rumusan Misi pembangunan daerah menjadi alasan utama suatu
organisasi (pemerintah daerah) harus berdiri dengan membawa komitmen dan
konsistensi kinerja yang terus dijaga oleh segenap stakeholders pembangunan.
Berdasarkan identifikasi visi pembangunan serta penjabaran secara umum, maka
ditetapkan misi pembangunan daerah jangka menengah Kabupaten Sukabumi sebagai
berikut:
1. Meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat berbasis ekonomi lokal melalui
bidang agribisnis, pariwisata dan industri yang berwawasan lingkungan;
2. Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang berdaya saing dan religius;
3. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih dan profesional; dan
4. Optimalisasi pelayanan kesehatan, pendidikan dan infrastruktur daerah.
Penjelasan masing-masing dari misi di atas dijabarkan sebagai berikut:
1. Meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat berbasis ekonomi lokal melalui
bidang agribisnis, pariwisata dan industri yang berwawasan lingkungan
Perekonomian daerah dibangun atas dasar peningkatan kesejahteraan
masyarakat secara merata, konsisten, dan berkualitas. Pembangunan melalui
pengembangan perekonomian menjadi penunjang utama pelaksanaan pembangunan
daerah. Kualitas perekonomian daerah akan menjadi sorotan berbagai pelaksana
pembangunan dalam meningkatkan daya saing ekonomi Kabupaten Sukabumi.
Pembangunan dan peningkatan perekonomian daerah Kabupaten Sukabumi
dititikberatkan pada daya saing dalam pengembangan ekonomi yang berwawasan
lingkungan. Perekonomian daerah saat ini masih perlu adanya pembenahan baik dari
segi besaran nilai ekonomi maupun pemerataan bagi masyarakat. Disamping itu,
pengelolaan SDA secara maksimal dan bijaksana perlu dilakukan dalam mendukung
pertumbuhan ekonomi daerah.
Dalam rangka menumbuh kembangkan ekonomi kerakyatan maka
perekonomian makro maupun mikro terus dilaksanakan pemerintah daerah. Hal ini
perlu didukung dengan adanya penciptaan iklim usaha baik dan kompetitif serta
pendampingan usaha bagi masyarakat agar peningkatan dan stabilitas perekonomian
dapat terealisasi. Peningkatan sektor pariwisata juga bisa menjadi alternatif strategis
dalam pengembangan UMKM utamanya masyarakat di area obyek wisata. Selain itu,
wisatawan yang masuk akan menjadi salah satu investasi dalam peningkatan nilai
tambah sektor tersebut.
33
e x Ç v t Ç t f à Ü t à x z | á W | Ç t á ^ x á x { t à t Ç ^ t u â Ñ t à x Ç f â ~ t u â Å | g t { â Ç E C D I @ E C E D
Pada perekonomian makro, perluasan pembangunan ekonomi diselenggarakan
berdasarkan pendekatan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi, baik
yang telah ada maupun yang baru. Pendekatan ini merupakan integrasi dari
pendekatan sektoral dan regional sehingga setiap wilayah dapat mengembangkan
produk yang menjadi keunggulan daerahnya. Sedangkan dalam pengembangan
perekonomian mikro, masyarakat dituntut untuk menggerakkan diri dengan berfokus
pada pergerakan perekonomian kerakyatan yang memiliki stabilitas lebih tinggi serta
memiliki dampak signifikan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara
merata.
Masih tingginya kesenjangan pendapatan masyarakat mengindikasikan
rendahnya pemerataan kesejahteraan penduduk di Kabupaten Sukabumi. Sehingga
perlu adanya perhatian khusus pemerintah dalam menggerakkan perekonomian
masyarakat secara merata, optimal dan konsisten dengan tetap berpegang pada
keberlanjutan lingkungan hidup.
2. Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang berdaya saing dan religius
Keberhasilan suatu bangsa atau daerah sangat erat kaitannya dengan
keunggulan sumber daya manusia. Melihat pengalaman di negara-negara yang telah
maju termasuk di kawasan Asia memperlihatkan bahwa kualitas SDM yang dimiliki
memungkinkan suatu bangsa atau daerah tersebut untuk mampu secara efisien
menerapkan dan mengendalikan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan
produktivitas tinggi.
Perkembangan teknologi saat ini menuntut adanya kesiapan masyarakat untuk
menerima dan mengadaptasi perubahan secara global sehingga masyarakat Kabupaten
Sukabumi harus mampu memanfaatkan kemajuan-kemajuan dari hasil implikasi
langsung perkembangan teknologi. Untuk itu, upaya mewujudkan kualitas sumber
daya manusia Kabupaten Sukabumi yang mandiri dan berdaya saing tinggi serta
memiliki akhlak mulia menjadi misi yang tidak terpisahkan dari pembangunan daerah
di tengah kemajuan teknologi saat ini.
Kebijakan untuk mewujudkan kualitas sumber daya manusia yang mandiri dan
berdaya saing tinggi berupa pengembangan pendidikan secara merata di Kabupaten
Sukabumi baik pendidikan formal di sekolah maupun pendidikan informal di luar
sekolah. Namun, sumber daya manusia yang mandiri dan berdaya saing tinggi saja
tidak cukup dalam pembangunan daerah, karena diperlukan juga sumber daya
manusia berakhlak mulia yang dapat membentuk identitas dan karakter manusia
berkualitas. Oleh karena itu, pendidikan agama penting untuk dipahami dan diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari agar terbentuk karakter masyarakat Kabupaten Sukabumi
yang selaras dengan perwujudan pembangunan daerah.
Dengan demikian rencana pembangunan sumber daya manusia Kabupaten Sukabumi
bersifat komprehensif yang telah mempertimbangkan baik aspek jasmani (sandang,
pangan dan perumahan) maupun aspek rohani (pendidikan mental dan spiritual) sesuai
dengan potensi sumberdaya yang dimiliki, lingkungan sosial maupun kultural daerah.
34
e x Ç v t Ç t f à Ü t à x z | á W | Ç t á ^ x á x { t à t Ç ^ t u â Ñ t à x Ç f â ~ t u â Å | g t { â Ç E C D I @ E C E D
3. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih dan profesional
Pemerintahan yang baik adalah pemerintahan yang jujur, bersih, dan pro rakyat
sebagai pengejawantahan dari prinsip-prinsip dasar good governance. Dalam
mewujudkan Good Governance diperlukan semangat dan tekad yang kuat dari para
aparatur negara. Fasilitas yang sudah disediakan dalam mencapai hal tersebut adalah
dengan melaksanakan Reformasi Birokrasi secara utuh dan konsisten sebagai bagian
dari perbaikan tata kelola pemerintahan. Setidaknya ada sembilan parameter
keberhasilan reformasi birokrasi, yaitu:
1) Tidak ada korupsi
2) Tidak ada pelanggaran hukum
3) Tata kelola keuangan yang baik
4) Semua program pemerintah daerah berjalan dengan baik
5) Perijinan cepat dan mudah serta tidak ada overlap
6) Komunikasi dengan publik berjalan baik
7) Penggunaan waktu efektif dan produktif
8) Adanya reward dan punishment terhadap kinerja aparat pemerintah, dan
9) Hasil pembangunan dapat dirasakan seluruh lapisan masyarakat.
Birokrasi pemerintahan daerah tidak saja menitikberatkan kepada kualitas atau
kinerja aparatur, namun juga kepada kelembagaan dan ketatalaksanaan. Pada era
reformasi birokrasi saat ini, perwujudan pemerintah yang baik merupakan salah satu
fokus dari reformasi birokrasi. Pemerintah daerah yang ditopang oleh aparatur dengan
kinerja baik, bertanggung jawab, serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi,
diharapkan mampu menciptakan pemerintahan yang bersih, transparan, profesional,
dan efektif dalam menjalankan tugasnya. Kondisi ini diharapkan mampu menjamin
kinerja pemerintah dalam menciptakan pelayanan publik yang prima serta
menciptakan kepastian hukum dan akuntabilitas publik.
Reformasi birokrasi meliputi beberapa aspek tentang pelayanan masyarakat,
peningkatan kinerja, dan penegakan hukum. Dalam melakukan reformasi birokrasi,
pemerintah melakukan pembenahan sistem birokrasi, mulai dari penataan
kewenangan, prosedur operasi standar, kerjasama, sinergi, dan integrasi organisasi,
serta penggunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi
dan efektivitas. Di samping itu, Pemerintah Kabupaten Sukabumi juga melakukan
pembenahan manajemen kepegawaian, serta upaya-upaya terobosan guna
meningkatkan kapasitas, mutu, dan kinerja aparatur pemerintah daerah. Upaya ini
dilakukan untuk mengawal pencapaian tata kelola pemerintahan yang lebih baik serta
peningkatan kualitas pelayanan publik sebagai “corong” pelayanan kepada masyarakat.
4. Optimalisasi pelayanan kesehatan, pendidikan dan infrastruktur daerah
Pendidikan adalah salah satu kebutuhan dasar dan hak bagi masyarakat
Kabupaten Sukabumi yang harus terpenuhi sebagai bagian dari kebutuhan primer.
Untuk lebih meningkatkan pendidikan, diperlukan mutu dan jumlah tenaga
35
e x Ç v t Ç t f à Ü t à x z | á W | Ç t á ^ x á x { t à t Ç ^ t u â Ñ t à x Ç f â ~ t u â Å | g t { â Ç E C D I @ E C E D
kependidikan yang baik pula sehingga dapat meningkatkan kualitas sumber daya
manusia.
Hidup sehat merupakan salah satu hak dan kebutuhan dasar bagi masyarakat
Kabupaten Sukabumi. Oleh karena itu, untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang
optimal harus ditunjang dengan prasarana dan sarana kesehatan serta jumlah tenaga
medis yang ada. Dengan tersedianya prasarana dan sarana kesehatan serta jumlah
tenaga medis yang mencukupi akan mampu meningkatkan kesehatan masyarakat di
Kabupaten Sukabumi. Selain itu, untuk lebih meningkatkan mutu hidup sehat atau
kesehatan perlu diperhatikan pula kesejahteraan para medis agar memberi motivasi
lebih dalam peningkatan pelayanan mutu hidup sehat bagi masyarakat Kabupaten
Sukabumi.
Penyediaan infrastruktur yang handal dalam perencanaan wilayah dan kota
dilakukan dengan menerapkan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan seperti
pemerataan pembangunan, penghematan energi, pelestarian ekologi atau lingkungan,
pembangunan ekonomi yang menitikberatkan pada peningkatan performa, dan
menyerap peran serta masyarakat dalam proses pembangunan secara maksimal.
Secara harfiah, pembangunan infrastruktur merupakan suatu usaha atau rangkaian
usaha pertumbuhan dan perubahan yang dilakukan secara terencana untuk
membangun prasarana atau segala sesuatu yang merupakan penunjang utama
terselenggaranya suatu proses pembangunan. Infrastruktur memegang peranan
penting sebagai salah satu roda penggerak pertumbuhan ekonomi dan pembangunan.
Membangun infrastruktur bertujuan mengembangkan kualitas, infrastruktur
yang handal, berkelanjutan dan tangguh, termasuk infrastruktur regional dan lintas
batas, untuk mendukung pembangunan ekonomi dan kesejahteraan manusia, dengan
fokus pada akses terjangkau dan merata bagi semua. Keberadaan infrastruktur yang
memadai sangat diperlukan karena merupakan bagian yang sangat penting dalam
sistem pelayanan masyarakat. Berbagai fasilitas fisik merupakan hal yang vital guna
mendukung berbagai kegiatan pemerintahan, perekonomian, industri dan kegiatan
sosial di masyarakat dan pemerintahan.
3.2.3 Tujuan dan Sasaran Pembangunan Daerah
Penetapan tujuan dan sasaran merupakan tahap terpenting dalam
perencanaan pembangunan dan akan menjadi dasar penyusunan arsitektur kinerja
pembangunan daerah. Tujuan dan sasaran adalah tahap perumusan sasaran strategis
yang menunjukkan suatu tingkatan prioritas tertinggi dalam rumusan kebijakan pada
perencanaan pembangunan jangka menengah daerah.
Tujuan pembangunan adalah penjabaran atau implementasi dari pernyataan
visi dan misi yang menunjukkan hasil akhir jangka waktu tertentu. Hal ini
mengindikasikan bahwa tujuan adalah suatu pernyataan-pernyataan tentang hal-hal
yang perlu dilakukan untuk mencapai visi, melaksanakan misi dengan menjawab
seluruh isu strategis dan permasalahan pembangunan daerah. Pernyataan tujuan
harus menunjukkan suatu kondisi optimal yang ingin dicapai dimasa datang dan juga
diselaraskan dengan amanat pembangunan nasional.
Sasaran adalah penjabaran dari tujuan yaitu hasil yang akan dicapai secara
nyata oleh Kabupaten Sukabumi dari masing-masing tujuan dalam rumusan yang lebih
36
e x Ç v t Ç t f à Ü t à x z | á W | Ç t á ^ x á x { t à t Ç ^ t u â Ñ t à x Ç f â ~ t u â Å | g t { â Ç E C D I @ E C E D
spesifik dan terukur dalam suatu indikator beserta targetnya. Sasaran dinyatakan
sesuai indikator secara spesifik, fokus, terukur, dan dapat dicapai dengan indikator
kinerja atau tolok ukur keberhasilan pencapaian sasaran yang akan diwujudkan selama
5 (lima) tahun pelaksanaan pembangunan jangka menengah.
Selanjutnya, sasaran dipisahkan menjadi sasaran makro dan sasaran spesifik
pembangunan daerah sebagai arsitektur kinerja ‘impact’ yang saling terhubung dimana
sasaran makro merupakan lagging indicator yang dipicu oleh sasaran spesifik sebagai
leading indicator. Dengan demikian, sasaran makro pembangunan merupakan
representasi langsung keberhasilan pencapaian tujuan pembangunan daerah yang
sekaligus menjadi indikator utama pencapaian pembangunan jangka menengah
Kabupaten Sukabumi.
Berdasarkan visi dan misi sebagaimana telah dijelaskan di atas, maka arahan
tujuan pembangunan Kabupaten Sukabumi selama periode pembangunan 2016-2021
dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Meningkatkan daya beli dan ketahanan pangan masyarakat melalui
pengembangan agribisnis dan lembaga keuangan pertanian
2. Meningkatkan daya beli masyarakat melalui pengembangan minapolitan
3. Meningkatkan kesempatan dan produktivitas Kerja serta perluasan kesempatan
usaha
4. Menciptakan iklim investasi yang kondusif serta mendorong pembangunan
industri di berbagai sektor yang memiliki daya saing dan berwawasan lingkungan
5. Meningkatkan pengembangan pariwisata dan ekonomi masyarakat berbasis
potensi lokal
6. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan ekonomi
masyarakat berbasis ekonomi lokal
7. Meningkatkan ketersediaan kebutuhan pokok masyarakat dan peningkatan nilai
ekspor
8. Meningkatkan kapasitas lembaga dan kemandirian usaha ekonomi mikro
perdesaan
9. Melestarikan dan mengembangkan budaya lokal
10. Meningkatkan kualitas dan partisipasi pemuda dalam pembangunan
11. Meningkatkan pembinaan dan prestasi olahraga
12. Meningkatkan pemahaman, penghayatan, pengamalan, dan pengembangan nilai-
nilai keagamaan
13. Mewujudkan ketentraman dan ketertiban umum serta perlindungan masyarakat
14. Meningkatkan penanganan dan kemandirian penyandang masalah kesejahteraan
sosial (PMKS), Melestarikan Keperintisan, Kepahlawanan dan Kesetiakawanan
Sosial.
15. Meningkatkan Partisipasi Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS)
16. Meningkatkan perlindungan terhadap anak dan perempuan
37
e x Ç v t Ç t f à Ü t à x z | á W | Ç t á ^ x á x { t à t Ç ^ t u â Ñ t à x Ç f â ~ t u â Å | g t { â Ç E C D I @ E C E D
17. Mewujudkan reformasi birokrasi menuju tata kelola pemerintahan yang bersih
dan profesional
18. Meningkatkan efektifitas pengelolaan keuangan dan aset daerah
19. Meningkatkan pelayanan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil
20. Mengoptimalkan pengelolaan administrasi pertanahan
21. Membangun budaya partisipasi masyarakat dalam Pembangunan
22. Meningkatkan tata kelola pemerintahan desa dan keberdayaan masyarakat
perdesaan
23. Mengentaskan desa sangat tertinggal dan tertinggal
24. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam pelaksanaan
penyelenggaraan pemerintahan kabupaten sukabumi yang mendukung e-
goverment
25. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
26. Mengendalikan laju pertumbuhan penduduk dalam mewujudkan penduduk
tumbuh seimbang dan berkualitas
27. Meningkatkan budaya baca masyarakat
28. Meningkatkan akses dan kualitas layanan pendidikan untuk menghasilkan SDM
yang religius, mandiri dan berdaya saing
29. mewujudkan penataan ruang yang terpadu dan berkelanjutan
30. Mewujudkan pengelolaan lingkungan hidup berkelanjutan dan penanggulangan
bencana yang handal
31. Meningkatkan ketersediaan dan kualitas infrastruktur daerah yang mendukung
perekonomian
32. Meningkatkan ketersediaan infrastruktur untuk peningkatan produktifitas
ekonomi dan pelayanan dasar
33. Pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup
34. Meningkatkan Perlindungan, Rehabilitasi dan Konservasi Sumber Daya Alam
Berdasarkan tujuan pembangunan daerah sebagai representasi visi dan misi
pembangunan jangka menengah Kabupaten Sukabumi, maka ditetapkan sasaran
pembangunan pada masing-masing tujuan sebagai berikut:
Tujuan 1: Meningkatkan daya beli dan ketahanan pangan masyarakat melalui
pengembangan agribisnis dan lembaga keuangan pertanian
Untuk meningkatkan daya beli dan ketahanan pangan masyarakat melalui
pengembangan agribisnis dan lembaga keuangan pertanian, maka sasaran
pembangunan yang harus dicapai adalah:
1. Terciptanya Kesempatan kerja di sektor agribisnis
2. Meningkatnya produksi pangan
38
e x Ç v t Ç t f à Ü t à x z | á W | Ç t á ^ x á x { t à t Ç ^ t u â Ñ t à x Ç f â ~ t u â Å | g t { â Ç E C D I @ E C E D
3. Terlaksananya intervensi pencegahan dan penanggulangan rawan pangan serta
teratasinya kerawanan pangan
4. Terwujudnya sentra produksi pertanian, perkebunan dan peternakan
5. Meningkatnya kapasitas kelembagaan tani berorientasi agribisnis berbasis potensi
lokal
6. Meningkatnya produksi pertanian non pangan
Tujuan 2: Meningkatkan daya beli masyarakat melalui pengembangan minapolitan.
Dalam rangka meningkatkan daya beli masyarakat melalui pengembangan
minapolitan, maka sasaran pembangunan yang harus dicapai adalah:
1. Meningkatnya kualitas dan kuantitas pelaku perikanan
2. Meningkatnya produksi, nilai tambah produk perikanan serta sarana prasarana
perikanan
3. Terwujudnya sentra perikanan budidaya air tawar, laut, dan pengolahan hasil
perikanan
Tujuan 3: Meningkatkan kesempatan dan produktivitas kerja serta perluasan
kesempatan usaha
Dalam upaya meningkatkan kesempatan dan produktivitas kerja serta
perluasan kesempatan usaha, maka sasaran pembangunan yang harus dicapai adalah:
1. Meningkatnya kesempatan kerja dan produktivitas pekerja dan serta melindungi
hak-hak pekerja
2. meningkatnya kemandirian masyarakat perdesaan dalam pengelolaan potensi
daerah
3. meningkatnya jumlah transmigran yang diberangkatkan dan terbinanya
transmigran dan translok
Tujuan 4: Menciptakan iklim investasi yang kondusif serta mendorong pembangunan
industri di berbagai sektor yang memiliki daya saing dan berwawasan lingkungan
Guna menciptakan iklim investasi yang kondusif serta mendorong
pembangunan industri di berbagai sektor yang memiliki daya saing dan berwawasan
lingkungan, maka sasaran pembangunan yang harus dicapai adalah:
1. Terciptanya iklim usaha yang kondusif dan kemudahan investasi
2. Mendorong pertumbuhan industri rumah tangga, kecil dan menengah
Tujuan 5: Meningkatkan pengembangan pariwisata dan ekonomi masyarakat
berbasis potensi lokal
Untuk meningkatkan pengembangan pariwisata dan ekonomi masyarakat
berbasis potensi lokal, maka sasaran pembangunan yang harus dicapai adalah:
1. Tertatanya objek wisata
2. Terlaksananya pembinaan masyarakat pariwisata
3. Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan
39
e x Ç v t Ç t f à Ü t à x z | á W | Ç t á ^ x á x { t à t Ç ^ t u â Ñ t à x Ç f â ~ t u â Å | g t { â Ç E C D I @ E C E D
Tujuan 6: Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan ekonomi
masyarakat berbasis ekonomi lokal.
Dalam upaya Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan
ekonomi masyarakat berbasis ekonomi lokal, maka sasaran pembangunan yang harus
dicapai adalah:
1. Meningkatnya penataan dan pengembangan kelompok-kelompok usaha
masyarakat dan koperasi
Tujuan 7: Meningkatkan ketersediaan kebutuhan pokok masyarakat dan
peningkatan nilai ekspor.
Guna meningkatkan ketersediaan kebutuhan pokok masyarakat dan
peningkatan nilai ekspor, maka sasaran pembangunan yang harus dicapai adalah:
1. Ketersediaan kebutuhan pokok masyarakat
2. Meningkatnya nilai ekspor Kabupaten Sukabumi
3. Tersedianya sarana perdagangan
Tujuan 8: Meningkatkan kapasitas lembaga dan kemandirian usaha ekonomi mikro
perdesaan.
Untuk meningkatkan kapasitas lembaga dan kemandirian usaha ekonomi mikro
perdesaan, maka sasaran pembangunan yang harus dicapai adalah:
1. Meningkatnya manajemen pengelolaan bumdesa
2. Meningkatnya pemberdayaan lembaga usaha ekonomi desa
Tujuan 9: Melestarikan dan mengembangkan budaya lokal;
Guna melestarikan dan mengembangkan budaya lokal, maka sasaran
pembangunan yang harus dicapai adalah:
1. Meningkatnya pelestarian dan apresiasi masyarakat terhadap budaya dan kearifan
lokal
Tujuan 10: Meningkatkan kualitas dan partisipasi pemuda dalam pembangunan.
Guna meningkatkan kualitas dan partisipasi pemuda dalam pembangunan,
maka sasaran pembangunan yang harus dicapai adalah:
1. Optimalisasi pembinaan pemuda sehingga dapat berperan aktif dalam
pembangunan
Tujuan 11: Meningkatkan pembinaan dan prestasi olahraga.
Guna meningkatkan pembinaan dan prestasi olahraga, maka sasaran
pembangunan yang harus dicapai adalah:
1. Meningkatnya pembinaan olahraga yang berorientasi pada prestasi
2. Meningkatnya pembinaaan olahraga masyarakat
40
e x Ç v t Ç t f à Ü t à x z | á W | Ç t á ^ x á x { t à t Ç ^ t u â Ñ t à x Ç f â ~ t u â Å | g t { â Ç E C D I @ E C E D
Tujuan 12: Meningkatkan pemahaman, penghayatan, pengamalan, dan
pengembangan nilai-nilai keagamaan
Guna meningkatkan pemahaman, penghayatan, pengamalan, dan
pengembangan nilai-nilai keagamaan, maka sasaran pembangunan yang harus dicapai
adalah:
1. Meningkatnya kualitas kehidupan beragama
Tujuan 13: Mewujudkan ketentraman dan ketertiban umum serta perlindungan
masyarakat
Guna mewujudkan ketentraman dan ketertiban umum serta perlindungan
masyarakat, maka sasaran pembangunan yang harus dicapai adalah:
1. Meningkatnya peran pemerintah dan masyarakat dalam pemeliharaan ketertiban
umum dan ketentraman masyarakat
2. Menguatnya kelembagaan sosial dan organisasi kemasyarakatan dalam
pembangunan manusia yang berdaya saing tinggi dan religius.
3. Meningkatnya pembinaan dan pendidikan politik daerah
4. Menurunnya gangguan terhadap ketertiban umum dan keamanan masyarakat
5. Meningkatnya kepatuhan masyarakat terhadap perda dan perkada
6. Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan anggota Sat.Linmas dalam
penanganan berbagai tugas khususnya tanggap darurat penanggulangan bencana
Tujuan 14: Meningkatkan penanganan dan kemandirian Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS), melestarikan keperintisan, kepahlawanan dan
kesetiakawanan sosial
Guna meningkatkan penanganan dan kemandirian Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS), melestarikan keperintisan, kepahlawanan dan
kesetiakawanan sosial, maka sasaran pembangunan yang harus dicapai adalah:
1. Menurunnya jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial, berdayanya
komunitas adat dan pelestarian nilai-nilai keperintisan, kepahlawanan dan
kesetiakawanan sosial
2. Terehabilitasi dan terbantunya penyandang disabilitas, tuna sosial, Anak Nakal
Korban Narkotika (ANKN), Anak Jalanan, ODHA, ABH, BWBLP dan WNI- Migran
Bermasalah, Korban Perdagangan Orang dan Korban Tindak Kekerasan
3. Meningkatnya pelayanan, perlindungan dan jaminan sosial bagi masyarakat miskin
dan korban bencana alam
Tujuan 15: Meningkatkan Partisipasi Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS).
