crs intususepsi

Post on 11-Dec-2015

69 Views

Category:

Documents

6 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

Intususepsi

Anatomi Usus

• Panjang usus halus: 4,6 m – 9,8 m– Duodenum : 25 cm – 38cm– Jejunum : 2,5 m– Ileum : 2 m – 4 m

• Panjang usus besar : ± 1,5m

Definisi

• Invaginasi dari satu segmen usus ke dalam lumen yang berbatasan secara langsung.

• Intususepsi termasuk dalam kasus emergensi abdomen yang menimbulkan gejala obstruksi sampai strangulasi usus.

Epidemiologi

• Anak > Dewasa• Ratio semua umur pada laki – laki : perempuan = 3:1• USA : 1 dari 2000 kelahiran• Inggris : 1-4 dari 1000 kelahiran• 2/3 jumlah keseluruhan anak dengan intususepsi

berumur < 1 tahun• Intususepsi merupakan penyebab terbanyak

obstruksi saluran cerna pada anak berumur 5 bulan – 3 tahun

Faktor-faktor yang dihubungkan dengan terjadinya

invaginasi :• Perubahan diet makanan (pada anak-anak)• Perubahan musim (insidensi penyakit viral

gastroenteritis mempunyai peranan dalam patogenesis intususepsi)

Etiologi

• Anak : paling sering idiopathic• Ada teori yang menjelaskan etiologi yang memungkinkan

dari intususepsi pada anak disebabkan pembesaran peyer patch. Hipotesis ini berdasarkan pada 3 observasi :– Intususepsi biasanya berbarengan dengan infeksi saluran

pernapasan atas– Regio ileocolic merupakan daerah dengan nodus limfatikus

terbanyak pada mesenterium– Pembesaran nodus limfatikus biasanya terdapat pada pasien

yang akan dibedah

• Belum jelas tetapi apakah pembesaran peyer patch ini merupakan reaksi atau kausa dari intususepsi

• Dewasa : leading point• Leading point : suatu penonjolan pada daerah usus yang

mengakibatkan intususepsi. Leading point dapat berupa :– Divertikula Meckel– Pembesaran kelenjar getah bening mesenterika– Tumor ganas dan jinak seperti polip, lipoma, dan ganglioneuroma– Hematoma pada saluran cerna akibat trauma abdomen– Benda asing– Submucosal hematoma pada pasien Henoch-Schonlein purpura– Post operative laparatomi

PatofisiologiAda massa dalam

lumen sebagai “lead point”

Area yang mengalami intususepsi

menginvaginasi bagian usus proximal

Proses intusepsi dapat berlanjut sampai distal colon, sigmoid, bahkan

keluar anus

Area pada dinding usus halus mengalami

invaginasi ke lumen,

Ketidakseimbangan kekuatan kontraksi

longitudinal sepanjang dinding usus halus

Obstuksi usus

Ischemic pada usus bahkan dapat sampai

terjadi perforasi maupun gangren

Gejala klinis dari INTUSUSEPSI adalah :

• Nyeri perut yang bersifat kolik• Muntah• Berak lendir darah• Teraba massa pada abdomen

Pemeriksaan Fisik

• Pada anak :– Terjadi pada anak yang status gizinya baik– Mudah mengantuk diikuti dengan menangis

selama 15 – 30 menit– Pada infant, tanda – tanda pucat, diaphoresis, dan

hipotensi harus diperhatikan

Pemeriksaan Fisik

• Dewasa :– Pada abdomen, sering teraba masa pada

hipokondrium kanan berbentuk sosis dan teraba kosong pada kuadran kanan bawah -> Dance sign

– Apabila sudah terjadi gangrene dan infark, maka gejala peritonitis seperti defans muskular (+), nyeri tekan difus, dapat ditemukan

– RT -> feses berlendir dengan gumpalan darah

Pemeriksaan Fisik

• Currant jelly stool

Diagnosa Banding

• Appendicitis• Trauma tumpul abdomen• Gastroenteritis• Volvulus

Pemeriksaan Penunjang

• Lab darah :– Proses gangrene : leukositosis– Dehidrasi, muntah terus menerus, dan

ekstravasasi cairan akibat obstruksi : gangguan elektrolit

Pemeriksaan Penunjang

• Foto abdomen :– Air fluid level ( + )– Dilatasi usus halus

• USG : untuk deteksi intususepsi ileocolic dengan sensitivitas 97,9% dan spesifitas 97,8%

Pemeriksaan Penunjang

• Contrast Enema– Paling sering digunakan karena lebih representatif

dalam pembacaan dibanding USG– Kontraindikasi : apabila ada tanda PERFORASI

Terapi

• Pasien usia 5 bulan – 3 tahun jarang terdapat leading point jadi cukup terapi non – operative memakai air enema atau contrast enema

• Pasien dewasa karena memiliki leading point, harus dilakukan tindakan operasi dengan cara “Milking” pada bagian intususeptum. Dilakukan secara perlahan untuk mencegah terjadinya perforasi.

Terapi

• Bila tidak dapat dilakukan cara reduksi manual akibat usus sudah gangren,maka dilakukan reseksi dan end-to-end anastomosis.

top related