css tumor ovarium
Post on 25-Jul-2015
251 Views
Preview:
TRANSCRIPT
KANKER PAYUDARA SELAMA KEHAMILAN
Clinical Science Session
Oleh:
Ayu Kesuma Wardhani W.0718011008
Preceptor:
dr. Taufiqurrahman Rahim, Sp.OG (K)
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN
SMF KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN RSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK
BANDAR LAMPUNGMEI 2012
PRAKATA
Segenap puji syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas rahmat dan berkah-Nya lah referat dengan judul “Kanker Payudara
Selama Kehamilan” ini dapat diselesaikan dengan baik. Referat ini merupakan
salah satu tugas yang diberikan dalam menjalani kepaniteraan klinik di SMF
Obstetri dan Ginekologi, Rumah Sakit Dr. Hi. Abdul Moeloek Provinsi Lampung.
Keberhasilan penulisan referat ini ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan dan
dorongan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada dr. Taufiqurrahman Rahim, Sp.OG(K), dan segenap pihak
yang telah ikut membantu dalam proses penyusunan referat ini.
Penulis menyadari bahwa referat ini masih memiliki banyak kesalahan dan
kekurangan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan referat yang akan datang.
Akhir kata semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi
kita semua.
Bandar Lampung, Mei 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
I. PENDAHULUAN....................................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Tujuan...................................................................................................... 2
II. PEMBAHASAN.......................................................................................... 3
A. Anatomi, Fisiologi dan Histologi............................................................ 3
B. Kanker Payudara .................................................................................... 4
III. PENUTUP .................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 14
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dari pelbagai penyakit yang mengenai wanita, neoplasia ovarium dan intra-
abdominal adalah yang paling sulit didiagnosis dan diobati. Sejauh ini hanya
sedikit kemajuan untuk melacak prekursor ataupun stadium dini lesi-lesi ini.
Kajian-kajian epidemiologikpun belum mampu menetapkan kelompok risiko
tinggi di mana penemuan kasus secara dini dapat segera dilakukan. Dengan
demikian kasus-kasus biasanya ditemukan secara "pasif" di rumahsakit-
rumahsakit, sedangkan penemuan kasus dini di masyarakat masih menemui
kesulitan.
Neoplasia intra-abdominal yang hampir selalu dikaitkan dengan keganasan
ovarium, ditemukan dengan proporsi sebesar ± 8% dan seluruh tumor ganas
ginekologik, dapat dijumpai pada segala usia tetapi 60% dijumpai pada usia di
atas 50 tahun dan 30% pada usia reproduksi serta lainnya pada usia muda.
Tumor ganas ovarium adalah penyebab kematian akibat tumor ginekologi yang
menduduki urutan ke empat di Amerika Serikat. Laporan statistik kanker
Amerika Serikat (USA Cancer Statistic) pada tahun 2006 diperkirakan terdapat
20.810 kasus tumor ganas ovarium baru dengan 15.310 kematian, yang
mencakup kira-kira 5% dari semua kematian wanita karena tumor ganas. (1-
6,10,11) Di Inggris dijumpai 7000 kasus baru setiap tahunnya dengan 5400
kematian. (9,12,13) Dan tumor ganas ovarium merupakan tumor ganas
ginekologi kedua yang paling sering ditemukan setelah tumor ganas korpus
uteri. (5,6,14) Sementara itu laporan lain menyatakan bahwa resiko tumor
ganas ovarium di negara-negara berkembang sekitar 1,4% dari seluruh
populasi.
Kanker ovarium merupakan penyebab kematian utama pada kasus keganasan
ginekologi, dan sampai tahun 1998 kanker ovarium merupakan kanker kelima
tersering yang menyebabkan kematian wanita di Amerika Serikat setelah
kanker paru-paru, kolorektal, payudara, dan pankreas. Insidensinya pada
wanita dibawah 50 tahun 5,3 per 100.000 dan meningkat menjadi 41,4 per
100.000 pada wanita di atas 50 tahun.
Di Indonesia kanker ovarium menduduki urutan ke enam terbanyak dari
keganasan pada wanita setelah karsinoma serviks uteri, payudara, kolorektal,
kulit dan limfoma. Pada umumnya kanker ovarium ditemukan pada stadium
lanjut. Tumor membesar dan menyebar keorgan sekitarnya tanpa keluhan.
Itulah sebabnya tumor ini dikenal sebagai penyakit yang tumbuh diam-diam
namun mematikan (silen killer). Kanker ovarium umumnya baru menimbulkan
keluhan apabila telah menyebar kerongga peritoneum, pada keadaan seperti ini
tindakan pembedahan dan terapi adjuvan sering kali tidak menolong. Penderita
akan meninggal karena malnutrisi dan obstruksi usus halus akibat tumor
intraperitoneal.
Lima belas sampai dua puluh persen tumor ovarium berasal dari sel germinal
dan teratoma matur merupakan kasus terbanyak (±60%). Tumor ganas sel
germinal ovarium merupakan 5% dari kanker ovarium dan banyak terjadi pada
wanita muda dan remaja. Walaupun perjalanan penyakitnya agresif namun
umumnya dapat diobati dengan kemoterapi yang adekuat. Dan walaupun
pembedahan memegang peranan penting dalam mendiagnosis dan sebagai
terapi awal, reseksi komplet organ reproduksi jarang diperlukan pada wanita –
wanita yang ingin mempertahankan fungsi reproduksinya. Namun begitu peran
surgical staging dan pembedahan reduksi tumor tidak dapat diabaikan.
Informasi yang didapat dari patologi-pembedahan dapat membantu klinisi
dalam penggunaan terapi adjuvant.
B. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui anatomi dan histologi ovarium
2. Mengetahui pembagian tumor ovarium
3. Mengetahui klasifikasi nonneoplastik
4. Mengetahui klasifikasi neoplastik
BAB IIPEMBAHASAN
A. Ovarium
Ovarium merupakan salah satu organ sistem reproduksi wanita, yang berlokasi
pada pelvis yang menyokong uterus menutupi dinding lateral pelvis, di belakang
ligament dan bagian anterior dari rektum. Kedua ovarium terletak dikedua sisi
uterus dalam rongga pelvis. Selama masa reproduksi ovarium mempunyai ukuran
4 x 2,5 x 1,5 cm.
Gambar 1. Anatomi ovarium
Ovarium terletak pada fossa ovarika Waldeyeri, ialah suatu lekukan yang terdapat
diantara vasa iliaka eksterna dan vasa hipogastrika. Permukaan ovarium
dibedakan menjadi permukaan medial, ekstremitas tubalis, ekstremitas uterina,
margomesovarika, dan margo liber. Permukaan medial adalah yang menghadap
kearah uterus, dan permukaan lateral, yang terdapat pada fossa ovarika.