Guna meningkatkan Partisipasi Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS),
maka sasaran pembangunan yang harus dicapai adalah:
1. Meningkatnya Partisipasi Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS)
Tujuan 16: Meningkatkan perlindungan terhadap anak dan perempuan.
41
e x Ç v t Ç t f à Ü t à x z | á W | Ç t á ^ x á x { t à t Ç ^ t u â Ñ t à x Ç f â ~ t u â Å | g t { â Ç E C D I @ E C E D
Guna meningkatkan perlindungan terhadap anak dan perempuan, maka
sasaran pembangunan yang harus dicapai adalah:
1. Peningkatan partisipasi, pemberdayaan perempuan dan pengembangan hak-hak
anak
2. Peningkatan kualitias hidup dan perlindungan perempuan & anak
Tujuan 17: Mewujudkan reformasi birokrasi menuju tata kelola pemerintahan yang
bersih dan profesional.
Guna mewujudkan reformasi birokrasi menuju tata kelola pemerintahan yang
bersih dan profesional, maka sasaran pembangunan yang harus dicapai adalah:
1. Meningkatnya kualitas dan Kompetensi aparatur
2. Meningkatnya disiplin aparatur
3. Tertatanya struktur organisasi pemerintah yang efektif dan efisien
4. Meningkatnya kualitas pelayanan publik
5. Meningkatnya kerjasama antar pemerintah daerah, instansi pemerintah dan
lembaga non pemerintah
6. Meningkatnya pengelolaan administrasi kewilayahan
7. Terwujudnya pemekaran Kabupaten Sukabumi
8. Terwujudnya akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan daerah
9. Meningkatnya kapasitas pimpinan dan anggota DPRD Kabupaten Sukabumi dalam
produktifitas kedewanan
10. Meningkatnya kualitas pelayanan kedinasan kepala daerah dan wakil kepala
daerah
11. Tersedianya Produk hukum yang diperlukan masyarakat
12. Meningkatnya kualitas perencanaan dan pembangunan daerah
13. Meningkatnya birokrasi yang profesional dan akuntabel
14. Terwujudnya pemerintahan yang bersih bebas korupsi kolusi dan nepotisme
Tujuan 18: Meningkatkan efektifitas pengelolaan keuangan dan aset daerah.
Guna Meningkatkan efektifitas pengelolaan keuangan dan aset daerah, maka
sasaran pembangunan yang harus dicapai adalah:
1. Tersedianya pedoman pelaksanaan APBD
2. Tersedianya laporan keuangan dan aset daerah yang akuntabel
3. Meningkatnya pendapatan asli daerah
4. Meningkatnya pengelolaan dan pelayanan tata kearsipan pemerintah daerah
Tujuan 19: Meningkatkan pelayanan administrasi kependudukan dan pencatatan
sipil.
Guna Meningkatkan pelayanan administrasi kependudukan dan pencatatan
sipil, maka sasaran pembangunan yang harus dicapai adalah:
1. Meningkatnya kualitas pelayanan administrasi kependudukan
Tujuan 20 : Mengoptimalkan pengelolaan administrasi pertanahan.
Guna Mengoptimalkan pengelolaan administrasi pertanahan, maka sasaran
pembangunan yang harus dicapai adalah:
42
e x Ç v t Ç t f à Ü t à x z | á W | Ç t á ^ x á x { t à t Ç ^ t u â Ñ t à x Ç f â ~ t u â Å | g t { â Ç E C D I @ E C E D
1. Tertib administrasi pertanahan
Tujuan 21: Membangun budaya partisipasi masyarakat.
Guna Membangun budaya partisipasi masyarakat, maka sasaran pembangunan
yang harus dicapai adalah:
1. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan
Tujuan 22: Meningkatkan profesionalisme aparatur pemerintah desa.
Guna meningkatkan profesionalisme aparatur pemerintah desa, maka sasaran
pembangunan yang harus dicapai adalah:
1. Meningkatnya penyelenggara pemerintah desa yang terlatih
2. Meningkatnya pengelolaan administrasi desa
Tujuan 23: Meningkatkan keberdayaan masyarakat pedesaan.
Guna meningkatkan keberdayaan masyarakat pedesaan, maka sasaran
pembangunan yang harus dicapai adalah:
1. Meningkatnya keterampilan tenaga teknis dan masyarakat
2. Status desa tertinggal dan sangat tertinggal
3. Meningkatnya pemberdayaan lembaga dan organisasi masyarakat
Tujuan 24: Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam pelaksanaan
penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten Sukabumi yang mendukung e-
goverment.
Guna pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam pelaksanaan
penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten Sukabumi yang mendukung e-goverment,
maka sasaran pembangunan yang harus dicapai adalah:
1. Meningkatnya penyebaran informasi pemda terhadap masyarkat luas baik internal
maupun eksternal kabupaten melalui kerjasama dengang media massa baik media
cetak, radio, televisi maupun media online
2. Meningkatnya penyebaran informasi pemda terhadap masyarakat luas baik
internal maupun eksternal kabupaten melalui media yang dikelola oleh pemerintah
daerah (website, sistem elektronik serta media sosial) dan melalui media
tradisional
3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten
Sukabumi berbasis IT menuju e-government
4. Terlaksananya pengadaan barang dan jasa secara elektronik
Tujuan 25: Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, maka sasaran
pembangunan yang harus dicapai adalah:
1. Meningkatnya kualitas pelayanan rumah sakit
2. Tersedianya obat, bahan kimia dan perbekalan kesehatan
3. Pembinaan kesehatan ibu dan reproduksi
4. Menurunnya kasus kematian ibu dan bayi
43
e x Ç v t Ç t f à Ü t à x z | á W | Ç t á ^ x á x { t à t Ç ^ t u â Ñ t à x Ç f â ~ t u â Å | g t { â Ç E C D I @ E C E D
5. Menurunkan angka kesakitan
6. Meningkatnya pembinaan upaya kesehatan kerja dan olahraga
7. Meningkatnya pembinaan, pengembangan dan pengawasan upaya kesehatan
tradisional dan komplementer
8. Meningkatnya mutu dan akses pelayanan keperawatan, kebidanan dan
keteknisian medik
9. Meningkatnya akses pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas bagi masyarakat
10. Meningkatnya Mutu dan Akses Pelayanan Kesehatan Jiwa dan NAPZA
11. Meningkatnya layanan kesehatan untuk masyarakat
12. Meningkatnya layanan kesehatan untuk masyarakat miskin
13. Meningkatnya pelayanan gizi masyarakat
14. Meningkatnya kualitas kesehatan lingkungan
15. Meningkatnya perilaku hidup bersih dan sehat
16. Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit menular dan penyakit tidak menular
17. Meningkatnya Kesehatan Jemaah Haji Kab. Sukabumi
18. meningkatnya akses pelayanan kesehatan
Tujuan 26: Mengendalikan laju pertumbuhan penduduk dalam mewujudkan
penduduk tumbuh seimbang dan berkualitas.
Guna mengendalikan laju pertumbuhan penduduk dalam mewujudkan
penduduk tumbuh seimbang dan berkualitas, maka sasaran pembangunan yang harus
dicapai adalah:
1. Menurunnya laju pertumbuhan penduduk
2. Meningkatnya kesertaan ber-KB pasangan usia subur (PUS) Pra-KS dan KS 1
anggota kelompok usaha ekonomi produktif dari 80 persen menjadi 82 persen dan
pembinaan keluarga menjadi sekitar 70 persen.
Tujuan 27: Meningkatkan budaya baca masyarakat.
Guna meningkatkan budaya baca masyarakat, maka sasaran pembangunan
yang harus dicapai adalah:
1. Terwujudnya pembudayaan gemar membaca masyarakat
Tujuan 28: Meningkatkan akses dan kualitas layanan pendidikan untuk menghasilkan
SDM yang religius, mandiri dan berdaya saing.
Guna meningkatkan akses dan kualitas layanan pendidikan untuk menghasilkan
SDM yang religius, mandiri dan berdaya saing, maka sasaran pembangunan yang harus
dicapai adalah:
1. Meningkatnya akses dan mutu layanan pendidikan
2. Meningkatnya manajemen dan tata kelola pendidikan
Tujuan 29: Mewujudkan penataan ruang yang terpadu dan berkelanjutan.
Guna mewujudkan penataan ruang yang terpadu dan berkelanjutan, maka
sasaran pembangunan yang harus dicapai adalah:
44
e x Ç v t Ç t f à Ü t à x z | á W | Ç t á ^ x á x { t à t Ç ^ t u â Ñ t à x Ç f â ~ t u â Å | g t { â Ç E C D I @ E C E D
1. Terwujudnya perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian tata ruang yang
efisien, produktif, berkelanjutan dan berdaya saing dibidang agribisnis, pariwisata
dan industri
Tujuan 30: Mewujudkan pengelolaan lingkungan hidup berkelanjutan dan
penanggulangan bencana yang handal.
Guna mewujudkan pengelolaan lingkungan hidup berkelanjutan dan
penanggulangan bencana yang handal, maka sasaran pembangunan yang harus dicapai
adalah:
1. Meningkatnya daya dukung dan daya tampung lingkungan serta kualitas
penanganan bencana
2. Meningkatnya cakupan pelayanan bencana kebakaran
Tujuan 31: Meningkatkan ketersediaan dan kualitas infrastruktur daerah yang
mendukung perekonomian.
Guna meningkatkan ketersediaan dan kualitas infrastruktur daerah yang
mendukung perekonomian, maka sasaran pembangunan yang harus dicapai adalah:
1. Meningkatnya kualitas infrastruktur jalan dan jembatan
2. Meningkatnya infrastruktur sumber daya air dan irigasi untuk konservasi,
pendayagunaan sumberdaya air, serta pengendalian daya rusak air
3. Meningkatnya kondisi sarana dan prasarana dasar permukiman
4. Meningkatnya ketersediaan dan kualitas perumahan
5. Meningkatnya ketersediaan informasi jasa konstruksi dan kualitas layanan
perizinan usaha jasa konstruksi
Tujuan 32: meningkatkan ketersediaan infrastruktur untuk peningkatan produktifitas
ekonomi dan pelayanan dasar.
Guna meningkatkan ketersediaan infrastruktur untuk peningkatan produktifitas
ekonomi dan pelayanan dasar, maka sasaran pembangunan yang harus dicapai adalah:
1. Meningkatnya kualitas infrastruktur dasar masyarakat
Tujuan 33: Pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup.
Guna meningkatkan pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan
hidup, maka sasaran pembangunan yang harus dicapai adalah:
1. Meningkatnya pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup
Tujuan 34: Meningkatkan perlindungan, rehabilitasi dan konservasi sumber daya
alam.
Guna meningkatkan perlindungan, rehabilitasi dan konservasi sumber daya
alam, maka sasaran pembangunan yang harus dicapai adalah:
1. Meningkatnya perlindungan, rehabilitasi dan konservasi sumber daya alam serta
keanekaragaman hayati
2. Meningkatnya ekosistem dan sumber daya pesisir
45
e x Ç v t Ç t f à Ü t à x z | á W | Ç t á ^ x á x { t à t Ç ^ t u â Ñ t à x Ç f â ~ t u â Å | g t { â Ç E C D I @ E C E D
Dalam melihat keterkaitan dan hierarki visi, misi, tujuan, dan sasaran
pembangunan Kabupaten Sukabumi periode pembangunan 2016-2021 disajikan pada
tabel berikut:
Tabel 3.1
Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran
Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Sukabumi Tahun 2016-2021
Misi Tujuan Sasaran Indikator Kinerja
1 2 3 4
Meningkatkan
kemandirian
ekonomi
masyarakat
berbasis potensi
ekonomi lokal
melalui sektor
agribisnis,
parIwisata, dan
industri
berwawasan
lingkungan
Meningkatkan daya beli
dan ketahanan pangan
masyarakat melalui
pengembangan
agribisnis dan lembaga
keuangan pertanian
Terciptanya kesempatan
kerja di sektor agribisnis
Jumlah tenaga kerja sektor
pertanian, perkebunan dan
peternakan :
- Tenaga kerja sektor pertanian
- Tenaga kerja sektor perkebunan
- Tenaga kerja sektor peternakan
Jumlah petani yang baru bergabung
di kelompok tani
Meningkatnya Produksi
Pangan
Meningkatnya produksi hasil
pertanian, perkebunan dan
peternakan :
Jumlah produksi pangan pada
perkebunan
jumlah produksi padi
Jumlah produksi jagung
Jumlah produksi kedelai
Jumlah produksi ubi kayu
Jumlah produksi cabe
Jumlah produksi tomat
Jumlah produksi bawang merah
Jumlah produksi daging sapi dan
kerbau
Jumlah produksi daging domba dan
kambing
Jumlah produksi daging unggas
Jumlah produksi telur
Jumlah produksi susu
Optimasi Lahan
Cetak lahan sawah/perluasan areal
sawah
Pengembangan infrastruktur
pertanian
Alat panen dan pasca panen
Alat Mesin Pertanian (Alsintan)
pertanian
Sarana prasarana, teknologi pasca
panen dan pengolahan hasil
perkebunan
46
e x Ç v t Ç t f à Ü t à x z | á W | Ç t á ^ x á x { t à t Ç ^ t u â Ñ t à x Ç f â ~ t u â Å | g t { â Ç E C D I @ E C E D
Misi Tujuan Sasaran Indikator Kinerja
1 2 3 4
Pengembangan dan Penguatan
Permodalan Kelompok Perkebunan,
pertanian dan peternakan
Terlaksananya intervensi
pencegahan dan
penanggulangan rawan
pangan serta teratasinya
kerawanan pangan
Penanganan kerawanan pangan
Ketersediaan dan cadangan pangan
Penganekaragaman dan keamanan
pangan
Distribusi dan akses pangan
Terwujudnya sentra
produksi pertanian,
perkebunan dan
peternakan
Berkembangnya sentra komoditas
peternakan :
- Kawasan agrisbisnis peternakan
(Kagrisnak)
- Sentra Peternakan Rakyat (SPR) sapi
potong
- Sentra Peternakan Rakyat (SPR) sapi
perah
- Sentra Peternakan Rakyat (SPR)
domba dan kambing
- Sentra Peternakan Rakyat (SPR)
ayam buras
- Sentra Peternakan Rakyat (SPR) itik
Berkembangnya sentra komoditas
Perkebunan :
- sentra komoditas karet
- sentra komoditas teh
- Sentra komoditas kelapa
- Sentra komoditas cengkeh
Berkembangnya sentra komoditas
hortikultura :
Sentra komoditas cabe
Sentra komoditas bawang Merah
Sentra komoditas manggis
Sentra komoditas pepaya
Sentra komoditas pisang
Sentra komoditas jambu kristal
Sentra komoditas bunga dan daun
potong
Sentra komoditas biofarmaka
Produk olahan hasil pertanian :
Hasil olahan padi
Hasil olahan palawija
Hasil olahan hortikultura
Hasil olahan peternakan
Pengembangan, Pemasaran dan
promosi atas hasil produksi pertanian
unggul daerah :
Pemasaran dan promosi hasil
Pertanian
47
e x Ç v t Ç t f à Ü t à x z | á W | Ç t á ^ x á x { t à t Ç ^ t u â Ñ t à x Ç f â ~ t u â Å | g t { â Ç E C D I @ E C E D
Misi Tujuan Sasaran Indikator Kinerja
1 2 3 4
Pemasaran dan promosi hasil
Perkebunan
Meningkatnya kapasitas
kelembagaan tani
berorientasi agribisnis
berbasis potensi lokal
Kelembagaan petani :
Jumlah Gabungan Kelompok Tani
(Gapoktan)
Jumlah Pusat Pelatihan Pertanian
Perdesaan Swadaya (P4S)
Jumlah Koperasi Pertanian (KOPTAN)
Jumlah Lembaga Keuangan Mikro
(LKM)
Meningkatnya Produksi
Pertanian Non Pangan
Jumlah produksi perkebunan rakyat
- Jumlah produksi karet
- Jumlah produksi teh
- Jumlah produksi kelapa
- Jumlah produksi cengkeh
- Jumlah produksi kopi
- Jumlah produksi aren
- Jumlah produksi pala
- Jumlah produksi kakao
Jumlah produksi perkebunan besar :
- Jumlah produksi karet
- Jumlah produksi teh
- Jumlah produksi kakao
- Jumlah produksi kelapa sawit
- Jumlah produksi cengkeh
Jumlah teknologi pertanian,
perkebunan dan peternakan tepat
guna
Meningkatkan daya beli
masyarakat melalui
pengembangan
minapolitan
Meningkatnya kualitas
dan kuantitas pelaku
perikanan
Jumlah Tenaga kerja sektor Perikanan
- Jumlah nelayan
- Jumlah pembudidaya ikan
- Jumlah pengolah dan pemasar hasil
perikanan
- Jumlah nelayan dan pembudidaya
ikan yang baru bergabung di
kelompok tani
Meningkatnya Pendapatan Pengolah
/ Pemasar Ikan
Meningkatnya pendapatan nelayan
Meningkatnya pendapatan
pembudidaya ikan
Meningkatnya produksi,
nilai tambah produk
perikanan serta sarana
prasarana perikanan
Produksi perikanan tangkap
Produksi ikan konsumsi
Produksi benih ikan konsumsi
Produksi ikan hias
Sertifikasi pembenih ikan
Sertifikasi pembudidaya ikan
48
e x Ç v t Ç t f à Ü t à x z | á W | Ç t á ^ x á x { t à t Ç ^ t u â Ñ t à x Ç f â ~ t u â Å | g t { â Ç E C D I @ E C E D
Misi Tujuan Sasaran Indikator Kinerja
1 2 3 4
Jenis produk olahan hasil perikanan
Produksi hasil olahan perikanan
unit pengolah ikan (UPI)
Jumlah UPI yang memiliki izin usaha
perikanan (IUP) dan sertifikasi
pengolahan hasil (SPh)
Jumlah kelompok yang bermitra
Jumlah produk yang diekspor
Jumlah pemasar yang sudah
diregistrasi
Jumlah koperasi nelayan
Jumlah koperasi POKDAKAN
Jumlah koperasi POKLAHSAR
Konsumsi perikanan
tersedianya penahan gelombang,
Tersedianya fasilitas penunjang air
bersih, fasilitas jalan produksi,
Tersedianya tempat berlabuh/
bongkar muat kapal, tersedianya
pemecah gelombang
Moderenisasi armada tangkap,
peningkatan produksi dan mutu
produksi
Sentra pemasaran ikan terpadu
Terwujudnya sentra
perikanan budidaya air
tawar, laut, dan
pengolahan hasil
perikanan
Cluster budidaya
Cluster budidaya laut
Cluster pengolahan hasil perikanan
Jumlah teknologi perikanan tangkap
yang didiseminasikan
- Teknologi perikanan tangkap
- Teknologi budidaya
- Teknologi pengolahan hasil
KUB
POKDAKAN
POKLAHSAR
Meningkatkan
kesempatan dan
produktivitas Kerja serta
perluasan kesempatan
usaha
Meningkatnya
kesempatan kerja dan
produktivitas pekerja dan
serta melindungi hak-hak
pekerja
Rasio penduduk yang bekerja
Pencari kerja yang ditempatkan
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
Jumlah pencari kerja yang memiliki
kompetensi (pelatihan institusional)
Jumlah pelatihan kewirausahaan
Jumlah pelatihan berbasis
kompetensi
49
e x Ç v t Ç t f à Ü t à x z | á W | Ç t á ^ x á x { t à t Ç ^ t u â Ñ t à x Ç f â ~ t u â Å | g t { â Ç E C D I @ E C E D
Misi Tujuan Sasaran Indikator Kinerja
1 2 3 4
Jumlah pelatihan berbasis masyarakat
Tempat Uji Kompetensi (TUK)
Jumlah alumni pelatihan berbasis
kompetensi yang mengikuti uji
kompotensi
Persentase penyelesaian kasus
hubungan industrial
Meningkatnya
kemandirian masyarakat
perdesaan dalam
pengelolaan potensi
daerah
Jumlah masyarakat Pedesaan dalam
memberdayakan Potensi Daerah
(Pelatihan Non Institusional)
Meningkatnya jumlah
transmigran yang
diberangkatkan dan
terbinanya transmigran
dan translok
Jumlah KK transmigran yg
diberangkatkan pd tahun berjalan
Jumlah KK transmigran yg dibina
Menciptakan iklim
investasi yang kondusif
serta mendorong
pembangunan industri
di berbagai sektor yang
memiliki daya saing dan
berwawasan lingkungan
Terciptanya Iklim Usaha
yang Kondusif dan
Kemudahan Investasi
Izin Usaha yang diterbitkan
Pelayanan penanaman modal dan
Perlindungan Investasi
Kenaikan nilai realisasi PMDN
Kenaikan nilai realisasi PMA
Mendorong
pertumbuhan industri
rumah tangga, kecil dan
menengah
Jumlah produk IKM yang berkualitas
IKM produktif
Meningkatkan
pengembangan
pariwisata dan ekonomi
masyarakat berbasis
potensi lokal
Tertatanya objek wisata Peningkatan sarana prasarana objek
wisata
Terlaksananya
pembinaan masyarakat
pariwisata
Pembinaan terhadap stakeholder
pariwisata:
Lembaga
Masyarakat pariwisata
Meningkatnya jumlah
kunjungan wisatawan
Meningkatnya kunjungan wisatawan :
Lokal
Macanegara
Event wisata
Meningkatkan
kesejahteraan
Masyarakat melalui
pengembangan
ekonomi masyarakat
berbasis ekonomi lokal
Meningkatnya penataan
dan pengembangan
kelompok-kelompok
usaha masyarakat dan
koperasi
Jumlah Koperasi yang berkinerja baik
Jumlah UMKM yang berkembang,
berdaya saing dan terlegalisasi
Kemitraan antara pengusaha besar
dan UKM dalam pemenuhan
kebutuhan lokal
50
e x Ç v t Ç t f à Ü t à x z | á W | Ç t á ^ x á x { t à t Ç ^ t u â Ñ t à x Ç f â ~ t u â Å | g t { â Ç E C D I @ E C E D
Misi Tujuan Sasaran Indikator Kinerja
1 2 3 4
Meningkatkan
ketersediaan kebutuhan
pokok masyarakat dan
peningkatan nilai ekspor
ketersediaan kebutuhan
pokok masyarakat
Terjaminnya ketersediaan bahan
kebutuhan pokok masyarakat dan
barang-barang penting
Meningkatnya nilai
ekspor Kabupaten
Sukabumi
Nilai Ekspor tahun berjalan
jumlah temuan barang yang diawasi
tertera ulangnya alat Ukur, Takar,
Timbang dan Perlengkapannya (UTTP)
Tersedianya sarana
perdagangan
Pembangunan pasar rakyat
Peningkatan pasar rakyat
Pengembangan pasar rakyat
Meningkatkan kapasitas
lembaga dan
kemandirian usaha
ekonomi mikro
perdesaan
Meningkatnya
manajemen pengelolaan
BUMDesa
Jumlah BUMDesa yang berkembang
Meningkatnya
pemberdayaan lembaga
usaha ekonomi desa
Jumlah lembaga usaha ekonomi desa
yang mandiri
Mewujudkan
sumber daya
manusia yang
berdaya saing
tinggi dan
religious
Melestarikan dan
mengembangkan
budaya lokal
Meningkatnya pelestarian
dan apresiasi masyarakat
terhadap budaya dan
kearifan lokal
kompetensi Pembina seni / Budaya
daerah
Budaya daerah yang dikembangkan
Jumlah group/sanggar kesenian
Festival seni dan budaya
Sarana penyelenggaraan seni dan
budaya
Pengelolaan dan Pengembangan
Pelestarian Sejarah Purbakala,
Museum dan Peninggalan Bawah Air
Meningkatkan kualitas
dan partisipasi pemuda
dalam pembangunan
Optimalisasi pembinaan
pemuda sehingga dapat
berperan aktif dalam
pembangunan
Sarana dan prasarana kepemudaan
Pemuda produktif
Lembaga pemuda
Penciptaan dan Penumbuhan
entrepreuner baru
Meningkatkan
pembinaan dan prestasi
olahraga
Meningkatnya
pembinaan olahraga yang
berorientasi pada prestasi
Olahraga berprestasi
Sarana prasarana olahraga :
- Stadion
- Lapang Olahraga Outdoor
- Gedung Olahraga
Penyediaan GOR di setiap Eks
Kewedanaan
51
e x Ç v t Ç t f à Ü t à x z | á W | Ç t á ^ x á x { t à t Ç ^ t u â Ñ t à x Ç f â ~ t u â Å | g t { â Ç E C D I @ E C E D
Misi Tujuan Sasaran Indikator Kinerja
1 2 3 4
Meningkatnya
Pembinaaan Olahraga
Masyarakat
olahraga rekreasi/tradisional
Meningkatkan
pemahaman,
penghayatan,
pengamalan, dan
pengembangan nilai-
nilai keagamaan
meningkatnya kualitas
kehidupan beragama
Pelaksanaan Pengajian Aparatur
(Majelis Ta'lim Aparatur)
Penguatan Lembaga Keagamaan
Rakor lembaga keagamaan
Kabupaten dan Kecamatan
Penyelenggaraan pengembangan
Pendidikan Islam di sekolah
Gerakan Sukabumi Mubarokah
Penyelenggaraan hari besar Islam dan
hari besar lainnya
Penyelenggaraan Idul Fitri dan Idul
Adha
Penyelenggaraan Pemulangan dan
Pemberangkatan Jamaah Haji
Apresiasi Ilmu, Seni dan Olahraga
Santri Pontren, Pendidikan Diniyah
dan Pendidikan Al-Quran
Penyelenggaran MTQ Tingkat Desa,
Kecamatan, Kabupaten, Provinsi dan
Nasional
Penguatan Pendidikan Keagamaan
pada Pontren, Pendidikan Diniyah,
dan Pendidikan Al qur'an
Pendataan dan Pemakmuran
Lembaga Keagamaan Islam berbasis
IT
Pembanguanan dan Pemeliharaan
Aset Keagamaan Islam (Pusbangdai
dan Asrama Haji Kabupaten
Sukabumi, Masjid Agung
Palabuhanratu, Gedung Islamic
Centre Cisaat (GICC), Masjid Raya
Cibadak)
Mewujudkan
ketentraman dan
ketertiban umum serta
perlindungan
masyarakat
Meningkatnya peran
pemerintah dan
masyarakat dalam
pemeliharaan ketertiban
umum dan ketentraman
masyarakat
Pengawasan langsung Kamtibmas dan
Kerja sama intelkam
Menguatnya
kelembagaan sosial dan
organisasi
kemasyarakatan dalam
pembangunan manusia
yang berdaya saing tinggi
dan religius.
jumlah Kegiatan pembinaan LSM,
OKP/Ormas yang terdaftar dan aktif
di Kabupaten Sukabumi
52
e x Ç v t Ç t f à Ü t à x z | á W | Ç t á ^ x á x { t à t Ç ^ t u â Ñ t à x Ç f â ~ t u â Å | g t { â Ç E C D I @ E C E D
Misi Tujuan Sasaran Indikator Kinerja
1 2 3 4
Meningkatnya
pembinaan dan
pendidikan politik daerah
jumlah kegiatan
pendidikan/pembinaan politik daerah
Menurunnya gangguan
terhadap ketertiban
umum dan keamanan
masyarakat
Jumlah kegiatan Patroli Pemeliharaan
Tibum Tranmas
Jumlah kegiatan pengamanan hari
besar nasional dan hari besar
keagamaan
Meningkatnya Kepatuhan
Masyarakat terhadap
Perda dan Perkada
Jumlah Pelanggaran PERDA
Jumlah kegiatan pembinaan/
pelatihan/ bimbingan teknis bagi
anggota POL PP
Jumlah PPNS
Meningkatnya
pengetahuan dan
keterampilan anggota
Sat.Linmas dalam
penanganan berbagai
tugas khususnya tanggap
darurat penanggulangan
bencana
Jumlah anggota linmas desa terlatiih
dalam tanggap darurat
penanggulangan bencana
Jumlah anggota linmas desa terlatiih
dalam pemeliharaan trantibum dan
pengamanan wilayah
Meningkatkan
penanganan dan
kemandirian
penyandang masalah
kesejahteraan sosial
(PMKS), Melestarikan
Keperintisan,
Kepahlawanan dan
Kesetiakawanan Sosial.
Menurunnya Jumlah
Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial,
Berdayanya Komunitas
Adat dan Pelestarian
Nilai-nilai Keperintisan,
Kepahlawanan dan
Kesetiakawanan Sosial.
Bimbingan, Pelatihan dan Bantuan
bagi PMKS dan Komunitas Adat
Bimbingan, bantuan dan Pelestarian
Nilai-nilai Keperintisan,
Kepahlawanan dan Kesetiakawanan
Sosial
Terehabilitasi dan
Terbantunya Penyandang
Disabilitas, Tuna Sosial,
Anak Nakal Korban
Narkotika (ANKN), Anak
Jalanan, ODHA, ABH,
BWBLP dan WNI- Migran
Bermasalah, Korban
Perdagangan Orang dan
Korban Tindak Kekerasan
Bimbingan, Rehabilitasi dan Bantuan
bagi Penyandang Disabilitas, Tuna
Sosial, ANKN, ODHA, ABH dan
BWBLP.
Penanganan WNI- Migran
Bermasalah, Korban Perdagangan
Orang dan Korban Tindak Kekerasan
Meningkatnya Pelayanan,
Perlindungan dan
Jaminan Sosial bagi
Masyarakat Miskin dan
Korban Bencana Alam.
Perlindungan dan Pelayanan bagi
Masyarakat Miskin melalui Sistem
Layanan dan Rujukan Terpadu
(SLRT)/SELARAS
Pemenuhan Kebutuhan Dasar dan
Jaminan Sosial bagi Masyarakat
Miskin (Keluarga, Anak, Lanjut Usia,
Disabilitas Berat) dan Korban
Bencana
Meningkatkan
Partisipasi Potensi
Sumber Kesejahteraan
Sosial (PSKS)
Meningkatnya Partisipasi
Potensi Sumber
Kesejahteraan Sosial
(PSKS)
Pemberdayaan Potensi Sumber
Kesejahteraan Sosial (PSKS) : Peksos,
PSM, Karang Taruna, Tagana,
Keluarga Pioner, WPKS, Penyuluh
Sosial Masyarakat, TKSK dalam
53
e x Ç v t Ç t f à Ü t à x z | á W | Ç t á ^ x á x { t à t Ç ^ t u â Ñ t à x Ç f â ~ t u â Å | g t { â Ç E C D I @ E C E D
Misi Tujuan Sasaran Indikator Kinerja
1 2 3 4
Penanganan Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS).
Pemberdayaan Lembaga Potensi
Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) :
LKS, LK3, WKSBM dan Dunia Usaha
dalam Penanganan Penyandang
Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS).
Meningkatkan
perlindungan terhadap
anak dan perempuan
Peningkatan Partisipasi,
Pemberdayaan
Perempuan dan
Pengembangan Hak-hak
Anak
Partisipasi Perempuan di Lembaga
Pemerintah, Swasta dan Organisasi
Perempuan
Pengembangan Hak-hak Anak
Peningkatan Kualitias
Hidup dan Perlindungan
Perempuan & Anak
Pemberdayaan dan Perlindungan
terhadap Perempuan
Pencegahan dan Penanggulangan
WNI-Migran, Korban Perdagangan
Orang dan Korban Tindak Kekerasan
bagi Perempuan dan Anak
Mewujudkan tata
kelola
pemerintahan
yang bersih dan
professional
Mewujudkan Reformasi
birokrasi menuju tata
kelola pemerintahan
yang bersih dan
profesional
Meningkatnya kualitas
dan Kompetensi aparatur
Jumlah PNS yang mengikuti
pendidikan dan pelatihan
kepemimpinan
Jumlah ASN yang mengikuti
pendidikan dan pelatihan teknis
Jumlah CPNS yang mengikuti diklat
prajabatan
Sosialisasi Kediklatan
Hasil Kajian dalam Perencanaan
Kediklatan
Evaluasi Purna Diklat
Analisis Kebutuhan Diklat
Jumlah jenis diklat yang diakreditasi /
re akreditasi
Persentase Peningkatan Kompetensi
Pegawai
Tingkat partisipasi anggota KORPRI
Meningkatnya kapasitas sumber daya
aparatur
Meningkatnya disiplin
aparatur
Persentase Pelanggaran Disiplin
Pegawai
Tingkat disiplin aparatur
Tertatanya struktur
organisasi pemerintah
yang efektif dan efisien
Pelaksanaan Penataan kelembagaan
sesuai dengan Peraturan perundang
Undangan
Pelaksanaan Penataan
Ketatalaksanaan sesuai dengan
Peraturan perundang Undangan
Meningkatnya Kualitas
pelayanan Publik
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
Penatapan standar pelayanan dan
Maklumat pelayanan
54
e x Ç v t Ç t f à Ü t à x z | á W | Ç t á ^ x á x { t à t Ç ^ t u â Ñ t à x Ç f â ~ t u â Å | g t { â Ç E C D I @ E C E D
Misi Tujuan Sasaran Indikator Kinerja
1 2 3 4
Pelaksanaan Gelar Inovasi Pelayanan
Publik
penataan Pelayanan Perizinan
Terpadu Kecamatan (PATEN)
Cakupan pelayanan administrasi
perkantoran
Cakupan peningkatan sarana
prasarana aparatur
Meningkatnya kerjasama
antar pemerintah daerah,
Instansi Pemerintah dan
Lembaga Non Pemerintah
Jalinan kerjasama antara pemerintah
daerah dengan pemerintah daerah
Jalinan kerjasama antara pemerintah
daerah dengan instansi pemerintah
Jalinan kerjasama antar pemerintah
daerah dengan pihak ke tiga dan
masyarakat
Meningkatnya
pengelolaan administrasi
kewilayahan
Dokumen Batas Wilayah administrasi
pemerintahan yang ditetapkan
Dokumen Daftar Rupa Bumi yang
dibakukan
Data dasar pemerintahan
Terwujudnya Pemekaran
Kabupaten Sukabumi
Persentase kelengkapan persyaratan
pemekaran Kabupaten Sukabumi
Dokumen pembentukan DOB
Kabupaten Sukabumi Utara
Terwujudnya
akuntabilitas
penyelenggaraan
pemerintahan daerah
LPPD,RPPD dan ELPPD
Meningkatnya kapasitas
pimpinan dan anggota
DPRD Kabupaten
Sukabumi dalam
produktifitas kedewanan
Jumlah Pimpinan dan anggota DPRD
dalam mengikuti Bintek, Seminar,
Workshop, in house training dan
Sosialiasi
Meningkatnya kualitas
pelayanan kedinasan
kepala daerah dan wakil
kepala daerah
Jumlah dialog/audiensi kepala daerah
dan wakil kepala daerah dengan
tokoh masyarakat dan pimpinan
organisasi masyarakat
Jumlah Kunjungan kerja Kepala
Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Tersedianya Produk
hukum yang diperlukan
masyarakat
Jumlah Peraturan Daerah Kabupaten
Sukabumi yang
Disahkannya/ditetapkan
Persentase Produk hukum yang
disosialisasikan
Advokasi hukum aparatur
(perdata/ptun)
55
e x Ç v t Ç t f à Ü t à x z | á W | Ç t á ^ x á x { t à t Ç ^ t u â Ñ t à x Ç f â ~ t u â Å | g t { â Ç E C D I @ E C E D
Misi Tujuan Sasaran Indikator Kinerja
1 2 3 4
Penyuluhan Hukum
Jumlah Perda yang diundangkan
Jumlah Perbup yang diundangkan
Jumlah Keputusan Bupati yang
diterbitkan
Data dan pemantauan sektor
investasi dan pengembangan BUMD
Data dan pemantauan sektor
pengembangan perekonomian dan
perajin
Data dan pemantauan sektor sumber
daya alam dan lingkungan hidup
Pembinaan Kesejahteraan Sosial
Lembaga Kemasyarakatan
Budaya dan Adat
Kabupaten Sukabumi sehat
Meningkatnya kualitas
perencanaan dan
pembangunan daerah
Jumlah Dokumen Perencanaan dan
Evaluasi Pembangunan Daerah
Konsistensi dokumen perencanaan
Jumlah Fasilitasi Program
Pembangunan
Meningkatnya birokrasi
yang profesional dan
akuntabel
Rasio Aparat Pengawas Internal
Pemerintah (APIP) yang profesional
melalui pendidikan dan latihan teknis
substansi pengawasan dan Diklat
Fungsional (sertifikasi)
Terwujudnya
pemerintahan yang
bersih bebas korupsi
kolusi dan nepotisme
Prosentasi Rekomendasi hasil
Pemeriksaan Reguler Inspektorat Kab,
Sukabumi yang ditindaklanjuti SKPD.
Rata-rata jumlah temuan pada
Seluruh SKPD
Rasio SKPD yang menerapkan
manajemen resiko dibanding dengan
Seluruh SKPD di Kabupaten Sukabumi
dalam mewujudkan kinerja SKPD
yang baik.
Laporan Keuangan Pemerintah Derah
(LKPD) Kab. Sukabumi yang direviu
APIP
Prosentase dokumen Rencana Kerja
Anggaran (RKA) SKPD yang telah di
reviu APIP
Rasio SKPD Yang menerapkan SPIP
dengan Seluruh Jumlah total SKPD
56
e x Ç v t Ç t f à Ü t à x z | á W | Ç t á ^ x á x { t à t Ç ^ t u â Ñ t à x Ç f â ~ t u â Å | g t { â Ç E C D I @ E C E D
Misi Tujuan Sasaran Indikator Kinerja
1 2 3 4
Rata-rata nilai hasil evaluasi AKIP
SKPD di lingkungan Pemerintah Kab.
Sukabumi
Rasio Aparat Sipil Negara yang wajib
menyampaikan LHKASN dengan
Jumlah seluruh ASN non pejabat
eselon 2 dan 3 di Kab. Sukabumi
Rasio SKPD yang memenuhi kriteria
Penilaian Mandiri Pelaksanaan
Reformasi Birokrasi
Prosentase Kepala SKPD (PA), KPA
dan Bendahara Pengeluaran SKPD
yang meningkat pemahaman atas
hasil pemeriksaan mengikuti melalui
Rakor Hasil Pengawasan
Prosentase SKPD yang dilakukan
pemeriksaan tertentu
Rasio Penyelesaian Pengaduan
Masyarakat atau Lembaga dengan
jumlah pengaduan yang ditangani
Meningkatkan
efektifitas pengelolaan
keuangan dan aset
daerah
Tersedianya Pedoman
Pelaksanaan APBD
Raperda dan Perbup APBD yang
ditetapkan
Perbup tentang Pergesaran
Penjabaran
APBD yang ditetapkan
Tersedianya Laporan
Keuangan dan Aset
Daerah yang akuntabel
Laporan Keuangan yang akuntabel
Inventarisasi/ penatausahaan Barang
milik daerah
Pengamanan Aset tanah
Jumlah Kebijakan tentang
pengelolaan keuangan dan asset
daerah yang ditetapkan
Cakupan pengelolaan laporan SKPD
Meningkatnya
Pendapatan Asli Daerah
Kenaikan Pendapatan Asli Daerah
(PAD)
pemungutan pajak (Tax performance
index)
Meningkatnya
pengelolaan dan
pelayanan tata kearsipan
pemerintah daerah
OPD yang menerapkan arsip secara
baku
Peningkatan Kegiatan SDM Pengelola
kearsipan
Meningkatkan
pelayanan administrasi
kependudukan dan
pencatatan sipil
Meningkatnya kualitas
pelayanan administrasi
kependudukan
Cakupan Kepemilikan KK
Cakupan Kepemilikan KTP
Cakupan Kepemilikan akta kelahiran
Cakupan Penerbitan Akta Kematian
Jumlah SKPD yang terintegrasi
dengan basis data terpadu
kependudukan
57
e x Ç v t Ç t f à Ü t à x z | á W | Ç t á ^ x á x { t à t Ç ^ t u â Ñ t à x Ç f â ~ t u â Å | g t { â Ç E C D I @ E C E D
Misi Tujuan Sasaran Indikator Kinerja
1 2 3 4
Mengoptimalkan
pengelolaan
administrasi pertanahan
Tertib administrasi
pertanahan
Fasilitasi pembahasan penyelesaian
masalah pertanahan
Fasilitasi dan terinventarisasinya hak-
hak atas tanah Pemkab Sukabumi
Fasilitasi Penatagunaan Tanah
Membangun budaya
partisipasi masyarakat
Meningkatnya partisipasi
masyarakat dalam
pembangunan
Jumlah kelompok masyarakat yang
berpartisipasi dalam pembangunan
Capaian Realisasi PBB dan Retribusi
Daerah
Meningkatkan
Profesionalisme
Aparatur Pemerintah
Desa
Meningkatnya
Penyelenggara
Pemerintah Desa yang
terlatih
Jumlah Penyelenggara Pemerintah
Desa yang terlatih
Meningkatnya
Pengelolaan Administrasi
Desa
Jumlah Administrasi Desa yang
terkelola dengan baik
Meningkatkan
Keberdayaan
Masyarakat Pedesaan
Meningkatnya
Keterampilan Tenaga
Teknis dan Masyarakat
Jumlah Tenaga Teknis dan
Masyarakat yang terlatih
Status Desa Tertinggal
dan Sangat Tertinggal
Jumlah Desa Sangat Tertinggal dan
Tertinggal yang statusnya meningkat
Meningkatnya
Pemberdayaan Lembaga
dan Organisasi
Masyarakat
Jumlah Kelompok Binaan Lembaga
Kemasyarakatan Desa
Pemanfaatan Teknologi
Informasi dan
Komunikasi dalam
pelaksanaan
Penyelenggaraan
Pemerintahan
Kabupaten Sukabumi
yang mendukung E-
Goverment
Meningkatnya
Penyebaran Informasi
Pemda terhadap
Masyarkat luas baik
internal maupun
eksternal Kabupaten
melalui kerjasama
dengang media massa
baik media cetak, radio,
televisi maupun media
online
Penyampaian informasi publik
melalui jalinan komunikasi dan
kerjasama dengan media
Meningkatnya
Penyebaran Informasi
Pemda terhadap
Masyarakat luas baik
internal maupun
eksternal Kabupaten
melalui Media yang
dikelola oleh Pemerintah
Daerah (website, Sistem
Elektronik serta Media
Sosial) dan melalui media
tradisional
Penyampaian informasi publik
melalui media informasi yang di
kelola Pemerintah Daerah
Fasilitasi Pengadaan Barang dan Jasa
Pemerintah secara Elektronik (LPSE)
58
e x Ç v t Ç t f à Ü t à x z | á W | Ç t á ^ x á x { t à t Ç ^ t u â Ñ t à x Ç f â ~ t u â Å | g t { â Ç E C D I @ E C E D
Misi Tujuan Sasaran Indikator Kinerja
1 2 3 4
Meningkatkan kualitas
dan kuantitas
Penyelenggaraan
Pemerintahan Kabupaten
Sukabumi berbasis IT
menuju e-government
Terintegrasinya Sistem Informasi
Manajemen Pemda berbasis IT
Tersedianya Prasarana, Sarana dan
Fasilitas Kominfo
Meningkatnya Pembinaan dan
Pengawasan Penggunaan TIK
Meningkatnya penataan dan
pengawasan menara telekomuniasi
Terlaksananya pengadaan
barang dan jasa secara
elektronik
Jumlah aparatur yang memahami
pengadaan barang dan jasa secara
elektronik
Pengadaan secara elektronik (e-
purchasing dan e-catalog)
Jumlah aparat desa yang memahami
pengadaan barang dan jasa secara
elektronik
Sertifikasi Pengadaan Barang/Jasa
Rekapitulasi Pelaksanaan Anggaran
OPD & DPPA-OPD
Laporan Pengegendalian dan Evaluasi
Penyerapan Anggaran (TEPA)
Optimalisasi
pelayanan publik
khususnya di
bidang kesehatan,
pendidikan dan
infrastruktur
Meningkatkan Derajat
Kesehatan Masyarakat
Meningkatnya kualitas
pelayanan Rumah Sakit
BOR sesuai standar (Bed Occupancy
Ratio nilai standar 60-85%)
ALOS sesuai standar (Average Lange
Of Stay nilai standar 3-5 hari)
TOI sesuai standar (Turn Over Interval
nilai standar 1-3 hari)
Menurunkan angka NDR ( Net Death
Rate nilai standar <25 ‰)
Menurunkan angka GDR (Gross
Death Rate nilai standar < 45 ‰)
Frekuensi pemakaian tempat tidur (
Bed Turn Over /BTO ) nilai standar
40-50 kali
Jumlah Kunjungan pasien Instalasi
gawat darurat
Jumlah Kunjungan Pasien Rawat
Jalan
kepuasan costumer baik (Nilai baik
antara 62,51 - 81,25)
59
e x Ç v t Ç t f à Ü t à x z | á W | Ç t á ^ x á x { t à t Ç ^ t u â Ñ t à x Ç f â ~ t u â Å | g t { â Ç E C D I @ E C E D
Misi Tujuan Sasaran Indikator Kinerja
1 2 3 4
BOR sesuai standar (Bed Occupancy
Ratio nilai standar 60-85%)
ALOS sesuai standar (Average Lange
Of Stay nilai standar 3-5 hari)
TOI sesuai standar (Turn Over Interval
nilai standar 1-3 hari)
Menurunkan angka NDR ( Net Death
Rate nilai standar <25 ‰)
Menurunkan angka GDR (Gross
Death Rate nilai standar < 45 ‰)
Frekuensi pemakaian tempat tidur (
Bed Turn Over /BTO ) nilai standar
40-50 kali
Jumlah Kunjungan Pasien Rawat Jalan
Jumlah Kunjungan pasien Instalasi
gawat darurat
kepuasan costumer baik ( nilai baik
antara 62,51 - 81,25)
BOR sesuai standar (Bed Occupancy
Ratio nilai standar 60-85%)
ALOS sesuai standar (Average Lange
Of Stay nilai standar 3-5 hari)
TOI sesuai standar (Turn Over Interval
nilai standar 1-3 hari)
Menurunkan angka NDR ( Net Death
Rate nilai standar <25 ‰)
Menurunkan angka GDR (Gross
Death Rate nilai standar < 45 ‰)
Frekuensi pemakaian tempat tidur (
Bed Turn Over /BTO ) nilai standar
40-50 kali
Jumlah Kunjungan Pasien Rawat Jalan
Jumlah Kunjungan pasien Instalasi
gawat darurat
kepuasan costumer baik ( nilai baik
antara 62,51 - 81,25)
Tersedianya obat, bahan
kimia dan perbekalan
kesehatan
Tersedianya obat, perbekalan
kesehatan
Tersedianya obat Program
60
e x Ç v t Ç t f à Ü t à x z | á W | Ç t á ^ x á x { t à t Ç ^ t u â Ñ t à x Ç f â ~ t u â Å | g t { â Ç E C D I @ E C E D
Misi Tujuan Sasaran Indikator Kinerja
1 2 3 4
Tersedianya bahan kimia/reagensia
untuk pemeriksaan kesehatan
Pembinaan Kesehatan Ibu
dan Reproduksi
cakupan Puskesmas yang
melaksanakan kelas ibu hamil
cakupan Puskesmas yang melakukan
orientasi program perencanaan
persalinan dan pencegahan
komplikasi (P4K)
Cakupan komplikasi kebidanan yang
ditangani
Cakupan pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4
Cakupan Pelayanan Ibu Nifas
Cakupan Kunjungan Neonatal
Pertama (KN1) sesuai standar
Cakupan Kunjungan Neonatal
Lengkap (KNL) sesuai standar
Cakupan Neonatal dengan Komplikasi
yang ditangani
Cakupan Kunjungan Bayi
cakupan peserta KB aktif
Menurunnya kasus
kematian ibu dan bayi
Menurunnya Jumlah Kematian Ibu
Menurunnya Angka Kematian Bayi
Menurunnya angka
kesakitan
Cakupan Pelayanan Anak Balita
Puskesmas yang melaksanakan
penjaringan kesehatan untuk peserta
didik kelas 1
Puskesmas yang melaksanakan
penjaringan kesehatan untuk peserta
didik kelas 7 dan 10
Puskesmas yang menyelenggarakan
kegiatan kesehatan remaja
Jumlah Puskesmas yang
menyelenggarakan kegiatan
kesehatan lansia
Meningkatnya
pembinaan upaya
kesehatan kerja dan
olahraga
Persentase Puskesmas yang
menyelenggarakan kesehatan kerja
dasar
Jumlah pos UKK yang terbentuk di
daerah PPI/TPI
61
e x Ç v t Ç t f à Ü t à x z | á W | Ç t á ^ x á x { t à t Ç ^ t u â Ñ t à x Ç f â ~ t u â Å | g t { â Ç E C D I @ E C E D
Misi Tujuan Sasaran Indikator Kinerja
1 2 3 4
Persentase Puskesmas yang
melaksanakan kegiatan kesehatan
olah raga pada kelompok masyarakat
di wilayah kerjanya
Meningkatnya
pembinaan,
pengembangan dan
pengawasan upaya
kesehatan tradisional dan
komplementer
Persentase Puskesmas yang
menyelenggarakan kesehatan
tradisional dan kimplementer
Meningkatnya mutu dan
akses pelayanan
keperawatan, kebidanan
dan keteknisian medik
Jumlah puskesmas yang menerapkan
Pelayanan Keperawatan Kesehatan
Masyarakat (Perkesmas)
Meningkatnya akses
pelayanan kesehatan
dasar yang berkualitas
bagi masyarakat
Jumlah Puskesmas non rawat inap
dan Puskesmas rawat inap yang
memberikan pelayanan sesuai
standar
Jumlah Puskesmas yang telah
melaksanakan manajemen
Puskesmas
Meningkatnya Mutu dan
Akses Pelayanan
Kesehatan Jiwa dan
NAPZA
Jumlah Puskesmas yang
menyelenggarakan pelayanan
kesehatan jiwa dan NAPZA
Jumlah Puskesmas yang
melaksanakan pelayanan kesehatan
Gigi dan Mulut
Jumlah Puskesmas yang memberikan
pelayanan laboratorium
Jumlah Puskesmas yang memberikan
pelayanan Kesehatan Indra
Meningkatnya layanan
kesehatan untuk
masyarakat
Jumlah Penduduk Penerima Bantuan
Iuran (PBI) yang menjadi peserta
jaminan kesehatan nasional (JKN)
Meningkatnya layanan
kesehatan untuk
masyarakat miskin
Cakupan pelayanan kesehatan pasien
masyarakat miskin di fasilitas
kesehatan
Meningkatnya pelayanan
gizi masyarakat
Ibu hamil KEK yang mendapat
makanan tambahan
Ibu hamil yang mendapat Tablet
Tambah Darah (TTD) 90 tablet selama
masa kehamilan
Bayi usia kurang dari 6 bulan yang
mendapat ASI eksklusif
Bayi baru lahir mendapat Inisiasi
Menyusu Dini (IMD)
Balita kurus yang mendapat makanan
tambahan
62
e x Ç v t Ç t f à Ü t à x z | á W | Ç t á ^ x á x { t à t Ç ^ t u â Ñ t à x Ç f â ~ t u â Å | g t { â Ç E C D I @ E C E D
Misi Tujuan Sasaran Indikator Kinerja
1 2 3 4
Remaja puteri yang mendapat Tablet
Tambah Darah (TTD)
Balita gizi Sangat Kurus mendapat
perawatan
Pemberian makanan pendamping ASI
pada anak usia 6 - 24 bulan keluarga
miskin
Meningkatnya kualitas
kesehatan lingkungan
Cakupan sarana air bersih (SAB)
Cakupan Rumah Sehat
Cakupan Akses Jamban Keluarga
(JAGA)
Cakupan Angka Bebas Jentik
Cakupan Saluran Pembuangan Air
Limbah (SPAL)
Cakupan Tempat Sampah
Meningkatnya perilaku
hidup bersih dan sehat
kebijakan publik yang berwawasan
kesehatan
Cakupan PHBS di Tatanan RT
Cakupan strata desa siaga aktif
Cakupan sekolah yang
mempromosikan kesehatan
Jumlah Tema pesan dalam
komunikasi, informasi dan edukasi
kepada masyarakat
Jumlah dunia usaha yang
memanfaatkan CSR-nya untuk
program kesehatan
Menurunnya angka
kesakitan akibat penyakit
menular dan penyakit
tidak menular
Cakupan penemuan dan penanganan
penderita penyakit TBC BTA
Meningkatnya angka kesembuhan
penderita TB Paru BTA Positif
Cakupan penemuan dan penanganan
penderita penyakit DBD
Cakupan balita dengan pneumonia
yang ditangani
Cakupan penemuan dan penanganan
penderita Diare
Cakupan Penemuan dan Penanganan
Kasus Penderita Filariasis
63
e x Ç v t Ç t f à Ü t à x z | á W | Ç t á ^ x á x { t à t Ç ^ t u â Ñ t à x Ç f â ~ t u â Å | g t { â Ç E C D I @ E C E D
Misi Tujuan Sasaran Indikator Kinerja
1 2 3 4
Cakupan Penemuan dan Penanganan
suspect Flu Burung
Cakupan Penemuan dan Penanganan
Kasus Penderita Kusta
Cakupan Penemuan dan Penanganan
Kasus Penderita HIV/AIDS
Annual Paracite Index (API) Malaria
Cakupan Penemuan dan Penanganan
Kasus Penderita Rabies
Persentase PKM yang melaksanakan
pengendalian PTM Terpadu
Persentase desa / kelurahan yang
melaksanakan kegiatan posbindu
PTM
Persentase perempuan usia 30- 50
Tahun yang dideteksi dini kanker
serviks dan payudara
Persentase Puskesmas Yang
melaksanakan Kebijakan Kawasan
Tanpa Rokok (KTR), minimal 50 %
sekolah
Prevalensi tekanan darah tinggi
Mempertahankan Prevalen Obesitas
Prevalensi merokok pada penduduk
usia <= 18Tahun
Cakupan Desa/Kelurahan mengalami
KLB yang dilakukan Penyelidikan
Epidemiologi kurang dari 24 Jam
Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per
100.000 penduduk < 15 th
Cakupan Desa/kelurahan Universal
Child Immunization (UCI)
Meningkatnya Kesehatan
Jemaah Haji Kab.