Ekstremitas tubalis yaitu ujung atas yang berhadapan dengan tuba falopi dan
ekstremitas uterina adalah ujung bawah yang dekat dengan uterus.
Margomesovarika ialah pinggir ovarium (hilus ovarii) yang menghadap kemuka
dan melekat pada mesovarium, dan margo liber ialah pinggir ovarium yang
menghadap kebelakang dan kedalam kearah rektum.
Gambar 2. Alat Reproduksi Wanita
Ovarium dilapisi oleh satu lapisan yang merupakan modifikasi macam-macam
mesotelium yang dikenal sebagai epitel permukaan dan germinal. Stroma ovarium
dibagi dalam region kortikal dan medullari, tapi batas keduanya tidak jelas.
Stroma terdiri dari sel-sel spindel menyerupai fibroblast, biasanya tersusun berupa
whorls atau storiform pattern. Sel-sel terdiri atas cytoplasmic lipid dan dikelilingi
oleh suatu serat retikulin. Beberapa sel menyerupai gambaran seperti
miofibroblastik dan immunoreaktif dengan smooth muscle actin (SMA) dan
desmin.
Bagian korteks dilapisi suatu lapisan biasanya ditutupi oleh jaringan ikat kolagen
yang aseluler. Korteks adalah bagian luar yang mengandung follikel primordial
dan folikel de Graaf. Folikel mempunyai tingkatan maturasi yang bervariasi di
luar korteks. Setiap siklus menstruasi, satu folikel akan berkembang menjadi suatu
folikel grafian, yang mana akan berubah menjadi korpus luteum selama ovulasi.
Bagian paling luar dari korteks disebut tunika albuginea, yang dikelilingi selapis
sel kuboid yang disebut epitelium germinale Waldeyeri.
Medulla adalah bagian dalam yang mengandung pembuluh darah, urat syaraf
otonom dan serabut-serabut otot polos. Medula ovarium disusun oleh jaringan
mesenkim yang longgar dan terdiri dari kedua duktus (rete ovarii) dan small
clusters yang bulat, sel epiteloid yang mengelilingi pembuluh darah dan
pembuluh saraf. Jaringan pengikat longgar di dalam medulla melanjutkan diri
kedalam jaringan pengikat mesovarium. Serabut-serabut otot polos melanjutkan
diri kedalam ligamentum suspensorium ovarii dan mungkin berfungsi untuk
menggerakkan ovarium pada waktu ovulasi. Ovarium mempunyai dua fungsi
yaitu : (1) Menyimpan ovum (telur) yang dilepaskan satu setiap bulan (2)
Memproduksi hormon estrogen dan progesterone. Pada ovarium normal, kadar
kedua hormon ustriol-17β dan progesteron selalu lebih tinggi didalam cairan
peritoneal dibanding kadarnya didalam plasma; setelah ovulasi kadarnya didalam
cairan peritoneal bertambah dan kadang-kadang 5-10 kali lebih tinggi dibanding
dengan kadarnya didalam plasma. Volume cairan peritoneal bertambah selama
fase follikuler sampai ovulasi, kemudian menurun.
Permukaan ovarium ditutupi oleh epitel selapis gepeng atau kuboid, yakni epitel
germinal. Di bawah lapis epitel germinal terdapat sebuah lapisan jaringan ikat
padat yang tidak berbatas jelas mebentuk tunika albuginea. Di sini terdapat
sejumlah besar folikel ovarium sedang berkembang pada fase yang berbeda-beda.
Sebuah folikel ovarium terdiri atas sebuah oosit yang dikelilingi oleh satu atau
lebih lapisan sel folikel. Folikel dibagi ke dalam tiga fase perkembangan, yaotu
folikel primordial, folikel berkembang, dan folikel de Graaf atau matang. Folikel
primordial banyak dijumpai saat sebelum kelahiran. Terdiri atas sebuah oosit
primer dengan inti dan anak inti besar yang dibungkus oleh selapis sel folikel
gepeng. Sementara folikel berkembang, stroma ovarium yang mengelilingi folikel
akan berdiferensiasi menjadi teka interna dan teka ekstern. Teka interna kaya akan
vaskular dan teka eksterna terutama terdiri dari jaringan iar. Tidak ada pembuluh
darah dalam lapisan granulosaa.
Gambar 3. Folikel Primer (1.Folikel, 2.Sel folikular(granulosa), 3.Oosit4.Zona
Pelusid, 5. Folikel primordial 8, Jaringan Ikat Interstitial , 9. Teka)
Sewaktu folikel berkembang pula, terbentuk ruang-ruang kecil di antara sel folikel
yang berisi cairan folikel. Folikel ini disebut folikel sekunder. Kemudian ruang-
ruang ini menyatu dan akhirnya hanya membentuk satu ruang besar yang disebut
antrum. Sel-sel dari lapisan granulosa berkumpul pada satu bagian dinding folikel,
membentuk bukit kecil sel-sel, yaitu kumulus ooforus, yang mengandung oosit.
Kumulus ooforus ini menonjol ke dalam antrum. Oosit tidak akan bertumbuh lagi
dan dilapisi oleh sel granulosa tipis yang disebut korona radiata. Folikel ini kini
bernama folikel de Graaf atau matang.
Proses ovulasi terdiri atas pecahnya folikel matang dan pelepasan ovum. Ovum
bersama zona pelucida, sel-sel yang meliputinya, dan beberapa cairan antrum
meninggalkan ovarium dan masuk ke dalam tuba uterina. Setelah ovulasi, sel
granulosa dan sel-sel dari teka interna yang menetap dalam ovarium membentuk
kelenjar endokrin sementara yang disebut korpus luteum yang mensekresikan
progesteron dan estrogen.
B. Tumor Ovarium
Banyak tumor ovarium tidak menunjukkan gejala dan tanda, terutama tumor
ovarium yang kecil. Sebagian besar gejala dan tanda adalah akibat dari
pertumbuhan, aktivitas endokrin, atau komplikasi tumor-tumor tersebut.
Akibat pertumbuhan
Adanya tumor di dalam perut bagian bawah bisa menyebabkan pembenjolan
perut. Tekanan terhadap alat-alat sekitarnya disebabkan oleh besarnya tumor atau
posisinya dalam perut. Misalnya, sebuah kista dermoid yang tidak seberapa besar,
tetapi terletak di depan uterus dapat menekan kandung kencing dan dapat
menimbulkan gangguan miksi, sedang suatu kista yang lebih besar tetapi terletak
bebas di rongga perut kadang-kadang hanya menimbulkan rasa berat dalam perut.