Sukabumi
Cakupan Pemeriksaan dan
pembinaan Kesehatan Jemaah Haji
Cakupan penanggulangan krisis
kesehatan akibat bencana
Cakupan Tenaga Kesehatan Berizin di
Praktek Mandiri dan Sarana
Kesehatan
Cakupan Sarana Kesehatan Berizin
64
e x Ç v t Ç t f à Ü t à x z | á W | Ç t á ^ x á x { t à t Ç ^ t u â Ñ t à x Ç f â ~ t u â Å | g t { â Ç E C D I @ E C E D
Misi Tujuan Sasaran Indikator Kinerja
1 2 3 4
Cakupan Sertifikasi Produk Kesehatan
Rumah Tangga
Cakupan Puskesmas Terakreditasi
Cakupan Puskesmas dengan Sistem
Informasi Terintegrasi
Jumlah SDM Kesehatan yang
ditingkatkan kompetensinya
(kumulatif)
meningkatnya akses
pelayanan kesehatan
Peningkatan fasilitas pelayanan
kesehatan
Mengendalikan laju
pertumbuhan penduduk
dalam mewujudkan
penduduk tumbuh
seimbang dan
berkualitas
menurunnya laju
pertumbuhan penduduk
cakupan pasangan usia subur (PUS)
yang istrinya dibawah 20 tahun.
cakupan sasaran pasangan usia subur
menjadi peserta KB aktif
cakupan pasangan yang ingin ber-KB
tidak terpenuhi (Unmet Need)
Ratio Petugas lapangan keluarga
berencana/penyuluh Keluarga
Berencana (PLKB/PKB) 1 petugas
disetiap 2 (dua) desa/kelurahan
Ratio pembantu pembina keluarga
berencana (PPKBD) 1 (satu) petugas
di setiap desa/kelurahan
cakupan penyedia alat dan obat
kontrasepsi untuk memenuhi
permintaan masyarakat setiap tahun
cakupan penyedia informasi data
mikro keluarga di setiap
desa/kelurahan setiap tahun
meningkatnya kesertaan
ber-KB pasangan usia
subur (PUS) Pra-KS dan KS
1 anggota kelompok
usaha ekonomi produktif
dari 80 persen menjadi 82
persen dan pembinaan
keluarga menjadi sekitar
70 persen.
cakupan anggota bina keluarga balita
(BKB) ber-KB
Cakupan PUS peserta KB anggota
usaha peningkaatan pendapatan
keluarga sejahtera (UPPKS) yang ber-
KB
Meningkatkan budaya
baca masyarakat
Terwujudnya
pembudayaan gemar
membaca masyarakat
Jumlah koleksi bahan perpustakaan di
Kab. Sukabumi
Jumlah Pengunjung Perpustakaan
Tingkat kompetensi Pengelola
perpustakaan
Meningkatkan akses dan
kualitas layanan
Meningkatnya akses dan
mutu layanan pendidikan
APK SD Sederajat
APM SD Sederajat
65
e x Ç v t Ç t f à Ü t à x z | á W | Ç t á ^ x á x { t à t Ç ^ t u â Ñ t à x Ç f â ~ t u â Å | g t { â Ç E C D I @ E C E D
Misi Tujuan Sasaran Indikator Kinerja
1 2 3 4
pendidikan untuk
menghasilkan SDM yang
religius, mandiri dan
berdaya saing
APK SMP Sederajat
APM SMP Sederajat
Angka kelulusan SD
Angka Kelulusan SMP
Angka Mengulang Kelas SD
Angka DO SD
Angka DO SMP
Angka melanjutkan dari SD Sederajat
ke SMP Sederajat
Angka melanjutkan dari SMP
Sederajat ke SMA Sederajat
Rata-rata nilai ujian akhir SD
Rata-rata nilai ujian nasional SMP
Jumlah SD yang memenuhi SPM
Jumlah SMP yang memenuhi SPM
SD yang biaya operasionalnya
terbantu dana APBD
SMP yang biaya operasionalnya
terbantu dana APBD
APK PAUD (3-6 tahun)
Jumlah lembaga PAUD yang memiliki
ruang kelas untuk belajar
Jumlah PAUD yang
menyelenggarakan pembinaan
pendidikan keluarga (parenting)
Angka kelulusan Paket A
Angka kelulusan Paket B
Angka kelulusan Paket C
Meningkatkan Angka Melek Huruf
Setiap SD/MI memiliki jumlah guru
kelas yang cukup (rasio antara guru
kelas dengan jumlah siswa 1 : 32
orang)
Setiap SMP tersedia 1 (satu) orang
guru untuk setiap mata pelajaran (11
mata pelajaran), dan untuk daerah
khusus tersedia 1 (satu) orang guru
untuk setiap rumpun mata pelajaran
(7 rumpun)
Jumlah guru yang memenuhi
kualifikasi S1/D-IV di setiap SD/MI
minimal 2 orang untuk setiap satuan
pendidikan
Di setiap SMP tersedia guru dengan
kualifikasi akademik S-1 atau D-IV
sebanyak 70% atau lebih (untuk
daerah khusus sebanyak 40% atau
lebih)
66
e x Ç v t Ç t f à Ü t à x z | á W | Ç t á ^ x á x { t à t Ç ^ t u â Ñ t à x Ç f â ~ t u â Å | g t { â Ç E C D I @ E C E D
Misi Tujuan Sasaran Indikator Kinerja
1 2 3 4
Jumlah guru yang disertifikasi sebagai
pendidik di SD/MI minimal 2 orang
untuk setiap satuan pendidikan
Di setiap SMP tersedia guru dengan
kualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan
35% atau lebih (untuk daerah khusus
20% atau lebih) dari keseluruhan guru
telah memiliki sertifikat pendidik
PTK PAUD yang lulus KMD
PTK SD yang lulus KMD
PTK SMP yang lulus KMD
Setiap SD memiliki tenaga
kependidikan terlatih dan
bersertifikat
Setiap SMP memiliki tenaga
kependidikan terlatih dan
bersertifikat
Persentase kepala sekolah jenjang SD
dan SMP yang telah mengikuti diklat
calon kepala sekolah
Satuan Pendidikan Formal TK dan
Jenjang pendidikan dasar yang
terakreditasi minimal baik
jumlah TK terakreditasi
jumlah SD terakreditasi
jumlah SMP terakreditasi
Satuan Pendidikan Nonformal yang
terakreditasi minimal baik
jumlah PAUD terakreditasi
jumlah LKP terakreditasi
jumlah PKBM terakreditasi
Meningkatnya
manajemen dan tata
kelola pendidikan
Jumlah Basis Data Pendidikan
(Berbasis Sekolah dan Berbasis
Masyarakat)
Jumlah Dokumen Rencana dan
Pelaporan Pendidikan
Jumlah SOP Pendidikan
Jumlah Aplikasi yang dikembangkan
untuk meningkatkan efektifitas tata
kelola pendidikan
Jumlah Percontohan Sekolah Sehat
disetiap jenjang satuan pendidikan
Jumlah dokumen rencana
manajemen pengembangan
kurikulum dan proses pembelajran
yang efektif
Skor LAKIP minimal 80
mewujudkan penataan
ruang yang terpadu dan
berkelanjutan
terwujudnya
perencanaan,
pemanfaatan dan
pengendalian tata ruang
Perda Dokumen RDTR
Dokumen RTBL
Dokumen Pengawasan dan
Pengendalian pemanfaatan Ruang
67
e x Ç v t Ç t f à Ü t à x z | á W | Ç t á ^ x á x { t à t Ç ^ t u â Ñ t à x Ç f â ~ t u â Å | g t { â Ç E C D I @ E C E D
Misi Tujuan Sasaran Indikator Kinerja
1 2 3 4
yang efisien, produktif,
berkelanjutan dan
berdaya saing dibidang
agribisnis, pariwisata dan
industri
mekanisme dan Tata cara perizinan
dalam rangka pemanfaatan dan
penataan ruang
Ruang Terbuka Hijau (RTH)
masterplan pertamanan dan
pemakaman
Mewujudkan
pengelolaan lingkungan
hidup berkelanjutan dan
penanggulangan
bencana yang handal
meningkatnya daya
dukung dan daya
tampung lingkungan serta
kualitas penanganan
bencana
Penanganan Tanggap Darurat
Terpenuhi dan terdistribusikannya
kebutuhan logistik untuk korban
bencana
jumlah pelaksanaan upaya mitigasi
bencana
Terselenggaranya Rehabilitasi dan
Rekonstruksi pasca bencana
meningkatnya cakupan
pelayanan bencana
kebakaran
Cakupan pelayanan bencana
kebakaran di kabupaten
tingkat waktu tanggap (response time
rate) daerah layanan WMK
persentase aparatur pemadam
kebakaran yang memenuhi standar
kualifikasi
jumlah mobil pemadam kebakaran di
atas 3000-5000 liter pada WMK
Jumlah Sumber daya manusia yang
terlatih dan sigap dalam upaya
mitigasi bencana kebakaran
Meningkatkan
ketersediaan dan
kualitas infrastruktur
daerah yang
mendukung
perekonomian
meningkatnya kualitas
infrastruktur jalan dan
jembatan
persentase tingkat kondisi jalan
kabupaten baik dan sedang
Persentase terhubungnya pusat -
pusat kegiatan dan pusat produksi di
wilayah kabupaten
pelayaanan informasi tentang
Infrastruktur
ketersediaan sarana pengelolaan
jalan
Terbangunnya ruas jalan baru
Meningkatnya
infrastruktur sumber
daya air dan irigasi untuk
konservasi,
pendayagunaan
sumberdaya air, serta
pengendalian daya rusak
air
Tingkat kondisi baik jaringan irigasi di
daerah irigasi kewenangan kabupaten
peningkatan kapasitas lembaga
pengelola irigasi baik SDM, regulasi
maupun sarana prasarananya
Tingkat kondisi infrastruktur sumber
daya air dalam rangka konservasi
sungai, danau dan sumber daya air
lainnya
68
e x Ç v t Ç t f à Ü t à x z | á W | Ç t á ^ x á x { t à t Ç ^ t u â Ñ t à x Ç f â ~ t u â Å | g t { â Ç E C D I @ E C E D
Misi Tujuan Sasaran Indikator Kinerja
1 2 3 4
meningkatnya kondisi
sarana dan prasarana
dasar permukiman
Cakupan layanan air minum
perdesaan
cakupan pelayanan air minum
perkotaan
cakupan pelayanan air limbah
domestik
Persentase pengurangan sampah
perkotaan
Persentase pengangkutan sampah
Persentase pengoperasian TPA
kawasan kumuh
Tersedianya Pelayanan Jaringan
Drainase Skala Kawasan dan Skala
Kota
Pengurangan Luas Genangan
meningkatnya
ketersediaan dan kualitas
perumahan
cakupan rumah layak huni
Cakupan Lingkungan Yang Sehat dan
Aman yang didukung dengan PSU
Meningkatnya
ketersediaan informasi
jasa konstruksi dan
kualitas layanan perizinan
usaha jasa konstruksi
cakupan pelayanan informasi jasa
konstruksi
cakupan pelayanan Izin Usaha Jasa
Konstruksi (IUJK)
meningkatkan
ketersediaan
infrastruktur untuk
peningkatan
produktifitas ekonomi
dan pelayanan dasar
Meningkatnya kualitas
infrastruktur dasar
masyarakat
Tersedianya simpul jaringan
transportasi berbasis jalan dan
keretaapi
Tersedianya simpul jaringan
transportasi berbasis perairan
Tersedianya perlengkapan Jalan
(Fasilitas Lalu lintas dan PJU)
Tersedianya navigasi dan fasilitas
keselamatan pelayaran
Tersedianya sarana angkutan umum
publik dan operasional perhubungan
Menurunnya tingkat kemacetan lalu
lintas di jalan
Menurunnya tingkat pelanggaran lalu
lintas dan angkutan jalan
meningkatnya pengawasan dan
pengendalian perairan
meningkatnya kinerja angkutan
umum
69
e x Ç v t Ç t f à Ü t à x z | á W | Ç t á ^ x á x { t à t Ç ^ t u â Ñ t à x Ç f â ~ t u â Å | g t { â Ç E C D I @ E C E D
Misi Tujuan Sasaran Indikator Kinerja
1 2 3 4
meningkatnya kualitas pelayanan
perhubungan
Meningkatnya jumlah kendaraan
yang melaksanaan pengujian
kendaraan bermotor
Meningkatnya kualitas Peralatan
Pengujian Kendaraan Bermotor
Meningkatnya Pelopor Keselamatan
Transportasi
Meningkatnya pembinaan dan audit
keselamatan transportasi
Pengendalian
pencemaran dan
kerusakan lingkungan
hidup
meningkatnya
pengendalian
pencemaran dan
kerusakan lingkungan
hidup
Penanganan Pengaduan Lingkungan
Hidup
Jumlah Masyarakat,
Lembaga/Kelompok Masyarakat,
Stakeholders dalam Pengelolaan
Lingkungan Hidup
menurunnya jumlah pencemaran air
sungai
menurunnya jumlah pencemaran
udara
tertanganinya izin lingkungan dan izin
PPLH
menurunnya pencemaran akibat
limbah B3 dan sampah
Meningkatkan
Perlindungan,
Rehabilitasi dan
Konservasi Sumber Daya
Alam
Meningkatnya
Perlindungan, Rehabilitasi
dan Konservasi Sumber
Daya Alam serta
keanekaragaman hayati
Persentase Peningkatan Pengelolaan
Tutupan Lahan (Vegetasi)
Persentase Peningkatan Pengelolaan
Taman Keanekaragaman Hayati
meningkatnya ekosistem
dan sumber daya pesisir
Persentase Peningkatan Pengelolaan
dan Rehabilitasi Ekosistem dan
Sumber Daya Pesisir
3.3 Telaahan Rencana Strategis Kementrian Kesehatan Republik Indonesia dan
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat
3.3.1 Telaahan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh
semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan
70
e x Ç v t Ç t f à Ü t à x z | á W | Ç t á ^ x á x { t à t Ç ^ t u â Ñ t à x Ç f â ~ t u â Å | g t { â Ç E C D I @ E C E D
sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Keberhasilan
pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh kesinambungan antar upaya program
dan sektor, serta kesinambungan dengan upaya-upaya yang telah dilaksanakan oleh
periode sebelumnya.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional (SPPN) mengamanatkan bahwa setiap kementerian perlu menyusun Rencana
Strategis (Renstra) yang mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN). Dengan telah ditetapkannya RPJMN 2015-2019 maka Kementerian
Kesehatan menyusun Renstra Tahun 2015-2019. Renstra Kementerian Kesehatan
merupakan dokumen perencanaan yang bersifat indikatif memuat program-program
pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan dan
menjadi acuan dalam penyusunan perencanaan tahunan. Penyusunan Renstra
Kementerian Kesehatan dilaksanakan melalui pendekatan: teknokratik, politik,
partisipatif, atasbawah (top-down), dan bawah-atas (bottom-up).
Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah Program Indonesia Sehat
dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui
melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan
perlindungan finansial dan pemeratan pelayanan kesehatan. Sasaran pokok RPJMN
2015-2019 adalah: (1) meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak; (2)
meningkatnya pengendalian penyakit; (3) meningkatnya akses dan mutu pelayanan
kesehatan dasar dan rujukan terutama di daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan;
(4) meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui Kartu Indonesia
Sehat dan kualitas pengelolaan SJSN Kesehatan, (5) terpenuhinya kebutuhan tenaga
kesehatan, obat dan vaksin; serta (6) meningkatkan responsivitas sistem kesehatan.
Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu paradigma sehat,
penguatan pelayanan kesehatan dan jaminan kesehatan nasional: 1) pilar paradigma
sehat di lakukan dengan strategi pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan,
penguatan promotif preventif dan pemberdayaan masyarakat; 2) penguatan pelayanan
kesehatan dilakukan dengan strategi peningkatan akses pelayanan kesehatan,
optimalisasi sistem rujukan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan,
menggunakan pendekatan continuum of care dan intervensi berbasis risiko kesehatan;
3) sementara itu jaminan kesehatan nasional dilakukan dengan strategi perluasan
sasaran dan benefit serta kendali mutu dan kendali biaya.
Dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2015-2019 tidak ada visi dan misi,
namun mengikuti visi dan misi Presiden Republik Indonesia yaitu “Terwujudnya
Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotongroyong”.
Upaya untuk mewujudkan visi ini adalah melalui 7 misi pembangunan yaitu:
1. Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah,
menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim dan
mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis berlandaskan
negara hukum.
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif serta memperkuat jati diri sebagai
negara maritim.
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia lndonesia yang tinggi, maju dan sejahtera.
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
71
e x Ç v t Ç t f à Ü t à x z | á W | Ç t á ^ x á x { t à t Ç ^ t u â Ñ t à x Ç f â ~ t u â Å | g t { â Ç E C D I @ E C E D
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan
berbasiskan kepentingan nasional, serta
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
Selanjutnya terdapat 9 agenda prioritas yang dikenal dengan NAWACITA yang ingin
diwujudkan pada Kabinet Kerja, yakni:
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan
rasa aman pada seluruh warga Negara.
2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan
yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan
desa dalam kerangka negara kesatuan.
4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan
hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
6. Meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional.
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis
ekonomi domestik.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa.
9. Memperteguh ke-Bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.
Kementerian Kesehatan mempunyai peran dan berkonstribusi dalam tercapainya
seluruh Nawa Cita terutama terutama dalam meningkatkan kualitas hidup manusia
Indonesia.
A. TUJUAN
Terdapat dua tujuan Kementerian Kesehatan pada tahun 2015-2019, yaitu:
1) meningkatnya status kesehatan masyarakat dan;
2) meningkatnya daya tanggap (responsiveness) dan perlindungan masyarakat
terhadap risiko sosial dan finansial di bidang kesehatan.
Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus
kehidupan (life cycle), yaitu bayi, balita, anak usia sekolah, remaja, kelompok usia
kerja, maternal, dan kelompok lansia.
Tujuan indikator Kementerian Kesehatan bersifat dampak (impact atau outcome).
dalam peningkatan status kesehatan masyarakat, indikator yang akan dicapai
adalah:
1. Menurunnya angka kematian ibu dari 359 per 100.00 kelahiran hidup (SP
2010), 346 menjadi 306 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI 2012).
2. Menurunnya angka kematian bayi dari 32 menjadi 24 per 1.000 kelahiran
hidup.
3. Menurunnya persentase BBLR dari 10,2% menjadi 8%.
4. Meningkatnya upaya peningkatan promosi kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat, serta pembiayaan kegiatan promotif dan preventif.
5. Meningkatnya upaya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat.
72
e x Ç v t Ç t f à Ü t à x z | á W | Ç t á ^ x á x { t à t Ç ^ t u â Ñ t à x Ç f â ~ t u â Å | g t { â Ç E C D I @ E C E D
Sedangkan dalam rangka meningkatkan daya tanggap (responsiveness) dan
perlindungan masyarakat terhadap risiko sosial dan finansial di bidang kesehatan,
maka ukuran yang akan dicapai adalah:
1. Menurunnya beban rumah tangga untuk membiayai pelayanan kesehatan
setelah memiliki jaminan kesehatan, dari 37% menjadi 10%
2. Meningkatnya indeks responsiveness terhadap pelayanan kesehatan dari 6,80
menjadi 8,00.
B. SASARAN STRATEGIS
Sasaran Strategis Kementerian Kesehatan adalah:
1. Meningkatnya Kesehatan Masyarakat, dengan sasaran yang akan dicapai
adalah:
a. Meningkatnya persentase persalinan di fasilitas kesehatan sebesar
85%.
b. Menurunnya persentase ibu hamil kurang energi kronik sebesar 18,2%.
c. Meningkatnya persentase kabupaten dan kota yang memiliki kebijakan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sebesar 80%.
2. Meningkatnya Pengendalian Penyakit, dengan sasaran yang akan dicapai
adalah:
a. Persentase kab/kota yang memenuhi kualitas kesehatan lingkungan
sebesar 40%.
b. Penurunan kasus Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi
(PD3I) tertentu sebesar 40%.
c. Kab/Kota yang mampu melaksanakan kesiapsiagaan dalam
penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi
wabah sebesar 100%.
d. Menurunnya prevalensi merokok pada pada usia ≤ 18 tahun sebesar
5,4%.
3. Meningkatnya Akses dan Mutu Fasilitas Pelayanan Kesehatan, dengan
sasaran yang akan dicapai adalah:
a. Jumlah kecamatan yang memiliki minimal 1 Puskesmas yang
terakreditasi sebanyak 5.600.
b. Jumlah kab/kota yang memiliki minimal 1 RSUD yang terakreditasi
sebanyak 481 kab/kota.
4. Meningkatnya akses, kemandirian, dan mutu sediaan farmasi dan alat
kesehatan, dengan sasaran yang akan dicapai adalah:
a. Persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas sebesar 90%.
b. Jumlah bahan baku obat, obat tradisional serta alat kesehatan yang
diproduksi di dalam negeri sebanyak 35 jenis.
c. Persentase produk alat kesehatan dan PKRT di peredaran yang
memenuhi syarat sebesar 83%.
73
e x Ç v t Ç t f à Ü t à x z | á W | Ç t á ^ x á x { t à t Ç ^ t u â Ñ t à x Ç f â ~ t u â Å | g t { â Ç E C D I @ E C E D
5. Meningkatnya Jumlah, Jenis, Kualitas dan Pemerataan Tenaga Kesehatan,
dengan sasaran yang akan dicapai adalah:
a. Jumlah Puskesmas yang minimal memiliki 5 jenis tenaga kesehatan
sebanyak 5.600 Puskesmas.
b. Persentase RS kab/kota kelas C yang memiliki 4 dokter spesialis dasar
dan 3 dokter spesialis penunjang sebesar 60%.
c. Jumlah SDM Kesehatan yang ditingkatkan kompetensinya sebanyak
56,910 orang.
6. Meningkatnya sinergitas antar Kementerian/Lembaga, dengan sasaran
yang akan dicapai adalah:
a. Meningkatnya jumlah kementerian lain yang mendukung pembangunan
kesehatan.
b. Meningkatnya persentase kab/kota yang mendapat predikat baik dalam
pelaksanaan SPM sebesar 80%.
7. Meningkatnya daya guna kemitraan dalam dan luar negeri, dengan sasaran
yang akan dicapai adalah:
a. Jumlah dunia usaha yang memanfaatkan CSR untuk program kesehatan
sebesar 20%.
b. Jumlah organisasi kemasyarakatan yangmemanfaatkan sumber dayanya
untuk mendukung kesehatan sebanyak 15.
c. Jumlah kesepakatan kerja sama luar negeri di bidang kesehatan yang
diimplementasikan sebanyak 40.
8. Meningkatnya integrasi perencanaan, bimbingan teknis dan pemantauan-
evaluasi, dengan sasaran yang akan dicapai adalah:
a. Jumlah provinsi yang memiliki rencana lima tahundan anggaran
kesehatan terintegrasi dari berbagai sumber sebanyak 34 provinsi.
b. Jumlah rekomendasi monitoring evaluasi terpadu sebanyak 100
rekomendasi.
9. Meningkatnya efektivitas penelitian dan pengembangan kesehatan, dengan
sasaran yang akan dicapai adalah:
a. Jumlah hasil penelitian yang didaftarkan HKI sebanyak 35 buah.
b. Jumlah rekomendasi kebijakan berbasis penelitian dan pengembangan
kesehatan yang diadvokasikan ke pengelola program kesehatan dan
atau pemangku kepentingan sebanyak 120 rekomendasi.
c. Jumlah laporan Riset Kesehatan Nasional (Riskesnas) bidang kesehatan
dan gizi masyarakat sebanyak 5 laporan.
10. Meningkatnya tata kelola kepemerintahan yang baik da bersih, dengan
sasaran yang akan dicapai adalah:
a. Persentase satuan kerja yang dilakukan audit memiliki temuan kerugian
negara ≤1% sebesar 100%.
74
e x Ç v t Ç t f à Ü t à x z | á W | Ç t á ^ x á x { t à t Ç ^ t u â Ñ t à x Ç f â ~ t u â Å | g t { â Ç E C D I @ E C E D
11. Meningkatnya kompetensi dan kinerja aparatur Kementerian Kesehatan,
dengan sasaran yang akan dicapai adalah:
a. Meningkatnya persentase pejabat struktural di lingkungan Kementerian
Kesehatan yang kompetensinya sesuai persyaratan jabatan sebesar 90%.
b. Meningkatnya persentase pegawai Kementerian Kesehatan dengan nilai
kinerja minimal baik sebesar 94%.
12. Meningkatkan sistem informasi kesehatan integrasi, dengan sasaran yang
akan dicapai adalah:
a. Meningkatnya persentase Kab/Kota yang melaporkan data kesehatan
prioritas secara lengkap dan tepat waktu sebesar 80%.
b. Persentase tersedianya jaringan komunikasi data yang diperuntukkan
untuk akses pelayanan e-health sebesar 50%
3.3.2 Visi dan Misi Pembangunan dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat
a. Visi
RPJMD Provinsi Jawa Barat 2013-2018 merupakan tahap ketiga dari Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2005-2025 yaitu tahap
memantapkan pembangunan secara menyeluruh dalam rangka penyiapan
kemandirian masyarakat Jawa Barat. Dengan mempertimbangkan potensi,
kondisi, permasalahan, tantangan dan peluang serta isu-isu strategis yang
terjadi di Jawa Barat, maka Visi Tahun 2013-2018 yaitu:
"Jawa Barat Maju dan Sejahtera Untuk Semua"
Makna yang terkandung dalam visi tersebut dijabarkan sebagai berikut:
Maju : adalah sikap dan kondisi masyarakat yang produktif,
berdaya saing dan mandiri, terampil dan inovatif dengan
tetap dapat menjaga tatanan sosial masyarakat yang
toleran, rasional, bijak dan adaptif terhadap dinamika
perubahan namun tetap berpegang pada nilai budaya
serta kearifan lokal dan berdaulat secara pangan,
ketahanan ekonomi dan sosial.
Sejahtera : adalah sikap dan kondisi masyarakat Jawa Barat yang
secara lahir dan batin mendapatkan rasa aman dan
makmur dalam menjalani kehidupan.
Untuk Semua : adalah kondisi dimana hasil pembangunan dapat dirasakan oleh
seluruh lapisan, elemen dan komponen masyarakat.
75
e x Ç v t Ç t f à Ü t à x z | á W | Ç t á ^ x á x { t à t Ç ^ t u â Ñ t à x Ç f â ~ t u â Å | g t { â Ç E C D I @ E C E D
b. Misi
Dalam rangka pencapaian visi yang telah ditetapkan dengan memperhatikan
kondisi dan permasalahan yang ada, tantangan ke depan, serta
memperhitungkan peluang yang dimiliki, maka ditetapkan 5 (lima) misi sebagai
berikut:
Misi Pertama, Membangun Masyarakat yang Berkualitas dan Berdaya saing.
Hal ini untuk menciptakan sosok Jawa Barat 2018 yaitu Masyarakat Jawa Barat
yang agamis, berakhlak mulia, sehat, cerdas, bermoral, berbudaya IPTEK,
memiliki spirit juara dan siap berkompetisi.
Misi Kedua, Membangun Perekonomian yang Kokoh dan Berkeadilan. Hal ini
untuk menciptakan sosok Jawa Barat 2018 yaitu Perekonomian Jawa Barat yang
semakin maju dan berdaya saing, bersinergi antar skala usaha, berbasis
ekonomi pertanian dan non pertanian yang mampu menarik investasi dalam
dan luar negeri, menyerap banyak tenaga kerja, serta memberikan pemerataan
kesejahteraan bagi seluruh masyarakat.
Misi Ketiga, Meningkatkan Kinerja Pemerintahan, Profesionalisme Aparatur,
dan Perluasan Partisipasi Publik. Hal ini untuk menciptakan sosok Jawa Barat
2018 yaitu Pemerintahan Jawa Barat yang bermutu dan akuntabel, handal dan
terpercaya dalam pelayanan yang ditopang oleh aparatur profesional, sistem
yang modern berbasis IPTEK menuju tatakelola pemerintahan yang baik (Good
Governance) dan pemerintahan yang bersih (Clean Government) serta
menerapkan model manajemen pemerintahan hibrida yang mengkombinasikan
manajemen berbasis kabupaten/kota dengan manajemen lintas
kabupaten/kota.
Misi Keempat, Mewujudkan Jawa Barat yang Nyaman dan Pembangunan
Infrastruktur Strategis yang Berkelanjutan. Hal ini untuk menciptakan sosok
Jawa Barat 2018 yaitu Pembangunan Jawa Barat yang selaras dengan kondisi
daya dukung dan daya tampung lingkungan, memiliki infrastruktur dasar yang
memadai, serta didukung oleh tersedianya infrastruktur yang mampu
meningkatkan konektivitas antar wilayah dan pertumbuhan ekonomi.
Misi Kelima, Meningkatkan Kehidupan Sosial, Seni dan Budaya, Peran
Pemuda dan Olah Raga serta Pengembangan Pariwisata dalam Bingkai
Kearifan Lokal. Hal ini untuk menciptakan sosok Jawa Barat 2018 yaitu
Kehidupan sosial kemasyarakatan yang kokoh dan berbudaya yang bercirikan
tingginya pemanfaatan modal sosial dalam pembangunan, meningkatnya
ketahanan keluarga, menurunnya jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan
Sosial (PMKS), tingginya peran pemuda dalam pembangunan, meningkatnya
prestasi olah raga tingkat nasional dan internasional, terpeliharanya seni dan
warisan budaya dan industri pariwisata yang berdaya saing dalam bingkai
kearifan lokal.
76
e x Ç v t Ç t f à Ü t à x z | á W | Ç t á ^ x á x { t à t Ç ^ t u â Ñ t à x Ç f â ~ t u â Å | g t { â Ç E C D I @ E C E D
Misi tersebut akan dicapai berdasarkan nilai-nilai agama dan budaya daerah,
serta dengan prinsip-prinsip penyelenggaraan pemerintahan, sebagai berikut:
1. Good Governance (tata kelola kepemerintahan), yaitu pengelolaan
pemerintahan yang baik dan bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN)
untuk menciptakan penyelenggaraan negara yang seimbang, bertanggung
jawab, efektif dan efisien, dengan menjaga keserasian interaksi yang
konstruktif di antara pemerintah, swasta dan masyarakat;
2. Integrity (integritas), yaitu suatu kesatuan perilaku yang melekat pada
prinsipprinsip moral dan etika, terutama mengenai karakter moral dan
kejujuran, yang dihasilkan dari suatu sistem nilai yang konsisten;
3. Quality and Accountability (mutu dan akuntabilitas), yaitu suatu tingkatan
kesempurnaan karakteristik pribadi yang mampu memberikan hasil
melebihi kebutuhan ataupun harapan, dan sebuah bentuk tanggungjawab
untuk suatu tindakan, keputusan dan kebijakan yang telah
mempertimbangkan mengenai aturan, pemerintahan dan
implementasinya, dalam pandangan hukum dan tata kelola yang
transparan;
4. Pemerataan pembangunan yang berkeadilan, yaitu upaya mewujudkan
peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat untuk
mengurangi tingkat kemiskinan, kesenjangan antar wilayah, dan
kesenjangan sosial antar kelompok masyarakat, melalui pemenuhan
kebutuhan akses pelayanan sosial dasar termasuk perumahan beserta
sarana dan prasarananya, serta memberikan kesempatan berusaha bagi
seluruh lapisan masyarakat untuk menanggulangi pengangguran dengan
menyeimbangkan pengembangan ekonomi skala kecil, menengah, dan
besar;
5. Penggunaan data dan informasi yang terintegrasi (Satu Data dan Informasi
Jawa Barat) yang akurat, terbaharukan dan dapat dipertanggungjawabkan.
Dokumen tersebut terdiri dari data dan informasi spasial (keruangan) dan
aspasial(non keruangan).
3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Perencanaan pembangunan daerah pada prinsipnya bertujuan
mengintegrasikan rencana tata ruang wilayah dengan rencana pembangunan
daerah. Dalam kaitan itu, penyusunan RPJMD harus berpedoman pada RTRW.
Oleh karena itu, diperlukan kegiatan penelaahan RTRW untuk menjamin agar
arah kebijakan dalam RPJMD selaras dengan, atau tidak menyimpang dari arah
kebijakan RTRW.
Tata ruang merupakan perwujudan dari struktur ruang dan pola ruang.
Penelaahan rencana tata ruang bertujuan untuk melihat kerangka pemanfaatan
ruang daerah dalam 5 (lima) tahun mendatang berikut asumsi-asumsinya,
dengan cara menelaah rencana struktur ruang.
Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem
jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan
sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional.
Telaahan terhadap rencana struktur ruang meliputi: Peta rencana struktur
77
e x Ç v t Ç t f à Ü t à x z | á W | Ç t á ^ x á x { t à t Ç ^ t u â Ñ t à x Ç f â ~ t u â Å | g t { â Ç E C D I @ E C E D
ruang; Rencana sistem perkotaan; Rencana jaringan transportasi; Rencana
jaringan energi; Rencana jaringan telekomunikasi; dan Rencana sistem jaringan
sumber daya air, dan Menelaah rencana pola ruang. Pola ruang adalah
distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan
ruang untuk fungsi lindung dan fungsi budidaya. Telaahan terhadap rencana
pola ruang, meliputi: Rencana kawasan lindung; dan Rencana kawasan
budidaya yang memiliki nilai strategis.
Menelaah indikasi program pemanfaatan ruang. Program pemanfaatan
ruang adalah program yang disusun dalam rangka mewujudkan rencana tata
ruang yang bersifat indikatif, melalui sinkronisasi program sektoral dan
kewilayahan baik di pusat maupun di daerah secara terpadu.
Telaahan terhadap indikasi program pemanfaatan meliputi:
Provinsi
a. Menelaah program pembangunan sektoral wilayah provinsi;
b. Menelaah program pengembangan wilayah provinsi;
c. Menelaah program pengembangan kawasan perkotaan yang mencakup 2
(dua) atau lebih wilayah kabupaten/kota;
d. Menelaah program pengembangan kawasan perdesaan yang mencakup 2
(dua) atau lebih wilayah kabupaten/kota; dan
e. Menelaah program pengembangan kawasan dan lingkungan strategis yang
merupakan kewenangan Pemerintah Daerah provinsi.
Kabupaten
a. Menelaah program pembangunan sektoral wilayah kabupaten;
b. Menelaah program pengembangan wilayah kabupaten;
c. Menelaah program pengembangan kawasan perkotaan;
d. Menelaah program pengembangan kawasan perdesaan; dan
e. Menelaah program pengembangan kawasan dan lingkungan strategis yang
merupakan kewenangan Pemerintah Daerah kabupaten.
3.4.1. Keterkaitan RPJMD Dengan Hasil Evaluasi RPJMD Sebelumnya dan Dokumen
KLHS.
Dokumen RPJMD Kabupaten Sukabumi Tahun 2016-2021 merupakan
penjabaran dari RPJPD Kabupaten Sukabumi Tahun 2005-2025, memuata visi,
misi dan program kerja Bupati dan Wakil Bupati terpilih, mengacu pada RPJMD
Provinsi Jawa Barat, mengacu pada RPJMN Tahun 2015-2019, serta
memperhatikan hasil evaluasi RPJMD Kabupaten Sukabumi Tahun 2010-2015.
Untuk menjamin, agar implementasi RPJMD dapat sejalan dengan kebijakan
pemanfaatan sumber daya alam sesuai kapasitas daya dukungnya, maka
penyusunan dokumen RPJMD harus bersinergi dan memperhatikan data dan
informasi serta mengadopsi Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS).
Dokumen KLHS dimaksud merupakan bagian penting yang dihasilkan oleh
Perangkat Daerah yang membidangi dalam pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan hidup.
78
e x Ç v t Ç t f à Ü t à x z | á W | Ç t á ^ x á x { t à t Ç ^ t u â Ñ t à x Ç f â ~ t u â Å | g t { â Ç E C D I @ E C E D
Adapun arahan umum kebijakan Pembanguan Berkelanjutan
berdasarkan hasil kajian lingkungan hidup strategis Kabupaten Sukabumi adalah
sebagai berikut :
1. Tertib tata ruang dan pemanfaatan sumberdaya yang berwawasan
lingkungan
2. Meningkatkan perekonomian masyarakat yang berbasis sumberdaya (SDA,
SDM, dan sosial budaya) lokal, dan
3. Meningkatkan kapasitas aparat dan dukungan kebijakan
Dengan demikian, setiap perumusan kebijakan yang terkait dengan
pemanfaatan sumber daya alam untuk kegiatan pembangunan, harus sudah
bersinergi dengan data dan informasi tentang daya dukung sumber daya alam
yang telah tersedia. Hal ini penting dalam rangka menjaga kelestarian
ekosistem lingkungan hidup dan sumber daya alam dari kerusakan kepunahan.
Oleh karena itu, dalam perumusan kebijakan pembangunan daerah baik untuk
5 (lima) tahunan maupun tahunan sudah saatnya dipertimbangkan melalui
pendekatan prinsip pembangunan berkelanjutan (development sustainable).
3.5. Penentuan Isu-isu Strategis
Hasil analisa lingkungan internal dan eksternal Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi
dengan menggunakan metode SWOT, telah dihasilkan alternatif-alternatif strategi
untuk pemecahan masalah dalam kaitannya dalam pembangunan kesehatan di
kabupaten Sukabumi. Adapun alternatif strategi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di puskesmas dan jaringannya.
2. Penempatan tenaga Kesehatan sesuai dengan kebutuhan.
3. Peningkatan Pembinaan FSDS dan pembentukan Badan Pertimbangan Kesehatan
daerah.
4. Meningkatkan koordinasi dan peran serta stakeholder (CSR) dalam pembangunan
sarana kesehatan baru.
5. Meningkatkan peran tenaga kesehatan dalam pembangunan kesehatan melalui
penerapan jabatan fungsional.
6. Mendorong pemerintah daerah untuk merekrut tenaga kesehatan yang
profesional sesuai kebutuhan.
7. Meningkatkan peran tenaga kesehatan dalam pembinaan forum silaturahmi
tingkat kecamatan dan desa.
8. Meningkatkan peran tenaga kesehatan dalam menggandeng peran serta
stakeholder.
9. Mengoptimalkan fungsi sarana mobilitas yankes sampai ke daerah sulit dijangkau.
10. Mendorong Tenaga Kesehatan untuk memanfaatkan sarana mobilitas pelayanan
kesehatan secara optimal.
11. Meningkatkan frekuensi pembinaan Forum dengan memanfaatkan sarana
mobilitas pelayan kesehatan.
12. Meningkatkan pelayanan kesehatan pada stakeholder dengan memanfaatkan
sarana mobilitas kesehatan.
79
e x Ç v t Ç t f à Ü t à x z | á W | Ç t á ^ x á x { t à t Ç ^ t u â Ñ t à x Ç f â ~ t u â Å | g t { â Ç E C D I @ E C E D
13. Meningkatkan pelayanan Puskesmas PONED.
14. Meningkatkan Konseling Gizi di Puskesmas.
15. Peningkatan status desa siaga menjadi desa siaga aktif oleh puskesmas.
16. Meningkatkan komunikasi, informasi, edukasi tentang kesehatan.
17. Meningkatkan surveilance berbasis masyarakat di wilayah puskesmas.
18. Meningkatkan peran puskesmas dalam akselerasi akses sarsandas melalui metoda
STBM.
19. Mengoptimalkan peran tenaga kesehatan non bidan dalam upaya penurunan AKB.
20. Meningkatkan kapasitas dan kompetensi petugas kesehatan dalam bidang gizi
kesehatan masyarakat.
21. Mendorong peran tenaga kesehatan dalam peningkatan status desa siaga aktif
pratama menjadi desa siaga aktif mandiri.
22. Mendorong peran tenaga kesehatan dalam komunikasi, informasi, edukasi tentang
kesehatan pada tokoh masy.
23. Meningkatkan kapasitas dan kompetensi pemegang program penyakit menular di
pusk.
24. Meningkatkan kapasitas dan kompetensi pemegang program kesehatan
lingkungan dlm penerapan metode STBM.
25. Mengoptimalkan fungsi sarana mobilitas yankes dalam pelayanan KIA.
26. Meningkatkan penemuan dan penangan kasus balita gizi buruk (sangat kurus).
27. Meningkatkan frekuensi pembinaan Desa Siaga dengan memanfaatkan sarana
mobilitas pelayan kesehatan.
28. Meningkatkan mobilitas tenaga kesehatan dalam komunikasi, informasi, edukasi
tentang kesehatan dan membina surveillance berbasis masyarakat.
29. Meningkatkan mobilitas tenaga kesehatan Lingkungan dalam membina
masyarakat melalui metode STBM.
30. Rekruitment tenaga kesehatan sesuai dengan kebutuhan pelayanan kesehatan.
31. Memaksimalkan fungsi forum silaturahmi.
32. Menjalin kerjasama dengan stakeholder untuk penyediaan tenaga kesehatan.
33. Meningkatkan advokasi untuk pemberian insentif tenaga kesehatan di daerah
terpencil.
34. Membuat peraturan tentang keharusan CPNS baru untuk ditempatkan di seluruh
wilayah kabupaten Sukabumi.
35. Meningkatkan koordinasi antara FSDS dengan tenaga kesehatan yang ada dalam
peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan.
36. Meningkatkan kerjasama dengan stakeholder untuk memberikan sarana mobilitas
bagi tenaga kesehatan.
37. Advokasi peningkatan anggaran kesehatan terhadap penentu kebijakan baik di
tingkat Pusat maupun daerah.
38. Optimalisasi anggaran dan tenaga kesehatan.
39. Menggali potensi sumber anggaran non APBD melalui optimalisasi FSDS.
40. Menggali sumber anggaran dari stakeholder untuk pembangunan kesehatan.
41. Menambah jumlah sarana melalui advokasi dengan pemegang kebijakan,
stakeholder dan sumber lain.
42. Penempatan tenaga sesuai kebutuhan dan lokasi prioritas.
43. Memanfaatkan komitmen stakeholder untuk menambah sarana kesehatan.
44. Advokasi Perda SPM bidang Kesehatan.
80
e x Ç v t Ç t f à Ü t à x z | á W | Ç t á ^ x á x { t à t Ç ^ t u â Ñ t à x Ç f â ~ t u â Å | g t { â Ç E C D I @ E C E D
45. Meningkatkan kinerja Pegawai sesuai dengan SPM Bidang kesehatan.
46. Mengoptimalkan Peran Forum dan stakeholder dalam upaya Pencapaian target
SPM.
47. Rekruitment tenaga kesehatan (bidan) untuk menurunkan AKB.
48. Rekruitment tenaga kesehatan (nutrisionist) untuk menurunkan prevalensi gizi
buruk.
49. Memaksimalkan fungsi forum silaturahmi.
50. Meningkatkan kapasitas kompetensi petugas dalam KIE tentang kesehatan.
51. Meningkatkan kapasitas dan kompetensi petugas pencegahan dan pemberantasan
penyakit.
52. Meningkatkan kapasitas dan kompetensi sanitarian.
53. Memberikan fasilitas dan dispensasi bagi bidan yang bertugas di daerah terpencil.
54. Memberikan fasilitas dan dispensasi bagi nutrisionist yang bertugas di daerah
terpencil.
55. Meningkatkan kerjasama dengan lintas sektor dan lintas program dalam upaya
pembinaan desa siaga menjadi desa siaga aktif.
56. Memberikan sarana dan media penyuluhan bagi tenaga kesehatan yang bertugas
di daerah terpencil.
57. Memberikan sarana mobilitas dalam investigasi dan penanganan kasus penyakit
menular bagi tenaga kesehatan.
58. Meningkatkan kompetensi petugas kesehatan lingkungan dalam melaksanakan
program sanitasi berbasis masyarakat.
59. Prioritas anggaran untuk menurunkan AKB.
60. Optimalisasi pembinaan forum desa siaga menjadi desa siaga aktif.
61. Meningkatkan peranserta tokoh masyarakat dalam merubah budaya yang tidak
mendukung kesehatan.
62. Prioritas anggaran untuk upaya pencegahan penyakit.
63. Meningkatkan peran masyarakat terhadap akses sarana sanitasi dasar.
64. Optimalisasi Sarana Kesehatan dalam upaya penurunan AKB dan gizi buruk
65. Optimalisasi sarana kesehatan dalam pembinaan desa siaga.
66. Memanfaatkan sarana kesehatan dalam penggalian potensi peran serta
masyarakat untuk mendukung upaya kesehatan.
67. Menjadikan Sarana Kesehatan menjadi sarana sentinel penanggulan penyakit
menular.
68. Advokasi Perda SPM bidang Kesehatan dalam penurunan AKB dan Balita Gizi buruk
69. Mengoptimalkan pelaksanaan indikator desa siaga aktif.
70. Peningkatan peran tokoh masyarakat dalam pencapaian target SPM Bidang
kesehatan.