Selain gangguan miksi, tekanan tumor dapat mengakibatkan obstipasi, edema
pada tungkai. Pada tumor yang besar dapat terjadi tidak nafsu makan, rasa sesak
dan lain-lain.
Akibat aktivitas hormonal
Pada umumnya tumor ovarium tidak mengubah pola haid, kecuali jika tumor itu
sendiri mengeluarkan hormon. Seperti akan diterangkan pada pembicaraan tumor
ganas, sebuah tumor sel granulosa dapat menimbulkan hipermenorea, dan
arhenoblastoma dapat menyebabkan amenorea.
Akibat komplikasi
Perdarahan ke dalam kista biasanya terjadi sedikit-sedikit, sehingga berangsur-
angsur menyebabkan pembesaran kista, dan hanya menimbulkan gejala-gejala
klinik yang minimsl. Akan tetapi, kalau perdarahan terjadi sekonyong-konyong
dalam jumlah yang banyak, akan terjadi distensi cepat dari kista yang
menimbulkan nyeri perut mendadak.
Putaran tangkai dapat terjadi pada tumor bertangkai dengan diameter 5 cm atau
lebih akan tetapi yang belum amat besar sehingga terbatas gerakannya. Kondisi
yang mempermudah terjadinya torsi ialah kehamilan karena pada kehamilan
uterus yang membesar dapat mengubah letak tumor, dan karena sesudah
persalinan dapat terjadi perubahan mendadak dalam rongga perut.
Putaran tangkai menyebabkan gangguan sirkulasi mesipun gangguan ini jaringan
bersifat total. Adanya putaran tangkai menimbulkan tarikan melalui ligamentum
infundibulopelvikum terhadap peritoneum parietal dan ini menimbulkan rasa
sakit. Perlu hal ini diperhatikan pada pemeriksaan. Karena vena lebih mudah
tertekan, terjadilah pembendungan darah dalam tumor dengan akibat pembesaran
tumor dan terjadinya perdarahan di dalamnyaa. Jika putaran tangkai berjalan
terus, akan terjadi nekrosis hemoragik dalam tumor, dan jika tidak diambil
tindakan, dapat terjadi robekan dinding kista dengan perdarahan intraabdominal
atau peradangan sekunder. Bila putaran tangkai terjadi perlahan-lahan, tumor
dapat melekat pada omentum, yang membuat sirkulasi baru untuk tumor tersebut.
Tumor mungkin melepaskan diri dari uterus dan menjadi tumor parasit atau tumor
pengembara.
Infeksi pada tumor terjadi jika dekat pada tumor ada sumber kuman patogen,
seperti appendisitis, divertikulitis, atau salpingitis akut. Kista dermoid cenderung
mengalami peradangan disusul dengan pernanahan. Robek dinding kista terjadi
pada torsi tangkai, akan tetapi dapat pula sebagai akibat trauma, seperti jatuh, atau
pukulan pada perut, dan lebih sering pada waktu persetubuhan. Kalau kista hanya
mengandung cairan serus, rasa nyeri akibat robekan dan iritasi peritoneum segera
mengurang. Tetapi, kalau terjadi robekan pada kista disertai hemoragi yang timbul
secara akut, maka perdarahan bebas dapat berlangsung terus ke dalam rongga
peritoneum, dan menimbulkan rasa nyeri terus-menerus disertai tanda-tanda
abdomen akut.
Robekan dinding pada kistadenoma musinosum dapat mengakibatkan implantasi
sel-sel kista pada peritoneum. Sel-sel tersebut mengeluarkan cairan mucin yang
mengisi rongga perut dan menyebabkan perlekatan-perlekatan dalam rongga
perut. Keadaan ini dikenal dengan nama peseudomiksoma peritonei.
Perubahan keganasan dapat terjadi pada beberapa kista jinak, seperti kistadenoma
ovarii serosum, kistadenoma ovarii musinosum, dan kista dermoid. Oleh sebab
itu, setelah tumor-tumor tersebut diangkat pada operasi, perlu dilakukan
pemeriksaan mikroskopik yang seksama terhadap kemungkinan perubahan
keganasan. Adanya asites dalam hal ini mencurigakan; adanya anak sebar
(metastasis) memperkuat diagnosis keganasan.
Sindrom Meigs
Dalam 40% dari kasus-kasus fibroma ovarii ditemukan asites dan hidrotoraks.
Keadaan ini dikenal dengan nama Sindrom Meigs dan dapat ditemukan pula pada
beberapa tumor neoplastik jinak lain. Dengan pengangkatan tumor, sindrom juga
menghilang. Cairan dari rongga toraks berasal dari cairan dalam rongga perut. Hal
ini dapat dibuktikan dengan penyuntikan tinta India dalam rongga perut, yang
kemudian dapat ditemukan dalam rongga toraks.
Sindrom Meigs perlu dibedakan dari asites dengan atau tanpa hidrotoraks, yang
ditemukan pada tumor ganas. Dalam hal yang terakhir ditemukan sel-sel tumor
ganas dalam sedimen cairan.
Diagnosis
Pemeriksaan pielogram, pemeriksaan bimanual, pemeriksaan kimiawi cairan dan
pemeriksaan histologik sedimen cairan.
Metoda-metoda yang dapat menolong pembuatan diagnosis yang tepat :
1. Laparoskopi
Untuk mengetahui apakah sebuah tumor berasal dari ovarium atau tidak.
2. Ultrasonografi
Dapat ditentukan letak dan batas tumor.
3. Foto Roentgen
Untuk menentukan adanya hidrotoraks
4. Parasentesis
Pungsi pada asites untuk menentukan sebab asites.
Penanganan
Tumor ovarium neoplastik memerlukan operasi dan tumor nen neoplatik tidak,
menghadapi tumor ovarium yang tidak memberi gejala yang besarnya tidak
melebihi diameter 5 cm, kemungkinan besar tumor tersebut adalah kista folikel
atau kista korpus luteum. Oleh sebab itu, hendaknya diambil sikap menunggu
selama 2 sampai 3 bulan, sementara mengadakan pemeriksaan ginekologi
berulang.
Tindakan operasi pada tumir ovarium neoplastik yang tidak ganas adalah
pengangkatan tumor dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang
mengandung motor. Jika terdapat keganasan, operasi yang tepat ialah histerektomi
dan salpingo ooferektomi bilateral.
Diantara tumor-tumor ovarium ada yang bersifat neoplastik dan ada yang bersifat
nonneoplastik. Tentang tumor-tumor neoplastik belum ada klasifikasi yang dapat
diterima oleh semua pihak. Hal ini terjadi oleh karena klasifikasi berdasarkan
histopatologi atau embriologi belum dapat diberikan secara tuntas berhubung
masih kurangnya pengetahuan kita mengenai asal-usul beberapa tumor, dan pula
berhubung dengan adanya kemungkinan bahwa tumor-tumor yang sama rupanya
mempunyai asal yang berbeda. Maka atas pertimbangan praktis, tumor-tumor
neoplastik dibagi atas tumor jinak dan tumor ganas, dan selanjutnya tumor jinak
dibagi dalam tumor kistik dan tumor solid.
1.
Tumor Nonneoplastik
Tumor ovarium
Nonneoplastik
1. Tumor akibat radang
2. Tumor lain:
Kista folikelKista korpus
luteumKista luteinKista inklusi
germinalKista
endometriumKista Sein-Leventhal
Neoplastik
Jinak
1. Kistik
Kistoma ovarii simplek
s Kistadenoma ovarii serosu
mKistadenoma ovarii
musinosumKista
endometrosisKista
dermoid
2. SolidFibroma, Leio
mioma,
Fibroadenoma,
Papiloma,
Angioma,
Limfangioma
Tumor
Brenner
Tumor sisa adren
al (maskulinovo-
blastoma)
Ganas
1. Tumor epitelia
l2. Sex cord
stromal
tumors3.
Germ
cell tumors
4. Tumor
berasal dari stromaovarium
5. Sarko
ma
6. Ca metastatik
a. Tumor akibat radang
Termasuk di sini abses ovarial, abses tubo-ovarial , dan kista tubo-ovarial.
b. Tumor lain
Kista folikel
Gambar 4. Kista Folikel
Kista ini berasal dari folikel de Graaf yang tidak sampai berovulasi, namun
tumbuh terus menjadi kista folikel, atau dari beberapa folikel primer yang
setelah bertumbuh di bawah pengaruh estrogen tidak mengalami proses
atresia yang lazim, melainkan membesar menjadi kista. Bisa didapati satu
kista atau beberapa, dan besarnya biasanya dengan diameter 1-11/2 cm.
Kista yang berdiri sendiri bisa menjadi sebesar jeruk nipis. Bagian dalam
dinding kista yang tipis terdiri atas beberapa lapisan sel granulosa, akan
tetapi karena tekanan di dalam kista, terjadilah atrofi pada lapisan ini.
Cairan dalam kista jernih dan sering kali mengandung estrogen; oleh sebab
itu, kista kadang-kadang dapt menyebabkan gangguan haid. Kista folikel
lambat laun mengecil dan dapat menghilang spontan, atau bisa terjadi ruptur
dan kista menghilang pula.
Dalam menangani tumor ovarium timbul persoalan apakah tumor yang
dihadapi itu neoplasma atau kista folikel. Umumnya, jika diameter tumor
tidak lebih dari 5 cm, dapat ditunggu dahulu karena kista folikel dalam 2
bulan akan hilang sendiri.
Kista korpus luteum
Dalam keadaan normal korpus luteum lambat laun mengecil dan menjadi
korpus albikans. Kadang-kadang korpus luteum mempertahankan diri
(korpus luteum persistens); perdarahan yang sering terjadi di dalamnya
menyebabkan terjadinya kista, berisi cairan yang berwarna merah coklat
karena darah tua. Frekuensi kista korpus luteum lebih jarang daripada kista
folikel, dan yang pertama bisa menjadi lebih besar dari yang kedua. Pada
pembelahan ovarium kista korpus luteum memberi gambaran yang khas.
Dinding kista terdiri atas lapisan berwarna kuning, terdiri atas sel-sel
luteum yang berasal dari sel-sel teka.
Gambar 5. Kista Corpus Luteum
Kista korpus luteum dapat menimbulkan gangguan haid, berupa amenorea
diikuti oleh perdarahan tidak teratur. Adanya kista dapat pula menyebabkan
rasa berat di perut bagian bawah. Perdarahan yang berulang dalam kista
dapat menyebabkan ruptur. Rasa nyeri di dalam perut yang mendadak
dengan adanya amenorea sering menimbulkan kesulitan diagnosis
diferensial dengan kehamilan ektopik yang terganggu. Jika dilakukan
operasi, gambaran yang khas kista korpus luteum memudahkan pembuatan
diagnosis.
Penanganan kista korpus luteum ialah menunggu sampai kista hilang
sendiri. Dalam hal dilakukan operasi atas dugaan kehamilan ektopik
terganggu, kista korpus luteum diangkat tanpa mengorbankan ovarium.
Kista lutein
Gambar 6. Kista Theca Lutein
Pada mola hidatidosa, koriokarsinoma, dan kadang-kadang tanpa adanya
kelainan tersebut, ovarium dapat membesar dan menjadi kistik. Kista
biasanya bilateral dan bisa menjadi sebesar tinju. Pada pemeriksaan
mikroskopik terlihat luteinisasi sel-sel teka. Sel-sel granulosa dapat pula
menunjukkan luteinisasi, akan tetapi seringkali sel-sel menghilang karena
atresia. Tumbuhnya kista ini ialah akibat pengaruh hormon
koriogonadotropin yang berlebihan, dan dengan hilangnya mola atau
koriokarsinoma, ovarium mengecil spontan.
Kista inklusi germinal
Kista ini terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian kecil dari epitel
germinativum pada permukaan ovarium. Tumor ini lebih banyak terdapat
pada wanita yang lanjut umurnya, dan besarnya jarang melebihi diameter 1
cm. Kista ini biasanya secara kebetulan ditemukan pada pemeriksaan
histologik ovarium yang diangkat waktu operasi. Kista terletak di bawah
permukaan ovarium; dindingnya terdiri atas satu lapisan epitel kubik atau
torak rendah, dan isinya cairan jernih dan serus.
Kista endometriosis
Kista ini endometriosis yang berlokasi di ovarium.
Gambar 7. Kista Endometriosis
Kista Stein Leventhal
Pada tahun 1955 Stein dan Leventhal meminta perhatian terhadap
segolongan wanita muda dengan gejala-gejala infertilitas, amenorea atau
oligomenorea sekunder, kadang-kadang agak gemuk, sering kali (dalam
kurang lebih 50%) hirsutisme tanpa maskulinasi, dan dengan kedua ovarium
membesar. Ovarium tampak pucat, membesar 2 sampai 3 kali, polikistik,
dan permukaannya licin. Kapsul ovarium menebal.