71. Pengadaan obat dan alat kesehatan untuk penanganan penyakit
Rencana Pencapaian indikator sasaran tertuang dalam indikator kinerja RMPJD
bidang kesehatan 2016 - 2021antara lain :
81
TUJUAN DAN SASARAN JANGKA MENENGAH PELAYANAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUKABUMI
TAHUN 2016 – 2021
NO Tujuan Sasaran Indikator Kinerja
Target Kinerja
Tahun
2016
Tahun
2017
Tahun
2018
Tahun
2019
Tahun
2020
Tahun
2021
Target Target Target Target Target Target
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat
Tersedianya obat, bahan kimia
dan perbekalan kesehatan
Tersedianya obat, perbekalan
kesehatan
24 24 24 24 24 24
Tersedianya obat Program 24 24 24 24 24 24
Tersedianya bahan
kimia/reagensia untuk
pemeriksaan kesehatan
Pembinaan Kesehatan Ibu dan
Reproduksi
cakupan Puskesmas yang
melaksanakan kelas ibu hamil
81 84 87 90 91 91
cakupan Puskesmas yang
melakukan orientasi program
perencanaan persalinan dan
pencegahan komplikasi (P4K)
83 88 95 98 100 100
Cakupan komplikasi kebidanan
yang ditangani
76 77 78 79 86 80
Cakupan pertolongan persalinan
oleh tenaga kesehatan yang
memiliki kompetensi kebidanan
90 94 95 96 97 98
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 95 95,5 96 96,5 97 98
Cakupan Pelayanan Ibu Nifas
91 92 93 94 95 96
82
Cakupan Kunjungan Neonatal
Pertama (KN1) sesuai standar
96 97 98 98 99 99
Cakupan Kunjungan Neonatal
Lengkap (KNL) sesuai standar
87 88 89 90 91 95
Cakupan Neonatal dengan
Komplikasi yang ditangani
80 90 95 95,5 96 96,5
Cakupan Kunjungan Bayi 100 100 100 100 100 100
cakupan peserta KB aktif 67 68 69 70 71 72
Menurunnya kasus kematian ibu
dan bayi
Menurunnya Jumlah Kematian
Ibu
40 45 35 30 27 27
Menurunnya Angka Kematian
Bayi
23,00 31,5 28,4 25,56 23,06 21
Menurunkan angka kesakitan Cakupan Pelayanan Anak Balita 90 90 90 90 90 90
Puskesmas yang melaksanakan
penjaringan kesehatan untuk
peserta didik kelas 1
100 100 100 100 100 100
Puskesmas yang melaksanakan
penjaringan kesehatan untuk
peserta didik kelas 7 dan 10
100 100 100 100 100 100
Puskesmas yang
menyelenggarakan kegiatan
kesehatan remaja
10 30 40 50 60 70
Jumlah Puskesmas yang
menyelenggarakan kegiatan
kesehatan lansia
30 35 40 45 50 58
83
Meningkatnya pembinaan upaya
kesehatan kerja dan olahraga
Persentase Puskesmas yang
menyelenggarakan kesehatan
kerja dasar
50
55 60 75 80
90
Jumlah pos UKK yang terbentuk
di daerah PPI/TPI
5 10 15 20 25
30
Persentase Puskesmas yang
melaksanakan kegiatan
kesehatan olah raga pada
kelompok masyarakat di wilayah
kerjanya
40
50 60 65 70
80
Meningkatnya pembinaan,
pengembangan dan pengawasan
upaya kesehatan tradisional dan
komplementer
Persentase Puskesmas yang
menyelenggarakan kesehatan
tradisional dan kimplementer
10 20 30 40 50 60
Meningkatnya mutu dan akses
pelayanan keperawatan,
kebidanan dan keteknisian medik
Jumlah puskesmas yang
menerapkan Pelayanan
Keperawatan Kesehatan
Masyarakat (Perkesmas)
100 100 100 100 100 100
Meningkatnya akses pelayanan
kesehatan dasar yang berkualitas
bagi masyarakat
Jumlah Puskesmas non rawat
inap dan Puskesmas rawat inap
yang memberikan pelayanan
sesuai standar
60 70 75 80 90 100
Jumlah Puskesmas yang telah
melaksanakan manajemen
Puskesmas
65 70 75 80 85 90
Meningkatnya Mutu dan Akses
Pelayanan Kesehatan Jiwa dan
NAPZA
Jumlah Puskesmas yang
menyelenggarakan pelayanan
kesehatan jiwa dan NAPZA
30 40 50 60 70 100
Jumlah Puskesmas yang
melaksanakan pelayanan
kesehatan Gigi dan Mulut
69 75 80 85 90 95
84
Jumlah Puskesmas yang
memberikan pelayanan
laboratorium
20 30 40 50 60 70
Jumlah Puskesmas yang
memberikan pelayanan
Kesehatan Indra
50 55 60 70 80 90
Meningkatnya layanan kesehatan
untuk masyarakat
Jumlah Penduduk Penerima
Bantuan Iuran (PBI) yang menjadi
peserta jaminan kesehatan
nasional (JKN)
65 75 90 100 100
Meningkatnya layanan kesehatan
untuk masyarakat miskin
Cakupan pelayanan kesehatan
pasien masyarakat miskin di
fasilitas kesehatan
100 100 100 100 100
Meningkatnya pelayanan gizi
masyarakat
Ibu hamil KEK yang mendapat
makanan tambahan
11,5 14,8 18,2 21,5 23,5 23,5
Ibu hamil yang mendapat Tablet
Tambah Darah (TTD) 90 tablet
selama masa kehamilan
90 93 95 97 100 100
Bayi usia kurang dari 6 bulan
yang mendapat ASI eksklusif
48 50 52 54 56 56
Bayi baru lahir mendapat Inisiasi
Menyusu Dini (IMD)
41 44 47 50 53 53
Balita kurus yang mendapat
makanan tambahan
18,1 20 21,8 23,6 25 25
Remaja puteri yang mendapat
Tablet Tambah Darah (TTD)
15 20 25 30 35 35
Balita gizi Sangat Kurus mendapat
perawatan
100 100 100 100 100 100
Pemberian makanan pendamping
ASI pada anak usia 6 - 24 bulan
keluarga miskin
6 7 8 9 10 10
85
Meningkatnya kualitas kesehatan
lingkungan
Cakupan sarana air bersih (SAB) 70 77 85 90 95 100
Cakupan Rumah Sehat 65 68 71 74 77 80
Cakupan Akses Jamban Keluarga
(JAGA)
70 77 85 90 100 85
Cakupan Angka Bebas Jentik 87 90 93 95 97 100
Cakupan Saluran Pembuangan Air
Limbah (SPAL)
68 75 82 90 95 100
Cakupan Tempat Sampah 79
84
89 92 95 100
Meningkatnya perilaku hidup
bersih dan sehat
kebijakan publik yang
berwawasan kesehatan
3 3 3 3 3 3
Cakupan PHBS di Tatanan RT 43 46 49 52 54 56
Cakupan strata desa siaga aktif 29,29 52,87 76,63 100 100 100
Cakupan sekolah yang
mempromosikan kesehatan
20 20 20 20 20 20
Jumlah Tema pesan dalam
komunikasi, informasi dan
edukasi kepada masyarakat
10 10 10 10 10 10
Jumlah dunia usaha yang
memanfaatkan CSR-nya untuk
program kesehatan
8 12 16 20 20 100
Menurunnya angka kesakitan
akibat penyakit menular dan
penyakit tidak menular
Cakupan penemuan dan
penanganan penderita penyakit
TBC BTA
100 100 100 100
100
Meningkatnya angka
kesembuhan penderita TB Paru
BTA Positif
85 85 85 85 85
85
Cakupan penemuan dan
penanganan penderita penyakit
DBD
100 100 100 100 100 100
86
Cakupan balita dengan
pneumonia yang ditangani
100 100 100 100 100 100
Cakupan penemuan dan
penanganan penderita Diare
86 86 86 86 86 100
Cakupan Penemuan dan
Penanganan Kasus Penderita
Filariasis
100 100 100 100 100 100
Cakupan Penemuan dan
Penanganan suspect Flu Burung
100 100 100 100 100 100
Cakupan Penemuan dan
Penanganan Kasus Penderita
Kusta
100 100 100 100 100 100
Cakupan Penemuan dan
Penanganan Kasus Penderita
HIV/AIDS
100 100 100 100 100 100
Annual Paracite Index (API)
Malaria
0,61 0,7 0,5 0,29 0,18 0,18
Cakupan Penemuan dan
Penanganan Kasus Penderita
Rabies
100 100 100 100 100 100
Persentase PKM yang
melaksanakan pengendalian PTM
Terpadu
20% 30% 40% 50% 55 60
Persentase desa / kelurahan yang
melaksanakan kegiatan posbindu
PTM
20% 30% 40% 50% 55 15,4
Persentase perempuan usia 30-
50 Tahun yang dideteksi dini
kanker serviks dan payudara
20% 30% 40% 50% 55 5
Persentase Puskesmas Yang
melaksanakan Kebijakan
Kawasan Tanpa Rokok (KTR),
minimal 50 % sekolah
20% 30% 40% 50% 55 55
87
Prevalensi tekanan darah tinggi 24,77% 24,28% 23,79% 23,38% 23,36 23,34
Mempertahankan Prevalen
Obesitas
15,40% 15,40% 15,40% 15,40% 15,4 15,4
Prevalensi merokok pada
penduduk usia <= 18Tahun
6,40% 5,9% 5,6% 5,4% 5,2 5
Cakupan Desa/Kelurahan
mengalami KLB yang dilakukan
Penyelidikan Epidemiologi kurang
dari 24 Jam
100 100 100 100 100 100
Acute Flacid Paralysis (AFP) rate
per 100.000 penduduk < 15 th
>2 >2 >2 >2 >2 >2
Cakupan Desa/kelurahan
Universal Child Immunization
(UCI)
100 100 100 100 100 100
Meningkatnya Kesehatan Jemaah
Haji Kab. Sukabumi
Cakupan Pemeriksaan dan
pembinaan Kesehatan Jemaah
Haji
100 100 100 100 100 100
Cakupan penanggulangan krisis
kesehatan akibat bencana
100 100 100 100 100 100
Cakupan Tenaga Kesehatan
Berizin di Praktek Mandiri dan
Sarana Kesehatan
75 80 85 90 95 100
Cakupan Sarana Kesehatan
Berizin
65 70 80 90 95 100
Cakupan Sertifikasi Produk
Kesehatan Rumah Tangga
33 38 45 50 55 60
Cakupan Puskesmas Terakreditasi 2 3 3 3 3 3
Cakupan Puskesmas dengan
Sistem Informasi Terintegrasi
100 100 100 100 100 100
Jumlah SDM Kesehatan yang
ditingkatkan kompetensinya
(kumulatif)
45 60 75 90 100 100
88
meningkatnya akses pelayanan
kesehatan
Peningkatan fasilitas pelayanan
kesehatan (Puskesmas)
2,45 2,54 2,62 2,71 2,75 2.77
Peningkatan fasilitas pelayanan
kesehatan (Puskesmas
Pembantu)
5,41 5,5 5,58 5,67 5,75 5.80
89
BAB IV
TUJUAN, SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN
PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN
4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah
Tujuan adalah pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang perlu dilakukan
untuk mencapai visi, melaksanakan misi, memecahkan permasalahan dan
menangani isu strategis daerah yang dihadapi.
Maka rumusan Tujuan Renstra Dinas Kesehatan mengacu pada RPJMD
Kabupaten Sukabumi Tahun 2016-2021 , sebagai berikut :
1. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan dasar di puskesmas dan
jaringannya
2. Meningkatkan ketersedaan fasilitas pelayanan kesehatan yang
merata dan bermutu
3. Mengoptimalkan penempatan tenaga kesehatan yang merata dan
bermutu
4. Meningkatkan upaya kesehatan masyarakat yang berkualitas dan
terjangkau
5. Meningkatkan upaya pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan
Adapun Sasarannya adalah :
1. Tersedianya obat, bahan kimia dan perbekalan kesehatan
2. Pembinaan Kesehatan Ibu dan Reproduksi
3. Menurunnya kasus kematian ibu dan bayi
4. Menurunkan angka kesakitan
5. Meningkatnya pembinaan upaya kesehatan kerja dan olahraga
6. Meningkatnya pembinaan, pengembangan dan pengawasan
upaya kesehatan tradisional dan komplementer
7. Meningkatnya mutu dan akses pelayanan keperawatan,
kebidanan dan keteknisian medic
8. Meningkatnya akses pelayanan kesehatan dasar yang
berkualitas bagi masyarakat
9. Meningkatnya Mutu dan Akses Pelayanan Kesehatan Jiwa dan
NAPZA
10. Meningkatnya layanan kesehatan untuk masyarakat
11. Meningkatnya layanan kesehatan untuk masyarakat miskin
12. Meningkatnya pelayanan gizi masyarakat
13. Meningkatnya kualitas kesehatan lingkungan
90
14. Meningkatnya perilaku hidup bersih dan sehat
15. Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit menular dan
penyakit tidak menular
16. Meningkatnya Kesehatan Jemaah Haji Kab. Sukabumi
17. Meningkatnya Layanan Rujukan Kesehatan
18. meningkatnya akses pelayanan kesehatan
4.2. Strategi dan Kebijakan Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi
4.2.1. Strategi
Strategi yang dilaksanakan Dinas Kesehatan adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan
dan kualitas farmasi dan alat kesehatan
2. Mengoptimalkan fasilitas dan peran tenaga kesehatan dalam
upaya penurunan AKI dan AKB
3. Mengoptimalkan akses pelayanan kepada masyarakat
4. Mengoptimalkan akses pelayanan kesehatan neonatal
kepada sasaran
5. Meningkatkan kompetensi petugas dalam deteksi dini dan
penanganan komplikasi, memperbaiki fasilitas penanganan
komplikasi
6. Meningkatkan kompetensi petugas dalam deteksi dini dan
penanganan komplikasi, memperbaiki fasilitas penanganan
komplikasi
7. Meningkatkan kompetensi petugas dalam melaksanakan
pelayanan kesehatan anak balita termasuk SDIDTK
8. Meningkatkan mutu dan pelayanan kesehatan di Puskesmas
9. Meningkatkan Akses Peayanan Kesehatan Dasar yang
Berkualitas
10. Meningkatkan mutu dan pelayanan kesehatan di Puskesmas
11. Meningkatkan jumlah, pemerataan, dan kualitas pelayanan
kesehatan bagi masyarakat miskin
12. Mengoptimalkan fasilitas dan peran tenaga kesehatan dalam
upaya penurunan masalah gizi
13. Meningkatkan Upaya Penyehatan Lingkungan
14. Meningkatkan Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat
15. Meningkatkan Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan
16. Meningkatkan pengawasan mutu sumber daya kesehatan
17. mengoptimalkan peran tenaga kesehatan dan sarana kesetan
serta fasilitas pelayanan rujukan secara berjenjang
91
18. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di puskesmas dan
jaringannya.
5. Kebijakan
Untuk dapat mewujudkan Visi dan Misi Dinas Kesehatan tersebut di atas,
maka telah disepakati rumusan arah kebijakan teknis sebagai berikut:
1. Peningkatan akses layanan dan derajat kesehatan
2. Peningkatan upaya pemberdayaan masyarakat di bidang
kesehatan
3. Peningkatasarn akses pelayanan kesehatan dasar
4. Peningkatasarn akses pelayanan kesehatan dasar bagi
masyarakat miskin
5. Peningkatan mutu sarana pelayanan kesehatan dan tenaga
kesehatan.
92
BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,
KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF
Prioritas pembangunan kesehatan Tahun 2016-202 merupakan penajaman,
peningkatan cakupan dan kelanjutan dari prioritas pembangunan kesehatan
periode 2008 - 2013. Prioritas pembangunan kesehatan tersebut dijabarkan ke
dalam program, kegiatan, indikator, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif.
Dalam upaya mencapai tujuan dan sasaran pembangunan kesehatan di Kabupaten
Sukabumi sesuai Visi, Misi, Tujuan, Strategi, Program dan sasaran program yang
telah disusun, serta dengan memperhatikan isu strategis yang ada maka
pembangunan kesehatan dengan program unggulan untuk penajaman kegiatan
adalah :
1. Penurunan AKI, AKB dan Gizi Buruk
2. Pengendalian Penyakit Menular dan tidak menular
3. Peningkatan PHBS secara massal
5.1 Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
Program ini diperuntukkan dalam penjaminan ketersediaan, pemerataan, mutu,
keterjangkauan obat dan perbekalan kesehatan serta alat-alat kesehatan. Sasaran
programnya adalah meningkatnya ketersediaan obat dan pembekalan kesehatan
bagi masyarakat terutama masyarakat miskin serta meningkatnya penggunaan obat
rasional di sarana pelayanan kesehatan. Penggunaan obat secara rasional adalah
penggunaan obat sesuai dengan kebutuhan klinisnya, dalam dosis yang sesuai
dengan kebutuhan dan biaya yang terjangkau oleh masyarakat.
Sasaran Program adalah :
a. Tersedianya kebutuhan obat-obatan, bahan kimia dan perbekalan kesehatan
Kegiatan pokok pada program ini adalah :
a. Penyediaan Obat Program dan Regensia
b. Pengelolaan dan Pendistribusian Obat di Gudang Farmasi
c. Pengelolaan, Pengawasan Obat, Makanan dan Kefarmasian
5.2 Program Upaya Kesehatan Masyarakat
Program peningkatan kesehatan masyarakat bertujuan meningkatkan jumlah,
pemerataan dan kualitas pelayanan kesehatan melalui puskesmas dan jaringannya
meliputi puskesmas pembantu, puskesmas keliling, bidan desa dan Posyandu.
Sedangkan sasaran program adalah meningkatnya kunjungan dan cakupan
pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat khususnya ibu, bayi dan balita.
Sasaran Program Upaya Kesehatan Masyarakat adalah :
93
a. Peningkatan kesehatan ibu dan reproduksi
b. Menurunnya kasus kematian ibu dan bayi
c. Menurunkan angka kesakitan
Kegiatan pokok pada program ini adalah :
c. Pelayanan Kesehatan Anak (Neo, Bayi, Balita)
d. Pelayanan Kesehatan Ibu
e. Akselerasi Upaya Penyelamatan Ibu dan Bayi Bari Lahir
f. Pelayanan Laboratorium Kesehatan Daerah
g. Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Pada 58 Puskesmas
h. Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) pada 58 Puskesmas
5.3 Program Perbaikan Gizi Masyarakat
Status gizi kurang dan gizi buruk merupakan indikator dari tingkat kemiskinan dan
kesejahteraan rakyat, sehingga perbaikan dan peningkatan gizi masyarakat tidak
hanya bisa ditanggulangi oleh program tersebut melaikan harus diintegrasikan dan
disinergiskan dengan program peningkatan. Untuk penanggulangan konsumsi
pangan bermutu diperlukan perubahan/kebiasaan masyarakat agar mengutamakan
terlebih dahulu untuk konsumsi kebutuhan pokok rumah tangga sebelum dijual.
Kurangnya asupan dan absorbsi gizi pada balita juga dapat menimbulkan
konsekuensi pada status kesehatan serta pertumbuhannya, dengan perawatan,
pemberian makanan tambahan (PMT) dan imunisasi adalah sangat efektif untuk
mencegah gizi buruk dengan penyakit penyerta pada balita, dan gangguan akibat
kekurangan yodium merupakan masalah yang dampaknya langsung mempengaruhi
kelangsungan hidup dan kualitas sumber daya manusia, danuntuk menanggulangi
GAKI adalah dengan meningkatkan kerjasama lintas sektoral, dengan meningkatkan
pengetahuan masyarakat melalui komunikasi informasi dan edukasi dan
melaksanakan pengawasan terhadap produksi dan distribusi garam yang beredar di
pasaran.
Khusus untuk daerah tertentu yang berada disekitar daerah industri Garment dan
tekstil, ada kecenderungan kasus gizi buruk meningkat, dikarenakan ibu-ibu
menyusui pada beraktivitas setiap hari menjadi karyawan perusahaan tersebut,
sehingga mereka tidak dapat maximal air susunya terhadap bayi mereka.
Sasaran Program Perbaikan Gizi Masyarakat adalah :
a. Meningkatnya cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia
6 – 24 bulan keluarga miskin
b. Meningkatnya cakupan balita gizi sangat kurang (gizi buruk) yang mendapat
perawatan
c. Regulasi tentang ketenagakerjaan khususnya jam kerja untuk tenaga kerja
wanita
d. Tersusunnya peta informasi masyarakat kurang gizi
e. Terpenuhinya kebutuhan gizi dan vitamin pada balita sangat kurus sekali.
94
f. Meningkatnya cakupan penanggulangan kurang energi protein (KEP),
anemia gizi besi, gangguan akibat kurang yodium (GAKY), kurang vitamin A
dan kekurangan gizi mikro lainnya.
g. Menurunnya cakupan gizi lebih
h. Menurunnya kasus balita gizi buruk
Kegiatan pokok pada program ini adalah :
a. Keluarga Mandiri Sadar Gizi (Kadarzi)
b. Upaya Perbaikan Masalah Gizi Makro
c. Upaya Perbaikan Masalah Gizi Mikro
5.4 Program Pelayanan Kesehatan Dasar dan Khusus
Sasaran program Pelayanan Kesehatan Dasar dan Khusus adalah :
a. Meningkatnya pembinaan upaya kesehatan kerja dan olahraga
b. Meningkatnya pembinaan, pengembangan dan pengawasan upaya kesehatan
tradisional dan komplementer
c. Meningkatnya mutu dan akses pelayanan keperawatan, kebidanan dan
keteknisian medik
d. Meningkatnya akses pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas bagi
masyarakat
e. Meningkatnya Mutu dan Akses Pelayanan Kesehatan Jiwa dan NAPZA
Kegiatan pokok pada program ini adalah :
a. Pelayanan kesehatan khusus
b. Pembinan Upaya Kesehatan Kerja dan Olahraga
c. Pelayanan Kesehatan dasar
d. Pelayanan kesehatan Jiwa dan NAPZA
e. Upaya kesehatan Anak usia Sekolah
5.5 Program Penyehatan Lingkungan
Lingkungan mempunyai pengaruh yang besar dalam meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat sehingga harus mendapat perhatian yang serius tanpa
mengesampingkan faktor lainnya.
Sasaran Program Pengembangan Lingkungan Sehat adalah :
a. Menurunnya morbiditas akibat penyakit berbasis lingkungan
b. Meningkatnya kualitas kesehatan lingkungan
c. Menurunnya pencemaran lingkungan
d. Meningkatnya kualitas Tempat Pengolahan Makanan dan Industri Rumah
Tangga yang memenuhi syarat kesehatan
e. Meningkatnya cakupan sarana air bersih, jamban keluarga dan Sarana
Pembuangan Air Limbah (SPAL)
f. Terkendalinya vector penyebar penyakit
g. Meningkatnya cakupan rumah sehat
95
Kegiatan pokok pada program ini adalah :
f. Pengawasan Tempat Pengolahan Makanan
g. Pengembangan Lingkungan Sehat di Pemukiman
h. Pengembangan Lingkungan Sehat di Tempat Tempat Umum dan Industri
i. Pengendalian Vektor
j. Sarana Sanitasi Dasar
k. Klinik Sanitasi
5.6 Program Promosi Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat
Upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi
perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan membuka jalur
komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap dan perilaku melalui advokasi, social-support dan
pemberdayaan masyarakat. Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif
untuk memelihara dan mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari
ancaman penyakit, serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat.
Menyadari bahwa perilaku adalah sesuatu yang rumit, dikarenakan Perilaku bukan
hanya dimensi kultural yang berupa sistem dan norma, melainkan juga dimensi
ekonomi yaitu hal-hal yang mendukung perilaku, maka promosi kesehatan dan
perilaku hidup bersih dan sehat diharapkan dapat menciptakan strategi dalam
menciptakan perilaku baru antara lain : sosialisasi atau pemberian informasi secara
terus menerus dan berkesinambungan kepada masyarakat, upaya menciptakan
lingkungan sosiali yang mendorong masyarakat untuk mau menciptakan perilaku
hidup bersih dan sehat, serta upaya untuk mendapatkan komitmen dan dukungan
dari pihak-pihak terkait (Tokoh masyarakat, pemerintah, dunia usaha).
Sasaran Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat adalah:
a. Meningkatnya partisipasi forum silaturahmi desa sehat
b. Meningkatnya cakupan desa siaga aktif
c. Meningkatnya PHBS di masyarakat.
d. Tersedianya media promosi dan informasi sadar hidup sehat
e. Terlaksananya penyuluhan masyarakat pola hidup sehat
f. Meningkatnya pemanfaatan sarana kesehatan
g. Meningkatnya pendidikan dan keterampilan tenaga penyuluh kesehatan
h. Meningkatnya Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) promosi
kesehatan
Kegiatan pokok pada program ini adalah :
a. Pengembangan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Di tatanan
rumah tangga
b. Pengembangan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Di tatanan
tempat umum, Fasilitas pelayanan kesehatan dan Tempat Kerja
96
c. Pengembangan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Di tatanan
sekolah
d. Pembinaan Strata Posyandu Di Kabupaten Sukabumi
e. Pengembangan dan Pengadaan Media Informasi Kesehatan
f. Dukungan promosi kesehatan pada pengembangan Kabupaten Sukabumi
Sehat
g. Penguatan layanan Poskesdes
h. Dukungan Promosi Kesehatan Pada Keluarga Sehat Kabupaten Sukabumi
i. Penyebarluasan Informasi Kesehatan
5.7 Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin
Program jaminan kesehatan masyarakat miskin bertujuan untuk meningkatkan
jumlah, pemerataan dan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin
melalui puskesmas dan jaringannya meliputi puskesmas pembantu, puskesmas
keliling, bidan desa dan Posyandu. Sedangkan sasaran program adalah
meningkatnya kunjungan dan cakupan pelayanan kesehatan dasar bagi penduduk
miskin (promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif).
Sasaran Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin adalah :
a. Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat miskin
(JAMKESDA)
b. Meningkatnya cakupan kepesertaan Penerima Bantuan Iuran (PBI) bagi
masyarakat miskin
c. Meningkatnya kualitas data sasaran peserta jaminan kesehatan masyarakat
miskin.
Kegiatan pokok pada program ini adalah :
a. Jaminan Kesehatan Dasar (JAMKESDA)
b. Jaminan Pelayanan Kesehatan bagi Penerims Bantuan Iuran (PBI) JKN
c. Pengelolaan Jaminan Pelayanan Kesehatan
5.8 Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Program pencegahan dan pengendalian penyakit diperlukan untuk menurunkan
angka kesakitan, kematian dan kecacatan akibat penyakit menular dan penyakit
tidak menular, di.Kabupaten Sukabumi. Sampai saat ini penyakit infeksi menular
masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang menonjol, terutama TB,
Malaria, HIV- AIDS, DBD dan Diare Sedangkan penyakit tidak menular, menunjukkan
peningkatan kasus dan penyebab kematian, terutama pada kasus kardiovaskulair
(hipertensi), Diabetis Mellitus dan Obesitas.
Oleh karena itu perlu perhatian pada upaya pencegahan yang dapat diupayakan
sendiri oleh masyarakat dan juga didorong oleh upaya promotif. Selain itu
perhatian juga perlu diberikan pada penyelenggaraan system surveilans dan
kewaspadaan dini.