Gambar 8. Kista Stein-Leventhal
Kelainan terkenal dengan nama Stein-Leventhal dan kiranya disebabkan
oleh gangguan keseimbangan hormonal. Umumnya pada penderita terdapat
gangguan ovulasi; oleh karena endometrium hanya dipengaruhi oleh
estrogen, hiperplasia endometrii sering ditemukan.
Diagnosis dibuat atas dasar gejala-gejala klinis; laparoskopi dapat
membantu dalam pembuatan diagnosis. Sebagai diagnosis diferensial perlu
dipikirkan tumor ovarium yang mengeluarkan androgen; tetapi tumor yang
akhir ini umumnya terdapat hanya pada satu ovarium, dan menyebabkan
perubahan suara dan pembesaran klitoris. Perlu disingkirkan pula
kemungkinan hiperplasia korteks adrenal atau tumor adrenal; pada sindrom
Stein-Leventhal tidak ada tanda-tanda defiminasi, dan fungsi glandula
suprarenalis normal.
Terapi dahulu banyak dilakukan wedge resection ovarium, tetapi sekarang
untuk sebagian besar diganti pengobatan dengan klomifen yang bertujuan
menyebabkan ovulasi. Wedge resection perlu dipertimbangkan, apabila
terapi dengan klomifen tidak berhasil menyebabkan ovulasi, atau
menimbulkan efek sampingan.
2. Tumor Neoplastik Jinak
a. Kistik
Kistoma ovarii simpleks
Kista ini mempunyai permukaan rata dan halus, biasanya bertangkai,
seringkali bilateral, dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis dan cairan
di dalam kista jernih, serus dan berwarna kuning. Pada dinding kista tampak
lapisan epitel kubik. Berhubung dengan adanya tangkai, dapat terjadi torsi
(putaran tangkai) dengan gejala-gejala mendadak. Diduga bahwa kista ini
suatu jenis kistadenoma serosum, yang kehilangan epitel kelenjarnya
berhubung dengan tekanan cairan dalam ista. Terapi terdiri atas
pengangkatan kista dengan reseksi ovarium, akan tetapi jaringan yang
dikeluarkan harus segera diperiksa secara histologik untuk mengetahui
apakah ada keganasan.
Kistadenoma ovarii serosum
Gambar 9. Kistadenoma Ovarii Serosum
Pada umumnya para penulis berpendapat bahwa kita ini berasal dari epitel
permukaan ovarium (germinal epithelium).
Gambaran klinik
Pada umumnya kista jenis ini tak mencapai ukuran yang amat besar
dibandingkan dengan kistadenoma musinosum. Permukaan tumor biasanya
licin, akan tetapi dapat pula berbagala karena kista serosum pun dapat
berbentuk multilokuler, meskipun lazimnya berongga satu. Warna kista
putih keabu-abuan. Ciri khas kista ini ialah potensi pertumbuhan papiler ke
dalam rongga kista sebesar 50 %, dan keluar pada permukaan kista sebesar
5%. Isi kista cair, kuning, dan kadang-kadang coklat karena campuran
darah. Tidak jarang kistanya sendiri kecil, tetapi permukaannya penuh
dengan pertumbuhan papiler (solid papilloma).
Kistadenoma ovarii musinosum
Asal tumor ini belum diketahui dengan pasti. Menurut Meyer, ia mungkin
berasal dari suatu teratoma di mana dalam pertumbuhannya satu elemen
mengalahkan elemen-elemen lain. Ada penulis yang berpendapat bahwa
tumor berasal dari epitel germinativum, sedang penulis lain menduga tumor
ini mempunyai asal yang sama dengan tumor Brenner.
Gambar 10. Kistadenoma ovarii musinosum
Gambaran klinik
Tumor lazimnya berbentuk multilokuler; oleh karena itu, permukaan
berbagala (lobulated). Kira-kira 10% dapat mencapai ukuran yang amat
besar, lebih-lebih pada penderita yang datang dari pedesaan. Pada tumor
yang besar tidak lagi dapat ditemukan jaringan ovarium yang normal.
Tumor biasanya unilateral, akan tetapi dapat juga dijumpai yang bilateral.
Kista menerima darahnya melalui suatu tangkai; kadang-kadang dapat
terjadi torsi yang mengakibatkan gangguan sirkulasi. Gangguan ini dapat
menyebabkan perdarahan dalam kista dan perubahan degeneratif, yang
memudahkan timbulnya perlekatan kista dengan omentum, usus-usus dan
peritoneum parietal. Dinding kista agak tebal dan berwarna putih keabu-
abuan; yang terakhir ini khususnya bila terjadi perdarahan atau perubahan
degeneratif di dalam kista. Pada pembukaan terdapat cairan lendir yang
khas, kental seperti gelatin, melekat, dan berwarna kuning sampai coklat
tergantung dari percampurannya dengan darah. Pada pemeriksaan
mikroskopik tampak dinding kista dilapisi oleh epitel torak tinggi dengan
inti pada dasar sel; terdapat di antaranya sel-sel yang membundar karena
terisi lendir (goblet cells).
Sel-sel epitel yang terdapat dalam satu lapisan mempunyai potensi untuk
tumbuh seperti struktur kelenjar: kelenjar-kelenjar menjadi kista-kista baru,
yang menyebabakan kista menjadi multilokuler. Jika terjadi sobekan pada
dinding kista, maka sel-sel epitel dapat tersebar pada permukaan peritoneum
rongga perut, dan dengan sekresinya menyebabkan pseudomiksoma
peritonei.
Kista endometrioid
Kista ini biasanya unilateral dengan permukaan licin; pada dinding dalam
terdapat satu lapisan sel-sel, yang menyerupai lapisan epitel endometrium.
Kista ini yang ditemukan oleh Sartesson dalam tahun 1969, tidak ada
hubungannya dengan endometriosis ovarii.
Gambar 11. Kista Endometrioid
Kista dermoid
Sebenarnya kista dermoid ialah satu teratoma kistik yang jinak di mana
struktur-struktur ektodermal dengan diferensiasi sempurna, seperti epitel
kulit, rambut, gigi, dan produk glandula sebasea berwarna putih kuning
menyerupai lemak nampak lebih menonjol daripada elemen-elemen
entoderm dan mesoderm. Tentang histogenesis kista dermoid, teori yang
paling banyak dianut adalah bahwa tumor berasal dari sel telur melalui
proses partenogenesis.