97
Sasaran Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit adalah :
a. Meningkatnya cakupan penemuan dan penanganan kasus Acute Flacid
Paralysis (AFP) rate per 100.000 penduduk < 15 tahun.
b. Meningkatnya cakupan penemuan dan penanganan Penderita Pneumonia
Balita
c. Terkendalinya Penemuan dan penanganan pasien baru TB BTA Positif
d. Meningkatnya angka kesembuhan penderita TB Paru BTA Positif
e. Terkendalinya Penemuan dan penanganan penderita DBD
f. Terkendalinya Penemuan dan penanganan penderita Diare
g. Terkendalinya Penemuan dan penanganan penderita rabies
h. Terkendalinya Penemuan dan penanganan penderita kusta
i. Terkendalinya Penemuan dan penanganan penderita filariasis
j. Terkendalinya Penemuan dan penanganan penderita flu burung (H5N1)
k. Menurunnya Prevalensi HIV/AIDS di kalangan wanita hamil umur 15-24
tahun
l. Menurunnya morbiditas penyakit malaria di bawah 3,5 per 1000 penduduk
m. Cakupan Desa/kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan
epidemiologi < 24 jam
n. Pelayanan vaksinasi bagi bayi, balita, anak sekolah, dan ibu hamil
o. Pencegahan penularan penyakit endemik/epidemik
p. Peningkatan surveillance epideminologi dan penanggulangan wabah
Kegiatan pokok pada program ini adalah :
a. Pengendalian KLB
b. Percepatan Peningkatan Cakupan Imunisasi
c. Peningkatan Kesehatan Jemaah Haji
d. Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana
e. Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonosis
f. Pengendalian Penyakit Menular Langsung
g. Pengendalian Penyakit Tidak Menular
5.9 Program Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan
Sasaran Program Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan adalah :
a. Meningkatkan pengawasan mutu sumber daya kesehatan
b. mengoptimalkan peran tenaga kesehatan dan sarana kesetan serta fasilitas
pelayanan rujukan secara berjenjang
Kegiatan pokok pada program ini adalah :
a. Pengelolaan dan Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan
b. Penilaian Kinerja Puskesmas
c. Peningkatan Akreditasi Puskesmas dan Kompetensi Tenaga Kesehatan
98
d. Perencanaan dan Pengembangan Program
e. Penguatan dan Pemanfaatan Jaringan Data Kesehatan
f. Peningkatan Pelayanan Kesehatan Rujukan
g. Pelayanan Perizinan Tenaga dan Sarana Kesehatan
5.10 Program Peningkatan dan Pembangunan Fasilitas Kesehatan
Tujuan dari Program Peningkatan Kualitas Sarana dan Prasarana Kesehatan
Masyarakat adalah meningkatkan kualitas dan aksesbilitas sarana dan prasarana
kesehatan masyarakat. Adapun kegia tan yang dilaksanakan meliputi pembangunan
atau rehabilitasi sarana kesehatan, pemenuhan sarana transportasi (roda empat
dan roda dua), pemenuhan peralatan kesehatan di fasilitas kesehatan serta
akreditasi sarana kesehatan. Luasnya wilayah Kabupaten Sukabumi menjadi salah
satu hal yang melatarbelakangi Program Peningkatan Kualitas Sarana dan Prasarana
Kesehatan Masyarakat di Kabupaten Sukabumi. Selnajutnya masih rendahnya akses
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan terutama untuk masyarakat yang sulit
dijangkau.
Sasaran Program Pengadaan, peningkatan dan Perbaikan Sarana Prasarana
Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan Jaringannya
a. Meningkatkan Rasio Puskesmas per-seratus ribu jumlah penduduk
b. Meningkatkan Rasio Puskesmas Pembantu per-seratus ribu jumlah
penduduk
c. Meningkatnya jumlah sarana kesehatan yang menerapkan mutu
pelayanan kesehatan
d. Meningkatnya sarana dan prasarana Puskesmas, Puskesmas Pembantu
dan Puskesmas Keliling
e. Meningkatnya sarana dan prasarana Posyandu
f. Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana Puskesmas, Puskesmas
Pembantu dan Puskesmas Keliling
g. Meningkatnya jumlah puskesmas dengan tempat perawatan
h. Ketersediaan tenaga dan fasilitas kesehatan di daerah terpencil
Kegiatan Pokok pada program ini adalah :
a. Peningkatan fasilitas pelayanan kesehatan
b. Pembangunan, Rehabilitasi, Pemeliharaan Puskesmas dan Jaringannya
c. Pengadaan Sarana Prasarana PUSKESMAS
d. Penyediaan Sarana dan Prasarana Desa Siaga
e. Pembangunan, Rehabilitasi, Pemeliharaan Sarana Penunjang Pelayanan
Kesehatan
Adapun program, kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan
pendanaan indikatif selengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
99
99
RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUKABUMI
TAHUN 2016 – 2021
Tujuan Sasaran Indikator
Sasaran
Program dan
Kegiatan
Indikator
Kinerja
Program
(output) dan
kegiatan
(outcome)
Data
Capaian
pada
Tahun
Awal
Perencana
an
Target Kinerja
SKPD
Penan
ggung
jawab
Lokas
i
Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021
Kondisi Kinerja
Akhir Periode
RPJMD
Target Rp (juta) Target Rp
(juta) Target
Rp
(juta) Target
Rp
(juta) Target
Rp
(juta)
Targ
et
Rp
(juta)
Targ
et Rp (juta)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Program Obat
dan
Perbekalan
Kesehatan
Mewujudk
an
generasi
sehat,
kuat,
cerdas dan
produktif
menyongs
ong bonus
demografi
2020-2030
Tersediany
a obat,
bahan
kimia dan
perbekalan
kesehatan
Tersedianya
obat,
perbekalan
kesehatan
Kegiatan :
Pengelolaan
dan
Pendistribusian
Obat di Gudang
Farmasi
Terdistribusi
nya obat ke
puskesmas
18 24 bln 25.000 24 bln 27.500 24 bln 30.250 24 bln 33.275 24 bln 36.603 24
bln
40.263 24
bln
192.890
DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
Pengelolaan
dan
pengawasan
tenaga
pengelola
obat
Kegiatan :
Pengelolaan,
Pengawasan
Obat, Makanan
dan
Kefarmasian
Ketersediaan
Obat
18 24 bln 7.500 24 bln 11.700 24 bln 15.600 24 bln 17.400 24 bln 20.400 24
bln
22.440 24
bln
95.040
DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
Tersedianya
bahan
kimia/reagen
sia untuk
pemeriksaan
kesehatan
Kegiatan :
Penyediaan
Obat Program
dan Regensia
Ketersediaan
Obat
-
100
Program :
Program
Upaya
Kesehatan
Masyarakat
Pembinaan
Kesehatan
Ibu dan
Reproduksi
cakupan
Puskesmas
yang
melaksanaka
n kelas ibu
hamil
Kegiatan :
Pelayanan
Kesehatan Ibu
Meningkatny
a Puskesmas
yang
melaksanaka
n kelas ibu
hamil
78 81% 3.800 84% 3.900 87% 4.000 90% 4.100 91% 4.200 91% 4.500 91%
24.500
DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
Cakupan
komplikasi
kebidanan
yang
ditangani
Meningkatny
a komplikasi
kebidanan
yang
ditangani
73 76% 3.303 77% 3.468 78% 3.642 79% 3.824 86% 4.015 80% 4.216 80%
22.467
DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
Cakupan
pertolongan
persalinan
oleh tenaga
kesehatan
yang
memiliki
kompetensi
kebidanan
Meningkatny
a
pertolongan
persalinan
oleh tenaga
kesehatan
yang
memiliki
kompetensi
kebidanan
83 90% 16.674 94% 17.508 95% 18.383 96% 19.302 97% 20.267 98% 21.281 98%
113.415
DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
Cakupan
Kunjungan
Ibu Hamil K4
Meningkatny
a Kunjungan
Ibu Hamil K4
92,8 95% 746 95,5% 783 96% 822 96,5% 864 97% 907 98% 952 98%
5.074
DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
Cakupan
Pelayanan
Ibu Nifas
Meningkatny
a Pelayanan
Ibu Nifas
94,5 91% 746 92% 783 93% 822 94% 864 95% 907 96% 952 96
5.074
DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
N dan
101
UPTD
Puske
smas
Cakupan
Kunjungan
Neonatal
Pertama
(KN1) sesuai
standar
Meningkatny
a Kunjungan
Neonatal
Pertama
(KN1) sesuai
standar
104,9 96% 746 97% 783 98% 822 98% 864 99% 907 99% 952 99%
5.074
DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
Cakupan
Kunjungan
Neonatal
Lengkap
(KNL) sesuai
standar
Meningkatny
a Kunjungan
Neonatal
Lengkap
(KNL) sesuai
standar
101 87% 746 88% 783 89% 822 90% 864 91% 907 95% 952 95%
5.074
DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
Cakupan
Neonatal
dengan
Komplikasi
yang
ditangani
Meningkatny
a Neonatal
dengan
Komplikasi
yang
ditangani
68,8 80% 746 90% 783 95% 822 95,5% 864 96% 907 96,5
%
952 96,5
%
5.074
DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
cakupan
peserta KB
aktif
Meningkatny
a peserta KB
aktif
72,1 67% 28,00 68%
29,00
69%
30,00
70% 31000 71% 3200 72% 3.360 72%
37.647
DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
cakupan
Puskesmas
yang
melakukan
orientasi
program
perencanaan
persalinan
dan
Meningkatny
a Puskesmas
yang
melakukan
orientasi
program
perencanaan
persalinan
dan
77 83% 3.800 88% 3.900 95% 4.000 98% 4.100 100% 4.200 100
%
4.500
100
%
24.500
DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
102
pencegahan
komplikasi
(P4K)
pencegahan
komplikasi
(P4K)
Cakupan
Kunjungan
Bayi
Kegiatan :
Pelayanan
Kesehatan
Anak (Neo,
Bayi, Balita)
Meningkatny
a kunjungan
bayi dan
balita
102 100% 746 100% 783 100% 822 100% 864 100% 907 100 952 100
%
5.074
DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
Cakupan
Pelayanan
Anak Balita
Meningkatny
a Pelayanan
Anak Balita
90 90% 5.061 90% 5.314 90% 5.580 90% 5.859 90% 6.152 90% 6.767
90%
34.732
DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
Menurunn
ya kasus
kematian
ibu dan
bayi
Menurunnya
Jumlah
Kematian Ibu
Kegiatan :
Akselerasi
Upaya
Penyelamatan
Ibu dan Bayi
Bari Lahir
Menurunnya
Jumlah
Kematian Ibu
54 40 1.000 45 1.050 35 1.103 30 1.158 27 1.216 27 1.276
27
6.802
DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
Menurunnya
Angka
Kematian
Bayi
Menurunnya
Angka
Kematian
Bayi
23,0 23,00 1.000 31,5 1.050 28,4 1.103 25,56 1.158 23,06 1.216 21 1.337
21
6.863
DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
Program :
Pelayanan
Kesehatan
Dasar dan
Khusus
103
Menurunka
n angka
kesakitan
Puskesmas
yang
melaksanaka
n
penjaringan
kesehatan
untuk
peserta didik
kelas 1
Kegiatan :
Upaya
kesehatan
Anak usia
Sekolah
Meningkatny
a
Pelaksanakan
penjaringan
kesehatan
untuk
peserta didik
kelas 1
100 100% 200 100% 250 100% 300 100% 350 100% 400 100
%
440
100
%
1.940
DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
Puskesmas
yang
melaksanaka
n
penjaringan
kesehatan
untuk
peserta didik
kelas 7 dan
10
Meningkatny
a
pelaksanaan
penjaringan
kesehatan
untuk
peserta didik
kelas 7 dan
10
100% 120 100% 250 100% 300 100% 350 100% 400 100
%
440
100
%
1.860
DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
Puskesmas
yang
menyelengga
rakan
kegiatan
kesehatan
remaja
Kegiatan :
Pelayanan
kesehatan
khusus
Puskesmas
yang
menyelengga
rakan
kegiatan
kesehatan
remaja
28 10% 135 30% 250 40% 300 50% 350 60% 400 70% 440
70%
1.875
DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
Jumlah
Puskesmas
yang
menyelengga
rakan
kegiatan
kesehatan
lansia
Jumlah
Puskesmas
yang
menyelengga
rakan
kegiatan
kesehatan
lansia
22
30% 200 35% 250 40% 300 45% 350 50% 400 58% 440
58%
1.940
DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
Meningkat
nya
pembinaan
,
pengemba
ngan dan
pengawasa
n upaya
kesehatan
Persentase
Puskesmas
yang
menyelengga
rakan
kesehatan
tradisional
dan
kimplemente
Puskesmas
yang
menyelengga
rakan
kesehatan
tradisional
dan
kimplemente
r
10% 100 20% 125 30% 150 40% 175 50% 200 60% 220
60%
970
DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
104
tradisional
dan
kompleme
nter
r
Jumlah
Puskesmas
yang
melaksanaka
n pelayanan
kesehatan
Gigi dan
Mulut
Puskesmas
yang
melaksanaka
n pelayanan
kesehatan
Gigi dan
Mulut
69 69% 100 75% 125 80% 150 85% 175 90% 200 95% 220
95%
970
DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
N dan
UPTD
Pkm
Jumlah
Puskesmas
yang
memberikan
pelayanan
laboratorium
Puskesmas
yang
memberikan
pelayanan
laboratorium
20% 100 30% 125 40% 150 50% 175 60% 200 70% 220
70%
970
DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
Jumlah
Puskesmas
yang
memberikan
pelayanan
Kesehatan
Indra
Puskesmas
yang
memberikan
pelayanan
Kesehatan
Indra
30 50% 100 55% 125 60% 150 70% 175 80% 200 90% 220
90%
970
DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
Meningkat
nya mutu
dan akses
pelayanan
keperawat
an,
kebidanan
dan
keteknisian
medik
Jumlah
puskesmas
yang
menerapkan
Pelayanan
Keperawatan
Kesehatan
Masyarakat
(Perkesmas)
Puskesmas
yang
menerapkan
Pelayanan
Keperawatan
Kesehatan
Masyarakat
(Perkesmas)
90 100% 100 100% 125 100% 150 100% 175 100% 200 100
%
220
100
%
970
DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
105
Meningkat
nya
pembinaan
upaya
kesehatan
kerja dan
olahraga
Persentase
Puskesmas
yang
menyelengga
rakan
kesehatan
kerja dasar
Kegiatan :
Pembinan
Upaya
Kesehatan
Kerja dan
Olahraga
Puskesmas
yang
menyelengga
rakan
kesehatan
kerja dasar
0
50%
100 55% 125 60 150 75% 175 80 200
90%
220
90%
970
DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
Jumlah pos
UKK yang
terbentuk di
daerah
PPI/TPI
Meningkatny
a pos UKK
yang
terbentuk di
daerah
PPI/TPI
5%
100 10% 125 15% 150 20% 175 25% 200
30%
220
105
%
970
DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
Persentase
Puskesmas
yang
melaksanaka
n kegiatan
kesehatan
olah raga
pada
kelompok
masyarakat
di wilayah
kerjanya
Puskesmas
yang
melaksanaka
n kegiatan
kesehatan
olah raga
pada
kelompok
masyarakat
di wilayah
kerjanya
30
40%
100 50% 125 60% 150 65% 175 70% 200
80%
220
80%
970
DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
Meningkat
nya akses
pelayanan
kesehatan
dasar yang
berkualitas
bagi
masyarakat
Jumlah
Puskesmas
non rawat
inap dan
Puskesmas
rawat inap
yang
memberikan
pelayanan
sesuai
standar
Kegiatan :
Pelayanan
Kesehatan
dasar
Puskesmas
non rawat
inap dan
Puskesmas
rawat inap
yang
memberikan
pelayanan
sesuai
standar
60% 100 70% 125 75% 150 80% 175 90% 200 100
%
220
100
%
970
DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
Jumlah
Puskesmas
yang telah
melaksanaka
Puskesmas
yang telah
melaksanaka
n
65% 100 70% 125 75% 150 80% 175 85% 200 90% 220
90%
970
DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
106
n
manajemen
Puskesmas
manajemen
Puskesmas
N dan
UPTD
Puske
smas
Meningkat
nya Mutu
dan Akses
Pelayanan
Kesehatan
Jiwa dan
NAPZA
Jumlah
Puskesmas
yang
menyelengga
rakan
pelayanan
kesehatan
jiwa dan
NAPZA
Kegiatan :
Pelayanan
kesehatan Jiwa
dan NAPZA
Puskesmas
yang
menyelengga
rakan
pelayanan
kesehatan
jiwa dan
NAPZA
30% 100 40% 125 50% 150 60% 175 70% 200 100
%
220
100
%
970
DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
Program
Pelayanan
Kesehatan
Penduduk
Miskin
Meningkat
nya
layanan
kesehatan
untuk
masyarakat
Jumlah
Penduduk
Penerima
Bantuan
Iuran (PBI)
yang menjadi
peserta
jaminan
kesehatan
nasional
(JKN)
Kegiatan :
Jaminan
Pelayanan
Kesehatan bagi
Penerims
Bantuan Iuran
(PBI) JKN
Penduduk
Penerima
Bantuan
Iuran (PBI)
yang menjadi
peserta
jaminan
kesehatan
nasional
(JKN)
55,25 65% 86.000 75% 93500 90% 102.850 100% 113.135 100% 124.448 136.89
3
-
656.826
DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
Meningkat
nya
layanan
kesehatan
untuk
masyarakat
miskin
Cakupan
pelayanan
kesehatan
pasien
masyarakat
miskin di
fasilitas
kesehatan
Kegiatan :
Jaminan
Kesehatan
Dasar
(JAMKESDA)
Cakupan
pelayanan
kesehatan
pasien
masyarakat
miskin di
fasilitas
kesehatan
100 100% 42.200 100% 46.420 100% 51.062 100% 56.168 100% 61.784 67.962
-
325.596
DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
Kegiatan :
Pengelolaan
Jaminan
107
Pelayanan
Kesehatan
Program
Perbaikan Gizi
Masyarakat
Meningkat
nya
pelayanan
gizi
masyarakat
Ibu hamil
KEK yang
mendapat
makanan
tambahan
Kegiatan :
Upaya
Perbaikan
Masalah Gizi
Makro
Meningkatka
n cakupan
pemberian
PMT ibu
hamil Kek
3 11,5% 250 14,8% 300 18,2% 350 21,5% 450 23,5% 500 23,5% 550 24%
2.400
DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
Balita kurus
yang
mendapat
makanan
tambahan
Kegiatan :
Upaya
Perbaikan
Masalah Gizi
Makro
Meningkatka
n cakupan
balita kurus
mendapat
PMT
16,3 18,1% 800 20% 1.000 21,8% 1.200 23,6% 1.400 25% 1.600 25% 1.760 25%
7.760
DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
Bayi usia
kurang dari 6
bulan yang
mendapat
ASI eksklusif
Kegiatan :
Upaya
Perbaikan
Masalah Gizi
Makro
Meningkatka
n cakupan asi
eksklusif
46 48% 150 50% 200 52% 250 54% 300 56% 350 56% 385 56%
1.635
DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
Balita gizi
Sangat Kurus
mendapat
perawatan
Kegiatan :
Upaya
Perbaikan
Masalah Gizi
Makro
Meningkatka
n cakupan
balita sangat
kurus
umendapat
perawatan
100 100% 75 100% 158 100% 173 100% 191 100% 210 100% 231 100%
1.037
DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
Pemberian
makanan
pendamping
ASI pada
anak usia 6 -
24 bulan
Kegiatan :
Upaya
Perbaikan
Masalah Gizi
Makro
Meningkatka
n cakupan
pemberian
MPAS usia 6-
24 bulan
GAKIN.
5 6% 800 7% 1.080 8% 1.188 9% 1.307 10% 1.437 10% 1.581 10%
7.394
DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
N dan
UPTD
108
keluarga
miskin
Puske
smas
Bayi baru
lahir
mendapat
Inisiasi
Menyusu
Dini (IMD)
Kegiatan :
Keluarga
Mandiri Sadar
Gizi (Kadarzi)
meningkatka
n cakupan
bayi baru
lahir
mendapat
IMD
38 41% 150 44% 200 47% 250 50% 300 53% 350 53% 385 53%
1.635
DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
Remaja
puteri yang
mendapat
Tablet
Tambah
Darah (TTD)
Kegiatan :
Upaya
Perbaikan
Masalah Gizi
Mikro
Meningkatka
n cakupan
remaja putri
mendapat
TTD (tablet
tambah
darah)
10 15% 150 20% 200 25% 250 30% 300 35% 350 35% 385 35%
1.635
DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
Ibu hamil
yang
mendapat
Tablet
Tambah
Darah (TTD)
90 tablet
selama masa
kehamilan
Kegiatan :
Upaya
Perbaikan
Masalah Gizi
Mikro
Meningkatka
n cakupan
ibu hamil
mendapat
TTD min 90
tablet
87 90% 150 93% 200 95% 250 97% 300 100% 350 100% 385 100%
1.635
DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
Program
Penyehatan
Lingkungan
Meningkat
nya
kualitas
kesehatan
lingkungan
Cakupan
sarana air
bersih (SAB)
Kegiatan :
Sarana Sanitasi
Dasar
Cakupan
sarana air
bersih (SAB)
68,53 70% 3.750 77% 3.938 85% 4.331 90% 4.764 95% 5.241 100%
5.765 100%
27.789
DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
Cakupan
Akses
Jamban
Keluarga
Cakupan
Akses
Jamban
Keluarga
66,02 70% 3.750 77% 3.938 85% 4.331 90% 4.764 100% 5.241 85% 5.765
85%
27.789
DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
109
(JAGA) (JAGA) N dan
UPTD
Puske
smas
Cakupan
Saluran
Pembuangan
Air Limbah
(SPAL)
Cakupan
Saluran
Pembuangan
Air Limbah
(SPAL)
60,57 68% 500 75% 550 82% 605 90% 666 95% 732 100% 805
100%
3.858
DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
Cakupan
Rumah Sehat
Kegiatan :
Pengembangan
Lingkungan
Sehat di
Pemukiman
Cakupan
Rumah Sehat
59,95 65% 3.750 68% 3.938 71% 4.331 74% 4.764 77% 5.241 80% 5.765
80%
27.789
DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
Kegiatan :
Klinik Sanitasi
Kegiatan :
Pengawasan
Tempat
Pengolahan
Makanan
Cakupan
Angka Bebas
Jentik
Kegiatan :
Pengendalian
Vektor
Cakupan
Angka Bebas
Jentik
84,63 87% 200 90% 220 93% 242 95% 266 97% 293 100% 322
100%
1.543
DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
Cakupan
Tempat
Sampah
Kegiatan :
Pengembangan
Lingkungan
Sehat di
Tempat
Tempat Umum
dan Industri
Cakupan
Tempat
Sampah
74 79% 500 84% 550 89% 605 92% 666 95% 732 100% 805
100%
3.858
DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
110
Program :
Promosi
Kesehatan dan
Pemberdayaan
Masyarakat
Meningkatny
a
pengetahuan
, sikap dan
perilaku
hidup sehat
dengan
upaya
pemberdaya
an
masyarakat
Meningkat
nya
perilaku
hidup
bersih dan
sehat
kebijakan
publik yang
berwawasan
kesehatan
Kegiatan :
Pengembangan
Perilaku Hidup
Bersih dan
Sehat (PHBS) Di
tatanan rumah
tangga
Kebijakan
publik yang
berwawasan
kesehatan
3 3 bh 900 3 bh 990 3 bh 1089 3 bh 1197,9 3 bh 1317,6
9
3 bh 1.449 18bh 6.944 DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
Cakupan
PHBS di
Tatanan RT
Cakupan
rumah
tangga sehat
40 43% 500 46% 500 49% 500 52% 500 54% 500 56% 550 56% 3.050 DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
Cakupan
strata desa
siaga aktif
Kegiatan :
Pembinaan
Strata
Posyandu Di
Kabupaten
Sukabumi Peningkatan
strata DESA
SIAGA AKTIF
5,27 29,29% 1820 52,87% 1820 76,63% 1820 100% 1820 100% 1820 100% 2.002 100% 11.102 DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
Kegiatan :
Dukungan
Promosi
Kesehatan
pada Keluarga
sehat
111
Kegiatan :
Dukungan
promosi
kesehatan
pada
pengembangan
Kabupaten
Sukabumi
Sehat
Kegiatan :
Penguatan
layanan
Poskesdes
Kegiatan :
Dukungan
promosi
kesehatan
pada
pengembangan
Kabupaten
Sukabumi
Sehat
Jumlah
dunia usaha
yang
memanfaatk
an CSR-nya
untuk
program
kesehatan
Cakupan
sekolah yang
mempromosi
kan
kesehatan
Kegiatan :
Pengembangan
Perilaku Hidup
Bersih dan
Sehat (PHBS) Di
tatanan
sekolah
Cakupan
Sekolah
Sehat
20 20% 500 20% 500 20% 500 20% 500 20% 500 20% 550 20%
3.050
DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
Jumlah Tema
pesan dalam
komunikasi,
informasi
dan edukasi
kepada
masyarakat
Kegiatan :
Pengembangan
dan Pengadaan
Media
Informasi
Kesehatan
Frekuensi
penyebaran
informasi
kesehatan
melalui
Media Cetak,
Elektronik
dan
penyuluhan
10,00 10 bh 800 10 bh 800 10 bh 800 10 bh 800 10 bh 800 10 bh 880 60 bh
4.880
DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
Kegiatan :
Penyebarluasa
n Informasi
Tersebarnya
informasi
kesehatan
112
Kesehatan
Jumlah dunia
usaha yang
memanfaatk
an CSR-nya
untuk
program
kesehatan
Kegiatan :
Pengembangan
Perilaku Hidup
Bersih dan
Sehat (PHBS) Di
tatanan tempat
umum, Fasilitas
pelayanan
kesehatan dan
Tempat Kerja
Cakupan
tempat
umum,
fasilitas
pelayanan
kesehatanda
n tempat
kerja sehat
4,00 8 bh 400 12 bh 600 16 bh 800 20 bh 1000 20 bh 1000 100
bh
1.100 176
bh
4.900 DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
Program :
Pencegahan
dan
Pengendalian
Penyakit
Menurunn
ya angka
kesakitan
akibat peny
menular
dan peny
tdk
menular
Cakupan
penemuan
dan
penanganan
penderita
penyakit TBC
BTA
Kegiatan :
Pengendalian
Penyakit
Menular
Langsung
penemuan
dan
penanganan
penderita
penyakit TBC
BTA
100 200 100% 220 100 % 240 100% 260 100% 280 100% 308 100% 1.508 DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
Meningkatny
a angka
kesembuhan
penderita TB
Paru BTA
Positif
Meningkatny
a angka
kesembuhan
penderita TB
Paru BTA
Positif
85 85% 200 85% 220 85% 240 85% 260 85% 280 85% 308 85% 1.508 DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
113
Cakupan
balita
dengan
pneumonia
yang
ditangani
balita dengan
pneumonia
yang
ditangani
69,98 100% 150 100% 200 100% 250 100% 300 100% 350 100
%
385 100
%
1.635
DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
Cakupan
penemuan
dan
penanganan
penderita
Diare
penemuan
dan
penanganan
penderita
Diare
98,21
86% 100 86% 150 86% 200 86% 250 86% 300 100% 330 100
%
1.330
DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
Cakupan
Penemuan
dan
Penanganan
suspect Flu
Burung
Penemuan
dan
Penanganan
suspect Flu
Burung
74,67 100% 150 100% 150 100% 150 100% 150 100% 150 100% 165 100
%
915
DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
Cakupan
Penemuan
dan
Penanganan
Kasus
Penderita
Kusta
Penemuan
dan
Penanganan
Kasus
Penderita
Kusta
27 100% 150 100% 150 100% 150 100% 150 100% 150 100% 165 100
%
915
DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
Cakupan
Penemuan
dan
Penanganan
Kasus
Penderita
HIV/AIDS
Penemuan
dan
Penanganan
Kasus
Penderita
HIV/AIDS
93 100% 500 100% 600 100% 700 100% 800 100% 900 100% 990 100
%
4.490
DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
Annual Kegiatan : Annual 0,61 80 0,7 100 0,5 120 0,29 140 0,18 160 0,18% 176 DINAS DINA
114
Paracite
Index (API)
Malaria
Pengendalian
Penyakit Tular
Vektor dan
Zoonosis
Paracite
Index (API)
Malaria
0,61 0 776 KESEH
ATAN
S
KESE
HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
Cakupan
Penemuan
dan
Penanganan
Kasus
Penderita
Filariasis
Penemuan
dan
Penanganan
Kasus
Penderita
Filariasis
100 100% 150 100% 150 100% 150 100% 150 100% 150 100
%
165
100
%
915
DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
Cakupan
penemuan
dan
penanganan
penderita
penyakit
DBD
penemuan
dan
penanganan
penderita
penyakit DBD
100 100% 200 100% 250 100% 300 100% 350 100% 400 100
%
440
100
%
1.940
DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
Cakupan
Penemuan
dan
Penanganan
Kasus
Penderita
Rabies
Penemuan
dan
Penanganan
Kasus
Penderita
Rabies
80 100 80 100 100 100 120 100 140 100 160 100 176
100
776
DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
Persentase
PKM yang
melaksanaka
n
pengendalia
n PTM
Terpadu
Kegiatan :
Pengendalian
Penyakit Tidak
Menular
PKM yang
melaksanaka
n
pengendalian
PTM Terpadu
20,8 20% 100 30% 150 40% 200 50% 250 55% 300 60% 330
60%
1.330
DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
Persentase
desa /
kelurahan
yang
melaksanaka
desa /
kelurahan
yang
melaksanaka
n kegiatan
51,4 20% 100 30% 150 40% 200 50% 250 55 300 15,4 330
15
1.330
DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
N dan
115
n kegiatan
posbindu
PTM
posbindu
PTM
UPTD
Puske
smas
Persentase
perempuan
usia 30- 50
Tahun yang
dideteksi dini
kanker
serviks dan
payudara
perempuan
usia 30- 50
Tahun yang
dideteksi dini
kanker
serviks dan
payudara
0,9 20% 100 30% 150 40% 200 50% 250 55 300 5 330
5
1.330
DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
Persentase
Puskesmas
Yang
melaksanaka
n Kebijakan
Kawasan
Tanpa Rokok
(KTR),
minimal 50 %
sekolah
Puskesmas
Yang
melaksanaka
n Kebijakan
Kawasan
Tanpa Rokok
(KTR),
minimal 50 %
sekolah
20% 100 30% 150 40% 200 50% 250 55% 300 55% 330
55%
1.330
DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
Prevalensi
tekanan
darah tinggi
Prevalensi
tekanan
darah tinggi
24,77% 100 24,28% 150 23,79% 200 23,38% 250 23,36
%
300 23,3
4%
330 23%
1.330
DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
Mempertaha
nkan
Prevalen
Obesitas
Prevalen
Obesitas
15,40% 100 15,40% 150 15,40% 200 15,40% 250 15,4% 300 15,4
%
330 15% 1.330 DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
Prevalensi
merokok
pada
penduduk
usia <=
18Tahun
Prevalensi
merokok
pada
penduduk
usia <=
18Tahun
6,40% 100 5,9% 150 5,6% 200 5,4% 250 5,2% 300 5% 330 5% 1.330 DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
N dan
UPTD
116
Puske
smas
Cakupan
Desa/Kelura
han
mengalami
KLB yang
dilakukan
Penyelidikan
Epidemiologi
kurang dari
24 Jam
Kegiatan :
Pengendalian
KLB
Desa/Kelurah
an
mengalami
KLB yang
dilakukan
Penyelidikan
Epidemiologi
kurang dari
24 Jam
100 100% 400 100% 450 100% 495 100% 545 100% 599 100% 659 100% 3.147 DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
Acute Flacid
Paralysis
(AFP) rate
per 100.000
penduduk <
15 th
Kegiatan :
Pengamatan
Penyakit
Acute Flacid
Paralysis
(AFP) rate
per 100.000
penduduk <
15 th
2,9 >2 100 >2 150 >2 200 >2 250 >2 300 >2 330 >2 1.330 DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
Cakupan
Desa/kelurah
an Universal
Child
Immunizatio
n (UCI)
Kegiatan :
Percepatan
Peningkatan
Cakupan
Imunisasi
Desa/kelurah
an Universal
Child
Immunizatio
n (UCI)
87 100% 650 100% 700 100% 750 100% 800 100% 850 100% 935 100% 4.685 DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
Meningkat
nya
Kesehatan
Jemaah
Haji Kab.
Sukabumi
Cakupan
Pemeriksaan
dan
pembinaan
Kesehatan
Jemaah Haji
Kegiatan :
Peningkatan
Kesehatan
Jemaah Haji
Pemeriksaan
dan
pembinaan
Kesehatan
Jemaah Haji
100 100% 150 100% 200 100% 250 100% 300 100% 350 100% 400 100% 1.650 DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
Cakupan
penanggulan
gan krisis
kesehatan
akibat
bencana
Kegiatan :
Penanggulanga
n Krisis
Kesehatan
Akibat Bencana
Penanggulan
gan krisis
kesehatan
akibat
bencana
100 100% 300 100% 350 100% 400 100% 450 100%
450
100% 500 100% 2.450 DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
117
Program :
Peningkatan
Mutu
Pelayanan
Kesehatan
Cakupan
Tenaga
Kesehatan
Berizin di
Praktek
Mandiri dan
Sarana
Kesehatan
Kegiatan :
Pelayanan
Perizinan
Tenaga dan
Sarana
Kesehatan
Tenaga
Kesehatan
Berizin di
Praktek
Mandiri dan
Sarana
Kesehatan
70 75% 250 80% 300 85% 350 90% 400 95% 450 100
%
495 100
%
2.245 DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
Cakupan
Sarana
Kesehatan
Berizin
Kegiatan :
Peningkatan
Pelayanan
Kesehatan
Rujukan
Sarana
Kesehatan
Berizin
60 65% 350 70% 400 80% 450 90% 450 95% 500 100
%
550 100
%
2.700
DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
Cakupan
Sertifikasi
Produk
Kesehatan
Rumah
Tangga
Kegiatan :
Pengelolaan,
Pengawasan
Obat, Makanan
dan
Kefarmasian
Sertifikasi
Produk
Kesehatan
Rumah
Tangga
30
33% 200 38% 250 45% 300 50% 350 55% 400 60% 440
60%
1.940
DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
Cakupan
Puskesmas
Terakreditasi
Kegiatan :
Penilaian
Kinerja
Puskesmas
Puskesmas
Terakreditasi
0 2 300 3 450 3 500 3 550 3 600 3 660
3
3.060
DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
Kegiatan :
Peningkatan
Akreditasi
Puskesmas dan
Kompetensi
Tenaga
118
Kesehatan
Kegiatan :
Perencanaan
dan
Pengembangan
Program
Cakupan
Puskesmas
dengan
Sistem
Informasi
Terintegrasi
Kegiatan :
Pengelolaan
dan
Pengembangan
Sistem
Informasi
Kesehatan
Cakupan
Puskesmas
dengan
Sistem
Informasi
Terintegrasi
30 100% 500 100% 520 100% 540 100% 560 100% 580 100
%
638 100
%
3.338
DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
Jumlah SDM
Kesehatan
yang
ditingkatkan
kompetensin
ya
(kumulatif)
Kegiatan :
Pelayanan
Kesehatan
Dasar
Jumlah SDM
Kesehatan
yang
ditingkatkan
kompetensin
ya
(kumulatif)
25
45 150 60 165 75 190 90 210 100 230 100 253
100
1.198
DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
Program :
Program
Peningkatan
dan
Pembangunan
Fasilitas
Kesehatan
meningkat
nya akses
pelayanan
kesehatan
Peningkatan
fasilitas
pelayanan
kesehatan
Kegiatan :
Peningkatan
fasilitas
pelayanan
kesehatan
Terpenuhiny
a puskesmas
sesuai
dengan rasio
jumlah
penduduk
2,41
2,45 11.250 2,54 12.375 2,62 13.613 2,71 14.974 2,75 16.471 2.77 18.118
2.77
86.801
DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
Kegiatan :
Pembangunan,
Rehabilitasi,
Pemeliharaan
Terpenuhiny
a jaringan
puskesmas
sesuai
5,33
5,41 8.000 5,5 8.800 5,58 9.680 5,67 10.648 5,75 11.713 5.80 12.884
5.80
61.725
DINAS
KESEH
ATAN
DINA
S
KESE
HATA
119
Puskesmas dan
Jaringannya
dengan rasio
jumlah
penduduk
N dan
UPTD
Puske
smas
Kegiatan :
Pengadaan
Sarana
Prasarana
PUSKESMAS
Kegiatan :
Penyediaan
Sarana dan
Prasarana Desa
Siaga
Kegiatan :
Pembangunan,
Rehabilitasi,
Pemeliharaan
Sarana
Penunjang
Pelayanan
Kesehatan
120
120
BAB VI
INDIKATOR KINERJA DINAS KESEHATAN
KABUPATEN SUKABUMI TAHUN 2016 - 2021
Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi dalam Renstra Th.2016 - 2021pada
hakekatnya didasarkan pada capaian Standar Pelayanan Minimal bidang Kesehatan
dan indicator MDGs, karena SPM bidang Kesehatan merupakan tolok ukur kinerja
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di Kabupaten Sukabumi Kedua
indicator ini sudah tercantum dalam indikator kinerja RPJMD kabupaten Sukabumi.
Dalam indikator kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi, karena sebagian
besar adalah indicator SPM bidang kesehatan, yang secara nasional target
capaiannya sudah ditentukan pada tahun 2015, maka penyesuaian dengan kondisi
kabupaten Sukabumi sangat kecil dilaksanakan. Adapun indicator kinerja Dinas
Kesehatan Kabupaten Sukabumi yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD
Kabupaten Sukabumi selengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
121
INDIKATOR KINERJA DINAS KESEHATAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD 2016 - 2021
NO Indikator Kinerja Satua
n
Data Capaian
pada Tahun
Awal
Perencanaan
Target Kinerja Kondisi
Kinerja Akhir
Periode
RPJMD Tahun
2016
Tahun
2017
Tahun
2018
Tahun
2019
Tahun
2020
Tahun
2021
Target Target Target Target Target Target Target
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 110
1 Tersedianya obat, perbekalan
kesehatan Bln 18 24 24 24 24 24 24 24
2
Tersedianya bahan
kimia/reagensia untuk
pemeriksaan kesehatan
Bln 12 12 12 12 12 12 12
3 cakupan Puskesmas yang
melaksanakan kelas ibu hamil % 78 81 84 87 90 91 91 91
4 Cakupan komplikasi kebidanan
yang ditangani % 73 76 77 78 79 86 80 80
5
Cakupan pertolongan persalinan
oleh tenaga kesehatan yang
memiliki kompetensi kebidanan
% 83 90 94 95 96 97 98 98
6 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 % 92,8 95 95,5 96 96,5 97 98 98
7 Cakupan Pelayanan Ibu Nifas % 94,5 91 92 93 94 95 96 96
8 Cakupan Kunjungan Neonatal
Pertama (KN1) sesuai standar
% 104,9 96 97 98 98 99 99 99
9 Cakupan Kunjungan Neonatal
Lengkap (KNL) sesuai standar
% 101 87 88 89 90 91 95 95
10 Cakupan Neonatal dengan
Komplikasi yang ditangani
% 68,8 80 90 95 95,5 96 96,5 96,5
11 cakupan peserta KB aktif % 72,1 67 68 69 70 71 72 72
12
cakupan Puskesmas yang
melakukan orientasi program
perencanaan persalinan dan
pencegahan komplikasi (P4K)
%
77 83 88 95 98 100 100 100
13 Cakupan Kunjungan Bayi % 102 100 100 100 100 100 100 100
14 Cakupan Pelayanan Anak Balita %
90 90 90 90 90 90 90
90
15 Jumlah Kematian Ibu Jml 54 40 45 35 30 27 27
27
16 Angka Kematian Bayi Jml 23,0 23,00 31,5 28,4 25,56 23,06 21
21
17
Puskesmas yang melaksanakan
penjaringan kesehatan untuk
peserta didik kelas 1
% 100 100 100 100 100 100 100
100
18
Puskesmas yang melaksanakan
penjaringan kesehatan untuk
peserta didik kelas 7 dan 10
% 100 100 100 100 100 100
100
19
Puskesmas yang
menyelenggarakan kegiatan
kesehatan remaja
% 28 10 30 40 50 60 70
70
20
Jumlah Puskesmas yang
menyelenggarakan kegiatan
kesehatan lansia
% 22 30 35 40 45 50 58
58
21
Persentase Puskesmas yang
menyelenggarakan kesehatan
tradisional dan kimplementer
% 10 20 30 40 50 60
60
122
22
Jumlah Puskesmas yang
melaksanakan pelayanan
kesehatan Gigi dan Mulut
% 69 69 75 80 85 90 95
95
23
Jumlah Puskesmas yang
memberikan pelayanan
laboratorium
% 20 30 40 50 60 70
70
24
Jumlah Puskesmas yang
memberikan pelayanan Kesehatan
Indra
% 30 50 55 60 70 80 90
90
25
Jumlah puskesmas yang
menerapkan Pelayanan
Keperawatan Kesehatan
Masyarakat (Perkesmas)
% 90 100 100 100 100 100 100
100
26
Persentase Puskesmas yang
menyelenggarakan kesehatan kerja
dasar
% 0 50 55 60 75 80 90
90
27 Jumlah pos UKK yang terbentuk di
daerah PPI/TPI % 5 10 15 20 25 30
105
28
Persentase Puskesmas yang
melaksanakan kegiatan kesehatan
olah raga pada kelompok
masyarakat di wilayah kerjanya
% 30 40 50 60 65 70 80
80
29
Jumlah Puskesmas non rawat inap
dan Puskesmas rawat inap yang
memberikan pelayanan sesuai
standar
% 60 70 75 80 90 100
100
30
Jumlah Puskesmas yang telah
melaksanakan manajemen
Puskesmas
% 65 70 75 80 85 90
90
31
Jumlah Puskesmas yang
menyelenggarakan pelayanan
kesehatan jiwa dan NAPZA
% 30 40 50 60 70 100
100
32
Jumlah Penduduk Penerima
Bantuan Iuran (PBI) yang menjadi
peserta jaminan kesehatan
nasional (JKN)
Jml 55,25 65 75 90 100 100
-
33
Cakupan pelayanan kesehatan
pasien masyarakat miskin di
fasilitas kesehatan
% 100 100 100 100 100 100
-
34 Ibu hamil KEK yang mendapat
makanan tambahan % 3 11,5 14,8 18,2 21,5 23,5 23,5
24
35 Balita kurus yang mendapat
makanan tambahan
% 16,3 18,1 20 21,8 23,6 25 25
25
36 Bayi usia kurang dari 6 bulan yang
mendapat ASI eksklusif
% 46 48 50 52 54 56 56
56
37 Balita gizi Sangat Kurus mendapat
perawatan
% 100 100 100 100 100 100 100
100
38
Pemberian makanan pendamping
ASI pada anak usia 6 - 24 bulan
keluarga miskin
% 5 6 7 8 9 10 10
10
39 Bayi baru lahir mendapat Inisiasi
Menyusu Dini (IMD)
% 38 41 44 47 50 53 53
53
40 Remaja puteri yang mendapat
Tablet Tambah Darah (TTD)
% 10 15 20 25 30 35 35
35
41
Ibu hamil yang mendapat Tablet
Tambah Darah (TTD) 90 tablet
selama masa kehamilan
% 87 90 93 95 97 100 100
100
42 Cakupan sarana air bersih (SAB) %
68,53 70 77 85 90 95 100
100
43 Cakupan Akses Jamban Keluarga
(JAGA)
% 66,02 70 77 85 90 100 85
85
44 Cakupan Saluran Pembuangan Air
Limbah (SPAL)
% 60,57 68 75 82 90 95 100
100
123
45 Cakupan Rumah Sehat %
59,95 65 68 71 74 77 80
80
46 Cakupan Angka Bebas Jentik %
84,63 87 90 93 95 97 100
100
47 Cakupan Tempat Sampah %
74 79 84 89 92 95 100
100
48 kebijakan publik yang berwawasan
kesehatan Jml 3 3 3 3 3 3 3
18
49 Cakupan PHBS di Tatanan RT % 40 43 46 49 52 54 56
56
50 Cakupan strata desa siaga aktif %
5,27 29,29 52,87 76,63 100 100 100
100
51 Cakupan sekolah yang
mempromosikan kesehatan
% 20 20 20 20 20 20 20
20
52
Jumlah Tema pesan dalam
komunikasi, informasi dan edukasi
kepada masyarakat
% 10,00 10 10 10 10 10 10
60
53
Jumlah dunia usaha yang
memanfaatkan CSR-nya untuk
program kesehatan
% 4,00 8 12 16 20 20 100
176
54
Cakupan penemuan dan
penanganan penderita penyakit
TBC BTA
% 100 100 100 100 100 100
100
55 Meningkatnya angka kesembuhan
penderita TB Paru BTA Positif
% 85 85 85 85 85 85 85
85
56 Cakupan balita dengan pneumonia
yang ditangani
% 69,98 100 100 100 100 100 100
100
57 Cakupan penemuan dan
penanganan penderita Diare
% 98,21 86 86 86 86 86 100
100
58 Cakupan Penemuan dan
Penanganan suspect Flu Burung Ks 74,67 100 100 100 100 100 100
100
59 Cakupan Penemuan dan
Penanganan Kasus Penderita Kusta % 27 100 100 100 100 100 100
100
60
Cakupan Penemuan dan
Penanganan Kasus Penderita
HIV/AIDS
% 93 100 100 100 100 100 100
100
61 Annual Paracite Index (API) Malaria Ks 0,61 0,61 0,7 0,5 0,29 0,18 0,18
0
62
Cakupan Penemuan dan
Penanganan Kasus Penderita
Filariasis
% 100 100 100 100 100 100 100
100
63
Cakupan penemuan dan
penanganan penderita penyakit
DBD
% 100 100 100 100 100 100 100
100
64
Cakupan Penemuan dan
Penanganan Kasus Penderita
Rabies
% 80 100 100 100 100 100 100
100
65
Persentase PKM yang
melaksanakan pengendalian PTM
Terpadu
% 20,8 20% 30% 40% 50% 55 60
60
66
Persentase desa / kelurahan yang
melaksanakan kegiatan posbindu
PTM
% 51,4 20% 30% 40% 50% 55 15,4
15
67
Persentase perempuan usia 30- 50
Tahun yang dideteksi dini kanker
serviks dan payudara
% 0,9 20% 30% 40% 50% 55 5
5
68
Persentase Puskesmas Yang
melaksanakan Kebijakan Kawasan
Tanpa Rokok (KTR), minimal 50 %
sekolah
% 20% 30% 40% 50% 55 55
55
69 Prevalensi tekanan darah tinggi % 24,77% 24,28% 23,79% 23,38% 23,36 23,34
23
70 Mempertahankan Prevalen
Obesitas % 15,40% 15,40% 15,40% 15,40% 15,4 15,4
15
124
71 Prevalensi merokok pada
penduduk usia <= 18Tahun % 6,40% 5,9% 5,6% 5,4% 5,2 5
5
72
Cakupan Desa/Kelurahan
mengalami KLB yang dilakukan
Penyelidikan Epidemiologi kurang
dari 24 Jam
% 100 100 100 100 100 100 100
100
73 Acute Flacid Paralysis (AFP) rate
per 100.000 penduduk < 15 th
Per-
1000
000
pdkk
2,9 >2 >2 >2 >2 >2 >2 >2
74 Cakupan Desa/kelurahan Universal
Child Immunization (UCI) % 87 100 100 100 100 100 100
100
75
Cakupan Pemeriksaan dan
pembinaan Kesehatan Jemaah
Haji
% 100 100 100 100 100 100 100
100
76 Cakupan penanggulangan krisis
kesehatan akibat bencana % 100 100 100 100 100 100 100
100
77
Cakupan Tenaga Kesehatan Berizin
di Praktek Mandiri dan Sarana
Kesehatan
% 70 75 80 85 90 95 100
100
78 Cakupan Sarana Kesehatan Berizin % 60 65 70 80 90 95 100
100
79 Cakupan Sertifikasi Produk
Kesehatan Rumah Tangga % 30 33 38 45 50 55 60
60
80 Cakupan Puskesmas Terakreditasi % 0 2 3 3 3 3 3
3
81 Cakupan Puskesmas dengan Sistem
Informasi Terintegrasi % 30 100 100 100 100 100 100
100
82
Jumlah SDM Kesehatan yang
ditingkatkan kompetensinya
(kumulatif)
% 25 45 60 75 90 100 100
100
83 Peningkatan fasilitas pelayanan
kesehatan (Puskesmas) ratio 2,41 2,45 2,54 2,62 2,71 2,75 2.77 2.77
84 Peningkatan fasilitas pelayanan
kesehatan (Puskesmas Pembantu) Ratio 5,33 5,41 5,5 5,58 5,67 5,75 5.80 5.80
125
BAB VII
P E N U T U P
Dari alternatif-alternatif strategi sebagimana telah disebutkan di atas selanjutnya
Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi menyimpulkan strategi utama dengan hasil
sebagai berikut :
1. Meningkatkan ketersediaan sarana pelayanan kesehatan berkualitas di-
puskesmas dan jaringannya.
2. Pengadaan obat dan alat kesehatan.
3. Meningkatkan jumlah, pemerataan, dan kualitas pelayanan kesehatan
bagi masyarakat miskin.
4. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di puskesmas dan jaringannya.
5. Penempatan tenaga Kesehatan sesuai dengan kebutuhan.
6. Rekruitment tenaga kesehatan sesuai dengan kebutuhan pelayanan
kesehatan.
7. Meningkatkan kapasitas dan kompetensi tenaga kesehatan di puskesmas.
8. Mengoptimalkan fasilitas dan peran tenaga kesehatan dalam upaya
penurunan AKB, AKI, Prevalensi penyakit dan Gizi buruk.
9. Meningkatnya cakupan desa siaga aktif.
Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi ini diharapkan dapat digunakan
sebagai acuan dalam perencanaan, pelaksanaan dan penilaian upaya Kesehatan
dalam kurun waktu enam tahun (2016-2021). Semoga upaya Dinas Kesehatan
Kabupaten Sukabumi sampai dengan tahun 2015 dapat lebih terarah dan terukur.
Dengan disepakatinya Naskah Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten
Sukabumi Tahun 2016-2021 ini maka dalam penyusunan Renja SKPD, masukan
Dinas Kesehatan kepada Bappeda Kabupaten Sukabumi dalam penyusunan RKPD,
KUA dan PPAS akan dilakukan berdasarkan pada isi Renstra ini. Perubahan terhadap
isinya hanya akan dilakukan bila terjadi keadaaan yang benar-benar di luar dugaan.
Kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan Renstra ini diucapkan terima
kasih.
126
Tentunya Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi tahun 2016-2021 ini dapat
dilaksanakan dan mencapai tujuannya, bila dilakukan dengan dedikasi yang tinggi
dan kerja keras dari segenap aparatur kesehatan di lingkungan Dinas Kesehatan
Kabupaten Sukabumi dan jajarannya serta masyarakat.
Ditetapkan di Sukabumi
Pada Tanggal : September 2016
Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Sukabumi
H. DIDI SUPARDI, SKM.MM
NIP. 19601202 198003 1 002
top related