Gambar 12. Kista Dermoid
Gambaran klinik
Tidak ada ciri-ciri yang khas pada kista dermoid. Dinding kista kelihatan
putih, keabu-abuan, dan agak tipis. Konsistensi tumor sebagian kistik
kenyal, di bagian lain padat. Sepintas lalu kelihatan seperti kista berongga
satu, akan tetapi bila dibelah, biasanya nampak satu kista besar dengan
ruangan kecil-kecil dalam dindingnya. Pada umumya terdapat satu daerah
pada dinding bagian dalam, yang menonjol dan padat.
Tumor mengandung elemen-elemen ektodermal, mesodermal dan
entodermal. Maka dapat ditemukan kulit, rambut, kelenjar sebasea, gigi
(ektodermal), tulang rawan, serat otot jaringan ikat (mesodermal), dan
mukosa traktus gastrointestinalis, epitel saluran pernapasan, dan jaringan
tiroid (entodermal). Bahan yang terdapat dalam rongga kista ialah produk
dari kelenjar sebasea berupa massa lembek seperti lemak, bercampur dengan
rambut. Rambut ini terdapat beberapa serat saja, tetapi dapat pula
merupakan gelondongan seperti konde.
Pada kista dermoid dapat terjadi torsi tangkai dengan gejala nyeri mendadak
di perut bagian bawah. Ada kemungkinan pula terjadinya sobekan dinding
kista dengan akibat pengeluaran isi kista dalam rongga peritoneum,
Perubahan keganasan agak jarang, kira-kira dalam 1,5% dari semua kista
dermoid, dan biasanya pada wanita lewat menopause. Yang tersering adalah
karsinoma epidermoid yang tumbuh lebih dari salah satu elemen
ektodermal. Ada kemungkinan pula bahwa satu elemen tumbuh lebih cepat
dan menyebabkan terjadinya tumor yang khas. Termasuk di sini:
(1)Struma ovarium
Tumor ini terdiri terutama atas jaringan tiroid, dan kadang-kadang dapat
menyebabkan hipertiroidi.
(2) Kistadenoma ovarii musinosum dan kistadenoma ovarii serosum
Kista-kista dapat dianggap sebagai adenoma yang berasal dari satu elemen
dari epithelium germinativum.
(3) Koriokarsinoma
Tumor ganas ini jarang ditemukan dan untuk diagnosis harus dibuktikan
adanya hormon koriogonadotropin.
Kista dermoid adalah satu teratoma yang kistik. Umumnya teratoma solid
ialah suatu tumor ganas, akan tetapi biarpun jarang, dapat juga ditemukan
teratoma solidum jinak. Tetapi pada kista dermoid terdiri atas pengangkatan,
biasanya dengan seluruh ovarium.
b. Solid
Fibroma ovarii
Semua tumor ovarium yang dapat adalah neoplasma. Akan tetapi, ini tidak
berarti bahwa mereka itu semuanya neoplasma yang ganas, meskipun
semuanya mempunyai potensi maligna. Potensi menjadi ganas ini sangat
berbeda pada berbagai jenis, umpamanya sangat rendah pada fibroma
ovarium dan sangat tinggi pada teratoma embrional yang padat. Fibroma
ovarii berasal dari elemen-elemen fibroblastik stroma ovarium atau dari
beberapa sel mesenkhim yang multipoten.
Gambaran klinik
Tumor ini dapat mencapai diameter 2 sampai 30 cm, dan beratnya dapat
mencapai 20 kilogram, dengan 90% unilateral. Permukaannya tidak rata,
konsistensi keras, warnaya merah jambu keabu-abuan. Tentang kepadatan
tumor, ada yang konsistensinya memang betul-betul keras yang disebut
fibroma durum; sebaliknya, ada yang cukup lunak dan disebut fibroma
molle. Kalau tumor dibelah, permukaannya biasanya homogen. Akan tetapi,
pada tumor yang agak besar mungkin terdapat bagian-bagian yang menjadi
cair karena nekrosis.
Neoplasma ini terdiri atas jaringan ikat dengan sel-sel di tengah-tengah
jaringan kolagen. Selain mempunyai struktur fibroma biasa, kadang-kadang
terdapat bagian-bagian yang mengalami degenerasi hialin. Mungkin pula
terdapat elemen-elemen otot polos (fibromioma ovarii) dan kelenjar-
kelenjar kistik (kistadenofibroma ovarii). Fibroma ovarii yang besar
biasanya mempunyai tangkai, dan dapat terjadi torsi dengan gejala-gejala
mendadak. Yang penting ialah bahwa pada tumor ini sering ditemukan
sindrom Meigs. Potensi keganasan pada fibroma ovarii sangat rendah,
kurang dari 1%.
Tumor Brenner
Tumor Brenner adalah satu neoplasma ovarium yang sangat jarang
ditemukan, biasanya pada wanita dekat atau sesudah menopause. Angka
frekuensinya ialah 0,5% dari semua tumor ovarium. Menurut Meyer, epitel
pulau-pulau dalam tumor berasal dari sisa-sisa sel-sel Walthard yang belum
mengadakan diferensiasi.
Gambar 13. Tumor Brenner
Gambaran klinik
Besar tumor ini beraneka ragam, dari yang kecil (garis tengahnya kurang
dari 5 cm) sampai yang beratnya beberapa kilogram. Lazimnya tumor
unilateral, yang pada pembelahan berwarna kuning muda menyerupai
fibroma, dengan kista-kista kecil (multikistik). Kadang-kadang pada tumor
ini ditemukan sindrom Meigs.
Mikroskopik gambaran tumor sangat khas, terdiri dari 2 elemen, yakni
sarang-sarang yang terdiri atas sel-sel epitel, yang dikelilingi oleh jaringan
ikat yang luas dan padat. Sarang-sarang tadi dapat mengalami degenerasi,
sehingga terbentuk ruangan yang terisi sitoplasma; segala sesuatu mirip
folikel dalam ovarium.
Tumor Brenner tidak menimbulkan gejala-gejala klinik yang khas, dan jika
masih kecil biasanya ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan
histopatologik ovarium. Jika menjadi besar, beratnya sampai beberapa
kilogram dan dapat memberi gejala seperti fibroma. Meskipun tumor
Brenner biasanya jinak, namun telah dilaporkan beberapa kasus tumor jenis
ini yang histopatologik maupun klinis menunjukkan keganasan. Dalam
meneliti 402 kasus tumor Brenner, Farrar dan kawan-kawan (1960)
menyatakan bahwa 7,5% dari tumor tersebut memproduksi estrogen. Terapi
terdiri atas pengangkatan ovarium. Bila ada tanda-tanda keganasan
dikerjakan salpingo-ooforektomi bilateralis dan histerektomi totalis.
Tumor sisa adrenal (Maskulinovoblastoma)
Tumor ini sangat jarang; dalam kepustakaan dunia hingga kini hanya
dilaporkan 30 kasus. Tumor ini biasanya unilateral dan besarnya bervariasi
antara 0,5-16 cm diameter. Tentang asalnya ada beberapa teori, yang satu
menyatakan bahwa tumor berasal dari sel-sel mesenkhim folikel primordial,
yang lain mengatakan dar sel adrenal ektopik dalam ovarium. Pada
pembelahan warna ermukaan tumor kuning, dan pada pemeriksaan
histologik sel-sel disusun dalam stroma, seperti zona glomerulosa dan zona
fasikulata pada glandula suprarenalis. Beberapa dari tumor ini menyebabkan
gejala maskulinisasi, terdiri atas hisutisme, pembesaran klitoris, atrofi
mamma, dan perubahan suara. Terapi terdiri atas pengangkatan tumor
bersama ovarium.
3. Tumor Neoplastik Ganas
Letak tumor yang tersembunyi dalam rongga perut dan sangat berbahaya itu
dapat menjadi besar tanpa disadari oleh penderita. Pertumbuhan tumor primer
diikuti oleh infiltrasi ke jaringan sekitar yang menyebabkan berbagai keluhan
samar-samar seperti perasaan sebah, makan sedikit terasa cepat menjadi
kenyang, sering kembung, nafsu makan menurun. Kecendrungan untuk
melakukan implantasi di rongga perut merupakan ciri khas suatu tumor ganas
ovarium yang menghasilkan ascites.
Tumor ganas ovarium merupakan kumpulan tumor dengan histiogenesis yang
beraneka ragam, dapat berasal dari ketiga dermoblast (ektodermal, entodermal,
dan mesodermal) dengan sifat-sifat histologis maupun biologis yang beraneka
ragam. Oleh sebab itu histiogenesis maupun klasifikasinya masih sering
menjadi perdebatan. Kira-kira 60 % terdapat pada usia peri-menopausal, 30%
dalam masa reproduksi dan 10% pada usia yang jauh lebih muda. Tumor ini
dapat jinak (benigna), tidak jelas jinak tapi juga tidak pasti ganas (borderline
malignancy atau carcinoma of low-malignant potential) dan yang jelas ganas
(true malignance).
Gambar 14. Klasifikasi Tumor Ovarium
Tabel 1. Klasifikasi Tumor Ovarium
a. Tumor Epitel Pada Ovarium
Merupakan 40% dari semua tumor ovarium. Ada 2 jenis: serosa dan
musinosa. Kedua-duanya mempunyai kecendrungan untuk tumbuh bilateral
dan berimplantasi di rongga peritoneum. Perubahan ke arah ganas terjadi
pada yang berjenis serosa. Kistadenokarsinoma papiliferum pseudo-
musinosa merupakan satu variasi dari tumor dengan kemungkinan
penyebaran lokal yang tinggi. Tumor-tumor endometroid, mesonephroid
dan Brenner jarang.
b. Tumor Sex-Cord Stromal
Diduga bahwa tumor ini berasal dari mesenkhim gonad, yang potensial
mampu berdiferensiasi ke dalam struktur gonad laki-laki dan wanita, hingga
tumor dapat mengakibatkan munculnya tanda-tanda maskulinisasi atau
feminisasi penderitanya.
Androblastoma atau tumor yang berasal dari mesenkhim akan
mendiferensiasi ke dalam struktur gonadal laki-laki: 1) Arrhenoblastoma,
berhubungan dengan gejala/tanda defiminisasi atau maskulinisasi; 2) Tumor
Sel Sertoli, adalah bentuk feminisasi dari Androblastoma. Sel-sel sertoli
merupakan sumber dari estrogen pada gonad lelaki: 3) Tumor Sel
Granulosa; 4) Tumor Sel Theca. Dalam banyak kejadian, elemen dari
kedua-duanya terdapat pada tumor yang sama. Mereka bisa dikaitkan
dengan gejala hiperestrogenisme. Hiperplasia endometrium dan karsinoma
endometrium pernah dilaporkan berhubungan dengan tumor-tumor Sel
Granulosa dan Sel Theca.
c. Tumor Sel Germinal
Tumor ini berasal dari sel germinal dan derivatnya.
Dysgerminoma
Dysgerminoma disusun oleh proliferasi sel germinal primitif yang
dihubungkan oleh septa jaringan ikat yang merupakan variasi lekosit dan
makrofag. Tumor ini memiliki kesamaan dengan seminoma testikular.
Dysgerminoma mencakup < 1% dari semua tumor ovarium dan setengah
dari tumor sel germinal malignan. Bisa terjadi pada anak-anak, tetapi 75%
terjadi pada dekade kedua dan ketiga dari kehidupan. Sebagian besar tumor
ini tidak memiliki fungsi endokrin. Dapat dijumpai syncytiotrophoblastic
giant cell pada pemeriksaan histologi. Tumor ini radiosensitif dan survival
rate mencapai 80%. Sekitar 5% dysgerminoma dijumpai pada fenotip
wanita dengan gonad yang abnormal. Keganasan ini berhubungan dengan
pasien yang memiliki pure gonadal dysgenesis (46 XY, bilateral streak
gonad), mixed gonadal dysgenesis (45X/ 46 XY unilateral streak gonad,
contralateral testis) atau androgen insensitivity syndrome (46 XY, testicular
feminization). Oleh karena itu pasien premenstruasi dengan massa pada
pelvis memerlukan pemeriksaan karyotipe. Pada sebagian besar pasien
gonadal dengan dysgenesis, dysgerminoma berasal dari gonadoblastoma
yang merupakan tumor ovarium jinak yang terdiri dari germ cell dan sex
cord stroma. Jika gonadoblastoma dijumpai pada pasien dengan gonad
dysgenesis maka lebih dari 50% akan menjadi keganasan ovarium.
Yolk Sac Tumor
Tumor ini disebut juga endodermal sinus tumor, juvenile embryonal
carcinoma, embryonal carcinoma, distinctive adenocarcinoma of the infant
testis, testic adenocarcinoma with clear cell dan orchioblastoma. Yolk Sac
Tumor adalah tumor dengan karakteristik memiliki banyak pola yang
menyerupai yolk sac, allantois dan mesenkim ekstraembryonic. Yolk Sac
Tumor memiliki 2 bentuk : (1) Bentuk asli ( pure) dengan gambaran
organoid klasik seperti yang dijelaskan oleh Teilum- pada bayi dan anak-
anak (biasanya pada usia 6 bulan sampai 4 tahun).(2) Sebagai salah satu
komponen dari mixed germ cell tumor pada dewasa. Secara makroskopis,
pure yolk sac tumor adalah tumor dengan konsistensi bisa padat atau
lunak.Pada pemotongan tampak berwarna abu-abu pucat dan sedikit
bergelatin atau mukoid. Perubahan kistik dapat dijumpai. Nekrosis dan
perdarahan dapat dijumpai terutama pada tumor yang berukuran besar.
Teratoma
Tumor ini mencakup 15% sampai 20% dari tumor ovarium. Tumor ini
memperlihatkan gambaran yang buruk dan biasanya muncul pada dekade
kedua dari kehidupan. Semakin muda usia pasien, semakin besar
kemungkinan terjadinya keganasan. Namun, lebih dari 90% tumor sel
germinal ini merupakan teratoma kistik matur benigna.
Teratoma Kistik Benigna (Matur), hampir semua tumor ini ditandai dengan
diferensiasi ektodermal sel germinal totipoten. Biasanya terjadi
pembentukan sebuah kista yang dilapisi oleh epidermis yang biasanya
disebut kista dermoid. Sebagian besar kebetulan pada perempuan muda
sebagai massa ovarium atau ditemukan fokus kalsifikasi yang dihasilkan
oleh adanya gigi. Sekitar 90% tumor ini unilateral, dan lebih sering di
kanan. Pada pemotongan, kista sering terisi oleh sekresi sebasea dan rambut,
yang memperlihatkan lapisan epidermis yang mengandung rambut. Kadang-
kadang juga terdapat tonjolan nodular tempat keluarnya gigi. Kadang-
kadang juga terdapat fokus tulang, tulang rawan, sarang epitel bronkus atau
saluran cerna, dan berbagai turunan sel lainnya. Untuk sebab yang tidak
diketahui, tumor ini kadang-kadang menyebabkan infertilitas. Pada 1%
kasus terjadi transformasi keganasan dari salah satu jaringan, yang biasanya
dalam bentuk karsinoma sel gepeng.
Teratoma Maligna Matur, tumor ini ditemukan pada usia dini, rata-rata pada
usia 18 tahun. Tumor ini lebih sering berukuran besar, padar atau hampir
padat jika dipotong, dan ditandai dengan adanya nekrosis. Secara
mikroskopis, tampak gambaran fokus diferensiasi neuroepitel karena
sebagian besar tumor ini bersifat agresif dan bermetastasis secara luas.
d. Tumor-tumor yang Berasal dari Stroma Ovarium
Pada umumnya adalah fibroma, relatif sering ditemukan pada wanita usia
lanjut, tumor unilateral yang dapat mencapai ukuran besar. Fibrosarkoma
adalah jarang.
e. Sarkoma ovarium
Sarkoma varium jauh lebih jarang daripada karsinoma ovarium, dapat
dijumpai pada segala umur. Tumor ganas ini diklasifikasikan sebagai
berikut. Sarkoma teratoi, stromal sarkoma, dan stromal paramesonefrik.
f. Karsinoma ovarium metastatik
Karsinoma ini biasanya bilateral dan solid. Tumor ini berasal dari korpus
uterus, usus-usus, mamma atau kelenjar tiroid. Kurang lebih 6% dari
karsinoma ovarium yang ditemukan saat operasi adalah metastatik.
Termasuk dalam golongan ini adalah Tumor Krukenberg, yang mempunyai
gambaran mikroskopik khas, berupa sel-sel yang menyerupai cincin signet
di tengah stroma. Sebagian besar dari Tumor Krukenberg adalah metastasis
dari karsinoma ventrikul (gaster). Gejala-gejala karsinoma metastatik pada
umumnya mempunyai hubungan dengan tumor primernya, akan tetapi
kadang kala adanya tumor yang mengisi rongga panggul disertai ascites
menutupi gejala tumor primernya. Karena tumor ovarium yang bilateral dan
solid mungkin ganas dan mungkin metastatik, maka adamanfaatnya untuk
dalam hal ini menyelidiki kemungkinan adanya tumor ganas primer di
tempal lain.
BAB IIIKESIMPULAN
Kesimpulan dari penulisan makalah ini adalah
1. Ovarium merupakan salah satu organ sistem reproduksi wanita yang berlokasi
pada pelvis yang menyokong uterus. Kedua ovarium terletak di kedua sisi
uterus. Ovarium dibagi menjadi 2 bagian yaitu korteks dan medula.
2. Tumor ovarium dibagi menjadi nonneoplastik dan neoplastik
3. Tumor nonneoplastik terdiri dari tumor akibat radang, kista folikel, kista
korpus luteum, kista lutein, kista inklusi germinal, kista endometrium, kista
stein leventhal.
4. Tumor neoplastik terdiri dari tumor neoplastik jinak (kistoma ovarii simpleks,
kistadenoma ovarii serosum, kistadenoma ovarii musinosum, kista
endometroid, kista dermoid, fibroma ovarii, tumor brenner,dan tumor sisa
adrenal) dan tumor neoplastik ganas (tumor epitel pada ovarium, tumor sex,
tumor sel germinal, tumor yang berasal dari stroma ovarium, sarkoma
ovarium, karsinoma ovarium metastatik).
DAFTAR PUSTAKA
Sutoto, Mas Soetomo J. Tumor Jinak pada Alat-alat Genital. Dalam: Prawirohardjo, S, eds Ilmu Kandungan Edisi Kedua. Jakarta. Penerbit Bina Pustaka. 2008.
Achimhadhi, Trihatno. Anayomi Alat Reproduksi. Dalam: Prawirohardjo, S, eds Ilmu Kandungan Edisi Kedua. Jakarta. Penerbit Bina Pustaka. 2008.
R. Tumor Ganas pada Alat-alat Genital. Dalam: Prawirohardjo, S, eds Ilmu Kandungan Edisi Kedua. Jakarta. Penerbit Bina Pustaka. 2008.
Harahap RE. Tumor ganas pada alat-alat genital. Dalam: Prawirohardjo S, Wiknjosastro H, Sumapradja S, Saifuddin AB, eds. lImu Kandungan Edisi Pertama. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka, 1982.
Harahap RE. Kanker Ginekologik. Jakarta: Penerbit Gramedia, 1984.
Hurteau JA, Williams SJ. Ovarian germ cell tumor. In: Rubin SC, Sutton GP. Ovarian cancer. 2nd edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, 2001;371-82
Djuana A, Rauf S, Manuaba IBGF. Pengenalan dini kanker ovarium. Makalah ilmiah PIT XII POGI Palembang, 2001
top related